Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Pembelajaran IDEAL Problem Solving
Ada beberapa macam strategi pemecahan masalah salah satunya adalah
IDEAL problem solving. Model ini dikenalkan oleh Bransford dan Stein
sebagai model penyelesaian masalah yang mampu meningkatkan
keterampilan berpikir dan meningkatkan keterampilan dalam proses
penyelesaian masalah. IDEAL Problem Solving didesain untuk membantu
mengidentifikasi dan memahami bagian-bagian yang berbeda dari
penyelesaian masalah,masing-masing huruf melambangkan komponen
penting dalam proses penyelesaian masalah. IDEAL adalah singkatan dari
identifi the problem,define the problem,explore the solution, act on the
strategy, look back and evaluate the effect (Susiana,2010).
MenurutWena (2009) Strategi pembelajaran IDEAL Problem solving
terdiridari lima tahap pembelajaran,yaitu identify the problem (Identifikasi
masalah), define the problem (mendefinisikan masalah), explore the solution
(mencari solusi),act on the strategy (melaksanakan stategi), look back and
evaluate the effect (mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruh).
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan tahapan awal dari strategi
ini.Dalam tahapan ini guru membimbing siswa untuk memahami aspek-
aspek permasalahan, seperti membantu untuk
mengembangkan/menganalisis permasalahan,mengajukan
pertanyaan,mengembangkan hipotesis-hipotesis.
2. Mendefinisikan Masalah
Dalam tahap ini kegiatan guru meliputi membantu dan
membimbing siswa melihat hal/data/variabel yang sudah diketahui dan
hal yang belum diketahui dan hal yang belum diketahui,mencari berbagai
6
Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017
7
informasi,menyaring berbagai informasi yang ada dan akhirnya
merumuskan permasalahan.
3. Mencari Solusi
Dalam tahapan ini kegiatan guru alaham membantu dan
membimbing siswa mencari berbagai alternatif pemecahan
masalah,melihat alternatif pemecahan masalah dari berbagai sudut
pandang dan akhirnya memilih satu alternatif pemecahan masalah yang
paling tepat.
4. Melaksanakan Strategi
Melakukan langkah-langkah pemecahan masalah sesuai dengan
alternatif yang telah dipilih.dalam tahap ini siswa dibimbing secara tahap
demi tahap dalam melakukan pemecahan masalah.
5. Mengkaji Kembali dan Mengevaluasi Pengaruh.
Dalam tahap ini guru adalah membimbing siswa
melihat/mengoreksi kembali cara-cara pemecahan masalah yang telah
ditentukan,apakah sudah benar,sudah sempurna,atau sudah lengkap.
Disamping itu,siswa juga dibimbing untuk melihat pengaruh srtategi
yang digunakan dalam pemecahan masalah.
Tabel 1.1 Sintak pembelajaran IDEAL problem solving
Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Identifikasi
masalah
Memberikan permasalahan
Membimbing siswa
mengembangkan/menganalisis
permasalahan dengan
mengajukan pertanyaan.
Membimbing siswa
mengembangkan hipotesis
Memahami permasalahan secara
umum
Mengembangkan/Menganalisis
permasalahan
Mengembangkan hipotesis
Mendefinisikan
masalah
Membimbing siswa melihat
data/variabel yang sudah
diketahui maupun belum
diketahui.
Membimbing siswa mencari
dan menelusuri berbagai
Mencermati data/Variabel yang
sudah diketahui maupun belum
diketahui
Mencari dan menelusuri
berbagai informasi dari berbagai
sumber
Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017
8
Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
informasi dari berbagai sumber.
Membimbing siswa melakukan
penyaringan berbagai informasi
yang telah terkumpul
Membimbing siswa melakukan
perumusan masalah
Melakukan penyaringan
berbagai informasi yang
terkumpul
Merumuskan masalah
Mencari Solusi Membimbing siswa mencari
berbagai alternatif pemecahan
masalah
Membimbing siswa mengkaji
setiap alternatif pemecahan
masalah dari berbagai sudut
pandang.
Membimbing siswa mengambil
keputusan untuk memilih salah
satu alternatif pemecahan
masalah yang paling tepat.
Mencari berbagai alternatif
pemecahan masalah
Melakukan pengkajian terhadap
setiap alternatif penyelesaian
masalah dari berbagai sudut
pandang.
