22
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran Evaluasi merupakan suatu proses untuk merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat beberapa alternatif dalam mengambil keputusan. Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus mengambil keputusan apakah seorang peserta didik harus mengulang materi pelajaran atau tidak. Di dalam melakukan pekerjaan tersebut diperlukan berbagai pertimbangan yang mana agar tidak merugikan peserta didik, dan untuk mendapatkan keputusan yang tepat, diperlukan informasi yang kongkrit tentang siswa, seperti penguasaan materi, sikap, dan perilaku. Dalam konsteks inilah evaluasi memiliki peran yang cukup penting. Bila guru dapat melakukan evaluasi secara baik maka dapat dipastikan guru tersebut memiliki kemampuan yang sangat baik. Menurut Kusaeri (2012; 4) evaluasi merupakan komponen utama dalam tugas dan pekerjaan guru. Dalam praktek evaluasi ada beberapa istilah yang sering disalahartikan antara lain : tes, pengukuran dan penilaian. Secara konsepsional istilah tersebut berbeda satu sama lain, tetapi mempunyai hubungan yang sangat erat. 2.1.1. Tes Menurut Kusaeri (2012; 5) tes merupakan alat ukur berbentuk satu set pertanyaan untuk mengukur sampel tingkah laku dari peserta tes. Menurut Zainal (2009; 2) istilah “tes” berasal dari bahasa latin “Testum” yang berarti sebuah piring atau jembangan dari tanah liat. Istilah tes ini kemudian dipergunakan dalam lapangan psikologi dan selajutnya hanya dibatasi sampai metode psikologi, yaitu suatu cara untuk menyelidiki seseorang. Penyelidikan tersebut dilakukan mulai dari pemberian suatu tugas kepada seseorang atau untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi merupakan suatu proses untuk merencanakan, memperoleh, dan

menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat beberapa alternatif

dalam mengambil keputusan. Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus mengambil

keputusan apakah seorang peserta didik harus mengulang materi pelajaran atau tidak.

Di dalam melakukan pekerjaan tersebut diperlukan berbagai pertimbangan yang mana

agar tidak merugikan peserta didik, dan untuk mendapatkan keputusan yang tepat,

diperlukan informasi yang kongkrit tentang siswa, seperti penguasaan materi, sikap,

dan perilaku. Dalam konsteks inilah evaluasi memiliki peran yang cukup penting. Bila

guru dapat melakukan evaluasi secara baik maka dapat dipastikan guru tersebut

memiliki kemampuan yang sangat baik. Menurut Kusaeri (2012; 4) evaluasi

merupakan komponen utama dalam tugas dan pekerjaan guru. Dalam praktek evaluasi

ada beberapa istilah yang sering disalahartikan antara lain : tes, pengukuran dan

penilaian. Secara konsepsional istilah tersebut berbeda satu sama lain, tetapi

mempunyai hubungan yang sangat erat.

2.1.1. Tes

Menurut Kusaeri (2012; 5) tes merupakan alat ukur berbentuk satu set

pertanyaan untuk mengukur sampel tingkah laku dari peserta tes. Menurut Zainal

(2009; 2) istilah “tes” berasal dari bahasa latin “Testum” yang berarti sebuah piring

atau jembangan dari tanah liat. Istilah tes ini kemudian dipergunakan dalam lapangan

psikologi dan selajutnya hanya dibatasi sampai metode psikologi, yaitu suatu cara

untuk menyelidiki seseorang. Penyelidikan tersebut dilakukan mulai dari pemberian

suatu tugas kepada seseorang atau untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

Kemudian Sax (Zainal, 2009; 2) menekankan bahwa tes sebagai suatu tugas atau

rangkaian tugas. Istilah tugas dapat berbentuk soal atau perintah/suruhan lain yang

harus dikerjakan oleh peserta didik. Lebih lanjut lagi menurut Cece dan Didi (2001;

15) tes merupakan sebuah alat atau prosedur sistematik bagi pengukuran sebuah

sampel perilaku (menjawab pertanyaan seberapa baikkah seorang siswa melakukan

tugas pelajaran, baik dibandingkan dengan siswa lainnya, maupun dibandingkan

dengan tolak ukur pekerjaan sebuah tugas pelajaran.

Berdasarkan dari beberapa pengertian tes yang dikemukakan diatas, dapat

disimpulkan bahwa tes merupakan suatu alat yang berisi serangkaian tugas yang harus

dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur suatu

aspek perilaku tertentu.

