Upload
danny233
View
147
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Koperasi
2.1.1. Pengertian Koperasi
Dalam Undang-undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 disebutkan bahwa
bentuk perekonomian Indonesia disusun berdasarkan asas kekeluargaan, dan
dalam penjelasannya disebut bahwa, bentuk perusahaan yang sesuai dengan
itu ialah koperasi.
Koperasi berasal dari penggabungan dua buah suku kata yaitu Co dan
Operation yang memiliki makna bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama.
Menurut Edy Karsono (2005 : 11) menyatakan bahwa pengertian
koperasi adalah :
Suatu wadah perkumpulan yang memiliki anggota orang-orang atau badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan menganut sistem kekeluargaan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.
Menurut wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia
(http://id.wikipedia.org/wiki/koperasi) pengertian koperasi adalah :
Badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
4
4
Menurut Dr. Muhammad Hatta dalam bukunya “The Movement in
Indonesia”(http://emperordeva.wordpress.com/2008/05/26/makalahpengertian
-koperasi/) beliau mengemukakan bahwa koperasi adalah :
Usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Mereka didorong oleh keinginan memberi jasa pada kawan “seorang buat semua dan semua buat seorang” inilah yang dinamakan Auto Aktivitas Golongan, terdiri dari solidaritas, individualitas, menolong diri sendiri, jujur
Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 1992 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pengertian koperasi adalah :
Badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah suatu
badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan dan
bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya.
2.1.2. Landasan Asas dan Tujuan Koperasi
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992
pasal 2 dinyatakan bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan.
Koperasi di Indonesia pada prinsipnya sama dengan koperasi yang ada
di negara-negara lain, hanya asas dan dasarnya yang berbeda. Karena
5
koperasi Indonesia harus disesuikan dengan ciri khas bangsa Indonesia, yaitu
kekeluargaan dan gotong-royong.
Koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang atau badan-badan
hukum secara bersama-sama, bergotong-royong berdasarkan rasa
kebersamaan untuk meningkatkan kepentingan perekonomian para
anggotanya dan masyarakat pada umumnya. Untuk menentukan arah tujuan
koperasi agar selaras dengan cita-cita seluruh bangsa Indonesia, maka
koperasi Indonesia harus memiliki tujuan
Sedangkan tujuan koperasi menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 pasal 3 dinyatakan bahwa koperasi
bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2.1.3. Fungsi Dan Peran Koperasi
Fungsi koperasi erat kaitanya dengan tatanan perekonomian
Indonesia, karena koperasi tidak hanya sekedar mementingkan kesejahteraan
anggotanya, tetapi kepentingan dan kelangsungan hidup masyarakat pun ikut
diperhartikan oleh koperasi. Dalam melakukan kegiatanya koperasi
mempunuai fungsi dan berperan aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat. Hal tersebut tertulis dalam Undang-
6
Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 pasal 4 dinyatakan bahwa
fungsi dan peran koperasi adalah :
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya
d Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan
dan demokrasi ekonomi.
2.1.4. Prinsip Koperasi
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 pasal 5
ayat 1 prinsip koperasi sebagai berikut :
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
e. Kemandirian
7
2.1.5. Keanggotaan Koperasi
Seperti diketahui bersama bahwa setiap bentuk organisasi selalu
mempunyai anggota. Karena organisasi tanpa memiliki anggota jelas itu
bukan suatu organisasi. Begitu pula dengan koperasi merupakan suatu
organisasi atau badan usaha yang mempunyai banyak anggota.
Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 (Revisi
1998), dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 pasal
17 ayat 1 disebutkan bahwa karateristik utama koperasi yang membedakan
dengan badan usaha lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas ganda.
Identitas ganda maksudnya adalah anggota koperasi merupakan pemilik
sekaligus pengguna jasa koperasi.
Sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi, anggota berpartisipasi
aktif dalam kegiatan koperasi. Sekalipun demikian, sepanjang tidak
merugikan kepentingannya, koperasi dapat pula memberikan pelayanan
kepada bukan anggota sesuai dengan sifat kegiatan usahanya, dengan maksud
untuk menarik yang bukan anggota menjadi anggota koperasi
2.1.6. Struktur Organisasi Koperasi
Organisasi koperasi terbagi menjadi dua yaitu koperasi sekunder dan
koperasi primer. Koperasi Sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan koperasi.
8
Dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992
tentang perkoprasian, penjelasan Pasal 15 bahwa ”Koperasi Sekunder
meliputi semua koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi
primer dan atau koperasi Sekunder berdasarkan kesamaan kepentingan dan
tujuan efisiensi.”
Koperasi Sekunder dapat didirikan oleh koperasi sejenis maupun
koperasi berbagai jenis atau tingkatan dan sekunder secara umum. Pendirian
Koperasi Sekunder dalam berbagai tingkatan selama ini dikenal dengan
sebutan (1) Pusat, (2) Gabungan, dan (3) Induk.
Dalam Pasal 6 ayat 2 Undang-undang Republik Indonesia nomor 25
tahun 1992 tentang perkoprasian pembentukan koperasi sekunder dibentuk
oleh sekurang-kurangnya 3 koperasi primer.
Sedangkan koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan orang-seorang, sekurang-kurangnya 20 orang (Pasal 6 ayat 1
Undang-undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 tentang
perkoprasian). Struktur koperasi sekunder dan primer secara umum tampak
pada gambar 2.1 dan 2.2 berikut ini :
9
Gambar 2.1.Struktur Organisasi Koperasi Sekunder
Gambar 2.2.Struktur Organisasi Koperasi Primer
2.1.7. Modal Kopersi
Setiap koperasi dalam menjalankan aktivitas atau operasinya sehari-
hari selalu membutuhkan modal (working capital). Modal ini misalnya
digunakan untuk membayar pengurus, gaji karyaan, membeli barang, dan
pengeluaran-pengeluaran lainnya yang gunanya untuk membiayai operasi
koperasi.
10
RAPATANGGOTA
Pengurus Pengawas
Manager
Bidang Usaha………….
Bidang Usaha………….
Bidang Usaha………….
Bidang Usaha………….
Bidang Usaha………….
Pusat Koperasi
Gabungan Koperasi
Induk Koperasi
Koperasi Primer
Pengendalian jumlah modal koperasi yang tepat akan menjamin
kontinuitas operasional dari koperasi secara efisien dan ekonomis. Bilamana
modal koperasi terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal koperasi
melebihi kebutuhan, sehingga terjadilah dana menggangur. Padahal dana
tersebut sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain dalam rangka
peningkatan keuntungan koperasi. Tetapi bilamana modal koperasi terlalu
kecil atau kurang, maka koperasi tidak akan dapat memenuhi kewajiban-
kewajibannya.
Sumber Modal koperasi Menurut Undang-undang Perkoperasian
No. 25 Tahun 1992 modal koperasi bersumber dari hal-hal berikut ini :
a. Modal Sendiri, modal ini diperoleh dari beberapa simpanan (pasal 41
ayat 2), yaitu :
1. Simpanan pokok
Simpanan pokok adalah jumlah nilai uang tertentu yang sama
banyaknya dan harus disetorkan pada waktu masuk menjadi anggota.
Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.
2. Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus
dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan
kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah simpanan
11
yang sama untuk setiap bulannya. Simpanan wajib tidak dapat diambil
kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.
