21
14 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasa Pada kajian teori variasi bahasa akan dibahas terkait definisi, fungsi, bentuk, macam dan makna dari variasi bahasa. Variasi Bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Dalam hal variasi bahasa ini ada dua pandangan. Pertama, variasi itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu.Jadi variasi bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Kedua, variasi bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alatinteraksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Kedua pandangan ini dapat saja diterima ataupun ditolak. Yang jelas, variasi bahasa itu dapat diklasifikasikan berdasarkan adanya keragaman sosial dan fungsi kegiatan didalam masyarakat sosial. Namun Halliday membedakan variasi bahasa berdasarkan pemakai (dialek) dan pemakaian (register). Berikut ini akan dibicarakan variasi-variasi bahasa tersebut, dimulai dari segi penutur ataupun dari segi penggunanya. 2.2.1 Definisi Variasi Bahasa Seiring dengan perkembangan zaman, bahasa tersebut juga mengalami perkembangan. Perkembangan teknologi juga ikut andil dalam perkembangan bahasa. Perbedaan golongan, pekerjaan, aktivitas, komunitas, juga memberikan andil terhadap keanekaragaman bahasa. Hal-hal tersebut bisa

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasaeprints.umm.ac.id/40143/3/BAB II.pdf · variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan sintaksis (Chaer dan

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasaeprints.umm.ac.id/40143/3/BAB II.pdf · variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan sintaksis (Chaer dan

14

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Variasi Bahasa

Pada kajian teori variasi bahasa akan dibahas terkait definisi, fungsi, bentuk,

macam dan makna dari variasi bahasa. Variasi Bahasa disebabkan oleh adanya

kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang

sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen.

Dalam hal variasi bahasa ini ada dua pandangan. Pertama, variasi itu dilihat

sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman

fungsi bahasa itu.Jadi variasi bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya

keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Kedua, variasi bahasa itu

sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alatinteraksi dalam kegiatan

masyarakat yang beraneka ragam. Kedua pandangan ini dapat saja diterima

ataupun ditolak. Yang jelas, variasi bahasa itu dapat diklasifikasikan

berdasarkan adanya keragaman sosial dan fungsi kegiatan didalam masyarakat

sosial. Namun Halliday membedakan variasi bahasa berdasarkan pemakai (dialek)

dan pemakaian (register). Berikut ini akan dibicarakan variasi-variasi bahasa

tersebut, dimulai dari segi penutur ataupun dari segi penggunanya.

2.2.1 Definisi Variasi Bahasa

Seiring dengan perkembangan zaman, bahasa tersebut juga

mengalami perkembangan. Perkembangan teknologi juga ikut andil dalam

perkembangan bahasa. Perbedaan golongan, pekerjaan, aktivitas, komunitas,

juga memberikan andil terhadap keanekaragaman bahasa. Hal-hal tersebut bisa

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasaeprints.umm.ac.id/40143/3/BAB II.pdf · variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan sintaksis (Chaer dan

15

dikat akan sebagai salah satu penyebab munculnya variasi bahasa. Terjadinya

keragaman atau kevariasian bahasa itu tidak hanya disebabkan oleh para

penuturnya yang tidak bisa hidup sendiri, tetapi juga karena kegiatan interaksi

sosial yang mereka lakukan berbeda-beda. Setiap orang mempunyai kegiatan yang

berbeda-beda pula. Setiap individu penutur menyebabkan keberagaman bahasa

tersebut. Penutur yang berada diwilayah yang sangat luas akan menimbulkan

keberagaman bahasa yang lebih banyak.

Di dalam Linguistik, bahasa tidak hanya dipahami sebagai tanda saja

tetapi juga dipandang sebagai sistem sosial, sistem komunikasi, dan sebagai

bagian dari kebudayaan masyarakat tertentu. Oleh karena itu, dalam penelitian

yang berdasarkan ancangan sosiolinguistik akan memperhitungkan bagaimana

pemakaiannya di dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial.

Variasi bahasa atau ragam bahasa adalah penggunaan bahasa menurut

pemakainya, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut

hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan serta menurut

medium pembicaraan (KBBI, 2003: 920).

Sebuah bahasa telah memiliki sistem dan subsistem yang dapat dipahami

secara sama oleh para penutur bahasa tersebut. Meskipun penutur itu berada

dalam masyarakat tutur yang sama, tidak merupakan kumpulan manusia

homogen, maka wujud bahasa yang kokret yang disebut parole menjadi tidak

seragam atau bervariasi. Keragaman atau kevariasian bahasa ini tidak hanya

terjadi karena para penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga kegiatan dan

interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam (Chaer dan Agustina,

2004: 85).