2.1.2. Pengukuran

Menurut Cece dan Didi (2001; 16) pengukuran adalah proses pemerolehan

sebuah penggambaran dengan angka mengenai sejauh mana seorang individu

memperoleh sebuah karakteristik tertentu. Selanjutnya Kusaeri (2012; 4)

pengukuran (measurement) merupakan cabang ilmu statistika terapan yang bertujuan

untuk membangun dasar-dasar pengembangan tes yang lebih baik sehingga dapat

menghasilkan tes yang berfungsi secara optimal, valid, dan reliabel. Hal itu

diperjelas oleh Guilford (dalam Mimin, 2007; 14) pengukuran adalah proses

penetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengukuran

adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan hasil belajar peserta didik

dengan penggambaran melalui angka.

2.1.3. Penilaian

2.1.3.1. Pengertian penilaian

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

Menurut Zainal (2009; 4) istilah penilaian merupakan alih bahasa dari

istilah assessment, bukan dari istilah evaluation. Depdikbud mengemukakan

“penilaian adalah suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara

berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai

siswa. Kata “menyeluruh” mengandung arti bahwa penilaian tidak hanya

ditunjukkan pada penguasaan salah satu bidang tertentu saja, tetapi mencakup

aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. Selanjutnya Cece dan

Didi (2001; 16) penilaian merupakan salah satu dari sejumlah prosedur yang

digunakan untuk memperoleh informasi mengenai penampilan siswa. Mencakup

tes tertulis tradisional disamping jawaban-jawaban panjang (seperti esei), tes

perbuatan yang otentik (seperti percobaan laboratorium). Kemudian menurut

Popham (dalam Eko, 2009; 3) penilaian (assessment) dalam konteks pendidikan

sebagai sebuah usaha secara formal untuk menentukan status siswa berkenaan

dengan berbagai kepentingan pendidikan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan penilaian adalah suatu

proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk

mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam

rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan

tertentu.

Berdasarkan pengertian tentang tes, pengukuran, dan penilaian yang telah

dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa ketiga istilah tersebut memiliki

hubungan yang sangat erat. Kegiatan penilaian dapat menggunakan pengukuran,

yang antara lain dapat berupa tes. Selain pengukuran, penilaian dapat pula

menggunakan alat-alat non-pengukuran seperti pengamat informal. Dengan

demikian, penilaian merupakan konsep yang lebih luas dibandingkan

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

pengukuran. Pengukuran, sesuai dengan definisi di atas, hanya terbatas pada

pemberian atau penggambaran kuantitatif mengenai diri siswa.

2.1.3.2. Prinsip-prinsip penilaian

Menurut Adi (2008; 10) agar penilaian dapat memberi gambaran yang

sebenarnya tentang pencapaian hasil belajar siswa maka dalam melakukan

penilaian perlu memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut :

a. Berorientasi pada pencapaian kompetensi

Penilaian yang dilakukan harus berfungsi untuk mengukur ketercapaian

siswa dalam pencapaian kompetensi seperti yang telah ditetapkan dalam

kurikulum.

b. Valid

Penilaian yang dilakukan harus dapat mengukur apa yang seharusnya

diukur. Untuk itu diperlukan alat ukur yang dapat menghasilkan hasil

pengukuran yang valid dan reliabel.

c. Adil

Penilaian yang dilakukan harus adil untuk seluruh siswa. Siswa harus

memperoleh kesempatan dan perlakukan yang sama.

d. Objektif

Dalam penilaian hasil belajar siswa harus dapat menjaga objektivitas proses

dan hasil penilaian.

e. Berkesinambungan

Penilaian yang dilakukan harus terencana, bertahap, teratur, terus menerus

dan berkesinambungan untuk memperoleh informasi hasil belajar dan

perkembangan belajar siswa.

f. Menyeluruh

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

Prinsip menyeluruh dalam penilaian mengandung arti bahwa penilaian yang

dilakukan harus mampu menilai keseluruhan kompetensi yang terdapat

dalam kurikulum yang mungkin meliputi ranah kognitif, afektif, dan

prikomotor.

g. Terbuka

Kriteria penilaian harus terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan

hasil belajar siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

h. Bermakna

Hasil penilaian hendaknya mempunyai makna bagi siswa dan juga bagi

pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil belajar hendaknya dapat

memberikan gambaran mengenai tingkat pencapaian hasil belajar siswa,

keunggulan dan kelemahan siswa, minat, serta potensi siswa dalam

mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan prinsip-prinsip penilaian

sangatlah penting untuk jalannya suatu penilaian, karena prinsip penilaian

berisikan tentang berorientasikan pada pencapaian kompetensi, valid, adil,

objektif, berkesinambungan, dsb.

