Upload
lamkhue
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Partisipasi
a. Pengertian Partisipasi
Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, partisipasi itu berasal dari Bahasa Inggris
yaitu participacion yang berarti pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Dalam
definisi tersebut, kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. Itu berarti
partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang yang diikutsertakan dalam suatu
perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai
dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Bisa juga dengan makna lain,
partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan
lingkungan mereka.
Sedangkan menurut Isbandi (2007) partisipasi adalah keikutsertaan masyarakat
dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat,
pemilihan, dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani
masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam
proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Menurut Ach. Wazir Ws., et al. (1999)
partisipasi bisa diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi
sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi bila ia
menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi
dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan
tanggungjawab bersama. Partisipasi berasal dari bahasa Inggris participate yang artinya
mengikutsertakan, ikut mengambil bagian (Willie Wijaya, 2004).
Pengertian yang sederhana tentang partisipasi dikemukakan oleh Fasli Djalal dan
Dedi Supriadi (2001), dimana partisipasi dapat juga berarti bahwa pembuat keputusan
menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam bentuk penyampaian saran
dan pendapat, barang, keterampilan, bahan dan jasa. Jadi partisipasi yang dimaksud
dalam pengertian yang dikemukakan oleh Fasli Djalal dan Dedi Supriadi dapat diartikan
bahwa masyarakat bisa terlibat dalam bentuk jasa misalnya dengan produk minuman
bermerk tertentu dapat mensponsori kegiatan lari yang dilaksanakan oleh komunitas
7
Indorunners. Partisipasi juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah mereka
sendiri, mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya.
H.A.R. Tilaar (2009) mengungkapkan partisipasi adalah sebagai wujud dari keinginan
untuk mengembangkan demokrasi melalui proses desentralisasi dimana diupayakan
antara lain perlunya perencanaan dari bawah (button-up) dengan mengikutsertakan
masyarakat dalam proses perencanaan dan pembangunan masyarakatnya. Menurut
Soegarda Poerbakawatja partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang
diikutsertakan di dalam perencanaan serta pelaksanaan dari segala sesuatu yang
berpusat pada kepentingan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat
kematangan dan tingkat kewajibannya (Soegarda Poerbakawatja, 1981).
Menurut Mikkelsen (1994) sendiri membagi partisipasi menjadi enam pengertian,
yaitu :
1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta
dalam pengambilan keputusan.
2. Partisipasi adalah “pemekaan” ( membuat peka ) pihak masyarakat untuk
meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek-
proyek pembangunan.
3. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang
ditentukannya sendiri.
4. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau
kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk
melakukan hal itu.
5. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf
yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek agar memperoleh
informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-dampak sosial.
6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan
lingkungan mereka.
Berdasarkan pengertian di atas, bahwa konsep partisipasi memiliki makna yang
luas dan beragam. Secara garis besar dapat ditarik kesimpulan partisipasi adalah suatu
wujud dari peran serta masyarakat dalam aktivitas berupa perencanaan dan pelaksanaan
untuk mencapai tujuan pembangunan masyarakat. Wujud dari partisipasi dapat berupa
8
saran, jasa, ataupun dalam bentuk materi baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam suasana demokratis.
b. Macam-Macam Partisipasi
Ada beberapa macam partisipasi yang dikemukakan oleh ahli. Menurut
Sundariningrum (Sugiyah, 2010) mengklasifikasikan partisipasi menjadi dua
berdasarkan cara keterlibatannya, yaitu:
1. Partisipasi langsung
Partisipasi yang terjadi apabila individu menampilkan kegiatan tertentu
dalam proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap orang dapat
mengajukan pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan
keberatan terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.
2. Partisipasi tidak langsung
Partisipasi yang terjadi apabila individu mendelegasikan hak
partisipasinya pada orang lain.
Pendapat lain disampaikan oleh Subandiyah (1982) yang menyatakan bahwa jika
dilihat dari segi tingkatannya partisipasi dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Partisipasi dalam pengambilan keputusan.
2. Partisipasi dalam proses perencanaan dan kaitannya dengan program lain.
3. Partisipasi dalam pelaksanaan.
Lebih rinci Cohen dan Uphoff (Siti Irene, 2011) membedakan partisipasi
menjadi empat jenis yaitu pertama, partisipasi dalam pengambilan keputusan. Kedua,
partisipasi dalam pelaksanaan suatu program. Ketiga, partisipasi dalam pengambilan
manfaat. Dan keempat, partisipasi dalam evaluasi. Keempat jenis partispasi dijelaskan
di bawah ini sebagai berikut:
1. Partisipasi dalam pengambilan keputusan
Partisipasi ini terutama berkaitan dengan penentuan alternatif dengan
masyarakat yang berkaitan dengan gagasan atau ide yang menyangkut
kepentingan bersama. Dalam partisipasi ini masyarakat menuntut untuk
ikut menentukan arah dan orientasi pembangunan. Wujud dari partisipasi
ini antara lain seperti kehadiran rapat, diskusi, sumbangan pemikiran,
tanggapan atau penolakan terhadap program yang ditawarkan.
9
2. Partisipasi dalam pelaksanaan suatu program
a) Menggerakkan sumber daya;
b) Menggerakkan sumber dana;
c) Menggerakkan kegiatan administrasi;
d) Menggerakkan koordinasi dan penjabaran program.
3. Partisipasi dalam pengambilan manfaat
Partisipasi ini tidak lepas dari hasil pelaksanaan program yang telah
dicapai baik yang berkaitan dengan kuantitas maupun kualitas. Dari segi
kualitas, dapat dilihat dari peningkatan output, sedangkan dari segi
kuantitas dapat dilihat seberapa besar prosentase keberhasilan program.
4. Partisipasi dalam evaluasi
Partisipasi masyarakat dalam evaluasi ini berkaitan dengan masalah
pelaksanaan program secara menyeluruh. Partisipasi ini bertujuan untuk
mengetahui ketercapaian program yang telah direncanakan sebelumnya.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan macam-macam partispasi sebagai
berikut, yaitu :
1. Partisipasi dalam proses perencanaan atau pembuatan keputusan.
(participation in decision making).
2. Partisipasi dalam pelaksanaan (participation in implementing).
3. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil.
4. Partisipasi dalam evaluasi (participation in benefits).
c. Bentuk Partisipasi
Partisipasi dapat dibagi dalam berbagai bentuk. Partisipasi menurut Effendi (Siti
Irene A.D., 2011) terbagi atas partisipasi vertikal dan partisipasi horizontal. Disebut
partisipasi vertikal karena terjadi dalam bentuk kondisi tertentu masyarakat terlibat atau
mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan di mana
masyarakat berada sebagai status bawahan, pengikut atau klien. Maksud dari partisipasi
vertikal disini adalah partisipasi anggota komunitas Indorunners yang mengikuti
kegiatan lari karena adanya ajakan. Adapun dalam partisipasi horizontal, masyarakat
mempunyai prakarsa dimana setiap anggota atau kelompok masyarakat berpartisipasi
horizontal satu dengan yang lainnya. Partisipasi semacam ini merupakan tanda
permulaan tumbuhnya masyarakat yang mampu berkembang secara mandiri. Maksud
10
dari partisipasi horizontal disini adalah, masyarakat bersama-sama mengembangkan
komunitas Indorunners dalam hal menyebarkan virus lari dengan berbagai cara. Jadi
dapat disimpulkan bahwa partisipasi vertikal disini terjadi karena adanya ajakan dari
rekan kerja maupun atasan dan kemudian untuk partisipasi horizontal terjadi karena
adanya inisiatif masing-masing individu yang bertujuan untuk mengembangkan
kelompok itu sendiri seperti halnya partisipasi dalam memajukan komunitas
IndoRunners Lampung dengan mengadakan kegiatan positif yang sifatnya memberikan
manfaat bagi masyarakat luas. Dapat disimpulkan juga dengan bentuk yang nyata
bahwa partisipasi mempunyai empat bentuk yaitu :
1. Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-usaha
bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan. Misalnya
donasi komunitas IndoRunners membuat rumah sakit.
2. Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta
benda. Misalnya anggota komunitas Indorunners memberikan buku layak
baca, pakaian, sepatu, dan benda lainnya yang bermanfaat untuk orang yang
kurang mampu.
3. Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga
untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu
program. Misalkan partisipasi komunitas Indorunners yang ikut bergotong-
royong dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar.
4. Partisipasi keterampilan, yaitu memberikan dorongan melalui keterampilan
yang dimiliknya kepada para anggota yang membutuhkan. Misalkan
mencontohkan bagaimana cara stretching yang benar, cara lari yang benar,
dan lain-lain kepada komunitas IndoRunners serta untuk masyarakat sekitar.
d. Prinsip-Prinsip Partisipasi
Seperti yang tercantum dalam Panduan Penerapan pendekatan partisipatif disusun
oleh Departemen Pembangunan Internasional (DFID) (di Monique Sumampouw, 2004),
prinsip-prinsip partisipasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Cakupan
Semua orang atau perwakilan dari semua kelompok yang terkena dampak
proyek pembangunan keputusan atau proses.
11
2. Kesetaraan dan Kemitraan (Partnership Equal)
Pada dasarnya setiap orang memiliki keterampilan, kemampuan dan inisiatif
serta hak untuk menggunakan inisiatif dalam keterlibatan setiap proses dialog
dalam rangka membangun terlepas dari tingkat dan struktur masing-masing
pihak.
3. Transparansi
Semua pihak harus dapat mengembangkan komunikasi dan komunikasi
adalah iklim terbuka dan kondusif, dialog dihasilkan.
4. Pihak Berwenang Kesetaraan (Power Sharing / Equal Powership)
Berbagai pihak yang terlibat harus dapat menyeimbangkan distribusi
kewenangan dan kekuasaan untuk menghindari dominasi.
5. Tanggung Jawab Kesetaraan (Responsibility)
Berbagai pihak memiliki tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses
karena kesetaraan otoritas (pembagian kekuasaan) dan keterlibatan dalam
proses pengambilan keputusan & langkah-langkah pemberdayaan berikutnya.
6. Pemberdayaan
Keterlibatan berbagai pihak tidak dapat dipisahkan dari semua kekuatan dan
kelemahan masing-masing pihak, sehingga melalui keterlibatan aktif dalam
kegiatan proses, ada proses saling belajar dan saling kerjasama untuk
memberdayakan satu sama lain.
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam
suatu program, sifat faktor-faktor tersebut dapat mendukung suatu keberhasilan program
namun ada juga yang sifatnya menghambat keberhasilan program. Misalnya saja faktor
usia, terbatasnya harta benda, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan.
Angell dalam Ross (1967) mengatakan partisipasi yang tumbuh dalam masyarakat
dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan
seseorang dalam berpartisipasi pada suatu program atau kegiatan, yaitu :
1. Usia
Faktor usia merupakan faktor yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada. Mereka dari kelompok usia
menengah ke atas dengan keterikatan moral kepada nilai dan norma masyarakat
12
yang lebih mantap, cenderung lebih banyak berpartisipasi daripada mereka yang
dari kelompok usia lainnya. Misalkan dalam komunitas Indorunners pasti
dibutuhkan anggota komunitas yang usianya menengah ke atas supaya bisa
mengayomi anggota komunitas yang usianya menengah ke bawah.
2. Jenis Kelamin
Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa mengatakan bahwa
pada dasarnya tempat perempuan adalah di dapur yang berarti bahwa dalam
masyarakat peranan perempuan yang terutama adalah mengurus rumah tangga,
akan tetapi semakin lama nilai perempuan tersebut telah bergeser dengan adanya
gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan yang semakin baik. Maksud jenis
kelamin disini adalah bahwa anggota komunitas Indorunners bukan tidak
mungkin mempunyai ketertarikan bergabung dalam kegiatan lari karena adanya
lawan jenis.
3. Pendidikan
Dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi. Pendidikan
dianggap dapat mempengaruhi sikap hidup seseorang terhadap lingkungannya,
suatu sikap yang diperlukan bagi peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat.
