Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9
Septyani Purwatresna,2013
Pemanfaatan Ritme Pada Pembelajaran Seni Tari
Untuk Mengolah Kecerdasan Kinestetik Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Sukamanah 2 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB II
LANDASAN TEORETIS TENTANG PEMANFAATAN RITME UNTUK
MENGOLAH KECERDASAN KINESTETIK SISWA
A. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar (SD)
Pada proses pembelajaran setiap pendidik perlu mengetahui
perkembangan dari masing-masing peserta didik. Dengan mempelajari beberapa
perkembangan peserta didik kita akan memperoleh beberapa keuntungan, yaitu
mempunyai gambaran tentang anak dan remaja, membantu peserta didik untuk
merespon sebagaimana mestinya pada perilaku dari seorang anak, membantu
mengenali berbagai penyimpangan dari perkembangan yang normal, serta dapat
membantu memahami diri sendiri.
Dalam kaitannya dengan pendidikan anak usia SD, masa usia sekolah
dasar merupakan masa akhir kanak-kanak yang berkisar antara enam tahun
sampai 12 tahun, dimana usia tersebut terbagi lagi kedalam dua kategori, yaitu
siswa kelas rendah (kelas I, II, III), dan siswa kelas tinggi (kelas IV, V, VI).
Dalam kaitannya dengan pendidikan anak usia SD, guru perlu mengetahui sifat-
sifat serta karakteristik anak agar dapat memberikan pembinaan dengan baik dan
tepat sehingga dapat meningkatkan potensi kecerdasan dan kemampuan anak
didiknya. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, pimpinan sekolah dan guru harus
mengenal betul perkembangan fisik dan mental serta intelektual anak didiknya.
Dengan kata lain pengetahuan tentang perkembangan fisik, mental rohani dan
intelektual anak SD tersebut merupakan modal utama dalam rangka pembinaan
anak.
Menurut Fauzi (1999) dalam Taufik (2008: 13), masa keserasian sekolah
ini dapat diperinci menjadi dua fase, yaitu:
1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira umur 6 atau 7 sampai umur 9
atau 10 tahun.
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini antara lain adalah:
a. Adanya kolerasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan
prestasi sekolah
b. Sikap tunduk pada peraturan-perauran permainan yang radisional.
10
Septyani Purwatresna,2013
Pemanfaatan Ritme Pada Pembelajaran Seni Tari
Untuk Mengolah Kecerdasan Kinestetik Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Sukamanah 2 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Ada kecenderungan memuji diri sendiri.
d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal itu
dirasakan menguntungkan, dalam hal ini ada kecenderungan untuk
merendahkan anak lain.
e. Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya
tidak penting.
f. Pada masa ini (terutama pada umur 6-8 tahun), maka menghendaki nilai
(angka rapot) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang
pantas diberikan nilai baik atau tidak.
2. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, yaitu kira-kira umur 9 atau 10 sampai
kira-kira umur 12 atau 13 tahun.
a. Adanya minat dalam kehidupan praktis sehari-hari yang kongkret; hal ini
menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-
pekerjaan yang praktis.
b. Amat realistis, ingin tahu, ingin belajar.
c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata
pelajaran-mata pelajaran khusus, yang oleh ahli-ahli mengikuti teori
faktor, ditafsirkan sebagai mulai menonjolkan faktor-faktor.
d. Sampai kira-kira umur 11 tahun, anak membutuhkan seorang guru atau
orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi
keinginannya; setelah kira-kira umur 11 tahun pada umumnya anak
menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya
sendiri.
e. Pada masa ini anak mengandung nilai (angka rapot) sebagai ukuran yang
tepat mengenai prestasi sekolah.
f. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya
untuk dapat bermain bersama-sama.
Sesuai dengan pernyataan di atas, awal masa kanak-kanak dapat dianggap
masa untuk belajar keterampilan. Pembelajaran seni tari tidak hanya mengajarkan
anak untuk menari namun anak bisa diajak mengembangkan keterampilan yang
mereka miliki, selain itu anak juga dapat mengolah kecerdasan fisik atau
kecerdasan kinestetik.
