Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Supervisi Akademik
Supervisi akademik merupakan bagian dari
supervisi pendidikan yaitu merupakan segala upaya
yang dilakukan secara berkesinambungan untuk
membantu guru dan kepala sekolah untuk
mengembangkan kemampuan serta kinerja guru dalam
mengelola pembelajaran.
Seperti apa yang disebutkan Mustofa (2013:27)
Supervisi pendidikan adalah:
“Segala bantuan dari supervisor dan atau semua pemimpin kepala sekolah untuk memperbaiki
manajemen pengelolaan sekolah dan meningkatkan
kinerja staf/guru dalam menjalankan tugas,fungsi, dan
kewajibannya sehingga tujuan pendidikan dapat
dicapai secara optimal”.
Sedangkan menurut Pidarta (2009:2) menyebutkan
Supervisi pendidikan adalah “kegiatan membina para
pendidik dalam mengembangkan proses pembelajaran
termasuk segala unsur penunjangnya”.
Fathurrohman (2011:18) menyebutkan bahwa
supervisi adalah ”usaha yang sistematis dan terus
menerus dalam rangka memberikan dorongan dan
pengarahan bagi perkembangan profesional guru”.
Supervisi akademik merupakan salah satu ruang
lingkup dari supervisi di bidang pendidikan selain
supervisi manajerial. Dalam PPTK, PSDM dan PMP
(2011:19) disebutkan pula bahwa Supervisi akademik
adalah
10
“fungsi kepengawasan yang berkenaan dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan,
penilaian, dan pelatihan profesional guru”. Aspek-
aspek yang dimaksud tersebut adalah mencakup
tugas pokok guru dalam proses pembelajaran diantaranya meliputi: (1)merencanakan pembelajar an, (2) melaksanakan pembelajaran, (3) menilai
hasil pembelajaran, (4) membimbing dan melatih
peserta didik, (5) melaksanakan tugas tambahan
yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok
sesuai dengan beban kerja guru.
Kepengawasan akademik dapat dilaksanakan
melalui kegiatan tatap muka atau non tatap muka.
Menurut Prasojo (2011:84) supervisi akademik yaitu
“serangkaian kegiatan membantu guru dalam
mengembangkan kemampuan dalam mengelola proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.”
Selain pengertian tentang supervisi akademik
diatas disini juga penulis cantumkan pengertian
tentang supervisi pengajaran menurut Bafadal
(Fathurrochman, 2011:30) Supervisi pengajaran adalah
“serangkaian kegiatan membantu guru untuk
mengembangkan kemampuannya mengelola proses
belajar mengajar demi pencapaian tujuan pengajaran.”
Menurut Purwanto (2012:89)
Supervisi pengajaran adalah kegiatan-kegiatan
kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki
kondisi-kondisi baik personel maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar
yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan. Nakpodia, dalam jurnalnya The Dependent outcome of
teacher performance in secondary schools in Delta State
(2011) menyebutkan,
Supervision of instruction therefore directed
towards maintaining and improving the teaching-learning process of the school.It is highly
instructionally related, and the instructional
supervisor's role is that of supporting,assisting
11
and sharing rather than directing.Instructional supervision is a service activity that exists to help
teachers do their job better.
Pengawasan pembelajaran diarahkan untuk
mempertahankan dan meningkatkan proses belajar
mengajar dari sekolah. Dalam hal ini pembelajaran
yang saling terkait, dan peran pengawas pengajaran
adalah mendukung, membantu dan berbagi melalui
pengawasan langsung. Pengawasan adalah kegiatan
pelayanan yang ada untuk membantu guru melakukan
pekerjaan mereka agar lebih baik.
Dari beberapa pengertian tentang supervisi
akademik maupun supervisi pengajaran dapat
disebutkan bahwa pada dasarnya supervisi akademik
ataupun supervisi pengajaran pada hakekatnya adalah
suatu tindakan yang berupaya untuk membantu guru
dalam mengembangkan kemampuan atau potensinya
dalam mengelola proses pembelajaran dalam kelas
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Supervisi akademik yang dilakukan kepala
sekolah maupun pengawas akan mengena pada
sasarannya jika dilaksanakan sesuai prosedur, artinya
ada perencanaan, pelaksanaannya dengan menimbang
kaidah-kaidah yang ada, dievaluasi, dan yang tidak
kalah pentingnya adalah adanya tindak lanjut dari
hasil supervisi tersebut. Tanpa adanya tindak lanjut
maka kegiatan supervisi yang sudah dilaksanakan
menjadi sia-sia, karena tujuan utama diadakan
supervisi tidak akan tercapai dan terwujud.
