Upload
lydang
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Investasi
Beberapa proyek teknologi informasi membutuhkan dana yang cukup besar.
Perusahaan bertindak selaku investor utama dalam proyek ini. Menurut Kamus
Istilah Keuangan dan Investasi yang disusun oleh (Downes dan Goodman, 2001),
investasi adalah:
penggunaan modal untuk menciptakan uang, baik melalui sarana yang
menghasilkan pendapatan maupun melalui ventura yang lebih
berorientasi ke resiko yang dirancang untuk mendapatkan perolehan
modal.
Sedangkan menurut (Longman, 2001, p749), investasi didefinisikan sebagai:
the money that people or organizations have put into a company,
business, or bank in order to get a profit, or to make a business activity
successful.
Definisi investasi yang lain diberikan oleh (Hansen dan Mowen, 1997, p503)
dalam buku mereka yang berjudul Cost Management sebagai:
Investments are concerned with process of planning, setting goals and
priorities, arranging financing, and using certain criteria to select
long-term asset.
Penjelasan lainnya mengenai investasi diberikan oleh (Suratman, 2001,
6
7
p15), yaitu:
Investasi adalah menanamkan sejumlah modal dan pinjaman dengan
jumlah tertentu dengan harapan dapat memperoleh tingkat
pengembalian yang lebih besar dari jumlah modal atau pinjaman yang
ditanam.
(N.Gregory Mankiw, 1998, p484) menjelaskan investasi sebagai:
the purchase of capital equipment, inventories, and structures.
2.2 Information Economics
Ada banyak elemen yang digunakan untuk memutuskan secara bijaksana
suatu investasi. Banyak teknik menggunakan Cost-Benefit Analysis (CBA) untuk
memastikan tiap proyek yang diajukan. Perhitungan nilai economic impact seperti
Return On Investment (ROI), Internal Rate Of Return (IRR) dan Net Present
Value (NPV) yang kemudian diaplikasikan untuk membandingkan nilai (value)
serta kontribusi yang dihasilkan dari masing-masing alternatif yang ada. Dengan
demikian, secara rasional, maka suatu proyek yang memiliki nilai economic
impact yang tinggi akan dibiayai lebih dulu dan yang sebaliknya akan dibiayai
belakangan.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka terdapat beberapa proyek
yang walaupun sangat potensial tetapi memiliki nilai economic impact yang
rendah sehingga kemungkinan tidak akan dibiayai sama sekali. Hal ini sebetulnya
sangat disayangkan karena ada kemungkinan-kemungkinan bahwa proyek
tersebut pada saat ini sangat dibutuhkan tetapi karena kekeliruan dan beberapa
faktor yang tidak disertakan dalam perhitungan maka proyek tersebut ditunda atau
8
dihentikan. Ternyata ada beberapa faktor lagi yang seharusnya dimasukkan dalam
proses keputusan manajemen dalam hal investasi untuk mengukur cost dan benefit
melalui CBA.
Information Economic (IE) adalah suatu metodologi yang dikembangkan
oleh Marylin M. Parker dan kawan-kawan pada tahun 1985 untuk membantu para
eksekutif dalam pengambilan keputusan serta pengevaluasian suatu proyek
teknologi informasi (TI) di sebuah perusahaan. Konsep yang sederhana
seperti Cost Benefit Analysist (CBA) atau perhitungan Simple Return On
Investment (ROI) tradisional sudah tidak dapat lagi menggambarkan
kelayakan ekonomis sesungguhnya mengenai investasi teknologi
informasi tersebut. Akan tetapi perhitungan bukan hanya atas ROI semata, tapi
juga melibatkan aspek-aspek lain yang mungkin mempunyai efek
ekonomis jangka panjang yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan.
Hal-hal tersebut seringkali terabaikan jika menggunakan metode CBA tradisional.
Untuk itu IE menggunakan istilah nilai (value) sebagai perluasan dari manfaat
yang akan digunakan dalam melakukan justifikasi proyek TI, hal ini juga diperluas
dengan hasil evaluasi pengaruh investasi TI tersebut terhadap organisasi.
Ada beberapa hal yang mendasari diperlukannya metode IE yaitu :
1. Saat ini penggunaan TI tersebut sudah menjadi keharusan dan bersifat
sangat menentukan dalam meningkatkan daya saing suatu perusahaan atau
organisasi.
2. Adanya keterbatasan sumber daya dalam melakukan investasi TI
9
yang dikaitkan dengan aspek-aspek bisnis lainnya atau diantara investasi
proyek-proyek TI itu sendiri.
3. Perusahaan merasa perlu untuk melakukan alokasi keputusan secara efektif
dengan mempertimbangkan hasil yang dihasilkan baik langsung maupun tak
langsung dan dibandingkan dengan biaya yang sudah dikeluarkan.