3. Dana cadangan
Dana cadangan yaitu sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan
sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk menutup modal sendiri dan
menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
4. Hibah
Hibah adalah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat
dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat
hibah/pemberian dan tidak mengikat.
b. Modal Pinjaman, yaitu modal yang berasal dari para anggota sendiri / dari
koperasi lain atau dari lembaga-lembaga keuangan / bank. Selain hal
tersebut, maka dapat diperoleh modal dengan cara penerbitan obligasi dan
surat utang lainnya sesuai dengan perundangan berlaku (pasal 41 ayat 3).
c. Modal Penyertaan (pasal 42), yaitu modal yang bersumber dari
pemerintah atau dari masyarakat dalam bentuk investasi, terutama dalam
hubungan ini diatur bahwa para pemilik modal penyertaan tidak
mempunyai kekuasaan dalam rapat anggota dan dalam menentukan
kebijakan koperasi secara keseluruhan, namun pemilik modal tersebut
dapat diikutkan dalam pengelolaan dan pengawasan usaha investasi sesuai
dengan perjanjian.
12
2.1.8. Sisa Hasil Usaha Koperasi
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992
pasal 45 ayat 1 menyatakan bahwa :
Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutanDari pernyataan tersebut bisa kita simpulkan, sisa hasil usaha adalah
laba bersih atau pendapatan yang diperoleh dalam setahun dikurangi dengan
penyusutan dan biaya-biaya dari tahun buku yang bersangkutan.
Dalam pembagian sisa dari usaha koperasi kepada masing-masing
anggota tidak seluruhya diberikan, akan tetapi sebagian disimpan untuk dana
cadangan sebagai modal koperasi, perlu diperhatikan pula bahwa dalam
pembagian sisa hasil usaha harus menurut anggaran dasar koperasi, agar
ketertiban selalu terjaga.
Pembagian sisa hasil usaha dari koperasi dapat dirinci sebagai berikut,
tetapi tentu saja pembagian ini hanya merupakan pedoman atau gambaran dan
dapat disesuaikan dengan kondisi serta menurut hasil keputusan rapat
anggota.
25 % sebagai dana cadangan koperasi
30 % diperuntukan bagi anggota disesuikan dengan banyakya pembelian
pada koperasi
20 % diperuntukan bagi anggota penyimpan
10 % diperuntukan bagi pengurus koperasi
13
5 % diperuntukan bagi karyawan
5 % diperuntukan bagi dana pendidikan
2,5 % diperuntukan bagi sumbangan dana sosial
2,5 % diperuntukan bagi sumbangan dana pembangunan daerah setempat
Dalam melakukan kegiatan-kegiatannya koperasi tidak hanya
melayani para anggota tetapi juga non anggota. Sehingga penerimaan hasil
usaha dari bukan anggota akan dibagi sebagai berikut :
30 % untuk dana cadangan
10 % untuk pengurus koperasi
5 % untuk dana karyawan
5 % untuk dana sosial
50 % untuk dana pembangunan daerah kerja
2.2. Laporan Keuangan
2.2.1. Arti Penting Laporan Keuangan
Laporan keuangan sangat diperlukan bagi koperasi dan bagi pihak-
pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan pada umumya dimaksudkan
untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan tiga aspek dalam
koperasi, aspek yang pertama meliputi laporan yang disusun untuk
memberikan informasi tentang hasil usaha, yang kedua laporan yang disusun
untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan koperasi dan yang
14
ketiga laporan yang disusun untuk menunjukkan tentang sumber dan
penggunaan dana yang mengakibatkan perubahan posisi finansial koperasi.
Analisa terhadap laporan keuangan dalam ini hal dimaksudkan
sebagai suatu usaha untuk membuat informasi dalam suatu laporan keuangan
yang bersifat komplek kedalam elemen yang lebih sederhana dan mudah
dipahami.
Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi memiliki
berbagai keterbatasan dan disusun berdasar ketentuan yang pada umumnya
tidak keseluruhannya dipahami oleh berbagai pihak yang tidak mempelajari
tentang akuntasi.
Menurut Djarwanto (1993 : 5) menyatakan bahwa :
Laporan keuangan pada dasarnya merupakan refleksi dari sekian banyak transaksi dan peristiwa yang bersifat finansial dicatat, digolongkan dan diringkas dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan.
