23
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Berikut ini akan dijelaskan mengenai kajian teori yang digunakan pada penelitian ini di antaranya akan membahas pengertian bahasa Indonesia, pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca, hasil belajar, model picture and picture sebagai model yang digunakan oleh peneliti, pengertian permainan puzzle sebagai media bantu dan penerapan model pada mata pelajaran bahasa Indonesia. 2.1.1. Bahasa Indonesia Bahasa merupakan hal yang penting dalam kehidupan. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan keinginan, pendapat, dan perasaan. Dengan bahasa kita mampu memahami dan mengetahui apa yang terjadi disekitar kita. Setiap orang sudah pasti mempunyai kemampuan berbahasa. Menurut Santosa (2009:1.11), pengertian bahasa adalah “Alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.” Pengertian Bahasa adalah “Alat untuk menyampaikan pikiran perasaan dari seseorang kepada orang lain baik secara lisan atau tulisan”. (Depdikbud:1) Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia merupakan salah satu alat yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi agar apa yang disampaikan menjadi jelas. 2.1.2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar diharapkan membantu siswa meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

Berikut ini akan dijelaskan mengenai kajian teori yang digunakan pada

penelitian ini di antaranya akan membahas pengertian bahasa Indonesia,

pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca, hasil

belajar, model picture and picture sebagai model yang digunakan oleh peneliti,

pengertian permainan puzzle sebagai media bantu dan penerapan model pada mata

pelajaran bahasa Indonesia.

2.1.1. Bahasa Indonesia

Bahasa merupakan hal yang penting dalam kehidupan. Dengan bahasa kita

dapat menyampaikan keinginan, pendapat, dan perasaan. Dengan bahasa kita

mampu memahami dan mengetahui apa yang terjadi disekitar kita. Setiap orang

sudah pasti mempunyai kemampuan berbahasa.

Menurut Santosa (2009:1.11), pengertian bahasa adalah “Alat komunikasi

antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat

ucap manusia.”

Pengertian Bahasa adalah “Alat untuk menyampaikan pikiran perasaan dari

seseorang kepada orang lain baik secara lisan atau tulisan”. (Depdikbud:1)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia

merupakan salah satu alat yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi

agar apa yang disampaikan menjadi jelas.

2.1.2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar diharapkan membantu

siswa meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan bahasa

Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta

menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

9

Menurut Santosa (2009:3.6), mata pelajaran bahasa Indonesia SD adalah

“Program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, berbahasa dan

sikap positif terhadap bahasa Indonesia”.

Pembejaran bahasa Indonesia adalah:

Butir-butir pembelajaran yang tercantum pada setiap semester merupakan kegiatan berbahasa (membaca, menulis, menyimak dan berbicara) belum merupakan materi pembelajran. Materi pembelajarannya dapat dipilih atau ditetapkan oleh guru, membaca apa, menulis apa, menyimak tentang apa dan berbicara tentang apa. (Depdiknas:1)

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang

perlu diberikan kepada siswa di sekolah. Mengingat hal tersebut makan tidak

heran jika mata pelajaran bahasa Indonesia mulai diberikan sejak masih di

bangku sekolah dasar. Hal ini diharapkan agar siswa mampu menguasai,

memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa seperti

membaca, menyimak, berbicara dan menulis.

Pembelajaran basaha Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Maka dalam

pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya menggunakan model pembelajaran

yang menarik, karena pembelajaran yang menarik akan menumbuhakn minat

siswa untuk mempelajari bahasa Indonesia sehingga tujuan dari pembelajaran

bahasa Indonesia dapat tercapai.

2.1.2.1.Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki tujuan bahwa dengan belajar

bahasa Indonesia memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling

berbagi pengalaman, saling belajar dan untuk meningkatkan kemampuan

intelektual untuk menunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

BSNP (2006), Tujuan pemebelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa adalah :

Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, sedangkan bagi guru adalah untuk mengembangkan potensi bahasa Indonesia siswa, serta lebih mandiri dalam menentukan bahan ajar

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

10

kebahasaan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswa.

Permendiknas (2007), dalam standar isi mata pelajaran bahasa Indonesia

bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika

yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis. b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan

tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan

kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa

f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Dari beberapa paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

bahasa Indonesia memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling

belajar dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual, sosial, dan emosional

siswa sebagai penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

Dengan pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa mampu menggunakan

Bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta dapat berkomunikasi secara efektif

dan efisien secara lisan maupun tulis sesuai dengan etika yang berlaku.

2.1.2.2. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia

Dengan mempelajari bahasa Indonesia diharapkan dapat memberikan

beberapa manfaat, yaitu :

a. Siswa mampu memahami bahasa Indonesia serta menggunakannya dengan

tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

b. Siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan,

kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap

hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

11

c. Siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar

sehingga dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien baik secara lisan

maupun tulis.

d. Siswa bangga dan menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan

bahasa pemersatu bangsa Indonesia.

e. Siswa dapat membaca dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, meningkatkan pengetahuan dalam kemampuan berbahasa.

