23
BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengertian Pengambilan Keputusan Kelembagaan pendidikan akan dapat berjalan dengan baik, apabila didukung oleh keputusan-keputusan yang taktis. Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital karena berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai “apa yang harus dilakukan” dan seterusnya yang mengenai unsur-unsur perencanaan. Terutama keputusan itu dibuat untuk mnghadapi masalah-masalah atau kesalahan yang terjadi terhadap rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Gitosudarmo (2000:175), keputusn adalah ketetapan atau penentuan suatu pilihan yang diinginkan. Terkait dengan pendapat tersebut, proses pengambilan keputusan merupakan proses utama dalam mengelola tugas organisasi yang membentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan. Proses pengambilan keputusan merupakan alternatif tindakan. Proses pengambilan keputusan merupakan alternatif yang fundamental dalam organisasi. Adapun hak untuk mengambil keputusan pada hakikatnya sama dengan hak untuk membuat rencana. Tugas pengambilan keputusan tingkatannya sederajad dengan tugas pengambilan rencana dalam organisasi/lembaga. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. 9

BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengertian Pengambilan Keputusaneprints.ung.ac.id/5257/3/2012-1-86204-131406067-bab2... · A. Pengertian Pengambilan Keputusan Kelembagaan pendidikan akan

Embed Size (px)

Citation preview

9

BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Pengertian Pengambilan Keputusan

Kelembagaan pendidikan akan dapat berjalan dengan baik, apabila

didukung oleh keputusan-keputusan yang taktis. Keputusan itu sendiri merupakan

unsur kegiatan yang sangat vital karena berkaitan dengan jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan mengenai “apa yang harus dilakukan” dan seterusnya yang

mengenai unsur-unsur perencanaan. Terutama keputusan itu dibuat untuk

mnghadapi masalah-masalah atau kesalahan yang terjadi terhadap rencana yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Gitosudarmo (2000:175), keputusn adalah ketetapan atau penentuan

suatu pilihan yang diinginkan. Terkait dengan pendapat tersebut, proses

pengambilan keputusan merupakan proses utama dalam mengelola tugas

organisasi yang membentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan. Proses

pengambilan keputusan merupakan alternatif tindakan. Proses pengambilan

keputusan merupakan alternatif yang fundamental dalam organisasi. Adapun hak

untuk mengambil keputusan pada hakikatnya sama dengan hak untuk membuat

rencana. Tugas pengambilan keputusan tingkatannya sederajad dengan tugas

pengambilan rencana dalam organisasi/lembaga. Oleh karena itu dapat dikatakan

bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang

berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk

memecahkan masalah yang dihadapinya.

9

10

Selanjutnya yang dimaksud dengan “pengambilan keputusan” (decision

making). Syamsu (2000:21), mengemukakan bahwa pengambilan keputusan

adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih. Jadi

pengambilan keputusan menyangkut tentang pilihan atau dalam konteks cara

berpikir merupakan perpaduan antara berpikir divergen dan konvergen. Oleh

karena itu pengambilan keputusan kata kuncinya adalah pemilihan alternatif dari

beberapa alternatif.

Dari penjelasan tersebut menunjukan proses pengambilan keputusan ini

meliputi 6 langkah yaitu : (1) Identifikasi permasalahan, (2) Analisis

permasalahan, (3) Pembuatan alternatif-alternatif pemecahan masalah, (4)

Membandingkan dan mempertimbangkan masing-masing alternatif beserta

konsekuensinya, (5) Memilih alternatif yang dipandang paling baik, dan (6)

Pelaksanaan keputusan pembuktiannya.

Dari pengertian-pengertian tentang “benang merah‟ bahwa keputusan itu

diambil dengan sengaja, dan tidak secara kebetulan serta tidak boleh

sembarangan. Namun demikian untuk menjamin ketepatan pengambilan

keputusan masalah terlebih dahulu harus diketahui dan dirumuskn dengan jelas,

sedangkan pemecahannya harus didasarkan pada pemilihan alternatif terbaik dari

alternatif-alternatif yang ada dan dimungkinkan.

B. Tujuan Pengambilan Keputusan

Setiap organisasi/kelembagaan baik lembaga profit maupun non profit

dipastikan memiliki tujuan kelembagaan. Semua kegiatan yang dilakukan dalam

11

organisasi/lembaga tersebut dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya.

Idealnya dalam suatu lembaga, diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan

lancar dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun dalam

kenyataan tidak jarang terjadi hambatan-hambatan atau kendala baik teknis,

maupun kendala yang lain dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan msalah

yang harus dipecahkan oleh pimpinan organisasi/lembaga.