Menurut Zaki Baridwan (1992 : 17) mengemukakan bahwa :
“Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses penetapan,
merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang
terjadi selama tahun buku yang bersangkutan”.
Soemarsono (1992 : 1) mengemukakan bahwa :
Laporan keuangan merupakan suatu laporan dari suatu badan usaha yang menggunakan teknik serta prosedur tertentu dari suatu transaksi atau peristiwa yang bersifat keuangan, berdasar hal tersebut pihak yang berkepentingan dapat menggunakan pengambilan keputusan
15
Berdasarkan kutipan pada http://library.usu.ic.id, Dra Siti Mirhani, MM Ak,
Masalah Akuntansi, laporan keuangan koperasi adalah :
Laporan keuangan koperasi, pada tiap akhir periode akuntansi koperasi membuat laporan keuangan dengan cara membuat terlebih dahulu neraca saldo dan keterangan yang diperlukan untuk pembuatan ayat penyesuaian yang disusun dalam sebuah neraca lajur, kemudian laporan keuangan yaitu perhitungan rugi-laba yang disebut perhitungan hasil usaha, neraca dan laporan perubahan modal disebut ikhtisar perubahan posisi kekayaan bersih.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
merupakan hasil dari suatu proses pencatatan, ringkasan dan penggolongan
transaksi yang terjadi selama jangka waktu tertentu kemudian dilakukan
penafsiran untuk berbagai tujuan.
Laporan keuangan koperasi yang disusun oleh manajemen atau
pengurus biasanya terdiri dari, menurut Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 27 (Revisi 1998) :
a. Neraca
Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan
ekuitas koperasi pada waktu tertentu.
b. Perhitungan Laba-rugi atau Hasil Usaha
Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai
pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama
periode tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang
disebut sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup hasil
usaha dengan anggota dan laba/rugi kotor dengan non-anggota.
16
Istilah perhitungan hasil usaha digunakan mengingat manfaat dari
usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari sisa hasil usaha atau laba
tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota.
c. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas
yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas
dan saldo akhir kas pada periode tertentu.
d. Laporan Promosi Ekonomi Anggota
Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang
memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi
selama satu tahun tertentu.
Laporan tersebut mencakup empat unsur, yaitu:
1. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa
bersama.
2. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama.
3. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi.
4. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.
Manfaat tersebut mencakup manfaat yang diperoleh selama tahun
berjalan dari transaksi pelayanan yang dilakukan koperasi untuk anggota
dan manfaat yang diperoleh pada akhir tahun buku dari pembagian sisa
hasil usaha tahun berjalan.
17
Laporan promosi ekonomi anggota ini disesuaikan dengan jenis
koperasi dan usaha yang dijalankannya.
e. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan yang
memuat :
1. Perlakuan akuntansi antara lain mengenai:
a). Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi
koperasi dengan anggota dan non-anggota
b). Kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap, penilaian persediaan,
piutang dan sebagainya.
c). Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan nonanggota
2. Pengungkapan informasi lain diantaranya :
a). Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota baik
yang tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
maupun dalam praktek, atau yang telah dicapai oleh koperasi.
b). Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan
mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan
pelatihan perkoperasian, usaha, manajemen yang diselenggarakan
untuk anggota dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota.
c). Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dan transaksi
koperasi dengan anggota dan non-anggota.
18
d). Pengklasifikasian piutang dan hutang yang timbul dari transaksi
koperasi dengan anggota dan non-anggota.
e) Pembatasan penggunaan dan risiko atas aktiva tetap yang
diperoleh atas dasar hibah atau sumbangan.
f). Aktiva yang dioperasikan oleh koperasi tetapi bukan milik
koperasi.
g). Aktiva yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan
saham dari perusahaan swasta.
h). Pembagian sisa hasil usaha dan penggunaan cadangan.
i). Hak dan tanggungan pemodal modal penyertaan.
j). Penyelenggaraan rapat anggota, dan keputusan-keputusan penting
yang berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi dan penyajian
laporan keuangan
2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah meyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan
19
keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan
pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan
pengurus atau pertanggungjawaban pengurus atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah
dilakukan atau pertanggungjawaban pengurus berbuat demikian agar mereka
dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya untuk
mengangkat kembali atau mengganti kepengurusan.