Pendidikan yang dimaksud disini adalah seperti adanya latar belakang pendidikan
yang berbeda dari anggota komunitas Indorunners sehingga membuat komunitas
ini bisa saling bertukar fikiran demi terwujudnya kemajuan secara personal
(individu) maupun kelompok (komunitas).
4. Pekerjaan dan Penghasilan
Hal ini tidak dapat satu sama lain karena pekerjaan seseorang akan menentukan
berapa penghasilan yang akan diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang baik
dan mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang untuk
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. Dengan adanya pekerjaan dan
penghasilan dalam anggota komunitas Indorunners dapat mendorong anggota
tersebut untuk melakukan kegiatan bermanfaat seperti charity run.
5. Lamanya Tinggal
Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan pengalamannya
berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan berpengaruh pada partisipasi
seseorang. Semakin lama ia tinggal dalam lingkungan tertentu, maka rasa
13
memiliki terhadap lingkungan cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang
besar dalam setiap kegiatan lingkungan tersebut. Lamanya tinggal yang dimaksud
disini adalah ketika anggota komunitas Indorunners termasuk anggota yang sudah
lama tinggal di daerah tempat dia tinggal atau lamanya dia bergabung dalam
komunitas Indorunners itu sendiri, hal ini akan menimbulkan ketertarikan orang
lain untuk bergabung karena melihat eksistensi orang yang bertahan lama dalam
komunitas Indorunners.
f. Tipe Partisipasi
Tipe partisipasi masyarakat pada dasarnya dapat kita sebut juga sebagai tingkatan
partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat. Sekretariat Bina Desa (1999: 32-33)
mengidentifikasikan partisipasi masyarakat menjadi 7 (tujuh) tipe antara lain sebagai
berikut :
1. Partisipasi pasif/manipulatif
a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara diberitahu apa yang sedang atau
telah terjadi;
b) Pengumuman sepihak oleh manajemen atau pelaksana proyek tanpa
memperhatikan tanggapan masyarakat;
c) Informasi yang dipertukarkan terbatas pada kalangan profesional di
luar kelompok sasaran.
2. Partisipasi dengan cara memberikan informasi
a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara menjawab pertanyaan-
pertanyaan penelitian seperti dalam kuesioner atau sejenisnya;
b) Masyarakat tidak punya kesempatan untuk terlibat dan mempengaruhi
proses penyelesaian;
c) Akurasi hasil penelitian tidak dibahas bersama masyarakat.
3. Partisipasi melalui konsultasi
a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi;
b) Orang luar mendengarkan dan membangun pandangannya sendiri
untuk kemudian mendefinisikan permasalahan dan pemecahannya,
dengan memodifikasi tanggapan-tanggapan masyarakat;
c) Tidak ada peluang bagi pembuat keputusan bersama;
14
d) Para profesional tidak berkewajiban mengajukan pandangan-
pandangan masyarakat (sebagai masukan) untuk ditindaklanjuti.
4. Partisipasi untuk insentif materil
a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara menyediakan sumber daya
seperti tenaga kerja, demi mendapatkan makanan, upah, ganti rugi, dan
sebagainya;
b) Masyarakat tidak dilibatkan dalam eksperimen atau proses
pembelajarannya;
c) Masyarakat tidak mempunyai andil untuk melanjutkan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan pada saat insentif yang disediakan/diterima
habis.
5. Partisipasi fungsional
a) Masyarakat berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk
mencapai tujuan yang berhubungan dengan proyek;
b) Pembentukan kelompok (biasanya) setelah ada keputusan-keputusan
utama yang disepakati;
c) Pada awalnya, kelompok masyarakat ini bergantung pada pihak luar
(fasilitator, dll) tetapi pada saatnya mampu mandiri.
6. Partisipasi interaktif
a) Masyarakat berpartisipasi dalam analisis bersama yang mengarah pada
perencanaan kegiatan dan pembentukan lembaga sosial baru atau
penguatan kelembagaan yang telah ada;
b) Partisipasi ini cenderung melibatkan metode inter-disiplin yang
mencari keragaman perspektif dalam proses belajar yang terstruktur
dan sistematik;
c) Kelompok-kelompok masyarakat mempunyai peran kontrol atas
keputusan-keputusan mereka, sehingga mereka mempunyai andil
dalam seluruh penyelenggaraan kegiatan.
7. Self Mobilization
a) Masyarakat berpartisipasi dengan mengambil inisiatif secara bebas
(tidak dipengaruhi/ditekan pihak luar) untuk mengubah sistem-sistem
atau nilai-nilai yang mereka miliki;
15
b) Masyarakat mengembangkan kontak dengan lembaga-lembaga lain
untuk mendapatkan bantuan-bantuan teknis dan sumberdaya yang
dibutuhkan;
c) Masyarakat memegang kendali atas pemanfaatan sumberdaya yang
ada.
g. Manfaat Partisipasi
Menurut Pariatra Westra (Widi Astuti, 2008) menyebutkan manfaat partisipasi
antara lain sebagai berikut :
1. Lebih mengemukakan diperolehnya keputusan yang benar.
2. Dapat digunakan kemampuan berpikir kreatif dari para anggotanya.
3. Dapat mengendalikan nilai-nilai martabat manusia, motivasi serta
membangun kepentingan bersama.
4. Lebih mendorong orang untuk bertanggung jawab.
5. Lebih memungkinkan untuk mengikuti perubahan.
Pendapat lain dikemukakan oleh Burt K. Schalan dan Roger (Widi Astuti, 2008)
bahwa manfaat dari partisipasi adalah :
1. Lebih banyak komunikasi dua arah.
2. Lebih banyak bawahan mempengaruhi keputusan.
3. Manajer dan partisipasi kurang bersikap agresif.
4. Potensi untuk memberikan sumbangan yang berarti dan positif, diakui dalam
derajat lebih tinggi.
Dari pendapat-pendapat di atas tentang manfaat partisipasi, dapat disimpulkan
bahwa partisipasi akan memberikan manfaat yang penting bagi keberhasilan organisasi
maupun untuk komunitas IndoRunners yaitu :
1. Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar karena banyaknya
sumbangan yang berarti dan positif.
2. Mengedepankan komunikasi dua arah sehingga baik bawahan maupun atasan
memiliki kesempatan yang sama dalam mengajukan pemikiran.
3. Mendorong kemampuan berpikir kreatif demi kepentingan bersama.
4. Melatih untuk beratnggung jawab serta mendorong untuk membangun
kepentingan bersama.
5. Memungkinkan untuk mengikuti setiap perubahan yang terjadi.
16
h. Partisipasi Dalam Olahraga Sebagai Pembentuk Karakter
Orang dengan karakter moral yang baik datang untuk memiliki tingkat kebajikan
yang luas dan rela ditempatkan untuk melakukan keinginannya baik untuk jangka
panjang maupun untuk jangka pendek. Contoh, seseorang dengan karakternya
menampilkan bawaan respek, integritas, jujur, bertanggungjawab, berani, adil, kasih
sayang dan memihak. Bredemeier dan Shields (1995) menggambarkan karakter
olahraga dengan empat kebijakan: kasih sayang, adil, sportif, dan integrative, serta
percaya bahwa kepemilikan terhadap sifat-sifat atau kebijakan tersebut memfasilitasi
penampilan konsisten tindakan moral dalam olahraga (Bredemeier & Shields, 1995).
Partisipasi dalam olahraga tidak secara otomatis mempunyai efek positif terhadap
pembentukan karakter. Pengalaman yang diperoleh melalui olahraga dapat membentuk
karakter, tetapi hal ini dapat terjadi apabila lingkungan olahraga diciptakan dan
ditujukan untuk mengembangkan karakter. Olahraga dapat membentuk karakter positif
hanya jika kondisi-kondisi yang menyokong ke arah positif dipenuhi, misalnya
kepemimpinan dan perilaku pelatih yang baik. Dukungan dari pelatih, orangtua,
administrator, maupun dari pemain sendiri sangat dibutuhkan untuk memperoleh
manfaat positif dari partisipasi olahraga.
Partisipasi dalam olahraga merupakan gaya hidup sehat yang perlu
dikembangkan. Partisipan olahraga sangat luas, dari usia sangat muda sampai sangat
tua, dari tingkat permainan untuk tujuan rekreasi sampai tingkat profesional. Alasan
keikutsertaan seseorang dalam olahraga bervariasi, diantaranya untuk alasan kesehatan,
kebugaran, maupun dengan alasan lain seperti membentuk karakter positif dan
sosialisasi. Keterlibatan seseorang dalam olahraga adalah bentuk ekspresi manusia yang
menyenangkan. Banyak orang menemukan olahraga sebagai sumber kegembiraan dan
kepuasan sendiri. Tidak diragukan lagi bahwa banyak orang muda mengalami
kemalangan kepribadian melalui pengalaman dan olahraga. Namun demikian, efek pasti
olahraga pada pembentukan karakter positif sangat ditentukan kondisi-kondisi yang
terjadi saat pengalaman olahraga dialami. Masalah utama olahraga pada saat ini pada
semua tingkatan adalah meningkatnya perilaku yang tidak baik dan karakter negatif.
Skandal kecurangan, obat-obatan, kekerasan, sikap saling tidak menghormati, dan
perilaku-perilaku lain yang tidak tepat. Nilai-nilai positif olahraga, seperti sportifitas,
kerja sama, disiplin, kepemimpinan, kejujuran, tanggung jawab, dan saling
17
menghormati seharusnya mampu membawa pelaku olahraga ke arah pembentukan
karakter positif dalam olahraga dan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi dari pembahasan
tersebut dapat diartikan bahwa dengan adanya partisipasi yang dilakukan komunitas
Indorunners dapat memberikan efek positif sebagai pembentukan karakter anggota
komunitas Indorunners, semisalkan dengan partisipasi komunitas Indorunners ketika
melakukan trail run (lari halang rintang) yang dimana kegiatan ini memacu komunitas
Indorunners supaya lebih berani menghadapi hal-hal baru sehingga memunculkan sifat
pemberani pada individu tersebut dan juga saat adanya kegiatan sosial, komunitas
Indorunners bersama-sama untuk menyantuni anak yang kurang mampu sehingga
membentuk karakter peduli terhadap sesama yang muncul dalam diri anggota
Indorunners.
2. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Pendapat beberapa ahi tentang pengertian motif. Husaeni & Noor (1981), " motif
adalah suatu rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu
tingkah laku." kemudian Gunarsa (1978) mengemukakan bahwa, "motif artinya
dorongan atau kehendak yang menyebabkan seseorang bertingkah laku." lebih tegas
Natawijaya (1976), mengatakan bahwa, " yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu disebut motif." Jadi motif merupakan suatu pengertian yang meliputi semua
penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia
berbuat sesuatu. Motif bagi manusia merupakan dorongan, keinginan, hasrat yang
menjadi penggerak yang berasal dari dalam diri manusia yang memberi tujuan dan arah
kepada tingkah laku manusia. Motivasi adalah sebagai mesin atau energi manusia untuk
berperilaku mencapai tujuan tertentu. Menurut Apta Mylsidayu (2014), motivasi adalah
kekuatan yang mendorong seseorang untuk beraksi/tidak beraksi untuk menentukan
arah aktivitas terhadap pencapaian tujuan.
(Sardiman 2009), menyebutkan bahwa motivasi sebagai perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian ini mengandung tiga elemen penting
yaitu: Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia),
18
penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. Motivasi di tandai dengan
munculnya, rasa/ ”feeling” yang relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, efeksi
dan emosi serta dapat menentukan tingkah-laku manusia, Motivasi akan dirangsang
karena adanya tujuan dan tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan. Pengertian
motivasi berdasarkan beberapa teori motivasi yang telah ada seperti Abraham Maslow
(2003) menjelaskan bahwa pengertian motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah
perbuatan yang dilakukan oleh individu. Oleh karena itu, pengertian motivasi berbeda
dengan pengertian semangat. Hal ini jelas bahwa, seseorang yang memiliki motivasi
yang tinggi artinya memiliki alasan yang besar untuk mencapai tujuan tersebut
sedangkan semangat memiliki arti sempit yang berarti hanya berkeinginan. Alasan
dalam pengertian motivasi dimaksudkan sebagai diri dan lingkungan individu
sedangkan semangat lebih mengarah ke kondisi individu saja. Menurut Setyobroto
(2002) motivasi adalah proses aktualisasi dari sumber penggerak dan pendorong
perbuatan manusia. Sementara itu menurut Weinberg & Gould (2003) motivasi adalah
arah dan intensitas dari usaha. Pendapat lain dari Gunarsa (1996), motivasi adalah
kekuatan atau tenaga pendorong agar seseorang bertingkah laku. Santrock (2003) juga
menyatakan bahwa motivasi adalah tingkah laku individu, berpikir, dan memiliki
perasaan dengan cara yang individu tersebut lakukan dengan penekanan pada aktivasi.
