Upload
truongnhu
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Eksploitasi Pertambangan
2.1.1. Pengertian Eksploitasi
Pengertian eksploitasi adalah kegiatan pencarian dalam rangka penyelidikan
dan penjajakan wilayah atau daerah yang diperkirakan mengandung mineral atau
berbagai hal yang menjadi target dengan menggunakan survei geologi dan survei
geofisika serta pengeboran.
Eksploitasi adalah pengambilan sumberdaya alam untuk dipakai,
dipergunakan atau dimanfaatkan dalam berbagai keperluan manusia untuk
memenuhi kebutuhannya.
"http://pengertianpengertian.blogspot.com/2013/03/pengertianeksploitasi.html" di
akses 11 Oktober 2013.
2.1.2. Pengertian Pertambangan
Pertambangan Menurut (UU No 4 Tahun 2009), adalah Sebagian atau
seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan
mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi
kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan
penjualan, serta kegiatan pesca tambang.
Menurut, (kamus istilah teknik pertambangan umum,1994), ilmu
pengetahuan, teknologi dan bisnis yang berkaitan dengan industri pertambangan
8
mulai dari Prospeksi, Eksplorasi, Evaluasi, Penambangan, Pengolahan, Pemurnian
sampai dengan Pemasarannya.
“http://ridwan-invisible.blogspot.com/2012/11pengertian-pertambangan-
perusahan%20dan-gambaran.html”. di akses 07 Mei 2013
2.1.3. Proses Awal Eksploitasi pertambangan
Awal pelaksanaan eksploitasi bahan-bahan tambang di Indonesia,
berhubungan kuat dengan perkembangan arah ekonimi dan politik Negara-negara
imprealis. Perubahan sistem ekonomi dari tanam paksa ke sistem kolonialis liberal,
yang diterapkan oleh belanda pada perempat abad ke 19 memaksa belanda
mengubah kebijakan-kebijakan politiknya. Kebijakan utamanya adalah mengundang
modal asing berinfestasi, sebagai pemulihan ekonomi Hindia Belanda.
Sejarah eksploitasi mineral di Indonesia diawali dengan pendirian sebuah
perusahan bernama Billiton (billiton maatschappi) pada awal tahun 1852 di pilau
bilitung. Pangeran hendrik, saudara muda raja William III, keluarga kerajaan
belanda, memainkan peran penting dalam memuluskan jalan memperoleh izin
konsesi selama 40 tahun untuk mengeruk tima di Bilitung, pulau yang kaya timah.
Meskipun sebelumnya belanda telah mengeluarkan peraturan yang menutup
eksploitasi penambangan perusahan swata di daerah luar jawa. Selanjutnya,
peraturan-peraturan untuk pertambangan dikelurkan berturut-turut pada 1866 dan
1873, juga tanpa persetujuan anggota perlemen. Meskipun tidak memiliki uang,
tetapi dengan konsesi luas pada birokrat dan pebisnis kelas kakap di belanda,
pangeran hendrik 39 orang aristocrat dan pebisnis balanda memulai eksplorasinya
dan kemudian membuka tambang timah pertama di losong batang, atas namanya
sendiri.
9
Kegiatan penambangan mulai berlangsung secara masif di Indonesia sejak
berkuasanya Orde Baru. Suharto berkuasa pada orde baru, berbagai peraturan
perundang-undangan yang membuat modal asing menguasai kekayaan Indonesia,
dikelurkanya undang-undang penanaman Modal Asing, UU No 1 Tahun 1967
tentang PMA dan diikuti undang-undang pertambangan, yaitu UU No 11 Tahun
1967. Tentang ketentuan pokok pertambangan yang dikeluarkan pada tahun
bersamaan. Selanjutnya menjadi alat legitimasi menyerahkan bulat kekayaan
tambang mineral kepada perusahaan-perusahaan asing. Melihat proses penyerahan
kekayaan alam oleh pemerintahan yang berkuasa, banyak pihak yang mencurigainya
sebagai bentuk imbalan pemerintahan orde baru terhadap tuan modalnya atas
kesuksesan menyingkirkan sukarno pada tahun 1965 dan pembantaian kekuatan-
kekuatan pendukungnya. Selama orde baru, digunakan dengan cara yang sangat
otoriter dan militeristik, untuk menjaga kepentingan pemilik modal, khususnya
modal asing. Amerika serikat memainkan peran sangat besar dalan menopang
kekuatan rejim militer Orde Baru. (Salamudin, 2009 : 25-27)
2.2. Dampak Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat
2.2.1. Pengertian Dampak
Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat.
Dalam setiap keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya mempunyai
dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak juga
bisa merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal.
Seorang pemimpin yang handal sudah selayaknya bisa memprediksi jenis dampak
yang akan terjadi atas sebuah keputusan yang akan diambil.
10
Menurut Kamus besar bahasa Indonesia Dampak adalah pengaruh kuat yang
mendatangkan akibat, baik negatif maupun positif.
Menurut Hari Sabari Dampak adalah sesuatu yang muncul setelah adanya
suatu kejadian. “http ://carapedia.com/pengertian defenisi dampak info2123
.html”. di Akses 20 April 2013
2.2.2. Dampak Sosial Ekonomi
Damapak secara sederhana bias diartikan sebagai pengaruh atau akibat.
Damapak juga bias merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan internal.
Sosial diartikan sebagai sesuatu yang timbul dari adanya hubungan interaksi antara
individu dengan individu lainnya dalam hal ini masyarakat.
Dampak sosial adalah sebua bentuk akibat atau pengaruh yang terjadi karena
adanya sesuatu hal, pengaru yang dimaksud adalah akibat yang terjadi pada
masyarakat, baik karena suatu kejadian itu mempengaruhi masyarakat atau hal
lainnya didalam masyarakat. Analisis dampak sosial adalah suatu kajian yang
dilakukan terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat sebagai akibat
dari pelaksanaan suatu kegiatan pembangunan di suatu wilaya atau area. Kajian
dilakukan untuk menelah dan menganalisis berbagai dampak yang terjadi baik
positif maupun negatif dari setiap tahapan kegiatan mulai dari tahap pra konstruksi,
konstruksi, sampai tahap operasi.
