Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
14
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Bahan Ajar
Bahan Ajar didefinisikan sebagai seperangkat sarana atau alat
pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara evaluasi
pembelajaran yang tersusun secara terstruktur dan menarik yang bertujuan
untuk mencapai kompetensi serta subkompetensi dengan segala
ketentuannya. Sedangkan menurut Lestari (2013), bahan ajar harus ditulis dan
dirancang dengan kaidah instruksional dikarenakan akan digunakan oleh guru
membantu dan membantu proses pembelanjaran . Materi atau bahan ajar
sejatinya merupakan “isi” dari kurikulum yaitu berupa bidang studi atau mata
pelajaran yang memuat topik, suptopik beserta rinciannya (Ruhimat 2011).
Adapun beberapa definisi dari bahan ajar yang dikemukakan para ahli.
Bahan ajar yang berasal dari kata Bahan atau “material” dan mengajar
“teaching”. Bahan ajar juga dapat didefinisikan sebagai segala bentuk
perangkat pembelajaran yang tersusun secara sistematik dan terstruktur
yang digunakan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan
ajar sendiri mencakup pengetahuan yang terangkum, dalam materi
pembelajaran yang ada di bahan ajar tersebut. Bahan ajar dibuat
menyesuaikan dengan kebutuhan guru maupun siswa.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat ditarik benang merahnya
tentang pentingnya seorang guru untuk merancang ataupun menyusun bahan
ajar sangatlah penting karena bisa menentukan keberhasilan proses
15
k egiatan belajar dan mengajar melalui bahan ajar tersebut. Bahan ajar
diartikan sebagai segala bantuk bahan secara sistematis yang memungkinkan
siswa belajar secara mandiri dirancang berdasarkan kurikulum yang berlaku.
Sehingga bahan ajar dan guru sangat menentukan tercapainya kompetensi
dalam suatu pembelajan.
Pada penelitian ini menggunakan Skala Likert dan juga Skala Guttman.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala social. Skala
Guttman merupakan skala kumulatif dimana terdapat beberapa pertanyaan
yang diurutkan secara hierarkis untuk melihat sikap tertentu sesorang.
Kesimpulannya yaitu bahan ajar sebagai sarana atau alat pembelajaran
yang berisi materi pembelajaran yang didesain secara sistematis dan menarik
supaya dapat tercapainya tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu bahan ajar
berbentuk LKPD ini sangat disesuaikan sebagai pelengkap atau sarana
pendukung pelaksaan pembelajaran yang diharapkan.
a. Tujuan Bahan Ajar
Bahan ajar tersusun atas beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam
kurikulum yang sedang digunakan, disini kurikulum 2013 yang
selanjutnya diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Adapun tujuan dari
bahan ajar menurut Majid (2015) adalah sebagai berikut:
1) Membantu siswa dalam mempermudah mempelajari sesuatu
2) Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar mata pelajaran
3) Memudahkan guru dalam melakukan proses pembelajaran
4) Menjadikan kegiatan pembelajaran yang menarik
16
Dari beberapa tujuan diatas, terdapat juga tujuan umum adanya bahan
ajar harus disusun, yaitu:
1) Menyiapkan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang
berlaku dengan melihat kebutuhan siswa, sehingga bahan ajar bisa
sesuai karakteristik dan setting atau lingkungan sosial sekitar siswa.
2) Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar ditengah
sulitnya buku-buku yang mungkin sulit ditemui.
3) Membantu dan mempermudah guru dalam melaksanakan
pembelajaran.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bawa tujuan bahan ajar
adalah untuk menyiapkan pembelajaran kepada siswa agar pembelajaran
lebih bervariasi, dengan bahan ajar ini siswa dapat kemudahan dalam
memahami materi, khususnya materi yang bersifat abstrak atau luas.
b. Ruang Lingkup Bahan Ajar
Adapun jenis-jenis bahan ajar yang bersifat cetak maupun non cetak,
berikut 4 jenis bahan ajar menurut Ali (2011) yaitu:
1) Bahan Ajar Pandang(Visual)
Terdiri dari bahan cetak (printed) atara lain handout, buku, modul,
lembar kerja siswa, brosur, leafleet, wallchart, booklet, foto atau
gambar, dan bahan ajar non cetak seperti model atau market.
