Upload
lydiep
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kreativitas
2.1.1 Pengertian Kreativitas
Al- Khalili (2005) kreativitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan
pemikiran-pemikiran yang asli, tidak biasa, dan sangat fleksibel dalam merespon
dan mengembangkan pemikiran. Munandar (2002) menambahkan bahwa
kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru,
sebagai kemampuan untuk memberi gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan
dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-
hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.
Barron (dalam Ali & Asrori, 2005) mendefinisikan kreativitas sebagai
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, meskipun tidak mesti baru sama
sekali. Guilford (dalam Ali & Asrori, 2005) menambahkan bahwa kreativitas
mengacu pada kemampuan yang menandai ciri-ciri seorang yang kreatif. Salah
satunya adalah kemampuan berfikir divergen, kemampuan berfikir divergen
merupakan kemampuan individu untuk mencari berbagai alternatif jawaban
terhadap suatu persoalan. Guilford menekankan bahwa orang-orang yang kreatif
lebih banyak memiliki cara berfikir divergen daripada konvergen.
Soesilo (2012) mendefinisikan kreativitas merupakan salah satu
kemampuan manusia yang menakjubkan dalam memahami dan menghadapi
kenyataan-kenyataan situasi yang selalu berubah, bahkan bertentangan.
Kemampuan berkreasi memungkinkan manusia untuk mempertemukan, atau
10
menggabungkan berbagai kenyataan-kenyataan, gagasan-gagasan, atau hal-hal
yang berbeda sebelumnya tidak berhubungan, menjadi suatu gagasan atau produk
baru yang berguna untuk menjawab masalah yang dihadapi.
Berdasarkan berbagai definisi kreativitas, Rogers (dalam Munandar, 1999)
mengelompokkan berbagai definisi tersebut ke dalam empat katagori, yaitu person
(pribadi), press (pendorong), process (proses), dan product (produk). Dapat
dijelaskan seperti berikut :
a. Kategori pribadi menyimpulkan bahwa pribadi dari individu yang kreatif
merupakan titik pertemuan antara intelegen, gaya kognitif dan kepribadian
atau motivasi.
b. Katgori proses pada dasarnya serupa dengan langkah-langkah dalam
metode ilmiah, yaitu kesadaran adanya kesulitan atau masalah, membuat
dugaan dan hipotesa, menguju dugaan atau hipotesis, mengevaluasi dan
menguji ulang hipotesis, serta menyimpulkan hasil temuan.
c. Kategori pendorong tidak hanya berasal dari diri sendiri (internal) tetapi
juga dari lingkungan (eksternal).
d. Kategori produk kreatif menekankan definisinya pada orisinalitas, keba
ruan, dan kebermaknaan. Produk yang dihasilkan merupakan kombinasi
dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya, sebagai contoh kursi roda
merupakan perpaduan antara kursi dan roda. Produk kreatif memiliki
karakteristik yaitu produk tersebut harus nyata, baru, dan merupakan hasil
unik individu dalam interaksinya dengan lingkungannya.
Keempat kategori ini saling berkaitan, pribadi yang kreatif melibatkan diri
dalam proses kreatif, dengan dukungan atau dorongan dari lingkungan
menghasilkan suatu produk kreatif. Dengan demikian, penting mengembangkan
bakat kreatif seorang anak sejak dini yang dimulai dengan dorongan dari
lingkungan, terutama lingkungan keluarga.
Dari beberapa teori kreativitas yang dijabarkan oleh penulis, menyimpulkan
bahwa kreativitas adalah suatu proses dimana setiap orang atau individu
mempuanyai pemikiran yang unik dalam menemukan gagasan, pendapat serta hal-
11
hal yang baru, dengan hal-hal baru tersebut manusia dapat mengembangkan bakat,
minat, serta potensi yang dimilikinya.
2.1.1 Tingkatan-tingkatan Dalam Kreativitas
Menurut Al-Khalili (2005) ada beberapa tingkatan-tingkatan dalam
kreativitas, diantaranya adalah :
a. Kreativitas Ekspresionis
Adalah ungkapan bebas dan mandiri yang didalamnya tidak memiliki
urgensi atau kepentingan bagi kemahiran dan keaslian. Misalnya gambar
spontanitas anak-anak.
b. Kreativitas Produktif
Yaitu hasil-hasil produksi seni dan keilmuan yang diperoleh melalui usaha
mendisiplinkan kecenderungan untuk bermain bebas, dan dengan
menentukan langkah -langkah untuk mencapai hasil yang sempurna.
c. Kreativitas Inovatif
Kreativitas ini banyak diungkapkan oleh para penemu yang memperlihatkan
kejeniusan mereka dengan menggunakan pengembangan ketrampilan-
ketrampilan individu.
d. Kreativitas pembaruan
Kreativitas pembaruan ini berarti pengembangan dan perbaikan yang
mencakup penggunaan ketrampilan-ketrampilan individu.
e. Kreativitas emansipasi.
