Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Strategi Bank Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang
yang operasionalnya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.6 Ini berarti
operasional perbankan syariah mengikuti tatacara berusaha dan perjanjian
berusaha berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah Rasul Muhammad saw. Dalam
operasionalnya bank syariah menggunakan sistem bagi hasil dan imbalan lainnya
yang sesuai dengan tuntunan syariat Islam, tidak menggunakan bunga.7
Adapun secara yuridis, pengertian bank syariah dapat dilihat pada UU
No.10 tahun 1998 tentang perbankan, yang memberi peluang diterapkannya dual
banking system dalam perbankan nasional, yang membuat industri perbankan di
Indonesia tergerak menyelenggarakan bisnis keuangan berdasarkan prinsip
syariah.
Dalam Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah,
dijelaskan bahwa Bank Umum Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip syariah,
yaitu prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang
dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di
syariah. Aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain
untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan
lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain penyimpanan dan
pembiayaan berdasarkan:
a) Titipan (wadiah)
b) Prinsip bagi hasil (mudharabah)
c) Prinsip penyertaan modal (musyarakah)
d) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) dan
6 Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syari’ah (Bandung: Alfabeta, 2010), 165.
7 Amin Aziz, Mengembangkan Bank Islam di Indonesia (Jakarta: Penerbit Bangkit, 1992), 1.
8
e) Pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan
(ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang
yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).8
2. Pengertian Manajemen Strategi
Suatu strategi perusahaan (company’s strategy) didefinisikan sebagai
“rencana permainan” (game plan) yang dilakukan oleh manajemen untuk
memposisikan perusahaan di dalam arena pasar yang dipilih supaya dapat
memenangkan kompetisi, memuaskan pelanggannya dan mencapai kinerja bisnis
yang baik.9
Strategi menurut Porter yang dikutip oleh Yosal Iriantara diartikan sebagai
“formula berbasis luas mengenai cara bisnis bersaing, tujuan apa yang ingin
dicapai, dan kebijakan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Hakikat perumusan strategi yang kompetitif adalah mengaitkan organisasi dengan
lingkungannya”.10
Manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial
yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategi
meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategi atau
perencanaan jangka panjang), implementasi strategi dan evaluasi serta
pengendalian.11
Manajemen strategi menekankan pada pengamatan dan evaluasi
peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan
perusahaan.12
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
manajemen strategi merupakan suatu proses yang dilakukan oleh manajemen
dengan mengacu pada ketetapan yang telah ditetapkan sebelumnya dalam rangka
untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain manajemen strategi dapat diartikan
sebagai sebuah seni dan ilmu dalam hal suatu rencana yang disusun dan dikelola
dengan memperhitungkan berbagai sisi dengan tujuan memberikan dampak positif
bagi organisasi secara jangka panjang.
8 Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syari’ah (Bandung: Alfabeta, 2010), 166.
9 Jogiyanto, Sistem Informasi Strategik (Yogyakarta: Andi, 2005), 32.
10 Yosal Iriantara, Manajemen Strategis Public Relations (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), 12.
11 Lihat pada Gregory G. Dess and G. T. Lumpkin, Strategic Management: Creating Competitive
Advantage (Boston: McGraw Hill-Irwin, 2003). 12
J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, Manajemen Strategis (Yogyakarta: Andi, 1996), 4.
9
3. Manfaat Manajemen Strategi
Menurut Pearce dan Robinson, ada beberapa manfaat dari manajemen
strategi ini yaitu:13
a) Kegiatan perumusan (formulasi) strategi memperkuat kemampuan
perusahaan mencegah masalah.
Manajer yang mendorong bawahannya untuk menaruh perhatian pada
perencanaan dibantu dalam melaksanakan tanggung jawab pemantauan dan
peramalan oleh bawahan yang menyadari perlunya perencanaan strategi.
b) Keputusan strategi yang didasarkan pada kelompok mungkin sekali
dihasilkan dari alternatif terbaik yang ada.
Proses manajemen strategi menghasilkan keputusan yang lebih baik karena
interaksi kelompok menghasilkan strategi yang lebih beragam dan karena
peramalan yang didasarkan pada bermacam-macam spesialisasi anggota
kelompok meningkatkan kemampuan menyaring pilihan.
c) Keterlibatan pegawai dalam perumusan strategi meningkatkan pemahaman
mereka akan adanya hubungan produktivitas imbalan di setiap rencana
strategi yang akhirnya akan mempertinggi motivasi mereka.
d) Senjang dan tumpang tindih kegiatan diantara individu dan kelompok
berkurang karena partisipasi dalam perumusan strategi memperjelas adanya
perbedaan peran masing-masing.
e) Penolakan terhadap perubahan berkurang.