2) Bahan Ajar Dengar (Audio)
Contoh dari bahan ajar yang didengar yaitu: kaset, radio, piringan
hitam, dan Compact Disk Audio.
17
Bahan Ajar Pandang dan Denger (Audio Visual) Contoh bahan ajar
ini adalah Compact Disk dan Film.
3) Bahan Ajar Multimedia Interaksi
Contoh bahan ajar ini yaitu CAI (Computer Asisted Interacive) dan
bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
Beberapa bahan ajar cetak yang sering kita jumpai diantaranya:
handout,buku,brosure,modul, dan lembar kerja siswa (LKS). Berikut
penjelasan tentang istilahnya:
1) Handout
Handout adalah "segala sesuatu” yang diberikan kepada peserta
didik ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Handout juga
diartikan sebagai bahan tertulis yang disiapkan untuk memperkaya
pengetahuan peserta didik dari beberapa literatur yang memiliki
relevansi dan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa. Saat
ini handout dapat diperoleh melalui internet atau menyadur dari
berbagai buku dan sumber lainnya.
2) Buku
Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi ilmu
pengetahuan berdasarkan analisis terhadap kurikulum dalam bentuk
tertulis. Buku disusun dengan menggunakan bahasa sederhana,
menarik dilengkapi gambar, keterangan, isi buku, dan daftar pustaka.
Buku akan sangat membantu guru dan siswa dalam mendalami ilmu
pengetahuan sesuai dengan mata pelajaran masing-masing.
18
3) Modul
Modul merupakan bahan ajar cetak yang ditulis dengan tujuan agar
siswa bisa belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru.
Oleh karena itu, modul harus berisi dengan petunjuk belajar,
kompetensi yang akan dicapai, isi materi pelajaran, informasi
pendukung, latihan soal, petunjuk kerja, evaluasi dan balikan
terhadap evaluasi. Modul yang diberikan kepada siswa dapat
bermanfaat agar siswa mampu belajar secara mandiri tanpa harus
dibantu oleh guru.
4) Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS merupakan bahan ajar yang sudah disusun sedemikian rupa
sehingga siswa mendapat materi ajar secara mandiri. Lembah kerja
siswa ini digunakan siswa sehingga siswa bisa mendapatkan materi,
tugas, ringkasan. Selain itu siswa juga mendapatkan intruksi atau
arahan untuk memahami materi bersamaan materi tugas yang
diberikan oleh guru.
5) Buku Ajar
Buku ajar didefinisikan sebagai sarana belajar yang digunakan
disekolah-sekolah hingga perguruan tinggi untuk membantu program
pembelajaran dan pengertian modern yang umum untuk dipahami.
6) Buku Teks
Buku teks merupakan buku pelajaran dalam bidang studi tertentu
yang disusunoleh parah ahli dibidangnya. Buku teks disusun dengan
tujuan intruksional yang dilengkapi sarana prasarana untuk
19
pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh pengajar-pengajar
disekolah dan perguruan tinggi untuk membantu proses pengajaran.
Adapun beberapa perbedaan buku teks menurut Lestari (2013):
1) Buku sumber, yakni buku yang dijadikan sebagai refrensi,
rujukan dan sumber untuk melakukan kajian tertentu.
2) Buku Bacaan, yakni buku yang hanya berfungsi sebagai buku
bacaan saja. Contohnya cerita novel, legenda dan lainnya.
3) Buku Pegangan, merupkan buku yang berfungsi sebagai.
Pegangan guru atau pengajar dalam kegiatan mengajar
4) Buku bhan ajar atau buku teks, yakni buku yang tersusun sebagai
proses pembelajaran dan berisikan bahan-bahan serta materii
pembelajaran yang akan diajarkan.