2.1.3.3. Tahap Penilaian

Menurut Adi (2008; 39) ada empat tahap penilaian antara lain sebagai

berikut : (1) Penilaian dimulai dengan menetapkan kriteria penilaian yang

disepakati bersama antara guru dengan siswa pada awal pembelajaran. (2)

Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten. Bila ada

perubahan atau ada persepsi yang berbeda dalam menerjemahkan kriteria

tersebut maka masalah tersebut harus dibiarakan bersama-sama antara guru

dengan murid pada waktu pertemuan berkala yang telah dirancang. (3) Hasil

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

penilaian selajutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran

berikutnya. (4) Penilaian dan assessmen portofolio pada dasarnya dilakukan

secara terus menerus atau berkesinambungan. Pada setiap pertemuan guru dapat

melakukan penilaian. Penilaian pada setiap pertemuan merupakan rangkaian

penilaian yang saling berhubungan.

Berdasarkan tahap penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam

penilaian harus memperhatikan dan memahami beberapa tahap penilaian diatas

untuk kesuksesan suatu penilaian.

2.2. Penilaian Portofolio

2.2.1. Pengertian penilaian portofolio

Menurut Peraturan Pemerintahan No 20 tahun 2007, penilaian pendidikan

adalah proses pengumpulan data pengolahan informasi untuk menentukan

pencapaian hasil belajar peserta didik. Di samping tes tertulis yang lazim digunakan

dalam penilaian hasil belajar, guru perlu juga mengadakan penilaian dengan cara

lain, diantaranya portofolio. Menurut Pophan (dalam Sunarti dan Selly, 2013; 22)

penilaian portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam

bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan

prestasi, dan kreativitas peserta didik. Sedangkan menurut Elni (Erma 2011; 35)

penilaian portofolio merupakan kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukkan usaha

perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu bidang atau lebih. Selanjutnya

menurut Sumarna dan M. Hatta (2004 : 21) penilaian portofolio merupakan

penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun

secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran dalam

kurun waktu tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik dalam mata

pelajaran tertentu.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan penilaian portofolio

merupakan kumpulan dokumen, karya yang menunjukkan perkembangan dan

kegiatan peserta didik dari waktu ke waktu.

2.2.2. Tujuan dan Fungsi penilaian portofolio

2.2.2.1. Tujuan Penilaian Porotofolio

Menurut Zainal (2013; 199) pada hakikatnya tujuan penilaian portofolio

adalah untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan

peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang akurat.

Selanjutnya menurut Sunandar, (2006; 286) tujuan peniaian portofolio antara

lain : (1) Meningkatkan kemampuan para siswa dalam mengevaluasi kemajuan

belajar mereka. (2) Bagi guru untuk menilai siswa, bagi siswa untuk

merefleksi terhadap proses dan kemajuan belajarnya. (3) Koleksi dari karya

siswa dapat membantu guru dan siswa dalam menentukan perkembangan atau

kemajuan belajar siswa yang sesungguhnya secara berkesinambungan. Hal

tersebut diperjelas oleh Jon Mueller (dalam Adi, 2008; 34) tujuan penilaian

portofolio adalah untuk mencapai salah satu dari tiga tujuan berikut : (1)

menunjukkan perkembangan hasil belajar siswa, (2) menunjukkan kemampuan

siswa secara langsung, dan (3) menilai secara keseluruhan pencapaian belajar

siswa.

2.2.2.2. Fungsi Penilaian Portofolio

Sumarna dan M. Hatta, (2004 ;73) menyatakan bahwa Portofolio berfungsi

untuk mengetahui perkembangan pengetahuan peserta didik dan kemampuan

dalam mata pelajaran tertentu, serta pertumbuhan kemampuan peserta didik.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

Selain itu portofolio juga berfungsi sebagai alat untuk melihat perkembangan

tanggung jawab peserta didik dalam belajar, perluasan dimensi belajar,

pembaharuan kembali proses belajar mengajar, penekanan pada pengembangan

pandangan peserta didik dalam belajar. Selanjutnya menurut Zainal (2013; 201)

fungsi penilaian portofolio dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu : (1) portofolio

sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk mengetahui

pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab

dalam belajar, peluasan dimensi belajar, dan inovasi pembelajaran. (2)

portofolio sebagai alat pembelajaran merupakan komponen kurikulum, karena

portofolio mengharuskan peserta didik untuk mengoleksi dan menunjukkan

hasil kerja mereka. (3) portofolio sebagai alat penilaian autentik (authentic

assessment). (4) portofolio sebagai sumber informasi bagi peserta didik untuk

melakukan self-assessment. Maksudnya, peserta didik mempunyai kesempatan

yang banyak untuk menilai diri sendiri dari waktu ke waktu.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan fungsi dan tujuan penilaian adalah

sebagai pedoman untuk seorang guru dalam mengajar, sebagai alat ukur atau

bahan evaluasi bagi guru untuk pembelajaran kedepan dll.