Kesejahteraan sosial merupakan kondisi sejahtera dari suatu masyarakat,
meliputi kesehatan, keadaan ekonomi, kebahagiaan dan kualitas hidup rakyat.
Kemakmuran rakyat yang lebih diutamakan dari pada kemakmuran perseorangan,
fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Dalam hal ini
industrialisasi sebagainya memperlihatkan kesejatrahan sosial yang menjadi masalah
11
dan mendapatkan perhatian utama dan menjadi tanggung jawab bersama. Hal ini
dapat terwujud apabila masing-masing individu memiliki kesadaran untuk
senantiasa memprioritaskan kepentingan bersama, agar kesejahtraan sosial dapat
terwujud dan dirasakan oleh setiap lapisan masyarakat.
Dampak lain yang dapat muncul dari adanya perusahan tambang yang
beroperasi di daerah pemukiman antara lain pencemaran lingkungan. Pencemaran
dan kelestarian lingkungan tersebut menyangkut dimensi waktu tidak saja saat ini,
tetapi juga masa mendatang, di samping juga menyangkut dimensi ruang tidak saja
lokal akan tetapi nasional bahkan global. Keluasan dan intensitas perubahan
lingkungan selalu lebih besar daripada yang direncanakan. Pada kenyataannya
perubahan lingkungan tersebut, dikenal adanya efek samping dari proses
pembangunan yang dapat bersifat positif maupun negatif. (Andi Fardani. 2012: 11-
13).
2.3. Masyarakat
2.3.1. Pengertian Masyarakat
a. Ralph linton mengatakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia
yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat
mengatur diri mereka dan mengaggapnya sebagai suatu kesatuan sosial dengan
batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.
b. Solo sumarjan mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup
bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
c. Soerjono soekanto mengatakan bahwa masyarakat merupakan kesatuan hidup
manusia yang berinteraksi menurut sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat
kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
12
Masyarakat senantiasa merupakan suatu sistem karena mencakup berbagai
komponen dasar yang saling berkaitan secara fungsional. Rakyat merupakan unsur
inti masyarakat. Istilah rakyat menunjuk pada (1) sejumlah besar penduduk (2) yang
mempunyai kehendak ummum bersama (3) dihadapkan pada pemerinta yang
mengatur dan memerintah kehendak tadi.
Masyarakat setempat (community) atau komonitas adalah satuan
kebersamaan hidup sejumlah orang banyak yang memiliki cirri-ciri (1) teritorialitas
yang terbatas (2) keorganisasian tata kehidupan bersama (3) berlakunya nilai-nilai
dan orentasi nilai yang kolektif. Masyarakat setempat (community) menunjuk pada
bagian warga masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah geografis dengan
batas-batas tertentu dengan faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi
yang lebih besar di antara anggota, dibandigkan dengan interaksi penduduk diluar
batas wilayahnya. Masyarakat setempat (community) adalah warga sebua desa, kota,
suku atau bangsa. Jika anggota-anggota sesuatu kelompok tersebut, baik kelompok
itu besar maupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa
kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama,
maka kelompok tadi disebut masyarakat setempat
Dasar-dasar masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan. Unsur-unsur
perasaan komoniti yang mengingat anggota sebagai bagian dari masyarakat setempat
antara lain:
a. Seperasaan
Unsure seperasaan akibat seseorang berusaha untuk mengidentifikasikan
dirinya sebanyak mungkin dalam kelompok tersebut, sehingga kesemuanya dapat
menyebutkan dirinya sebagai kelompok kami, perasaan kami.
13
b. Sepenanggungan
Setiap individu sadar akan peranannya dalam kelompok dan keadaan
masyarakat sendiri memungkinkan peranannya dalam kelompok dijalankan,
sehingganya dia mempunyai kedudukan yang pasti.
c. Saling memerlukan
Individu yang tergabung dalam masyarakat setempat merasakan dirinya
tergantung pada “komoniti” yang meliputi kebutuhan fisik maupun kebutuhan-
kebutuhan psikologi. (Esti Ismawati. 2012: 49-52)
Dari beberapa pengertian masyarakat diatas, bahwa dapat disimpulkan
bahwa masyarakat bukan sekedar kumpulan manusia semata-mata tanpa ikatan,
akan tetapi terdapat hubungan fungsional antara satu sama lain. Setiap individu
mempunyai kesadaran dan keberadaannya ditengah individu-individu yang lainnya,
sehingga sistem pergaulan dan pemahaman agama dapat pula mempengaruhi
kehidupan suatu komonitas masyarakat.
2.3.2. Pengertian Masyarakat Industri
Masyarakat industri adalah masyarakat yang menjalankan aktifitas dan
memenuhi kebutuhan hidupnya dari hasil teknologi moderen.
Industri merupakan suatu proses perubahan sosial ekonomi yang merubah
sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat indusri. Industrialisasi
juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan dimana masyarakat berfokus pada
ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam (spesialisasi), gaji, dan
penghasilan yang semakin tinggi. Industrialisasi adalah bagian dari proses
modernisasi dimana perubahan sosial dan perkembangan ekonomi erat hubungan
dengan inovasi teknologi.
14
Perlu digarisbawahi bahwa perubahan mata pencaharian tadi, juga sangat
berpengaruh pada kemajuan perdagangan. Sehingganya berdagang juga merupakan
salah satu ciri mata pencaharian industri. (Andi Fardani. 2012 : 13)
2.3.3. Munculnya Masyarakat Industri
Manusia cenderung bersifat dinamis. Selalu ada perubahan yang terjadi pada
diri manusia. Semakin meningkatnya kebutuhan hidup sedangkan SDA yang
tersedia semakin menipis dan lahan kerja yang tidak memadai, keterbatasan lahan
perkotaan untuk migas, pemerataan pembangunan dan penghematan biaya produksi
menyebabkan munculnya keinginan untuk menciiptakan satu hal baru yang dapat
meningkatkan taraf hidup menjadi lebih baik dengan mengubah pola hidupnya.