4. Analisa Biaya serta manfaat tradisional (CBA) tidak cukup
untuk memperhitungkan semua aspek dan dampak TI sehingga dibutuhkan
perangkat lain yang memadai. IE dapat digunakan sebagai kerangka dasar
untuk membantu menajemen dalam membuat keputusan investasi TI sesuai
dengan kelayakannya.
Menurut IE kelayakan suatu investasi TI dapat dilihat dari dua
domain yaitu: business dan technology domain. Hubungan antara kedua
domain tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Tahapan Metode Information Economics
Gambar 2.1. Hubungan Business Domain dengan Technology Domain
Service to create value in business
Recovery for services and facilities
Created by the use of IT to produce revenue, reduce cost, increase effectiveness or value.
Define as the true cost Cost for resources used for (-) service to business domain, include risk.
BUSINESS DOMAIN TECHNOLOGY DOMAIN Value (+)
The costs recoveredor revenue producedor investment madein technology domain.
V a l u e (+)
Cost (-)
Define as attributabletechnology & businesscharges for resourcesapplied to produce thevalue, include risk.
Business feasibility andeconomic justification for the project based on the businessperfomance
Technical feasibility andeconomic viability for the project based on technology viability NET SUPPORT
PRODUCED
NET VALUE PRODUCED
(Two Domain Analysis Model)
10
Dalam sebuah perusahaan, pengkajian proyek TI dilakukan
dalam dua bagian yang terdiri dari:
1. Business Domain, yakni para staff dan unit bisnis yang memanfaatkan TI.
2. Technology Domain, yakni para staff dan peralatan yang
memberikan layanan TI untuk menunjang bisnis perusahaan.
Di dalam sisi domain bisnis, value dapat tercipta dengan adanya
pemanfaatan TI yang menghasilkan revenue, pengurangan biaya,
serta peningkatan efektifitas. Sedangkan dari sisi domain teknologi,
value dari domain bisnis adalah merupakan manfaat dan penutupan
biaya investasi yang dilakukan dengan memberikan layanan TI
kepada domain bisnis.
Untuk menghitung skor suatu proyek TI dengan metode IE
dapat dilakukan dengan langkah berikut:
1. Pembobotan perhitungan ROI
2. Pembobotan faktor-faktor business domain
3. Pembobotan faktor-faktor technology domain
11
Skor Dampak Ekonomis
ROI I ROI II
Kuantifikasi
Value
Linking dan
Value
Acceleration
ROI III
Kuantifikasi
Value Restructuring
Faktor
Business
Domain dan
Technology
Domain
Model
Bisnis
Perusahaan
Tangible Unmeasurable
Analisis Cost dan Benefit Tradisional / Tangible
Measurable
Information Economic Scorecard
Intangible Meaurable
Intangible Unmeasurable
Gambar 2.2. Tahapan Analisis Information Economic ( IE )
Untuk memperoleh skor proyek, Return On Investment (ROI)
sederhana yang diperoleh dari perhitungan ditambahkan dengan hasil
pembobotan kuesioner domain bisnis dan dijumlahkan dengan hasil pembobotan
domain teknologi. Hasil penjumlahan ini akan dimasukkan ke dalam
12
perhitungan ROI sederhana. Teknik dalam penghitungan ROI sederhana itu
sendiri adalah sebagai berikut:
Traditional Value Value Value Innovation Input to Cost + Linking + Acceleration + Restructuring + Valuation = Simple ROI Benefit Calculation
Faktor-faktor yang perlu dianalisa dan dihitung antara lain:
1. ROI
a) Biaya pembangunan/pengembangan proyek (Development
Cost Worksheet)
b) Biaya pemeliharaan
c) Value Linking dan Value Acceleration
d) Value Restructuring
2. Faktor Domain Bisnis
a) Strategic Match
b) Competitive Advantage
c) Management Information
d) Competitive Response
e) Project or Organization Risk
13
3. Faktor Domain Teknologi
a) Strategic IS Architecture
b) Definitional Uncertainty
c) Technical Uncertainty
d) IS Infrastructure Risk
2.3 Perhitungan Simple Return On Investment (ROI)
2.3.1 Cost Benefit Analysis (CBA)
Analisa CBA adalah teknik yang umum digunakan dalam
melakukan perhitungan biaya dan manfaat dari suatu proyek. Untuk
membahas CBA diperlukan definisi-definisi tentang apa yang dimaksud dengan
biaya dan manfaat. Biaya adalah perhitungan terhadap sejumlah sumber daya
yang diperlukan untuk menghasilkan sebuah produk/jasa. Biaya dilambangkan
dalam berapa besar jumlah dana yang diperlukan. Terdapat dua komponen biaya
yang terkait dengan investasi suatu proyek yaitu biaya tetap (fixed cost) dan
biaya tidak tetap (variable cost). Disamping faktor biaya, faktor lain yang
harus diperhitungkan dalam perhitungan CBA adalah manfaat-manfaat
(benefits). Menurut (Parker, 1998, p92) ada tiga jenis manfaat, yaitu :
1. Tangible Benefit yaitu manfaat yang mempunyai pengaruh langsung
terhadap keuntungan perusahaan.
