27
11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari pengertian tersebut, nampak bahwa UU Sisdiknas menekankan pendidikan sebagai suatu proses, dimana terdapat kegiatan pembelajaran didalamnya. Pengertian ini berbeda dengan pengertian yang dikemukakan oleh sumber yang lain. Menurut Bruner (Ratna Wilis 2011 : 74) ada empat tema tentang pendidikan yaitu: - Struktur pengetahuan , Kurikulum hendaknya mementingkan struktur pengetahuan. Hal ini perlu sebab dengan struktur pengetahuan , kita dapat menolong siswa untuk melihat fakta fakta yang kelihatanya tidak memiliki hubungan , dapat dihubungkan dengan yang lain ,dan pada informasi yang telah mereka miliki. - Kesiapan Belajar , terdiri atas penguasaan keterampilan yang sederhana yang dapat mengisinkan seseorang untuk mencapai keterampilan yang lebih tinggi

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pendidikan

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

pendidikan adalah

Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Dari pengertian tersebut, nampak bahwa UU

Sisdiknas menekankan pendidikan sebagai suatu proses, dimana terdapat kegiatan

pembelajaran didalamnya. Pengertian ini berbeda dengan pengertian yang

dikemukakan oleh sumber yang lain.

Menurut Bruner (Ratna Wilis 2011 : 74) ada empat tema tentang pendidikan

yaitu:

- Struktur pengetahuan , Kurikulum hendaknya mementingkan struktur

pengetahuan. Hal ini perlu sebab dengan struktur pengetahuan , kita dapat

menolong siswa untuk melihat fakta – fakta yang kelihatanya tidak memiliki

hubungan , dapat dihubungkan dengan yang lain ,dan pada informasi yang

telah mereka miliki.

- Kesiapan Belajar , terdiri atas penguasaan keterampilan yang sederhana yang

dapat mengisinkan seseorang untuk mencapai keterampilan yang lebih tinggi

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

12

- Dengan intuisi adalah teknik –teknik intelektual untuk sampai pada formulasi

tanpa melalui langkah analisis

- Motivasi atau keinginan untuk belajar dan cara-cara yang tersedia pada para

guru untuk merangsang motivasi siswa

Bertolak dari pengertian pendidikan yang telah dikemukakan oleh beberapa

sumber tersebut, maka salah satu bentuk kegiatan yang mutlak ada dalam

pendidikan adalah belajar.

2.2 Hasil Belajar

2.2.1. Pengertian Belajar

Terdapat berbagai pengertian belajar menurut beberapa ahli pendidikan.

Sujiati (2011:10) mengemukakan berbagai pengertian sebagai berikut:

a.Belajar menurut Ernest R Hicgard adalah proses pembuatan yang dengan

sengaja biasa menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari

perubahan yang ditumbulkan sebelumnya.

b.Menurut Gagne,belajar merupakan perubahan yang diperlihatkan dalam bentuk

tingkah laku,yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam

situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang sempurna itu.

c.Menurut para ahli psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan,yaitu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidup.

d.Menurut Sardiman, belajar merupakan usaha penguasaan materi ilmu

pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju

terbentuknyakepribadianseutuhnya

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

13

Berbagai definisi belajar tersebut, nampak bahwa definisi yang

dikemukakan oleh Sardiman lebih cocok dengan konteks belajar pada lingkup

pendidikan formal. Dalam kerangka ini, salah satu tujuan belajar adalah untuk

menguasai materi ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah formal. Belajar

adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku

sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.

2.2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Berhasil tidaknya suatu pembelajaran siswa dipengarhui faktor-faktor yang

mempengaruhi yaitu faktor internal dan eksternal. Slameto (2003 : 5)

mengemukakan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi belajar adalah :

Faktor intern , yaitu faktor yangg ada dalam diri individu. Faktor intermn

meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Faktor

jasmaniah seperti : kesehatan , cacat tubuh . faktor psikologis seperti : intelegensi,

perhatian , minat , bakat , motif , kematanagan , kesiapan. Faktor kelelahan seperti

: kelelahan jasmani dan kelelahan Rohani ; Faktor Intern , yaitu faktor yang ada

diluar iniviidu. Meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

Faktor keluarga seperti cara orang tua mendidik , keadaan ekonomi keluarga ,

suasana rumah , pengertian orang tua , dan latar belakang kebudayaan. Faktor

sekolah seperti metode mengajar , kurikulum, relasi guru denngan siswa , relasi

siswa dengn siswa , disiplin sekolah , cara belajar. Faktor masyarakat , mass

media , teman bergaul , bentuk kehidupan masyarakat.

