Upload
ngokien
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN ANALISIS ABC DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN
BAHAN BAKU KAIN PADA PT. BATIK DANAR HADI DIVISI PRINTING
SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli Madya
Di Bidang Manajemen Industri
Oleh :
FIESCA GALIH PRAMANA F 3508025
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 MANAJEMEN INDUSTRI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Untuk sukses kita tidak perlu menjadi orang pintar melainkan
kita cukup menjadi orang yang mau terus belajar dan terus
berusaha
(Andi Stevenio)
Setiap detik yang telah berlalu tidak akan pernah kembali,
kita harus menghargai waktu kita seperti kita menghargai diri kita
sendiri. Kehidupan kita dan waktu kita adalah sama, sebelum kita
menghargai waktu kita maka kita tidak akan pernah mendapatkan
apapun
(Awie Wang)
Karya ini dipersembahkan kepada:
1. Orangtua dan keluarga tercinta
2. Sahabat-sahabat tersayang
3. Teman-teman angkatan D3 MI
2008
4. Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir dengan judul “PENERAPAN ANALISIS ABC DALAM
PENGENDALIAN BAHAN BAKU KAIN PADA PT. BATIK DANAR HADI DIVISI
PRINTING SURAKARTA” ini dengan baik.
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar
Ahli Madya pada Program Diploma 3 Program Studi Manajemen Industri
Fakultas Ekonomi Sebelas Maret.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menyadari bahwa kelancaran
dan keberhasilan penulisan ini tidak pernah lepas dari bantuan dan dorongan
berbagai pihak, untuk itu dengan segenap hati penulis menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Sinto Sunaryo, SE, M.Si selaku Ketua Program D3 Manajemen Industri
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
3. Bapak Joko Suyono, SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, motivasi dan saran sehingga tugas akhir ini dapat
diselesaikan.
4. Ibu Dhani Wulandari selaku HRD yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melakukan magang kerja dan penelitian di PT. Batik
Danar Hadi Divisi Printing Surakarta.
5. Bapak Setiawan selaku Kepala Produksi dan Bapak Slamet selaku
Komposisi Warna di PT. Batik Danar Hadi Divisi Printing Surakarta, terima
kasih atas segala bantuan dalam mengatasi berbagai kesulitan di magang
kerja.
6. Seluruh jajaran karyawan di PT. Batik Danar Hadi Divisi Printing Surakarta
yang telah banyak membantu selama pelaksanaan magang kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta, semoga ilmu yang didapat penulis menjadi berkah dan bermanfaat
untuk hidup dan masa depan.
8. Ayahanda dan ibunda tercinta yang dengan sabar memberikan dorongan
moral, semangat dan doanya serta dukungan materi yang sangat berarti.
9. Paman tercinta yang telah menjadi orang tua kedua dan dengan ikhlas
memberikan dukungan materi yang sangat berguna dan berarti.
10. Kakak - kakak tercinta (mas Dian, mas Arief, mas Angga, mba Fika, mba
Heris), dan keponakan penulis (Akbar, Eksan, Irsat, Dimas) terima kasih atas
dukungan dan doanya.
11. Sahabat - sahabat terkasih (Akhmad Fatony, Bambang Irawan, Rahmad Nur
Khasan, Eva Rosediana, Nur Kartika Sari) yang telah berjuang bersama
selama di bangku kuliah.
12. Teman - teman Manajemen Industri 2008 kelas A dan B yang telah bersama
- sama mengalami suka maupun duka selama di bangku kuliah.
13. Semua pihak - pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang
secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu penulis
dalam memyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penulisan tugas akhir ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Namun demikian, karya sedehana ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Surakarta, 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Batasan Masalah ............................................................... 4
C. Rumusan Masalah ............................................................. 4
D. Tujuan Masalah ................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................. 5
F. Kerangka Pemikiran .......................................................... 6
G. Metode penelitian .............................................................. 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Persediaan ...................................................... 13
B. Fungsi Persediaan ............................................................. 15
C. Jenis Persediaan ............................................................. . 17
D. Tujuan Persediaan ............................................................ 19
E. Biaya Persediaan .............................................................. 20
F. Penegendalian persediaan ................................................ 25
a. Pengertian Pengendalian Persediaan ............................ 25
b. Tujuan Pengendalian Persediaan .................................. 26
G. Bahan Baku ........................................................................ 27
a. Pengertian Bahan Baku ................................................. 27
b. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Persediaan
Bahan Baku .................................................................. 28
c. Model Analisis ABC ....................................................... 29
BAB III PEMBAHASAN
A. Profil Perusahaan
1. Latar Belakang .............................................................. 33
2. Struktur Organisasi PT. Batik Danar Hadi Cabang
Sondakan (divisi printing) .............................................. 35
3. Status Karyawan PT. Batik Danar Hadi divisi Printing ... 39
4. Penggajian Karyawan Pada PT. Batik Danar Hadi divisi
Printing .......................................................................... 40
5. Aktivitas dan Output Perusahaan .................................. 41
6. Aspek Produksi ........................................................... . 43
B. Laporan Magang Kerja ...................................................... 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Analisis Data dan Pembahasan ......................................... 61
1. Permintaan Bahan Baku Kain ....................................... 61
2. Pengelolaan Persediaan Bahan Baku Kain ................... 63
3. Pengelompokan Persediaan Bahan Baku Kain
Dengan Menggunakan Analisis ABC ............................. 66
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 76
B. Saran ................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
III.1. Daftar Kebutuhan Bahan Baku Kain PT. Batik Danar Hadi divisi Printing
Periode Januari 2010 – Desember 2010 ................................................ 62
III.2. Volume Tahunan Dalam Nilai Rupiah Periode Januari 2010 – Desember
2010 ...................................................................................................... 68
III.3. Persentase Volume Tahunan Dalam Nilai Rupiah Periode Januari 2010–
Desember 2010 ..................................................................................... 68
III.4. Susunan Urutan Item Persediaan Berdasarkan Volume Tahunan Periode
Januari 2010 – Desember 2010 ............................................................. 69
III.5. Susunan Urutan Kategori Item Persediaan Berdasarkan Volume Tahunan
Periode Januari 2010 – Desember 2010 ................................................ 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
I. 1. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 7
III. 1. Struktur Organisasi PT. Batik Danar Hadi Cabang Sondakan
(divisi printing) ....................................................................................... 36
III. 2. Skema Proses Produksi ........................................................................ 47
III. 3. Skema Pembelian Bahan Baku ............................................................. 65
III. 4. Diagram Pareto Hasil Analisis ABC ....................................................... 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pernyataan
Lampiran 2. Surat Keterangan Magang Kerja
Lampiran 3. Nilai Magang Kerja
Lampiran 4. Gambar Perhitungan Production Operation and Management (POM
for Windows)
Lampiran 5. Contoh Sampel Kain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dengan kondisi persaingan yang semakin ketat antar
perusahaan dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi
yang semakin canggih, sangat berpengaruh terhadap
perkembangan perusahaan terutama disektor industri. Oleh karena
itu, mengakibatkan perusahaan harus mampu bersaing dengan
perusahaan lainnya agar dapat bertahan didalam dunia bisnis.
Sehingga, menuntut perusahaan untuk menjalankan strategi-
strategi tersendiri dan harus mampu mengendalikan semua sumber
daya dari persediaan bahan baku yang sangat mendukung dalam
pemrosesan suatu barang.
Secara umum semua perusahaan mempunyai tujuan atau
sasaran yang sama antara satu dengan yang lainnya, yaitu agar
perusahaan dapat bertahan hidup, mampu mendapatkan
keuntungan dan dapat berkembang mengikuti perkembangan
pasar yang terjadi. Untuk mencapai semua hal-hal tersebut,
perusahaan harus mampu mengelola semua sumber-sumber daya
yang dimiliki secara tepat dan baik. Salah satu hal yang dapat
dilakukan oleh perusahaan adalah meningkatkan kegiatan
pengendalian pada persediaan. Karena masalah pengadaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi
oleh perusahaan untuk dapat menyeimbangkan dengan kegiatan
produksi.
PT. Batik Danar Hadi divisi printing Surakarta adalah
perusahaan tekstil yang bergerak dalam bidang pembutan batik
yang berlokasi di kampung sondakan merupakan perusahaan yang
memproduksi batik printing, bahan bakunya adalah kain. Adapun
permasalahan yang di hadapi dalam pengendalian persediaan
yakni tentang pengelolaan dan pengelompokan bahan baku yang
belum optimal. Apabila terjadi kekurangan bahan baku, akan
memperlambat proses produksi dan berakibat sewaktu-waktu
perusahaan tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang
memerlukan produk yang diinginkan. Hal ini perusahaan
kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan.
Sebaliknya, apabila persediaan yang terlalu besar memerlukan
modal, resiko rusak dan ongkos penyimpanan juga besar. Ini
berarti dalam menyediakan bahan baku yang terus-menerus dan
kualitas kain yang tinggi adalah salah satu faktor dominan yang
menentukan kualitas hasil dan kelangsungan hidup industri batik.
Akibat dari permasalahan yang ada dapat kita ketahui
bahwa bahan baku merupakan faktor yang sangat penting dalam
proses produksi disamping tidak terlepas dari bidang-bidang yang
lain seperti pemasaran, keuangan, dan personalia. Tanpa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
persediaan bahan baku haruslah dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Dengan mempertahankan waktu pemesanan maka biaya-biaya
yang seharusnya tidak dikeluarkan dapat ditekan. Persediaan
bahan baku yang terlalu besar bila dilihat dari proses produksi
maka tidak akan mengalami gangguan Karena persediaan bahan
baku selalu ada. Namun disisi lain persediaan bahan baku yang
terlalu besar akan menimbulkan resiko tingginya biaya
penyimpanan, resiko kehilangan dan kerusakan bahan baku
semakin besar. Sebaliknya, bila persediaan bahan baku terlalu
kecil menimbulkan resiko terjadinya kekurangan persediaan (stock-
out) karena sering kali barang tidak dapat didatangkan secara
mendadak dan sebesar yang dibutuhkan, yang menyebabkan
terhentinya proses produksi, tertundanya keuntungan, hilangnya
pelanggan, dan bahkan bias menghentikan proses produksi..
Berdasarkan uraian di atas, perusahaan belum
menggunakan analisis ABC untuk kebijakan pengendalian
persediaan bahan baku, sehingga ingin membandingkan antara
kebijakan pengendalian persediaan perusahaan tanpa
menggunakan analisis ABC dengan jika perusahaan menggunakan
analisis ABC, dengan meneliti masalah. Maka mengambil judul :
“PENERAPAN ANALISIS ABC DALAM PENGENDALIAN
PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN PADA PT BATIK DANAR
HADI DIVISI PRINTING SURAKARTA”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, serta luas
cakupan mengenai persediaan barang maka perlu dilakukan
pembatasan masalah agar lebih terfokus. Adapun batasan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bahan baku yang diteliti adalah bahan kain.
2. Periode yang diteliti tahun 2010.
3. Penelitian dilaksanakan di PT. Batik Danar Hadi divisi printing.
C. Rumusan Masalah
Persediaan bahan baku merupakan komponen yang sangat
penting dalam proses produksi sehingga proses produksi akan
berjalan dengan lancar. Dalam kegiatan pengadaan persediaan
bahan baku itu sendiri akan memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Dengan demikian pokok permasalahannya adalah :
1. Bagaimana pengelolaan persediaan bahan baku pada
perusahaan saat ini?
2. Bagaimana pengelompokan persediaan bahan baku yang
optimal dengan menggunakan analisis ABC?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengelolaan persediaan bahan baku pada
perusahaan saat ini.
2. Mengetahui pengelompokan persediaan bahan baku yang
optimal dengan menggunakan analisis ABC.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
a. Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pengambilan
kebijakan perusahaan khususnya yang berkaitan dengan
persediaan bahan baku.
b. Menjadi input bagi persediaan bahan baku.
c. Diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan kinerja perusahaan.
2. Bagi peneliti
a. Memperoleh gambaran tentang dunia kerja secara langsung
dari perusahaan yang diteliti.
b. Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama di
bangku kuliah dunia kerja yang nyata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
c. Meningkatkan kreatifitas mahasiswa dengan terus menimba
ilmu dari kegiatan magang yang ternyata lebih rumit dari
teori yang telah dipelajari
d. Dapat membina sikap mental yang professional yang kelak
dibutuhkan dalam dunia kerja.