14
2. Quasi-Tangible Benefit yaitu manfaat yang berfokus kepada
peningkatan efisiensi perusahaan.
3. Intangible Benefit yaitu manfaat yang berfokus pada peningkatan
efektifitas perusahaan.
Manfaat-manfaat tersebut jika kita kuantifikasikan dalam bentuk
biaya akan berupa :
a. Penghematan biaya (cost reduction), yaitu penghematan biaya yang
terjadi sebagai akibat dari penerapan implementasi suatu proyek. Contoh :
pemakaian fax di kantor akan mengurangi biaya pengiriman
dokumen via kurir, pemakaian e-mail di suatu organisasi akan
mengurangi biaya penggunaan telepon maupun biaya korespondensi..
b. Penghindaran biaya (cost avoidance), yaitu biaya yang dapat dihindari
sebagai akibat dilaksanakannya suatu proyek.
Menurut Parker (1998, p92) dan Remenyi ( 1995, p41) ada empat jenis manfaat,
yaitu:
1. Tangible Measurable merupakan manfaat yang membawa dampak langsung
terhadap keuntungan perusahaan dan dampak tersebut dapat diukur secara
objektif. Contohnya, pengurangan staf dan aset serta peningkatan penjualan.
2. Tangible Unmeasurable merupakan manfaat yang membawa dampak
langsung terhadap keuntungan perusahaan tetapi sulit untuk langsung diukur.
Contohnya, informasi yang lebih baik, perbaikan keamanan dan resiko yang
lebih rendah.
15
3. Intangible Measurable merupakan manfaat yang dapat diukur, tetapi
dampaknya tidak secara langsung mempengaruhi keuntungan perusahaan.
Contohnya, informasi yang lebih cepat dan tanggapan positif dari staf.
4. Intangible Unmeasurable merupakan manfaat yang sulit diukur dan
dampaknya tidak secara langsung mempengaruhi keuntungan perusahaan.
Contohnya, reaksi positif pasar terhadap perusahaan dan persepsi positif dari
konsumen dan calon karyawan terhadap produk perusahaan.
2.3.2. Value Linking dan Value Acceleration
Value Linking adalah suatu nilai yang digunakan untuk melakukan
evaluasi sebagai sebab akibat dari peningkatan kinerja suatu fungsi
terhadap fungsi lain yang terpisah. Value Linking mewakili gejolak
perubahan (ripple effect) yang terjadi sebagai akibat dari perubahan dalam
sebuah fungsi organisasi atau proses kerja. Value Linking terkait dengan
pengaruh penerapan TI melalui pendekatan pengukuran peningkatan
pendapatan, penurunan biaya, dan percepatan pertumbuhan namun tidak
mempunyai ketergantungan terhadap waktu.
Value acceleration digunakan untuk melakukan evaluasi secara finansial
terhadap manfaat pengurangan waktu karena adanya hubungan sebab akibat
antar dua departemen atau fungsi organisasi. Value acceleration memiliki
keterkaitan e ra t dengan waktu dan hanya be rmanfaa t sa tu ka l i
sa j a . Tekn ik in i menghubungkan secara langsung harga atau nilai pada
16
garis batas bawah kinerja suatu perusahaan. Value Linking dan Value
acceleration dikuantifikasikan pada business domain dan ditambahkan pada
perhitungan dampak ekonomis.
2.3.3. Value Restructuring
Value Restructuring adalah suatu teknik yang digunakan untuk
mengukur nilai suatu peningkatan produktifitas. Peningkatan produktifitas itu
didapat sebagai dampak atas terjadinya restrukturisasi suatu pekerjaan atau
fungsi suatu departemen sebagai akibat dari penerapan suatu proyek
IT. Value Restructuring dikuantifikasikan pada business domain dan
ditambahkan pada perhitungan dampak ekonomis.
2.3.4. Innovation Valuation
Inovasi menghasilkan fungsi baru yang dapat mengubah cara
suatu perusahaan di dalam melakukan bisnisnya. Teknik Innovation
Valuation lebih memfokuskan diri pada organisasi dibanding dengan biaya
dan resiko teknologi. Teknik ini sangat berguna untuk melakukan evaluasi
terhadap suatu teknologi baru yang belum pernah diterapkan.