Faktor Internal :

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor – faktor internal ini meliputi faktor

fisiologi dan psikologis.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

14

1) Faktor Fisiologis adalah faktor – faktor yang berhubungan dengan kondisi

fisik individu. Faktor – faktor ini debedakan menjadi dua macam:

a) Keadaan tonus (tegangan otot) jasmani pada umumnya sangat

mempengaruhi aktivitas belajar seseorang, maka perlu ada usaha untuk

menjaga kesehatan jasmani.

b) Keadaan fungsi jasmani/fisiologis, selama proses belajar berlangsung

peran fungsi fisioligis pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil

belajar , terutama panca indera.

2) Faktor Psikologis

a) Faktor – faktor Psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang

dapat mempengaruhi proses belajar. Faktor psikologis merupakan

faktor yang ada pada dirisiswa yang berhubungan dengan keadaan

kejiwaan dari setiap siswa yang bersangkutan. Faktor yang termasuk

aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitasdan kualitas

perolehan pembelajaran siswa diantara faktor- faktor rohaniah siswa

yang pada umumnya yanglebih essensial adalah kecerdasan siswa /

intelegensi siswa, motivasi , sikap , perhatian , ingatan , minat , dan

bakat

Berdasarkan penjelasan di atas maka yang dimaksud faktor internal yang

berhubungan dengan hasil belajar dalam penelitian yang akan dilakukan ini faktor

yang timbul dari dalam diri siswa yaitu kecerdasan , kreatifitas , bakat motivasi ,

dan minat yang dimiliki oleh seorang siswa.

Faktor Eksternal :

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor

eksternal yang berpengaruh terhadap cara belajar dikelompokan menjadi tiga

faktor , yaitu faktor keluarga , faktor sekolah dan faktor masyarakat.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

15

Selanjutnya Bloom dalam Leny Susilawati (2011: 10) mengklasifikasikan

tujuan dari belajar menjadi 3 ranah yaitu :

1. Ranah Kognitif , berkenaan denman hasil belajar intelektual yang

meliputi aspek – aspek penghetahuan , ingatan pemahaman , aplikasi ,

analisis, sintesis, dan evaluasi disebut kognitif tingkat tinggi:

2. Ranah Afektif ,berkenaan dengan sikap yang meliputi aspek-aspek

penerimaan , tanggapan , keyakinan, organisasi, dan internalisasi

3. Ranah Psikomotorik, berkenaan dengan ketrampilan dan kemampuan

bertindak meliputi aspek-aspek gerakan reflek , keterampilan gerakan

dasar, kemampuan preseptual , keharmonisan atau ketepatan dan

gerakan ketrampilan komplek.

Menurut Witherington dalam Leny Susilawati (2011 : 10) mengatakan

bahwa belajar adalah suatu perubhan dalam kepribadian yang menyatakan diri

sebagai poola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan , sikap , kebiasan,

kepandaian , atau suatu pengertian. Tingkah laku yang mengalami perubahan

karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian , baik phisik maupun fisik

, seperti perubahan dalam pengertian , pemecahan suatu maslah atau berfikir ,

keterampilan , kecakapan , kebiasaan maupun sikap.

Keberhasilan belajar pada masa awal kehidupapan seseorang, kita akan

melihat faktor-faktor umum keberhasilan belajar pada umumnya. Dalam hal ini

kita akan melihat keberhasilan dalam belajar dari toga faktor penting yakni faktor

internal pembelejar dan kedua adalah faktor eksternal. Kedua faktor ini

sesungguhnya saling terkait, karena bisa jadi karena faktor internal maka faktor

eksternal yang buruk dapat diatasi, demikian pula sebaliknya.

1) Faktor Internal

Dalam membahas keberhasilan dari faktor internal, faktor internal yang

dimaksud dalam tulisan ini adalah faktor keberhasilan belajar yang datang dari

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

16

diri siswa atau subjek belajar. Baik faktor pisiknya maupun faktor psikisnya.

kita akan membahas terlebih dahulu faktor psikisnya. Dalam hal ini ada

berbagai model klasifikasi pembagian macam-macam faktor psikologis yang

diperlukan dalam kegiatan belajar.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal dalam bahasain ini adalah faktor kesuksesan belajar yang

ditunjang oleh faktor-faktor yang berada di luar pribadi subyek belajar, dalam

hal ini tentunya menyangkutbeberapa hal diantaranya faktor guru, keadaan

lingkungan dan media yang digunakan. Guru sebagai sosok sentral dalam

kegiatan pembelajaran tentunya merupakan sosok yang sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan belajar siswa utamanya yang mengunakan jalur

pendidikan formal. Eksistensi guru tentunya diakui oleh semua golongan

dalam hal keberhasilan belajar anak. Keadaan lingkungan, seperti penerangan,

kenyamanan, ada musik latarnya merupakan kondisi yang kondusif untuk

keberhasilan belajar. Oleh karena itu keadaan lingkungan sekitar dalam belajar

dapat direkayasa sedemikian rupa untuk keberhasiln belajar. Tentunya hal ini

adalah bagian dari strategi pembelajaran yang dapat di buat oleh semua pihak

yang berkepentingan terhadap hasil belajar siswa. Dalam hal ini tentunya

peran guru haruslah cukup besar andilnya dalam menyediakan keadaan

lingkungan yang baik.

