Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Kewirausahaan (Entrepreneurship)
Kewirausahaan (Enterpreneurship) didefinisikan dengan seseorang
yang mengorganisasikan, mengoperasikan dan memperhitungkan resiko
untuk sebuah usaha yang mendatangkan laba1. Dalam pengertian ini
terdapat kata ‘mengorganisasikan’, apakah yang akan diorganisasikan
tersebut. Demikian juga terdapat kata ‘mengoperasikan’ dan
‘memperhitungkan resiko’. seorang pelaku usaha dalam skala kecil
sekalipun dalam menjalankan kegiatannya akan selalu menggunakan
sumber daya. Sumber daya organisasi usaha meliputi, sumber daya
manusia, finansial, peralatan fisik, informasi dan waktu. Dengan demikian
seorang pelaku usaha telah melakukan ‘pengorganisasian’ terhadap
sumber daya yang dimilikinya dalam ruang dan dimensi yang terbatas
serta berusaha ‘mengoperasikan’ sebagai kegiatan usaha guna mencapai
laba. Mengorganisasikan dan mengoperasikan berbagai sumber daya yang
memiliki keterbatasan, jelas mengandung sejumlah resiko. Itulah hal yang
dilakukan oleh seorang pelaku usaha yang memiliki jiwa kewirausahaan.
Berdasarkan definisi ini kewirausahaan dapat dipelajari oleh setiap
individu yang mempunyai keinginan, dan tidak hanya didominasi individu
yang berbakat saja. Singkatnya wirausaha adalah orang yang melihat
1 Mulyadi Nitisusastro, Kewirausahaan & Manajemen Usaha Kecil ( Jakarta : Alfabeta, 2012)
hlm.26
9
adanya peluang, kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk
memanfaatkan peluang tersebut.
Berdasarkan pengertian tersebut, kepribadian seorang entrepreneur
diidentifikasikan, sebagai berikut:
1. Kemauan dan rasa percaya diri (willingness and self-
confidence) merupakan modal utama seorang wirausahawan
adalah kemauan yang kuat serta rasa percaya diri. Mereka
mempunyai keinginan dan kepercayaan bahwa dengan tekad
dan kemauan yang tinggi akan mampu mengatasi semua
permasalahan dilapangan.
2. Fokus pada sasaran (goal setting). Ketika seseorang mulai
terjun kedunia usaha, maka pencapaian pertama dan utama
adalah usahanya tersebut terwujud dalam pengertian berdiri.
Kemudian sasaran kedua usahanya mampu bertahan. Sasaran
berikutnya adalah usaha tersebut mamou tumbuh, berkembang
dan bermanfaaat bagi lingkungannya.
3. Pekerja Keras (Hard Worker). Sesorang wirausaha termotivasi
untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan dorongan naluri
dan keinginannya. Yang mereka kejar adalah kepuasan batin,
tidak merasa dibatasi oleh waktu dan ruang melainkan lebih
berorientasi terhadap hasil kerja yang ingin dicapai.
4. Berani mengambil resiko (Risk taking) seorang enterpreuner
harus memiliki sikap berani mengambil resiko, artinya segala
10
tindakan akan atau tidak akan diambil setelah diperhitungkan
besar atau kecilnya dampak yang akan dihadapi.
5. Tanggung jawab (Accountability) seorang wirausahawan pada
umumnya berusaha keras untuk menggapai keberhasilan. Guna
mengukur tingkat kinerjanya para wirasusahawan biasanya
menggunakan beberapa tolak ukur, antara lain kemampuan
usahanya bertahan hidup, mampu berkembang dan besarnya
hasil yang diperoleh.
6. Inovasi (Innovation). Inovasi pada dasarnya merupakan bakat
khusus yang muncul dari seorang wirausahawan.
7. Skill at organizing. Entrepreneur mempunyai kemampuan
menempatkan orang sesuai bidang dan kemampuannya2.
Memperhatikan kondisi di atas, pembekalan dan penanaman jiwa
entrepreneur pada mahasiswa diharapkan dapat memotivasi mahasiswa
untuk melakukan kegiatan kewirausahaan. Pengalaman yang diperoleh di
bangku kuliah ini diharapkan dapat dilanjutkan setelah lulus, sehingga
munculah wirausahawan baru yang berhasil menciptakan kerja, sekaligus
menyerap tenaga kerja agar dapat mengurangi pengangguran dan
kemiskinan yang ada dilingkungan sekitar.