Tujuan laporan keuangan dapat dipisahkan menjadi dua yaitu tujuan
umum dan tujuan kualitatif. Penjelasan dalam Prinsip Akuntansi Indonesia
(PAI) 1998, mengenai tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Tujuan Umum
Tujuan Umum laporan keuangan dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya
mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu
perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai
perubahan dalam sumber-sumber ekonomi netto (sumber dikurangi
kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas-aktivitas usaha
dalam rangka memperoleh laba.
20
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan didalam mengestimasi potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan
dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi
mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan
pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijaksaan akuntansi
yang dianut perusahaan.
b. Tujuan Kualitatif
Informasi keuangan akan bermanfaat bila dipenuhi ketujuh kualitas
berikut:
1. Relevan
Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud
penggunaanya. Bila informasi tidak relevan untuk keperluan para
pengambil keputusan, informasi demikian tidak akan ada gunanya,
betapapun kualitas-kualitas lainnya terpenuhi. Sehubungan dengan
tujuan relevansi seyogyanya dipilihlah metode-metode pengukuran
dan pelaporan akuntansi keuangan yang akan membantu sejauh
mungkin para pemakai dalam pengambilan jenis-jenis keputusan yang
memerlukan penggunaan data akuntansi keuangan. Dalam
21
pertimbangan relevansi daripada informasi yang bertujuan umum,
perhatian difokuskan kepada kebutuhan umum pemakai, dan bukan
pada kebutuhan khusus pihak-pihak tetentu, dengan demikian suatu
informasi mungkin mempuyai tingkat relevansi yang tinggi untuk
kegunaan khusus tertentu, sementara kecil sekali relevansinya bagi
kegunaan yang lain.
2. Dapat Dimengerti
Informasi harus dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan
dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas
pengertian para pemakai. Dalam hal ini, dari pihak pemakai juga
diharapkan adanya pengertian atau pengetahuan mengenai aktivitas-
aktivitas ekonomi perusahaan, proses akuntansi keuangan, serta
istilah-istilah teknis yang digunakan dalam laporan keuangan.
3. Daya Uji
Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan-
pertimbangan dan pendapatan yang subjektif. Hal ini berhubungan
dengan keterlibatan manusia didalam proses pengukuran dan
penyajian informasi, sehingga proses tersebut tidak lagi berlandaskan
pada realita objektif semata. Dengan demikian untuk meningkatkan
manfaatnya, informasi harus dapat diuji kebenarnya oleh para
pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran
yang sama.
22
4. Netral
Informasi harus dirahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan
tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu.
Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang
menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan
merugikan pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan yang
berlawanan.
5. Tepat Waktu
Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat
digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan
keputusan-keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya
pengambilan keputusan tersebut.
6. Daya Banding
Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila
dapat dibandingkan dengan laporan keuangan pada periode
sebelumnya dari perusahaan yang sama, maupun dengan laporan
keuangan perusahaan-perusahaan lainnya pada periode yang sama
pula. Adanya berbagai alternatif praktek akuntansi dewasa ini
menyulitkan tercapainya daya banding antar perusahaan. Dalam
penekanan harus dilakukan pada daya banding yang tercapai antar
periode dalam satu perusahaan, yaitu dengan menerapkan metode
akuntansi yang sama dari tahun ke tahun atau yang lebih dikenal
23
dengan prinsip konsistensi. Namun hal ini tidak berarti bahwa
perusahaan tidak boleh merubah metode akuntansi yang selama ini
dianutnya. Perusahaan tetap diperkenankan melakukan perubahan atas
metode atau prinsip yang dianut, bila prinsip yang baru tersebut
dianggap lebih baik. Selanjutnya, sifat dan pengaruh serta alasan
dilakukannya perubahan harus diungkapkan dalam laporan keuangan
periode terjadinya perubahan.
