55
14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis 1. Ensiklopedia a. Pengertian Kata Ensiklopedia diambil dari bahasa Yunani yaitu Enkyklios Paideia yang berarti sebuah lingkaran atau pengajaran yang lengkap. Maksud dari kalimat tersebut bahwa ensiklopedia merupakan hasil kerja yang mengandung informasi semua cabang ilmu pengetahuan atau penjelasan komprehensif dari cabang ilmu tertentu (Maulani, 2016). Ensiklopedia juga berarti sebuah buku atau serangkaian buku yang di dalamnya memuat keterangan atau suatu uraian tentang berbagai hal maupun ilmu pengetahuan yang disusun sesuai abjad atau ruang lingkup ilmu yang dibahas (Purbosari, 2016). Rohani Ahmad (2016) menyatakan bahwa “ensiklopedia merupakan sumber belajar alternatif yang digunakan untuk mencari informasi secara akurat, dan terbaru”. Menurut Suwarno (2015) ensiklopedia memiliki tiga tujuan utama yaitu source of answer to fact question (sebagai sumber jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berdasarkan fakta), source of background information (sebagai sumber informasi yang berisi topik

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

14

BAB II

KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Deskripsi Teoretis

1. Ensiklopedia

a. Pengertian

Kata Ensiklopedia diambil dari bahasa Yunani yaitu Enkyklios

Paideia yang berarti sebuah lingkaran atau pengajaran yang lengkap.

Maksud dari kalimat tersebut bahwa ensiklopedia merupakan hasil

kerja yang mengandung informasi semua cabang ilmu pengetahuan

atau penjelasan komprehensif dari cabang ilmu tertentu (Maulani,

2016). Ensiklopedia juga berarti sebuah buku atau serangkaian buku

yang di dalamnya memuat keterangan atau suatu uraian tentang

berbagai hal maupun ilmu pengetahuan yang disusun sesuai abjad

atau ruang lingkup ilmu yang dibahas (Purbosari, 2016). Rohani

Ahmad (2016) menyatakan bahwa “ensiklopedia merupakan sumber

belajar alternatif yang digunakan untuk mencari informasi secara

akurat, dan terbaru”.

Menurut Suwarno (2015) ensiklopedia memiliki tiga tujuan

utama yaitu source of answer to fact question (sebagai sumber

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berdasarkan fakta), source of

background information (sebagai sumber informasi yang berisi topik

Page 2: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

15

atau pengetahuan dasar tentang bahan yang dapat membantu

pengembangan sebuah penelitian), dan direction service (berisi

referensi yang dianjurkan untuk dipelajari oleh para pembaca yang

terletak pada bagian akhir artikel sebagai layanan yang dapat

membantu mengarahkan pembaca pada topik pembahasan yang

dicari).

Ensiklopedia terbagi dalam beberapa jenis yaitu ensiklopedia

umum (General Encyclopedia), dan ensiklopedia khusus (Specialist

Encyclopedia). Ensiklopedia umum merupakan ensiklopedia yang

memuat informasi secara umum berbagai disiplin ilmu dalam lingkup

yang luas. Sedangkan ensiklopedia khusus merupakan jenis

ensiklopedia yang memuat berbagai informasi mengenai kajian ilmu

dalam bidang tertentu (Alfajria & Sudjudi, 2015).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

ensiklopedia merupakan serangkaian buku yang berisi tentang

pengetahuan umum maupun pengetahuan khusus yang disusun

secara alfabetis dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik sesuai

dengan topik yang dibahas dengan tujuan untuk memberi jawaban

atas fakta-fakta, memberi pengetahuan atau informasi sebagai dasar

pengembangan penelitian, serta sebagai sumber bacaan yang dapat

direkomendasikan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran.

Page 3: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

16

b. Karakteristik

Ensiklopedia memiliki karakteristik yang berbeda dengan

media cetak lainnya. Karakteristik ensiklopedia pada dasarnya

memberikan informasi yang disertai dengan ilustrasi yang menarik

sesuai dengan topik yang dibahas di dalamnya (Ubaidillah, 2016).

Ensiklopedia memiliki beberapa kriteria kelayakan media (Emmi, 2016)

yaitu:

1) Ukuran media 17,5 x 25 cm dan jilid buku. Ukuran 21,59 x 27,94

cm (letter) dan hard cover (Ferguson, 2008). Ukuran 21 x 29,7 cm

(A4) dan hard cover (Rahmatia & Pitriana, 2006). Ukuran 21 x 29,7

cm (A4) dan soft cover (Rodriguez, 2010).

2) Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan

ukuran 12. Selain itu, dapat juga menggunakan Jenis huruf arial

dengan ukuran 14 (Rahmatia & Pitriana, 2006).

3) Urutan konten media terdiri dari cover luar, cover dalam, Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran, kata

pengantar, daftar isi, pendahuluan, isi, dan daftar pustaka.

Terdapat juga glosarium atau daftar kata beserta penjelasannya

pada bagian akhir ensiklopedia (Ferguson, 2008).

4) Kualitas kertas yang digunakan adalah kertas standar glossy

double side 230 gr. Terdapat juga ensiklopedia yang

menggunakan jenis kertas alkaline paper (jenis kertas yang

Page 4: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

17

memiliki tingkat keasaman pH 7 atau netral) yang terbuat dari

100% cotton (Ferguson, 2008).

5) Penggunaan kata sesuai dengan EYD

6) Penggunaan gambar yang menarik sesuai dengan materi

7) Kalimat yang digunakan ringkas, padat, dan jelas sehingga mudah

dimengerti

8) Dapat digunakan untuk media pembelajaran kelompok kecil

minimal 4-5 orang.

2. Pekerjaan Dalam Bidang Seni

Pekerjaan merupakan suatu kemampuan dasar seseorang yang

dibutuhkan untuk memenuhi suatu tugas dan tanggung jawab dari posisi

yang sama dalam situasi kerja. Istilah pekerjaan banyak digeneralisasi

pada sebuah posisi, contohnya ketika seseorang mencari pekerjaan

biasanya akan mengajukannya kepada beberapa perusahaan agar

mereka mendapatkan posisi kerja yang spesifik mereka inginkan.

Biasanya pegawai toko, mereka masing-masing memegang satu jenis

pekerjaan, akan tetapi beberapa intansi baru-baru ini mulai menawarkan

beberapa pekerjaan, dalam hal ini dua atau lebih perusahaan memiliki

beberapa posisi untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab pada satu

posisi kerja yang ditempati oleh para pekerja di perusahaan tersebut

(Ferguson, 2008).

Page 5: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

18

Orang-orang yang bekerja dalam bidang seni dan pertunjukan

memiliki klasifikasi jabatan yang mereka pegang serta tugas-tugas yang

mereka jalani. Mereka memiliki tugas seperti (a) menyusun dan

menciptakan bentuk seni visual, (b) menyusun dan menulis musik orisinil,

(c) merancang, mengarahkan, melatih, dan menampilkan musik, tari,

teater, dan film, (d) mengambil tanggung jawab kreatif, keuangan, dan

organisasi dalam produksi program televisi, film, dan pertunjukan

panggung, mempelajari naskah drama atau buku serta mempersiapkan

dan melatih interpretasi, (e) memilih dan memperkenalkan musik, video,

dan hiburan lainnya untuk disiarkan dan membuat pengumuman

komersial dan layanan publik (Kementrian Ketenagakerjaan dan Badan

Pusat Statistik, 2014)

Di Indonesia beberapa contoh pekerjaan dalam bidang seni yang

dapat kita temui adalah desainer (animator, seniman digital, perancang

grafis, illustrator, desainer multimedia, desainer web, desainer interior,

dan visual artisan), seniman kreatif dan pertunjukan (seniman visual,

musisi, penyanyi, komposer, penari dan koreografer, produser dan

sutradara film, aktor, penyiar radio, pembaca berita, seniman kreatif dan

pertunjukan lainnya), serta asisten professional kesenian (fotografer

aerial, fotografer komersial, fotografer industri, wartawan foto, fotografer,

fotografer potret, fotografer ilmiah, visual kamera film, visual kamera

video, mekanik elektronik, preparasi peralatan fotografi, fotografer foto

Page 6: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

19

klise, dan photolithigrapher) (Kementrian Ketenagakerjaan dan Badan

Pusat Statistik, 2014).

a. Perancang grafis

Perancang grafis memiliki peran kunci dalam tiap tahap

pembuatan iklan ataupun sebuah promosi, mulai dari membuat konsep

hingga mengawasi pembuatan produk. Perancang grafis bertanggung

jawab untuk merencanakan dan mengatur sebuah presentasi yang

nantinya akan disampaikan melalui sebuah penayangan iklan di

televisi, video atau film melalui internet, membuat sebuah website atau

media cetak seperti buku, majalah, koran, dan poster (Ferguson,

2008).

1) Pendidikan/pelatihan seorang tenaga kerja perancang grafis di

antaranya pendidikan minimal Sekolah Menengah Kejuruan (Chan,

2018). Seseorang yang memiliki latar belakang Sekolah Menengah

Kejuruan dapat menduduki posisi kerja sebagai pegawai atau

asisten untuk mencari staff produksi, atau sebagai copywriter

(Ferguson, 2008). Sedangkan untuk menjadi seorang perancang

grafis professional dibutuhkan pendidikan minimal Sarjana 1 (Farr &

Shatkin, 2007). Untuk mempersiapkan diri menjadi seorang

perancang grafis professional, seseorang dapat mengikuti kursus-

kursus di luar sekolah seperti kursus seni, dan beberapa pelajaran

lain seperti bahasa Inggris, jurnalistik, komunikasi, ekonomi,

Page 7: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

20

psikologi, bisnis, pengetahuan sosial, serta matematika juga sangat

dibutuhkan oleh tiap perusahaan agar ketika bekerja seseorang

sudah familiar dengan bahasa-bahasa pemrograman (Ferguson,

2008).

2) Wilayah minat perancang grafis adalah seni, media, komunikasi,

dan komersial (Farr & Shatkin, 2007).

