26
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sejenis yang Relevan 1. Penelitian yang berjudul Campur Kode pada Tuturan Tokoh-tokoh dalam Novel Cinta Setengah Hati Karya Yunita Tri Damayanti oleh Prasetyo Widi Utomo dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto tahun 2012. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan wujud dan faktor pendorong terjadinya campur kode pada tuturan tokoh-tokoh dalam novel Cinta Setengah Hati karya Yunita Tri Damayanti. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tuturan tokoh-tokoh dalam novel Cinta Setengah Hati karya Yunita Tri Damayanti yaitu Rheina, Desi, Nick, Salma, Bagas, Faris, Dinda, Rifa, Lina dan Aldi. Sumber data pada penelitian ini adalah novel Cinta Setengah Hati karya Yunita Tri Damayanti. Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Penyediaan data menggunakan metode simak, dan teknik lanjutan Simak Bebas Libat Cakap (SBLC). Tahap analisis data meliputi dua komponen yaitu analisis wujud campur kode dan faktor penyebab terjadinya campur kode. Dalam tahap analisis data digunakan metode padan dengan teknik dasar Pilah Unsur Penentu (PUP). Sebagai teknik lanjutannya, yaitu Teknik Hubung Banding Menyamakan (HBS). Tahap penyajian data menggunakan metode penyajian informal, yaitu penyajian dengan kata-kata biasa walaupun dengan terminologi yang sifatnya teknis sehingga dapat mendeskripsikan hasil penelitian dengan akurat dan lebih baik. 2. Penelitian dengan judul Alih Kode dan Campur Kode pada Tuturan Transaksi Jual Beli Sandang di Toko Pusaka Purwokerto oleh Resti Wahyu Purnaningsih Universitas Muhammadiyah Purwokerto tahun 2012. Penelitian tersebut bertujuan mendeskripsikan macam dan sebab terjadinya alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli sandang di Toko Pusaka 10 Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

  • Upload
    docong

  • View
    212

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Sejenis yang Relevan

1. Penelitian yang berjudul Campur Kode pada Tuturan Tokoh-tokoh dalam

Novel Cinta Setengah Hati Karya Yunita Tri Damayanti oleh Prasetyo Widi

Utomo dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto tahun 2012.

Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan wujud dan faktor

pendorong terjadinya campur kode pada tuturan tokoh-tokoh dalam novel Cinta

Setengah Hati karya Yunita Tri Damayanti. Data yang digunakan dalam penelitian

ini berupa tuturan tokoh-tokoh dalam novel Cinta Setengah Hati karya Yunita Tri

Damayanti yaitu Rheina, Desi, Nick, Salma, Bagas, Faris, Dinda, Rifa, Lina dan

Aldi. Sumber data pada penelitian ini adalah novel Cinta Setengah Hati karya Yunita

Tri Damayanti. Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif.

Penyediaan data menggunakan metode simak, dan teknik lanjutan Simak Bebas

Libat Cakap (SBLC). Tahap analisis data meliputi dua komponen yaitu analisis

wujud campur kode dan faktor penyebab terjadinya campur kode. Dalam tahap

analisis data digunakan metode padan dengan teknik dasar Pilah Unsur Penentu

(PUP). Sebagai teknik lanjutannya, yaitu Teknik Hubung Banding Menyamakan

(HBS). Tahap penyajian data menggunakan metode penyajian informal, yaitu

penyajian dengan kata-kata biasa walaupun dengan terminologi yang sifatnya teknis

sehingga dapat mendeskripsikan hasil penelitian dengan akurat dan lebih baik.

2. Penelitian dengan judul Alih Kode dan Campur Kode pada Tuturan Transaksi

Jual Beli Sandang di Toko Pusaka Purwokerto oleh Resti Wahyu

Purnaningsih Universitas Muhammadiyah Purwokerto tahun 2012.

Penelitian tersebut bertujuan mendeskripsikan macam dan sebab terjadinya

alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli sandang di Toko Pusaka

10

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

11

Purwokerto. Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Data yang

digunakan peneliti berupa tuturan transaksi jual beli sandang di Toko Pusaka

Purwokerto. Sumber data pada penelitian ini adalah penjual dan pembeli yang

melakukan transaksi jual beli sandang di Toko Pusaka Purwokerto. Penyediaan data

menggunakan metode simak dengan teknik dasar sadap. Sebagai teknik lanjutannya,

yaitu Teknik Simak Libat Cakap (SLC), teknik rekam, dan teknik catat. Pada tahap

analisis digunakan metode agih dengan teknik Dasar Bagi Unsur Langsung (BUL)

dan teknik lanjutan yaitu teknik ganti. Tahap penyajian hasil analisis data

menggunakan metode informal.

3. Penelitian dengan judul Alih Kode dan Campur Kode Tuturan Penyiar di

Radio Mas FM Purwokerto oleh Ikhlas Wahyu Saputri dari Universitas

Muhammadiyah Purwokerto tahun 2012.

Penelitian tersebut bertujuan mendeskripsikan macam dan faktor penyebab

alih kode dan campur kode dalam tuturan penyiar di Radio Raden Mas FM

Purwokerto. Jenis Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Data

penelitian ini berupa tuturan penyiar di Radio Raden Mas FM Purwokerto. Sumber

data penelitian ini adalah para penyiar Radio Raden Mas FM Purwokerto. Metode

dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik, yaitu penyediaan data, analisis data,

penyajian hasil analisis data. Dalam penyediaan data menggunakan metode simak

dengan teknik sadap sebagai teknik dasarnya. Teknik lanjutan, yaitu Teknik Simak

Bebas Libat Cakap (SBLC), teknik rekam dan teknik catat. Pada tahap analisis

menggunakan metode agih dengan teknik Dasar Bagi Unsur Langsung (BUL) dan

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

12

teknik lanjutan yaitu teknik ganti. Tahap penyajian analisis data menggunakan

metode penyajian informal.

Berdasarkan beberapa kajian penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa

penelitian ini berbeda dengan penelitian Prasetyo Widi Utomo, Ikhlas Wahyu

Saputri dan Resti Wahyu Purnaningsih. Adapun perbedaannya terletak pada tujuan

penelitian, sumber data, data, metode dan teknik yang digunakan di dalam penelitian.

