Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Jig
Jig adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengarahkan sebuah atau lebih
alat potong pada posisi yang sesuai dengan proses pengerjaan suatu produk.
Dalam proses produksi, Jig sering digunakan pada proses pembentukan atau
pemotongan baik berupa pelubangan maupun perluasan lubang. Alat bantu ini
merupakan peralatan yang terikat secara tetap pada mesin utama. Alat bantu ini
banyak digunakan pada pertukangan kayu, pembentukan logam, dan beberapa
kerajinan lainnya yang membantu untuk mengontrol lokasi atau gerakan dari alat
potong. Beberapa jenis Jig juga disebut alat bantu atau juga pengarah. Tujuan
utama Jig adalah untuk pengulangan dan duplikasi yang tepat dari bagian benda
kerja untuk proses produksi massal. Sebuah contoh Jig adalah kunci yang
diduplikasi, asli digunakan sebagai Jig sehingga yang baru dapat memiliki jalur
yang sama dengan yang aslinya.
2.2 Jenis-jenis Jig
Jig bisa dibagi atas 2 kelas: Jig gurdi dan Jig bor. Jig bor digunakan untuk
mengebor lobang yang besar untuk dilobangi. Jig gurdi digunakan untuk
menggurdi (drilling), meluaskan lubang (reaming), mengetap, chamfer,
counterbore, reverse spotface atau reverse countersink. Jig dasar umumnya
hampir sama untuk setiap operasi pemesinan, perbedaannya hanya dalam ukuran
dan bushing yang digunakan.
Gambar 2.1 Referensi alat bantu terhadap benda kerja
5
Gambar 2.2 Jig bor
Jig gurdi bisa dibagi atas 2 tipe umum yaitu tipe terbuka dan tipe tertutup. Jig
gurdi terbuka adalah untuk operasi sederhana dimana benda kerja dimesin pada
hanya satu sisi. Jig gurdi tertutup atau kotak digunakan untuk komponen yang
dimesin lebih dari satu sisi.
Gambar 2.3 Operasi umum Jig gurdi
Jig template adalah Jig yang digunakan untuk keperluan akurasi. Jig tipe ini
terpasang diatas, pada atau didalam benda kerja dan tidak diklem. Template
bentuknya paling sederhana dan tidak mahal. Jig jenis ini bisa mempunyai
bushing atau tidak.
Gambar 2.4 Jig template
6
Jig plate sejenis dengan template, perbedaannya hanya Jig jenis ini
mempunyai klem untuk memegang benda kerja.
Gambar 2.5 Jig plate
Jig plate kadang-kadang dilengkapi dengan kaki untuk menaikkan benda
kerja dari meja terutama untuk benda kerja yang besar. Jig jenis ini disebut Jig
table/meja.
Jig sandwich adalah bentuk Jig plate dengan plate bawah. Jig jenis ini ideal
untuk komponen yang tipis atau lunak yang mungkin bengkok atau terlipat pada
Jig jenis lain.
Gambar 2.6 Jig sandwich
Jig angle plate (pelat sudut) digunakan untuk memegang komponen yang dimesin
pada sudut tegak lurus terhadap mounting locatornya (dudukan locator) yaitu
dudukan untuk alat penepatan posisi benda kerja. Modifikasi Jig jenis ini dimana
sudut pegangnya bisa selain 90 derajat disebut Jig pelat sudut modifikasi.
7
Gambar 2.7 Jig pelat sudut
Jig angle plate bisa juga dapat di modifikasi dengan cara memutar bagian
bawah seperti gambar di bawah ini.
Gambar 2.8 Jig pelat sudut modifikasi
Jig kotak atau Jig tumble, biasanya mengelilingi komponen (seperti gambar
2.9). Jig jenis ini memungkinkan komponen dimesin pada setiap permukaan tanpa
memposisikan ulang benda kerja pada Jig.
Gambar 2.9 Jig kotak atau tumble
Jig Channel adalah bentuk paling sederhana dari Jig kotak. Komponen
dipegang diantara dua sisi dan dimesin dari sisi ketiga.