Salah satu tujuan atau maksud dari pengambilan keputusan adalah untuk

memecahkan masalah tersebut, sering terjadi masalah pengambilan keputusan itu

hanya merupakan satu segi saja, misalnya dalam organisasi sekolah mungkin

mengambil keputusan hanya menyangkut segi administrasi sekolah saja. Tetapi

kadang-kadang ada kemungkinan dapat saja terjadi masalah yang pemecahannya

menghendaki dua hal kontradiksi yang harus dipecahkan sekaligus. Misalnya

untuk meningkatkan mutu pendidikan, perlu dilakukan pelatihan untuk kepala

sekolah, namun disisi lain dalam proses pelatihan tersebut terjadi kendala

kekosongan kepemimpinan sekolah dalam wktu tertentu, demikian juga yang

terjadi pada guru.

Solusi yang diperoleh mengenai pengambilan keputusan adalah : tujuan

pengambilan keputusan itu bersifat tunggal, dalam arti bahwa sekali diputuskan,

tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain, kemungkinan kedua adalah tjuan

pengambilan keputusan dapaat juga bersifat ganda, dalam arti bahwa satu

keputusan yang diambilnya itu seekaligus memecahkan dua masalah (atau lebih)

yang sifatnya kontradiktif. Sebagai ilustrasi pada program kualifikasi guru

daridiploma ke SI, program ini satu meningkatkan kemampuan mengajar mereka

12

pada tingkat sekolah, tetapi disisi lain merupakan proses pengembangan pribadi

guru yang bersangkutan. Tataran/level kelembagaan pendidikan sangat

menentukan kompleksitas keputusan yang diambil. Keputusan kelembagaan

tingkat sekolah yang relatif skope-nya kecil dan dampaknya tidak terlalu meluas,

biasanya atau secara relatif proses pengambilan keputusan juga akan bersifat

sederhana dan jangkauannya sempit (Depdiknas, 2002:5).

Oleh karena itu pengambilan keputusan pada tatanan yang lebih tinggi,

apalagi pada`masa transisi kebijakan perlu diperhitungkan masak-masak semua

akibat yang mungkin timbul dari berbagai segi, sedemikian rupa sehingga

diusahakan sejauh mungkin tidak ada pihak-pihak dirugikan dan diusahakan

seminimal mungkin. Dalam tataran persekolahan apabila memang harus terjadi,

maka harus diusahakan semaksimal mungkin tidak merugikan peserta didik pada

khususnya, warga sekolah pada umumnya.

Kepala sekolah diharapkan dalam pengambilaan keputusan dapat

menguasai beberapa hal : (a) Hakikat pengambilan keputusan, (b) Faktor-faktor

yang mempengaruhi pengambilan keputusan, (c) Komponen pengambilan

keputusan, dan (f) Tindak lanjut suatu keputusan.

Pada hakikatnya pengambilan keputusan dalam organisasi sekolah adalah

tindakan yang harus diambil oleh pimpinan sekolah, dengan adanya problem atau

permasalahan yang dirasa menghambat kemajuan sekolah, yang memerlukan

adanya pengambilan keputusan yang tepat. Mengingat keputusan merupakan

pemilihan diantara beberapa alternatif

13

Implementasi pengambilan keputusan diharapkan Kepala Sekolah dapat

Menguasai sub-sub kompetensi yakni : (a) Hakikat pengambilan keputusan, (b)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan, (c) Komponen

Pengambilan keputusan, (d) Proses pengambilan keputusan, (e) Pendekatan

Pengambilan keputusan, dan (f) Tindak lanjut suatu keputusan.

Pada hakikatnya pengambilan keputusan dalam organisasi sekolah adalah

Tindakan yang harus diambil oleh pimpinan sekolah, dengan adanya problem atau

Permasalahan yang dirasa menghambat kemujuan sekolah, yang memerlukan

Adanya pengambilan keputusan yang tepat. Mengingat keputusan merupakan

Pemilihan diantara beberapa alternatif pemecahan masalah, di antara banyak

Alternatif yang ditetapkan, keputusan ini diambil jika pimpinan menghadapi

Masalah atau mencegah timbulnya masalah dalam lembaga sekolah. Pengertian

Problem disini dapat diartikan dalam arti yang luas, misalnya pembuatan rencana

Pengembangan sekolah, kemungkinan kendala utama adalah masalah pendanaan.

Hal ini dapat diusahakan ada beberapa cara yang dapat dilakukan, kepala

sekolah Harus mengambil keputusan untuk memilih cara mana (dengan dana dari

mana) Yang paling tepat yang akan dipergunakan. Ini sudah dianggap ada

„‟masalah‟‟.

