Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kewirausahaan
2.1.1 Pengertian Kewirausahaan
Menurut Zimmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu
proses penerapan kreatifitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan
dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).
(Zimmerer dalam Kasmir, 2006:16)
Menurut Peter f. Drucker Kewirausahaan merupakan kemampuan
dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. (Peter f. Drucker
dalam Kasmir 2006:16)
Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan
kewirausahaan dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dengan cara yang kreatif dan inovatif
untuk mendapatkan peluang guna mendapatkan pendapatan.
2.1.2 Pengertian Wirausaha
Wirausaha atau wiraswasta berarti orang yang berjuang dengan
gagah, berani dan luhur dibidang ekonomi untuk dapat berdiri sendiri
dengan berpijak pada kemampuan yang dimiliki. (Rachmi Anindita
2007:13) .
Menurut Rachmi Anindita (2007;13) kata kunci kewirausahaan
adalah kemampuan kuat untuk berkarya dibidang ekonomi, kemampuan
8
membuat keputusan tepat dan berani mengambil resiko, kreatif dan
inovatif, keteladanan dan kebersamaan.
Berdasarkan untaian tersebut maka yang dimaksud dengan
wirausaha adalah kemampuan yang kuat dengan kemampuan yang
dimiliki dan keberanian mengambil resiko dibidang ekonomi.
2.1.3 Pengertian Wirausahawan
Menurut William D Bygrave dalam Suparyanto (2012;5)
wirausahawan adalah seseorang yang mencari peluang dan menciptakan
organisasi untuk mengerjakannya.
Wirausahawan menurut Peter F.Drucer dalam Suparyanto (2012;4)
bahwa orang yang selalu mencari perubahan, menanggapinya , dan
memanfaatkan sebagai peluang.
Menurut Sprianto (2012;5) wirausahawan merupakan orang yang
dinamis senantiasa mencari peluang, dan memanfaatkannya untuk
menghasilkan sesuatu yang mempunyai nilai tambah.
Berdasarkan untaian tersebut maka yang dimaksud dengan
wirausahawan adalah seseorang mencari peluang dan memanfaatkan
peluang tersebut untuk mendapatkan keuntungan.
2.1.4 Faktor – Faktor Berwirausaha
Menurut Kasmir (2011:38) ada 5 sebab atau cara seseorang untuk
berwirausaha, yaitu:
1. Faktor keluarga Pengusaha
9
Pengusaha yang memulai usaha karena keluarga cukup banyak ditemui
artinya, seseorang memulai usaha karena keluarga mereka sudah memiliki
usaha sebelumnya.
2. Sengaja terjud menjadi pengusaha
Seseorang dengan sengaja mendirikan usaha biasanya belajar dari
kesuksesan orang lain dan mengikuti contoh dari pengusaha yang ada,
dengan mencari modal atau bermitra dengan orang lain.
3. Kerja sampingan
Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang mencoba menjual atau
memproduksi sesuatu dengan skala kecil untuk mengisi waktu luang.
4. Coba – coba
Usaha ini dilakukan ketika belum memiliki pengalaman, mereka kesulitan
mencari pekerjaan dan terkena PHK. Namun tidak sedikit usaha yang
dilakukan dengan coba – coba memperoleh kesuksesan.
5. Terpaksa
Faktor usaha karena terpaksa memang jarang terjadi, namun ada beberapa
wirausahawan yang berhasil karena keterpaksaan. Mereka biasanya
membuka usaha karena kehilangan pekerjaan atau menganggur.
2.2 Motivasi Berwirausaha
2.2.1 Pengertian motivasi
Motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu , sedangkan motif
adalah kebutuhan, keinginan, dorongan, atau implus .Motivasi seseorang
tergantung pada kekuatan motifnya. Motif dengan kekuatan yang sangat
10
besarlah yang akan menentukan perilaku seseorang. Motif yang kuat ini
sering kali berkurang apabila telah mencapai kepuasan ataupun karena
menemui kegagalan”. Burhari Alma (2007;89).
Motivasi didefinisikan sebagai keadaan dalam diri individu yang
menyebebkan mereka berperilaku dengancara yang menjamin tercapainya
suatu tujuan.Masyur Wiratmo (1995;204).
Motivasi merupakan proses psikologis yang terjadi pada diri
sseorang yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan ,persepasi
dan sebagainya.Wajhosumijo (1984:172)
Motivasi seseorang untuk menjadi wirausaha menurut Leonardus
Saiman (2009: 26) antara lain :
1.laba : dapat menentukan berapa laba yang
dikehendaki,keuntungan uang diterima, dan berapa yang akan
dibayarkan kepada pihak lain atau pegawainya.