Lain halnya dengan Hidayat (2008), yang menyatakan motivasi adalah proses
aktualisasi energi psikologi yang dapat menggerakkan seseorang untuk beraktivitas,
sekaligus menjamin keberlangsungan aktivitas tersebut, dan juga menentukan arah
aktivitas terhadap pencapaian tujuan.
Pengertian motivasi menurut beberapa ahli seperti (Krech, 1962; Murray, 1964;
Atkinson, 1964; Fernald, 1969; Miller, 1978; Singer, 1972, 1984; Barelson & Steiner,
1980; dan Good & Brophy, 1990) yang dikutip Husdarta (2010) mengemukakan bahwa:
“Motivasi adalah: Proses aktualisasi generator penggerak internal di dalam diri individu
untuk menimbulkan aktivitas, menjamin kelangsungannya dan menentukan arah atau
haluan aktivitas terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan”. Jadi dari beberapa
pengertian motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu kondisi
yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan / kegiatan,
yang berlangsung secara sadar.
19
b. Teori-Teori Motivasi
Teori motivasi menurut para ahli dibagi menjadi tiga yaitu (1) teori kebutuhan
tentang motivasi, (2) teori humanistik, dan (3) teori behavioristik, (Elida Prayitno, 1989)
1. Teori Kebutuhan
Teori ini mengatakan bahwa manusia sebagai makhluk yang tidak akan puas
hanya dengan terpenuhi satu kebutuhan, tetapi ia akan puas jika semua
kebutuhan terpenuhi. Walaupun semua kebutuhan sudah terpenuhi pasti ia
akan mengejar kebutuhan yang baru. Agar kebutuhan tersebut terpenuhi, maka
ia akan termotivasi untuk mencapai kebutuhan yang diinginkan. Sehingga
membuat ia puas, tetapi kepuasan itu hanya untuk sementara waktu saja.
Demikian seterusnya, sampai terpuaskannya kebutuhan yang paling tinggi.
2. Teori Humanistik
Teori ini percaya bahwa hanya ada satu motivasi, yaitu motivasi yang hanya
berasal dari masing-masing individu. Motivasi tersebut dimiliki oleh individu
itu sepanjang waktu dan dimanapun ia berada. Yang penting lagi menurut
teori ini adalah menghormati atau menghargai seorang sebagai manusia yang
mempunyai potensi dan keinginan untuk belajar.
3. Teori Behavioristik
Teori ini berpendapat bahwa motivasi dikontrol oleh lingkungan. Suatu
tingkah laku yang bermotivasi terjadi apabila konsekuensi tingkah laku itu
dapat menggetarkan emosi individu, yaitu menjadi suka atau tidak suka.
Apabila konsekuensi tingkah laku menimbulkan rasa suka, maka tingkah laku
menjadi kuat, tetapi jika tingkah laku itu menimbulkan rasa tidak suka, maka
tingkah laku itu akan ditinggalkan.
Sedangkan pendapat Martin Handoko (1992) mengatakan ada enam teori motivasi
antara lain sebagai berikut :
1. Teori Kognitif
Menurut teori ini tingkah laku tidak digerakkan oleh apa yang disebut
motivasi, melainkan oleh rasio. Setiap perbuatan yang akan dilakukannya
sudah dipikirkan alasan-alasannya. Berdasarkan rasionalnya manusia bebas
memilih dan menentukan apa yang akan dia perbuat, entah baik ataupun
buruk. Tingkah laku manusia semata-mata ditentukan oleh kemampuan
20
berpikirnya. Makin inteligen dan berpendidikan, otomatis seseorang akan
semakin baik perbuatan-perbuatannya dan secara sadar pula melakukan
perbuatan-perbuatan untuk memenuhi atau kebutuhan tersebut.
2. Teori Hedonistis
Teori ini mengatakan bahwa segala perbuatan manusia, entah itu disadari
ataupun tidak disadari, entah itu timbul dari kekuatan luar ataupun kekuatan
dalam pada dasarnya mempunyai tujuan yang satu, yaitu mencari hal-hal yang
menyenangkan dan menghindari hal-hal yang menyakitkan.
3. Teori Insting
Teori ini mengatakan kekuatan biologis adalah kekuatan yang dibawa sejak
lahir. Kekuatan biologis inilah yang membuat seseorang bertindak menurut
cara tertentu, demikianlah dasar pemikiran teori ini. Kekuatan insting inilah
yang seolah-olah memaksa seseorang untuk berbuat dengan cara tertentu,
untuk mengadakan pendekatan kepada rangsang dengan cara tertentu.
4. Teori Psikoanalitis
Sebenarnya teori ini merupakan pengembangan teori insting. Dalam teori ini
pun diakui adanya kekuatan bawaan di dalam diri setiap manusia, dan
kekuatan bawaan inilah yang menyebabkan dan mengarahkan tingkah laku
manusia.
5. Teori Keseimbangan.
Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia terjadi karena adanya
ketidakseimbangan di dalam diri manusia. Dengan kata lain, manusia selalu
ingin mempertahankan adanya keseimbangan di dalam dirinya.
6. Teori Dorongan
Pada dasarnya teori ini tidak berbeda dengan teori keseimbangan, hanya
penekanannya berbeda. Kalau teori keseimbangan menekankan adanya
keadaan tidak seimbang yang menimbulkan suatu kebutuhan yang harus
dipenuhi, teori dorongan memberikan tekanan pada hal yang mendorong
terjadinya tingkah laku.
Melalui penjelasan tentang teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap
perilaku dan aktivitas manusia disebabkan oleh dorongan, kemauan, kekuatan,
ketidakseimbangannya di dalam diri manusia itu kemudian gagasan yang timbul
21
dipraktekkan dalam bentuk aktivitas sesuai dengan kemauan dari diri individu. Semua
itu pada hakekatnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mendapat suatu
kepuasan.
c. Karakteristik Umum Motivasi
Menurut Elida Prayitno, (1989) ada lima karakteristik motivasi yang dikemukakan
oleh Thornburgh, yaitu sebagai berikut ini, yaitu : (1) tingkah laku yang bermotivasi
adalah di gerakan, (2) tingkah laku yang bermotivasi yang memberi arah, (3) motivasi
menimbulkan intensitas bertindak, (4) motivasi itu selektif, (5) motivasi merupakan
kunci untuk pemuas kebutuhan. Kelima karakteristik itu diharapkan menjadi pedoman
bagi guru dalam mengatur suasana belajar yang meningkatkan motivasi siswa. Proses
pembelajaran yang membuat siswa merasa senang dan aktif, ini berarti juga bahwa
siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Jadi dapat ditarik kesimpulan
bahwa motivasi adalah keseluruhan daya penggerak atau pendorong untuk melakukan
perbuatan menjadi sebuah tujuan yang efektif dan efisien.
d. Bentuk Motivasi
Menurut Hadari Nawawi dalam bukunya manajemen sumberdaya manusia (2003)
membedakan dua bentuk motivasi kerja, kedua bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
1. Motivasi Instrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri pekerja
sebagai individu, berupa kesadaran mengenai pentingnya atau manfaat akan
pekerjaan yang dilaksanakannya. Dengan kata lain motivasi ini bersumber dari
pekerjaan yang dikerjakan, baik karena mampu memenuhi kebutuhan atau
menyenangkan, atau memungkinkan mencapai suatu tujuan, maupun karena
memberikan harapan tertentu yang positif dimasa depan. Misalnya pekerja
yang bekerja secara berdedikasi semata-mata karena merasa memperoleh
kesempatan untuk mengaktualisasikan atau mewujudkan dirinya secara
maksimal. Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi instrinsik yang melandasi
anggota komunitas Indorunners untuk menjalani kegiatan lari antara lain
seperti ingin mencari kebugaran, mencari kesenangan, menjaga eksistensi, dan
ingin mencari kepopuleran.
22
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari luar diri pekerja
sebagai individu berupa suatu kondisi yang mengharuskannya melaksanakan
pekerjaan secara maksimal. Misalnya berdedikasi tinggi dalam bekerja karena
upah/gaji yang tinggi, jabatan/posisi yang terhormat atau memiliki kekuasaan
yang besar, pujian, hukuman dan lain-lain.
Di lingkungan suatu organisasi/ perusahaan terlihat kecenderungan
penggunaan motivasi ekstrinsik lebih dominan daripada motivasi intrinsik.
Kondisi itu terutama di sebabkan tidak mudah untuk menumbuhkan kesadaran
dari dalam diri pekerja, sementara kondisi kerja disekitar lebih banyak
mengiringinya daripada mendapatkan kepuasan kerja yang hanya dapat
dipenuhi dari luar dirinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik
yang melandasi anggota komunitas Indorunners untuk menjalani kegiatan lari
antara lain seperti ingin mencari koneksi lapangan pekerjaan, tertarik dengan
lawan jenis, serta ada juga yang ingin mencari koneksi lapangan pekerjaan.
e. Fungsi Motivasi
Adapun fungsi motivasi dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2000) antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Mendorong timbulnya atau suatu perubahan. Tanpa motivasi tidak akan
timbul perbuatan seperti belajar.
2. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan
yang diinginkan.
3. Sebagai penggerak, ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya
motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Pendapat lain dikemukakan oleh Sardiman A.M, (2009) bahwa fungsi motivasi
ada tiga yaitu :
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
2. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai.
3. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.
23
Berdasakan beberapa uraian di atas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
motivasi berfungsi untuk mendorong timbulnya kelakukan dan mempengaruhi serta
mengubah kelakuan, sebagai pengarah dan sebagai penggerak. Begitu juga dalam
kegiatan lari yang dilakukan komunitas IndoRunners, motivasi sangat penting artinya.
Karena bisa saja masyarakat awam tidak tahu sebagaimana mestinya karena kurang atau
lemahnya motivasi untuk berlari. Bahkan bisa jadi banyak yang cenderung malas
berolahraga karena individu tersebut tidak punya motivasi.
f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:
1) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu, yang terdiri
atas:
a) Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak
untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa
persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan
mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak.
b) Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan individu
(memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan
memperoleh kebebasan serta mendapat status tertentu dalam lingkungan
masayarakat, serta dapat mendorong individu untuk berprestasi.
c) Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan
informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan
subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
d) Kebutuhan; manusia di motivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya
sendiri yang berfungsi secara penuh; sehingga mampu meraih potensinya
secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang mencari
atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang
dialaminya.
e) Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam
diri individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.
24
2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar individu, terdiri atas:
a) Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat
pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan
mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang
akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengaruhi oleh sejauh mana nilai
imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud.
b) Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau organisasi
tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan
perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu, peranan
kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu mendapatkan nilai-
nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan, serta dapat memberikan arti bagi
individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.
c) Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk
berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif
dengan lingkungannya.
d) Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau kualitas
dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi
motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain
yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan
dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan. Perilaku
dipandang sebagai tujuan, sehingga tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.
g. Pengaruh Motivasi Terhadap Timbulnya Perilaku
Woodwort dalam Petri (1981), bahwa perilaku terjadi karena adanya motivasi
atau dorongan yang mengarahkan individu untuk bertindak sesuai dengan kepentingan
atau tujuan yang ingin dicapai. Karena tanpa dorongan tadi tidak akan ada suatu
kekuatan yang mengarahkan individu pada suatu mekanisme timbulnya perilaku.