Innovation Valuation mempertimbangkan nilai pencapaian atau dukungan
terhadap daya saing, resiko, dan biaya sebagai pihak pertama yang
menerapkan teknologi tersebut, resiko dan biaya akibat kegagalan atau
17
keberhasilan. Inovasi dalam penggunaan IT memungkinkan suatu
perusahaan untuk melakukan perubahan terhadap strategi bisnis, produk
maupun kegiatan bisnis intinya. Innovation Valuation dikuantifikasikan pada
business domain dan ditambahkan pada perhitungan dampak ekonomis.
2.4 Faktor Business Domain
Ada lima faktor yang harus diperhatikan untuk melihat kaitan antara
konteks bisnis terhadap investasi TI. Rincian mengenai kelima faktor tersebut
dapat dilihat pada daftar pertanyaan pada lampiran. Secara garis besar
kelima faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor Strategic Match terfokus pada seberapa jauh tingkat dukungan
proyek TI atau SIM (Sistem Informasi Manajemen) terhadap tujuan
strategis perusahaan. Penilaian dilakukan dengan memberikan angka
antara 0 sampai dengan 5. Angka 0 menyatakan proyek TI tersebut
tidak mempunyai hubungan langsung terhadap pencapaian tujuan bisnis
perusahaan. Sedangkan angka 5 menyatakan proyek TI tersebut
mempunyai hubungan langsung terhadap pencapaian tujuan strategis
perusahaan .
2. Faktor Competitive Advantage terfokus kepada seberapa jauh proyek TI
atau SIM akan meningkatkan daya saing perusahaan. Penilaian
dilakukan dengan member ikan angka an ta ra 0 sampai dengan
5 . Angka 0 menyatakan proyek TI tersebut tidak memberikan akses atau
18
pertukaran data antara perusahaan dengan pelanggannya, pemasok
dan unit kerja sama lainnya. Sedangkan angka 5 menyatakan proyek
TI tersebut menyediakan akses dan pertukaran data keluar yang tinggi
serta memperbaiki tingkat daya saing perusahaan dengan memberikan
tingkat pelayanan yang tidak dapat dicapai oleh para pesaingnya .
3. Faktor Management Information berfokus kepada seberapa jauh proyek
TI atau SIM akan menyediakan informasi manajemen kepada
kegiatan ini perusahaan atau Line of Business perusahaan. Penilaian
dilakukan dengan memberikan angka antara 0 sampai dengan 5.
Angka 0 menyatakam bahwa proyek tersebut tidak mempunyai kaita
dengan MISCA. Angka 5 menyatakan bahwa proyek tersebut
adalah sangat diperlukan dalam menyediakan MISCA
4. Faktor Competitive Response mengukur seberapa jauh kegagalan
menerapkan proyek tersebut terhadap berkurangnya daya saing
perusahaan. Penilaian dilakukan dengan memberikan angka antara 0
sampai dengan 5. Angka 0 menyatakan bahwa proyek tersebut dapat
ditunda paling sedikit selama 12 bulan tanpa mempengaruhi posisi daya
saing perusahaan atau sistem yang ada masih dapat memberikan hasil yang
sama dan tidak mempengaruhi posisi daya saing perusahaan. Angka 5
menyatakan penundaan proyek tersebut akan menyebabkan kerugian daya
saing atau paling tidak akan menyebabkan kerugian karena kehilangan
kesempatan persaingan.
19
5. Faktor Project or Organization Risk terfokus pada seberapa jauh
organisasi mampu memberikan perubahan yang diperlukan oleh proyek.
Evakuasi bertitik berat kepada domain bisnis tidak kepada domain teknis.
Penilaian dilakukan dengan memberikan angka antara 0 sampai dengan
5. Angka 0 menyatakan bahwa organisasi business domain mempunyai
rencana yang tersusun rapi dalam mengimplimentasikan sistem yang
diusulkan. Dukungan manajemen sesuai pada tempatnya, proses dan
prosedur terdokumentasi dengan baik. Proyek disiapkan mempunyai
antisipasi terhadap keadaan tak terduga dan merupakan proyek unggulan
dimana produk atau nilai tambah daya saing terdefinisi dengan baik
untuk pasar yang telah diketahui pula. Angka 5 menyatakan kondisi
kebalikan dari angka 0.
2.5 Faktor Technology Domain
Ada empat faktor yang harus diperhatikan untuk melihat konteks strategi
teknologi informasi rehadap investasi TI . Rincian mengenai keempat faktor
tersebut dapat dilihat pada daftar pertanyaan seperti pada lampiran . Secara
garis besar keempat faktor resebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor Strategic Information System Architecture mengevaluasi
seberapa jauh proyek akan mengikuti seluruh strategi sistem informasi
yang dituangkan dalam cetak biru (blue print) rencana sistem
informasi (IS Plan). Penilaian dilakukan dengan member ikan
20
angka an ta ra 0 sampai dengan 5 . Angka 0 menyatakan proyek
TI tersebut tidak mempunyai keterkaitan dengan cetak biru. Angka 5
menyatakan proyek TI tersebut merupakan bagian integral dari cetak
biru dan merupakan proyek yang harus dilaksanakan terlebih dahulu .