Kreativitas yang terakhir ini berarti menunjukan prinsip baru atau aksoma-
aksoma baru yang muncul dari pendapat yang baru.
Kelima tingkatan ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yang
mana individu yang kreatif akan melalui beberapa tahapan-tahapan yang
menunjang perkembangan kreativitasnya. Mulai dari ungkapan bebas dan mandiri
yang di dalamnya tidak memiliki kemahiran kemudian individu berusaha untuk
mencapai hasil yang sempurna. Untuk mencapai hasil yang sempurna tersebut
seorang individu berusaha mengembangkan ketrampilan-ketrampilannya dan
memperbaiki kesalahan sehingga individu akan mencapai tahapan emansipasi yaitu
individu akan mempunyai prinsip, penemuan, dan pendapat yang baru.
12
2.2.3 Ciri-ciri Sikap Kreatif
Menurut AL-Khalili (2005) ciri-ciri sikap kreatif sebagai berikut:
a. Orang kreatif yaitu orang yang tidak kekanak-kanakan dan tidak penentang.
b. Orang kreatif bergantung pada dua unsur sadar dan tidak sadar sekaligus,
dengan tujuan untuk menentapkan apa yang telah menjadi tujuannya. Maka,
orang kreatif itu harus membuka unsur tidak sadarnya karena korelasi unsur
tersebut dengan keanehan-keanehan, dan jauhnya unsur ini dari ajaran-
ajaran sosial yang berlaku. Kekanak-kanakan dan keanehan itu dapat
tumbuh sejak kecil. Kreativitas menuntut seseorang untuk menjaga diri dari
hal ini dimulai sejak kecil.
c. Orang kreatif yaitu orang yang luar biasa. Dalam arti kemampuannya
berkreativitas itu luar biasa jika dibandingkan dengan kemampuan yang
dimiliki orang pada umumnya. Orang kreatif juga mampu memecahkan
beberapa permasalahan dalam satu waktu sekaligus.
d. Orang kreatif memiliki kesadaran terhadap berbagai problematika. Dengan
demikian, kreativitas menitis dengan pemikirannya, dengan cara menitis
dengan akal yang kritis terlebih dahulu dalam menghadapi permasalahan.
e. Orang itu memiliki sifat mengosongkan pemahaman manusia dengan
melepaskan setiap problem dan pemikiran, dan memiliki kemampuan untuk
menyederhanakan berbagai perkara.
f. Orang kreatif itu memiliki entitas yang tinggi atau daya ingat yang kuat.
Kekuatan daya ingat ini juga termasuk sifat yang paling penting untuk
dimiliki orang yang kreatif dalam dunia masa kini.
Dari beberapa ciri individu yang kreatif tentunya tidak semua ciri-ciri
tersebut dimiliki oleh individu yang kreatif. Setiap individu memiliki ciri yang
berbeda-beda atau dominan pada bagian tertentu tetapi ciri yang lainnya tidak
begitu nampak.
Soesilo (2012) menambahkan ciri-ciri orang yang kreatif antara lain:
a. Hasrat keingintahuan yang cukup besar, setiap manusia pada umumnya
memiliki sikap kodrati yakni rasa ingin tahu yang cukup besar tentang suatu
fenomena dilingkungannya.
b. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru, orang yang mempunyai
kemampuan kreativitas pada umumnya juga berupaya melakukan coba-
coba tentang sesuatu. Perasaan ketidakpuasan terhadap hal yang selama ini
digelutinya mendorong untuk mencari kepuasan dengan cara melakukan hal
lain yang dianggap baru. Oleh karena itu, orang kreatif sangat terbuka
terhadap pengalaman yang baru.
c. Panjang akal, berbagai persoalan yang dialami dapat dihadapinya dengan
berbagai cara sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Jika suatau cara
13
telah dilakukan masih menghadapi kegagalan, maka orang kreatif masih
memiliki 1001 cara untuk mengatasi persoalannya.
