19
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Dalam landasan teori dimuat teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli. Berikut merupakan penjabaran mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini. 2.1.1 Hakekat IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam ) Menurut Laksmi Prihantoro (1986: 1.3) llmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari bahasa inggris “science” Kata “science” sendiri berasal dari bahasa latin “scientia” yang berarti saya tahu. “Science” terdiri dari social sciences (ilmu pengetahuan sosial) dan natural science (ilmu pengetahuan alam). Namun, dalam perkembangannya science maka yang dimaksud adalah “natural science” atau dalam bahasa Indonesia berarti Ilmu Pengetahuan Alam dan disingkat dengan IPA. Untuk mendefinisikan IPA dengan kata-kata atau kalimat yang singkat tidak mudah, karena sering kurang dapat menggambarkan secara lengkap pengertian IPA sendiri . H.W Fowler (dalam Laksmi Prihantoro, 1986: 1.3) menyatakan bahwa Ilmu pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Sedangkan Robert B. Sund (dalam Laksmi Prihantoro, 1986: 1.3) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah sekumpulan pengetahuan dan juga suatu proses. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya mengenai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Hal ini sejalan dengan pemikiran Trianto (2014:151) yang memaparkan bahwa: Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16028/2/T1_292011059_BAB II... · proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16028/2/T1_292011059_BAB II... · proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Landasan teori merupakan dasar bagi peneliti dalam melakukan penelitian.

Dalam landasan teori dimuat teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli. Berikut

merupakan penjabaran mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini.

2.1.1 Hakekat IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam )

Menurut Laksmi Prihantoro (1986: 1.3) llmu Pengetahuan Alam (IPA)

merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari

bahasa inggris “science” Kata “science” sendiri berasal dari bahasa latin

“scientia” yang berarti saya tahu. “Science” terdiri dari social sciences (ilmu

pengetahuan sosial) dan natural science (ilmu pengetahuan alam). Namun, dalam

perkembangannya science maka yang dimaksud adalah “natural science” atau

dalam bahasa Indonesia berarti Ilmu Pengetahuan Alam dan disingkat dengan

IPA.

Untuk mendefinisikan IPA dengan kata-kata atau kalimat yang singkat

tidak mudah, karena sering kurang dapat menggambarkan secara lengkap

pengertian IPA sendiri . H.W Fowler (dalam Laksmi Prihantoro, 1986: 1.3)

menyatakan bahwa Ilmu pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang sistematis

dan dirumuskan yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan

didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Sedangkan Robert B. Sund

(dalam Laksmi Prihantoro, 1986: 1.3) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam

adalah sekumpulan pengetahuan dan juga suatu proses. Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) bukan hanya mengenai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu

proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam

secara sistematis. Hal ini sejalan dengan pemikiran Trianto (2014:151) yang

memaparkan bahwa:

Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16028/2/T1_292011059_BAB II... · proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

9

menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Kegiatan pembelajaran IPA mencakup pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang apa, mengapa, dan bagaimana tentang gejala alam maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan diterapkan dalam lingkungan dan teknologi.

Melalui pendidikan IPA, siswa dapat mempelajari diri sendiri dan alam

sekitar serta dapat menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Proses

pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung kepada

siswa untuk mengembangkan kompetensi dalam menjelajahi dan memahami alam

sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA sebaiknya mengarahkan siswa untuk

berbuat dan menemukan sendiri, sehingga siswa memperoleh pemahaman yang

lebih mendalam tentang alam sekitar

Merujuk pada pengertian IPA di atas, Trianto (2010:153) menyatakan

bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur, yaitu: (1) produk: berupa fakta, teori,

dan hukum; (2) proses:yaitu prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah;

metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan

eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui

eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) aplikasi:

merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan

sehari-hari; (4) sikap: yang terwujud melalui rasa ingin tahu tentang obyek,

fenomena alam, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru

namun dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.

Trianto (2010:138) secara khusus fungsi dan tujuan IPA berdasarkan

kurikulum berbasis kompetensi (Depdiknas, 2003:2) adalah sebagai berikut

(1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

(2) Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah.