Meskipun para peserta dalam perumusan strategi mungkin tidak lebih senang
dengan keputusan mereka sendiri ketimbang jika keputusan diambil secara
otoriter, kesadaran mereka yang lebih besar akan parameter-parameter yang
membatasi pilihan membuat mereka lebih mau menerima keputusan ini.14
13
Lihat pada John A. Pearce II and Richard B. Robinson, Strategic Management: Formulation,
Implementation, and Control (Boston: McGraw Hill, 2003). 14
John A. Pearce II dan Richard B. Robinson. Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi dan
Pengendalian (Jakarta: Binarupa Aksara, 1997), 30.
10
4. Proses Manajemen Strategi
Proses manajemen strategi menurut J. David Hunger dan Thomas L.
Wheelen meliputi empat elemen dasar, yaitu:
a) Pengamatan Lingkungan
1) Analisis Lingkungan Internal
Analisis tentang lingkungan dalam perusahaan atau internal perusahaan
digunakan untuk menetukan kemampuan kompetisi dan posisi pasar dari
perusahaan, sumber-sumber daya yang dimiliki, kekuatan dan kesempatan
yang dimiliki dan tantangan-tantangan dan kelemahan-kelemahan yang
dihadapi.15
2) Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis tentang lingkungan luar perusahaan atau eksternal perusahaan
merupakan analisis tentang industri dan kondisi persaingan di industri
tersebut untuk menentukan keunggulan kompetitif yang dapat diperoleh.
Lingkungan eksternal terdiri dari kesempatan dan ancaman yang berada di
luar organisasi.16
b) Perumusan Strategi
Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk
manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari
kekuatan dan kelemahan perusahaan. Perumusan strategi meliputi
menentukan misi perusahaan, menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai,
pengembangan strategi dan penetapan pedoman kebijakan.17
1) Visi
Merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah
organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Visi merupakan
hal yang sangat bagus jika setiap orang di dalam perusahaan mengerti akan
menjadi apa perusahaan tempat mereka bekerja di masa depan.18
15
Jogiyanto, Sistem Informasi Strategik (Yogyakarta: Andi, 2005), 37. 16
Jogiyanto, 46. 17
J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, Manajemen Strategis (Yogyakarta: Andi, 1996), 11. 18
Dermawan Wibisono, Manajemen Kinerja: Konsep, Desain, dan Teknik Meningkatkan Daya
Saing Perusahaan (Bandung: Erlangga, 2006), 43.
11
2) Misi
Menurut Wheelen yang dikutip oleh Dermawan Wibisono, misi merupakan
rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi,
yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masayarakat, baik
berupa produk ataupun jasa. Tujuan dari pernyataan misi adalah
mengkomunikasikan kepada stakeholder, di dalam maupun luar organisasi,
tentang alasan pendirian perusahaan dan ke arah mana perusahaan akan
menuju.19
Pernyataan misi yang disusun dengan baik mendefinisikan tujuan
mendasar dan unik yang membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan
lain.
3) Strategi
Menurut Lynch yang dikutip oleh Dermawan Wibisono, strategi perusahaan
(corporate strategy) merupakan pola atau rencana yang mengintegrasikan
tujuan utama atau kebijakan perusahaan dengan rangkaian tindakan dalam
sebuah pernyataan yang saling mengikat. Strategi perusahaan biasanya
berkaitan dengan prinsip secara umum untuk mencapai misi yang
dicanangkan perusahaan, serta bagaimana perusahaan memilih jalur yang
spesifik untuk mencapai misi tersebut.20
Strategi perusahaan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang
bagaimana perusahaan akan mencapai bisnis dan tujuannya. Strategi akan
memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan
bersaing.
4) Kebijakan
Kebijakan menyediakan pedoman luas untuk pengambilan keputusan
organisasi secara keseluruhan. Kebijakan juga merupakan pedoman luas yang
menghubungkan perumusan strategi dan implementasi. Dalam usaha untuk
meningkatkan jumlah pinjaman dan jumlah penabung yang digunakan untuk
memberikan pinjaman, komunitas bank akan membuat kebijakan untuk selalu
mengevaluasi calon peminjam dengan dasar kemampuan untuk membayar
19
Dermawan Wibisono, Manajemen Kinerja: Konsep, Desain, dan Teknik Meningkatkan Daya
Saing Perusahaan (Bandung: Erlangga, 2006), 46. 20
Dermawan Wibisono, 50.
