28
10 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massa Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang (Rakhmat 2008: 188). Perlu diketahui bahwa massa yang dimaksud dalam konteks komunikasi massa disini adalah khalayak luas yang tidak saling mengenal dan terdiri dari berbagai macam latar belakang sosial, ekonomi dan budaya. Ciri-ciri komunikasi massa itu sendiri adalah; komunikasi massa berlangsung satu arah, komunikator komunikasi massa melembaga, pesan pada komunikasi massa bersifat umum, media komunikasi massa menimbulkan keserempakan, dan komunikan komunikasi massa bersifat heterogen. Harold D. Lasswell (dalam Effendy, 2007:27), berpendapat bahwa fungsi komunikasi massa adalah : a) Pengamatan terhadap lingkungan, penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat dan bagian-bagian unsur di dalamnya. b) Korelasi unsur-unsur masyarakat ketika menanggapi lingkungan. c) Penyebaran warisan sosial. Disini berperan para pendidik, baik dalam kehidupan rumah tangganya maupun di sekolah, yang meneruskan warisan sosial kepada keturunan berikutnya. Dua pemain utama yang sangat mempengaruhi proses komunikasi massa adalah gatekeeper dan regulator. Gatekeeper adalah orang media yang mempengaruhi pesan. Regulator adalah orang media yang melakukan hal serupa (Vivian, 2008:459). Setiap orang media yang dapat menghentikan atau mengubah pesan ditengah jalan menuju audience disebut gatekeeper. Gatekeeper punya tanggungjawab besar karena mereka membentuk pesan yang sampai ke khalayak. Ketika gatekeeper melakukan kesalahan, proses dan pesan komunikasi akan terganggu. Produser siaran berita adalah gatekeeper karena mereka mengambil keputusan, mana yang tidak dan mana yang lebih ditonjolkan. Orang non-media dan instusi non-media yang mempengaruhi pesan komunikasi massa sebelum pesan sampai ke tujuan adalah regulator. Regulator

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

  • Upload
    duongtu

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

10

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Komunikasi massa

Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa

pada sejumlah orang (Rakhmat 2008: 188). Perlu diketahui bahwa massa yang

dimaksud dalam konteks komunikasi massa disini adalah khalayak luas yang tidak

saling mengenal dan terdiri dari berbagai macam latar belakang sosial, ekonomi dan

budaya. Ciri-ciri komunikasi massa itu sendiri adalah; komunikasi massa berlangsung

satu arah, komunikator komunikasi massa melembaga, pesan pada komunikasi massa

bersifat umum, media komunikasi massa menimbulkan keserempakan, dan

komunikan komunikasi massa bersifat heterogen.

Harold D. Lasswell (dalam Effendy, 2007:27), berpendapat bahwa fungsi

komunikasi massa adalah :

a) Pengamatan terhadap lingkungan, penyingkapan ancaman dan kesempatan

yang mempengaruhi nilai masyarakat dan bagian-bagian unsur di dalamnya.

b) Korelasi unsur-unsur masyarakat ketika menanggapi lingkungan.

c) Penyebaran warisan sosial. Disini berperan para pendidik, baik dalam

kehidupan rumah tangganya maupun di sekolah, yang meneruskan warisan

sosial kepada keturunan berikutnya.

Dua pemain utama yang sangat mempengaruhi proses komunikasi massa

adalah gatekeeper dan regulator. Gatekeeper adalah orang media yang mempengaruhi

pesan. Regulator adalah orang media yang melakukan hal serupa (Vivian, 2008:459).

Setiap orang media yang dapat menghentikan atau mengubah pesan ditengah jalan

menuju audience disebut gatekeeper. Gatekeeper punya tanggungjawab besar karena

mereka membentuk pesan yang sampai ke khalayak. Ketika gatekeeper melakukan

kesalahan, proses dan pesan komunikasi akan terganggu. Produser siaran berita

adalah gatekeeper karena mereka mengambil keputusan, mana yang tidak dan mana

yang lebih ditonjolkan. Orang non-media dan instusi non-media yang mempengaruhi

pesan komunikasi massa sebelum pesan sampai ke tujuan adalah regulator. Regulator

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

11

di dalam proses komunikasi massa juga mencangkup kelompok penekan (pressure

group). Kelompok komunitas yang mengancam akan memboikot media, juga

termasuk regulator.

2.2. Persepsi

2.2.1. Persepsi secara umum

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

Menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga

atensi (perhatian), ekspektasi, motivasi dan memori (Desiderato, 1976:129). Untuk

lebih memahami persepsi, berikut adalah beberapa definisi lain dari persepsi:

Brian Fellows (dalam Mulyana, 2007:252) mendefinisikan bahwa persepsi

adalah proses yang memungkinkan suatu organisasi menerima dan menganalisis

informasi.

Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken (dalam Mulyana, 2007:252)

mendefinisikan bahwa persepsi adalah sarana yang memungkinkan kita memperoleh

kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita.

Philip Goodacre dan Jennifer Follers (dalam Mulyana, 2007:252)

mendefinisikan bahwa persepsi adalah proses mental yang digunakan untuk

mengenali rangsangan.

Joshep A. DeVito (dalam Mulyana, 2007:252) mendefinisikan bahwa Persepsi

adalah proses yang menjadikan kita sadar akan banyaknya stimulus yang

mempengaruhi indera kita.

Menurut Bimo Walgito (1990:54), persepsi adalah suatu kesan terhadap suatu

obyek yang diperoleh melalui proses penginderaan, pengorganisasian, dan

interpretasi terhadap obyek tersebut yang diterima oleh individu, sehingga merupakan

suatu yang berarti dan merupakan aktivitas integrated dalam diri individu. Pendapat

ini tidak bertentangan dengan pendapat sebelumnya, tetapi justru lebih menjelaskan

proses terjadinya yaitu setelah penyerapan maka gambaran-gambaran yang diperoleh

lewat panca indera itu kemudian diorganisisir, kemudian diinterpretasi (ditafsirkan)

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

12

sehingga mempunyai arti atau makna bagi individu, sedang proses terjadinya persepsi

tersebut merupakan satu kesatuan aktifitas dalam diri individu.

Pengertian persepsi selanjutnya, dikemukakan oleh Robbins (2003:97) yang

mendeskripsikan bahwa persepsi merupakan kesan yang diperoleh oleh individu

melalui panca indera kemudian di analisa (diorganisir), diintepretasi dan kemudian

dievaluasi, sehingga individu tersebut memperoleh makna.

Menurut peneliti definisi dari para ahli diatas, pada dasarnya tidak

bertentangan satu sama lain. Dari berbagai sumber tersebut, peniliti melihat terdapat

persamaan pemahaman, yaitu :

1. Bahwa persepsi merupakan suatu kesan atau gambaran dari suatu obyek di luar

diri individu.