Perkembangan fisik dan intelektual anak usia enam sampai 12 tahun
cenderung lamban. Pertumbuhan fisik anak menurun terus, kecuali pada akhir
periode tersebut, sedangkan kecakapan motorik terus membaik. Pada umumnya
anak pada usia tersebut mengalami peningkatan minat yang besar dalam
melakukan aktivitas fisik, terutama untuk siswa kelas tinggi yang memiliki
semangat untuk mencari pengalaman baru, semangat untuk menguasai suatu
bentuk aktivitas tertentu dan semangat berkompetisi tinggi. Hampir seluruh
11
Septyani Purwatresna,2013
Pemanfaatan Ritme Pada Pembelajaran Seni Tari
Untuk Mengolah Kecerdasan Kinestetik Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Sukamanah 2 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
aktivitas anak atau siswa kelas tinggi didominasi oleh bermain. Aktivitas bermain
yang dilakukannya dapat dilaksanakan secara sendiri-sendiri atau berkelompok.
Dunia anak sebagian besar adalah bermain, fungsi bermain ini mempunyai
pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak. Sesuai kebutuhan peneliti
terhadap penelitian yang akan dilakukan dengan mengambil kelas IV yang
merupakan kelompok kelas tinggi, dengan melakukan observasi awal peneliti
melihat kondisi dan masalah yang ditemukan di sekolah, yaitu kelas IV di
SDNegeri Sukamanah 2 siswa kurang termotivasi dalam belajar, untuk itu penting
bagi guru untuk melakukan suatu cara baru untuk mengambangkan kemampuan
siswa juga mengolah kecerdasan kinestetiknya melalui pemanfaatan ritme. Ritme
dimanfaatkan dan diterapkan pada proses pembelajaran kelas IV SDNegeri
Sukamanah 2 untuk mengolah kecerdasan kinestetik siswa dan memotivasi siswa
melalui aktivitas-aktivitas bermain, salah satunya dengan memanfaatkan ritme
musik dan ritme gerak.
B. Pembelajaran Seni Tari
Kegiatan pembelajaran seni tari merupakan sebuah pendekatan pendidikan
dimana seni sebagai alat atau sarana untuk mencapai sasaran pendidikan. Seni
secara umum memberikan keseimbangan rasional dan emosional, intelektualitas
dan sensibilitas.
Secara umum tujuan pendidikan seni di sekolah tidak diarahkan kepada
keterampilan menari sepenuhnya melainkan lebih diarahkan kepada pemberian
pengalaman seni serta penanaman sikap, karena melalui penanaman sikap
dibidang seni diharapkan dapat memberikan konstribusi positif kepada capaian
tujuan pendidikan nasional.
Pembelajaran yang merupakan pengalaman dari interaksi antara individu
dengan individu serta individu dengan lingkungannya yang membawa perubahan
tingkah laku, memotivasi dan menyediakan fasilitas agar terjadi proses belajar
pada diri siswa. Pembelajaran seni tari itu sendiri merupakan proses interaksi
antar siswa dengan lingkungan, baik siswa dengan siswa, siswa dengan guru
12
Septyani Purwatresna,2013
Pemanfaatan Ritme Pada Pembelajaran Seni Tari
Untuk Mengolah Kecerdasan Kinestetik Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Sukamanah 2 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
maupun siswa dengan alam dan lingkungannya yang membawa perubahan
tingkah laku secara terencana oleh guru melalui komponen-komponen
pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode
pembelajaran, sumber belajar, dan media pembelajaran serta evaluasi
pembelajaran. Perubahan tingkah laku dalam aspek pengetahuan ialah dari
mengerti menjadi mengerti, dari bodoh menjadi pintar, sedangkan dalam aspek
keterampilan dari tidak bisa menjadi bisa, dan dan dari tidak terampil menjadi
terampil, serta dari aspek sikap adalah dari ragu-ragu menjadi yakin, dari kurang
ajar menjadi terpelajar. Dari pernyataan tersebut merupakan kriteria keberhasilan
belajar yang ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu
yang belajar, karena tanpa adanya perubahan tingkah laku, belajar tersebut dapat
dikatakan tidak berhasil. Begitu pula pada pembelajaran seni tari, perubahan
tingkah laku individu ditandai dengan adanya kriteria keberhasilan belajar yang
diharapkan, melalui proses interaksi antara individu siswa dengan yang lainnya,
dan individu siswa dengan lingkungan sekitar.
Berbicara mengenai pembelajaran seni tari, banyak para ahli
mengemukakan pendapatnya mengenai definisi tari itu sendiri dalam
Sekarningsih dan Rohayani (2006: 4), yaitu:
1. Curt Sach ahli sejarah musik dan sejarah tari dari Jerman menyatakan bahwa:
“tari adalah gerak yang ritmis”.
2. Corrie Hartong menyatakan, “tari adalah gerakan-gerakan yang diberi bentuk
dan ritme dari badan di dalam ruang.
