23
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini akan membahas tentang kajian teori yang terdiri dari hakekat matematika, pembelajaran matematika, pembelajaran matematika di SD, tujuan pembelajaran matematika di SD, Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) yang terdiri dari Hakekat Pembelajaran Teams Games Tournament, langkah - langkah Pembelajaran Teams Games Tournament, kelemahan dan kelebihan Pembelajaran Teams Games Tournament, implementasi Pembelajaran Teams Games Tournament, hasil belajar (hakekat hasil belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, penilaian hasil belajar), hubungan Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dan hasil belajar, kajian penelitian yang relevan, kerangka pikir dan hipotesis tindakan secara lebih rinci akan dijelaskan seperti berikut. 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat kita belajar matematika ?”. Dalam kehidupan sehari- hari kita tidak akan dapat terlepas dari apa yang namanya matematika. Apalagi saat sekarang ini yang sudah memasuki era globalisasi, matematika adalah salah satu pelajaran yang akrab bagi para peserta didik. Bila dipelajari lebih mendalam mengenai pengertian matematika, sehingga kita harus mengetahui asal usul dari kata matematika. Sehingga kita harus merujuk pada asal mula dari kata matematika itu sendiri. Ada juga yang menyebutkan istilah mathematic (Inggris), mathematic (Jerman), mathematique (Perancis), matematico (Itali), mathematiceski (Rusia), atau mathematic/wiskunde (Belanda) berasal dari perkataan Latin mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike yang berarti “relating to learning”. Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Perkataan mathematika berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar (berpikir). Istilah juga matematika

BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan membahas tentang kajian teori yang terdiri dari

hakekat matematika, pembelajaran matematika, pembelajaran matematika di SD,

tujuan pembelajaran matematika di SD, Pembelajaran Teams Games Tournament

(TGT) yang terdiri dari Hakekat Pembelajaran Teams Games Tournament,

langkah - langkah Pembelajaran Teams Games Tournament, kelemahan dan

kelebihan Pembelajaran Teams Games Tournament, implementasi Pembelajaran

Teams Games Tournament, hasil belajar (hakekat hasil belajar, faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar, penilaian hasil belajar), hubungan Pembelajaran

Teams Games Tournament (TGT) dan hasil belajar, kajian penelitian yang

relevan, kerangka pikir dan hipotesis tindakan secara lebih rinci akan dijelaskan

seperti berikut.

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Matematika

2.1.1.1 Hakikat Matematika

“Apa itu matematika , dan apa manfaat kita belajar matematika ?”. Dalam

kehidupan sehari- hari kita tidak akan dapat terlepas dari apa yang namanya

matematika. Apalagi saat sekarang ini yang sudah memasuki era globalisasi,

matematika adalah salah satu pelajaran yang akrab bagi para peserta didik. Bila

dipelajari lebih mendalam mengenai pengertian matematika, sehingga kita harus

mengetahui asal usul dari kata matematika. Sehingga kita harus merujuk pada asal

mula dari kata matematika itu sendiri. Ada juga yang menyebutkan istilah

mathematic (Inggris), mathematic (Jerman), mathematique (Perancis), matematico

(Itali), mathematiceski (Rusia), atau mathematic/wiskunde (Belanda) berasal dari

perkataan Latin mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani,

mathematike yang berarti “relating to learning”. Perkataan itu mempunyai akar

kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Perkataan

mathematika berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa,

yaitu mathanein yang mengandung arti belajar (berpikir). Istilah juga matematika

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

12

berasal dari kata Yunani mathein atau manthenein yang artinya mempelajari .

Mungkin juga kata ini berhubungan erat dengan kata Sansekerta medha atau

widya yang artinya kepandaian, ketahuan, atau intelegensi.

Kata matematika diambil dari salah satu kata dalam bahasa latin

“mathemata” yang memiliki arti “sesuatu yang dipelajari”. Sedangkan matematika

didalam bahasa Belanda dengan sebutan “wiskunde” yang memiliki arti “ilmu

pasti” dalam (Ahmad Susanto, 2013:184) Menurut Ali Hamzah, (2014:47)

mengatakan bahwa “matematika memiliki aspek teori dan aspek terapan atau

praktis dan penggolongannya atas matematika murni, matematika terapan dan

matematika sekolah”. Umumnya matematika dikenal dengan keabstrakannya,

karena hal itu juga berkaitan dengan realita kehidupan manusia. Sedangkan dalam

(Ali Hamzah,2014:48) definisi matematika adalah “cara atau metode berfikir dan

bernalar, lambang bilangan yang dapat dipahami oleh semua bangsa berbudaya,

seni seperti pada seni musik yang penuh dengan simetri, pola dan irama yang

dapat menghibur, alat bagi pembuat peta arsitek, navigator luar angkasa, pembuat

mesin dan akuntan”.