2.2 Supervisi Kunjungan Kelas
12
Kunjungan kelas merupakan salah satu teknik
supervisi akademik. Teknik supervisi merupakan cara-
cara yang ditempuh oleh supervisor dalam hal ini
kepala sekolah atau pengawas sekolah untuk mencapai
tujuan tertentu yang berorientasi pada peningkatan
mutu pendidikan dan masalah-masalah akademik
dengan sasaran para guru di sekolah. Kunjungan kelas
adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah
atau pengawas sekolah dengan mengamati proses
pembelajaran di kelas sehingga memperoleh data yang
diperlukan masih dalam rangka pembinaan guru.
Seperti yang diutarakan oleh Jon Saphier and Pia
Durkin dalam jurnal berjudul Principal’s Classroom
Visitation and Inspection and Teachers Job
Performance in Akwa Ibon State Nigeria (2013)
“Classroom visits: Supervision of common Planning Time (CPT) and partnershipwith instrucsional
coaches. We’ll roll out a hypothetical school visit
of a hour to the hours. Schedulee about every six
weeks, in which the superintendent and principal
Superintendent and principal work side by side by side co observing classes and attending school
based meeting, especially CPT meetings coaches
metings, and feedback session to teachers.”
Kunjungan kelas menjadi hal yang penting
dimana sekolah merencanakan satu jam guna
merancang jadwal paling tidak untuk setiap enam
minggu, dimana pengawas dan kepala sekolah bekerja
berdampingan untuk mengamati kelas dan menghadiri
pertemuan berbasis sekolah, terutama pertemuan yang
didalamnya merencanakan kegiatan, pertemuan guru
inti, dan sesi umpan balik kepada guru.
Dengan supervisi kunjungan kelas kepala
sekolah maupun pengawas sekolah dapat mengukur
13
seberapa tingkat kompetensi pedagogik yang dimiliki
oleh seorang guru. Karena hanya dengan teknik
kunjungan kelas kita dapat memperoleh data tentang
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di
kelas, diantaranya penguasaan materi, ketrampilan
menggunakan alat peraga dan media pembelajaran,
kemampuan memilih metode pembelajaran serta
ketrampilan dalam memilih alat evaluasi yang tepat.
2.2.1 Teknik Supervisi Kunjungan Kelas
Supervisi kunjungan kelas bertujuan untuk
mendapatkan data yang lengkap tentang guru yang
disupervisi dalam hal pengelolaan pembelajaran dan
selanjutnya adalah untuk menolong guru dalam
mengatasi masalah dalam kelas.
Menurut Brotosejati (2012:6) “kunjungan kelas
dilakukan dengan berbagai tiga cara, yaitu dengan: (1)
pemberitahuan terlebih dahulu, (2) tanpa pemberitahu
terlebih dahulu, (3) atas permintaan atau undangan
guru yang bersangkutan”.
Agar tujuan kunjungan kelas dapat tercapai
maka supervisor hendaknya mempersiapkan instrumen
atau catatan-catatan serta alat yang diperlukan untuk
memperoleh data atau informasi yang dikehendaki.
1.Kunjungan Kelas tanpa Pemberitahuan terlebih
dahulu
Yang dimaksud teknik ini adalah supervisor tiba-
tiba datang ke dalam kelas tempat guru mengajar
tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu,cara ini
memiliki sisi positf dan negatif. Sisi positifnya,
supervisor dapat mengetahui kondisi sesungguhnya
14
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran,
sehingga dapat menentukan bantuan apa yang
diperlukan oleh guru tersebut. Supervisor dapat
melihat suasana pembelajaran yang sebenarnya tanpa
ada rekayasa. Kunjungan kelas tanpa pemberitahuan
dapat sebagai shock terapi agar guru dapat
membiasakan untuk mempersiapkan diri sebelum
mengajar. Adapun sisi negatifnya antara lain guru akan
menjadi gugup karena tiba-tiba didatangi supervisor,
bahkan pada umumnya guru merasa terbebani dalam
melaksanakan pembelajaran.