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasaeprints.umm.ac.id/40143/3/BAB II.pdf · variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan sintaksis (Chaer dan

16

Dalam variasi bahasa ini, terdapat dua pandangan. Pertama, variasi atau

ragam bahasa dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial peutur bahasa dan

keragaman fungsi bahasa itu. Kedua, variasi atau ragam bahasa itu sudah ada

untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat

yang beraneka ragam. Chaer dan Agustina (2004: 82), membedakan variasi

bahasa menjadi empat, yaitu variasi bahasa dari segi penutur, pemakaian,

keformalan, dan sarana.

Sesuai dengan sifatnya yang fleksibel, bahasa akan terus berkembang

dan bervariasi sesuai dengan perkembangan zaman. Terjadinya keragaman

atau kevariasian bahasa di dalam masyarakat tidak hanya disebabkan oleh

masyarakatnya yang heterogen tetapi juga perbedaan pekerjaan, profesi

jabatan atau tugas para penutur dapat menyebabkan adanya variasi bahasa

(Suyanto, 2011: 81).

2.2 Fungsi Variasi Bahasa

Fungsi bahasa yang utama adalah untuk berkomunikasi. Komunikasi

dilakukan oleh manusia yang merupakan mahluk sosial. Manusia sebagai mahkluk

sosial yang selalu dituntut untuk berinteraksi dengan manusia yang lain. Manusia

merupakan mahkluk yang diciptakan untuk hidup berhubungan dengan orang lain.

Proses interaksi tersebut membutuhkan alat bantu untuk berhubungan dengan

individu yang lain. Atas dasar hal tersebut kemudian munculah apa yang

disebut variasi bahasa. Variasi bahasa sendiri muncul karena proses interaksi sosial

dari para pelaku bahasa yang beragam. Bahasa merupakan salah satu alat bantu

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasaeprints.umm.ac.id/40143/3/BAB II.pdf · variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan sintaksis (Chaer dan

17

untuk berinteraksi dengan manusia lain. Semua gagasan, ide, maupun maksud dari

penutur disampaikan melalui bahasa.

Ciri variasi bahasa yang terjadi karena adanya perbedaan bidang pemakaian

antara lain leksikogramatis, fonologis, ciri penunjuk yang berupa bentuk kata tertentu,

penanda gramatis tertentu, atau bahkan penanda fonologi yang memiliki fungsi untuk

memberi tanda kepada para pelaku bahasa bahwa inilah register yang dimaksud.

Penanda atau ciri itu pulalah yang membedakan antara register satu dengan yang

lainnya.

2.3 Bentuk dan Macam-Macam Variasi Bahasa

Variasi bahasa dapat juga dibedakan menjadi dua macam bentuk, yaitu

register dan dialek. Dialek merupakan ragam bahasa berdasarkan pemakainya,

sedangkan register merupakan ragam bahasa berdasarkan pemakaiannya. Dalam

kehidupan, seseorang mungkin saja hidup dengan satu dialek, tetapi tidak

hanya hidup dengan satu register, sebab dalam kehidupannya sebagai anggota

masyarakat, bidang yang dilakukan pasti lebih dari satu. Adanya faktor-faktor sosial

dan faktor situasional yang mempengaruhi pemakaian bahasa menimbulkan

variasi-variasi bahasa. Dengan timbulnya variasi bahasa menunjukkan bahwa

bahasa itu bersifat aneka ragam dan mana suka.

Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya, atau

fungsinya disebut fungsiolek, ragam, atau register. Variasi bahasa berdasarkan

pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan dan

bidang apa. Variasi bahasa berdasarkan bidang kegiatan ini yang paling tampak

cirinya adalah kosakata. Setiap bidang kegiatan ini biasanya memunyai sejumlah

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasaeprints.umm.ac.id/40143/3/BAB II.pdf · variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan sintaksis (Chaer dan

18

kosakata khusus atau tertentu yang tidak digunakan dalam bidang lain. Namun,

variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan

sintaksis (Chaer dan Agustina, 2004: 89).

2.3.1 Register

Register merupakan salah satu bentuk gejala variasi bahasa yang

disebabkan oleh perbedaan bidang pemakaian. Register merupakan proses

atau hasil dari pemakaian kosakata khusus yang berkaitan dengan jenis

pekerjaan maupun kelompok sosial tertentu. Menurut Suwito (1985: 25)

mengemukakan bahwa register sebagai bentuk variasi bahasa yang disebabkan

sifat khas kebutuhan pemakainya. Register dengan kata lain bisa diartikan

sebagai suatu bahasa yang biasa dipergunakan pada saat ini, bahasa yang

tergantung pada apa saja yang dikerjakanya dan sifat kegiatanya mencerminkan

aspek lain dari tingkat sosial yang biasanya melibatkan masyarakat tertentu.