Jadi secara umum matematika dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu pasti

yang dapat dipelajari yang terdiri dari aspek teori, murni dan terapan yang

mengandung metode penalaran, lambang bilangan sehingga dapat dipahami oleh

semua bangsa yang berbudaya yang mendasari ilmu dalam semua aspek

kehidupan manusia. Oleh sebab itu matematika sangat dibutuhkan dan penting

dalam semua aspek kehidupan manusia, apalagi siswa SD sehingga matematika

sangat diperlukan cara berfikir yang lebih serius lagi untuk mengetahui makna

yang terkandung dalam matematika tersebut. Banyak persoalan dalam kehidupan

sehari- hari yang berkaitan dengan matematika. Sebagai contoh kecil untuk

mengetahui jumlah jari tangan kita, siswa SD pasti menghitung berapa jumlah jari

tangannya dan itu berkaitan dengan perhitungan matematika. Contoh lain yang

berhubungan dengan ekonomi, juga berkaitan dengan perhitungan matematika,

untuk membantu menghitung dan memecahkan masalah ekonomi tersebut. Maka

belajar matematika sangat penting dan sebagai salah satu syarat untuk

melanjutkan pendidikan kejenjang berikutnya. Dengan belajar matematika maka

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

13

kita akan belajar menalar secara kritis, aktif dan kreatif. Piaget dalam teorinya

bahwa siswa SD berada pada tahap operasional kongkrit yaitu mengembangkan

pemikiran logis, masih terikat fakta perseptual, mampu berfikir logis tapi terbatas

pada objek kongkrit, dan mampu malakukan konsevasi. Intinya bertitik tolak pada

perkembangan intelektual dan psikososial siswa SD, mereka mempunyai

karakteristik sendiri dimana dalam proses berfikirnya belum dapat dipisahkan dari

dunia kongkrit atau hal yang faktual. Dalam arti lain bahwa matematika memiliki

fungsi yang praktis dalam kehidupan manusia sehari- hari dan dengan semua

masalah yang kaitannya dengan matematika harus diselesaikan dengan

matematika secara cermat dan teliti.

2.1.1.2 Pembelajaran Matematika

Menurut Dimyati dalam (Ahmad Susanto, 2013:186) mengatakan bahwa

pembelajaran merupakan “kegiatan guru secara terprogram dalam desain

instruksional, untuk membuat peserta didik belajar secara aktif”. Dan menurut

Kimble dan Germey dalam (Thobroni, 2015:17), mengatakan bahwa

pembelajaran yaitu “suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan

hasil praktik yang diulang-ulang”. Pembelajaran adalah suatu kegiatan dimana

subjek belajar harus dibelajarkan bukan diajarkan. Hal ini dikarenakan bahwa

subjek atau yang sering disebut peserta didik atau pembelajar yang menjadi pusat

kegiatan belajar mengajar. Peserta didik yang menjadi pusat kegiatan belajar

mengajar dituntut untuk aktif mencari, aktif menemukan, menganalisis,

merumuskan, memecahkan masalah dan menyimpulkan suatu masalah.

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam (Thobroni, 2015:16),

pembelajaran berasal dari kata “ajar” yang mempunyai arti petunjuk yang

diberikan kepada orang supaya diketahui atau diikuti, sedangkan pembelajaran

berarti proses, cara yang menjadikan makhluk hidup belajar. Sehingga dari

beberapa sumber diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah

suatu kegiatan belajar mengajar yang melibatkan guru dan peserta didik yang

relatif dinamis sehingga peserta didik dapat terbimbing dalam memperoleh

pelajaran, keterampilan, pengalaman serta ilmu pengetahuan dengan cara yang

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

14

aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga peserta didik mampu menemukan,

menyelesaikan dan menyimpulkan suatu masalah.

Pembelajaran matematika adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang

dibimbing oleh guru sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang dapat

mengembangkan kompetensi peserta didik, pemahaman tentang konsep-konsep

matematika supaya dapat digunakan untuk memahami dan memggunakan

matematika sebagai alat untuk menyesaikan soal yang ada kaitannya dengan

matematika dalam kehidupan sehari- hari.

Dalam kegiatan ini guru dapat memposisikan diri untuk dapat

menciptakan suasana belajar yang kondusif, kreatif, aktif, inovatif dan

menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.

Dalam kegiatan belajar ini tercipta interaksi yang seimbang dan dinamis antara

peserta didik dengan guru, maupun dengan lingkungan pada saat pembelajaran

matematika sedang berlangsung.

2.1.1.3 Pembelajaran Matematika di SD

Matematika merupakan suatu ilmu pasti yang dapat dipelajari yang terdiri

dari aspek teori, murni dan terapan yang mengandung metode penalaran, lambang

bilangan sehingga dapat dipahami oleh semua bangsa yang berbudaya yang

mendasari ilmu dalam semua aspek kehidupan manusia. Pemahaman terhadap

peranan pengajaran matematika di Sekolah Dasar sangat membantu para guru

untuk memberikan pembelajaran matematika secara proporsional sesuai dengan

tujuannya. Sebagaimana tercantum dalam dokumen BSNP (Badan Standar

Nasional Pendidikan, 2006: 2) mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik

dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta

kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik

dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan

kompetitif.

Piaget, J (1955) dalam teorinya bahwa siswa SD berada pada tahap

operasional kongkrit yaitu mengembangkan pemikiran logis, masih terikat fakta

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

15

perseptual, mampu berfikir logis tapi terbatas pada objek kongkrit, dan mampu

melakukan konsevasi. Intinya bertitik tolak pada perkembangan intelektual dan

psikososial siswa SD, mereka mempunyai karakteristik sendiri dimana dalam

proses berfikirnya belum dapat dipisahkan dari dunia kongkrit atau hal yang

faktual.

Menurut Bruner bahwa dalam proses belajar anak sebaiknya diberi

kesempatan memanipulasi benda- benda atau alat peraga yang dirancang secara

khusus dan dapat diotak atik oleh peserta didik dalam memahami suatu konsep

matematika. Sehingga pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan

intelektual dan pemahaman anak dalam mempelajari suatu konsep misalnya

konsep matematika, maka materi pelajaran perlu disajikan oleh guru dengan

memperhatikan tahap perkembangan kognitif atau pengetahuan agar dapat

dipahami oleh peserta didik itu sendiri.

Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) harus memperhatikan

karakteristik matematika. Sumarno (2002:2) mengemukakan beberapa

karakteristik matematika, yaitu materi matematika menekankan penalaran yang

bersifat deduktif, matematika bersifat hirarkis dan terstruktur, dan dalam

mempelajari matematika dibutuhkan ketekunan, keuletan serta rasa cinta terhadap

matematika. Karena matematika bersifat hirarkis dan terstruktur, maka dalam

belajar matematika tidak boleh putus-putus dan urutan materi harus diperhatikan.

Artinya, perlu mendahulukan belajar tentang konsep matematika yang lain

terlebih dahulu. Misalnya sebelum mempelajari perkalian, peserta didik harus

mempelajari dan memahami konsep penjumlahan.

2.1.1.4 Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Secara umum tujuan umum pembelajaran matematika di sekolah dasar

adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Menurut

Depdiknas (2001:9) kompetensi umum pembelajaran matematika adalah sebagai

berikut;

1) Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian,

serta operasi campurannya, termasuk yang melibatkan pecahan.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

16

2) Menentukan sifat dan unsur sebagai bangun datar dan bangun ruang

sederhana, termasuk menggunakan sudut, keliling, luas, dan volume.

3) Menentukan sifat simetri, kesebangunan, dan sistem koordinat.

4) Menggunakan pengukuran satuan, kesetaraan antar satuan, dan penaksiran

pengukuran.

5) Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti: ukuran tertinggi,

terendah, rata-rata, modus, mengumpulkan, dan menyajikan.

6) Memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan mengomunikasikan

gagasan secara matematika. Selain itu juga, dengan pembelajaran matematika

dapat memberikan penekanan penataran nalar dalam penalaran matematika.

Adapun tujuan matematika sekolah, menurut Depdiknas (2001:9) tujuan

khusus di Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidiyah (MI) agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut;

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan

tepat, dalam pemecahan masalah.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi

yang diperoleh.

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Tujuan umum dan khusus yang ada di kurikulum SD/MI, merupakan

pelajaran matematika di sekolah, jelas memberikan gambaran belajar tidak hanya

di bidang kognitif saja, tetapi meluas pada bidang psikomotorik dan afektif.

Pembelajaran matematika diarahkan untuk pembentukan kepribadian dan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

17

pembentukan kemampuan berpikir yang bersandar pada hakikat matematika, ini

berarti hakikat matematika merupakan unsur utama dalam pembelajaran

matematika. Oleh sebab itu, hasil-hasil pembelajaran matematika berdampak

kemampuan berpikir yang matematis dalam diri siswa, yang bermuara pada

kemampuan menggunakan matematika sebagai salah satu alat dalam

menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil lain yang tidak dapat diabaikan adalah terbentuknya kepribadian yang baik

dan kokoh. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam pembelajaran matematika

sangatlah penting.

Hal ini sejalan dengan pendapat Soedjadi bahwa “salah satu karakteristik

matematika adalah berpola pikir deduktif yang merupakan salah satu tujuan yang

bersifat formal, yang memberi tekanan kepada penataan nalar.” Meskipun pola

pikir ini penting, namun dalam pembelajaran matematika terutama pada jenjang

SD masih diperlukan pola pikir deduktif, sedangkan jenjang sekolah menengah

penggunaan pola pikir induktif dalam penyajian suatu topik sudah semakin

dikurangi. Di samping cara berpikir, dalam proses pembelajaran siswa juga dilatih

untuk mengembangkan kreatifitasnya melalui imajinasi dan intuisi. Setiap siswa

punya kemampuan yang berbeda-beda dalam memandang suatu permasalahan

yang dikembangkan, inilah yang disebut dengan pemikiran divergen yang perlu

terus dikembangkan.

Berdasarkan penjelasan tujuan pengajaran di atas dapat disimpulkan

bahwa matematika itu bukan saja dituntut sekedar menghitung, tetapi siswa juga

dituntut agar lebih mampu menghadapi berbagai masalah dalam hidup ini.

Masalah itu baik mengenai matematika itu sendiri maupun masalah dalam ilmu

lain, serta dituntut suatu disiplin ilmu yang sangat tinggi, sehingga apabila telah

memahami konsep matematika secara mendasar dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

2.1.2 Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

2.1.2.1 Hakikat TGT

Terdapat berbagai macam pembelajaran kooperatif, diantaranya Teams

Games Tournaments (TGT). TGT dikembangkan pertama kali oleh David De

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

18

Vries dan Keth Edward pada tahun 1995 (Trianto, 2010: 83). TGT merupakan

sebuah model pembelajaran dimana siswa dikelompokkan ke dalam tim dengan

kemampuan heterogen untuk berkompetisi dalam suatu permainan. Tujuan TGT

adalah untuk menciptakan suasana kelas yang efektif sehingga siswa secara aktif

terlibat dalam proses pembelajaran dan termotivasi untuk mengupayakan

keberhasilan tim. Slavin (2009:166) menyatakan bahwa TGT dapat meningkatkan

kemampuan dasar, prestasi belajar siswa, interaksi positif antar siswa, penerimaan

keanekaragaman teman sekelas dan kepercayaan diri.