2.Kunjungan kelas dengan Pemberitahuan Terlebih
Dahulu
Sebelum pelaksanaan kunjungan kelas,
supervisor memberitahukan jadwal kunjungan kepada
guru, sehingga para guru tahu kapan akan dikunjungi.
Kelebihan dari cara ini diantaranya supervisi dapat
terlaksana dengan efektif dan efisien. Kekurangan dari
cara ini adalah guru dapat memanipulasi kondisi
proses belajar mengajar, maksudnya proses belajar
mengajar berlangsung tidak seperti kondisi seperti hari
–hari biasanya, karena guru mengetahui kalau akan
ada supervisi.
3.Kunjungan Kelas atas Permintaan Guru
Cara ini sangat ideal, karena supervisor datang
atas undangan guru. Dalam hal ini guru menyadari
kekurangannya dan berupaya untuk meningkatkan
kemampuannya dengan mendapatkan bantuan dari
supervisor. Supervisi ini akan berjalan dalam suasana
kooperatif antara guru dan supervisor, tanpa ada rasa
takut dan canggung dari pihak guru. Kunjungan kelas
15
atas undangan guru sangat jarang terjadi, hal ini
dikarenakan belum umum di kalangan guru untuk
mengundang supervisor ke kelas.
Kunjungan kelas merupakan cara yang tepat
untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang
proses belajar mengajar secara langsung, baik
menyangkut kelebihan, kekurangan, dan kelemahan-
nya. Melalui kunjungan kelas supervisor dapat
mengamati secara langsung kegiatan guru dalam
mengelola proses pembelajaran, dimana didalamnya
mencakup cara mengajar, penggunaan metode,
penggunaan alat peraga dan media pembelajaran,
penguasaan materi dan semua unsur pendukungnya.
Teknik supervisi kujungan kelas sudah diakui
sebagai salah satu teknik yang tepat dan akurat untuk
mendapatkan data serta informasi tentang proses
pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru,namun
demikian yang terjadi di lapangan teknik ini masih
menjadi momok bagi sebagian besar guru. Guru akan
merasa risih, grogi, dan bahkan minder ketika
ditunggui oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah
pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Supervisor hendaknya mampu merubah cara
pandang guru tentang supervisi, oleh karena itu
supervisor harus memiliki atau menemukan cara yang
lebih tepat dalam melaksanakan supervisi kunjungan
kelas, sehingga kehadiran supervisor di kelas menjadi
sesuatu yang dinantikan oleh guru, dengan kata lain
kunjungan kelas oleh supervisor bukan menjadi hal
yang menakutkan dan dihindari oleh guru.
16
2.2.2 Tahap-tahap Kunjungan Kelas Proses supervisi kunjungan kelas terdiri dari
empat tahap, tahapan tersebut menurut Prasojo
(2011:103) meliputi tahap persiapan, pengamatan,
akhir kunjungan(refleksi dan tindak lanjut).
2.2.2.1Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan ini supervisor memper-
siapkan berbagai hal yang akan dibutuhkan pada
waktu pelaksanaan kunjungan kelas atau saat
pengamatan.Persiapan ini mencakup antara lain, (1)
menentukan waktu atau jadwal kunjungan, (2) me-
nentukan sasaran dalam hal ini guru yang akan
dikunjungi, (3) menyusun instrumen pengamatan, dan
atau data pendukung. Dalam tahapan ini perlu adanya
kesepakatan dan kesamaan persepsi antara supervisor
dan guru yang akan disupervisi tentang tujuan dari
kunjungan kelas dan segala sesuatu yang akan
dibutuhkan dalam supervisi, termasuk memberi
tahukan indikator-indikator yang menjadi obyek
penilaian.
2.2.2.2 Tahap Pengamatan
Dalam tahapan ini setelah guru dan supervisor
memasuki kelas dan masing masing menempatkan diri,
maka guru menginformasikan kepada siswa tujuan dan
maksud kedatangan atau keberadaan supervisor di
dalam kelas,sehingga aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran diharapkan tidak terganggu.
Pada tahap pengamatan, supervisor mengamati
jalannya proses belajar mengajar yang sedang
berlangsung. Selama proses mengamati ini supervisor
menggunakan instrumen yang diperlukan atau
17
mencatat semua yang dilakukan guru selama
pembelajaran berlangsung menggunakan lembar
pengamatan. Supervisor juga diperbolehkan meng-
gunakan multi media untuk merekam kegiatan selama
proses pembelajaran berlangsung. Diharapkan dengan
penggunaan instrumen dan catatan pengamatan serta
bantuan media yang lain supervisor dapat memperoleh
data selengkap mungkin dari obyek yang sedang
diamatai.