8
Gambar 2.10 Jig kanal
Jig leaf (daun) adalah Jig kotak dengan engsel daun untuk kemudahan
pemuatan dan pelepasan (gambar 2.11). Jig leaf biasanya lebih kecil dari Jig
kotak.
Gambar 2.11 Jig daun
Jig indexing digunakan untuk meluaskan lubang yang dimesin lainnya di
sekeliling komponen (gambar 2.12). Untuk melakukan ini, Jig menggunakan
komponen sendiri atau plate referensi dan sebuah plunger. Jig indexing yang
besar disebut juga Jig rotary.
Gambar 2.12 Jig indeks
Jig Trunnion adalah jenis Jig rotary untuk komponen yang besar atau
bentuknya aneh (gambar 2.13). Komponen pertama-tama diletakkan didalam
kotak pembawa dan kemudian dipasang pada trunnion.
9
Gambar 2.13 Jig trunnion
Jig pompa adalah Jig komersial yang mesti disesuaikan oleh pengguna
(gambar 2.14). Plate yang diaktifkan oleh tuas membuat alat ini bisa memasang
dan membongkar benda kerja dengan cepat.
Gambar 2.14 Jig pompa
Jig multistation (stasion banyak) mempunyai bentuk seperti gambar 2.15 ciri
utama Jig ini adalah cara menempatkan benda kerja. Ketika satu bagian
menggurdi, bagian lain meluaskan lubang (reaming) dan bagian ketiga melakukan
pekerjaan counterbore. Stasion akhir digunakan untuk melepaskan komponen
yang sudah selesai dan mengambil komponen yang baru.
Gambr 2.15 Jig multi-station
10
2.3 Pengertian Jig
Jig merupakan suatu alat bantu atau mesin yang digunakan oleh seorang
operator untuk melakukan suatu proses tekukan/bendingan terhadap suatu
material. Mesin ini menggunakan sistem manual dengan tenaga manusia, berikut
ini adalah gambar dan bagian-bagian dari Jig :
Gambar 2.16 Bagian Jig (Sumber: CV. Harya Teknik)
Tabel 2.1 Nama bagian Jig (Sumber: CV. Harya Teknik)
No. Nama Part Fungsi
1 PIN BENDING Sebagai pin pendorong kawat.
2 STOPER WIRE Sebagai penahan material (kawat)
saat dilakukan pendorongan.
3 STOPER LOWER Sebagai pemberhenti sudut sesuai
yang dipinta.
4 BASE PLATE
Sebagai alas atau tempat untuk
penempatan dari stoper wire, stoper
lower, dan bearings.
5 HANDLE Sebagai alat untuk menggerakan
cylinder.
6 STOPER UPER Sebagai penentu titik ukuran yang
dipinta.
7 PIN CENTER Sebagai titik center dan penentu
radius sesuai yang dipinta.
8 CYLINDER Sebagai alat untuk penempatan pin
11
center, pin bending, dan handle.
9 BEARINGS LOWER Sebagai alat penggerak untuk
cylinder.
2.4 Bending Kawat
Bending adalah suatu tahapan atau proses tekukan pada suatu material, setiap
material/produk mempunyai bending-an masing-masing. Berikut ini adalah
contoh itemnya :
Gambar 2.17 Guide RR Harnes (Sumber: CV. Harya Teknik)
2.5 Jig Inspection
Jig inspection sendiri merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk
mengecek material yang sudah selesai di-bending. Ini merupakan prosedur
pengecekan kualitas dimana kita bisa mengetahui apakah barang tersebut OK atau
NG.
Gambar 2.18 Jig Inspection Pilion LR (Sumber: CV. Harya Teknik)
2.6 Material
Material adalah sesuatu yang disusun atau dibuat oleh bahan (Callister &
William, 2004). Pengertian material adalah bahan baku yang diolah perusahaan
industri dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau pengolahan yang
12
dilakukan sendiri (Mulyadi, 2000). Dari beberapa pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa material adalah sebagai beberapa bahan yang dijadikan untuk
membuat suatu produk atau barang jadi yang lebih bermanfaat.