3) Kemampuan dan keterampilan para perancang grafis di antaranya

adalah ekspresi dalam membuat tulisan, kelancaran dalam

memberikan ide baru, kestabilan bekerja menggunakan tangan dan

jari-jemari, kemampuan mengkoordinasi, penglihatan yang baik, visi

jangka panjang dan visi jangka pendek, mampu bekerja sama

dalam tim, kemampuan berbicara yang baik, belajar aktif, mampu

berekspresi secara verbal, manajemen sumber dana, kemampuan

persuasi, dan kemampuan bernegosiasi (Farr & Shatkin, 2007).

4) Situasi fisik pekerjaan perancang grafis adalah duduk di dalam

ruangan, berada di depan meja, bekerja menggunakan tangan,

peralatan, atau mesin seperti komputer khusus untuk membuat

desain grafis, serta bekerja berulang-ulang (Farr & Shatkin, 2007).

5) Kualifikasi pengetahuan untuk menjadi perancang grafis adalah

desain, seni rupa murni, media komunikasi dan elektronik, bahasa

Inggris, manajemen dan administrasi, serta sales dan marketing

(Ferguson, 2008).

Page 8: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

21

6) Pendapatan untuk tenaga kerja perancang grafis sekitar

Rp.3.000.000 per bulan (Chan, 2018). Sedangkan untuk perancang

grafis professional sekitar Rp.4.500.000 hingga Rp.5.000.000 per

bulan (Chan, 2018).

7) Salah satu tokoh perancang grafis Indonesia yang terkenal adalah

Henricus Kusbiantoro. Henricus lahir di Bandung pada tanggal 11

Mei 1973. Henricus adalah seorang perancang grafis professional di

Landor. Henricus pernah mengenyam pendidikan di ITB pada tahun

1992 dengan mengambil jurusan desain grafis dan seni rupa. Salah

satu karya yang pernah Henricus buat adalah logo internasional

“Fortune 500 Companies” (Desain Grafis Indonesia, 2007).

b. Pelukis potret

Pelukis membuat suatu gambar pemandangan, manusia, atau

objek di berbagai macam media seperti tanah liat, kertas, pakaian

menggunakan cat minyak, cat air, cat aklirik, warna pastel, tinta dan

pulpen, atau bahan lainnya (Ferguson, 2008). Pelukis menggunakan

kuas, pisau palet, airbrush, dan peralatan lainnya untuk menempatkan

warna pada media. Pelukis menggunakan garis, tekstur, warna, dan

elemen visual lainnya untuk memberikan efek pada lukisannya

(Ferguson, 2008). Pelukis potret merupakan orang yang bekerja

membuat lukisan yang menggambarkan tampilan visual dari sebuah

Page 9: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

22

objek menggunakan genre tertentu (Kementrian Ketenagakerjaan dan

Badan Pusat Statistik, 2014).

1) Pendidikan formal untuk menjadi seorang pelukis seperti Sekolah

Menengah Kejuruan diperlukan karena di dalam sekolah formal

seseorang diberikan kesempatan yang lebih banyak dalam

pelatihan-pelatihan seni sehingga seseorang dapat memiliki

keterampilan-keterampilan dasar untuk menjadi seorang pelukis

(Ferguson, 2008). Meskipun faktanya untuk menjadi seorang

pelukis tidak memerlukan pendidikan minimal, melainkan harus

memiliki pengetahuan mendalam tentang seni rupa, pengalaman

bekerja, dan karya yang telah dibuat (Waluyo, 2018). Seorang

pelukis yang tidak memiliki latar belakang pendidikan tinggi dapat

bekerja dalam sebuah galeri seni, sedangkan yang memiliki latar

belakang pendidikan tinggi dapat bekerja sebagai guru seni, agen

seni, atau kritikus (Ferguson, 2008).

2) Wilayah minat pelukis potret diantaranya adalah seni, media

komersial, dan komunikasi (Farr & Shatkin, 2007).

3) Kemampuan dan keterampilan pelukis potret diantaranya adalah

menghasilkan sebuah produk seni yang original hasil ekspresi ide,

kemampuan memilih dan merawat peralatan untuk membuat karya

seni, menyampaikan pesan sosial dan kultural, kemampuan

visualisasi, kestabilan kekuatan tangan dan koordinasi jari-jemari

Page 10: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

23

yang baik, mengeksplorasi dan membedakan beragam jenis warna

dan bentuk visual lainnya, memiliki visi jangka panjang, kemampuan

berbicara yang baik, memiliki perhatian dalam mendengarkan

komentar atau pertanyaan dari para penikmat karya seni yang

dipamerkan, dan manajemen sumber dana yang dibutuhkan (Farr &

Shatkin, 2007).

4) Situasi fisik kerja seorang pelukis potret adalah berdiri dalam

ruangan yang telah terkontaminasi oleh kotoran-kotoran dari

pekerjaan yang telah dilakukan (seperti bekas cat dari hasil

melukis), bekerja menggunakan tangan, benda, alat seperti kuas,

pisau palet, dan airbrush, serta bergerak terus menerus (Farr &

Shatkin, 2007).

5) Kualifikasi pengetahuan untuk menjadi pelukis potret adalah

desain, seni rupa, serta pengetahuan yang berkaitan dengan

persiapan pameran seperti (manajemen dan administrasi, sales dan

marketing, ekonomi dan akuntansi, media dan komunikasi) (Farr &

Shatkin, 2007).

6) Pendapatan untuk seorang pelukis potret di Indonesia yang bekerja

dalam sebuah galeri atau pameran sesuai dengan banyaknya hasil

karya yang berhasil terjual kepada kolektor-kolektor seni, dan hasil

penjualannya dibagi berdasarkan kesepakatan dengan pemilik

galeri atau pameran (Waluyo, 2018).

Page 11: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

24

7) Salah satu tokoh pelukis terkenal di Indonesia adalah Affandi.

Affandi lahir di Cirebon pada tanggal 23 Mei 1990. Affandi adalah

seorang pelukis dengan aliran ekspresionisme dan romantisme

yang telah terkenal di mancanegara. Pada tahun 1950-an Affandi

sering mengadakan pameran di Inggris, India, Eropa, dan Amerika

Serikat. Berkat kariernya yang cemerlang, Affandi dikenal sebagai

Maestro Seni Lukis di Indonesia hingga saat ini (Wikimedia

Foundation, Inc, 2001).

c. Teknisi Galeri Seni

Teknisi galeri seni adalah orang yang bekerja untuk

menyiapkan karya seni yang akan ditampilkan dalam sebuah galeri,

mengatur tata letak barang yang akan ditampilkan, merancang dan

mengatur perabotan pameran, bekerja sama dengan petugas lainnya

untuk membuat gambaran tentang space ruangan, estimasi biaya,

estimasi waktu, strategi promosi, membersihkan barang seni, serta

menampilkan area dan membantu mengatur pencahayaan galeri

(Kementrian Ketenagakerjaan dan Badan Pusat Statistik, 2014).

1) Pendidikan formal untuk menjadi seorang teknisi galeri seni seperti

Sekolah Menengah Kejuruan dibutuhkan untuk mendapatkan

pengetahuan-pengetahuan seperti bahasa Inggris, sejarah,

pengetahuan alam, seni, matematika, serta komputer karena

pengetahuan-pengetahuan tersebut berguna untuk bekerja sebagai

Page 12: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

25

teknisi galeri seni (Ferguson, 2008). Meskipun faktanya untuk

menjadi seorang teknisi galeri seni tidak memerlukan pendidikan

minimal, cukup dengan memiliki pengetahuan mendalam tentang

seni rupa dan desain, memiliki sumber dana yang mencukupi,

memiliki lahan atau tempat untuk membuat sebuah galeri seni,

kemampuan manajemen untuk mengelola galeri seni, serta memiliki

jaringan dengan para seniman (Waluyo, 2018). Jika mengikuti

sekolah yang lebih tinggi seperti pada bidang arsitektur atau seni

rupa maka dapat bekerja pada posisi yang lebih tinggi yaitu sebagai

direktur galeri seni (Ferguson, 2008).

2) Wilayah minat seorang teknisi galeri seni adalah seni, dan

komunikasi (Farr & Shatkin, 2007).

3) Teknisi galeri seni memiliki kemampuan dan keterampilan seperti

kemampuan memasang perlengkapan dan menggunakan

peralatan, keterampilan visualisasi, orientasi ruang, keterampilan

meluangkan ide, keterampilan memanfaatkan waktu dan fasilitas

yang ada, visi jangka pendek maupun jangka panjang, manajemen

sumber perlengkapan, manajemen sumber daya manusia (jaringan

dari seniman-seniman yang akan diundang), persuasi, serta

kemampuan bernegosiasi (Farr & Shatkin, 2007).

Page 13: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

26

4) Situasi fisik pekerjaan teknisi galeri yaitu duduk dan berdiri dalam

ruangan, bekerja menggunakan tangan, alat, maupun mesin (Farr &

Shatkin, 2007).

5) Kualifikasi pengetahuan untuk menjadi teknisi galeri adalah seni

rupa, sejarah dan arkeologi, komunikasi dan media, sosiologi dan

antropologi, serta komputer dan elektronik (Farr & Shatkin, 2007).

6) Pendapatan untuk seorang teknisi galeri seni bergantung pada

banyaknya hasil karya seniman yang berhasil terjual kepada

kolektor-kolektor seni, dan hasil dari penjualannya dibagi

berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat antara seniman dengan

pengurus galeri (Waluyo, 2018).

7) Salah satu teknisi galeri yang ada di Indonesia adalah Gito Waluyo.

Gito Waluyo adalah seorang seniman seni rupa, sastrawan, dan

seorang teknisi galeri yang bekerja di salah satu lembaga seni dan

budaya di kota Serang yaitu Taman Budaya. Gito Waluyo memulai

kariernya sebagai seorang seniman seni rupa sejak lulus dari

Sekolah Menengah Kejuruan di Jogjakarta. Kemudian Gito Waluyo

memutuskan untuk pergi merantau ke Tangerang, Banten dan mulai

menekuni sastra. Setelah itu Gito Waluyo pergi merantau ke

Serang, Banten dan ia kembali menekuni kariernya yang pertama

sebagai seorang seniman seni rupa sekaligus pengurus sebuah

galeri seni di Taman Budaya.