Belajar yang dapat ditangkap dari uraian di atas adalah usaha manusia untuk

menjadikan dirinya lebih baik dari sikap atau ilmu pengetahuan dan mencapai

suatu tujuan dari usahanya tersebut.

2.2.3 Pemahaman Hasil belajar

Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri atas dua kata yaitu “ hasil “

dan “belajar” yang memiliki arti yang berbeda. Oleh karena itu untuk memahami

lebih mendalam mengenai makna hasil belajar , akan membahas pengertian “hasil

“ dan” belajar “

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

17

Menurut Djamarah 2000 ( dalam Lenny susilawati 2011) , hasil adalah

prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan , diciptakan , baik secara

individu maupun kelompok. Hasil tidak pernah dihasilkan selam orang tidak

melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuahprestasi dibutuhkan perjuangan

dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan , sungguh-sungguh

dan kemauan yang tinggidan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk

mencapainya

Dalam Slameto (2003 : 2) Hasil belajar merupakan suatu interaksi hasil

belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru , tindak mengajar diakhiri dengan

proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa , hasil belajar merupakam puncak

proses belajar yang merupakan buktidari suatu usaha yang telah dilakukan.

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah lagu yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

Oemar Hamalik ( 2004 : 30 ) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan

perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti rangkaian pembelajaran atau

pelatihan, perubahan yang terjadi dapat diamati melalui beberapa aspek berikut :

1. Pengetahuan

2. Pengertian

3. Kebiasaan

4. Keterampilan

5. Apresiasi

6. Emosional

7. Hubungan sosial

8. Jasmani

9. Etis

10. Sikap

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

18

Hasil belajar dapat dikatakan sebagai perubahan yang terjadi dalam individu

akibat dari usaha yang dilakukan atau interaksi individu dengan lingkungannya.

Hasil individu dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan secara bertahap

selama proses belajar mengajar itu berlangsung. Evaluasi dapat dilakukan pada

awal pelajaran, selama pelajaran berlangsung atau pada akhir pelajaran

Menurut Oemar hamalik (2004:155)hasil belajar nampak sebagai terjadinya

perubhana pengetahuan, sikap , dan keterampilan. Perubahan dapat diartikan

terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan

sebelumnya , misalnya dari tidak tahu menjadi tahu , sikap tidak sopan menjadi

sopan dan sebagainya.

Gagne mengemukakan tiga macam hasil belajar (Ratna Wilis 2011 : 118)

tiga diantaranya bersifat kognitif , afektif , dan psikomotorik.

Tabel 2.1 Hasil Belajar yang Diharapkan (Kognitif-Afektif-Psikomotor)

Kognitif Afektif Psikomotorik

- Menguasai materi

dasar-dasar

Hasrat untuk mempelajari

banyak tentang fungsi

dan gejala yang timbul

Melakukan atau

mempraktekan

berdasarkan teori

Berbagai tipe hasil belajar yang tepat dalam dimensi hasil tuntas/tujuan

langsung,biasanya mencakup tiga ranah yaitu : kognitif, afektif , dan psikomotor

( Bloom dalam Slameto 2003 : 36). Dari berbagai pengertian diatas hasil belajar

yaitu suatu hasil dari usaha yang diperoleh seseorang atas usaha atau evaluasi

yang didapatkan sebelumnya.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

19

2.2.4. Manfaat dan Fungsi Hasil Belajar

Pelaksanaan penilaian hasil belajar pada proses belajar mengajar

bertujuan untuk:

(1) mengetahui kemajuan belajar siswa, baik sebagai individu maupun

anggota kelompok/kelas setelah ia mengikuti pendidikan dan pembelajaran dalam

jangka waktu yang telah ditentukan.

(2) mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi berbagai komponen

pembelajaran yang dipergunakan guru dalam jangka waktu tertentu. Komponen

pembelajaran itu misalnya menyangkut perumusan materi pembelajaran,

pemilihan metode pembelajaran, media, sumber belajar, dan rancangan sistem

penilaian yang dipilih.

(3) menentukan tindak lanjut pembelajaran bagi siswa, dan

(4) membantu siswa untuk memilih sekolah, pekerjaan, dan jabatan yang

sesuai dengan bakat, minat, perhatian, dan kemampuannya.