Dalam pemilihan cara yang akan dipakai pembuatan rencana

pengembangan sekolah. Pada dasarnya apabila dalam melakukan kegiatan itu ada

beberapa cara yang dapat dilakukan dan harus dipilih yang paling tepat, maka itu

sudah merupakan „‟masalah‟‟ yang harus diputuskan, apalagi kalau betul-betul

14

Menghadapi masalah yang serius yang mengancam kelangsungan proses belajar

Mengajar di sekolah, kelembagaan dan kewibawaan kepala sekolah.

C. Implementasi Kepala Sekolah Dalam Pengambilan Keputusan

Sebagai bagian dari manajemen dan inti dari administrasi, pengambilan

Keputusan menempati posisi yang sangat menentukan keberhasilan lembaga

Sekolah. Keputusan itu sendiri merupakan permulaan dari semua aktivitas

Manusia yang sadar dan terarah, baik secara individual maupun secara kelompok

Dan secara institusional maupun secara futuristi. Artinya menyangkut hari depan,

Efeknya akan berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Martin star

(dalamSyamsi, 2000 : 134 ) menyebutkan unsur-unsur pembuatan keputusan yang

Berlaku umum sebagai berikut : (1) tujuan, (2) identifikasi alternatif, (3) faktor

yang tidak dapat diketahui sebelumnya, (4) sarana untuk mengukur hasil yang

Dicapai. Untuk itu diperlukan implementasi kepala sekolah dalam melakukan

Pengambilan keputusan tersebut. Mengingat implementasi erat kaitannya dengan

Kecakapan, pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki seseorang.

Hasibuan (2000:50) mengemukakan implementasi kepala sekolah

sebagai proses keseluruhan kegiatan memimpin tujuan – tujuan sekolah dan cara-

cara kegiatan mengorganisasikan personil dan materil, membentuk berbagai

hubungan dan menyalurkan tanggung jawab, merencanakan dan

mengorganisasikan berbagai kegiatan dan pelayanan, membangun semangat kerja

dan mendorong inisiatif dan kreatif guru-guru dan pada akhirnya menilai rencana

prosedur serta pelaksanaannya. Dengan demikian implementasi kepala sekolah

15

adalah suatu kesiapan pribadi baik dari segi kemampuan pengetahuan,

keterampilan maupun kepribadian yang baik sehingga mempermudah

perencanaan, pengelolaan, implementasi kepala sekolah yang identik dengan

perannya sebagai orang yang diserahi tugas memimpin penyelenggaraan

pendidikan di sekolah yaitu :

1. Implementasi kepala sekolah sebagai pengambil keputusan

Kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peranan yang

paling penting dalam organisasi sekolah. Ada empat macam peran kepala Sekolah

sebagai pengambil keputusa, sebagaimana menurut Wahyusumidjo (2003:92)

yaitu : (1) sebagai enterpreneur, (2) sebagai pengendali semua Akibat

(disturbance handler), (3) sebagai penyedia segala sumber (a reseuces allocater),

dan (4) sebagai negosiator (a negotiator roles).

Dalam peranya sebagai enterpreneur, kepala sekolah berusaha

Memperbaiki penampilan sekolah melalui berbagai macam program-program

yang baru, serta melakukan survei untuk mempelajari berbagai persoalan yang

Timbul di lingkungan sekola. Dengan demikian kepala sekolah selalu

Mengadakan pengamatan terhadap lingkungan sekola, yaitu kemungkinan adanya

informasi-informasi yang berpengaruh terhadap penampilan sekolah.

Dalam peranya sebagai disturbance handler, diperlukan mengingat

gangguan yang timbul pada suatu sekolah tidak hanya diakibatkan kepala sekolah

yang tidak memperhatikan situasi, tetapi juga akibat kepala sekolah yang tidak

mampu mengantisispasi semua akibat penngambilan keputusan yang telah

diambil. Dalam fungsi ini kepala sekolah berperan sebagai penghubung antara

16

kepentingan sekolah dengan lingkungan di luar sekola. Sedang secara internal

kepala sekolah menjadi alat perantara antara wakil-wakil para guru, staf dan siswa

dalam menyelesaikan kepentingan mereka.

Kepala sekolah sebagai orang yang menyediakan segala sumber

(aresources allocater), bertanggung jawab untuk menentukan siapa yang akan

memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan. Sumber-sumber

yang dimaksud meliputi : sumber daya manusia, dana, peralatan dan berbagai

kekayaan sekolah yang lain. Seorang kepala sekolah harus secara terus menerus

meneliti dan menentukan bagaimana sumber-sumber tersebut dapat diadaka dan

dibagikan. Perannya tersebut mencerminkan tanggung jawab kepala sekolah

untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah, sehingga lahir

etos kerja dan produktivitas yang tinggi dalam mencapai tujuan.