Pemilihan material adalah merupakan salah satu langkah penting dalam
perancangan mesin. Jenis material apa yang sebaiknya digunakan untuk
komponen tertentu? Ini adalah pertanyaan yang sangat dasar yang sering dihadapi
perancang. Karakteristik apa saja yang harus dipertimbangkan: kekuatannya?
tahan korosi? density? Machine ability? dan pertanyaan-pertanyaan lain-lainnya.
Seandainya perancang telah mendapatkan jenis material yang cocok, biasanya
masih ada kendala-kendala lain yang harus dihadapi seperti misalnya harganya
mahal, material tidak tersedia di pasar dan kendala lainnya.
2.7 Klasifikasi Material
Secara garis besar material teknik dapat diklasifikasikan menjadi 2 :
1. Material logam
2. Material non logam
Berdasarkan pada komposisi kimia, logam dan paduannya dapat dibagi menjadi
dua golongan yaitu:
1. Logam besi / ferrous
2. Logam non besi / non ferrous
Logam-logam besi merupakan logam dan paduan yang mengandung besi (Fe)
sebagai unsur utamanya. Logam-logam non besi merupakan meterial yang
mengandung sedikit atau sama sekali tanpa besi. Dalam dunia teknik mesin,
logam (terutama logam besi/baja) merupakan material yang paling banyak
dipakai, tetapi material-material lain juga tidak dapat diabaikan. Material non
logam sering digunakan karena meterial tersebut mempunyai sifat yang khas yang
tidak dimiliki oleh material logam.
Material non logam dapat dibedakan menjadi beberapa golongan, yaitu:
1. Keramik
Material keramik merupakan material yang terbentuk dari hasil senyawa
(compound) antara satu atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan Ge)
dengan satu atau lebih unsur-unsur non logam. Material jenis keramik
semakin banyak digunakan, mulai berbagai abrasive, pahat potong, batu
13
tahan api, kaca, dan lain-lain, bahkan teknologi roket dan penerbangan luar
angkasa sangat memerlukan keramik.
2. Plastik (polimer)
Plastik (polimer) adalah material hasil rekayasa manusia, merupakan rantai
molekul yang sangat panjang dan banyak molekul MER yang saling
mengikat. Pemakaian plastik juga sangat luas, mulai peralatan rumah tangga,
interior mobil, kabinet radio/televisi, sampai konstruksi mesin.
3. Komposit
Komposit merupakan material hasil kombinasi dari dua material atau lebih,
yang sifatnya sangat berbeda dengan sifat masing-masing material asalnya.
Komposit selain dibuat dari hasil rekayasa manusia, juga dapat terjadi secara
alamiah, misalnya kayu, yang terdiri dari serat selulose yang berada dalam
matriks lignin. Komposit saat ini banyak dipakai dalam konstruksi pesawat
terbang, karena mempunyai sifat ringan, kuat dan non magnetik.
Sifat mekanik adalah sifat yang menyatakan kemampuan suatu
material/komponen untuk menerima beban, gaya dan energi tanpa menimbulkan
kerusakan pada material/komponen tersebut. Beberapa sifat mekanik yang penting
dalam klasifikasi material teknik antara lain:
1. Kekuatan (strength)
Merupakan kemampuan suatu material untuk menerima tegangan tanpa
menyebabkan material menjadi patah. Berdasarkan pada jenis beban yang
bekerja, kekuatan dibagi dalam beberapa macam yaitu kekuatan tarik,
kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan torsi, dan kekuatan lengkung.
2. Kekakuan (stiffness)
Adalah kemampuan suatu material untuk menerima tegangan/beban tanpa
mengakibatkan terjadinya deformasi atau difleksi.
3. Kekenyalan (elasticity)
Didefinisikan sebagai kemampuan meterial untuk menerima tegangan tanpa
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan
dihilangkan, atau dengan kata lain kemampuan material untuk kembali ke
bentuk dan ukuran semula setelah mengalami deformasi (perubahan bentuk).