12
daripada pendapatan saat ini atau pendapatan historis, dan mengembangkan
insentif yang kreatif bagi penabung.
c) Implementasi strategi
Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi
dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran,
dan prosedur. Proses tersebut mungkin meliputi perubahan budaya secara
menyeluruh, struktur dan atau sistem manajemen dari organisasi secara
keseluruhan.21
1) Program
Program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang
diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai. Program
melibatkan restrukturisasi perusahaan, perubahan budaya internal.
2) Anggaran
Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiap
program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapat digunakan
oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan.
3) Prosedur
Prosedur adalah sistem langkah-
langkah atau teknik-teknik yang berurutan yang menggambarkan secara rinci
bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan.
d) Pengendalian strategi
Pengendalian adalah proses yang melaluinya aktivitas-aktivitas perusahaan
dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan
kinerja yang diinginkan. Menggunakan informasi hasil kinerja untuk
melakukan tindakan perbaikan dan memecahkan masalah.22
Tujuan dari manajemen adalah menjaga posisi perusahaan supaya selalu
berada di posisi teratas untuk semua situasi perusahaan, menentukan apakah
segala sesuatunya telah berjalan dengan baik secara internal dan memonitor
perkembangan-perkembangan luar dengan seksama.23
21
Lihat pada John A. Pearce II and Richard B. Robinson, Strategic Management: Formulation,
Implementation, and Control (Boston: McGraw Hill, 2003). 22
J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, Manajemen Strategis (Yogyakarta: Andi, 1996), 19. 23
Jogiyanto, Sistem Informasi Strategik (Yogyakarta: Andi, 2005), 76.
13
Pengendalian strategi dipusatkan dengan mengikuti jalannya strategi yang
diimplementasikan, mendeteksi setiap bidang masalah atau bidang masalah
yang potensial dan membuat penyesuaian yang diperlukan. Pengendalian
strategi harus menyediakan beberapa koreksi langsung berdasarkan kinerja
menengah dan informasi baru.24
Strategi bisnis yang sesuai syariah adalah berupaya dengan sungguh-
sungguh dijalan Allah SWT dengan mengelola sumber daya secara optimal,
tolong menolong dalam meningkatkan taraf hidup melalui mekanisme kerjasama
ekonomi dan bisnis untuk mencapai tujuan yang terbaik di sisi Allah SWT, baik di
dunia maupun di akhirat.25
Prinsip ini didasarkan pada surat Al-Maidah (5) ayat 2:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi’ar-syi’ar
Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan
(mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id,
dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah
sedang mereka mencari karunia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila
kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu dan
janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka
menghalang-halangi kamu dari Masjidil Haram, mendorongmu berbuat
aniaya (kepada mereka), dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertakwalah kamu kepada Allah,
Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
24
M. Suyanto, Strategic Management: Perusahaan yang Paling Dikagumi Dunia (Yogyakarta:
Andi, 2007), 243. 25
M. Suyanto, Muhammad Business Strategy & Ethics (Yogyakarta: Andi, 2008), 183.
14
Maka dianjurkan supaya dalam pekerjaan-pekerjaan yang baik, atau
kebajikan, yang di dalam Surat al-Baqarah ayat 176 dahulu telah
diterangkan panjang lebar oleh Allah, mana-mana pekerjaan yang termasuk
kebajikan itu. Mengeluarkan harta untuk pekerjaan yang mulia,
menghormati ibu bapa dan mengasihi keluarga, memelihara anak yatim dan
menolong fakir miskin, menegakkan sembahyang dan mengeluarkan zakat,
semuanya telah dijelaskan sebagai perbuatan kebajikan. Di dalam ayat ini,
bertalian dengan ayat pergi ke Makkah disebut lagi bahwa lebih baik
pekerjaan kebajikan dan takwa itu dikerjakan dengan tolong menolong.