Selanjutnya, ada bahan ajar non-cetak yang diantaranya bahan ajar
dengar (piring hitam, Compact Dist Audio), bahan ajar pandang dengar
video Compact Dis dan film. Terakhir bahan ajar multimedia
interaktif dan bahan ajar berbasis WEB.
c. Karakteristik Bahan Ajar
Terdapat berbagai macam bentuk buku, baik yang digunakan untuk
sekolah hingga perguruan tinggi, seperti buku referensi, modul ajar,
bahan ajar, buku praktikum, dan buku mata pelajaran. Adapun jenis-jenis
bukuyang digunakan dalam mempermudah siswa memahami materi ajar
yanga da didalamnya. Macam-macam karakteristik dari bahan ajar
menurut Lestari (2013) yaitu self instructional, self contained, stand
alone, adaotive, dan user friendly, berikut penjelasannya:
20
1) Self Instrucrtional
Sikap kemandirian dalam belajar dalam peserta didik harus
ditingkatkan, itu artinya sifat ketergantungan satu dengan yang
lainnya dalam pembelajaran perlu dihilangkan. Siswa harus mampu
mandiri belajar dengan bahan ajar yang dikembangkan, Inilah yang
dimaksud dengan proses self Intrukstion. Hal ini sudah sesuai dengan
tujuan adanya bahan ajar yaitu siswa mampu belajar dengan mandiri.
Self intruction dapat terwujud melalui bahan ajar yang harus memuat
tujuan yang dirumuskan, baik akhir maupun awal, mempermudah
siswa dalam membantu memahami materi yang diajarkan karena
pembelajaran dikemas dalam kegiatan yang spesifik.
Mengetahui begitu pentingnya adanya bahan ajar, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam proses pembuatan bahan ajar agar
mampu membuat siswa bisa belajar mandiri dan memperoleh
ketuntasan dalam belajar adalah sebagai berikut:
a) Menampilkan contoh yang menarik dan ilustratif untuk membuat
kesan menarik serta mendukung pemaparan suatu materi
b) Memberikan kesempatan pada siswa untuk bisa mengukur
penguasaan materi atau pemahamannya melalui soal-soal latihan,
tugas dan sejenisnya.
c) Menampilkan dengan gaya kontekstual atau mengaitkan materi
dengan kehidupan atau suasana disekitar siswa yang bersifat
konteks
d) Menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti dan
21
komunikatif agar siswa bisa mengerjakan dengan mandiri.
e) Memberikan ringkasan-ringkasan dalam suatu materi sehingga
dapat membantu siswa dalam membuat catatan-cartatan selama
proses pembelajaran mandiri
f) Mendukung siswa dalam melakukan self asessmant dengan cara
memberikan instrumen penilaian
g) Menyediakan instrumen yang dapat menetapkan tingkat
pengesuaan materi yang berguna untuk kegiatan belajar
berikutnya.
h) Menyediakan informasi sumber rujukan atau pengayaan serta
referensi yang mendukung dalam pembelajaran yang diajarkan.
2) Self Contained
Self contained diartikan sebagaiseluruh materi pelajaran dari
kompetensi-supkompetensi yang dipelajari dalam suatu bahan ajar
yang utuh. Tujuannya untuk memberikan kesempatan kepada siswa
dalam menuntaskan suatu pembelajaran karena materi dikemas dalam
materi yang utuh. Pembagian materi dari kompetensi-subkompetensi
perlu dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keleluasaan yang
harus dikuasai oleh siswa. Sehingga bahan ajar ini tersusun atas
seluruh bagian dalam satu buku yang utuh untuk memudahkan
mempelajari bahan ajar.
3) Stand Alone (Berdiri Sendiri)
Stand alone (berdiri sendiri) diartikan sebagai bahan ajar yang
disusun sendiri, artinya bahan ajar ini dikembangkan tidak tergantung
22
pada bahan dasar lainya, atau tidak perlu digunakan bersama-sama
dengan bahan ajar lainnya. Siswa tidak perlu belajar bahan ajar
lain untuk mengerjakan tugas yang ada dibahan ajar tersebut.