14
4. Plastisitas (plasticity)
Adalah kemampuan material untuk mengalami deformasi plastik (perubahan
bentuk secara permanen) tanpa mengalami kerusakan. Material yang
mempunyai plastisitas tinggi dikatakan sebagai material yang ulet (ductile),
sedangkan material yang mempunyai plastisitas rendah dikatakan sebagai
material yang getas (brittle).
5. Keuletan (ductility)
Adalah sutu sifat material yang digambarkan seprti kabel dengan aplikasi
kekuatan tarik. Material ductile ini harus kuat dan lentur. Keuletan biasanya
diukur dengan suatu periode tertentu, persentase keregangan. Sifat ini
biasanya digunakan dalam bidan perteknikan, dan bahan yang memiliki sifat
ini antara lain besi lunak, tembaga, alumunium, nikel, dan lain-lain.
6. Ketangguhan (toughness)
Merupakan kemampuan material untuk mengakibatkan terjadinya kerusakan.
7. Kegetasan (brittleness)
Adalah suatu sifat bahan yang mempunyai sifat berlawanan dengan keuletan.
Kerapuhan ini merupakan suatu sifat pecah dari suatu material dengan sedikit
pergeseran permanent. Material yang rapuh ini juga menjadi sasaran pada
beban regang, tanpa memberi keregangan yang terlalu besar. Contoh bahan
yang memiliki sifat kerapuhan ini yaitu besi cor.
8. Kelelahan (fatigue)
Merupakan kecenderungan dari logam untuk menjadi patah bila menerima
beban bolak-balik (dynamic load) yang besarnya masih jauh di bawah batas
kekakuan menyerap sejumlah energi elastiknya.
9. Melar (creep)
Merupakan kecenderungan suatu logam untuk mengalami deformasi plastik
bila pembebanan yang besarnya relatif tetap dilakukan dalam waktu yang
lama pada suhu yang tinggi.
10. Kekerasan (hardness)
Merupakan ketahanan material terhadap penekanan atau indentasi/penetrasi.
Sifat ini berkaitan dengan sifat tahan aus (wear resistance) yaitu ketahanan
material terhadap penggoresan atau pengikisan.
15
2.8 Sistem Pneumatik
Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua
sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang
dimampatkan untuk menghasilkan suatu kerja disebut pneumatik. Dalam
penerapannya, sistem pneumatik digunakan sebagai sistem otomatis.
Dalam suatu rangkaian pneumatik, udara diluar dihisap ke dalam kompresor
dan mengalami kompresi, sehingga memiliki bentuk energi yang kemudian
diubah menjadi gerak mekanik (gerak piston).
2.9 Klasifikasi Pneumatik
Sistem elemen pada pneumatik memiliki bagian-bagian yang mempunyai
fungsi bagian-bagian yang mempunyai fungsi berbeda. Secara garis besar sistim
berbeda. Secara garis besar sistim elemen pada pneumatik dapat elemen pada
pneumatik dapat digambarkan pada skema berikut:
Gambar 2.19 Klasifikasi Pneumatik (Sumber: FESTO FluidSIM)
2.10 Komponen Pneumatik
2.10.1 Kompresor
Kompresor adalah mesin atau alat mekanik yang berfungsi untuk
meningkatkan tekanan atau memampatkan fluida gas atau udara. Kompresor
biasanya menggunakan motor listrik, mesin diesel atau mesin bensin sebagai
tenaga penggeraknya. Udara bertekanan hasil dari kompresor biasanya
diaplikasikan atau digunakan pada pengecatan dengan teknik spray/air brush,
untuk mengisi angin ban, pembersihan, pneumatik, gerinda udara (air gerinder)
dan lain sebagainya.
16
Gambar 2.20 Kompresor (Sumber: http://alatcuci.blogspot.com/2012/07/normal-
0-false-false-false-en-us-x-none.html)
2.10.2 Regulator dan Gauge
Kedua alat tersebut menjadi komponen wajib di setiap sistem pneumatik.