2.2.3. Karakteristik portofolio

Menurut Adi (2008; 33) karakteristik portofolio antara lain : (a) asesmen

portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerja sama antara murid dengan

guru, (b) asesmen portofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya siswa tetapi

yang terpenting adalah adanya proses seleksi yang dilakukan berdasarkan kriteria

tertentu untuk dimasukkan ke dalam kumpulan hasil karya siswa, (c) hasil karya

siswa dikumpulkan dari waktu ke waktu. Kumpulan karya tersebut digunakan oleh

siswa untuk melakukan refleksi sehingga siswa mampu mengenal kelemahan dan

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

kelebihan karya yang dihasilkan. Kelemahan tersebut akan digunakan sebagai

bahan pembelajaran berikutnya, (d) kriteria penilaian yang digunakan harus jelas

baik bagi guru ataupun bagi siswa dan diterapkan secara konsisten.

Jadi dapat disimpulkan karakterristik portofolio adalah adanya kerjasama

antara siswa dan guru untuk melihat perkembangan siswa dilihat dari kumpulan

tugas yang dikumpulkan dari waktu ke waktu.

2.2.4. Langkah-langkah penilaian portofolio

Menurut Mimin (2007; 59) model/teknik penilaian portofolio memerlukan

lahkah-langkah sebagai berikut :

1. Menjelaskan kepada peserta didik bahwa tidak hanya merupakan kumpulan

karya/tugas yang dipergunakan oleh guru untuk penilaian, melainkan

digunakan juga oleh peserta didik itu sendiri. Dengan melihat portofolionya

peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, bakat dan minat

yang dimiliki terhadap suatu mata pelajaran. Proses ini akan terjadi secara

spontan, memerlukan waktu untuk belajar memahami dan meyakini hasil

penilaian mereka sendiri.

2. Menentukan bersama antar peserta didik dengan guru terhadap sampel-sampel

portofolio apa saja yang akan dibuat. Kemungkinannya portofolio antara

peserta didik yang satu dengan yang lain bisa berbeda. Misal untuk

mengetahui kemampuan penulis peserta didik mengumpulkan karangan-

karangannya, sedangkan untuk mengetahui kemampuan menggambar maka

peserta didik mengumpulkan hasil gambar-gambarnya.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

3. Kumpulkan dan simpanlah semua portofolio masing-masing peserta didik

dalam satu map folder dirumah masing-masing atau loker masing-masing

sekolah.

4. Berilah identitas waktu dari setiap bahan informasi perkembangan peserta

didik sehingga bisa terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.

5. Sebaiknya tentukan kriteria penilaian sampel portofolio beserta bobotnya

dengan para peserta didik sebelum mereka membuat karyanya. Kemudian

diskusikan cara penilaian kwalitas tugas belajar/karya dengan peserta didik

sehingga mengetahui standar dan guru harus berusaha mencapai standar itu.

6. Seorang guru meminta kepada peserta didik untuk menilai hasil karyanya

secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik bagaimana

cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan

karya/tugas belajar tersebut serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini

dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.

7. Setelah portofolio dinilai dan hasilnya belum memuaskan maka peserta didik

diberi kesempatan untuk memperbaikinya (remedial). Namun antara guru dan

peserta didik terlebih dahulu di buat perjanjian tentang batas maksimal

remedian serta njangka waktunya.

8. Akan lebih baik jika dibuat jadwal untuk membahas portofolio dengan

mengundang orang tua/ wali peserta didik untuk menjelaskan batapa

pentingnya portofolio supaya orang tua/wali dapat mengetahu

perkembangan/pertumbuhan belajarnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah penilaian portofolio

merupakan pedoman dalam melaksanakan penilaian portofolio, agar tercapanya

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

suatu tujuan penilaian portofolio harus mengikuti langkah-langkah penilaian

portofolio.