2 Ibid., hlm.29-33
11
2.2 Pelapisan logam (Elektroplating)
Elektroplating merupakan suatu proses pelapisan yang
menggunakan prinsip pengendapan logam dengan cara eletrokimia. Benda
kerja yang akan dilapisi dijadikan katoda, sedangkan logam yang melapisi
benda kerja dijadikan sebagai anoda. Kedua elektroda berada dalam
larutan elektrolit dan dihubungkan dengan catu daya arus searah.
Gambar 2.1 Rangkaian proses elektroplating
Proses pengendapan secara elektrokimia memiliki pengertian yaitu
mengalirnya arus searah melalui suatu larutan berkaitan dengan gerak
partikel bermuatan ion. Arus yang masuk kedalam larutan disebut
elektron, pada anoda terjadi oksidasi sedangkan pada katoda berlangsung
reduksi. Ion yang bergerak ke anoda disebut anion, sedangkan yang
menuju ke katoda dinamakan kation3. Selain itu pelapisan logam secara
elektrokimia bertujuan untuk melapisi logam pada permukaan logam atau
permukaan yang konduktif melalui proses elektrokimia atau elektrolisis,
3 Anton J.H dan Tomijiro kaneko, Mengenal Pelapisan Logam (Elektroplating) ( Yogyakarta : ANDI
OFFSET, 1992) hlm.2-3
12
agar mencapai permukaan yang tahan korosi dan penampilannya bagus,
mengkilap dan cemerlang dari segi estetika4 .
Pelapisan secara listrik (elektroplating) ialah elektrodeposisi
pelapis atau coating logam yang melekat ke elektroda (katoda) untuk
menjaga subtract dengan memberikan permukaan dengan sifat dan
dimensi berbeda dari logam basisnya tersebut.5
Umumnya logam besi dapat dilapisi dengan Nikel, krom, emas,
tembaga, platina, timah, seng, perak, tetapi setiap jenis anoda yang akan
dilapisi ke katoda harus menggunakan larutan elektrolit yang sesuai
dengan jenis anoda yang akan dilapisi.6
Gambar 2.2 Skema sim Chrome plating
Media larutan elektrolit pada proses pelapisan electroplating
bertujuan sebagai pembawa electron atau ion-ion dari anoda (bahan
pelapis) menuju kepermukaan katoda (benda kerja). Kecepatan pelapisan
tergantung dari besarnya arus listrik DC yang dipergunakan dan lama
4 Riyanto, Ph.D, Elektrokimia dan Aplikasinya (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013) hlm. 25 5 Anton J.H dan Tomijiro kaneko, Op.Cit., hlm.25 6 Tony Bird, Kimia untuk Universitas, (Jakarta : PT. Gramedia, 1987) hlm.42
13
pelapisan. Besar arus listrik dalam satuan amper dan lama proses pelapisan
dalam satuan detik atau menit.7
Dalam teknologi pengerjaan logam, proses plating termasuk ke
dalam proses pengerjaan akhir (metal finishing). Adapun fungsi dan tujuan
dari pelapisan logam adalah sebagai berikut :
1. Pelapisan Dekoratif
Pelapisan dekoratif bertujuan untuk menambah keindahan tampak
luar suatu benda atau produk. Sekarang ini pelapisan dengan bahan krom
sedang digemari karena warnanya yang cemerlang, tidak mudah terkorosi
dan tahan lama. Produk yang dihasilkan banyak digunakan sebagai
aksesoris pada kendaraan bermotor baik yang beroda 2 maupun pada
kendaraan beroda 4. Dengan kata lain pelapisan ini hanya untuk
mendapatkan bentuk luar yang baik saja. Logam-logam yang umum
digunakan untuk pelapisan dekoratif adalah emas, perak, nikel dan krom.
2. Pelapisan Protektif
Pelapisan protektif adalah pelapisan yang bertujuan untuk
melindungi logam yang dilapisi dari serangan korosi karena logam pelapis
tersebut akan memutus interaksi dengan lingkungan sehingga terhindar
dari proses oksidasi.