d. Keingintahuan untuk menemukan dan meneliti, orang yang kreatif
melakukan berbagai uji coba tentang sesuatu sampai menghasilkan sesuatu
yang baru yang diharapkannya
e. Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit, orang kreatif biasanya
tidak mau diam dan tidak menyukai dengan kondisi yang statis, selalu ada
saja yang dilakukan. Jika diberi tugas, orang yang kreatif tidak menyukai
tugas yang terlalu ringan, tetapi lebih menyukai tugas yang menantang,
yang dianggap cukup berat dan sulit.
f. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan, dalam menghadapi
suatu persoalan, orang yang kreatif biasanya berupaya mencari jawaban
yang luas dengan sudut pandang yang berbeda dengan yang lainnya.
Jawaban tersebut dikaitkan dengan alasan yang rasional sehingga dapat
diterima, bahkan memuaskan bagi yang mendengarkannya.
g. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas, orang
yang kreatif biasanya tidak mau diam dan tidak menyukai kondisi yang
statis, selalu ada saja yang dilakukan. Oleh sebab itu, orang yang kreatif
selalu giat dan aktif bahkan bergairah dalam melaksanakan tugasnya
h. Berfikir fleksibel, orang kreatif tidak kaku dalam mencari jawaban untuk
mengatasi suatu masalah, biasanya hal ini tergantung situasi dan kondisi
yang dihadapi seseorang.
i. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban
lebih banyak.
j. Kemampuan membuat analisis dan sintesis, bagi individu yang kreatif pada
umumnya memiliki kemampuan analisis dan sintesis yang menonjol
dibandingkan individu yang kurang kreatif. Analisi dalam menghadapi
suatu kejadian dengan berfikir faktor apa yang dapat menimbulkan serta
bagaimana proses kejadian tersebut. Sedangkan kemampuan sintesis
dimaksudkan berfikir tentang berbagai hal sehingga menjadi suatu
kesatuan. Tentunya hal ini sesuai dengan hobinya atau bidang yang
diminatinya.
k. Memiliki semangat bertanya serta meneliti, jika tertarik pada sesuatu maka
diawali dengan tumpukan berbagai pertanyaan, dan berusaha untuk
mendalaminya dengan cara meneliti.
l. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik, kemampuan berfikir kreatif pada
umumnya seiring dengan kemampuan abstraksi yakni dengan
membayangkan sesuatu yang lebih baik dibanding individu yang lain.
m. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas, selain memiliki banyak
pengalaman, individu yang kreatif akan terdukung semakin kreatif jika
dengan banyak membaca. Hal ini akan menambah pengetahuan dan juga
dapat melatih diri untuk cepat mencerna serta membayangkan bahan
bacaanya dalam perspektif yang berbeda.
14
Dengan melihat ciri-ciri orang yang kreatif, tentunya ciri-ciri tersebut sangat
mendukung untuk mencapai keberhasilan, khususnya dalam pengembangan dari
dan prestasi belajar. Jadi kreativitas itu perlu dikembangkan dan jangan sampai
kreativitas itu terhambat, oleh karena itu setiap orang, khususnya pendidik perlu
memahami lebih dalam lagi arti dan hal-hal yang berkaitan dengan kreativitas, agar
kreativitas dapat berkembang dalam diri seseorang khususnya dalam diri anak
sebagai peserta didik.
2.2.3 Aspek-aspek yang Mempengaruhi Kreativitas
Menurut Williams (dalam AL-khalili, 2005) kreativitas memiliki beberapa
aspek mendasar yang menyusunnya, yaitu:
a. Ketangkasan yaitu kemampuan untuk menghasilkan pemikiran atau
pertanyaan dalam jumlah yang banyak.
b. Fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak macam
pemikiran, dan mudah berpindah dari jenis pemikiran tertentu kepada jenis
pemikiran lainnya.
c. Orisinalitas, yaitu kemampuan untuk berfikir dengan cara yang baru atau
dengan ungkapanyang unik, dan kemampuan untuk menghasilkan
pemikiran-pemikiran jenius yang lebih banyak daripada pemikiran yang
telah menyebar atau lebih jelas diketahui.
d. Elaborasi, yaitu kemampuan untuk menambah hal-hal yang detail dan baru
atas pemikiran-pemikiran atau suatu hasil produk tertentu.