Perubahan sosial terjadi karena adanya kodisi-kondisi sosial primer,
misalnya kondisi ekonomi, teknologi, geografi dan biologi. Kondisi-kondisi inilah
yang menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial lainya.
Cici-ciri masyarakat industri:
d. Meluasnya produksi massa bangsa-bangsa industri dengan menggunakan
mesin, yang terpusat di kota-kota besar.
e. Migrasi massal dari pedesaan ke kota-kota (Urbanisasi).
f. Peralihan dari pekerjaan sektor pertanian kepada pekerjaan di sektor pabrik.
g. Jumlah penduduk kota yang melek huruf seiring kebutuhan bidang pekerjaan
yang lebih komlek.
h. Munculnya surat kabar untuk kaum urban sebagai sarana untuk mengiklankan
produk-produk baru industri. Media masa mempunyai peranan penting dalam
masyarakat industri.
15
i. Penemuan teknologi baru seperti film, radio, dan televisi sebagai iburan kaum
urban. (Andi Fardani. 2012 : 14-15)
2.3.4. Prilaku Masyarakat Industri
a. Masyarakat industry pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa
tergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan
atau individu.
b. Kesempatan kerja lebih banyak diperoleh warga kota karena sistem pembagian
kerja yang keras dan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya
(Profesionalisme).
c. Pola pemikiran yang rasional, sistematis dan objektif yang pada umumnya
dianut masyarakat perkotaan menyebabkan industri-industri yang terjadi lebih
didasarkan pada faktor kepentingan dari pada faktor pribadi.
d. Faktor waktu lebih penting dan berharga, sehingga pembagiaan waktu yang
sangat teliti sangat penting untuk mengejar kepentingan individu.
e. Para pengelolah industry akan menciptakan aturan-aturan yang berlaku sesuai
tuntutan dalam dunia industry yang jahu berbeda dengan aturan masyarakat
agraris.
f. Aktivitas yang dilakukan masyarakat industry pun berbeda dengan masyarakat
agraris. Mereka cenderung lebih menghargai waktu, hidup serba cepat, jam
kerja mereka lebih jelas, kerja tersistematis, persaingan ketat di berbagai
aspek.
g. Mereka juga lebih cenderung menggunakan rasio dalam memutuskan sesuatu
ataupun bertindak.
16
h. Perubahan social sangat Nampak dengan nyata, karena kota-kota biasanya
terbuka dalam menerima pengaru dari luar. (Andi Fardani. 2012 : 15-16)
2.3.5. Kebudayaan Masyarakat Industri
Secara ekonomis kini masyarakat industry semakin bertambah kaya, baik
secara kuantitas maupun kualitas. Namun kondisi yang baik ini menurut Marcuse
adalah keadaan yang terlihat hanya dari kulit luarnya saja. Sesuatu yang menipu
karena pada kenyataannya peningkatan kualitas dan kuantitas kesejahteraan manusia
hanya dirasakan secara lahiria saja. Kemajuan dibidang material justru berbanding
terbalik dengan merosotnya nilai-nilai moral, kebudayaan dan agama. Kemajuan
teknologi dengan sokongan kapitalisme hadir untuk membantu manusia mengisi
kekosongan dalam kehidupan pribadi manusia.
Orang-oarng kemudian menghabiskan uang dari hasil kerjanya ditempat-
tempat yang telah disiapkan untuk menghilangkan kepenatan, baik itu tempat
rekreasi, shooping dengan aneka barang pilihan dan yang pasti gelaran itu akan serta
merta-merta mendorong masyarakat pada posisi konsumen dari apa yang mereka
produksi sendiri. Banyak masyarakat yang kemudian terjebak dalam gaya hidup (life
style) konsumtif dalam hedonis, sehingga secara tidak sadar menjadi objek pasar.
Masyarakat industry banyak terdapat spesialisati pekerjaan. Terbentuknya
spesialisasi pekerjaan tersebut disebabkan oleh semakin kompleks dan rumitnya
bidang-bidang pekerjaan dalam masyarakat industri. Proses perubahan yang terjadi
dalam defrensiasi pekerjaan ini mengakibatkan terjadinya hierarki pretise dan
penghasilan yang kemudian menimbulkan adanya stratifikasi dalam masyarkat yang
biasanya berbentuk piramida. Stratifikasi social inilah yang menentukan strata
17
anggota masyarakat yang ditentukan berdasarkan sikap dan karakteristik masing-
masing anggota kelompok.
Wilayah industry sudah banyak diproduksi, ini menyebabkan mata
pencaharian masyarakat setempat sebagai karyawan atau buru pabrik. Hal ini
disebabkan lahan pertanian sekitar desa industry telah menjadi lahan industri,
menjadikan kebanyakan warga menjadikan mata pencarian utama adalah sebagai
karyawan pabrik atau sebagai buruh. Selain itu akibat wilayah mereka menjadi
industry, menyebabkan masyarakat menjadi pedagang, baik kecil maupun menenga.
Masyarakat industri, mata pencaharian masyarakat secara umum dapat
diklasifikasikan sebagai pengolah dan pembuat barang-barang industry. Bercocok
tanam tidak lagi menjadi pekerjaan tetap mereka, karena lahan-lahan pertanian telah
berubah fungsi menjadi homo industry dan pabrik-pabrik. Perlu digarisbawahi
bahwa perubahan mata pencaharian tadi, juga sangat bepengaruh pada kemajuan
perdagangan. Sehingga berdagang juga merupakan salah satu cirri mata pencaharian
masyarakat industri. (Andi Fardani. 2012 :16-17)
Marcuse (dalam Abdul Wahib Situmorang. 2007) telah menjelaskan bahwa
masyarakat industry maju mengalami sebuah proses berlanjutnya dominasi di
masayarakat melalui apa yang Marcuse sebut “kebutuhan palsu” konsep kebutuhan
palsu, dapat ditemukan secara sistematis dalam menguji masyarakat industry maju.