3. Pelapisan Protektif untuk sifat khusus permukaan
Pelapisan ini bertujuan untuk mendapatkan sifat khusus permukaan
seperti sifat keras, sifat tahan aus dan sifat tahan suhu tinggi atau gabungan
7 Irfan Ansory, Penuntun Pelajaran kimia, ( Bandung : Ganesa Exact, 1985) hlm.18
14
dari beberapa tujuan diatas secara bersama-sama. Misalnya dengan
melapisi bantalan dengan logam nikel agar bantalan lebih keras dan tidak
mudah aus akibat gesekan pada saat berputar.
2.3 Peralatan dan Bahan Chrome Plating
2.3.1 Alat persiapan plating
1. Mesin gerinda dan poles
Dalam proses elektroplating chrome, benda kerja harus melalui
beberapa tahapan. Tahap awal dalam proses chrome adalah proses
pemolesan. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan permukaan benda
kerja yang halus dan bersih, untuk tahap pemolesan dibutuhkan mesin
dinamo motor berkekuatan minimal 1 tenaga kuda atau 1 PK dengan
kecepatan putar minimal 2800 putaran tiap menit atau 2800 RPM.
Gambar 2.3 Mesin gerinda dan poles
Semakin kuat dan cepat putaran dinamo motor, maka semakin
baik hasilnya. Namun demikian sebaiknya jangan terlalu berlebihan
karena putaran dinamo yang sangat cepat dapat membahayakan.
Penggunaan dinamo motor dengan tenaga dan putaran yang lebih kecil
15
dari yang dibutuhkan akan mengurangi kualitas hasil dan efisiensi waktu.
Kekuatan dinamo motor yang standart adalah 1 phase atau 3 phase,
tenaga 1 PK sampai 3 PK, kecepatan 2800 RPM sampai 3000 RPM.
2. Kain poly poles
Kain poly poles merupakan kain sintetis yang dipotong berbentuk
lingkaran, terdiri dari beberapa lembaran kain yang dijahit menjadi satu.
Kain poles digunakan untuk menghaluskan benda kerja dan sebagai media
tempel bubuk poles atau batu ijo (langsol). Kain poles memiliki berbagai
macam ukuran yaitu 4ʹʹ, 5ʹʹ , 6ʹʹ dan 8ʹʹ. Diameter kain poles yang akan
digunakan harus disesuaikan dengan benda kerja yang ingin dipoles.
Gambar 2.4 Kain poles
3. Langsol
Langsol (Batu ijo) berguna untuk memberikan warna kilap pada
saat proses pemolesan benda kerja.
Gambar 2.5 Langsol
16
4. Paint remover
Paint remover merupakan pembersih cat khusus terdiri dari pelarut
aktif yang dikombinasikan dengan lilin. Paint Remover berguna untuk
menghilangkan lapisan cat pada logam agar mempermudah proses
pemolesan benda kerja.
Gambar 2.6 Paint remover
2.3.2 Alat dan bahan elektroplating
1. Rectifier
Di dalam proses electroplating umumnya dibutuhkan arus listrik
DC (Direct Current). Sebagai sumber arus DC bisa menggunakan accu
atau rectifier. Accu menghasilkan arus DC yang murni, hanya pada
penggunaanya tidak bisa diatur voltnya, sehingga tidak fleksibel dan
efisien. Rectifier adalah alat yang berfungsi mengubah arus AC (PLN atau
Generator) menjadi arus DC.
17
Gambar 2.7 Rectifier khusus Plating
Agar mempermudah dan menekan biaya pengadaan alat rectifier
untuk chrome yang terbilang cukup mahal, maka solusi yang dapat
digunakan adalah dengan merancang sendiri rectifier sesuai dengan
kemampuan dan kapasitas yang diinginkan. Rectifier yang akan dibuat
untuk proses plating ini memiliki kapasitas 25 Ampere dengan input 220V
dan output 12V. Berikut komponen utama yang dibutuhkan untuk
merancang rectifier.
a. Trafo
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan
dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke
rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet8.
Transformator yang akan digunakan berjenis trafo step down yang
memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer, sehingga
berfungsi sebagai penurun tegangan. kapasitas trafo yang akan
digunakan 25 ampere dengan output 12v.
