15
6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di SD 2.1.1.1 Hakikat IPA IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah ada pada jenjang SD (sekolah dasar), IPA mempelajari tentang peristiwa atau fenomena-fenomena yang terjadi dialam atau disebut juga dengan ilmu tentang alam.Susanto (2013:167) mengemukakan bahwa “Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan”. Gagne (dalam Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati 2014:24) mengungkapkan bahwa “IPA harus dipandang sebagai cara berfiki r dalam pencarian tentang pengertian rahasia alam, sebagai cara penyelidikan terhadap gejala alam dan sebagai batang tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari inkuiri”. Selanjutnya menurut Carin dan Sund(dalam Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati 2014:24) mengatakan “IPA merupakan pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan dan data hasil observasi dan eksperimen. Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA adalah Ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan-pengetahuan tentang alam yang ada disekitar kita dan dapat diterapkan langsung dalam kehidupan sehari-hari (nyata). Pada hakikatnya didalam IPA terdapat sebuah proses ilmiah, produk ilmiah dan sikap ilmiah. Sutrisno (dalam Ahmad Susanto 2013:167) menambahkan bahwa IPA juga sebagai prosedur dan IPA sebagai teknologi. Tapi secara umum IPA pada hakikatnya merupakan produk, proses dan sikap. IPA sebagai produk, diartikan sebagai kumpulan hasil penelitian yang isinya berbentuk fakta, prinsip, hukum dan teori-teori IPA. IPA sebagai proses digunakan untuk

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah ada pada jenjang SD (sekolah dasar), IPA

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah ada pada jenjang SD (sekolah dasar), IPA

6

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di SD

2.1.1.1 Hakikat IPA

IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran yang

sudah ada pada jenjang SD (sekolah dasar), IPA mempelajari tentang peristiwa

atau fenomena-fenomena yang terjadi dialam atau disebut juga dengan ilmu

tentang alam.Susanto (2013:167) mengemukakan bahwa “Sains atau IPA adalah

usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat

pada sasaran serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran

sehingga mendapatkan suatu kesimpulan”.

Gagne (dalam Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati 2014:24)

mengungkapkan bahwa “IPA harus dipandang sebagai cara berfikir dalam

pencarian tentang pengertian rahasia alam, sebagai cara penyelidikan terhadap

gejala alam dan sebagai batang tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari inkuiri”.

Selanjutnya menurut Carin dan Sund(dalam Asih Widi Wisudawati dan Eka

Sulistyowati 2014:24) mengatakan “IPA merupakan pengetahuan yang sistematis

dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan dan

data hasil observasi dan eksperimen.

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

IPA adalah Ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan-pengetahuan tentang

alam yang ada disekitar kita dan dapat diterapkan langsung dalam kehidupan

sehari-hari (nyata).

Pada hakikatnya didalam IPA terdapat sebuah proses ilmiah, produk

ilmiah dan sikap ilmiah. Sutrisno (dalam Ahmad Susanto 2013:167)

menambahkan bahwa IPA juga sebagai prosedur dan IPA sebagai teknologi. Tapi

secara umum IPA pada hakikatnya merupakan produk, proses dan sikap. IPA

sebagai produk, diartikan sebagai kumpulan hasil penelitian yang isinya berbentuk

fakta, prinsip, hukum dan teori-teori IPA. IPA sebagai proses digunakan untuk

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah ada pada jenjang SD (sekolah dasar), IPA

7

menggali semua fakta dan konsep yang ada dialam. IPA sebagai sikap, seorang

peneliti harus memiliki sikap seorang ilmuan dalam melaksanakan penelitian dan

mengkomunikasikan hasi-hasil penelitiannya. Menurut Sulistyorini (dalam

Ahmad Susanto 2013:169) ada sembilan aspek yang dikembangkan dalam sikap

ilmiah yaitu: sikap ingin tahu, ingin mendapatkan sesuatu yang baru, sikap kerja

sama, tidak putus asa, tidak berprasangka, mawas diri, bertanggung jawab,

berfikir bebas, dan kedisiplinan diri.

