18
7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya interaksi antar sesama peserta didik atau dengan lingkungan. “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. 1 Berdasarkan definisi-definisi belajar tersebut, yang dimaksud belajar dalam penelitian ini adalah terjadinya perubahan tingkah laku individu, hasil dari aktivitas, interaksi antara individu dengan lingkungannya. Belajar merupakan aktivitas yang akan dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan - pelatihan atau pengalaman- pengalaman. Belajar sebagai karakteristik yang membedakan antara manusia dengan mahkluk lain, merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat manusia, bahkan tiada hari tanpa belajar “. 2 . Aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran sangatlah penting, untuk melihat sejauh mana siswa aktif dalam kelas, antara guru dan siswa dan antar siswa itu sendiri. 1 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hal. 2. 2 Baharuddin dan Esa W.N, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Ar-ruzz Media : jogjakarta, 2010 ). Hal 10.

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7433/2/T1_162007023_BAB II.pdf · Aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran sangatlah

  • Upload
    hanhi

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7433/2/T1_162007023_BAB II.pdf · Aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran sangatlah

7

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya

interaksi antar sesama peserta didik atau dengan lingkungan. “Belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.1 Berdasarkan

definisi-definisi belajar tersebut, yang dimaksud belajar dalam penelitian ini

adalah terjadinya perubahan tingkah laku individu, hasil dari aktivitas, interaksi

antara individu dengan lingkungannya.

“Belajar merupakan aktivitas yang akan dilakukan seseorang untuk

mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan - pelatihan atau

pengalaman- pengalaman. Belajar sebagai karakteristik yang membedakan

antara manusia dengan mahkluk lain, merupakan aktivitas yang selalu

dilakukan sepanjang hayat manusia, bahkan tiada hari tanpa belajar “.2.

Aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran sangatlah penting, untuk

melihat sejauh mana siswa aktif dalam kelas, antara guru dan siswa dan antar

siswa itu sendiri.

1 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hal.

2. 2 Baharuddin dan Esa W.N, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Ar-ruzz Media :

jogjakarta, 2010 ). Hal 10.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7433/2/T1_162007023_BAB II.pdf · Aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran sangatlah

8

2.2. Teori Belajar Konstruktivisme

Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori

konstruktivisme. Model konstruktivisme pembelajaran yang terjadi dimana

siswa itu secara individu harus menemukan dan menamankan pengetahuan yang

ia dapat sehingga siswa hasil dari mengolah pengetahuan yang mereka dapat

sebagai pengalaman, struktur mental, keyakinan, dan ketelitian untuk dapat

menerapkanya dilingkungan yang mereka temui. Guru lebih berperan sebagai

fasilitator dan mediator dalam proses belajar.

“Teori konstruktivisme yang mengemukakan bahwa belajar merupakan

usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamanya melalui asimilasi

dan akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya,

memungkinkan mengarah kepada tujuan pembelajaran..”3. Penekanan tentang

interaksi sosial dan melakukan konstruksi pengetahuan dari lingkungan belajar

dan mengajar lebih difokuskan membiasakan siswa untuk memecahkan

masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, menemukan ide - ide.

Oleh karena itu siswa harus aktif sehingga siswa menjadi pusat kegiatan belajar

di kelas.

Proses pembelajaran konstruktivisme Pieget menekankan pada kegiatan

internal individu terhadap objek yang dihadapi dan pengalaman yang dimiliki

seseorang. Konsep konstruktivisme Vigotsky mengartikan bahwa belajar adalah

adanya sebuah proses yang melibatkan dua elemen penting. Menurut Asri

Budiningsih (2005:124), dua elemen penting itu adalah : Pertama, belajar

3 Budininsih Asri , Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta:PT Rineka Cipta,2005), hal 64

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7433/2/T1_162007023_BAB II.pdf · Aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran sangatlah

9

merupakan proses secara biologis sebagai proses dasar: Kedua, proses secara

psikososial sebagai proses yang lebih tinggi dan esensinya berkaitan dengan

lingkungan social budaya.