2.kebebasan :bebas mengatur waktu, bebas dari supervise, bebas
aturan main yang menekan, bebas dari aturan budaya organisasi /
perusahaan.
3.Impian personal; bebas mencapai standar hidup yang diharapkan,
lepas dari rutinitas kerja yang membosankan, karena harus
mengikuti visi, misi, impian orang lain. Imbalan untuk menentukan
visi, misi dan impian orang lain.
11
4. Kemandirian ; memiliki rasa bangga karena dapat mandiri dalam
segala hal, seperti permodalan, mandiri dalam pengelolaan/
manajemen, mandiri dalam pengawasan, serta menjadi manajer
terhadap dirinya sendiri.
Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan motivasi
berwirausaha adalah dorongan dari dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu yang disertai tujuan yang ingin dicapainya.
2.2.2 Teori Motivasi Berwirausaha
Ada beberapa teori motivasi, diantaranya yaitu teori motivasi hirarki
kebutuhan Maslow dan teori ekspektasi kebutuhan dari Vroom sebagai
berikut.
2.2.2.1 Teori Motivasi hirarki Kebutuhan Maslow
Maslow berpendapat bahwa hirarki yang kebutuhan manusia dapat dipakai
untuk melukiskan dan meramalkan motivasinya.Teori tentang mtivasi
berdasarkan oleh dua asumsi. Pertama, kebutuhan seseorang tergantung
dari apa yang telah dipunyainya. Dan kedua , kebutuhan merupakan irarki
dilihat dari pentingnya. Menutut Maslow ada lima kategori kebutuhan
manusia, yaitu Physiological needs, safety (security), social (affilition),
esteem (recognition), dan self actualization.
Bila satu kebutuhan sudah terpenuhi, maka akan muncul tingkat
kebutuhan yang lebih tinggi. Namun ini tidak berarti tingkat kebutuhan
yang lebih rendah harus tercapai 100% atau sangat memuaskan. Bila saja
kebutuhan lebih rendah belum memuaskan sekali,sudah muncul tingkatan
12
yang lebih tinggi. Hal ini terasa sekali pada Negara yang sedang
berkempang yang masyarakatnya ingin cepat sekali memenuhi tingkat
kebutuhan yang lebih tinggi, yang kemudian merupakan gejala
demonstration effct.Buchari Alma (2007:89-90)
2.2.2.2 Teori Ekspektasi (harapan) dari Vroom:
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Lewis dan dilanjutkan oleh teori
motivasi Vroom. Teori ini berdasarkan pemikirannya pada dua asumsi ;
1. Manusia biasanya meletakan nilai kepada sesuatu yang diharapkan
dari hasil karyanya, oleh karena itu ia mempunyai uraian kesenangan
(preference) diantara : sekian banyak hasil yang ia harapkan. Artinya
ada sesuatu yang dia harapkan.
2. Selain mempertimbangkan hasil yang dicapai, juga
mempertimbangkan keyakinan orang tersebut bahwa yang
dikerjakanya itu akan memberikan sunbangan terhadap
tercapainyatujuan yang diharapkan.
Berdasarkan asumsi-asumsi diatas, Vroom mengusulkansuatu
teori tentang motivasi: motif seseorang untuk melakukan sesuatu
pekerjaan adalah fungsi nilai dan kegunaan dari setiap hasil yang
mungkinapat dicapai ekspektasi dengan persepsi kegunaan suatu
perbuatan dalam usaha tercapainya hasil tersebut. Jadi dapat
dirumuskan sebagai berikut:
13
M = E (H.N) M = Motivasi
E = Ekspektasi
H = Hasil
N = Nilai
Untuk mengetes teori Vroom ini telah banyak dilakukan penelitian.
Ada dua hal penting yang ditemukan dalam penelitian tersebut,
yaitu:
1. Perbedaan antara imbalan intrinsic dan ekstrinsik
2. Spesifikasi dari suatu keadaan, dimana ekspektasi dan nilai
mempengaruhi kualitas pekerjaan seseorang.
Pada penelitian-penelitian awal tidak dibedakan apakah hadiah itu
dating dari luar subjek atau dari dalam subjek.Tetapi pada
penelitian selanjutnya ditemukan bahwa usaha yang berhasil itu
sendiri sudah merupakan hadiah yang menyebabkan kepuasan.
Disamping itu ditemukan pula dua kondisi yang harus dipenuhi
agar ekspektasi dan kepuasan itu dapat dapat mempengaruhi
penampilan, yaitu:
1. Persepsi yang tepat tentang peranan seseorang dalam organisasi.
2. Kemampuan yang memadai untuk terlaksananya tugas. Buchari
Alma (2007:93-94)
Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan
motivasi adalah dorongan dari dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu yang disertai tujuan yang ingin dicapainya.