Terdapat lima komponen utama dalam model pembelajaran TGT (Slavin,

2009:166 - 168), yaitu: class–presentation, Team, Game, Tournament dan Team-

Recognize. Tahap class–presentation, guru menyampaikan secara klasikal pokok

materi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai serta memberikan gambaran

singkat tentang langkah yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Team,

pada tahap ini guru membagi siswa ke dalam beberapa tim yang terdiri dari 3-4

siswa dengan kemampuan kognitif yang heterogen. Selanjutnya setiap tim

diberikan kesempatan untuk mendiskusikan materi dan mengerjakan soal latihan.

Tahap Game, tahap ini merupakan tahap permainan antar tim. Guru mengadakan

kompetisi antar tim yang didesain dalam bentuk permainan. Games ini terdiri dari

3 babak, yaitu babak pertanyaan wajib, pertanyaan bergilir dan pertanyaan

rebutan. Tahap selanjutnya adalah tahap Tournament. Tahap ini merupakan proses

yang dilakukan untuk mengukur kemampuan setiap anggota tim. Masing-masing

dari anggota tim, dikelompokkan pada suatu meja turnamen untuk berkompetisi

dengan anggota tim lain yang memiliki kemampuan yang sepadan (homogen).

Langkah terakhir TGT adalah Team–Recognize, tahap pemberian penghargaan

bagi tim yang mendapat hasil terbaik dari proses kompetisi baik kompetisi dalam

tahap Team, Games maupun Tournament.

TGT tidak hanya memberikan ruang kepada siswa untuk dapat

mewujudkan kepedulian melalui proses bekerja sama dan saling membantu ke

arah yang positif, namun juga menggunakan sistem permainan yang dapat

memberikan suasana yang menyenangkan bagi siswa. Reuben (Kumar dan

Lightner, 2007) menyebutkan bahwa, “using activities and games in class

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

19

encourages active learning, as well as collaboration, and interactivity”. Selain

itu, TGT mempunyai sistem kontrol yang baik, yaitu setiap anggota kelompok

mempunyai tanggung jawab yang sama untuk kesuksesan kelompoknya. Dalam

model ini siswa memainkan permainan dengan anggota- anggota tim lain untuk

memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka (Trianto,2010: 84).

Menurut pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran Teams Games Tournamaent merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif yamg menekankan pada bentuk permainan kelompok

atau kompetisi antar tim yang terdiri dari anggota heterogen yang berjumlah

antara 5-6 orang dan dapat menciptakan suasana belajar menyenangkan dalam

bentuk kerjasama yang positif.

2.1.2.2 Langkah-langkah pembelajaran Teams Games Tournament

Secara umum ada 5 komponen atau langkah-langkah dalam pembelajaran

Teams Games Tournament (TGT) menurut De Vries dan Slavin dalam

Alkrismanto (2005:18) meliputi;

1. Penyajian Kelas (Class Presentations)

Pada tahap class–presentation, guru menyampaikan secara klasikal pokok

materi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai serta memberikan gambaran

singkat tentang langkah yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Pokok

materi dan penjelasan singkat tentang LKS yang dibagikan kepada kelompok.

Kegiatan ini dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah yang

dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini peserta didik harus benar- benar

memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan

membantu peserta didik bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada

saat game atau permainan karena skor permainan akan sangat menentukan skor

kelompok.

2. Belajar dalam kelompok (Teams)

Team, pada tahap ini guru membagi siswa ke dalam beberapa tim atau

kelompok yang terdiri dari 5 sampai 6 siswa dengan kemampuan kognitif yang

heterogen. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman

kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

20

bekerja dengan baik dan optimal pada saat game atau permainan. Selanjutnya

setiap tim atau kelompok diberikan kesempatan untuk mendiskusikan materi dan

mengerjakan soal latihan atau lembar kerja siswa (LKS).

3. Permainan (Games)

Games, tahap ini merupakan tahap permainan antar tim. Guru mengadakan

kompetisi antar tim tau kelompok yang didesain dalam bentuk permainan. Games

atau permainan ini terdiri dari pertanyaan- pertanyaan yang relevan dengan

materi, dan dirancang untuk meguji pengetahuan yang didapat peserta didik dari

penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game atau permaian terdiri

dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Peserta didik memilih kartu

bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu.

Peserta didik yang menjawab benar pertanyaan tersebut akan mendapat skor. Skor

ini nantinya dikumpulkan peserta didik untuk turnamen atau lomba mingguan.

4. Pertandingan atau lomba (Turnamen)

Turnamen atau lomba adalah struktur belajar, dimana game atau

permainan terjadi. Biasanya tournament atau lomba dilakukan pada akhir minggu

atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah

mengerjakan lembar kerja siswa (LKS). Turnamen atau lomba, pertama guru

membagi peserta didik dalam beberapa meja turnamen atau lomba. Kompetisi

yang seimbang ini, memungkinkan para peserta didik dari semua tingkat kinerja

sebelumnya berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka jika mereka

melakukan yang terbaik.

5. Penghargaan kelompok (Team Recognition)

Setelah turnamen atau lomba berakhir, guru kemudian mengumumkan

kelompok yang menang, masing- masing tim atau kelompok akan mendapat

sertifikat atau hadiah apabila rata- rata skor memenuhi kriteria yang telah

ditentukan. Tim atau kelompok mendapat julukan “Super Team” jika rata- rata

skor 50 atau lebih,”Great Team” apabila rata- rata skor mencapai 50-40 dan

“Good Team” apabila rata- ratanya 40 ke bawah. Hal ini dapat menyenangkan

para peserta didik atas prestasi yang telah mereka buat.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

21

2.1.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Teams Games Tournament

(TGT)

a. Kelebihan Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Mencermati model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

menurut De Vries dan Slavin dalam Alkrismanto (2005:18) mengemukakan

bahwa, kelebihan dari model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

antara lain;

1) Melatih siswa untuk mengungkap atau menyampaikan gagasan atau idenya.