8 Daryanto, Teknik Elektronika: Keterampilan Elektronika, (Bandung: Satu Nusa, 2010) hlm. 28
18
Gambar 2.8 Trafo stepdown
b. MCB (Miniature Circuit Breaker)
MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah saklar atau perangkat
elektromekanis yang berfungsi sebagai pelindung rangkaian instalasi
listrik dari arus lebih (over current).9 Terjadinya arus lebih ini, mungkin
disebabkan oleh beberapa gejala, seperti: hubungan singkat (short circuit)
dan beban lebih (overload). MCB sebenarnya memiliki fungsi yang sama
dengan sekring (fuse), yaitu akan memutus aliran arus listrik circuit ketika
terjadi gangguan arus lebih. Yang membedakan keduanya adalah saat
terjadi gangguan, MCB akan trip dan ketika rangkaian sudah normal,
MCB bisa di ON-kan lagi (reset) secara manual, sedangkan fuse akan
terputus dan tidak bisa digunakan lagi.
MCB biasa diaplikasikan atau digunakan pada instalasi rumah
tinggal, pada instalasi penerangan, pada instalasi motor listrik di industri
dan lain sebagainya.
9 Trikueni dermanto. 2014 “Desain sistem kontrol”. Diperoleh 18 Maret 2015 dari
http://trikueni-desain-sistem.blogspot.com/2014/04/Pengertian-MCB.html
19
Gambar 2.9 MCB
c. Dioda Bridge
Dioda adalah sambungan bahan p-n yang berfungsi terutama
sebagai penyearah. Bahan tipe-p akan menjadi sisi anode, sedangkan
bahan tipe-n akan menjadi katode10
.
Gambar 2.10 dioda bridge
Dioda bridge atau dikenal dengan sebutan jembatan dioda adalah
rangkaian yang digunakan untuk penyearah arus ( rectifier ) dari AC ke
DC. Elemen dioda berasal dari dua kata elektroda dan katoda. Diode
memiliki simbol khusus, yaitu anak panah yang memiliki garis melintang
pada ujungnya. Alasan dibuatnya symbol tersebut adalah karena sesuai
10 Daryanto, Op.Cit., hlm.13
20
dengan prinsip kerja dari dioda. Anoda ( kaki positif = P) terdapat pada
bagian pangkal dari anak panah tersebut dan katoda ( kaki negative = N )
terdapat pada bagian ujung dari anak panah.11
d. Heatsink (Pendingin)
Heatsink sering disebut sebagai material yang dapat menyerap dan
mendisipasi panas dari suatu tempat yang bersentuhan dengan sumber
panas dan membuangnya.12
Heatsink digunakan pada beberapa teknologi
pendingin seperti refrigeration, mesin pemanas dan pendingin elektronik
Gambar 2.11 Pendingin alumunium
Heatsink dapat diaplikasikan pada beberapa jenis pendingin
sehingga performa dari heatsink sendiri dapat berbeda-beda tergantung
pada pendingin tambahan yang menyertainya.
11 Komponen Elektronika. 2014 “Dioda Bridge”. Diperoleh 18 Maret 2015 dari http://komponenelektronika.biz/dioda-bridge.html 12
DuniComp. 2014 “Heatsink fan”. Diperoleh 20 Maret 2015 dari https://dunicomp.wordpress.com/materi-pembelajaran/heatsink-fan/
21
2. Anoda
Anoda merupakan salah satu bagian terpenting dari proses
pelapisan logam. Anoda yang digunakan harus sesuai dengan jenis
pelapisan yang akan dilakukan, untuk pelapisan tembaga menggunakan
anoda tembaga, pelapisan nikel menggunakan anoda nikel dan pelapisan
chrome menggunakan anoda timah.
Anoda dapat berbentuk lempengan logam yang masif atau dapat
juga berbentuk bola atau potongan-potongan kecil. Ada dua jenis anoda,
yaitu anoda yang terbuat dari logam yang akan diendapkan (anoda larut)
dan anoda yang terbuat dari logam lain yang tidak larut dalam rendaman
(anoda inert).13
Gambar 2.12 Anoda timah
3. Katoda
Katoda atau benda kerja dapat memiliki bermacam bentuk dan
dapat terbuat dari beraneka logam, yang terpenting katoda harus bersifat
konduktor sehingga proses pelapisan logam dapat berlangsung dan ion
logam dapat menempel pada katoda.