Register merupakan ragam bahasa berdasarkan pemakaianya, yaitu

bahasa yang digunakan tergantung pada apa yang sedang dikerjakan dan sifat

kegiatannya. Register mencerminkan aspek lain dari tingkat sosial, yaitu

proses sosial yang merupakan proses macam- macam kegiatan sosial yang

biasanya melibatkan orang. Register merupakan bentuk makna khususnya

dihubungkan dengan konteks sosial tertentu, yang di dalamnya banyak

kegiatan dan sedikit percakapan, yang kadang- kadang sering disebut dengan

bahasa tindakan.

Register menurut Halliday (2010: 54) merupakan konsep semantik yang

dapat didefinisikan sebagai suatu susunan makna yang dihubungkan secara

khusus dengan susunan tertentu dari medan, pelibat, dan sarana. Ungkapan

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasaeprints.umm.ac.id/40143/3/BAB II.pdf · variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan sintaksis (Chaer dan

19

susunan makna register termasuk juga ungkapan dari ciri leksiko gramatis da

fonologis yang secara khusus menyertai atau menyatakan makna-makna.

Register dipahami sebagai konsep semantik yaitu sebagai susunan

makna yang dikaitkan secara khusus dengan susunan situasi tertentu. Konsep

situasi menurut Halliday mengacu pada tiga hal, yaitu (1) medan (field), (2)

pelibat (tenor), (3) sarana (mode). Medan mengacu pada hal yang sedang

terjadi atau pada saat tindakkan berlangsung, apa sesungguhnya yang sedang

disebutkan oleh para pelibat (bahasa termasuk sebagai unsur pokok tertentu).

Pelibat menunjukan pada orang yang turut mengambil bagian, sifat para pelibat,

kedudukan dan peran mereka. Sarana menunjuk pada peranan yang diambil

bahasa dalam situasi tertentu, seperti bersifat membunjuk, menjelaskan,

mendidik, dan sebagainya.

Ciri-ciri register secara umum adalah pertama register hanya mengacu

pada pemakaian kosakata khusus yang berkaitan dengan kelompok pekerja yang

berbeda. Kedua, bahasa register sesuai dengan situasi komunikasi yang terjadi

berulang secara teratur dalam suatu masyarakat yang berkenaan dengan

pertisipan, tempat, fungsi-fungsi komunikatif. Ketiga, register digunakan oleh

suatu kelompok ataupun masyarakat tertentu sesuai dengan profesi dan

keahlian yang sama.

Dapat disimpulkan dari uraian tentang register diatas, register adalah

ragam bahasa menurut pemakaianya, yaitu bahasa yang digunakan tergantung

pada apa yang sedang dikerjakan dan sifat kegiatannya. Register

mencerminkan aspek lain dari tingkat sosial, yaitu proses sosial yang

merupakan macam- macam kegiatan sosial yang selalu melibatkan orang.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasaeprints.umm.ac.id/40143/3/BAB II.pdf · variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan sintaksis (Chaer dan

20

2.3.2 Dialek

Dialek merupakan variasi bahasa yang dibedakan oleh perbedaan asal

penutur dan perbedaan kelas sosial penutur, oleh karena itu, muncul konsep

dialek geografis dan dialek sosial (sosiolek). Dialek berasal dari bahasa

Yunani yaitu dialektos. Dialektologi merupakan ilmu yang

mempelajari ilmu kebahasaan yang terdapat dalam suatu bahasa yang

disebabkan oleh faktor geografis. Meillet dalam Ayatrohaedi (2002:

23) menyatakan bahwa ciri utama dialek adalah perbedaan dalam

kesatuan dan kesatuan dalam perbedaan. Selain itu terdapat dua ciri-ciri

lain yang ada dalam dialek yaitu:

a) Dialek ialah seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbeda-beda,

yang memiliki ciri-ciri umum dan masing-masing lebih mirip

sesamanya dibandingkan dengan bentuk ujaran lain dari bahasa yang

sama.

b) Dialek tidak harus mengambil seluruh bentuk ujaran dari sebuah

bahasa.

Selain itu, Mahsun (2014: 11) menyatakan bahwa dialektologi

merupakan ilmu tentang dialek atau cabang dari linguistik yang

mengkaji perbedaan-perbedaan isolek dengan memperlakukan

perbedaan tersebut secara utuh. Perbedaan isolek satu dengan isolek

lainnya dianalisis sehingga dapat ditentukan eksistensi sebuah isolek

sebagai bahasa, sebagai dialek atau sebagai subdialek.

Dalam komponen bahasa, Chaer dan Agustina (2004: 62)

membedakan variasi-variasi bahasa sebagai berikut:

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasaeprints.umm.ac.id/40143/3/BAB II.pdf · variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan sintaksis (Chaer dan

21

2.4 Variasi dari Segi Penutur

Variasi bahasa dari segi penutur dibagi menjadi empat jenis, yakni :

a) variasi bahasa yang bersifat perseorangan (idialek),

b) variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif yang

berada pada satu tempat, wilayah, atau area tertentu (dialek),

c) variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok sosial pada masa

tertentu (kronolek), dan

d) variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial

para penuturya (sosiolek).