2) Melatih siswa untuk menghargai pendapat atau gagasan orang lain.

3) Menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial.

4) Melatih siswa untuk mampu mengaktualisasikan dan mengoptimalkan potensi

dirinya mengahadapi perubahan yang terjadi.

5) Melatih siswa untuk mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil

guna dan berdaya guna, kreatif dan bertanggung jawab.

b. Kelemahan Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) menurut De Vries

dan Slavin dalam Alkrismanto (2004:18) mengemukakan bahwa, kelemahan dari

model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) antara lain;

1) Terkadang hanya beberapa siswa yang aktif dalam kelompoknya.

2) Kendala teknis, misalnya tempat duduk kadang sulit atau kurang mendukung

untuk diatur keanggotaan kelompoknya.

3) Membutuhkan banyak waktu.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

22

2.1.2.5 Sintak Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Tabel 1

Sintak Pembelajaran Teams Games tournament (TGT)

Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Fase1

Kegiatan pra/

awal

pembelajaran

Guru membuka pembelajaran

dengan memberikan apersepsi,

motivasi dan memyampaikan

tujuan pembelajaran

Peserta didik mendengarkan guru

dan semangat dalam menanggapi

apersepsi dari guru

Fase 2

Penyajian kelas

secara klasikal

Guru menyampaikan materi

pembelajaran dalam penyajian

kelas, dan penjelasan singkat

tentang LKS yang diberikan

kepada kelompok memberikan

kartu soal, lembar kerja siswa

dan kepeluan lainya.

Peserta didik harus benar- benar

memperhatikan dan memahami

materi yang disampaikan guru.

Supaya peserta didik dapat bekerja

lebih baik pada saat kerja kelompok

dan pada saat permainan karena skor

game atau permainan akan

menentukan skor kelompok.

Fase 3

Pembagian

kelompok

heterogen

Guru membagi kelas menjadi

kelompok- kelompok secara

heterogen yang terdiri dari 5-6

orang. Kelompok atau tim

bertugas untuk mempelajari

lembar kerja.

Dalam kelompok belajar ini peserta

didik peserta didik mendiskusikan

lembar soal yang diberikan guru.

Fase 4

Permainan /

games

Guru mengarahkan aturan

permainannya. Gamenya terdiri

atas pertanyaan- pertanyaan

sederhana yang kontennya

relevan dengan materi.

Peserta didik memulai game atau

permainan .

Game tersebut dimainkan di atas

meja dengan masing – masing

kelompok.

Game berupa nomor-nomor

pertanyaan yang ditulis pada lembar

yang sama.

Seorang siswa mengambil sebuah

kartu bernomor dan harus menjawab

pertanyaan sesuai nomor yang

tertera pada kartu tersebut.

Fase 5

Perlombaan

atau turnamen

sedang

berlangsung.

Pada turnamen pertama, guru

menunjuk siswa atau membagi

peserta didik untuk berada

pada meja turnamen.

Masing-masing kelompok masuk

meja turnamen dan mengerjakan

soal turnamen, tapi tidak boleh

saling membantu.

Fase 6

Penghargaan

kelompok

Guru mengumumkan kelompok

yang menang, masing-masing

tim atau kelompok mendapat

hadiah apabila rata- rata skor

memenuhi kriteria yang telah

ditentukan.

Peserta didik atau tim mendapat

penghargaan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

23

Tabel 2

Pemetaan Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) berdasarkan

Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

No Fase TGT Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi Penutup

1 Pra / awal

pembelajaran

2 Penyajian

kelas secara

klasikal

3 Pembagian

kelas dalam

belajar

kelompok

Pengkondisian siswa dalam kelompok

4 Permainan /

games

5 Perlombaan

atau

turnamen

sedang

berlangsung

6 Pengumuman

skor dan

penghargaan

kelompok

Berdasarkan penjabaran sintaks Pembelajaran Teams Games Tournament

(TGT) Slavin dalam Rachmat (2003 : 15) dan pemetaan langkah- langkah TGT

berdasarkan Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, selanjutnya

penulis akan menyusun implementasi pembelajaran Teams Games Tournament

(TGT) berdasarkan Standar Proses. Langkah- langkah implementasi Pembelajaran

Teams Games Tournament (TGT) berdasarkan standart proses yaitu: (1)

Pendahuluan (Pra/awal pembelajaran/pemberian apersepsi); (2) Eksplorasi

(Penyajian kelas secara klasikal); (3) Pengkondisian kelas (membagi kelas dalam

belajar kelompok); (4) Elaborasi (Permainan/game dan Perlombaan atau turnamen

sedang berlangsung); (5)Konfirmasi ( Pengumuman skor ); (6) Penutup

(Penghargaan kelompok). Berikut tabel implementasi pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT) berdasarkan Standar Proses.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

24

Tabel 3

Implementasi Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) berdasarkan

Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

Sintak TGT Tahapan/Langkah

dalam Standar

Proses

Kegiatan Guru

Kegiatan pra/awal

pembelajaran

Pendahuluan 1. Guru membuka pembelajaran dengan

memberikan apersepsi dan motivasi

2. Guru memyampaikan tujuan

pembelajaran

Kegiatan inti

Penyajian kelas

secara klasikal

Eksplorasi 1. Guru menyampaikan materi dalam

penyajian kelas.