Melalui konsep ini, Marcuse ingin mengajukan isu bahwa masyarakat melakukan
atau membeli sesuatu tidak karena mereka menginginkannya akan tetapi, seperti
Agger menjelaskan kebutuhan palsu, bahwa ada sebuah ideologi yang kuat
memengaruhi prilaku konsumen dalam menentukan keputusan dalam sebua produk.
18
Lebih lanjut, manusia cenderung menjadi homogeni dalam polah konsumsi
komoditas.
Walaupun demikian, di dalam konsep ini lanjut Marcuse menekankan bahwa
kebutuhan palsu tidak berarti manusia tidak menyukai subuah prodek yang
diproduksi dan di konsumsikan oleh masyarakat akan tetapi ini menjadi palsu karena
mereka tidak melalui refleksi rasional. Pada level praktis, ini berarti tidak ada sinergi
antara produktivitas dan kreatifitas.
Penjelasan bagaimana pentingnya kreativitas seharusnya letakkan dalam
pekerjaan, lebih lanjut Marcure setuju dengan Karl Marx ketika memformulasikan
“Pekerjaan Teraleniasi” menurut Marcuse, dalam sistem kapitalis, kreatifitas hilang
secara sistematis melaluhi penetrasi alienasi dalam realita keberadaan kesenangan
dan konsumsi, sementara media adalah elemen krusial sebagai alat yang
dipergunakan oleh pemilik modal memperkokoh kondisi yang menguntungkan
mereka. Oleh karena itu, dalam masyarakat kapitalisme maju, ada fenomena dimana
fungsi refleksi yang dimiliki oleh setiap individu tidak lagi kapabel menyaring
informasi yang dikirim oleh para pemilik modal.
Lebih lanjut Herbert Marcuse melihat jahu di belakang konsep
perkembangan kapitalisme Marx bahwa realita baru mempunyai perbedaan dengan
eksploitasi ekonomi sebelunya. Ini berarti bahwa realita baru manusia dieksploitasi
dengan mempergunakan sekumpulan nilai-nilai yang menyebarkan harmoni palsu,
sehingga manusia tidak menyadari mereka sedanng mengalami proses dominasi.
Walaupun demikian, penting untuk mengatakan bahwa hal ini tidak berarti sistem
kapitalisme bias menghapus kontradiksi internal yang Marx jelaskan dalam
karyanya Capital. Realita baru ini adalah sebua langka maju dan dewasa dimana
19
para pemilik modal dapat mengontrol manusia-manusia, pergi lebih dalam ke setiap
kepribadian dan hasrat individu. Menurut Herbert Marcuse ada sebua proses antara
ekonomi politik dan budaya atau antara struktur bawah dan atas dimana mereka
bersatu. (Abdul Wahib Situmorang. 2007 : 44-46)
Melawan arus bisnis global yang dikendalikan oleh kapitalisme adalah suatu
kesia-siaan. Namun dari pihak lain keserasian dunia, kelestarian lingkungan hidup,
keadilan dan perdamayan akan terancam apabila banyak orang tidak memahami hal
ini. Alternatif apa yang dapat dimunculkan dalam rangendgka kapitalisme
mengendalikan pengaru kapitalisme di dunia dan kehidupan, ini adalah
permasalahan yang cukup rumit. Sementara struktur, sistem, dan banyak pihak yang
diuntungkan oleh situasi ini pasti berusaha mempertahankan keadaan berarti
mengembangkan sikap konsumtif, melestarikan perang, menghancurkan lingkungan,
dan kelangsungan kehidupan dunia kita. Apaka situasi global yang demikian ini
situasi yang berkebudayaan ?.
Kebudayaan adalah seluruh usaha manusia dengan akal budaya, melalui
proses belajar yang bertujuan memperbaiki situasinya, mempertinggi kualitas
hidupnya dan semakin menyempurnakan dunia. Oleh karenanya tindakan apapun
yang berupa pembunuhan kehidupan serasi manusia adalah anti kebudayaan. Dalam
kontes ini, jika budaya global yang mendominasi oleh kapitalisme ternyata
terciptanya banyak ketidakadilan, peperangan dan pembunuhan kehidupan sebagian
manusia, tidakkah sudah saatnya menumbuhkan gerakan budaya untuk
mengendalikan ternd tersebut.
20
Kebudayaan selalu bertolak dari pemikiran ideal tentang apa yang seharunya
dilakukan manusia untuk menyempurnakan hidup dan kehidupan. Inilah makna
kebudayaan yang hakiki. Menyempurnakan berarti selalu memperbaiki dan tidak
merusaknya. Upaya ini melahirkan berbagai nilai, norma, aturan pergaulan, dan
prilaku antarmanusia, serta terhadap alam lingkungan. Di samping itu, upaya-upaya
tersebut juga menghasilkan penemuan baru yang kemudian berkembang menjadi
berbagai macam teknologi. Dengan demikian, terkonologi sebenarnya juga hasil
kebudayaan manusia. Permasalahannya adalah mengapa akhirnya teknologi dan
ekonomi bisnis melahirkan dampak, yang justru bertentangan dengan kebudayaan
yang hakiki.