Menurut konsepnya, variasi bahasa dari segi penutur memiliki

konsepnya masing-masing. Variasi idiolek adalah variasi yang dimiliki oleh

masingmasing individu seperti warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan

kalimat, dan lain-lain. Berbeda dengan variasi idialek, variasi dialek merupakan

variasi yang dimiliki oleh sekelompok penutur yang menempati suatu wilayah

yang memiliki kesamaan ciri yang menandai bahwa mereka berada pada suatu

dialek. Kemudian variasi kronolek, variasi ini merupakan perbedaan variasi

bahasa yang digunakan pada masa tertentu seperti perbedaan lafal, ejaan,

morfologi, maupun sintaksis. Terakhir merupakan variasi sosiolek. Variasi

sosiolek, yakni variasi yang menyangkut masalah pribadi penuturnya seperti usia,

pendidikan, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, dan lain-lain.

2.5 Variasi dari Segi Pemakaian

Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya, atau

fungsinya disebut dengan fungsiolek. Variasi ini biasanya membicarakan

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasaeprints.umm.ac.id/40143/3/BAB II.pdf · variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan sintaksis (Chaer dan

22

penggunaan gaya, atau tingkat keformalan, dan sarana penggunaan. Variasi

bahasa yang digunakan berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keperluan

dalam bidangnya masing-masing. Misalnya dalam bidang sastra, pendidikan,

militer, jurnalistik, perekonomian, perdagangan, dan lain-lain.

2.6 Variasi dari Segi Keformalan

Berdasarkan tingkat keformalannya, Martin Joos dalam Chaer dan

Agustina (2004: 92) membagi variasi atau ragam bahasa ini atas lima macam

yaitu:

a. Ragam Beku (frozen)

Variasi bahasa yang paling formal yang digunakan dalam situasi-

situasi khidmat, dan upacara-upacara resmi, misalnya dalam upacara kenegaraan,

khotbah di masjid, dan lain-lain. Hal ini Disebut ragam bahasa beku karena pol

dan kaidahnya sudah ditetapkan secara mantap, tidak boleh diubah. Dalam

bentuk tertulis ragam beku ini didapati dalam bentuk dokumen-dokumen

bersejarah, seperti undang-undang dasar, akte notaris, naskah-naskah

perjanjian jual beli, dan lain-lain.

b. Ragam Resmi (formal)

Ragam ini merupakan ariasi bahasa yang digunakan dalam pidato

kenegaraan, rapat dinas, buku-buku pelajaran, dan lain-lain. Ragam resmi ini

pada dasarnya sama dengan ragam bahasa baku atau standar yang hanya

digunakan dalam situasi resmi, dan tidak digunakan dalam situasi tidak resmi.

Misalnya, pembicaraan dalam acara peminangan, pembicaraan dengan seorang

dosen di ruangannya, atau diskusi dalam ruang kuliah.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasaeprints.umm.ac.id/40143/3/BAB II.pdf · variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan sintaksis (Chaer dan

23

c. Ragam Usaha (konsultatif)

Variasi bahasa yang lazim digunakan dalam pembicaraan biasa di sekolah

dan rapat-rapat atau pembicaraan yang berorientasi kepada hasil atau produksi.

Jadi, dapat dikatakan ragam usaha ini adalah ragam bahasa yang paling

operasional. Wujud ragam usaha ini berada di antara ragam formal dan ragam

informal atau ragam santai.

d. Ragam Santai (casual)

Variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi untuk

berbincang-bincang dengan keluarga atau teman karib pada waktu beristirahat,

berekreasi, dan lain-lain. Ragam santai ini banyak menggunakan bentuk alegro,

yakni bentuk kata atau ujaran yang dipendekkan. Kosa katanya banyak dipenuhi

unsur leksikal dialek dan unsur bahasa daerah

e. Ragam Akrab (intimate).

Variasi bahasa yang biasa digunakan oleh para penutur yang hubungannya

sudah akrab, seperti antar anggota keluarga, atau antarteman yang sudah

karib. Ragam ini ditandai dengan penggunan bahasa yang tidak lengkap,

pendek-pendek dan dengan artikulasi yang seringkali tidak jelas.