(3) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan teknologi

(4) Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Dilihat dari hakikat, fungsi dan tujuannya, IPA bukan sekedar ilmu atau

pengetahuan yang dipelajari tetapi perlu dikembangkan melalui berbagai metode

ilmiah. Sehingga, IPA dapat membentuk watak anak lebih mencintai alam karena

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16028/2/T1_292011059_BAB II... · proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

10

mereka belajar mengenai alam itu sendiri. Melalui pembelajaran IPA juga

diharapkan siswa dapat mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah

serta mempersiapkan diri terhadap perkembangan jaman yang semakin maju dan

canggih. Oleh karena itu, IPA perlu dipelajari dan dihayati sehingga menjadi

bekal hidup dalam kehidupan di masyarakat.

Berdasarkan tujuan pembelajaran IPA di atas, maka pemikiran penulis

mengenai tujuan pembelajaran IPA adalah agar siswa memiliki sikap ilmiah,

menerapkan metode ilmiah untuk memecahkan berbagai permasalahan, serta

untuk meningkatkan keimanan dan mewujudkan rasa syukur kepada Tuhan atas

keindahan alam yang telah Tuhan berikan. Perlu dirancang metode pembelajaran

IPA yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk

menemukan atau menerapkan sendiri ide – idenya dan menumbuhkan

kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikan

sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu, penggunaan metode

dalam pembelajaran IPA harus menekankan pada pemberian pengalaman belajar

secara langsung pada siswa.

2.1.2 Metode Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai

proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang

diajukannya. Pertanyaan ilmiah ialah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada

kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Sehingga Inkuiri adalah suatu

proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan

observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah

terhadap pertanyaan atau rumusan masalah.

Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi

kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, meng-

evaluasi buku dan sumber-sumberinformasi lain secara kritis, merencanakan

penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan

percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data,

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16028/2/T1_292011059_BAB II... · proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

11

menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan

mengkomunikasikan hasilnya. (Depdikbud, 1997).

Hamruni (2012:132) mendefinisikan tentang metode pembelajaran Inkuiri

sebagai berikut:

Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama metode pembelajaran Inkuiri:

(1) Pembelajaran inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal

untuk mencari dan menemukan, artinya siswa jadikan subyek belajar.

(2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan

menemukan jawaban sendiri dari suatu yang dipertanyakan. Pembelajaran

inkuiri ini menempatkan guru sebagai fasilitator dan motivator, bukan sebagai

sumber belajar yang menjelaskan saja.

(3) Tujuan dari penerapan metode Inkuiri adalah mengembangkan kemampuan

berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan

intelektual sebagai bagian proses mental.

Menurut Hosnan (2014:342) metode pembelajaran Inkuiri terdapat

beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru, adalah sebagai berikut:

(1) Berorientasi pada Pengembangan Intelektual

Tujuan utama dari metode Inkuiri adalah pengembangan kemampuan

berpikir. Metode Inkuiri ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi

pada proses belajar. Oleh karena itu, keberhaasilan dari proses pembelajaran

dengan menggunakan Inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat

menguasai materi pembelajaran, akan tetapi sejauh mana beraktifitas mencari dan

menemukan sesuatu.

(2) Prinsip Interaksi

Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi

antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa

dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi, artinya menempatkan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16028/2/T1_292011059_BAB II... · proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

12

guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau

pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bisa

mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.

(3) Prinsip Bertanya

Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan metode Inkuiri

adalah guru sebagai penanya. Dengan demikian, kemampuan siswa untuk

menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses

berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah

inkuiri sangat diperlukan.

(4) Prinsip Belajar untuk Berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah

proses berpikir, yaitu proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri

maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan

otak secara maksimal. Belajar yang hanya cenderung menggunakan otak kiri

dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional, akan membuat anak

dalam posisi “kering dan hampa”. Oleh karena itu, belajar berpikir logis dan

rasional perlu didukung oleh pergerakan otak kanan.

(5) Prinsip Keterbukaan

Belajar merupakan suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala

sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan

untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.

Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai

kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru

adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa

mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis

yang diajukan.

2.1.2.1 Langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri

Secara umum menurut Hamruni (2012:138-141) proses pembelajaran

inkuiri adalah mengikuti langkah-langkah orientasi, merumuskan masalah,

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16028/2/T1_292011059_BAB II... · proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

13

mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan

kesimpulan.