Dorongan diaktifkan oleh adanya kebutuhan, dalam arti kebutuhan membangkitkan
dorongan, dan dorongan ini pada akhirnya mengaktifkan atau memunculkan mekanisme
perilaku.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa motivasi sebagai penyebab dari timbulnya perilaku
menurut Woodwort mempunyai 3 karakteristik, yaitu:
25
1. Intensitas; menyangkut lemah dan kuatnya dorongan sehingga menyebabkan
individu berperilaku tertentu.
2. Pemberi arah; mengarahkan individu dalam menghindari atau melakukan suatu
perilaku tertentu.
3. Persistensi atau kecenderungan untuk mengulang perilaku secara terus menerus.
Dengan kata lain, jika ketiga hal tersebut lemah, maka motivasi tak akan mampu
menimbulkan perilaku. Pandangan lain dikemukakan oleh Hull dalam As’ad (1995),
yang menegaskan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh motivasi atau dorongan
oleh kepentingan mengadakan pemenuhan atau pemuasan terhadap kebutuhan yang ada
pada diri individu. Lebih lanjut dijelaskan bahwa perilaku muncul tidak semata-mata
karena dorongan yang bermula dari kebutuhan individu saja, tetapi juga karena adanya
faktor belajar. Faktor dorongan ini dikonsepsikan sebagai kumpulan energi yang dapat
mengaktifkan tingkah laku atau sebagai motivasional faktor, dimana timbulnya perilaku
menurut Hull adalah fungsi dari 3 hal yaitu:
a. Kekuatan dari dorongan yang ada pada individu
b. Kebiasaan yang didapat dari hasil belajar
c. Interaksi antara keduanya
Berdasarkan uraian di atas, baik konsep yang dikemukakan Woodworth maupun
Hull menjelaskan bahwa motivasi berkaitan erat dengan perilaku. Motivasi merupakan
suatu kosntruk yang dimulai dari adanya kebutuhan pada diri individu dalam bentuk
energi aktif yang menyebabkan timbulnya dorongan dengan intensitas tertentu yang
berfungsi mengaktifkan, memberi arah, dan membuat persisten (berulang-ulang) dari
suatu perilaku untuk memenuhi kebutuhan yang menjadi penyebab timbulnya dorongan
itu sendiri. Jadi maksud dari teori di atas adalah dengan adanya motivasi akan
membentuk perilaku anggota di komunitas Indorunners seperti halnya ada anggota yang
tadinya sangat tertutup dan ketika dia berkecimpung dalam komunitas Indoruneers,
orang tersebut jadi bisa lebih terbuka serta mau saling bertukar fikiran dengan anggota
lainnya.
26
3. Pengertian Eksistensi
(Lorens Bagus, 2004) Secara etimologi, eksistensialisme berasal dari kata
eksistensi, eksistensi berasal dari bahasa Inggris yaitu excitence; dari bahasa latin
existere yang berarti muncul, ada, timbul, memilih keberadaan aktual. Dari kata ex
berarti keluar dan sistere yang berarti muncul atau timbul. Beberapa pengertian secara
terminologi, yaitu pertama, apa yang ada, kedua, apa yang memiliki aktualitas (ada),
dan ketiga adalah segala sesuatu ( apa saja ) yang di dalam menekankan bahwa sesuatu
itu ada. Berbeda dengan esensi yang menekankan kealpaan sesuatu ( apa sebenarnya
sesuatu itu sesuatu dengan kodrat inherennya ).
Pemahaman secara umum, eksistensi berarti keberadaan. Akan tetapi, eksistensi
dalam kalangan filsafat eksistensialisme memiliki arti sebagai cara berada manusia,
bukan lagi apa yang ada, tapi, apa yang memiliki aktualisasi (ada). Cara manusia berada
di dunia berbeda dengan cara benda-benda. Benda-benda tidak sadar akan
keberadaannya, tak ada hubungan antara benda yang satu dengan benda yang lainnya,
meskipun mereka saling berdampingan. Keberadaan manusia di antara benda-benda
itulah yang membuat manusia berarti. Cara berada benda-benda berbeda dengan cara
berada manusia. Dalam filsafat eksistensialisme, bahwa benda hanya sebatas “berada”,
sedangkan manusia lebih apa yang dikatakan “berada”, bukan sebatas ada, tetapi
“bereksistensi”. Hal inilah yang menunjukan bahwa manusia sadar akan keberadaanya
di dunia, berada di dunia, dan mengalami keberadaanya berada di dunia. Manusia
menghadapi dunia, mengerti apa yang dihadapinya, dan mengerti akan arti hidupnya.
Artinya, manusia adalah subjek, yang menyadari, yang sadar akan keberadaan dirinya.
Dan barang-barang atau benda yang disadarinya adalah objek. Manusia mancari makna
keberadaan di dunia bukan pada hakikat manusia sendiri, melainkan pada sesuatu yang
berhubungan dengan dirinya (Ahmad Tafsir, 2006).
Manusia adalah makhluk yang sadar akan dirinya, maka ia tak dapat dilepaskan
dari dirinya. Manusia harus menemukan diri dalam situasi dan berhadapan dengan
berbagai kemungkinan atau alternative yang dia punyai. Bagi Jasper dan Hiedegger,
situasi itu menentukan pilihan, kemudian manusia membuat pilihan dari berbagai
kemungkinan tersebut. (Muzairi, 2002) Manusia itu terbuka bagi dunianya.
Kemampuan untuk berinteraksi dengan hal-hal diluar dirinya karena memiliki seperti
kepekaan, pengertian, pemahaman, perkataan, dan pembicaraan. Jadi dapat disimpulkan
27
bahwa eksistensi adalah bentuk keberadaan individu secara sadar akan keberadaan
dirinya yang menjalani aktivitas apapun yang berhubungan dengan dirinya. Eksistensi
dalam komunitas Indorunners biasanya akan direspon oleh masyarakat setempat (non
komunitas) bahwa komunitas ini mempunyai kesan yang baik atau kesan yang buruk
bagi masyarakat, khususnya di Kota Bandar Lampung.
4. Indeks Kepuasan Masyarakat
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Program Pembangunan Nasional (PROPENAS), perlu disusun indeks kepuasan
masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Di samping itu
data indeks kepuasan masyarakat akan dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur
pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit
penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Mengingat jenis
pelayanan sangat beragam dengan sifat dan karakteristik yang berbeda, maka untuk
memudahkan penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) unit pelayanan
diperlukan pedoman umum yang digunakan sebagai acuan bagi Instansi, Pemerintah
Pusat, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk mengetahui tingkat kinerja unit
pelayanan di lingkungan instansi masing-masing. Oleh karena itu, penetapan unsur
penilaian telah didahului dengan penelitian yang dilaksanakan atas kerja sama
Kementerian PAN dengan BPS. Dari hasil penelitian diperoleh 48 (empat puluh
delapan) unsur penting yang mencakup berbagai sektor layanan yang sangat bervariasi
dan dari hasil pengujian akademis/ilmiah diperoleh 14 (empat belas) unsur yang dapat
diberlakukan untuk semua jenis pelayanan, untuk mengukur indeks kepuasan
masyarakat unit pelayanan. Namun demikian, masing-masing unit pelayanan
dimungkinkan untuk menambah unsur yang dianggap relevan dengan karakteristiknya.
Pedoman penyusunan indeks kepuasan masyarakat dimaksudkan sebagai acuan bagi
unit pelayanan instansi pemerintah dalam menyusun indeks kepuasan masyarakat
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan secara berkala, sebagai
bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik
selanjutnya. Bagi masyarakat, Indeks Kepuasan Masyarakat dapat digunakan sebagai
gambaran tentang kinerja pelayanan unit yang bersangkutan.
28
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang tingkat
kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan
kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur
penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan
kebutuhannya. Dengan tersedianya data IKM secara periodik, dapat diperoleh manfaat:
sebagai berikut:
1) Diketahui kelemahan atau kekurangan dari masing-masing unsur dalam
penyelenggaraan pelayanan publik;
2) Diketahui kinerja penyelenggaraan pelayanan yang telah dilaksanakan
oleh unit pelayanan publik secara periodik;
3) Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang
perlu dilakukan;
4) Diketahui indeks kepuasan masyarakat secara menyeluruh terhadap hasil
pelaksanaan pelayanan publik pada lingkup pemerintah pusat dan daerah;
5) Memacu persaingan positif, antar unit penyelenggara pelayanan pada
lingkup pemerintah pusat dan daerah dalam upaya peningkatan kinerja
pelayanan;
6) Bagi masyarakat dapat diketahui gambaran tentang kinerja unit pelayanan.
5. Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat
Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2004, yang
kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang relevan, valid, dan reliable, sebagai
unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat
adalah sebagai berikut :
1) Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan;
2) Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang
diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis
pelayanannya;
29
3) Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang
memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung
jawabnya);
4) Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam
memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai
ketentuan yang berlaku;
5) Tanggungjawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan
tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian
pelayanan;
6) Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan
yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan
kepada mayarakat;
7) Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan;
8) Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan
tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani;
9) Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah
serta saling menghargai dan menghormati;
10) Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap
besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan;
11) Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan
dengan biaya yang telah ditetapkan;
12) Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan;
13) Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan
yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman
kepada penerima pelayanan;
14) Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit
penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga
masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-
resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
30
6. Lari
a. Pengertian Lari
Sejarah lari memang tidak tertulis secara otentik sejak kapan manusia berlari
sebagai kebugaran atau untuk prestasi. Sejak manusia ada, sebenarnya telah dapat
berjalan dan berlari, namun tidak tercatat sebagai olahraga prestasi untuk mengetahui
tercepat dan terkuat. Versi yang mengatakan lari bermula dari bangsa Yunani yang
sedang dilanda peperangan antara kaum Yunani dan Persia di Kota Marathonas Pulau
Egina Yunani. Pasukan Persia mengalami kekalahan dan pasukan Yunani yang
memenangkan perang, memerintahkan salah seorang pasukannya untuk membawa
pesan. Si pembawa pesan berlari ke Athena sepanjang 40.8 km (25.4 miles) dalam
sehari untuk mengabarkan kemenangannya sesampainya di kota sambil berteriak yang
akhirnya pingsan dan meninggal dunia. Untuk mengenang kemenangan perang tersebut
dan menghormati si pembawa pesan maka beberapa periode diadakan lomba lari dan
semakin berkembang menjadi olahraga prestasi modern dan terpecah menjadi berbagai
cabang lari.
Semakin modern manusia hidup pada suatu era semakin sedikit aktifitas berjalan
dan berlari. Lama kelamaan menyadari bahwa manusia tetap membutuhkan olahraga
lari dalam aktifitasnya untuk memelihara kesehatan. Sehingga menjadi kecenderungan
bahwa manusia memilih olahraga lari dalam hidupnya untuk dijadikan kebiasaan atau
hobi. Kini, dalam era modern keinginan manusia tidak hanya dijadikan sekedar hobi,
namun berubah menjadi klub sehat dan menjadi gaya hidup bahkan untuk bersosialisasi.
Yang berarti bahwa tidak hanya olahraga lari untuk prestasi saja yang berkembang dan
digabungkan dengan cabang olahraga lainnya, namun olahraga lari non prestasi (untuk
kebugaran) juga mengalami perkembangan yang digabungkan dengan aktifitas lain
manusia. Suatu saat akan muncul klub olahraga lari non prestasi menjadi tren gaya
hidup seperti klub bike to work atau klub body building.
(http://jonathangomulya.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-lari.html).
Lari yang dimaksud disini adalah lari kecil (jogging) yang dilakukan oleh
komunitas Indorunners, yang dimana lari ini dilakukan oleh tiap-tiap anggota dari
masing-masing regional Indorunners di daerahnya yang bertujuan untuk rekreasi
(mengisi waktu luang) sehingga kegiatan lari disini tidak ada paksaan dari pihak
manapun.