Menurut pandangan konstruktivisme, belajar merupakan suatu proses

pengetahuan. Dalam belajar konstruktivisme guru berperan mambantu agar

proses pengetahuan oleh siswa berjalan lancer. Dalam pendekatan ini peranan

utama dalam kegiatan belajar adalah aktifitas siswa dalam mengkonstruksi

pengetahuanya sendiri.

Guru adalah memfasilitasi proses pembelajaran dengan :

1. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa

2. Member kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya

sendiri

3. Menyadarkkan siswa agar siswa menerapkan strategi mereka

sendiri dalam belajar.4

2.3. Metode Pembelajaran

Dalam prose belajar mengajar guru dihadapkan untuk memlilih metode -

metode dari sekian banyak metode mengajar yang telah ditemui oleh para ahli

sebelum menyampaikan pelajaran utuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru

menyadari bahwa metode pembelajaran harus mengembangkan seluruh potensi

siswa. Metode pembelajaran yang baik bukan hanya mengembangkan aspek

kognitif atau akademik saja, tetapi juga harus mampu memebentuk manusia utuh

yang aktif.

Metode pembelajaran merupakan “cara melakukan atau menyajikan,

menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk

4 Sagala Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, ( Bandung : Alfabeta, 2010) hal 88

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7433/2/T1_162007023_BAB II.pdf · Aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran sangatlah

10

mencapai tujuan tertentu.” 5, tetapi setiap metode pembelajaran sesuai digunakan

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Metode yang

digunakan harus bervariasi, tujuan proses pembelajaran adalah agar siswa dapat

mencapai kompetensi yang diharapkan, dan mencapai tujuan proses pembelajaran

yang dirancang secara sistematik dan sistemik.

2.4. Pembelajaran Kooperatif

2.4.1. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran dengan menggunakan metode yang sesuai dengan materi

pembelajaran berperan penting dalam proses belajar mengajar di kelas. Model

pembelajaran kooperatif menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang

lebih luas dan suasana yang kondusif untuk memperoleh dan mengambangkan

pengetahuan sikap,nilai, serta ketrampilan - ketrampilan social yang bermanfaat

bagi kehidupan masyarakat. Melalui metode pembelajaran kooperatif siswa tidak

hanya belajar dan menerima apa saja yang disajikan oleh guru dala proses belajar

mengajar, melainkan dapat juga belajar dari siswa lainya dan sekaligus

mempunyai kesempatan untuk pembelajaran siswa lain.

“ Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan

cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil secara

kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan

struktur kelompok yang bersifat heterogen,” (Rusman,2010:202). Maksud dari

heterogen adalah siswa belajar dalam kelompok - kelompok kecil yang memiliki

5 Martinis Yamin, Profesionalisasi Gurui dan Implemantasi KTSP, (Gaung Persada Press: Jakarta,

2007), hal 157.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7433/2/T1_162007023_BAB II.pdf · Aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran sangatlah

11

tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap

anggota saling kerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan

pembelajaran.

“Tujuan dari Pembelajaran Kooperatif adalah untuk

memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan dan

pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi

anggota masyarakat yang bahagia dan bermanfaat.”6

Dalam sistem pembelajaran yang kooperatif, siswa belajar bekerjasama

dengan anggota lainnya. Karakteristik atau ciri - ciri pembelajaran kooperatif

dapat dijelaskan sebagai berikut :

“Karekteristik pembelajaran kooperatif adalah:

1. Pembelajaran secara tim

2. Didasarkan pada manajemen kooperatif

3. Kemauan untuk bekerja sama

4. Ketrampilan bekerjasama”7

Pembelajaran kooperatif dapat dicirikan dari materi, penugasan,

penghargaan kelompok.Siswa yang bekerja dalam kelompok dala pembelajaran

kooperatif mendorong dan mengenai siswa saling bekerjasama ada suatu

kelompok dan mereka saling membagi tugas, membantu sehingga mendapatkan

ilmu dari kerja kelompok saling bertanya dan membantu sehingga tugas

terselesaikan, dan hasilnya memuaskan.