Page 14: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

27

d. Fotografer

Fotografer bekerja untuk mengambil sebuah gambar dan

terkadang mengedit atau mencetak foto manusia, tempat, sebuah

objek, dan sebuah acara, menggunakan berbagai jenis kamera dan

peralatan fotografis lainnya untuk mempertajam suatu makna yang

terdapat di dalamnya (Ferguson, 2008).

1) Pendidikan formal seperti Sekolah Menengah Kejuruan dibutuhkan

untuk mendapatkan pengetahuan seperti pelajaran komputer untuk

belajar menggunakan software editing foto, serta pelajaran ekonomi

yang berguna untuk menggunakan fotografi sebagai bisnis

(Ferguson, 2008). Meskipun faktanya untuk menjadi seorang

fotografer tidak perlu memiliki pendidikan minimal, cukup dengan

memiliki modal-modal untuk menjadi seorang fotografer seperti

kamera, menguasai aturan-aturan yang ada dalam fotografi seperti

negative space, rule of third, golden rule, memiliki sensitifitas seni,

telah mengikuti pelatihan, dan pengalaman bekerja sebagai

seorang fotografer (Syahrevi, 2018). Seorang fotografer yang tidak

memiliki latar belakang pendidikan tinggi dapat bekerja sebagai

seorang fotografer komersial seperti majalah kota, sedangkan untuk

seorang fotografer yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi

dapat membuat bisnis studio fotonya sendiri (Ferguson, 2008).

Page 15: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

28

2) Wilayah minat seorang fotografer adalah seni, komersial, dan media

(Farr & Shatkin, 2007).

3) Fotografer memiliki kemampuan dan keterampilan seperti

kemampuan visualisasi, memilih dan menggunakan peralatan,

pembentukan ide, mengamati, memelihara peralatan dan hasil foto,

matematika, mengorganisasi informasi, kontrol dan koordinasi tubuh

yang seimbang, keaslian ide, kemantapan penguasaan tangan, visi

jangka panjang dan jangka pendek, serta kedalaman persepsi (Farr

& Shatkin, 2007).

4) Situasi fisik pekerjaan fotografer yaitu berdiri di dalam ruangan atau

luar ruangan, bekerja menggunakan tangan, alat seperti kamera,

maupun mesin seperti komputer untuk editing (Farr & Shatkin,

2007).

5) Kualifikasi pengetahuan untuk menjadi seorang fotografer adalah

seni rupa, matematika, geogafi, bahasa inggris, serta komunikasi

(Farr & Shatkin, 2007). Seorang fotografer harus memahami

pengetahuan penggunaan kamera seperti ISO, fokus lensa, shutter

speed, mengetahui tentang lighting studio, flash maupun lighting

langsung dari sinar matahari, mengetahui aturan-aturan dalam

fotografi seperti rule of third, golden rule, dan negative space, serta

stye-style dalam fotografi (Syahrevi, 2018).

Page 16: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

29

6) Di Indonesia pendapatan yang diterima oleh seorang fotografer

mulai dari Rp.500.000 untuk fotografer amatir hingga Rp.10.000.000

untuk fotografer professional (Syahrevi, 2018)

7) Salah satu tokoh Indonesia yang terkenal dalam bidang fotografi

adalah Andreas Darwis Triadi. Darwis Triadi lahir di Solo, Jawa

Tengah pada tanggal 15 Oktober 1954. Darwis memulai karier

fotografinya sejak tahun 1979. Kemampuannya dalam bidang

fotografi sudah tidak dapat diragukan lagi. Darwis juga dikenal

sebagai fotografer senior yang mampu mencapai kelas internasional

dengan karya fotografinya yang dicetak pada majalah Hasselblad di

Jerman (Wikimedia Foundation, Inc., 2001).

e. Desainer Interior

Desainer interior adalah orang yang bekerja untuk

meningkatkan kualitas suatu ruangan baik pada tekstur, warna, dan

aksesorisnya sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen

(Kementrian Ketenagakerjaan dan Badan Pusat Statistik, 2014).

Desainer interior mempertimbangkan estimasi biaya yang dibutuhkan

untuk mendekorasi ruangan, menghitung luas ruangan yang akan

didekorasi, serta menganalisis fungsi barang yang menjadi bahan

dekorasi sebelum eksekusi dilakukan (Ferguson, 2008).

1) Pendidikan/pelatihan untuk menjadi seorang desainer interior yaitu

minimal Diploma 3 dan lisensi kerja (Kementrian Ketenagakerjaan

Page 17: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

30

dan Badan Pusat Statistik, 2014). Untuk mempersiapkan diri

sebagai desainer interior dapat diperoleh melalui pelatihan-pelatihan

kerja yang diselenggarakan dari tiap perusahaan untuk

mendapatkan sertifikat atau lisensi, dan mengikuti kelas ekonomi,

seni dan sejarah, desain, seni rupa murni, serta drafting di luar

sekolah (Ferguson, 2008).

2) Wilayah minat desainer interior adalah seni, dan komunikasi (Farr &

Shatkin, 2007).

3) Desainer interior memiliki kemampuan dan keterampilan seperti

kemampuan visualisasi, penalaran deduktif, penalaran matematika,

keterampilan meluangkan ide, mampu membedakan macam-

macam warna, memiliki persepsi yang mendalam, visi jangka

panjang, kemampuan matematika, kemampuan berbicara,

mempersuasi, manajemen sumber dana yang dibutuhkan, dan

kemampuan bernegosiasi (Farr & Shatkin, 2007).

4) Situasi fisik kerja desainer interior yaitu duduk dalam ruangan

sambil merancang sebuah desain interior (Farr & Shatkin, 2007).

5) Kualifikasi pengetahuan untuk menjadi desainer interior seperti

desain, seni rupa, pengetahuan tentang bangunan, manajemen dan

administrasi, sales dan marketing, serta layanan personal (Farr &

Shatkin, 2007).

Page 18: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

31

6) Pendapatan yang diterima oleh seorang desainer interior dengan

pengalaman kerja yang masih sangat baru sekitar Rp.3.500.000,

tergantung perusahaan tempatnya bekerja (Hadi , 2018).

7) Salah satu desainer interior terkenal di Indonesia adalah Prasetyo

Budhi. Prasetyo Budhi pernah bergabung dengan perusahan yang

bergerak dalam bidang arsitektur yaitu Pacific Adhika Internusa

serta Paramita Abirama Istasadya. Prasetyo Budhi memiliki biro

konsultasi desain interior yang diberi nama Plus Design (Adobe

System Incorporated, 2006).

f. Kartunis

Kartunis adalah orang yang bekerja membuat atau

menggambar ilustrasi animasi untuk diletakkan dalam koran, buku,

majalah, iklan, kartu ucapan, film, acara televisi, organisasi lokal,

maupun bisnis. Kartun lebih sering ditujukan untuk pembuatan sebuah

komik, acara televisi untuk anak-anak, dan internet. Saat ini kartun

juga bisa digunakan sebagai penyedia informasi seperti dalam sebuah

iklan (Ferguson, 2008).

1) Pendidikan formal untuk menjadi seorang kartunis seperti Sarjana 1

program studi Desain Komunikasi Visual atau Sarjana 1 program

studi Animasi dibutuhkan untuk mendapatkan pengetahuan yang

lebih luas, meskipun faktanya untuk menjadi seorang pekerja

kartunis tidak perlu memiliki pendidikan minimal, cukup dengan

Page 19: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

32

memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam membuat sebuah

animasi beserta jalan cerita yang menarik serta mampu diterima

oleh pasar dan masyarakat (Syahrevi, 2018). Akan tetapi ada yang

membedakan seorang kartunis professional yang memiliki latar

belakang pendidikan tinggi dengan seorang pekerja kartunis yang

tidak memiliki latar belakang pendidikan tinggi yaitu identitas sebuah

gambar atau keaslian dari gambar animasi yang dibuat karena

seorang kartunis yang memiliki latar belakang pendidikan seperti

Sarjana 1 program studi Desain Komunikasi Visual atau Sarjana 1

program studi Animasi biasanya membuat sebuah animasi

berdasarkan hasil riset dan telah teruji pasar, serta mampu diterima

di masyarakat (Syahrevi, 2018).

2) Kartunis memiliki wilayah minat seperti seni, media dan komersial

(Farr & Ludden, 2002).

3) Kartunis memiliki kemampuan dan keterampilan seperti menulis,

membaca, membentuk sebuah ide, mengecek produk animasi yang

telah dibuat, memperbaiki ide, dan kemampuan mendengar aktif,

(Farr & Ludden, 2002).

4) Situasi fisik pekerjaan kartunis yaitu duduk di dalam ruangan sambil

membuat sebuah kartun, bekerja menggunakan tangan, alat seperti

pensil untuk menggambar, maupun mesin seperti komputer (Farr &

Ludden, 2002).

Page 20: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

33

5) Kualifikasi pengetahuan untuk menjadi seorang kartunis adalah seni

rupa, desain, komunikasi dan media, IT, sales dan marketing, serta

sejarah (Ferguson, 2008).

6) Pendapatan seorang kartunis di Indonesia berkisar antara

Rp.3.000.000 untuk kartunis yang tidak memiliki latar belakang

pendidikan tinggi, hingga Rp.5.000.000 untuk kartunis yang memiliki

latar belakang pendidikan tinggi yang dihitung berdasarkan

banyaknya lembar atau cerita (Syahrevi, 2018).

7) Salah satu tokoh kartunis Indonesia yang terkenal adalah Darminto

M. Sudarmo. Darminto lahir di Kendal, Jawa Tengah pada tanggal

23 Maret 1956. Darminto adalah seorang kartunis asal Kendal,

Jawa Tengah. Darminto menjadi salah satu pendiri Komunitas

Kartun Kaliwungu (Kokkang) bersama Itos Boedi Santoso tahun

1981. Salah satu karyanya yang terkenal adalah komik Jiddu

Krishnamurti Revolusi yang terbit pada tahun 1999 (Wikimedia

Foundation, Inc., 2001).

g. Penari

Penari bekerja secara bersama-sama seperti paduan suara.

Penari biasanya melakukan tarian diiringi oleh alunan musik dan

mengikuti ritme-ritme dari alunan musik yang dimainkan. Menari

memberikan kesempatan bagi orang yang melakukannya untuk

membentuk tubuh maupun kepribadiannya. Menari memberikan

Page 21: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

34

kesempatan bagi orang yang melakukannya untuk menggunakan

segenap kemampuannya dan meluapkan ekspresinya dalam tarian

yang mereka lakukan (Ferguson, 2008).