Untuk mengembangkan kreativitas yang dimiliki tentunya seseorang
atau individu harus berusaha menambah pengetahuan, wawasan dan
ketangkasannya. Melalui ketangkasan individu akan berfikir fleksibel, berfikir
dengan cara yang baru sehingga sehingga kreativitasnya akan berkembang dan
menghasilkan suatu hal yang baru.
15
2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas
Menurut Williams ( AL-khalili,2005), kreativitas memiliki beberapa
faktor yang mempengaruhi kreativitas yaitu:
a. Faktor Kecerdasan
Semakin cerdas seseorang maka akan semakin luas pemikiran dan
pengetahuan nya. Jika individu mempunyai pengetahuan dan pemikiran
yang bagus dan mengasahnya maka kreativitas juga akan semakin
tinggi.
b. Faktor Kebebasan
Kebebasan dalam arti bebas untuk mengekspresikan dirinya agar
semakin kreatif. Dengan diberikan kebebasan maka individu akan
semakin berusaha untuk mengembangkan pemikiran dan kemampuan
sehingga menghasilkan sesuatu yang baru.
c. Faktor Fleksibilitas
Kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam pemikiran, dan
mudah ber pindah dari jenis pemikiran tertentu terhadap jenis pemikiran
yang lainnya, tidak hanya terpaku pada satu hal saja.
d. Faktor Orisinalitas
Berfikir dengan cara yang baru, menghasilkan pemikiran yang lebih
banyak dan lebih jelas diketahui.
e. Faktor Pendorong
Seseorang harus memiliki motivasi untuk mengembangkan kreativitas
yang dimilikinya untuk mencapai apa yang di inginkan atau hasil yang
lebih baik lagi.
f. Faktor Lingkungan
Lingkungan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kreativitas
seseorang, lingkungan yang nyaman, sarana prasarana yang memadai,
dukungan orang tua, ekonomi orang tua, tempat tinggal dan lain-lain
akan mendukung individu untuk berusaha mengembangkan pemikiran
dan mencari hal-hal baru sehingga semakin tinggi pula kreativitasnya.
Setiap individu pastinya memiliki faktor yang berbeda dalam
mengembangkan kreativitasnya hal ini dikarenakan faktor lingkungan, faktor
motivasi, faktor cara berfikir, faktor kebebasan, faktor mengekspresikan, dan faktor
kecerdasan yang berbeda-beda pula. Sebagian besar faktor tersebut ditentukan oleh
keadaan dalam diri individu itu sendiri, seperti minatnya terhadap suatu bidang,
keinginannya untuk menemukan hal yang baru dan lain-lain.
16
Guilford ( Dukapare, 2004) menambahkan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kreativitas antara lain:
a. Peka Terhadap Berbagai Permasalahan
Peka terhadap berbagai permasalahan, yang mana orang kreatif itu memiliki
ketajaman perasaan dalam menghadapi beragam permasalahan. Inilah yang
membedakannya dengan orang-orang biasa, yang selanjutnya membedakan
keistimewaannya, serta mendorongnya untuk menaruh perhatian terhadap
permasalahan dan menyibukkan diri dengan permasalahan tersebut.
b. Kelancaran
Kelancaran yang berarti kemungkinan mengasilkan sebanyak mungkin
pemikiran dalam satu waktu. Kelancaran memberikan kesempatan paling besar
dalam berkreativitas. Orang kreatif selalu memiliki pemikiran baru, dan dapat
menguji kemampuannya ini dengan cara mengukur tingkat pengulangan atas
pemikiran yang belum menyebar dan luar biasa.
c. Fleksibilitas
Fleksibilitas berarti bahwa orang kreatif secara mudah dapat mengubah
hasrat psikilogisnya. Mempunyai pemikiran yang luwes dan tidak terpasung
dengan pemikiran atau cara tertentu, mampu mengubah segala hal jika
memang diharuskan untuk itu.
d. Sistematisasi
Pemikiran kreatif menuntut adanya sistematisasi pemikiran dalam corak
yang lebih luas dan universal. Mengharuskan adanya suatu kapabilitas yang
dinamakan dengan Synthesizing Ability dan Analyising Ability. Kedua
kemampuan ini sangat penting bagi kreativitas.
e. Kompleksitas
Kompleksitas berarti kemampuan yang terkait dengan pengaturan beberapa
perubahan dalam satu waktu.