6 Robert E Slavin., 2010, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik , (Bandung: Nusa Media,

2008), hal. 60. 7 Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),.hal 211

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7433/2/T1_162007023_BAB II.pdf · Aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran sangatlah

12

2.4.2. Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Menurut Roger dan David Johnson (Lie, 2008) ada lima unsur dasar

dalam pembelajaran kooperatif (cooperative learning), yaitu sebagai berikut:

1) Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence)

yaitu dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam

penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh

kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh

kinerja masing-masing anggota kelompok.

2) Tanggung jawab perorangan (individual accountability)

Yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-

masing anggota kelompoknya.

3) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction)

Yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota

kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi

untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota

kelompok lain.

4) Partisipasi dan komunikasi (participation communication)

Yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan

berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.

5) Evaluasi proses kelompok

Yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama

mereka, agar selanjutnya bbisa bekerja sama dengan lebih

efektif.”8

2.4.3. Prosedur Pembelajaran Kooperatif

Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat

tahap, yaitu:

“1. Penjelasan materi, tahap ini merupakan tahapan penyampaian

pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam

kelompok.Tujuan utama tahapan ini adalah pemahaman siswa

terhadap pokok materi pelajaran.

2. Belajar kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru

memberikan penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok

yang telah dibentuk sebelumnya.

3. Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa

dilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu

atau kelompok. Tes individu akan memberikan penilaian pada

kemampuan individu, sedangkan kelompok akan memberikan

8 Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010). hal. 212.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7433/2/T1_162007023_BAB II.pdf · Aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran sangatlah

13

penilaian pada kemampuan kelompoknya. Nilai setiap

kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini

disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam

kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota

kelompoknya.

4. Pengakuan tim, adalah penetapan tim yang dianggap paling

menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan

pernghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi

tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi..9

2.4.4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Keunggulan cooperative learning menurut Wina Sanjaya sebagai

suatu pembelajaran adalah sebagai berikut :

“ Keunggulan pembelajaran kooperatif, yaitu:

a. Meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi akademiknya.

b. Meningkatkan daya ingat siswa.

c. Meningkatkan kepuasan siswa dengan mengembangkan

ketrampilan berkomunikasi secara lisan.

d. Mengembangkan ketrampilan social siswa.

e. Meningkatkan rasa percaya diri siswa.

Membantu meningkatkan hubungan positif antar siswa.” 10

Melalui beberapa keunggulan tersebut siswa dilatih mengembangkan

ketrampilan siswa dan keaktifan selama dikelas, seperti toleransi baik aktif

dalam hal menerima siswa lain, menghargai pendapat siswa lain,

ketrampilan social seperti diskusi dan bekerja sama, aktif dalam presentasi,

dan motivasi seperti membangun kerjasama dalam tim, serta memberikan

dukungan kepada siswa lain dan menularkan kepada siswa lain.

“ Sedangkan kelemahan dari pembelajaran kooperatif

adalah:

a. Pembelajaran berkelompok membatasi siwa yang

berkemampuan tinggi dalam waktu belajar.

9Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),.hal. 212 – 213

10 http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/20/pengertian-sooperatif-learning/ (diunduh 24

januari 2013, 11:30).

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7433/2/T1_162007023_BAB II.pdf · Aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran sangatlah

14

b. Dibandingkan dengan engajaran langsung oleh guru,

bisa terjadi apa yang sehaursnya dipelajari dan

dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.

c. Penilaian yang diberikan berdasarkan hasil kerja

kelompok.” 11

Model pembelajaran ini dikembangkan untuk mencapai empat tujuan

pembelajaran penting yang dirangkum sebagai berikut:

a. Hasil belajar akademik

b. Penerimaan terhadap (toleransi) perbedaan individu

c. Pengembangan keterampilan sosial

d. Lingkungan belajar dan sistern pengelolaan.