(1) Orientasi

Orientasi merupakan langkah untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa

siap melaksanakan proses pembelajaran. Pada langkah orientasi dalam

Pembelajaran Inkuiri, guru merangsang dan mengajak siswa berpikir

memecahkan masalah. Keberhasilan orientasi tergantung pada kemauan siswa

untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah.

(2) Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah ialah langkah membawa siswa pada persoalan yang

mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang

menantang siswa untuk berpikir memecahkan permasalahan. Proses pencarian

jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui

proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai

upaya mengmbangkan mental melalui proses berpikir.

(3) Mengajukan Hipotesis

Mengajukan hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan

yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji

kebenarannya dengan mengajukan berbagai pertanyan yang dapat mendorong

siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan

berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

(4) Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan

untuk menguji hipotesis yang diajuakan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri,

mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam

pengmbangan intelektual. Oleh sebab itu tugas dan peran guru tahapan ini adalah

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir

mencari informasi yang dibutuhkan.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16028/2/T1_292011059_BAB II... · proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

14

(5) Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap

diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan

pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari

tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.

(6) Merumuskan Kesimpulan

Proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil

pengujian hipotesis. Oleh karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat

hendaknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

Berdasarkan langkah – langkah pembelajaran metode Inkuiri yang telah

dikemukakan oleh para ahli, maka penulis dapat menyimpulkan langkah –

langkah metode Inkuiri dalam kegiatan pembelajaran IPA di kelas dengan acuan

Standar Proses menurut Permendikbud 41 th.2007 yang disajikan dalam Tabel 2

berikut ini:

Tabel 2 Implementasi Metode Inkuiri dengan Berbantuan Media KIT IPA dalam Standar

Proses Menurut Permendikbud No.41 Th.2007

Langkah dalam Standar Proses

Langkah Inkuiri

Kegiatan Guru

Kegiatan awal

1. Orientasi

Melakukan kegiatan apersepsi dan menyampai-kan tujuan pembelajaran.

Guru menyajikan sebuah permasalahan yang berhubungan dengan materi gaya magnet yang akan disampaikan dan membimbing siswa membentuk kelompok.

2.Merumuskan Masalah

Guru merangsang dan mengajak siswa berfikir memecahkan masalah dengan menyampaikan materi secara singkat.

3.Mengajukan Hipotesis

Siswa mengajukan jawaban sementara dari permasalahan yang sedang di bahas.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16028/2/T1_292011059_BAB II... · proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

15

Langkah dalam Standar Proses

Langkah Inkuiri

Kegiatan Guru

Kegiatan Inti 1. Eksplorasi

4.Mengumpulkan Data

Siswa melakukan percobaan dengan bantuan media kit IPA ( gaya dan pesawat sederhana ) yang telah dibagikan masing – masing kelompok.

2.Elaborasi

5. Menguji Hipotesis

Setiap kelompok mempresentasikan hasil temuan dari percobaan yang telah dilakukan.

3. Konfirmasi Guru memberikan konfirmasi jawaban dari hasil percobaan dan pemecahan masalah untuk menguji hipotesis siswa

Kegiatan Akhir 6. Merumusk

an Kesimpulan

Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan dari materi yang baru saja dipelajari.

Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi berupa penanaman nilai moral.

2.1.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Metode Inkuiri

Beberapa kelebihan metode inkuiri yang diungkapkan oleh Mulyani

Sumantri dan Johar Permana (2000:143) (1) Siswa ikut berpatisipasi secara aktif

dalam belajar, sebab metode inkuiri menekankan pada proses pengolahan

informasi pada peserta didik (2) Siswa benar-benar dapat memahami suatu konsep

dan rumus. Sebab siswa menemukan sendiri proses untuk mendapatkan

konsep atau rumus tersebut (3) Metode ini memungkinkan sikap ilmiah dan

menimbulkan semangat ingin tahu para siswa (4) Menemukan sendiri siswa

merasa sangat puas, dengan demikian kepuasan mental sebagai nilai intrinsic

siswa tepenuhi (5) Guru tetap memiliki kontak pribadi (6) Penemuan yang

diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikan yang sangat sulit dilupakan.