7. Lengkap
Informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data
akuntansi keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan
kualitatif diatas dapat juga diartikan sebagai pemenuhan standart
pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan. Standart ini
tidak hanya menghendaki pengungkapan seluruh fakta keuangan yang
penting, melainkan juga penyajian fakta-fakta tersebut sedemikian
rupa sehingga tidak akan menyesatkan pembacanya. Untuk itu maka
harus terdapat klasifikasi, susunan, serta instilah yang layak dalam
laporan keuangan. Demikian pula semua fakta atau informasi
tambahan yang dapat mempengaruhi perilaku dalam pengambilan
keputusan, harus diungkapkan dengan jelas.
24
2.2.3. Pemakai Laporan Keuangan
Laporan keuangan dimaksudkan untuk menyediakan informasi
keuangan mengenai suatu badan usaha, pihak-pihak yang berkepentingan atau
dalam hal ini pemakai laporan keuangan adalah :
a. Manajemen / Pengurus
Berkepentingan terhadap laporan keuangan untuk mengetahui
posisi keuangan periode lalu dengan mengetahui posisi keuangan
koperasi. Manajemen dapat menyusun rencana yang baik untuk mencapai
tujuan koperasi dan bekerja lebih efisien lagi.
b. Anggota
Anggota dalam hal ini diwakili oleh organisasinya berkepentingan
terhadap laporan keuangan untuk melihat kemampuan koperasi dalam
menghasilkan usaha yang lebih baik
c. Kreditur
Bagi kreditur laporan keuangan sangat diperlukan karena dari laporan
keuangan tersebut kreditur dapat mengetahui kemajuan koperasi untuk
membayar hutangnya dan beban bunganya serta mengetahui apakah
kredit yang diberikan itu cukup mendapat jaminan dari koperasi.
d. Investor / Penanam Modal
Invetor berkepentingan terhadap laporan keuangan dalam rangka
kebijaksanaan penanam modal. Dari laporan keuangan investor dapat
25
mengetahui prospek koperasi di masa yang akan datang beserta keamanan
dana yang ditanamkan kepada koperasi.
e. Pemerintah
Pemerintah berkepentingan terhadap laporan keuangan, mereka
membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas, menetapkan kebijakan
pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional.
2.2.4. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan koperasi merupakan hasil dari proses akuntasi yang
meliputi neraca, perhitungan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan
posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan yang
disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan koperasi
kepada pihak yang membutuhkan sebagai bahan pertimbangan pengambilan
keputusan keputusan ekonomi.
Pengertian Analisis Laporan Keuangan menurut Dwi Pratomo (1995 :
30) mengemukakan bahwa :
Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
26
Sedangkan Syamsudin (1995 : 3) mengemukakan bahwa :
“Analisis laporan keuangan pada dasarnya merupakan perhitungan
ratio-ratio untuk menilai keadaan perusahaan dimasa lalu, saat ini dan
yang akan datang”.
Jadi dalam hal ini laporan keuangan perlu dianalisis guna mengetahui
perkembangan maupun kemunduran koperasi dalam menjalankan
aktivitasnya.
2.2.5. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Tujuan analisis laporan keuangan menurut Dwi Prastowo (1995:31)
mencakup empat hal yaitu :
“Pertama, sebagai screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger. Kedua, sebagai alat forecasting megenai kondisi kinerja keuangan dimasa datang. Ketiga, sebagai proses diagnosa terhadap masalah-masalah manajemen, operasi atau masalah lainnya. Keempat, sebagai alat evaluasi terhadap manajemen”.