2. Faktor Definitional Uncertainty menilai apakah kebutuhan dan atau
spesifikasi telah diketahui dengan baik, kompleksitas proyek
dan kemungkinan terjadi perubahan - perubahan yang tidak biasa.
Penilaian dilakukan dengan memberikan angka antara 0 sampai dengan 5.
Angka 0 menyatakan bahwa kebutuhan dan spesifikasi adalah jelas dan
disepakati. Bagian yang diamati juga jelas dan langsung, serta tinggi
kemungkinannya terjadi perubahan - perubahan. Angka 5 menyatakan
bahwa kebutuhan dan spesifikasi sistem adalah tidak jelas dan tidak
diketahui. Bagian yang diamati terlalu rumit dan kemungkinan terjadi
perubahan sangat besar .
3. Faktor Technical Uncertainty menilai kesiapan technology domain
untuk menjalankan proyek, termasuk keahlian yang diperlukan,
ketergantungan terhadap perangkat keras khusus, ketergantungan
terhadap kemampuan perangkat lunak, dan juga ketergantungan
terhadap pengembangan perangkat lunak. Penilaian dilakukan
dengan memberikan angka antara 0 sampai dengan 5 . Angka 0
menya takan t echnology domain s i ap melaksanakan proyek serta
tidak ada kendala pada keahlian, perangkat keras, perangkat lunak
21
maupun pengembangan aplikasi. Angka 5 menyatakan kondisi
kebalikan dari angka 0.
4. Faktor IS Infrastructure Risk menilai seberapa jauh investasi
la in (infrastructure) diluar investasi proyek diperlukan untuk melaksanakan
proyek tersebut. Penilaian dilakukan degan memberikan angka antara
0 sampai dengan 5. Angka 0 menyatakan proyek menggunakan
infrastruktur yang ada, dan tidak ada persyaratan fasilitas yang
diperlukan dan tidak diperlukan antisipasi terhadap biaya investasi
lainnya. Angka 5 menyatakan bahwa diperlukan biaya untuk mendukung
proyek tersebut.
2.6 Pembobotan Faktor-Faktor
Faktor ROI, faktor domain bisnis dan domain teknologi memiliki nilai atau
bobot yang berbeda di masing-masing perusahaan, tergantung pada kepentingan
dan kondisi perusahaan tersebut. Untuk itu perlu dihitung suatu bobot
sebagai patokan (faktor pengali) untuk semua proyek TI pada perusahaan tersebut.
Faktor pengali itu disebut dengan nilai korporat. Pendekatan yang digunakan
adalah dengan menghubungkan antara kondisi dari line of business perusahaan
dan derajat dukungan TI terhadap bisnis. Untuk menentukan nilai korporat
digunakan diagram dibawah ini, untuk menentukan kuadran dari suatu
perusahaan.
22
LINE OF BUSINESS STRONG Degree to which the Business is profitable, Competitive, healthy, Strong. WEAK WEAK STRONG COMPUTER
SUPPORT
QuadrantA
INSVESTMENT
Quadrant B
STRATEGIC
Quadrant C
INFRASTRUCTURE
Quadrant D
BREAKTHROUGHMANAGEMENT
Degree to which the current computer effort is strong, effective
Gambar 2.3. Hubungan Antara Line Bisnis Dengan Tingkat DukunganKomputer
Kuadran A : INVESTASI
Mempunyai line of business yang kuat, tetapi dukungan komputernya lemah,
sehingga bila ada waktu dan kesempatan untuk melakukan investasi TI untuk
keperlun dimasa datang, maka nilai proyek tersebut sangat layak dan sesuai
23
Tabel 2.1. Kuadran A ( Investasi )
Likely Value Comment Resulting Weight
Business Domaina. Return On Investment Medium 2b. Strategic Match Low 0c. Competitive Advantage Low 0
d. Management Information Medium Strenghten Management 2
e. Competitive Response Highest 8f. Project Organization Risk Medium -2Technology Domaina. Definitional Uncertainty Medium -4b. Technological Uncertainty Medium -4c. Strategic IS Architecture High 8d. IS Infrastructure Low 0
Total Value 20Total Risk & Uncertainty -12
Kuadran B : STRATEGIS
Kuadran ini mempunyai line of business yang kuat dan dukungan
komputernya juga kuat karena tersedianya infrastruktur dan pendukung utama
TI. Pengembangan TI akan berperan meningkatkan kemampuan dan
kekuatan perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis. Investasi dalam TI
akan meningkatkan kesehatan perusahaan tersebut.