Regulator adalah komponen yang berfungsi untuk mengatur supply udara
terkompresi masuk ke sistem pneumatik. Sedangkan gauge berfungsi sebagai
penunjuk besar tekanan udara di dalam sistem. Keduanya dapat berupa sistem
mekanis maupun elektrik.
Gambar 2.21 Regulator dan Gauge pada Sistem Pneumatik (Sumber:
http://artikel-teknologi.com/komponen-komponen-sistem-pneumatik-3/)
2.10.3 Check Valve
Check Valve adalah valve atau katup yang berfungsi untuk mencegah adanya
aliran balik dari fluida kerja, dalam hal ini udara terkompresi. Terutama adalah
apabila pada sebuah sistem pneumatik tersebut dipergunakan tanki akumulator
udara, sehingga Check Valve tersebut mencegah adanya udara dari akumulator
untuk kembali menuju kompresor namun tetap mengalirkan udara bertekanan dari
kompresor untuk masuk ke dalam akumulator.
17
Gambar 2.22 Check Valve (Sumber:
https://www.indiamart.com/proddetail/pneumatic-check-valve-
11277876362.html)
2.10.4 Katup
Directional valve atau katup pengatur arah yang instalasinya berada tepat
sebelum aktuator, adalah berfungsi untuk mengatur kerja aktuator dengan cara
mengatur arah udara terkompresi yang masuk atau keluar dari aktuator. Satu valve
ini didesain untuk dapat mengatur arah aliran fluida kerja di dua atau bahkan lebih
arah aliran.
Gambar 2.23 Katup 3/2 NC (Sumber:
http://margionoabdil.blogspot.com/2013/03/simbol-simbol-katup-saluran-
pneumatik.html)
Katup pada gambar diatas mempunyai tiga lubang yaitu lubang P, lubang A
dan lubang R, dimana lubang P adalah tempat masuknya udara bertekanan ke
dalam katup, lubang A adalah lubang keluaran udara dari dalam katup yang akan
dihubungkan ke komponen berikutnya, sedangkan lubang R adalah lubang
pembuangan udara ke atmosfir. Katup tersebut mempunyai dua posisi yaitu posisi
tertutup (kotak sebelah kanan) dan posisi terbuka (kotak sebelah kiri). Pada posisi
normal katup tersebut berada pada posisi tertutup (karena aliran udara dari lubang
P ke lubang A ditutup), sedangkan lubang A tersambung ke lubang pembuangan
R, artinya udara yang telah melakukan kerja dibuang melalui lubang A ke lubang
R.
18
Gambar 2.24 Katup antara lubang P ke lubang A terbuka,
lubang R tertutup (Sumber:
http://margionoabdil.blogspot.com/2013/03/simbol-simbol-katup-saluran-
pneumatik.html)
Gambar 2.25 Katup yang mempunyai 4 lubang dan 2 posisi (Sumber:
http://margionoabdil.blogspot.com/2013/03/simbol-simbol-katup-saluran-
pneumatik.html)
Gambar 2.26 Katup yang mempunyai 4 lubang dan posisi tengah menutup
(Sumber: http://margionoabdil.blogspot.com/2013/03/simbol-simbol-katup-
saluran-pneumatik.html)
Gambar 2.27 Katup yang mempunyai 5 lubang dan 2 saluran pembuangan
(Sumber: http://margionoabdil.blogspot.com/2013/03/simbol-simbol-katup-
saluran-pneumatik.html)
Gambar 2.28 Katup 5/3 (Sumber:
http://margionoabdil.blogspot.com/2013/03/simbol-simbol-katup-saluran-
pneumatik.html)
19
2.10.5 Aktuator Rotasi
Aktuator rotasi berfungsi untuk mengubah tekanan udara menjadi gerakan
rotasi pada poros aktuator. Batas putaran pada silinder rotari ada yang 45°, 90°,
180°, dan 270°. Jenis silinder rotary pada batang silinder mempunyai profil gigi,
bersamaan dengan batang torak menggerakan roda gigi, dengan cara demikian
gerak linier diubah menjadi gerakan putar searah atau berlawanan jarum jam.