Perbedaan yang pertama adalah tujuan dari masing-masing peneliti dalam

melakukan penelitiannya. Tujuan penelitian yang peneliti lakukan adalah untuk

mendeskripsikan bentuk-bentuk campur kode dan jenis-jenis campur kode yang

terdapat dalam surat kabar Suara Merdeka pada rubrik olahraga. Sedangkan tujuan

penelitian dari Prasetyo Widi Utomo adalah untuk mendeskripsikan wujud dan

faktor pendorong terjadinya campur kode pada tuturan tokoh-tokoh dalam novel

Cinta Setengah Hati karya Yunita Tri Damayanti. Tujuan peneliti pun berbeda

dengan tujuan dari penelitian Ikhlas Wahyu Saputri, yaitu untuk mendeskripsikan

macam dan faktor penyebab alih kode dan campur kode dalam tuturan penyiar di

Radio Raden Mas FM Purwokerto. Begitu juga dengan penelitian Resti Wahyu

Purnaningsih yang bertujuan untuk mendeskripsikan macam dan sebab terjadinya

alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli sandang di Toko Pusaka

Purwokerto yang berbeda dengan tujuan dari penelitian yang peneliti lakukan.

Perbedaan yang kedua yaitu sumber data. Sumber data dalam penelitian yang

peneliti lakukan berbeda dengan penelitian dari Prasetyo Widi Utomo, Resti Wahyu

Purnaningsih dan Ikhlas Wahyu Saputri. Sumber data dalam penelitian Prasetyo

Widi Utomo adalah novel Cinta Setengah Hati karya Yunita Tri Damayanti.

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

13

Sedangkan sumber data penelitian yang peneliti lakukan berupa rubrik olahraga pada

surat kabar Suara Merdeka. Begitu pula sumber data dalam penelitian Resti Wahyu

Purnaningsih, yaitu penjual dan pembeli yang melakukan transaksi jual beli sandang

di Toko Pusaka Purwokerto yang berbeda dengan sumber data dalam penelitian yang

peneliti lakukan. Begitu juga sumber data dalam penelitian Ikhlas Wahyu Saputri

yang berbeda dengan sumber data dalam penelitian yang peneliti lakukan yaitu para

penyiar di Radio Raden Mas FM Purwokerto.

Perbedaan yang ketiga adalah data. Data yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini berbeda dengan data yang digunakan dalam penelitian Prasetyo Widi

Utomo, Resti Wahyu Purnaningsih dan Ikhlas Wahyu Saputri. Data yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini adalah kalimat-kalimat yang mengandung campur

kode. Sedangkan data dalam penelitian Prasetyo Widi Utomo adalah tuturan tokoh-

tokoh dalam novel Cinta Setengah Hati karya Yunita Tri Damayanti yaitu Rheina,

Desi, Nick, Salma, Bagas, Faris, Dinda, Rifa, Lina dan Aldi. Data penelitian dari

peneliti pun berbeda dengan data penelitian dari Ikhlas Wahyu Saputri yang berupa

tuturan penyiar di Radio Raden Mas FM Purwokerto. Begitu juga dengan data

penelitian dari Resti Wahyu Purnaningsih berupa tuturan transaksi jual beli sandang

di Toko Pusaka Purwokerto yang berbeda dengan data penelitian yang peneliti

lakukan.

Perbedaan yang keempat adalah metode dan teknik yang digunakan dalam

penelitian. Perbedaan ini terlihat dari metode dan teknik dalam beberapa tahapan

penelitian, diantaranya pada tahap penyediaan data, dan tahap analisis data. Peneliti

dalam melakukan penelitian menggunakan teknik simak dan teknik catat untuk

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

14

membantu dalam penyediaan data. Dalam analisis data peneliti menggunakan

metode padan intralingual dan teknik baca markah. Sedangkan Prasetyo Widi Utomo

dalam tahap penyediaan data menggunakan metode simak, dengan teknik Lanjutan

Simak Bebas Libat Cakap (SBLC). Tahap analisis data menggunakan metode padan

dengan Teknik Dasar Pilah Unsur Penentu (PUP) dan Teknik Hubung Banding

Menyamakan (HBS) sebagai teknik lanjutannya. Metode dan teknik yang peneliti

gunakan pun berbeda dengan yang digunakan Resti Wahyu Purnaningsih dalam

penelitiannya. Pada tahap penyediaan data Resti Wahyu Purnaningsih menggunakan

metode simak dan teknik dasar sadap, dengan teknik lanjutan teknik Simak Libat

Cakap (SLC), teknik rekam, dan teknik catat. Pada tahap analisis digunakan metode

agih dengan teknik Dasar Bagi Unsur Langsung (BUL), dan teknik ganti sebagai

teknik lanjutannya. Begitu juga dengan metode dan teknik yang digunakan Ikhlas

Wahyu Saputri dalam penelitiannya yang berbeda dengan penelitian yang peneliti

lakukan. Pada tahap penyediaan data Ikhlas Wahyu Saputri menggunakan metode

simak dengan teknik sadap sebagai teknik dasarnya. Dilanjutkan dengan teknik

lanjutan simak Bebas Libat Cakap (SBLC), teknik rekam dan teknik catat. Pada

tahap analisis data Ikhlas Wahyu Saputri menggunakan metode agih dengan teknik

Dasar Bagi Unsur Langsung (BUL) dan teknik ganti sebagai teknik lanjutannya.

Pada tahap peyajian data tidak ada perbedaan metode yang digunakan diantara

peneliti dengan Prasetyo Widi Utomo, Resti Wahyu Purnaningsih dan Ikhlas Wahyu

Saputri. Hal ini dikarenakan peneliti dengan Prasetyo Widi Utomo, Resti Wahyu

Purnaningsih dan Ikhlas Wahyu Saputri sama-sama menggunakan metode penyajian

informal dalam menyajikan data hasil analisis dari masing-masing penelitiannya.

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

15

B. Bahasa

1. Pengertian Bahasa

Nababan (1991: 1) menjelaskan bahwa bahasa adalah salah satu ciri yang

paling khas manusiawi yang membedakannya dari makhluk-makhluk yang lain.

Menurut Keraf (1984: 16) bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat,

berupa lambang bunyi suara, yang hasilkan oleh alat ucap manusia. Hal ini

dikuatkan dengan pendapat Qodratillah (2011: 36) yang menyatakan bahwa bahasa

adalah alat komunikasi manusia yang dihasilkan oleh alat ucap. Menurut Chaer dan

Agustina (2004: 11) bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa dibentuk oleh

sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Kalau kita

pahami lebih dalam tentang definisi bahasa dari para pakar di atas, akan didapat ciri-

ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa. Sifat dan ciri itu antara lain, adalah (a) bahasa

itu adalah sebuah sistem, (b) bahasa itu berwujud lambang, (c) bahasa itu berupa

bunyi, (d) bahasa itu bersifat arbriter, (e) bahasa itu bermakna, (f) bahasa itu bersifat

konvensional, (g) bahasa itu bersifat unik, (h) bahas itu bersifat universal, (i) bahasa

itu bersifat produktif, (j) bahasaitu bervariasi, (k) bahasa itu bersifat dinamis, (l)

bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi sosial, dan (m) bahasa merupakan

identitas penuturnya (Chaer, 2007: 33).

