Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pompa Sentrifugal
Dilihat dari sistem kerjanya, pompa dikelompokkan menjadi positive
displacement pump dan Dynamic pump. Positive displacement pump adalah pompa
yang menghasilkan energi mekanik kemudian ditambahkan ke fluida secara
periodik melalui pergerakan dalam sistem tertutup. Positive displacement pump
digunakan dalam aliran kecepatan rendah, operasi fluida bertekanan tinggi dan
fluida berviskositas tinggi. Dynamic pump adalah pompa yang menghasilkan energi
kinetik, kemudian energi kinetik ditambahkan ke fluida secara terus menerus untuk
meningkatkan kecepatan fluida melalui suatu impeller akibatnya pompa
menghasilkan peningkatan tekanan. Dynamic pump dibagi dalam dua kelas : [1]
a. Pompa sentrifugal,
b. Pompa special, misal: jet (eductor), gas lift, dan hydraulic ram.
Pompa sentrifugal adalah menyalurkan energi kinetik ke fluida yang kemudian
mengubah energi kinetik menjadi energi potensial berupa tekanan fluida. Pompa
sentrifugal memompa fluida melalui impeller. Impeller ini dipasang pada salah satu
ujung poros dan pada ujung yang lain dipasang kopling untuk meneruskan daya
dari penggerak.
Pompa sentrifugal juga terbagi dalam beberapa jenis. Klasifikasi pompa
sentrifugal menurut jumlah impeller yaitu:
1. Single stage : Terdiri dari satu impeller, dan
2. Multistages : Terdiri dari beberapa impeller.
Pompa jenis multistages dipilih untuk kerja yang membutuhkan Head yang
relatif tinggi karena merupakan penyederhanaan dari pompa disusun secara seri.
Cara menghubungkan pompa dengan penggerak dapat dihubungkan langsung (Close
5
couple) seperti pada Gambar 2.1 dan 2.3 atau antara pompa dan penggerak terpisah
yang dihubungkan menggunakan kopling (End suction) seperti pada Gambar 2.2 dan
2.4.
Gambar 2.1, Pompa Sentrifugal Single Stage Close
Couple [2]
Gambar 2.2, Pompa Sentrifugal Single Stage End
Suction [3]
Gambar 2.3, Pompa Sentrifugal Multistages Close
Couple [4]
Gambar 2.4, Pompa Sentrifugal Multistages End
Suction [5]
6
Dalam kehidupan sehari-hari pompa sentrifugal banyak memberikan berbagai
manfaat besar bagi manusia, terutama pada bidang industri. Secara umum pompa
sentrifugal digunakan untuk kepentingan pemindahan fluida dari satu tempat ke
tempat lain.
Aplikasi pompa sentrifugal pada bidang pertanian, pompa sentrifugal
digunakan untuk memindahkan air sumur atau sungai untuk ditampung dalam kolam
penampungan atau langsung dialirkan ke sawah yang memerlukan debit yang tinggi.
Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan dalam fasilitas
gathering station, suatu unit pengumpul fluida dari sumur produksi sebelum diolah
dan dipasarkan. Pada industri perkapalan, pompa sentrifugal banyak digunakan
untuk memperlancar proses pekerjaan kapal untuk pemompa air pendinginan,
pemadam kebakaran, dan sebagainya.[6]
2.1.1 Komponen Utama Pompa Sentrifugal
Komponen utama pompa sentrifugal dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5, Komponen Utama Pompa Sentrifugal [7]
Berikut penjelasan mengenai komponen utama pompa sentrifugal :
Keterangan:
1. Impeller
2. Poros
3. Casing
4. Bantalan
5. Sistem Paking
7
1. Impeller atau baling-baling, adalah bagian yang berputar dari pompa
sentrifugal, yang berfungsi untuk mentransfer energi dari putaran motor
menuju fluida yang dipompa dengan cara menambah percepatan aliran
fluida. Desain impeller sangat bergantung pada kebutuhan tekanan,
kecepatan aliran, serta kesesuaian dengan sistemnya. Impeller menjadi
komponen yang sangat berpengaruh pada performa pompa. Modifikasi
desain impeller akan berpengaruh terhadap bentuk kurva karakteristik
pompa tersebut.