Selain Metode Inkuiri memiliki beberapa keunggulan juga memiliki

beberapa kelemahan menurut Hamruni (2012:144), di antaranya:

(1) Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

(2) Tidak mudah mendesainnya, dikarenakan terbentur pada kebiasaaan siswa.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16028/2/T1_292011059_BAB II... · proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

16

(3) Guru sulit menyesuaikan waktu yang sudah ditentukan karena dalam

implementasinya memerlukan waktu yang panjang.

(4) Metode Inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh guru apabila kriteria

keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi

pelajaran.

Untuk mengatasi beberapa kelemahan dalam metode Inkuiri ini terletak

pada kemampuan guru sebagai fasilitator. Agar metode Inkuiri berhasil, guru

sebaiknya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik siswa

untuk bersemangat mengadakan percobaan guna menemukan jawaban dari suatu

permasalahan yang sudah dibuat.

2.1.2.3 Keterkaitan mapel IPA dengan Metode Inkuiri

Pembelajaran berbasis Inkuiri adalah metode pembelajaran yang

dikembangkan sejak tahun 1960. Metode pembelajaran ini dikembangkan untuk

menjawab kegagalan bentuk belajar mengajar tradisonal, di mana siswa

dikehendaki untuk mengingat fakta-fakta muatan bahan pengajaran. Metode

Inkuiri merupakan suatu bentuk pembelajaran aktif, di mana hasilnya dinilai

dengan bagaimana siswa mengembangkan keterampilan eksperimental dan

analitik dari pada seberapa banyak pengetahuan yang mereka miliki.

Metode Inkuiri pada intinya mencakup keinginan bahwa pembelajaran

seharusnya didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan siswa. Pembelajaran

menginginkan siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan masalah daripada

menerima pengajaran langsung dari guru. Guru dipandang sebagai fasilitator

dalam pembelajaran daripada bejana bagi pengetahuan. Pekerjaan guru dalam

lingkungan pembelajaran Inkuiri adalah bukan menawarkan pengetahuan

melainkan membantu siswa selama proses mencari pengetahuan mereka sendiri.

Penggunaan Metode Inkuiri dalam pembelajaran dilandasi pandangan

konstruktivisme. Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu

proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si

belajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan

memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Guru memang dapat dan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16028/2/T1_292011059_BAB II... · proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

17

harus mengambil prakarsa untuk menata lingkungan yang memberi peluang

optimal bagi terjadinya belajar. Namun yang akhirnya paling menentukan

terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar siswa sendiri. Dengan istilah ini,

dapat dikatakan bahwa hakekatnya kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa.

Penerapan metode Inkuiri telah berpengaruh besar dalam pendidikan sains,

dan biasa disebut sains berbasis inkuiri. Para ilmuwan biasanya menggunakan

proses Inkuiri dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan dunia

alam. Mereka menggunakan prinsip-prinsip, konsep-konsep, dan teori-teori untuk

memahami dan menjelaskan gejala-gejala yang terjadi di alam semesta. Ketika

siswa sedang belajar dengan menggunakan proses Inkuiri, mereka menggunakan

ide-ide yang sama seperti ilmuwan gunakan bila mereka melakukan penelitian.

Siswa akan menjadi ilmuwan kecil.

Karakteristik dari metode Inkuiri ini adalah guru tidak

mengkomunikasikan pengetahuan, tetapi membantu siswa untuk belajar bagi

mereka sendiri, kemudian topik, masalah yang dipelajari, dan metode yang

digunakan untuk menjawab permasalahan dapat ditentukan oleh siswa, dapat

ditentukan oleh guru, dan dapat ditentukan bersama oleh siswa dan guru.

2.1.3 Media Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Agar siswa mampu memahami konsep belajar dan mampu mencapai hasil

belajar sesuai tujuan pembelajaran, salah satu pendukung untuk mencapai tujuan

tersebut adalah dalam pelaksanaan pembelajaran ilmu pengetahuan alam di

sekolah dasar hendaknya guru menggunakan media pembelajaran. Bahwa untuk

dapat mengajar IPA dan mencapai tujuan pembelajaran, guru tidak hanya dituntut

menguasai materi saja, tetapi juga dipengaruhi oleh penggunaan media

pembelajaran. Penekanan penggunaan media pembelajaran di sekolah dasar

adalah karena sesuai dengan pola pikir siswa yang masih bersifat kongkret.