Dari beberapa definisi, ciri atau sifat yang telah disebutkan oleh para ahli di

atas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah sebuah sistem yang mempunyai kaidah

yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk berkomunikasi antar

anggota masyarakat yang mempunyai ciri dan sifat tertentu sebagai ciri khas yang

manusiawi yang membedakannya dari mahkluk-makhluk yang lain.

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

16

2. Fungsi Bahasa

Berkaitan dengan fungsi bahasa, sudah banyak para ahli yang telah membahas

dan menjelaskannya secara rinci. Menurut Wardhaugh (dalam Chaer dan Agustina,

2004: 15), fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi manusia, baik tertulis

maupun lisan. Menurut Alwasilah (1985: 9) mengemukakan bahwa fungsi bahasa,

yaitu alat komunikasi dan sekaligus sebagai lambang sosial umat manusia. Menurut

Chaer (2007: 45) fungsi bahasa adalah menyampaikan pesan, konsep, ide atau

pemikiran. Menurut Keraf (1984: 17) fungsi dari bahasa itu pada umumnya yaitu

sebagai alat komunikasi atau alat perhubungan antar anggota-anggota masyarakat

suatu komunikasi yang diadakan dengan mempergunakan bunyi yang dihasilkan

oleh alat ucap manusia. Bahkan masih menurut Keraf (1984: 17), jika lebih diperinci

lagi tentang fungsi bahasa maka fungsi bahasa secara rinci adalah sebagai berikut:

a. untuk tujuan praktis, yaitu untuk mengadakan antar hubungan dalam pergaulan

sehari-hari,

b. untuk tujuan artistik, yaitu dimana manusia mengolah dan mempergunakan bahasa itu dengan cara seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia,

c. menjadi kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain,

d. tujuan fisiologis, yaitu untuk mempelajari naskah-naskah tua untuk menyelidiki

latar belakang sejarah manusia, sejarah kebudayaan dan adat istiadat, serta

perkembangan bahasa itu sendiri.

Menurut Chaer dan Agustina (2004: 14-15) bahasa berfungsi sebagai alat

untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk

menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan. Disisi lain fungsi

bahasa juga dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, diantaranya yaitu:

a. Dilihat dari sudut penutur, bahasa memiliki fungsi personal atau yang lebih

dikenal dengan fungsi emotif. Menurut Fishman (dalam Chaer dan Agustina 2004:

15) fungsi emotif adalah berkaitan dengan penutur yang menyatakan sikap

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

17

terhadap apa yang dituturkannya. Penutur bukan hanya mengungkapkan emosi

lewat bahasa. Tetapi juga memperlihatkan emosi sewaktu menyampaikan

tuturannya. Dalam hal ini pihak pendengar juga dapat menduga apakah penutur

sedang sedih, marah, atau gembira.

b. Dilihat dari segi pendengar atau yang lebih dikenal dengan fungsi instrumental.

Bahasa memiliki fungsi direktif, yaitu mengatur tingkah laku pendengar (Fishman

dalam Chaer dan Agustina 2004: 15). Bahasa tidak hanya membuat seseorang

melakukan sesuatu. Tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang

diinginkan pembicara. Hal ini dapat dilakukan oleh penutur dengan menngunakan

kalimat-kalimat yang menyatakan perintah, himbauan, permintaan maupun

rayuan.

c. Dilihat dari segi kontak antara penutur dan pendengar bahasa memiliki fungsi

fatik. Fungsi fatik merupakan fungsi bahasa yang bertujuan untuk menjalin

hubungan, memelihara, memperhatikan perasaan bersahabat, atau solidaritas

sosial (Fishman dalam Chaer dan Agustina 2004: 16). Ungkapan-ungkapan yang

digunakan berpola tetap, seperti pada saat berjumpa. Oleh karena itu ungkapan-

ungkapannya tidak dapat diartikan secara harfiah. Tetapi ungkapan-ungkapan

tersebut sudah dapat dipahami oleh pendengar.

d. Dilihat dari segi topik ujaran bahasa memiliki fungsi referensial. Fungsi

referensial merupakan fungsi bahasa sebagai alat untuk membicarakan objek di

sekitar penutur (Fishman dalam Chaer dan Agustina 2004: 16). Dengan kata lain

fungsi ini membicarakan suatu hal, baik objek atau peristiwa yang ada disekeliling

penutur. Bahkan membicaraka tentang suatu hal yang ada dalam budaya pada

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

18

umumnya. Sehingga fungsi ini pada akhirnya melahirkan paham tradisional

bahwa bahasa adalah alat untuk menyatakan pikiran.

e. Dilihat dari segi kode yang digunakan bahasa memiliki fungsi metalingual atau

metalinguistik. Fungsi metalingual atau metalinguistik merupakan fungsi bahasa

yang digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri (Fishman dalam Chaer

dan Agustina 2004: 17). Hal ini berkaitan dengan pembicaraan apa itu bahasa, dan

juga kajian-kajian di dalamnya. Dengan kata lain, bahasa itu digunakan untuk

membicarakan atau menjelaskan bahasa dirinya sendiri. Misalnya bahasa

digunakan untuk menjelaskan kaidah dan aturan bahasa bahkan arti bahasa itu

sendiri.

f. Dilihat dari segi amanat (message) yang akan disampaikan bahasa memiliki fungsi

imaginatif. Fungsi imaginatif merupakan fungsi bahasa yang digunakan untuk

menyampaikan pikiran atau gagasan yang sebenarnya atapun imajinatif (Fishman

dalam Chaer dan Agustina 2004: 17). Dengan kata lain, fungsi imaginatif

merupakan fungsi bahasa yang bukan hanya bersifat imajinasi atau khayalan

(rekaan) belaka. Tetapi juga berfungsi untuk menyampaikan perasaan yang baik

maupun yang sebenarnya. Fungsi bahasa yang imajinatif biasanya dapat berupa

karya seni seperti puisi, cerita, dongeng, lelucon yang digunakan untuk

kesenangan penutur maupun pendengarnya.