Hasil analisis laporan keuangan sebagai alat screening awal yang
memberikan gambaran bagi pihak-pihak yang berkepentingan mengenai
kondisi dan kinerja keuangan suatu koperasi. Biasa digunakan sebagai dasar
sebelum melakukan investasi.
Hasil analisis laporan keuangan forecasting memberikan informasi
mengenai prestasi koperasi selama periode tertentu karena memberikan
informasi tentang kewajiban pembayaran kas dan sumber daya mewujudkan
kas akan diterima masa mendatang, sehingga dapat membantu pihak-pihak
27
yang berkepentingan untuk menentukan harapanya mengenai prestasi
koperasi dimasa mendatang.
Hasil analisis laporan keuangan digunakan untuk mendiagnosis
tingkat keberhasilan atau kegagalan suatu koperasi, hasil yang dianggap baik
dipertahankan sedangkan, yang kurang baik memerlukan analisis lebih lanjut
untuk perencanaan masa akan datang.
Analisa laporan keuangan sebagai alat evaluasi terhadap
manajemen/pengurus membantu dalam menilai manajemen masa lalu dan
prospeknya di masa depan. Dapat menunjukkan apakah manajemen dapat
merencanakan dan mengimplementasikan ke setiap tindakan secara konsisten
dengan tujuan memaksimalkan kemakmuran anggota koperasi.
2.3. Rasio Keuangan
Untuk melihat kinerja keuangan koperasi, maka harus dilakukan
pengolahan lebih lanjut atas laporan keuangan koperasi. Analisa Rasio (Ratio
Analysis) adalah salah satu cara untuk menghitung dan menginterpretasikan
rasio keuangan untuk menganalisa dan melihat kinerja koperasi.
Analisa rasio dapat dilakukan secara cross section (Cross-Sectional
Analysis), time series (Time-Series Analysis), ataupun Combined Analysis
(menggabungkan analisa cross section dan analisa time series). Dengan Cross-
ectional Analysis berarti kita membandingkan rasio keuangan koperasi berbeda
untuk waktu yang sama, misalnya membandingkan koperasi dengan pesaing
28
utama ataupun dengan perusahaan (cara ini disebut dengan benchmarking).
Dengan Time-Series Analysis, berarti kita melakukan evaluasi atas
perkembangan kinerja koperasi melalui rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dari :
a. Rasio Likuiditas
Menurut Alex S. Nitisemito (1984 : 33) pengertian likuiditas adalah
sebagai berikut :
Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya yang segera harus dibayar, untuk dapat memenuhi kewajibanya yang sewaktu-waktu ini maka perusahaan harus mempunyai alat-alat untuk membayar yaitu berupa aktiva lancar yang jumlahnya harus jauh lebih besar daripada jumlah kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi yang berupa hutang lancar
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. (http:
//id.wikipedia.org/wiki/likuiditas) pengertian likuiditas adalah :
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya.
Menurut S.Munawir (1997 : 31) menyatakan bahwa :
Pengertian likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenihi kewajiban keuangan pada saat ditagih
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah
kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban atau hutang
jangka pendeknya di bayar dengan harta lancarnya.
Rasio-rasio yang dipergunakan dalam rasio likuiditas adalah
29
1. Current rasio, merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan
hutang lancar. Ini untuk memperlihatkan keamanan pemberi utang
(Sartono, 1997 : 121) dan diformulasikan sebagai berikut :
Aktiva lancarCurrent rasio =
Hutang lancar
2. Quick rasio, rasio ini memperhitungkan aktiva yang benar-benar likuid
saja yaitu perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan
dengan hutang lancar (Sartono, 1997 : 122), dan diformulasikan sebagai
berikut :
Aktiva lancar - PersediaanQuick rasio = Hutang lancar
3. Cash rasio, yaitu perbandingan antara kas dengan hutang lancar, rasio
ini menganggap bahwa persediaan dan piutang adalah aktiva yang
kurang likuid, dimana dengan kas dapat mengukur kemampuan yang
sesungguhnya untuk memenuhi kewajiban. Rasio ini diformulasikan
sebagai berikut :
Kas + BankCash rasio =
Hutang lancar
30
b. Rasio Solvabilitas
Menurut S. Munawir (199 : 32) pengertian solvabilitas adalah
sebagai berikut :
“Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik keuangan
jangka pendek maupun jangka panjang”.