31
b. Manfaat Lari
Olahraga lari atau joging dapat menjadi pilihan gaya hidup sehat, sebab manfaat
yang terkandung di dalamnya lumayan banyak. Saat Anda sedang joging, maka hampir
seluruh bagian tubuh Anda bergerak. Joging atau lari juga merupakan latihan
kardiovaskuler yang sempurna. Anda bisa membakar banyak lemak, paru-paru Anda
dipaksa menghirup banyak udara, bahkan dapat menyingkirkan stres serta depresi yang
dialami.
Apalagi manfaat kesehatan dari olahraga murah meriah tersebut? Berikut seperti
dilansir oleh Boldsky:
1) Menurunkan berat badan. Olahraga lari adalah cara tercepat untuk membakar
kalori. Jika Anda melakukannya secara rutin, maka dalam waktu singkat Anda
dapat menurunkan berat badan Anda.
2) Kesehatan jantung. Saat Anda berlari, maka sirkulasi darah Anda menjadi
lancar. Ini bermanfaat untuk mencegah terjadinya penyakit jantung koroner.
3) Meningkatkan daya tahan tubuh. Terbukti dalam sebuah penelitian bahwa
olahraga lari yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan ketahanan tubuh.
Anda akan terhindari dari alergi, batuk, juga flu.
4) Koordinasi tubuh yang baik. Saat Anda berlari, maka sistem koordinasi tubuh
Anda akan terlatih. Misalnya tangan dan mata, atau kaki dan mata, serta lainnya.
5) Penyingkir stres. Saat Anda berlari, maka sistem pernafasan Anda akan bekerja
maksimal menerima dan mengeluarkan udara. hal tersebut membantu
menyingkirkan stres dalam tubuh.
6) Mempercepat kerja otak. Sirkulasi darah yang baik saat berlari akan membuat
banyak oksigen masuk dalam jaringan tubuh, termasuk juga otak. Ini akan
menyehatkannya.
7) Kesehatan pencernaan. Joging akan membuat proses metabolisme tubuh lancar,
termasuk menyehatkan juga kesehatan pencernaan.
8) Mengurangi resiko diabetes. Joging memotong resiko Anda menderita diabetes
hingga setengahnya.
9) Tidur nyenyak. Usai berlari, maka otot tubuh Anda lelah dan mengirimkan
sinyal untuk beristirahat. Ini baik bagi Anda yang mengalami gangguan tidur,
sebab tidur Anda akan menjadi nyenyak.
32
10) Menunda penuaan. Kebiasaan berolahraga akan membuat Anda berkeringat, dan
itu merangsang toksin racun keluar melalui pori-pori. Efeknya kulit sehat, dan
Anda tetap terlihat muda. (http://sidomi.com/211097/10-manfaat-kesehatan-
dari-olahraga-lari/)
7. Jenis Olahraga
Jenis-jenis olahraga menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 3 Tahun
2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Olahraga terdiri dari beberapa yaitu:
a. Olahraga Pendidikan
Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang
dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan
untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan
kebugaran jasmani.
b. Olahraga Rekreasi
Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan
kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan
kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran,
dan kegembiraan.
c. Olahraga Prestasi
Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan
olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui
kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan
teknologi keolahragaan.
d. Olahraga Amatir
Olahraga amatir adalah olahraga yang dilakukan atas dasar kecintaan atau
kegemaran berolahraga.
e. Olahraga Profesional
Olahraga profesional adalah olahraga yang dilakukan untuk memperoleh
pendapatan dalam bentuk uang atau bentuk lain yang didasarkan atas
kemahiran berolahraga.
f. Olahraga Penyandang Cacat
33
Olahraga penyandang cacat adalah olahraga yang khusus dilakukan sesuai
dengan kondisi kelainan fisik dan/atau mental seseorang.
8. Olahraga dan Perubahan Paradigma Hidup Manusia
Dalam rentang sejarah manusia sampai saat ini, aktivitas olahraga dan bermain
selalu berhubungan secara integral dengan aspek sosial, politik dan ekonomi. Di Negara
Yunani misalnya pemain yang konteks olahraga didasarkan pada kepercayaan mitologi
dan agama. Mereka memfokuskan pada minat para remaja pria dan kalangan
masyarakat terpandang. Sementara itu produknya berimplikasi terhadap dunia politik
diluar peristiwa tersebut. Umumnya para atlit direkrut dari masyarakat dari lapisan
bawah dan dibayar atau diikutsertakaannya. Proses profesionalisme semacam ini terus
berkembang hingga diresmikan asosiasi olahraga profesional pada tahun 1990. Seperti
kita ketahui peristiwa-perstiwa keolahragaan bagi masyarakat romawi lebih
menekankan hiburan pada masyarakatnya. Peristiwa olahraga yang digelar didesain
untuk upacara dan persembahan bagi para pemimpin politik dan juga untuk
menentramkan para pegawai dilingkungan pemerintah. Untuk itu para atlit yang
direkrut untuk peristiwa olahraga seringkali dipaksa untuk bertempur habis-habisan
dalam menghadapi lawannya yang terkadang lawannya itu adalah binatang buas. Tipe
olahraga semacam ini berkembang cukup lama dikerajaan Romawi. Kondisi ini berbeda
dengan aktivitas olahraga di Eropa. Selama abad pertengahan direflesikan pada jenis
kelamin dan perbedaan status dalam masyarakat. Keterlibatan mereka dalam aktivitas
olahraga mengacu pada perwujudan diri sebagai satria. Bagi kalangan atas atau orang-
orang terhormat permainan dan aktivitas olahraga telah berkembang menjadi aktivitas
diwaktu senggang.
Lain halnya selama awal revolusi industri ruang untuk bermain yang secara umum
telah membatasi keterlibatan aktivitas olahraga yang hanya dapat dilakukan oleh orang-
orang kaya mulai bergeser ke olahraga prestasi. Pola semacam ini mulai berubah di
Amerika Serikat selama pertengahan abad 19 dan dalam perkembangan lebih jauh,
mulai diorganisasikannya dalam bentuk cabang-cabang olahraga yang mengarah pada
olahraga prestasi. Uraian singkat tersebut menegaskan bahwa aktivitas olahraga telah
memberi pengaruh pada kehidupan manusia baik kehidupan agama, mengisi waktu
luang (rekreasi), patriotisme, dan prestasi. Bahkan dalam perkembangannya sampai
34
sekarang di negara-negara maju khususnya Amerika Serikat olahraga telah menjadi
sebuah kegiatan kombinasi antara bisnis, hiburan, pendidikan latihan moral, transfer
teknologi keperkasaan dan deklarasi politik. Namun demikian olahraga juga menjadi
konteks dimana orang mencari tantangan dan mencari variasi hidup. Segala sesuatu
telah menjadikan olahraga sebagai bagian penting dalam fenomena sosial dimasa lalu,
masa kini dan masa yang akan datang. Hal yang dimaksud dari teori ini adalah dengan
adanya komunitas Indorunners, akan membentuk perubahan sudut pandang manusia
bahwa kegiatan ini bukan sekedar untuk rekreasi, melainkan kegiatan ini bisa untuk
kegiatan sosial, kaderisasi politik, serta bisa untuk pemasaran produk. (http://udin-
reskiwahyudi.blogspot.co.id/2014/11/peran-dan-kedudukan-olahraga-dalam_14.html)
9. Dinamika Hubungan Olahraga Dengan Media
Media merupakan produk budaya dan wujud dan konstruksi sosial. Media dibuat
diorgansasi dan dikontrol oleh manusia yang ide-idenya didasarkan pada pengalaman
perspektif pada dunia. Olahraga dan media perkembangannya amat bergantung pada
yang lain. Olahraga dan media dapat bertahan tampa yang lain, tetapi olahraga dan
media akan berbeda dari yang ada sekarang. Bentuk-bentuk komersial dari olahraga
tidak akan tersebar luas tampa dukungan media. Tampa tayangan olahraga melalui
media, orang akan sangat kecil memberikan perhatian terhadap olahraga.
Media juga dapat bertahan tampa olahraga. Tetapi akan terbatas, khususnya surat
kabar dan televisi. Sirkulasi surat kabar mungking akan turun, dan program televisi
pada akhir pekan dan hari libur akan berkurang perhatiannya dari pemersa. Lebih
penting dari pada mencoba untuk menentukan apakah olahraga dan media asing akan
bergantung adalah memahami cara-cara menyatukan olahraga kedalam kehidupan
ummat manusia. Hubungan yang saling menguntungkan antara keduanya. Sejarah di
Amerika Utara memperhatikan bahwa hubungan antara olahraga dan televisi telah
dikembangkan dalam konteks budaya yang lebih luas, keuntungan komersial media
mendapatkan prioritas utama.
Pengaruh media olahraga dalam kehidupan kita bergantung kepada beberapa
banyak informasi tentang olahraga yang kita dapatkan melalui media tersebut dan
beberapa kita dapatkan melalui pengalaman langsung. Pengalaman langusung dengan
olahraga mempengaruhi bagaimana kita menginterpretasikan dan menggunakan apa
35
yang kita baca, dengar, dan lihat dimedia. Untuk kepentingan banyak hal, kiranya perlu
dilakukan penelitian dalam sosiologi olahraga yang mengkaji tentang proses
representasi olahraga yang terjadi melalui media, Dan bagaimana penonton televisi
memamfaatkan pesan pesan kehidupan yang terkandung dalam olahraga melalui media.
Dalam hal ini sangat pentingnya media untuk melakukan publikasi karena pengaruh
media ini berpengaruh terhadap eksistensi komunitas Indorunners itu sendiri, bahkan
peran media sangat viral dalam kehidupan masa kini. (http://udin-
reskiwahyudi.blogspot.co.id/2014/11/peran-dan-kedudukan-olahraga-dalam_14.html)
10. Hubungan Olahraga Dengan Politik
Olahraga merupakan bagian integral dari dunia sosial. Sebagai bagian dari dunia
tersebut, olahraga dipengaruhi oleh sosial, politik dan ekonomi. Kehidupan ummat
manusia dan hubungannya dengan yang lain setidaknya terkait secara persial dengan
isu-isu kekuasaan dan kontrol. Untuk itu politik menjadi bagian dari olahraga hanya
oleh karena politik merupakan bagian dari kehidupan ummat manusia hal tersebut tidak
dapat dihindarkan.
Intervensi pemerintah dalam olahraga sesungguhnya terkait dengan kebutuhan
akan sponsor, organisasi dan fasilitas. Fakta tersebut menunjukkan bahwa olahraga
adalah bagian penting dari kehidupan masyarakat. Bentuk keterlibatan pemerintah
dalam olahraga adalah ingin merubah masyarakat seperti :
Melindungi dan memelihara masyarakat.
Mengembangkan kemampuan fisik dan kebugaran jasmani masyarakat.
Mengangkat harkat dan martabat kelompok masyarakat.
Menanamkan rasa solidaritas antara warga masyarakat.
Meningkatkan legitimasi sistem politik dan kekuasaan.
Keterlibatan pemerintah yang terjadi disebuah negara akan terkait langsung
dengan penyediaan fasilitas dan pemamfaatannya. Biasanya aturan dan kebijakannya
ditentukan oleh pemerintah. Perturan, kebijakan dan pendanaan oleh pemerintah
merefleksikan perjuangan politik antara kelompok dalam masyarakat. Hal ini tidak
dimaksudkan bahwa orang akan selalu untuk saat pemerintah terlibat, tetapi
dimaksudkan untuk saling menguntungkan antara pemerintah dan masyarakat. Contoh,
saat dana diberikan untuk program olahraga elit, sedikit sekali dana untuk program
36
olahraga massal. Tentu saja, prioritas dana dapat diperuntukkan bagi olahraga massal
dari pada olahraga elit, titik persoalan tersebut seringkali menjadi bahan perdebatan.