2.2.5. Perencanaan portofolio

Pada saat menggunakan portofolio sebagai alat asesmen, perlu perencanaan

yang cermat, Shaklee (dalam Adi, 2008; 36) memberikan delapan pedoman yang

harus diperhatikan pada saat merencanakan portofolio, yaitu sebagai berikut: (1)

Menentukan kriteria atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen

portofolio. Ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan. (2) Menerjemahkan

kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan-rumusan haris belajar yang harus

diamati. Kriteria atau standar tersebut harus tepat untuk umur, kelas dan materi

siswa yang akan dinilai. (3) Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup, dan

urutan materi dalam kurikulum untuk menetukan perkiraan waktu yang

diperlukanuntuk mengumpulkan bukti-bukti portofolio dan melengkapi penilaian.

(4) Menentukan orang-orang yang berkepentingan scara langsung (stakeholders)

dengan portofolio siswa. Stakeholders yang penting dalam portofolio siswa adalah

guru, siswa itu sendiri, teman sekelas, orang lain yang mengetahui persis

kemampuan siswa. (5) Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan. (6)

Menentukan cara yang akan digunakan untuk mengambil keputusan berdasarkan

bukti yang dikumpulkan. (7) Menentukan sistem yang akan digunakan untuk

membahas hasil portofolio, pelaporan informasi dan keputusan asesmen portofolio.

(8) Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi agar kita dapat

membandingkan.

Jadi perencanaan adalah sesuatu yang sengaja dibuat dengan sistematis untuk

dilaksanakan dalam kegiatan tertentu guna mencapai sebuah tujuan yang sudah

ditentukan.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

2.2.6. Pelaksanaan portofolio

Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan disepakati dengan siswa maka

tugas guru selanjutnya adalah melaksanakan asesmen portofolio sesuai dengan apa

yang telah direncanakan. Menurut Adi (2008; 37) dalam pelaksanaan portofolio,

tugas guru adalah :

a) Mendorong dan memotivasi siswa

Memberikan dorongan, semangat dan motivasi kepada siswa untuk

menghasilkan karya terbaik. Tugas portofolio merupakan tugas yang diberikan

sesuai dengan kondisi riil kehidupan siswa sehingga guru perlu menyakinkan

siswa bahwa tugas portofolio bukan merupakan tugas yang sama sekali baru.

Tugas tersebut pasti dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu yakinlah bahwa

mereka mampu mengerjakan dengan baik.

b) Memonitor pelaksanaan tugas

Selama pelaksanaan tugas, guru harus memonitor perkembangan

penyelesaian tugas. Guru perlu melakukan pertemuan rutin dengan siswa guna

mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa. Hasil

monitoring yang dilakukan oleh guru akan dapat dijadikan sebagai bahan bagi

pembelajaran berikutnya. Agar guru memperoleh gambaran yang utuh

mengenai kemampuan siswa, guru perlu guru mengadakan ertemuan dengan

orang tua siswa. Guru dapat meminta masukan dari orang tua siswa tentang

aktivitas siswa di rumah. Orang tua dapat memberi masukan tersebut secara

lisan atau tertulis.

c) Memberikan umpan balik

Berikanlah umpan balik secara berkesinambungan. Dalam setiap

pertemuan guru dapat memberikan umpan balik kepada siswa. Umpan balik

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

dapat berupa komentar terhadap karya siswa yang bersifat kritis dengan tujuan

untuk memperbaiki atau meningkatkan kemampuan siswa. Umapn balik yang

berkesinambungan merupakan upaya terus menerus untuk meningkatkan

kemampuan siswa.

d) Memamerkan hasil portofolio siswa

Pamerkanlah hasil karya siswa dengan memandang stakeholders yang

berhubungan langsung dengan portofolio siswa seperti guru, murid itu sendiri,

teman sekelas, orang lain di luar kelas yang mengetahui persis kemampuan

siswa, serta orang tua siswa.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan pelaksanaan portofolio terdiri dari

mendorong dan memotivasi siswa, memonitor pelaksanaan tugas, memberikan

umpan balik, dan memamerkan hasil portofolio siswa.

Dalam pelaksanaan penilaian portofolio menurut Dasim (2002; 117) ada dua

jenis tes (sumatif, formatif), dan tugas terstruktur. Adapun format penilaiannya, tes

sumatif, formatif menjadi satu tabel, dengan mencantumkan kapan tes dilaksanakan,

mengenai pokok bahasan apa, dan berapa nilai yang diperoleh oleh siswa. sedangkan

tugas terstruktur format tersendiri, dalam tugas terstruktur aspek yang nilai meliputi :

pemahaman, argumentasi, kejelasan dam informasi.