Yang berat sama dipikul dan yang ringan sama dijinjing. Sekali lintas
misalnya, telah dapat kita fahamkan, seumpama kita orang Indonesia ini
yang naik Haji ke Makkah tiap tahun. Alangkah sulitnya perjalanan sejauh
itu, alangkah ringan perjalanan kalau dapat kita dengan secara tolong
menolong, berjula-jula dan bergotong royong membeli kapal. Berapa
ringannya perbelanjaan kalau satu rombongan dapat dengan secara tolong
menolong atau beriyur membeli keperluan-keperluan perjalanan dengan
bersama-sama.26
B. Daya Saing Bank Syariah
1. Pengertian Daya Saing
Daya saing merupakan efisiensi dan efektivitas yang memiliki sasaran yang
tepat dalam menentukan arah dan hasil sasaran yang ingin dicapai yang meliputi
tujuan akhir dan proses pencapaian akhir dalam menghadapai persaingan.
Menurut Sumihardjo, memberikan penjelasan tentang istilah daya saing,
yaitu: “Kata daya dalam kalimat daya saing bermakna kekuatan, dan kata saing
berarti mencapai lebih dari yang lain, atau beda dengan yang lain dari segi mutu,
atau memiliki keunggulan tertentu. Artinya daya saing dapat bermakna kekuatan
untuk berusaha menjadi lebih dari yang lain atau unggul dalam hal tertentu baik
yang dilakukan seseorang, kelompok maupun institusi tertentu.”27
Selanjutnya
Sumihardjo, mengemukakan bahwa daya saing meliputi:
26
Hamka, Tafsir Al-Azhar Jilid 3 (Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd, 2003), 1600. 27
Tumar Sumihardjo, Daya Saing Berbasis Potensi Daerah (Bandung: Fokusmedia, 2008), 8.
15
a) kemampuan memperkokoh posisi pasarnya,
b) kemampuan menghubungkan dengan lingkungannya,
c) kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti, dan
d) kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa daya saing adalah
kemampuan dari seseorang/kelompok untuk menunjukkan keunggulan bersaing
(competitive advantage) dalam hal tertentu, dengan cara memperlihatkan situasi
dan kondisi yang paling menguntungkan, hasil kerja yang lebih baik, lebih cepat
atau lebih bermakna dibandingkan dengan yang lainnya. Kata kunci dari konsep
daya saing adalah “kompetisi”. Disinilah peran keterbukaan terhadap kompetisi
dengan para kompetitor menjadi relevan.28
Menurut Scott dan Lodge mendefinisikan daya saing sebagai kemampuan
perusahaan untuk menciptakan, memproduksi, mendistribusikan dan produk jasa
di bisnis internasional.
Sementara menurut Porter mendefinisikan daya saing adalah kemampuan
perusahaan untuk merancang, memproduksi dan pasar barang dan jasa, harga dan
karakteristik non harga yang merupakan paket yang lebih menarik daripada
pesaing".29
2. Keunggulan Daya Bersaing
Keunggulan daya bersaing yaitu bagaimana menggambarkan cara suatu
perusahaan dapat memilih dan melaksanakan suatu strategi generik guna
mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing. Tujuan strategi bersaing
untuk suatu unit usaha dalam sebuah industri adalah menemukan posisi dalam
industri tersebut dimana perusahaan dapat melindungi diri sendiri dengan sebaik-
baiknya terhadap kekuatan tekanan persaingan atau dapat mempengaruhi tekanan
tersebut secara positif.30
28
Tumar Sumihardjo, Daya Saing Berbasis Potensi Daerah (Bandung: Fokusmedia, 2008), 11. 29
Muchdie, 17 Desember 2008. Http://pkpds.wordpress.com/2008/12/17/konsep-dan-pemahaman-
tentang-daya-saing/. Diakses 17 April 2014. 30
Michael E. Porter, Strategi Bersaing: Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing (Tangerang:
Karisma, 2007), 35.
16
Keunggulan bersaing jantung dari kinerja perusahaan didalam pasar yang
bersaing. Persaingan adalah inti dari keberhasilan atau kegagalan perusahaan,
persaingan menentukan ketepatan aktifitas perusahaan yang dapat mendukung
kinerjanya seperti inovasi, budaya kohesif atau pelaksanaan yang baik.
Jack Weltch Chariman general electric menekankan tentang kenyataan dari
keunggulan “Jika kamu tidak mempunyai keunggulan bersaing, jangan bersaing”.