Dari tujuan tersebut, menunjukkan bahwa penilaian hasil belajar pada

dasarnya tidak hanya sekedar mengevaluasi siswa, tetapi juga seluruh komponen

proses pembelajaran, seperti guru, Tujuan belajar pada materi ini diharapkan :

(1) dapat menjelaskan tujuan penilaian hasil belajar;

(2) dapat menyebutkan fungsi penilaian hasil belajar metode, dan media

pembelajaran. Karena kegiatan pembelajaran tidak semata-mata diorientasikan

kepada siswa, tetapi merupakan system yang melibatkan semua komponen

pembelajaran yang akan digunakan untuk perbaikan bidang pengajaran dan hasil

belajar, fungsi diagnosis dan usaha perbaikan, fungsi penempatan dan seleksi,

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

20

fungsi bimbingan dan penyuluhan, perbaikan kurikulum, dan penilaian

kelembagaan. Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah

laku pada diri siswa. Oleh sebab itu dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauh

mana perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui proses belajarnya.

Dengan mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dapat diambil

tindakan perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang bersangkutan.

Dengan perkataan lain, hasil penilaian tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui

tercapai tidaknya perubahan tingkah laku siswa, tetapi juga sebagai umpan balik

bagi upaya memperbaiki proses pembelajaran. Dalam penilaian ini dilihat sejauh

mana keefektifan proses pebelajaran dalam mengupayakan perubahan tingkah

laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu

sama lain sebab hasil belajar yang dicapai siswa merupakan akibat dari proses

pembelajaran yang ditempuhnya (pengalaman belajarnya). Sejalan dengan

pengertian diatas maka penilaian berfungsi sebagai berikut:

a. Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan pembelajaran. Dengan fungsi

ini maka penilaian harus mengacu pada rumusanrumusan tujuan pembelajaran

sebagai penjabaran dari kompetensi mata pelajaran

b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin

dilakukan dalam hal tujuan pembelajaran, kegiatan atau pengalaman belajar siswa,

strategi pembelajaran yang digunakan guru, media pembelajaran, dll.

c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang

tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan pelajar

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

21

siswa dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran dalam bentuk nilai-nilai

prestasi yang dicapainya.

(http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.com/2012/07/tujuan-dan-fungsi-

penilaian-hasil.html , 18 April 2013 17:04)

2.3 Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru dengan

menggunakan waktu dan kegiatan yang disertai dengan modal dan resiko serta

menerima balas jasa dan kepuasan atau kebebasan pribadi ( Eman Suherman

2009 : 16).

Menurut Joko Sutrisno pendidikanya yang berwawasan kewirausahaan

dalam pendidikanya menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi kearah

pembentukan kecakapan hidup(lifeskill) pada peserta didiknya melalui kurikulum

yang terintegrasi yang dikembangkan disekolah..Faktor –factor yang berperan

dalam membuka dan menerapkan minat untuk berwirausaha disekolah adalah

menyangkut.:

Aspek kepribadian para siswasendiri.

Hubungan dengan teman-teman disekolah.

Hubungan dengan orang tua dan famili.

Hubungan dengan lingkungannya.

Faktor-faktor pemicu dan dorongan agar siswa mau berusaha adalah :

Adanya praktek kecil –kecilan dalam bisnis dengan temannya,Adanya tim bisnis

disekolah yang dapat diajak bekerjasama dalam berwirausaha.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

22

SMA terdiri dari tiga jurusan yaitu IPA,IPS, dan Bahasa. Sementara di SMA

terdiri dari berbagai keterampilan. Itulah sebabnya pemanfaatan desaign

pembelajaran kewirausahaan pada jenjang pendidikan menengah hendaknya betul

betul tertata dengan baik dalam konsepsi yang relatif menyeluruh mulai soal ,

penetapan wakt pembelajaran , pelaksanaannya sampai evaluasi dan langkah-

langkah tindak lanjut( Eman Suherman :107)

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa tujuan pembellajaran ialah

tertanamnya atau terbentuknya jiwa , semangat dan nilai – nilai kewirausahan ,

sehingga siswa menjadi individu yang mandiri, kreatif dan inovatif serta mampu

melaksanakan jiwa kirausaha dalam kehidupan ketika belajar maupun masa

depanya. Kewirausahaan di SMA merupakan suatu mata pelajaran yang masih

satu rumpun dengan ekonomi untuk mendidik siswa agar mandiri dan kreatif.

Mata pelajaran kewirausaahan dimana melatih pula untuk belajar dalam

konsep belajar. Belajar juga dipengaruhi motivasi belajar pula dalam individu

siswa maka motivasi belajar siswa sangat penting untuk pendalaman dan hasil

belajar di mata pelajaran kewirausahaan. (Eman Suherman :108 , 109).