2. Bahwa proses terjadinya persepsi diperoleh melalui indra.

Berdasarkan bahasan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa, persepsi adalah

tanggapan gambaran atau kesan tentang suatu obyek yang diperoleh oleh individu

melalui panca indera, kemudian diorganisasi, diinterpretasi, dan dievaluasi, sehingga

memperolah makna (arti) tentang suatu obyek, sedang yang menjadi obyek persepsi

dalam penelitian ini adalah organisasi massa Majelis Tafsir Al-Qur’an melalui siaran

radio komunitas MTA FM.

Menurut Walgito (1990: 54 -55), persepsi memiliki indikator –indikator

sebagai berikut:

1. Penyerapan terhadap rangsangan atau objek dari luar individu.

Rangsangan atau objek tersebut diserap atau diterima oleh panca indera, baik

penglihatan, pendengaran, peraba, pencium, dan pencecap secara sendiri-sendiri

maupun bersama-sama. Dari hasil penyerapan atau penerimaan oleh alat-alat indera

tersebut akan mendapatkan gambaran, tanggapan, atau kesan di dalam otak.

Gambaran tersebut dapat tunggal maupun jamak, tergantung objek persepsi yang

diamati. Di dalam otak terkumpul gambaran-gambaran atau kesan-kesan, baik yang

lama maupun yang baru saja terbentuk. Jelas tidaknya gambaran tersebut tergantung

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

13

dari jelas tidaknya rangsang, normalitas alat indera dan waktu, baru saja atau sudah

lama.

2. Pengertian atau pemahaman

Setelah terjadi gambaran-gambaran atau kesan-kesan di dalam otak, maka

gambaran tersebut diorganisir, digolong-golongkan (diklasifikasi), dibandingkan,

diinterpretasi, sehingga terbentuk pengertian atau pemahaman. Proses terjadinya

pengertian atau pemahaman tersebut sangat unik dan cepat. Pengertian yang

terbentuk tergantung juga pada gambaran-gambaran lama yang telah dimiliki individu

sebelumnya (disebut apersepsi).

3. Penilaian atau evaluasi

Setelah terbentuk pengertian atau pemahaman, terjadilah penilaian dari

individu. Individu membandingkan pengertian atau pemahaman yang baru diperoleh

tersebut dengan kriteria atau norma yang dimiliki individu secara subjektif. Penilaian

individu berbeda-beda meskipun objeknya sama. Oleh karena itu persepsi bersifat

individual.

Menurut Robbins (2003:124-130), indikator-indikator persepsi ada 2 dua

macam, yaitu:

a. Penerimaan.

Proses penerimaan merupakan indikator terjadinya persepsi dalam tahap

fisiologis, yaitu berfungsinya indera untuk menangkap rangsang dari luar.

b. Evaluasi

Rangsang-rangsang (stimulus) dari luar yang telah ditangkap indera,

kemudian dievaluasi oleh individu. Evaluasi ini sangat subjektif. Individu yang satu

menilai suatu rangsang sebagai sesuatu yang sulit dan membosankan. Tetapi individu

yang lain menilai rangsang yang sama tersebut sebagai sesuatu yang bagus dan

menyenangkan.

Peneliti lebih sependapat dengan Bimo Walgito bahwa indikator persepsi ada

3 (tiga) butir, yaitu menyerap, mengerti dan menilai (evaluasi). Alasan peneliti

menggunakan pendapat Bimo Walgito yaitu; lebih lengkap dan memadahi pendapat-

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

14

pendapat para ahli lainnya, atas pemahamannya tentang persepsi. Selanjutnya

indikator-indikator persepsi tersebut sangat berguna untuk pengembangan

pemahaman persepsi masyarakat Nahdatul Ulama di Kecamatan Susukan terhadap

organisasi massa Majelis Tafsir Al-Qur’an melalui siaran radio komunitas MTA FM.

Peneliti memilih menggunakan definisi dan pemahaman persepsi dari Bimo

Walgito (1990:54), persepsi adalah suatu kesan terhadap suatu obyek yang diperoleh

melalui proses penginderaan, pengorganisasian, dan interpretasi terhadap obyek

tersebut yang diterima oleh individu, sehingga merupakan suatu yang berarti dan

merupakan aktivitas integrated dalam diri individu. Pendapat ini tidak bertentangan

dengan pendapat sebelumnya, tetapi justru lebih menjelaskan proses terjadinya yaitu

setelah penyerapan maka gambaran-gambaran yang diperoleh lewat panca indera itu

kemudian diorganisisir, kemudian diinterpretasi (ditafsirkan) sehingga mempunyai

arti atau makna bagi individu, sedang proses terjadinya persepsi tersebut merupakan

satu kesatuan aktifitas dalam diri individu.

Berikut adalah indikator-indikator persepsi dalam penelitian ini yang disusun

oleh peneliti:

1. Beberapa pernyataan yang menyangkut indikator pertama, menerima atau

menyerap:

a. Siaran dari progam acara Jihad Pagi radio komunitas MTA FM dapat diterima

dengan jelas.

b. Siaran dari progam acara Jihad Pagi radio komunitas MTA FM dapat diterima

dengan cepat.

c. Siaran dari progam acara Jihad Pagi radio komunitas MTA FM dapat diterima

sebagian saja.

d. Siaran radio komunitas MTA FM, tidak semua progam acaranya didengarkan.

2. Beberapa pernyataan yang menyangkut indikator kedua, mengerti atau

memahami:

a. Siaran dari progam acara Jihad Pagi radio komunitas MTA FM dapat dimengerti

sebagian saja.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

15

b. Siaran dari progam acara Jihad Pagi radio komunitas MTA FM dapat dipahami

secara keseluruhan.

c. Siaran dari progam acara Jihad Pagi radio komunitas MTA FM tidak dapat

dipahami dalam penerapan sehari-hari.

3. Beberapa pernyataan yang menyangkut indikator ketiga yaitu menilai:

a. Organisasi massa Majelis Tafsir Al-Qur’an mempunyai ajaran Islam yang

sulit/rumit.

b. Organisasi massa Majelis Tafsir Al-Qur’an mempunyai ajaran Islam yang sangat

menakutkan.

c. Organisasi massa Majelis Tafsir Al-Qur’an mempunyai ajaran Islam yang tidak ada

gunanya.

d. Organisasi massa Majelis Tafsir Al-Qur’an mempunyai ajaran Islam yang

membingungkan.

e. Organisasi massa Majelis Tafsir Al-Qur’an mempunyai ajaran Islam yang

memancing reaksi berlebihan.

Indikator-indikator persepsi diperlukan untuk menyusun instrument. Butir-

butir pertanyaan dalam proses wawancara dan sebagai landasan observasi yang

disusun peneliti, harus sesuai atau sinkron dengan indikator-indikator persepsi diatas.

Dengan demikian butir-butir pertanyaan dalam proses wawancara mendalam dapat

mengungkap dengan teliti atau tepat sesuai dengan apa yang akan diukur, dalam hal

ini adalah persepsi.