Menurut Akhadiah (1997: 63) bahasa mempunyai tujuh fungsi yaitu:

a. Fungsi instrumental, yaitu fungsi bahasa berkaitan dengan pengelolaan

lingkungan, mengkomunikasikan tindak. Dalam hal ini bahasa menghasilkan

kondisi-kondisi tertentu dan menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu.

b. Fungsi regulasi, yaitu fungsi bahasa berkenaan dengan pengendalian peristiwa,

penentuan hukum dan kaidah, pernyataan setuju tidak setuju. Dalam hal ini bahasa

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

19

sebagai pengurai, pengendali, atau pengatur peristiwa serta untuk mengendalikan

atau mengatur orang.

c. Fungsi representasi, yaitu fungsi bahasa berkenaan dengan pernyataan,

menjelaskan, melaporkan. Dalam hal ini bahasa digunakan untuk membuat

pernyataan-pernyataan, menyapiakan fakta dan pengetahuan, menjelaskan atau

melaporkan realitas yang sebenarnya sebagaimana yang ada baik dilihat atau

bahakan dialami oleh seseorang.

d. Fungsi interaksi, yaitu fungsi bahasa berkenaan dengan hubungan komukinasi

sosial. Dalam hal ini bahasa menjamin ketahanan, kemantapan dan

keberlangsungan komunikasi serta menjalin interaksi-interaksi sosial.

e. Fungsi personal, yaitu fungsi bahasa berkenaan dengan kemungkinan seorang

pembicara mengemukakan atau mengekspresikan perasaannya baik saat emosi,

marah dan reaksi tertentu yang mendalam (kepribadian).

f. Fungsi heuristik, yaitu fungsi bahasa berkenaan dengan perolehan pengetahuan

dan belajar tentang lingkungan. Bahasa digunakan untuk memperoleh ilmu

pengetahuan sebanyak-banyaknya dan mempelari seluk-beluk lingkungannya.

Fungsi ini sering kali diungkapkan dengan bentuk pertanyaan yang menuntut

jawaban.

g. Fungsi imajinatif, yaitu fungsi bahasa berkenaan dengan daya cipta imajinatif dan

gagasan. Bahasa dijadikan sebagai alat pencipta gagasan imanjinatif untuk

mengisahkan cerita, dongeng, lelucon, atau bahkan menuliskannya dalam cerpen,

novel, surat kabar, berita, artikel dan sebagainya.

Nababan (1991: 38-45) mengemukakan bahwa bahasa mempunyai empat

golonag fungsi bahasa yaitu:

a. Fungsi kebudayaan, yaitu bahasa berfungsi sebagai sarana perkembangan

kebudayaan, jalur penerus kebudayaan, inventaris ciri-ciri kebudayaan.

b. Fungsi kemasyarakatan, yaitu bahasa menunjukan peranan khusus suatu bahasa

dalam kehidupan masyarakat.

c. Fungsi perorangan, yaitu bahasa digunakan untuk mengetahui diri mereka sendiri

bagi (sikap) seseorang sehingga nantinya dapat berkembang sesuai

perkembangannya.

d. Fungsi pendidikan, yaitu bahasa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan

penggunaan bahasa dalam pendidikan dan pengajaran.

Dengan mengetahui beberapa fungsi bahasa dari beberapa ahli, peneliti

menyimpulkan bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi baik secara

tertulis ataupun lisan antara manusia yang satu dengan lainnya untuk menyampaikan

pesan, konsep, ide atau pemikiran bahkan untuk mengekspresikan diri dan mencapai

tujuan tertentu yang dikehendakinya. Selain itu, bahasa juga mempunyai fungsi

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

20

personal atau pribadi, direktif, fatik, metalingual atau metalinguistik, referensial,

imaginatif, instrumental, regulasi, represntasi, interaksi, dan heuristik. Bahkan

bahasa itu sendiri mempunyai fungsi kemasyarakatan, kebudayaan, perorang dan

pendidikan. Jadi, dengan adanya fungsi-fungsi bahasa tersebut, manusia dapat

menggunakan bahasa sesuai dengan kondisi tertentu, kebutuhan dan tujuan sesuai

yang mereka harapkan baik melalui lisan ataupun tulisan.

3. Ragam Bahasa

Ragam bahasa adalah suatu istilah yang sangat sering sekali dipakai untuk

menunjukkan salah satu variasi pemakain bahasa. Nababan (1991: 4) menyatakan

bahwa istilah ragam bahasa (langue variety) juga mencakup bahasa yang sistemnya

tergantung pada situasi dan keadaan berbahasa yaitu peristiwa berbicara, penutur-

penutur bahasa, tempat berbicara, masalah yang dibicarakan, tujuan berbicara, media

berbahasa (tulisan atau lisan) dan sebagainya. Penggunaan ragam bahasa sendiri

ditentukan oleh fungsi bahasanya sendiri yang dilakukan oleh orang yang

menggunakannya sesuai dengan tujuannya, baik hanya untuk sekedar

memperlihatkan kemampuan dalam berbahasa, status sosial, kepentingan ekonomi,

politik ataupun untuk menunjukkan keterpelajaran orang tersebut. Begitu pula media

massa baik berupa media elektronik teleivisi, radio atau media cetak seperti surat

kabar, majalah, tabloid dan lainnya mempunyai ragam bahasanya sendiri sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam media massa seperti surat kabar, ragam

bahasa cenderung lebih informatif sesuai tujuannya yaitu untuk melaporkan suatu

kejadian. Ragam bahasa tersebut diwarnai dengan beberapa istilah ataupun unsur-

unsur bahasa asing untuk memperlihatkan kemahiran penulis berita dalam membuat

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

21

suatu berita agar lebih menarik untuk dibaca. Jadi ragam bahasa adalah suatu istilah

yang menunjukkan suatu bentuk ragam bahasa sesuai dengan pemakaian yang

meliputi situasi berbahasa.

Joos (dalam Nababan, 1991: 22) menyatakan ragam bahasa menurut fungsi

dan situasinya dibedakan menjadi lima, yaitu:

a. Ragam beku (frozen) ialah ragam bahasa yang paling resmi yang dipergunakan

dalam situasi-situasi yang khidmat dan upacara-upacara resmi. Dalam bentuk

tertulis ragam beku ini terdapat dalam dokumen-dokumen bersejarah seperti

undang-undang dasar dan dokumen-dokumen penting lainnya.

b. Ragam resmi (formal) ialah ragam bahasa yang dipakai dalam pidato-pidato

resmi, rapat dinas, dan rapat resmi pimpinan suatu badan.

c. Ragam usaha (consultative) ialah ragam bahasa yang sesuai dengan pembicaraan

biasa di sekolah, perusahaan, rapat usaha yang bertujuan pada hasil. Ragam ini

berada pada tingkat operasional.

d. Ragam santai (casual) ialah ragam bahasa santai antar teman dalam berbincang-

bincang, rekreasi, berolah raga dan sebagainya.

e. Ragam akrab (intimate) ialah ragam bahasa antar anggota yang akrab dalam

keluarga atau teman-teman yang tidak perlu berbahasa secara lengkap dengan

artikulasi yang terang, tetapi cukup dengan ucapan yang pendek.