2.5. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

2.5.1. Konsep Dasar Pembelajaran Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif STAD merupakan metode pembelajaran

kooperatif yang paling sederhana. Model pembelajaran STAD merupakan model

pembelajaran yang memicu siswa agar saling mendorong dan membantu satu

sama lain menguasai ketrampilan, yang diajarkan guru.

“Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara

siswa belajar dalam kelompok - kelompok kecil secara kolaboratif yang

anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok

yang bersifat heterogen.”12

. Maksud dari heterogen adalah campuran siswa

yang terdiri dari siswa yang berprestasi rendah, dan tinggi, serta jenis kelamin,

11

http:// Http://cucunuryani.blogspot.com/2011/08/pembelajaran-individu-dan.html (diunduh

pada tanggal 24 januari 2013 jam 19:45) 12

, Rusman, Ibid. hal. 202

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7433/2/T1_162007023_BAB II.pdf · Aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran sangatlah

15

dan suku. Hal ini memberikan kesempatan kepada siswa dengan latar belakang

dan kondisi yang berbeda - beda untuk bekerjasama, belajar saling menghargai

pendapat siswa lain, dan saling membantu.

Pembelajaran kooperatif terdiri dari lima komponen utama yaitu

presentasi kelas, tim, kuis, skor individu, dan perkembangan individu.

Pembelajaran kooperatif ini akan dicapai apabila semua anggota tim bisa

bekerja dalam anggota kelompoknya untuk bekerja memecahkan masalah yang

diberikan oleh guru, membuat kelompok bekerja saling mengemukakan

pendapat, menghargai pendapat kelompok dalam ataupun dalam menghadapi tes

atau ulangan. Pembelajaran ini berusaha supaya anggota kelompoknya atau

individu dapat lebih menonjol pengetahuanya dari pada kelompok lain, maupun

menekankan bahwa anggota kelompok lebih baik dari kelompok lain.

Pembelajaran ini akan menciptakan sebuah interaksi antara siswa dalam

kelompoknya dan guru dengan siswa.

2.5.2. Langkah - langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Langkah - langkah pembelajaran kooperatif model STAD adalah sebagai

berikut :

a. Penyampaian Tujuan dan Motivasi

Menyampaiakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada

pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

b. Pembagian Kelompok

Siswa dibagi dalam beberapa keolmpok, dimana setiap kelompok

terdiri dari 4 - 5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas

(keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender, ras, dan

etnik.

c. Presentasi dari Guru

Guru menyampaiakan materi pembelajaran dengan terlebih dahulu

menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada

pertemuan tersebut sertapemtinmgya pokok bahasan tersebut

dipelajari. Guru member motivasi siswa agar dapat belajar dengan

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7433/2/T1_162007023_BAB II.pdf · Aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran sangatlah

16

aktif dan kreatif. Didalam proses guru dibantu oleh media yang

mendukung pembelajaran.

d. Kegiatan Belajar dalam Tim

Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru

meyiapkan lembar kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok,

sehingga semua anggota menguasai dan masing - masing member

kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan,

memberikan bimbingan, dorongan, dan bantuan bila diperlukan.

Kerja tim ini merupakan cirri dari pembelajaran STAD.

e. Kuis

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang

materi yang dipelajari dan juga melakaukan penilaian terhapad

presentasi hasil kerjamasing - masing kelompok. Siswa kembali

ketempat duduk indivdu dan tidak boleh bekerja sama, ini dilakkan

agar sisa bertanggujawab kepada dirinya sendiri dlam memahami

bahan ajar. Guru menetapkan skor dan penguasaan untuk tiap soal

f. Penghargaan /Prestasi Tim

Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan

diberikan angka dengan rentan 0 – 100. Selanjutnya pemberian

penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh

guru dengan melakukan tahapan- tahapan : menghitung skor

individu, menghitung skor kelompok, pemberian hadiah dan

pengakuan skor kelompok.13

Tim akan mendapatkan hadiah dalam bentuk penghargaan apabila skor

rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu.skor tim siswa dapat juga digunakan

untuk menentukan 20 % (duapuluh persen) dari peringkat mereka.