Sehingga jika siswa masih memerlukan bahan ajar lain untuk
menyelesaikan tugas makan bahan ajar tersebut tidak termasuk
golongan bahan ajar sendiri. Dari sini disimpulkan bahwasanya
sebuah bahan ajar dapat digunakan sendiri tanpa tergantung dengan
bahan ajar lainnya..
4) Adaptif
Bahan ajar yang baik merupakan bahan ajar yang memiliki daya
adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.
Artinya, bahan ajar mampu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, fleksibel digunakan diberbagai tepat, isi
dan perangkat lunaknya dapat digunakan dalam jangka waktu yang
panjang. Bahan ajar seharusnya memuat materi-materi yang sekiranya
bisa menambah pengetahuan si pembaca tentang perkembangan
zaman atau lebih khususnya ilmu teknologi.
5) User Friendly
Bahan ajar yang baik juga harus memenuhi kaidah user fiendly
atau bersahabat atau akrab dengan penggunanya. Setiap intruksi dan
informasi harus bisa membantu dan bersahabat dengan penggunanya,
termasuk memudahkan penggunana dalam merespon dan
menggunakan istilah umum. Inilah yang disebut User Friendly .
Bahan ajar mempu menghasilkan peranan fungsi yang menjadikan
23
pembelajaran efekif,pengembangan bahan ajar yang sesuai kaidahnya
dan elemen pensusun bahan aja. Elemen tersebut yaitu:
konsisten,format dan organisasi serta spasi atau halaman. Berikut
adalah penjelasannya:
a) Konsisten
Konsistensi dalam suatu bahan ajar sangat penting, baik
dalam hal bentuk dan bentuk huruf pada setiap halamannya.
Harapanya dalam suatu bahan ajar tidak menggunaka terlalu
banyak variasi dalam bentuk dan ukuran huruf, kerapian
halaman,spasi yang harus konsisten. Misalnya antara judul, isi
atau dengan sub-judul.
Kekonsistenan dalam menggunakan spasi, halaman dan
lainnya terebut bermanfaat untuk mempermudah pembaca untuk
membaca dan pemahaman sehingga pembaca menjadi tertarik
terhadap bahan ajar tersebut.
b) Format
Penggunakan forbat yang sesuai juga diperlukan dalam
bahan ajar, baik format kolom maupun format paragraf yang
sesuai.
c) Organisasi
Tersusunya bahan ajar yang terorganisasi dengan baik akan
mempermudah dan meningkatkan semangat siswa dalam
membaca atau belajar menggunakan bahan ajar tersebut. Ciri cari
bahan ajar yang sudah tersusun dengan baik adalah bahan ajar
24
tersusun secara sistematis, yang terdiri dari isi materi dan ilustrasi
misalnya gambar, foto dan antara paragraf satu dengan lainnya
yang semua itu bertujuan untuk membudahkan pembaca dan
belajar mandiri.
d) Perwajahan
Daya tarik utama dalam suatu bahan ajar yaitu terletak pada
bagian sampul, sehingga diharapkan pemberian sampul didesain
semenarik mungkin dengan mengombinasikan gambar, foto,
warna, ukuran huruf yang sesuai. Penggunaan gambar,foto dan
warna yang menarik dalam bahan ajar akan menarik perhatian
siswa dan bisa menambah semangat belajar siswa.
Selain itu, bahan ajar bisa memberikan ketertarikan siswa
terhadap bahan ajar karena siswa tidak akan merasa bosan dengan
tampilan bahan dasar yang telah didesain semenarik mungkin.
Bahan ajar yang baik juga harus memberikan space atau halaman
yang kosong untuk memberikan tempat kosong bagi siswa untuk
mencatat atau coretan tentang apa yang mereka pahami.
d. Konsep Penyusunan Bahan Ajar
Dalam menyusun bahan ajar ada beberapa kaidah-kaidah yang harus
diperhatikan. Berikut adalah beberapa kaidah-kaidah pengembangan
bahan ajar yang harus diperhatikan Menurut (Widodo dan Jasmadi
2008):
1) Penyesuaian bahan ajar dengan siswa yang sedang mengikuti proses
belajar mengajar
25
2) Bahan ajar yang mempu mengubah tingkah laku siswa
3) Penyesuaian bahan ajar dengan kebutuhan dan karakteristik diri
4) Program belajar mengajar yang akan dilangsungkan
5) Menampilkan tujuan-tujuan pembelajaran yang spesifik
6) Memuat materi yang rinci, baik dalam kegitan maupun latihan
7) Memuat evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa.