Sedangkan materi pelajaran IPA pada umumnya bersifat abstrak sehingga dalam

penjelasan materi pelajaran, guru menggunakan model, tiruan, foto, miniatur atau

benda asli, sehingga pelajaran yang bersifat abstrak dapat dikonkritkan.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16028/2/T1_292011059_BAB II... · proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

18

Menurut teori Behaviorisme BF. Skinner dalam Aristo Rahadi (2003:9)

diuraikan tentang manfaat penggunaan media pembelajaran yang dapat mengubah

tingkah laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran.

Manfaat praktisnya antara lain adalah :

(1) Media dapat mengubah materi yang bersifat abstrak menjadi lebih konkrit.

(2) Materi yang membutuhkan penjelasan rumit dapat disederhanakan dengan

melalui penggunaan media.

(3) Penggunaan media dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

(4) Media dapat membantu mengatasi keterbatasan indera manusia, baik

indera penglihat, pendengar, peraba, pencium dan pencecap.

(5) Media dapat membantu menjelaskan obyek yang bersifat berbahaya

dengan melalui audio dan visual.

(6) Media juga dapat berupa bahan pengamatan benda sebenarnya untuk

memperjelas suatu proses.

(7) Informasi pelajaran yang disajikan dengan menggunakan media yang

tepat akan memberikan kesan yang mendalam bagi siswa dan penanaman

konsep akan tertanam kuat.

2.1.3.1 Pengertian Media KIT IPA

Media KIT Ilmu Pengetahuan Alam adalah peralatan IPA yang diproduksi

dan dikemas dalam kotak unit pengajaran, yang menyerupai rangkaian peralatan

uji coba keterampilan proses pada bidang studi IPA serta dilengkapi dengan buku

pedoman penggunaannya. Komponen Instrumen Terpadu (KIT) adalah alat-alat

pembelajaran IPA yang diberikan oleh Depdiknas yang dikemas dalam satu kotak.

Menurut Wibawa dan Mukti (1992: 52) ”Media/alat peraga KIT Ilmu

Pengetahuan Alam atau loan boxes merupakan salah satu dari media tiga

dimensi”. Media tiga dimensi dapat memberi pengalaman yang mendalam dan

pemahaman yang lengkap akan benda-benda nyata. KIT IPA dibagi menjadi

beberapa jenis antara lain : (1).KIT IPA untuk siswa yang dibutuhkan oleh

kelompok-kelompok siswa untuk percobaan, (2). KIT IPA untuk guru yang

dibutuhkan oleh guru untuk percobaan, (3).KIT IPA daftar nama benda-benda dan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16028/2/T1_292011059_BAB II... · proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

19

bahan-bahan dari lingkungan yang diperlukan untuk percobaan tertentu. Media

KIT IPA sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA karena dengan menggunakan

alat peraga guru dapat terbantu dalam menjelaskan fenomena, fakta mengenai

alam. Selain itu, KIT IPA dapat membantu siswa untuk berfikir logis dan

sistematis sehingga mereka pada akhirnya mempunyai pola pikiran yang

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. KIT IPA dapat berfungsi membantu guru

dalam :

(1) Memberikan penjelasan konsep

(2) Merumuskan dan membentuk konsep

(3) Melatih siswa dalam keterampilan memberi/percobaan

(4) Penguatan konsep pada siswa

(5) Melatih siswa dalam pemecahan masalah

(6) Mendorong siswa berfikir kritis

Sebagai langkah awal dalam menggunakan Media KIT IPA, guru harus

meyakinkan diri bahwa siswa mengetahui nama yang benar dari bagian - bagian

peralatan yang berbeda. Siswa juga harus mengetahui cara merakit peralatan

sesuai dengan petunjuk dari guru serta memperagakan cara merakit peralatan.

Selain itu, siswa juga diminta untuk mengamati dengan teliti sehingga dapat

menunjukkan bagaimana teknik yang digunakan dalam mengamati hasil dari

suatu percobaan serta fokus perhatian. Dari hasil pengamatan tersebut, siswa

menuliskan kedalam buku catatan atau lembar pengamatan yang telah disediakan.

Sehingga siswa termotivasi dalam belajar menggunakan KIT IPA ini seoptimal

mungkin.

