49
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kelincahan Kelincahan merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang berperan penting dalam merespon suatu gerakan yang didapatkan dikarenakan harus mampu bergerak dengan cepat merubah arah atau melepaskan diri. Kelincahan didefinisikan sebagai kemapuan untuk mengubah kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan keseimbangannya (Ismaryati, 2008). Menurut Maksum (2007), Kelincahan adalah kemampuan tubuh atau bagian tubuh untuk mengubah arah gerakan secara mendadak dalam kecepatan yang sangat tinggi. Misalnya mampu berlari berbelok-belok, lari bolak-balik dalam jarak dan waktu tertentu, atau kemampuan berkelit dengan cepat dalam posisi tetap berdiri stabil. Maksum (2007), mengatakan bahwa komponen kelincahan erat kaitannya dengan komponen kecepatan dan koordinasi. Pendapat lain mengatakan bahwa kelincahan bagi seseorang sangat erat kaitannya dengan kamampuan melakukan gerakan mengubah- ubah arah dengan kecepatan yang tinggi (Purwanto, 2004). Menurut Sumiyarsono (2006) kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk berlari cepat dengan mengubah-ubah arahnya”. Kelincahan merupakan hal dasar yang dimiliki tubuh baik untuk beraktivitas fungsional, 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

  • Upload
    dothien

  • View
    236

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kelincahan

Kelincahan merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang berperan

penting dalam merespon suatu gerakan yang didapatkan dikarenakan harus

mampu bergerak dengan cepat merubah arah atau melepaskan diri.

Kelincahan didefinisikan sebagai kemapuan untuk mengubah

kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan

tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

keseimbangannya (Ismaryati, 2008).

Menurut Maksum (2007), Kelincahan adalah kemampuan tubuh atau

bagian tubuh untuk mengubah arah gerakan secara mendadak dalam

kecepatan yang sangat tinggi. Misalnya mampu berlari berbelok-belok, lari

bolak-balik dalam jarak dan waktu tertentu, atau kemampuan berkelit dengan

cepat dalam posisi tetap berdiri stabil. Maksum (2007), mengatakan bahwa

komponen kelincahan erat kaitannya dengan komponen kecepatan dan

koordinasi. Pendapat lain mengatakan bahwa kelincahan bagi seseorang

sangat erat kaitannya dengan kamampuan melakukan gerakan mengubah-

ubah arah dengan kecepatan yang tinggi (Purwanto, 2004).

Menurut Sumiyarsono (2006) “kelincahan adalah kemampuan

seseorang untuk berlari cepat dengan mengubah-ubah arahnya”. Kelincahan

merupakan hal dasar yang dimiliki tubuh baik untuk beraktivitas fungsional,

11

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

12

kemampuan dalam berolahraga seperti kemampuan untuk gerakan cepat, dan

berhenti mendadak, perubahan arah dengan cepat, efisien dan penyesuaian

gerak kaki pada tubuh atau bagian tubuh pada saat melakukan gerakan saat

aktivitas. Setiap individu dengan kelincahan yang baik memiliki kesempatan

lebih baik untuk sukses dalam aktivitas fisik dibandingkan dengan individu

yang memiliki kelincahan buruk. Dinyatakan demikian karena kelincahan

sendiri merupakan aspek dari beberapa kondisi fisik yang harus dimiliki

untuk meningkatkan performance dan menghindari cedera.

2.1.1 Jenis Kelincahan

Menurut Ismaryati (2008) ditinjau dari keterlibatan atau

perannya dalam beraktivitas, kelincahan dikelompokkan menjadi dua

macam yaitu, kelincahan umum dan kelincahan khusus. Berdasarkan

jenis kelincahan tersebut menunjukkan bahwa, kelincahan umum

digunakan untuk aktivitas sehari-hari atau kegiatan olahraga secara

umum. Sedangkan kelincahan khusus merupakan kelincahan yang

bersifat khusus yang dibutuhkan dalam cabang olahraga tertentu.

Kelincahan yang dibutuhkan memiliki karakteristik tertentu sesuai

tuntutan cabang olahraga yang dipelajari.

Menurut Purwanto (2004) bahwa seorang pemain yang

mempunyai kelincahan yang baik akan memiliki keuntungan antara lain

: mudah melakukan gerakan yang sulit, tidak mudah jatuh atau cedera,

dan mendukung teknik-teknik yang digunakannya terutama teknik

menggiring bola, ciri-ciri kelincahan dapat dilihat dari kemampuan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

13

bergerak dengan cepat, mengubah arah dan posisi tergantung pada

situasi dan kondisi yang dihadapi dalam waktu yang relative singkat

dan cepat.

2.1.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kelincahan

Kelincahan merupakan kombinasi dari kekuatan otot,

fleksibilitas, kecepatan, keseimbangan, kecepatan reaksi dan koordinasi

neuromuskular. Dengan kata lain kelincahan juga dipengaruhi oleh

faktor kekuatan otot, fleksibilitas, kecepatan, keseimbangan, kecepatan

reaksi dan koordinasi neuromuskular. Faktor-faktor tersebut merupakan

faktor yang sangat menentukan dalam tinggi atau rendahnya

kemampuan kelincahan.

a. Kekuatan Otot

Kekuatan adalah kemampuan otot atau grup otot

menghasilkan tegangan dan tenaga selama usaha maksimal baik

secara dinamis maupun statis (Kisner dan Colby, 2007). Kekuatan

otot juga dapat diartikan sebagai kekuatan maksimal otot yang di

tunjang oleh cross sectional otot yang merupakan otot untuk

menahan beban maksimal pada aksis sendi.

Otot dalam berkontraksi dan menghasilkan tegangan

memerlukan suatu tenaga atau kekuatan. Kekuatan mengarah

kepada output tenaga dari kontraksi otot dan secara langsung

berhubungan dengan sejumlah tension yang dihasilkan oleh

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

14

kontraksi otot, sehingga meningkatkan kekuatan otot berupa level

tension, hipertropi, dan recruitment serabut otot.

Suatu hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang sangat kuat antara fisiologi cross-sectional area dan

tegangan maksimal otot ketika dilakukan stimulasi elektrik.

Kekuatan otot-otot skeletal manusia dapat menghasilkan kekuatan

kurang lebih 3-8 kg/cm2 pada cross–sectional area tanpa

memperhatikan jenis kelamin (Lea, 2010). Namun variabilitas

cross-sectional area pada suatu otot akan berbeda setiap saat karena

pengaruh latihan inaktifitas.

Kekuatan selain dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin,

dapat di pengaruhi juga oleh beberapa faktor, seperti: faktor

biomekanik, neuromuskular (ukuran cross-sectional otot, motor

unit recruitment, tipe kontraksi, jenis serabut otot, dan kecepatan

kontraksi), faktor metabolisme (ketersediaan energi) dan faktor

psikologis.

Karena kekuatan merupakan salah satu komponen dari

kecepatan, maka semakin besar kekuatan dalam suatu gerakan,

semakin besar pula tenaga eksplosif yang terjadi sehingga akan

mampu meningkatkan kelincahan.

b. Fleksibilitas

Fleksibilitas merupakan kemampuan untuk menggerakkan

sendi-sendi dalam jangkauan gerakan penuh dan bebas. Keluwesan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

15

otot dan kebebasan gerak persendian sering dikaitkan dengan hasil

pergerakan yang terkoordinasi dan efisien. Kelenturan di arahkan

kepada kebebasan luas gerak sendi atau ROM. Fleksibilitas

menjadi faktor yang juga penting dalam mempengaruhi kelincahan.

Semakin lentur jaringan otot atau jaringan yang secara

bersama–sama bekerja seperti sendi, ligamen, dan tendon maka

juga akan di dapat peningkatan kelincahan. Dalam hal latihan

penguatan dan fleksibilitas keduanya memiliki saling keterkaitan.

Secara otomatis, jika seseorang melakukan latihan penguatan juga

berpengaruh terhadap fleksibilitas, begitu juga sebaliknya, jika

seseorang melakukan latihan fleksibilitas juga akan berpengaruh

terhadap kekuatannya. Kekuatan dan fleksibilitas merupakan

komponen dari kecepatan, sehingga dapat mempengaruhi

kelincahan.