Pembuatan modul harus memiliki tujuan untuk mempermudah dan
memperjelas materi agar tidak bersifat sangat verbal. Modul juga harus
mampu mengatasi keterbatasan waktu, ruang dan daya siswa maupun
pengajar. Penggunaan modul juga harus digunakan secara tepat dan
bervariasi misalnya meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa
serta mengarapkan siswa bisa mengevaluasi diri sendiri.
Penyusunan bahan ajar tersusun secara sistematis sehingga bahan
ajar tersebut bisa menambah kompetensi dan pengetahuan siswa secara
baik dan afektif. Penyusunan yang sistematis ini bertujuan agar siswa
mampu belajar dari kompetensi dan sup-kompetensi sesuai yang
dibutuhkan diduniah kerja nantinya. Pengembangan bahan ajar siswa
terdiri dari ketrampilan,pengetahuan dan sikap yang digunakan untuk
menguasai kompetensi agar dapat dikembangkan menjadi satu bahan ajar
menjadi lebih dari satu bahan ajar.
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
a. Pengertian LKPD
Belajar mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu sistem
yang tidak terlepas dari komponen-komponen yang saling berinteraksi di
26
dalamnya. Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah bahan ajar.
Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang
berisikan materi pembelajaran, metode,batasan-batasan, dan cara
mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau
subkompetensi dengan segala kompleksitasnya. Pengertian ini
mengabarkan bahwa suatu bahan ajar hendaknya dirancang dan ditulis
dengan kaidah instruksional karena akan digunakan oleh guru untuk
membantu dan menunjang proses pembelajaran.
Dampak positif dari bahan ajar adalah guru akan mempunyai lebih
banyak waktu untuk membimbing peserta didik dalam proses
pembelajaran, membantu peserta didik untuk memperoleh pengetahuan
baru dari segala sumber atau referensi yang digunakan dalam bahan ajar,
dan peranan guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan menjadi
berkurang.
Kemampuan guru dalam merancang ataupun menyusun bahan ajar
menjadi hal yang sangat berperan dalam menentukan keberhasilan proses
belajar dan pembelajaran melalui sebuah bahan ajar. Bahan ajar juga
dapat diartikan sebagai segala bentuk bahan yang disusun secara
sistematis yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan
dirancang sesuai kurikulum yang berlaku. Dengan adanya bahan ajar,
guru akan lebih runtut dalam mengajarkan materi kepada peserta didik
dan tercapai semua kompetensi yang telah ditentukan sebelumnya.
Salah satu bentuk bahan ajar yang dapat dikembangkang yaitu
27
LKPD. Menurut hamdani, LKPD merupakan perangkat pembelajaran
sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan rencana
pembelajaran. LKPD adalah panduan peserta didik yang digunakan
untuk kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kegiatan
biasanya berupa petunjuk, atau langkah-langkah untuk menyelesaikan
suatu tugas. Pada kurikulum KTSP LKPD dikenal dengan sebutan
LKPD. dalam LKPD, peserta didik akan mendapatkan materi, ringkasan,
dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu, peserta didik juga
dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang
diberikan.
LKS yang inovatif dan kreatif akan menciptakan proses
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Langkah –langkah
penyusunan Lembar Kerja Siswa menurut diknas adalah sebagai berikut :
1) Melakukan analisis kurikulum
Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana
yang memerlukan bahan ajar. Pada umumnya, dalam menentukan
maetri langkah analisisnya dilakukan dengan cara melihat materi
pokok, pengalaman belajar, serta materi yang akan diajarkan.
Selanjutnya, kita juga harus mencermati kompetensi yang dimiliki
oleh peserta didik.