Dan Wensley mengemukakan bahwa keunggulan bersaing seharusnya dipandang
sebagai suatu proses dinamis ketimbang sebagai hasil akhir. Prosesnya terlihat
dari sumber keunggulan, keunggulan posisi, dan prestasi hasil akhir serta investasi
hasil laba untuk mempertahankan keunggulan. 31
Persaingan adalah keadaan ketika organisasi berperang atau berlomba untuk
mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan, seperti konsumen , pangsa pasar,
peringkat survei, atau sumber daya yang dibutuhkan.32
Persaingan sangat penting bagi keberhasilan atau kegagalan perusahaan.
Persaingan menentukan kegiatan yang perlu bagi perusahaan untuk berprestasi,
seperti inovasi, budaya yang kohesif, atau implementasi yang baik. Strategi
bersaing merupakan upaya mencari posisi bersaing yang menguntungkan dalam
suatu industri, arena fundamental di mana persaingan berlangsung. Strategi
bersaing bertujuan membina posisi yang menguntungkan dan kuat dalam melawan
kekuatan yang menentukan persaingan dalam industri.33
Menurut Porter yang dikutip oleh Husein Umar, jika perusahaan ingin
meningkatkan usahanya dalam persaingan yang semakin ketat, perusahaan harus
memilih prinsip berbisnis, yaitu produk dengan harga tinggi atau produk dengan
harga rendah, bukan kedua-duanya. Berdasarkan prinsip ini, Porter menyatakan
terdapat tiga strategi generik yaitu diferensiasi (differentiation), kepemimpinan
biaya (cost leadership), dan fokus (focus).34
31
Micahel E. Porter, Strategi Bersaing: Teknik Menganalisa Industri dan Pesaing (Jakarta:
Erlangga, 1997), 154. 32
Mudrajad Kuncoro, Strategi: Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif (Jakarta: Erlangga,
2005), 86. 33
Michael E. Porter, Keunggulan Bersaing: Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul
(Jakarta: Erlangga, 1993), 1. 34
Husein Umar, Startegic Management in Action (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), 34.
17
a) Strategi Diferensiasi (differentiation strategy)
Dapat disebut juga sebagai strategi berbeda, dilakukan oleh perusahaan
dengan cara menyediakan produk atau jasa yang berbeda atau tampak unik
dengan nilai yang lebih besar kepada pelanggan dibandingkan dengan produk
atau jasa yang disediakan oleh pesaing-pesaingnya.35
Perusahaan dapat memandang diferensiasi dari segi produk atau teknik baik
pelayanan maupun pemasarannya. Pendekatan tersebut dalam jangka panjang
akan menciptakan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang
menerapkannya, disamping pendekatan lain misalnya melalui:36
rasa, desain,
citra dan prestise, reputasi, teknologi, pelayanan konsumen, jaringan
distribusi, ketersediaan suku cadang, kualitas dan keragaman jenis barang.37
b) Strategi Kepemimpinan Biaya (cost leadership strategy)
Dilakukan oleh perusahaan dengan cara mencapai posisi sebagai produsen
dengan biaya terendah tanpa mengurangi kualitas yang ada di dalam
industri.38
Penerapan strategi keunggulan biaya memungkinkan suatu perusahaan
memperoleh laba tinggi walaupun terdapat kekuatan pesaing yang besar.
Karena posisi biaya yang unggul, pesaing akan segan bersaing berdasarkan
harga. Akan tetapi, jika pesaing memang menentang perusahaan untuk
bersaing dengan harga, perusahaan dengan biaya rendah tetap dapat
memperoleh laba.39
c) Strategi Fokus (focus strategy)
Dilakukan oleh perusahaan dengan memfokuskan pada produk atau jasa
khusus di suatu segmen tertentu di pasar.40
Pedoman utama dari strategi fokus adalah bahwa suatu perusahaan dapat
melayani segmen industri yang sempit lebih efektif atau efisien dari pada
pesaingnya yang beroperasi dalam tingkat industri. Keberhasilan dari strategi
fokus ini sangat tergantung pada kemampuan perusahaan dalam menemukan
35
Jogiyanto, Sistem Informasi Strategik (Yogyakarta: Andi, 2005), 85. 36
Lihat pada Michael E. Porter, Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries &
Competitors (New York: The Free Press, 1980). 37
Sri Budi Cantika dan Amirullah, Manajemen Strategik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002), 84. 38
Jogiyanto, Sistem Informasi Strategik (Yogyakarta: Andi, 2005), 85. 39
Sri Budi Cantika dan Amirullah, Manajemen Strategik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002), 81. 40
Jogiyanto, Sistem Informasi Strategik (Yogyakarta: Andi, 2005), 86.