2.1.2.3. Ruang Lingkup Pelajaran Bahasa Indonesia

Ruang lingkup pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen

kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek

sebgai berikut :

a. Mendengarkan

b. Berbicara

c. Membaca

d. Menulis

Dalam penelitian ini yang asepek yang ditingkatkan hanya terfokus pada

aspek membaca saja, mengingat siswa kelas 1 di SD N Batur 03 hasil belajar

membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia masih rendah

2.1.2.4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia

Adapun butir pembelajaran bahasa Indonesia di SD yang di fokuskan pada

penelitian ini adalah sesuai dengan standar isi tahun 2006 untuk mata pelajaran

bahasa Indonesia untuk kelas 1 SD semester 2 yang berhubungan dengan

membaca terdapat pada tabel 2.1. berikut :

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

12

Tabel 2.1 Butir Pembelajaran Membaca Kelas 1 Sekolah Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Membaca 7. memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak

7.1 membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata dengan intonasi yang tepat

7.2 membaca puisi anak yang terdiri atas 2-4 baris dengan lafal dan intonasi yang tepat

2.1.3. Hakikat Membaca

Kompetensi belajar bahasa Indonesia diarahkan ke dalam emapat aspek,

yaitu membaca, berbicara, menulis, dan mendengarkan. Kompetensi Dasar dalam

penelitian ini hanya difokuskan pada aspek membaca saja. Hal ini dimaksudkan

mengingat pentingnya membaca bagi siswa kelas 1 sekolah dasar maka minat

membaca di kelas 1 perlu ditumbuhkan.

Minat membaca siswa perlu ditumbuhkan sejak dini karena dengan

kegiatan membaca siswa dapat menambah pengetahuan mereka dengan lebih

mudah. Membaca bagi siswa kelas 1 SD merupakan membaca permulaan.

Membaca permulaan merupakan kegiatan mengenalkan dan melatih siswa untuk

membaca pertama kali.

Menurut Nurjamal, Dkk (2011:4), Membaca dan menyimak merupakan

“aktivitas kunci kita mendapatkan dan menguasai informasi. Semakin banyak

informasi kita simak-baca, semakin banyak informasi kita kuasai”.

Menurut Santosa (2009:6.3), pada hakikatnya aktivitas membaca terdiri dari

dua bagian, yaitu “membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk.

Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan

membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang

dilakukan pada saat membaca”.

Menurut Kuntowijoyo dalam Nurjamal, Dkk (2011:4), “Dengan membaca

buku berarti kita sedang membaca diri sendiri lewat pengalaman orang lain. Jika

kita rajin membaca buku, itu berarti kita rajin belajar dari pengalaman orang lain.

Itu termasuk belajar diri sendiri”.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

13

Menurut Santosa (2009:6.3), proses membaca terdiri dari beberapa aspek.

Aspek-aspek tersebut adalah

(a ) aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis; (b) aspek perceptual, yaitu kemampuan untuk menginterprestasikan apa yang dilihat sebagai symbol;(c) aspek schemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur pengetahuan yang telah ada; (d) aspek berpikir, yaitu keampuan membuat interfensi dan evaluasi dari materi yang dipelajari; dan (e) aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan denga minat pembaca yang berpengaruh terhadap kegiatan membaca

Menurut Santosa (2009:6.5), pembelajaran membaca harus mempunyai

tujuan yang jelas. Tujuan yang dimaksud meliputi :

a. Menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan b. Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada

siswa menikmati bacaan c. Menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan d. Menggali simpanan pengetahuan atas schemata siswa tentang

suatu topik e. Menghubungkan pengetahuan baru dengan skemata siswa f. Mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan

disampaikan dengan lisan ataupun tertulis g. Melakukan penguatan atau penolakan terhadap ramalan-

ramalan yang dibuat oleh siswa sebelum melakukan perbuatan membaca

h. Memberikan kesempatan kepada siswa melakukan eksperimentasi untuk meneliti sesuatu yang dipaparkan dalam sebuah bacaan

i. Mempelajari struktur bacaan j. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan oleh guru

atau sengaja diberikan oleh penulis bacaan.

2.1.3.1. Jenis Membaca

Berikut akan dipaparkan beberapa jenis membaca yang dilakukan baik

kegiatan membaca sekolah atau kegiatan mambaca di luar sekolah.

a. Membaca Teknik

Kegiatan ini bertujuan untuk melatih siswa menyuarakan lambang-lambang

tertulis. Melalui kegiatan ini siswa dibiasakan membaca dengan intonasi yang

wajar, tekanan yang baik, dan lafal yang benar.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

14

b. Membaca Dalam Hati

Kegiatan membaca ini perlu dilatihkan setelah siswa menguasai semua

huruf. Siswa dilatih membaca tanpa menguluarkan suara ataupun gerakan bibir.

c. Membaca Indah

Membaca indah ialah membaca teknik juga. Tetapi pada bahan bacaan yang

digunakan ialah karya sastra, seperti puisi atau prosa. Kegiatan ini lebih bertujuan

apresiatif. Siswa diharapkan dapat membaca sebagai ungkapan penghayatannya

terhadap sastra.

d. Membaca Bahasa

Kegiatan membaca bahasa ditekankan pada sisi kebahasaan, bukan isinya.