IPA juga memiliki karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya.

Menurut Jacobson & Bergman (dalam Ahmad Susanto 2013:170), sebagai

berikut:

1. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum dan teori.

2. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena

alam, termasuk juga penerapannya.

3. Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyingkap

rahasia alam.

4. IPA tidak dapat dibuktikan semua akan tetapi hanya sebagian dan

beberapa saja.

5. Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang bersifat

objektif.

2.1.1.2 Pembelajaran IPA SD

IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) memiliki peran yang sangat penting dalam

kehidupan sehari-hari manusia, jika alam tidak digunakan dengan bijaksana maka

akan berdampak buruk bagi lingkungan. Maka dari itu pembejaran IPA di SD

diharapkan mampu menumbuhkan rasa perduli terhadap lingkungan alam sejak

dini.

Adapun tujuan pembelajaran IPA di SD dalam BSNP 2006 (dalam Ahmad

Susanto 2013:171-172)seperti berikut: (1) memperoleh keyakinan terhadap

kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan

keteraturan alam ciptaan-Nya. (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman

konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah ada pada jenjang SD (sekolah dasar), IPA

8

sehari-hari. (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat. (4) mengembangkan keterampilan proses untuk

menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. (5)

meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam. (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai

alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. (7) memperoleh

bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk

melanjutkan pendidikan ke SMP.

Jadi Pembelajaran IPA SD merupakan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan untuk meningkatkan rasa keperdulian siswa terhadap pelestarian alam

atau lingkungan yang ada dalam kehidupan nyata atau sehari-hari.

Secara umum IPA memiliki fungsi dan tujuan yang berdasarkan kurikulum

berbasis kompetensi Depdiknas 2003:2 (dalam Trianto 2011:138), seperti berikut:

1. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah.

3. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan

teknologi.

4. Menguasai konsep sains untuk bekal hidup dimasyarakat dan melanjutkan

pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Berikut adalah materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

bentuk energi dan cara penggunaanya sedangkan SK dan KD nya seperti berikut

dapat dilihat pada tabel 2.1, yaitu:

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA

Kelas VI Semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

8. Memahami berbagai bentuk energi

dan cara penggunaannya dalam

kehidupan sehari-hari

8.1 Mendeskripsikan energi panas dan

bunyi yang terdapat di lingkungan

sekitar serta sifat-sifatnya

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah ada pada jenjang SD (sekolah dasar), IPA

9

2.1.2 Belajar dan Hasil Belajar

Kita pasti sering mendengar kata “belajar” tetapi masih banyak sekali

orang yang tidak tahu apa sebenarnya arti belajar itu, belajar merupakan suatu

usaha seseorang untuk mengubah perilaku atau kebiasaannya. Purwanto (2009:43)

mengatakan bahwa “belajar adalah proses untuk membuat perubahan dalam diri

mahasiswa dengan cara berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan

perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik”.

Slameto (2010:2) merumuskan bahwa “belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya”.

Kingskey (dalam Syaiful Bahri Djamarah 2008:13) mengatakan bahwa

“belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau

diubah melalui praktek atau latihan”.

Dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

perubahan tingkah laku seseorang melalui latihan dan pengalaman yang ada

didalam lingkungannya. Perubahan tingkah laku yang dimaksud yaitu seperti

meningkatnya sikap, minat dan rasa percaya diri untuk mencari hal yang

sebelumnya tidak tahu menjadi tahu.

Hasil belajar biasanya digunakan untuk mengukur seberapa paham

seseorang menguasai materi yang sudah diajarkan sebelumnya. Suprijono

(2009:5-6) mengatakan bahwa “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-

nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”.

Sementara Bloom (Suprijono, 2002:6) mengatakan bahwa “hasil belajar

mencangkup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor”.