18
segmen di mana suatu kebutuhan unik yang amat terspesialisasi sehingga
pesaing yang lebih besar memilih untuk tidak melayaninya atau menentukan
segmen konsumen yang dilayani secara buruk oleh pesaing.41
Keunggulan bank syariah dibandingkan dengan bank konvensional terlihat
dari prinsipnya. Bank Syariah yang tentunya sumber hukumnya berdasarkan Al-
Qur’an dan hadits memiliki prinsip-pirinsip yang sesuai dengan ajaran Islam agar
terciptanya kegiatan perekonomian yang sehat dan saling menguntungkan. Prinsip
yang dianut oleh bank syariah yang mendasar ialah larangan Riba.
Riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun
pinjam meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam.42
Oleh karena itu, bank syariah dalam kegiatannya menjauhkan diri dari
praktek riba ini. Yakni menghindarkan setiap transaksi ekonomi dan bisnisnya
dari unsur ribawi dengan menggantikannya melalui mekanisme kerjasama
(mudharabah) dan jual beli (al-buyu).
Allah SWT mengharamkan riba terdapat dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 275:
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan
riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu
terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan), dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu
adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”
41
Sri Budi Cantika dan Amirullah, Manajemen Strategik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002), 88. 42
Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), 88.
19
Riba adalah salah satu kejahatan jahiliyah yang amat hina. Riba tidak
sedikit juga sesuai dengan kehidupan orang beriman. Kalau di zaman yang
sudah-sudah ada yang melakukan itu, maka sekarang karena sudah menjadi
Muslim semua, hentikanlah hidup yang hina itu. Kalau telah berhenti, maka
dosa-dosa yang lama itu habislah hingga itu, bahkan diampuni oleh Allah.
Kalau misalnya dari harta keuntungan riba mereka mendirikan rumah, tidak
usah rumah itu dibongkar. Mulai sekarang hentikan sama sekali. Tetapi
kalau ada yang kembali hidup makan riba itu, samalah dengan setelah Islam
kembali menyembah berhala; sama kekalnya dalam neraka.43
Tabel 2.1
Perbedaan bunga (riba) dengan bagi hasil
Bunga Bagi Hasil
- Penentuan bunga dibuat pada
waktu akad dengan asumsi
harus selalu untung.
- Penentuan besarnya rasio/nisbah
bagi hasil dibuat waktu akad
dengan berpedoman pada
kemungkinan untung atau rugi.
- Besarnya persentase
berdasarkan pada jumlah uang
(modal) yang dipinjamkan.
- Besarnya rasio bagi hasil
berdasarkan pada jumlah
keuntungan yang diperoleh.
- Pembayaran bunga tetap
seperti yang dijanjikan tanpa
pertimbangan apakah proyek
yang dijalankan oleh pihak
nasabah untung atau rugi.
- Bagi hasil tergantung pada
keuntungan proyek yang
dijalankan. Apabila usaha merugi,
kerugian akan ditanggung
bersama oleh kedua belah pihak.
- Jumlah pembayaran bunga
tidak meningkat sekalipun
jumlah keuntungan berlipat
atau keadaan ekonomi sedang
booming.
- Jumlah pembagian laba
meningkat sesuai dengan
peningkatan jumlah pendapatan.
- Eksistensi bunga diragukan
(kalau tidak dikecam) oleh
semua agama termasuk Islam.
- Tidak ada yang meragukan
keabsahan bagi hasil.44
43
Hamka, Tafsir Al-Azhar Jilid 1 (Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd, 2003), 671. 44
Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), 113.
20
Gambar 2.1
Elemen Keunggulan Daya Bersaing Bank Syariah
Sumber: Tambahan penulis, George S. Day dan Robin Wensley45
3. Keunggulan Kompetitif (competitive advantage)
Agar perusahaan dapat memenangkan persaingan, maka perusahaan harus
mempunyai keunggulan kompetitif (competitive advantage). Kompetitif adalah
kemampuan dan kesiapan untuk selalu bersaing dalam kebaikan sehingga selalu
mendapatkan hasil kinerja yang efisien dan optimal.46
Keunggulan kompetitif ini
diperoleh dari posisi perusahaan yang lebih baik dibandingkan dengan pesaing-
pesaingnya di pasar dan ini tergantung dari strategi-strategi yang diterapkan oleh
perusahaan. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai kelebihan dari pesaing-
pesaingnya untuk menarik pelanggan-pelanggan dan dapat mempertahankan diri
dari tekanan-tekanan kompetitif.47
45
David W. Cravens, Pemasaran Strategis (Jakarta: Erlangga, 1996), 31. 46
A. Riawan Amin, Menggagas Manajemen Syariah: Teori dan Praktik The Celestial Management
(Jakarta: Salemba Empat, 2010), 78. 47
Lihat pada Michael E. Porter, The Competitive Advantage of Nations (London & Basingstoke:
Macmillan Press, 1990).