Dari kelima faktor ini hampir sama dengan pendapat AL-Khalili yang mana
setiap individu pastinya memiliki faktor yang berbeda dalam mengembangkan
kreativitasnya. Sebagian besar faktor tersebut ditentukan oleh keadaan dalam diri
individu itu sendiri, seperti minatnya terhadap suatu bidang, keinginannya untuk
menemukan hal yang baru dan lain-lain
2.2.5 Fase-fase Kreativitas
Wallas (dalam Al-khalili, 2005) memberikan deskripsi tentang empat fase
berkreativitas yang dilalui oleh proses kreativitas. Keempat fase tersebut meliputi:
17
a. Fase persiapan (Preparation)
Fase ini mencakup segala hal yang dipelajari orang yang kreatif melalui
kehidupannya, dan pengalaman yang diperolehnya, hingga meskipun
melalui usaha dan kesalahan terlebih dahulu. Dapat dikatakan bahwa segala
hal yang dipelajari seseorang dalam hidupnya dapat bermanfaat bagi proses
berpikir kreatif. Disamping berbagai macam pengetahuan yang dibawa oleh
orang kreatif, terkadang juga diperlukan latihan khusus yang berkaitan
dengan kerja kreatif disesuaikan dengan program yang telah dipersiapkan
terlebih dahulu.
b. Fase inkubasi
Dalam fase ini, secara emosional orang yang kreatif tidak akan
menyibukkan diri dengan berbagai permasalahan, dan proses berpikir
sedang dalam kondisi tidak aktif, serta tidak memperlihatkan kemajuan apa
pun menuju solusi atau produk kreatif. Orang kreatif menyengaja untuk
mengalihkan pandangannya dari permasalahan utama kepada sesuatu yang
lain setelah melewati fase persiapan, dengan harapan dapat memberikan
petunjuk kepada solusi akhir bersamaan dengan berlalunya waktu. Perilaku
orang kreatif ini tampak jelas melalui fase inkubasi antara seseorang dengan
orang lain, dan dari satu sikap dengan sikap lainnya. Dalam fase ini,
kegundahan dapat mengalahkan perilaku seseorang dengan disertai rasa
tidak nyaman sampai frustasi dan menjadi mudah terpengaruh dengan faktor
yang terpisah. Terkadang orang lain menjadi merasa sedih dan tertekan.
Seseorang yang santai, dapat meminimalisir pengaruh pencegahan
kreativitas, ia akan lebih mempersiapkan kesempatan untuk memunculkan
kreativitas melalui dorongan yang kuat dan baru, serta keberanian
melangkah ke depan.
c. Fase inspirasi (Illumination)
Dalam fase ini, sebuah solusi tampak seakan-akan datang secara tiba-tiba,
disertai dengan emosi yang meluap dan menyenagkan. Fase inpirasi ini
bukan merupakan fase yang terpisah dan mandiri. Namun, merupakan hasil
dari seluruh upaya yang dilakukan oleh orang kreatif selama fase-fase
sebelumnya.
d. Fase perealisasian (Verification)
Dalam fase ini, orang kreatif melakukan pengujian atas kebenaran dan
kelayakan kreativitasnya melalui eksperimen. Bisa jadi dalam fase ini
dilakukan sebagian revisi atau perubahan atas produk kreativitas tersebut
yang dimaksudkan untuk memperbaiki dan memunculkannya dengan
bentuk sebaik mungkin.
Meskipun keempat fase ini ada dalam proses kreativitas, namun sebaiknya
lebih melihat kreativitas sebagai suatu proses yang dinamis, reaktif, dan
berkesinambungan secara lebih banyak daripada proses psikologis lainnya. Proses
18
kreativitas juga merupakan proses intervensi antar beberapa fase, reaktif, dan eksis.
Inilah yang berlawanan dengan pembagian proses kreativitas menjadi beberapa fase
yang berbeda. Meski demikian, lebih fokus mengarah pada dua fase yaitu inkubasi
dan iluminasi sebagai dua fase dasar yang memberikan cahaya bagi proses
berkreativitas itu sendiri secara langsung.
2.2 Kepramukaan
2.2.1 Pengertian Kepramukaan
Menurut Sarkonah (2011) kepramukaan merupakan pendidikan diluar
sekolah yang dilakukan di alam terbuka, menantang, menyenangkan, kreatif, dan
inovatif sehingga mampu membentuk generasi muda yang berkepribadian,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Es, tinggi moral, dan tinggi ketrampilannya.