Mobilitas sendi sangat penting untuk memaksimalkan ruang

gerak sendi, meningkatkan kinerja otot, mengurangi risiko cedera,

dan memperbaiki nutrisi kartilago. latihan fleksibilitas, yang

dilakukan pada latihan fisik tahap pertama, dapat meningkatkan

panjang dan elastisitas otot dan jaringan sekitar sendi.

c. Kecepatan

Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-

gerakan yang sejenis secara beturut-turut dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh suatu

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

16

jarak dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kecepatan bukan hanya

berarti menggerakkan anggota-anggota tubuh dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya. Kecepatan tergantung dari faktor yang

mempengaruhinya, yaitu kekuatan, waktu reaksi (reaction time),

dan fleksibilitas (Willmore, 2004).

d. Keseimbangan

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan

kesetimbangan tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi.

Definisi menurut O’Sullivan (2004), keseimbangan adalah

kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang

tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu menurut Ann

Thomson (2003), keseimbangan adalah kemampuan untuk

mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam

keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan aktivitas otot yang

minimal. Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan

relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau

pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of

support). Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap

segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan

bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh

dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk

beraktivitas secara efektif dan efisien. Keseimbangan merupakan

integrasi yang kompleks dari sistem somatosensorik (visual,

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

17

vestibular, proprioceptive) dan motorik (musculoskeletal, otot,

sendi jaringan lunak) yang keseluruhan kerjanya diatur oleh otak

terhadap respon atau pengaruh internal dan eksternal tubuh. Bagian

otak yang mengatur meliputi, basal ganglia, cerebellum, area

asosiasi (Batson, 2009).

1. Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu

a) Keseimbangan statis:

Kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada

posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas

papan keseimbangan).

b) Keseimbangan dinamis :

Adalah kemampuan untuk mempertahankan

kesetimbangan ketika bergerak. Keseimbangan dinamik

adalah pemeliharaan pada tubuh melakukan gerakan atau saat

berdiri pada landasan yang bergerak (dynamic standing) yang

akan menempatkan ke dalam kondisi yang tidak stabil.

Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari

integrasi sistem sensorik (vestibular, visual, dan

somatosensorik termasuk proprioceptive dan muskuloskeletal

(otot, sendi, dan jaringan lunak lain) yang dimodifikasi /

diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia,

cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan

kondisi internal dan eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

18

lain seperti, usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan,

pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.

2. Fisiologi Keseimbangan

Kemampuan tubuh untuk mempertahankan

keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak

dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan sistem regulasi

yang berperan dalam pembentukan keseimbangan. Tujuan dari

tubuh mempertahankan keseimbangan adalah menyanggah

tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk

mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang dengan

bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian

tubuh lain bergerak.

Banyak komponen fisiologis dari tubuh manusia

memungkinkan kita untuk melakukan reaksi keseimbangan.

Bagian paling penting adalah proprioceptive yang menjaga

keseimbangan. Kemampuan untuk merasakan posisi bagian

sendi atau tubuh dalam gerak (Brown et al, 2006). Beberapa

jenis reseptor sensorik di seluruh kulit, otot, kapsul sendi, dan

ligamen memberikan tubuh kemampuan untuk mengenali

perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal pada

setiap sendi dan akhirnya berpengaruh pada peningkatan

keseimbangan. Konsep ini penting dalam pengaturan ortopedi

klinis karena fakta bahwa meningkatkan kemampuan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

19

keseimbangan pada atlet membantu mereka untuk mencapai

kinerja atletik yang unggul (Riemann, 2002). Proprioception

dihasilkan melalui respon secara simultan, visual, vestibular,

dan sistem sensorimotor, yang masing-masing memainkan peran

penting dalam menjaga stabilitas postural. Paling diperhatikan

dalam meningkatkan proprioception adalah fungsi dari sitem

sensorimotor, meliputi integrasi sensorik. Motorik, dan

komponen pengolahan yang terlibat dalam mempertahankan

homeostasis bersama selama tubuh bergerak, sistem sensori

sensorimotor mencakup informasi yang diterima melalui

reseptor saraf yang terletak di ligamen, kapsul sendi, tulang

rawan dan geometri tulang yang terlibat dalam struktur setiap

sendi. Mechanoreceptor sensorik khusus bertanggung jawab

secara kuantitatif terhadap peristiwa hantaran mekanis yang

terjadi dalam jaringan menjadi impuls saraf (Rienmann, 2002).

Empat jenis utama dari mechanoreceptor yang

membantu dalam proprioception yaitu, termasuk reseptor

ruffini, reseptor pacinian, golgi tendon organ (GTO) dan muscle

spindle ruffini dan pacinian reseptor berhubungan dengan

sensasi sentuhan dan tekanan pada umumnya terletak di kulit

(Shier et al, 2004). Reseptor ruffini dianggap sebagai reseptor

statis dan dinamis berdasarkan ambang rendahnya, reseptor ini

lambat mengadaptasi karakteristik. Melalui perubahan impuls

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

20

tekanan terjadi perubahan tarik statis dan dinamis pada kulit dan

sangat sensitif terhadap peregangan, reseptor pacinian, agak

cepat beradaptasi, namun reseptor dengan ambang batas rendah

yang dianggap reseptor lebih dinamis (Rienmann, 2002).

Sementara juga sensor tekanan, reseptor pacinian mendeteksi

tekanan berat dan mengenali perubahan percepatan dan

perlambatan gerak (Shier et al, 2004). Golgi tendon organ dan

muscle spindle mempunyai peran yang lebih besar untuk

mengetahui posisi sendi selama bergerak. Pertama GTOs berada

dipersimpangan musculotendinous dan bertanggung jawab untuk

memantau kekuatan kontraksi otot untuk mencegah otot dari

kelebihan beban (Brown et al, 2006). Terhubung ke satu set

serat otot dan diinervasi oleh neuron sensorik, GTOs memiliki

ambang batas yang tinggi dan dirangsang oleh ketegangan otot

yang meningkat.

Keseimbangan tubuh dipengaruhi oleh system indera

yang terdapat di tubuh manusia bekerja secara bersamaan jika

salah satu system mengalami gangguan maka akan terjadi

gangguan keseimbangan pada tubuh (imbalance), system indera

yang mengatur/mengontrol keseimbangan seperti visual,

vestibular, dan somatosensorik (tactile & proprioceptive).

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

21

Gambar 2.1 Proses Fisiologi Terjadinya Keseimbangan

sumber : Anonim, 2015

3. Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah:

a. Sistem Informasi Sensoris

Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular,

dan somatosensoris (Chandler, 2000).

b. Sistem vestibular

Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang

berfungsi penting dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan

gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular berada di dalam

telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis

semisirkularis, utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem

sensoris ini disebut dengan sistem labyrinthine. Sistem

labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan

percepatan perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

22

occular, mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika

melihat obyek yang bergerak. Mereka meneruskan pesan

melalui saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular yang

berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus tidak menuju

nukleus vestibular tetapi ke cerebellum, formatio retikularis,

thalamus dan korteks serebri.

Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari

reseptor labyrinthine, retikular formasi, dan serebelum.

Keluaran (output) dari nukleus vestibular menuju ke motor

neuron melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron

yang menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada

leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural). Sistem

vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu

mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol

otot-otot postural.

c. Somatosensoris

Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau

proprioceptive serta persepsi-kognitif. Informasi propriosepsi

disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis.

Sebagian besar masukan (input) proprioceptive menuju

cerebellum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri

melalui lemniskus medialis dan thalamus.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

23

Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam

ruang sebagian bergantung pada impuls yang datang dari alat

indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah

ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovial dan

ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba di

kulit dan jaringan lain, serta otot di proses di korteks menjadi

kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.

d. Visual

Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris.

Cratty & Martin (1969) menyatakan bahwa keseimbangan

akan terus berkembang sesuai umur, mata akan membantu

agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan

keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan

gerak statis atau dinamis. Penglihatan juga merupakan

sumber utama informasi tentang lingkungan dan tempat kita

berada, penglihatan memegang peran penting untuk

mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

tempat kita berada. Penglihatan muncul ketika mata

menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai jarak pandang.

Dengan informasi visual, maka tubuh dapat

menyesuaikan atau bereaksi terhadap perubahan bidang pada

lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang

sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

24

e. Kekuatan otot (Muscle Strength)

Kekuatan otot didefinisikan sebagai jumlah

maksimum kekuatan yang dapat mengerahkan otot terhadap

beberapa bentuk resistensi dalam sebuah gerakan.

Hal ini berbeda untuk daya tahan otot, yang

merupakan kontraksi otot ganda atau kontraksi otot terus –

menerus selama periode waktu, misalnya selama berjalan,

mendaki atau melakukan repetisi berganda misalkan

dumbbell di gym (matt, 2009).

Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan

aktivitas. Semua gerakan yang dihasilkan merupakan hasil

dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon

motorik.

Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai

kemampuan otot menahan beban baik berupa beban eksternal

(eksternal force) maupun beban internal (internal force).

Kekuatan otot sangat berhubungan dengan sistem

neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf

mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi. Sehingga

semakin banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin

besar pula kekuatan yang dihasilkan otot tersebut.

Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus

adekuat untuk mempertahankan keseimbangan tubuh saat

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

25

adanya gaya dari luar. Kekuatan otot tersebut berhubungan

langsung dengan kemampuan otot untuk melawan gaya

garvitasi serta beban eksternal lainnya yang secara terus

menerus mempengaruhi posisi tubuh.

f. Respon otot-otot postural yang sinergis (Postural muscles

response synergies)

Sebuah sinergi otot fungsional didefinisikan sebagai

pola co-aktivasi otot direkrut oleh sinyal perintah saraf

(Oveido, 2006). Beberapa kelompok otot baik pada

ekstremitas atas maupun bawah berfungsi mempertahankan

postur serta mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagai

gerakan. Keseimbangan pada tubuh dalam berbagai posisi

hanya akan dimungkinkan jika respon dari otot – otot

postural bekerja secara sinergi sebagai reaksi dari perubahan

posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan aligment tubuh.

Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah

pada waktu dan jarak dari aktivitas kelompok otot yang

diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol

postur. Beberapa kelompok otot baik pada ekstremitas atas

maupun bawah berfungsi mempertahankan postur saat berdiri

tegak serta mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagai

gerakan. Keseimbangan pada tubuh dalam berbagai posisi

hanya akan dimungkinkan jika respon dari otot-otot postural

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

26

bekerja secara sinergis sebagai reaksi dari perubahan posisi,

titik tumpu, gaya gravitasi, dan aligment tubuh.

Kerja otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon

yang tepat (kecepatan dan kekuatan) suatu otot terhadap otot

yang lainnya dalam melakukan fungsi gerak tertentu.

g. Adaptive systems

Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input

sensoris dan keluaran motorik (output) ketika terjadi

perubahan tempat sesuai dengan karakteristik lingkungan.

h. Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)

Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan

mengarahkan gerakan terutama saat gerakan yang

memerlukan keseimbangan yang tinggi.

Faktor - faktor yang mempengaruhi keseimbangan menurut Suhartono,

2005 adalah :

a. Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)

Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat

gravitasi terletak tepat di tengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah titik

utama pada tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh secara merata.

Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam keadaan

seimbang. Pada manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai dengan arah

atau perubahan berat. Pusat gravitasi manusia ketika berdiri tegak adalah

tepat di atas pinggang diantara depan dan belakang vertebra sakrum ke

dua.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

27

Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu:

ketinggian dari titik pusat gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran bidang

tumpu, lokasi garis gravitasi dengan bidang tumpu, serta berat badan.

b. Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)

Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal

melalui pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis

gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan derajat

stabilitas tubuh.

Gambar 2.2 Garis Gravitasi (Dhaenkpedro, 2009)

c. Bidang tumpu (Base of Support-BOS)

Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan

dengan permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang

tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

28

luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi

stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding

berdiri dengan satu kaki. Semakin dekat bidang tumpu dengan pusat

gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi.

d. Kecepatan Reaksi

Kecepatan reaksi adalah waktu yang diperlukan untuk memberikan

respon kinetik setelah menerima suatu stimulus atau rangsangan. Karena

melalui rangsangan (stimulus) reaksi tersebut mendapat sumber dari:

pendengaran, pandangan (visual), rabaan maupun gabungan antara

pendengaran dan rabaan (Wahjoedi, 2000). Berdasarkan penjelasan diatas

jelas bahwa kecepatan reaksi sangatlah penting dalam kecepatan bergerak.

Neurofisiologis melibatkan potensiasi (perubahan karakteristik kekuatan

kecepatan komponen kontraktil otot yang disebabkan oleh bentangan aksi

otot konsentris dengan menggunakan refleks regangan. Refleks regangan

adalah respon paksa tubuh untuk stimulus eksternal yang membentang

pada otot.

Apabila waktu yang diperlukan untuk memberikan respon kinetik

atas suatu stimulus atau rangsangan cepat, maka hal ini akan

mengakibatkan terjadinya kecepatan dalam melakukan suatu pergerakan,

yang akan meningkatkan kemampuan kelincahan.

e. Koordinasi Neuromuscular

Merupakan kemampuan untuk mengintegrasi indera (visual,

auditori, dan proprioceptive untuk mengetahui jarak pada posisi tubuh)

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

29

dengan fungsi motorik untuk menghasilkan akurasi dan kemampuan

bergerak. Selain itu masih terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi

kelincahan, yaitu:

1. Usia

Tes Shuttle Run 30 feet, menunjukkan bahwa anak laki-laki rata-rata

makin bertambah baik mulai usia 12 tahun, sedang anak wanita tidak

lagi bertambah baik setelah usia 13 tahun (M. Sajoto, 2005).

2. Jenis Kelamin

Anak pria memperlihatkan kelincahan yang lebih baik daripada wanita

sebelum mereka mencapai usia pubertas. Setelah pubertas perbedaan

tersebut lebih mencolok.

3. Berat Badan

Berat badan yang berlebihan secara langsung akan mengurangi

kelincahan. Dimana berat badan yang berlebihan cenderung

mengakibatkan muscle imbalance di bagian trunk.

4. Kelelahan

Kelelahan dapat mempengaruhi kelincahan, karena orang yang lelah

akan menurun kecepatan lari dan koordinasinya.

Selain faktor – faktor diatas ada juga faktor –faktor lain yang dapat

mempengaruhi kelincahan. Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi

kelincahan menurut Depdiknas (2002), yaitu :

1. Tipe Tubuh

2. Orang yang tergolong mesomorf lebih tangkas dari pada eksomorf dan

endomorf.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

30

3. Umur

4. Kelincahan meningkat sampai kira-kira umur 12 tahun pada waktu mulai

memasuki pertumbuhan cepat (rapid grow). Selama periode tersebut

kelincahan tidak meningkat, bahkan menurun. Setelah melewati

pertumbuhan cepat (rapid grow) kelincahan meningkat lagi sampai anak

mencapai umur dewasa, kemudian menurun lagi menjelang umur lanjut.

5. Jenis Kelamin

6. Anak laki-laki memperlihatkan kelincahan sedikit lebih dari pada

perempuan sebelum umur pubertas. Setelah umur pubertas perbedaan

kelincahan lebih mencolok.

7. Berat Badan

Berat badan mengurangi kelincahan.

2.1.3 Fisiologi Otot

Jaringan otot terdiri dari sel – sel yang megkhususkan diri untuk

berkontraksi dan menghasilkan gaya. Terdapat tiga jenis jaringan otot: otot

rangka, yang menggerakkan tulang, otot jantung, yang memompa darah

keluar jantung, dan otot polos, yang membungkus dan mengontrol gerakan

isi organ berongga atau berbentuk tabung, misalnya gerakan makanan

melalui saluran cerna. Dengan menggerakkan komponen – komponen intra

sel tertentu, sel menghasilkan tegangan dan memendek, yaitu berkontraksi.

Melalui kemampuan berkontraksinya yang berkembang sempurna,

kelompok – kelompok sel otot yang bekerja sama dalam suatu otot dapat

menghasilkan gerakan dan melakukan kerja (Sherwood, 2011).

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

31

Otot membentuk kelompok jaringan terbesar di tubuh,

menghasilkan sekitar separuh dari berat tubuh. Otot rangka saja

membentuk sekitar 40% berat tubuh pada pria dan 32% pada wanita,

dengan otot polos dan otot jantung membentuk 10% lainnya dari berat

total. Meskipun ketiga jenis otot secara struktural dan fungsional berbeda

namun mereka dapat diklasifikasikan dalam dua cara berlainan

berdasarkan karakteristik umumnya. Pertama, otot dikategorikan sebagai

lurik atau serat lintang (otot rangka dan otot jantung) atau otot polos,

bergantung pada ada dan tidaknya pita terang gelap bergantian, atau garis

– garis, jika otot dilihat di bawah mikroskop cahaya. Kedua, otot dapat

dikelompokkan sebagai volunter (otot rangka) atau involunter (otot

jantung dan otot polos), masing – masing bergantung pada apakah otot

tersebut disarafi oleh sistem saraf somatik dan berada dibawah kontrol

kesadaran, atau disarafi oleh sistem saraf otonom dan tidak berada di

bawah kontrol kesadaran meskipun otot rangka digolongkan sebagai

volunter, karena dapat dikontrol oleh kesadaran, namun banyak aktivitas

otot rangka juga berada dibawah kontrol involunter bawah - sadar,

misalnya aktivitas yang berkaitan dengan postur, keseimbangan, dan

gerakan stereotipikal seperti berjalan (Sherwood, 2011).