Manusia menjadi lebih percaya pada hasil-hasil teknologi dan hukum-hukum
ekonomi untuk mencapai tujuan yang sudah bergeser kearah kepentingan-
kepentingan individu. Dalam hal ini aturan pergaulan, etika, dan prilaku
antarmanusia, serta terhadap alam lingkungan, telah diabaikan. Sikap dan tindak
berkebudayaan menjadi tidak utuh lagi ketika manusia kemudian memberhalahkan
hokum ekonomi yang materialistik dan hasil teknologi yang sering merusak
keseimbangan dan serta struktur alam lingkungan. Seharusnya hokum ekonomi dan
teknologi diarahkan dalam rangka semakin meningkatnya kualitas hidup manusi dan
seluruh kehidupan di bumi. Tetapi dalam kenyataan, hukum ekonomi cenderung
sangat kapitalistik dan teknologi tidak berorentasi pada keutuhan dan kelestarian
hidup serta kehidupan alam semesta. Limbah industri, perusakan hutan, polusi,
keracunan bumi, nuklir, dan sebagainya merupakan kerusakan akibat teknologi yang
tidak disertai sikap berkebudayaan yang utuh dan ideal. (Fred Wibowo. 2007: 27-29)
21
Negara bangasa yang dicirkan oleh adanya territorium, control atas
kekerasan, struktur kekuasaan impersonal dan legitimasi, berlahan mulai kehilangan
fungsinya. Empat hal dalam Globalisasi yang dapat dikatakan merupakan biang
kerok Impotensi‟ Negara-negara ini adalah sebagaimana disebut juga oleh Kenichi
Ohmai yaitu Empat “I”, Industri, Investasi, Individu dan Informasi.
Oleh karena itu, Investasi “I” pertama yaitu tidak lagi dibatasi secara
geografis. kini, dimana pun anda tinggal di dunia, kesempatan itu ada, sangant
menarik dan uang itu pasti masuk. Dan ia akan menjadi uang “pribadi” bagi
sebagian besar orang, dan uang akan pergi dimana ada kesempatan-kesempatan yang
baik.
“I” kedua adalah Industri yang jauh lebih global dalam orentasi sekarang
ketimbang orintasinya satu dasawarsa yang lalu. Pada masa lalu, kepentingan dari
pemerintahan jelas menjadi persoalan. Perusahan harus melakukan banyak
kesepakatan dengan banyak pemerintah untuk memasarkan berbagai sumber daya
dan ketrampilan untuk ditukarkan agar memperoleh akses istimewa ke pasar-pasar
lokal. Strategi-strategi berbagai perusahan multinasional moderen ini tidak lagi di
kondisikan oleh daera lokal setempat, tetapi dengan hasrat oleh negara yang
memiliki modal.
“I” Ketiga adalah teknologi Informasi hingga kini memungkinkan sebuah
perusahan untuk beroprasi di berbagai belahan dunia tanpah harus membangun
seluruh sistem bisnis di tiap-tiap negara di mana ia memiki perwakilan. Para
insinyur bisa mengontrol berbagai aktifitas sebua jaringan perusahan di seluru asia
pasifik.
22
“I” Keempat adalah individu akhirnya para konsumen individu dengan akses
informasi dengan baik mengenai gaya hidup di seluruh belahan dunia, keinginan
mereka untuk membeli tidak lagi di kondisikan pada larangan-larangan pemerinta
demi kepentingan negara sendri.
Secara bersamaan, mobilitas empat “I” ini, sangat memungkinkan unit-unit
ekonomi di banyak belahan dunia untuk mendapatkan apa pun yang dibutuhkan
demi pembangunan. Kelas menengah, tradisional dari banyak negara bangsa, oleh
karena pasar global berlaku untuk semuanya, maka keempat “I” itu bekerja sesuai
dengan pasar mereka sendiri, Negara bangsa tidak lagi harus memainkan peran
sebagai pembuat pasar. Dalam kenyataannya, karena kesulitan-kesulitan mereka,
yang bias dipertimbangkan sepenuhnya, mereka sangat sering masuk pada cara itu.
Jika diizinkan, solusi-solusi global akan mengalir kemana mereka dibutuhkan tanpa
intervensi dari Negara-negara bangsa. (Kenichi Ohmae, 2002 : 3-6)
Marx mendefenisikan ideologi sebagai suatu kesatuan sistem ide yang secara
eksternal dan menguasai individu. Dua ide dasar yang menguasai tentang ideologi
yang saling berkaitan; Pertama, Ideologi adalah representasi kepentingan material
kelas penguasa (Borjuis) yang sebaliknya mempengarui kepentingan tersebut. Kedua
ideologi adalah mempengaaruhi aksi agen dari kelas penguasa sekaligus berdampak
terhadap pemikiran serta aksi proletar. (Yulia Sugandi, 2002 : 106-107)
Konsep Marx tentang keterasingan adalah dimana seseorang terpisahkan
secara sistemik dengan kerja dan hasil kerjanya. Ketika orang terantai pada
keharusan bertahan hidup seperti itu, ia tidak lagi memperoleh kesempatan untuk
mengembangkan dirinya, kesempatan untuk belajar, kesempatan untuk menikmati
23
keindahan alam dan budaya, kesempatan untuk menikmati spritualitas dan filsafat
semua terampas daripadanya.
Persoalan keterasingan pertama-tama harus dipandang sebagai persoalan
sistemik, bukan persoalan humanistik. Bahwa kemudian rasa kemanusiaan kita
berontak menghadapi kenyataan seperti ini, itu adalah persoalan lain. Bahwa
kemudian persoalan sistemik. (Ken Budha Kusumandaru. 2003 : 177-178)
Paulo Freire (dalam William A. Smith. 2008) menggolongkan kesadaran
manusia menjadi tiga yaitu kesadaran magis, kesadaran naif dan kesadaran kritis.