2.2.2.3 Tahap Akhir Kunjungan (refleksi dan tindak
lanjut)
Dalam akhir kunjungan, supervisor bersama
guru mengadakan kesepakatan untuk membicarakan
hasil pengamatan proses pembelajaran yang baru
berlangsung. Supervisor dan guru bersama-sama
mengamati rekaman proses pembelajaran baik
berdasarkan catatan pengamatan, foto, maupun
rekaman adegan, dan bersama-sama mencatat
kekurangannya dan kelebihan guru selama proses
pembelajaran.
Selain itu dalam tahapan ini supervisor dan guru
menentukan tindak lanjut dari hasil supervisi
kunjungan kelas, sesuai temuan selama pengamatan
dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Sebelum
menentukan tindak lanjut dalam tahapan ini dapat
dilakukan kegiatan antara lain, (1) Supervisor mem-
beri motivasi serta penguatan kepada guru, dengan
harapan guru tidak merasa trauma terhadap kegiatan
supervisi, (2) Supervisor menunjukkan hasil supervisi
dan memberi kesempatan kepada guru untuk memberi
tanggapan dan menginterpretasikan, selanjutnya guru
18
dan supervisor mendiskusikan. Pada tahap akhir,
supervisor bersama-sama guru membuat simpulan
atas hasil dari pengamatan pelaksanaan KBM
yang baru dilaksanakan.
Supervisi kunjungan kelas yang akan
dilaksanakan dalam penelitian ini berbeda dengan
kunjungan kelas yang biasa dilaksanakan oleh kepala
sekolah, perbedaan ini terletak pada kegiatan akhir
kunjungan. Dimana pada tahap akhir kunjungan guru
bersama supervisor mengamati rekaman pelaksanaan
pembelajaran yang dilaksanakan guru, kemudian guru
mengevaluasi sendiri apa yang dilaksanakan
menggunakan instrumen yang ada. Hasil evaluasi diri
guru dicocokkan dengan hasil pengamatan supervisor,
jika terdapat kesamaan persepsi maka langkah
selanjutnya adalah menentukan tindak lanjut
berdasarka kekurangan yang dilakukan guru dalam
pengelolaan pembelajaran.
2.2.3 Kriteria Kunjungan Kelas Menurut Sudiyono (2011:103) kunjungan kelas
yang baik memiliki enam kriteria, yaitu : (1)Memiliki tujuan tertentu, (2) mengungkapkan
aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan
guru, (3) Menggunakan instrumen observasi untuk mendapatkan data yang obyektif, (4) Terjadi
interaksi antara pembina dan yang dibina, (5)
Pelaksanaan kunjungan kelas tidak mengganggu
proses pembelajaran, (6) Pelaksanaannya diikuti
dengan program tindak lanjut.
(1) Memiliki tujuan tertentu, Maksudnya setiap kegiatan kunjungan kelas
harus memiliki tujuan yang jelas sehingga dalam
19
kunjungan tersebut supervisor benar-benar fokus pada
tujuan.
(2) Mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memper-
baiki kemampuan guru.
Seperti apa yang diuraikan dibagian terdahulu
bahwa supervisi akademik bertujuan untuk membantu
guru dalam mengembangkan potensinya, kunjungan
kelas merupakan salah satu teknik supervisi untuk
memberi bantuan kepada guru untuk meningkatkan
kemampuannya dalam mengelola kelas, sehingga
dalam hal ini supervisi kunjungan kelas harus
mampu mengungkap segala sesuatu untuk
peningkatan kemampuan guru.
(3) Menggunakan instrumen observasi untuk men-
dapatkan data yang obyektif. Supervisor senantiasa
menggunakan instrumen supervisi pada setiap
kegiatan supervisi kunjungan kelas. Instrumen yang
digunakan mengacu pada tujuan yang akan dicapai
dari kunjungan tersebut.
(4) Terjadi interaksi antara pembina dengan yang dibina
Dengan adanya interaksi antara supervisor dan
guru menumbuhkan sikap saling pengertian, artinya
supervisi kunjungan kelas harus terlaksana dalam
suasana saling keterbukaan antara pihak yang
disupervisi dalam hal ini guru dan pihak supervisor
sehingga tidak menimbulkan rasa takut dan tertekan
dari pihak yang disupervisi yaitu guru.