Pada dasarnya ragam bahasa menurut sarana atau medianya dibagi atas ragam

lisan dan tulis. Hal yang mendasar yang membedakan ragam lisan dan tulis adalah

suasana peristiwa terjadinya ragam bahasa tersebut. Jika ia seorang penulis (berita)

maka penutur tersebut tidak berhadapan langsung dengan lawan tutur. Akibatnya,

bagi seorang penulis (berita) baik yang bekerja secara individu ataupun dalam suatu

badan usaha tertentu sangat perlu menggunakan bahasa yang lebih terang dan jelas

karena ujaran sang penulis tersebut tidak disertai dengan gerak atau isyarat

melainkan hanya dalam bentuk tulisan yang tersusun menjadi banyak kalimat.

Kalimat dalam ragam tulis harus lebih cermat sifatnya dan mempunyai fungsi

gramatikal yang baik (subjek, predikat dan objek) sehingga apa yang disampaikan

oleh penulis dapat dipahami oleh pembaca nantinya. Sedangkan ragam bahasa lisan

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

22

sebaliknya, karena lawan tutur atau bicara berada di depannya terkadang unsur

tersebut dapat ditinggalkan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemakain

ragam bahasa tulis cenderung lebih gramatikal daripada bahasa lisan. Demikian juga

dengan ragam bahasa dalam surat kabar Suara Merdeka.

C. Kedwibahasaan

1. Pengertian Kedwibahasaan

Menurut Chaer dan Agustina (2004: 84) kedwibahasaan atau yang biasa

disebut bilingualisme adalah keadaan yang berkenaan dengan penggunaan dua

bahasa atau dua kode bahasa oleh penutur dalam pergaulannya dengan orang lain

secara bergantian. Menurut Rahardi (2001: 16) bilingualisme adalah penguasaan atas

dua bahasa, yakni bahasa pertama dan bahasa kedua. Menurut Bloomfield (dalam

Suwito, 1995: 48), kedwibahasaan diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan dua bahasa yang sama baiknya oleh seorang penutur. Bagi seorang

dwibasawan, dia harus mengguasai kedua bahasa tersebut. Pertama, bahasa ibunya

sendiri atau bahasa pertama (B1). Kedua, bahasa lain atau bahasa asing yang menjadi

bahasa keduanya (B2).

Lado (dalam Chaer dan Agustina, 2004: 86) mengatakan kedwibahasaan atau

bilingualisme adalah kemampuan menggunakan dua bahasa oleh seseorang dengan

sama baik atau hampir sama baiknya, yang secara teknis mengacu pada pengetahuan

dua buah bahasa bagaimanapun tingkatannya. Menurut Tarigan (1988: 2)

kedwibahasaan adalah perihal pemakaian dua bahasa. Sedangkan menurut Overbeke

(dalam Tarigan, 1988: 4) kedwibahasaan adalah komunikasi dua arah yang efisien

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

23

antara dua orang atau lebih yang berbeda, yang menggunakan dua sistem linguistik

yang berbeda.

Dari beberapa pendapat ahli tentang kedwibahasaan, maka dapat disimpulkan

bahwa kedwibahasaan adalah suatu kemampuan seseorang dalam menggunakan dua

bahasa dengan sama baik atau hampir sama baiknya bagaimanapun tingkatannya.

Misalkan saja seorang dwibahasawan menguasai bahasa ibu atau bahasa pertama

(B1) adalah bahasa Indonesia, sedangkan ia juga menguasai bahasa asing atau bahasa

daerah sebagai bahasa kedua (B2) dengan baik atau hampir sama baiknya untuk

berinteraksi dan atau berkomunikasi dengan orang lain. Bahkan bisa saja seorang

dwibahasawan menguasai bahasa daerah sebagai bahasa pertamanya (B1) dan

sebaliknya ia menguasai bahasa Indonesia atau bahasa asing sebagai bahasa

keduanya (B2).

Penulis berita dalam surat kabar Suara Merdeka merupakan seorang

dwibahasawan, karena telah mampu melakukan proses kedwibahasaan dengan baik

atau hampir baik. Dikatakan baik atau hampir baik, karena peneliti berasumsi

kedwibahasaan merupakan suatu kemampuan seseorang dalam menggunakan dua

bahasa dengan sama baik atau hampir sama baiknya bagaimanapun tingkatannya.

Hal ini terbukti dengan adanya penggunaan dua bahasa dalam setiap beritanya,

terutama rubrik olahraga “Spirit”. Penulis berita memang belum tentu menguasai

dengan baik bahasa keduanya (B2) baik itu bahasa daerah ataupun bahasa asing

seperti bahasa Inggris, Spanyol, Italia dan lainnya. Tetapi penulis telah menggunakan

dua bahasa dengan cara memasukkan unsur-unsur bahasa daerah atau asing ke dalam

penggunaan bahasa Indonesia. Pertama, dia menguasai bahasa ibu (B1) yaitu bahasa

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

24

Indonesia, kedua dia menguasai bahasa keduanya (B2) yaitu bahasa daerah atau

bahasa asing seperti bahasa Inggris, Spanyol, Italia dan lainnya. Dengan menguasai

bahasa-bahasa tersebut maka penulis berita dapat membuat serta menyajikan berita

dengan lebih variatif, komunikatif sehingga menarik pembaca untuk membacanya.

D. Campur Kode

1. Pengertian Campur Kode

Campur kode menurut Nababan (1991: 32) adalah suatu keadan berbahasa

yang mencampurkan dua atau lebih bahasa dan ragam bahasa dalam suatu tindak

bahasa (Speech act atau discourse) tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa yang

menuntut pencampuran bahasa. Sedangkan menurut Thenlander (dalam Suwito,

1995: 89) campur kode adalah peristiwa terjadinya suatu tuturan, baik klausa

maupun frasa-frasanya yang digunakan terdiri dari klausa dan frasa campuran

(bybrid clauses, hybrid phrases) dan masing-masing klausa atau frasa tersebut tidak

lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri.

Menurut Chaer dan Agustina (2004: 114), campur kode merupakan

penggunaan bahasa yang di dalamnya terdapat beberapa kode. Kode didefinisikan

sebagai sistem tutur yang penerapan unsur bahasanya mempunyai ciri khas sesuai

dengan latar belakang penutur, relasi penutur dengan lawan bicara dan situasi tutur

yang ada (Rahardi, 2001: 21-22). Kode tersebut, yaitu kode utama atau kode dasar

yang memiliki fungsi dan keotonomiannya, sedangkan kode-kode yang lain yang

terlihat dalam peristiwa tutur tersebut hanyalah berupa serpihan-serpihan (pieces),

tanpa fungsi atau keotonomian kode. Kode sendiri sebenarnya berupa varian-varian

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

25

bahasa. Kancru (dalam Suwito, 1995: 89) memberikan batasan tentang campur

sebagai pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur-unsur

bahasa yang satu kedalam bahasa yang lain secara konsisten.