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. (http:
//id.wikipedia.org/wiki/solvabilitas)
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya. Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Hal ini sesungguhnya jarang terjadi kecuali perusahaan mengalami ke pailitan. Kemampuan operasi perusahaan dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
solvabilitas yaitu mengukur bagaimana kemampuan perusahaan membayar
utang jangka pendek dan jangka panjang.
Rasio-rasio yang dipergunakan dalam rasio solvabilitas adalah diantaranya :
1. Total dedt to equity atau rasio hutang dengan modal sendiri yaitu
perbandingan antara jumlah dengan modal sendiri. Rasio ini
diformulasikan sebagai berikut :
Jumlah hutangTotal dedt to equity =
Modal sendiri
31
2. Long turn debt to equity atau rasio hutang jangka panjang yaitu
perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal
sendiri. Rasio ini diformulasikan sebagai berikut :
Jumlah hutang jangka panjangLong Turn Debt to Equity =
Modal sendiri
3. Total debt to asset atau rasio hutang dengan aktiva yaitu perbandingan
antara jumlah hutang dengan aktiva. Dan rasio ini diformulasikan
sebagai berikut :
Jumlah hutangTotal Debt to Asset =
Jumlah aktiva
c. Rasio Rentabilitas
Menurut Bambang Riyanto (1993 :28) pengertian rentabilitas
sebagai berikut:
Rentabilitas adalah suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba selama
periode tertentu dan umumnya dirumuskan sebagai berikut : x 100,
Dimana L adalah laba yang diperoleh selama periode tertentu, dan M adalah modal atau aktiva yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
Jadi penilaian rentabilitas adalah merupakan suatu perbandingan
yang dipergunakan untuk mengetahui dan menilai tinggi rendahnya
kemampuan memperoleh laba dari kegiatan-kegiatan usaha dalam periode
(tahun buku) tertentu yang dinyatakan dalam prosentase.
32
Rasio-rasio yang dipergunakan dalam rasio rentabilitas adalah
diantaranya :
1. Profit margin adalah perbandingan antara sisa hasil usaha (SHU)
dengan peredaran. Rasio ini diformulasikan sebagai berikut :
Sisa hasil usahaProfit margin = x 100 %
Peredaran
2. Operation ratio adalah perbandingan antara pengeluran dan peredaran.
Rasio ini diformulasikan sebagai berikut :
PengeluaranOperation ratio = x 100 %
Peredaran
3. Rate of return on net wort adalah perbandinga antara sisa hasil usaha
(SHU) dengan modal sendiri. Rasio ini diformulasikan sebagai berikut :
Sisa hasil usahaRate of return on net wort = x 100 %
Modal sendiri
2.4. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan koperasi merupakan hasil dari banyak keputusan
individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen atau pengurus.
Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997, hal 503)
adalah :
“Merupakan kata banda (n) yang artinya: 1. sesuatu yang dicapai, 2.
prestasi yang diperlihatkan, 3. kemampuan kerja (tt peralatan)”.
33
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI, 1996) pengertian kinerja adalah
sebagai berikut :
Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran dividen, upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan kinerja keuangan adalah
penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu
perusahaan/koperasi untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa
akan datang
Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap
perusahaan/koperasi di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari
kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber
dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi
karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar
perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan
hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen
atau pengurus atas rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.
34