1) Pendidikan formal seperti Sarjana 1 program studi Seni Tari

diperlukan untuk memperdalam ilmu tentang tari dan memperluas

kesempatan kerja, meskipun faktanya untuk menjadi seorang penari

seseorang hanya perlu mengikuti pelatihan atau les menari di

sebuah sanggar tari (Maharani, 2018). Seorang penari yang tidak

memiliki latar belakang pendidikan tinggi dan hanya mengikuti les

menari memiliki kesempatan kerja sebagai penari yang tergabung

dalam grup tari drama musikal, grup tari penghibur makan malam,

atau grup tari dalam acara televisi, sedangkan untuk penari dengan

latar belakang pendidikan tinggi memiliki kesempatan kerja yang

lebih luas seperti menjadi seorang guru/pelatih tari, atau koreografer

(Ferguson, 2008).

2) Penari memiliki wilayah minat seperti seni, dan komunikasi (Farr &

Shatkin, 2007).

3) Seorang penari harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang

disebut dengan istilah wiraga, wirasa, dan wirama. Wiraga adalah

kemampuan seorang penari dalam olah tubuh termasuk di

dalamnya kelenturan tubuh. Wirasa adalah kemampuan

penghayatan seorang penari untuk membuat tarian yang

Page 22: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

35

dibawakannya meresap ke dalam jiwa. Wirama adalah kemampuan

seorang penari dalam mengatur tempo gerakan yang dilakukan

sesuai dengan ritme gerakan atau irama musik yang dimainkan

(Maharani, 2018).

4) Situasi fisik kerja seorang penari yaitu berdiri dalam ruangan,

berjalan dan berlari, mempertahankan keseimbangan, memutar

tubuh, dan bergerak berulang-ulang (Farr & Shatkin, 2007).

5) Kualifikasi pengetahuan untuk menjadi seorang penari adalah seni

rupa murni, media dan komunikasi (Farr & Shatkin, 2007). Seorang

penari harus mengetahui berbagai macam tarian, serta teknik-teknik

dasar menari sesuai dengan tarian yang akan dibawakan

(Maharani, 2018).

6) Pendapatan seorang penari di Indonesia berkisar antara

Rp.350.000 hingga Rp.850.000 untuk penari amatir, dan untuk

seorang penari professional sekitar Rp.1.000.000 atau lebih

(Maharani, 2018).

7) Salah satu tokoh penari Indonesia yang terkenal adalah Didik Nini

Thowok. Didik Nini Thowok lahir di Temanggung, Jawa Tengah

pada tanggal 13 November 1954. Didik Nini Thowok merupakan

seorang penari, koreografer, sekaligus komedian terkenal. Beliau

berkarier sebagai seorang penari sejak tahun 1971 hingga saat ini.

Koreografi tari ciptaan Didik pertama kali di pertengahan tahun 1971

Page 23: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

36

diberi nama “Tari Persembahan” yang merupakan gabungan

gerakan tari Bali dan Jawa. Didik kerap tampil di publik sebagai

seorang wanita bersanggul (Wikimedia Foundation, Inc., 2001).

h. Pembaca berita

Pembaca berita adalah orang yang melakukan wawancara di

televisi, membuat pengumuman atau perkenalan di televisi,

membacakan berita dalam area tertentu, memahami latar belakang

informasi sebagai bahan untuk program maupun wawancara di

televisi, serta mengadakan diskusi panel yang menjadi salah satu

pekerjaan pembaca berita (Ferguson, 2008).

1) Pendidikan/pelatihan yang harus dimiliki untuk menjadi seorang

pembaca berita yaitu pendidikan minimal lulusan Sekolah

Menengah Kejuruan dan memiliki keterampilan sebagai seorang

pembaca berita, tetapi untuk Sekolah Menengah Kejuruan bidang

broadcasting lebih diutamakan (Purwotinikmah, 2018). Akan tetapi,

bagi seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi

seperti Sarjana 1 Broadcasting memiliki kesempatan kerja yang

lebih tinggi untuk menjadi seorang pembaca berita, dan kesempatan

kerja yang lebih luas seperti menjadi seorang direktur berita,

manajer, atau produser (Ferguson, 2008).

2) Pembaca berita memiliki wilayah minat seperti seni, dan komunikasi

(Farr & Shatkin, 2007).

Page 24: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

37

3) Pembaca berita memiliki kemampuan dan keterampilan seperti

kemampuan berbicara, kefasihan berbicara ekspresi verbal,

kemampuan menulis, kemampuan bersosialisasi, mendengar aktif,

kemampuan mengingat yang baik, kemampuan menciptakan ide-ide

baru, serta manajemen waktu yang baik (Farr & Shatkin, 2007).

4) Situasi fisik kerja seorang pembaca berita yaitu duduk dalam

ruangan atau berdiri di luar ruangan, bekerja menggunakan tangan,

alat seperti recorder untuk merekam informasi hasil wawancara,

maupun mesin seperti microfone untuk pengeras suara (Farr &

Shatkin, 2007).

5) Kualifikasi pengetahuan untuk menjadi seorang pembaca berita

adalah media dan komunikasi, telekomunikasi, sejarah dan

arkeologi, geografi, serta komputer dan alat elektronik lainnya (Farr

& Shatkin, 2007). Seorang pembaca berita perlu memiliki wawasan

yang luas dan update isu-isu terkini yang terjadi di masyarakat

(Purwotinikmah, 2018).

6) Pendapatan seorang pembaca berita tergantung masing-masing

perusahaan, dan masa bekerja (Purwotinikmah, 2018).

7) Salah satu tokoh pembaca berita Indonesia yang terkenal adalah

Zilvia Iskandar. Zilvia lahir di Jakarta pada tanggal 2 Februari 1990.

Zilvia adalah seorang pembaca berita di stasiun televisi Metro TV.

Pada tahun 2012 Zilvia memulai karier sebagai seorang jurnalis

Page 25: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

38

Metro TV. Zilvia sudah banyak terjun di dunia politik, hukum, dan

keamanan. Pada tanggal 24 Februari 2013 Zilvia mulai menjalani

kariernya sebagai seorang pembaca berita. Zilvia pernah

mendapatkan penghargaan dan gelar sebagai seorang pembaca

berita terbaik dalam Komisi Penyiaran Indonesia Awards di tahun

2017 (Wikimedia Foundation, Inc., 2001).

i. Pemimpin band/konduktor

Konduktor adalah orang yang memimpin sebuah grup musik

atau para penyanyi yang bernyanyi dalam sebuah pagelaran musik.

Terdapat berbagai jenis konduktor termasuk di dalamnya yaitu orang

yang memimpin sebuah orkestra, marching band, group band, dan

paduan suara. Konduktor biasanya menggunakan tangan atau baton

(tongkat), atau bahkan keduanya untuk menandakan variasi suara

musik, dan timing dari gubahan musik yang telah dibuat. Seorang

konduktor harus memahami semua musisi yang dipimpin olehnya dan

memiliki karisma untuk mendapatkan perhatian dari musisi yang

dipimpin olehnya serta para penonton yang menyaksikan pagelaran

musik yang dipimpin olehnya (Ferguson, 2008).

1) Pendidikan formal untuk menjadi seorang konduktor seperti Sarjana

1 program studi Seni Musik dibutuhkan untuk memiliki pengetahuan

yang lebih mendalam, dan akan mendapatkan karier yang lebih luas

seperti menjadi seorang pelatih atau guru musik, meskipun faktanya

Page 26: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

39

tidak ada pendidikan/pelatihan khusus untuk menjadi seorang

konduktor karena ilmu-ilmu yang harus dimiliki oleh seorang

konduktor bisa dipelajari secara autodidak dan latihan rutin

(Sawarna, 2018).

2) Konduktor memiliki wilayah minat seperti seni, dan komunikasi (Farr

& Shatkin, 2007).

3) Konduktor memiliki kemampuan dan keterampilan seperti

kemampuan mengkoordinasi dan memberikan instruksi,

keterampilan auditori yang baik, menganalisis sistem operasi musik,

kemampuan penempatan suara/musik, kecepatan koordinasi

tangan dan jari-jemari, sensitifitas pendengaran yang baik, ekspresi

verbal, kefasihan berbicara, kemampuan menciptakan ide-ide baru,

ekspresi penulisan, manajemen waktu yang baik, serta manajemen

sumber daya manusia (Farr & Shatkin, 2007).

4) Situasi fisik kerja konduktor yaitu lebih banyak berdiri sambil

memimpin sebuah band atau orkestra dibandingkan duduk di dalam

ruangan (Farr & Shatkin, 2007).

5) Kualifikasi pengetahuan untuk menjadi seorang konduktor adalah

seni rupa, musik, sumber daya manusia, serta administrasi dan

manajemen (Farr & Shatkin, 2007).

6) Pendapatan seorang konduktor berkisar antara Rp.3.000.000

hingga Rp.5.000.000, sedangkan untuk seorang konduktor ternama

Page 27: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

40

di Indonesia pendapatan yang diterima mulai dari puluhan hingga

ratusan juta rupiah tergantung harga yang ditentukan oleh

konduktor tersebut (Sawarna, 2018)

7) Salah satu tokoh konduktor Indonesia yang terkenal adalah Addie

Muljadi Sumaatmadja atau lebih dikenal dengan sebutan Addie MS.

Addie MS lahir di Jakarta pada tanggal 07 Oktober 1959. Addie MS

adalah konduktor sekaligus komposer terkenal di Indonesia. Addie

MS memulai kariernya sebagai pemusik pada tahun 1979 sebagai

arranger maupun produser musik untuk album-album rekaman dari

para penyanyi pop Indonesia. Addie MS pernah bekerja sama

dengan beberapa penyanyi ternama seperti Vina Panduwinata,

Utha Likumahuwa, Chrisye, Krisdayanti, dan seorang penyanyi asal

Amerika Serikat yaitu Suzanne Ciani. Di tahun 1998 Addie MS mulai

menjalankan orkestra sendiri yang bernama Twilite Orchestra. Pada

tahun 2012 Twilite Orchestra menjadi orkes simfoni Indonesia

pertama yang tampil di Eropa, setelah melaksanakan konser di

Bratislava, Slowakia, dan Berlin, Jerman (Wikimedia Foundation,

Inc., 2001).

j. Komposer Musik

Komposer musik adalah orang yang menciptakan struktur

melodis, harmonisasi, irama dari sebuah musik, menerjemahkan ide

dan konsep ke dalam simbol-simbol yang biasa dibuat untuk sebuah

Page 28: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

41

pagelaran musik, melatih diri untuk menjaga standar pertunjukan yang

baik (Kementrian Ketenagakerjaan dan Badan Pusat Statistik, 2014).