Menurut Lindgren (Suprijono, 2009:7) Mengemukakan bahwa “hasil

belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya satu aspek

potensi kemanusiaan saja”. M. Thobroni (2015:20-22).

Jadi hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut

mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah ada pada jenjang SD (sekolah dasar), IPA

10

2.1.3 Model Pembelajaran Cooperative Learning

Model pembelajan Cooperative Learning merupakan model yang sangat

efektif digunakan guru selama proses pembelajaran karena mengutamakan

keaktifan siswa didalam sebuah kelompok.Suprijono (2009:47) mengatakan

bahwa “Cooperative Learning adalah suatu cara pendekatan atau serangkaian

strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik

agar bekerja sama selama proses pembelajaran”. Kemudian dilanjutkan kembali

oleh Suprijono (2009:47) “Cooperative Learning adalahpembelajaran

menggunakan kelompok kecil bekerja sama untuk memaksimalkan hasil”.

Selanjutkan menurut Slavin dan kagan(dalam Agus Suprijono 2009:49)

mengatakan bahwa “Cooperative Learning bukan hanya sekedar belajar

berkelompok, Cooperative Learning lebih menunjukan pada fenomena groupness

yaitu kelompok sebagai suatu kesatuan yang bukan semata-mata kumpulan orang

yang saling berdekatan melainkan kesatuan yang bulat di antara anggota-

anggotanya”.

Jadi pembelajaran Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran

yang menggunakan interaksi langsung dan kerja sama antar siswa dalam

menyelesaikan suatu masalah untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.

2.1.3.1 Model Group Investigation

Model pembelajaran Cooperative tipe GI ini merupakan salah satu model

yang digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan kerja sama antarsiswa dalam

sebuah kelompok diskusi, model Group Investigation ini juga dapat digunakan

untuk semua tingkatan kelas dan mata pelajaran yang ada di SD. Sharan (dalam

Miftahul Huda 2011:123) mengemukakan “bahwa model pembelajaran GI lebih

menekankan dimanasiswa diberi kontrol dan pilihan penuh untuk merencanakan

apa yang ingin dipelajari dan diinvestigasikan”.

Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005:21) mengatakan bahwa “ GI

adalah strategi pembelajaran Cooperativeyang menempatkan siswa ke dalam

kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik”. http://www.kajian

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah ada pada jenjang SD (sekolah dasar), IPA

11

pustaka.com/2012/10/model-pembelajaran-group-investigation.html(diunduh

20Februari 2016).

Suatu model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan,

demikian pula dengan model pembelajaran Group Investigation. Kelebihan dari

Group Investigation menurut (Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati

2014:67) yaitu, seperti berikut:

1. Meningkatkan kemandirian peserta didik dalam menyelesaikan masalah.

2. Meningkatkan kreativitas peserta didik.

3. Meningkatkan kemampuan interpersonal ketika bekerja sama antara peserta

didik.

4. Meningkatkan penalaran peserta didik (Higher Order Thinking Skill).

5. Meningkatkan proses mental peserta didik .

Kekurangan model pembelajaran GI menurut Setiawan, 2006:9 seperti berikut:

1. Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan.

2. Sulitnya memberikan penilaian secara personal.

3. Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI, model pembelajaran

GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk

memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri.

4. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.

http://www.mengejarasa.com/2012/08/model-pembelajaran-kooperatif-

group.html (diunduh 20 Februari 2016)

Langkah-langkah model pembelajaran Group Investigation menurut

Sharan, dkk. (dalam Trianto 2009:80) meliputi:

Fase 1: Memilih topik, siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah

masalah umum yang biasanya ditetapkan oleh guru. Sebelumnya sudah

dibentuk sebuah kelompok (setiap kelompok terdiri dari 2-6 siswa).

Fase 2: Perencanaan kooperatif, siswa dan guru merencanakan prosedur

pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik

yang telah dipilih pada tahap pertama.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah ada pada jenjang SD (sekolah dasar), IPA

12

Fase 3:Implementasi, siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan

didalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam

aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa

kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik didalam atau diluar

sekolah.