3. Andre Levinsonmenjelaskan bahwa “Tari adalah bentuk tubuh yang
berkesinambungan melewati ruang yang telah ditentukan sesuai dengan ritme
tertentu serta mekanisme yang sadar”.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa seni tari adalah cabang
seni yang dalam pengungkapannya melalui media tubuh yaitu dengan gerak yang
ritmis atau melalui ruang yang telah ditentukan sesuai dengan ritme tertentu.
Sejalan dengan itu J. Verkuyl dalam Sekarningsih dan Rohayani (2006: 4)
mengemukakan bahwa “tari adalah gerak-gerak tubuh dan anggota-anggotanya
yang diatur sedemikian rupa sehingga berirama”. Dari pengertian-pengertian
13
Septyani Purwatresna,2013
Pemanfaatan Ritme Pada Pembelajaran Seni Tari
Untuk Mengolah Kecerdasan Kinestetik Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Sukamanah 2 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tersebut menjelaskan bahwa tari merupakan media komunikasi rasa yang didasari
oleh gerak ekspresif dengan substansi bakunya adalah gerak dan ritme.
Pada dasarnya gerak tubuh yang berirama atau beritme memiliki potensi
menjadi gerak tari. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tari adalah gerak-
gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan musik, diatur oleh irama
yang sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu dalam tari. Gerak-gerak dalam tari
harus diungkapkan secara ritmis, sehingga memunculkan karakteristik tertentu
sesuai dengan kualitas ritme yang dimunculkan. Sebagai bentuk latihan, tari
digunakan untuk mengembangkan kepekaan gerak, rasa, dan irama atau ritme
seseorang.
Pendidikan seni tari adalah bidang studi yang dapat dijadikan sebagai
media untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam pembelajaran seni tari,
juga dapat melatih kemampuan siswa dalam mengungkapkan ide. Berdasarkan
kepada hal-hal di atas, maka kegiatan pembelajaran seni tari di sekolah perlu
untuk dilaksanakan dan dikembangkan.
Pelaksanaan pembelajaran seni tari perlu dilaksanakan dan dikembangkan
diberbagai tingkatan sekolah. Seperti halnya dengan objek penelitian yang akan
peneliti lakukan berfokus pada proses pembelajaran di tingkat sekolah dasar.
Minat serta bakat menari perlu dipupuk sejak dini sebagai modal untuk
meneneruskan dalam pengembangan kesenian, khususnya seni tari. Dapat kita
ketahui di sekolah dasar, proses pembelajaran seni tari masih kurang dilaksanakan
dan dikembangkan, bahkan ada pula sekolah yang tidak melaksanakan
pembelajaran seni tari dengan alasan berbagai hal.
1. Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar (SD)
Dalam pelaksanaannya, tujuan utama pembelajaran seni tari
memperkenalkan konsep metodologi pembelajaran, namun pengembangan bakat
dan pengalaman siswa merupakan orientasi yang dilaksanakan dalam
pembelajarannya. Menurut Karyati dkk (2006: 33):
Terdapat dua hal sebagai pertimbangan pelaksanaan pendidikan seni tari di
sekolah dasar, yaitu pertama tari diajarkan untuk memberikan pengalaman
14
Septyani Purwatresna,2013
Pemanfaatan Ritme Pada Pembelajaran Seni Tari
Untuk Mengolah Kecerdasan Kinestetik Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Sukamanah 2 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
seseorang mampu mempresentasikan diri dihadapan orang lain (sebagai
pengembagan kepribadian), tari diajarkan untuk memberikan pengalaman
seseorang mengungkapkan ide atau gagasan (pengalaman berkarya).
Menanggapi hal tersebut, pembelajaran seni tari perlu dilaksanakan di
sekolah dasar agar minat serta bakat menari anak dipupuk dan dipelihara sejak
dini, serta untuk mengantisipasi kecenderungan tidak mengenalnya anak-anak
sebagai generasi penerus dalam kesenian terhadap seni tradisi disebabkan
kurangnya pengetahuan dan pemahaman mereka akan kesenian tradisi.
Seperti halnya pembelajaran seni tari di SD Negeri Sukamanah 2 yang
dalam pelaksanaannya masih perlu dikembangkan untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran seni tari yang berorientasi pada pengembangan kemampuan siswa,
baik dari segi fisik maupun psikisnya serta kecerdasan kinestetik yang dimiliki
setiap siswa. Kemampuan siswa dalam bergerak masih membutuhkan sarana atau
wadah untuk siswa mengembangkannya agar tercipta suatu kecerdasan kinestetik
yang lebih terolah dan terlatih, maka dari itu pembelajaran seni tari di sekolah
dasar khususnya di SD Negeri Sukamanah 2 perlu dilaksanakan.
