Upload
vukhanh
View
249
Download
25
Embed Size (px)
Citation preview
II-1
BAB II
LANDASAN TEORI
Teknologi dispenser semakin meningkat seiring perkembangan jaman.
Awalnya hanya menggunakan pemanas agar didapat air dengan temperatur hanya
hangat dan panas menggunakan heater , kemudian dispenser dilengkapi pendingin
dan pemanas dengan gravitasi untuk mengalirkan air pada tabung dispenser.
Sampai saat ini dikembangkan dispenser yang dilengkapi pendingin dan pemanas
dengan meletakan galon dibawah, tanpa harus mengangkat galon ke atas
dispenser oleh salah satu perusahaan elektronik asal Jepang, dengan dispenser EZ
Fill Series Bottom Gallon tetapi dengan harga yang relatif mahal, dengan
maximum input power sebesar 750Watt.
Gambar 2.1 Dispenser EZ Fill Series Bottom Gallon
(sumber : www.sharp-indonesia.com)[5]
Bagian-bagian utama pemindah air dari galon ke tabung dispenser dan
pengontrol level air pada tabung dispenser ialah pompa, system kendali otomatik
ON/OFF, sensor dan roda gigi.
2.1 Pompa
Pompa adalah peralatan mekanis untuk meningkatkan energi tekanan pada
cairan yang di pompa. Pompa mengubah energi mekanis dari mesin penggerak
II-2
menjadi energi potensial tekan. Pompa berfungsi sebagai pemindah fluida dari
tempat rendah ke tempat yang tinggi, atau dari tempat bertekanan rendah ke
tempat bertekanan tinggi.
Menurut prinsip operasinya, pompa digolongkan kedalam pompa dinamik
dan pompa statik atau perpindahan positif.
2.1.1 Pompa perpindahan positif (Mahmudi, 2010)[3]
Pompa perpindahan positif (positive displacement pump) sering disebut
juga dengan pompa tekanan statik adalah pompa yang mengalirkan fluida dengan
kapasitas atau debit yang tetap terhadap perubahan/variasi tekanan atau head, dan
fluida berpindah karena menerima dorongan/desakan. Berdasarkan cara
perpindahannya, pompa perpindahan positif digolongkan sebagai berikut:
A) Pompa bolak-balik (reciprocating pump)
1 Pompa torak
2 Pompa plunyer
3 Pompa diafragma
B) Pompa berputar (rotary)
1 Pompa roda gigi
2 Pompa ulir/screw
3 Pompa vane
4 Pompa lobe
A) Pompa Bolak-Balik atau Reciprocating Pump
Pompa bolak-balik atau reciprocating pump adalah pompa yang
mengubah energi mekanis poros dari penggerak pompa menjadi energi aliran dari
zat cair yang dipindahkan dengan menggunakan elemen yang bergerak bolak-
balik dalam silinder. Pompa bolak-balik umumnya digunakan untuk pemompaan
sumur minyak. Termasuk jenis ini adalah pompa torak, pompa plunyer dan pompa
diafragma atau membran.
Kekurangan pompa bolak-balik antara lain :
a. Tekanan yang dihasilkan tinggi, sehingga hanya dibatasi oleh
tenaga dari unit pompa dan bagian dari unit pompa.
b. Tekanan yang dihasilkan tidak tergantung kapasitasnya.
II-3
c. Kerja pompa membutuhkan katup-katup, sehingga dari segi
ekonomi kurang baik.
d. Membutuhkan dimensi yang besar untuk mendapatkan kapasitas
tinggi.
Adapun pompa diafragma atau membran adalah pompa yang komponen
utamanya berupa membran yang fleksibel sebagai elemen pemindah positif.