Sarkonah (2011) mengatakan sistem among merupakan proses pendidikan
kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan
mandiri dalam hubungan timbal balik antar manusia. Sistem among dilaksanakan
dengan menerapkan prinsip kepemimpinan:
a. Di depan menjadi teladan;
b. Di tengah membangun kemauan; dan
c. Di belakang mendorong dan memberikan motivasi kemandirian.
Lord Boden Powell (dalam Sarkonah, 2011) menambahkan kepramukaan
bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula suatu kumpulan
dari ajaran-ajaran dan naskah buku. Kepramukaan adalah suatu permainan yang
menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi
bersama-sama, mengadakan pengembaraan, seperti kakak beradik, membina
19
kesehatan dan kebahagiaan, ketrampilan, dan kesediaan memberi pertolongan.
Pendapat tersebut dikuatkan Laswono (Sarkonah, 2011) mendefinisikan tentang
kepramukaan adalah suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang
menyenangkan bagi anak dan remaja di bawah tanggung jawab orang dewasa, yang
dilaksanakan diluar pendidikan keluarga, dan dilakukan di alam terbuka.
Dari pengertian tersebut sudah jelas bahwa hakikat kegiatan kepramukaan,
antara lain sebagai berikut:
a. Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak-
anak dan pemuda dibawah tanggung jawab orang dewasa sebagai pengawas.
b. Kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan pendidikan sekolah dan di luar
pendidikan keluarga (nonformal).
c. Kepramukaan sebagai proses pendidikan merupakan kegiatan yang dapat diper
tanggungjawabkan dan bernilai pendidikan sehingga setiap kegiatannya harus
terencana.
Pada dasarnya kepramukaan merupakan kegiatan yang dilakukan di
lingkungan pendidikan sekolah dalam bentuk yang menyenangkan yang dapat
dipertanggung jawabkan dan bernilai pendidikan sehingga kegiatannya harus
terencana.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan kepramukaan adalah
kegiatan yang dilakukan siswa sekolah diluar jam belajar kurikulum standar yang
dilakukan di alam terbuka, menantang, menyenangkan, kreatif, dan inovatif
sehingga mampu membentuk generasi muda yang berkepribadian, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Es, tinggi moral, dan tinggi ketrampilannya sehingga berguna
bagi diri sendiri, orang lain, masyarakat, agama, nusa dan bangsa.
20
2.2.2 Tujuan Gerakan Pramuka
Menurut Sarkonah (2011), tujuan Gerakan Pramuka adalah :
a. Menjadi manusia yang berkepribadian tinggi, bermoral, beriman,
bertakwa, dan berbudi pekerti yang luhur, meliputi:
1. Kuat mental, tinggi moral, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Tinggi kecerdasan dan mutu ketrampilan.
3. Kuat dan sehat jasmani.
b. Menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berjiwa Pancasila, setia,
dan patuh kepada negara kesatuan Republik Indonesia, serta menjadi
anggota masyarakat yang baik dan berguna sehingga dapat membangun
dirinya serta bersama-sama ber tanggungjawab atas pembangunan bangsa
dan negara.
Tujuan tersebut merupakan cita-cita gerakan pramuka, karena semua
kegiatan yang dilakukan oleh semua unsur dalam gerakan pramuka harus mengarah
pada pencapaian tujuan tersebut. Pada dasarnya tujuan kegiatan pramuka adalah
menjadikan manusia yang berkepribadian tinggi, bermoral, beriman, bertakwa, dan
berbudi pekerti luhur, menjadi warga negara yang berjiwa pancasila, setia, dan
patuh.
2.2.3 Landasan Hukum Gerakan Pramuka Indonesia
Menurut sarkonah (2011) Landasan Hukum Gerakan Pramuka Indonesia
yaitu :
a. Keputusan Presiden RI No.238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang
ditetapkan pada tanggal 20 Mei 1961.
b. Keputusan Presiden RI No.57 Tahun 1988 tentang Pengesahan Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka yang ditetapkan pada 13 Desember 1988
c. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No.103 Tahun 1989 tentang
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka yang ditetapkan pada 20 Mei
1989.
d. Undang-Undang No 12 Tahun 2010 tentang Geraka Pramuka.