Dengan membaca pengertian campur kode dari beberapa ahli bahasa di atas,

dapat disimpulkan bahwa campur kode adalah pemakaian dua bahasa atau lebih yang

di dalamnya terdapat beberapa kode baik sebagai kode dasar maupun kode

pendukung, dengan saling memasukkan unsur-unsur bahasa yang satu kedalam

bahasa yang lain secara konsisten. Untuk lebih memperjelas tentang pengertian

campur kode, peneliti akan mencantumkan contoh yang terdapat dalam surat kabar

Suara Merdeka pada rubrik olahraga “Spirit” sebagai berikut:

(6) Setelah menguasai latihan bebas dan meraih pole position, pembalap

Mercedes itu melengkapinya dengan keluar sebagai juara dalam

balapan di Sirkuit Internasional Shanghai. (Suara Merdeka, 13-4-2014)

(7) Pada babak II, coach PSCS menarik Eka Wijayanto, Friska, Julia,

Andesi dan Heru... (Suara Merdeka, 13-4-2014)

Dari contoh no (1) dan (2) terdapat campur kode. Pada no (1) terdapat

campur kode berbentuk frasa yaitu pole position yang berarti „posisi puncak atau

pertama‟. Sedangkan pada contoh no (2) terdapat campur kode berbentuk kata yaitu

coach yang berarti „pelatih‟. Dari kedua contoh tersebut terlihat penulis berita

melakukan campur kode dengan memasukan unsur bahasa asing (bahasa Inggris)

dalam bentuk frasa dan kata ke dalam penggunaan bahasa Indonesia.

2. Bentuk-Bentuk Campur Kode

Berdasarkan unsur-unsur kebahasaan yang terlibat di dalamnya, campur kode

dapat dibedakan dalam enam bentuk (Suwito 1995: 92-94), yaitu: (a) penyisipan

unsur-unsur yang berwujud kata, (b) penyisipan unsur-unsur yang berwujud frasa,

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

26

(c) penyisipan unsur-unsur yang berwujud baster, (d) penyisipan unsur-unsur yang

berwujud perulangan kata, (e) penyisipan unsur-unsur yang berwujud ungkapan atau

idiom, dan (f) penyisipan unsur-unsur yang berwujud klausa. Adapun penjelasan

tentang keenam bentuk campur kode diatas adalah sebagai berikut:

a. Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Kata

Penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata adalah penyisipan unsur kata ke

dalam sebuah kalimat. Menurut Ramlan (2012: 34), kata adalah satuan bebas yang

paling kecil. Menurut Ramlan (1991: 5) kata adalah kumpulan huruf yang

mengandung arti. Menurut Bloomfield (dalam Muslich, 2009: 5), kata adalah satuan

ujaran bebas terkecil yang bermakna. Menurut Kridalaksana (1982: 76), kata adalah

morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan yang

dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Sedangkan menurut Chaer (2007: 162),

kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian. Jadi dapat disimpulkan

bahwa kata adalah satuan ujaran terkecil yang terdiri dari morfem atau kombinasi

morfem yang memiliki makna (pengertian). Sebagai contoh:

(8) City tercatat selalu memenangi game dalam 5 pertandingan terakhir di

Etihad (Suara Merdeka, 2-3-2015)

Pada contoh di atas campur kode bentuk kata dapat dilihat pada kata game

yang berarti „permainan‟ dan merupakan unsur dari bahasa asing, yaitu bahasa

Inggris yang menyisip ke dalam penggunaan bahasa Indonesia.

b. Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Frasa

Penyisipan unsur-unsur yang berwujud frasa adalah penyisipan unsur

frasa dari suatu bahasa ke dalam sebuah kalimat pada bahasa yang digunakan

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

27

sehingga kalimat tersebut menjadi lebih jelas. Putrayasa (dalam Bagus, 2007: 3)

menyatakan frasa adalah kelompok kata yang menduduki sesuatu fungsi di dalam

kalimat, walaupun tidak semua frasa terdiri atas kelompok kata. Frasa adalah satuan

gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi

unsur klausa (Ramlan, 2005: 138). Menurut Chaer (2007: 222) frasa adalah satuan

gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif atau gabungan

kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis dalam kalimat. Sedangkan menurut

Keraf (1984: 138) frasa adalah suatu kontruksi yang terdiri dari dua kata atau lebih

yang membentuk satu kesatuan. Kesatuan ini dapat menimbulkan makna baru yang

sebelumnya tidak ada. Jadi dapat disimpulkan bahwa frasa adalah satuan gramatikal

yang terdiri dari dua kata atau lebih (gabungan) yang menjadi satu kesatuan dan

tidak melampaui batas fungsi klausa. Sebagai contoh:

(9) Dalam permainan sepak bola menyerang posisi wing back selalu

menjadi hal yang menentukan. (Suara Merdeka, 6-3-2015)

Pada contoh kalimat di atas terdapat campur kode berbentuk frasa yaitu wing

back yang berarti „sayap belakang (bek sayap)‟. Wing back yang merupakan unsur

dari bahasa Inggris yang masuk dalam penggunaan bahasa Indonesia.

c. Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Baster

Penyisipan unsur-unsur yang berwujud baster adalah penyisipan unsur baster

ke dalam suatu kalimat. Baster sendiri diartikan sebagai gabungan unsur asli dan

asing. Bentuk asing adalah pinjaman dari bahasa lain yang tetap dipertahankan

fonologis atau grafemisnya (Kridalaksana, 1982: 23). Jadi dapat disimpulkan bahwa

penyisipan unsur berwujud baster (Hybrid) adalah masuknya unsur campuran

menjadi serpihan dari bahasa yang dimasukinya. Sebagai contoh:

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

28

(10) Montreal-Jelang balapan di sirkuit Gilles Villeneuve, akhir pekan ini

Ferrari meng-update mobil SF15-T. (Suara Merdeka, 6-3-2015)

Pada contoh kalimat di atas campur kode bentuk baster dapat dilihat dari kata

meng-update yang berarti „memperbarui‟. Dalam kata tersebut terdapat dua unsur

yaitu unsur asli dan unsur asing. Unsur asli terdapat pada awalan meng- yang

merupakan awalan dalam bahasa Indonesia dan unsur asing terdapat pada kata

update yang berarti „terbaru‟, yang berasal dari bahasa Inggris.

d. Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Perulangan Kata

Penyisipan unsur-unsur yang berwujud perulangan kata (reduplikasi) adalah

penyisipan perulangan kata ke dalam sebuah kalimat sehingga kata tersebut

mempunyai makna yang jelas. Perulangan kata merupakan peristiwa pembentukan

kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik

bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak

(Muslich, 2009: 48). Menurut Kridalaksana (1982: 143) perulangan kata atau

reduplikasi adalah proses dan hasil pengulangan satuan bahasa sebagai suatu alat

fonologis atau gramatikal; misal rumah-rumah, tetamu, bolak-balik dsb. Sedangkan

menurut Chaer (1993: 101) perulangan kata adalah sebuah kata, sama halnya dengan

kata-kata polimorfemis lainnya. Kata-kata polimorfemis adalah sebuah kata, maka

antara kedua unsurnya tidak terdapat jeda. Kedua unsur itu diucapkan serangkai.