1) Pendidikan formal untuk menjadi seorang komposer seperti Sarjana

1 program studi Seni Musik dibutuhkan untuk mendapatkan karier

yang lebih luas seperti menjadi seorang pelatih atau guru musik,

dan karya musik yang diciptakan mempunyai nilai jual yang lebih

tinggi, meskipun faktanya tidak ada pendidikan/pelatihan khusus

untuk menjadi seorang komposer karena ilmu-ilmu yang harus

dimiliki oleh seorang komposer bisa dipelajari secara autodidak dan

latihan rutin (Sawarna, 2018). Seseorang yang tidak memiliki latar

belakang pendidikan tinggi memiliki kesempatan kerja sebagai

komposer di acara-acara musik di sekolah atau bergabung dengan

perusahaan teater musik lokal (Ferguson, 2008).

2) Komposer musik memiliki wilayah minat seperti seni, dan

komunikasi (Farr & Shatkin, 2007).

3) Komposer musik memiliki kemampuan dan keterampilan seperti

keaslian dalam membuat sebuah ide, kemampuan penempatan

suara/musik, sensitifitas pendengaran yang baik, keterampilan

auditori yang baik, serta ekspresi penulisan (Farr & Shatkin, 2007).

4) Situasi fisik kerja komposer musik yaitu duduk di dalam ruangan

sambil menciptakan sebuah inovasi karya musik (Farr & Shatkin,

2007).

Page 29: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

42

5) Kualifikasi pengetahuan untuk menjadi seorang komposer adalah

seni rupa, dan musik (Farr & Shatkin, 2007).

6) Pendapatan seorang komposer di Indonesia untuk satu karya musik

yang telah dibuat dihargai Rp.1.000.000. Akan tetapi untuk seorang

komposer ternama di Indonesia pendapatan yang diterima mulai

dari puluhan hingga ratusan juta rupiah tergantung harga yang

ditentukan oleh komposer tersebut (Sawarna, 2018).

7) Salah satu tokoh komposer musik Indonesia yang terkenal adalah

Erwin Gutawa. Erwin Gutawa lahir di Jakarta pada tanggal 16 Mei

1962. Erwin Gutawa adalah seorang konduktor sekaligus komposer

terkenal di Indonesia. Erwin Gutawa memulai kariernya sebagai

pemusik pada tahun 1980 sebagai pemain bass pada orkes

Telerama yang dipimpin oleh Isbandi. Setelah itu, Erwin Gutawa

mulai terjun di dunia musik secara penuh pada tahun 1985 dan

tergabung dalam sebuah grup band fusion jazz bernama Karimata.

Di tahun 1993 Erwin Gutawa mulai menjadi seorang konduktor

sekaligus komposer dan memiliki orkestra sendiri yang bernama

Erwin Gutawa Orkestra (Wikimedia Foundation, Inc., 2001).

k. Pemain Musik

Pemain musik adalah orang yang memainkan satu atau lebih

alat musik dalam suatu pertunjukan musik, orang yang memainkan

musik secara solo atau tergabung dalam kelompok orkestra dan grup

Page 30: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

43

band, serta selalu melatih diri untuk menjaga standar permainan musik

yang baik (Kementrian Ketenagakerjaan dan Badan Pusat Statistik,

2014). Tugas seorang pemain musik selain memainkan alat musik juga

harus mampu mempelajari dan menghafal materi, merawat alat musik,

memiliki koleksi kostum, serta memperbaharui perlengkapan alat

musik (Alam, 2018).

1) Pendidikan formal seperti Sekolah Menengah Kejuruan dibutuhkan

untuk menguasai pelajaran-pelajaran seperti matematika, psikologi,

dan bahasa Inggris karena pelajaran tersebut berguna untuk

seorang pemain musik dalam memahami hitungan, rythm, dan bit-

bit pada lagu yang harus dimainkan (Ferguson, 2008). Meskipun

untuk menjadi seorang pemain musik dapat dimulai dari memiliki

minat sejak dini dalam bermain musik, kemudian ia dapat

mengembangkan kemampuan bermain musiknya dengan cara

mengikuti pelatihan atau les, bahkan autodidak, dan untuk

meningkatkan profesionalitas, seorang pemain musik perlu untuk

memperbanyak jam terbang dan teman-teman musisi atau

komunitas musik lainnya (Alam, 2018). Seorang pemain musik yang

tidak memiliki latar belakang pendidikan tinggi memiliki peluang

untuk bekerja pada sebuah grup orkestra atau bergabung dalam

sebuah grup band, sedangkan untuk seorang pemain musik yang

memiliki latar belakang pendidikan tinggi memiliki peluang yang

Page 31: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

44

lebih luas seperti menjadi seorang guru/pelatih musik dalam sebuah

sanggar musik (Ferguson, 2008).

2) Pemain musik memiliki wilayah minat seperti seni, dan komunikasi

(Farr & Shatkin, 2007).

3) Pemain musik memiliki kemampuan dan keterampilan seperti

memainkan alat musik dengan baik (Farr & Shatkin, 2007). Pemain

musik juga harus memiliki kepekaan terhadap sebuah genre musik,

tau cara memposisikan diri, serta kepekaan terhadap nada-nada

(Alam, 2018).

4) Situasi fisik kerja pemain musik sangat fleksibel tergantung jenis

alat musik yang dimainkan (Farr & Shatkin, 2007).

5) Kualifikasi pengetahuan untuk menjadi pemain musik adalah seni

musik (Farr & Shatkin, 2007).

6) Pendapatan yang diterima oleh seorang pemain musik event

sederhana atau home band sebuah kafe berkisar antara

Rp.100.000 hingga Rp.500.000. Sedangkan untuk seorang pemain

musik yang tergabung dalam sebuah band ternama dapat mencapai

harga jutaan hingga puluhan juta rupiah, tergantung patokan harga

yang diberikan oleh grup band atau manajemen dari grup band

tersebut (Alam, 2018).

7) Salah satu pemain musik terkenal di Indonesia adalah Dewa

Budjana. Dewa Budjana lahir di Sumba Barat pada tanggal 30

Page 32: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

45

Agustus 1963. Dewa Budjana adalah seorang gitaris yang

tergabung dalam sebuah grup band ternama yaitu Gigi. Sejak

Sekolah Dasar Dewa Budjana sudah memiliki ketertarikan pada

bidang musik, terutama dalam bermain gitar. Dewa Budjana pernah

mengikuti kursus musik klasik dan bergabung dengan sebuah grup

band di Surabaya pada tahun 1980. Kemudian Dewa Budjana mulai

merintis kariernya sebagai seorang gitaris solo di Jakarta pada

tahun 1985. Dewa Budjana telah banyak bekerja sama dengan

musisi-musisi terkenal seperti Indra Lesmana, Heidy Yunus, dan

Chrisye, hingga pada tahun 1994 Dewa Budjana pun bergabung

dengan grup band Gigi dan terus merintis kariernya dalam band

tersebut hingga saat ini (Wikimedia Foundation, Inc., 2001).

l. Penyanyi

Penyanyi adalah seorang musisi yang menggunakan suaranya

sebagai instrumen atau alat musik yang dimainkan. Seorang penyanyi

menggunakan pengetahuan mereka tentang suara vokal, cara

penyampaian sebuah lagu, harmonisasi sebuah lagu, serta melodi dan

rhytym sebuah lagu agar mampu memberikan suatu kualitas bernyanyi

yang baik dan mampu berimprovisasi dengan baik. Penyanyi

biasanya tampil pada sebuah acara musik yang tergabung pada grup

band, paduan suara, atau sebagai penyanyi solo baik diiringi oleh

suara alat musik maupun tidak. Terdapat beberapa jenis aliran musik

Page 33: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

46

yang biasa dibawakan oleh seorang penyanyi professional seperti

opera, gospel, blues, rock, jazz, folk, country, dan classical (Ferguson,

2008).

1) Pendidikan formal untuk menjadi seorang penyanyi seperti Sarjana

1 program studi Seni Musik dibutuhkan untuk mendapatkan karier

yang lebih luas seperti menjadi seorang pelatih atau guru vokal,

meskipun faktanya tidak ada pendidikan/pelatihan khusus untuk

menjadi seorang penyanyi karena untuk menjadi penyanyi

seseorang dapat mengembangkan bakat menyanyinya dengan cara

mengikuti pelatihan atau les menyayi, bahkan autodidak.

(Walandani, 2018).

2) Penyanyi memiliki wilayah minat seperti seni, dan komunikasi (Farr

& Shatkin, 2007).

3) penyanyi memiliki kemampuan dan keterampilan seperti

penempatan musik yang baik, kefasihan dalam berbicara,

sensitifitas pendengaran yang baik, kemampuan mengingat yang

baik, serta keaslian dalam menciptakan sebuah ide (Farr & Shatkin,

2007).

4) Situasi fisik kerja penyanyi yaitu lebih banyak berdiri dibandingkan

duduk di dalam ruangan (Farr & Shatkin, 2007).

5) Kualifikasi pengetahuan untuk menjadi penyanyi adalah seni rupa,

dan musik (Farr & Shatkin, 2007).

Page 34: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

47

6) Pendapatan yang diterima oleh seorang penyanyi mulai dari

Rp.500.000 hingga Rp.1.000.000 untuk penyanyi event sederhana.

Sedangkan untuk seorang penyanyi professional bisa hingga

puluhan juta rupiah, tergantung patokan harga yang diberikan oleh

penyanyi atau pihak manajemen dari penyanyi tersebut (Walandani,

2018).