Fase 4: Analisis dan sintesis, siswa menganalisis dan menyintesis informasi yang

diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi

tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan

untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas.

Fase 5: Presentasi hasil final, beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil

penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas.

Fase 6: Evaluasi, dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda

dari topik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi

kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan.

Slavin (2005:218-220)http://www.eurekapendidikan.com/2015/02/model-

pembelajaran-group-investigation.htmlmediunduh tanggal 21 Februari 2016

menyatakan bahwa sintak dalam model pembelajaran Group Investigationyaitu

sebagai berikut:

Tahap 1: Mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa dalam kelompok.

Tahap 2: Merencanakan tugas yang akan dipelajari secara bersama-sama anggota

kelompok merencanakan tugas belajar yaitu dengan menjawab setiap

pertanyaan-pertnyaan seperti: Apa yang kita pelajari?, Bagaimana kita

belajar?, Siapa yang melakukan apa (pembagian tugas)? dll.

Tahap 3: Melakukan investigasi yaitu:

1. Siswa dalam kelompok mengumpulkan informasi, menganalisis data

dan mencapai kesimpulan.

2. Masing-masing anggota kelompok memberikan kontribusi padausaha

kelompok.

3. Masing-masing anggota kelompok mempertukarkan, mendiskusikan,

mengklarifikasi dan mensintesis ide-ide.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah ada pada jenjang SD (sekolah dasar), IPA

13

Tahap 4: Mempersiapkan laporan, anggota kelompok merencanakan apa yang

ingin mereka laporkan atau bagaimana mereka akan mempersentasikan

hasil diskusi.

Tahap 5: Mempersentasikan laporan akhir, Semua kelompok mempersentasikan

hasil diskusi didepan kelas.

Tahap 6: Evaluasi, Siswa memberikan umpan balik tentang topik permasalahan

yang telah diselesaikan, guru dan siswa mengevaluasi keseluruhan topik.

2.1.3.2 Media Permainan Teka-Teki Silang

Untuk melaksankan pembelajaran yang menyenangkan dan kreatif itu

tidak harus yang mahal-mahal. Seorang guru dapat memanfaatkan permainan

yang ada didalam kehidupan sehri-hari sebagai media pembelajaran misalnya

yang kita bahas pada saat ini yaitu dengan menggunakan media permainan teka-

teki silang. Permainan ini sering kali dimain kan oleh anak-anak hingga dewasa

karena dapat memancing seseorang untuk berfikir kritis dan berpengetahuan luas

dalam menjawab pertanyaan. Munir (2005) http://www.cse.ohio.html (diunduh20

Februari 2016) mengatakan bahwa “teka-teki silang merupakan suatu permainan

dengan polayang berbentuk segi empat yang terdiri dari kotak-kotak yang

berwarna hitam putih, serta dilengkapi 2 lajur, yaitu mendatar (kumpulan kotak

yang berbentuk satu baris dan beberapa kolom) dan menurun (kumpulan kotak

satu kolom dan beberapa baris)”.Menurut Silberman (2006:256)

http://www.wawasanpendidikan.com/2014/11/metode-pembelajaran-crossword-

puzzle-teka-teki-silang.html (diunduh 08 Maret 2016)Crossword puzzle (teka-teki

silang) adalah salah satu metode pembelajaran aktif bagi peserta didik yang

melibatkan semua peserta didik untuk berfikir saat pembelajaran berlangsung

dengan mengisi teka–teki silang (Crossword puzzle) sehingga peserta didik

menjadi lebih antusias dalam mengikuti pelajaran.