2.7 Variasi dari Segi Sarana

Variasi bahasa dari segi sarana dapat dilihat dari segi sarananya atau jalur

yang digunakan. Berdasarkan sarana yang digunakan ragam bahasa dibagi

menjadi dua, yakni ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis. Informasi yang

digunakan dalam ragam wacana lisan disampaikan secara lisan yang dibantu

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasaeprints.umm.ac.id/40143/3/BAB II.pdf · variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan sintaksis (Chaer dan

24

oleh unsur-unsur nonsegmental atau unsur nonlinguistik yang berupa nada suara,

gerak-gerik tangan, gelengan kepala, dan sebagainya. Kemudian ragam bahasa

tulis informasi yang digunakan berupa tulisan atau simbol-simbol serta tanda baca

yang memiliki makna agar pembaca dapat mengerti apa yang ditulis.

Variasi (ragam) bahasa dapat juga dilihat dari segi sarana atau jalur yang

digunakan. Dalam hal ini dapat disebut ragam lisan dan ragam tulis, atau juga ragam

berbahasa dengan menggunakan alat tertentu, misalnya dalam bertelepon dan

bertelegram (Chaer dan Agustina, 2004: 95). Masyarakat bilingual atau multilingual

yang memiliki dua bahasa atau lebih harus memilih bahasa atau variasi bahasa mana

yang harus digunakan dalam sebuah situasi. Dalam novel digambarkan

interaksi antartokoh layaknya kehidupan sosial dalam dunia nyata. Oleh karena

itu, keberagaman tokoh, latar, dan situasi sangat mempengaruhi banyaknya variasi

bahasa yang digunakan oleh pengarang.

2.8 Surat Kabar

Surat kabar adalah sebagai bentuk cetakan yang terbit yang memuat

serba-serbi pemberitaan meliputi bidang-bidang politik, ekonomi, sosial,

budaya, pertahanan dan keamanan masyarakat. Surat kabar merupakan sebutan

dari media massa cetak, yang berupa lembaran yang berisi berita-berita dan

iklan yang diterbitkan secara berkala, bisa harian, mingguan, bulanan dan dapat

diterbitkan secara umum. Isi dari berita yang disampaikan harus bersifat aktual

dan bersifat universal, selain itu isi dari pemberitaan dapat diterimah, oleh seluruh

golongan dan kalangan masyarakat.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasaeprints.umm.ac.id/40143/3/BAB II.pdf · variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan sintaksis (Chaer dan

25

Menurut Assegaf (1991: 140), pengertian surat kabar adalah penerbitan

yang berupa lembaran-lembaran yang berisi berita-berita, karangan-karangan

dan iklan yang dicetak dan terbit secara tetap atau periodik dan dijual untuk

umum secara berkala, bisa harian, mingguan, bulanan serta di edarkan secara

umum.

Surat Kabar adalah “Media komunikasi massa yang memuat serba-serbi

pemberitaan, meliputi bidang politik, ekomomi, sosial budaya, maupun

pertahanan dan keamanan. Fungsinya sebagai penyebar informasi pendidikan,

menghibur, mengawasi atau mengatur massa” (Gunadi, 1998:83.) Adapun

karakteristik dari Surat kabar adalah:

a) Publisitas

Penyebaran pesan kepada publik.

b) Periodesitas

Keteraturan terbit.

c) Universalitas

Menyampaikan pesan yang beragam, dan dapat diakses secara umum.

d) Aktualitas

Baru saja terjadi atau sedang terjadi, untuk setiap media bersifat relatif

karena tergantung periodesitas media misal surat kabar pagi atau surat

kabar sore.

e) Terdokumentasi (Bisa diarsip)

f) Faktualitas (Sesuai dengan fakta)

Surat kabar adalah suatu media yang digunakan wartawan untuk

menulis berita seperti surat kabar harian, mingguan, dan majalah (Widodo,

1997: 7). Surat kabar adalah lembaran yang tercetak yang memuat laporan yang

terjadi di masyarakat dengan ciri - ciri: terbit secara periodik, bersifat umum,

isinya termasa atau aktual, mengenai apa saja dan dari mana saja diseluruh

dunia yang mengandung nilai untuk diketahui khalayak pembaca

(Uchajana, 2002: 242).

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasaeprints.umm.ac.id/40143/3/BAB II.pdf · variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan sintaksis (Chaer dan

26

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa surat

kabar merupakan salah satu media massa cetak yang berisi informasi mengenai

berbagai bidang yang ditunjukkan untuk khalayak umum dan diterbitkan secara

berkala setiap harinya. Menurut Effendi (dalam Fitra Fathillah 2012: 25) fungsi

surat kabar adalah:

a) Menyiarkan Informasi, fungsi ini adalah fungsi surat kabar yang utama.

Khalayal pembaca berlangganan atau memberi surat kabar karena memerlukan

informasi mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain

dan sebagainya.

b) Mendidik, surat kabar adalah sarana pendidikan massa (massa education).