Menurut Sutrisno Hadi (2003:17), sebagai ilustrasi proses terjadinya persepsi,

ia bereksperimen tentang kubus dari kayu dengan melalui indera penglihatan:

1. Kubus terkena sinar matahari, dipantulkan mengenai mata.

2. Sinar diteruskan ke kornea (lapisan tanduk bagian depan), dibiaskan ke air

mata bagian depan (humor aques anterior), dibiaskan ke lensa cristalina

dibiaskan ke air mata bagian belakang (humor aques posterior) terus

dibiaskan lagi ke corpus vitreum, diteruskan ke bintik kuning atau retina,

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

16

sehingga timbul gambaran kubus dalam retina, sampai diterima inilah yang

disebut tahap fisik.

3. Gambaran kubus dalam retina (bintik kuning) dirubah menjadi rangsang

syaraf, yang selanjutnya dibawa ke otak, dimasukkan ke dalam lapisan

(tempat) yang disebut lobus occipitalis. Sampai inilah yang disebut tahap

fisiologis.

4. Selanjutnya gambaran kubus kayu yang ada dalam otak (lobus accipitalis) itu

diolah, diorganisir, dinterpretasi dan dievaluasi, sehingga individu menyadari

bahwa itu kubus kayu, sisi sama, sudut delapan, besar dan bagus, berat, sulit

membuatnya, dan berbagai penilaian lain.

Terjadinya persepsi diawali dengan adanya stimulus yang ditangkap melalui

panca indera. Padahal panca indera individu yang satu dengan yang lain, berbeda

keadaannya misalnya, ketajaman dan normalitasnya. Perbedaan lainnya terletak pada

pengalaman-pengalaman tiap individu yang berbeda-beda, maka hal ini akan

menyebabkan persepsi itu bersifat subjektif, berbeda-beda persepsi tiap individu,

meskipun benda atau peristiwa yang dipersepsi sama.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain adalah faktor

perhatian (attention). Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian

stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran saat stimuli lainnya melemah (Andersen,

1972:46). Perhatian dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal, Berikut ini

adalah penjelasannya :

A. Faktor Eksternal Penarik Perhatian

Apa yang kita perhatikan ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan

personal. Faktor situasional kadang juga disebut sebagai determinan perhatian yang

bersifat eksternal atau penarik perhatian (attention getter). Stimuli diperhatikan

karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain; gerakan, intensitas stimuli,

kebaruan, dan perulangan.

a) Gerakan; Seperti organism yang lain, manusia secara visual tertarik pada

objek-objek yang bergerak.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

17

b) Intensitas stimuli; manusia akan lebih memperhatikan stimuli yang menonjol

dari stimuli yang lain. Misalnya saja, orang bertubuh jangkung ditengah-

tengah kerumunan orang bertubuh pendek.

c) Kebaruan (Novelity); Hal-hal yang baru yang luar biasa yang berbeda akan

menarik perhatian.

d) Perulangan; Hal-hal yang disajikan berulangkali, bila disertai dengan sedikit

variasi akan menarik perhatian. Disini, unsur “famialarity” (yang sudah kita

kenal) berpadu dengan unsur “novelity” (yang baru kita kenal).

B. Faktor Internal Penaruh Perhatian

Faktor-faktor internal yang mempengaruhi perhatian antara lain; faktor

biologis dan faktor sosiopsikologis. Faktor biologis terjadi misalnya pada saat

keadaan lapar, bagi orang tersebut yang paling menarik adalah makanan. Faktor

sosiopsikologis terdiri dari motif sosiogenis, sikap, kebiasaan, yang nantinya akan

mempengaruhi apa yang kita perhatikan (perhatian yang selektif).

C. Faktor fungsional yang menentukan persepsi

Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal

lain yang termasuk yang apa kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Faktor-faktor

fungsional yang mempengaruhi persepsi lazim disebut sebagai kerangka rujukan.

Dalam kegiatan komunikasi, kerangka rujukan mempengaruhi bagaimana orang

memberi makna pada pesan yang diterimanya.

2.2.2. Persepsi interpersonal

Persepsi interpersonal tidak jauh berbeda dengan persepsi pada umumnya.

Persepsi interpersonal juga dipengaruhi oleh faktor personal dan situasional, Di

dalam persepsi sosial terdapat persepsi interpersonal dan persepsi objek. Persepsi

interpersonal adalah manusia (bukan benda) sebagai objek persepsi, disini

digunakanlah istilah persepsi interpersonal. Sedangkan persepsi objek adalah persepsi

pada objek selain manusia (Rakhmat, 2008:81).

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

18

Berikut ini adalah penjelasan dari perbedaan antara persepsi objek dengan

persepsi interpersonal;

1) Persepsi objek: stimuli ditangkap oleh alat indera kita melalui benda-benda

fisik; gelombang cahaya, suara, temperatur dan sebagainya.

Persepsi interpersonal: stimuli sampai pada kita melalui lambang-lambang

verbal atau grafis yang disampaikan pihak ketiga.

2) Persepsi objek: apabila kita menanggapi objek, kita hanya menanggapi sifat-

sifat luar objek itu.

Persepsi interpersonal: kita mencoba memahami apa yang tidak tampak pada

alat indera kita.

3) Persepsi objek: ketika kita mempersepsi objek, objek tidak bereaksi pada kita;

kita pun tidak memberikan reaksi emosional kepadanya.

Persepsi interpersonal: fakor-faktor personal anda, dan karakteristik orang

yang ditanggapi, serta hubungan anda dengan orang tersebut, menyebabkan

persepsi interpersonal cenderung untuk keliru.

4) Objek relatif tetap, manusia berubah-ubah.

Berikut ini merupakan pengaruh faktor-faktor situasional pada persepsi

interpersonal:

A. Deskripsi Verbal

Solomon E. Asch (dalam Rakhmat, 2008:82) berekperimen tentang

bagaimana rangkaian kata sifat menentukan persepsi orang. Apabila X adalah orang

yang digambarkan sebagai orang rajin, lincah, kritis, kepala batu dan dengki maka

banyak orang akan menyimpulkan X adalah orang yang bahagia atau humoris. Akan

tetapi kata sifat tersebut dibalik, dimulai dari dengki dan diakhiri dengan kata rajin

maka banyak orang akan menyimpulkan X adalah orang yang tidak baik, atau tidak

beretika. Menurut Solomon E. Asch, kata yang disebut pertama akan mengarahkan

penilaian selanjutnya.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

19

B. petunjuk proksemik

Proksemik adalah studi tentang penggunaan jarak dalam penyampaian pesan.

Istilah ini dilahirkan oleh antropolog intercultural Edward T. Hall. Hall (dalam

Rakhmat, 2008:83), membagi jarak dalam empat macam; jarak publik, jarak sosial,

jarak personal dan jarak akrab.