Jadi dapat disimpulkan bahwa teka-teki silang adalah salah satu strategi

pembelajaran yang dilakukan oleh guru supaya siswa tidak bosan selama proses

pembelajaran, yang menggunakan sebuah kotak-kotak kosong disertai pertanyaan,

kemudian diisi dengan huruf-huruf jawaban.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah ada pada jenjang SD (sekolah dasar), IPA

14

Contoh teka-teki silang dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar kerja siswa teka-teki silang energi panas (siklus I)

2. Lembar kerja siswa teka-teki silang energi bunyi (siklus II)

Berikut ini merupakan keunggulan dan kekurangan dari Media Permainan Teka-

Teki Silang:

1. Keunggulan: Lebih simpel untuk diajarkan, selain itu dapat melatih

ketelitian atau kejelian siswa dalam menjawab pertanyaan dan mengasah

otak, memerlukan waktu interaksi yang cepat, membuat siswa aktif dan

tidak bosan, menciptakan suasana belajar baru dikelas.

2. Kekurangan: Setiap jawaban teka-teki silang hurufnya ada yang

berkesinambungan.Jadi siswa merasa bingung apabila tidak bisa

menjawab salah satu soal dan itu akan berpengaruh pada jawaban siswa

yang hurufnya berkaitan dengan soal yang siswa tidak bisa menjawab.

Langkah-langkah Media Permainan Teka-Teki Silangmenurut Zaini, dkk.

(2002:73) antara lain:

1. Tulislah kata-kata kunci, terminologi atau nama-nama yang berhubungan

dengan materi yang akan anda berikan.

2. Buatlah kisi-kisi yang dapat diisi dengan kata-kata yang telah dipilih.

Hitamkan bagian yang tidak diperlukan.

3. Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya adalah kata-kata yang

telah dibuat atau dapat juga hanya membuat pertanyaan-pertanyaan yang

mengarah pada kata-kata tersebut.

4. Bagikan teka-teki ini kepada siswa. Bisa individu maupun kelompok.

5. Beri waktu selama permainan berlangsung.

6. Beri hadiah kepada kelompok atau individu yang mengerjakan paling

cepat dan benar.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah ada pada jenjang SD (sekolah dasar), IPA

15

2.1.3.3 Pembelajaran IPA di SD Menggunakan Model GI Dan Media

Permainan Teka-Teki Silang

Pembelajaran Cooperative tipe GI merupakan salah satu model yang lebih

menekan kan pada proses berfikir kritis dan keaktifan siswa dalamsebuah

kelompok, sementara media permainan Teka-Teki Silang digunakan agar siswa

dapat bermain sambil belajar sehingga tidak merasa bosan selama proses

pembelajaran berlangsung. Dengan menggunakan model GI dan Media

Permainan Teka-Teki Silang ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam

mata pelajaran IPA pada materi energi dan penggunaannya.

Langkah-langkah penerapan model GI dan media permainan Teka-Teki Silang,

yaitu sebagai berikut:

1. Siswa dibentuk dalam sebuah kelompok kecil (setiap kelompok terdiri dari

2-6 orang) kemudian setiap kelompok memilih topik yang sudah disiapkan

oleh guru. (tentang energi panas dan bunyi)

2. Siswa dan guru merencanakan prosedur dalam kelompok.

3. Siswa menerapkan prosedur yang sudah ditetapkan.

4. Setiap kelompok mulai menganalisis setiap soal dan menulis jawabannya

dilembar teka-teki silang yang sebelumnya sudah disiapkan oleh guru.

5. Semua kelompok mempresentasikan hasil diskusi nya didepan kelas dan

dikoordinir oleh guru.

6. Siswa dan guru bersama-sama mengevaluasi semua topik secara

keseluruhan yaitu tentang energi panas dan bunyi.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang menggunakan model Group Investigation

yang relevan dengan penelitian ini, yaitu:

a. Sutanto (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Group Investigation Siswa

Kelas V SDN Gejayan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang Tahun

Ajaran 2011/2012”.Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwamodel

Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Jenis

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah ada pada jenjang SD (sekolah dasar), IPA