Inilah proses politik yang menjadi bagian tidak terpisahkan dalam dunia olahraga dan
seringkali memunculkan poemik berkepanjangan. Hal yang dimaksud dari teori ini
mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan adanya unsur politik dalam kegiatan
lari di komunitas Indorunners. (http://udin-reskiwahyudi.blogspot.co.id/2014/11/peran-
dan-kedudukan-olahraga-dalam_14.html)
11. Olahraga Rekreasi
Menurut Nurlan Kusmaedi (2002) olahraga rekreasi adalah kegiatan olahraga
yang ditujukan untuk rekreasi atau wisata. Sistem Keolahragaan Nasional pasal 19 ayat
1 mengatakan bahwa olahraga rekreasi dilakukan sebagai bagian proses pemulihan
kembali kesehatan dan kebugaran, sedangkan pasal 19 ayat 2 mengatakan olahraga
rekreasi dapat dilaksanakan oleh setiap orang, satuan pendidikan, lembaga,
perkumpulan, atau organisasi olahraga. Pasal 19 ayat 3 mengatakan olahraga rekreasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan:
a. memperoleh kesehatan, kebugaran jasmani, dan kegembiraan;
b. membangun hubungan sosial; dan/atau
c. melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya daerah dan nasional.
Olahraga rekreasi sudah merupakan kebutuhan masyarakat di Indonesia. Dalam
pelaksanaannya mengacu pada prinsipnya yaitu aktivitas dilakukan pada waktu
senggang, aktivitasnya bersifat fisik, mental, dan sosial, mempunyai motivasi dan
tujuan, dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja, dilaksanakan secara
sungguh-sungguh dan fleksibel, dan kegiatannya bermanfaat bagi pelaku dan orang lain.
Menurut UU RI Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional, pembinaan
dan pengembangan olahraga rekreasi adalah :
a. Pembinaan dan pengembangan dilaksanakan dan diarahkan untuk
memassalkan olahraga sebagai upaya mengembangkan kesadaran masyarakat
dalam meningkatkan kesehatan, kebugaran, dan hubungan sosial.
b. Pembinaan dan pengembangan sebagaimana yang dimaksud di atas
dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat
37
dengan membangun dan memanfaatkan potensi sumber daya, prasarana dan
sarana olahraga rekreasi.
c. Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi yang bersifat tradisional
dilakukan dengan menggali, mengembangkan, dan melestarikan dan
memanfaatkan olahraga tradisional yang ada dalam masyarakat.
d. Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan berbasis
masyarakat dengan memperhatikan prinsip mudah, menarik, manfaat, dan
massal.
e. Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan sebagai upaya
menumbuhkembangkan sanggar-sanggar dan mengaktifkan perkumpulan
olahraga dalam masyarakat, serta menyelenggarakan festival olahraga rekreasi
yang berjenjang dan berkelanjutan pada tingkat daerah, nasional, dan
internasional.
Melalui kegiatan olahraga rekreasi dapat digali berbagai nilai-nilai positif bagi
pertumbuhan dan perkembangan:
a. Segi fisik, seperti mengurangi ketegangan, pengembangan keterampilan
motorik, kesegaran jasmani, dan rehabilitasi.
b. Segi psikis, seperti antisipasi, refleksi, estetika, ekspresi diri, rasa menghargai,
rasa aman, kesenangan dan kenikmatan.
c. Segi sosial, seperti hubungan antar pribadi, persahabatan, kepercayaan,
kesetiakawanan, tukar menukar budaya, perhatian kepada sesama, dan rasa
menghargai.
d. Segi intelektual, seperti meningkatkan pengetahuan dan wawasan,
pengalaman baru, evaluasi diri, pemecahan masalah, dan pengembangan hobi.
e. Segi spiritual, seperti kekaguman, perenungan, meditasi, dan rasa syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Salah satu contoh olahraga rekreasi adalah kegiatan lari yang dilakukan komunitas
Indorunners. Manfaat dari kegiatan lari ada banyak diantaranya:
a. Menguatkan jantung dan paru-paru karena kegiatan lari yang dilakukan disini
adalah olahraga aerobic, kegiatan ini membuat jantung lebih kuat sehingga
kita tidak mudah mengalami kelelahan serta kita bisa melakukan kegiatan
sehari-hari lebih nyaman.
38
b. Membakar lemak tubuh, sehingga berat badan bisa menjadi turun dan
diharapkan mencapai berat badan yang ideal.
c. Dengan berlari, orang tidak memerlukan biaya yang sangat mahal karena
hanya bermodalkan sepatu dan rasa keinginan untuk berlari.
d. Berlari juga bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja selagi itu tidak
mengganggu aktivitas lain.
Kegiatan olahraga rekreasi merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan oleh
setiap manusia. Secara psikologis banyak orang di lapangan yang merasa jenuh dengan
adanya beberapa kesibukan dan masalah, sehingga mereka membutuhkan istirahat
setelah bekerja dan tidur dengan nyaman. Olahraga rekreasi juga merupakan salah satu
media yang dapat dijadikan sebagai sarana untuk membentuk karakter dan kepribadian
bangsa. Peranan olahraga rekreasi sebagai media pembentuk karakter dan kepribadian
adalah terletak pada upaya mendidik seseorang untuk dapat mengisi waktu luang
dengan kegiatan positif dan internalisasi nilai-nilai positif dalam olahraga rekreasi yang
langsung diterapkan ke dalam perilaku terutama selama kegiatan rekreasi.
Olahraga rekreasi sendiri kini telah dikembangkan di Indonesia. Hal ini
dibuktikan dengan Jakarta sebagai ibukota dari Republik Indonesia yang telah menjadi
tuan rumah penyelenggaraan TAFISA (The Association for International Sport for All)
yang ke 6 pada bulan Oktober 2016 dan diikuti oleh peserta dari 110 negara. Kejuaraan
dunia tersebut adalah kejuaraan yang mempertandingkan cabang-cabang olahraga
massal, tradisional, dan khusus atau biasa disebut olahraga rekreasi. Kejuaraan ini
sendiri telah berlangsung lima kali, yang pertama berlangsung di Jerman pada tahun
1992, dilanjutkan di Bangkok (Thailand) pada tahun 1996, kemudian di Hannoer
(Jerman) pada tahun 2000, lalu di Busan (Korea Selatan) pada tahun 2008, dan yang
kelima dilaksanakan di Siauliai, Lithuania pada tahun 2012.
Gambar 1. TAFISA (The Association for International Sport for All)
39
Indonesia saat ini sedang mengembangkan olahraga rekreasi. Secara potensi,
perkembangan olahraga rekreasi di Indonesia sangat baik, karena olahraga rekreasi
khususnya olahraga tradisional tersebar di beberapa daerah yang ada di Indonesia.
Olahraga seperti layang-layang, gasing, dan olahraga tradisional serta olahraga rekreasi
lainnya harus dikembangkan dan dipopulerkan sampai ke dunia internasional.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa Olahraga Rekreasi merupakan aktivitas olahraga
yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang yang
dilakukan pada waktu senggang (leasure time) dan bertujuan sebagai rekreasi. Olahraga
rekreasi dapat dilakukan di indoor maupun outdoor. Olahraga rekreasi ini disesuaikan
dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan
kondisi nilai budaya masyarakat setempat. Tujuan program olahraga rekreasi adalah
untuk menginspirasi pertumbuhan pikiran, tubuh, dan jiwa melalui kebugaran,
masyarakat, dan fair play.
12. IndoRunners
IndoRunners merupakan ‘virus positif’ yang mewabah di Indonesia yaitu ‘virus
lari’ yang dimana komunitas ini mempunyai penggemar olahraga lari independen
terbesar di Indonesia. Pada jejaring sosial Twitter dan Facebook, total jumlah
anggotanya telah melebihi 25.000 pelari pemula hingga profesional berbagai usia
tersebar diberbagai kota. Komunitas tersebut senantiasa menyebarkan 'virus lari' yang
bertujuan untuk mempopulerkan lari sebagai olahraga yang menyenangkan, mudah
dilakukan, serta menjadikannya bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia.
IndoRunners adalah komunitas lari terbesar di Indonesia yang terbuka bagi siapa
saja saja guna memberi kesempatan bagi para anggotanya untuk melakukan kegiatan
olahraga lari bersama secara rutin atau pada acara tertentu. “Akhirnya, saya mulai
olahraga lari di luar ruangan sekaligus menikmati car free day. Pada saat itulah saya
melihat bahwa cukup banyak masyarakat yang tertarik pada olahraga lari”, ungkap
Reza. Awalnya IndoRunners yang dibentuk Reza merupakan sebuah lomba virtual
untuk sebuah situs alat olahraga. Lomba virtual tersebut ternyata berhasil menarik minat
banyak orang untuk berpartisipasi sehingga akhirnya terbentuk komunitas IndoRunners
yang sudah berjalan selama 3 tahun. IndoRunners mulanya hanya sebuah kelompok
kecil kurang yang terdiri dari 30 orang, sebagian besar dari mereka tidak saling
40
mengenal satu sama lain. Reza menjelaskan, manfaat lari tidak hanya sekedar untuk
meningkatkan kesehatan tubuh, tetapi juga sebagai salah satu cara saya untuk
menghindari kejenuhan terhadap kota Jakarta yang saya temui setiap hari. Lari bisa
memberikan semangat dan kebebasan yang berbeda, dan yang jelas lari adalah olahraga
paling murah. Sayangnya orang Indonesia masih banyak yang kurang berminat pada
olahraga lari. Saya punya teori tersendiri mengenai ini. Menurut saya, lari punya kesan
negatif pada orang Indonesia karena sejak kecil kita sudah ditumbuhkan kebencian
tersendiri pada olahraga ini. Coba saja ingat, hukuman apa yang paling sering kita
terima saat kita membuat kesalahan di sekolah dulu? tanya Reza.
Kegiatan IndoRunners antara lain, lari bareng setiap hari minggu (Sunday
Morning Run) dan kamis malam (Thursday Night Run), mengikuti lomba-lomba lari
(5k, 10k, 21k, dan 42k) di Indonesia dan seputar Asia, serta berbagi ilmu maupun tips
seputar olahraga lari. Dengan adanya kegiatan rutin, komunitas IndoRunners ingin
menunjukkan kepada masyarakat bahwa sebenarnya lari adalah olahraga yang
menyenangkan dan tidak susah untuk dijalani. Salah satu contoh, pada saat Jakarta
International 10K dua tahun yang lalu, IndoRunners berlari dengan menggunakan
kostum Gatot Kaca, Mario Bross, Si Pitung, dan lainnya. Selain mengadakan kegiatan
rutin seperti Thursday Night Run dan Sunday Morning Run, IndoRunners juga
mengadakan acara-acara unik dengan tema tertentu seperti Kawin Lari, Christmas Run,
New Years Run, Batik Run (dalam rangka hari Batik Indonesia pada 2 Oktober 2012
lalu), kontes kostum saat Jakarta 10K dan berbagai acara sosial dengan sesama CSR
(Caring, Sharing dan Running) meliputi penggalangan dana saat Lebaran dan Natalan.
Pada saat Batik Run, para anggota diminta untuk mengenakan pakaian batik dan akan
dipilih pemenang melalui foto yang menerima suara terbanyak di halaman Facebook
komunitas IndoRunners. Hadiah tersebut dibeli dengan uang yang dikumpulkan oleh
tim Indo Runners. Diharapkan dengan adanya hadiah dapat mendorong para anggota
untuk giat berlari dan acara tersebut jadi menyenangkan.
Untuk Thursday Night Run, diadakan setiap Kamis pada pukul 19.30 malam yang
dimulai di FX, Senayan. Sedangkan Sunday Morning, diadakan setiap hari minggu pada
pukul 06.00 pagi. Jarak lari yang ditempuh, berkisar dari 3-9 km. Tetapi bagi yang
masih merasa kurang, dapat melanjutkan berlari sesuai dengan kemampuannya sendiri.
Jalur berlarinya menyusuri Jalan Jenderal Sudirman, kawasan Gelora Bung Karno, Jalan
41
Asia Afrika, lalu kembali ke titik awal berkumpul di Jalan Jenderal Sudirman. Kamis
malam dijadikan sebagai salah satu hari rutin berlari bagi anggota IndoRunners karena
dinilai pada malam lain, seperti Jumat malam, kebanyakan waktunya sudah digunakan
untuk jalan-jalan atau kegiatan akhir pekan bersama keluarga. Pemilihan kegiatan pada
malam hari mungkin bertujuan untuk publikasi serta sebagai pembuktian bahwa warga
Jakarta tetap bisa meluangkan waktu untuk olahraga kapan saja, apalagi bagi mereka
yang sulit bangun pagi di akhir pekan. Kamis malam terbukti efektif karena rata-rata
anggota yang hadir sekitar 40 hingga 60 orang. Namun, jumlah tersebut silih berganti.