Di samping itu ada juga penilaian yang berkaitan dengan aktivitas siswa yaitu

catatan perilaku harian siswa yang pertama-tama dibuat oleh guru pada catatan anekdot.

Dalam catatan tersebut tertulis dengan jelas nama siswa, perilaku yang muncul (positif

dan negatif), dan keterangan mengenai tempat kejadian dan waktunya (hari, tanggal,

dan jam). Kemudian secara berkala perilaku siswa dicatat oleh guru pada portofolio

siswa masing-masing. Selain catatan perilaku harian siswa ada juga laporan aktivitas

diluar sekolah. aspek yang dinilai meliputi signifikasi, maksudnya seberapa besar

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

tingkat kebermaknaan aktivitas tersebut bagi mata pelajaran, selanjutnya intensitas,

yakni seberapa intensif aktivitas tersebut dilakukan, yang terakhir frekuensi, yakni

seberapa sering aktivitas tersebut dilakukan. Adapun format penilaian tes formatif,

sumatif, tugas terstruktur, catatan perilaku harian siswa dan laporan aktivitas di luar

sekolah sebagai berikut :

Format tes sumatif dan formatif menurut Dasim Budimansyah (2002; 118)

Tabel 1.1

Jenis tes No Tgl Pokok

bahasan

Nilai Paraf guru Ket

Formatif (a) 1.

2.

Dst.

Jumlah

Rata-rata

Sumatif (b)

Jumlah A dan B

Rata-rata A dan B

Format Tugas-tugas terstruktur menurut Dasim Budimansyah (2002; 119)

Tabel 1.2

No Jenis tugas Aspek penilaian Nilai Paraf guru ket

Pemahaman :

Seberapa baik tingkat

pemahaman siswa terhadap

tugas yang dikerjakan

Argumentasi :

Seberapa baik alasan yang

diberikan siswa dalam

menjelaskan persoalan-

persoalan dalam tugas yang

dikerjakan.

Kejelasan :

Tersusun dengan

baik

Tertulis dengan baik

Mudah dipahami

Informasi :

Akurat

Memadai

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

Penting

Format catatan perilaku harian menurut Dasim Budimansyah (2002; 121)

Tabel 1.3

Kemudian secara berkala, misalnya 1 minggu sekali perilaku siswa dicatat oleh guru pada

portofolio siswa masing-masing, format yang dapat dipergunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 1.4

format laporan aktivitas di luar sekolah menurut Dasim (2002; 122)

Tabel 1.5

No Jenis aktivitas Aspek penilaian Nilai Paraf guru Ket

1. Signifikasi :

Seberapa besar tingkat

kebermaknaan aktivitas

tersebut bagi mata

pelajaran.....

Intensitas :

Seberapa intensif

aktivitas tersebut

dilakukan

Frekuensi :

Seberapa sering

aktivitas tersebut

dilakukan.

Jumlah :

2.2.7. Kelebihan dan kekurangan penilaian portofolio

No Nama siswa Perilaku yang muncul Tempat dan waktu

1.

2.

Dst

no Perilaku yang muncul Penilaian Paraf guru Tempat dan

waktu

Positif Negatif

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

Menurut Zainal (2013; 205) setiap konsep atau model penilaian tentu ada

kelebihan dan kekurangannya. Begitu juga dengan penilaian portofolio. Kelebihan

dan kekurangan penilaian portofolio antara lain :

2.2.7.1. Kelebihan penilaian portofolio

Kelebihan model penilaian portofolio, antara lain sebagai berikut: (1)

Dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik dari

waktu ke waktu berdasarkan feed-back dan refleksi diri. (2) Membantu guru

nelakukan penilaian secara adil, objektif, transparan dan dapat

dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi kreatifitas peserta didik di kelas. (3)

Mengajak peserta didik untuk belajar bertanggung jawab terhadap apa yang

telah mereka kerjakan, baik di kelas mauapun di luar kelas dalam rangka

implementasi program pembelajaran. (4) Meningkatkan peran serta peserta

didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian. (5) Memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan mereka. (6)

Membantu guru mengklarifikasi dan mengidentifikasi program pembelajaran.

(7) Terlibatnya berbagai pihak, seperti orang tua, guru, komite sekolah, dan

masyarakat lainnya dalam melihat pencapaian kemampuan peserta didik. (8)

Memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri (self-assessment),

refleksi, dan mengembangkan kemampuan berfikir kritis (critical thingking).