2. Guru menyampaikan penjelasan singkat

tentang LKS yang diberikan kepada

kelompok / tanya jawab

3. Guru juga memberikan kartu soal/ lembar

kerja siswa (LKS)

Membagi kelas

dalam belajar

kelompok dan

Permainan /

games

Pengkondisian

dalam kelompok

1. Guru membagi kelas menjadi kelompok-

kelompok Kelompok atau tim bertugas

untuk mempelajari lembar kerja.

2. Guru mengarahkan aturan permainannya.

Gamenya terdiri atas pertanyaan-

pertanyaan yang kontennya relevan yang

dirancang untuk menguji pengetahuan

siswa

Perlombaan atau

atau turnamen

sedang

berlangsung

Elaborasi 1. Pada turnamen pertama, guru

membimbing siswa dalam turnamen

2. Presentasi kelas yang diperoleh dari

presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja

tim.

3. Setelah selesai menghitung skor

permainan

Pengumuman

skor pemenang

lomba

Konfirmasi 1. Guru mengumumkan kelompok yang

menang

2. Masing-masing tim atau kelompok

mendapat hadiah /mendapat umpan balik

yang positif

3. Guru penguatan dalam bentuk lisan untuk

memperoleh pengalaman belajar.

Penghargaan

kelompok

Penutup 1. Guru melakukan refleksi terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan secara

konsisten dan mengambil kesimpulan

2. Guru memberikan umpan balik dan

penguatan terhadap proses dan hasil

pembelajaran.

3. Guru mengakhiri pembelajaran

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

25

2.1.2.6 Implementasi Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam

pembelajaran

Pada penerapan pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) sebagai

awal pembelajaran disampaikan materi dalam penyajian kelas sebagai awal

pembelajaran. Pemberian materi dan penjelasan singkat tentang lembar kerja

siswa (LKS) digunakan sebagai stimulus pembelajaran yang selanjutnya, siswa

diarahkan atau dibimbing guru untuk kerja kelompok. Dengan menggunakan

model game aatau permainan dapat membantu peserta didik bekerja lebih baik

pada saat kerja kelompok. Karena fungsi kelompok dapat mendorong atau

memotivasi peserta didik agar proses pembelajaran mengacu pada bekerja sama

dalam belajar kelompok, hal ini dikarenakan permaianan atau games terdiri dari

pertanyaan- pertanyaan sederhana bernomor.

Pada pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) harus sesuai dengan

langkah- langkah dan tujuan supaya peserta didik mampu mampu bekerja dalam

kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya yang diberikan

oleh guru. Sehingga dengan pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

dalam belajar kelompok ini peserta didik dapat mendiskusikan masalah-masalah,

membandingkan jawaban, memeriksa dan memperbaiki kesalahan- kesalahan

konsep temannya jika kelompoknya melakukan kesalahan, serta dirancang untuk

menguji pengetahuan peseta didik dari penyajian kelas dan belajar kelompok.

Maka dalam pembelajaran dibutuhkan sebuah pembelajaran yang memfasilitasi

agar siswa mempunyai keberanian dalam bersaing, bisa bekerjasama hingga

kemudian siswa menjadi lebih aktif, kreatif dan mandiri. Karena pembelajaran ini

menekankan adanya kompetisi yang dilakukan dengan cara membandingkan

kemampuan antara anggota dalam suatu bentuk turnamen atau perlombaan agar

siswa memperoleh pemahaman akan materi pelajaran yang lebih baik .

2.1.4 Hasil Belajar

2.1.4.1 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Nawawi (dalam Ahmad Susanto, 2013:05) yang menyatakan

bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai “sebagai tingkat keberhasilan siswa

dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

26

diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.” Sama

halnya menurut Suprijono (dalam Thobroni, 2015:20), mengatakan bahwa hasil

belajar adalah “pola- pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,sikap-

sikap, apresiasi dan keterampilan”. Merujuk pada pemikiran Gagne bahwa hasil

belajar hal- hal berikut; (1) Informasi verbal, kapabilitas mengungkapkan

pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulis. (2) Keterampilan

intelektual, kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. (3) Strategi

kognitif, kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya. (4)

Keterampilan motorik, kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam

urusan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. (5) Sikap,

kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek

tersebut. Selain itu, menurut Lindgren (dalam Thobroni, 2015:22), mengatakan

bahwa hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan dan perubahan- perubahan dalam bidang pengetahuan atau

pengalaman dalam bidang keterampilan, nilai dan sikap yang dicapai oleh siswa

setelah belajar. Maka hasil belajar peserta didik disini adalah adalah kemampuan

yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Ini

merupakan suatu proses dimana peserta didik berusaha mendapatkan perubahan

perilaku yang relatif tetap, meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Tetapi dalam hal ini, penelitian akan mengukur kemampuan peserta didik dalam

aspek kognitif.

2.1.4.2 Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Wasliman (dalam Ahmad Susanto, 2013:12) mengatakan hasil

belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi dari berbagai

faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun faktor eksternal. (1)

Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri

peserta didik yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini

meliputi; kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap,

kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. (2) Faktor eksternal; faktor

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

27

yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor

eksternal ini meliputi, keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.