2) Menyusun peta kebutuhan LKPD
Peta kebutuhan LKPD sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah
LKPD yang harus ditulis serta melihat urutan LKPD nya. Urutan
LKPD sangat dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan.
28
Langkah ini biasanya diawali dengan analisis kurikulum dan analisis
sumber belajar.
3) Menentukan judul-judul LKPD
LKPD ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar,
materimateri pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam
kurikulum. Satu kompetensi dasar dapat dijadikan sebagai judul
LKPD apabila kompetensi tersebut tidak terlalu besar. Adapun
besarnya kompetensi dasar dapat dideteksi, antara lain dengan cara
apabila diuraikan kedalam materi pokok (MP) mendapatkan
maksimal 4 MP, maka kompetensi tersebut dapat dijadikan sebagai
satu judul LKPD.
4) Penulisan LKPD
Langkah- langkah dalam menulis LKS, yaitu merumuskan
kompetensi dasar, menentukan alat penilaian, menyusun materi dan
memperhatikan struktur LKPD. Menurut Hendro dan Jenry Kalagis,
sebagaimana yang dikutip oleh Jemmi Andrian Matutina,
menyatakan syarat – syarat yang harus dimiliki dalam menyusun
LKPD sebagai berikut:
a) Syarat-Syarat Didaktik
1. LKPD memperhatikan adanya perbedaan kemampuan
individual peserta didik, sehingga dapat digunakan baik oleh
peserta didik yang lamban, sedang, maupun pandai.
2. LKPD Menekankan pada proses untuk menemukan
prinsip/konsep sehingga berfungsi sebagai petunjuk bagi
29
peserta didik untuk mencari informasi dan bukan sebagai alat
pemberi tahu informasi.
3. LKPD memiliki variasi stimulus melalui berbagai kegiatan
peserta didik sehingga dapat memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menulis, menggambar, berdialog, dengan
temannya dan lain sebagainya.
4. LKPD dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial
dan emosional pada diri anak sehingga tidak hanya ditujukan
untuk mengenal fakta-fakta dan konsep-konsep akademis
saja. Bentuk kegiatan yang ada memungkinkan peserta didik
dapat berhubungan dengan orang lain dan
mengkomunikasikan pendapat serta hasil kerjanya.
b) Syarat – Syarat Konstruksi
Syarat konstruksi adalah syarat-syarat yang berkenan dengan
penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat
kesukaran, dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat
guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak pengguna yaitu anak
didik.
1. LKPD menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat
kedewasaan anak.
2. LKPD menggunakan struktur kalimat yang jelas
3. LKPD memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan
tingkat kemampuan anak.
4. LKPD menghindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka, yang
30
dianjurkan adalah isian atau jawaban yang didapat dari hasil
pengelolaan informasi.
5. LKPD tidak mengacu pada buku sumber yang diluar
kemampuan dan keterbacaan peserta didik .
6. LKPD menyediakan ruangan/tempat yang cukup untuk
memberi keleluasaan pada peserta didik untuk menulis
maupun menggambar.
7. LKPD menggunakan kalimat sederhana dan pendek.
8. LKPD menggunakan kalimat komunikatif dan interaktif.
9. LKPD memiliki tujuan belajar yang jelas serta bermanfaat
sebagai sumber motivasi belajar.
10. LKPD memuat identitas, seperti topik, kelas, nama
kelompok, dan anggotanya.
c) Syarat – Syarat Teknis
1. Tulisan, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Menggunakan huruf yang jelas dan mudah dibaca,
meliputi jenis dan ukuran huruf.
b. Menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik
c. Perbandingan ukuran huruf dan ukuran gambar serasi.
2. Gambar
Gambar yang baik dapat menyampaikan pesan
secara efektif pada pengguna LKPD untuk mendukung
kejelasan konsep. Penampilan Penampilan dibuat manarik.
Kemenarikan penampilan LKPD akan menarik perhatian
31
peserta didik, tidak menimbulkan kesan jenuh dan
membosankan. LKPD yang menarik adalah LKPD yang
memiliki kombinasi antara gambar, warna dan tulisan yang
sesuai.