2. Poros pompa, adalah bagian yang mentransmisikan putaran dari sumber
gerak, seperti motor listrik ke pompa. Hal yang perlu diperhatikan pada
pompa sentrifugal adalah kesejajaran poros pompa dengan penggerak,
maka gaya pada poros penggerak akan secara sempurna terdistribusikan
ke seluruh impeller pompa.
3. Casing pompa sentrifugal, didesain berbentuk sebuah diffuser yang
mengelilingi impeller pompa. Diffuser ini lebih sering dikenal sebagai
volute casing. Sesuai dengan fungsi diffuser, volute casing berfungsi
untuk meurunkan kecepatan aliran fluida yang masuk ke dalam pompa.
Menuju sisi outlet pompa, volute casing didesain membentuk corong
yang berfungsi mengonversikan energi kinetik menjadi tekanan dengan
cara menurunkan kecepatan dan menaikkan tekanan.
4. Bantalan atau bearing, pada pompa berfungsi untuk menahan posisi rotor
terhadap stator. Bearing yang digunakan pada pompa yaitu berupa
journal bearing yang berfungsi untuk menahan gaya berat dan gaya –
gaya yang searah dengan gaya berat tersebut, Serta thrust bearing yang
berfungsi untuk menahan gaya aksial yang timbul pada poros pompa
relatif terhadap stator pompa.
5. Sistem packing pada pompa, adalah untuk mengontrol kebocoran fluida
yang mungkin terjadi pada sisi perbatasan antara bagian pompa yang
berputar poros dengan stator. Sistem sealing yang banyak digunakan
pada pompa sentrifugal adalah mechanical seal dan gland packing.
8
2.2 Performansi Pompa Sentrifugal
Performansi pompa termasuk salah satu spesifikasi pompa yang sangat
penting. Parameter kinerja pompa sentrifugal antara lain Head, Debit dan Daya.
2.2.1 Head
Tekanan dapat diekspresikan dalam bentuk head (H) dan dinyatakan dalam
satuan meter (m) atau feet (ft). Head pada suatu tekanan tertentu bergantung pada
berat fluida menurut persamaan berikut: [8]
𝑝 = 𝜌 𝑔 𝐻 ........................................................................ (1)
Keterangan:
𝑝 : Tekanan [Pa]
𝜌 : massa jenis [kg/m³]
g : Percepatan gravitasi [m/s²]
𝐻 : Head [mka]
Sebuah pompa sentrifugal menciptakan kecepatan fluida. Energi kecepatan
ini kemudian ditransformasikan ke energi tekanan saat fluida lepas dari pompa.
Oleh karenanya, head yang tercipta bisa dikatakan sebanding dengan energi yang
diisap dan ditekan. Hubungan ini dinyatakan pada persamaan berikut: [8]
𝐻 = 𝐻𝑠 + 𝐻𝑑 .................................................................................. (2)
Keterangan:
H : head total [mka]
Hs : head suction [mka]
Hf : head discharge [mka]
2.2.2 Net Positive Suction Head (NPSH)
NPSH adalah kebutuhan minimum pompa untuk bekerja secara normal.
NPSH menyangkut apa yang terjadi di bagian suction pompa. NPSH dipengaruhi
9
oleh pipa suction dan konektor-konektor, ketinggian dan tekanan fluida dalam
pipa suction, kecepatan fluida dan temperatur. NPSH dinyatakan dalam
satuan meter.
Ada 2 macam NPSH yaitu, NPSH Available (NPSHav) dan NPSH Required
(NPSHre). NPSHav adalah nilai NPSH yang ada pada sistem saat pompa akan
bekerja. NPSHre adalah nilai NPSH spesifik pompa agar bekerja dengan normal,
yang diberikan oleh pabrik pembuat berdasarkan hasil pengetesan.