2.4 Motivasi Belajar

2.4.1 Motivasi

Menurut Sartain, Motivasi adalah suatu pertanyaan yang komplek dimana

dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan

(goal ) atau perangsang.Motivasi adalah suatu dorongan bagi seseorang untuk

berubah menjadi lebih baik. Motivasi diperlukan untuk siswa tahu bahwa siswa

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

23

ada dukungan dari belakang. Ini juga ada didalam dukungan orang tua yang

berperan dalam proses belajar. Prestasi yang diraih tidak luput dari dukungan

orangtua yang mendukung psikis anak sebagai siswa.

Motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar , para ahli

sukar mendefinisikan , akan tetapi motivasi berhubungan dengan : perilaku ,

kekuatan merespon setelah belajar peserta didik memilih melakukan tindakan

tertentu dan ketahanan perilaku. (Martinis Yamin 2011:216)

Menurut Mc. Donald (Martinis Yamin 2011:216) motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan

dan reaksi untuk mencapai tujuan.pengertian yang dikemukakan oleh Mc Donald

ini mengandung tiga elemen atau ciri pokok dalam motivasi itu , yakni motivasi

itu mengawalinya terjadinya perubahan energi , ditandai dengan adanya feeling

dan dirangsang karena adanya tujuan.

Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang

untuk dapat melakukan kegiatan belajardan menambah keterampilan ,

pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapainya

suatu tujuan. Dalam kegiatan belajar motivasi sangat diperlukan sebab seseorang

yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan melakukan aktifitas

belajar.( Martinis Yahmin 2011:216)

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

24

2.4.2 Ciri ciri Motivasi :

Menurut Sardiman AM (2004 ,Enny Hartantik,2008 : 21), motivasi memiliki

ciri- ciri sebagai berikut :

a. Tekun menghadapi Tugas

b. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin.

c. Menunjukan minat terhadap bermacam- macam masalah

d. Lebih senang bekerja mandiri

e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin atau kurang krearif

Macam motivasi:

a. Menurut WS.Winkel (Enny Hartantik,2008 : 21):

1. Motivasi instrinsik : motivasi yang muncul karena tidak perlu adanya

rangsangan dari luar

2. Motivasi ekstrinsik : motivasi yang muncul karena adanya dorongan dari

luar

b. Menurut Siti Partini Suadirman(Enny Hartantik,2008 : 21)

1. Motif murni : dapat dorongan yang kuat terhadap hasil belajar itu sendiri

2. Motivasi kurang Murni : motivasi yang bersumber pada ketakutaan

terkena hukuman.

Fungsi motivasi sebagai pendorong usaha pencapaian prestasi. Seseorang

melakukan suatu usaha karena motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar

, siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik pula. Dengan kata lain bahwa

dengan adanya motivasi , seseorang yang belajar akan menghasilkan prestasi yang

baik.(Enny Hartantik,2008 : 23).

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

25

2.4.3. Teori Motivasi

Mc Clallend mengemukakan teori tentang motivasi yaitu Teori kebutuhan

berprestasi bahwa ada 3 hal yang melatar belakangi motivasi seseorang ( Martinis

Yamin 2011 : 226)

1. The need for archievement

Yaitu kebutuhan seseorang untuk memiliki pencapaian signifikan,

menguasai berbagai keahlian , atau memiliki standar timggi. Orang yang

memilki need for achiement tinggi biasanya selalu ingin menghadapi

tantangan baru untuk mencapai tingkat kebebasan tinggi. Imbalan yanng

diharapkan dari seseorang yan memiliki need for achivement tinggi

biasanya berupa pengakuan darimasyarakat akan kesuksessan yang dicapai ,

sehingga menimbulkan perasaan positif dari oranga tersebut untuk selalu

berusaha menghadapi tantangan.

2. The Need For Authority And Power

Yaitu kebutuhan akan kekuasaan dimana kebutuhan tersebut didasari pada

keinginan seseorang untuk mengatur atau memimpin orang lain. Terdapat 2

need for authority and power , 1) kekuasaan pribadi , contohnya seorang

pemimpin perusahaan yang terus mencari posisi paling tinggi agar dapat

mengatur orang lain dan mengarahkan kemana tujuan yang ingin dicapai, 2)

kekuasaan sosial adalahkekuasaan yang digunakan untuk hal yang berkaitan

denngan kepentingan sosial.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

26

3. The Need For Affilitation

Yaitu kebutuhanyangg didasari oleh keinginan untukmendapatkan atau

menjalankan hubungan yang baik dengan orang lain dan merasa ingin

disukai dan diterima oleh sesamanya. Mc Clelland mengatakan bahwa

kebutuhan yang kuat pada afiliasi akan mempengaruhi obyektifitas

seseorang. Sebab jika ia merasa ingin disukai , makan akan melakukam

apapun agar orang lain suka akan kebutuhanya

2.4.4.Motivasi Belajar Siswa

Alasan mengapa manusia belajar , untuk tujuan apa , kapan dimana manusia

belajar. Pertanyaan pertanyaan yang mempunyai motif dalam setiap diri manusia.