Dalam gerakan pramuka terdapat landasan hukum yang mendasari kegiatan
tersebut yaitu KEPRES, Kep. Kwatir Nasional, dan undang-undang yang
21
didalamnya mengatur dan mengesahkan gerakan pramuka. Merupakan landasan
gerakan setiap aktivitas dalam menjalankan organisasi dan menejemen di gerakan
pramuka.
2.2.4 Prinsip Dasar Kepramukaan
Menurut sarkonah (2011) Prinsip Dasar Kepramukaan meliputi :
1. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama mahluk hidup dan alam
seisinya;
3. Peduli terhadap diri pribadinya; dan
4. Taat kepada Kode Kehormatan Kepramukaan.
Prinsip-prinsip tersebut tidak akan tercapai dan terlaksana apabila tidak ada
kesadaran dalam diri individu untuk melaksanakannya. Melalui iman dan takwa
pastinya individu akan diajarkan bagaimana peduli terhadap bangsa dan tanah air,
sesama mahluk hidup dan alam seisinya, peduli terhadap dirinya sendiri dan lain-
lain.
Pengamalan Nilai dan Prinsip Dasar Kepramukaan dilaksanakan dalam
bentuk-bentuk :
1. Menaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi laranganNya serta
beribadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki kewajiban untuk menjaga, memelihara persaudaraan dan
perdamaian di masyarakat, memperkokoh persatuan.
3. Melestarikan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat menunjang
dan memberikan kenyamanan dan kesejahteraan hidup masyarakat.
4. Mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama
berdasarkan prinsip perikemanusiaan yang adil dan beradab;
5. Memahami potensi diri pribadi untuk dikembangkan dengan cerdas guna
kepentingan masa depannya dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara; dan
6. Mengamalkan Satya dan Darma pramuka dalam kehidupan sehari-hari.
22
Gerakan pramuka, merupakan salah satu kegiatan yang memiliki visi, misi,
arah, tujan dan strategi yang jelas. Jenis kegiatan pengembangan pada setiap satuan
sekolah mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi jelas tertuang dalam
Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan. Gerakan Pramuka
mendidik kaum muda Indonesia dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar menjadi manusia Indonesia
yang lebih baik, dan anggota masyarakat Indonesia yang berguna bagi
pembangunan bangsa dan Negara.
2.2.5 Metode Kepramukaan
Menurut Sarkonah (2011) metode kepramukaan adalah suatu cara
memberikan pendidikan watak kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan.
Pendidikan kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi
kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi aspek mental,
moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik, baik bagi individu maupun
sebagai anggota masyarakat maka dibutuhkan suatu metoda atau ketentuan khusus
yang kita sebut Metoda Kepramukaan.
Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip
Dasar Kepramukaan yang keterkaitanya keduanya terletak pada pelaksanaan Kode
Kehormatan Pramuka. Metode kepramukaan merupakan salah cara belajar
interaktif progresif melalui:
a. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
b. Belajar sambil melakukan
c. Sistem beregu
23
d. Kegiatan yang menantang dan menarik serta mengandung pendidikan yang
sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani anggota muda.
e. Kegiatan di alam terbuka
f. Kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan
g. Sistem tanda kecakapan
h. Sistem satuan terpisah untuk putra dan untuk putri
i. Kiasan dasar
PDK (Prinsip Dasar Kepramukaan) dan MK (Metode Kepramukaan) harus
dilaksanakan secara terpadu, keduanya harus berjalan seimbang dan saling
melengkapi. Setiap unsur pada Metode Kepramukaan merupakan subsistem
tersendiri yang memiliki fungsi pendidikan spesifik, yang secara bersama-sama dan
keseluruhan saling memperkuat dan menunjang tercapainya tujuan pendidikan
kepramukaan.
2.2.6 Pembentukan Karakter, Organisasi dan Pengembangan Kreativitas
Melalui Kegiatan Kepramukaan
Berdasarkan paparan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohamad Nur
(TEMPO.com, 2012) mengenai pramuka yang akan dijadikan ekstrakurikuler wajib
pada kurikulum baru tahun 2013 “pramuka menjadi eskul wajib terutama di SD dan
SMP” selain itu juga akan didorong menjadi eskul wajib di SMA, sementara di
perguruan tinggi, pramuka menjadi kegiatan pilihan.