Memutuskan memilih satu
alternatif pemecahan masalah.
Melaksanakan
strategi
Membimbing siswa
melaksanakan pemecahan
masalah secara bertahap
Melaksanakan pemecahan
masalah secara bertahap
Mengkaji kembali
dan mengevaluasi
pengaruh
Membimbing siswa
meliaht/mengoreksi kembali
cara-cara pemecahan masalah
Membimbing siswa
melihat/mengkaji pengaruh
strategi yang digunakan dalam
pemecahan masalah.
Melihat/mengoreksi kembali
cara-cara pemecahan masalah
Melihat/mengkaji pengaruh
strategi yang digunakan dalam
pemecahan masalah.
B. Kemampuan Berpikir Kreatif
Kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang
baru,sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang
diterapkan dalam memecahkan masalah,atau sebagai kemampuan untuk
melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada
sebelumnya(Munandar,2009).
Menurut Munandar (2009) bahwa berpikir kratif divergen (juga disebut
berfikir kreatif) ialah memberikan macam-macam kemungkinan jawaban
Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017
9
berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada keragaman
jumlah dan kesesuaian.
Melalui konsepnya yang dikenal dengan “struktur intelektual”, Guilford
menyebutkan adanya dua kemampuan berpikir yaitu berpikir konvergen dan
berpikir divergen.Kemampuan berfikir konvergen (convergent thinking)atau
penalaran logis menunjukan pada pemikiran yang menghasilkan satu jawaban
dan mencirikan jenis pemikiran berdasarkan tes intelegensi
standar.kemampuan berfikir divergen(divergent thinking) merujuk pada
pemikiran yang menghasilkan banyak jawaban atas pertanyaan yang sama
dan lebih.Sehingga perlu adanya kemampuan berpikir divergen untuk
mewujudkan kreativitas siswa.Sedangkan berpikir adalah proses mengolah
dan memanipulasi informasi untuk memenuhi suatu kebutuhan atau
memberikan respon(Desmita,2009).
Seseorang yang memiliki kreativitas selain sebagai pemikir yang
konvergen atau intelegensi (memperoleh pengetahuan dan pengembangan
keterampilan) juga sebagai pemikir yang divergen yang mampu
memgabungkan unsur-unsur dengan cara tidak lazim dan tidak
terduga.Menurut Guilfod bahwa proses berpikir divergen yaitu proses
berpikir menyebar dengan penekan pada segi keragaman jumlah dan
kesesuaian(Satiadarma,2003).Treffinger menyatakan bahwa seseorang yang
kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan.Rencana inovatif serta
produk orisinil mereka telah dipikirkan dengan matang terlebih
dahulu,dengan mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul dan
implikasinya (Munandar,2009).
Setiadarma(2003) menyatakan bahwa terdapat empat tahap untuk
melatih dan meningkatkan berpikir kreatif siswa: 1) menghapus
sumbatan/hambatan berpikir kreatif pada siswa, 2) membuat mereka sadar
akan kealamian proses yang kreatif, 3) memperkenalkan dan mempraktekan
startegi pemikiran yang kreatif, 4) menciptakan lingkungan kreatif. Proses
berpikir kreatif seseorang dipengaruhi juga oleh pribadi yang kreatif yang
akan mendorong dari dalam untuk berkreasi.Menurut carl Roges tiga kondisi
Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017
10
dari pribadi yang kreatif ialah: a) keterbukaan terhadap pengalaman, b)
kemampuan untuk menilai situasi dengan patokan pribadi seseorang(internal
locus of evaluation), c) kemampuan untuk bereksperimen,untuk”beriman”
dengan konsep-konsep (Munandar,2009).
Menurut Munandar (2009) mengacu pada tes dari Torrance (Torrance
Test of Creative Thinking: TTCT) untuk mengukur kemampuan berpikir
kreatif meliputi kelancaran, kelenturan, orisinalitas dan
elaborasi(perinci).Berpikir lancar (fluency)yaitu menghasilkan banyak
gagasan/ jawaban yang relevan dan arus pemikiran lancar.Berpikir luwes
(flesibility), yaitu menghasilkan gagasan yang seragam, mampu mengubah
cara atau pendekatan, dan arah pemikiran yang berbeda-beda.Berpikir orisinil
(originality) yaitu memberikan jawaban yang tidak lazim, lain dari yang lain,
yang jarang diberikan banyak orang.Berpikir terperinci (elaboration), yaitu:
mengembangkan,menambah, memperkaya suatu gagasan dan memperinci
detail-detail serta memperluas suatu gagasan.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa
kemampuan berpikir kreatif adalah keterampilan yang dimiliki seseorang
untuk menemukan ide penyelesaian atau solusi terhadap suatu masalah
matematika yang mencakup aspek fluency, fleksibelity, originality, dan
elaboration.