Bahri 2002 (Leny Susilawati 2011: 28) menyatakan fungsi motivasi dalam belajar

sebagai pendorong perbuatan , penggerak perbuatan , dan pengarah perbuatan .

sedangkan motivasi belajar Winata (Leny Susilawati 2011: 28) mengemukakan

bahwa motivasi belajar pada hakikatnya merupakan kekuatan mental yang

mendorong terjadinya proses dalam diri siswa. Apabila motivasi belajar siswa

kuat , maka kegiatan belajarnya akanmeningkat , sebaliknya apabila motivasinya

lemah maka akan melemahkan kegiatan belajarnya dan berakibat mutu hasil

belajarnya akan rendah. Artinya tujuan belajar tidak akan tercapai sebagaimana

mestinya.

Sadirman (2011: 76 ) menyatakan menyatakan bahwa seseorang melakukan

aktivitas mendorong aktivitas didorong oleh adanya faktor-faktor kebuthan

biologis , instrinsik , unsur – unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

27

perkembangan budaya manusia. Jadi motivasi selalu terkait dengan soal

kebutuhan , karena seseorang akan terdorong melakukan sesuatu bila merasa ada

sesuatu bila merasa ada sesuatu kebutuhan. Dengan demikian teori tentang

motivasi yang selalu bergayut dengan soal kebutuhan yaitu:

1. Kebutuhan fisiologis , seperti haus , lapar , kebutuhan untuk istirahat ;

2. Kebutuhan akan keamana yaitu rasa aman bebas dari rasa takut dan

kecemasan;

3. Kebutuhan akan cinta dan kasih , rasa terima dalam suatu masyarakat;

4. Kebutuhan untuk mewujudkandiri sendiri, yakni mengembangkan bakat

dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial ,

pembentukan pribadi.

Disamping itu ada teori – teori lain yang perlu diketahui : (1) Teori instink ;

tindakan setiap diri manusia diasumsikan seperti tingkah jenis binatang ; (2) teori

fisiologis : semua tindakan manusia itu berakar pada semua usaha memenuhi

kepuasan dan kebutuhan organik atau kebutuhan untuk kepentingan fisik ; (3)

Teori pwikoanalitik : lebih menekan pada unsur – unsur kejiwaan yan ad pada diri

manusia.

Banyak dikemukakan oleh Sadirman A.M tentang Belajar dan Motivasi

Belajar seperti berikut:

Dalam kegiatan belajar ( Sadirman 2011 : 75) , motivasi dapat dikatakan

sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar , sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat

tercapai. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non

itelektual. Peranan yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah , merasa

senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat ,

akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

Seorang siswa memiliki inteligensia cukup tinggi , boleh jadi gagal karena

kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal jika ada motivasi yang tepat.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

28

Disini tugas guru juga harus mampu memberikan motivasi dalam kegiatan

belajar.memberi motivasi kepada siswa berarti menggerakkan siswa untuk

melakukan sesuatu. Pada awalnya siswa akan merasa ada kebutuhan dan ingin

melakukan sesuatu kegitan belajar( Sadirman 2011 : 78)

Motivasi belajar bertalian dengan tujuan , misalnya para pelajar mengurung

dirinya dikamar untuk belajar karena akan menghadapi ujian pada pagi harinya.

Ini berarti motivasi itu mempengaruhi adanya kegiatan. Sehubungan dengan hal

tersebut ada 3 fungsi motivasi ( Sadirman 2011 : 83 )

Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi

Menentukan arah perbuatan , yakni ke arah tujuan yang akan dicapai;

Menyeleksi perbuatan , yakni menentukan perbuatan –perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan , dengan menyisikan

perbuatan – perbuatan yang bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang

akan menghadapi ujian dengan harapan dapat luulus, tentu akan melakukan

kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau

membaca komik sebab tidakserasi dengan tujuan. Dengan ndikator dari motivasi

yaitu :

a. Cita – cita

Cita – cita adalah suaatu target yang ingin dicapai. Target ini diartikan

sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung

makna bagi seseoang. Munculnya cita-cita seseorng disertai dengan

pengembangan akar, moral kemauan, bahasa udan nilai-nilai kehidupan

yang juga menimbulkan adanya perkembangan kepribadian.

b. Kemampuan belajar

Setiap siswa memiliki kemampuan belajar yang berbeda. Hal ini diukur

melaluitaraf perkembangan berfikir siswa, dimana siswa yang taraf

perkembangan berfikirnya konkrit tidak sama dengan siswa yang sudah

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

29

sampai pada taraf perkembangan berfikir rasional. Siswa yang merasa

dirinya memiliki kemampuan unntuk melakukan sesuatu, maka akan

mendorong dirinya berbuat sesuatu untuk dapat mewujudkan tujuan yang

ingin diperolehnya dan sebaliknya yang merasa tidak mampu akan merasa

malas untuk berbuat sesuatu.