7) Salah satu tokoh penyanyi terkenal di Indonesia adalah Raisa

Andriana. Raisa lahir di Jakarta pada tanggal 6 Juni 1990. Raisa

merupakan penyanyi solo Indonesia yang mulai terkenal oleh publik

dengan lagunya yang berjudul serba salah. Sebelum menjadi

penyanyi solo, Raisa pernah tergabung dalam sebuah grup band

yang dibentuk oleh Kevin Aprilio yang sekarang band tersebut

memiliki nama yaitu Vierratale (Wikimedia Foundation, Inc., 2001).

m. Editor Film

Editor film adalah orang yang menyunting gambar dan suara

pada film agar memiliki standar/kualitas film yang baik (Ferguson,

2008).

1) Pendidikan/pelatihan khusus untuk menjadi seorang editor film

professional yaitu pendidikan minimal Sarjana 1 Perfilman

(Kementrian Ketenagakerjaan dan Badan Pusat Statistik, 2014).

Kursus-kursus seperti jurnalistik broadcasting serta media dan

komunikasi dibutuhkan untuk menambah pengalaman dalam editing

Page 35: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

48

video, kursus-kursus seperti bahasa Inggris, teater, dan speech

dibutuhkan untuk menambah kemampuan dalam menulis, kursus-

kursus seperti seni dan fotografi dibutuhkan untuk menambah

kemampuan dalam media visual, serta kursus komputer dan

teknologi menjadi hal yang sangat dibutuhkan untuk keperluan

dalam editing video (Ferguson, 2008). Akan tetapi bagi seorang

tenaga kerja editor film seseorang cukup memiliki pendidikan

minimal lulusan Sekolah Menengah Kejuruan dan memiliki

pengalaman dalam editing video (Antoneo, 2018). Seseorang yang

bukan berasal dari latar belakang pendidikan tinggi di bidang

perfilman memiliki kesempatan kerja sebagai tenaga kerja editor

video di sebuah stasiun televisi, sedangkan seseorang yang

memiliki latar belakang pendidikan tinggi di bidang perfilman

memiliki kesempatan kerja yang lebih luas seperti menjadi seorang

direktur atau produser di sebuah stasiun televisi (Ferguson, 2008).

2) Editor film memiliki wilayah minat seperti seni, dan komunikasi (Farr

& Shatkin, 2007).

3) Editor film memiliki kemampuan dan keterampilan seperti

kemampuan visualisasi, ekspresi dalam membuat sebuah tulisan,

kestabilan tangan, sensitifitas pendengaran yang baik, kemampuan

dalam membedakan bermacam-macam warna, visi jangka panjang,

kedalaman dalam menyampaikan persepsi, mengoperasikan dan

Page 36: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

49

mengontrol peralatan, kontrol teknis, kemampuan mengatasi

sebuah masalah, mendengar aktif, keaslian dalam menciptakan

sebuah ide, kecepatan dalam menyampaikan sebuah persepsi,

manajemen waktu, serta kefasihan dalam berbicara (Farr & Shatkin,

2007).

4) Situasi fisik kerja editor film yaitu duduk di dalam ruangan, dan

bekerja menggunakan tangan, benda, alat, atau mesin seperti

komputer khusus untuk editing (Farr & Shatkin, 2007).

5) Kualifikasi pengetahuan yang harus dimiliki seorang editor film yaitu

seni rupa murni, komunikasi dan media, desain, komputer dan alat

elektronik lainnya, telekomunikasi, serta pendidikan dan pelatihan

(Farr & Shatkin, 2007).

6) Pendapatan yang diterima oleh seorang editor film bergantung pada

upah minimum regional tempat perusahaannya berdiri, dan masa

bekerja (Antoneo, 2018).

7) Tokoh editor film terkenal di Indonesia salah satunya adalah Cesa

David Lukmansyah. Cesa David Lukmansyah lahir di Bandung pada

tanggal 8 Desember 1976. Cesa bekerja sebagai editor film sejak

tahun 2004 hingga sekarang. Sebelum menjadi editor film, Cesa

bekerja sebagai seorang fotografer dan direktur kreatif di sebuah

rumah produksi di Bandung. Terdapat beberapa film yang pernah

digarap oleh Cesa seperti Marmut Merah Jambu, Manusia

Page 37: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

50

Setengah Salmon, Cinta Brontosaurus, Perahu Kertas, Sang Kiai,

Get Married, dan Youtubers (Wikimedia Foundation, Inc., 2001).

n. Pengrajin Batik

Membatik bukan sekedar seni menggambar pada sebuah

media kain atau kertas menggunakan lilin malam, tetapi sebelumnya

perlu mengkaji lebih mendalam untuk menemukan keaslian corak batik

dari tiap-tiap daerah melalui penelitian arkeologi maupun sejarah.

Teknik dasar membatik terbagi menjadi tiga macam yaitu batik tulis,

batik cap, dan gabungan antara keduanya (Kurniawan, 2018).

1) Pendidikan/pelatihan untuk menjadi seorang pengrajin batik seperti

Sarjana 1 program studi Seni Rupa dibutuhkan untuk menjalankan

usaha batik yang cukup besar, meskipun faktanya untuk memiliki

usaha kecil menengah tidak memerlukan pendidikan tinggi karena

banyak pengrajin batik di Indonesia yang memiliki usaha kecil

menengah latar belakang pendidikannya berasal dari Sekolah

Menengah bahkan Sekolah Dasar (Kurniawan, 2018).

2) Pengrajin batik memiliki wilayah minat seperti seni rupa dan desain

(Kurniawan, 2018).

3) Kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh pengrajin batik

seperti kemampuan menggambar, mengoperasikan dan

memelihara peralatan, rajin, dan tekun (Kurniawan, 2018).

Page 38: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

51

4) Situasi fisik pekerjaan seorang pengrajin batik yaitu lebih banyak

duduk dibandingkan berdiri dalam ruangan, bekerja menggunakan

tangan, dan mengoperasikan alat-alat untuk membatik seperti

canting, atau alat untuk membuat batik cap (Kurniawan, 2018).

5) Kualifikasi pengetahuan yang dimiliki seorang pengrajin batik yaitu

seni, budaya, dan desain (Kurniawan, 2018).

6) Pendapatan untuk seorang pengrajin batik sekitar Rp.2.000.000

hingga Rp.3.000.000 per bulan disesuaikan dengan pendapatan

dari usaha yang dijalankan (Kurniawan, 2018).

7) Tokoh maestro batik terkenal di Indonesia adalah Iwan Tirta. Iwan

Tirta lahir di Blora, Jawa Tengah pada tanggal 18 April 1935. Iwan

Tirta merupakan perancang busana yang selalu menggunakan

unsur-unsur batik. Batik rancangannya pernah digunakan oleh

beberapa pemimpin negara pada pertemuan APEC di tahun 1994.

Pada tanggal 13 Agustus 2015 Iwan Tirta diberi tanda kehormatan

oleh Presiden RI Joko Widodo yaitu Bintang Parama Dharma

secara simbolis di istana negara (Wikimedia Foundation, Inc.,

2001).

o. Seniman seni rupa

Seniman seni rupa merupakan orang yang bekerja sebagai

(pelukis, pemahat dan illustrator). Seniman seni rupa biasanya bekerja

untuk sebuah pameran di ruang publik atau bekerja dalam sebuah

Page 39: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

52

galeri pribadi. Seniman seni rupa bekerja untuk dirinya sendiri dan

menggunakan gayanya tersendiri dalam bekerja. Maka itu, seniman

seni rupa sering sekali menghabiskan banyak waktu hingga bertahun-

tahun untuk menyelesaikan satu pekerjaannya (Ferguson, 2008).

1) Pendidikan formal untuk menjadi seorang seniman seni rupa seperti

Sekolah Menengah Kejuruan diperlukan karena di dalam sekolah

formal seseorang diberikan kesempatan yang lebih banyak dalam

pelatihan-pelatihan seni sehingga seseorang dapat memiliki

keterampilan-keterampilan dasar (Ferguson, 2008). Meskipun

faktanya untuk menjadi seorang seniman seni rupa tidak

memerlukan pendidikan minimal, melainkan harus memiliki

pengetahuan mendalam tentang seni rupa, pengalaman bekerja,

dan karya yang telah dibuat (Waluyo, 2018). Seorang seniman seni

rupa yang tidak memiliki latar belakang pendidikan tinggi dapat

bekerja dalam sebuah galeri seni, sedangkan yang memiliki latar

belakang pendidikan tinggi dapat bekerja sebagai guru seni, agen

seni, atau kritikus (Ferguson, 2008).

2) Wilayah minat seniman seni rupa adalah seni, komersial,

komunikasi, dan media (Farr & Shatkin, 2007)

3) Kemampuan dan keterampilan seniman seni rupa diantaranya

adalah menghasilkan sebuah produk seni yang original hasil

ekspresi ide, kemampuan memilih dan merawat peralatan untuk

Page 40: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

53

membuat karya seni, menyampaikan pesan sosial dan kultural,

kemampuan visualisasi, kestabilan kekuatan tangan dan koordinasi

jari-jemari yang baik, mengeksplorasi dan membedakan beragam

jenis warna dan bentuk visual lainnya, memiliki visi jangka panjang,

kemampuan berbicara yang baik, memiliki perhatian dalam

mendengarkan komentar atau pertanyaan dari para penikmat karya

seni yang dipamerkan, dan manajemen sumber dana yang

dibutuhkan (Farr & Shatkin, 2007).

4) Situasi fisik kerja seniman seni rupa adalah berdiri dalam ruangan

yang telah terkontaminasi oleh kotoran-kotoran dari pekerjaan yang

telah dilakukan (seperti bekas cat dari hasil melukis atau potongan-

potongan bahan hasil memahat), bekerja menggunakan tangan,

benda, alat, dan mesin, serta bergerak terus menerus (Farr &

Shatkin, 2007)

5) Kualifikasi pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang

seniman seni rupa seperti seni rupa, desain, serta pengetahuan

yang berkaitan dengan persiapan pameran seperti (manajemen dan

administrasi, sales dan marketing, ekonomi dan akuntansi, media

dan komunikasi (Farr & Shatkin, 2007).