13 Anton J.H dan Tomijiro kaneko, Op.Cit., hlm.36
22
Gambar 2.13 Benda kerja (katoda)
4. Bak Cairan Elektrolit
Bak digunakan untuk menampung cairan elektrolit yang berfungsi
sebagai media penghantar dalam proses perpindahan ion logam. Bak yang
digunakan ialah bak yang terbuat dari bahan non logam, seperti bahan
plastik, fiberglass dan karet. Dibutuhkan tiga buah bak untuk menampung
larutan elektrolit, karena tiap proses pelapisan memiliki cairan elektrolit
yang berbeda. Ukuran bak dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kuantitas
senyawa larutan elektrolit.
Bak yang digunakan dalam proses plating ini terbuat dari plastik
ABS yang mudah didapat dipasaran, memiliki dimensi panjang 30cm,
lebar 21cm, tinggi 20cm dan mampu menampung cairan elektrolit
sebanyak 12 liter. Banyaknya cairan elektrolit disesuaikan dengan besar
kecilnya benda kerja yang akan dilapisi.
23
Gambar 2.14 Bak larutan elektrolit
5. Penyaring Larutan
Filter digunakan untuk menyaring kotoran yang mengendap dalam
bak larutan, agar kotoran tidak melekat pada benda kerja saat proses
pelapisan berlangsung. Filter yang digunakan dalam proses ini
menggunakan filter aquarium, karena memiliki daya saring yang baik
selain itu filter aquarium ini harganya murah dan mudah didapat.
Gambar 2.15 Filter Aquarium
24
6. Pompa Larutan
Pompa larutan digunakan untuk memompa larutan elektrolit yang
dialirkan ke filter untuk disaring kotorannya dan juga dapat digunakan
sebagai pengaduk larutan dengan memanfaatkan aliran pompa yang cukup
besar. Pompa larutan tersebut dapat menggunakan pompa untuk aquarium,
karena komponen utamanya terbuat dari PVC yang tahan terhadap air dan
larutan.
Gambar 2.16 Pompa Aquarium
7. Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit dalam proses elektroplating berfungsi sebagai
media perantara berpindahnya partikel logam yang berionisasi dari plat
anoda ke benda kerja yang ingin dilapisi. Proses berpindahnya ion logam
dengan bantuan arus listrik melalui larutan elektrolit ini membuat ion
logam menempel pada benda kerja yang akan dilapisi. Ion logam dapat
diperoleh dari cairan elektrolit maupun berasal dari pelarutan anoda logam
didalam cairan elektrolit.
25
Gambar 2.17 Proses berpindahnya ion pada larutan
Pada sistem elektrokimia bila diberi beda tegangan, ion-ion
bergerak menuju elektroda. Kation bergerak ke katoda, anion bergerak ke
anoda. Masing-masing ion memiliki lajunya sendiri, yang bila
tegangannya satu (satuan), laju tersebut dinamai mobilitas atau
konduktivitas ion individu.14
Tiap proses pelapisan memerlukan cairan elektrolit yang berbeda
tergantung bahan pelapisnya (anoda), umumnya benda kerja dilapisi
dengan tembaga atau nikel, yang merupakan lapisan pelindung
sebenarnya, kemudian dilanjutkan dengan pelapisan Chrome sebagai
lapisan dekoratif15
.
14
Anton J.H dan Tomijiro kaneko, Loc.Cit., hlm.3 15
Ralph H. Petrucci, Suminar, Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern, (Bogor: Erlangga, 1985) hlm. 149
26
Table 1. Formulasi Larutan Elektrolit Tembaga
Table 2. Formulasi Larutan Elektrolit Nickel
Table 3. Formulasi Larutan Elektrolit Chrome
Dalam proses pencampuran bahan larutan elektrolit harus
dilakukan secara teliti dan steril karena bahan elektrolit yang digunakan
sangat sensitif dan mudah terkontaminasi apabila tercampur dengan bahan
lain.
No. Nama Larutan Optimum
1 Aquades 10 Lt
2 Brass salt 1,2 kg
No. Nama Larutan Optimum
1 Aquades 10 Lt
2 Boric acid 400 gr
3 Nickel sulphate 2,5 kg
4 Nickel chloride 600 gr
5 Brightener 07 (magnum) 10 cc
6 Brightener 06 (AM) 300 cc
7 Temperatur larutan 50-65°c
No. Nama Larutan Optimum
1 Aquades 10 Lt
2 Chromic acid 2 kg
3 Katalis WR-1 20 gr
4 Asam Sulphate 4,7 cc
5 Temperatur larutan 40-50°C
27
2.4 Parameter terhadap Kualitas Lapisan
Beberapa parameter yang dapat mempengaruhi pelapisan logam
diantaranya adalah konsentrasi larutan, rapat arus, temperatur dan waktu
pelapisan.