c. Kondisi siswa

Kondisi siswa dapat diketahui dari kondisi fisik dan kondisi psikologis ,

karena siswa adalh makhluk yang terdiri dari kesatuan psikopisik. Kondisi

fisik siswa lebih cepat diketahui dari kondisi fisik psikologis. Hal ini

dikarenakan kondisi fisiklebih jelas menunjukkan gejalanya daripada

kondisi psikologis.

d. Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan merupakan unsur yang datang dari luar diri siswa

yaitu lingkungankeluarga , sekolah , dan masyarakat. Lingkungan fisik

sekolah , sarana dan prasarana perlu ditata dan dikelola agar dapat

menyenangkan dan membuat siswa merasa nyaman untuk belajar.

Kebutuhhan emosional psikologis juga perlu mendapat perhatian ,

misalnya kebutuhan rasa aman , berprestasi , dihargai , diakui yang harus

dipenuhi agar motivasi belajar timbul dan dapat dipertahankan.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

30

e. Unsur-unsur dinamis

Unsur-unsur dinamis adalah unsur-unsur yang keberadaannya di dalam

proses belajar tidak stabil , kadang-kadang kuat , kadang-kadang kuat ,

kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali misal gairah belajar

emosi siswa dan lain – lain. Sisa memiliki perasaan , perhatian , kemauan

ingatan dan pikiran yanng menngalami perubahan selama prses belajar ,

kadang – kadang lemah atau kuat.

f. Upaya guru membelajarkan siswa

Upaya guru membelajarkan siswa adalah usaha aguru dalam

mempersiapkan diri untuk membelajarkan siswa mulai dari penguasaan

materi , cara penyampaiannya, menarik perhatian siswa dan mengevaluasi

hasil belajar siswa. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar , artinya

keberhasilan guru yang menjadi titik tolak , besar kemungkinan siswa

tidak tertarik untuk belajar sehingga motivasi belajar siswa menjadi

menurun atau hilang.

2.4.5 Teori Motivasi Belajar

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam

kegiatan belajar di sekolah ( Sadirman 2011 : 76 )yaitu :

1. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak

siswa belajar yang utama justruuntuk mencapai angka yang baik.Sehingga

siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai pada laporannya

harus baik.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

31

2. Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi tetapi tidaklah selalu demikian.

Karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi

seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan

tersebut.

3. Saingan / kompetensi

Persaingan , baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa

4. Pujian

Pujian inj adalah bentuk dari reinforcement yang positif dan sekaligus

merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat akan memupuk

suasana yang menyenangkan dan mempertingggi gairah belajar serta sekaligus

akan membangkitkan harga diri.

5. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secar

atepat danbijak bisamenjadi alat motivasi.

6. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi

untuk belajar sehingga sudah barang tentu hasillnya akan lebih baik.

7. Minat

Minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan

dengan lancar kalau disertai dengan minat

8. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa , akan merupakan

motivasi yang sangat tinggi. Sebab dengan memahami tujuan yang harus

dicapai karena dirasa sanngat berguna dan menguntungkan , maka akan timbul

gairah untuk terus belajar.

Fungsi motivasi sebagai pendorong usaha pencapaian prestasi. Seseorang

melakukan suatu usaha karena motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam

belajar , siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik pula. Dengan kata

lain bahwa dengan adanya motivasi , seseorang yang belajar akan

menghasilkan prestasi yang baik ( Sadirman 2004 : 85)

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

32

Bahri Jamarah (2000 : 114 dalam Lenny Susilawati) mengemukakan

Motivasi belajar yaitu suatu dorongan yang dimiliki siswa untuk melakukan

kegiatan belajar guna mencapai hasil belajar yang optimal . apabila tidak ada

motivasi belajar dalam diri siswa , maka akan menimbulkan rasa malas untuk

belajar baik dalam mengikuti proses belajar mengajar maupun mengerjakan tugas-

tugas individu dari guru.

Dari penjabaran diatas dapat dinyatakan orang yang mempunyai motivasi

yang tinggi dalam belajar maka akan timbul minat yang besar dalam mengerjakan

tugas, membangun sikap dan kebiasaan belajar yang sehat melalui penyusunan

jadwal belajar dan melaksanakan dengan tekun.

Teori yang akan mengkokohkan penelitian ini nantinya sebelumnya diawali

atau mendapat pandangan referensi daripenelitian sebelumnya dengan beberapa

variable yang hampir sama.