6) Pendapatan untuk seorang seniman seni rupa murni di Indonesia

yang bekerja dalam sebuah galeri atau pameran seni bergantung

pada banyaknya hasil karya yang berhasil terjual kepada kolektor-

Page 41: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

54

kolektor seni, dan hasil penjualannya dibagi berdasarkan

kesepakatan dengan pemilik galeri atau pameran (Waluyo, 2018).

7) Salah satu tokoh Indonesia yang terkenal dalam bidang seni rupa

murni adalah Nyoman Nuarta. Nyoman Nuarta lahir di Tabanan, Bali

pada tanggal 14 November 1951. Nyoman Nuarta adalah pematung

asal Indonesia yang telah terkenal di dunia. Nyoman juga dikenal

sebagai salah satu pelopor Gerakan Seni Rupa Baru pada tahun

1976. Karya-karyanya yang terkenal seperti Jalesveva Jayamahe

(Surabaya), patung Garuda Wisnu Kencana (Bali), serta Monumen

Proklamasi Indonesia (Jakarta) (Wikimedia Foundation, Inc., 2001)

3. Perencanaan Individual

Sejalan dengan semakin kompleksnya kehidupan, layanan

bimbingan semakin dibutuhkan sebagai salah satu upaya yang dapat

dilakukan dalam mempersiapkan peserta didik sebagai generasi penerus

agar siap untuk menghadapi kompleksnya kehidupan saat ini.

Perencanaan individual adalah salah satu program yang disiapkan untuk

membantu peserta didik dalam menghadapi kehidupan setelah masa

sekolah. Permendikbud nomor 111 tahun 2014 menjelaskan bahwa

perencanaan individual adalah bantuan kepada peserta didik agar

mampu merumuskan dan melakukan kegiatan yang sistematik berkaitan

dengan rencana masa depan yang berdasarkan pada kekurangan dan

Page 42: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

55

kelebihan yang dimiliki, serta pemahaman mengenai kesempatan dan

peluang yang tersedia atas rencananya tersebut di lingkungannya.

Pemahaman yang mendalam, penafsiran hasil asesmen, dan

ketersediaan informasi yang akurat sangat membantu peserta didik

dalam mengembangkan potensi atau bakat yang dimiliki, serta memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya.

Perencanaan individual diadakan dengan maksud untuk

membantu peserta didik merencanakan kemudian mengawasi dan

mengatur pribadi/sosial peserta didik, akademik, serta perkembangan

kariernya (Gysbers, 2006). Dalam permendikbud no. 111 tahun 2014,

tujuan dari layanan perencanaan individual adalah (1) memiliki

pemahaman tentang diri dan lingkungannya, (2) mampu merumuskan

tujuan, perencanaan atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya,

baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier, (3) dapat

melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang

telah diputuskan. Isi dari perencanaan individual adalah memahami

tentang keunikan dan perkembangan peserta didik, sehingga proses

layanan perencanaan individual pun lebih bersifat individual atau

ditentukan sendiri oleh peserta didik. Menurut P.E Miller perencanaan

individual dilakukan untuk membantu peserta didik memiliki kesempatan

dalam merencanakan masa depannya termasuk dalam memilih

pekerjaan. Perencanaan individual dilakukan berdasarkan kerjasama

Page 43: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

56

antara guru/konselor, orangtua, dan anak (Gysbers, 2008). Dalam proses

pengembangan kompetensi karier peserta didik di sekolah perlu

mempertimbangkan terlebih dahulu aspek-aspek seperti tujuan

pendidikan, isu multikultur dan gender, serta isu-isu lokal yang terdapat

dalam negara dimana pengembangan tersebut dilakukan (Gysbers,

2008).

Berdasarkan tujuan-tujuan perencanaan individual di atas, maka

dapat dirumuskan beberapa fokus pengembangannya. Beberapa fokus

pengembangan dari perencanaan individual erat kaitannya dengan

pengembangan aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier peserta didik.

Adapun pengembangan aspek-aspek tersebut dapat dijelaskan secara

rinci seperti (1) pribadi yaitu tercapainya pemahaman diri dan

pengembangan konsep diri yang positif, (2) sosial yaitu tercapainya

pemahaman lingkungan dan pengembangan keterampilan sosial yang

efektif, (3) belajar yaitu tercapainya efisiensi dan efektivitas belajar,

keterampilan belajar, dan peminatan belajar/konseli secara tepat, (4)

karier yaitu tercapainya kemampuan mengeksplorasi peluang-peluang

karier, mengeksplorasi pekerjaan, serta memahami kebutuhan untuk

kebiasaan bekerja yang positif.

Kehidupan rencana karier yang peserta didik kembangkan dan

gunakan adalah sebuah proses dan alat. Sebagai sebuah proses,

rencana peserta didik berkembang selama masa sekolah memberi

Page 44: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

57

respon untuk sukses dalam aktifitas belajar secara keseluruhan sama

baiknya dengan aktifitas bimbingan dan konseling yang menyediakan

kurikulum bimbingan dan perencanaan individual peserta didik dari

program bimbingan dan konseling, serta menjadi salah satu sarana

dalam membentuk sebuah tujuan jangka pendek dan jangka panjang,

membuat kesepakatan, dan aktifitas perencanaan bagi sebuah lembaga

yang menggunakan informasi dari rencana tersebut. Sebagai sebuah

alat, rencana menyediakan berbagai cara untuk mengumpulkan,

menganilisis, menyimpulkan, dan mengatur diri pribadi, akademik, dan

informasi karier peserta didik. Sebagai sebuah alat, rencana juga tidak

berjalan untuk ditempatkan dan diikuti secara rutin, rencana hanya

sebagai alternatif dan dapat digunakan dalam sebuah kebutuhan

(Gysbers, 2006).

Dasar perencanaan individual dilakukan sejak peserta didik

Sekolah Dasar sesuai dengan kegiatan yang terdapat dalam kurikulum

bimbingan. Pengembangan konsep diri, perubahan kemampuan belajar,

pengembangan kemampuan hubungan interpersonal, kemampuan dalam

membuat keputusan, dan memulai mengeksplorasi dalam pendidikan dan

karier adalah beberapa contoh kegiatan yang ada di dalam kurikulum

bimbingan. Contoh-contoh kegiatan tersebut dilakukan secara bertahap

sesuai dengan masa sekolah masing-masing mulai dari Sekolah Dasar,

Sekolah Menengah, dan Sekolah Menengah Atas agar kegiatan tersebut

Page 45: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

58

dapat menjadi efektif sesuai dengan perkembangan peserta didik

(Gysbers, 2008). Perencanaan individual diimplementasikan selama

strategi tersebut mengikuti beberapa hal berikut :

a. Penilaian individual. Guru BK membantu menilai dan

menginterpretasikan kemampuan, minat, keterampilan, dan prestasi

peserta didik.

b. Bimbingan individual. Guru BK membantu peserta didik

menggunakan informasi hasil penilaiannya berkenaan dengan bidang

pribadi/sosial, akademik, karier, dan bekerja untuk menggunakan

informasi tersebut menjadi sebuah rencana dan membuat peserta

didik sadar dengan kepribadiannya, hubungan sosial, akademik, serta

tujuan kariernya.

c. Rencana peralihan. Guru BK dan personel lainnya membantu peserta

didik untuk membuat peralihan dari sekolah kepada kerja atau untuk

menambahkan pendidikan dan pelatihan (Gysbers, 2008)

d. Tindak lanjut. Guru BK dan personel lainnya menyediakan bantuan

tindak lanjut kepada peserta didik yang sama baiknya ketika menindak

lanjuti kumpulan data untuk evaluasi dan peningkatan program

(Gysbers, 2006).

Page 46: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

59

4. Model ADDIE

a. Analisis

Tujuan dari proses analisis adalah menemukan penyebab

kemungkinan untuk sebuah masalah pelaksanaan. Jika masalah

pelaksanaan tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa alasan dari

kurangnya pengetahuan dan kemampuan, maka proses ADDIE

berhenti. Ada beberapa prosedur analisis :

1) Mengesahkan masalah pelaksanaan

2) Menentukan tujuan

3) Menganalisis pembelajar

4) Menentukan sumber yang relevan

5) Rekomendasi sistem pengerjaan yang berkaitan seperti biaya

6) Menyusun rencana manajemen pembuatan proyek (Branch, 2009).

Dalam pembuatan produk ensiklopedia ada beberapa proses

analisis yang perlu dilakukan seperti:

1) Analisis masalah sebagai langkah awal untuk mengetahui potensi

dan cara menyelesaikan masalah tersebut

2) Analisis materi berkaitan dengan komponen utama yang akan

dijelaskan dalam buku ensiklopedia

3) Analisis karakteristik peserta didik sebagai pembaca dengan cara

mengetahui tahap perkembangan peserta didik

Page 47: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

60

4) Menentukan produk atau hasil dari rencana yang akan dilakukan

(ensiklopedia) (Sulistiyawati & Hedianti, 2015).

b. Desain

Desain dibuat untuk memberikan gambaran garis besar dari

pembuatan produk ADDIE. Ada beberapa komponen dalam tahap

desain:

1) Membuat inventori tugas

2) Membuat dafar lengkap dari kemampuan objektif

3) Membuat item tes

4) Membuat strategi tes yang menyeluruh

5) Perhitungan mengenai keuntungan materi

6) Ketika peserta didik menemukan penjelasan lengkap mengenai

desain yang akan dibuat, akan ada dua kemungkinan yang terjadi

yaitu meminta untuk menggantinya kembali atau merasa suka

dengan desain tersebut (Branch, 2009).

Dalam pembuatan produk ensiklopedia, tahap perencanaan

desain dapat berupa:

1) Persiapan bentuk dasar ensiklopedia dengan cara studi pustaka

tentang kriteria desain ensiklopedia yang baik (Sulistiyawati &

Hedianti, 2015)

2) Menyiapkan materi atau konten yang akan diletakkan dalam produk

3) Menyusun alat evaluasi (Rochmatin & Christiana, 2015).