Dalam penelitian ini indikator yang dipakai untuk mengukur
kemampuan berpikir kreatif siswa mengacu pada pendapat Munandar yang
meliputi fluency, fleksibelity, originality, dan elaboration, yaitu :
a. Berpikir lancar (fluency)yaitu siswa mampu menyelesaiakan masalah
matematika dengan banyak jawaban benar.
b. Berpikir luwes (flexibility) yaitu siswa mampu menyelesaiakan masalah
matematika dengan beberapa cara penyelesaian
c. Berpikir orisinil (originality) yaitu siswa mampu menyelesaikan masalah
matematika dengan idenya sendiri
d. Berpikir terperinci (elaboration) yaitu siswa mampu menyelesaikan
masalah matematika dengan cara terperinci.
Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017
11
C. Percaya diri
Percaya diri adalah sikap positif individu yang memmampukan dirinya
untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun
terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya (Rini,2002).Percaya diri
merupakan bagian dari alam bawah sadar dan tidak berpengaruh oleh
argumentasi yang rasional.Siswa hanya terpengaruh sifat-sifat rasionaldan
perasaan.Maka untuk membangun percaya diri diperlukan alat yang sama
yaitu emosi,perasaan dan imajinasi yang positif akan meningkatkan percaya
diri.Seseorang dikatakan memilikisikap percaya diri apabila ia percaya pada
kemampuannya sendiri, tidak mengharapkan pertolonganorang lain, tidak
ragu-ragu dalam mengerjakan suatu tugas dan tidak sombong pada
kemampuan diri sendiri.salah satu kunci utama sukses seseorang adalah ada
tidaknya rasa percaya diri.Berkembangnya rasa percaya diri atau citra diri
yang positif dalam diri anak sangatlah penting untuk kebahagiaan dan
kesuksesan mereka (Leman,2000).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
percaya diri memiliki sifat emosi,perasaan dan imajinasi.Siswa yang memiliki
emosi,perasaan dan imajinasi akan meningkatkan percaya diri. Siswa yang
memiliki percaya diri akan memandang dirinya positif dan membangun
kemampuannya dalam meningkatkan percaya diri untuk meraih kebahagiaan
dan kesuksesan.
Percaya diri memiliki sifat-sifat antara lain: 1) bersifat lebih
independen atau tidak terlalu tergantung orang lain, 2) mampu memikul
tangggung jawab yang diberikan, 3) menghargai usaha sendiri 4) tidak mudah
mengalami rasa putus asa, 5) mampu menerima tantangan atau tugas baru, 6)
memiliki emosi yang lebih hidup tetapi stabil, 7) mudah berkomunikasi dan
membantu orang lain.
Margono (2005) membagi rasa percaya diri sesorang terhadap
matematika menjadi tiga komponen. Tiga komponen yang dimaksud antara
lain sebagai berikut :
Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017
12
1. Kepercayaan terhadap pemahaman dan kesadaran diri terhadap
kemampuan matematikanya, yaitu dalam menghadapi kegagalan atau
keberhasilan dan dalam bersaing dan dibandingkan dengan teman-
temannya.
2. Kemampuan untuk menentukan secara realistik sasaran yang ingin
dicapai dan menyusun rencana aksi sebagai usaha untuk meraih sasaran
yang telah ditentukan, yaitu tahu keterbatasan diri dalam menghadapi
persaingan dengan teman-temannya dan tahu keterbatasan diri dalam
menghadapi matematika.
3. Kepercayaan terhadap matematika itu sendiri, yaitu matematika sebagai
sesuatu yang abstrak, matematika sebagai sesuatu yang sangat bergun,
matematika sebagai suatu seni, intuisi, analisis, dan rasional, serta
matematika sebagai kemampuan bawaan.