Dilihat dengan mikroskop elektron, sebuah miofibril

memperlihatkan pita gelap (pita A) dan pita terang (pita I) bergantian. Pita

pada semua miofibril tersusun sejajar satu sama lain yang secara kolektif

menghasilkan gambaran serat lintang atau lurik serat otot rangka seperti

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

32

terlihat dibawah ini. Tumpukan filamen tebal dan tipis bergantian yang

sedikit tumpang tindih satu sama lain berperan menghasilkan gambaran

pita A dan I (Sherwood, 2011).

Gambar 2.3 Perbedaan Posisi Aktin dan Miosin Saat Relaksasi an Kontraksi

Sumber: Raven and Johnson, 2005

Pita A dibentuk oleh tumpukan filamen tebal bersama dengan

sebagian filamen tipis yang tumpang tindih dikedua ujung filamen tebal.

Filamen tebal hanya terletak di dalam pita A dan terbentang di seluruh

lebarnya; yaitu, kedua ujung filamen tebal di dalam suatu tumpukan

mendefinisikan batas luar suatu pita A. Daerah yang lebih terang ditengah

pita A, tempat yang tidak dicapai oleh filamen tipis, adalah zona H, hanya

bagian tengah filamen tebal yang ditemukan di bagian. Suatu sistem

protein penunjang manahan filamen – filamen tebal vertikal di dalam

setiap tumpukan. Protein – protein ini dapat dilihat sebagai garis M, yang

berjalan vertikal di bagian tengah pita A di dalam bagian tengah zona H

(Sherwood, 2011).

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

33

Pita I terdiri dari bagian filamen tipis sisanya yang tidak menjulur

ke dalam pita A. Di bagian tengah setiap pita I terlihat suatu garis vertikal

pada garis Z. Daerah antara dua garis Z disebut sarkomer, yaitu unit

fungsional otot rangka. Unit fungsional setiap organ adalah komponen

terkecil yang dapat melakukan semua fungsi organ tersebut. Karena itu,

sarkomer adalah komponen terkecil serat otot yang dapat berkontraksi.

Garis Z adalah lempeng sitoskeleton gepeng yang menghubungkan

filamen tipis dua sarkomer yang berdekatan. Setiap sarkomer dalam

keadaan lemas memiliki lebar sekitar 2,5 µm dan terdiri dari satu pita A

utuh dan separuh dari masing – masing dua pita I yang terletak di kedua

sisi. Pita I mengandung hanya filamen tipis dari dua sarkomer yang

berdekatan tetapi bukan panjang keseluruhan filamen – filamen ini.

Selama pertumbuhan, otot bertambah panjang dengan menambahkan

sarkomer baru di ujung miofibril, bukan dengan meningkatkan ukuran

masing – masing sarkomer (Sherwood, 2011).

Didalam gambar tidak diperlihatkan adanya untaian tunggal protein

raksasa yang sangat elastik dan dikenal sebagai titin yang berjalan di

kedua arah dari garis M di sepanjang filamen tebal ke garis Z di ujung

sarkomer yang berlawanan. Titin adalah protein terbesar di tubuh,

terbentuk dari hampir 30.000 asam amino. Protein ini memiliki dua fungsi:

(1) bersama denga protein – protein garis M. Titin membantu

menstabilkan posisi filamen tebal dalam kaitannya dengan filamen tipis;

(2) berfungsi sebagai pegas, protein ini sangat meningkatkan kelenturan

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

34

otot yaitu, titin membantu otot yang teregang oleh gaya eksternal kembali

secara pasif ke panjang istirahatnya ketika gaya tersebut dihilangkan,

seperti pegas yang diregangkan (Sherwood, 2011).

a. Karakteristik Tipe Serabut Otot

Karakteristik tipe serabut otot memiliki peranan pada sifat

kontraktil otot seperti kekuatan atau strenght, ketahanan atau endurance,

tenaga atau power, kecepatan dan ketahanan terhadap kelelahan / fatique.

Komposisi serabut otot terdiri serat merah dan putih. Seseorang yang

memiliki lebih banyak serat otot berwarna merah lebih tepat untuk

melakukan kegiatan bersifat aerobic, sedangkan yang lebih banyak

memiliki serat otot rangka putih, lebih mampu melakukan kegiatan bersifat

anaerobic (Brian Sharkey, 2003).

Tabel 2.1 Karakteristik Serat Otot Rangka

Jenis Serat

Karakteristik Oksidatif

Lambat (Tipe I)

Oksidatif Cepat

(Tipe IIa)

Glikolitik Cepat

(Tipe IIb)

Aktivasi ATPase Miosin Rendah Tinggi Tinggi

Kecepatan Kontraksi Lambat Cepat Cepat

Resistansi Terhadap Kelelahan Tinggi Sedang Rendah

Kapasitas Fosforilasi

Oksidatif

Tinggi Tinggi Rendah

Enzim Untuk Glikolisis

Anaerob

Rendah Sedang Tinggi

Mitokondria Banyak Banyak Sedikit

Kapiler Banyak Banyak Sedikit

Kandungan Mioglobin Tinggi Tinggi Rendah

Warna Serat Merah Merah Putih

Kandungan Glikogen Rendah Sedang Tinggi

Sumber : Sherwood, 2010. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem

Serabut otot tipe I (slow twitch fiber) dan serabut otot tipe IIa-b

(fast twich fiber) memiliki motor unit yang berbeda walaupun sama – sama

terletak pada area anterior horn cell dari medulla spinalis. Setiap motor

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

35

unit hanya mengaktivasi jenis serabut otot yang sama sehingga tidak

tumpang tindih antara serabut otot tipe I, IIa, Iib. Setiap otot pada manusia

memiliki perbandingan 50:50 antara slow twitch fiber dan fast twitch fiber.

Slow twitch fiber memiliki 100 serat per – unit serabut ototnya sedangkan

fast twitch fiber memiliki 10.000 serat per – unit serabut ototnya

(Campbell, 2013).

Gambar 2.4 Hubungan Antara Dengan Muscle Fiber

Sumber: Lopez 2014

Urutan perekrutan dimulai pada motor unit tipe I lalu maju ke

motor unit tipe IIa dan berakhir pada motor unit tipe IIb. Baik jenis latihan

yang bersifat mengaktivasi slow twitch fiber maupun fast twitch fiber,

sama – sama akan melalui urutan perekrutan motor unit tersebut. Tetapi

tetap ada perbedaan titik fokus pencapaian yang terjadi yaitu : ketika

sedang mengaktivasi slow twitch fiber, memang akan melalui urutan

tersebut tetapi fokus aktivasi serat otot lebih pada motor unit tipe I

sedangkan saat mengaktivasi fast twitch fiber, urutan aktivasi tetap seperti

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

36

itu tetapi akan fokus pada motor unit tipe IIa-b dengan melewati tipe I

secara singkat (Culcea, 2012).

b. Sistem Neuromuskular

Sistem neuromuskular berhubungan dengan tiga komponen yaitu

saraf, neuromuscular junction, dan otot. Dalam hal ini mencakup sistem

muskuloskeletal yang sangat erat kaitannya dengan sistem neuromuskular

(proprioceptive) karena ada serabut saraf yang terhubung dengan otot yang

disebut neuromuscular juntion yang akan menyampaikan impuls kepada

otot untuk bereaksi (kontraksi maupun relaksasi) sehingga terbentuk

aktivasi secara menyeluruh pada otot tersebut karena impuls yang kuat

yang ditangkap oleh motor unit dan motor neuron yang mempersarafi otot

tersebut (Budnik, 2006)

Gambar 2.5 Neuromuskular Junction

Sumber: Amato, 2008

Setiap otot memiliki motor unit yang terdiri dari anterior motor

neuron (terdiri dari: slow twitch fiber dan fast twitch fiber). Tidak semua

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

37

motor unit pada serabut otot akan teraktivasi secara bersamaan. Hal ini

berarti neuron mempersarafi slow twitch fiber dan fast twitch fiber akan

secara selektif teraktivasi sesuai dengan impuls yang mengaktivasinya

(Brown, 2007)

Gambar 2.6 Motor Neuron dan Serabut Otot

Sumber : Marieb, 2010. Human anatomy & physiology,9th

edition.