Dalam fungsi a negotiator roles, sebagai kepala sekolah harus mampu

mengadakan pembicaraan dan musyawarah dengan pihak luar. Untuk menjalin

Dan memenuhi kebutuhan baik untuk sekolah maupun dunia usaha. Dalam

Kerjasama ini meliputi : penempatan kelulusan, penyesuaian kurikulum, dan

sebagainya.di samping itu kepala sekolah bertanggung jawab untuk

menyebaluaskan dan membagi-bagikan informasi kepada para guru, staf, siswa

dan orang tua siswa, bahkan kepala sekolah menyebarluaskan informasi kepada

lingkungan di luar sekolah yang di anggap perlu.

17

2. Implementasi kepala sekolah sebagai manajer

Kepala sekolah dikatakan sebagai seorang manajer, karena kepala

Sekolah melakukan kegiatan manajemen. Wahjosumidjo (2003:94)

Mengemukakan manajemen merupakan suatu proses merencanakan,

mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha anggota organisasi serta

pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan

yang telahditetapkan. Dari definisi yang dikemukakan tersebut, ada Tiga hal

penting yang harus diperhatikan yaitu proses, pendayagunaan, seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah di tetapkan.

Pertama proses berkaitan dengan suatu cara yang sistematik dalam

mengerjakan sesuatu, oleh sebab itu sebagai seoorang manajer dalam melakukan

tugas dan fungsinya hendaknya dapat mendayagunakan berbagai kegiatan untuk

mencapai tujuan yang direncanakan. Kegiatan tersebut diantaranya : 1)

merencanakan dalam arti bahwa kepala sekolah harus benar-benar memikirkan

dan merumuskan daam suatu program tujuan dan tindakan yang harus dilakukan.

2) Mengorganisasikan berarti bahwa kepala sekolah harus mampu menghimpun

dan mengkoordinasikan sumber daya manusia dan sumber-sumber material

sekolah, sebab keberhasilan sekolah sangat bergantung pada kecakapan dalam

mengatur dan mendayagunakan berbagai sumber dalam mencapai tujuan. 3)

Memimpin dalam arti kepala sekolah mampu mengarahkan dan mempengaruhi

seluruh sumber daya manusia untuk melakukan tugas-tugasnya yang esensial.

dengan menciptakan suasana yang tepat kepala sekolag membantu sumber daya

manusia untuk melakukan hal-hal yang baik. 4) mengendalikan dalam arti kepala

18

sekolah memperoleh jaminan bahwa sekolah berjalan mencapai tujuan, apabila

terdapat kesalahan di antara bagian-bagian yang ada dari sekolah tersebut kepala

sekolah harus memberikan petunjuk dan meluruskan.

Dedua sumber daya suatu sekolah meliputi dana, perlengkapan,

Informasi, maupun sumber daya manusia, yang masing-masing berfungsi sebagai

pemikir, perencana, pelaku serta pendukung untuk mencapai tujuan.

Ketiga mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya,

berarti bahwa kepala sekolah berusaha untuk mencapai tujuan akhir yang bersifat

khusus (specific ends), tujuan akhir yang spesifik ini berbeda-beda antara

organisasi.

Berdasarkan uraian ini maka kepala sekolah seorang manajer pada

hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin dan seorang

pengendali. Keberadaan seorang manajer dalam sebuah organisasi sangat

diperlukan sebab organisasi sebagai alat dalam mencapai tujuan organisasi

dimana didalamnya berkembang sebagai macam pengetahuan serta organisasi

menjadi tempat untuk membina dan mengembangkan karir sumber daya manusia,

oleh sebab itu dibutuhkan seorang manajer.

Stoner (dalam Wahjosumidjo, 2003 : 36 ) mengemukakan delapan fungsi

seorang manajer yang pelu dilaksanakan dalam sebuah organisasi, yaitu :

1) Bekerja dengan dan melalui orang lain, 2) bertanggung jawab dan

mempertanggung jawabkan , 3) dengan waktu dan sumber yang terbatas mampu

menghadapai berbagai macam persoalan, 4) berpikir secara realistik dan

19

konseptual, 5) adalah juru penegah, 6) adalah seorang politisi, 7) adalah seorang

diplomat, 8) pengambil keputusan yang sulit.

Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain (work with and

Through other poeple). Pengertian orang lain tidak hanya guru, staf, siswa dan

orang tua siswa, melainkan termasuk atasan kepala sekolah, para kepala sekolah

lain serta pihak-pihak yang berhubungan dan bekerjasama. Dalam fungsi ini

kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah (as

channels of communication within the organization). Kepala sekolah bertanggung

jawab dan mempertanggung jawabkan (reponsible and accontble). Keberhasilan

dan kegagalan bawahan adalah suatu pencerminan langsung keberhasilan dan

kegagalan seorang pemimpin. Dengan demikian kepala sekolah bertanggung

jawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh bawahan.perbuatan yang

dilakukan oleh para guru, siswa, staf dan orang tua siswa tidak dapat dilepaskan

dari tanggung jawab kepala sekolah.

Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah harus

Mampu menghadapi berbagai persoalan (manager balance competing goals and

set prorities). Dengan segala keterbatasan, seorang kepala sekolah harus dapat

mengatur pemberian tugas secara tepat. Seorang kepala sekolah harus dapat

menentukan prioritas bilamana terjadi konflik antara kepentingan bawahan

dengan kepentingan sekolah.

Kepala sekolah harus berfikir secara analistis dan konsepsional (must

Think analytically and conceptionally). Fungsi ini berarti menuntut setiap kepala

sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui suatu analisis kemudian

20

menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang baik. Demikian pula kepala

sekolah harus mampu melihat setiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling

berkaitan, dengan memandang persoalan yang timbul sebagai bagian yang tak

terpisahkan dari satu keseluruhan.

Kepala sekolah sebagai juru penengah (mediator), di mana dalam

lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri manusia yang

mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, perangai, keinginan, pendidikan,

latar belakang kehidupan sosial, sehingga tak terhindarkan tumbuh pertentangan

atau konflik satu dengan yang lain. Untuk itu kepala sekolah harus turun tangan

sebagai pelerai dan penengah.

Kepala sekolah sebagai politisi (politicians), berarti kepala sekolah harus

selalu berusaha untuk meningkatkan tujuan organisasi sekolah serta

mengembangkan program jauh ke depan. Untuk itu sebagai seorang politisi

kepala sekolah harus dapat membangun hubungan kerjasama melalui pendekatan

persuasi dan kesepakatan (compromise). Peran politis atau kecakapan politis

seorang kepala sekolah dapat berkembang secara efektif, apabila : (1) dapat

dikembangkan prinsip jaringan saling pengertian terhadap kewajiban masing-

masing, (2) terbentuknya aliasi atau koalisi, seperti : Organisasi profesi, 0SIS, dan

komite sekolah, (3) terciptanya kerjasama (cooperation) dengan berbagai pihak,

sehingga aneka macam aktivitas dapat dilaksanakan.

Kepala sekolah sebagai seorang diplomat dalam berbagai macam

pertemuan, kepala sekolah adalah wakil resmi dari sekolah yang dipimpinnya.

Selanjutnya kepala sekolah berfungsi sebagai pengambil keputusan yang sulit

21

(make difficult decisions), dalam hal ini sekolah sebagai suatu organisasi yang

Tidak luput dari persoalan, kesulitan dana, persoalan pegawai, perbedaan

pendapat terhadap kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh kepala sekolah, dan

masih banyak lagi. Apabila terjadi kesulitan-kesulitan seperti itu, kepala

SEKOLAH diharapkan berperan sebagai orang yang dapat menyeleaikannya.

Kedelapan fungsi manajer yang dikemukakan tersebut berlaku bagi

setiap kepala sekolah, sehingga kepala sekolah yang berperan mengelola kegiatan

sekolah harus mampu mewujudkan kedelapan fungsi dalam perilaku sehari-hari.

Di samping itu agar kepala sekolah dalam menjalankan fungsi. Sebagai manajer

dapat berjalan sebagaimana mestinya maka kepala sekolah harus dapat memahami

dan mampu mewujudkan ke dalam perilaku nilai-nilai yang terkandung di dalam

keterampilan baik keterampilan Technical skills, human skills, dan conceptual

skills yaitu sebagai berikut : 1) Technical skills : (a) menguasai pengetahuan

tentang metode, proses, prosedur dan teknik untuk melaksanakan kegiatan khusus

(b) kemampuan untuk memanfaatkan serta mendayagunakan sarana, peralatan

yang diperlukan dalam mendukung kegiatan yang bersifat khusus terebut. 2)

human skills : Kemampuan untuk memahami perilaku manusia dan proses

kerjasama, Kemampuan untuk memahami isi hati, sikap dan motif orang lain,

Mengapa mereka berkata dan berperilaku, (c) kemampuan untuk berkomunikasi

secara jelas dan efektif, (d) kemampuan untuk menciptakan kerjasama yang

efektif, kooperatif praktis dan diplomatis, (e) mampu berperilaku yang dapat di

terima. 3) conceptual skills : (a) kemampuan analisis, (b) kemampuan berpikir

rasional, (c) ahli atau cakap dalam berbagai macam konseps, (d) mampu

22

menganalisis berbagai kejadian, serta mampu memahami berbagai

kecenderungan, (d) mampu mengantisipasikan perintah, (e) mampu mengenali

macam-macam kesempatan dan problem-problem sosial.