Itulah sebabnya didalam ejaan cara penulisannya perlu dirangkaikan dengan tanda

hubung. Jadi dapat disimpulkan bahwa perulangan kata adalah proses pembentukan

kata dengan cara mengulang kata dasar (seluruh atau sebagian) yang merupakan

bagian dari satuan bahasa (gramatikal) yang dalam penulisan dirangkai dengan tanda

hubung. Sebagai contoh:

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

29

(11) Dalam setiap pertandingan, mereka selalu mengandalkan kelincahan

winger-winger mereka dalam menembus pertahanan lawan. (Suara

Merdeka, 2-3-15)

Pada contoh kalimat di atas terdapat bentuk campur kode berupa perulangan

kata. Perulangan kata winger-winger yang berarti „pemain sayap-pemain sayap‟

merupakan unsur dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris yang masuk ke dalam

penggunaan bahasa Indonesia.

e. Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Ungkapan atau Idiom

Penyisipan unsur-unsur yang berwujud ungkapan adalah penyisipan unsur

ungkapan atau idiom ke dalam kalimat, tetapi ungkapan tersebut tidak mengurangi

arti kalimat secara menyeluruh. Menurut Qodratillah (2011: 168) ungkapan atau

idiom adalah kontruksi yang maknanya tidak sama dengan makna unsurnya.

Sedangkan menurut Chaer (2002: 2) ungkapan atau idiom adalah kata atau gabungan

kata yang digunakan oleh pembicara atau penulis untuk menyatakan suatu hal,

maksud, kejadian, atau sifat secara tidak langsung. Jadi dapat disimpulkan bahwa

ungkapan atau idiom adalah kontruksi unsur dari suatu bahasa berupa frasa yang

bergabung dan mempunyai arti lain yang tidak sesuai dengan gabungan katanya

(kiasan). Sebagai contoh:

(12) Silent is not gold, jika kamu diam tidak akan datang kesempatan kedua

kalinya. (Aneka Yes, 26-12-2014)

Pada contoh kalimat di atas terdapat campur kode berbentuk ungkapan atau

idiom yaitu pada silent is not gold yang berarti „diam bukan emas‟. Unsur

ungakapan atau idiom tersebut berasal dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris yang

masuk ke dalam penggunaan bahasa Indonesia.

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

30

f. Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Klausa

Penyisipan unsur-unsur yang berwujud klausa adalah penyisipan unsur

klausa dari suatu bahasa ke dalam sebuah kalimat dan bahasa yang digunakan.

Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri dari subjek, predikat baik disertai objek,

pelengkap dan keterangan ataupun tidak (Ramlan, 2005: 79). Menurut Chaer (2007:

231) klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkontruksi

predikatif. Menurut Keraf (1984: 138) klausa adalah suatu kontruksi yang di

dalamnya terdapat beberapa kata yang mengandung hubungan fungsional, yang

dalam tata bahasa lama dikenal dengan pengertian subjek, predikat, objek, dan

keterangan-keterangan. Sedangkan menurut Kridalaksana (1982: 85), klausa

merupakan satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya

terdiri dari subjek dan predikat, dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat. Jadi

dapat disimpulkan bahwa klausa adalah satuan gramatikal berupa runtutan kata-kata

yang mengandung hubungan fungsional minimal subjek dan predikat. Dengan kata

lain baik objek, pelengkap ataupun keterangan dalam klausa bersifat manasuka.

sebagai contoh:

(13) Pejabat Desa sing bener ora bakal gelem nyolong duit rakyat, itulah

pejabat negara yang bertanggung jawab. (Kedaulatan Rakyat, 3/5/15)

Pada contoh kalimat di atas terdapat campur kode berupa penyisipan unsur

bahasa Jawa berbentuk klausa ke dalam bahasa Indonesia. Unsur yang disisipkan

terdiri dari subjek (S) dan predikat (P). Kata itulah merupakan unsur S, sedangkan

unsur P berupa pejabat negara yang bertanggung jawab.

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

31

3. Jenis-Jenis Campur Kode

Pembagian jenis campur kode sendiri sebenarnya berdasarkan pada unsur-

unsur suatu bahasa yang menyisip dalam suatu bahasa lainnya yang merupakan

gelaja dari campur kode dan pada akhirnya unsur-unsur itulah yang nantinya akan

membentuk campur kode itu sendiri. Menurut Suwito (1995: 88), unsur-unsur

bahasa atau variasi-variasinya yang menyisip di dalam bahasa lain tidak lagi

mempunyai ketersendirian. Hal ini dikarenakan unsur-unsur tersebut telah menyatu

dengan bahasa yang disisipinya dan secara keseluruhan hanya mendukung satu

fungsi. Dalam kondisi yang maksimal campur kode merupakan konvergensi

kebahasaan (Linguistic Convergence) yang unsur-unsurnya berasal dari beberapa

bahasa yang masing-masing telah meninggalkan fungsinya dan mendukung fungsi

bahasa yang disisipinya. Dari hal itu Suwito (1995: 89) membagi unsur-unsur bahasa

yang menyisip kedalam bahasa lain menjadi dua golongan atau dua jenis, yaitu:

a. bersumber dari bahasa asli (bahasa daerah)

b. bersumber dari bahasa asing

Unsur-unsur kedua golongan bahasa yang menyisip ke dalam bahasa lain

seperti tercantum di atas mengakibatkan adanya dua jenis campur kode. Suwito

(1995: 89) membagi campur kode menjadi dua jenis, yaitu:

a. Campur kode ke dalam (innercode mixing), yaitu campur kode yang diakibatkan

oleh menyisipnya unsur-unsur bahasa lain yang bersumber dari bahasa asli

(bahasa daerah) dengan segala variasi-variasinya.

b. Campur kode ke luar (outercode mixing), yaitu campur kode yang diakibatkan

oleh menyisipnya unsur-unsur bahasa lain yang bersumber dari bahasa asing

dengan segala variasi-variasinya.