Surat kabar memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan

sehingga khalayak pembaca bertambah pengetahuannya.

c) Menghibur, hal-hal yang bersifat hiburan di surat kabar dapat

menyimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel yang berbobot. Isi

surat kabar yang bersifat hiburan dapat berupa cerita pendek, cerita

bersambung, pojok, dan karikatur. Pemuatan isi berita yang mengandung

hiburan, sematamata hanya untuk melemaskan ketegangan pikiran setelah

dihidangkan berita dan artikel baru.

d) Mempengaruhi, fungsi ini menyebabkan pers memegang peran penting

dalam kehidupan bermasyarakat. Surat kabar yang ditakuti adalah surat

kabar yang independent, bebas menyatakan atau menyuarakan pendapat,

bebas melakukan kontrol sosial.

Jenis surat kabar umum biasanya diterbitkan setiap hari, kecuali pada

hari-hari libur. Surat kabar sore juga umum di beberapa negara. Selain itu, juga

terdapat surat kabar mingguan (Weekly Newspaper) yang biasanya lebih kecil

dan kurang prestisius dibandingkan dengan surat kabar harian (Daily

Newspaper) dan isinya biasanya lebih bersifat umum dan hiburan. Dalam hal

ini peneliti menggunakan objek surat kabar bestari yang dipublikasikan oleh

UMM dan terbit setiap 3 bulan sekali.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasaeprints.umm.ac.id/40143/3/BAB II.pdf · variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan sintaksis (Chaer dan

27

2.8.1 Karakteristik Bahasa Jurnalistik

Menurut Dewabrata (2004: 23), mendefinisikan bahwa: Bahasa

jurnalistik sebagai bahasa yang tunduk kepada kaidah dan unsur-unsur

pokok yang terdapat dan melekat dalam definisi jurnalistik. Susunan

kalimat jurnalistik yang baik akan menggunakan katakata yang pas

untuk menggambarkan suasana serta isi pesannya.

Bahasa jurnalistik, menurut Anwar (1991: 1) bahwa: Bahasa yang

digunakan oleh wartawan dinamakan bahasa pers atau bahasa

jurnalistik. Bahasa persialah salah satu ragam bahasa yang memiliki

sifat-sifat khas yaitu: singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan

menarik. Bahasa jurnalistik dapat didefinisikan sebagai bahasa yang

digunakan oleh wartawan dan tunduk kepada kaidah dan unsur-unsur

pokok yang terdapat dan melekat dalam definisi jurnalistik dan bersifat

singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik.

Sosok bahasa dalam ragam jurnalistik atau bahasa pers harus

memerhatikan ciri-ciri yang amat mendasar berikut ini. Seorang jurnalis sejati

dan juga para calon jurnalis, mesti memahami kelima ciri bahasa dalam ragam

jurnalistik ini. Menurut Rahardi (2010: 7) bahwa, “Ciri bahasa jurnalistik

adalah “Komunikatif, spesifik, hemat kata, jelas makna, dan tidak

mubazir atau tidak klise”. Lebih jelasnya kelima ciri bahasa jurnalistik

tersebut adalah sebagai berikut.

a. Komunikatif

Ciri khas dan bahasa jurnalistik adalah tidak berbelit-belit,

tidak berbunga-bunga, harus terus langsung pada pokok

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasaeprints.umm.ac.id/40143/3/BAB II.pdf · variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan sintaksis (Chaer dan

28

permasalahannya (straight to the point). Jadi, bahasa jurnalistik

harus lugas, sederhana, tepat diksinya, dan menarik sifatnya.

Bahasa jurnalistik yang memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut, akan

menjadi bahasa yang komunikatif, bahasa yang tidak mudah

menimbulkan salah paham, bahasa yang tidak mudah menimbulkan

tafsir ganda, dan bahasa yang akan dicintai atau digemari massa.

Contoh:

a) Kehidupan artis selalu menjadi sorotan masyarakat. (tepat)

b) Kehidupan entertainer selalu menjadi sorotan publik. (tidak

tepat

b. Spesifik

Bahasa jurnalistik harus disusun dengan kalimat-kalimat yang

singkat-singkat atau pendek-pendek. Bentuk-bentuk kebahasaan

yang sederhana, mudah diketahui oleh orang kebanyakan, dan

gampang dimengerti oleh orang awam, harus senantiasa ditonjolkan

atau dikedepankan di dalam bahasa jurnalistik. Jadi, kata-kata yang

muncul mesti spesifik sifatnya dan denotatif maknanya, sehingga

tidak dimungkinkan terjadi tafsir makna yang ganda. Contoh judul

artikel singkat padat dan menarik.

Contoh :

a) SBY segera mengumumkan kenaikan harga BBM. (tepat)

b) Presiden RI sekaligus ketua umum partai Demokrat Susilo Bambang

Yudhoyono akan segera mengumumkan kenaikan harga BBM.