Dengan demikian kepala sekolah sebagai manajer sangat memerlukan

Ketiga macam keterampilan tersebut. Dari ketiga keterampilan tersebut, human

Skills merupakan keterampilan yang memerlukan perhatian khusus dari para

Kepala sekolah, sebab melalui human skills seorang kepala sekolah dapat

memahami isi hati, sikap dan motif orang lain, mengapa orang lain tersebut

berkata dan berperilaku.

3. Kompotensi kepala sekolah sebagai pemimpin

Ada banyak pakar yang mengemukakan pendapatnya tentang

Kepemimpinan, Koontz, O‟ Donnel dan Weihrich (dalam Wahjosumidjo, 2003 :

103) mengemukakan bahwa kepemimpinan secara umum merupakan pengaruh,

seni atau proses mempengaruhi orang lain sehingga mereka dengan penuh

kemauan berusaha ke arah tercapainya tujuan organisasi.

Dari konsep tersebut dapat dikembangkan bahwa makna yang

terkandung dalam kepemimpinan berkaitan dengan kemauan keras dalam

berusaha. Hala ini mencerminkan keinginan keras dengan penuh semangat dan

pecaya diri.

Admodiwirjo (2000 : 149) mengatakan bahwa kepemimpinan adalah

suatu seni, sesanggupan atau teknik untuk membuat orang-orang (bawahan dan

organisasi formal) atau para pengikut/ simpatisan (dalam organisasi non formal)

23

mengikuti atau menaati segala apa yang dikehendakinya, membuat mereka begitu

antusias atau bersemangat untuk mengikutinya, bahkan ada yang sanggup

berkorban‟‟.

Gitosudarmo (2000 : 127) mengartikan bahwa kepemimpinan merupakan

faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi prestasi organisasi, karena

kepemimpinan merupakan aktivitas yang utama untuk dicapainya tujuan

organisasi. Dengan demikian kepemimpinan di definisasikan sebagai salah satu

proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai

tujuan dalam situasi tertentu.

Dari definisi ini, nampak bahwa kepemimpinan adalah suatu proses,

bahwa orang yang meliputi faktor pemimpin pengikut dan faktor situasi untuk

menghasilkan prestasi dan kepuasan. Selanjutnya Kusnadi dkk (2005 : 354 )

berpendapat bahwa : kepemimpinan adalah sebagai tindakan atau upaya untuk

memotivasi atau mempengaruhi orang lain agar mau bekerja atau bertindak ke

arah pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan atau kepemimpinan

merupakan tindakan membuat sesuatu menjadi kenyataan.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, esensi kepemimpinan

adalah „‟ kepengikutan‟‟. Dalam arti bahwa yang menyebabkan seseorang

Menjadi pemimpin adalah jika adanya kemauan orang lain untuk mengikutinya.

Dengan demikian secara umum dan sederhana kepemimpinan didefinisikan

sebagai seni atau proses mempengaruhi orang lain sedemikian rupa, sehingga

mereka mau melakukan usaha atau keinginan usaha atau keinginan untuk bekerja

dalam rangka pencapaian suatu tujuan.

24

Idealnya kepemimpinan merupakan „‟kepengikutan‟‟ orang lain terhadap

seseorang melalui suatu proses mempengaruhi, mendorong, mengarahkan dan

menggerakkan serta mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya organisasi

demi penncapaian suatu maksud atau tujuan tertentu.

Bila definisi ini dihubungkan dengan pendidikan mempunyai arti bahwa

kepemimpinan pendidikan tak lain adalah cara kepemimpinan kepala sekolah

dalam mengelola sumber dana sekolah agar tercapai mutu pendidikan.

Dengan demikian seorang pemimpin harus memiliki kemampuan

mendorong dan memberikan bimbingan. Kemampuan mendorong berkaitan

dengan bagaimana kepala sekolah mendorong timbulnya kemauan yang kuat

dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan siswa dalam

melaksanakan tugas dan kewajibannya masing-masing. Selain itu kepala sekolah

harus mampu memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para

siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan

dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan. Kepala sekolah apabila

berkeinginan untuk berhasil dalam menggerakkan para guru, staf dan siswa maka

kepala sekolah harus menghindarkan diri dari sikap dan pebuatan yang bersifat

memaksa atau bertindak keras terhadap para guru, staf dan siswa. Sebaliknya

kepala sekolah sebagai pemimpin hendaknya mampu melakukan perbuatan yang

melahirkan kemampuan untuk bekerja dengan penuh semangat dan percaya diri

terhadap para guru, staf dan siswa dengan cara : 1) meyakinkan (persuade)

berusaha agar para guru, staf dan siswa percaya bahwa apa yang dilakukan adalah

25

Benar 2) membujuk (induce) berusaha meyakinkan para guru, staf dan siswa

bahwa apa yang dikerjakan adalah benar.