14
2.3 Prestasi Mata Kuliah Kewirausahaan
2.3.1 Prestasi Belajar
Menurut Hilgad dan Bower belajar berhubungan dengan tingkah
laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang – ulang dalam situasi tertentu, dimana
perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar
kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan – keadaan
sesaat seseorang.
2.3.2 Pengertian Prestasi
Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika
mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu (Tu’u 2004:75). Prestasi
akademik merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di
sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran
dan penilaian. Prestasi belajar merupakan penguasaan terhadap mata
pelajaran yang ditentukan lewat nilai atau angka yang diberikan guru.
Berdasarkan hal ini, prestasi belajar dapat dirumuskan
Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai ketika mengikuti,
mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah
Prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena
bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau
karena ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi
15
Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atai angka dari
hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru
Jadi prestasi belajar berfokus pada nilai atau angka yang dicapai dalam
proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut dinilai dari segi kognitif
karena guru sering memakainya untuk melihat pengusaan pengetahuan
sebagaipencapaianhasil belajarsiswa.
(http://www.sarjanaku.com/2011/02/prestasi-belajar.html)
Setiap perguruan tinggi tertentu memiliki lambing nilai dan kualitas
nilai yang sudah diatur. Begitu pula dengan UKSW memiliki lambing nilai,
arti, dan angka kualitas nilai sebagai berikut (Prof. Dr. Kris Herawan
Timotius:33-34):
A = bagus sekali, dengan angka kualitas = 4,0 per sks
AB = lebih dari bagus, dengan angka kualitas = 3,0 per sks
B = bagus, dengan angka kualitas = 3,0 per sks
BC = lebih dari cukup, dengan angka kualitas = 2,5 per sks
C = cukup, dengan angka kualitas = 2,0 per sks
CD = kurang dari cukup, dengan angka kualitas = 1,5 per sks
D = kurang, dengan angka kualitas = 1,0 per sks
E = gagal/tidak lulus dengan angka kualitas = 0 per sks
L = lulus, tanpa angka kualitas
TL = tidak lulus, tanpa angka kualitas
16
2.3.3 Mata Kuliah Kewirausahaan
Mata kuliah kewirausahaan adalah mata kuliah yang wajib diikuti
oleh mahasiswa FKIP Pendidikan Ekonomi UKSW. Adapun mata kuliah
ini diberikan agar memberikan wawasan dan motivasi mahasiswa untuk
berwirausaha agar dapat menjadi wirausaha muda yang tangguh dan dapat
ikut memajukan perekonomian Indonesia.
Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan belajar
mata kuliah kewirausahaan adalah nilai atau angka yang diperoleh oleh
mahasiswa sesuai pencapaian prestasi mahasiswa dalam mengikuti
matakuliah kewirausahaan.
2.4 Minat Berwirausaha
2.4.1 Pengertian Minat
Tarmufji (2006:56) menyatakan bahwa minat adalah perasaan
tertarik atau berkaitan pada sesuatu hal atau aktivitas tanpa ada yang
meminta/menyuruh. Tarmudji menyatakan bahwa minat seseorang dapat
diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan seseorang lebih
tertarik pada suatu obyek lain dan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.
Hurlock dalam Riyanti (2003;156) menjelaskan bahwa minat adalah
sumber motivasi yang mendorong seeorang untuk melakukan apa yang
ingin dilakukan bila seseorang bebas memilih. Ketika seseorang menilai
bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan terbentuk minat yang
kemudia hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan
17
menutun maka minatnya juga akan menurun sehingga minat tidak bersifat
permanen, tetapi bersifat sementara atai dapat berubah – ubah.
Menurut peneliti minat merupakan suatu keinginan dari seseorang
untuk melakukan aktivitas atau melakukan sesuatu dengan adanya
perasaan yang senang bila melakukan aktivitas tersebut. Minat
berwirausaha menurut peneliti merupakan suatu keinginan yang kuat
untuk beraktifotas dalam kegiatan yang menghasilkan pendapatan dari
kegiatan yang minatnya dan dikerjakan dengan senang dan mendapatkan
kepuasan batin.
Ada tujuh cirri minat yang dikemukakan oleh Hurlock (1990:155)
ciri tersebut sebagai berikut:
1) Minat tumbuh bersama dengan perkembangan fisik dan mental. Minat
juga berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental, contohnya
perubahan minat karena perubaha usia.