2. Tujuan Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar (SD)
Dalam pendidikan, tari atau gerak merupakan media yang digunakan
untuk mengembangkan sikap, pola pikir, dan motorik anak menuju ke arah
kedewasaannya. Dalam tari juga anak tidak dituntut untuk terampil menari saja,
melainkan siswa dituntut untuk berkreativitas dan merasakan pengalaman estetik
melalui kegiatan berolah tari dan kecerdasan kinestetik.
Adapun tujuan dari pembelajaran seni tari di sekolah dasar menurut
Karyati dkk (2006: 33), yaitu:
Tujuan pendidikan seni di sekolah dasar ditekankan pada dua hal;
pertama siswa diharapkan mendapatkan pengalaman seni secara praktik
dan apresiatif, yaitu untuk menumbuhkan kepekaan rasa, pikir dan
kecintaannya terhadap seni. Kedua adalah untuk memberikan kontribusi
dalam pengembangan kepribdian dan pertumbuhan siswa yaitu melalui
aspek kognitif, aspek apektif, dan aspek psikomotor.
15
Septyani Purwatresna,2013
Pemanfaatan Ritme Pada Pembelajaran Seni Tari
Untuk Mengolah Kecerdasan Kinestetik Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Sukamanah 2 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari pemaparan di atas menunjukkan bahwa tujuan dari pembelajaran seni
tari untuk memberikan pengalaman seni pada siswa khususnya untuk siswa usia
sekolah dasar baik secara teks maupun konteksnya. Tujuan pembelajaran seni tari
ditandai dengan keterampilan dan kemampuan siswa dalam tari baik teks atau
konteks setelah siswa melakukan proses pembelajaran.
Pembelajaran seni tari di sekolah dasar merupakan suatu alat untuk
memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengalami pengalaman estetis dalam
mengembangkan pribadinya. Guru sebagai pendidik dituntut untuk dapat lebih
kreatif dalam proses belajar mengajar, agar pembelajaran seni tari di sekolah dasar
khususnya SDN Sukamanah 2 mampu mendorong minat serta mengolah
kecerdasan kinestetik siswa.
Pada dasarnya dalam pembelajaran memuat dua unsur yaitu adanya
kegiatan belajar dan mengajar. Kegiatan belajar biasanya lebih ditekankan pada
siswa sedangkan kegiatan mengajar lebih kepada guru. Dalam pelaksanaan
pembelajaran seni tari di sekolah-sekolah, pengalaman belajar mencipta seni
disebut sebagai pembelajaran berkarya. Pada usia sekolah dasar tentunya siswa
mengenal apa yang dinamakan dengan menari. Walaupun pada kenyataannya
hasil karya yang dihasilkan oleh siswa masih dalam bentuk gerak yang sederhana
namun dengan demikian siswa telah melalui suatu proses dalam pembelajaran.
Siswa kelas IV SDN Sukamanah 2 yang terdiri dari 31 orang memiliki
permasalahan yang rata-rata pada kepekaannya terhadap suatu iringan tari kurang.
Maka dari itu perlu adanya suatu perlakuan yang dapat menanggulangi
permasalahan tersebut. Peneliti berpendapat dengan pemafaatan
ritme,permasalahan siswa kelas IV SD Negeri Sukamanah 2 yang memiliki
keterbatasan dalam kepekaan iringan tari pada pembelajaran seni tari dapat
dijadikan sebagai solusi untuk siswa mengolah kemampuannya, selain itu
kecerdasan siswa dapat terolah yaitu kecerdasan kinestetik.
C. Pemanfaatan Ritme
16
Septyani Purwatresna,2013
Pemanfaatan Ritme Pada Pembelajaran Seni Tari
Untuk Mengolah Kecerdasan Kinestetik Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Sukamanah 2 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dipandang dari segi nilai estetis, ritme memegang peranan penting dalam
pengorganisasian gerakan tari dan memberikan kejelasan terhadap bentuk
keseluruhan. Hawkins (2003: 75):
Ritme adalah salah satu elemen estetis dalam tari yang sangat kuat. Ia
sekaligus suatu pengorganisisr dan suatu alat pemahaman. Sebagai
pengorganisir, ritme dapat dikatakan sebagai kekuatan yang luar biasa
yang mengikat bersama-sama berbagai macam elemen tari ke dalam suatu
struktur kesatuan yang harmonis. Sebagai suatu alat pemahaman, struktur
ritme tari dengan pengulangannya dan pola-pola perkembangannya
memberikan suatu kerangka kerja yang membuat kejelasan dan petunjuk
bagi penonton terhadap maksud kesadaran estetis.