Hasibuan (2005 : 50) mendefinisikan kepala sekolah sebagai proses

keseluruhan kegiatan memimpin tujuan-tujuan sekolah dan cara-cara kegiatan

mengorganisasikan personil dan material, membentuk berbagai hubungan dan

menyalurkan tanggung jawab, merencanakan dan mengkoordinasikan berbagai

kegiatan dan pelayanan, membangun semangat kerjasama dan mendorong insiatif

dan kreatif guru-guru dan pada akhirnya menilai rencana prosedur serta

pelaksanaannya.

Menurut Hick (dalam Wahjosumidjo, 2003 : 106) bahwa terdapat

delapan rangkaian kepemimpinan yaitu : (1) bertindak arif, bijaksana dan adil,

(2) memberikan sugesti, (3) mendukung tercapainya tujuan, (4) berperan sebagai

katalisator, (5) menciptakan rasa aman, (6) sebagai wakil organisasi, (7) sebagai

sumber inspirasi atau semangat, dan (8) bersedia menghargai. Kepala sekolah

sebagai pemimpin harus bertindak arif, bijaksana, dan adil, tidak ada pihak yang

dikalahkan atau di anak emaskan. Dengan kata lain sebagai seorang pemimpin

kepala sekolah harus dapat mempelakukan sama terhadap orang-orang yang

menjadi bawahanny, sehingga tidak terjadi diskriminasi, sebaliknya dapat

diciptakan semangat kebersamaan diantara guru-guru, staf dan para siswa.

Sugesti atau saran sangat diperlukan oleh para bawahan dalam

melaksanakan tugas para guru, staf, dan siswa suatu sekolah hendaknya selalu

mendapatkan sarana, anjuran dari kepala sekolah sehingga saran tersebut selalu

dapat memelihara bahkan meningkatkan semangat, rela berkorban, rasa

26

kebersamaan dalam melaksanakan tugas masing-masing (sugessting). dalam

mencapai tujuan yang telah digariskan memerlukan berbagai dukungan kepala

sekolah bertanggung jawab untuk memenuhi atau menyediakan dukungan yang

diperlukan oleh para guru, staf dan siswa, baik berupa dana peralatan, wakt,

bahkan suasana yang mendukung. Tanpa adanya dukungan yang disediakan oleh

kepala sekolah, sumber daya manusia yang ada tidak mungkin melaksanakan

tugasnya dengan baik (supplyng objectives).

Kepala sekolah berperan sebagai katalisator, dalam arti mampu

menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf dan siswa dalam

pencapaian tujuan yang telah di tetapkan. Patah semangat, kehilangan

kepercayaan harus dapat dibangkitkan kembali oleh para kepala sekolah

(catalysing). Sesuai dengan misi yang dibebankan kepada kepala sekolah, kepala

sekolah harus mampu membawa perubahan sikap, perilaku, intelektual anak didik

sesuai dengan tujuan pendidikan.

Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan setiap orang, oleh sebab itu

kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat menciptakan rasa aman di dalam

lingkungan sekolah, sehingga para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan

tugasnya merasa aman, bebas dari segala perasaan gelisah, kekhawatiran, serta

memperoleh jaminan keamanan dari kepala sekolah (providing security).

Seorang kepala sekolah selaku pemimpin akan menjadi pusat perhatian,

artinya pandangan akan diarahkan ke kepala sekolah, sebagai orang yang

mewakili kehidupan sekolah, di mana dan dalam kesempatan apapun. Oleh sebab

27

itu penampilan seseorang kepala sekolah harus selalu di jaga integritasnya, selalu

percaya, dihormati baik sikap, perilaku maupun perbuatannya (respresenting).

Kepala sekolah sebagai sumber semangat bagi guru, staf dan siswa,

kepala sekolah harus selalu membangkitkan semangt, percaya diri terhadap para

guru, staf, dan siswa, sehingga mereka menerima dan memahami tujuan sekolah

secara antusias, bekerja secara bertanggung jawab ke arah tercapainya tujuan

sekolah (inspiring).

Kepala sekolah diharapkan selalu menghargai apapun yang dihasilkan

oleh para guru, staf yang menjadi tanggung jawabnya. Penghargaan dan

pengakuan ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti kenaikan

pangkat, pemberian fasilitas, kesempatan mengikuti pendidikan dan sebagainya

(praising).

Dengan demikian kepala sekolah sebagai pemimpin seharusnya dalam

praktek sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan mempraktekkan delapan

fungsi kepemimpinan di dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah.