(5) Pelaksanaan kunjungan kelas tidak mengganggu
proses pembelajaran. Diharapkan pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas bersifat alami, maksudnya
20
kegiatan tersebut tidak mengganggu serta tidak
mempengaruhi aktivitas guru dalam mengajar dan
kegiatan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajar-
an.
(6) Pelaksanaan kunjungan kelas diikuti dengan
program tindak lanjut. Artinya kegiatan supervisi
kunjungan kelas tidak akan berarti jika tidak
ditindaklanjuti dengan tindakan riil. Wujud dari tindak
lanjut tersebut mengacu pada temuan yang berupa
kekurangan-kekurangan guru selama melaksanakan
proses kegiatan pembelajaran, tindak lanjut ini harus
merupakan upaya ke arah perbaikan kemampuan atau
kompetensi guru.
Selain memiliki kriteria, menurut Pidarta
(2009:101-103) kunjungan kelas juga memiliki ciri
sebagai berikut :
(1)Menentukan waktu kunjungan kelas, (2) Bersifat
individual, (3) Tidak ada pertemuan awal, (4) Waktu
supervisi singkat ,(5) Dapat mengobservasi lebih dari
satu kelas, (6) Dapat meng-intervensi guru dan siswa dalam kelas, (7) Yang disupervisi adalah kasus-
kasus, (8) Boleh tidak mengadakan pertemuan
balikan, (9) Ada tindak lanjut. Berdasarkan uraian di atas, supervisi kunjungan kelas
bukan sekedar berkunjung untuk melihat sepintas,
namun harus ada tujuan atau fokus permasalahan
yang akan dibuktikan.
Melihat begitu banyak manfaat yang dapat
diperoleh dari supervisi kunjungan kelas untuk
peningkatan kompetensi guru dalam pengelolaan
pembelajaran, maka sudah saatnya supervisor dalam
hal ini kepala sekolah maupun pengawas sekolah
untuk lebih meningkatkan frekuensi dan mengefektif -
21
kan supervisi kunjungan kelas, karena dengan langkah
langkah tersebut menjadi salah satu alternatif dalam
upaya meningkatkan kualitas layanan pembelajaran.
2.3 Kinerja Guru 2.3.1 Kinerja Istilah kinerja berasal dari kata job performance
atau actual performance, yang berarti prestasi kerja
atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh
seseorang. Kata kinerja merupakan terjemahan dari
bahasa Inggris, work performance atau job
performance. Dalam bahasa Indonesia kinerja disebut
juga prestasi kerja, sehingga kinerja atau prestasi kerja
dapat diartikan sebagai ungkapan pengakuan
kemampuan seseorang yang didasari oleh
pengetahuan, sikap, ketrampilan, dan motivasi untuk
menghasilkan sesuatu.
Pengertian kinerja menurut Mangkunegara
(2004:67) “kinerja adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggungjawab yang diberikan kepadanya.”
Kinerja seseorang dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik itu faktor internal maupun eksternal,
menurut Davis (Mustafa 2013:155) menyebutkan
bahwa faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian
kinerja adalah faktor kemampuan (abality) dan faktor
motivasi (motivation). Hal tersebut diperkuat oleh
pendapat Keith Davis (Mangkunegara, 2004:67), yang
merumuskan bahwa :
*Human performance = Ability + Motivation
22
*Motivation = Attitude + Situation
*Ability = Knowledge + Skill
Seorang pegawai harus siap secara mental
maupun fisik untuk memahami tujuan bekerja dan
target kerja yang akan dicapai, serta mampu
memanfaatkan, dan menciptakan situasi kerja.
Kenyataan di lapangan atau di lingkungan kerja
kita, banyak orang yang memiliki kemampuan kerja
namun kurang atau bahkan tidak memiliki motivasi
untuk melakukan sesuatu maka tidak akan
menghasilkan kinerja, demikian pula sebaliknya
banyak orang yang memiliki motivasi namun tidak
memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan
maka juga tidak akan menghasilkan kinerja. Oleh
sebab itu seorang pekerja untuk dapat mencapai
kinerja maksimal jika ia memiliki motivasi diri untuk
berprestasi tinggi, aktif dan kreatif, dan keinginan
untuk maju serta berfikiran luas. Penempatan atau
pemberian posisi pegawai yang sesuai dengan minat
dan keahliannya akan sangat membantu pencapaian
kinerja yang maksimal.