Pompa ini umumnya untuk kapasitas kecil, dipakai untuk aliran selokan atau
yang mengandung padatan misalnya bubur kertas kental, bahkan campuran air
dengan pasir. Pompa jenis ini kemungkinan tersumbatnya kecil dan tahan
terhadap korosi oleh bahan-bahan kimia yang dipompanya, dikarenakan bagian
yang berhubungan langsung dengan fluida adalah diafragma. Berikut ini adalah
kekurangan dan kelebihan pompa diafragma :
a. Pemeliharaan mudah dan murah.
b. Dapat memompakan zat cair yang mengandung lumpur.
c. Aliran yang dihasilkan berdenyut atau tidak stabil.
d. Besar kapasitas sangat bergantung pada ukuran besar kecilnya
pompa.
e. Efisiensi rendah pada kapasitas tinggi.
B) Pompa Rotari
Susunan penggerak pompa rotari untuk desain multishaft tediri dari dua
jenis. Elemen pemompa pada poros yang digerakan dapat menggerakan elemen
pasangannya pada poros yang bebas, akan tetapi bila bahan-bahan abrasive yang
ada di dalam cairan itu dapat menyebabkan keausan yang berlebihan atau bila
elemen pemompa itu fleksibel, roda gigi pengatur waktu (timing gear) akan
menggerakan poros yang bebas tadi. Ini memungkinkan elemen-elemen pompa
beroperasi pada clearance yang sempit tanpa terjadinya persentuhan yang keras.
Pompa rotary dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:
a. Pompa roda gigi (gear pump)
b. Pompa cuping (lobe pump)
c. Pompa ulir/sekrup (screw pump)
d. Pompa baling (vane pump)
II-4
1. Pompa roda gigi (gear pump)
Pompa roda gigi terbagi menjadi dua jenis yaitu pompa roda gigi luar dan
pompa roda gigi dalam. Pompa roda gigi luar merupakan jenis pompa rotari yang
paling sederhana. Gerigi berpisah pada sisi hisap (Gambar 2.2) cairan akan
mengisi ruangan yang ada diantara gerigi tersebut. Cairan ini akan dibawa
berkeliling dan ditekan keluar apabila geriginya bersatu lagi. (Edwards, 1996)[1]
Pompa roda gigi dalam mempunyai rotor yang mempunyai gerigi dalam
yang berpasangan dengan roda gigi luar yang bebas (idler). Sebuah sekat
berbentuk bulan sabit (Gambar 2.3) dapat digunakan untuk mencegah cairan
kembali ke sisi hisap pompa.
Gambar 2.2 pompa roda gigi luar Gambar 2.3 pompa roda gigi dalam
(sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Hydraulic_pump)[11]
2. Pompa cuping (lobe pump)
Pompa cuping ini mirip dengan pompa roda gigi dalam hal aksinya dan
mempunyai dua rotor atau lebih dengan dua, tiga, empat cuping atau lebih pada
masing masing rotor (Gambar 2.4 sampai 2.6). Cairan dialirkan dengan frekuensi
yang lebih sedikit tapi dalam jumlah yang lebih besar dari yang dialirkan oleh
pompa roda gigi, maka aliran dari pompa jenis cuping ini tidak sekonstan aliran
pompa roda gigi.
II-5
Gambar 2.4 pompa lobe dua cuping Gambar 2.5 pompa lobe tiga cuping
Gambar 2.6 pompa lobe empat cuping
(sumber : Edwards, Hicks. 1996. Teknologi Pemakaian Pompa. Jakarta:
Erlangga)[1]
3. Pompa ulir/sekrup (screw pump)
Pompa sekrup ini mempunyai beberapa sekrup yang berputar di dalam
rumah pompa yang diam. Pompa sekrup tunggal mempunyai rotor spiral yang
berputar di dalam sebuah stator atau lapisan (linier) heliks-dalam (internal-helix-
stator). Rotor terbuat dari logam sedangkan heliks terbuat dari karet keras atau
lunak, tergantung pada cairan yang dipompakan.