NPSHav > 1,3 NPSHre dengan kata lain NPSHav sistem haruslah lebih
besar dari NPSHre pompa yang dipergunakan agar pompa tersebut dapat bekerja
dengan baik.
2.2.3 Debit
Kapasitas atau debit (Q) dalam SI dinyatakan dalam m3/s dan dalam satuan
British adalah GPM atau CFM. Karena air adalah fluida yang tidak dapat
dimampatkan, ada hubungan langsung antara debit pompa dan kecepatan aliran.
Persamaan dituliskan: [8]
𝑄 = 𝐴1. 𝑉1 = 𝐴2. 𝑉2 .......................................................... (3) Keterangan:
Q : kapasitas/debit aliran [m³/s]
𝐴1 : luas penampang pipa 1 [m²]
𝐴2 : luas penampang pipa 2 [m²]
𝑉1 : kecepatan aliran 1 [m/s]
𝑉2 : kecepatan aliran 2 [m/s]
Kapasitas dapat juga ditentukan dengan pembacaan water meter yang
kemudian dibagi waktu tertentu sesuai dengan persamaan berikut:
𝑄 =∆𝑣
∆𝑡
𝑄 =
𝑣2−𝑣1
∆𝑡 ......................................................................... (4)
10
Keterangan:
𝑣2 : Volume akhir [m3]
𝑣1 : Volume awal [m3]
∆𝑡 : Selisih waktu [s]
2.2.4 Daya Hidrolis
Daya hidrolis adalah daya keluaran pada pompa, yang dituliskan dengan
persamaan:[8]
𝑃ℎ = 𝜌 𝑔 𝐻 𝑄 ................................................................... (5)
Keterangan:
𝑃ℎ : daya Hidrolis [W]
ρ : massa jenis fluida [kg/m³]
g : percepatan gravitasi [m/s²]
Q : kapasitas pompa [m³/s]
H : head pompa [mka]
2.2.5 Daya Elektrik
Daya elektrik adalah besarnya energi listrik yang masuk ke motor listrik, yang
dapat dituliskan dengan :
𝑃𝐸 = 𝑉. 𝐼 ......................................................................... (6)
Keterangan:
𝑃𝐸 : daya input motor listrik [W]
V : besar Tegangan pada motor listrik [volt]
I : besar Arus pada motor listrik [ampere]
2.2.6 Efisiensi
Dengan demikian dapat diketahui persamaan efisiensi pompa:
11
𝜂 =𝑃ℎ
𝑃𝐸............................................................................... (7)
Keterangan:
𝑃𝐸 : daya input motor listrik [W]
𝑃ℎ : daya Hidrolis [W]
2.3 Kurva Performa Pompa
Gambar 2.6 memperlihatkan kinerja sebuah pompa sentrifugal pada saat head
= 0 maka debit pada kondisi maksimum dan sebaliknya. Kurva berbentuk parabolik.
Gambar 2.6, Kurva Karakteristik Debit dengan Head[9]
Gambar 2.7 memperlihatkan kinerja sebuah pompa sentrifugal yang
berbentuk parabolik. Daya maksimum terjadi saat debit pada kondisi tertentu, maka
apabila daya telah mencapai kondisi maksimumnya, daya kemudian akan menurun
seiring dengan bertambahnya debit.
12
Gambar 2.7, Kurva Karakteristik Debit dengan
Daya[10]
Gambar 2.8 memperlihatkan kinerja sebuah pompa sentrifugal yang
berbentuk parabolik bahwa pada saat efisiensi bernilai nol, debit pada kondisi nol
dan head pada kondisi nol. Efisiensi berada pada titik maksimumnya pada debit
pada kondisi tertentu.
Gambar 2.8, Kurva Karakteristik Debit dengan
Efisiensi [11]
Gambar 2.9 memperlihatkan kinerja sebuah pompa sentrifugal pada saat
head bertambah maka akan bertambah pula kecepatan putar. Bentuk kurva adalah
hampir linear.