Dengan demikian implementasi erat kaitannya dengan kecakapan,

pengetahuan dan keterampilan yang harus di miliki oleh kepala sekolah. Oleh

karena itu, implmentasi kepala sekolah adalah kemampuan, kecakapan,

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh kepala sekolah dalam

merencanakan, mengelola, melaksanakan, dan menngawasi pemanfaaan sumber

daya atau potensi yang dimilikinya agar tujuan dapat tercapai. Kepala sekolah

dituntut memiliki potensi sebagai pengambil keputusan, sebagai manajer,

28

sekaligus sebagai pimpinan dalam mengelola kegiatan manajerial dan

administrasi sekolah.

Terkait dengan komponen dan implementasi yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka Kepala sekolah sebagai pemimpin dituntut memmiliki

keterampilan yang memadai. Sergiovani (dalam Burhaddin, 1994 : 90)

mengelompokkan tiga keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang kepala

sekolah yaitu : (1) Keterampilan teknis (technical skills), (2) Keterampilan

Hubungan manusia (human skills), (3) keterampilan konsektual (conceptual skills)

hubungan keterampilan ini dengan mengambil keputusan adalah dalam upaya

mencapai suatu keputusan yang efektif, memerlukan keterampilan kepala sekolah

dalam menggunakan teknik yang tepat antara lain teknik pengambilan keputusan,

teknik pendekatan yang digunakan, teknik penyediaan dan pengelolaan informasi,

teknik penentuan alternatif yang tepat, disertai pelaksanaan, pengawasan dan

penilaian keputusan.

Dengan dikemukakannya pemikiran di atas, diharapkan mampu

memperluas serta memantapkan wawasan manajerial setiap kepala sekolah,

sehingga lahirlah pola pikir, sikap dan perilaku kepala sekolah yang efektif,

sekaligus sebagai terwujudnya sekolah yanng efektif pula.

D. Kerangka Berpikir

Implementasi kepala sekolah dalam pengambilan keputusan di sekolah

dasar termasuk pada sekolah dasar Negeri Kecamatan Tibawa dapat dilihat dalam

Kerangka berppikir sebagai berikut :

29

Gambar 1 : Kerangka Berpikir tentang Implementasi kepala sekolah dalam

pengambilan keputusan

Implementasi mengandung pengertian sebagai bentuk kemampuan atau

kecakapan yang ditujukkan seseorang. Kemampuan seseorang dalam menguasai

IMPLEMENTASI

KEPALA SEKOLAH

Keterampilan teknis

(technical skills)

Keterampilan

hubungan manusia

(human skills)

Keterampilan

konseptual

(conceptual skills)

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

WARGA SEKOLAH

PENINGKATAN

MUTU PENDIDIKAN

30

sesuai dengan bidangnya biasanya akan sangat menentukan kualitas dari

pekerjaan yang dihasilkan.

Terkait dengan kemampuan yang dimiliki kepala sekolah maka sebagai

pemimpin dituntut memiliki keterampilan yang memadai, khususnya dalam

pengambilan keputusan yaitu : keterampilan yang harus di kuasai oleh seorang

kepala sekolah yaitu : (1) Keterampilan teknis (technical skills), (2) Keterampilan

hubungan manusia (human skills), (3) Keterampilan konseptual (conceptual

skills).

Hubungan keterampilan ini dengan mengambil keputusan adalah dalam

upaya mencapai suatu keputusan yang efektif, memerlukan keterampilan kepala

sekolah dalam menggunakan teknik yang tepat dalam disertai pelaksanaan,

pengawasan dan penilaian keputusan.

Kepala sekolah berkeinginan untuk berhasil dalam menggerakkan warga

sekolah, maka kepala sekolah harus menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan

yang bersifat memakasa atau bertindak keras terhadap para guru, staf, dan siswa.

Sebaliknya kepala sekolah sebagai pemimpin hendaknya mampu melakukan

perbuatan yang melahirkan kemauan untuk bekerja dengan penuh semangat dan

percaya diri terhadap para warga sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan

di sekolah tersebut. Oleh karena itu dalam proses pengambilan keputusan dapat

mencapai hasil baik, kepala sekolah hendaknya memiliki kemampuan untuk

memilih cara atau pendekatan mana yang paling tepat yang akan dipergunakan

dalam proses pengambilan keputusan tersebut.

31

Dengan demikian organisasi sekolah akan dapat berjalan dengan baik

apabila didukung oleh keputusan-keputusan yang taktis dari semua warga sekolah.

Jiwa kepemimpinan seorang kepala sekolah itu dapat diketahui dari

keterampilannya dalam mengambil keputusan berbobot dan dapat diterima oleh

warga sekolah dalam sekolah tersebut.