Sumber keunggulan
- Keterampilan
yang superior
- Sumber daya yang superior
- Pengendalian yang superior
- Syariah universal
Keunggulan posisi
- Nilai konsumen
yang superior
- Biaya yang relatif rendah
- Pangsa pasar mayoritas
muslim
Prestasi hasil akhir
- Kepuasan
- Kesetiaan
- Kemampuan menghasilkan
laba
- Ketahanan dalam krisis
global
Investasi laba untuk mempertahankan keunggulan
21
Menurut Coulter sebagaimana yang dikutip oleh Mudrajad Kuncoro,48
keunggulan kompetitif adalah strategi bersaing terhadap sesuatu yang dirancang
untuk dieksploitasi oleh suatu organisasi. Karena keunggulan kompetitif mudah
mengalami erosi akibat tindakan para pesaing, kita perlu memahami lingkungan
persaingan sebagai arena pencarian keunggulan kompetitif.49
Pernyataan keunggulan kompetitif (competitive advantage) dapat mencakup
hal-hal berikut ini:50
1) Kemampuan untuk merespon dengan cepat berbagai macam perubahan-
perubahan di pasar.
2) Kemampuan menemukan peluang pasar dan dapat menciptakan value bagi
costumer sebelum pesaing melakukan hal tersebut.
3) Kompetensi yang sangat kuat menyebabkan produk dan jasanya
terdifferensiasi.
4) Perilaku atau budaya yang cepat beradaptasi dengan tuntutan lingkungan.
5) Kinerja yang lebih bagus dibanding pesaing. Misal dalam hal price, feature,
dan reliability.51
Menjadi kompetitif adalah suatu prestasi.52
Bahkan Allah SWT pun
menjelaskan pentingnya menjadi kompetitif dalam surat Al- Baqarah (2) ayat 148:
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Dimana
saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada
hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
48
Lihat pada Mary Coulter, Strategic Management in Action (Prentice Hall New Jersey, 2002). 49
Mudrajad Kuncoro, Strategi: Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif ( Jakarta: Erlangga,
2005), 85. 50
Lihat pada Michael E. Porter, The Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior
Performance (New York: The Free Press, 1985). 51
Tripomo dan Udan, Manajemen Strategi (Bandung: Rekayasa Sains, 2005), 151. 52
A. Riawan Amin, Menggagas Manajemen Syariah: Teori dan Praktik The Celestial
Management (Jakarta: Salemba Empat, 2010), 234.
22
Jangan kamu berlarut-larut berpanjang-panjang bertengkar perkara
peralihan kiblat. Kalau orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak mau
mengikuti kiblat kamu, biarkanlah. Sama-sama setialah pada kiblat masing-
masing. Dalam agama tidak ada paksaan. Cuma berlombalah berbuat serba
kebajikan, sama-sama beramal dan membuat jasa di dalam peri kehidupan
ini. Moga-moga dalam perlombaan berbuat kebajikan itu, terbukalah hidayat
Tuhan kepada kamu, dan terhenti sedikit demi sedikit pengaruh hawa nafsu
dan kepentingan golongan, mana tahu akhirnya kamu kembali juga kepada
kebenaran.53
4. Faktor-Faktor yang Meningkatkan Daya Saing Bank Syariah
Adapun empat strategi khusus bank syariah untuk meningkatkan daya saing
di era globalisasi adalah sebagai berikut:
a) Membentuk Sumber Daya Insani (SDI) Berkualitas
Tingginya kebutuhan SDI bank syariah ini menunjukkan bahwa sistem
ekonomi syariah semakin dibutuhkan oleh masyarakat karena SDI menjadi
aset terpenting dalam dunia industri manapun termasuk perbankan syariah.