Ritme merupakan bagian dari salah satu unsur dasar tari, yaitu unsur
waktu. Di dalam tari, unsur waktu ritme merupakan faktor yang sangat penting,
karena keduanya saling berhubungan untuk menjadikan sebuah tarian lebih hidup.
Berbicara ritme dalam tari, berikut definisi ritme menurut Karyati dkk
(2006: 7) dalam tari: “Ritme dalam gerak tari menunjukkan waktu dari setiap
perubahan detail gerak. Oleh sebab itu, ritme lebih mengarah ukuran cepat atau
lambatnya setiap gerakan yang dapat diselesaikan oleh setiap penari”.
Terjadinya ritme atau irama disebabkan oleh suatu susunan peristiwa yang
secara teratur terjadi berulangkali, misalnya peristiwa suara atau bunyi yang
datangnya dari sumber bunyi dengan sasarannya berupa waktu. Dari hasil
pantauan pengamatan Delphie (2005: 34) terhadap irama, mengenal irama sebagai
berikut ini:
1. Struktur irama berkaitan dengan pendengaran manusia (auditory), dan susunan
peristiwa mempunyai ukuran waktu yang disebut dengan bunyi atau suara.
2. Struktur irama yang berkaitan dengan penglihatan (visually) terdiri atas
susunan peristiwa ruang.
3. Struktur irama berkaitan dengan pengamatan (perceptive) disebut susunan
peristiwa yang berkaitan dengan gerak-tubuh manusia. Peristiwa-peristiwa yag
terjadi akan meliputi penggunaan waktu dan ruang dimana aksen akan
memberikan susunan irama terhadap gerakan-gerakan yang terjadi pada tubuh
seseorang bersangkutan.
Dalam dunia pendidikan, lingkungan sekolah yang memungkinkan
terwujudnya banyak gerakan dengan teratur dan berirama, sangat berarti sekali
bagi kelancaran proses pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Dari kalimat
17
Septyani Purwatresna,2013
Pemanfaatan Ritme Pada Pembelajaran Seni Tari
Untuk Mengolah Kecerdasan Kinestetik Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Sukamanah 2 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran seni tari yang mencakup kegiatan
menari, mencipta dan mengapresiasi dapat berjalan dengan menarik, serta dapat
membantu siswa untuk berkembang kearah kedewasaan dan bertingkah laku. Ada
beberapa hal yang harus dimiliki dalam menari dan mencipta tari, salah satunya
yaitu rasa irama. Rasa terhadap irama wajib dimiiki oleh setiap penari dan
pencipta tari, agar dapat menyelaraskan antara gerak dan ritme dengan meletakan
aksen-aksen gerak sesuai dengan kebutuhan tari. Adapun rasa irama itu sendiri
menurut Sekarningsih dan Rohayani (2006: 72), yaitu:
Rasa irama yaitu kemampuan membedakan frase-frase yang menjadi
bagian pokok dari musik pengiring. Artinya, seorang penari dituntut
memiliki kemampuan bergerak baik seirama dengan ketukan maupun di
sela-sela ketukan. Misalnya dengan cermat dan tepat mengenali irama
pukulan gendang ataupun aksen-aksen musik pengiringnya. Di samping
itu, seorang penari harus mampu pula melakukan irama gerak tari, yang
meliputi pengaturan cepat dan lambat (tempo), berat-ringannya gerak,
serta peletakan aksen-aksen gerak sesuai dengan kebutuhan tarian. Dengan
demikian, tarian akan kelihatan lebih dinamis dan enak dilihat karena ada
keselarasan atara gerak dengan iramanya, hal ini biasa disebut pula dengan
kemampuan wirahma.
Dari penjelasan di atas, maka dari itu ritme perlu dimanfaatkan pada
pembelajaran seni tari di sekolah khususnya di SDN Sukamanah 2 yang
cenderung dalam pelaksanaannya siswa kurang dapat menyelaraskan antara gerak
dengan ritme atau iringan tari, akibatnya kecerdasan kinestetiknya kurang terolah.
Sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan pada pembelajaran
seni tari di kelas IV SD Negeri Sukamanah 2, dalam pemberian materi peneliti
terlebih dahulu mengenalkan lagu atau iringan tari yang kemudian dilakukan
ritme lagunya oleh siswa untuk memudahkan siswa dalam melakukan suatu
gerakan yang sesuai dengan ritme tersebut.