(tidak tepat)

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasaeprints.umm.ac.id/40143/3/BAB II.pdf · variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan sintaksis (Chaer dan

29

c. Hemat kata

Bahasa jurnalistik memegang teguh prinsip ekonomi bahasa

atau ekonomi kata (economy of words). Bentuk-bentuk kebahasaan

yang digunakan dalam bahasa jurnalistik sedapat mungkin berciri

minim karakter kata atau sedikit jumlah hurufnya. Preferensi jurnalis

harus mengarah pada bentuk-bentuk kata bersinonim yang lebih

sederhana dan singkat bentuknya, serta lebih sedikit jumlah huruf

atau karakternya, bukan pada bentuk-bentuk yang lebih panjang.

Contoh bahasa yang digunakan tidak berbelit-belit.

Contoh :

BBM naik, rakyat menjerit! (pernyataan tersebut mengandung

banyak informasi, dengan kenaikan harga BBM rakyat kecil

merasa hidupnya semakin sulit, karena semua harga kebutuhan

pokok menjadi semakin mahal dan sulit terjangkau)

d. Jelas makna

Di dalam bahasa jurnalistik, sedapat mungkin digunakan kata-kata

yang bermakna denotatif (kata-kata yang mengandung makna

sebenarnya), bukan kata-kata yang bermakna konotatif (kata-kata

yang maknanya tidak langsung, kata-kata yang bermakna kiasan).

Penghalusan bentuk kebahasaan (eufemisme), justru dapat

dipandang sebagai pemborosan kata di dalam bahasa jurnalistik.

Contoh: Basmi tuntas koruptor di negeri ini! Basmi tuntas tikus

berdasi di negeri ini! (menggunakan eufimisme).

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasaeprints.umm.ac.id/40143/3/BAB II.pdf · variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan sintaksis (Chaer dan

30

e. Tidak mubazir atau tidak klise

Bentuk mubazir menunjuk pada kata atau frasa yang

sebenarnya dapat dihilangkan dan kalimat yang menjadi wadahnya,

dan peniadaan kata-kata tersebut tidak mengubah arti atau

maknanya. Kata-kata klise atau stereotype ialah kata-kata yang

berciri memenatkan, melelahkan, membosankan, terus hanya begitu-

begitu saja, tidak ada inovasi, tidak ada variasi, hanya mengulang-

ulang keterlanjuran. Kata-kata yang demikian, lazim disebut dengan

tiring words. Bahasa jurnalistik harus menghindari itu semua, demi

maksud kejelasan, demi maksud kelugasan, dan demi ketajaman

penyampaian ide atau gagasan.

Contoh:

a) Basmi tuntas koruptor di negeri ini! (Lugas)

b) Basmi tuntas tikus berdasi di negeri ini! (menggunakan

eufimisme)

2.9 Kajian Sosiolinguistik

Pada dasarnya penelitian ini membahas mengenai ilmu kebahasaan

secara umum dan divariasi dalam bentuk gaya dan ragam berbeda namun

selain ilmu kebahasaan tersebut dalam penelitian ini juga bersinggungan

dengan sosiolinguistik, sosiolinguistik sendiri merupakan cabang ilmu bahasa

yang mempelajari tentang hubungan dan saling pengaruh perilaku

kebahasaan dengan perilaku sosial. Sosiolinguistik merupakan cabang ilmu

yang mempelajari ciri-ciri variasi bahasa dan menetapkan korelasi-korelasi ciri

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasaeprints.umm.ac.id/40143/3/BAB II.pdf · variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan sintaksis (Chaer dan

31

variasi bahasa tersebut dengan ciri-ciri sosial. Sosiolinguistik membahas tipe

variasi linguistik yang digunakan untuk mewakili faktor sosial.

Variasi atau ragam bahasa merupakan pokok studi sosiolinguistik.

Secara umum sosiolinguistik membahas hubungan bahasa dengan penutur

bahasa sebagai anggota masyarakat. Hal ini mengaitkan fungsi bahasa secara

umum yaitu sebagai alat komunikasi. Sosiolingistik lazim didefenisikan sebagai

ilmu yang mempelajari ciri dan pelbagai variasi bahasa serta hubungan diantara

para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu di dalam suatu

masyarakat bahasa (Kridalaksana, 1978: 94).

Treudgill dalam bukunya sociolinguistics: An Introduction (1974)

menjelaskan bahwa sosiolinguistik merupakan bagian dari linguistik yang

berfokus pada bahasa sebagai fonomena sosial dan budaya. Dengan demikian

semakin jelas bahwa berbagai fenomena dalam masyarakat baik sosial

maupun budaya, berpengaruh terhadap bahasa yang digunakan pada

masyarakat tersebut. Bahasa akan sangat beragam sejalan dengan berbagai

fenomena dalam kehidupan masyarakat.