13
Gambar 2.9, Kurva Karakteristik Kecepatan dan Head
Gambar 2.10 memperlihatkan kinerja sebuah pompa sentrifugal pada saat
daya bertambah maka akan bertambah pula kecepatan putar. Bentuk kurva adalah
parabolik. Pada saat kecepatan tertentu, daya akan berada pada kondisi
maksimumnya.
Gambar 2.10, Kurva Karakteristik Kecepatan dengan
Daya [12]
Gambar 2.11 memperlihatkan kurva karakteristik pompa sentrifugal.
Performansi pompa dapat ditampilkan melalui grafik pada kurva karakteristik.
Kurva karakteristik di bawah menunjukkan head, daya, dan efisiensi terhadap debit.
Kurva head menunjukan relatif datar dan menurun secara bertahap saat debit
14
bertambah. Kurva daya menunjukan garis linear meningkat secara bertahap saat
debit meningkat dan kurva efisiensi menunjukan kurva parabolik. Pada ketiga kurva
tersebut terdapat titik singgung yang disebut dengan BEP.
Gambar 2.11, Kurva Karakteristik Pompa [13]
Performansi pompa menurut instalasi dan kebutuhan spesifik dapat
dirangkai menggunakan sistem seri dan paralel. Seperti terlihat pada Gambar 2.12
menunjukan bahwa apabila dua buah pompa diinstalasi dan disusun seri maka Head
yang dihasilkan akan ditambahkan tiap pompa tanpa mengubah debit. Apabila dua
buah pompa diinstalasi dan disusun paralel maka debit yang dihasilkan
ditambahkan tiap pompa.
Gambar 2.12, Kurva Sistem Seri dan Paralel [14]
15
2.3.1 Pengaruh Putaran
Perubahan putaran pompa akan mempengaruhi kinerja pompa. Persamaan
yang menunjukkan hubungan antara putaran pompa dengan kapasitas, head dan daya
poros pompa dinyatakan hukum kesebangunan pompa seperti terdapat pada
persamaan: [8]
𝑄2
𝑄1=
𝑛2
𝑛1 .............................................................................. (8)
𝐻2
𝐻1= (
𝑛2
𝑛1 )2 ........................................................................ (9)
Keterangan:
Q : kapasitas/debit aliran [m³/s]
H : head [mka]
N : putaran [rpm]
Adapun pengaruh perbedaan kecepatan putar terhadap head dapat dilihat pada
Gambar 2.13 yang memperlihatkan kurva performa pompa pada berbagai kondisi
putaran dimana pada suatu kenaikan putaran tertentu maka akan ditandai dengan
head dan debit yang bertambah.
Gambar 2.13, Kurva Performa Debit dan Head
Pengaruh Kecepatan [15]
16
Pengaruh putaran terhadap daya dinyatakan dalam: [8]
𝑃2
𝑃1= (
𝑛2
𝑛1 )3 ...................................................................... (10)
Keterangan:
P : Daya [watt]
N : putaran [rpm]
Adapun kurva daya terhadap debit karena pengaruh putaran dapat dilihat pada
Gambar 2.14 memperlihatkan kurva performa pompa pada berbagai kondisi
putaran dimana pada suatu kenaikan putaran tertentu maka akan ditandai dengan
daya dan debit yang bertambah.
Gambar 2.14, Kurva Performa Debit dan Daya
Pengaruh Kecepatan [16]
Pengaruh putaran terhadap efisiensi ditunjukkan pada Gambar 2.15
memperlihatkan kurva performa pompa pada berbagai kondisi putaran dimana pada
17
suatu kenaikan putaran tertentu maka akan ditandai dengan efisiensi dan debit yang
bertambah. Bentuk kurva adalah parabolik.