Pompa dua sekrup atau tiga sekrup masing-masing mempunyai satu atau
dua sekrup bebas (idler). Aliran melalui ulir-ulir sekrup, sepanjang sumbu sekrup,
sekrup-sekrup yang berlawanan dapat dipakai untuk meniadakan dorongan aksial
pada pompa.
II-6
Gambar 2.7 pompa sekrup ganda
(sumber : Edwards, Hicks. 1996. Teknologi Pemakaian Pompa.Jakarta:
Erlangga)[1]
4. Pompa baling (vane pump)
Pompa ini menggunakan baling-baling yang dipertahankan tetap menekan
lubang rumah pompa oleh gaya sentrifugal bila rotor diputar. Cairan yang terjebak
antara dua baling dibawa berputar dan dipaksa keluar dari sisi buang pompa.
Gambar 2.8 pompa baling
(sumber : http://www.britannica.com)[12]
II-7
Karakteristik pompa rotari :
1 Ukuran keseluruhan lebih kecil sehingga lebih praktis
2 Aliran zat cair yang dihasilkan uniform
3 Dapat bekerja dengan putaran tinggi sehingga dapat dihubungkan dengan
tenaga penggeraknya
4 Tekanan yang dihasilkan relatif tinggi
5 Dapat melakukan pengisapan ketika masih berisi udara
6 Dapat dipasang/bekerja dengan berbagai posisi
2.1.2 Head dan Kapasitas Fluida
Head atau tinggi tekan dan kapasitas atau debit aliran merupakan besaran
utama dalam pompa. Persyaratan utama sebuah pompa adalah bahwa pompa
dapat mengalirkan jumlah cairan yang sesuai ke tinggi tekan yang ada pada sistem
pompa.
1. Head
Tekanan suatu fluida cair P dapat diasumsikan sebagai tekanan suatu
kolom vertikal berisi fluida dimana pengaruh beratnya memberikan tekanan yang
sebanding dengan tekanan di semua titik. Tinggi kolom ini disebut head statis (H),
dan dinyatakan dalam satuan meter (m) atau feet (ft). Head statis pada suatu
tekanan tertentu bergantung pada berat fluida menurut rumus berikut :
H =
atau H =
..............................................................(1)
Dimana :
H = Head (m)
= massa jenis (kg/m3)
= berat jenis (N/m3)
g = gravitasi (m2/s)
P = Tekanan (Pa)
II-8
2. Kapasitas
Kapasitas atau debit (Q) dalam satuan SI dinyatakan dalam m3/s. Karena
cairan tidak dapat dimampatkan, ada hubungan langsung antara debit pompa dan
kecepatan aliran. Hubungan tersebut terlihat sebagai berikut:
Q = A.V..................................................................................................... (2)
Q = (π/4.D2).V
Dimana :
Q = kapasitas aliran/debit aliran (m3/s)
A = Luas penampang pipa (m2)
V = kecepatan aliran (m/s)
D = diameter pipa (m)
3. Sistem Aliran Fluida
Gambar 2.9 Aliran Steady pada dua titik
Sistem aliran fluida pada pompa dan pipa, ada beberapa persamaan umum
yang digunakan :
1) Persamaan kontinuitas sepanjang aliran pada titik 1 dan 2 :
Q = V . A = V1 . A1 = V2 . A2 = tetap ...............................................(3)
Dimana Q = kapasitas/debit/aliran, V = kecepatan aliran fluida dan A =
luas penampang pipa.
II-9
2) Persamaan energi aliran (persamaan Bernoulli) antara dua titik permukaan
fluida
....................................(4)
Dimana P = tekanan, Z = ketinggian, = = berat jenis, g = gravitasi,
Hp = head pompa dan HL = rugi head pompa.