3. Bagi Program Studi
a. Menjalin kerja sama dengan perusahaan yang terkait untuk
melaksanakan magang kerja.
b. Dapat membandingkan hubungan antara ilmu yang
diberikan di bangku kuliah dengan kondisi dunia industri
yang nyata.
c. Sebagai bahan evaluasi di bidang akademis untuk perbaikan
kurikulum.
4. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian diharapkan menjadi acuan dalam penelitian
yang berkaitan dengan persediaan bahan baku dengan
menggunakan analisis ABC.
F. Kerangka pemikiran
Digunakan sebagai bahan acuan dalam melakukan
penelitian. Sehingga akan diperoleh suatu hasil penelitian yang
berupa jawaban atas masalah atau topik yang diteliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Dari gambar diatas dapat dijelaskan adapun bahan baku
dievaluasi terlebih dahulu dalam data kebutuhan bahan baku
sebelum menggunakan metode yang akan dipakai. Bahan baku
merupakan kebutuhan utama dalam memproduksi suatu barang,
karena tanpa adanya bahan baku perusahaan tidak dapat
memproduksi barang. Selain kebutuhan bahan baku untuk awal
proses produksi akan berbeda jumlahnya yaitu menentukan volume
penggunaan, persentase dalam nilai uang yang akan
menggunakan analisis ABC dan hasilnya berupa output yang
Bahan Baku Kain
Evaluasi Data Kebutuhan Bahan Baku
Persentase Dalam Nilai Rupiah
Menentukan Volume Penggunaan Bahan Baku
Dalam Rupiah
Klasifikasi persediaan
Analisis ABC
Kebijakan Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Gambar I.1 Kerangka Pemikiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
menggunakan kebijakan pengendalian persediaan bahan baku
yang optimal.
G. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan desain kasus karena
dilakukan untuk menjawab pertanyaan “ Bagaimana “ yang
menjadi permasalahan utama peneliti dengan keharusan
membuat metode deskriptif yang digunakan untuk menjawab
atau menganalisis masalah tersebut. Dalam penelitian ini
kasus yang diteliti mengenai persediaan bahan baku kain
dalam pembuatan batik pada tahun 2010.
2. Objek penelitian
Pelaksanaan magang kerja dan penelitian dilakukan
di PT. Batik Danar Hadi divisi printing yang terletak di
kampung sondakan kecamatan laweyan Surakarta, tepatnya
berada di JL. Tegal Mulyo No 17. Obyek penelitian penulis
dikhususkan pada area proses produksi untuk melakukan
observasi sebagai dasar untuk pengumpulan data.
3. Jenis dan Sumber data
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
1) Data kualitatif yaitu data yang tidak berupa angka,
meliputi:
a) Sejarah berdirinya perusahaan
b) Struktur organisasi perusahaan
c) Gambaran umum perusahaan
d) Data tenaga kerja perusahaan
e) Data jenis kebutuhan bahan baku kain untuk
memproduksi kain batik
2) Data Kuantitatif yaitu data yang berupa angka, meliputi :
a) Harga bahan baku
b) Volume penggunaan bahan baku per tahun
b. Sumber data
1) Data primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung
dari obyek penelitian dengan melakukan wawancara
dengan maksud agar diperoleh gambaran yang
akurat tentang persediaan bahan baku. Diantaranya
adalah data tentang pengelolaan persediaan bahan
baku pada PT. Batik Danar Hadi divisi printing.
2). Data sekunder
Adalah data yang diperoleh dari hasil laporan
maupun catatan – catatan dokumen yang dimiliki
perusahaan. Adapun data yang diperoleh adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
a) Sejarah berdirinya perusahaan
b) Struktur organisasi perusahaan
c) Gambaran umum perusahaan
d) Data tenaga kerja perusahaan
e) Data jenis kebutuhan bahan baku kain untuk
memproduksi kain batik.
f) Harga bahan baku kain
g) Volume penggunaan bahan baku kain per tahun
4. Metode pengumpulan data
a. Observasi
Yaitu dengan mengadakan pengamatan secara langsung
pada objek atau lokasi yang diteliti dan mencatat data-data
yang diperlukan.
b. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara langsung dengan nara
sumber yaitu dengan personalia umum atau kepala bagian
produksi dan karyawan yang bersangkutan dalam
perusahaan.
c. Metode Pendekatan Dokumentasi
Yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mencatat data yang diperoleh dari perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
d. Studi Pustaka
Yaitu kegiatan mengumpulkan informasi yang diperoleh
dengan membaca dan memahami buku yang berhubungan
dengan pengendalian persediaan bahan baku terutama yang
berkaitan dengan analisis ABC sehingga diperoleh
pemahaman mengenai masalah yang diteliti.
5. Teknik Analisis Data
Teknik pembahasan ini berupa:
1) Pembahasan Deskriptif
Penulis membuat gambaran secara deskriptif,
sistematis, faktual, dan akurat mengenai pengendalian
persediaan bahan baku kain pada PT. Batik Danar Hadi
divisi printing.
2) Optimasi keputusan
Yaitu teknik untuk melakukan sintesa suatu keputusan
optimal dalam bidang Manajemen Industri.
Menurut Herjanto (1999 : 223) untuk memperoleh
pengelompokan persediaan dengan menggunakan
analisis ABC, maka langkah-langkah yang di lakukan
adalah :
a. Menentukan volume tahunan dalam nilai uang
(rupiah).
Volume tahun (dalam unit) x biaya per unit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
b.Susun urutan item persediaan berdasarkan volume
tahunan rupiah dari yang terbesar nilainya ke yang
terkecil.
c. Jumlah volume tahunan rupiah secara kumulatif.
d. Menentukan persentase kumulatif
volume tahunan dalam nilai uang per unit
∑ volume tahunan dalam nilai uang per unit
e. Klasifikasikan ke dalam kelas A, B, dan C secara
berturut-turut, masing -masing sebesar lebih kurang
70%,20% dan 10% dari atas.
x100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Persediaan
Pada berbagai perusahaan atau organisasi lain,
persediaan memegang peranan yang sangat penting dalam
menunjang operasi (kegiatan) dari perusahaan atau organisasi
tersebut. Terlebih – lebih pada perusahaan manufaktur,
persediaan ada dimana – mana dan memiliki bentuk, nilai, dan
tingkat kepentingan yang berbeda – beda. Untuk perusahaan
menengah atau perusahaan besar persediaan bahan baku
dipersiapkan dengan baik. Akan tetapi pada perusahaan kecil
kadang – kadang masalah persediaan tidak dipersiapkan
dengan baik. Walaupun demikian pada prinsipnya semua
perusahaan akan mengadakan persediaan bahan baku.
Menurut prasetyawan dan Nasution (2003 : 103)
Persediaan adalah sumber daya menganggur (idle resources)
yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan
proses lebih lanjut tersebut adalah berupa kegiatan produksi
pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem
distribusi ataupun kegiatan konsumsi pada sistem rumah
tangga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Menurut Ristono (2009 : 1) Persediaan dapat diartikan
sebagai barang –barang yang disimpan untuk digunakan atau
dijual pada masa atau periode yang akan datang.
Menurut Handoko (2002 : 333) Persediaan (inventory)
adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau
sumber daya – sumber daya organisasi yang disimpan dalam
antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, kita bisa
memperoleh suatu kesimpulan bahwa persediaan merupakan
bahan atau barang, baik barang mentah, barang setengah jadi
maupun barang jadi, yang diperoleh perusahaan dan
digunakan dalam usaha memenuhi permintaan proses
produksi, sehingga makin jelas bahwa dengan adanya
persediaan barang dalam gudang akan dapat memperlancar
proses produksi yang pada akhirnya akan dapat memenuhi
permintaan konsumen. Sehingga, dapat diketahui bahwa
pengadaan persediaan sangat penting artinya bagi suatu
perusahaan industri, karena berfungsi menghubungkan antara
operasi yang berurutan dalam pembuatan suatu barang dan
menyampaikannya pada konsumen.Hal ini berarti dengan
adanya persediaan memungkinkan terlaksananya operasi
produksi yang lebih optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
B. Fungsi Persediaan
Persediaan berfungsi untuk menghubungkan operasi
perusahaan dengan pembelian bahan baku untuk selanjutnya
diolah untuk dijadikan barang atau jasa yang kemudian
diarahkan pada konsumen. Dengan demikian adanya
persediaan memungkinkan terlaksananya operasi produksi bagi
perusahaan.
Menurut Render dan Heizer (2005 : 60) Persediaan dapat
melayani beberapa fungsi yang akan menambah fleksibilitas
operasi perusahaan.
Empat fungsi persediaan adalah:
a. Untuk men – “decouple” atau memisahkan beragam
bagianproses produksi. Sebagai contoh, jika pasokan
sebuah perusahaan berfluktuasi, maka mungkin
diperlukan persediaan tambahan untuk men –
decouple proses produksi dari para pemasok.
b. Untuk men – decouple perusahaan dari fluktuasi
permintaan dan menyediakan persediaan barang –
barang yang akan memberikan pilihan bagi
pelanggan. Persediaan semacam ini umumnya terjadi
pada pedagang eceran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
c. Untuk mengambil keuntungan diskon kuantitas, sebab
pembelian dalam jumlah lebih besar dapat
mengurangi biaya produksi atau pengiriman barang.
d. Untuk menjaga pengaruh inflasi dan naiknya harga.
Menurut Rangkuti (2002 : 15) ada 3 fungsi persediaan
yaitu:
a. Fungsi Decoupling
Persediaan Decoupling yaitu memungkinkan
perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan
tanpa tergantung supplier. Persediaan bahan mentah
diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya
tergantung pada pengadaanya dalam hal kuantitas
dan waktu pengiriman.
b. Fungsi Economic Lot Sizing
Persediaan Economic Lot Sizing yaitu dengan
melakukan pembelian dengan jumlah tertentu
perusahaan dapat melakukan penghematan potongan
pembelian, biaya pengangkutan dan sebagainya.
c. Fungsi Antisipasi
Persediaan dapat digunakan untuk
menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat
diperkirakan dan diramalkan dari data dimasa lalu.
Disamping itu, perusahaan juga sering menghadapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan
permintaan akan barang selama periode tertentu,
sehingga memerlukan persediaan ekstra yaitu
persediaan pengaman.
C. Jenis Persediaan
Menurut Heizer dan Render (2005 : 61) mengemukakan
empat jenis persediaan yaitu:
a. Persediaan bahan baku
Bahan baku pada umumnya dibeli tetapi belum memasuki
proses pabrikasi.
b. Persediaan barang setengah jadi
Bahan baku atau komponen yang sudah mengalami beberapa
perubahan tetapi belum selesai atau belum menjadi produk
jadi.
c. Persediaan MRO (Maintenance Repair Operating)
Persediaan yang diperuntukan bagi pasokan, pemeliharaan,
perbaikan atau operasi yang diperlukan untuk menjaga
permesinan dan proses produksi tetap produktif. MRO tetap
ada kebutuhan dan waktu pemeliharaan.
d. Persedian barang jadi
Merupakan produk akhir proses transformasi yang siap
dipasarkan kepada konsumen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Menurut Ristono (2009 : 7) jenis persediaan berdasarkan
proses manufaktur, maka persediaan dibagi dalam tiga kategori,
yakni:
a) Persediaan bahan baku dan penolong.
b) Persediaan bahan setengah jadi.
c) Persediaan bahan jadi.
Sedangkan jenis persediaan berdasarkan tujuannya, terdiri
dari:
a) Persediaan pengaman (Safety Stock)
Persediaan pengaman atau sering pula disebut
sebagai safety stock adalah persediaan yang
dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian
permintaan dan penyediaan. Apabila persediaan
pengaman tidak mampu mengantisipasi
ketidakpastian tersebut, akan terjadi kekurangan
persediaan (stockout).
b) Persediaan Antisipasi
Persediaan Antisipasi disebut sebagai stabilization
stock merupakan persediaan persediaan yang
dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
yang sudah dapat diperkirakan sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
c) Persediaan dalam pengiriman (transit stock)
d) persediaan dalam pengiriman disebut work in process
stock adalah persediaan yang masih dalam
pengiriman, yaitu:
1) Eksternal Transit Stock adalah persediaan yang
masih berada dalam transportasi.
2) Internal Transit Stock adalah persediaan yang
masih menunggu untuk diproses atau menunggu
sebelum dipindahkan.
D. Tujuan Persediaan
Menurut Yamit (1998 : 216) Tujuan diadakannya persedian
yaitu:
a) Untuk memberikan layanan yang terbaik pada
pelanggan.
b) Untuk memperlancar proses produksi.
c) Mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekurangan
persediaan (stockout).
d) Untuk menghadapi fluktuasi harga
Pencapaian tujuan tersebut menimbulkan konsekuensi
bagi perusahaan, yaitu harus menanggung biaya
maupun resiko yang berkaitan dengan keputusan
persediaan. Oleh karena itu, sasaran akhir dari
manajemen persediaan adalah menghasilkan keputusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
tingkat persediaan, yang menyeimbangkan tujuan di
adakannya peresdiaan adalah untuk meminimumkan
total biaya dalam perubahan tingkat persediaan.
E. Biaya Persediaan
Menurut Nasution (2003 : 105) Biaya persediaan adalah
semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat
adanya persediaan. Biaya persediaan terdiri dari:
1. Biaya Pembelian
Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk
membeli barang. Besarnya biaya pembelian ini tergantung
pada ,jumlah barang yang dibeli dan harga satuan barang.
Biaya pembelian menjadi faktor penting ketika harga barang
yang dibeli tergantung pada ukuran pembelian.
2. Biaya Pengadaan
Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis sesuai asal – usul
barang yaitu:
a) Biaya Pemesanan (ordering cost)
Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul
untuk mendatangkan barang dari luar. Biaya ini meliputi
biaya untuk menentukan pemasok (supplier), pengetikan
pesanan, pengiriman pesanan, biaya pengangkutan, baiya
penerimaan dan seterusnya. Biaya ini diasumsikan
konstan untuk setiap kali pesan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
b) Biaya Pembuatan (setup cost)
Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang timbul
dalam mempersiapkan produksi suatu barang. Biaya ini
timbul di dalam pabrik yang meliputi biaya menyusun
peralatan produksi, menyetel mesin, mempersiapkan
gambar kerja dan seterusnya.
3. Biaya Penyimpanan (holding cost)
Biaya penyimpanan adalah semua pengeluaran yang timbul
akibat menyimpan barang. Biaya ini meliputi :
a) Biaya Memiliki Persediaan (biaya modal)
Penumpukan barang digudang berarti penumpukan
modal,dimana modal perusahaan mempunyai ongkos yang
dapat diukur dengan suku bunga bank.
b) Biaya Gudang
Barang yang disimpan memerlukan tempat penyimpanan
sehingga timbul biaya gudang. Bila gudang dan
peralatannya disewa maka biaya gudang merupakan
biaya sewa sedangkan bila perusahaan mempunyai
gudang sendiri maka biaya gudang merupakan biya
depresiasi.
c) Biaya Kerusakan dan Penyusutan
Barang yang disimpan dapat mengalami kerusakan dan
penyusutan karena beratnya berkurang ataupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
jumlahnya berkurang karena hilang. Biaya kerusakan dan
penyusutan diukur dari pengalaman sesuai dengan
persentasenya.
d) Biaya Kadaluarsa
Barang yang disimpan dapat mengalami penurunan nilai
karena perubahan teknologi dan model seperti
barangbarang elektronik. Biaya kadaluarsa diukur
dengan besarnya penurunan nilai jual dari barang
tersebut.
e) Biaya Asuransi
Barang yang disimpan diasuransikan untuk menjaga hal-
hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran. Biaya
asuransi tergantung jenis barang yang diasuransikan dan
perjanjian dengan perusahaan asuransi.
f) Biaya Administrasi dan Pemindahan
Biaya ini dikeluarkan untuk mengadministrasi persediaan
barang yang ada, baik pada saat pemesanan,
penerimaan barang, maupun penyimpanannya dan biaya
untuk memindahkan barang dari, ke, dan di dalam tempat
penyimpanan, termasuk upah buruh dan biaya peralatan
handling.
4. Biaya Kekurangan Persediaan (shortage cost)
a) Biaya Kuantitas yang tidak dapat dipenuhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Batasannya diukur dari keuntungan yang hilang karena
tidak dapat memenuhi permintaan atau dari kerugian
akibat terhentinya proses produksi. Kondisi ini diistilahkan
sebagai biaya penalty atau hukuman kerugiian bagi
peruahaan dengan satuan misalnya : Rp/unit.
b) Biaya Waktu pemenuhan
Biaya waktu pemenuhan diukur berdasarkan waktu yang
diperlukan untuk memenuhi gudang dengan satuan
mialnya : Rp/satuan waktu.
c) Biaya pengadaan darurat
Supaya konsumen tidak kecewa maka dapat dilakukan
pengadaan darurat yang biasanya menimbulkan biaya
yang lebih besar dari pengadaan normal. Biaya ini diukur
dengan satuan misalnya : Rp/setiap kali kekurangan
Menurut Handoko (2002 : 337) Dalam pembuatan
setiap keputusan yang akan mempengaruhi besarnya
(jumlah) persediaan, biaya – biaya variabel berikut ini harus
dipertimbangkan :
a. Biaya penyimpanan
Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying
costs) terdiri atas biaya – biaya yang bervariasi secara
langsung dengan kuantitas persediaan. biaya
penyimpanan per periode akan semakin besar apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak, atau rata
– rata persediaan semakin tinggi. Biaya – biaya yang
termasuk sebagai biaya penyimpanan adalah : Biaya
fasilitas – fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan,
pemanas, atau pendingin), biaya modal (opportunity costs
of capital), yaitu alternatif pendapatan atas dana yang
diinvestasikan dalam persediaan), biaya keusangan, biaya
penghitungan phisik dan kondisi laporan, biaya asuransi
persediaan, biaya pajak persediaan, biaya pencurian,
pengrusakan atau perampokan, biaya penanganan
persediaan, dan sebagainya.
b. Biaya Pemesanan (pembelian)
Setiap kali suatu bahan dipesan, perusahaan
menanggung biaya pemesanan (order cost atau
procurement costs). Biaya –biaya pemesanan secara
terperinci meliputi : pemrosesan pesanan dan biaya
ekspedisi, upah, biaya telephone, pengeluaran surat –
menyurat, biaya pengepakan dan penimbangan, biaya
pemeriksaan (inspeksi) penerimaan, biaya pengiriman ke
gudang, biaya hutang lancar dan sebagainya.
c. Biaya penyiapan (manufacturing)
Bila bahan – bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi
sendiri “dalam pabrik” perusahaan, perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
menghadapi biaya penyiapan (setup costs) untuk
memproduksi komponen tertentu. Biaya – biaya ini terdiri
dari : biaya mesin – mesin menganggur, biaya penyiapan
tenaga kerja langsung, biaya scheduling, biaya ekpedisi,
dan sebagainya.
d. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan
Dari semua biaya – biaya yang berhubungan dengan
tingkat persediaan, biaya kekurangan bahan (shortage
costs) adalah yang paling sulit diperkirakan. Biaya ini
timbul bilamana persediaan tidak mencukupi adanya
permintaan bahan. Biaya – biaya yang termasuk biaya
kekurangan bahan adalah sebagai berikut : kehilangan
penjualan, kehilangan langganan, biaya pemesanan
khusus, biaya ekspedisi, selisih harga, terganggunya
operasi, tambahan pengeluaran kegiatan manajerial, dan
sebagainya.
F. Pengendalian Persediaan
1. Pengertian Pengendalian Persediaan
Menurut Rangkuti (2002 : 19) Pengendalian
persediaan merupakan tindakan yang sangat penting dalam
menghitung berapa jumlah optimal tingkat persediaan yang
diharuskan, serta kapan saatnya mulai mengadakan
pemesanan kembali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Menurut Baroto (2002 : 52) pengendalian persediaan
merupakan fungsi manajerial yang sangat penting. Bila
persediaan dilebihkan, biaya penyimpanan dan modal yang
diperlukan akan bertambah. Kelebihan persediaan membuat
modal menjadi tertahan, semestinya modal tersebut dapat
diinvestasikan pada sektor lain yang lebih menguntungkan.
Sebaliknya, bila persediaan dikurangi, suatu saat bisa
mengalami kehabisan barang (stock out).
2. Tujuan Pengendalian Persediaan
Menurut Ristono (2009 : 4) tujuan Pengendalian
Persediaan adalah sebagai berikut :
a. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan
konsumen dengan cepat (memuaskan konsumen).
b. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar
perusahan tidak mengalami kehabisan persediaan yang
mengakibatkan terhentinya proses produksi.
c. Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan
penjualan dan laba perusahaan.
d. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat
dihindari karena dapat mengakibatkan ongkos pesan
menjadi besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
e. Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak
besarbesaran,karena akan mengakibatkan biaya menjadi
besar.
Menurut Rangkuti (2002 : 13) Pengendalian persediaan
merupakan faktor yang cukup kuat dalam menentukan
keberhasilan untuk mencapai tujuan yang telah terencana,
pengendalian juga merupakan salah satu fungsi manajemen.
Oleh karena itu pengendalian perlu dilaksanakan pada
setiap tingkat manajemen. Apabila perusahaan
menanamkan terlalu banyak dana dalam persediaan, maka
akan menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan,
demikian pula apabila perusahaan tidak mempunyai
persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan biaya-
biaya dari terjadinya kekurangan bahan.
G. Bahan Baku
1. Pengertian Bahan Baku
Menurut Nasution (2003 : 103) bahan baku yaitu
bahan yang merupakan input awal dari proses transformasi
produk jadi. Dalam hal ini komponen harus dibuat lebih
dahulu dengan kecepatan produksi yang tetap, kemudian
digunakan kedalam proses lebih lanjut.
Cara pengadaan bahan baku bias diperoleh dari
sumber-sumber alam, petani atau membeli dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
perusahaan lain yang menghasilkan bahan baku bagi
perusahaan yang menggunakannya.
Menurut Ristono (2009 : 5) Ada dua macam kelompok
bahan baku, yaitu:
a. Bahan baku langsung (direct material), yaitu bahan yang
membentuk dan merupakan bagiandari barang jadi yang
biayanya dengan mudah bias ditelusuridaribiaya barang
jadi tersebut. Jumlah bahan baku langsung bersifat
variable, artinya sangat tergantung atau dipengaruhi oleh
besar produksi atau perubahan output.
b. Bahan baku tak langsung (indirect material), yaitu bahan
baku yang dipakai dalam proses produksi tetapi sulit
menelusuri biayanya pada setiap barang jadi.
2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Persediaan Bahan
Baku
Menurut Ristono (2009 : 6) Besar kecilnya persediaan
bahan baku dipengaruhi oleh faktor – faktor sebagai berikut :
a. Volume atau jumlah yang dibutuhkan, yatu yang
dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan (kontinuitas)
proses produksi. Semakin banyak jumlah bahan baku
yang dibutuhkan, maka akan semakin besar tingkat
persediaan bahan baku. Volume produksi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
direncanakan ditentukan oleh penjualan terdahulu dan
ramalan penjualan.
b. Kontinuitas produksi tidak terhenti, diperlukan tingkat
persediaan bahan baku yang tinggi dan sebaliknya.
c. Sifat bahan baku atau penolong, apakah cepat rusak
(durable good) atau tahan lama (undurable good).
Barang yang tidaktahan lama, oleh karena itu bila bahan
baku yang diperlukantergolong barang yang tidak tahan
lama maka tidak perludisimpan dalam jumlah yang
banyak.
3. Model Analisis ABC
Menurut Render dan Heizer (2005 : 62) Analisis ABC
membagi persediaan menjadi tiga kelompok berdasarkan
volume tahunan dalam jumlah uang. Analisis ABC yang
merupakan penerapan persediaan dari prinsip Pareto. Prinsip
Pareto menyatakan ada beberapa yang penting dan banyak
yang sepele. Untuk menentukan volume dolar tahunan
analisis ABC, permintaan tahunan dari setiap barang
persediaan dihitung dan dikalikan dengan harga per unit.
Barang kelas A adalah barang – barang dengan volume dolar
tahunan tinggi. Walaupun barang seperti ini mungkin hanya
mewakili sekitar 15% dari total persediaan barang, mereka
mempresentasikan 70% hingga 80% dari total pemakaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
dolar. Kelas B adalah untuk barang – barang persediaan yang
memiliki volume dolar tahunan menengah. Barang ini
mempresentasikan sekitar 30% barang persediaan dan 15%
hingga 25% dari nilai total. Barang – barang yang memiliki
volume dolar tahunan rendah adalah kelas C, yang mungkin
hanya mempresentasikan 5% dari volume dolar tahunan tetapi
sekitar 55% dari total barang persediaan.
Kebijakan yang dapat didasarkan pada analisis ABC
Mencakup hal – hal sebagai berikut :
a. Pembelian sumber daya yang dibelanjakan pada
pengembangan pemasok harus jauh lebih tinggi untuk
barang A dibandingkan barang C.
b. Barang A tidak seperti barang B dan C, perlu memiliki
control persediaan fisik yang lebih ketat, mungkin mereka
dapat diletakkan pada tempat yang lebih aman, dan
mungkin akurasi catatan persediaan untuk barang A lebih
sering diverifikasi.
c. Prediksi barang A perlu lebih dijamin keabsahannya
dibanding denganprediksi barang B dan C.
Menurut Gasper ( 273 : 2004 ) klasifikasi ABC mengikuti
prinsip pareto atau hokum pareto dimana sekitar 80% dari nilai
total inventory material dipresentasikan (diwakili) oleh 20%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
material inventory. penggunaan analisa ABC adalah untuk
menetapkan :
a. Frekuensi penghitungan inventory (cycle counting), dimana
material material kelas A harus diuji lebih sering dalam hal
akurasi catatan inventory dibandingkan material-material kelas
B atau C.
b. Prioritas rekayasa (engineering) ,dimana material-material
kelas A dan B memberikan petunjuk pada bagian rekayasa
dalam peningkatan program reduksi biaya ketika mencari
material-material tertentu yang perlu di fokuskan.
c. Prioritas pembelian (perolehan) dimana aktivitas pembelian
seharusnya difokuskan pada bahan-bahan baku bernilai tinggi
(high cost) dan penggunaan dalam jumlah tinggi (highusage).
Fokus pada material-material kelas A untuk pemasokan
(sourcing) dan negosiasi.
d. Keamanan: meskipun nilai biaya per unit merupakan indicator
yang lebih baik dibandingkan nilai penggunaan (usage value),
namun analisis ABC boleh digunakan sebagai indikator dari
material-material mana (kelas A dan B) yang seharusnya lebih
aman dan disumpan dalam ruangan terkunci untuk mencegah
kehilangan, kerusakan, atau pencurian.
e. Sistem pengisian kembali (replenishment system) dimana
klasifikasi ABC akan membantu mengidentifikasi metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
pengendalian yang digunakan. Akan lebih ekonomis apabila
mengendalikan material-material kelas C dengan simple
twoibin system of replenishment (synonym : bin reserve
system orvisual review system) dan metode-metode yang
lebih canggih untuk material-material kelas A dan B.
f. Keputusan investasi: karena material-material kelas A
menggambarkan investasi yang lebih besar dalam inventory,
maka perlu lebih hati-hati dalam membuat keputusan tentang
kuantitas pesanan dan stock pengaman terhadap
materialmaterial kelas A dibandingkan terhadap material-
material kelas B dan C. Seyogyanya implementasi sistem JIT
pada bagian pembelian diterapkan pertama kali dalam
pembelian material-material kelas A, kemudian material kelas
B, dan pada akhirnya pada material kelas C.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB III
PEMBAHASAN
A. Profil Perusahaan
1. Latar Belakang
Perusahaan Batik Danar Hadi merupakan perusahaan
perseorangan yang berbentuk Home Industry. Perusahaan hanya
menyediakan bahan baku dan pengolahan batik seperti kain dan
obat-obatan, sedangkan proses pembuatannya dilakukan di rumah
para pekerja yang bertempat tinggal di sekitar perusahaan.
Sebagai perusahaan yang bersifat home industry, maka produk
yang dihasilkan pada mulanya adalah batik tulis.
Awal mulanya perusahaan batik Danar Hadi bernama Sri Kraton
yang waktu itu didirikan oleh Wongso Dinomo pada tahun 1967 di
kota Surakarta. Kemudian oleh cucunya Hadi Santosa diubah
menjadi perusahaan perseorangan yang mendapat ijin dari
Departemen Perdagangan No. 95890. Perusahaan terus
berkembang dan selanjutnya diberi nama Danar Hadi, yang diambil
dari nama pemiliknya Ibu Danarsih dan Hadi Santosa.
Berkat keuletan, pengalaman, keahlian dalam membatik dan
jiwa wiraswasta pimpinan perusahaan, baik dalam mendesain
produk maupun pengelolaan perusahaan sangat menunjang
berkembangnya perusahan tersebut. Dengan adanya corak dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
motif batik yang mengikuti selera konsumen dan mode yang
digemari akhirnya perusahaan dapat meningkatkan omset
penjualan secara perlahan.
Pada tanggal 1 Oktober 1984 perusahaan perseorangan diubah
menjadi perusahaan yang berbadan hukum yang diresmikan
dihadapan Notaris Maria Theresia Budi Santosa, SH. Dengan No
17, tanggal 11 Desember 1984. Namanya berubah menjadi PT.
Batik Danar Hadi Santosa. Lokasi kantor pusat PT. Batik Danar
Hadi Santosa adalah di Jl. Dr Rajiman No. 194 Surakarta. Kantor
cabang di Jakarta, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Denpasar,
Kuta Bali, Ujung Pandang, Batam dan Medan.
Keterangan secara jelas :
a. Nama Perusahaan :
Sri Kraton, berdiri tahun 1967 yang berubah menjadi
PT. Batik Danar Hadi pada tahun 1984.
b. Alamat Kantor :
Jln. Dr. Radjiman no. 194 Surakarta
c. Alamat Pabrik Printing :
Kampung Sondakan
d. Perwakilan :
Jl. Raden Saleh Surakarta
Nama dan penanggung jawab PT. Batik Danar Hadi adalah H.
Santoso.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
e. Bidang Usaha :
Industri Perdagangan Pabrik
f. NPWP : 1245900439
g. Status Perusahaan.
Non fasilitas
h. Ijin No 503/24/V.3/1985 Tanggal 13 Januari 1985
2. Struktur Organisasi PT. Batik Danar Hadi Cabang Sondakan (divisi
printing)
Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan
hubungan antara pejabat maupun bidang yang satu dengan bidang
yang lainnya menurut skema kerja. Dengan adanya struktur
organisasi yang baik, maka akan dapat membawa keuntungan
pelaksanaan pekerjaan dan dari struktur organissi inilah dapat
diketahui mengenai kedudukan, tanggung jawab, wewenang, tugas
dan kewajiban dari masing-masing personil. Keterangan lebih
dapat dilihat pada gambar III.1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Gam
bar
III.1
S
tru
ktu
r O
rgan
isas
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab yang ada di
PT. Batik Danar Hadi Cabang Sondakan (divisi printing) dari
gambar III.1 adalah sebagai berikut :
1. Manajer Produksi
a. Melakukan proses produksi dan bertanggung jawab
terhadap kelancaran produksi, kualitas dan kuantitas hasil
produksi.
b. Melaporkan hasil produksi dan mendistribusikannya ke
bagian pemasaran.
2. Asisten Manajer Produksi
a. Mengawasi Seluruh Persiapan Produksi.
b. Menerima dan memberikan alternatif suplier yang berkaitan
dengan bidang persiapan.
c. Mengatur pembagian tugas dan memberi tanggung jawab
secara jelas kepada bawahannya.
3. Komposisi
a. Memberikan warna pada motif yang diinginkan sesuai
dengan karakter motif dan warna yang dipesan konsumen
yang berupa sampel.
b. Menyerasikan warna agar warna pada motif terlihat lebih
menarik.
4. Mandor
a. Mengawasi proses produksi pada saat pencetakan (printing).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
b. Mengatur dan menyeleksi setiap proses pencetakan.
5. Personalia
Menangani masalah kepegawaian dan ketenagakerjaan
sehingga tenaga kerja memegang peranan yang sangat penting
dalam menunjang keberhasilan usaha PT Batik Danar Hadi.
6. Akuntansi
a. Bertanggung jawab terhadap penerimaan, penyimpanan dan
pengeluaran uang untuk keperluan proses produksi.
b. Mengurus pembagian gaji karyawan.
c. Menghitung keperluan keuangan baik ke dalam maupun
keluar.
7. Logistik
a. Mengurus keluar masuknya barang di pabrik sondakan.
b. Menyediakan alat dan bahan untuk keperluan proses
produksi.
8. Tracer
Mengerjakan pembuatan gambar yang telah disetujui oleh
kantor pusat, yaitu memindahkan gambar dari kertas ke
astralon.
9. Persiapan Kain
Bertanggung jawab mengatur keluar masuknya kain, serta
menyediakan kain yang akan diproduksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
10. Persiapan Afdruk
Memindahkan gambar ke dalam plankan (screen).
11. Persiapan Obat
Mencampurkan obat yang telah dikomposisikan, yang
selanjutnya akan digunakan untuk proses produksi.
12. Persiapan Grounding
Memberikan warna dasar pada kain (lasem).
13. Finishing
Pemberian uap pada kain yang telah dicetak dengan tujuan
untuk memperbesar penetrasi zat warna ke dalam serat
(mematikan warna agar tidak luntur).
14. Gudang Jadi
a. Menyeleksi kain dengan cara memisahkan kain menurut
derajat dan panjangnya.
b. Membungkus kain sesuai permintaan pasar, yaitu kain di roll
atau di volding.
3. Status Karyawan PT. Batik Danar Hadi divisi printing
a. Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dimiliki oleh PT. Batik Danar Hadi cabang
Sondakan ini berjumlah 104 orang, dengan pengelompokkan
terdiri dari :
1) Karyawan bulanan, berjumlah 22 orang.
2) Karyawan borongan, berjumlah 45 orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
3) Karyawan harian, berjumlah 37 orang.
b. Pengaturan Jam Kerja
1) Senin – Kamis jam kerja dimulai pukul 08.00 - 11.30 WIB,
istirahat 1 jam dan dimulai kerja pukul 12.30-16.00 WIB.
2) Jumat jam kerja dimulai pukul 08.00 - 12.00 WIB, istirahat 1
jam dan mulai kerja pukul 13.00 - 16.00 WIB.
3) Sabtu jam kerja dimulai pukul 08.00 - 14.00 WIB.
Catatan : apabila ada pesanan yang harus dipenuhi
secepatnya, maka jam kerja diperpanjang sampai pukul 16.00
WIB.
4. Penggajian Karyawan pada PT. Batik Danar Hadi divisi printing
Pembagian gaji dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
a. Karyawan Bulanan
Karyawan yang cara menerima upah atau gaji atas jasa yang
diberikan kepada perushaan dengan ketentuan per bulan atau
setiap tanggal 1(satu). Pembagian gaji didasarkan pada
komponen yang berlaku seperti tunjangan pendidikan, tunjangan
jabatan, jumlah jam lembur, kemampuan dan usaha karyawan
serta kebijaksanaan pemimpin.
b. Karyawan Harian
Karyawan yang cara menerima gaji atau upah dengan ketentuan
harian (absensi). Gaji yang diterima sesuai UMR (Upah Minimum
Regional).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
c. Karyawan Borongan
Karyawan yang cara menerima upah atau gaji dengan ketentuan
jumlah barang yang dihasilkan atau hasil produksi yang telah
dikerjakan. Karyawan ini menerima gaji satu minggu sekali, setiap
hari jumat.
5. Aktivitas dan Output Perusahaan
a. Aktivitas
Aktivitas produksi yang dilakukan setiap karyawan bekerja
sesuai engan bidang unit kerjanya masing-masing. Pekerjaan yang
dilakukan mulai dari pembuatan motif, pencampuran warna,
pembuatan seri warna, pencelupan, proses produksi, steam,
pencucian, pengeringan, finishing.
Perusahaan memproduksi secara massal, yang biasanya
diarahkan pada pembuatan produk kain bercorak dengan teknik
cetak saring untuk pangsa pasar masyarakat yang taraf
ekonominya menengah ke bawah. Perusahaan yang memproduksi
sesuai pesanan, dalam hal ini pemesan merancang, membuat, dan
membawa motif sendiri atau perusahaan menawarkan motif yang
ada.Selain itu perusahaan juga memproduksi secara terus-
menerus dengan maksud menambah koleksi produksi yang
disesuaikan dengan mode yang sedang berkembang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
b. Hasil Produksi
Jenis hasil produksi PT. Batik Danar Hadi berupa batik dan
tekstil bermotif batik yang diklasifikasikan menjadi 4 jenis, antara
lain:
1) Batik tulis
2) Batik cap
3) Batik kombinasi (cabut warna)
4) Tekstil motif batik
c. Pemasaran
Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh PT. Batik Danar Hadi
adalah sebagai berikut :
1) Mendirikan show room di Solo dan beberapa kota lain di
Indonesia.
2) Memberikan kredit dan konsinyasi serta menjual secara
grosir kepada konsumen, dalam hal ini ditangani oleh kantor
pusat.
3) Mengekspor produknya ke luar negeri, diantaranya Asia,
Amerika, Eropa, dan Australia.
4) Menjual produknya melalui pihak lain yang telah membuat
kontrak kerja penjualan. PT. Batik Danar Hadi dalam
memasarkan produknya menggunakan saluran distribusi,
yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
1) Produsen-Konsumen
2) Produsen-Pengecer-Konsumen
3) Produsen-Pedagang Besar-Pengecer-Konsumen.
Cabang-cabang pemasaran (show room) PT. Batik Danar
Hadi di Indonesia antara lain :
1) Rumah Batik Danar Hadi
Lokasi : Solo (3 lokasi), Jakarta (3 lokasi), Medan,
Semarang, Yogyakarta (2 lokasi), Surabaya (2 lokasi).
2) Sentra Batik Danar Hadi
Jl. Honggowongso No. 78 A, Solo.
3) Export Departement
Jl. Slamet Riyadi No. 205, Solo.
4) Jawi Antik Galeri
Di Solo dan Jakarta.
5) Shop
Jakarta (22 lokasi), Bandung (6 lokasi), Tasikmalaya,
Cirebon, Sukabumi, Kuningan, Semarang (2 lokasi),
Surabaya, Bali (3 lokasi), Batam.
6. Aspek Produksi
1. Bahan Baku
Bahan baku yang dingunakan dalam proses produksi adalah :
1) Katun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Merupakan jenis kain yang terbuat dari serat alam seperti
kapas. Berdasarkan susunan dan tingkat ketebalan tenunan
dibedakan menjadi beberapa jenis, setiap tingkatan jenis
memiliki karakter dan kualitas yang berbeda, diantaranya:
a) Katun primisima : merupakan golongan kain mori yang
halus.
b) Katun prisma : merupakan golongan kain mori halus yang
berkualitas setelah katun primisima. Berdasarkan kontruksi
kainnya, katun prisma dibagi menjadi tiga yang biasa disebut
katun 1, katun 2, katun 3.
2) Rayon
Merupakan jenis kain tenun hasil atau modifikasi antara
serat kapas, bahan yang digunakan terdiri dari empat jenis,
diantaranya : santung, paris, dan genio.
3) Georgette
Merupakan jenis kain yang berasal dari serat sintesis,
yaitu bahan polyester. Bahan yang digunakan terdiri dari empat
jenis diantaranya : peackskin, sifon, satin, dan nashisi.
4) Sutra
Merupakan bahan yang berasal dari lendir ulat sutra. Bahan
yang digunakan terdiri dari enam jenis, diantaranya : sutra 56,
sutra 54, sutra 55, sutra creep, sutra sifon, dan sutera ATBM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2. Bahan Baku Pembantu
a. pada proses gambar design atau trace
1) tinta hitam, untuk menggambar maupun mengeblok motif atau
gambar.
2) bedak atau kapur, untuk mempermudah dalam menggambar
pada kertas astralon.
b. Pada proses autofilm
1) air, digunakan untuk membersihkan kertas film.
2) developer, zat yang berfungsi untuk menimbulkan gambar
kebalikan dari motif semula setelah dilakukan proses kontak.
3) fixer, zat untuk membersihkan kertas film setelah proses
penimbulan gambar, agar menghasilkan motif yang jelas.
c. Pada pembuatan plankan (afdruk)
1) emulsi, sebagai obat afdruk
2) air, untuk melarutkan obat dan membersihkan plankan screen,
sehingga motif akan timbul pola atau gambar pada plankan
screen.
d. Pada proses komposisi warna
1) soda kue, berfungsi melekatkan zat warna agar tidak luntur.
2) auxal PAL, berfungsi sebagai zat anti reduktif dan zat warna.
3) urea, berfungsi sebagai zat hidroskopis dan perata zat warna.
4) calgon, berfungsi sebagai pembersihan dari biji besi.
5) manutex, berfungsi sebagai pengikat zat warna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
6) defumax, berfungsi sebagai zat anti busa.
e. Pada proses obat pewarna (colour shop)
sama pada proses komposisi warna, hanya pada proses
obat pewarna berbeda besarnya takaran dari masing-masing
lebih besar.
3. Tahap-tahap Proses Produksi divisi printing
Kegiatan produksi merupakan kegiatan utama dalam seluruh
aktifitas perusahaan. PT. Batik Danar Hadi divisi printing termasuk
perusahaan manufaktur, artinya mengolah bahan baku atau bahan
mentah, setengah jadi menjadi bahan jadi. Adapun proses
produksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Gambar III.2 Skema Proses Produksi
Sumber : PT. Batik Danar Hadi divisi Printing
Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa dalam
memproses bahan baku menjadi bahan jadi ada sebelas tahap yaitu :
desain motif, persiapan gambar atau alat, persiapan bahan kain,
proses grounding, persiapan pembuatan zat atau pasta warna, proses
Desain Motif
Persiapan Gambar atau alat cetak
Persiapan Bahan Kain
Proses Grounding
Persiapan pembuatan zat atau pasta warna
Proses pencetakan (printing)
Proses Pengeringan dengan Kompor
Proses Fiksasi penguapan (steaming)
Proses Pengeringan
Proses Finishing
Proses Pencucian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
pencetakan (printing), proses pengeringan dengan kompor, proses
fiksasi penguapan (steaming), proses pencucian, proses pengeringan,
dan proses finishing. Ke sebelas tahap tersebut dapat diterangkan
sebagai berikut:
a. Desain Motif
Proses pembuatan gambar (desaian motif) dikerjakan oleh
tim desain yang berda di kantor pusat, dapat dilakukan secara
manual maupun dengan komputer, untuk itu diperlukan tenaga
kerja yang terlatih. Desain terlebih dahulu harus disetujui oleh
pimpinan perusahaan. Desain tersebut harus melalui proses
percobaan yang dilakukan oleh bagian produksi, yang kemudian
dikirim ke kantor pusat untuk disetujui, maka akan dikembalikan ke
bagian produksi untuk diproduksi lebih lanjut.
b. Persiapan Gambar atau alat cetak
1) Gambar tidak langsung (TRACE)
Yaitu pemindahan gambar atau motif dari kertas ke
astralon, pemindahan motif tersebut menggunakan meja
kaca untuk mempermudah pemindahan gambar darim kertas
ke astralon menggunakan rapido dengan ukuran sesuai
kebutuhan atau menggunakan kuas untuk mempermudah
pembuatan motif block yang berukuran besar. Pemindahan
gambar juga dibantu dengan menggunakan spray mount
untuk menjaga agar astralon tidak bergeser pada waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
proses tracing. Pada proses ini juga di perlukan tinta Black C
untuk menutup motif-motif sesuai warna yang akan
dimunculkan pada proses film atau kontak film.
2) Proses Film
Yaitu proses pemindahan gambar dari astralon ke film
yang dilakukan diruang gelap yang menggunakan lampu
ultra violet agar film tidak tersebar atau kotor. Alat dan bahan
yang digunakan antara lain: mesin kontak, balok panjang,
kertas film, air, developer, dan fixer.
3) Mounting
Yaitu proses penggabungan motif yang satu dengan
yang lain dalam satu desain yang diatur sesuai dengan
urutan warna serta jumlah warna dengan menggunakan
cross untuk menjaga ketetapan gambar.
4) Afdruk
Yaitu proses pemindahan film pada screen dengan
menggunakan plangkan screen yang berfungsi sebagai
media dalam pemindahan motif dari negatif film. Alat dan
bahan yang digunakan antara lain: plangkan, emulsi, kater,
kipas angin, mesin penyinaran, bantalan hitam, selang air
dan air.
Setelah selesai membuat plangkan atau screen,
kemudian di proofing untuk mengetahui kualitas atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
kekurangan gambar atau hasil afdruk, barulah plangkan atau
screen siap untuk produksi. Untuk motif buatan desainer PT.
Batik Danar Hadi divisi printing sendiri dibuat komposisi
warna sesuai kombinasi yang diminati konsumen.
5) Komposisi Warna
Unit komposisi bertujuan untuk memberikan warna
pada motif yang diinginkan sesuai dengan karakter motif dan
warna yang sedang trend di pasaran dengan berbagai warna
yang di serasikan agar terlihat menarik. Hasil dari komposisi
warna ini berupa sampel-sampel warna pada motif untuk
diajukan, yang nantinya akan dipilih oleh pihak yang
berwenang pada perusahaan untuk diproduksi dalam skala
besar. Dengan adanya unit komposisi akan lebih
mempermudah dalam pemilihan motif dan warna untuk
diproduksi.
c. Persiapan Bahan Kain
Persiapan kain bertujuan untuk memilih jenis kain apa yang
akan digunakan dalam proses produksi. Jenis kain yang digunakan
dalam proses produksi printing yang bermacam-macam yang
memiliki karakter yang berbeda sesuai dengan jenis bahan atau
serat kain dan tentunya sesuai dengan pesanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
d. Proses Grounding
Yaitu pemberian warna dasar pada kain. Setelah proses
grounding dilakukan, kain tersebut kembali ke gudang bahan (kain)
untuk di ukur (dimeteri) dan di potong untuk ukuran 1 space (24
meter).
e. Persiapan pembuatan zat atau pasta warna
Zat warna yang digunakan dalam proses produksi pada PT.
Batik Danar Hadi divisi printing meliputi dua jenis. Berdasarkan
jenis kain yang akan diproduksi, diantaranya :
1) Zat Warna Relatif
Digunakan untuk bahan kain yang berasal dari serat alam
(katun, rayon, sutera).
2) Zat warna Disperse
Digunakan untuk bahan kain yang berasal dari serat polyester.
Pada tahapan ini perlu dijelaskan terlebih dahulu mengenai
pembagian warna yang akan digunakan harus sesuai dengan
jenis kain yang akan dicetak. Setelah mengetahui jenis kain apa
yang akan dicetak, dilakukan persiapan pembentukan stock
pasta dan pasta warna, yang terdiri dari zat warna, pengental,
zat-zat pembantu, dan air. Proses pembuatan pasta warna :
1) Penimbangan dan pelarutan zat warna sesuai yang
dikehendaki.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
2) Pembuatan pasta pengental dalam proses pengadukannya
harus benar-benar rata, diaduk menggunakan mixer
berkekuatan tinggi.
3) Pemilihan jenis pengental sangat penting tergantung jenis
zat warna dan kain yang akan diproduksi.
4) Pencampuran zat warna dengan pengental harus benar-
benar rata (tidak ada yang menggumpal) agar tidak
mempengaruhi kestabilan warna.
5) Zat-zat pembantu ditambahkan pada pasta warna agar pada
proses steaming kain terfikkasi (tidak luntur).
6) Air yang digunakan dalam kondisi netral, karena keasaman
tinggi akan mempengaruhi kekentalan kestabilan pasta
warna.
f. Proses pencetakan (printing)
Merupakan poses pewarnaan dan pencetakan motif pada
kain, alat dan bahan yang digunakan yaitu :
1) Screen yaitu alat yang digunakan sebagai media bantu untuk
mentransfer motif ke permukaan kain.
2) Meja rakel berfungsi sebagai tempat pada waktu proses
merakel berukuran 35 meter dan 45 meter.
3) Rakel yaitu alat yang digunakan untuk meratakan pasta
warna pada saat perakelan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
4) Mesin curring yaitu alat yang digunakan untuk mengeringkan
kain setelah proses cap sekaligus bertujuan untuk menetrasi
awal (penyerapan zat warna ke dalam serat).
Langkah kerja proses pencetakan :
1) Mempersiapkan alat dan bahan.
2) Memasang kain sesuai kebutuhan pada meja rakel secara
merata dan rapi.
3) Merakel pasta sesuai kebutuhan dari jumlah warna yang
dibutuhkan.
4) Melakukan pengeringan awal dengan menggunakan
kompor.
5) Melakukan proses pengeringan dengan cara
memasukkan kain ke mesin curring pada proses
pewarnaan yang terakhir pada suhu 120º selama 3 menit.
g. Proses Pengeringan dengan Kompor
Pengeringan kain setelah proses cetak adalah suatu
keharusan agar warna tidak pudar. Proses pengeringan ini
dilakukan dengan menggunakan kompor yang khusus untuk
pengeringan setelah proses cetak yang berbahan bakar gas LPG
(bila cuaca benar-benar mendung atau hujan). Atau dapat
dilakukan dengan cara digantung dimeja sampai kering (bila
cuaca panas).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
h. Proses Fiksasi penguapan (steaming)
Proses fiksasi penguapan (steaming) yaitu proses
penguncian zat warna, selain mengandalkan beberapa bahan
pengikat, juga dengan cara diuap atau di steam yang
mengakibatkan warnanya lebih tahan lama. pemberian uap pada
kain yang sudah dicetak maupun dicelup, proses ini bertujuan
untuk memperbesar penetrasi zat warna kedalam serat agar
warna lebih tahan lama, pemberian uap dilakukan pada mesin
steamer dengan suhu dan waktu yang ditentukan.
Tahap steam secara manual yang dilakukan pada PT. Batik
Danar Hadi divisi printing:
1) Alat steam
Dua dandang besar yang diatasnya diberi karung goni yang
disertakan tutup, kompor gas dan katrol untuk menarik kain
kedalam dandang tersebut.
2) Proses steam
Kain dilapisi kertas koran, digulung kemudian dibungkus kain
handuk, dilapisi lagi kain katun yang diujungnya ditali,
kemudian digantung dengan menggunakan katrol untuk
masuk ke alat steam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
i. Proses pencucian
Proses pencucian berfungsi untuk menghilangkan zat-zat
yang sudah tidak diperlukan lagi, seperti : pengental, zat warna
yang berlebihan, dan zat-zat lainnya.
Urutan proses pencucian, diantaranya :
1) Cuci dengan air dingin yang melimpah secara terus-menerus
untuk menghindari terjadinya penodaan (staining) terhadap
permukaan kain yang tidak dikehendaki.
2) Cuci dengan air panas dicampur dengan deterjen yang
mengandung alkali.
3) Bilas air dingin hingga bersih.
4) Pengeringan, dengan cara dijemur atau dengan mesin
pengering (mesin curring).
j. Proses Pengeringan dengan Mesin Curring
Proses pengeringan dengan menggunakan mesin pengering
(Curring). Proses ini dilakukan setelah proses pencucian selesai.
k. Proses Finishing
Merupakan proses akhir dari keseluruhan proses produksi
printing, yang meliputi pekerjaan sebagai berikut :
1) Pemberian obat pelembut (softener), serta obat anti hama
sesuai standart industri atau permintaan konsumen.
2) Sanforized untuk menghindari susut kain setelah kain sampai
ke konsumen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
3) Proses-proses lain sesuai permintaan (confit, callendar,
timbul bulu,dll)
Setelah melalui sejumlah proses di atas kain hasil produksi
diseleksi untuk dipisahkan menurut derajat kualitasnya serta
panjangnya. Kain di volding kemudian dibungkus sesuai
permintaan pasar, dikemas kemudian dikirim kepada konsumen
atau pasar.
B. Laporan Magang Kerja
1. Pengertian
Magang kerja adalah praktek kerja nyata yang merupakan
persyaratan dalam menyusun Tugas Akhir. Magang kerja
merupakan kegiatan penunjang perkuliahan yang wajib dilakukan
oleh mahasiswa dengan diterjunkan secara langsung ke dunia kerja.
Dalam pelaksanan magang kerja diharapkan mahasiswa dapat
menerapkan ilmu yang telah diperoleh dibangku perkuliahan dan
dapat memperoleh pengalaman dalam menghadapi dunia kerja.
2. Lokasi Magang Kerja
Adapun magang kerja dilaksanakan di PT. Batik Danar Hadi
divisi printing yang beralamatkan Jl. Tegal Mulyo No. 17 Kampung
Sondakan.Magang kerja dilaksanakan pada tanggal 16 Februari
sampai dengan 16 Maret 2011. PT. Batik Danar Hadi merupakan
perusahaan besar yang bergerak dalam industry tekstil dimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
perusahaan tersebut melakukan proses produksi dan dari proses
produksi perusahaan tersebut dapat memungkinkan untuk
memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan Tugas
Akhir.
Pelaksanaan magang kerja dilaksanakan mulai hari Senin
sampai Jumat mulai pukul 08.00-12.00 WIB. Adapun rincian kegiatan
selama magang kerja antara lain :
a. Minggu Pertama (16-18 Februari 2011)
1) Pada tahap ini diberikan penjelasan mengenai gambaran
perusahaan dan lingkungan kerjanya. Minggu pertama
mahasiswa masih dalam tahap pengenalan mengenai kondisi
atau lingkungan perusahaan, seperti penjelasan mengenai
sistem kerja karyawan dan proses produksi. Mahasiswa
diberikan kesempatan untuk dapat melakukan wawancara
dengan staff kantor dan karyawan lainnya tentang kondisi
lingkungan perusahaan.
2) Pengenalan Staff kantor dan Para Karyawan
Mahasiswa dibimbing salah satu staff untuk melihat secara
langsung tentang tata cara kerja staff karyawan dan sistem
organisasi perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
b. Minggu Kedua (21-25 Februari 2011)
1) Mahasiswa menentukan topik dan metode yang akan diteliti,
mahasiswa diberikan penjelasan dan pengarahan oleh staff
karyawan mengenai tema yang akan dibahas.
2) Penempatan lokasi kerja
Dalam penempatan ini masing-masing mahasiswa telah
ditentukan penempatan kerja sesuai tema atau topik yang akan
diambil. Berdasarkan persetujuan dari pemimpin perusahaan
maka peserta magang ditempatkan di bagian produksi. Di sini
peneliti dibimbing oleh seorang pembimbing magang yang
sudah ditunjuk oleh pemimpin perusahaan. Dengan adanya
seorang pembimbing, sangat membantu para peneliti. Segala
sesuatu yang tidak diketahui, dapat ditanyakan secara langsung
kepada pembimbing magang. Pembimbing magang selalu
memberikan berbagai macam data untuk peneliti pelajari.
Peneliti juga diberi kesempatan untuk terjun langsung melihat
proses pembatikan darimulai tahap pertama sampai tahap akhir.
3) Mencari data bahan baku kain yang akan diteliti, yang
diproduksi pada bulan Januari 2010 sampai dengan Desember
2010.
4) Mencatat data-data tentang bahan yang akan diteliti.
5) Pendokumentasian setiap proses produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
c. Minggu Ketiga (28 Februari sampai dengan 4 Maret 2011)
1) Melakukan Praktek kerja, dengan mengukur kain yang sesuai
ukuran yang dipesan.
2) Mengerjakan tugas dari pembimbing magang tentang MSDS
(material safety data sheet) yakni tentang protokol keselamatan
dan keaman kerja yang digunakan secara luas didalam
laboratorium, industri, serta pihak-pihak yang bekerja dengan
zat-zat kimia yang berisi informasi mengenai sifat-sifat fisik
maupun sifat kimia dari suatu zat mulai dari penyimpanan,
penanganan, pemakaian, pembuangan zat kimia, dan dampak
bagi lingkungan.
d. Minggu Keempat (7-16 Maret 2011)
1) Melakukan Praktek kerja, dengan mengukur kain yang sesuai
ukuran yang dipesan.
2) Mengerjakan tugas dari pembimbing magang tentang MSDS
(material safety data sheet) yakni tentang protokol keselamatan
dan keamanan kerja yang digunakan secara luas didalam
laboratorium, industri, serta pihak-pihak yang bekerja dengan
zat-zat kimia yang berisi informasi mengenai sifat-sifat fisik
maupun sifat kimia dari suatu zat mulai dari penyimpanan,
penanganan, pemakaian, pembuangan zat kimia, dan dampak
bagi lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
3) Perpisahan dengan para karyawan dan staff kantor dengan
memberikan kenang-kenangan pada pihak perusahaan.
3. Manfaat dan Tujuan Magang Kerja
a. Memperoleh pengalaman dan kesempatan kerja nyata di
lapangan.
b. Menerapkan ilmu yang di dapat selama di bangku perkuliahan.
c. Mengetahui secara langsung kegiatan produksi yang dilakukan
perusahaan PT. Batik Danar Hadi divisi printing.
d. Adanya kemudahan dalam memperoleh data yang diperlukan
dalam penyusunan Tugas Akhir.
e. Terjadinya hubungan baik antara penulis dengan karyawan
perusahaan tempat magang kerja.
4. Kegiatan Magang Kerja
a. Melakukan wawancara secara lansung dengan karyawan PT.
Batik Danar Hadi divisi printing.
b. Melakukan observasi secara langsung pada bagian produksi untuk
melihat proses produksi perusahaan.
c. Mencatat data-data yang diperlukan dalam penulisan Tugas Akhir.
Dari kegiatan magang yang dilakukan oleh penulis pada PT.
Batik Danar Hadi divisi printing dapat diperoleh data-data yang
menunjang dalam penulisan Tugas Akhir. Adapun data-data tersebut
antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
a. Gambaran umum perusahaan
b. Bahan baku dan bahan penunjang lain yang digunakan dalam proses
produksi perusahaan.
c. Mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi.
d. Sturtur Organisasi dan job description perusahaan.
e. Kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan proses produksi
perusahaan.
Demikian laporan magang kerja yang telah dilaksanakan.
Sehingga, melalui magang kerja tersebut dapat mengetahui
bagaimana proses produksi dilaksanakan dengan observasi dan
tujuan secara langsung. Sebagai obyek penulisan Tugas Akhir, data
yang diambil adalah data tentang urut-urutan proses produksi dan
waktu setiap kegiatan dalam proses produksi yang dilakukan, untuk
selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan Analisis ABC.
C. Analisis Data Dan Pembahasan
1. Permintaan Bahan Baku Kain
PT. Batik Danar Hadi divisi printing Surakarta adalah
perusahaan tekstil yang bergerak dalam bidang pembutan batik yang
berlokasi di kampung sondakan merupakan perusahaan yang
memproduksi batik printing yang bahan bakunya adalah kain.
Kebutuhan bahan baku kain pada PT. Batik Danar Hadi divisi printing
relatif stabil dengan kenaikan dan penurunan yang tidak terlalu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
mencolok, kecuali pada waktu kondisi tertentu seperti permintaan
yang banyak dan menjelang hari raya Idul Fitri.
Kebutuhan bahan baku pada PT. Batik Danar Hadi divisi
printing cukup tinggi terlihat dalam data yang diperoleh. Berikut ini
adalah daftar tabel kebutuhan bahan baku kain pada PT. Batik Danar
Hadi divisi printing untuk tahun 2010. Peneliti mengambil 14 item
dengan pertimbangan bahan yang paling banyak digunakan dalam
proses produksi pembuatan batik. Bahan baku kain 14 item tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut :
Tabel III.1 Daftar Kebutuhan Bahan Baku Kain PT. Batik Danar Hadi divisi printing
Periode Januari 2010 – Desember 2010
No Kode Item Jenis Kain Kebutuhan (meter)
Harga/m (Rp)
1 C213 Cotton I 627,204.1 14,654.41 2 C214 Cotton II 190,658 9,842.51
3 C206 Cotton III 177,264.3 10,389.32
4 C223 Cotton Dobby 2,782.50 9,295.71
5 C205 Primis 11,917.50 14,654.41
6 P161 G. Peachkin 3,884.75 9,623.79
7 R303 Rayon 23,386.80 9,569.11
8 R334 Rayon Paris 11,608.75 14,107.61
9 S007 Sutra 54 498.15 57,414.69
10 S011 Sutra 55 11,716.25 42,104.11
11 S012 Sutra 56 566.50 41,032.37
12 S002 Sutra Creepe 3,001.25 53,915.13
13 S008 Sutra ATBM 353.50 84,755.03
14 S004 Sutra Sifon 341.75 31,167.97
Sumber : PT. Batik Danar Hadi divisi printing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
2. Pengelolaan Persediaan Bahan Baku Kain
Selama ini perusahaan memperoleh bahan baku kain dari
supplier dan melakukan pemesanan setiap persediaan stock bahan
baku kain hampir habis. Perusahaan juga kurang memperhatikan
pengelolaan bahan baku yang sesuai dengan nilainya dan
memperlakukan bahan baku kain dengan sama rata karena
perusahaan belum menerapkan analisis ABC untuk kebijakan
pengelolaan bahan baku kain. Kebijakan pengelolaan bahan baku
kain dilakukan dengan perkiraan sesuai dengan kebutuhan bahan
baku kain yang ada. Sehingga, perusahaan belum mengetahui
pengelolaan bahan baku kain, yang mana memerlukan penanganan
yang optimal. Dengan mengabaikan pengelolaan bahan baku kain
terkadang akan mengalami kekurangan bahan baku kain yang
tampaknya tidak penting, padahal bahan baku kain tersebut sangat
dibutuhkan dalam proses produksi menyebabkan terhentinya proses
produksi dan kegiatan distribusi barang menjadi terhambat serta
menyebabkan perusahaan harus menanggung biaya kekurangan
bahan baku kain yang akan mengurangi laba yang diperoleh
perusahaan.
Adapun pembelian bahan baku yang dilakukan oleh
perusahaan selama ini mempunyai frekuensi pemesanan yang cukup
tinggi, perusahaan membeli bahan baku kain dengan cara melihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
permintaan konsumen hampir setiap hari melakukan pemesanan.
Pembelian tersebut dilakukan karena mempunyai alasan :
Perusahaan tidak berani berinvestasi besar di bahan baku
kain terutama bahan baku kain yang bernilai tinggi (fluktuatif).
Dengan demikian, berarti perusahaan kurang memperhatikan
pengelolaan bahan baku kain yang sesuai dengan nilainya. Dengan
mengabaikan pengelolaan bahan baku kain yang sesuai dengan
nilainya, perusahaan terkadang akan mengalami kekurangan bahan
baku kain yang tampaknya tidak penting padahal bahan baku kain
tersebut dibutuhkan konsumen, mengakibatkan konsumen
menunggu dan membuat tidak puas dengan pelayanan. Jika
perusahaan harus menanggung biaya kekurangan bahan baku kain
maka akan mengurangi laba yang diperoleh perusahaan.
Berikut ini merupakan skema pembelian bahan baku pada PT. Batik
Danar Hadi divisi printing :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Gambar III.3 Skema Pembelian Bahan Baku
Sumber : PT. Batik Danar Hadi divisi Printing
Perencanaan bahan baku Bagian pemasaran
Negosiasi harga Bagian pembelian dengan suplier
Pengirimam barang Bagian suplier
Penataan barang Bagian gudang
Pencatatan barang pada kartu gudang
Bagian kepala gudang
Persetujuan harga
Pemeriksaan bahan baku
kain
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Permintaan Pembelian Bagian produksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Dari skema di atas dapat diketahui bahwa pada waktu
melakukan pembelian bahan baku, bagian produksi mengajukan
permintaan pembelian kepada supplier dimana bahan baku kain apa
yang akan dipesan. Setelah Bagian produksi mengajukan permintaan
pembelian dengan supplier, bagian produksi mengadakan negosiasi
harga guna kesesuain atau kecocokan harga kain yang dipesan.
Setelah negosiasi harga disetujui bagian produksi membuat PO
(processing order) atau permintaan pembelian.Ketika membuat PO
(processing order) muncul daftar pembelian jenis barang yang
diorderkan seperti ukuran, jenis kain, harga, jumlah, dan sebagainya.
Setelah PO dibuat pihak supplier segera mengirimkan pesanan yang
telah disepakati yang nanti akan masuk ke gudang bahan baku kain.
Dalam gudang bahan baku kain, bagian kepala gudang melakukan
pengecekan kain guna mengetahui apakah kain mengalami kecacatan
atau tidak. Setelah melakukan pengecekan kain, bagian kepala gudang
melakukan pencatatan kesesuaian kain yang telah layak ke kartu
gudang.
3. Pengelompokan Persediaan Bahan Baku Kain Dengan Menggunakan
Analisis ABC
Dalam melakukan pengamatan mengenai persediaan bahan
baku kain pada PT. Batik Danar Hadi divisi printing, peneliti
menggunakan metode Analisis ABC dengan perhitungan komputer.
Adapun software yang digunakan untuk membantu perhitungan analisis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
ABC adalah Production and Operation Manajement (POM for
Windows). Analisis ABC merupakan aplikasi yang menggunakan
prinsip pareto: The Critical Few and Trivial Many. Idenya untuk
memfokuskan pengendalian persediaan kepada item (jenis) persediaan
yang bernilai tinggi (critical) daripada yang bernilai rendah (trivial).
Analisis ABC membagi persediaan dalam tiga kelas berdasarkan atas
nilai (volume) persediaan. Dengan mengetahui kelas – kelas tersebut,
maka dapat diketahui item persediaan tertentu yang harus
mendapatkan perhatian lebih intensif atau serius dibandingkan item
yang lain.
Berdasarkan tabel diatas yang berisi mengenai kebutuhan
bahan baku kain pada perusahaan PT. Batik Danar Hadi divisi printing
tahun 2010 dapat diketahui volume tahunan dalam rupiah, adapun tabel
perhitungan volume tahunan dalam nilai uang :
a. Menentukan volume tahunan dalam nilai uang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel III.2 Volume Tahunan Dalam Nilai Rupiah
Periode Januari 2010 – Desember 2010
No Kode Item Jenis Kain Kebutuhan (a)
Harga/m Rupiah
(b)
Volume Tahunan Dalam Nilai
Rupiah V = (a×b)
1 C213 Cotton I 627,204.1 14,654.41 9,191,306,000 2 C214 Cotton II 190,658 9,842.51 1,876,553,000 3 C206 Cotton III 177,264.3 10,389.32 1,841,656,000 4 C223 Cotton Dobby 2,782.50 9,295.71 25,865,310 5 C205 Primis 11,917.50 14,654.41 174,643,900 6 P161 G. Peachkin 3,884.75 9,623.79 37,386,020 7 R303 Rayon 23,386.80 9,569.11 223,790,900 8 R334 Rayon Paris 11,608.75 14,107.61 163,771,700 9 S007 Sutra 54 498.15 57,414.69 28,601,130 10 S011 Sutra 55 11,716.25 42,104.11 493,302,300 11 S012 Sutra 56 566.50 41,032.37 23,244,840 12 S002 Sutra Creepe 3,001.25 53,915.13 161,812,800 13 S008 Sutra ATBM 353.50 84,755.03 29,960,900 14 S004 Sutra Sifon 341.75 31,167.97 10,651,650
Jumlah ( ∑ ) 14,282,550,000
Sumber : Data Diolah
b. Menentukan persentase volume tahunan dalam nilai rupiah
Tabel III.3 Persentase Volume Tahunan Dalam Nilai Rupiah
Periode Januari 2010 – Desember 2010
No Kode Item Jenis Kain
Volume Tahunan Dalam Nilai
Rupiah ( )
Jumlah volume tahunan dalam
nilai uang ( ∑ )
Persentase Volume Tahunan
1 C213 Cotton I 9,191,306,000 14,282,550,000 64.35% 2 C214 Cotton II 1,876,553,000 14,282,550,000 13.14% 3 C206 Cotton III 1,841,656,000 14,282,550,000 12.89% 4 C223 Cotton Dobby 25,865,310 14,282,550,000 0.18% 5 C205 Primis 174,643,900 14,282,550,000 1.22% 6 P161 G. Peachkin 37,386,020 14,282,550,000 0.26% 7 R303 Rayon 223,790,900 14,282,550,000 1.57% 8 R334 Rayon Paris 163,771,700 14,282,550,000 1.15% 9 S007 Sutra 54 28,601,130 14,282,550,000 0.20% 10 S011 Sutra 55 493,302,300 14,282,550,000 3.45% 11 S012 Sutra 56 23,244,840 14,282,550,000 0.16% 12 S002 Sutra Creepe 161,812,800 14,282,550,000 1.13% 13 S008 Sutra ATBM 29,960,900 14,282,550,000 0.21% 14 S004 Sutra Sifon 10,651,650 14,282,550,000 0.07%
Jumlah ( ∑ ) 14,282,550,000
Sumber : Data Diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Berdasarkan tabel III.3 dapat diketahui bahwa persentase
volume tahunan dalam nilai rupiah periode januari 2010 sampai
desember 2010, yang terdiri dari 14 jenis item kain yakni cotton 1
sebesar 64.34%, cotton 2 sebesar 13.14%, cotton 3 sebesar 12.89%,
cotton dobby sebesar 0.18%, primis sebesar 1.22%, G.Peachkin sebesar
0.26%, rayon sebesar 1.57%, rayon paris 1.15%, sutra 54 sebesar
0.20%, sutra 55 sebesar 3.45%, sutra 56 sebesar 0.16%, sutra creepe
sebesar 1.13%, sutra ATBM sebesar 0.21%, dan sutra sifon sebesar
0.07%.
c. Susunan urutan item persediaan berdasarkan volume tahunan dalam
nilai rupiah dari yang terbesar nilainya ke yang terkecil
Tabel III.4 Susunan Urutan Item Persediaan Berdasarkan Volume Tahunan
Periode Januari 2010 – Desember 2010
No Kode Item Jenis Kain Kebutuhan
(meter) Harga/meter
(Rp)
Volume Tahunan Dalam
Nilai (Rp)
Persentase volume
Tahunan (%)
1 C213 Cotton 1 627,204.1 14,654.41 9,191,306,000 64.35% 2 C214 Cotton 2 190,658 9,842.51 1,876,553,000 13.14% 3 C206 Cotton 3 177,264.3 10,389.32 1,841,656,000 12.89% 4 S011 Sutra 55 11,716.25 42,104.11 493,302,300 3.45% 5 R303 Rayon 23,386.80 9,569.11 223,790,900 1.57% 6 C205 Primis 11,917.50 14,654.41 174,643,900 1.22% 7 R334 Rayon Paris 11,608.75 14,107.61 163,771,700 1.15% 8 S002 Sutra Creepe 3,001.25 53,915.13 161,812,800 1.13% 9 P161 G. Peachkin 3,884.75 9,623.79 37,386,020 0.26% 10 S008 Sutra ATBM 353.5 84,755.03 29,960,900 0.21% 11 S007 Sutra 54 498.15 57,414.69 28,601,130 0.20% 12 C223 Cotton Dobby 2,782.50 9,295.71 25,865,310 0.18% 13 S012 Sutra 56 566.5 41,032.37 23,244,840 0.16% 14 S004 Sutra Sifon 341.75 31,167.97 10,651,650 0.07%
Jumlah ( ∑ ) 14,282,550,000
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan tabel III.4 dapat diketahui bahwa susunan urutan
item persediaan berdasarkan volume tahunan dalam nilai rupiah dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
yang terbesar nilainya ke yang terkecil periode januari 2010 sampai
desember 2010, yang terdiri dari 14 jenis item kain yakni cotton 1
sebesar Rp 9,191,306,000, cotton 2 sebesar Rp 1,876,553,000, cotton 3
sebesar Rp 1,841,656,000, sutra 55 sebesar Rp 493,302,300, rayon
sebesar Rp 223,790,900, primis sebesar Rp 174,643,900, rayon paris
sebesar Rp 163,771,700, sutra creepe sebesar Rp 161,812,800,
G.Pechkin sebesar Rp 37,386,020, sutra ATBM sebesar Rp 29,960,900,
sutra 54 sebesar Rp 28,601,130, cotton dobby sebesar Rp 25,856,310,
sutra 56 sebesar Rp 23,244,840, sutra sifon sebesar Rp 10,651,650.