C. Petunjuk kinestik

Petunjuk kinesik adalah persepsi yang didasarkan kepada gerakan orang lain

yang ditunjukkan kepada kita. Begitu pentingnya petunjuk kinestik, sehingga bila

petunjuk-petunjuk lainnya seperti ucapan bertentangan dengan petunjuk kinestik,

maka orang akan lebih mempercayai petunjuk kinestik. Semua ini dikarenakan

petunjuk kinestik adalah yang paling sukar untuk dikendalikan secara sadar oleh

orang yang menjadi stimuli (Rakhmat, 2008:86).

D. Petunjuk Wajah

Diantara petunjuk nonverbal, petunjuk wajah adalah yang penting dalam

mengenali perasaan persona stimuli. Ahli komunikasi non-verbal Dale G. Leathers

(1976) menulis;

“Wajah sudah lama menjadi sumber informasi dalam komunikasi

interpersonal, inilah alat yang penting dalam menyampaikan makna. Dalam

beberapa detik ungkapan wajah dapat menggerakan kita kepuncak keputusan. Kita

menelaah wajah rekan dan sahabat kita untuk perubahan-perubaan halus dan

nuansa makna dan mereka pada gilirannya menelaah kita” (Rakhmat, 2008:87).

E. Petunjuk paralinguistik

Paralinguistik adalah cara bagaimana orang mengucapkan lambang-lambang

verbal. Jadi, jika petunjuk verbal menunjukan apa yang diucapkan, petunjuk

paralinguistik mencerminkan bagaimana mengucapkannya. Ini meliputi tinggi

rendahnya suara, tempo bicara, gaya verbal (dialek), dan interaksi (Rakhmat,

2008:87).

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

20

F. Petunjuk artifaktual

Petunjuk artifaktual meliputi segala macam penampilan (appearance) sejak

potongan tubuh, kosmetik yang dipakai, baju, tas dan atribut-atribut yang dipakai

lainnya (Rakhmat, 2008:87).

Berikut ini adalah penjelasan tentang pengaruh faktor-faktor personal pada

persepsi interpersonal :

A. Pengalaman

Pengalaman mempengaruhi kecermatan persepsi. Pengalaman tidak selalu

lewat proses belajar formal. Pengalaman kita bertambah juga melalui rangkaian

peristiwa yang kita hadapi (Rakhmat, 2008:89).

B. Motivasi

Perceptual defence (pembelaan perceptual). Jalaludin Rakhmat (2008:90)

mengatakan bahwa;

“bila anda dihadapkan pada stimuli yang mengancam anda, anda akan

bereaksi begitu rupa sehingga mungkin tidak akan menyadari bahwa stimuli itu ada.

Disini berlaku dalil komunikasi; anda hanya mendengar apa yang mau anda dengar

dan anda tidak akan mendengar apa yang tidak ingin dengar”.

Motif personal lainnya adalah kebutuhan untuk mempercayai dunia yang adil

(need to believe). Menurut Melvin Lerner (dalam Rakhmat, 2008:91), kita perlu

mempercayai bahwa dunia ini diatur secara adil; setiap orang memperoleh apa yang

layak diperoleh, misalnya orang diganjar dan dihukum karena perbuatannya.

C. Kepribadian

Dalam psikoanalis dikenal sebagai proyeksi, sebagai salah satu cara

mempertahankan ego. Proyeksi adalah mengekternalisasikan pengalaman subjektif

secara tidak sadar. Orang melemparkan perasaan bersalahnya pada orang lain.

Kepribadiaan otoriter adalah sindrom kepribadian yang ditandai oleh ketegaran

berpegang pada nilai-nilai konvensional, hasrat berkuasa tinggi, kekakuan dalam

hubungan interpersonal, kecenderungan melemparkan tanggungJawab pada suatu di

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

21

luar dirinya dan memproyeksikan sebab-sebab dari peristiwa yang tidak

menyenangkan pada kekuatan diluar dirinya.

2.3. Perbedaan Kelompok, Organisasi, Komunitas dan Organisasi

Kemasyarakatan

Kelompok adalah suatu sistem yang diorganisasikan pada dua orang atau

lebih yang dihubungkan satu dengan yang lainnya yang mana sistem tersebut

menunjukan fungsi yang sama, memiliki sekumpulan standar (patokan) peran dalam

berhubungan antar anggotanya dan memiliki sekumpulan norma yang mengatur

fungsi kelompok dan setiap anggotanya (Iskandar,1990:120).

Sheriff dan Sheriff (1957) mengatakan; perbedaan antara kelompok sosial

dengan massa terletak pada struktur. Kelompok sosial telah memiliki struktur

tertentu, sedangkan massa tidak memiliki struktur.

Forsyt (1999) mengatakan; dengan mengesampingkan definisi tentang

kelompok yang sangat variatif, Foryst berpendapat bahwa kelompok pada umummya

mempunyai ciri-ciri interaksi, struktur, tujuan, groupness, atau unity.

Penjelasan diatas membedakan kelompok dan organisasi. Terdapat beberapa

teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan

ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau

wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis,

terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya

(uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-prasarana, data, dan lain

sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan

organisasi1.

Organisasi menurut Evert M. Rogers dan Rekha Argawala Rogers (dalam

Onong U., 2007:114) adalah sebagai berikut:

“ a stable sistem of individuals who work together to achieve, through a

hierarchy of ranks and division of labour, common goals”.

1http://tkampus.blogspot.com/2012/03/definisi-organisasi.html, (diunduh tanggal 01-07-2012)

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

22

“suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerjasama untuk mencapai

tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan dan pembagian tugas”.

Definisi Organisasi Kemasyarakatan menurut undang-undang nomer 8 tahun

1985 adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat warga negara

Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi,

agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperanserta dalam

pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila2.

Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada

suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan

mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang

lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi3.

Sukanto (2001) menggunakan istilah masyarakat setempat untuk istilah

komunitas, yang menunjuk kepada warga sebuah Desa, Kota, Suku atau Bangsa yang

hidup sedemikian rupa sehingga merasakan kelompok tersebut dapat memenuhi

kepentingan hidup yang utama (Rachmistie, 2007:71).

Gottschalk (dalam Horton dan Hunt, 1975:18) dalam buku sociology,

mengemukakan bahwa; komunitas dapat didefinisikan baik sebagai suatu kelompok

kesatuan manusia (Kota kecil, Kota dan Desa maupun sebagai seperangkat perasaan

(rasa keterikatan, kesetiaan).

Menurut Garna (1999:147) tentang komunitas adalah;

“suatu kelompok manusia yang menempati suatu kawasan geografis, yang

terlibat dalam aktifitas ekonomi, politik, dan juga membentuk suatu satuan sosial

yang memiliki nilai-nilai tertentu, serta rasa kebersamaan”.

Faktor utama yang menjadi dasar suatu komunitas adalah adanya interaksi

yang lebih besar diantara para anggotanya sehingga menumbuhkan rasa keterikatan

2http://www.elsam.or.id/downloads/1337933159_RUU_tentang_Organisasi_Masyarakat.pdf (diunduh

tanggal 01-07-2012) 3 http://id.scribd.com/doc/28335794/BAB-II-PEMBAHASAN-a-Pengertian-Komunitas-Komunitas,

(diunduh tanggal 01-07-2012)

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

23

dan keakraban yang menimbulkan kenyamanan bagi para anggotanya. Umumnya

mereka memiliki kebiasaan-kebiasaan yang sama, meskipun hanya sebagian yang

menjalankan tradisi yang dimiliki.