Melihat betapa pentingnya peran kinerja untuk
kemajuan sebuah institusi, maka peneliti selaku
pengawas sekolah mempunyai tanggungjawab untuk
mengupayakan peningkatan kinerja guru – gurunya
dalam pengelolaan pembelajaran. Salah satu upaya
tersebut dengan cara mengefektifkan supervisi
kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah
dan pengawas sekolah di pangkalannya masing-
masing.
23
Pengukuran tingkat kinerja guru dalam
pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan
instrumen pengamatan pelaksanaan pembelajaran
yang sudah dibakukan oleh pemerintah, baik mengenai
indikator-indikatornya maupun skornya, sehingga hasil
dari pengamatan tersebut dapat menggambarkan
kinerja guru yang disupervisi/diamati.
2.3.2 Guru Guru memiliki banyak arti dan sebutan, ada yang
menyebutkan guru adalah pengajar atau pendidik dan
di kalangan pesantren guru sama dengan ustadz.
Dalam ajaran Jawa istilah Guru adalah digugu lan
ditiru, maksudnya Guru adalah sosok dimana setiap
ucapannya dipercaya dan dicontoh dari setiap tindakan
dan perilakunya.
Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003
tentang Sisdiknas pasal 1 mengenai ketentuan Umum
butir 6 Pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong
belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Sedangkan dalam pasal 39 ayat 2 menyebutkan bahwa
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajar-
an, menilai hasil pembelajaran, melakukan pem-
bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi. Pada pasal 2
menyebutkan Guru sebagai tenaga profesional yang
24
mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat
dilakukan oleh seseorang yang memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi, dan sertifikasi pendidik sesuai
dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang
pendidikan tertentu.
Dari uraian serta pengertian tentang guru di atas
dapat digeneralisasikan bahwa guru adalah pendidik
profesional dimana tugas utamanya adalah mengajar,
mendidik, membimbing, melatih, mengarahkan,
menilai, serta mengevaluasi. Guru dalam profesinya
adalah seorang yang memiliki kemampuan untuk
merancang program pembelajaran, mengelola kelas
dalam hal ini proses pembelajaran, mengevaluasi hasil
belajar, serta melakukan tindak lanjut dari hasil belajar
siswa, sehingga tujuan dari proses pembelajaran dapat
tercapai dan tujuan akhir proses pendidikan yaitu
mendewasakan peserta didik juga tercapai.
2.3.3 Kinerja Guru
Saat ini dalam dunia pendidikan kinerja guru
menjadi perhatian, karena guru merupakan salah satu
faktor penentu dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa dan berperan dalam peningkatan kualitas
pendidikan.
Dari beberapa pengertian tentang kinerja dan
pengertian tentang guru yang sudah disebutkan di
bagian sebelumnya maka dapat dinyatakan bahwa
kinerja guru adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seorang guru di sekolah atau lembaga pendidikan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya serta
tanggungjawabnya berdasarkan atas kecakapan,
25
pengalaman dan motivasi diri, diukur berdasar standar
yang sudah ditentukan.
2.3.3.1 Penilaian Kinerja Guru
Saat ini dalam dunia pendidikan kinerja guru
menjadi perhatian, karena guru merupakan salah satu
faktor penentu dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa dan berperan dalam peningkatan kualitas
pendidikan. Dengan terbitnya Permen PAN & RB nomor
16 tahun 2009 maka kinerja guru menjadi tuntutan.
Untuk mengetahui sejauh mana kinerja seorang
guru maka perlu adanya standar baku tentang kriteria
dan standar kinerja. Salah satu cara untuk mengetahui
kinerja guru adalah dengan melakukan penilaian
kinerja guru. Penilaian kinerja merupakan cara
pengukuran dan penentuan kontribusi seorang pegawai
dalam penyelesaian tugas-tugas yang menjadi
tanggungjawabnya. Dalam konteks guru, penilaian
kinerja ini mengukur hasil unjuk kerja yang telah
dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugas serta
tanggungjawabnya sebagai pengajar sekaligus pendidik.
Penilaian kinerja menurut Mustofa (2013:157)
adalah “Usaha mengidentifikasi, mengukur (menilai),
dan mengelola pekerjaan yang dilaksanakan oleh
pekerja di lingkungan organisasi atau perusahaan”.