Jadi dalam kegiatan ini berdasarkan bacaan yang diberikan, siswa berlatih

mengenai makna dan penggunaan kata, ungkapan, serta kalimat.

e. Membaca Cepat

Tujuan kegiatan membaca cepat adalah agar siswa mampu dengan cepat

menangkap isi bacaan. Kemampuan ini sangat penting karena informasi mengenai

ilmu dan teknologi disampaikan melalui tulisan.

f. Membaca Pustaka

Kegiatan membaca ini merupakan kegiatan di luar jam pelajaran. Jadi dapat

bersifat kokurikuler, ekstrakurikuler, bahakan individual. Dalam hal ini yang perlu

diperhatikan adalah bagaimana menumbuhkan munat baca anak, tidak saja

terhadap bacaan hiburan, tetapi juga terhadap bacaan yang berisi pengetahuan.

Untuk itu sekolah perlu menyediakan buku-buku bacaan yang beraneka ragam,

yang disajikan dalam bahasa yang sesuai dengan tingkatan siswa SD.

g. Membaca Lancar

Membaca lancar adalah membaca dengan tidak tersendat-sendat, yaitu

membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat. Kelancaran seorang dalam

membaca akan memudahkan pendengar untuk menangkap pesan atau isi dari apa

yang pembaca sampaikan.

Tujuan membaca lancar adalah untuk melatih cara membaca yang baik dan

benar sesuai kaidah kebahasaan. Dalam mambaca lancar guru perlu

memperhatikan siswa agar mengindahkan pedoman sebagai berikut :

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

15

a. Lafal

Sebagian siswa-siswa di Indonesia lahir dan dibesarkan sebagai insane

daerah yang berbahasa daerah. Ciri-ciri kedaerahan itu sering kali sulit

dihilangkan. Pengurangan cirri tersebut merupakan langkah yang perlu diambil

kearah pengindonesiaan siswa-siswa di Indonesia. Rumusan yang dapat

dikemukakan adalah bahwa lafal yang baku dalam bahasa Indonesia adalah

ucapan yang bebas dari ciri-ciri lafal daerah.

Berikut contoh pelafalan yang belum sesuai dengan kaidah pelafalan bunyi

bahasa :

(a) Huruf /c/ dilafalkan (ce) bukan (se)

Contoh : WC dilafalkan (we-ce) bukan (we-se)

(b) Huruf /q/ dilafalkan (ki) bukan (kyu)

Contoh : MTQ dilafalkan (em-te-ki) bukan (em-te-kyu)

(c) Huruf /v/ dilafalkan (fe) bukan fi

Contoh : TV dilafalkan (te-ve) bukan (ti-vi)

b. Intonasi

Menurut Sunaryati dalam Rahardi (2005:123) intonasi adalah tinggi-rendah

suara, panjang-pendek suara, keras lemah suara, jeda, irama dan timbre yang

menyertai tuturan. Intonasi berfungsi untuk memperjelas maksud tuturan. Oleh

karena itu intonasi dapat dibedakan lagi menjadi intonasi berita, intonasi Tanya

dan intonasi seruan. Intonasi seruan masih dibedakan lagi menjadi intonasi

perintah, ajakan permintaan, permohonan dan sebagainya.

Intonasi dapat berupa lagu kalimat atau ketepatan penyajian tinggi

rendahnya nada kaliamat. Berikut contoh intonasi pada kalimat

(a) Apa maksudnya? (intonasi naik)

(b) Kita harus bekerja keras. (intonasi datar)

(c) “Pagi ini pekerjaan seharusnya dapat selesai” kata ibu (intonasi menurun).

c. Kenyaringan

Volume merupakan tingakt kekuatan dan kenyaringan suara dalam

pengucapan kata. Saat membaca tingkat kenyaringan perlu diperhatikan oleh

pembaca karena dapat menunjang keefektifan dalam membaca.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

16

Dari berbagai jenis membaca yang telah dipaparkan, peneliti hanya

meningkatkan hasil belajar membaca lancar untuk siswa kelas 1 SD N Batur 03.

Dari beberapa paparan di atas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan

aktivitas kunci untuk mendapatkan dan menguasai informasi yang melibatkan

aktivitas fisik dan mental sehingga dapat menemukan makna tulisan dan

memperoleh informasi untuk mengembangkan intelektualitas.

Mengingat pentingnya membaca maka minat membaca siswa di kelas 1 SD

perlu ditumbuhkan. Salah satu langkah untuk menumbuhkan minat membaca

yaitu dengan menanaman minat membaca dan melalui proses belajar mengajar

yang menarik dan menyenangkan agar siswa tertarik untuk membaca sehingga

hasil belajar siswa meningkat.

2.1.4. Hasil Belajar

Hasil belajar mempunyai peran penting didalam proses pembelajaran.

Dalam proses belajar mengajar, hasil belajar merupakan salah satu sebagai tolok

ukur keberhasilan proses mengajar. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat

memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya

mencapai tujuan bejarnya melalui kegiatan belajar.