2) Tergantung pada persiapan belajar
Persiapan belajar merupakan salah satu faktor meningkatnya minat.
Seseorang tidak akan memiliki minat sebelum mereka memiliki
persiapan secara fisik maupun mental
3) Minat tergantung pada kesempatan belajar
Minat anak – anak maupun dewasa tergantung pada kesempatan
belajar. Sebagian anak kecil lingkungannya adalah rumah maka minat
mereka tumbuh di rumah. Dengan pertumbuhan di lingkungan social
18
mereka menjadi tertarik pada minat orang diluar rumah yang mereka
kenal.
4) Perkembangan minat mungkin terbatas
Hal ini disebabkan oleh keadaan fisik yang tidak memungkinkan.
Seseorang yang memiliki cacat fisik tidak memiliki minat yamg sama
pada olahraga seperti teman sebayanya yang normal. Perkembangan
minat juga dibatasi oleh pengalaman social yang terbatas.
5) Minat dipengaruhi oleh pengaruh budaya
Kemungkinan minat akan lemah jika tidak diberi kesempatan untuk
menekuni minat yang dianggap tidak sesuai dengan kelompok budaya
mereka.
6) Minat berbobot emosional
Minat berhubungan dengan perasaan, bila suatu obyek dihayati
sebagai suatu yang sangat berharga, maka timbul perasaan senang
yang akhirnmya diminatinya. Bobot emosional menentukan kekuatan
minat tersebut, bobot emosional yang tidak menyenangkan
menguatkan minat.
7) Minat dan egosentris
Minat berbobot egosentris jika seseorang terhadap sesuatu baik
manusia maupun barang mempunyai kecenderungan untuk
memilikinya.
19
2.4.2 Minat Berwirausaha
Minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan
untuk bekerja keras atau kemauan keras untuk berdikari atau berusaha
memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang
akan terjadi, serta senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami, yang
dapat diukur melalui
1) Memiliki rasa percaya diri
2) Dapat mengambil resiko
3) Kreatif dan inovatif
4) Disiplin dan kerja keras
5) Berorientasi ke masa depan
6) Memiliki rasa ingin tahu
7) Jujur,mandiri(Http://harisnst33.blogspot.com/2013/01/angket-
minat-berwirausaha_5447.html)
Delapan anak tangga menuju puncak karir berwirausaha (Alma, 106-
109), terdiri atas :
1. Mau kerja keras (capacity of hard work)
2. Bekerjasama dengan orang lain (getting things done with and through
people)
3. Penampilan yang baik (good appearance)
4. Yakin (self confidence)
5. Pandai membuat keputusan (making sound decision)
6. Mau menambah ilmu pengetahuan (college education)
20
7. Ambisi untuk maju (ambition drive)
8. Pandai berkomunikasi (ability to
communicate)(http://adesyams.blogspot.com/2009.06/faktor-faktor-
motivasi-berwirausaha.html)
Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan minat
berwirausaha yakni kemauan yang keras untuk berusaha memenuhi
kebutuhan hidupnya sendiri dengan berani mengambil resiko yang
dihadapi serta selalu belajar dari kegagalan – kegagalan yang telah
dilalui.
2.5 Kerangka pikir
Seorang yang berwirausaha pasti akan diawali dengan minat, minat
ini tidak timbul dengan sendirinya namun dari faktor yang
mempengaruhinya seperti faktor intern dan ekstern. Faktor intern
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri berdasarkan dari
pengalaman, perasaan senang, harga diri dan kebutuhan hidup sehingga
timbul adanya motivasi dari dalam diri. Sedangkan faktor ekstern
merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang, adanya dorongan
keluarga, lingkungan social peluang usaha dan kondisi social ekonomi.
Minat berwirausaha akan menjadikan seseorang lebih bersemangat
dan memanfaatkan peluang – peluang yang ada. Minat tidak dimiliki sejak
lahir, minat dimiliki karena faktor intern dan ekstern yang
mempengaruhinya.
21
Berdasarkan pemikiran tersebut faktor – faktor yang berhubungan
dengan minat berwirausaha pada mahasiswa sebagai berikut:
Gambar 2.1
Dimana X1 : Motivasi berwirausaha
X2 : Prestasi belajar matakuliah kewirausahaan
Y : Minat berwirausaha
2.5.1 Definisi Operasional
Definisi operasional pada penelitian ini digunakan untuk
menjelaskan variabel yang diteliti agar dapat diamati. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
X2
X1
Y
22
a. Motivasi mahasiswa berwirausaha (X1)
Motivasi adalah dorongan dari dalam diri dalam hal ini adalah
dorongan untuk melakukan kegiatan berwirausaha yang dapat
dikategorikan menjadi 3 yaitu :
Tinggi : Motivasi berwirausaha tinggi bila dorongan dan keinginan
dari dalam diri mahasiswa yang mendorong minat siswa untuk
berwirausaha tinggi dan diberi skor 3.