16

penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dan pada materi

Gaya, Gerak, dan Energy. Penelitian ini menunjukan bahwa model Group

Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yang dapat kita lihat

dari hasil penelitianya yaitu pada pra siklus ketuntasan belajar hanya

dicapai oleh 7 anak dari seluruh siswa (21 siswa) yaitu sebesar 33 %

dengan rata-rata 58. Sedangkan pada siklus I ketuntasan belajar dapat

dicapai oleh 14 siswa dari seluruh siswa (21 siswa) yaitu sebesar 66 %

dengan rata-rata 69. Hal ini menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar

yang dicapai siswa yaitu sebesar 33 %. Sama halnya pada siklus II, dari

siklus I dengan ketuntasan sebesar 66% ,pada siklus II dapat meningkat

menjadi 95% jadi mengalami kenaikan ketuntasan sebesar 31% dengan

nilai rata-rata 83. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa Pembelajaran

menggunakan metode Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil

belajar siswa Kelas V Semester II SD Negeri Kecamatan Pakis Kabupaten

Magelang Tahun 2011/2012.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Shinta Khusmiarti (2013) ini berjudul

“Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model

Pembelajaran Group Investigation Siswa Kelas V SDN Kutoharjo 01 Pati

Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014”. Jenis penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas (PTK). Model PTK yang digunakan adalah

model spiral dari Kemmis, S. dan Mc Taggart, R yang dilaksanakan 2

siklus, yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan

pengamatan, serta refleksi. Variabel penelitian ini menggunakan dua

variable yaitu model pembelajaran GI dan hasil belajar matematika. Dari

hasil penelitian menggunakan model Group Investigation ini meningkat,

dapat dilihat dari pra siklus sebesar 32%, siklus I sebesar 68%, siklus II

sebesar 92 %. Hasil belajar tersebut didukung oleh aktivitas siswa dalam

diskusi kelompok. Dengan peningkatan hasil belajar yaitu dari pra siklus

ke siklus 1 mengalami kenaikan sebesar 68 %, dari pra siklus ke siklus II

mengalami kenaikan sebesar 92 %, (jauh dari kriteria keberhasilan yang

mencapai 80%) dan telah mencapai indikator keberhasilan yang

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah ada pada jenjang SD (sekolah dasar), IPA

17

diharapkan yaitu hasil belajar matematika yang tinggi. Mendasarkan pada

hasil penelitian, maka disarankan bahwa guru hendaknya menggunakan

dan mengembangkan model GI dalam pembelajaran matematika SD

dengan SK „1.1 “melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk

penggunaan sifat-sifatnya pembulatan dan penaksiran”.

Dari kajian-kajian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan-

perubahan pada hasil belajar dalam kegiatan berfikir untuk memecahkan masalah.

Dengan tindakan-tindakan yang dilakukan terbukti mampu meningkatkan hasil

belajar siswa. Mengacu pada penelitian di atas, akan dilakukan penelitian tindakan

kelas, yaitu dengan melakukan penelitian yang bertemakan Penggunaan Model

Group Investigation Berbantuan Media Permainan Teka-Teki Silang Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas 4 Semester II SDN

Kutowinangun 09 Salatiga Tahun Ajaran 2015-2016.

Adapun persamaan dan perbedaan dari hasil penelitian yang relevan

dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu, sebagai berikut:

a. Persamaan dari hasil penelitian relevan 1 dengan penelitian yang akan

dilakukan peneliti:

1. Model yang digunakan sama yaitu model pembelajaran GI (Group

Investigation).

2. Mata pelajaran yang digunakan sama yaitu IPA.

3. Jenis penelitian yang dilakukan sama yaitu menggunakan penelitian

tindakan kelas.

Perbedaan dari hasil penelitian relevan 1 dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti:

1. Kelas yang diteliti berbeda, dari hasil penelitian relevan 1 melakukan

penelitian dikelas 5 sementara peneliti melakukan penelitian dikelas 4.

2. SK dan KD.

3. Semester dan tahun ajaran .

4. SD yang diteliti berbeda, dari hasil penelitian relevan 1 melakukan

penelitian di SDSDN Gejayan, Kecamatan Pakis, Kabupaten

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah ada pada jenjang SD (sekolah dasar), IPA

18

Magelangsementara peneliti melakukan penelitian di SDN

Kutowinangun 09 Salatiga.