Menurut Gagne dalam Suprijono (2014:5), hasil belajar berupa :

(a) informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis; (b) ketrampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambing; (c) strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya; (d) ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan koordinasi; (e) sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut

Menurut Reigeluth dalam Suprihatiningrum (2014:38), Hasil belajar adalah

“suatu kinerja yang diindikasikan sebagai suatu kapasitas (kemampuan) yang

telah diperoleh.”

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

17

Menurut Hamailik dalam Rusman (2012:123), “Hasil belajar dapat terlihat

dari terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan

perilaku.”

Menurut Bloom dalam Suprijono (2014:6), “hasil belajar mencakup

kemampuan yaitu domain kognitif , domain afektif dan domain psikomotorik.”

Dari pendapat Bloom Terdapat 3 aspek penting yang diukur dalam dalam

hasil belajar yaitu (a) aspek kognitif yaitu aspek untuk mengukur pengetahuan

siswa. (b) aspek afektif untuk mengukur bagaimana bagaimana sikap yang

ditunjukan oleh siswa selama mengikuti proses pembejaran. (c) aspek

psikomotorik adalah aspek untuk mengukur sejauh mana kretrampilan siswa.

Dalam penelitian ini hasil belajar yang ukur hanya domain kognitif saja.

Dari pendapat Bloom ada beberapa aspek di dalam domain kognitif, yaitu :

a. Pengetahuan (knowledge)

Kemampuan seseorang untuk mengingat kembali atau mengenali kembali

tentang nama-nama, struktur, bentuk, dan sebagainaya. Ini merupakan berpikir

paling rendah

b. Pemahaman (comprehension)

Kemampuan pesesrta didik untuk mengerti atau memahami sesuatu yang telah

diketahui atau diingat.

c. Penerapan (application)

Kemampuan siswa untuk menerapkan atau menggunakan sesuatu yang telah

diketahui ke dalam situasi yang kongkrit.

d. Analisis (analysis)

Kemampuan seseorang untuk memadukan elemen-elemen dan bagian-bagian

yang kecil ke dalam satu bentuk yang utuh.

e. Evaluasi (evaluation)

Kemampuan seseorang untuk memberikan pertimbangan nilai dari situasi

tertentu untuk tujuan tertentu.

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah terjadinya

perbaikan tingkah laku dan perubahan kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotik yang diperoleh siswa setelah menerima perlakuan dari guru sehingga

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

18

dapat mengkontruksikan pengetahuan yang diperoleh untuk dapat digunakan

dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil belajar memiliki manfaat bagi siswa dengan mengetahui hasil

belajarnya siswa dapat menilai apakah cara belajarnya sudah efektif untuk

mencapai hasil yang maksimal serta bertujuan untuk mengukur tingkat

keberhasilan siswa. dilihat dari manfaat hasil belajar siswa, dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi

belajarnya dan sebgai tolok ukur siswa dalam mencapai tujuan belajarnya.

Dalam penelitian ini diharapkan hasil belajar bahasa Indonesia akan

meningkat. Apabila hasil belajar yang didapat siswa maksimal maka dalam

mengikuti proses belajar bahasa Indonesia siswa akan lebih bersemangat dan

antusias. Misalnya setelah mengikuti pelajaran bahasa Indonesia siswa menyukai

pelajaran bahasa Indonesia yang awalnya tidak disukai, karena siswa merasa

senang dengan cara mengajar guru yang menarik.

Dengan demikian hasil belajar bahasa Indonesia yang didapat siswa tidak

hanya digunakan untuk mencukupi KKM ≥ 65 yang sudah ditentutan, namun

dapat mempengaruhi sudut pandang siswa terhadap mata pelajaran bahasa

Indonesia, sehingga untuk selanjutnya siswa memiliki apresiasi yang tinggi

terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia.

2.1.5. Model Pembelajaran Picture and Picture

Kegiatan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien tentu memerlukan

model pembelajaran yang baik agar materi yang disampaikan dalam pembelajaran

mudah dipahami oleh siswa dan mudah diingat oleh siswa. Pemilihan model

pembelajaran yang baik diperlukan agar siswa tidak hanya pasif mendengarkan

penjelasan dari guru saja melainkan siswa dapat mengalami langsung dan

mengembangkan daya kreatifitas yang dimiliki. Pemilihan model pembelajaran

yang sesuai akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu guru

harus pandai dalam memilih dan menentukan model pembelaran yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu contoh adalah model

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

19

pembelajaran picture and picture. Model pembelajaran picture and picture cocok

diterapkan di kelas rendah.

2.1.5.1. Pengertian Model Picture and Picture

Model pembelajaran picture and picture merupakan model yang baik

diterapkan di kelas rendah yaitu antara kelas 1 sampai kelas 3 SD. Model

pembelajaran picture and picture ini merupakan salah satu model kooperatif

dimana model pembelajaran kooperatif ini mengutamakan adanya kelompok-

kelompok dalam proses pembelajaran. Dengan berkelompok diharapkan siswa

saling bekerjasama dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Model picture and

picture adalah suatau metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan

/ diurutkan menjadi urutan logis.