Page 48: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

61

c. Pengembangan

Tujuan pada tahap pengembangan adalah untuk membentuk dan

mengesahkan hasil penelitian yang dipelajari. Untuk menyelesaikan

tahap ini, peneliti perlu untuk mengidentifikasi semua hasil penelitian

untuk menentukan rencana yang akan dilakukan selanjutnya. Ada

beberapa komponen dalam tahap pengembangan:

1) Membuat rencana pembelajaran (evaluasi)

2) Melakukan penelitian untuk memperkaya konten

3) Menentukan strategi yang tepat

4) Memilih media atau bahan untuk mendukung proses evaluasi

5) Memberikan arahan yang menyeluruh untuk membimbing guru

dalam berinteraksi dengan peserta didik

6) Membuat kesimpulan dari revisi yang telah dilakukan

7) Melakukan pilot tes (Branch, 2009).

Dalam pembuatan produk ensiklopedia, ada beberapa proses

dalam tahap pengembangan:

1) Penyusunan produk ensiklopedia dengan membuat produk awal

yang berisi tentang penjelasan materi berupa nama alat,

penyusunan alat, dan fungsi alat

2) Validasi produk awal oleh ahli dan peer review, tahap validasi ini

dilakuan untuk menentukan materi yang terdapat dalam produk

sudah baik dan sesuai atau belum, kemudian media yang

Page 49: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

62

digunakan efektif atau tidak, serta mengetahui produk yang

dihasilkan sudah cukup baik dan menarik untuk dibaca atau belum

(Sulistiyawati & Hedianti, 2015).

d. Implementasi

Tujuan dari tahap implementasi adalah untuk mempersiapkan

lingkungan pembelajaran dan menarik minat peserta didik. Untuk

menyelesaikan tahap ini, peneliti perlu untuk memahami lingkungan

belajar yang dapat membangun pengetahuan dan keterampilan baru

untuk peserta didik. Dari tahap implementasi ini, akan ditemukan hasil

dari pengembangan serta hasil evaluasi formatif yang telah dilakukan.

Adapun komponen pada tahap ini adalah:

1) Menyiapkan guru

2) Menyiapkan peserta didik (Branch, 2009).

Dalam proyek pembuatan ensiklopedia, tahap ini merupakan

tahap pemberian produk yang telah siap dan telah melewati proses

penilaian dari beberapa ahli. Setelah produk diberikan kepada

peserta didik, maka akan didapatkan hasil bahwa produk tersebut

mampu diterima dengan baik atau ada hal yang perlu dievaluasi

kembali.

Page 50: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

63

e. Evaluasi

Pada proses ini, tujuannya adalah untuk menemukan

perbedaan kualitas dari produk dan proses yang telah dijalankan baik

sebelum dan sesudah tahap implementasi. Pada tahap ini, peneliti

harus dapat mengidentifikasi tingkat kesuksesan produk yang telah

dibuat. Komponen yang terdapat pada tahap ini berupa chart yang

berisi kesimpulan dari pertanyaan yang mencakup 5W+1H untuk tiga

tingkatan evaluasi (Branch, 2009).

5. Hasil Penelitian Yang Relevan

Pada penelitian tentang “Pengembangan Ensiklopedia Peralatan

Laboratorium Biologi Sebagai Sumber Belajar IPA Biologi Untuk Peserta

didik Kelas VII SMP/MTs” yang dilakukan oleh Sulistiyawati dan Rezki

Hedianti pada tahun 2015 di SMPN 12 Yogyakarta didapatkan hasil

bahwa; produk ensiklopedia yang dikembangkan dengan menggunakan

model ADDIE sebagai sumber belajar IPA Biologi untuk peserta didik

kelas VII SMP/MTs yang berbasis kurikulum 2013 berdasarkan hasil

penilaian keseluruhan sebesar 87,4% dengan kategori sangat baik, serta

penilaian dari beberapa ahli seperti ahli materi sebesar 87,1% dengan

kategori sangat baik, ahli media dengan kategori baik, hasil peer review

sebesar 86,3% dengan kategori sangat baik, lalu penilaian dari guru mata

pelajaran IPA sebesar 93,3% dengan kategori sangat baik, serta hasil

Page 51: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

64

respon peserta didik sebesar 91% dengan kategori sangat baik. Alasan

dilakukannya penelitian ini karena sumber belajar menjadi salah satu

faktor yang juga berdampak terhadap hasil belajar peserta didik, dan

sumber belajar yang tersedia di sekolah tersebut masih sangat terbatas

sehingga hasil belajar peserta didik pun dapat dibilang kurang baik. Data

hasil belajar pada mata pelajaran IPA materi Biologi peserta didik kelas

VIII di SMPN 12 Yogyakarta menurut nilai ulangan akhir semester ganjil

tahun ajaran 2013/2014 diketahui mendapat hasil belajar rendah dengan

rata-rata nilai sebesar 69 dengan (KKM 77). Peserta didik kelas VIII yang

mampu mencapai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM 77) adalah

sebesar 31,5% (Sulistiyawati & Hedianti, 2015).

Pada penelitian tentang “Pengembangan Ensiklopedia Digital

Teknologi Listrik Berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL)”

didapatkan hasil bahwa; dampak penggunaan ensiklopedia digital

teknologi listrik berbasis Contextual Teaching Learning (CTL) ternyata

terdapat 10 orang peserta didik (62%) sangat tertarik mempelajari fisika

menggunakan ensiklopedia, 9 orang peserta didik (56%) berminat untuk

belajar setelah membaca ensiklopedia, dan 12 orang peserta didik (75%)

merasakan materi yang terdapat pada ensiklopedia sangat bermanfaat

dalam kehidupan sehari-hari. (Nurhatmi, Rusdi, & Kamid, 2015).

Page 52: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

65

Pada penelitian tentang “Pengembangan Buku Teks Geografi

dengan Struktur Penulisan Ensiklopedia” yang dilakukan oleh Iskandar,

Budjianto, dan Achmad Amiruddin pada bulan April tahun 2016 di SMAN

3 Malang didapatkan hasil bahwa tingkat validitas materi yang didapat

dari ahli materi sebesar 85% dengan kategori baik, tingkat validitas

bahasa yang digunakan sebesar 78% dengan kategori baik, tingkat

validitas desain sebesar 89% dengan kategori sangat baik, tingkat

validitas struktur isi materi sebesar 82% dengan kategori baik, serta dari

hasil penilaian peserta didik didapatkan jumlah skor sebesar 551 maka

penilaian peserta didik terhadap buku teks adalah (551:600) x 100% =

92% dengan kategori sangat baik. Alasan dilakukannya penelitian ini

karena menurut peneliti bahan ajar di SMAN 3 Malang masih belum

memenuhi kebutuhan peserta didik dan guru. Selain itu, bahan ajar yang

tersedia seperti buku pelajaran terutama pelajaran Geografi masih belum

memberikan informasi yang lengkap dan menyeluruh. Maka itu peneliti

melakukan penelitian tersebut dengan tujuan agar hasilnya yaitu buku

cetak Geografi dapat membantu memberikan informasi yang menyeluruh

dan kebutuhan peserta didik serta guru pun dapat terpenuhi (Iskandar,

Budijanto, & Amirudin, 2016).

Page 53: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

66

B. Kerangka Berpikir

Masa remaja adalah suatu masa peralihan dari masa kanak-kanak

menuju dewasa. Usia pada masa remaja berkisar antara 15-24 tahun

masuk ke dalam fase kedua yaitu fase eksplorasi (exploration) dimana

pada tahap ini remaja mulai memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi

belum mengambil keputusan yang mengikat. Pada tahap ini mereka

mulai mengidentifikasi kesempatan serta jenis pekerjaan yang sesuai

dengan dirinya. Asumsi tersebut dimaksudkan bahwa seorang remaja

juga mampu membuat rencana kariernya sematang mungkin sejak dini

sehingga mereka pun siap untuk menghadapi tantangan-tantangan yang

mungkin akan terjadi di masa perkembangan kariernya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru BK untuk

membantu peserta didik yang umumnya berusia remaja dalam

merencanakan kariernya di masa yang akan datang adalah dengan

memberikan layanan Perencanaan Individual untuk peserta didik karena

Perencaan Individual dapat membantu peserta didik untuk memahami

dirinya lebih mendalam berkenaan dengan aspek perkembangannya.

Bukan hanya itu, dengan Perencanaan Individual peserta didik akan

memiliki gambaran rencana yang akan dia lakukan untuk kariernya di

masa yang akan datang, dan diharapkan peserta didik pun akan

berupaya untuk terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya

dalam memenuhi rencana kariernya.

Page 54: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

67

Untuk menunjang proses pemberian layanan kepada peserta didik,

dibutuhkan media yang menarik agar layanan menjadi efektif. Salah satu

media yag dapat digunakan adalah ensiklopedia. Ensiklopedia adalah

sebuah kamus besar yang memuat berbagai istilah ilmu pengetahuan

terbaru yang dapat menjadi sumber penunjang belajar. Ensiklopedia

mampu menghubungkan pelajaran dengan lingkungan, teknologi, dan

peserta didik sehingga mampu menciptakan “joyfull learning”. Hal

tersebut lah yang akan menjadi pertimbangan dalam proses

pembelajaran dan pengembangan belajar berupa ensiklopedia, karena

hal tersebut memiliki keunggulan dalam proses transfer informasi,

sehingga sumber pembelajaran menjadi lebih menarik. Ensiklopedia

relatif lebih digemari oleh peserta didik karena isinya berupa informasi

yang lebih lengkap dan detail, dibandingkan buku-buku pelajaran. Oleh

karena itu, peneliti berupaya untuk mengembangkan sebuah buku

ensiklopedia yang menarik untuk membantu menambah ketersediaan

media pembelajaran yang mampu menunjang proses belajar peserta

didik dan proses pemberian layanan oleh guru BK di sekolah.

Page 55: BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIRrepository.unj.ac.id/2067/6/13. BAB II.pdf · 2019. 12. 3. · 14 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoretis

68

\\\\

Remaja berada

pada tahap

eksplorasi karier,

yaitu tahap untuk

mengenal dan

memahami

berbagai jenis

pekerjaan dan

karier pekerjaan

Banyak remaja

yang masih

membutuhkan

informasi karier

lebih lanjut dari

pekerjaan yang

diminati

Guru BK dapat

menggunakan

Perencanaan

Individual dengan

media yang

menarik dalam

memberikan

informasi karier

Ensiklopedia

merupakan media

pembelajaran yang

efektif untuk

memberikan

informasi karier

Pengembangan

ensiklopedia

tentang pekerjaan

dalam bidang seni