(9) Memungkinkan guru melakukan penilaian secara fleksibel, tetapi tetap

mengacu pada kompetensi dasar dan indikator hasil belajar yang dirtentukan.

(10) Guru dan peserta didik sama-sama bertanggung jawab untuk merancang

dan menilai kemajuan belajar. (11) Dapat digunakan untuk menilai kelas yang

heterogen antara peserta didik yang pandai dan kurang pandai. (12)

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

Memungkinkan guru memberikan memberikan hadiah terhadap setiap usaha

belajar peseta didik.

2.2.7.2. Kekurangan penilaian portofolio

Disamping ada kelebihan dalam penilaian portofolio ada kekurangaannya,

yaitu : (1) Membutuhkan waktu dan kerja ekstra. (2) Penilaian portofolio

dianggap kurang reliabel dibandingkan dengan bentuk penilaian yang lain. (3)

Ada kecenderungan guru hanya memperhatikan pencapaian akhir sehingga

proses penilaian kurang mendapat perhatian. (4) Jika guru melaksanakan proses

pembelajaran yang bersifat teacher-oriented, kemungkinan besar inisiatif dan

kreatifitas peserta didik akan terbelenggu sehingga penilaian portofolio tidak

dapat dilaksanakan dengan baik. (5) Orang tua peserta didik sering berfikir

skeptis karena laporan hasil belajar anaknya tidak berbentuk angka. (6)

Penilaian portofolio masih relatif baru sehingga banyak guru, orang tua dan

peserta didik yang belum mengetahui dan memahaminya. (7) Tidak

tersediannya kriteria penilaian yang jelas. (8) Analisis terhadap penilaian

portofolio agak sulit dilakukan sebagai akibat dikuranginya penggunaan angka.

(9) Sulit dilakukan terutama menghadapi ujian dalam skala nasional. (10) Dapat

menjebak peserta didik jika terlalu sering menggunakan format yang lengkap

dan detail.

Jadi dapat disimpulkan kelebihan dalam penilaian portofolio dapat

menjadi acuan untuk melakukan penilaian dan kekurangan penilaian portofolio

digunakan sebagai acuan agar tidak mengalami kesulitan yang di jabarkan

dalam kekurangan penilaian portofolio.

2.3. Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)

2.3.1. Pengertian PPKn

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

Menurut Daryono (2011; 1) PPKn adalah nama dari suatu mata pelajaran

yang terdapat dalam kurikulum sekolah. PPKn berusaha membina perkembangan

moral anak didik sesuai dengan nilai-nilai pancasila, agar dapat mencapai

perkembangan secara optimal dan dapat mewujudkan dalam kehidupannya sehari-

hari. Selanjutnya menurut Noor (2009; 3) pendidikan kewarganegaraan adalah

usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam mengembangkan kecintaan,

kesetiaan, keberanian untuk berkorban membela bangsa dan tanah air Indonesia.

jadi PPKn adalah nama dari suatu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum

yang di bertujuan untuk mengembangkan kecintaan, kesetiaan kepada setiap

peserta didik untuk berkorban membela bangsa dan tanah air Indoneisa.

2.3.2. Tujuan PPKn

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Republik

Indonesia Nomor 22 tentang Standar Isi, dinyatakan bahwa tujuan Pendidikan

Kewarganegaraan adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut : (1)

berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

(2) berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas

dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi. (3)

berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-

bangsa lainnya. (4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia

secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi. Selanjutnya menurut Daryono (2011; 29) tujuan PPKn untuk

membentuk manusia seutuhnya sebagai perwujudan kepribadian pancasila, yang

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

mampu melaksanakan pembangunan masyarakat pancasila. Tanpa PPKn, segala

kepintaran atau akal, ketinggalan ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan

dan kecekatan, tidak memberi jaminan pada terwujudnya masyarakat pancasila

(GBPP-PMP Kurikulum 1984). Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa PPKn

mempunyai kedudukan yang sangat penting sekali, khususnya dalam pembentukan

kepribadian manusia Indonesia, yakni suatu kepribadian yang dijiwai oleh nilai-

nilai pancasila. Karena itu PPKn sama sekali tidak bisa dilepaskan dari pendidikan

nasional, dalam arti merupakan satu kesatuan dalam sistem pendidikan nasional

untuk mewujudkan pendidikan nasional. Selanjutnya Noor (2009; 3) menyatakan

tentang pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran

berbangsa dan bernegara serta berjiwa demokrasi yang berkeadaban.