Menurut Ngalimun (2014:177), model pembelajaran picture and picture

adalah “Sajian informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar kegiatan

berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik,

guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai

materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.”

Menurut Hamdayama (2014:129), model pembelajaran picture and picture

adalah “Sebuah model pembelajaran dimana guru menggunakan alat bantu media

gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif

belajar.”

Dari paparan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran picture and picture adalah model pembelajaran dengan mengunakan

alat bantu atau media gambar untuk menyampaikan materi. Dengan menggunakan

media gambar diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran dengan fokus dan

dalam kondisi yang menyenangkan, sehingga materi yang disampaikan, dapat

diterima dengan baik dan mampu diingat kembali oleh siswa sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

20

2.1.5.2. Langkah-langkah model pembelajaran picture and picture

Dalam model pembelajaran picture and picture terdapat beberapa langkah

dalam melaksanakan proses pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan beberapa

langkah-langkah yang terdapat pada model pembelajaran picture and picture.

Menurut Hamdayama (2014:130), langkah-langkah dalam model

pemebelajaran picture and picture adalah sebagai berikut :

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

Dilangkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi

kompetensi dasar (KD) mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian

siswa dapat mengukur sejauh mana materi yang harus dikuasai.

b. Menyajikan materi sebagai pengantar

Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemeberian materi sebagai

pengantar akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi

yang ingin dipelajari.

c. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan

dengan kegiatan membaca.

Dengan gambar yang diseratai kata akan memudahkan siswa dalam membaca,

sebab siswa merasa terbantu dengan adanya gambar.

d. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian untuk memasang atau

mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Pada kegiatan ini

siswa diminta untuk mengurutkan kata pada gambar dan menyusunnya

menjadi kalimat. Siswa berlatih membaca urutan kata yang telah disusun

sesuai dengan lafal, intonasi dan kenyaringan yang tepat.

e. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

Guru membimbing siswa untuk menemukan jalan cerita atau tuntutan

kompetensi dasar dengan indikator yang akan dicapai. Setelah siswa

menjelaskan urutan gambar dengan alasan yang tepat, hal itu menunjukan

bahwa siswa sudah lancar membaca sehingga urutan gambar menjadi urutan

yang logis.

f. Dari alasan/urutan gambar tersebut, guru memulai menanamkan konsep atau

materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

21

Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan

penekanan-penekan pada hal yang ingin dicapai dengan meminta siswa lain

untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa

mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator.

g. Kesimpulan atau rangkuman

Setelah siswa menyelesaikan semua proses pembelajaran siswa dibimbing

untuk membuat kesimpulan atau rangkuman agar guru mengetahui sejauh

mana siswa dalam mencapai pembelajaran pada hari itu.

Menurut Hamdani (2014:89), langkah-langkah model pembelajaran Picture

and Picture ada 7 langkah, yaitu :

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar. c. Guru menunjukan atau memanggil siswa secara bergantian

untuk memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

d. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

e. Dari alasan atau urutan gambar tersebut, guru menanmkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

f. Kesimpulan atau rangkuman.

2.1.5.3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Picture and Picture

Setiap model pembelajaran tentu mempunyai kelebihan dan kelemahan di

dalamnya. Tak terkecuali dengan model pembelajaran picture and picture juga

terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan.

Menurut Hamdani (2014:89), ada beberapa kelebihan dan kelemahan model

pembelajaran picture and picture, yaitu “Kelebihan dari model picture and

picture guru lebih mengetahui kemampuan tiap-tiap siswa. Guru Melatih siswa

untuk berpikir logis dan sistematis. Adapun kekurangan model pembelajran ini

adalah memakan banyak waktu dan banyak siswa yang pasif.”

Menurut Istarani (2011:8), model pembelajaran picture and picture

memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

22

Adapun kelebihan model pembelajaran picture and picture diantaranya:(a) materi yang diajarkan lebih terarah;(b) siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukan gambar-gambar mengenai materi yang akan dipelajari;(c) menigkatkan daya nalar atau daya pikir siswa;(d) meningkatkan tanggungjawab siswa;(e) pembelajaran lebih berkesan. Adapun kelemahan model pembelajaran picture and picture diantaranya (a) sulit menemukan gambar-gambar yang bagus yang sesuai dengan materi;(b )sulit menemukan gambar yang sesuai dengan daya nalar siswa;(c) baik guru atau siswa kurang terbiasa menggunakan gambar sebagai bahan utama menyampaikan materi;(d) tidak tersedianya dana khusus untuk mengadakan gambar-gambar yang diinginkan

Model pembelajaran picture and picture memiliki kekurangan sebagaimana

seperti yang telah dipaparkan diatas. Mengingat hal tersebut terdapat solusi dalam

mengatasi kelemahan yang terdapat pada model pembelajaran picture and picture,

yaitu :

a. Guru bisa membagi waktu pada tiap kegiatan yang dalam proses pembelajaran.

b. Guru dapat memanfaatkan internet dalam mencari gambar yang menarik dan

sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

c. Guru belajar membiasakan diri menggunakan gambar dalam proses

pembelajaran.

d. Guru bisa menggunakan dana BOS dalam untuk pengadaan gambar-gambar

yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

2.1.6. Pengertian Bermain

Bermain atau permainan masih sangat dibutuhkan bagi siswa sekolah dasar

terutama siswa kelas 1 SD. Karena dengan bermain akan meningkatkan rasa ingin

tahu anak sehingga akan meningkatkan motivasi untuk anak belajar. Secara tidak

langsung bermain sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak untuk belajar

dan mencapai sukses.