Media KIT yang berbentuk kotak merah, memuat 68 jenis peralatan yang

terbagi sesuai dengan pokok bahasan. Kotak tersebut diberi penyekat didalamnya

sesuai dengan bentuk alatnya, untuk menjaga jangan sampai terjadi benturan

diantara media tersebut. Tata letak peralatan diatur sedemikian rupa sehingga

praktis dan bersifat portable, agar mudah dibawa dan dipindah tempatkan. Begitu

juga dengan KIT yang berbentuk kotak kuning. Kotak tersebut terdiri atas dua

tingkat sesuai dengan bentuk alatnya.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16028/2/T1_292011059_BAB II... · proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

20

Dengan tersedianya peralatan KIT Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah

Dasar serta pedoman penggunaannya untuk guru dan siswa ini diharapkan dapat

memacu peningkatan proses dan hasil belajar siswa dengan kondisi yang dinamis,

kreatif dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Menurut Ditjen Dikdasmen pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang baik memang tidak cukup hanya bersumber pada buku. Pengajaran itu harus dilengkapi dengan alat praktik serta dihubungkan dengan lingkungan alam, sehingga dapat mendorong anak untuk mengembangkan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap.

KIT Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar yang dilengkapi dengan

pedoman penggunaannya untuk guru ini akan sangat membantu dalam proses

belajar dan mengajar serta dapat dijadikan media atau alat bantu dalam mencapai

tujuan pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam sesuai dengan kurikulum. Pemakaian

atau penggunaan alat peraga Komponen Instrumen Terpadu Ilmu Pengetahuan

Alam tersebut disesuaikan dengan jenis percobaan yang akan diajarkan guru di

Sekolah. Agar dalam menggunakan alat-alat pengajaran dalam suatu pengajaran

dapat mencapai keberhasilan dan daya guna yang tinggi maka guru harus dapat

memilih alat-alat pengajaran yang tepat.

Ciri-ciri keberhasilan siswa dalam penggunaan KIT IPA adalah siswa

menyadari arah yang dituju dalam proses belajar mengajar, siswa merasa

mendapat tanggung jawab pada beban yang diberikan, siswa merasa tidak bosan,

mengantuk, dan berkonsentrasi terhadap materi yang diberikan guru, motivasi

siswa banyak tumbuh dari dalam diri siswa, dan kreatifitas siswa berkembang

dengan baik.

2.1.3.2 Sintak Metode Inkuiri Berbantuan Media KIT IPA

Sintak Metode Inkuiri dengan berbantuan Media KIT IPA pada

pembelajaran IPA tersaji dalam Tabel 3 sebagai berikut :

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16028/2/T1_292011059_BAB II... · proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

21

Tabel 3 Tahapan pembelajaran menggunakan Metode Inkuiri dengan Media KIT IPA

Tahap Pembelajaran Inkuiri Fase

Perilaku Guru

1. Orientasi Guru menyajikan sebuah permasalahan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan.

2. Merumuskan Masalah Guru merangsang dan mengajak siswa berfikir memecahkan masalah.

3. Mengajukan Hipotesis

Guru merangsang siswa untuk mengajukan jawaban sementara dari permasalahan yang sedang di bahas.

4. Mengumpulkan Data Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan dengan bantuan media KIT IPA.

5. Menguji hipotesis

Guru memberikan kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul dan memberikan konfirmasi atas jawaban siswa.

6. Membuat kesimpulan Guru bersama dengan siswa dalam membuat kesimpulan.

2.1.4 Hasil Belajar

2.1.4.1 Pengertian Belajar

Menurut Heri Rahyubi (2012:3) menjelaskan pengertian belajar adalah

memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman,

mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan.

Menurut Mayer dalam Heri Rahyubi (2012:3) bahwa belajar adalah perubahan

yang relative permanen dalam penampilan atau potensi perilaku yang disebabkan

latihan atau pengalaman masa lalu dalam suatu situasi tertentu.

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua sitiuasi

yang ada di sekitar individu. Menurut Slameto (2010:2) Belajar ialah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16028/2/T1_292011059_BAB II... · proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

22

diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar

juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu (Sudjana

dalam Rusman, 2012:1).

Menurut Gagne 1989 dalam bukunya Ahmad Susanto (2013:1), belajar

dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organism berubah

perilakunya sebagai akibat pengalaman. Menurut Burton dalam bukunya Ahmad

Susanto (2013:1) belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri

individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan individu

dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan

lingkungannya.