Berdasarkan tujuan PPKn diatas dapat disimpulkan Tujuan PPKn adalah

membentuk peserta didik menjadi manusia yang mampu mengembangkan potensi

dirinya, demokratis, bertanggung jawab, dan memiliki rasa cinta tanah air.

2.3.3. Ruang Lingkup PPKn di SMA

Dalam BNSP (PermendiknasNo. 22 tahun 2006) lingkup mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan,

Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda,

Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan

negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,

Keterbukaan dan jaminan keadilan

2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga,

Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,

Sistim hukum dan peradilannasional, Hukum dan peradilan internasional

3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban

anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan,

penghormatan dan perlindungan HAM

4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai

warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan

pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan

kedudukan warga negara

5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang

pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,

Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,

Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem

politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani,

Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi

7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi

negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-

nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi

terbuka

8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan

organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

2.4. Penelitian Relevan

a. Penelitian Meila Tri Wahyuni (2009) dengan judul Peranan penilaian portofolio

dalam mengoptimalkan kemampuan berfikir siswa pada pembelajaran PKn di

SDN BI Tlogowaru Malang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) peranan penilaian portofolio pada

pembelajaran PKn yaitu digunakan sebagai landasan mencapai level penguasaan

berikutnya dengan memberikan tugas kliping maupun mading pada siklus 1&2,

sehingga siswa dapat memahami tugas serta dapat beralih kepenguasaan

kompetensi berikutnya; dan berperan sebagai ranah yang harus dikembangkan

yaitu pembelajaran dilakukan dengan mengacu pada tahapan kemampuan berfikir;

serta sebagai pencatatan kemampuan yang telah dicapai siswa sehingga yang

dapat digunakan sebagai umpan balik (feed back) bagi siswa; (2) penilaian

ortofolio dapat mengoptimalkan kemampuan berfikir siswa terbukti dengan

perbaikan atau peningkatan ketuntasan belajar siswa dari 48% meningkat pada

siklus berikutnya mencapai 84% untuk tugas kliping, mading dan LKS; (3)

hambatan yang dihadapi dalam penelitian ini meliputi hambatan yang berasal dari

guru yaitu pelaksanaan penilaian proses menuntut perhatian yang lebih kepada

siswa, waktu terbatas dan penentuan kriteria penilaian atau rubrik penilaian;

sedangkan hambatan dari diri siswa yaitu siswa ramai saat pelajaran, dan

ketidaklengkapan siswa dalam membawa bahan yang ditugaskan; (4) untuk

mengatasi hambatan tersebut yaitu dengan meminta bantuan kepada guru kelas III

untuk melakukan penilaian proses di kelas, pengkondisian waktu, melakukan

koordinasi dalam penentuan kriteria penilaian, meningkatkan siswa untuk lebih

memperhatikan, pengorganisasian yang lebih matang.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Evaluasi Pembelajaran

b. Penelitian Uny Widyawati (2006) dengan judul pelaksanaan penilaian portofolio

pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas X SMA N 2 Semarang

tahun pelajaran 2005/2005.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan yang dilakukan oleh guru

dalam melaksanakan penilaian portofolio, meliputi: (1) menyusun perangkat

pembelajaran dan sistem penilaian; (2) menyusun instrumen penilaian yang akan

digunakan dalam melaksanakan penilaian; (3) menyusun format rekapitulasi

penilaian portofolio. Pelaksanaan penilaian portofolio berpedoman pada

perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan penilaian portofolio

menggunakan jenis tagihan dan bentuk penilaian yang disesuaikan dengan

kebutuhan. Jenis tagihan yang digunakan meliputi : kuis, pertanyaan lisan,

ulangan harian, dan tugas kelompok, sedangkan bentuk instrumen yang dipakai,

meliputi: soal pilihan ganda dan uraian. Perencanaan dilakukan dengan

menetapkan tujuan dan memilih alat yang tepat. Pemilihan alat penilaian

disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Hambatan yang dihadapi oleh guru

oleh melaksanakan penilaian portofolio adalah: pemisahan jam pelajaran 2x45’

menjadi 1x45’ dan 1x45’ serta terlalu banyaknya siswa dalam satu kelas, yaitu 45

siswa.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian portofolio

di SMA N 2 Semarang belum bisa dikatakan ideal. Hal ini disebabkan masih ada

beberapa hambatan yang dialami guru dalam melaksanakan penilaian ini.