B. Kajian Penelitian terdahulu Yang Relevan
Adapun beberapa penelitian sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Relevan
No. Judul Penelitian Terdahulu Persamaan/Perbedaan
1
Anwar (2017), Pengembangan
Modul Pembelajaran Tematik
Terpadu Berbasisi Kearifan Lokal
Kabupaten Sumenep Kelas IV
Subtema Lingkungan Tempat
Tinggalku
Pada penelitian terdahulu
memiliki kesamaan pada
jenjang kelas yang menjadi
objek
penelitian yaitu pada
kelas 4 SD, dan penelitian
ini sama-sama mengangkat
mengenai kearifan lokal
yang ada di pulau
Madura untuk
pembelajaran tematik,
serta
produk pengembangan
yang sama
berbentuk sebuah
modul.
Perbedaan dalam penelitian
terdahulu berada pada tema
dan subtema pembelajaran
2
Wijiningsih (2016), Pengembangan
Bahan Ajar Tematik Berbasis
Budaya Lokal
Persamaan penelitian
terdahulu dengan sekarang
terletak pada kesamaan
pengembangkan produk
bahan ajar untuk sekolah
dasar yang mengangkat
salah satu kearifan lokal
yaitu budaya lokal daerah
setempat.
Perbedaan penelitian
terdahulu dan sekarang
terletak pada jenjang kelas,
penelitian terdahulu fokus
kepada kelas 5 sekolah dasar,
sedangkan penelitian
sekarang fokus kepada siswa
kelas 4 sekolah dasar.
Penelitian terdahulu
mengembangkan bahan ajar
berjenis buku teks tematik,
sedangkan penelitian
sekarang mengembangkan
sebuah modul.
3
Yakin Niat Telaumbanua, Bornok
Sinaga, Mukthar dan Edy Surya
(2017) Developmen of
Mathematics Module Based on
Metacognitive Strategy in
Improving Students’ Mathematical
Problem Solving Ability at High
School
Persamaan penelitian
terdahulu dengan sekarang
terletak pada
kesamaan pengembangkan
produk bahan ajar untuk
pembelajaran.
Dalam penelitian
Telaumbanua dkk yaitu
pengembangan modul
matematika berdasarkan
strategi metakognitif.
Sedangkan dalam penelitian
yang dikembangkan oleh
peneliti yaitu pengebangan
32
Analisis Kebutuhan :
Siswa masih kurang dalam pengetahuan mengenai muatan lokal yang ada disekitarnya. Siswa belum
aktif dalam pembelajaran daring. Dalam pembelajaran yang dilakukan, masih kebanyakan guru yang
hanya mengirimkan materi melalui pesan suara, pesan di grup. Guru belum memaksimalkan bahan ajar
atau media yang memadai.
Teknik Pengumpulan Data :
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
4. Angket/Kuesioner
Instrumen Penelitian :
1. Pedoman Observasi
2. Pedoman Wawancara
3. Dokumentasi
4. Angket/Kuesioner
Teknik Analisis Data :
1. Kualitatif (kritik dan saran
validator)
2. Kuantitatif (angket
penilaian ahli media,
materi, dan respon siswa)
Hasil yang diharapkan:
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal Pada Tema 7 Subtema 1 Kelas 4 Sekolah Dasar
LKPD berbasis kearifan local
daerah Blitar.
C. Kerangka Berpikir
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir
Kondisi Ideal :
1. Pemanfaatan bahan ajar seharusnya
memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah
secara maksimal khususnya bahan ajar
berbentuk softfile.
2. Penggunaan bahan ajar harusnya lebih
variatif dan digunakan sesuai karakteristik
siswa.
Kondisi Lapang :
1. Guru masih belum menguasai pemanfaatan
teknologi sebagai bahan ajar.
2. Bahan ajar yang digunakan tidak variatif
3. Bahan ajar yang digunakan belum mencakup
semua materi pembelajaran.
Metode Penelitian :
ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementations, Evaluations)