Gambar 2.15, Kurva Performa Debit dan Efisiensi
Pengaruh Kecepatan [17]
2.4 Gangguan pada Pompa Sentrifugal
Seperti suatu alat atau fasilitas pada umumnya pompa dapat mengalami
gangguan, hal ini umum terjadi jika komponen utama pompa tidak dilakukan
pemeliharaan yang tepat. Penelusuran gangguan pompa dapat ditinjau dari masalah
isap, masalah hidrolik dan masalah mekanik.[18]
1. Motor mengalami pembebanan lebih
Jika motor mengalami beban lebih ditunjukkan dengan adanya suara dan
getaran kemungkinan penyebabnya adalah:
a) Tegangan listrik yang rendah
b) Kapasitas pompa tidak sesuai dengan kebutuhan
c) Penekanan paking perapat berlebihan sehingga koefisien geseknya
tinggi, akibatnya beban motor berat
d) Massa jenis cairan berubah lebih berat karena kotoran
2. Terjadi getaran dan bunyi yang berlebihan
18
Jika kondisi motor terjadi getaran dan bunyi yang berlebihan,
kemungkinan penyebabnya adalah:
a) Misalignment poros motor dengan poros pompa
b) Terjadi kekendoran baut pengikat
c) Pompa beroperasi tidak sesuai dengan spesifikasinya
d) Terjadi kavitasi
e) Grease atau pelumasan tidak baik
f) Keausan pada rotor sehingga unbalance
g) Bantalan motor atau pompa telah mengalami kerusakan
3. Terjadi panas yang berlebihan pada bantalan
Apabila pompa mengalami panas yang berlebihan pada bantalan,
kemungkinan penyebabnya adalah:
a) Misalignment, beban bantalan tinggi yang akan menimbulkan panas
b) Tidak berfungsinya pelumas atau grease karena kering atau kurang
c) Kerusakan atau keausan pada bantalan
4. Kebocoran pada paking pompa
Jika pada pompa terjadi kebocoran pada paking, kemungkinan
penyebabnya adalah:
a) Penekanan pada gland paking kurang kencang
b) Seal pada stuffing box sudah rusak
c) Poros aus atau lentur
2.5 Pemeliharaan Pompa Sentrifugal
2.5.1 Pengertian Pemeliharaan
Pemeliharaan atau yang lebih dikenal dengan kata maintenance dapat
didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang diperlukan untuk menjaga atau
mempertahankan kualitas pemeliharaan suatu fasilitas agar fasilitas tersebut dapat
berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai. [19]
19
Gambar 2.16, Maintenance Strategy [20]
Gambar 2.16 memperlihatkan terdapat dua jenis maintenance strategy yaitu
planned maintenance dan unplanned maintenance. Planned maintenance
merupakan maintenance strategy yang dilakukan secara terencana dan berkala.
1. Pemeliharaan Terencana (Planned Maintenance)
Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang dilakukan sesuai
dengan waktu yang ditentukan. Pemeliharaan terencana terbagi menjadi
pemeliharaan pencegahan. Pemeliharaan pencegahan adalah kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang
tidak terduga. Pemeliharaan pencegahan terbagi menjadi 2 macam yaitu:
a) Pemeliharaan terjadwal (Scheduled Maintenance)
Pemeliharaan terjadwal adalah jenis perawatan yang dilakukan dengan
interval tertentu sesuai dengan standar overhaul komponen yang ada.
Kegiatan yang dilakuakan saat pemeliharaan terjadwal adalah:
a) Pemeriksaan tekanan isap dan buang.
b) Pemeriksaan kebocoran pada paking.
c) Pemeriksaan isapan pompa.
b) Pemeliharaan Prediksi (Predictive Maintenance)
Merupakan tindakan perawatan yang bersifat pengamatan terhadap
objek dengan melakukan pengukuran tertentu. Kegiatan yang
dilakuakan adalah pengukuran vibrasi dan kavitasi dengan cara:
MAINTENANCE
PLANNED MAINTENANCE
PREVENTIVE MAINTENANCE
SCHEDULED MAINTENANCE
PREDICTIVE MAINTENANCE
UNPLANNED MAINTENANCE
EMERGENCY MAINTENANCE
CORRECTIVE MAINTENANCE
20
a) Sediakan alat yang diperlukan yaitu Vib-Scanner.
b) Lakukan pengujian pada motor dan pompa.
c) Hasil pengujian didapat dalam bentuk spectrum.
d) Analisis data spectrum yang didapatkan untuk mengetahui gejala
yang ada di pompa sentrifugal tipe multistages.