Sama halnya dengan teori Gestalt (dalam Ahmad Susanto, 2013: 12),

belajar merupakan “suatu proses perkembangan”. Di dalam setiap peserta didik

secara kodrati jiwa raga mengalami perkembangan. Perkembangan ini sendiri

memerlukan sesuatu baik dari dalam diri peserta didik sendiri maupun dari

lingkungannya. Berdasarkan teori tersebut bahwa, hasil belajar dipengaruhi oleh

dua hal. Pertama, peserta didik; dalam arti kemapuan berpikir atau intelektual,

motivasi, minat dan kesiapan peserta didik baik jasmani maupun rohani. Kedua,

lingkungan; lingkungan merupakan sarana dan prasarana, kompetensi guru,

kreatifitas guru, sumber- sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan,

keluarga dan lingkungan sekitarnya.

Oleh sebab itu, semakin jelas bahwa hasil belajar peserta didik merupakan

hasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat sejumlah faktor yang

mempengaruhi, baik peserta didik maupun lingkungan. Senada menurut

Ruseffendi (dalam Ahmad Susanto, 2013:14) mengatakan bahwa

mengidentifikasikan faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar ke dalam

sepuluh macam, yaitu; kecerdasan, kesiapan peserta didik, bakat pesert didik,

kemauan belajar, minat peserta didik, model penyajian materi, pribadi dan sikap

guru, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi masyarakat.

2.1.4.3 Penilaian Hasil Belajar

Dalam penilaian tentang hasil belajar dilakukan oleh guru terhadap hasil

pembelajaran peserta didik yang telah dilakukan untuk mengukur tingkat

pencapaian kompetensi pesrta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan

laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian

juga dilakukan secara konsisten, sistematik dan terprogram dengan menggunakan

tes.

Penilaian hasil belajar ini dilakukan secara berkesinambungan yang

bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik guna

meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dalam

penelitian ini penilaian hasil belajar hanya aspek kognitif. Prosedur penilaian hasil

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

28

belajar dalam penelitian ini adalah; (1)memilih standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang ada dalam silabus, (2) mengembangkan indikator sesuai

dengan kompetensi dasar yang akan dicapai, (3) membuat kisi-kisi soal, (4)

melaksanakan tes, (5) mengolah hasil tes untuk mengetahui ketercapaian

kompetensi dan keberhasilan dalam proses pembelajaran tersebut.

Hasil belajar dalam penelitian ini diukur dengan memberikan soal tes

kepada peserta didik. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur

hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan

terhadap materi dan konsep pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan.

2.1.5 Hubungan Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Dengan

Hasil Belajar.

Pembelajaran Teams Games Tournament merupakan salah satu model

pembelajaran yang tepat digunakan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar. Dalam

pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat mengembangkan siswa

agar mempunyai keberanian dalam bersaing, bisa bekerjasama hingga kemudian

siswa menjadi lebih aktif, kreatif dan mandiri. Namun dalam kenyataan dan

pelaksanaanya masih banyak kekurangan, salah satu penyebabnya adalah jika

siswa belum terlatih dengan cara belajar seperti ini, mereka akan kesulitan dalam

mengikuti pembelajaran dan merasa bosan dalam kegiatan belajar mengajar.

Jika pembelajaran yang diterapkan di Sekolah Dasar pola pemikiran siswa

masih dalam tahap operasional kongkret ini sangat kesulitan dalam pembelajaran.

Oleh sebab itu, peneliti mencoba untuk menerapkan pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT). Di dalam langkah- langkah pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT) terdapat kerja kelompok, diskusi kelompok, permainan, dan

demonstrasi di depan kelas. Melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat

mengembangkan pemahaman dan memunculkan aktivitas serta meningkatkan

hasil belajar siswa. Permainan dan pertandingan atau turnamen ini guru akan

membimbing dan memfasilitasi siswa sehingga peserta didik dapat dengan mudah

memahami kegiatan belajar mengajar dan materi pelajaran akan lebih baik serta

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

29

2.1.6 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Harjoko (2014), dalam skripsi yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar

Matematika Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament)

Pada Siswa Kelas V SD N Kedungjambal 02 Kab. Sukoharjo Tahun Ajaran

2013/2014”. Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian model Teams Games

Tournament (TGT) ini terbukti bahwa hasil belajar matematika siswa mengalami

peningkatan dan siswa lebih aktif pada siswa kelas V SD N Kedungjambal 02

Kab. Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014.

Sri Wilujeng (2013), dalam skripsi yang berjudul “Peningkatan aktivitas

dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Teams Games Tournament (TGT)”. Hasil

penelitian disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran TGT dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika materi Bangun Ruang pada

siswa kelas IV dan meningkatkan performansi guru di SDN Muarareja 02 Tegal

tahun pelajaran 2011/2012.

Juniari Purwantini, I Wyn Wiarta, I Kt. Adnyana Putra (2013), dalam

skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Tipe TGT Berbantuan

Media Qustion Box Terhadap Hasil Belajar ”. Hasil penelitian disimpulkan

bahwa model pembelajaran TGT berbantuan media question box berpengaruh

signifikan terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas V Sekolah Dasar

Nomor 9 Jimbaran Tahun Ajaran 2012/2013.

Narsih (2016), dalam skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil

Belajar Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Teams Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas V SD”. Kesimpulan

penelitian yang didapat dari ketiga siklus yang dilaksanakan, maka dari tahapan

setiap siklus, dimana siklus I mencapai 48,44%, siklus II 84,85% dari kedua siklus

masing-masing mengalami peningkatan secara signifikan.