Sedang : motivasi siswa berwirausaha sedang bila dorongan dan
keinginan dari dalam diri mahasiswa yang mendorong minat siswa untuk
berwirausaha sedang maka diberi skor 2.
Rendah : Motivasi siswa berwirausaha dikatakan rendah bila tidak ada
dorongan dan keinginan dari dalam diri maupun skor 1.
Skala pengukuran variabel motivasi berwirausaha diukur dengan
menggunakan skala pengukuran ordinal.
b. Prestasi Belajar Matakuliah Kewirausahaan (X2)
Prestasi belajar adalah faktor eksternal yakni berasal dari luar diri
mahasiswa untuk berwirausaha. Dorongan ini berupa matakuliah
kewiraushaaan yang telah diikuti mahasiswa selama satu semester. Mata
kuliah kewirausahaan memberikan pengetahuan kepada mahasiswa dalam
berwirausaha sehingga dapat merangsang mahasiswa untuk berwirausaha.
Prestasi yang didapat yakni berupa nilai yang memuaskan dapat menjadi
faktor pendorong mahasiswa untuk berminat untuk berwirausaha.
23
Tinggi : Bila mahasiswa memperoleh nilai lebih dari C dan memiliki
minat berwirausaha yang tinggi, maka diberi skor 3.
Sedang : bila mahasiswa memperoleh nilai lebih dari C dan memiliki
minat berwirausaha yang sedang. Maka diberi skor 2.
Rendah : bila mahasiswa memperoleh nilai kurang dari C dan memiliki
minat berwirausaha rendah. Maka diberi skor 1.
Skala pengukuran variabel prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan
diukur dengan menggunakan skala pengukuran interval.
c. Minat Berwirausaha (Y)
Minat berwirausaha merupakan dorongan dari dalam diri yang berupa
motivasi diri sehingga ada keinginan dari dalam diri sendiri atau faktor
intern dan dari luar mahasiswa atau faktor ekstern yang berupa dorongan
dari luar yang memberikan pengetahuan berwirausaha. Kedua faktor ini
dapat mendorong mahasiswa untuk memiliki minat dalam berwirausaha.
Sehingga minat berwirausaha dapat dikatakan tinggi, sedang atau rendah
dengan menggunakan pengukuran sebagai berikut L
Minat tinggi jika motivasi berwirausaha tinggi dan nilai matakuliah
lebih dari C
Minat berwirausaha sedang bila motivasi berwirausaha sedang dan
nilai matakuliah kewirausahaan sama dengan C.
Minat berwirausaha rendah apabila motivasi berwirauasha rendah dan
nilai matakuliah kewirausahaan kurang dari C.
24
Tinggi =
Sedang =
Rendah =
Tabel 2.1 Tabel Skala Pengukuran
No. Variabel
Skala Pengukuran
Nominal Ordinal Interval Rasio
1.
Motivasi siswa
untuk
berwirausaha
2.
Prestasi Belajar
matakuliah
Kewirausahaan
3.
Minat
Berwirausaha
25
1.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam kalimat
pertanyaan (Sugiyono, 2008:96).
Berdasarkan persoalan pada penelitian ini dipotesis sebagai
berikut:
1. Hipotesis kerja 1 :
Minat berwirausaha nahasiswa FKIP Pendidikan Ekonomi sedang
atau0,66%. Artinya minat berwirausaha mahasiswa FKIP Pendidika
Ekonomi tidak begitu tinggi atau sedang.
Hipotesis statistic 1 :
Ho
H1 :
2. Hipotesis kerja 2 :
Ada hubungan positif antara motivasi berwirausaha dengan minat
berwirausaha mahasiswa FKIP Pendidikan Ekonomi UKSW Salatiga.
Artinya semakin besar motivasi semakin besar minat berwirausaha.
Hipotesis statistic 2 :
Ho :
H1 :
3. Hipotesis kerja 3 :
Ada hubungan positif antara prestasi belajar mata kuliah
kewirausahaan dengan minat berwirausaha Mahasiswa FKIP
26
Pendidikan Ekonomi UKSW Salatiga. Artinya semakin tinggi nilai
mata kuliah kewirausahaan maka semakin tinggi minat berwirausaha.
Hipotesis 3 :
Ho :
H1 :
27