2. Pemeliharaan Tak Terencana (Unplanned Maintenance)
Pemeliharaan tak terencana yaitu pemeliharaan yang dilakukan tanpa
menggunakan interval waktu yang telah ditentukan sedemikian rupa.
Biasanya pemeliharaan tak terencana berupa pemeliharaan kerusakan.
Pemeliharaan kerusakan adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah
pompa tidak dapat digunakan lagi. Kegiatan yang dilakukan adalah:
a) Pergantian komponen yang rusak.
b) Penambahan grease pada komponen pompa.
c) Perbaikan pada komponen yang memiliki kerusakan kecil.
3. Pemeliharaan Perbaikan (Corrective Maintenance)
Pemeliharaan perbaikan adalah perawatan yang dilakukan untuk
mengembalikan kondisi suatu peralatan atau mesin ke kondisi standar
melalui pekerjaan repair (perbaikan) atau adjustment (penyetelan).
Pemeliharaan Perbaikan hanya dilakukan setelah komponen atau mesin
telah menunjukan adanya gejala. Disassembly pompa sentrifugal tipe
multistages.
a) Identifikasi komponen-komponen pompa.
b) Lakukan perbaikan dan pemeliharaan pada komponen yang bermasalah
serta pergantian pada komponen jika terdapat komponen yang rusak.
c) Assembly pompa sentrifugal tipe multistages.
d) Lakukan running test pada pompa setelah diassembly.
2.5.2 Pemeriksaan pada Pompa Sentrifugal
Untuk mencegah terjadinya kerusakan sejak dini, maka dilakukannya
pemeriksaan sebelum operasi. Untuk mengetahui kondisi pompa ataupun kinerja
pompa, maka harus dilakukan pemeriksaan ketika pompa beroperasi.
21
1. Pemeriksaan sebelum pengoperasian
a) Pembersihan reservoir
b) Pemeriksaan pipa isap
c) Pemeriksaan kelistrikan
d) Pemeriksaan kelurusan
e) Pemeriksaan pelumas
f) Pemeriksaan putaran dengan manual
g) Pemeriksaan pipa dan alat bantu
h) Pemeriksaan katup isap dan tekan
i) Pemeriksaan arah putaran
j) Memancing (jika perlu)
2. Pemeriksaan sewaktu operasi
a) Pemeriksaan head
b) Pemeriksaan debit
c) Pemeriksaan kebocoran pada gland packing
d) Pemeriksaan kebocoran pada sambungan pipa dan katup
e) Temperatur bantalan pompa
f) Pemeriksaan bunyi dan getaran
g) Pemeriksaan tegangan (V) dan arus (A).
2.6 Pengujian Performansi Pompa Sentrifugal
Untuk mengevaluasi kemampuan pompa air sentrifugal yang dioperasikan
pada kondisi optimal dengan pengaturan instalasi uji mengacu pada JIS B 8301 :
2000 seperti terlihat pada Gambar 2.17. [21]
22
Gambar 2.17, Instalasi Pompa Sentrifugal [21]
Pengujian pompa dilaksanakan dengan pengaturan pembukaan katup
pengatur aliran untuk berbagai kondisi putaran motor pompa. Parameter uji yang
diukur adalah:
1. Tinggi tekan.
2. Tinggi isap.
3. Debit.
4. Putaran motor penggerak.
5. Daya hidrolis.
6. Daya elektrik.
7. Efisiensi.