Dari pengertian belajar menurut beberapa ahli diatas menurut pemikiran

penulis bahwa belajar adalah suatu proses (melihat, mengamati, memahami

sesuatu) yang berlangsung di dalam diri seseorang untuk mengubah tingkah

lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

2.1.4.2 Hasil Belajar IPA

Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam proses

pembelajaran.“Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar

atau belajar” (Dimyati dan Moedjiono, 1992 : 40). Dalam kegiatan belajar yang

terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan

instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan lebih dahulu oleh guru.. Suatu

pembelajaran akan mencapai hasil belajar yang baik dan mencapai tujuan yang

telah ditetapkan apabila terjadi proses mengajar dan proses belajar yang seimbang.

Sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan guru mengajar dan keberhasilan

siswa dalam belajar, setiap akhir pembelajaran diadakan evaluasi belajar.

Indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai siswa dalam proses

belajar mengajar disebut juga dengan hasil belajar. Belajar dilakukan untuk

mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. “Hasil

belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan

tingkah lakunya” (winkel, 1998: 51 dalam bukunya Purwanto (2011:16).

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16028/2/T1_292011059_BAB II... · proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

23

Djamarah (2011:12), menjelaskan bahwa belajar adalah aktivitas yang

dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang

telah dipelajari dan sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitar.

Menurut Prastowo (2013:410), sasaran yang dilihat dalam hasil belajar

adalah tingkat penguasaan siswa terhadap apa yang telah dipelajarinya. “Penilaian

hasil belajar adalah upaya mengumpulkan informasi untuk mengetahui seberapa

jauh pengetahuan dan kemampuan yang telah dikuasai siswa pada setiap akhir

pembelajaran”. Pengertian hasil belajar menurut Sudjana (2005:22) adalah

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Dari beberapa pendapat tentang hasil belajar di atas maka menurut

pemikiran penulis bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh

seseorang setelah seseorang melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar

biasanya diberikan dalam bentuk nilai atau angka. Untuk mendapatkan hasil

belajar bisa dilakukan dengan cara tes maupun non tes, bisa melalui ulangan,

tugas dan sebagainya. Penelitian ini dibatasi pada hasil belajar ranah kognitif.

Hasil belajar ranah kognitif merupakan salah satu hasil belajar dimana

mengakibatkan suatu perubahan pada diri seseorang setelah mengikuti proses

pembelajaran dalam hal berpikir seperti pengetahuannya bertambah,

pemahamannya meningkat, dan sebagainya. Mengacu pada penjelasan-

penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA adalah

kemampuan kognitif yang diperoleh seseorang setelah seseorang melakukan

kegiatan belajar.

2.2 Hubungan Metode Inkuiri terhadap hasil belajar IPA

Dalam pembelajaran IPA, sering menjadi masalah tersendiri bagi para

guru untuk meningkatkan pemahaman siswa karena terdapat banyak faktor, baik

internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi siswa dalam memahami

konsep-konsep materi yang dipelajari. Penerapan metode maupun pendekatan

yang tepat dalam pembelajaran diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan

pemahaman siswa. Penerapan strategi dan pendekatan dalam pembelajaran akan

berpengaruh terhadap hasil yang akan dicapai oleh siswa.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16028/2/T1_292011059_BAB II... · proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

24

Proses pembelajaran IPA yang tepat diharapkan dapat membentuk

keterampilan maupun kemampuan berpikir dalam menemukan pemecahan secara

kritis dan rasional berdasarkan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan

sehari-hari untuk meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajari. Hal tersebut

menuntut pendidik (guru) untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menemukan, menguasai dan memiliki konsep sendiri dengan tepat berdasarkan

permasalahan yang dialami siswa dalam kehidupan yang dialaminya. Dengan

menemukan sendiri, diharapkan siswa dapat memahami konsep secara mendalam.

Dalam teori konstruktivisme, siswa dapat mengonstruksi ( membangun )

pengetahuannya sendiri. Untuk itu guru sebagai fasilitator harus sedia meyiapkan

pembelajaran yang cocok, seperti metode Inkuiri. Metode Inkuiri dimaksudkan

untuk membantu pelajar secara ilmiah, terampil mengumpulkan fakta, menyusun

konsep, menyusun generalisasi secara mandiri.