Setiap otot disarafi oleh sejumlah neuron motorik berbeda. Ketika

masuk ke otot, sebuah neuron motorik membentuk cabang – cabang,

dengan setiap terminal akson mensarafi satu serat otot. Satu neuron

motorik mensarafi sejumlah serat otot, tetapi setiap serat otot hanya

disarafi satu neuron motorik. Ketika suatu neuron motorik diaktifkan,

semua serat otot yang disarafi akan terangsang untuk berkontraksi

serentak. Kelompok komponen yang diaktifkan bersama ini (satu neuron

motorik plus semua serat otot yang disarafi) disebut motor unit. Untuk

kontraksi lemah suatu otot, hanya satu atau beberapa motor unit yang

diaktifkan. Untuk kontraksi yang lebih kuat, lebih banyak motor unit yang

direkrut, fenomena ini disebut recruitment motor unit.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

38

Sistem saraf pusat dapat meningkatkan kekuatan kontraksi otot

dengan mekanisme: meningkatkan jumlah motor unit yang diaktifkan

(spatial recruitment motor unit) dan meningkatkan laju aktivasi / firing

rate yang dimana pada setiap motor unit dirangsang untuk

mengoptimalkan jumlah tegangan / tension yang dapat dicapai (temporal

recruitment motor unit). Kedua mekanisme ini berjalan bersamaan.

Mekanisme utamanya, aktivasi kontraksi otot yang belum mencapai

kekuatan kontraksi maksimal menyebabkan penambahan recruitment

motor unit, tetapi firing rate pada motor unit awal akan terekrut,

peningkatan firing rate menjadi mekanisme yang mendominasi untuk

meningkatkan kekuatan motorik. Pada tingkat ini dan seterusnya, motor

unit dapat didorong untuk firing rate tahap kedua yang lebih besar dari 50

Hz (Sanbrink, 2012).

2.2 Anatomi dan Biomekanik

Manusia sepanjang daur hidupnya tidak terlepas dari proses gerak.

Mulai dari tingkatan mikroskopik atau gerakan yang terjadi pada tingkatan

intra sel sampai gerak aktual yang setiap hari dilakukan oleh manusia saat

beraktivitas. Kemampuan gerak dan keterampilan yang dimiliki

merupakan hasil dari proses pembelajaran atau adaptasi terhadap

lingkungan.

Proprioceptive exercise dan strengthening exercise berfungsi untuk

meningkatkan fleksibilitas, kekuatan otot, kecepatan reaksi, keseimbangan

dan kooordinasi neuromuskular pada anggota gerak bawah. Proprioceptive

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

39

exercise dengan gerakan seperti menutup mata diatas wobble board

memberikan penekanan yang lebih agar proprioceptive meningkat,

sedangkan pelatihan dengan isotonik menggunakan elastic resistence

untuk menghasilkan adaptasi otot terhadap stimulus training. Adaptasi

yang terjadi adalah Hipertropi otot yaitu berkembangnya ketebalan otot

dan meningkatnya diameter (massa) otot hal ini terjadi karena adanya

ketegangan selama kontraksi yang memberikan stimulus untuk

meningkatkan diameter serabut otot sehingga otot akan semakin kuat.

Kelincahan sangat dibutuhkan ketika seseorang dalam berolahraga

karena akan melakukan pergerakan dalam keadaan berdiri atau dalam

keadaan berlari merubah arah secara cepat dan tepat. Pengukuran

dilakukan dengan menggunakan illinois agility run test merupakan

pengukuran untuk menilai kelincahan dan bisa juga dijadikan latihan

setelah dilakukan intervensi proprioceptive exercise dan strengthening

exercise. Secara umum berlari akan menimbulkan kontraksi otot dan hal

ini terjadi karena adanya proprioceptive yang bekerja pada saat proses

berlari. Namun berlari dilapangan yang luas sangat berbeda dengan berlari

dilintasan illinois agility run test. Berlari dilintasan illinois agility run test

membutuhkan fleksibilitas, keseimbangan, kecepatan reaksi, kekuatan otot

dan koordinasi neuromuscular hal tersebut membutuhkan juga konsentrasi

yang tinggi dengan kata lain dibutuhkan adaptasi neuromuscular karena

saat berlari bolak-balik diantara cone terjadi gerakan yang kompleks

dengan cepat tanpa kehilangan keseimbangan. Adaptasi ini disebabkan

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

40

oleh adaptasi sistem persarafan (nervosum) yaitu terjadinya peningkatan

persentase aktivasi motor unit, perubahan fungsi kontraktil yaitu

peningkatan persentase gaya kontraksi (twitch torque), dan terjadi

hipertropi otot serta terjadinya peningkatan pada koordinasi sistem

neuromuskuler pada keterampilan fisik yang menghasilkan ketepatan

gerak.

Dalam hal ini keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks

dari integrasi atau interaksi sistem sensorik (vestibular, visual,

somatosensorik serta proprioceptive) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan

jaringan lunak) yang dimodifikasi atau diatur dalam otak (kontrol motorik,

sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap

perubahan kondisi internal dan eksternal.

2.3 Proprioceptive Exercise

Proprioceptive exercise merangsang sistem saraf yang mendorong

terjadinya respon otot dalam mengontrol sistem neuromuskuler.

Proprioceptive umumnya didefinisikan sebagai kemampuan untuk

menilai dimana masing-masing posisi ekstremitas berada tanpa bantuan

indera penglihatan. Proprioceptive diatur oleh mekanisme saraf pusat dan

saraf tepi yang datang terutama dari reseptor otot, tendon, ligamen,

persendiaan dan fascia (Liu, 2013).

Proprioceptive dapat juga diartikan sebagai keseluruhan kesadaran

dari posisi tubuh. Kesadaran posisi akan berpengaruh terhadap gerak yang

akan dilakukan, gerak yang timbul tersebut akibat impuls yang diberikan

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

41

stimulus yang diterima dari receptor yang selanjutnya informasi tersebut

akan diolah di otak yang kemudian informasi tersebut akan diteruskan oleh

reseptor kembali ke bagian tubuh yang bersangkutan.

Proprioceptive merupakan rasa sentuhan atau tekanan pada sendi

yang disusun oleh komponen pembentuk sendi dari tulang, ligamen dan

otot serta jaringan spesifik lainnya. proprioceptive merupakan bagian dari

somatosensoris dimana proprioceptive bekerjasama dengan persepsi dan

taktil untuk memberikan informasi tentang daerah sekitar, kondisi

permukaan sehingga dapat mengirimkan sinyal ke otak untuk mengatur

perintah kepada otot dan sendi seberapa menggunakan kekuatan dan

bagaimana menyikapi lingkungan. Proprioception memberikan gambaran

sama seperti sistem kerja visual, dimana memberikan informasi tentang

daerah sekitar, namun hal yang membedakannya adalah proprioceptive

bekerja saat sebuah sendi terjadi kontak langsung dengan permukaan

sebuah benda. Pada kondisi tanpa cahaya (visual gelap) tidak dapat

memberikan banyak informasi untuk tubuh, maka proprioceptive bekerja

lebih dominan saat sendi menyentuh atau terjadi tekanan langsung dengan

permukaannya. Saat mata tertutup kaki masih bisa merasakan dimana kita

berdiri sekarang, tempat miring, berbatu kasar atau datar, dll. Dari

informasi yang diterima oleh golgi tendon dan muscle spindle terkumpul

cukup baik selanjutnya neuron akan meneruskan untuk dikirim ke sistem

saraf pusat melalui ganglion basalis hingga sampai ke sistem saraf pusat

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

42

seperti perjalanan di gambar kemudian otak menentukan bagaimana kita

menyikapi terhadap permukaan tersebut (Kisner, 2007).

Gambar 2.7 Lintasan Proprioceptive

Sumber: Martin Riemer,2015

Reseptor yang diterima neuron saat menerima rangsangan sendi

dikirim ke dua tempat yaitu ke korteks cerebri atau disebut dengan

proprioceptive sadar karena dapat dikontrol penuh oleh otak baik

penerimaan maupun pengembaliaan impuls ke afektor, dan kortek

cerebellum biasa disebut dengan proprioceptive tak sadar atau bekerja

otomatis (Scholary, 2011). Neuron yang dikirim melalui lintasan ke

korteks cerebri memuat informasi lingkungan dikirim ke otak untuk

mengatur kontraksi dan sistem tubuh, sedangkan neuron yang melalui

korteks cerebri memuat informasi yang akan diberikan ke otak kecil untuk

diolah sehingga hasil yang didapat adalah menjaga keseimbangan tubuh.