Gambar 2.29 Actuator Rotary (Sumber: https://www.alibaba.com/product-
detail/Pneumatic-air-cylinder-Pneumatic-rotary-cylinder_60697131561.html)
2.11 Statika
Statika adalah ilmu yang mempelajari tentang statika dari suatu beban
terhadap gaya-gaya dan juga beban yang mungkin ada pada bahan tersebut.
Dalam ilmu statika keberadaan gaya-gaya yang mempengaruhi sistem menjadi
obyek tinjauan utama. Sedangkan dalam perhitungan kekuatan rangka, gaya-gaya
yang diperhitungkan adalah gaya luar dan gaya dalam.
Gambar 2.30 Sketsa Prinsip Statika Kesetimbangan (Sumber:
https://www.slideshare.net/ADIMAS701/praktikum-70695703)
20
2.11.1 Gaya Luar
Gaya luar adalah gaya yang diakibatkan oleh beban yang berasal dari luar
sistem yang pada umumnya menciptakan kestabilan kontruksi. Gaya luar dapat
berupa gaya vertikal, horizontal, dan momen puntir. Pada persamaan statis
tententu untuk menghitung besarnya gaya yang bekerja harus memenuhi syarat
dari kesetimbangan :
∑ Fx = 0
∑ Fy = 0
∑ M = 0
2.11.2 Gaya Dalam
Gaya dalam dapat di bedakan menjadi :
1. Gaya normal (normal force) adalah gaya yang bekerja sejajar sumbu batang.
2. Gaya lintang/geser (shearing force) adalah gaya yang bekerja tegak lurus
sumbu batang.
3. Momen lentur (bending moment).
Persamaan kesetimbangannya adalah :
∑ F = 0 atau ∑ Fx = 0
∑ Fy = 0 (tidak ada gaya resultan yang bekerja pada suatu benda)
∑ M = 0 atau ∑ Mx = 0
∑ My = 0 (tidak ada resultan momen yang bekerja pada suatu benda)
4. Reaksi.
Reaksi adalah gaya lawan yang timbul akibat adanya beban. Reaksi sendiri
terdiri atas :
Momen (M) = F x s
Dimana :
M = Momen (N.mm)
F = Gaya (N)
S = Jarak (mm)
21
Gambar 2.31 Sketsa Gaya Dalam (Sumber:
https://www.slideshare.net/ADIMAS701/praktikum-70695703)
2.11.3 Jenis-jenis Pembebanan
Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya defleksi pada batang adalah
jenis beban yang diberikan kepadanya. Adapun jenis pembebanan:
1. Beban Terpusat
Titik kerja pada batang dianggap berupa titik karena luas kontaknya kecil.
Gambar 2.32 Pembebanan Terpusat (Sumber:
https://www.slideshare.net/ADIMAS701/praktikum-70695703)
2. Beban Terbagi Merata
Disebut beban terbagi merata karena merata sepanjang batang dinyatakan
dalam qm (kg/m atau KN/m). Q=Ton/m
Gambar 2.33 Pembebanan Terbagi Merata (Sumber:
https://www.slideshare.net/ADIMAS701/praktikum-70695703)
22
3. Beban Bervariasi Uniform
Disebut beban bervariasi uniform karena beban sepanjang batang besarnya
tidak merata.
Gambar 2.34 Pembebanan Bervariasi Uniform (Sumber:
https://www.slideshare.net/ADIMAS701/praktikum-70695703)
2.11.4 Tumpuan
Tumpuan ialah tempat perletakan kontruksi atau dukungan bagi kontruksi
dalam meneruskan gaya-gaya yang bekerja. Dalam ilmu analisa struktur dikenal 3
jenis tumpuan, yaitu tumpuan sendi, tumpuan rol, dan tumpuan jepit.