Pertama Kesadaran magis yakni suatu kesadaran masyarakat yang tidak mampu
melihat kita antara satu faktor dengan faktor lainnya. Misalnya masyarakat miskin
yang tidak mampu melihat kaitan antara kemiskinan mereka dengan sistem politik
dan kebudayaan. Kesadaran magis lebih melihat faktor luar di luar manusia. Kedua
kesadaran naif yakni kesadaran yang lebih melihat aspek manusia menjadi akar
penyebab masalah masyarakat. Ketiga kesadaran kritis yaitu kesadaran yang lebih
melihat aspek sistem dan struktur sebagai sumber masalah. Untuk secara kritis
menyadari struktur dan sistem sosial, politik, ekonomi, budaya dan akibatnya pada
keadaan masyarakat. (William A. Smith. 2008 : 17)
2.4 Teori Etika lingkungan Antroposentrisme
Teori Etika Lingkungan Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan
yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan
kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan
dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau
tidak langsung. Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya manusia
24
yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam
semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi
kepentingan manusia. Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat
dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat
bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.
“http://www.sepuluh-teori-lingkungan-hidup.html”. di akses 20 April 2013.
Pusat dan pinggiran dalam desentralisasi politik merupakan objek kajian
tradisional. Sedang, daerah pinggiran adalah konsep yang relatif baru muncul
sebagai akibat adanya perdebatan para ahli ekonomi pembangunan. Dengan
demikian mengikuti aliran analisis lenin tentang Imprealisme dan analisis Marx
Kapitalisme, para ekonom ini mengatakan bahwa perbedaan antara kesejateraan
negara-negara industri dan kemiskinan negara-negara yang dijuliki „terbelakang‟
adalah ibarat dua sisi mata uang. Dalam ilustrasi Marx, hal itu dia sebut sebagai
„kontradiksi‟ struktural sistem kapitalis. Ibu kota menyodot surlplus ekonomi
daerah-daerah satelit dan menggunakannya untuk kepentingan pembangunan
ekonomi ibu kota itu sendiri. (Piter Burke. 2011 : 118)
2.5 Prespektif dalam Memahami Kapitalilisme
2.5.1 Pengertian Kapitalisme
Memperhatikan akhir isme pada istilanya, maka tidak salah jika diartikan
sebagi suatu faham, bahkan semacam keyakinan. Kapitalisme terdiri dari kumpulan
gagasan, yang kemudian mencapai bentuk ideologi. Ieologi dalam arti ide-ide besar
yang terstruktur secara konsisten (sistematis) untuk hal-hal yang dianggap pokok
bagi kehidupan manusia, terutama berkenaan dengan kehidupan bermasyarakat dan
25
bernegara. Ideologi dimaksudkan juga dapat dianggap sebagai penglihatan kedepan
(visi) yang konprehnsif, atau sebagi cara memandang segala sesuatu.
Sudut pandang dalam menyoroti kapitalisme sebagai ide adalah dengan
melihat kapitalisme sebagai fakta sisoal ekonomi. Kapitalisme diidentifikasikan
sebagai struktur dan supra struktur masyarakat, khususnya berkenaan dengan
masalah ekonomi. Masalah ekonomi yang dimaksud adalah cara produksi (apa dan
bagaimana), polah konsumsi (dipergunakan untuk apa saja), serta bagaimana
distribusi (siapa saja yang mendapatkan dan dalam porsi seberapa) dari barang dan
jasa-jasa. Kapitalis diberi pengertian atas cara-cara dasarnya memecahkan masalah
terseut.
Ada beberapa ide pokok yang dianggap menjadi gagsan terpenting dan
paling mendasar dalam kapitalisme dewasa ini. Pertama diakuinya hak milik
perorangan secara luas, bahkan hampi tanpa batas. Kedua, diakunya adanya motif
ekonomi, mengejar keuntungan secara maksimal, pada semua individu. Ketiga,
adanya kebebasan untuk berkompotensi antara individu, dalam rangka peningkatan
status sosial ekonomi masing-masing. Keempat, adanya mekanisme pasar yang
mengatur persaingan dan kebebasan tersebut. (Awalil Risky dan Nasyith Majidi.
2008 : 214-216)
Kapitalisme adalah sistem ekonomi di mana sejumlah besar pekerja, yang
hanya memiliki sediki hak milik, memproduksi komoditas-komoditas demi
keuntungan sejumlah kecil kapitalis yang memiliki hal-hal berikut: komoditas-
komoditas, alat-alat produksi, dan waktu kerja para pekerja karena mereka membeli
para pekerja tersebut melalui gaji. Namun, salah satu pengertian sentral adalah
kapitalisme lebih dari sekedar sistem ekonomi. Paling penting lagi kapitalisme
26
adalah sistem kekuasaan. Rahasia kapitalisme yaitu bahwa kekuatan-kekuatan politis
telah diubah menjadi relasi-relasi ekonomi. Para kapitalis bias memaksa para pekerja
dengan kewenangan mereka untuk memecat dan menutup pabrik-pabrik. Karena hal
inilah, para kapitalis bebas untuk menggunakan paksaan yang kasar. Maka
kapitalisme tidak hanya menjadi sekedar sistem ekonomi, pada saat yang sama,
kapitalisme juga menjadi sistem politik, suatu cara menjalankan kekuasaan, dan
suatu proses eksploitasi atas para pekerja. (George Ritzer, Douglas J. Goodman.
2008 : 58).
Max Weber (dalam Dede Mulianto), berulang kali menyatakan bahwa
kapital itu sudah ada jauh sebelum Eropa memasuki zaman Industri. Kapital sama
sekali bukan khas dunia moderen. Kapital ada juga di zaman Yunani Romawi Purba.
Kapitalisme bahkan mungkin sudah ada di dalam perekonomian Babilonia dan
Mesir Kuno. Namun, di dalam penjelasannya tentang sejarah ekonomi, Weber
memila kapitalisme menjadi dua bentuk, yakni yang irasional dan yang rasional.