2.3 Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan telaah yang dilakukan berikut ini dikemukakan beberapa

penelitian yang kaitannya dengan variabel penelitian yang dilakukan. Menurut

Anjar Wikaningrum ( 2009 ) yang berjudul “ upaya meningkatkan hasil belajar

siswa menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA dengan materi

pokok pesawat sederhana di SD N 3 Kaloran tahun ajaran 2009 / 2010 “. Hasil

penelitian menunjukkan, nilai rata - rata hasil belajar kognitif pada siklus 1

diperoleh 70,50 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 77.69. Nilai rata - rata hasil

belajar afektif minat pada siklus 1 diperoleh 80,10 dan pada siklus 2 meningkat

menjadi 90,83. Nilai rata - rata hasil belajar afektif sikap pada siklus 1 diperoleh

80,35 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 90,15. Nilai rata - rata hasil belajar

afektif nilai pada siklus 1 diperoleh 82,45 dan siklus 2 meningkat menjadi 88,10.

Nilai rata - rata hasil belajar psikomotorik pada siklus 1 85,50 meningkat menjadi

93,00 pada siklus 2.

Dari hasil yang peroleh, penelitian dengan menggunakan metode inkuiri

pada siswa SD N 3 Kaloran Temanggung dapat meningkat hasil belajar siswa

secara optimal. Rokhmat ( 2009 ) dalam skripsi yang berjudul “ Upaya

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16028/2/T1_292011059_BAB II... · proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

25

meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA untuk kelas IV

dengan menggunakan metode inkuiri di SDN Tulusrejo Malang “. Menurut

penelitiannya secara umum ditinjau dari keaktifan dan hasil belajar siswa melalui

penerapan metode inkuiri memperoleh kemajuan yang lebih baik dibandingkan

sebelum menerapkan metode inkuiri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

metode inkuiri sangat efektif .

2.4 Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan sebelumnya diperoleh

kerangka pikir bahwa kondisi awal pembelajaran IPA kelas 5 SDN Dadapayam

02 semester II tahun pelajaran 2014 / 2015 lebih banyak berpusat pada guru, guru

lebih banyak berceramah yang cenderung terpusat pada buku. Siswa hanya

sebagai pendengar, kondisi seperti ini mengakibatkan siswa merasa bosan dan

enggan belajar IPA. Akibatnya hasil belajar IPA siswa tidak maksimal. Disetiap

pembelajaran masih belum adannya pengembangan penggunaan metode yang

cenderung menekankan pada aktivitas guru dalam menyampaikan pembelajaran di

kelas sedangkan siswa hanya pasif dalam kegiatan pembelajaran dan mengikuti

apa saja yang disajikan guru. Ini terbukti dengan nilai ulangan harian IPA siswa

yang menunjukkan bahwa beberapa siswa mendapatkan nilai di bawah KKM ≥

60.

Dengan kondisi awal seperti ini kemudian peneliti akan melaksanakan

suatu tindakan untuk mengatasinya. Peneliti akan menerapkan metode inkuiri

dalam proses pembelajaran IPA. Dari tindakan yang dilaksanakan peneliti,

diharapkan mencapai kondisi akhir, yaitu hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN

Dadapayam 02 semester II tahun pelajaran 2014/2015 dapat meningkat. Melalui

metode inkuiri, diharapkan siswa lebih senang dan tertarik untuk belajar IPA.

Oleh karena itu, guru diharapkan tidak hanya menggunakan metode pembelajaran

yang selama ini digunakan tetapi diharapkan mampu menggunakan metode

pembelajaran yang dapat membuat siswa terlibat secara aktif dengan menemukan

sendiri baik pengertian maupun konsepnya, sedangkan guru hanya sebagai

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16028/2/T1_292011059_BAB II... · proses penemuan karena IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

26

mediator ataupun fasilitator yang bertugas untuk menyediakan, membimbing dan

memenuhi kebutuhan siswa saat proses pembelajaran berlangsung.

2.5 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir yang diuraikan di atas,

maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut :

(1) Penerapan Metode Inkuiri berbantuan media KIT IPA diduga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 di SDN Dadapayam 02 Kecamatan

Suruh Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

(2) Penerapan Metode Inkuiri berbantuan media KIT IPA untuk meningkatkan

hasil belajar siswa kelas 5 di SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dilakukan

dengan tahapan orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,

mengumpulkan data, menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan.