26
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang Pengkondisian udara pada kendaraan mengatur mengenai kelembaban, pemanasan dan pendinginan udara dalam ruangan. Pengkondisian ini bertujuan memberikan kenyamanan, sehingga mampu mengurangi keletihan pengendara yang efeknya untuk meningkatkan keamanan bagi pengendara itu sendiri. Sistem pengkondisian udara pada kendaraan umumnya terdiri dari evaporator, kondensor, receiver dan kadang-kadang dilengkapi elemen pemanas yang tergabung menjadi satu dalam evaporator housing, seperti terlihat pada gambar berikut : Heatert’ore Charging and Testing Valve Compressor Receiver and Filter Dryer Sight Glass Pressure Switch Evaporator Condensor Dual Pressure Switch Gambar 2.1 Instalasi Pengkondisian Udara Pada Kendaraan [Ref. 2 hal 5]

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Latar Belakang

Pengkondisian udara pada kendaraan mengatur mengenai kelembaban,

pemanasan dan pendinginan udara dalam ruangan. Pengkondisian ini bertujuan

memberikan kenyamanan, sehingga mampu mengurangi keletihan pengendara

yang efeknya untuk meningkatkan keamanan bagi pengendara itu sendiri. Sistem

pengkondisian udara pada kendaraan umumnya terdiri dari evaporator, kondensor,

receiver dan kadang-kadang dilengkapi elemen pemanas yang tergabung menjadi

satu dalam evaporator housing, seperti terlihat pada gambar berikut :

Heatert’ore

Charging and Testing Valve

Compressor Receiver and Filter Dryer

Sight Glass

Pressure Switch

Evaporator

Condensor

Dual Pressure Switch

Gambar 2.1 Instalasi Pengkondisian Udara Pada Kendaraan [Ref. 2 hal 5]

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

7

2.2 Prinsip Kerja

Prinsip kerja pada kondisi refrigeran dari sistem pengkondisian udara

pada kendaraan, ditunjukan seperti gambar berikut :

Evaporator

Receiver drier

Expansion Valve

Compresor

Condensor

High Pressure Vapor High Pressure Liquid Low Pressure Liquid Low Pressure Vapor

Gambar 2.2 Kondisi Refrigeran di Setiap Komponen [Ref. 2 hal 6]

Refrigeran uap bertekanan rendah dihisap kompresor melalui katup hisap

(suction valve), lalu dikompresi menjadi refrigeran uap bertekanan tinggi dan

dikeluarkan melalui katup buang (discharge valve) menuju kondensor, kalor dari

refrigeran uap akan diserap oleh udara yang dilewatkan pada sirip-sirip

kondensor, sehingga refrigeran berubah fasa menjadi cair namun tetap bertekanan

tinggi. Sebelum memasuki katup ekspansi, refrigeran terlebih dahulu dilewatkan

suatu penyaring (filter drier). Refrigeran cair bertekanan rendah yang keluar dari

katup ekspansi kemudian memasuki evaporator. Disini terjadi penyerapan kalor

dari udara yang dilewatkan pada sirip-sirip evaporator, sehingga refrigeran

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

8

berubah fasa menjadi refrigeran uap. Selanjutnya memasuki kompresor melalui

sisi hisap, demikian ini berlangsung.

2.3 Komponen Utama

Secara umum terdapat 5 (lima) komponen utama dalam sistem

pengkondisian udara pada kendaraan, seperti terlihat pada gambar berikut :

Pipe

Receiver Dryer

Expannsion Valve Evaporator

CompressorCondensor

Gambar 2.3 Komponen komponen Utama dari Sistem [Ref. 2 hal 7]

2.3.1 Kompresor

Fungsi kompresor adalah meningkatkan tekanan refrigeran agar mampu

mencapai saluran-saluran dan komponen-komponen lainnya.

Kaji eksperimental ini memakai kompresor torak (Reciprocating

Compressor), Pemilihan ini didasarkan kemudahan mendapatkannya dan banyak

dipakai dalam sistem pengkondisian udara pada kendaraan.

Pada kompresor torak terdapat silinder, dimana torak bergerak bolak-balik

didalamnya. Gerakan ini diperoleh dari gerak putar engkol yang digerakan mesin.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

9

Saat langkah hisap, torak bergerak ke bawah sehingga terjadi penurunan tekanan

di dalam silinder tepatnya antara puncak torak dengan kepala silinder. Sehingga

katup hisap terbuka dan refrigeran terhisap masuk ke dalam silinder. Pada langkah

torak bergerak ke atas dan memampatkan refrigeran uap, kemudian mendorong

uap refrigeran melalui katup tekan demikian seterusnya siklus ini berlangsung.

Kompresor jenis ini dapat dilihat pada gambar berikut :

Service Valve Refrigeran Hose

Connections

Refrigeran Hose Connections

Gambar 2.4 Kompresor Torak Silinder

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

10

2.3.1.1 Kompresor Positif

Pada kompresor jenis ini, refrigeran uap akan dihisap masuk ke silinder

kemudian dikompresikan. Termasuk kompresor jenis ini adalah kompresor torak,

kompresor putar dan kompresor sekrup.[Ref. 1 hal 127]

2.3.1.2 Kompresor non positif

Pada kompresor jenis ini, refrigeran uap yang dihisap masuk dipercepat

alirannya oleh sudu-sudu impeler, kemudian energi kinetiknya dipakai untuk

menaikan tekanan. Termasuk jenis ini adalah kompresor tunggal.

2.3.2 Kondensor

Kondensor berfungsi mencairkan uap refrigeran bertekanan dan

bertemperatur tinggi dari kompresor dengan melepaskan kalor sebanyak kalor

laten pengembunan.

Pada komponen ini, bila beban kalor dibawah rata-rata kemampuan

pengkondisian udara yang dipakai, maka sekitar dua pertiga bagian atas

kondensor akan terdiri dari uap panas refrigeran sedangkan satu per tiga bagian

bawah terdiri dari refrigeran cair. Konstruksi kondensor yang dipakai dalam alat

uji terbuat dari bahan aluminium yang dibuat berbelok-belok dengan dipasangi

sirip-sirip dari aluminium. Komponen ini dapat dilihat seperti pada gambar

berikut [Ref. 1 hal 152-153]

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

11

Outlet

Aluminium Tabung Inlet

Gambar 2.5 Kondensor Tipe fin and tube [Ref. 1 hal 152]

2.3.3 Evaporator

Evaporator adalah alat penukar kalor di dalam siklus pengkondisian udara

yang berfungsi mendinginkan media disekitarnya.

Evaporator dapat dibagi dalam beberapa golongan sesuai dengan keadaan

refrigeran yang ada didalamnya, seperti jenis ekspansi kering, jenis setengah

basah dan jenis basah.

Evaporator yang dipakai dalam peralatan pengujian adalah jenis pengujian

setengah basah yaitu evaporator yang selalu terdapat refrigeran cair dalam pipa

penguapannya dan biasanya refrigeran dimasukan dari bagian bawah koil

evaporator. Pemilihannya berdasarkan pada kemudahan memperoleh dipasaran

dan banyak dipakai dalam pengkondisian udara dalam kendaraan. [Ref. 1 hal 159]

Evaporator ini dapat dilihat pada gambar berikut :

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

12

Fins

Inlet

Aluminium Tabung

Gambar 2.6 Evaporator fin and tube [Ref. 1 hal 159]

2.3.4 Receiver drier

Komponen ini dipasang pada saluran cair bertekanan tinggi antara

kondensor dan katup ekspansi. Berfungsi untuk menyerap kelembaban, menyaring

material asing yang ikut bersikulasi dalam sistem dan menampung kelebihan

refrigeran.

Konstruksinya berupa tabung besi atau aluminium yang dilas pada bagian

atas dan bawah permukaannya. Didalamnya terdapat zat pengering (desiccan)

yang berguna menyerap dan menghilangkan uap air yang ada di dalam refrigeran.

Secara umum zat ini terbuat dari silica gel. Pada bagian atas receiver terdapat

kaca penduga (sight glass) yang berguna untuk memeriksa tingkat dan kondisi

dari pengisian refrigeran. [Ref. 1 hal 119-123]

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

13

s

IN

s

Gambar 2.7 Reciever drier dan bagian

2.4 Refrigeran

Refrigeran adalah substansi yang dipakai

udara, Refrigeran yang akan dibicarakan disini

refrigeran yang dipakai dalam sistem, bukan refr

sebagai media pada perpindahan panas dari obyek p

Persyaratan refrigeran ideal antara lain : [Ref. 1 hal

1. Tekanan penguapan harus cukup tinggi

Sebaiknya refrigeran memiliki tempertur peng

tinggi, sehingga dapat dihindari kemungki

evaporator dan turunnya efesiensi volumetric

kompresi.

Tampak Ata

Drier

Filter Pad

nya [Ref. 8 hal 119]

dalam sistem pengkondisian

adalah refrigeran primer yaitu

igeran sekunder yang berperan

endinginan.

118-119]

uapan pada tekanan yang lebih

nan terjadinya vakum pada

karena naiknya perbandingan

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

14

2. Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi

Apabila tekanan pengembunan rendah, maka perbandingan kompresinya

menjadi lebih rendah sehingga penurunan prestasi kompresor dapat

dihindarkan.

Selain itu, dengan tekanan kerja yang lebih rendah, mesin dapat lebih aman

karena kemungkinan terjadinya kebocoran, kerusakan, ledakan dan

sebagainya.

3. Kalor laten penguapan harus tinggi

Refrigeran yang memiliki kalor laten penguapan yang tinggi lebih

menguntungkan karena kapasitas refrigerasi yang sama, jumlah refrigeran

yang bersikulasi lebih kecil.

4. Volume spesifik (terutama dalam fasa gas) yang cukup kecil

Refrigerasi yang memiliki kalor laten penguapan yang tinggi lebih

menguntungkan karena kapasitas refrigerasi yang sama, jumlah refrigeran

yang bersikulasi lebih kecil.

5. Koefisien prestasi harus tinggi

6. Konduktivitas termal yang tinggi

Sifat ini mempengaruhi kinerja penukar kalor (evaporator dan kondensor).

Refrigeran dengan konduktivitas termal tinggi, lebih diinginkan dalam suatu

refrigerasi. Oleh karena dapat menghasilkan kinerja penukar kalor yang baik

(pada beda temperatur yang kecil antara penukar kalor (refrigeran) dan

lingkungan, mampu menghasilkan laju perpindahan panas yang besar.

7. Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

15

8. Refrigeran dengan viskositas rendah lebih baik dalam sistem refrigerasi,

karena dalam alirannya refrigeran akan mengalami tahanan yang kecil. Hal

tersebut akan memperkecil rugi aliran dalam pipa.

9. Refrigeran tidak beracun dan berbau merangsang

10. Refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan mudah didapat

2.4.1 Refrigeran halokarbon

Refrigeran jenis ini tersusun dari campuran satu atau lebih atom halogen

seperti fluorine, chlorine, iodine dan bromine. Beberapa refrigeran yang termasuk

kelompok ini adalah : [Ref. 2 hal 15]

Tabel 2.1 Methane series

Penomoran Nama kimia Rumus kimia

11

12

13

22

23

32

Trichlorofluoromethane

Dichlorodifluoromethane

Chlorotrifluoromethane

Chlorotrifluoromethane

Trifluoromethane

Difluoromethane

CCl3F

CCl2F2

CClF3

CHClF2

CHF3

CH2F2

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

16

Tabel 2.2 Ethane series

Penomoran Nama kimia Rumus kimia

113

114

125

134a

141b

142b

152a

1,1,2-trichlorofluoromethane

1,2-dichlorodifluoromethane

Pentafluoroethane

1,1,1,2- tetrafluoroethane

1,1-dichloro-1-fluoroethane

1-chloro-1,1-difluoroethane

1,1-difluoroethane

CCl2FCClF2

CClF2CClF2

CHF2CF3

CH2FCF2

CH3CClF

CH3CClF2

CH3CHF2

Tabel 2.3 Azetropic blend

Penomoran Komposisi Rumus kimia

500

502

503

504

26,2 % R-152a dan 73,8 % R-

12

51,2 % R-115 dan 48,8 % R-22

40,1 % R-23 dan 59,9 % R-13

48,2 % R-32 dan 51,8 % R-115

CCl2F2/CH3CHF2

CHCl2F2/CCF2CF3

CHF3/CClF3

CH2F2/CF3CClF2

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

17

Tabel 2.4 Aspek Lingkungan

Deskripsi R-12 R-134a

Bahan alami Tidak Tidak

Global Warming Potensial (GWP) 4500 4200

Ozon Depleting substansce (ODS) 1,0 0

Atmosphere Life Time 130 <1

2.4.2 Refrigeran anorganik

Refrigeran ini banyak dipakai awal perkembangan pengkondisian udara,

yang termasuk senyawa ini antara lain [Ref. 5 hal 279]

Tabel 2.5 Refrigeran anorganik

Penomoran Nama kimia Rumus kimia

717

718

729

744

764

Ammonia

Water stream

Air

Carbon dioxide

Sulfur Dioxide

NH3

H2O

H2O

CO2

SO2

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

18

2.4.3 Refrigeran hidrokarbon

Banyak senyawa hidrokarbon yang cocok digunakan sebagai refrigeran,

khususnya dipakai pada industri perminyakan dan petrokimia. Termasuk dalam

kelompok, dapat dilihat table berikut : [Ref. 2 hal 17]

Tabel 2.6 Refrigeran hidrokarbon

Penomoran Nama kimia Rumus kimia

50 Methane CH4

170 Ethane C2H6

290 Propane C3H8

600 n-butane CH3CH2CH2CH3

600a Isobutane CH(CH3)3

1150 Ethylene CH2=CH2

1270 Propylene CH3CH=CH2

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

19

2.5 Analisa Sistem Kompresi Uap

2.5.1 Siklus Carnot

Siklus carnot secara termodinamika bersifat reversible secara skema siklus

mesin kalor Carnot diperlihatkan pada gambar 2.8 berikut ini :

1 4

3

2

Kerja

Kalor ke penguap (lingkungan) bersuhu rendah

TurbinKompresor

Kalor dari sumber bersuhu tinggi

1 4

2

Entropi (Kj/kg K)

Kerja bersih

3Suhu ( 0 K)

Gambar 2.8 Skema Mesin Carnot [Ref. 5 hal 178]

Mesin Carnot menerima energi kalor pada suhu tinggi merubah sebagian

menjadi kerja dan kemudian mengeluarkan sisanya sebagai kalor pada suhu yang

lebih rendah. Siklus refrigerasi Carnot merupakan kebalikan dari siklus mesin

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

20

Carnot. Karena siklus refrigerasi menyalurkan energi dari suhu rendah menuju

suhu yang lebih tinggi siklus refrigerasi membutuhkan kerja luar untuk

mendapatkan kerja. Diagram peralatan, diagram entalpi suhu dari siklus

refrigerasi diperlihatkan pada gambar 2.9 berikut ini :

Evaporator

Kerja

4 1

2

3

Kerja

Kalor dari sumber bersuhu rendah

Kompresor

Katup Ekspansi

Kalor menuju lingkungan yang bersuhu tinggi

Kondensor

4 1

3

Suhu ( 0 K)

Entropi (Kj/kg K)

Kerja bersih

2

Proses siklus refrigerasi carnot : 1-2 Kompresi adiabatic 2-3 Pelepasan kalor isotermal 3-4 Ekspansi adiabatic 4-1 Pemasukan kalor isotermal

Gambar 2.9 Siklus Refrigerasi Carnot dan Diagram Suhu Entropi

Siklus Refrigerasi Carnot [Ref. 5 hal 179]

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

21

Tujuan utama sistem refrigerasi Carnot adalah proses 4-1 penyerapan dari

sumber bersuhu rendah. Seluruh proses lainnya pada siklus tersebut dibuat

sedemikian rupa sehingga energi bersuhu rendah dapat dikeluarkan ke lingkungan

yang bersuhu lebih tinggi.

2.5.2 Siklus Kompresi Uap Teoritis

Siklus teoritis mengasumsikan bahwa :

1. Uap refrigeran yang keluar dari evaporator dan masuk kompresor merupakan

uap jenuh pada tekanan dan temperatur penguapan

2. Refrigeran keluar kondensor dan masuk ke alat ekspansi berupa cairan jenuh

pada tekanan dan temperatur pengembunan

14

23

Katup Ekspansi

Kompresor

Kondensor

Evaporator

4 Penguapan 1Entalpi (kJ/ kg)

Tekanan (kPa)

Ekspansi

2

Kompresi

Pengembunan 2’ 3

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

22

14

2

2’ 3

Entropy (kJ/ kg K)

Suhu ( 0K )

Gambar 2.10 Skema Siklus Kompresi Uap [Ref. 5 hal 187]

Beberapa proses yang bekerja pada siklus refrigerasi:

1. Proses kompresi

Proses kompresi berlangsung dari titik 1 ke titik 2. Pada siklus teoritis

diasumsikan refrigeran tidak mengalami perubahan kondisi selama mengalir

di jalur hisap. Pada proses ini uap refrigeran pada tekanan evaporasi

dikompresi sampai pada tekanan kondensasi. Proses kompresi diasumsikan

isentropik sehingga pada diagram tekanan entalpi, titik 1 dan titik 2 berada

pada satu garis entropi konstan. Pada titik 2 uap refrigeran berada pada

kondisi superheat. Proses kompresi memerlukan kerja luar,entalpi uap naik

yaitu dari h1 ke h2. Besarnya kenaikan ini sama dengan besarnya kerja

mekanis yang dilakukan pada uap refrigeran.

2. Proses kondensasi

Proses 2-2’ dan 2’-3 terjadi di kondensor. Uap panas refrigeran yang keluar

dari kompresor didinginkan sampai pada temperatur kondensasi dan kemudian

di kondensasikan. Titik 2 adalah kondisi refrigeran yang keluar dari

kompresor. Pada titik 2’ refrigeran berada pada kondisi uap jenuh pada

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

23

tekanan dan temperatur kondensasi. Jadi proses 2 – 2’ merupakan proses

pendinginan sensible dari temperatur keluar kompresor menuju temperatur

kondensasi. Proses ini terjadi pada tekanan konstan. Jumlah panas yang

dipindahkan selama proses ini adalah beda entalpi antara titik 2 dan 2’. Proses

2’ – 3 adalah proses kondensasi uap didalam kondensor. Proses kondensasi

terjadi pada tekanan konstan. Jumlah panas yang dipindahkan selama proses

ini adalah beda entalpi antara 2’- 3. Besarnya panas total yang dikeluarkan di

kondensor adalah jumlah antara panas yang dikeluarkan pada proses 2 – 2’

ditambah panas yang dikeluarkan pada proses 2’- 3. Panas total ini berasal

dari panas yang diserap oleh refrigeran yang menguap di dalam evaporator

dan panas yang masuk karena adanya karja mekanis pada kompresor.

3. Proses Ekspansi

Proses ekspansi berlangsung dari titik 3 ke titik 4. Pada siklus standar

diasumsikan tidak terjadi perubahan kondisi cairan refrigeran yang mengalir

di dalam jalur cairan sampai ke throttling device. Kondisi refrigeran masuk ke

alat pengontrol dinyatakan oleh titik 3. Pada proses ini terjadi penurunan

tekanan refrigeran dari tekanan kondensasi titik 3 menjadi tekanan evaporasi

titik 4. Pada waktu cairan di ekspansikan melalui alat ekspansi ke evaporator,

temperatur refrigeran juga turun dari temperatur kondensasi ke temperatur

evaporasi. Hal ini disebabkan oleh terjadinya penguapan sebagian cairan

refrigeran selama proses ekspansi. Proses 3-4 merupakan proses ekspansi

adiabatik dimana entalpi fluida tidak berubah disepanjang proses. Refrigeran

pada titik 4 berada pada kondisi campuran cair-uap

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

24

4. Proses Evaporasi

Proses 4-1 adalah proses penguapan refrigeran pada evaporator atau disebut

juga efek refrigerasi (RE). Proses ini berlangsung pada temperatur dan

tekanan tetap.

2.5.3 Siklus Kompresi Uap Nyata

Siklus kompresi uap sebenarnya terjadi (nyata) berada dari siklus teoritis.

Perbedaan ini muncul karena adanya asumsi-asumsi yang ditetapkan di dalam

siklus standar. Pada siklus nyata terjadi pemanasan lanjut uap refrigeran yang

meninggalkan evaporator sebelum masuk ke kompresor. Pemanasan lanjut ini

terjadi akibat tipe peralatan ekspansi yang digunakan atau dapat juga karena

penyerapan panas di jalur masuk antara evaporator dan kompresor. Refrigeran

cair sebenarnya juga mengalami subcooling sebelum masuk alat ekspansi.

Perbedaan siklus kompresi uap yang sebenarnya terjadi (nyata) dengan siklus

teoritis dapat dilihat pada gambar 2.11

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

25

Tekanan (kPa)

Bawah dingin

3 2’ Penurunan tekanan

3’ 2 Siklus standar

Siklus nyata

Panas lanjut 4’ 4 1’1

Penurunan tekanan

Entalpi kJ/ kg

Gambar 2.11 Perbandingan antara siklus standar dan siklus nyata

[Ref. 5 hal 191]

2.6 Persamaan Matematika Siklus Kompresi Uap

2.6.1 Persamaan Energi Aliran Steady

Di dalam kebanyakan sistem refrigerasi. Laju aliran massa tidak berubah

dari waktu ke waktu (kalaupun ada hanya perubahan kecil), karena itu laju aliran

dapat steady. Didalam sistem yang dilukiskan secara simbolis dalam gambar 2.12

.Keseimbangan energinya dapat dinyatakan sebagai berikut : besarnya energi yang

masuk bersama aliran dititik 1 ditambah dengan besarnya energi yang

ditambahkan berupa kalor dikurangi dengan besarnya energi yang ditambahkan

berupa kalor dikurangi dengan besarnya energi yang meninggalkan sistem pada

titik 2 sama dengan besarnya perubahan energi didalam volume kendali.

Ungkapan matematik untuk keseimbangan energi ini adalah dirumuskan sebagai

berikut.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

26

θddEWgz

vhmqgzhm

v=−⎥

⎤⎢⎣

⎡++−+

⎥⎥⎥

⎢⎢⎢

⎡++

••

2

22

21

2

2211 (2.1)

q [W]

h2h2

h1

m

m E [J] 2•

W [W] z2

v1

1•

Gambar 2.12 Keseimbangan Energi pada sebuah Volume Atur

yang sedang Mengalami Laju Aliran steady [Ref. 5 hal 20]

Dimana :

m = Laju aliran massa refrigeran [kg/s]

h = Entalpi [J/kg]

v = Kecepatan [m/s]

z = Ketinggian [m]

g = Percepatan gravitasi = [9,81 m/s2]

Q = Laju aliran energi dalam bentuk kalor [W]

W = Laju aliran energi dalam bentuk kerja [W]

E = Energi dalam sistem [J]

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

27

Oleh karena dibatasi pada masalah proses aliran steady. Maka tak ada

perubahan harga E terhadap waktu, karena itu dE/dθ =0, dan persamaan energi

aliran steady menjadi :

Wgzv

hmqgzhmv

+⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡++=+

⎥⎥⎥

⎢⎢⎢

⎡++

••

2

22

21

2

2211 (2.2)

2.6.2 Proses Kompresi

Proses kompresi dianggap berlangsung secara adiabatik artinya tidak ada

panas yang dipindahkan baik masuk ataupun keluar sistem. Dengan demikian

harga q = 0, Perubahan energi kinetik dan potensial juga diabaikan, sehingga kerja

kompresi dirumuskan sebagai berikut : [Ref. 5 hal. 21]

( 12 hhW −=•

m )

)

(2.3)

( 12 hhWc −=•

refm (2.4)

Dimana :

Wc = Daya kompresor

h1 = Entalpi refrigeran pada titik 1 [kJ/kg]

h2 = Entalpi refrigeran pada titik 2 [kJ/kg]

refm•

= Laju aliran massa refrigeran [kg/s]

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

28

2.6.3 Proses Evaporasi dan Kondensasi

Pada proses evaporasi dan kondensasi perubahan energi kinetik dan energi

potensial diabaikan sehingga harga v2/2 dan g.z pada titik 1 dan titik 2 dianggap 0.

Dari gambar 2.10 dan persamaan (2.1), laju aliran kalor pada proses evaporasi

(kapasitas pendinginan) dirumuskan sebagai berikut : [Ref. 5 hal. 21]

( 41 hhQe −=•

refm )

)

(2.5)

Dimana :

Qe = Laju perpindahan kalor evaporasi (kapasitas pendinginan) [kW]

h1 = Entalpi refrigeran pada titik 1 [kJ/kg]

h4 = Entalpi refrigeran pada titik 4 [kJ/kg]

refm•

= Laju aliran massa refrigeran [kg/s]

laju aliran kalor pada proses kondensasi (kapasitas pengembunan)

dirumuskan sebagai berikut : [Ref. 5 hal. 21]

( 32k hhQ −=•

refm (2.6)

Dimana :

Qk = Laju perpindahan kalor kondensasi (kapasitas pengembunan) [kW]

h2 = Entalpi refrigeran pada titik 2 [kJ/kg]

h3 = Entalpi refrigeran pada titik 3 [kJ/kg]

refm•

= Laju aliran massa refrigeran [kg/s]

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

29

2.6.4 Throttling Process

Proses ini terjadi pada pipa kapiler atau pada katub ekspansi. Pada proses

ini tidak ada kerja yang dilakukan atau ditimbulkan sehingga w = 0. Perubahan

energi kinetik dan potensial dianggap nol. Proses dianggap adiabatik sehingga

q = 0. Persamaan energi aliran menjadi : [Ref. 5 hal. 21]

h3 = h4 [kJ/kg] (2.7)

2.6.5 Efek Refrigerasi

Efek refrigerasi adalah besarnya kalor yang diserap oleh refrigeran dalam

evaporator pada proses evaporasi, dirumuskan sebagai berikut : [Ref. 5 hal. 187]

RE = h1- h4 (2.8)

Dimana :

RE = Efek refrigerasi [kJ/kg]

h1 = Entalpi refrigeran pada titik 1 [kJ/kg]

h4 = Entalpi refrigeran pada titik 4 [kJ/kg]

2.6.6 Koefisien Prestasi (COP)

Koefisien prestasi dari sistem refrigerasi adalah perbandingan besarnya

panas dari ruang pendingin (efek refrigerasi) dengan besarnya kerja yang

dilakukan kompresor. Koefisien prestasi (COP) dirumuskan sebagai berikut :

[Ref. 5 hal. 187]

12

41

hhhhCOP

−−

= (2.9)

Sedangkan untuk kerja aliran massa udara dapat ditentukan dari hukum

kontinuitas sebagai berikut : [Ref. 5 hal. 125]

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

30

V.AQ = (2.15)

( ) ρVAρQ ⋅⋅=⋅=•

m (2.16)

Dimana :

Q = Debit aliran udara [m3/det]

A = Luas penampang [m2]

V = Kecepatan udara [m/det]

ρ = Massa jenis udara [kg/m3]

m = Laju aliran massa udara [kg/det]

2.7 Efektifitas Perpindahan Panas

Efektifitas perpindahan panas merupakan perbandingan laju perpindahan

panas yang sebenarnya terhadap laju perpindahan maksimum yang mungkin

terjadi.

Panas yang diserap oleh evaporator untuk mendidihkan refrigeran sebesar

jumlah efektifitas perpindahan panas yang diberikan oleh udara. Sehingga

menaikan suhu refrigeran sebagai penyebab turunnya temperatur udara pada

keluaran evaporator.

Besarnya nilai efektifitas perpindahan panas dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut : [Ref. 3 hal 564]

==maksQ

Qmungkinyang maksimum kalor n perpindahaLaju yasesungguhnkalor n perpindahaLaju ε

Laju perpindahan kalor yang mungkin adalah

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/.../105/jtptunimus-gdl-nanangwahy-5220-2-bab2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ... Siklus carnot secara termodinamika

31

( )masukmasuk chcmaks TTCQ −=•

Laju perpindahan kalor sesungguhnya adalah

( )keluarmasuk hhh TTCQ −=•

Dimana :

ε = Efektifitas perpindahan panas Ch = mh.cph, Laju aliran kapasitas panas [KJ/s 0C]

Cc = mc.cpc, Laju aliran kapasitas dingin [KJ/s 0C]

Th = Temperatur panas [0C]

Tc = Temperatur dingin [0C]