Mac Iver dan Charles H. Page (1961:293) menjelaskan bahwa dalam

membentuk suatu komunitas harus ada perasaan saling memerlukan diantara

anggotanya. Perasaan ini disebut persaan komunitas (community sentiment). Berikut

ini dijelaskan unsur-unsur perasaan komunitas antara lain:

a. Perasaan altruisme, yakni lebih menekankan perasaan solider

kepada orang lain. Perasaan individu yang diselaraskan dengan

perasaan kelompoknya sehingga mereka merasakan kelompoknya

sebagai bagian dari struktur sosial.

b. Perasaan sepenanggungan, yakni setiap individu sadar akan

peranannya dalam kelompok.

c. Perasaan saling memerlukan, yakni individu yang tergabung dalam

masyarakat setempat merasakan dirinya bergantung pada

komunitasnya, baik kebutuhan fisik maupun psikologis.

Selanjutnya, tujuan membangun sebuah komunitas (communicaty

development), dijelaskan oleh Rubin & Rubin (1992:10) sebagai berikut:

a. Memperbaiki kualitas hidup anggota komunitas melalui resolusi dan berbagai

masalah.

b. Mengurangi ketidakadilan sosial seperti ras, kekerasaan, gender dll.

c. Melatih dan menyebarluaskan nilai-nilai demokratis sebagai proses menuju

keberhasilan pembangunan komunitas.

d. Memberi kesempatan kepada orang-orang untuk meningkatkan potensi

mereka sebagai individu.

e. Menciptakan kebersamaan dalam komunitas sehingga orang-orang merasa

mantap hidup dalam komunitas tersebut.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

24

2.4. Radio Secara Umum

2.4.1. Radio Dalam Siaran

Radio sebagai salah satu media elektronik, adalah produk perkembangan dan

dan kemajuan teknologi media informasi. Radio seakan-akan telah memperpendek

jarak dan mempersempit kesenjangan kehidupan masyarakat, serta memberikan

peluang untuk memperkaya pengetahuan dan wawasan masyarakat. Sebagai audience

dituntut untuk semakin terbuka terhadap perubahan yang terjadi. Hal ini konsekuensi

logis dari berlangsungnya gerakan kebudayaan. Radio saat ini tidak lagi sekedar

sebagai alat komunikasi, tetapi bergerak jauh dan cepat sebagai salah satu alat

kelengkapan hidup terhadap informasi, pendidikan dan hiburan.

Pada kenyataannya radio lebih ampuh dalam hal mempengaruhi, walaupun

titik tekan radio pada fungsi menghibur/hiburan. Tetapi, karena kelahirannya relatif

lebih muda dari pada media cetak, radio hanya menempati the fifth state setelah surat

kabar (Bambang, 2003:8).

2.4.2. Radio Siaran Bersifat Langsung

Makna langsung sebagai sifat radio siaran, ialah bahwa setiap pesan yang

akan disiarkan dapat dilakukan tanpa proses yang rumit. Bandingkan dengan

penyiaran pesan melalui surat kabar, brosur, pamflet, atau media cetak lainnya yang

selain lama dalam memprosesnya, juga tidak mudah menyebarkannya. Penyampaian

pesan propaganda lebih efektif dan efisien melalui radio karena langsung tertuju ke

rumah-rumah, dan langsung pula dapat disampaikan oleh mikrofon (Effendy,

2003:139-140).

2.4.3. Radio Siaran Tidak Mengenal Jarak dan Rintangan

Faktor lain yang menyebabkan radio dianggap memiliki “kekuasaan” ialah

tidak dijumpainya jarak dan rintangan. Bagi radio “tidak ada jarak dan waktu”,

begitu suatu pesan diucapkan oleh seorang penyiar, bagi radio tiada pula jarak dan

ruang, bagaimanapun jauhnya sasaran yang dituju, radio dapat mencapainya.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

25

Gunung, Lembah, Padang Pasir, ataupun Samudera tidak menjadi rintangan (Effendy,

2003:142).

2.4.4. Radio Siaran Memiliki Daya Tarik

Radio dijuluki kekuasaan kelima ialah karena daya tarik yang dimilikinya.

Sebelum pesawat televisi muncul sebagai pelengkap rumah tangga sekitar tahun

1950, pada waktu itu hanya terdapat dua jenis media massa, yaitu surat kabar dan

majalah serta radio. Radio memiliki daya tarik yang disebabkan oleh tiga unsur yang

melekat padanya (Effendy, 2003:143-145), yakni :

1. Kata-kata lisan (spoken word)

2. Musik (music)

3. Efek suara (sound effect)

Dengan dihiasi musik dan efek suara, seperti suara binatang, hujan (badai),

mobil atau pesawat terbang dan lain-lainnya, merupakan suatu cara yang disajikan

radio sehingga tampak lebih “hidup”. Meskipun kemudian muncul di rumah-rumah

pesawat televisi yang audial dan visual, pesawat radio tetap tidak tergeser olehnya,

sebab untuk menikmati suatu acara dari pesawat televisi, khalayak tidak dapat

beranjak dari kursi di depan pesawat, sedangkan dari pesawat radio dapat dinikmati

sambil mandi dan bekerja, atau sambil mengemudikan kendaran (Effendy, 2004: 107-

108).

2.4.5. Fungsi Radio

Menurut Bambang, (2003:81) fungsi umum dari media massa radio adalah;

1. Sebagai alat hiburan

2. Sebagai alat penerangan

3. Sebagai sarana pendidikan

4. Sebagi propaganda saat genting

Sifat-sifat penting radio yang perlu dipahami agar efektif dalam pemanfaatannya,

sebagai berikut :

1. Radio siaran (Broadcasting) bersifat langsung dan segar (direct and fresh)

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

26

2. Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan, tentunya dalam pengertian

geografis

3. Siaran radio mempunyai daya tarik yang bertumpuan kepada musik, efek suara dan

kata-kata. Siaran radio menggunakan musik untuk menghibur atau untuk pengiring

informasi tertentu, sehingga menimbulkan daya cekam yang cukup ampuh. Siaran

radio karena sifatnya auditif maka lebih tertumpu pada kata-kata jika dibandingkan

dengan media massa lainnya.

2.4.6. Karekteristik Radio

a. Auditori Sound Only, auditif

Radio adalah “suara”, untuk didengar, dikonsumsi telinga atau pendengaran.

Apapun yang disampaikan melalui radio harus berbentuk suara dan hanya suara saja.

b. Transisi

Proses penyebarluasan yang disampaikan kepada pendengar melalui pemancar.

c. Theater Of Mind

Radio menciptakan gambar (makes picture) dalam imajinasi pendengar (memainkan

imajinasi pendengar), dengan kekuatan kata dan suara. Jadi Radio mampu

menggugah imajinasi pendengarnya, dengan suara, musik, vokal atau bunyi-bunyian.