1. Konsentrasi Larutan
Elektrolit adalah Suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik16
. Pada
dasarnya elektrolit yang dipergunakan dalam bentuk larutan asam/basa
dicampur dengan air murni. Air murni yang dimaksudkan adalah air yang
tidak mengandung zat yang dapat merubah sifat elektrolit dengan tujuan
antara lain:
a. Unsur logam yang dideposisikan (dilarutkan)
b. Membentuk kompleks dengan ion logam deposisinya
c. Menyediakan sarana hantaran listrik
d. Stabilisasi larutan
e. Stabilisasi tingkat keasaman (pH)
f. Mengubah/mengatur bentuk fisik deposit
g. Membantu larutan anoda
h. Mengatur sifat-sifat lain larutan/depositnya
Dalam proses pelapisan chrome, temperatur elektrolit juga sangat
menetukan hasil lapisan. Temperatur diatur sesuai dengan ketentuan yang
sudah ada. Untuk meratakan distribusi ion agar ketebalan yang diperoleh
16 Raymond Chang, Kimia Dasar: Konsep – konsep Inti, (Bandung: Erlangga, 2004) hlm. 90
28
sama maka dalam proses pelapisan dibutuhkan pengaduk dengan
menggunakan udara dengan cara dihembuskan melalui kompresor
kedalam larutan elektrolit, bisa juga secara mekanik yaitu diaduk langsung
dengan menggunakan pengaduk.
Arus yang digunakan juga harus disesuaikan dengan luasan
permukaan yang dilapisi dimana semakin luas permukaan yang dilapisi
maka arus yang digunakan juga harus semakain besar, tapi bukan berarti
boleh melebihi ketentuan yang sudah ada.
2. Rapat arus
Rapat arus adalah harga yang menyatakan jumlah arus listrik yang
mengalir persatuan luas permukaan elektroda. Kenaikan tegangan anatara
kedua elektroda akan meningkatkan jumlah atom yang terionisasi. Selain
itu medan listrik antara kedua elektroda semakin besar maka ion atupun
elektron akan lebih cepat bergerak, akibatnya pembentukan lapisan pada
katoda semakin cepat17
. Ada dua macam rapat arus yaitu rapat arus anoda
dan rapat arus katoda. Pada proses elektroplating rapat arus yang
diperhitungkan adalah rapat arus katoda, yaitu banyaknya arus listrik yang
diperlukan untuk mendapatkan ion-ion logam pada tiap satuan luas
permukaan benda kerja yang akan dilapis. Untuk proses electroplating
faktor rapat arus memegang peranan sangat penting, karena akan
mempengaruhi hasil pelapisan pada permukaan benda yang dilapisi.
17 Riyanto, Ph.D, Op.Cit., hlm.37
29
3. Temperatur dan waktu pelapisan
Perlakuan Temperatur larutan dapat mempercepat keberhasilan
pelapisan, hal ini disebabkan karena pemberian suhu merupakan
pemberian energi termal pada elektron sehingga energi kinetiknya semakin
meningkat dan kecepatan elektron menjadi lebih meningkat, selain itu
kenaikan suhu menjadikan larutan menjadi lebih encer sehingga gerak
elektron menjadi lebih leluasa18
. Suhu terlalu rendah dan rapat arus yang
cukup optimum akan mengakibatkan hasil pelapisan menjadi kasar dan
kusam, tetapi jika suhu tinggi dengan rapat arus yang optimum maka hasil
pelapisan menjadi tidak merata. Waktu pelapisan akan mempengaruhi
terhadap kuantitas dari hasil pelapisan yang terjadi dipermukaan benda
yang dilapis, semakin lama waktu pelapisan semakin banyak ion logam
yang menempel pada katoda. Dengan demikian lapisan yang terbentuk
juga semakin tebal.
18 Riyanto, Ph.D, Loc.Cit., hlm.37-38