1. Tumpuan engsel
Tumpuan engsel merupakan tumpuan yang dapat menahan gaya horizontal
maupun gaya vertikal yang bekerja padanya. Tumpuan yang berpasak mampu
melawan gaya yang bekerja dalam setiap arah dari bidang. Jadi pada umum
nya reaksi pada suatu tumpuan seperti ini mempunyai dua komponen yang
satu dalam arah horizontal dan lainnya dalam arah vertikal. Tidak seperti
pada perbandingan tumpuan rol atau penghubung, maka perbandingan antara
komponen-komponen reaksi pada tumpuan yang terpasak tidaklah tetap.
Untuk menentukan kedua kompenen ini, dua buah komponen statika harus
digunakan.
Gambar 2.35 Sketsa Tumpuan Engsel (Sumber:
http://bmkings.blogspot.com/2015/10/perbedaan-tumpuan-rol-sendi-dan-
jepit.html?m=1)
23
2. Tumpuan Rol
Tumpuan rol merupakan tumpuan yang hanya dapat menerima gaya reaksi
vertikal. Alat ini mampu melawan gaya-gaya dalam suatu garis aksi yang
spesifik. Penghubung yang terlihat pada gambar dibawah ini dapat melawan
gaya hanya arah AB rol. Pada gambar dibawah ini hanya dapat melawan
beban vertikal. Sedang rol-rol hanya dapat melawan suatu tegak lurus pada
bidang cp.
Gambar 2.36 Sketsa Tumpuan Rol (Sumber:
http://bmkings.blogspot.com/2015/10/perbedaan-tumpuan-rol-sendi-dan-
jepit.html?m=1)
3. Tumpuan Jepit
Tumpuan jepit merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi
vertikal, reaksi horizontal dan momen akibat jepitan dua penampang.
Tumpuan jepit ini dapat melawan gaya dalam setiap arah dan juga mampu
melawan suatu kopel atau momen. Secara fisik, tumpuan ini diperoleh dengan
membangun sebuah balok ke dalam suatu dinding batu bata. Mengecornya ke
dalam beton atau mengelas ke dalam bangunan utama. Suatu komponen gaya
dan sebuah momen.
Gambar 2.37 Sketsa Tumpuan Jepit (Sumber:
http://bmkings.blogspot.com/2015/10/perbedaan-tumpuan-rol-sendi-dan-
jepit.html?m=1)
24
2.11.5 Diagram Gaya Geser (Shear Force Diagram)
Gaya geser adalah susunan gaya yang tegal lurus dengan sumbu batang.
Gambar 2.38 Shear Force Diagram (SFD) (Sumber: Popov, E.P. Mekanika
Teknik. Terjemahan Zainul Astamar. Penerbit
Erlangga. Jakarta. 1984)
Pada Gambar diatas menunjukkan bahwa nilai gaya geser akan positif apabila
perputaran gaya yang bekerja searah dengan jarum jam. Sebaliknya, apabila
berputaran yang bekerja berlawanan dengan jarum jam, maka diberi tanda negatif.
2.11.6 Momen (Bending Momen Diagram)
Momen adalah hasil kali dari gaya dengan jarak (jarak garis lurus terhadap
garis kerjanya). Dalam gambar dibawah ini berarti bahwa titik C terjadi momen
sebesar :
= .
Gambar 2.39 Bending Momen Diagram (BMD) (Sumber: Popov, E.P. Mekanika
Teknik. Terjemahan Zainul Astamar. Penerbit Erlangga. Jakarta. 1984)
25
Bidang momen diberi tanda positif jika bagian bawah atau bagian dalam yang
mengalami tarikan. Sebaliknya, apabila yang mengalami tarikan pada bagian atas
atau luar bidang momen, maka diberi negatif. Perlu diketahui bahwa momen
berputar ke arah kanan belum tentu positif dan momen yang berputar ke kiri
belum tentu negatif, oleh karena itu pemberian tanda perlu diperhatikan dengan
teliti.