Menurut Piaget dalam Sujiono (2010:34), kegiatan bermain adalah “suatu

kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan

bagi diri seseorang”.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

23

Menurut Doctket dan Fleer dalam Sujiono (2010:34), bermain adalah

“kebutuhan bagi anak karena melalui bermain anak akan memperoleh

pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya.”

Menurut Bennett, Dkk dalam Sujiono (2010:16), pengembangan program

kegiatan bermain adalah

Pengembangan sejumlah pengalaman belajar melalui kegiatan bermain yang dapat memperkaya pengalaman anak tentang berbagai hal, seperti cara berpikir tentang diri sendiri, tanggap pada pertanyaan, dan dapat memberikan argumentasi untuk mencari berbagai alternatif. Menurut Elkonin dalam Sujiono (2010:35), prinsip-prinsip bermain, yaitu :

a. Dalam bermain anak mengembangkan sistem untuk memahami apa yang sedang terjadi dalam rangka mencapai tujuan yang lebih kompleks.

b. Kemampuan untuk menempatkan perspektif orang lain melalui aturan-aturan dan menegosiasikan aturan bermain

c. Anak menggunakan replica untuk menggantikan objek nyata, lalu mereka menggunakan objek baru yang berbeda. Kemampuan menggunakan simbol termasuk dalam perkembangan berpikir abstrak dan imajinasi.

d. Kehati-hatian dalam bermain mungkin terjadi karena anak perlu mengikuti aturan permainan yang telah ditentukan bersama teman mainnya.

Dengan kegiatan bermain dapat mengembangkan berbagai potensi pada

siswa, baik potensi fisik, kognitif, bahasa, sosial, emosi dan kreatifitas yang pada

akhirnya perpengaruh pada prestasi belajarnya. Bermain juga berfungsi untuk

mengembangkan rasa percaya diri, kemandirian siswa yang dapat mempengaruhi

perkembangan siswa karena dengan bermain didapat pengalaman yang penting

dalam dunia anak.

Adapun upaya yang dapat dilakukan guru untuk menghargai arti bermain

adalah dengan memberikan pengalaman dan kesempatan aktivitas bermain pada

anak, untuk eksplorasi sendiri serta mengkontruksi pengetehuannya sendiri. Guru

dapat memberikan kenyamanan dan lingkungan yang mendukung untuk bermain.

Guru juga dapat merencanakan proses belajar mengajar, menanggapi anak pada

saat bermain, peduli akan kebutuhan anak, mengobservasi anak pada saat bermain

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

24

dan tahu kapan saatnya guru memberikan bantuan, mengontrol tingkah laku siswa

dan membantu siswa mengungkapkan perasaan pada saat bermain.

2.1.7. Permainan Puzzle

Permainan puzzle pada penelitian ini, digunakan sebagai media bantu pada

proses menyampaian materi. Permainan puzlle dinilai cocok untuk melengkapi

proses pembelajaran yang menggunakan model picture and picture. Dengan

menggunakan puzzle akan memberi pengalaman belajar yang baru bagi siswa

serta memberikan manfaat yang baik bagi siswa. Dengan digunakan puzzle maka

akan menumbuhkan rasa keingintahuan siswa untuk memasang potongan gambar

menjadi satu gambar untuh.

Kata puzzle berasal dari bahasa Prancis Kuno “Aposer”. Kata tersebut

dalam bahasa Inggris kuno menjadi “Pose” lalu berubah menjadi “Pusle”

dengan arti membingungkan atau mengacaukan. Sedangkan kata puzzle sebagai

kata benda merupakan turunan dari kata kerja tersebut menjadi posisi potongan-

potongan yang harus diatur menjadi suatu kesatuan bentuk. Puzzle merupakan

teka teki dan tidak utuh, dalam hal ini media puzzle berbentuk gambar yang

terpotong-potong, yang kalau digabungkan menjadi sebuah gambar yang utuh.