Hal ini ditegaskan karena meyakini jika kegiatan kepramukaan memiliki
banyak sekali muatan karakter, mulai dari pembentukan kepemimpinan,
kedisiplinan, kejujuran, gotong royong, persaudaraan, melatih mental, mandiri,
serta dapat meningkatkan prestasi. Kepramukaan bukan hanya sekedar latihan baris
berbaris saja, selain dari kegiatan LTBB, kepramukaan juga sebagai sarana
keterampilan para pelajar ataupun pemuda didalam menyalurkan bakat dan
24
keahlian masing-masing diantaranya fun cooking (masak men yenangkan), pentas
seni, hasta karya, serta petualangan malam yang memberikan pelatihan mental
untuk generasi masa depan.
Anggota pramuka memiliki keistimewaan, berkaitan dengan penguasaan
kemampuan dan kemahiran lapangan dalam bidang P3K, evakuasi, PBB,
organisasi, kesakaan, survival-navigasi darat, mountaineering, tali-temali(simpul),
juga pengabdian masyarakat berupa penyuluhan, bakti sosial, atau penang gulangan
korban bencana alam. Kepramukaan juga menerapkan dan memupuk karakter yang
siap untuk berpartisipasi didalam masyarakat, memahami perbedaan pemikiran
antar kelompok, membentuk kerjasama, menambah pengalaman sehingga
pendidikan karakter yang di dapat dalam kegiatan kepramukaan dapat langsung di
implementasikan di dalam lingkungan masyarakat. Dengan banyak kegiatan
positif yang ada dikepramukaan dapat memberikan suatu arahan, dan pegangan
kepada kaum muda didalam bertindak dan bertingkah laku, yang harus sesuai
dengan tri satya dan dasar darma.
Pandurasta (2010) mengatakan bahwa kepramukaan merupakan salah satu
kegiatan ekstrakurikuler yang di adakan disekolah. Tugas dari gerakan pramuka
adalah menumbahkan tunas-tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik
serta tanggung jawab. Dengan berbagai macam kegiatan yang ada di kepramukaan,
diharapkan dapat membantu para siswa untuk mengisi waktu luangnya dengan ikut
berpartisipasi, partisipasi yang dimaksud adalah keterlibatan dalam menggunakan
kretivitas mereka.
25
Sarkonah (2011) mengatakan bahwa dengan mengikuti kegiatan
kepramukaan dapat mengasah dan mengembangkan kreativitas yang dimiliki.
Sarkonah (2011) nilai karakter yang ada dalam kegiatan kepramukaan antara lain
adanya rasa ingin tahu, semangat kebersamaan, mencintai tanah air, sikap jujur dan
religius, peduli lingkungan, bersahabat dan cinta damai, demokratis, peduli sosial,
menghargai preastasi dan mandiri, tanggung jawab, disiplin dan bekerja keras,
toleransi, semangat kebangsaan, kreatif.
2.3 Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Felycia (2009) Perbedaan Kreativitas
Siswa yang Mengikuti dan yang Tidak Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler
Pramuka Siswa kelas VIII SMP Negeri 01 Wanasari Brebes Tahun Pelajaran 2008-
2009), Mean rank siswa yang mengikuti dan 60.28 mean rank siswa yang tidak
mengikuti sebanyak 45.58 pada uji statistik Mann-Whitney Test sebesar 992.000
pada Asymp. Sig. (2-tailed) 0.013 (p<0,05), dengan nilai rxy> rtabel 5% = 0,444.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut kemudian diperoleh tingkat reliabilitas
0,936> rtabel = 0,444 yang berarti reliabel. Hal ini berarti siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler pramuka lebih kreatif. Sebaliknya siswa yang tidak
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kurang dan bahkan tidak kreatif.
Sebaliknya penelitian yang dilakukan oleh Prihatsari, Untari (2008)
Perbedaan kreatifitas berdasarkan keikutsertaan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Kepramukaan siswa kelas X dan XI SMA 1 PGRI Sragen Tahun ajaran 2007-2008,
menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang mengikuti dan
tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka, dengan analisis menggunakan
26
t-test untuk menganalisis data, hasilnya adalah t(38) = 0,83 p > 0.05. Analisis ini
menyatakan bahwa kreativitas antara siswa yang mengikuti dan tidak mengikuti
ekstrakurikuler adalah sama.
2.4 Hipotesis
Atas dasar permasalahan diatas, maka penelitian mengajukan hipotesis
Hi : Ada perbedaan kreativitas yang signifikan berdasarkan keikutsertaaan dalam
kegiatan kepramukaan siswa kelas X dan XI SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga
Tahun Ajaran 2014-2015.