24
Tabel 2.2. Kuadran B ( Strategis )
Likely Value Comment Resulting Weight
Business Domaina. Return On Investment Medium 2b. Strategic Match Low 4c. Competitive Advantage Highest 6d. Management Information Medium 2e. Competitive Response High 4f. Project Organization Risk Low -1Technology Domaina. Definitional Uncertainty Medium -2b. Technological Uncertainty Low -1c. Strategic IS Architecture Low 1d. IS Infrastructure Low -20
Total Value 20Total Risk & Uncertainty -5
Kuadran C : Infrastruktur
Kuadran ini mempunyai line of business yang lemah dan dukungan
komputer lemah. Kondisi bisnis tidak begitu baik, tetapi terdapat
kesempatan untuk memperbaiki kondisi bisnis dengan meningkatkan
efektifitas dan efisiensi perusahaan. Peningkatan ,sehingga bila ada
waktu dan kesempatan untuk melakukan investasi TI untuk keperluan
dimasa datang akan maka nilai proyek itu sangat layak dan sesuai.
25
Tabel 2.3. Kuadran C ( Infrastruktur )
Likely Value Comment Resulting Weight
Business Domaina. Return On Investment Medium 2
b.Strategic Match High
Assume Management
Goals4
c. Competitive Advantage Low 0
d. Management Information High Strengthen Management 4
e. Competitive Response Medium 2
f. Project Organization Risk High Cannot Afford Risk -4
Technology Domain
a. Definitional Uncertainty High Cannot Afford Risk
b. Technological Uncertainty Medium Cannot Afford Risk -2
c. Strategic IS Architecture Highest A Crucial Element 6
d. IS Infrastructure Low -2Total Value 20Total Risk & Uncertainty -12
Kuadran D : Breakthrough or Management.
Kuadran ini mempunyai line of business yang lemah, tetapi
dukungan komputernya sangat kuat . Perusahaan dalam kondisi ini
berusaha untuk tetap hidup, namun karena adanya kemampuan komputer
yang kuat maka investasi dan pengembangan TI akan membuka kesempatan
bagi perusahaan untuk meningkatkan potensinya dengan cepat.
lemah,sehingga bila ada walctu dan kesempatan untuk melakukan investasi
TI untuk keperluan dimasa datang akan maka nilai proyek itu sangat layak
dan sesuai.
26
Tabel 2.4. Kuadran D Breakthrough or Management
Likely Value Comment Resulting Weight
Business Domaina. Return On Investment High 4b. Strategic Match Highest 6c. Competitive Advantage Low 0d. Management Information High 4e. Competitive Response Low 2f. Project Organization Risk High -4Technology Domaina. Definitional Uncertainty Medium -2b. Technological Uncertainty Medium -2c. Strategic IS Architecture High 6d. IS Infrastructure Low -2
Total Value 20Total Risk & Uncertainty -10
2.7 Penentuan Nilai Suatu Proyek TI
Untuk membuat justifikasi suatu proyek TI, manfaat terhadap faktor bisnis
dan faktor teknologi harus dapat diidentifikasikan terlebih dahulu
dengan menetapkan angka (nilai) yang sesuai dengan proyek tersebut.
Menurut IE perhitungan faktor pembobotan terdiri dari :
1. Pembobotan berdasarkan perhitungan ROI
2. Pembobotan berdasarkan evaluasi faktor business domain
3. Pembobotan berdasarkan evaluasi faktor technology domain
Ketiga bobot tersebut digabungkan untuk mendapatkan bobot total dari
proyek tersebut menjadi bobot kelayakan setiap proyek yang dapat
27
dibandingkan satu dengan lainnya. Untuk menghitung ROI diperlukan
tiga kertas kerja (worksheet) yaitu :
1. Kertas Kerja Biaya. Pengembangan, adalah daftar semua komponen biaya
yang diperlukan untuk mengembangkan proyek tersebut pada tahun pertama :
Tabel 2.5. Contoh Kertas Kerja Biaya Pengembangan
Tahun 1
A. Pekerjaan Pengembangan System
1. Incremental System dan programming XXXX
2. Icremental Staff Support XXXX
B. Perangkat Keras Baru
1. Terminal, printer, komunikasi XXXX
2. Lainnya XXXX
C. Perangkat Lunak Baru ( pembelian ) jika ada
1. Paket aplikasi XXXX
2. Lainnya XXXX
D. Pelatihan XXXX
E. Lain-lain XXXX
TOTAL XXXXX
28
3. Kertas Kerja Biaya Pengoperasian adalah daftar komponen biaya yang
diperlukan untuk pengoperasian dan pemeliharaan proyek tersebut mulai
dari tahun pertama sampai dengan tahun terakhir proyek tersebut.