2.4.7. Kekuatan Radio

Kekuatan Radio sebagai media promosi sudah tidak dapat dipungkiri lagi.

Sebelum televisi lahir dan media cetak menerbitkan sebuah pesan layanan, radio lebih

awal menyampaikannya kepada publik. Tiga keunggulan utama yang dimiliki Radio

adalah ketersegeraan, keluasan jangkauan pendengar, dan kedalaman unsur imajinasi

sehingga membuat iklan layanan masyarakat dan komersil menjadi lebih hidup

(Masduki, 2001:68).

2.4.8. Kelemahan Radio

Kelemahan radio hanya suara. Meski suara dalam “butir keunggulan” punya

kharisma besar, dalam beberapa hal kemampuan radio yang hanya mengeluarkan

suara merupakan kelemahan. Suara tidak mampu menjelaskan gambar, grafik data,

atau hal-hal teknis tanpa menimbulkan kesalahpahaman. Bandingkan saja dengan

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

27

televisi dan media cetak, yang mudah menjelaskan sesuatu dalam bantuan gambar,

data atau petunjuk instruksional. Dalam beberapa hal gambar lebih mampu

mengkomunikasikan sesuatu dari pada rangkaian kata dalam kalimat sebanyak

apapun.

2.4.9. Radio komunitas

Radio komunitas, memiliki karakteristik yang berbeda dengan siaran radio

sosial. Terutama pada aspek kepemilikan, pengawasan, serta tujuan dan fungsinya.

Perbedaan tersebut diantaranya; radio komunitas bersifat independen, tidak

komersial, daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, dan untuk melayani

komunitasnya. Estrada (2001:15) mengemukakan bahwa fokus yang khas dari radio

komunitas adalah membuat audiens/khalayaknya sebagai protagonist (tokoh utama),

melalui keterlibatan mereka dalam seluruh aspek menejemen, dan produksi

progamnya, serta menyajikan progam yang membantu mereka dalam pembangunan

dan kemajuan sosial didalam komunitas mereka. Berikut ini, beberapa pandangan

mengenai radio komunitas.

a. Lembaga penyiaran komunitas merupakan lembaga penyiaran berbentuk

hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen dan

tidak komersial, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas,

serta untuk melayani kepentingan komunitasnya (UU Penyiaran, 2002).

b. Terdapat perbedaan antara lembaga penyiaran publik, komersial, dan

komunitas. Lembaga penyiaran publik dan komersial termasuk kategori

memperlakukan pendengar sebagai subjek dan pesertanya terlibat dalam

penyelenggaraannya (Fraser & Estrada, Unesco, 2001:29).

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

28

Menurut hasil riset Combine Resources Institution (CRI) pada tahun 2002

(Rachmistie, 2007:79), tipologi radio komunitas, khususnya di Indonesia terdiri dari

empat bentuk, yaitu:

a. Community Based (Radio Berbasis Komunitas)

Radio yang didirikan oleh komunitas yang menempati wilayah geografis

tertentu sehingga basisnya adalah komunitas yang menempati suatu daerah

dengan batasan-batasan tertentu, seperti Kecamatan, Kelurahan dan Desa.

b. Issue/Sector Based (Radio Berbasis masalah atau sektor tertentu)

Radio yang didirikan oleh komunitas yang terikat oleh kepentingan dan minat

yang sama sehingga basisnya adalah komunitas yang terikat oleh kepentingan

yang sama dan terorganisasi, seperti komunitas petani, buruh, dan nelayan.

c. Personal Initiative Based (Radio Berbasis Inisiatif Pribadi)

Radio yang didirikan oleh perorangan karena hobi atau memiliki tujuan

lainnya, seperti hiburan, informasi, dan tetap mengacu pada kepentingan

warga komunitas.

d. Campus Based (Radio Berbasis Kampus)

Radio yang didirikan oleh warga kampus perguruan tinggi dengan berbagai

tujuan, termasuk sebagai sarana laboratorium dan sarana belajar mahasiswa.

2.5. Teori divusi inovasi

2.5.1. Latar Belakang Teori

Munculnya Teori Difusi Inovasi dimulai pada awal abad ke-20, tepatnya

tahun 1903, ketika seorang sosiolog Perancis, Gabriel Tarde, memperkenalkan Kurva

Difusi berbentuk S (S-shaped Diffusion Curve)4. Kurva ini pada dasarnya

menggambarkan bagaimana suatu inovasi diadopsi seseorang atau sekolompok orang

dilihat dari dimensi waktu. Pada kurva ini ada dua sumbu dimana sumbu yang satu

menggambarkan tingkat adopsi dan sumbu yang lainnya menggambarkan dimensi

waktu.

4 http://wsmulyana.wordpress.com/2009/01/25/teori-difusi-inovasi/, (diunduh tanggal 20 Januari 2013)

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

29

Pemikiran Tarde menjadi penting karena secara sederhana bisa

menggambarkan kecenderungan yang terkait dengan proses difusi inovasi. Rogers

(1983) mengatakan, Tarde’s S-shaped diffusion curve is of current importance

because “most innovations have an S-shaped rate of adoption”. Dan sejak saat itu

tingkat adopsi atau tingkat difusi menjadi fokus kajian penting dalam penelitian-

penelitian sosiologi.

Pada tahun 1940, dua orang sosiolog, Bryce Ryan dan Neal Gross,

mempublikasikan hasil penelitian difusi tentang jagung hibrida pada para petani di

Iowa, Amerika Serikat. Hasil penelitian ini memperbarui sekaligus menegaskan

tentang difusi inovasi model kurva S. Salah satu kesimpulan penelitian Ryan dan

Gross menyatakan bahwa “The rate of adoption of the agricultural innovation

followed an S-shaped normal curve when plotted on a cumulative basis over time.”

Perkembangan berikutnya dari teori Difusi Inovasi terjadi pada tahun 1960, di

mana studi atau penelitian difusi mulai dikaitkan dengan berbagai topik yang lebih

kontemporer, seperti dengan bidang pemasaran, budaya, dan sebagainya. Di sinilah

muncul tokoh-tokoh teori Difusi Inovasi seperti Everett M. Rogers dengan karya

besarnya Diffusion of Innovation (1961); F. Floyd Shoemaker yang bersama Rogers

menulis Communication of Innovation: A Cross Cultural Approach (1971) sampai

Lawrence A. Brown yang menulis Innovation Diffusion: A New Perpective (1981).

2.5.2. Esensi Teori

Rogers (dalam Effendy, 2003:284) mendefinisikan difusi sebagai suatu proses

dimana inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu

tertentu diantara para anggota suatu sistem sosial (the process by which an innovation

is communicated through certain channels over time among the members of a sosial

system). Difusi adalah suatu jenis khusus komunikasi yang berkaitan dengan

penyebaran pesan-pesan sebagai ide baru. Sedangkan komunikasi didefinisikan

sebagai proses dimana para pelakunya menciptakan informasi dan saling bertukaran

informasi tersebut untuk mencapai pengertian bersama. Di dalam isi pesan itu

terdapat ketermasaan (newnees) yang memberikan kepada difusi ciri khusus yang

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

30

menyangkut ketidakpastian (uncertainty). Ketidakpastian adalah suatu derajat dimana

sejumlah alternatif dirasakannya berkaitan dengan suatu peristiwa beserta

kemungkinan-kemungkinan pada alternatif tersebut. Derajat ketidakpastian oleh

seseorang akan dapat dikurangi dengan jalan memperoleh informasi.

Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4

(empat) elemen pokok, yaitu:

1. Inovasi

Inovasi adalah gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh

seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut

pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang

maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ”baru” dalam ide yang inovatif tidak

harus baru sama sekali.

2. Saluran komunikasi

Saluran komunikasi adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi

dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling

tidak perlu memperhatikan; tujuan diadakannya komunikasi dan karakteristik

penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi

kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih

tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan

untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran

komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.

3. Jangka waktu

Jangka waktu adalah proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang

mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan

terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi

waktu terlihat dalam proses pengambilan keputusan inovasi, keinovatifan seseorang:

relatif lebih awal atau lebih lambat dalam menerima inovasi, dan kecepatan

pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

31

4. Sistem sosial

Sistem sosial adalah kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam

kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama.

Ciri-ciri inovasi yang dirasakan oleh para anggota sistem sosial menentukan

tingkatan adopsi. Lima ciri inovasi menurut Rogers (Rogers, 1983:35) adalah Relatif

Advantage (keuntungan relatif), Combatibility (kesesuaian), Complexity (kerumitan),

Trialability (kemungkinan dicoba), Observability (kemungkinan diamati).

Relatif Advantage adalah suatu derajat dengan mana inovasi dirasakan lebih

baik daripada ide lain yang menggantikannya. Derajat keuntungan relatif tersebut

dapat diukur secara ekonomis, tetapi faktor prestasi sosial, kenyamanan dan kepuasan

juga merupakan unsur penting.

Combatibility adalah suatu derajat dengan mana inovasi dirasakan ”ajeg” atau

konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman dan kebutuhan mereka yang

melakukan adopsi.

Complexity adalah mutu derajat dengan mana inovasi dirasakan sukar untuk

dimengerti dan dipergunakan.

Trialability adalah mutu derajat dengan mana inovasi dapat

dieksperimentasikan pada landasan yang terbatas.

Observability adalah suatu derajat dengan mana inovasi dapat disaksikan oleh

orang lain.

Mengenai saluran komunikasi sebagai sarana untuk menyebarkan inovasi.

Rogers menyatakan bahwa media massa lebih efektif untuk menciptakan pengetahuan

tentang inovasi, sedangkan saluran antarpribadi lebih efektif dalam pembentukan dan

percobaan sikap terhadap ide baru, jadi dalam upaya mempengaruhi keputusan untuk

melakukan adopsi atau menolak ide baru.

Aspek lain dalam kegiatan difusi adalah apa yang dalam komunikasi dikenal

sebagai heterophily dan homophily. Homophily adalah suatu istilah yang

menggambarkan derajat pasangan perorangan yang berinteraksi yang memiliki

kesamaan dalam sifatnya (attribute), seperti kepercayaan, nilai, pendidikan, status

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

32

sosial, dan sebagainya. Heterophily, sebagai kebalikan dari homophily, didefinisikan

sebagai derajat pasangan orang-orang yang berinteraksi yang berada dalam sifat-sifat

tertentu (Effendy, 2003:64). Dalam situasi bebas memilih, dimana komunikator dapat

berinteraksi dengan seseorang dari jumlah komunikan yang satu sama lain berbeda, di

situ terdapat kecenderungan yang kuat untuk memilih komunikan yang menyamai

komunikator. Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan

komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap, bahasa, maka komunikasi

diantara mereka itu akan lebih efektif. Kesamaan orang-orang itu menimbulkan

kemungkinan untuk berkomunikasi, dan pada gilirannya lebih besar kemungkinan

komunikasi lebih berarti. Kebanyakan orang menyenangi interaksi dengan orang

yang benar-benar sama dalam status sosial, pendidikan, kepercayaan dan sebagainya.

Mengenai waktu sebagai salah satu unsur utama dari difusi ide baru itu

meliputi 3 hal, yakni sebagai berikut :

1. Innovations-decision process (proses inovasi keputusan).

2. Innovativeness (keinovatifan).

3. Innovation’s rate of adoption (tingkat inovasi dari adopsi).

Innovations-decision process adalah proses mental dimana seseorang berlalu

dari pengetahuan pertama mengenai inovasi ke pembentukan sikap terhadap inovasi,

ke keputusan menerima atau menolak, ke pelaksanaan ide baru, dan ke peneguhan

keputusan itu. Ada lima langkah yang dikonseptualisasikan dalam proses ini, yaitu :

1. Tahap Munculnya Pengetahuan (Knowledge) ketika seorang individu (atau

unit pengambil keputusan lainnya) diarahkan untuk memahami eksistensi dan

keuntungan/manfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi.

2. Tahap Persuasi (Persuasion) ketika seorang individu (atau unit pengambil

keputusan lainnya) membentuk sikap baik atau tidak baik.

3. Tahap Keputusan (Decisions) muncul ketika seorang individu atau unit

pengambil keputusan lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada

pemilihan adopsi atau penolakan sebuah inovasi.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

33

4. Tahapan Implementasi (Implementation), ketika sorang individu atau unit

pengambil keputusan lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi.

5. Tahapan Konfirmasi (Confirmation), ketika seorang individu atau unit

pengambil keputusan lainnya mencari penguatan terhadap keputusan

penerimaan atau penolakan inovasi yang sudah dibuat sebelumnya.

Innovativeness adalah derajat dengan mana seseorang relatif dini dalam

mengadopsi ide-ide baru ketimbang anggota-anggota lain dalam suatu sistem sosial.

Pengadopsi tersebut dikategorikan sebagai berikut :

1) Innovators: Sekitar 2,5% individu yang pertama kali mengadopsi inovasi.

Cirinya: petualang, berani mengambil resiko, mobile, cerdas, kemampuan

ekonomi tinggi

2) Early Adopters (Perintis/Pelopor): 13,5% yang menjadi para perintis dalam

penerimaan inovasi. Cirinya: para teladan (pemuka pendapat), orang yang

dihormati, akses di dalam tinggi

3) Early Majority (Pengikut Dini): 34% yang menjadi pera pengikut awal.

Cirinya: penuh pertimbangan, interaksi internal tinggi.

4) Late Majority (Pengikut Akhir): 34% yang menjadi pengikut akhir dalam

penerimaan inovasi. Cirinya: skeptis, menerima karena pertimbangan

ekonomi atau tekanan sosial, terlalu hati-hati.