D. Kecerdasan Kinestetik
1. Pengertian Kecerdasan Kinestetik
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi
individu. Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki individu akan diubah menjadi
18
Septyani Purwatresna,2013
Pemanfaatan Ritme Pada Pembelajaran Seni Tari
Untuk Mengolah Kecerdasan Kinestetik Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Sukamanah 2 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kompetensi. Program pendidikan dan pembelajaran seperti yang berlangsung saat
ini harus lebih diarahkan atau lebih berorientasi kepada individu siswa. Sebagai
pendidik atau guru perlu memahami bakat dan kemampuan setiap individu siswa,
agar dapat memfasilitasi siswa untuk mengembangkan bakat dan kecerdasannya.
Siswa merupakan individu yang memiliki potensi dan kecerdasan yang
berbeda antara yang satu dengan yang lainnya serta memiliki pilihan untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Keberhasilan dalam hidup seseorang
harus dipersiapkan, terutama keberhasilan anak untuk menghadapi masa depan.
Untuk menjamin keberhasilan tersebut tidak dapat hanya mengandalkan nilai
yang baik saja, namun harus didasari dari pengembangan dan pengolahan bakat
atau kecerdasan yang dimiliki individual anak. Gardner dalam Lwin et al (2008:
2) mengusulkan:
Kecerdasan memiliki tujuh komponen, yang dinamakan tujuh kecerdasan
ganda. Selain kecerdasan linguistik- verbal dan kecerdasan logis-matematis,
kecerdasan lain juga meliputi kecerdasan spasial-visual, kecerdasan ritmik-
musik, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan
intrapersonal.
Banyak diantara manusia yang telah dikondisikan untuk meyakini bahwa
kecerdasan adalah sesuatu yang dikaruniakan kepada kita sebagai makhluk-Nya.
Sementara manusia dapat menyangkal adanya banyak contoh orang yang
dilahirkan dengan karunia kecerdasan tertentu, penelitian juga telah membuktikan
bahwa sebagian besar kecerdasan seseorang dibina melalui latihan. Berkenaan
dengan hal di atas seseorang dalam mengungkapkan perasaannya melalui tari
diperlukan kecerdasan. Salah satunya yaitu kecerdasan kinestetik.
Kecerdasan kinestetik/gerak tubuh termasuk dalam kemampuan untuk
menyatukan tubuh dan pikiran dalam menyempurnakan pementasan fisik.
Berawal dari kontrol reflek dan gerakan-gerakan sukarelawan, kemajuan
kecerdasan kinestetik digunakan oleh tubuh dalam membedakan jalan
kecakapan. Dickinson (Juliati, 2008: 24).
Bedasarkan pernyataan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
kecerdasan kinestetik ditunjukan dengan adanya kemampuan dalam menggunakan
tubuh secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan.
19
Septyani Purwatresna,2013
Pemanfaatan Ritme Pada Pembelajaran Seni Tari
Untuk Mengolah Kecerdasan Kinestetik Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Sukamanah 2 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kecerdasan ini juga meliputi keterampilan fisik dalam bidang koordinasi,
keseimbangan, daya tahan, kekuatan, kelenturan dan kecepatan. Sama seperti
halnya dengan anak yang cerdas kinestetik membutuhkan penyaluran energi gerak
yang lebih tinggi daripada anak-anak yang tidak begitu kuat dalam kecerdasan ini.
Jika anak-anak yang cerdas bahasa tidak bisa tinggal diam dalam kata-
kata, anak yang cerdas kinestetik tidak bisa diam dalam gerak. Dalam wadah yang
tepat, anak yang cerdas kinestetik akan menunjukkan kepiawaian gerak yang
lincah, indah, cermat, kuat, dan stabil.
Kecerdasan kinestetik merupakan suatu proses penyelarasan ide dan
pikiran anak yang akan diungkapkan ke dalam bentuk gerak sehingga maksud dari
ungkapan anak tersebut dapat dimengerti oleh orang lain. Kecerdasan kinestetik
juga melatih berbagai aspek motorik yaitu motorik kasar dan motorik halus.
Berkaitan dengan hal tersebut, perkembangan siswa usia sekolah dasar
aspekperkembangan motorik lebih berkembang dari pada intelektualnya, hal
tersebut dapat dimanfaatkan untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran seni tari
agar dapat mengolah kecerdasan kinestetiknya secara optimal melalui
pemanfaatan ritme. Kecerdasan kinestetik merupakan tujuan dari hasil penelitian
yang akan dilakukan peneliti pada penelitian yang akan dilakukan di kelas IV SD
Negeri Sukamanah 2. Keberhasilan dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah
terolahnya kecerdasan kinestetik siswa kelas IV SD Negeri Sukamanah 2 melalui
pemanfaatan ritme lagu atau iringan tari.