Tabel 2.6. Contoh kertas kerja biaya pengoperasian
Tahun Ke-
1 2 3 4A. Pemeliharaan Aplikasi Software
Jumlah hari pengembangan per tahun XXX
Ratio pemeliharaan dengan pengembangan XXX(berdasarkan pengalaman 10:1)
Total jumlah hari pemeliharaan XXXBiaya pemeliharaan per hari XXXTotal pemeliharaan aplikasi software
B. Peningkatan Data Storage XXX XXX XXX XXX XXX
C. Peningkatan Biaya Komunikasi XXX XXX XXX XXX XXX
D. Sewa Software atau Hardware XXX XXX XXX XXX XXX
E. Supplies XXX XXX XXX XXX XXX
F. Lainnya XXX XXX XXX XXX XXXTOTAL BIAYA OPERASI XXX XXX XXX XXX XXX
5
3. Kertas Kerja Dampak Ekonomis adalah kombinasi dari biaya
pengembangan, biaya pengoperasian dan kuantifikasi dari manfaat-
manfaat (Value Linking, Value Acceleration, Value Restructuring dan
Inovation Valuation)
29
Setelah semua biaya dan pendapatan dimasukkan kedalam Kertas Kerja
Dampak Ekonomis tersebut, nilai ROI sederhana proyek tersebut dapat
dihitung. Dari bagian D pada Kertas Kerja Dampak Ekonomis dapat
ditentukan bobot proyek yang sesuai dengan nilai ROI yang telah dihitung
sebelumnya. Contoh Kertas Kerja Dampak Ekonomis dapat dilihat pada tabel 2.7
di bawah ini. Selanjutnya untuk menghitung bobot total proyek tersebut
diperlukan analisa proyek terhadap business domain dan technology
domain.Evaluasi terhadap business domain dapat dilakukan dengan
menentukan posisi proyek tersebut sesuai dengan masing-masing faktor yang
terdapat pada business domain. Demikian pula evaluasi terhadap technology
domain dapat dilakukan dengan menentukan kondisi proyek tersebut sesuai
dengan faktor-faktor yang terdapat pada technology domain.
30
Tabel 2.7. Contoh Kertas Kerja Dampak Ekonomis
A. Net Investment Required(From Development Cost Worksheet)
B. Yearly Cash Flows:Based on five 12 months periodsfollowing implementation of proposed system
(thousands Rupiah)YEAR Total
1 2 3 4 5 RpNet Economics Benefit xxx xxx xxx xxx xxx xxxOperating Cost Reduction= Pre-tax Income xxx xxx xxx xxx xxx xxx(+) On going Expense(from Worksheet C) xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Net Cash Flows xxx xxx xxx xxx xxx xxx
C. Simple Return On Investment XX%
D. Scoring Economics Impact Score Simple ROI0 Zero or less1 1% to 299%2 300% to 499%3 500% to 699%4 700% to 899%5 Over
.
Hasil dari penelitian dan evaluasi terhadap kedua domain tersebut di atas
dimasukkan pada contoh Information Economics Score Card seperti pada tabel
2.8 di bawah ini. Bobot proyek tersebut selanjutnya dihitung relatif terhadap
bobot atau nilai korporat yang dinormalkan menjadi nilai 100. Selanjutnya
dilakukan penjumlahan untuk mendapatkan total bobot dari proyek
tersebut yang akan dibandingkan dengan proyek lainnya.
31
Tabel 2.8. Information Economics Score Card
Evaluator Business Domain Technology Domain TOTALROI+ SM+ CA+ MI+ CR+ OR- SA+ DU- TU- IS-
FAKTOR x x x x x x x x x xx x x x x x x x x x
Project Score xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
ROI MeasurementsROI = enhanced simple ROI score
Business Domain AssessmentSM = Strategic MatchCA = Competitive AdvantageMI = Management Information Support Core ActivitiesCR =Competitive ResponseOR = Organizational Risk
Technology Domain AssessmentSA = Strategic IS ArchitectureDU = Definitional UncertaintyTU = Technical UncertaintyIR = IS Infrastructure Risk
2.8 Metode Analisa Kelayakan Keuangan
Analisa keuangan ini berguna untuk proyek-proyek bisnis, terutama yang
menelan dana besar, dan tidak terkecuali proyek-proyek pemerintah. Studi
kelayakan ini penting karena melibatkan pengalokasian sumber-sumber daya
(resources) secara efektif dan efisien. Hal ini menjadi lebih penting lagi apabila
dalam pengalokasian tersebut terdapat beberapa pilihan investasi. Kita dapat
membayangkan apabila tanpa studi kelayakan tersebut kita melakukan keputusan
investasi yang salah sehingga pada akhirnya bisa berakibat fatal bagi
kelangsungan hidup perusahaan maupun kesejahteraan orang banyak.