Fishman (1972) dalam Chaer dan Agustina (2004: 3) mengemukakan

bahwa sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi

variasi bahasa, dan pengunaan bahasa karena ketiga unsur ini berinteraksi

dalam dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur,

identitas sosial dari penutur, lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi

serta tingkatan variasi dan ragam linguistik.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasaeprints.umm.ac.id/40143/3/BAB II.pdf · variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan sintaksis (Chaer dan

32

Berdasarkan teori Platt dalam (Siregar dkk 1998: 54) berpendapat

bahwa dimensi identitas sosial merupakan faktor yang mempengaruhi

penggunaan bahasa di dalam masyarakat yang multilingual, dimensi ini

mencakup kesukaran, umur, jenis kelamin, tingkat dan sarana pendidikan dan latar

sosial ekonomi. Sedangkan Nababan (1994: 2) mengatakan bahwa

pengkajian-pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan disebut

sosiolinguistik. Sosiolinguistik memfokuskan penelitian pada variasi ujaran

dan mengkajinya dalam suatu konteks sosial. Sosiolinguistik meneliti

korelasi antara faktor- faktor sosial itu dengan variasi bahasa.

Sosiolinguistik sebagai alat komunikasi dan alat ienteraksi yang hanya

dimiliki manusia, bahasa dapat dikaji secara internal maupun secara eksternal.

Kajian secara internal, artinya pengkajian itu hanya dilakukan terhadap struktur

internal bahasa itu saja, seperti struktur fonologisnya, struktur morfologisnya,

atau struktur sintaksisnya. Kajian secara internal ini akan menghasilkan perian-

perian bahasa itu saja tanpa ada kaitannya dengan masalah lain di luar bahasa.

Kajian internal ini dilakukan dengan menggunakan teori-teori dan prosedur

yang ada dalam linguistik saja.

Sebaliknya, kajian secara eksternal, berarti kajian itu dilakukan terhadap

hal-hal atau faktor yang berada di luar bahasa yang berkaitan dengan pemakaian

bahasa oleh penuturnya didalam kelompok sosial masyarakat. Pengkajian secara

eksternal ini akan menghasilkan rumusan atau kaidah yang berkenaan dengan

kegunaan dan penggunaan bahasa tersebut dalam segala kegiatan manusia di

dalam masyarakat. Pengkajian secara eksternal ini tidak hanya menggunakan

teori dan prosedur linguistik saja, tetapi juga dengan menggunakan teori dan

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasaeprints.umm.ac.id/40143/3/BAB II.pdf · variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan sintaksis (Chaer dan

33

prosedur disiplin lain yang berkaitan dengan penggunaan bahasa tersebut. Jadi,

kajian bahasa secara eksternal ini melibatkan dua disiplin ilmu atau lebih, sehingga

wujudnya berupa ilmu antar disiplin yang namanya merupakan gabungan dari

disiplin ilmu yang bergabung itu, seperti sosiolinguistik yang merupakan

gabungan disiplin ilmu sosiologi dengan linguistik.

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kebutuhan untuk selalu

berinteraksi dengan sesamanya dengan menggunakan bahasa. Sosiolinguistik

mengkaji mengenai bahasa yang dihubungkan dengan masyarakat penuturnya.

Chaer dan Leoni (2010: 2) mengemukakan bahwa sosiolinguistik merupakan

bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan

penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat (lihat juga Aslinda dan Leni, 2010:

6). Kridalaksana (2011: 225) mengemukakan bahwa sosiolinguistik

merupakan cabang linguistik yang mempelajari hubungan dan saling pengaruh

antara perilaku bahasa dan perilaku sosial.

Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau dideteksi

sebagai bahasa sebagaimana dilakukan oleh linguistik umum, melainkan dilihat

atau dideteksi sebagai sarana interkasi atau komunikasi di dalam masyarakat

manusia (Chaer dan Leoni, 2010: 3). Dengan demikian, sosisolinguistik

merupakan kajian yang menggabungkan antara dua bidang ilmu antardisiplin,

dan mempelajari penggunaan bahasa dalam masyarakat penuturnya.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Variasi Bahasaeprints.umm.ac.id/40143/3/BAB II.pdf · variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak juga dalam tataran morfologi dan sintaksis (Chaer dan

34

2.10 Kerangka Berpikir

Kerangka pikir adalah cara kerja yang dilakukan oleh peneliti untuk

menyelesaikan permasalahan yang telah diteliti. Kerangka pikir dalam

penelitian secara garis besar dilukiskan pada diagram di bawah ini.

Adanya Ragam Bahasa

dengan Variasi dan Gaya

Bahasa bermacam-Macam

Faktor sosial yang

mempengaruhi

pemakaian bahasa

Sumber Data

Surat Kabar Bestari UMM

Edisi Juni-Agutus 2017

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sosiolinguistik dengan memanfaatkan teori sosiolinguistik

dalam analisis data