Pendapat Margono tentang indikator percaya diri dapat disajikan dalam
tabel sebagai berikut :
Tabel 2.1Indikator Percaya Diri
No Faktor Indikator
1 Kepercayaan terhadap pemahaman dan
kesadaran diri terhadap kemampuan
matematikanya
a. Percaya diri dalam menghadapi
kegagalan dan keberhasilan.
b. Percaya diri dalam bersaing dan
dibandingkan dengan teman-
temannya.
2 Kemampuan untuk menentukan secara
realistik sasaran yang ingin dicapai
dan menyusun rencana aksi sebagai
usaha untuk meraih sasaran yang telah
ditentukan
a. Tahu keterbatasan diri dalam
menghadapi persaingan dengan
teman-temannya.
b. Tahu keterbatasan diri dalam
menghadapi matematika.
3 Kepercayaan terhadap matematika itu
sendiri (matematika sebagai ilmu)
a. Matematika sebagai sesuatu yang
abstrak.
b. Matematika sebagai sesuatu yang
sangat berguna.
c. Matematika sebagai suatu seni,
analitis, dan rasional.
d. Matematika sebagai suatu
kemampuan bawaan.
Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017
13
Percaya diri memiliki ciri-ciri antara lain: 1) Percaya akan kemampuan
sendiri sehingga tidak membutuhkan pujian,pengakuan,penerimaan atau rasa
hormat dengan orang lain. 2) Tidak tendorong untuk menunjukkan sifat
konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok. 3) Berani menerima
dan menghadapai penolakan orang lain. 4) Memiliki pengendalian diri yang
baik atau emosi stabil. 5) Memiliki internal locus of control atau tergantung
dari usaha sendiri atau tidak mengharapkan bantuan orang lain. 6) Memiliki
cara pandang yang positif terhadap diri sendiri. 7) Memiliki harapan yang
realistik terhadap diri sendiri. (Rini,2002).
Berdasarkan uraian diatas, maka diambil 8 indikator menurut yang
digunakan untuk meningkatkan percaya diri siswa dalam belajar matematika
yaitu 1) Percaya diri dalam menghadapi kegagalan dan keberhasilan. 2)
Percaya diri dalam bersaing dan dibandingkan dengan teman-temannya
bersifat lebih independen atau tidak terlalu tergantung orang lain.3) Tahu
keterbatasan diri dalam menghadapi persaingan dengan teman-temannya. 4)
Tahu keterbatasan diri dalam menghadapi matematika.5) Matematika sebagai
sesuatu yang abstrak. 6) Matematika sebagai sesuatu yang sangat berguna. 7)
Matematika sebagai suatu seni, analitis, dan rasional. 8) Matematika sebagai
suatu kemampuan bawaan.Untuk kedelapan sifat-sifat diatas diukur dengan
menggunakan lembar angket.
D. Materi Pembelajaran
Kompetensi Inti (KI)
1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata
Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017
14
4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1. Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik dan kreatif, konsisten dan
teliti,bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam
memecahkan masalah.
2.2. Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri dan ketertarikan pada
matematika serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan
matematika, yang terbentuk melalui pengalaman belajar
3.1 Memahami teknik penyajian data dua variabel menggunakan
tabel,grafik batang, diagram lingkaran dan grafiik dengan komputer
menganalisis hubungan antara dua variabel
4.1. Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata
yang berkaitan dengan persamaan linear dua variabel
Indikator Pencapaiannya:
3.1.3 Kelancaran dalam memahami sistem persamaan linear dua
variabel
3.1.4 Kelancaran dalam memahami penyelesaian sistem persamaan
linear dua variabel menggunakan metode grafik dan subtitusi
3.1.5 Mampu melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda
yang berkaitan dengan penyelesaian sistem persamaan linear
dua variabel menggunakan metode grafik dan subtitusi
3.1.6 Kelancaran dalam memahami penyelesaian sistem persamaan
linear dua variabel menggunakan metode eliminasi dan
campuran antar eliminasi dan subtitusi
3.1.7 Mampu melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda
yang berkaitan dengan penyelesaian sistem persamaan linear
Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017
15
dua variabel menggunakan metode eliminasi dan campuran
antara eliminasi dan subtitusi
3.1.8 Kelancaran dalam memhamai penyelesaian sistem persamaan
linear dua variabel yang kooefisien berbentuk pecahan
3.1.9 Mampu melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda
yang berkaitan dengan penyelesaian sistem persamaan linear
dua variabel yang kooefisiennya berbentuk pecahan
4.1.2 Mampu melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda
yang berkaitan dengan model sistem persamaan linear dua
variabel
4.1.3 Mampu memperkaya gagasan yang baru dengan idenya sendiri
dan mengembangkan ide tersebut yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel.