Tahapan dalam memberikan penghargaan keberhasilan tim :

a. Menghitung skor individu

Poin perkembangan didapat dari selisih skor awal dengan skor individu setelah

perlakuan siklus.

Tabel 2.1

Skor Kemajuan Individu

Skor Kuis Poin Perkembangan

Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 0 poin

10 poin dibawah sampai 1 poin skor awal 10 poin

Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20 poin

Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 poin

Nilai sempurna tanpa memperhatikan skor awal 30 poin

13

Rusman, Ibid, hal 215.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7433/2/T1_162007023_BAB II.pdf · Aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran sangatlah

17

Poin perkembangan didapat dari selisih skor awal dengan skor individu

setelah perlakuan siklus.

b. Menghitung skor kelompok

Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan yang

diperoleh anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor

perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah

anggota kelompok.

Kelompok dengan rata – rata skor 6-15 sebagai kelompok baik (good

team)

Kelompok dengan rata – rata skor 16 – 25 sebagai kelompok hebat (great

team)

Kelompok dengan rata – rata skor 25 sebagai kelompok (super team).

c. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok

Setelah perhitungan skor masing-masing kelompok, guru memberikan

penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan kategorinya.14

Tujuan pemberian skor kemajuan individu yaitu untuk memberikan nilai

agar lebih giat dan memberikan hasil yang baik pada setiap siswa dalam

mengerjakan tugas yang mereka kerjakan.Pemberian skor ini desesuaikan

dengan bagaimana siswa bekerja dalam kelompoknya agar mencapai skor

maksimal, dan tidak ada skor untuk siswa yang tidak mengerjakan.

2.6. Hasil Belajar

Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan belajar siswa karena

kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil

perubahan tingkah laku siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk

perubahan pengetahuan sikap, dan ketrampilan. Perubahan dapat diartikan

terjadi peningkatan dan pengembangan yang ada dalam diri siswa yang lebih

baik dibandingkan dibanding hasil yang sebelumnya dilakukan suatu evaluasi

tujuan untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar

14

Rusman, Ibid. hal 216.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7433/2/T1_162007023_BAB II.pdf · Aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran sangatlah

18

mengajar berlangsung. Hasil belajar adalah ”semua efek yang dapat dijadikan

sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran dibawah

kondisi yang berbeda.”15

. Hasil belajar ini merupakan hasil usaha guru yang

bertugas untuk mengajar dan siswa yang berfungsi sebagai pengajaran.

Hasil belajar sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa adanya usaha

atau pikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan,

pengetahuan, dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek

kehidupan. Nampak pada setiap siswa menilai dari sikap, pengetahuan,

keakftifan dikelas.

Hasil belajar itu dibagi tiga macam :

1. Ketrampilan dan kebiasaan

2. Pengetahuan dan pengarahan

3. Sikap dan cita cita

( Sudjana,2004 :2) 16

2.7. Produktif Akuntansi

Produktif Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di

dalam program keahlian akuntansi. Program keahlian akuntansi bertujuan untuk

membekali siswa dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten

dalam:

a. Mempersiapkan tamatan yang memiliki kepribadian dan berakhlak

mulia sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang kompeten sesuai

program keahlian akuntansi.