Penilaian kinerja terhadap guru bertujuan untuk
membantu guru dalam mengenal tugasnya dengan
lebih baik sehingga guru akan menjalankan proses
belajar mengajar dengan efektif untuk kemajuan
peserta didiknya. Menurut Permenneg PAN & RB no.16
tahun 2009 disebutkan bahwa penilaian kinerja guru
26
merupakan “penilaian tiap butir kegiatan tugas utama
guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan
jabatan.” Penilaian Kinerja Guru menjamin bahwa guru
melaksanakan pekerjaannya secara profesional.
Penilaian Kinerja Guru menjamin bahwa layanan
pendidikan yang diberikan guru adalah berkualitas.
Penilaian kinerja guru selain memiliki tujuan
juga memiliki manfaat, diantaranya adalah merupa-
kan bahan evaluasi diri bagi guru untuk me-
ngembangkan potensi dan karirnya, sebagai acuan bagi
sekolah untuk merencanakan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Guru, dan merupakan dasar
untuk memberikan nilai prestasi kerja guru dalam
rangka pengembangan karir guru sesuai Permenneg
PAN & RB No.16/2009.
Dalam penelitian ini penilaian kinerja yang akan
dilakukan adalah fokus pada kinerja guru dalam
pengelolaan pembelajaran di dalam kelas, sehingga
teknik yang dianggap tepat adalah dengan
menggunakan supervisi kunjungan kelas. Disini jelas
bahwa penilaian kinerja dalam penelitian ini berbeda
dengan penilaian kinerja guru yang dilaksanakan
setiap akhir semester genap dimana didalamnya
mencakup empat belas kompetensi.
2.3.3.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi Kinerja
Dalam sebuah organisasi atau institusi setiap
individu atau karyawannya memiliki karakter yang
berbeda-beda, demikian pula dalam suatu sekolah
dimana didalamnya terdapat banyak guru dengan
berbagai karakter dan kemampuan yang beragam hal
tersebut akan mempengaruhi kinerja masing-masing
27
guru di sekolah tersebut. Kinerja guru akan sangat
mempengaruhi keberhasilan sekolah dalam mencapai
tujuan. Kinerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa
faktor.
Menurut Malthis dan Jackson,2006 (Mustofa
2013:159) ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja
karyawan, yaitu “kemampuan, usaha yang dicurahkan,
dan dukungan organisasi atau institusi.”
Faktor kemampuan berhubungan dengan bakat
dan minat yang dimiliki oleh karyawan atau guru,
sedangkan faktor usaha yang dilakukan oleh seseorang
/guru dipengaruhi oleh sumber daya yang dimiliki serta
motivasi diri, adapun dukungan organisasi dapat
berupa pelatihan, ketersediaan fasilitas, pemberian
reward bagi karyawan atau guru yang memiliki kinerja
baik.
Dari uraian di atas dapat dikelompokkan bahwa
faktor yang mempenngaruhi kinerja seseorang berasal
dari dalam diri individu itu sendiri, seperti bakat,
kemampuan, Motivasi, dan pendidikan. Adapun faktor
dari luar diantaranya iklim kerja, kesejahteraan, dan
sistem penghargaan yang ada di organisasi atau
sekolah tersebut.
Kinerja seseorang akan meningkat jika ketiga
komponen (kemampuan, motivasi, dan dukungan)
tersebut ada pada dirinya, sebaliknya jika salah satu
komponen tersebut tidak ada maka sangat mungkin
kinerja seseorang akan berkurang.
2.4 Penelitian Relevan
28
Sebelum penulis melakukan penelitian ini sudah
ada beberapa penelitian yang sejenis dan atau relevan
dengan penelitian yang akan penulis lakukan,
diantaranya:
Penelitian Edi Wahyudi (2007) tentang supervisi
Akademik kunjungan kelas di SMA Negeri se Kota
Magelang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektifitas supervisi akademik kunjungan kelas,
pengaruhnya terhadap kinerja guru dan prestasi siswa
di SMA Negeri se Kota Magelang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kegiatan supervisi kunjungan
kelas di SMA Negeri se Kota Magelang berpengaruh
terhadap kinerja dan kompetensi guru, Kinerja dan
kompetensi guru akan berpengaruh terhadap
prestasi siswa.
Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan
oleh Tri widodo (2014) tentang Supervisi Kunjungan
Kelas dalam Meningkatkan Kinerja Guru IPA SMP
Negeri 1 Bandungan, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh supervisi kunjungan kelas
terhadap peningkatan kinerja guru IPA, hasil penelitian
menunjukkan bahwa supervisi kunjungan kelas
berpengaruh positif dalam meningkatkan kinerja guru
IPA SMP Negeri 1 Bandungan dalam perencanaan
pembelajaran dan dalam pelaksanaan pembelajaran,
hal itu terlihat dalam proses pembelajaran, guru mau
menggunakan alat peraga, media pembelajaran, dan
metode yang bervariasi.
Yuli Indrawati dalam penelitiannya tentang
pengaruh supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja
Guru terhadap Kinerja Guru TK/RA di UPT Dinpendik
29
Kecamatan Bandungan, Kab. Semarang. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru TK/RA,
ternyata hasil yang diperoleh berdasarkan hasil analisis
uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
positif dan signifikan antara supervisi kepala
sekolahdan motivasi kerja terhadap kinerja guru TK/RA
di Kecamatan Bandungan
Dua dari tiga penelitian di atas menunjukkan
bahwa kegiatan supervisi kunjungan kelas yang
dilaksanakan kepala sekolah memiliki dampak positif
terhadap peningkatan kinerja guru. Dalam penelitian
Edi Wahyudi, hasil supervisi kunjungan kelas di-
manfaatkan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
kinerja dan kompetensi guru dalam pem- belajaran,
sedangkan Tri Widodo dalam simpulannya
menyatakan bahwa supervisi kunjungan kelas
berdampak positif dalam peningkatan kinerja guru IPA
baik secara administratif maupun pengelolaan
pembelajaran dalam kelas.
Terlepas dari penelitian-penelitian terdahulu,
cara yang akan dilakukan oleh peneliti dalam supervisi
kunjungan kelas dalam penelitian ini berbeda dengan
supervisi yang sering dilakukan, perbedaan tersebut
terdapat pada tahap akhir kunjungan, yaitu adanya
evaluasi diri dari pihak guru yang disupervisi, sehingga
dapat dikatakan bahwa supervisi kunjungan kelas yang
akan dilakukan adalah berbasis evaluasi diri guru.
2.5 Kerangka Pikir Penelitian
30
Peneliti melakukan supervisi kunjungan kelas
pada guru – guru di SD Negeri 2 Kalimanggis. Supervisi
kunjungan kelas dilaksanakan di SD Negeri 2
Kalimanggis karena berdasarkan data hasil penilaian
kinerja guru dan hasil supervisi sebelumnya
menunjukkan hasil dalam kriteria cukup, sehingga
perlu adanya supervisi kunjungan kelas yang
terprogram.
Supervisi kunjungan kelas yang akan
dilaksanakan dengan cara pemberitahuan terlebih
dahulu kepada guru yang akan disupervisi. Dalam
pelaksanaan pengamatan supervisor menggunakan
instrumen lembar pengamatan dan merekam kegiatan
pembelajaran, pada tahap akhir kunjungan guru
bersama supervisor mengamati rekaman kegiatan
pembelajaran dan menentukan tindak lanjut. Selain
kegiatan pembelajaran dalam supervisi ini juga menilai
rencana pembelajaran yang dibuat guru. Setelah
pelaksanaan supervisi diharapkan para guru dapat
meningkat kinerjanya dalam pengelolaan KBM.
Peningkatan kinerja guru dalam pengelolaan
pembelajaran dapat dilihat dari penguasaan materi,
penggunaan metode yang bervariasi, penggunaan alat
peraga dan penggunaan media lainnya dan
implikasinya berdampak pada peningkatan prestasi
siswa-siswa di SD Negeri 2 Kalimanggis.
Dari uraian di atas, model konseptual hubungan
antar variabel penelitian dapat digambarkan dalam
bentuk skema sebagai berikut:
31
Gambar 1. Skema kerangka fikir Penelitian
2.6 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori seperti diuraikan di
atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai
berikut:
“Penerapan supervisi kunjungan kelas diduga dapat
meningkatkan kinerja guru SD Negeri 2 Kalimanggis
dalam pengelolaan pembelajaran”.
Supervisi
Kunjungan
Kelas
*Perencanaan
pembelajaran. *Pelaksanaan
Pembelajaran. *Koreksi, moti-
vasi, penguatan
dari supervisor
Kinerja Guru mening- kat