4.1.4 Mampu memperkaya gagasan yang baru dengan idenya sendiri
dan mengembangkan ide tersebut yang berkaitan dengan
penyelesaian sistem grafik dan subtitusi
4.1.5 Mampu memperkaya gagasan yang baru dengan idenya sendiri
dan mengembangkan ide tersebut yang berkaitan dengan
penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel
menggunakan metode eliminasi dan campuran antara eliminasi
dan subtitusi
4.1.6 Mampu memperkaya gagasan yang baru dengan idenya sendiri
dan mengembangkan ide tersebut yang berkaitan dengan
penyelesaian sistem persamaan linae dua variabel yang
kooefisiennya berbentuk pecahan
E. Penelitian Relevan
Ada beberapapenelitian yang berkenaan dengan model
pembelajaran IDEAL problem solving dengan penelitian ini. Penelitian
yang dilakukan Dhany (2011) yaitu Pengembangan Perangkat
PembelajaranModel IDEAL problem solvingMateri Dimensi Tiga KelasX
Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017
16
diperoleh bahwa perangkat pembelajaran matematika materi Dimensi tiga
kelas X yang dikembangkan berdasarkan model IDEAL problem solving
valid praktis dan efektif.
Penelitian yang dilakukan oleh Purnomo (2014) yaitu Peningkatan
Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Model PembelajaranIDEAL
Problem SolvingBerbasis Project Based Learning. Dalam penelitianya
dapat diperoleh Implementasi model pembelajaran IDEALproblem
solving berbasis PBL dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah.
F. Kerangka Pikir
Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa,dalam hal
ini kita tingkatkan dengan menggunakan pembelajaran IDEAL problem
solving karena dalam pembelajaran IDEAL problem solving meliputi
metode ceramah,tanya jawab, dan diskusi diharapkan siswa mengalami
perubahan.Indikator kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu berpikir
lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinil (Originality),
dan berpikir terperinci (elaboration). Selanjutnya tahap-tahap
pembelajaran IDEAL Problem solving antar lain 1) identifikasi masalah,
2) Mendefinisikan masalah, 3) Mencari solusi, 4) Melaksanakan strategi,
5) Mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruh.
Tahap-tahap pembelajaran IDEAL problem solving adalah tahap
pertama identifikasi masalah dan tahap kedua mendefinisikan masalah,
pada kedua tahap ini akan meningkatkan indikator permasalah
kemampuan berpikir lancar, karena pada tahap ini membantu siswa untuk
dapat memunculkan gagasan-gagasannya secara lancar untuk dapat
memahami dan menyelesaikan masalah dalam penyelesaian yang
diharapkan. Tahapan ketiga yaitu mencari solusi, pada tahap ini dapat
meningkatkan indikator permasalahan kemampuan berpikir kreatif yang
kedua dan ketiga yaitu berpikir luwes dan berpikir orisinil, karena pada
tahap ini membantu siswa untuk dapat berpikir yang menghasilkan
Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017
17
banyak alternatif jawaban untuk menyelesaiakan permasalahan dan siswa
dapat berpikir untuk mengungkapkan ide-ide mereka untuk memecahkan
masalah.
Selanjutnya pada tahapan keempat yaitu pelaksanaan startegi dan
tahapan kelima yaitu mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruhnya,
pada dua tahap ini akan meningkatkan indikator permasalahan
kemampuan berpikir kreatif yang keempat yaitu berpikir terperinci,
karena siswa dituntut untuk mengembangkan serta mengevaluasi dari
hasil yang diperoleh sendiri yang ditulis dengan proses berpikir kreatif
mereke sendiri. Dengan diberlakukannya pembelajaran IDEAL Problem
Solving diduga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
kelas VIII SMP Negeri 2 Rawalo dalam pembelajaran matematika yang
diharapkan dapat tercapai.
G. HipotesisPenelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Melihat pengaruh model pembelajaran IDEAL Problem Solving terhadap
kemampuan berpikir kreatif siswa
b. Melihat pengaruh model pembelajaran IDEAL Problem Solving terhadap
percaya diri siswa
Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017