Yang dimaksud dengan kapitalisme rasional adalah bentuk kapitalisme dengan
pembukuan rasional atas capital yang memastikan aset-aset penghasil
pendapatannya, keuntungannya, dan ongkos-ongkosnya melalui perhitungan
menurut pembukuan moderen. Tentang kapitalisme rasional ini, weber memberikan
titik waktu di akhir abad ke 17 yang salah satu penandanya ialah munculnya karya-
karya tulis tentang penghitungan neraca dan pembukuan moderen karya Simon
Stevin dari belanda. Kapitalisme rasional seperti ini “hanya merupakan ciri Barat
saja dan bahkan di sini pun baru menjadi metode yang paling banyak yang dipakai
hanya sejak pertengahan abad ke 19.
27
Lebih lanjut Weber, sistem kapitalisme yang kita tinggali sekarang ini
merupakan suatu yang baru dan belum ditemukan di dalam peradaban-peradaban
Kuno, jikalau demikian, apa yang dimaksud Weber bahwa kapitalisme sudah ada
jauh sebelum munculnya kapitalisme moderen.
Pernyataan Weber di atas tersirat perbedaan antara corak kegiatan
ekonomi kapitalistik di satu sisi dengan kapitalisme sebagai suatu tatanan sosial di
sisi lain. Sebagai corak kegiatan ekonomi, kapitalisme sudah sejak lama di antara
corak-corak kegiatan ekonomi nonkapitalistik di dalam kapitalistik di dalam jaringan
perekonomian perbudakan atau feodalisme. Di dalam tata ekonomi perbudakan
Yunani Romawi Kuno atau feodalisme abad pertengahan Eropa, corak kegiatan
kapitalistik memang belum menjadi corak kegiatan ekonomi dominan. Aneka rupa
praktis irasional yang melandasi pencarian keuntungan dalam corak perekonomian
perbudakan atau feodalisme masih menjadi faktor utama dalam wacana dan praktik
di dalam produksi barang kapitalisme. (Dede Mulyanto, 2010 : 9-10)
2.5.2 Organisasi Kapitalisme
Kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang liberal dalam persaingan
yang paling menghancurkan. Persaingan dalam kapitalisme adalah suatu bukti
adanya pertentangan interen dalam sistem ekonomi kapitalis yang sulit diatasi dan
diselesaikan. Kaum kapitalis sendiri menyadari bahwa hidup bersaing dengan yang
lain adalah suda menjadi watak, sifat, dan naluri hidup mereka. Di samping itu
mereka juga menyadari bahwa hidup bersaing itu membahayakan dan dapat
membawa kehancuran masing-masing pihak, sebab siapa yang kuat akan menang
dan siapa yang lemah akan hancur.
28
Kapitalisme dalam memantapkan sikap dan saling menjaga keselamatan diri
dari bahaya persaingan itu, mereka mengatur permainan dalam suatu gelanggangan
usaha untuk mengurus bersama-sama keperluan-keperluannya. Maka didirikan
organisasi kerjasama di antar kaum kapitalis, antara lain sendikat, kartel dan trust,
dan itu sekarang sangat berkembang di amerika dan Negara-negara yang menganut
sistem ekonomi kapitalisme.
Sindikat adalah organisasi persatuan dan kerjasama kaum kapitalis untuk
mengatur daerah pemasaran barang-barang hasil produksi kapitalis dan menetapkan
harga barangnnya di daerah pemasaran itu. Kartel adalah organisasi kerjasama dan
persatuhan kaum kapitalis untuk mengatur daerah pemasaran barang-barang hasil
produksi kapitalis dan menetapkan harganya di daerah pemasaran itu serta mengatur
daerah sumber bahan mentah untuk keperluan industry kapitalis. Sedangkan Trust
adalah penggabungan modal perusahaan monopoli dari kaum kapitalis besar dan
raksasa di bawah kepengurusan dan komando bersama untuk semua usaha dan
keperluan.
Keberadaan trust itu kapitalis-kapitalis basar dan raksasa dengan mudah
memangsa, menerkam dan menghancurkan kapitalis-kapitalis kecil, hingga
kekuasaan dunia kapitalis menjadi di bawah kendali monopolinya, sesuai dengan
jangkauan watak, sifat, dan naluri kapitalisnya yang akumulatif, memusat dan
monopoli. Dengan bentuk persatuan dan kerja sama tersebut kaum kapitalis tetap
tidak dapat mengatasi pertentangan dalam persaingan di antara mereka, karena di
bawah permukaan organisasi-organisasi tersebut, persaingan di antara mereka terus
berjalan dan saling menghancurkan. (Darsono. 2007 : 149-152)
29
2.5.3 Produksi Kaum Kapitalisme
Produksi kapitalisme adalah produksi barang dagangan, yaitu produksi
barang dagangan untuk keperluan pasar, atau untuk di jual. Keperluan pasar artinya
ialah keperluan konsumen pembeli atau konsumen yang mempunyai daya beli. Itu
berarti hanya sebagian masyarakat saja, bukan seluruh konsumen atau seluruh
masyarakat. Dengan demikian keperluan pasar itu adalah keperluan yang hanya
ditinjau atau diukur dari kekuatan daya beli konsumen, yaitu konsumen yang
mempunyai uang untuk membeli barang-barang untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Produksi barang dagangan kapitalis adalah untuk keprluan pasar, karena itu
terjadi dan berlangsungnya produksi barang dagangan kapitalis tidak bisa terlepas
dari adanya dua faktor pokok, yaitu kapital dan pasar. Kapital merupakan faktor
pokok terjadinya barang dagangan kapitalis, sedangkan pasar merupakan faktor
pokok untuk kelangsungan hidup produksinya. Artinya tampa kapital tidak akan
terjadi proses produksi barang dagangan kapitalis, sedangkan tanpa pasr tidak akan
ada kelangsungan hidup produksi barang dagangannya.