Ada yang rutin setiap pekan, dua pekan sekali atau lebih. Dengan motto Mari Lari,
IndoRunners berharap dapat mengajak masyarakat Indonesia untuk mulai melakukan
olahraga lari sehingga nantinya dapat terwujud sebuah acara lomba lari seperti di
Singapura yang diikuti 70.000 orang. (http://forum.detik.com/komunitas-indorunners-
t740293.html)
Gambar 2. Logo Indorunners
42
13. Indorunners Aceh
Indorunners merupakan komunitas lari independen terbesar di Indonesia dan
komunitas ini tersebar dari Sabang sampai Merauke, oleh karena itu di ujung Indonesia
mempunyai komunitas lari dari Provinsi Aceh yang namanya adalah Indorunners Aceh.
Komunitas Indorunners Aceh adalah komunitas yang berdiri pada 24 November 2012
dan jumlahnya paling sedikit diantara komunitas Indorunners di kota besar lainnya
seperti Medan, Lampung, Surakarta, Yogyakarta, Semarang, Sidoarjo, Makassar,
Pontianak, Bali, dan Irian Jaya. Namun dengan minimnya anggota yang bergabung pada
komunitas Indorunners Aceh bukan berarti membuat para anggota di komunitas ini
patah semangat, komunitas ini selalu sosialisasikan hidup sehat dan semangat lari anak-
anak Aceh serta menjalani kegiatan rutin berlari setiap hari minggu di Pelabuhan Ulee
Lheue pukul 07.00 WIB. Partisipasi yang pernah dilakukan oleh komunitas Indorunners
Aceh antara lain adalah gotong royong saat Hari Peduli Sampah Nasional dan
melakukan charity run seperti kegiatan lari untuk memberi donasi ke Negara Nepal
yang dimana saat itu Negara Nepal sedang terkena bencana gempa bumi pada tahun
2015.
Gambar 3. Komunitas Indorunners Aceh
43
14. Solo Runners
IndoRunners Solo atau sekarang yang namanya menjadi Solo Runners merupakan
komunitas lari yang berada di Kota Surakarta. Komunitas ini berdiri pada tahun 2013
dan mempunyai sebutan yang unik yaitu “blusuk run”. Kegiatan lari rutin yang selalu
dilakukan oleh komunitas Solo Runners adalah SMR (Sunday Morning Run) di
Lapangan Sriwedari dan TNR (Thursday Night Run) di Paragon Mall tepatnya di
Foodwalk Solo Paragon Mall (depan Starbucks). Partisipasi yang dilakukan Solo
Runners selain menebarkan virus lari di Kota Surakarta adalah pernah salah satu
anggotanya menjadi pembicara dalam Talkshow Calories UNS yang dimana merupakan
bagian dari acara Medical Bazaar for Charities yang juga menghadirkan guru besar Faal
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yaitu Prof. Dr. Muchsin Doewes,dr.,
AIFO.
Gambar 4. Komunitas Solo Runners
15. Playon Jogja
Playon Jogja merupakan salah satu komunitas Indorunners yang terletak di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Komunitas Playon Jogja mulai mewarnai komunitas yang
ada di Jogja sekaligus menebarkan virus lari pada 22 November 2012. Rutinitas
komunitas Playon Jogja dilakukan di depan Superindo Sudirman (Gedung BCA)
tepatnya hari kamis malam saat kegiatan TNR (Thursday Night Run) pukul 18.30 WIB
dan di bagian barat GSP UGM saat Sunday Morning Run pukul 05.45 WIB. Kegiatan
yang menjadi ciri khas pada komunitas Playon Jogja ini adalah lari dari candi ke candi,
44
semisalnya komunitas ini pernah melakukan lari dari Candi Ratu Boko kemudian ke
Candi Barong dan Candi Ijo.
Gambar 5. Komunitas Playon Jogja
16. Semarang Runners
Semarang Runners adalah bagian dari Indorunners dan merupakan komunitas lari
yang jumlah anggotanya paling banyak di Provinsi Jawa Tengah. Komunitas Semarang
Runners berdiri pada 11 September 2012. Rutinitas yang dilakukan komunitas
Semarang Runners dilakukan tiga kali dalam satu minggu yaitu saat selasa malam
(Long Run Selasa Malam) di depan Grapari Telkomsel pukul 19.00 WIB, kamis malam
(Playon Kamis Bengi) di Balai Kota Semarang pukul 19.00 WIB, dan minggu pagi/sore
(tentatif). Teknis pelaksanaan lari di Semarang Runners merupakan teknis yang
mempunyai karakter pembeda daripada komunitas lari di daerah lain karena saat
melakukan kegiatan lari dibagi menjadi dua bagian pelaksanaan lari yaitu pelari yang
bisa dibilang lambat dipersilahkan lari terlebih dahulu, kemudian bagi yang mampu
berlari stabil dengan kecepatan tinggi dilaksanakan setelah beberapa menit bagian
pertama melakukan kegiatan lari. Salah satu partisipasi yang pernah dilakukan oleh
komunitas Semarang Runners adalah Lung Run, acara Lung Run ini dilaksanakan dalam
rangka memperingati hari bebas asap tembakau.
45
Gambar 6. Komunitas Semarang Runners
17. Delta Runners (Indorunners Regional Sidoarjo)
Komunitas Indorunners Sidoarjo atau sekarang yang namanya adalah Delta
Runners merupakan komunitas lari pertama di Kota Sidoarjo yang mewadahi semua
orang pecinta olahraga lari, baik amatir maupun profesional. Delta Runners berdiri pada
17 Oktober 2014 dan komunitas ini juga sebagai bagian dari komunitas Indorunners
yang telah berdiri sejak tahun 2009. Kegiatan rutinitas lari yang dilaksanakan oleh Delta
Runners dijadwalkan setiap hari selasa dan kamis malam di Paseban Alun-Alun
Sidoarjo pukul 20.00 WIB. Partisipasi yang pernah dilakukan komunitas Delta Runners
antara lain adalah Bakti Sosial di Panti Asuhan Ar-Rohman Ar-Arohim sebagai bentuk
rasa syukur yang dicapai Delta Runners saat usianya yang ke satu tahun pada 2015.
46
Gambar 7. Komunitas Delta Runners
18. RUN MDN (Indorunners Medan)
Komunitas lari Indorunners Medan atau RUN MDN merupakan komunitas lari
pertama di Provinsi Sumatera Utara yang berdiri pada tanggal 15 Desember 2012.
Jadwal rutin RUN MDN ini mempunyai ciri khas yang berbeda dari komunitas
Indorunners lainnya yaitu pada hari selasa pukul 17.00 WIB di Lapangan Benteng,
komunitas ini melakukan “fast is in progress” yang dimana ini merupakan kegiatan
untuk melatih kecepatan anggota komunitas RUN MDN. Kemudian pada hari kamis
pukul 19.00 WIB di Hermes Place Polonia, komunitas ini melakukan ”Thursday nite
run” yang dimana merupakan kegiatan lari sosial dan tujuannya untuk menebarkan
virus lari di Kota Medan serta kegiatan yang satu lagi adalah Sunday Morning Run yang
dilaksanakan pada hari minggu pukul 06.30 WIB di Lippo Plaza dengan kegiatan yang
bertema Long Run atau biasa disebut dengan lari dengan jarak yang sangat jauh.
Kegiatan unik yang pernah dilakukan komunitas ini adalah RUN MDN Alley Cat
47
karena dalam kegiatan lari ini dibuat aturan lari seperti melakukan petualangan dengan
memakai clue card to guide home untuk menjalani petualangan lari yang dilakukan oleh
komunitas RUN MDN.
Gambar 8. Komunitas RUNMDN (Indorunners Medan)
19. Indorunners Makassar
Indorunners Makassar merupakan komunitas lari pertama di Provinsi Sulawesi
Selatan yang berdiri pada pertengahan September 2012 . Komunitas ini melakukan
rutinintas lari pada hari selasa, kamis, dan minggu. Tiap hari selasa dilakukan kegiatan
lari Tuesday Afternoon 7K run pada pukul 16.30 WITA di Karebosi Jogging Track,
untuk hari kamis dilakukan kegiatan strength training and easy run pada pukul 18.35
WITA di Lapangan Hasanuddin, dan untuk hari minggu dilaksanakan kegiatan lari saat
car free day pada pukul 06.00 WITA di Lokasi CFD Jalan Sudirman. Kegiatan yang
pernah dilaksanakan oleh komunitas Indorunners Makassar sekaligus memecahkan
rekor dunia yang pernah dilakukan oleh Hamzah Haruna Mannassai, lelaki Bugis
Makassar ini berhasil memecahkan Guinness World Record dengan berlari sejauh
48
42,196 Kilometer dengan cara barefoot (tanpa alas kaki) dan dia berlari dengan
mengenakan seragam adat suku Bugis Makassar.
Gambar 9. Komunitas Indorunners Makassar
20. Indorunners Pontianak
Komunitas Indorunners Pontianak adalah komunitas lari pertama di Provinsi
Kalimantan Barat yang merupakan bagian dari Indorunners. Komunitas
Indorunners Pontianak berdiri pada tahun 2014 dan mempunyai jadwal hari lari
yang berbeda dari komunitas lainnya. Kalau komunitas Indorunners lainnya rata-
rata melaksanakan kegiatan lari pada hari selasa, kamis, dan minggu, lain halnya
dengan komunitas Indorunners Pontianak yang melakukan kegiatan lari pada hari
kamis, sabtu, dan minggu. Untuk hari kamis, rutinitas komunitas Indorunners
Pontianak melakukan Thursday Night Run pada pukul 19.30 WIB di NAV
Pontianak Mall. Sedangkan untuk hari sabtu, rutinitas komunitas Indorunners
Pontianak dalam SLR (Saturday Long Run) dilakukan pada pukul 06.00 WIB.
Kegiatan Sunday Morning Run dilaksanakan di lokasi CFD Jalan Ahmad Yani
49
pukul 06.00 WIB. Hal unik yang pernah dilakukan komunitas Indorunners
Pontianak ini antara lain adalah “Lari Dalam Mall” dan juga “Pontianak Heritage
Run”, kegiatan Pontianak Heritage Run merupakan kegiatan lari yang menyusuri
pinggiran Sungai Kapuas, jembatan tol, Keraton Kadriah dan menyeberangi
Sungai Kapuas menggunakan sampan.
Gambar 10. Komunitas Indorunners Pontianak
21. Indorunners Bali
Indorunners Bali berdiri pada tahun 2014 dan merupakan komunitas lari terbesar
di Bali atau yang biasa dikenal Pulau Dewata. Komunitas Indorunners Bali adalah
bagian dari komunitas Indorunners yang melakukan kegiatan rutin larinya paling
banyak di Indonesia yaitu empat kali dalam satu minggun pada hari selasa, kamis,
sabtu, dan minggu. Kegiatan lari yang dilakukan pada hari selasa atau biasa
disebut dengan TuNR (Tuesday Night Run) dilaksanakan di Jembatan Serangan
pukul 17.30 WITA, untuk hari kamis dilakukan kegiatan TNR (Thursday Night
Run) di Pantai Nirwana, Tanah Lot , dan Tabanan dimulai pukul 17.30 WITA,
kemudian untuk hari sabtu dilakukan kegiatan SMR (Saturday Morning Run) di
Pantai Segara Ayu dan juga Pantai Sanur pada pukul 06.00 WITA, untuk yang
50
hari minggu dilakukan kegiatan lari SuMoRun (Sunday Morning Run) di Pantai
Kuta, Lapangan Alit Saputra, dan Tabanan pada pukul 06.00 WITA. Ciri khas
komunitas ini terletak dari baju komunitas bergambar “Barong” yang dimana
barong merupakan sebuah tarian tradisional Bali yang ditandai dengan topeng dan
kostum badan yang dapat dikenakan oleh satu atau dua orang untuk
menarikannya.