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

43

Cara penyampaian reseptor proprioceptive ke cortex cerebri menggunakan

tiga neuron berbeda, neuron I sel berada di ganglion spinal akan

dikirimkan melalui Proprioception dihasilkan melalui respon secara

simultan, visual, vestibular, dan sistem sensorimotor, yang masing-masing

memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas postural. Paling

diperhatikan dalam meningkatkan proprioception adalah fungsi dari sitem

sensorimotor, meliputi integrasi sensorik, motorik, dan komponen

pengolahan yang terlibat dalam mempertahankan homeostasis bersama

selama tubuh bergerak, sistem sensorimotor mencakup informasi yang

diterima melalui reseptor saraf yang terletak di ligamen, kapsul sendi,

tulang rawan dan geometri tulang yang terlibat dalam struktur setiap sendi.

Mechanoreceptor sensorik khusus bertanggung jawab secara kuantitatif

terhadap peristiwa hantaran mekanis yang terjadi dalam jaringan menjadi

impuls saraf (Rienmann, 2002).

Proprioceptive merupakan bagian dari kontrol postural manusia

yaitu fungsi yang kompleks yang mencakup komponen seperti deteksi

gerakan serta respon otot bekerja menurut kesadaran untuk

membangkitkan dan mengendalikan saat terjadinya gerakan. Reseptor

proprioceptive berada di kulit, otot, sendi, ligamen dan tendon. Mereka

memberikan informasi kepada CNS berkaitan dengan jaringan deformasi.

Pada ujung ruffini terletak di kapsul sendi dan ligamen. Karena

mechanoreseptor ini maksimal di rangsang pada sudut sendi tertentu serta

menghubungkan sensasi posisi sendi dan perubahan posisi.

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

44

Proprioceptive berkaitan dengan dimana rasa posisi

mekanoreseptor berada. Hal tersebut meliputi dua aspek yaitu posisi statis

dan dinamis. dalam hal ini statis di definisikan yaitu memberikan orientasi

sadar pada satu bagian tubuh yang lain sedangkan arti dinamis yaitu

memberikan fasilitasi pada sebuah sistem neuromuskular berkaitan dengan

tingkat dan arah gerakan kelincahan (Laskowski, 2012). Proprioceptive

exercise sangat dianjurkan untuk meningkatkan proprioception untuk

meningkatkan keseimbangan dan koordinasi sehingga tercapainya

kelincahan yang baik (Elsevier, 2012).

Dalam hal ini penulis memilih latihan proprioceptive exercise

dengan wobble board berupa closed kinetic chain exercise dimana bahwa

latihan closed kinetic chain exercise memberikan umpan balik

proprioceptive dan kinestetik lebih besar daripada open kinetic chain

exercise. Menurut teori saat bergerak beberapa kelompok otot yang

dilintasi untuk menerima impuls, sendi akan diaktifkan selama latihan

closed kinetic chain exercise berlangsung sedangkan selama latihan open

kinetic chain exercise reseptor sensorik, otot, jaringan intra artikular dan

ekstra artikular diaktifkan dalam mengendalikan gerak (Kisner and Colby,

2007).

Aktifitas closed kinetic chain exercise dilakukan untuk menumpu

berat badan, khusus untuk menstimulasi mechanoreseptor dan sekitar sendi

maka latihan ini lebih efektif daripada open kinetic chain exercise. Dengan

demikian akan menstimulasi kontraksi otot, menambah stabilitas sendi,

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

45

keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan kelincahan pada fungsional

tubuh dengan menumpu berat badan. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan wobble board (papan keseimbangan).

Papan keseimbangan atau lebih dikenal di dunia fisioterapi dan

olahraga yang disebut wobble board yaitu sebuah alat yang digunakan

untuk melatih proprioceptive ekstremitas atas atau bawah (Kisner and

Colby, 2007). Wobble board dapat digunakan sebagai alat ukur atau

treatment keseimbangan, stabilisasi, dan koordinasi (Mattacola dan Dwyer,

2002). Latihan ini meningkatkan fungsi saraf proprioceptive dari sistem

saraf pusat dan mengurangi waktu dalam merespon sehingga dapat

memiliki kelincahan yang baik serta dapat melindungi diri dari cedera

(McKeon dan Harte, 2008). Pengertian yang lain tentang wobble board

adalah titik tumpu dari semua wobble board berbentuk setengah lingkaran

atau semi bola, hal ini dapat memungkinkan papan bergerak ke segala

arah, maju – mundur, kiri dan kanan berputar 360 derajat. Wobble board

banyak digunakan untuk perkembangan anak, gymnasium, latihan olah

raga, mencegah terjadinya cidera pada knee dan ankle, proses rehabilitasi

setelah cidera hip, knee dan ankle serta biasa digunakan sebagai salah satu

alat fisioterapi (Waddington et al, 2004). Latihan dengan menggunakan

wobble board ini merupakan latihan stabiliasasi dinamic pada posisi tubuh

statis yaitu kemampuan tubuh untuk menjaga stabilitas pada posisi tetap.

Prinsip latihan ini adalah meningkatkan fungsi dari pengontrol

keseimbangan tubuh yaitu sistem informasi sensoris, central processing,

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

46

dan affector untuk bisa beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Fungsi

dari latihan ini meningkatkan proprioceptive, meningkatkan stabilitas

tubuh, dan mengontrol postur alligment.

2.3.1 Mekanisme Fisiologis Pemberian Proprioceptive exercise untuk

Meningkatkan Kelincahan

Pada kelincahan salah satu komponen jaringan non-kontraktil yang

diperlukan adalah ligamen, pada saat pemberian proprioceptive exercise,

ligamen akan menstimulasi aktifitas biologi dengan cairan synovial yang

membawa nutrisi pada bagian avaskuler dikartilago sendi. Hal ini akan

meningkatkan tingkat keseimbangan dan kestabilan karena karena berefek

langsung pada sistem neuromuskular dan muskuloskeletal (mengaktifkan

kontraksi otot). Gerakan yang berulang (repetisi yang dilakukan) pada saat

latihan akan meningkatkan mikrosirkulasi dan cairan yang keluar akan

lebih banyak sehingga kadar air dan matriks pada jaringan dan jaringan

menjadi lebih elastic dan kekuatan ligamen dalam mengikat sendi

meningkat maka akan menimbulkan stabilitas yang lebih baik, yang

selanjutnya juga akan meningkatkan performance seseorang dalam

meningkatkan kemampuan kelincahan.

Disamping ligamen, salah satu stabilisator tubuh yang juga

berperan penting terhadap peningkatan kelincahan adalah sendi. Sendi

merupakan salah satu stabilisator pasif yang diikat oleh ligamen. Pada

kemampuan kelincahan diperlukan suatu kondisi sendi yang stabil dan

tanpa ada keluhan seperti nyeri, karena jika terdapat keluhan tersebut akan

mengurangi kemampuan sendi dalam melakukan suatu gerakan. Gerakan

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

47

yang dilakukan oleh sendi diperoleh melalui proprioceptive pada sendi

tersebut maka ketika melakukan exercise, sendi lebih akan stabil karena

ditunjang juga oleh kekuatan otot (penggerak sendi) dan stabilitas dari

ligamen sehingga adanya peningkatan kelincahan.

2.4 Strengthening Exercise

Strength (kekuatan) mengarah kepada output tenaga dari suatu

kontraksi otot dan secara langsung berhubungan dengan jumlah tension

yang dihasilkan oleh kontraksi otot. Dimana otot adalah sebagai salah satu

komponen yang dapat menghasilkan suatu gerakan dan merupakan suatu

jaringan yang terbesar dalam tubuh. Otot mempunyai kemampuan untuk

ekstensibilitas, elastisitas dan kontraktilitas.

Strength (kekuatan) otot sangat bergantung pada diameter otot

tersebut. Latihan yang sistematik dapat menghasilkan adaptasi otot

terhadap stimulus training. Adaptasi yang terjadi adalah hipertropi otot,

Hipertropi otot yaitu berkembangnya ketebalan otot dan meningkatnya

diameter otot. Dampak dari latihan tersebut menjadikan setiap serabut otot

akan meningkat massa dan jumlahnya. Hal tersebut terjadi karena adanya

ketegangan selama kontraksi dapat memberikan stimulus untuk

meningkatkan diameter serabut otot sehingga otot akan semakin kuat.