(http://www.wikipedia.org)

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa puzzle adalah suatu

permainan yang bisa menggunakan media gambar yang dipotong-potong dan

dapat dimodifikasi bentuknya menurut keinginan guru untuk memudahkan siswa

dalam berlatih membaca. penggunaan permainan puzzle pada penelitian ini

membuat siswa tidak hanya mendengarkan saja bacaan yang dibacakan oleh guru,

namun siswa juga langsung belajar membaca dengan menyusun gambar huruh

pada gambar menjadi sebuah kata. Dengan demikian siswa merasa lebih tertarik

mengikuti proses pembelajaran dan merasa mudah dalam membaca karena

terbantu oleh gambar yang menarik perhatian siswa.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

25

2.2. Implementasi Model Pembelajaran Picture and Picture Berbantu

Permainan Puzzle Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pada penelitian ini penggunaan model pembelajaran picture and picture

berbantu permainan puzzle diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar membaca

mata pelajaran bahasa Indonesia. Model pembelajaran picture and picture

merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang sifatnya membantu

siswa dalam memahami materi yang disampaikan dan menyenangkan dalam

proses pembelajarannya. Kondisi yang menyenangkan terlihat pada saat siswa

bermain mengurutkan gambar-gambar yang menarik perhatian siswa. Dengan

kondisi belajar yang menyenangkan dapat merangsang siswa agar tertarik pada

kegiatan membaca, hal ini membuat siswa merasa lebih mudah untuk membaca

karena terbantu dengan gambar.

Penerapan model pembelajaran picture and picture berbantu permainan

puzzle merupakan upaya guru untuk menarik perhatian dan antusias siswa dalam

kegiatan membaca mata pelajaran bahasa Indonesia. Penggunaan permainan

puzzle dalam penelitian ini juga dirasa penting, karena siswa usia kelas 1 SD

merupakan individu yang masih senang bermain. Penggunaan permainan puzzle

dirasa berpengaruh untuk merangsang siswa agar antusias dalam kegiatan

membaca.

Mengacu dari beberapa pendapat para ahli mengenai langkah-langkah

pembelajaran dengan model picture and picture yang telah diuraikan, maka

langkah-langkah pembelajaran yang peneliti terapkan dalam penelitian ini dengan

pokok bahasan memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca

puisi anak adalah sebagai berikut :

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar secara singkat dengan

memberikan contoh memasang puzzle dan mengurutkan gambar. Siswa yang

sudah lancar membaca diminta untuk membaca kata yang diurutkan menjadi

kalimat. Siswa dibagi menjadi 6 keolompok secara heterogen. Guru

menjelaskan tentang pembelajaran dan peraturan permainan yang akan

dilakukan.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

26

c. Siswa bekerjasama untuk menyusun puzzle menjadi gambar yang utuh dan

membentuk sebuah kata. Setelah semua gambar terbentuk maka siswa

mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis menjadi sebuah kalimat.

Dalam satu kelompok siswa yang sudah lancar membaca diminta untuk

mengajari siswa yang belum lancar membaca untuk membaca tiap kata yang

terbentuk dari gambar.

d. Guru menunjukan atau memanggil kelompok secara bergantian untuk

memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis di

papan tulis. Setelah ditempelkan pada papan tulis, tiap siswa dalam satu

kelompok diminta untuk membaca urutan gambar yang membentuk sebuah

kalimat sederhana dengan lafal, intonasi dan kenyarinagan yang tepat secara

bergantian.

e. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

Setelah siswa menjelaskan alasannya dalam mengurutkan gambar dan urutan

tersebut benar, maka hat tersebut menunjukkan bahwa siswa sudahmembaca.

f. Dari alasan atau urutan gambar tersebut, guru menanmkan konsep atau materi

sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

g. Guru bersama dengan siswa menyususn kesimpulan atau rangkuman

2.3. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Anik Suprapti yang berjudul

“Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Tentang Membaca Melalui

Media Kartu Kata Dengan Model Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa

Kelas 1 SD N Pekuwon Semester 1 2012/2013” terbukti adanya peningkatan

kemampuan membaca pada siswa kelas 1, hal ini dibuktikan dengan adanya

peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia. Pada kondisi awal nilai rata-rata

siswa hanya 65 dengan KKM ≥ 75. Pada siklus I ada peningkatan rata-rata nilai

menjadi 77 dan dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan yang signifikan

menjadi 84.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

27

Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan antara penelitian yang

dilakukan peneliti dan penelitian karya Anik Suprapti. Persamaan tersebut antara

lain (a) jenis penelitian sama-sama menggunakan penelitian tindakan kelas

(PTK); (b) instrument yang di gunakan berupa tes dan non tes; (c) sama-sama

mengukur peningkatan hasil belajar. Perbedaan terletak pada masalah, tujuan,

tindakan, variabel, dan subyek penelitian.

Penelitian yang lainnya adalah penelitian oleh Winarsih dengan judul

“Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Model

Picture And Picture Bagi Siswa Kelas II SD Margorejo Kabupaten Kudus

Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.” terbukti adanya peningkatan hasil

belajar matematika pada siswa kelas 2, hal ini dibuktikan dengan adanya

peningkatan hasil belajar matematika. Pada kondisi awal nilai rata-rata siswa

hanya 69 dengan KKM ≥ 70. Pada siklus I ada peningkatan rata-rata nilai

menjadi 78 dan dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan yang signifikan

menjadi 87.

Persamaan penelitian yang penelitia lakukan dengan beberapa penelitian di

atas adalah sama-sama mengukur hasil belajar, instrument yang digunakan untuk

mengukur tingkat keberhasilan siswa berupa tes dan non tes. Untuk perbedaannya

terletak pada subjek yang diteliti, masalah, tujuan, tindakan, variabel, dan

pemanfaatan media dalam proses tindakan yang akan dilakukan.