Gambar 11. Komunitas Indorunners Bali
22. Jayapura Runners
Komunitas Jayapura Runners adalah komunitas yang berada di ujung Indonesia
tepatnya di Pulau Papua. Komunitas ini merupakan komunitas yang termuda diantara
komunitas Indorunners lain yang berada di kota besar karena masih berusia dua tahun
sejak didirikan pada tahun 2014. Jadwal kegiatan lari yang rutin dijalankan oleh
Jayapura Runners sebanyak dua kali seminggu yaitu pada hari kamis dan hari minggu,
untuk kegiatan lari pada hari kamis dilaksanakan Thursday Night Run pukul 18.30 WIT
di GOR Cenderawasih, kemudian kegiatan lari yang dilaksanakan pada hari minggu
adalah Sunday Morning Run di Pantai Base G pukul 06.30 WIT. Adapun partisipasi
yang dilakukan oleh komunitas Jayapura Runners adalah disaat tepatnya first
51
anniversary pada tahun 2015 dengan mengadakan gerakan donasi buku yang
mengumpulkan buku layak baca dan buku tersebut akan disumbangkan ke pedalaman
Papua, kemudian juga Jayapura Runners pernah melakukan aksi sosial pengobatan
gratis di daerah Distrik Depapre tahun 2015.
Gambar 12. Komunitas Jayapura Runners
23. Pacers ( Pahoman Addicted Runners )
IndoRunners Lampung berdiri pada tahun 2012 yang mempunyai tujuan
memasyarakatkan olahraga dan membudayakan hidup yang sehat di provinsi Lampung.
Komunitas IndoRunners Lampung yang awal mulanya hanya sekumpulan para pekerja
yang meluangkan waktunya untuk berolahraga, namun lama-kelamaan jumlahnya
bertambah seiring perkembangan dan eksistensi pada komunitas lari ini. Karena nama
IndoRunners masih sangat umum, maka komunitas ini coba membuat nama sendiri
untuk regional Lampung yaitu Pacers (Pahoman Addicted Runners). Pacers ini
mempunyai arti yang dimana Pahoman adalah tempat berkumpulnya masyarakat untuk
52
melakukan kegiatan olahraga dan merupakan satu-satunya tempat mempunyai lintasan
atletik yang terbaik di Provinsi Lampung, kemudian arti Addicted Runners disini adalah
rasa candu yang telah mendarah daging pada anggota di komunitas lari ini. Nama Pacers
(Pahoman Addicted Runners) sendiri baru terbentuk saat tahun 2014 bersamaan dengan
tersedianya kesekretariatan Pacers di area Stadion Pahoman. Komunitas Pacers ini
dikepalai (founder) oleh Zaenal Asikin yang beranggotakan 158 orang. Selain
melakukan kegiatan lari dalam upaya menjaga kebugaran, Pacers juga pernah bekerja
sama dengan World Wide Fund for Nature (WWF) dalam bentuk donasi untuk
penanaman seribu bibit pohon bakau di Lampung. Tidak kalah menarik pula, Pacers
melakukan kegiatan lari sambil mempromosikan daerah wisata yang ada di Lampung,
antara lain seperti lari menuju Pantai Teluk Kiluan yang dimana pantai ini merupakan
habitat ikan lumba-lumba yang berada di provinsi Lampung. Kemudian Pacers juga
melakukan kegiatan lari di TWNC (Tambling Wildlife Nature Conservation) yang
merupakan hutan konservasi fauna liar dan binatang laut seluas 45.000 hektare yang
berlokasi di ujung selatan pulau Sumatera serta merupakan konservasi hutan terbaik di
Indonesia.
Gambar 13. Komunitas Pacers (Pahoman Adicted Runners)
53
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
oleh Dr Kisou Kubota dari Nihon Fukushi University di Handa, Jepang yang berjudul
“Lari Pagi Membuat Otak Lebih Cerdas”. Penelitian tersebut membahas tentang
kegiatan lari di Jepang yang mempunyai manfaat sangat baik, serta seseorang menjadi
lebih cerdas karena sering berlari. Peneliti menyatakan orang yang konsisten
berolahraga di pagi hari, terutama berlari memiliki intelektualitas yang lebih tinggi.
Manfaat tersebut menurun saat orang meninggalkan kebiasaan joging. Artinya, olahraga
yang konsisten diperlukan untuk menjaga manfaatnya," kata pemimpin penelitian Dr
Kisou Kubota seperti dilansir Preventdisease.
Penelitian menunjukkan bahwa olahraga memiliki manfaat bagi otot dan otak
seseorang. Tim peneliti memulai penelitian selama empat bulan dengan menggunakan
tujuh sampel muda dan sehat. Mereka diberikan jadwal latihan berlari selama 30 menit,
dua sampai tiga kali seminggu selama kurun waktu minimal 12 minggu. Setiap pelari
juga diminta mengambil serangkaian tes berbasis komputer untuk membandingkan
kemampuan memori sebelum dan sesudah menjalani program jogging selama tiga
bulan. Setelah 12 minggu, skor pada semua tes menngkat signifikan. Fungsi kognitif
mereka pun jauh lebih berkembang.
"Penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan lari memiliki pengaruh yang besar
terhadap fungsi prefrontal dan kognitif seseorang jika dilakukan secara konsisten," ujar
Kubota. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa berlari dapat mempertahankan
aliran darah dan oksigen yang melindungi otak. Asupan oksigen yang maksimal
ditambah peredaran darah yang sempurna membuat otak bekerja secara optimal.
Kesimpulan serupa juga diperoleh dari penelitian di University of South Carolina
yang menemukan fakta bahwa latihan treadmill dan jogging mampu meningkatkan
kekuatan otak dan membuat otot lebih tahan terhadap kelelahan. Dalam jangka panjang,
berlari dapat mencegah penyakit Alzheimer dan memperlambat penuaan. Tak perlu
berlari secara berlebihan. Cukup luangkan waktu 30 menit agar otak bekerja lebih cepat
dan efisien. (http://www.suara.com/health/2016/04/04/100000/studi-lari-pagi-bikin-
otak-lebih-cerdas)
54
C. Kerangka Berpikir
Partisipasi adalah peranan maupun keikutsertaan seseorang dalam suatu kelompok
yang dilakukan secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu. Bentuk-
bentuk partisipasi itu sendiri antara lain seperti partisipasi vertikal dan partisipasi
horizontal. Partisipasi vertikal merupakan peranan maupun keikusertaan suatu individu
secara sadar yang dilakukan atas perintah orang lain atau dalam hubungan masyarakat
berada sebagai posisi bawahan. Kemudian partispasi horizontal sendiri adalah peranan
maupun keikutsertaan suatu individu antara satu dengan yang lainnya, baik dalam
melakukan usaha bersama, maupun dalam rangka melakukan kegiatan dengan pihak
lain. Komunitas Indorunners adalah komunitas lari terbesar di Indonesia yang terbuka
bagi siapa saja saja guna memberi kesempatan bagi para anggotanya untuk melakukan
55
kegiatan olahraga lari bersama secara rutin atau pada acara tertentu. Di dalam suatu
komunitas, diperlukan adanya partisipasi guna mewujudkan ide maupun gagasan dari
komunitas tersebut. Di dalam komunitas Indorunners, komunitas ini mempunyai wujud
partispasi yang sangat besar dan bermanfaat bagi masyarakat. Adapun wujud partisipasi
yang dilakukan oleh komunitas Indorunners di Kota Bandar Lampung antara lain
seperti:
Partisipasi dalam pendidikan.
Indorunners bekerjasama dengan pemkot membantu program bina
lingkungan di sekolah negeri yang berada di Bandar Lampung .
Partisipasi dalam kesehatan.
Indorunners bekerjasama dengan pocari sweat mengadakan cek gula darah
gratis.
Partisipasi dalam prestasi.
Indorunners mempunyai anggota dari PASI Lampung yang memberi
latihan khusus untuk anggota lainnya.
Partisipasi dalam politik.
Indorunners mempunyai tokoh politik untuk melakukan kampanye di
komunitas tersebut.
Partisipasi dalam rekreasi.
Indorunners mengajak masyarakat berlari sambil menikmati wilayah
disekitar.
Partisipasi dalam sosial.
Indorunners mengadakan kegiatan charity run.
Partisipasi dalam bisnis.
Indorunners membantu menjual produk pocari sweat.
Partisipasi dalam pariwisata.
Indorunners mempromosikan tempat wisata melalui sosial media.
Motivasi merupakan keadaan yang mendorong tingkah laku seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motivasi terjadi karena adanya dorongan dari dalam diri (internal)
maupun dari luar (eksternal). Adanya kegiatan lari yang dilakukan komunitas
56
Indorunners biasanya tidak timbul begitu saja, akan tetapi adanya dorongan dari dalam
diri seseorang tersebut (internal) dan dari luar (eksternal).
Motivasi internal terdiri dari:
Persepsi individu mengenai diri sendiri.
Harga diri dan prestasi.
Harapan.
Kebutuhan.
Kepuasan kerja.
Motivasi eksternal terdiri dari:
Jenis dan sifat pekerjaan.
Kelompok kerja dimana individu bergabung.
Situasi lingkungan pada umumnya.
Sistem imbalan yang diterima.
Adapun motivasi yang membuat anggota komunitas ini mengikuti kegiatan lari
antara lain sebagai berikut:
1) Internal
Ingin mendapatkan teman baru.
Ingin mencari kesenangan.
Ingin mengisi waktu luang.
Ingin mencari kebugaran.
Ingin melakukan pencitraan.
Ingin mencari kepopuleran.
2) Eksternal
Ingin mencari koneksi lapangan pekerjaan.
Ingin melakukan kaderisasi partai politik.
Ingin menjalin bisnis yang menuai profit.
Ingin mencari ilmu dari anggota Indorunners yang memiliki
berbagai macam kalangan.
Ingin mencari pacar.
Ingin mendapatkan medali saat even lari komunitas.
57
Kepuasan masyarakat adalah bentuk respon masyarakat dalam menanggapi suatu
individu maupun kelompok yang dimana individu atau kelompok tersebut mempunyai
peran dalam eksistensinya. Dengan eksistensi komunitas Indorunners dari Sabang
sampai Merauke, pastinya kita harus mengetahui bagaimana respon masyarakat tentang
komunitas lari independen ini. Untuk komunitas Indorunners di kota Bandar Lampung
sendiri, komunitas ini mendapatkan respon yang positif karena mereka memiliki payung
yang jelas daripada komunitas lainnya yang berada di Bandar Lampung. Kota Bandar
Lampung memang memiliki banyak komunitas seperti klub motor, klub mobil,
breakdance, punk, dan lain-lain namun kurang mendapatkan respon positif dari
masyarakat karena menurunnya nilai moral pada anak muda di zaman sekarang, oleh
karena itu masyarakat menilai bagaimana komunitas Indorunners ini selama di Bandar
Lampung dengan tanggapan sebagai berikut:
Komunitas ini sangat ramah dan tidak membuat keresahan di Kota Bandar
Lampung.
Komunitas ini sangat kompak sehingga banyak orang yang ingin
bergabung.
Komunitas ini merupakan komunitas yang memiliki elektabilitas.
Komunitas ini merupakan komunitas yang memiliki popularitas.
Komunitas ini memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Komunitas ini mempunyai peran yang penting sebagai promotor
pariwisata.
Partispasi dan motivasi saling berhubungan satu sama lain, partisipasi sendiri akan
terjadi apabila adanya motivasi maupun dorongan dari individu untuk berpartisipasi.
Kemudian dengan adanya motivasi, seseorang akan melakukan partisipasi baik secara
vertikal maupun horizontal. Oleh karena itu partisipasi dan motivasi juga erat kaitannya
dengan kegiatan lari yang dilakukan oleh komunitas Indorunners. Selain itu kepuasan
masyarakat terhadap eksistensi kegiatan lari juga menjadi alasan bahwa komunitas
Indorunners yang ada di Bandar Lampung ini terus melejit dan layak untuk diteliti.