32
Ada 3 (tiga) metode penilaian investasi yang lazim dan sering digunakan,
yaitu:
1) Metode Masa Pengembalian Modal (Payback Period)
Metode ini menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mendapatkan kembali jumlah investasi yang dikeluarkan pada awal
pelaksanaan proyek. Bila masa pengembalian investasi awal atas proyek ini
lebih singkat daripada umur ekonomis proyek maka investasi akan
menguntungkan dan perusahaan bisa meminimalkan resiko. Dengan kata
lain, modal akan lebih cepat kembali bila masa pengembaliannya singkat.
Tetapi bila hal yang sebaliknya yang terjadi maka perusahaan wajib menolak
usulan investasi.
Rumus yang digunakan untuk menghitung masa pengembalian adalah:
tahunxbcbanPeriodPayback 1
−−
+=
dimana:
n = tahun terakhir dimana jumlah arus kas belum bisa menutup jumlah
investasi awal
a = jumlah investasi awal
b = jumlah akumulasi arus kas pada tahun ke-n
c = jumlah akumulasi arus kas pada tahun ke n+1
Tetapi metode ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
a) metode ini tidak mempertimbangkan nilai waktu dari uang (time value of
money)
33
b) metode ini mengabaikan arus kas setelah periode pengembalian tercapai
2) Metode Nilai Arus Kas Bersih Sekarang (Net Present Value)
Metode ini membandingkan nilai sekarang dari arus kas bersih yang
masuk selama umur ekonomis proyek dengan nilai investasi awal. Jika nilai
sekarang dari arus kas bersih lebih besar daripada nilai investasi awal maka
NPV >0, perusahaan bisa menerima dan melaksanakan proyek. Tetapi bila
yang sebaliknya terjadi, perusahaan tanpa ragu harus menolak. Tetapi bila
dalam perhitungan NPV terhadap beberapa pilihan investasi dan didapat
semua nilai positif maka perusahaan harus memilih investasi dengan nilai
NPV paling besar.
Rumus umum untuk menghitung NPV adalah sebagai berikut:
}{)1( 00
1CFI
iCFNPV
n
tt
t +−+
=∑=
dimana:
CFt = arus kas masuk pada tahun ke-t
I0 = investasi awal
CF0 = arus kas keluar pada awal operasi
i = required return, WACC (biaya modal)
n = masa ekonomis
Kelemahan atas metode ini adalah:
a) Perhitungannya rumit. Struktur pendanaan harus jelas karena digunakan
untuk menghitung biaya modal. Untuk menghitung biaya modal, kita perlu
34
menghitung ke, Rp, Rf lebih dulu sebagai komponen utama. Perlu
diperhatikan dalam perhitungan ketiga variabel diatas adalah β1.
Rumus yang digunakan untuk menghitung CAPM (Capital Asset Pricing
Model) adalah:
).( pRfe Rkk β+=
dimana:
ke = biaya modal (cost of capital)
Rp = risk premium (kRM – kRf)
kRf = risk-free rate, obligasi pemerintah atau dalam kasus di Indonesia
adalah suku bunga sertifikat BI (SBI).
Rumus untuk mencari WACC (Weighted Average Cost of Capital, biaya modal) adalah :
eedd kwTkwWACC .)1.(. +−=
dimana:
Wd = persentase pembiayaan yang berasal dari hutang
kd = biaya pinjaman, bunga pinjaman
T = tingkat pajak
we = persentase pembiayaan yang berasal dari modal sendiri atau
saham
ke = biaya modal (cost of capital)
b) kurang cocok untuk investasi dengan nilai yang kecil dan jangka
waktu yang relatif pendek.
3) metode Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return)
Metode ini mencari suatu nilai discount rate yang akan memberikan nilai sekarang arus
1 β, beta coefficient adalah suatu angka indeks yang menunjukkan pergerakan tingkat pengembalian suatu aset sebagai respon terhadap perubahan atas pengembalian pasar (market return).
35
bersih kas yang setara (sama) dengan nilai investasi awal sehingga NPV = 0. Metode ini
akan dibandingkan dengan tingkat biaya modal. Bila tingkat biaya modal lebih besar
daripada tingkat IRR, maka proyek akan ditolak. Bila tingkat biaya modal lebih kecil
daripada tingkat IRR, maka proyek akan diterima. Dalam bahasa matematis bisa
digambarkan sebagai berikut:
a) bila biaya modal > IRR, proyek ditolak
b) bila biaya modal < IRR, proyek diterima
Rumus umum untuk mencari IRR adalah:
OutflowCashPVInflowCashPVInflowCashPVRateDiscountIRR
−+=
Hal penting yang perlu dicatat adalah pendapat dari Scott Besley dalam bukunya yang
berjudul Essentials of Managerial Finance bahwa IRR dapat dihitung bila NPV bernilai
positif, tetapi bila ditemukan kasus dimana terdapat NPV bernilai negatif maka perhitungan
dapat menggunakan discount rate (lebih kecil dari biaya modal) yang akhirnya
mendapatkan nilai NPV yang positif.