2. Aktivitas untuk Mengolah Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan kinestetik dapat diolah melalui gerak irama. Gerakan berirama
merupakan suatu keadaan gerak yang dilakukan secara teratur menurut irama
gerak maupun irama musik. Delphie (2005: 11) menjelaskan bahwa “…gerak
irama sangat diperlukan bagi setiap guru karena program berpola gerak dan
irama dapat membantu perkembagan fisik…” Dapat disimpulkan, gerak irama
merupakan salah satu aktivitas yang dapat mengolah kecerdasan kinestetik siswa
20
Septyani Purwatresna,2013
Pemanfaatan Ritme Pada Pembelajaran Seni Tari
Untuk Mengolah Kecerdasan Kinestetik Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Sukamanah 2 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pada pembelajaran seni tari dengan mengolah pola-pola ritme menjadi gerakan-
gerakan yang baru yang diciptakan siswa itu sendiri.
Pemanfaatan ritme lagu atau iringan tari pada pembelajaran seni tari di
kelas IV SD Negeri Sukamanah 2 merupakan suatu cara atau aktivitas yang
mengarah kepada perkembangan fisik yang lebih terlatih, yaitu kecerdasan
kinestetik yang terolah. Hal tersebut dapat memotivasi siswa dalam proses
pembelajaran seni tari khususnya menari serta mendapatkan peningkatan hasil
belajar siswa. Setiap proses pembelajaran perlu ada rancangan atau langkah yang
harus disusun dan dibuat sebelum pendidik atau guru melakukan suatu proses
mengajar. Adapun konsep yang disusun peneliti sebagai guru yang akan
digunakan untuk pedoman pada saat penelitian proses pembelajaran di kelas IV
SD Negeri Sukamanah 2:
Bagan 2.1
Konsep Pembelajaran Seni Tari Melalui Pemanfaatan Ritme untuk
Mengolah Keserdasan Kinestetik Siswa
Siswa
Hasil
Kecerdasan kinestetik siswa terolah
dalam:
Kesesuaian gerak dengan irama
atau ritme iringan tari
Kreativitas siswa mengeksplorasi
Pembelajaran Seni Tari Melalui Pemanfaatan Ritme untuk Mengolah
Kecerdasan Kinestetik
Menganalisis
beberapa iringan
tari.
Mendemonstrasi-
kan hasil karya
tari
Pemahaman dan
implementasi
ritme.
Eksplorasi gerak
Pertemuan 1 Pertemuan 4 Pertemuan 2 Pertemuan 3
21
Septyani Purwatresna,2013
Pemanfaatan Ritme Pada Pembelajaran Seni Tari
Untuk Mengolah Kecerdasan Kinestetik Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Sukamanah 2 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bagan di atas merupakan gambaran umum dari konsep pembelajaran yang
akan peneliti lakukan pada proses pembelajaran seni tari di SD Negeri Sukamanah
2 Kabupaten Bandung. Pemaparan dari setiap pertemuan pada proses
pembelajarannya terdapat pada tabel 2.1. Adapun tabel tersebut adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Pembelajaran Seni Tari Melalui Pemanfaatan Ritme untuk Mengolah
Keserdasan Kinestetik Siswa
Pertemuan Materi Uraian Kegiatan
1
Menganalisis
beberapa iringan
tari.
Pada tahap ini siswa diharapkan dapat
menganalisis beberapa iringan tari yang
diberikan dengan pola ritme yang berbeda.
Adapun yang dianalisisnya yaitu lagu anak
menanam jagung, lagu anak naik delman,
lagu anak burung kutilang, lagu anak naik-
naik ke puncak gunung siswa diharapkan
dapat menganalisis ritme lagu dalam iringan
tari tersebut. Tahap ini bertujuan untuk
melatih kemampuan analisis siswa sehingga
22
Septyani Purwatresna,2013
Pemanfaatan Ritme Pada Pembelajaran Seni Tari
Untuk Mengolah Kecerdasan Kinestetik Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Sukamanah 2 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dapat memotivasi mengolah kecerdasan
kinestetik siswa secara optimal.
2
Pemahaman dan
implementasi
ritme.
Pada tahap ini diharapkan siswa dapat
mengidentifikasi hasil analisis kedalam
sebuah partitur yang akan menghasilkan
beragam gerak hasil karya siswa itu sendiri.
Pada tahap ini diharapkan siswa dapat lebih
memahami ritme gerak serta dapat
membedakannya dengan unsur waktu
lainnya, yaitu birama dan tempo. Selain itu
siswa mampu mengimplementasikan
pemahamannya ke dalam sebuah gerakan
tari.