Strengthening exercise merupakan peningkatan tegangan otot

sebagai respon motorik, dengan berlatih melawan tahanan, yang bertahap

ditambah kekuatannya. Strengthening exercise adalah latihan penguatan

pada otot yang menggunakan tahanan atau beban baik dari luar atau alat

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

48

maupun dari beban tubuh itu sendiri. Strengthening exercise dilakukan

secara teratur, terencana, berulang – ulang dan semakin bertambah

bebannya serta dimulai dari gerakan yang sederhana ke gerakan yang lebih

kompleks.

Strengthening exercises (latihan penguatan) untuk sistem muskular

memiliki peran yang sangat penting (esensial) dalam fisioterapi dan dalam

retraining (pemulihan). Pemahaman tentang metode training yang

beragam merupakan kebutuhan yang paling penting untuk efektifitas

kinerja otot.

Kontraksi otot membutuhkan energi dan otot sebagai mesin

pengubah energi kimia menjadi energi mekanik. Sumber energi yang

didapat dan segera digunakan adalah derifat pospat organik berenergi

tinggi yang terdapat dalam otot. Selain itu sumber utama energi diperoleh

dari metabolisme intermedier karbohidrat lipid dan hidrolisis ATP yang

menghasilkan energi untuk berkontraksi.

Strengthening exercise dapat mencegah penurunan kekuatan otot

dan mempertahankan massa otot. Strengthening exercise otot juga mampu

mencegah penurunan massa tulang, meningkatkan metabolisme, dan

dalam jangka waktu panjang dapat menurunkan tekanan darah. mengingat

banyaknya manfaat yang diperoleh, disarankan untuk melakukan

strengthening exercise yang ditargetkan pada otot-otot besar tungkai

bawah.

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

49

Menurut penelitian Minoonejad (2012), menyatakan bahwa

strengthening exercise berupa closed kinetic chain exercise dan open

kinetic chain exercise, keduanya sama-sama efektive untuk strengtening

exercise pada otot. Closed kinetic chain exercise adalah gerakan yang

terjadi pada rangkaian gerak tertutup dimana gerakan tubuh lebih pada

segmen distal tertentu. Sebagai contoh, gerakan closed kinetic chain terjadi

pada posisi menumpu berat badan dimana kaki ditumpukkan dilantai dan

otot mengangkat atau bagian bawah tubuh seperti memanjat gunung atau

berjongkok. Closed kinetic chain exercise ditampilkan pada postur

fungsional dengan beberapa derajat menumpu berat badan dan bisa

meliputi gerakan konsentrik, eksentrik, atau isometrik. Penambahan beban

otot pada closed kinetic chain exercise pada strengthening exercise juga

akan memberikan pembebanan pada tulang, sendi dan jaringan lunak non

kotraktil seperti ligamentum dan tendon serta capsul sendi.

Pada dasarnya meningkatkan kekuatan otot berdasarkan prinsip

overload. Dimana prinsip overload ini dilakukan secara meningkat

(progresif) berarti beban dalam latihan mendekati maksimal dan secara

bertahap terus meningkat, sebagai akibat kapasitas kekuatan otot seseorang

semakin meningkat pula. Kekhususan overload adalah meningkatnya

kekuatan, daya tahan dan hipertropi sebagai akibat meningkatnya

intensitas kerja yang diberikan persatuan waktu, sehingga akan

meningkatkan kekuatan otot. Dalam hal ini strengthening exercise

menggunakan karet elastic resistance. Karet elastic resistance merupakan

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

50

karet berwarna dengan merk theraband salah satu produk dunia

terkemuka.

Latihan strengthening dengan elastic resistance adalah latihan

isotonic dengan menggunakan theraband atau suatu alat berupa karet

berwarna yang mempunyai fleksibilitas yang cukup tinggi. Sedangkan

latihan isotonic sendiri adalah suatu bentuk latihan melawan tahanan atau

beban yang konstan dan terjadi pemanjangan atau pemendekan otot dalam

range of motion gerakan (Kisner and Colby, 2007).

Theraband merupakan suatu produk bermerek terkemuka didunia.

Secara progresif theraband memiliki ketahanan elastisitas yang cukup

tinggi untuk rehabilitasi secara profesional, pelatihan atlet dan senam

kebugaran dirumah.

Theraband diproduksi dan dikembangkan oleh the hygenic

corporation pada tahun 1978 dan sejak memperoleh reputasi internasional

dengan terapis, ahli tulang, serta pelatih olahraga untuk kualitas dan

efektivitas latihan yang didukung oleh American Physical Therapy

Association (APTA). Theraband tersedia melalui jaringan internasional,

rehabilitasi, latihan dan distributor produk olahraga, dokter, dan melalui

outlet ritel online.

Latihan dengan theraband digunakan sebagai alat untuk

merehabilitasi, memulihkan otot dan fungsi tubuh, meningkatkan

keseimbangan dan kekuatan. Elastic resisistance (theraband) exercise

bertujuan untuk meningkatkan kekuatan dinamik, endurance, dan power

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

51

otot dengan menggunakan tahanan yang berasal dari external force (Fleck,

2004).

Grafik 2.1 Besaran Elastic Resistance

Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat tolak ukur yang dapat

digunakan sebagai pemilihan theraband yang tepat untuk latihan sesuai

dengan warna yang terbagi berdasarkan berat dalam kilogram dan

kekuatan panjang otot dalam satuan persen.

Menurut Foran (2001) efek meningkatkan kekuatan dinamik pada

otot sehingga power otot bertambah. Apabila power bertambah maka

endurance dan keseimbangan akan bertambah pula. Pada peredaran darah

akan meningkat karena vasodilatasi pembuluh darah. Selain itu juga akan

memperbaiki kekuatan, ukuran serta mencegah peradangan dan terjadinya

peningkatan kelenturan jaringan.

Dalam hal ini penelitian menggunakan kontraksi isotonik yang

dalam aplikasinya mempunyai tahanan yang sama dari awal hingga akhir.

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

52

Kontraksi isotonik memiliki koordinasi neuromuskular yang lebih baik

karena innervasi pada nerve musle lebih kompleks, dengan kata lain pada

kontraksi isotonik lebih menerapkan prinsip motor performance. Latihan

ini juga merupakan latihan yang dinamis maka dapat meningkatkan

tekanan intramuskuler dan menyebabkan meningkatnya aliran darah,

sehingga latihan ini tidak cepat menimbulkan kelelahan.

2.4.1 Faktor-faktor lain yang penting Terhadap Peningkatan Strengthening

Exercise

a. Recruitment motor unit

Setiap otot terdiri dari sejumlah unit motorik yang bercampur baur,

dimana motor unit adalah unit fungsional dari sistem neuromuscular

yang terdiri dari anterior motor neuron yaitu terdiri dari axon, dendrit,

serta badan sell dan serabut otot yang terdiri dari slow twitch fiber dan

fast twitch fiber. Untuk menimbulkan kontraksi lemah pada suatu otot,

hanya satu atau beberapa motor unit yang diaktifkan, sedangkan untuk

kontraksi yang lebih kuat akan lebih banyak motor unit yang direkrut

atau dirangsang untuk berkontraksi. Peningkatan recruitment motor unit

akan meningkatkan kekuatan otot.

Kontraksi otot dengan dengan tenaga kecil akan menghasilkan

sedikit motor unit, tetapi kontraksi dengan tenaga besar akan

menghasilkan banyak motor unit. Tidak semua motor unit pada serabut

otot aktif pada saat yang sama. Pada kontrol neural slow twitch fiber

dan fast twitch fiber akan memodulasi secara selektif jenis serabut yang

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

53

akan digunakan sesuai karakteristiknya. Jenis latihan akan

mempengaruhi motor unit yang aktif, pada latihan untuk meningkatkan

endurance akan lebih meningkatkan slow twitch fiber sedangkan pada

resistance exercise atau latihan untuk meningkatkan kekuatan otot akan

lebih mengaktifkan fast twitch fiber.

1. Hubungan antara panjang dengan tegangan otot pada saat

berkontraksi.

Otot menghasilkan tegangan yang tinggi pada saat terjadi sedikit

perubahan panjang otot ketika berkontraksi. Tenaga kontraktil otot

yang terbesar adalah ketika otot dalam keadaan ekstensi penuh,

karena pada saat full ekstensi otot dalam keadaan 1/3 kali lebih

panjang daripada saat istirahat. Tenaga pada otot dapat terus

berkurang ketika otot berkontraksi (memendek). Ketika otot dalam

kontraksi penuh maka tenaga kontraktil yang dihasilkan dapat

berkurang sampai nol dan yang harus menjadi catatan adalah selama

pemanjangan otot tenaga kontraktil tidak menghasilkan proporsi

yang sama.ketegangan maksimum otot dapat dicapai pada saat

panjang yang lebih besar saat otot berkontraksi.