d. Perhitungan klasifikasi analisis ABC
Tabel III.5 Susunan Urutan Kategori Item Persediaan Berdasarkan Volume
Tahunan Periode Januari 2010 – Desember 2010
No Jenis Kain Kebutuhan (meter)
Harga/meter (Rp)
Volume Tahunan Dalam
Nilai (Rp)
Persentase volume
Tahunan (%)
Persentase Kumulatif Kategori
1 Cotton 1 627,204.1 14,654.41 9,191,306,000 64.35% 64.35% A 2 Cotton 2 190,658 9,842.51 1,876,553,000 13.14% 77.49% A 3 Cotton 3 177,264.3 10,389.32 1,841,656,000 12.89% 90.39% B 4 Sutra 55 11,716.25 42,104.11 493,302,300 3.45% 93.84% B 5 Rayon 23,386.80 9,569.11 223,790,900 1.57% 95.41% B 6 Primis 11,917.50 14,654.41 174,643,900 1.22% 96.63% B 7 Rayon Paris 11,608.75 14,107.61 163,771,700 1.15% 97.78% B 8 Sutra Creepe 3,001.25 53,915.13 161,812,800 1.13% 98.91% C 9 G. Peachkin 3,884.75 9,623.79 37,386,020 0.26% 99.17% C 10 Sutra ATBM 353.5 84,755.03 29,960,900 0.21% 99.38% C 11 Sutra 54 498.15 57,414.69 28,601,130 0.20% 99.58% C 12 Cotton Dobby 2,782.50 9,295.71 25,865,310 0.18% 99.76% C 13 Sutra 56 566.5 41,032.37 23,244,840 0.16% 99.93% C 14 Sutra Sifon 341.75 31,167.97 10,651,650 0.07% 100% C
Jumlah ( ∑ ) 14,282,550,000
Sumber : Data Diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Pengelompokan persediaan menurut Analisis ABC
berdasarkan Hasil Perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa:
1) Kelas A memiliki nilai persentase volume tahunan rupiah
sebesar Rp.11,067,859,000 (77.49%) dari total nilai persediaan,
yang terdiri dari 2 jenis item persediaan yaitu : Cotton I dan
Cotton II.
2) Kelas B memiliki Volume Tahunan Rupiah sebesar Rp.
2,897,164,800 (20.28%) dari total persediaan, yang terdiri dari 5
jenis item persediaan, yaitu: Cotton III, Sutra 55, Rayon, Primis,
dan Rayon Paris.
3) Kelas C memiliki Volume Tahunan Rupiah sebesar Rp.
317,522,650 (2.21%) dari total persediaan, yang terdiri dari 7
jenis item persediaan, yaitu : Sutra Creepe, G.Peachkin, Sutra
ATBM, Sutra 54, Cotton Dobby, Sutra 56, dan Sutra Sifon.
Apabila digambarkan dalam bentuk diagram dapat dilihat
lebih jelas lagi bagaimana besarnya proporsi kelas A
dibandingkan dengan kelas B dan C seperti pada gambar
dibawah ini. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa kelas
A mendapat perhatian lebih intensif dibandingkan kelas lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
0102030405060708090
100
20% 30% 50%
77.49%
20.28%
2.21%
Pe
rse
nta
se
Pe
ma
ka
ian
Ta
hu
na
n
da
lam
Ru
pia
h
Persentase dari Keseluruhan Butir Persediaan
C
B
A
Gambar III.5 Diagram Pareto Hasil Analisis ABC
Dengan mengawasi item kelas A sebanyak 20% dengan
nilai penggunaan sebesar 77.49% maka pengawasannya ketat,
sedangkan pada item kelas B sebanyak 30% dengan nilai
penggunaan sebesar 20.28% sehingga pengawasannya
moderat dan item kelas C sebanyak 50% dengan nilai
penggunaan sebesar 2.21% pengawasannya tidak perlu terlalu
ketat.
Kebijakan yang dapat diambil berdasarkan Analisis ABC
mencakup hal-hal dibawah ini:
1) Persediaan kelas A di PT. Batik Danar Hadi divisi Printing
berlainan dengan persediaan kelas yang lain dan harus
dikendalikan secara lebih ketat, karena persediaan kelas A ini
A B C
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
ditempatkan di wilayah yang lebih tertutup dan keakuratan
catatan persediaan harus lebih sering diverifikasi.
2) PT. Batik Danar Hadi divisi Printing harus meramalkan
persediaan kelas A lebih hati-hati dari pada meramalkan
persediaan yang lain. Selain itu PT. Batik Danar Hadi divisi
Printing sebaiknya mengelompokan kelas-kelas sesuai dengan
Analisis ABC yang kemudian digunakan sebagai pedoman
dalam pembelian bahan baku ke supplier, pengelompokan kelas
itu meliputi:
1) Pengendalian bahan baku kelas A
a) Pengendalian ketat
b) Penyimpanan secara baik laporan-laporan penerimaan dan
penggunaan barang
c) Berdasarkan pada perhitungan kebutuhan
d) Pengecekan secara ketat
e) Monitoring terus- menerus
f) Persediaan pengaman tidak ada atau rendah (1-2 minggu)
2) Pengendalian bahan baku kelas B
a) Pengendalian moderat
b) Penyimpanan secara baik laporan-laporan penerimaan dan
penggunaan barang
c) Berdasarkan perhitungan pemakaian di waktu lalu atau
daftar permintaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
d) Serangkaian pengecekan perubahan-perubahan kebutuhan
e) Monitoring untuk memungkinkan kekurangan persediaan
f) Persediaan pengaman moderat (2-3 bulan)
3) Pengendalian bahan baku kelas C
a) Pengendalian longgar
b) Bila supplai mencapai titik pemesanan kembali, pemesanan
kembali dilakukan
c) Pengecekan sedikit dilakukan, dengan membandingkan
terhadap kebutuhan
d) Monitoring tidak perlu atau sedikit dilakukan
e) Persediaan pengaman jumlahnya besar (2-6 bulan atau
lebih)
Setelah menggunakan Analisis ABC, maka pengendalian
bahan baku pada PT. Batik Danar Hadi divisi Printing dapat dikelola
secara optimal. Sehingga diharapkan dapat diperoleh manfaat
sebagai berikut:
1) Dapat melakukan pembelian bahan baku dengan lebih teratur
dan terencana, dengan demikian biaya persediaan yang
dikeluarkan juga dapat diatur.
2) Memudahkan dalam pengambilan bahan baku ketika akan
memulai proses produksi, karena bahan baku yang volume
pemakaiannya besar dapat ditempatkan dibagian depan gudang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
3) Dengan menggunakan Analisis ABC, persediaan bahan baku
telah dikelompokan sesuai dengan nilainya, sehingga
penyimpanan persediaan bahan baku akan lebih efektif, karena
pemeliharaan bahan baku yang lebih intensif hanya kelas A
sedangkan kelas B dab C pemeliharaannya hanya berkala saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari analisis data dan pembahasan yang peneliti uraikan pada
Bab III secara garis besar dapat diambil kesimpulan :
1. Manajemen Persediaan Bahan Baku Kain pada PT. Batik Danar
Hadi divisi printing :
PT. Batik Danar Hadi divisi printing memperlakukan bahan
baku kain sama bobotnya. Sehingga, Perusahaan belum
menerapkan Analisis ABC untuk kebijakan pengelompokan bahan
baku kain dilakukan dengan perkiraan sesuai dengan barang yang
ada.
2. Pengelompokan persediaan menurut Analisis ABC :
a. Kelas A memiliki nilai persentase volume tahunan rupiah
sebesar Rp.11,067,859,000 (77.49%) dari total nilai persediaan,
yang terdiri dari 2 jenis item persediaan yaitu : Cotton I dan
Cotton II.
b. Kelas B memiliki Volume Tahunan Rupiah sebesar Rp.
2,897,164,800 (20.28%) dari total persediaan, yang terdiri dari 5
jenis item persediaan, yaitu: Catton III, Sutra 55, Rayon, Primis,
dan Rayon Paris.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
c. Kelas C memiliki Volume Tahunan Rupiah sebesar Rp.
317,522,650 (2.21%) dari total persediaan, yang terdiri dari 7
jenis item persediaan, yaitu : Sutra Creepe, G.Peachkin, Sutra
ATBM, Sutra 54, Cotton Dobby, Sutra 56, dan Sutra Sifon.
B. SARAN
Setelah peneliti mengadakan perhitungan dan meneliti masalah yang
dihadapi oleh PT. Batik Danar Hadi divisi printing, maka peneliti dapat
mengajukan saran yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam
kebijaksanaan pengelompokan bahan baku kain, adapun saran-saran
itu adalah :
1. Hendaknya perusahaan mempertimbangkan penggunaan Analisis
ABC dalam kebijakan pengelompokan bahan baku kain. Karena
dengan menggunakan Analisis ABC Perusahaan akan mudah dalam
menetapkan kebijakan dan pengendalian untuk setiap kelas yang
ada. Kebijakan yang dapat didasarkan pada Analisis ABC mencakup
beberapa hal berikut ini :
a. Perkembangan sumber daya pembelian yang dibayarkan kepada
pemasok bahan baku harus lebih tinggi untuk persediaan kelas A
dibandingkan persediaan kelas C.
b. Persediaan kelas A, berlainan dengan persediaan kelas B dan C,
harus dikendalikan secara lebih ketat, karena persediaan kelas A
ini ditempatkan di wilayah yang lebih tertutup dan karena
keakuratan catatan persediaannya harus lebih sering diverifikasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
c. Meramalkan persediaan kelas A harus lebih berhati-hati daripada
meramalkan persediaan kelas yang lain. Dari beberapa kebijakan
diatas, dapat disimpulkan bahwa kebijakan ini lebih baik. Karena
sebelumnya perusahaan ini tidak mengelompokkan bahan baku
kain sesuai dengan kebutuhan yang ada.
2. Apabila perusahaan menerapkan Analisis ABC, maka perlu
diadakannya pelatihan terhadap karyawan yang bersangkutan.
Karena untuk mengoperasikan program ini, perlu pelatihan khusus
kepada karyawan perusahaan tentang bagaimana mengoperasikan
program tersebut.
3. Perusahaan harus melengkapi perangkat komputer dengan software
ini. Adapun software yang digunakan untuk membantu perhitungan
ini yaitu Production and Operation Manajement (POM for Windows),
maka sebaiknya perusahaan melengkapi perangkat komputer
dengan software tersebut. Sehingga, lebih memudahkan perusahaan
dalam menganalisis kebutuhan bahan baku kain agar dapat
mengelompokan bahan baku kain sesuai kebutuhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
DAFTAR PUSTAKA
Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi.
Ghalia Indonesia. Jakarta.
Gespersz, Vincent. 2004. Production Planning and inventory
Control. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Handoko, Hani T. 2002. Dasar – Dasar Manajemen Produksi dan
Operasi. Edisi 1. BPFE. Yogyakarta.
Herjanto,Eddy.1999.Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi
kedua, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta
Nasution, Arman Hakim. 2003. Perencanaan dan Pengendalian
Produksi. Edisi pertama. Surabaya : Guna Widya.
Rangkuti, Freddy. 2002. Manajemen Persediaan : Aplikasi di
Bidang Bisnis. PT.Raja Grafindo Persada.Yogyakarta
Render, Barry dan Jay Heizer. 2005. Manajemen Operasi. Edisi
Ketujuh. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Ristono, Agus. 2009. Manajemen Persediaan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Yamit, Zulian. 1998. Manajemen Persediaan. Yogyakarta:
Ekonosia FE UII.