3 Eksplorasi gerak
Pada tahap ini siswa diarahkan dan
dibimbing untuk mengeksplorasi gerak tari
dari hasil analisis lagu melalui pemanfaatan
ritme. Adapun pemanfaatan ritme tersebut
diberikan dengan berbagai pola ritme yang
bertujuan untuk siswa mengolah gerak dan
kecerdasan kinestetiknya, yaitu koordinasi
antara pikiran dengan tubuh.
4
Mendemonstrasi-
kan hasil karya
tari
Pada tahap ini siswa mendemonstrasikan
hasil karyanya secara kelompok dengan
diiringi lagu anak sebagai iringan tari.
Adapun iringan tari atau lagu yang
digunakan, yaitu: Lagu Naik Delman yang
memiliki birama 2/4, Naik-naik ke Puncak
Gunung yang memiliki birama 3/4, Burung
23
Septyani Purwatresna,2013
Pemanfaatan Ritme Pada Pembelajaran Seni Tari
Untuk Mengolah Kecerdasan Kinestetik Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Sukamanah 2 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kutilang yang memiliki birama 4/4.
E. Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sebagai relevansi pada
penelitian yang akan peneliti lakukan penelitian adalah dalan skripsi Asep
Nugraha (2008) dengan judul “Kreativitas Gerak Siswa Tunanetra Melalui
Stimulus Auditif pada Pembelajaran Gerak dan Irama di SMALB-A Negeri
Bandung” menyatakan bahwa konsep penelitian yang telah dilakukan adalah
untuk mengetahui kreativitas siswa tunanetra dalam menemukan,
mengembangkan, dan menyajikan gerak mengikuti irama musik pada siswa
tunanetra tingkat menengah luar biasa. Pemaparan penelitian yang disajikan
adalah hasil proses pembelajaran seni tari melalui rangsang auditif dengan pola-
pola irama pada siswa yang memiliki keterbatasan atau tunanetra di SMALB
melalui cara atau metode gerak dan irama. Pada penelitian ini, terlebih dahulu
siswa diberikan instruksi untuk melakukan gerak sehari-hari tanpa pembetulan,
kemudian dari gerak-gerak tersebut dilakukan stilasi sebagai eksplorasi gerak
siswa dengan pola-pola irama yang diberikan.
Adanya penelitian sebelumnya tersebut, meskipun terdapat kesamaan dari
penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan peneliti lakukan,
kesamaannya yaitu terdapat pada rangsang atau materi yang diberikan yaiti irama
atau ritme. Namun terdapat pula perbedaan yang dijadikan sebagai fokus dari
masing-masing penelitian baik yang terdahulu maupun penelitian yang akan
peneliti lakukan. Adapun perbedaannya yaitu dari objek yang akan diberikan
perlakuan peneliti berfokus pada kelas IV sekolah dasar, pemaparan dari hasil
yang disajikan berfokus pada bagaimana pengolahan kecerdasan kinsetetik siswa
kelas IV SD melalui pemanfaatan ritme lagu. Perbedaan lain yang dapat peneliti
simpulkan dari pemaparan penelitian terdahulu terlihat pula dari penggunaan
stimulus atau materi yang diberikan. Pada penelitian sebelumnya siswa diberikan
rangsangan atau stimulus dari pola-pola ritme baru yang dibuat sendiri, sedangkan
penelitian yang akan dilakukan peneliti mengambil dari ritme lagu yang sudah ada
24
Septyani Purwatresna,2013
Pemanfaatan Ritme Pada Pembelajaran Seni Tari
Untuk Mengolah Kecerdasan Kinestetik Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Sukamanah 2 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
karena menurut pemahaman peneliti bahwa siswa akan lebih mudah diberikan
rangsangan lagu yang sudah mereka kenal dan dengan sendirinya siswa akan
mengetahui bagaimana ritme lagu dari lagu-lagu tersebut, serta memudahkan
peneliti dalam memeberikan pemahaman tentang ritme itu sendiri. Dari proses
pemahaman ritme pada siswa peneliti hanya tinggal memberikan ritme lagu
dengan tepukan kemudian siswa menebak apa judul lagu tersebut, kemudian
siswa diberi lagu dan siswa melakukan tepukan lagu tersebut sesuai ritmenya.
Dari pemaparan tersebut siswa diharapkan dapat mengeksplorasi dan
mengungkapkan ide gerak sesuai kreativitas masing-masing dengan tujuan untuk
memotivasi siswa dalam belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa khususnya
dalam aspek pengolahan kecerdasan kinestetiknya.