2. Tipe kontraksi otot

Otot mengeluarkan tenaga paling besar ketika kontraksi eksentrik

atau memanjang melawan tahanan. Dan otot juga mengeluarkan

tenaga lebih sedikit ketika kontraksi isometrik serta mengeluarkan

Page 44: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

54

tenaga yang paling sedikit ketika kontraksi eksentrik yaitu

memendek melawan beban.

3. Tipe serabut otot

Karakteristik tipe serabut otot memiliki peran pada sifat kontraktil

otot seperti kekuatan atau strenght, endurance, power, kecepatan

dan ketahanan terhadap kelelahan / fatigue. Tipe IIA dan B (fast

twitch fiber) memiliki kemampuan untuk menghasilkan sejumlah

tegangan tetapi sangat cepat mengalami kelelahan/fatigue. Tipe I

(slow twitch fiber) menghasilkan sedikit tegangan dan dilakukan

lebih lambat dibandingkan tipe serabut II tetapi lebih tahan terhadap

kelelahan / fatigue.

4. Ketersediaan energi dan aliran darah

Tipe serabut otot yang predominan dan suplai darah yang adequat,

serta transport oksigen dan nutrisi ke otot, akan mempengaruhi hasil

tegangan otot dan kemampuan untuk melawan kelelahan / fatique.

5. Usia dan jenis kelamin

Kekuatan otot pada pria muda hampir sama dengan wanita muda

sampai menjelang usia puber. Setelah itu pria akan mengalami

peningkatan kekuatan otot yang signifikan dibanding dengan

wanita, dan perbedaan terbesar timbul selama usia pertengahan (30

sampai 50 tahun). Peningkatan kekuatan ini berkaitan dengan massa

otot pria 50% lebih besar dibandingkan massa otot wanita.

Page 45: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

55

Meskipun kekuatan otot menunjukkan keterkaitan usia dan jenis

kelamin secara keseluruhan, banyak pengecualian yang dapat

ditemukan karena variasi yang besar pada seseorang dalam menjaga

kondisinya melalui latihan.

2.4.2 Perubahan Sistem Neuromuskular dalam Peningkatan Kekuatan Otot

a. Hypertropi Otot

Hypertropy otot atau pembesaran otot, merupakan hasil aktifitas

muskular yang kuat dan berulang, bukan hasil aktifitas ringan. Jumlah

serabut yang bertambah, tetapi ada peningkatan diameter dan panjang

serabut yang juga berkaitan dengan peningkatan unsur –unsur filamen.

Kapasitas kekuatan otot secara langsung berhubungan dengan

fisiologi cross sectional area pada serabut otot. Meningkatnya

kekuatan otot dan ukuran serabut otot skeletal disebut hypertropi.

Faktor yang berperan pada hypertropi meliputi: peningkatan jumlah

protein pada serabut otot, peningkatan kepadatan kapiler, perubahan

biokimia pada serabut otot.

Hypertropi otot yaitu bertambahnya ukuran serabut otot yang

sebabkan :

1. Bertambahnya ukuran pada miofibril

2. Peningkatan elemen kontraktil (aktin-miosin)

3. Peningkatan densitas kapiler otot menjadikan muscular endurance

meningkat

Page 46: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

56

4. Peningkatan jumlah jaringan otot, misalnya tendon, ligamen, dan

jaringan penunjang (conective tissue).

Secara Biokimia hypertropi otot akan terlihat :

1. Peningkatan konsentrasi creatin, PC, ATP, dan Glycogen

2. Peningkatan enzim glycolitik (PFK, LDH, Hexokinase)

3. Peningkatan enzim pengaktif ATP (myokinase dan creatin

fossokinase)

4. Peningkatan enzim pengaktif pada siklus krebs (Malat

Dehidrogenase atau MDH dan Suksinat Dehidrogenase)

5. Penurunan sensitas mitokondria oleh karena peningkatan

ukuran miofibril

6. Peningkatan serabut cepat (fast twitch fiber)

b. Recruitment

Faktor lain yang penting untuk meningkatkan kekuatan otot adalah

peningkatan jumlah recruitmen motor unit. Banyaknya jumlah motor

unit yang aktif akan menghasilkan kekuatan otot yang besar. Kekuatan

otot dapat dicapai dengan cepat pada fase awal dari program resistance

exercise yang mungkin lebih menghasilkan recruitment dari pada

hypertropi.

c. Fleksibilitas

Kelenturan merupakan penunjang penting dalam melakukan

gerakan yang nyaman dan merupakan salah satu komponen yang

menentukan dalam aktivitas gerak manusia. Bagi non olahragawan

Page 47: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

57

fleksibilitas dapat untuk menunjang aktivitas kegiatan sehari – hari

sedangkan bagi olahragawan fleksibilitas juga sangat diperlukan.

Fleksibilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk

menampilkan suatu keterampilan yang memerlukan gerak sendi yang

luas dan memudahkan dalam melakukan gerakan – gerakan yang cepat

dan lincah.

Fleksibilitas merupakan kemampuan untuk menggerakkan sendi –

sendi dalam jangkauan gerakan penuh dan bebas. Fleksibilitas

menunjukkan luasnya ruang pada persendiaan. Dengan fleksibilitas

yang memadai seseorang dapat melaksanakan suatu gerakan

(performa) yang memadai, Karena itu fleksibilitas merupakan unsur

penting dari kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan dan

juga performa (Lutan, 2003).

Rusli Lutan (2003) mendefinisikan fleksibilitas sebagai

kemampuan dari sebuah sendi dan otot, serta tali sendi disekitanya

untuk bergerak dengan leluasa dan nyaman dalam ruang gerak

maksimal yang diharapkan. Fleksibilitas yang optimal memungkinkan

sekelompok atau sendi untuk bergerak dengan efisien.

Fleksibilitas dinamis adalah prestasi luas gerak sendi yang dapat

dicapai saat tubuh bergerak cepat. Manfaat yang diperoleh dari latihan

fleksibilitas akan membantu otot untuk rileks, meningkatkan

kesehatan, menghilangkan otot kejang dan mengurangi potensi cedera

(Lutan, 2003).

Page 48: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

58

Fleksibilitas terkait dengan unit musculotendinosus yang melintasi

bersama, berdasarkan kemampuannya untuk relaks atau berubah

bentuk karena kekuatan peregangan. Arthrokinematik sendi bergerak

(kemampuan permukaan sendi roll dan geser) serta kemampuan

jaringan penghubung pariarticular untuk berubah bentuk juga

mempengaruhi ROM sendi dan fleksibilitas keseluruhan individu

(Kisner and Colby, 2007)

Fleksibilitas juga merupakan faktor yang sangat penting dalam

lompat jauh karena semakin lentur jaringan otot atau jaringan yang

secara bersama – sama bekerja seperti sendi, ligament, dan tendon.

2.4.3 Mekanisme Fisiologis pemberian strengthening exercise untuk

meningkatkan kelincahan.

Pemberian strengthening exercise dengan theraband adalah berupa

latihan isotonic yaitu suatu bentuk latihan melawan tahanan atau beban

yang konstan dan terjadi pemanjangan atau pemendekan otot dalam range

of motion gerakan dengan menggunakan theraband.

Strengthening exercise sangat bergantung pada diameter otot

tersebut serta mempengaruhi kekuatan otot. Latihan yang sistematik dapat

menghasilkan adaptasi otot terhadap stimulus training. Adaptasi yang

terjadi adalah Hipertropi otot – hipertropi otot adalah berkembangnya

ketebalan otot dan meningkatnya diameter otot. Dampak dari

Strengthening exercise adalah setiap serabut otot akan meningkat

massanya. Peningkatan jumlah serabut otot juga dapat terjadi. Adanya

Page 49: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat, sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan

59

ketegangan selama kontraksi dapat memberikan stimulus untuk

meningkatkan diameter otot sehingga meningkatkan kelincahan.

Pada dasarnya meningkatkan kekuatan otot berdasarkan prinsip

overload. Dimana prinsip overload ini dilakukan secara meningkat

(progresif) berarti beban dalam latihan mendekati maksimal dan secara

bertahap terus meningkat, sebagai akibat kapasitas kekuatan otot seseorang

semakin meningkat pula. Kekhususan overload adalah meningkatnya

kekuatan, daya tahan dan hipertropi sebagai akibat meningkatnya

intensitas kerja yang diberikan persatuan waktu, sehingga akan

meningkatkan kekuatan otot.