Untuk memperjelas tentang jenis campur kode sebagaimana penjelasan di

atas, peneliti akan memberikan contoh sebagai berikut:

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

32

(14) Kalau pejabat suka nyolong uang rakyat, pantaslah dia masuk penjara

(Kedaulatan Rakyat, 6-2-2015)

(15) Pada pertandingan ini Ozil telah memberikan assist sebanyak 8 kali

(Suara Merdeka, 3/3/15)

Pada contoh no (1) pada kalimat Kalau pejabat suka nyolong uang rakyat,

pantaslah dia masuk penjara, termasuk jenis campur kode ke dalam (innercode

mixing). Hal ini dikarenakan adanya unsur dari bahasa asli (bahasa daerah) berupa

kata yang menyisip ke dalam bahasa Indonesia dalam kalimat di atas. Unsur bahasa

asli (bahasa daerah) berupa kata yang menyisip tersebut berasal dari bahasa Jawa

yang terdapat pada kata nyolong yang berarti „mencuri‟. Sedangkan pada contoh no

(2) pada kalimat Pada pertandingan ini Ozil telah memberikan assist sebanyak 8 kali

termasuk jenis campur kode keluar (outercode mixing), dikarenakan adanya unsur

bahasa asing berupa kata yang menyisip kedalam bahasa Indonesia. Unsur bahasa

asing tersebut berasal dari bahasa Inggris yaitu assist yang berarti „bantu atau

membantu‟. Dari kedua contoh tersebut dapat kita pahami bahwa masing-masing

unsur dari bahasa yang menyisip ke dalam suatu bahasa lainnya dan mendukung

fungsinya dalam bahasa tersebut sebagai jenis dari campur kode ke dalam (innercode

mixing) dan campur kode ke luar (outercode mixing).

E. Surat Kabar

1. Pengertian Surat Kabar

Menurut Alwi (2007: 1109) surat kabar adalah lembaran-lembaran kertas

yang bertuliskan berita. Berita adalah cerita mengenai kejadian atau peristiwa yang

hangat (Qodratillah, 2011: 50). Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

surat kabar adalah lembaran-lembaran kertas yang berisi cerita mengenai kejadian

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

33

yang hangat atau baru terjadi (berita). Surat kabar sendiri merupakan penerbitan

berupa lembaran yang berisi berita, karangan, iklan yang dicetak dan diterbitkan

secara tetap atau periodik untuk dijual kepada umum. Isi berita dapat berupa

kejadian-kejadian perang, politik, pemerintahan, ekonomi, kecelakaan, bencana,

pendidikan, serta kebudayaan. Disamping itu pula, ada berita yang termuat dalam

bidang kesehatan, ilmu pengetahuan, liburan dan olahraga. Lingkup berita dapat

menyangkut berita internasional, nasional, maupun berita daerah yang terbagi dalam

rubrik-rubrik tertentu. Fungsi dari surat kabar itu sendiri adalah untuk memberikan

saran informasi yang beragam, pendidikan bagi masyarakat luas serta hiburan. Surat

kabar juga dapat mempengaruhi setiap pembacanya. Melalui media surat kabar atau

koran maka penulis berita mampu menyampaikan informasi-informasi penting yang

terbaru kepada para pembacanya. Karena itu, surat kabar berperan penting dan

berpotensi sangat besar dalam kehidupan masyarakat sebagai salah satu sumber

informasi tertulis.

Suara Merdeka merupakan salah satu surat kabar besar yang telah lama

beroperasi di Indonesia. Suara Merdeka pun telah memiliki banyak pelanggan yang

telah mempunyai tempat tersendiri di hati mereka masing-masing. Hal ini tidak

terlepas dari berita-berita yang disajikan begitu menarik, kreatif, dan aktual. Suara

Merdeka adalah nama dari surat kabar yang dicetak oleh PT. Mascom Graphy. PT.

Mascom Graphy yaitu sebuah perusahaan percetakan dalam lingkungan Suara

Merdeka Grup yang khusus mencetak surat kabar yang diterbitkan oleh PT. Suara

Merdeka Press Semarang. Untuk memudahkan akses pembaca diseluruh dunia, Suara

Merdeka juga telah memiliki Cybernews.com. Cybernews.com adalah media online

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

34

yang dimiliki Suara Merdeka (Ekosuaramerdeka.blogspot.co.id). Disamping itu

Suara Merdeka juga dapat diakses bagi para pembacanya melalui dunia maya atau

internet secara online dengan tiga alamat website resminya. Adapun tiga alamat

website resmi dari Suara Merdeka yaitu www.suaramerdeka.com,m.suara

merdeka.com, dan mcetak.suaramerdeka.com. Alamat ini dapat dilihat bagi para

pembaca atau pelangagan Suara Merdeka disetiap halaman depan surat kabar ini.

Dalam surat kabar Suara Merdeka terdapat banyak sekali berita yang telah

dibagi dalam beberapa rubrik, diantaranya rubrik politik, rubrik olahraga, rubrik

kriminal, rubrik iklan, rubrik ekonomi dan bisnis. Menurut Poerwadarminta (2007:

989) rubrik adalah kepala karangan dalam surat kabar, majalah dan sebagainya.

Dengan kata lain, rubrik dalam surat kabar merupakan kepala karangan yang di

dalamnya berisi berita-berita tertentu yang sesuai dengan nama dari kepala karangan

tersebut. Misalkan saja, rubrik olahraga. Rubrik ini berisi berita-berita yang berkaitan

dengan dunia olahraga dari segala cabang. Mulai dari cabang sepak bola, basket,

bulutangkis, tenis, karate, pencat silat, formula 1 (F1), moto grand prix (Moto GP)

dan lain sebagainya. Rubrik olahraga dalam surat kabar Suara Merdeka lebih dikenal

dengan nama “Spirit”. Rubrik olahraga “Spirit”, berisi berita olahraga tingkat

nasional sampai tingkat internasional dari segala cabang olahraga. Rubrik ini

menyajikan berita-berita terbaru dari segala cabang olahraga seperti cabang sepak

bola, basket, bulutangkis, tenis, karate, pencat silat, formula 1 (F1), moto grand prix

(Moto GP) dan lain sebagainya dalam setiap pertandingannya.

Dari rubrik-rubrik itulah penulis berita menyampaikan berbagai jenis berita

untuk dapat dinikmati oleh pembacanya. Dalam membuat berita tidak jarang penulis

berita menggunakan bahasa asing atau hanya memasukkan unsur-unsur bahasa asing

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/756/3/Tri Husnu Abadi Bab II.pdf · alih kode dan campur kode pada transaksi jual beli ... bahasa itu bersifat unik,

35

dan variasi-variasinya ke dalam penulisan beritanya. Unsur-unsur tersebut dapat

berupa kata, frasa, baster, perulangan kata, dan ungkapan. Hal ini dilakukan guna

menarik perhatian pembaca. Disisi lain hal itu juga sebagai bentuk kemahiran penulis

dalam menguasai bahasa asing.

Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016