5) Laggards (Kelompok Kolot/Tradisional): 16% terakhir adalah kaum

kolot/tradisional. Cirinya: tradisional, terisolasi, wawasan terbatas, bukan

opinion leaders, sumberdaya terbatas.

Innovation’s rate of adoption adalah kecepatan relatif dengan mana suatu

inovasi di adopsi oleh anggota-anggota suatu Rate of adoption atau tingkat adopsi

biasanya diukur dengan waktu yang diperlukan untuk prosentase tertentu dari para

anggota sistem untuk mengadopsi suatu inovasi. Sistem sosial adalah tatanan

kesatuan yang terhubungkan satu sama lain dalam upaya pemecahan masalah dalam

rangka mencapai tujuan tertentu (Rogers 1938: 37).

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

34

2.6. Teori Stimulasi

Teori stimulasi memandang manusia sebagai mahluk yang lapar “stimuli”,

yang senantiasa mencari pengalaman-pengalaman baru, yang selalu berusaha

memperoleh hal-hal yang memperkaya pemikirannya. Hasrat ingin tahu, kebutuhan

untuk mendapatkan rangsangan emosional, dan keinginan untuk menghindari

kebosanan merupakan kebutuhan dasar manusia (Rakhmat, 2008:212). Komunikasi

massa menyajikan hal-hal yang baru, yang aneh, yang spektakuler, yang menjangkau

pengalaman-pengalaman yang tidak terdapat peda pengalaman individu sehari-hari.

2.7. Teori Disonansi Kognitif

Istilah disonansi kognitif dari teori yang ditampilkan oleh Leon Festinger

(dalam Effendy, 2003:262), ini berarti ketidaksesuaian antara kognisi sebagai aspek

sikap dengan perilaku yang terjadi pada diri seseorang. Orang yang mengalami

disonansi akan berupaya mencari dalih untuk mengurangi disonansinya itu. Jika

seseorang mempunyai informasi atau opini yang tidak menuju kearah menjadi

perilaku, maka informasi atau opini itu akan menimbulkan disonansi dengan perilaku.

Apabila disonansi tersebut terjadi, maka orang akan berupaya menguranginya dengan

jalan merubah perilakunya, kepercayaan atau opininya.

2.8. Teori inokulasi

Teori inokulasi atau teori suntikan yang pada mulanya ditampilkan oleh

MCGuire ini mengambil analogi dari peristiwa medis. Orang yang secara fisik tidak

siap untuk menahan penyakit infeksi, seperti cacar dan polio, memerlukan inokulasi

(suntikan) vaksin untuk merangsang mekanisme daya tahan tubuhnya supaya dapat

melawan penyakit tersebut. Teori inokulasi (suntikan) menyatakan bahwa lebih baik

mempersenjatai terbujuk (persuadee) dengan counterarguments daripada

membiarkan tidak siap menyangkal perspektif lawan. Orang yang tidak memiliki

informasi mengenai suatu hal atau tidak menyadari posisi mengenai hal tersebut,

maka ia akan lebih mudah untuk dipersuasi atau dibujuk, oleh karena ia tidak siap

untuk menolak argumentasi si persuader atau pembujuk. Suatu cara untuk

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

35

membuatnya agar tidak terkena pengaruh adalah menyuntiknya dengan argumentasi

balasan (counterarguments) (Effendy, 2003:263).

2.9. Teori Kategori Sosial

Teori kategori sosial menyatakan adanya perkumpulan-perkumpulan,

kebersamaan-kebersamaan atau kategori sosial pada masyarakat urban-industrial

yang perilakunya ketika diterpa perangsang-perangsang tertentu hampir seragam

(Effendy, 2003:276). Asumsi dasar dari teori kategori sosial adalah teori sosiologis

yang menyatakan bahwa meskipun masyarakat modern sifatnya heterogen, penduduk

yang memiliki sejumlah ciri yang sama akan mempunyai pola hidup tradisional yang

sama. Persamaan gaya, orientasi dan perilaku akan berkaitan dengan suatu gejala

seperti pada media massa dalam perilaku yang seragam. Anggota-anggota dari

kategori tertentu akan memilih pesan komunikasi yang kira-kira sama, dan

menanggapinya dengan cara yang hampir sama pula.

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

36

2.10. Kerangka Pikir

ORMAS

MTA

PERSEPSI

KHALAYAK;

KOMUNITAS

NAHDATUL

ULAMA

KECAMATAN

SUSUKAN

RADIO

KOMUNITAS

MTA FM

PROGAM ACARA

JIHAD PAGI MTA

FM

Teori Divusi

Inovasi & Teori

Kategori Sosial

INDIKATOR

PERSEPSI

-Menyerap

-Mengerti

-Menilai

T

O

K

O

H

&

A

N

G

G

O

T

A

Teori Stimuli

Teori Disonansi Kognitif

Teori Inokulasi

Teori Divusi Inovasi

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/3/T1... · KAJIAN TEORI . 2.1. Komunikasi massa . ... Padahal panca indera individu yang satu

37

Penjelasan :

Islam merupakan agama yang paling banyak penganutnya di Indonesia,

demikian juga yang terjadi di wilayah Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang,

Jawa Tengah. Mayoritas masyarakat Islam di wilayah tersebut adalah penganut Islam

dibawah kepemimpinan Ormas Islam Nahdatul Ulama (NU). Kemudian dapat

diceritakan secara singkat, muncul Ormas Islam di Kota Solo (Surakarta) yang

bernama Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA). Antara Ormas NU dan MTA ini terdapat

berbagai macam perbedaan pemahaman tentang Islam yang harus ditaati oleh

pengikutnya masing-masing, hal ini dapat diketahui dari progam acara Jihad Pagi

MTA FM, radio (milik Ormas MTA) yang kualitas dan jangkauan siarannya dapat

diterima dengan baik di wilayah Kecamatan Susukan. Melalui media tersebutlah

menjadi sumber informasi yang dominan yang dapat diakses oleh komunitas

Nahdatul Ulama mengenai Ormas MTA beserta ajarannya. Oleh karena itu peneliti

ingin mengetahui persepsi dari komunitas NU di Kacamatan Susukan, Kabupaten

Semarang, Jawa Tengah terhadap Ormas Islam MTA melalui pesan pada progam

acara Jihad Pagi MTA FM yang diterima masyarakat NU di daerah tersebut. Peneliti

menggunakan teori divusi inovasi dari Everett Rogers untuk mendalami dan

menganalisa khalayak NU tentang persepsinya terhadap Ormas Islam MTA.

Mengenai persepsi itu sendiri, oleh peneliti akan dikaji menggunakan teori persepsi

dari Bimo Walgito. Disamping itu, peneliti juga menggunakan teori-teori lainnya

seperti teori stimuli, teori disonansi kognitif, teori inokulasi, teori divusi inovasi dan

teori kategori sosial untuk menganalisa penelitian ini.