2.5 Penelitian Relevan

Hubungan Antara Motivasi Belajar Matematika Dengan Prestasi

Belajar Matematika Pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Salatiga Tahun

Pelajaran 2009/2010 Setyoningum 202006060

Latar belakang penulisan skripsi didorong oleh keinginan pribadi penulis

seorang mahasiswa FKIP Program Studi Matematika angkatan 2006

mengungkapakan masalah tentang Hubungan Antara Motivasi Belajar

Matematika Dengan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas X di SMA

Negeri 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010 dengan rumusan masalah adalah

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

33

apakah ada hubungan positif signifikan antara motivasi belajar matematika

dengan prestasi belajar matematika pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Salatiga

tahun pelajaran 2009/2010

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya , maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif dan

signifikan antara motivasi belajar matematika dengan prestasi belajar matematika

pada kelas X SMA Negeri 1 Salatiga atau H0 ditolak dan H1 diterima. Koefisien

korelasi yang ditunujukan antar motivasi belajar matematika dengan prestasi

belajar matematika pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Saltiga sebesar o,364

dengan taraf signifikansi 0,000( ρ < 0.05 ). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi

motivasi belajar matematika yang dimiliki siswa , semakin tinggi pula prestasi

belajar matematikanya. Demikian sebaliknya semakin rendah motivasi belajar

matematika semakin rendah prestasi belajar siswa. Hasil analisis data

menunjukkan bahwa variasi skor prestasi belajar matematika sebesar 13,3 % dan

86,7 % lainnya adalah factor luar motivasi belajar matematika antara lain keadaan

onus jamani , keadaan fungsi jasmani , kecerdasan siswa minat , sikap , bakat ,

lingkunga sekolah , ligkungan keluarga lingkungan masyarakat lingkungan

alamiah , faktor instrumental dan faktor materi pelajaran. Hasil ini mendukung

hipotesis empirik yang diajukan oleh peneliti.

2.6 Kerangka Berfikir

Motivasi belajar adalah faktor intrinsik terbangun dalam diri masing-masing

siswa yang akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Parisipasi orang tua yang

berupa pemberian fasilitas belajar, uang saku , perhatian , pujian yang merupakan

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

34

faktor eksternal yang mendukung pribadi siswa berpengaruh pada perkembangan

belajar dan hasil belajar yang baik.

Motivasi sangat penting dalam proses belajar mengajr , karen amotivasi

dapat mendorong siswa utnuk melakukan aktivitas aktivitas tertentu yang

berhubunggan dengan kegiatan belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar

tersebut diperlukan suatu upaya yang dapat meningkatkan motivasi siswa ,

sehingga siswa yang bersangkutan dapat meningkatkan hasil belajarnya.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dibuat suatu kerangka berfikir , dengan

bagan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berfikir Variabel Motivasi Belajar (X) dengan Hasil

Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan (Y)

Keterangan :

X= Variabel bebas yaitu motivasi belajar siswa

Y = Variabel terikat Hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan

= Hubungan assosiatif

Motivasi Belajar siswa yang merupakan variable bebas berhubungan

dengan Hasil Belajar siswa seperti yang diungkapkan pada teori- teori para ahli.

Saat motivasi belajar siswa meningkat maka hasil belajar meningkat. Gambaran

Hasil belajar

kewirausasaan

pada siswa

(Y)

MOTIVASI

BELAJAR(X)

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

35

pada hasil belajar meningkat dapat dilihat berhubungan karena motivasi yang

meningkat atau pada saat hasil belajar turun dapat membuat motivasi belajar

siswa yang awalnya rendah siswa terdorong untuk memotivasi diri agar hasil

belajar meningkat. Kerangka berfikir ini menggambarkan hubungan sebab akibat

adanya motivasi belajar siswa dengan hasil belajar mata pelajaran Kewirausahaan

dikalangan siswa SMA Negeri 2 Salatiga tahun ajaran 20012/2013.

2.7 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam kalimat pertanyaan

(Sugiyono, 2008: 96). Mengenai rumusan hipotesis tentang hubungan motivasi

siswa dan dukungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada siswa SMK

Kristen Salatiga, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

2.7.1 Hipotesis Kerja I

Penentuan hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan dikalangan siswa

SMA Negeri 2 Salatiga tahun ajaran 2012/2013 dengan batas kriteria ketuntasan

minimal ( KKM) pada nilai 72 maka hipotesis statistic untuk hasil belajar sebagai

berikut :

Hipotesis Statistik

H0 : μ = 72

H1: μ < 72

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

36

2.7.2 Hipotesis Kerja II

Terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa (X)

dengan hasil belajar mata pelajaran Kewirausahan (Y) dikalangan siswa SMA

Negeri 2 Salatiga tahun ajaran 2012/2013.

Hipotesis Statistik

H0 : ρxy ≤ 0

H1 : ρxy>0

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7454/2/T1_162009022_BAB II.pdf2.1 Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang

37