Penelitian yang telah diuraikan diatas, masih ada hubungannya dengan

penelitian yang akan dilakukan saat ini. Selain itu, dalam penjelasan tersebut

penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT) untuk meningkatkan minat belajar, motivasi belajar, dan hasil

belajar pada mata pelajaran matematika di SD. Dengan penelitian yang dilakukan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

30

di atas dapat dijadikan bukti bahwa penerapan pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran

matematika di SD, serta dapat mendukung penelitian yang akan dilakukan saat ini.

Karena dalam penelitian ini menekankan pada penerapan pembelajaran Teams

Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran

matematika kelas V SD Negeri Bakaran Kulon 03.

2.1.7 Kerangka Pikir

Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan di atas, peneliti akan

menyusun kerangka berfikir untuk memperjelas arah dan maksud penelitian ini.

Kerangka berfikir ini disusun berdasarkan variabel yang dipakai dalam penelitian,

yaitu Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT) Siswa Kelas V SDN Bakaran Kulon 03 Tahun Pelajaran

2016/2017.

Kegiatan belajar mengajar, guru cukup mendominasi hampir seluruh

waktu pembelajaran dan menyampaikan materi melalui ceramah, walaupun

terkadang belajar diskusi dan kelompok untuk mengerjakan tugas. Interaksi

antara siswa dan guru dilakukan hanya ketika guru menerangkan materi kepada

peserta didik. Hal ini menyebabkan siswa kurang semangat dalam proses

pembelajaran, dan mempengaruhi terhadap hasil belajarnya. Sehingga banyak

peserta didik yang banyak belum mencapai KKM (60) akibatnya hasil belajar

peserta didik rendah. Padahal kegiatan belajar mengajar akan efektif apabila

peserta didik ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik mungkin dapat

membangun pemahaman akan materi pelajaran yang lebih baik.

Mengatasi kondisi tersebut, maka peneliti akan menerapkan pembelajaran

Teams Games Tournament (TGT). Pembelajaran Teams Games Tournament

(TGT) merupakan pembelajaran yang menyiapkan siswa agar mempunyai

keberanian dalam bersaing, bisa bekerja sama hingga kemudian peserta didik

menjadi lebih aktif, kreatif dan mandiri. Pembelajaran Teams Games Tournament

(TGT) menekankan adanya kompetisi yang dilakukan dengan cara

membandingkan kemampuan antara anggota dalam suatu bentuk turnamen.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

31

Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) ini diterapkan melalui

beberapa tahapan yaitu menyampaikan tujuan pelajaran materi pelajaran, dan

penjelasan singkat tentang LKS yang dibagikan kepada kelompok. Guru membagi

kelas menjadi kelompok-kelompok berdasarkan kriteria kemampuan peserta

didik, kegiatan kelompok ini peserta didik mendiskusikan masalah- masalah,

membandingkan jawaban, memeriksa atau meneliti, memperbaiki kesalahan

konsep jika temannya satu kelompok ada yang melakukan kesalahan. Selanjutnya

permainan yang terdiri dari pertayaan- pertanyaan sederhana yang sesuai dengan

materi dan mencoba menjawab pertanyaan dengan benar dan akan mendapat skor

yang nantinya dikumpulkan untuk turnamen. Dalam turnamen guru membagi

peserta didik ke dalam beberapa meja turnamen. Setelah turnamen selesai, guru

kemudian mengumumkan kelompok yang menang masing- masing kelompok

akan mendapat hadiah apabila apabila rata- rata skor memenuhi kriteria yang telah

ditentukan.

Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dilaksanakan dalam dua

siklus, sampai mencapai keberhasilan belajar yaitu peningkatan hasil belajar.

Selain untuk meningkatkan hasil belajar, penerapan pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT) dapat membentuk karakter siswa diantaranya kerjasama,

tanggung jawab, teliti, toleransi, keberanian dalam berbicara juga bersaing. Untuk

lebih jelasnya peneliti menggambarkan kegiatan pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT) melalui gambar bagan sebagai berikut.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

32

SINTAK TGT

Proses Pembelajaran

1. Menyampaikan materi dalam penyajian kelas.

2. Belajar dalam kelompok, diskusi masalah, membandingkan jawaban,

memeriksa dan memperbaiki kesalahan konsep.

3. Permainan yang berisi pertanyaan relevan dengan materi.

4. Pertandingan atau lomba.

5. Penghargaan kelompok .

Dampak

Dampak Instruksional

1. Mampu melakukan pengukuran sudut

2. Mampu mengenal satuan, jarak dan

kecepatan

Dampak Pengiring

1. Kerjasama

2. Tanggung jawab

3. Komunikatif

4. Toleransi

5. Aktif

6. Kreatif

7. Mandiri

Prinsip sosial

1. Teacher center

2. Kerja Kelompok

3. Student center

4. Diskusi kelompok

5. Penghargaan

kelompok

Sistem pendukung

1. Fasilitas

kelas

2. Tatap muka

Prinsip reaksi

1. Penghargaan hasil

pribadi

2. Penghargaan hasil

kelompok

Gambar 1 Kerangka Pikir Penerapan Pembelajaran Teams Games

Tournament

PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT )

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15256/2/T1_282014033_BAB II... · 2.1.1.1 Hakikat Matematika “Apa itu matematika , dan apa manfaat

33

2.1.8 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian yang relevan dan kerangka

berpikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis tindakan sebagai dugaan atau

jawaban sementara dalam penelitian ini adalah

1. Penerapan pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) untuk

meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Matematika di

SD Negeri Bakaran Kulon 03 tahun pelajaran 2016/2017.

2. Dengan penerapan pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Matematika di

SD Negeri Bakaran Kulon 03 tahun pelajaran 2016/2017.