5. Peneliti menggunakan model GI berbantuan media permainan Teka-

Teki Silang sementara di hasil penelitian relevan 1 ini hanya

menggunakan model GI.

b. Persamaan dari hasil yang relevan 2 dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti:

1. Model yang digunakan sama yaitu menggunakan model GI.

2. Sama-sama menggunakan jenis penelitian tindakan kelas.

Perbedaan dari hasil yang relevan 2 dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti:

1. Mata pelajaran yang digunakan berbeda, penelitian yang relevan 2 ini

menggunakan mata pelajaran matematika sementara peneliti

menggunakan mata pelajaran IPA.

2. Kelas yang digunakan berbeda penelitian yang relevan 2 melakukan

penelitian dikelas 5 sementara peneliti dikelas 4.

3. SK dan KD.

4. Semester dan tahun ajaran.

5. SD yang diteliti berbeda, dari hasil penelitian relevan 2 melakukan

penelitian diSDN Kutoharjo 01 Patisementara peneliti melakukan

penelitian di SDN Kutowinangun 09 Salatiga.

6. Peneliti menggunakan model GI berbantuan media permainan Teka-

Teki Silang sementara di hasil penelitian relevan 2 ini hanya

menggunakan model GI.

2.3 Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang pada pembelajaran IPA di kelas 4 SDN

Kutowinagun 09 masih bersifat Teacher Centereddan sulit bagi siswa sehingga

menyebabkan hasil belajar IPA siswa masih di bawah KKM yang telah

ditentukan. Hal tersebut dapat diatasi, peneliti melakukan perbaikan proses

pembelajaan melalui model kooperatif Group Investigation Berbantuan Media

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah ada pada jenjang SD (sekolah dasar), IPA

19

Permainan Teka-Teki Silang. Pembelajaran Group Investigation Berbantuan

Media Permainan Teka-Teki Silang merupakan usaha yang dilakukan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan model Group

Investigation Berbantuan Media Permainan Teka-Teki Silangyaitu siswa dibagi

dalam kelompok kemudian melaksanakan investigasi materi dan menjawab setiap

pertanyaan dengan menggunakan media permainan Teka-Teki Silang dan

mempresentasikan hasil investigasi sehingga siswa nantinya tidak bosan dan aktif

selama dalam proses pembelajaran berlangsung. Dari penjelasan diatas dapat

dilihat pada bagan 2.2 dibawah ini:

SK 8 KD 8.1 IPA Kelas 4 Semester II

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir

Guru belum

menggunakan model GI

Berbantuan Media

Permainan Teka-Teki

Silang

Kondisi awal Hasil belajar siswa

belum mencapai

KKM> 75

Guru mengajar

menggunakan model GI

Berbantuan Teka-Teki

Silang: membentuk

kelompok, memilih

topik, perencanaan

kooperatif/prosedur,

implementasi, analisis

dan sintesis, menulis

jawaban dilembar teka-

teki silang, presentasi

dan evaluasi

Siklus I hasil belajar

meningkat,

mendekati KKM

tetapi masih belum

tuntas

Tindakan

Kondisi akhir

Melalui penggunaan model GI (Group Investigation)

Berbantuan Media Permainan Teka-Teki Silang hasil

belajar dalam pembelajaran IPA meningkat mencapai

90% ≥ KKM (75)

Siklus II

menggunakan model

pembelajaran GI

Berbantuan Teka-

Teki Silang hasil

belajar meningkat

dan tuntas

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah ada pada jenjang SD (sekolah dasar), IPA

20

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori, kajian empiris dan kerangka pikir diatas maka

peneliti merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Penggunan

modelGroup Investigation Berbantuan Permainan Teka-Teki Silang dapat

meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan Energi dan Penggunaanya, siswa

kelas 4 Semester II SDN Kutowinangun 09 Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016.