Keberlangsungan menjaga dan membelah pasar, kaum kapitalis bersaing
keras dengan kaum kapitalis lainnya, bahkan sampai juga menimbulkan perang,
penjajahan, dan perang dunia. Dalam bentuk yang halus dan rumit seperti yang
sedang menjadi mode dalam jaman sekarang ini, usaha pihak kapitalis dalam
mengembangkan kapitalnya, barang dagangannya dan pasar, bias melalui bantuan
pinjaman dan penanaman modal ke luar negeri. Keuntungan pihak kapitalis itu
hakekatnya ialah hasil pemerasan dan penghisapan atas kerja kaum buruhnya, yang
oleh Karl Marx disebut nilai lebih, laba merupakan hasil kerja kaum buruh yang
30
dirampas oleh pihak kapitalis, bukan dari kecanggihan peralatan produksi dan bukan
dari model produksi, oleh sebab itu kaum buruh merupakan faktor primer yang
menentukan eksistensi kaum kapitalis. (Darsono, 2007 : 139-141)
2.5.4 Penghisapan pihak kapitalisme
Penghisapan kapitalis adalah penghisapan kaum kapitalis atas hasil kerja
kaum buruh. Cara dan bentuk penghisapan kaum kapitalis begitu rahasia, halus,
terselubung, dan berliku-liku. Oleh karena itu, kaum buruh sendiri sampai tidak
mengerti dan tidak merasa bahwa sesungguhnya mereka bekerja itu dihisap oleh
kaum kapitalis. Kaum buruh tidak mengerti bagaimana kaum kapitalis menghisap
hasil kerjanya dan dari mana kaum kapitalis bias menumpuk kekayaan. Kaum buruh
tidak merasa dihisap, karena kaum buruh bekerja sudah dibayar dalam bentuk upah
yang diterimanya dan disetujui.
Penghisapan kaum kapitalis atas kerja kaum buruh itu berlangsung dalam
suatu proses produksi barang dagangan kaum kapitalis. Proses produksi itu bermula
dari kapitalis dengan uang kapitalnya pergi ke pasar membeli bahan mentah, alat-
alat kerja, dan tenaga kerja manusia untuk menggerakkan alat-alat kerja tersebut dan
mengolah bahan baku menjadi barang jadi atau barang dagangan. Dengan demikian
uang kaum kapitalis mencair dalam bentuk alat-alat kerja. Kaum kapitalis
berpendapat bahwa keuntungan yang diperolehnya dan kekayaan yang dimilikinya
itu adalah dari sirkulasi uang kapitalnya dalam suatu proses produksi barang
dagangan, bukan dari hasil kerja kaum burunya. Pendapat yang demikian itu adalah
bermaksud untuk mengaburkan pandangan dan pengertian tentang penghisapannya
atas hasil kerja kaum buruh. (Darsono, 2007 : 141-143)
31
2.5.5 Mentalitas Marsos Kompeni
Marsos komponi adalah kaum pribumi yang pada jaman belanda bekerja
sebagai tentara yang membelah kepentingan penjajah, namun dalam perkembangan
kemudian tentara pribumi itu justru mengabdi kepeda kepentingan penjajah dan
menindas bangsa sendiri. Mentalitas ini menurut Emanuel subangun merupakan
“naluri hidup” untuk mengabdi dan memuaskan bangsa asing (patron) dengan
mengabaikan bahkan menindas bangsa sendiri. Pada esensinya, mentalitas ini terkait
dengan hubungan produksi dengan profesi khususnya kelas terdidik, ini cenderung
mencari “patron” yang tujuannya adalah menaikan status dan kesejatraan pribadi.
Kapitalisme selalu membutuhkan marsos-marsos dan itu adalah hokum
kapitalis. Kapitalisme selaluh mencari marsos atau orang yang berpengaru dalam
negeri untuk bekerja sama dalam mendukung operasinya. Mereka akan memberikan
legitimasi kepada warga bawahan, karena pemimpin daerah pasti di dengar oleh
rakyatnya sendiri. (Emaruddin Masdar. 2001 : 6-7)
Peranan pemerintah dalam hal ini, secara politis maupun ekonomi, bisa
dikatakan pemerintah pemegang peranan sebagai pioner dalam pengembangan
wilayah Indonesia timur. Sebenarnya dengan tidak demikian juga. Di bidang
ekonomi, pihak swasta dan perusahaan-perusahaan negaralah yang memiliki peranan
lebih dominan. Kalau dimedia massa sering mengungkap bahwa pemerintahlah yang
mendorong swasta agar ke wilaya itu, sebenarnya swasta jadi “anak yang baik”
memberi kesempatan pada “orang tua” untuk bicara lebih dulu. Dalam
pertambangan PT. Aneka Tambang, yang membuka jaringan ekspansi nikel dari
komala Sulawesi tenggara, hingga ke pulau Gebe di Maluku, sampai ke pulau Gak
32
di irian, juga ke pegunungan Siklub dekat Jayapura. (George Junus Aditjondro. 2003
: 232-233)
2.6 Kerangka Berpikir
Hadirnya perusahan PT. Aneka Tambang mengakibatkan perubahan yang
sangant signifikan terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Gebe. Perubahan-
perubahan tersebut dapat dilihat dari perubahan kehidupan masyarakat sebelum
adanya perusahan tersebut yang dulunya bermata pencaharian di bidang Agraria,
namun sekarang masyarakat telah beralih menjadi masyarakat yang bermata
pencaharian di bidang Industri atau bisa juga disebut masyarakat industri.
Perubahan paling sederhana yang tampak secara spesial alih fungsi lahan
pertanian menjadi kawasan industri dan kawasan perumahan yang tentu berdampak
pada beralihnya profesi masyarakat petani ke industri. Hal ini mempunya pengaruh
pada pola hidup, mata pencarian, prilaku maupun cara berpikir. Hal ini pula yang
mempengaruhi berbagai aspek di kehidupan masyarakat Gebe, antara lain aspek
pendidikan, aspek kesehatan, aspek ekonomi, aspek budaya dan aspek lingkungan.
EKSPLOITASI PT. ANEKA
TAMBANG
DAMPAK SOSIAL
PENDIDIKAN KESEHATAN EKONOMI BUDAYA LINGKUNGAN AGAMA