15

Hamzah B. Uno, Perenencanaan Pembelajaran, (Bumi Aksara : Jakarta, 2006) hal.16 16

Http/sarjanku.com. 2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar-html (diunduh tanggal 16 April

2012) pukul 07.50 wib

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7433/2/T1_162007023_BAB II.pdf · Aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran sangatlah

19

b. Membekali siswa untuk berkarir, mandiri yang mampu beradaptasi di

lingkungan kerja sesuai bidangnya dan mampu menghadapi perubahan

yang terjadi di masyarakat.

c. Membekali siswa dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar

kompeten dalam :

1) Mengerjakan persamaan akuntansi

2) Mengelola dokumen transaksi

3) Memproses dokumen dana kas kecil

4) Memproses dokumen dana kas di bank

5) Memproses entri jurnal

6) Memproses buku besar memproses buku besar

7) Mengelola kartu piutang

8) Mengelola kartu persediaan

9) Mengelola kartu aktiva tetap

10) Mengelola kartu utang

11) Menyajikan laporan harga pokok produk

12) Menyusun laporan keuangan

13) Menyiapkan surat pemberitahuan pajak

14) Mengoperasikan aplikasi computer akuntansi

15) Mengoperasikan system operasi software.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7433/2/T1_162007023_BAB II.pdf · Aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran sangatlah

20

2.8. Aktiva Tetap

A. Pengertian Aktiva Tetap

Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang memiliki umur ekonomis lebih

dari satu tahun, dimiliki oleh perusahaan, digunakan dalam operasi

perusahaan, dan tidak untuk dijual kembali.

B. Karektristik Aktiva Tetap

Aktiva tetap memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

a. Digunakan untuk kegiatan operasional bukan untuk dijualbelikan.

b. Bukan untuk inentaris jangka panjang bagi perusahaan

c. Digunakan perusahaan dalam jangka waktu beberapa periode akuntansi.

d. Memiliki nilai material yang cukup.

C. Aktiva Tetap berwujud dan tidak berwujud

Aktiva tetap berwujud adalah aktiva tetap secara fisik dapat dipergunakan

dala operasi perusahaan, yang terdiri dari : aktiva yang merupakan subjek

penyusutan (depresiasi), aktiva subjek penyusutan (deplesiasi), aktiva yang tidak

mengalami penyusutan maupun deplesi.

Aktiva tetep tidak berwujud adalah aktiva yang umumnya panjang

bermanfaat bagi operasi perusahaan antara lain :hak paten, hak cipta, merek

dagang, franchise, goodwill.

D. Mengidentifiksai penyusutan dan akumulasi penyusutan aktiva tetap.

Penyusutan aktiva tetap (depresiasi) adalah pengalokasian harga perolehan

aktiva tetap sebagai beban pada periode akuntansi.Faktor - faktor yang

menentukan besarnya penyusutan adalah sebagai berikut:

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7433/2/T1_162007023_BAB II.pdf · Aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran sangatlah

21

- Harga perolehan

- Nilai residua tau nilai sisa.

- Umur ekonomis atau masa manfaat.

- Metode penyusutan yang digunakan.17

E. Metode Menghitung Penyusutan Aktiva Tetap

a. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

atau

Cara lain juga dapat menggunakan ini :

1. Menghitung tarif penyusutan tiap tahun :

Tarif penyusutan = 100 %

Umur ekonomis

2. Kemudian mencari beban penyusutan taip tahun :

Beban penyusutan = Tarif penyusutan x (Harga Perolehan - Nilai

Residu)

b. Jumlah Angka Tahun (Sum of the Years Dieght Method)

Metode penyusutan ini dihitung dengan cara mengalihkan bagian

pengurangan (reducting fractions) yang setiap tahunya selalu mengalami

penurunan dengan perolehan dikurangi residu, dengan istilah lain

perhitungan sengan cara :

c. Metode Menurun Ganda (Double Decelining Balance Method)

17

Zaki Baridwan, Intermediate Accounting (Gajah Mada University Press:Yogyakarta, 1988.),

hal.203 – 223

Penyusutan : Harga Perolehan – Nilai Residu Umur ekonomis

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7433/2/T1_162007023_BAB II.pdf · Aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran sangatlah

22

Penyusutan tiap tahun penggunaan aktiva tetap ditentukan berdasarkan

presentase tertentu yang dihitung dari harga buku pada tahun yang

bersangkutan. Presentase penyusutan ditetapkan sebesar dua kali presentase

penyusutan menurut metode garis lurus.

d. Metode Satuan Jam Kerja

Beban penyusustan= Jam Kerja yang dapat dicapai x tariff penyusutan.