Dari beberapa penelitian yang telah dipaparkan menunjukan bahwa

pembelajaran dengan model Picture and Picture ini adalah hal yang menarik dan

dapat meningkatkan hasil belajarr siswa, karena pada umumnya pembelajaran

yang dilakukan di kelas hanya terpaku pada materi ajar pada buku saja.

Sedangkan dengan model Picture and Picture ini menggunakan media gambar

yang disesuaikan dengan materi pembelajaran yang dapat memancing siswa agar

tertarik mengikuti pembelajaran sehingga tercapai hasil belajar yang maksimal.

2.4. Kerangka Berpikir

Salah satu faktor yang berpengaruh dalam hasil belajar adalah faktor

pemilihan model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

28

Pemiliahan model yang tepat akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Model

pembelajaran picture and picture dinilai cocok dalam meningkatkan hasil belajar

bahasa Indonesia kelas 1 SD karena model pembelajaran ini diyakini mampu

membantu siswa memahami materi membaca permulaan.

Model picture and picture diberikan pada pembelajaran bahasa Indonesia

karena siswa kelas 1 SD Batur 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

mempunyai kemampuan membaca yang masih rendah. Hal ini ditunjukan dari

hasil belajar membaca mata pelajaran bahasa Indonesia siswa semester 1 masih

banyak siswa yang nilainya di bawah KKM 65. Faktor menyebab rendahnya hasil

belajar bahasa Indonesia adalah penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran

rendah. Hal ini terjadi karena guru belum menggunakan model pembelajaran yang

tepat dan belum penggunakan media yang dapat menarik perhatian siswa.

Sehingga dalam hal ini banyak siswa yang merasa bosan dan kurang tertarik pada

kegiatan membaca.

Model picture and picture merupakan model yang dinilai cocok untuk

meningkatkan kemampuan membaca siswa. Adapun model picture and picture

yang dipilih peneliti dikombinasinkan dengan permainan puzzle. Dengan alasan

penggunaan model picture and picture berbantu permainan puzzle dapat

menumbuhkan minat siswa dalam membaca, membangkitkan rasa percaya diri

siswa, dan memberi rasa tanggung jawab kepada setiap anggota kelompok

kecilnya dalam menyusun gambar dan mengurutkan gambar. Selain itu model

picture and picture berbantu permainan puzzle dapat menumbuhkan antusiasme

siswa pada kegiatan membaca serta dalam menyusun potongan gambar melatih

menggabungkan huruf agar membentuk sebuah kata sehingga mudah untuk

membaca kata sesuai gambar. Siswa juga dilatih untuk berpikir kritis saat

mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis.

Adapun kerangka berpikir Penggunaan Model Picture and Picture Berbantu

Permainan Puzzle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa

Kelas 1 SD Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, dapat dilihat pada bagan

2.1.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

29

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir Model Picture and picture berbantu permainan puzzle

Guru menyampaikan materi dengan ceramah dan menggunakan sumber hanya dari buku paket

Siswa kurang aktif dan kurang tertarik dalam dalam kegiatan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

Hasil belajar membaca mata pelajaran bahasa Indonesia ≤ 65. Dengan rata-rata 63

Guru menggunakan model picture and picture berbantu permainan puzzle

Proses berpikir siswa konkret.

Melalukan permainan puzzle (model picture and picture) akan lebih menarik dan menyenangkan

Hasil belajar membaca lancar mata pelajaran bahasa Indonesia ≥KKM

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16731/2/T1_292011228_BAB II...pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca,

30

2.5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir, serta sebungan dengan

masalah dan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah hasil belajar bahasa

Indonesia dapat meningkat dengan model picture and picture, maka diajukan

hipotesis penelitian sebagai berikut :

1) Penerapan model picture and picture berbantu permainan puzzle dapat

meningkatkan proses pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD N

Batur 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang secara signifikan

melalui langkah-langkah berikiut ini :

a. Pada kegiatan awal guru menyampaikan meteri pengantar menggunakan

gambar yang menarik untuk menarik perhatian siswa pada kegiatan

membaca.

b. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok secara heterogen.

c. Melakukan permainan puzzle agar proses menyusun kata menjadi lebih

menyenangkan.

d. Mengurutkan kata pada gambar sesusai dengan prosedur pada model

picture and picture sehingga membentuk sebuah kalimat.

e. Siswa berlatih untuk membaca dengan berbantu gambar yang telah

diurutkan.

2) Peningkatkan proses pembelajaran melalui model picture and picture

berbantu permainan puzzle dapat meningkatkan hasil belajar membaca

lancar mata pelajaran bahasa Indonesia pokok bahasan memahami teks

pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak secara signifikan

dengan ketuntasan belajar individual nilai hasil belajar membaca mata

pelajaran bahasa Indonesia ≥ 65 dan mengalami ketuntasan belajar secara

klasikal sebesar ≥ 80% dari 33 siswa.