Rugi head selang :
HL = Hf + Hm............................................................................... (5)
Hf = rugi gesek selang (rugi mayor)
Hm = rugi komponen selang (rugi minor)
3) Persamaan Head Pompa (Hp)
Hp =
.............................................(6)
Jika P1 = P2 dan V1 = V2, maka :
...................(7)
4) Perhitungan Daya Pompa (NP)
Dalam Satuan SI :
Np = p..................................................................................(8)
Dimana Np (W), Q(m3/s), Hp(m), p = efisiensi pompa
Atau Np = p , dan Np dalam satuan Kw................(9)
Dalam satuan metrik (teknik)
Np = p , dimana Np (kW), Q(m3/menit), Hp(m)...........(10)
II-10
2.1.3 Spesifikasi dan Pemilihan Pompa
Memilih pompa untuk suatu kebutuhan, terlebih dahulu harus diketahui
head dan kapasitas/debit aliran yang diperlukan. Agar pompa dapat bekerja
dengan baik, perlu ditaksir berapa tekanan minimum yang tersedia pada sisi
masuk/isap pompa yang terpasang pada instalasinya. Putaran pompa dapat
ditentukan atas dasar tekanan isap ini. Contoh data yang diperlukan untuk
memilih pompa disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Data untuk pemilihan pompa
No Data yang diperlukan Keterangan
1 Kapasitas/debit Diperlukan juga keterangan mengenai kapasitas
maksimum dan minimum.
2 Kondisi isap Tinggi isap dari permukaan air isap ke level
pompa
Tinggi fluktuasi permukaan air isap
Tekanan yang bekerja pada permukaan air isap
Kondisi pompa isap
3 Kondisi keluar Tinggi permukaan air keluar ke level pompa
Tinggi fluktuasi permukaan air isap
Besarnya tekanan pada permukaan air keluar
Kondisi pipa keluar
4 Head Total Pompa Harus ditentukan berdasarkan kondisi diatas.
5 Jumlah Pompa Jumlah pompa yang diperlukan untuk kondisi
diatas.
6 Kondisi Pompa Kerja terus-menerus, terputus-putus, jumlah jam
kerja dalam setahun.
7 Penggerak Pompa Motor listrik, motor bakar torak, turbin uap.
8 Poros tegak atau
mendatar
Hal ini kadang-kadang ditentukan oleh pabrik
pompa berdasarkan instalasinya.
II-11
9 Tempat Instalasi Pembatasan pada ruang, ketinggian diatas
permukaan laut, diluar atau didalam gedung,
fluktuasi suhu.
10 Lain-lain Disesuaikan dengan keperluan pengguna.
2.2 Sistem Kendali Otomatik ON-OFF
Sistem kendali ON-OFF, elemen kendali ini hanya mempunyai kedudukan
pada posisi on atau off. Sistem kendali ini relatif sederhana, mudah dirancang, dan
murah. Oleh karena itu banyak digunakan di industri maupun rumah-rumah.
Sistem kendali ini biasa digunakan untuk mengendalikan laju aliran yang masuk
ke tangki penampung sehingga konstan positif atau nol. (Mashudi, 1995)[2]
2.3 Sensor
Sensor digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik
atau kimia. Variabel keluaran dari sensor yang diubah menjadi besaran listrik
disebut Transducer.
Pada saat ini, sensor tersebut telah dibuat dengan ukuran sangat kecil
dengan orde nanometer. Ukuran yang sangat kecil ini sangat memudahkan
pemakaian dan menghemat energi. (id.wikipedia.org.sensor)[4]
2.4 Roda Gigi
Gambar 2.10 Bagian roda gigi
II-12
Modul :
z
dm dimana : d : diameter lingkar jarak bagi..........(11)
z : Jumlah gigi
m: Modul
Jarak bagi lingkar :
z
dt
.
....................................................................................................(12)
dimana : d : diameter lingkar jarak bagi
z : Jumlah gigi
t : Jarak bagi lingkar
mt . .......................................................................................................(13)
Tinggi kepala = m
Tinggi kaki = m + ck .............................................................................(14)
dimana ck : 0.25 x m (kelonggaran puncak)
Tebal gigi
2
. mgigiTebal
.....................................................................................(15)