Tarif penyusutan tiap tahun = harga perolehan dikurangi nilai residu dibagi

taksiran jam kerja yang dicapai selama masa penggunaan aktiva tetap.

e. Metode satuan Hasil Produksi

Penerapan dalam metode ini sama dengan penerapan metode satuan jam

kerja yaitu didasarkan kepada factor penggunaan

Tarif penyusutan persatuan produk:harga perolehan - nilai residu dibagi

jumlah yang dihasilkan selama masa penggunaan aktiva tetap.

f. Metode Satuan Jam Kerja

Beban penyusustan = Jam Kerja yang dapat dicapai x tariff penyusutan

jam kerja.Tarif penyusutan persatuan produk:harga perolehan - nilai residu

dibagi jumlah yang dihasilkan selama masa penggunaan aktiva tetap.

g. Metode satuan Hasil Produksi

Beban penyusustan = Jam Kerja yang dapat dicapai x tariff penyusutan

persatuan produk.Tarif penyusutan persatuan produk:harga perolehan - nilai

residu dibagi jumlah yang dihasilkan selama masa penggunaan aktiva tetap.

Penyusutan = Sisa umur aktiva pada tahun penggunaan x jumlah yang harus diusulkan

Jumlah angka tahun umur aktiva tetap

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7433/2/T1_162007023_BAB II.pdf · Aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran sangatlah

23

F. Pengertian Kartu Aktiva Tetap

Kartu aktiva tetap adalah kartu yang digunakan untuk mencatat semua

informasi menenai aktiva tetap, seperti tanggal perolehan, jenis aktibva tetap,

spesifikasi dan depresiasi.

G. Prosedur Pencatatan Kartu Aktiva Tetap

Setiap terjadi perubahan data pada kartu aktiva tetap harus dilakukan

oleh bagian akuntansi harus berdasarkan Kas Keluar dan Bukti

Memorialyang dilampirkan dokumen pendukung yang lengkap dan telah

mendapatkan otoritas dari pihak yang berwenang.18

18 Dwi Harti,. Akuntansi 2 B Untuk SMK. (Erlangga : Jakarta, 2009), hal. 70 -75

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7433/2/T1_162007023_BAB II.pdf · Aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran sangatlah

24

2.9. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa apakah denan menggunakan

model pembelajaran STAD pokok bahasan mengelola kartu aktiva tetap dapat :

1. Meningkatkan toleransi

2. Meningkatkan ketrampilan sosial

3. Meningkatkan motivasi

4. Meningkatkan hasil belajar siswa.

2.10. Kerangka Penelitian

Penggunaan metode pembelajaran STAD dipilih sebagai metode

pembelajaran sisswa yang dapat menimbulkan keaktifan siswa dalam rangka

keberhasilan belajar akuntansi. Metode ini dilakukan dalam dua siklus, alur

kerangka sebagai berikut ini :

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

Pra siklus :Belum

menerapkan pembelajaran

konvensional ceramah dan

belum menggunakan model

pembelajaran

Menerapkan

pembelajaran dengan

menggunakan

modelSTAD

Melalui pembelajaran

dengan menggunakan

modelSTAD dapat

meningkatkan motivasi

dan hasil belajar siswa

Hasil belajar siswa

Siklus I

Menggunakan model

pembelajaran STAD:

Planning, Acting,

Observing, Reflecting

Siklus II

Menggunakan model

pembelajaran STAD:

Planning, Acting,

Observing, Reflecting