Peningkatan jumlah bank syariah yang cepat, tanpa diiringi dengan
peningkatan kualitas SDI, hanya akan bersifat fatamorgana dan artifisial. Hal
ini ini perlu diperhatikan dalam pengembangan bank syariah. Selama ini
praktisi perbankan syariah didominasi mantan praktisi perbankan
konvensional yang hijrah kepada bank syariah atau berasal dari alumni
perguruan tinggi umum yang berlatar belakang ekonomi konvensional.
Pemenuhan SDI dengan kompetensi lengkap seperti ini harus dilakukan, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif, melalui proses rekruitmen dan pelatihan.
b) Ekspansi Segmen Pasar Bank Syariah
Disadari atau tidak, segmentasi pasar perbankan syariah di Indonesia masih
terfokus kepada masyarakat muslim saja. Padahal universalitas ekonomi
Islam tidak hanya sebatas masyarakat muslim saja. Hal yang paling penting
adalah bahwa perbankan syariah bukan hanya diperuntukkan bagi masyarakat
muslim saja, tetapi non-muslim pun bisa menikmatinya. Apabila masyarakat
53
Hamka, Tafsir Al-Azhar Jilid 1 (Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd, 2003), 341.
23
non-muslim ingin menikmati layanan perbankan syariah, maka perlu diatur
secara jelas teknis transaksinya (ijab-qabul) yang disesuaikan dengan nilai-
nilai ekonomi Islam. Belajar dari negara barat, bahwa sistem ekonomi
syariah, atau adakalanya disebut “ekonomi Islam”, semakin populer bukan
hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara barat. Ini
ditandai dengan makin banyaknya beroperasi bank-bank yang menerapkan
konsep syariah. Ini membuktikan bahwa nilai-nilai Islam yang diterapkan
dalam perekonomian bisa diterima di berbagai kalangan, karena sifatnya yang
universal dan tidak eksklusif. Jika pangsa pasar non-muslim di garap, maka
besar kemungkinan bank syariah memiliki bargaining power yang bagus
sehingga bukan hanya 78% saja target pangsa pasar bank syariah akan tetapi
menjadi 100% dari total keseluruhan masyarakat Indonesia.
c) Akselerasi Produk Perbankan Syariah
Keberagaman produk dan jasa sebagai ciri khas bank syariah. Bank syariah
perlu terus melakukan inovasi produk dan dapat mengeksplorasi kekayaan
skema keuangan yang variatif dan sekaligus bisa menunjukkan perbedaan
dengan perbankan konvensional. Beberapa inisiatif yang dapat dilakukan oleh
bank syariah, misalnya melalui mirroring produk dan jasa bank syariah
internasional serta mendorong bank syariah milik asing untuk membawa
produk-produk yang sukses di luar negeri ke Indonesia. Program ini menjadi
keharusan agar keunikan perbankan syariah dibandingkan dengan perbankan
konvensional lebih terlihat jelas.
d) Penggunaan Sistem Teknologi Informasi (IT) Modern
Dukungan sistem IT yang modern sangat mendukung peningkatan daya saing
bank syariah secara nasional. Kebanyakan nasabah memilih bank karena
adanya kemudahan dan kenyamanan bertransaksi 24 jam, misalkan adanya
ATM yang tersebar di seluruh Indonesia, kecepatan dalam mentransfer uang,
adanya SMS banking ataupun internet banking.54
54
Mahendra Dicky, 7 Januari 2012. Http://mahendradicky.blogspot.com/2012/01/empat-strategi-
khusus-bank-syariah.html. Diakses 17 April 2014.
24
C. Analisis SWOT
Analisis situasi atau SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and
Threats), merupakan awal proses perumusan strategi. Selain itu, analisis SWOT
juga mengharuskan para manajer strategis untuk menemukan kesesuaian strategi
antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, disamping
memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-kelemahan internal.55
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman
(threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan
pengembangan visi, misi, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian
perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor
strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi
yang ada saat ini.56
1. Kekuatan (strengths)
Mengidentifikasikan kekuatan-kekuatan perusahaan dan kemampuan-
kemampuan sumber-sumber dayanya. Suatu kekuatan adalah sesuatu yang
baik yang dilakukan oleh perusahaan atau suatu karakteristik perusahaan yang
meningkatkan daya saingnya.
2. Kelemahan (weakness)
Mengidentifikasikan kelemahan-kelemahan perusahaan dan keterbatasan-
keterbatasan sumber-sumber dayanya. Suatu kelemahan adalah sesuatu yang
perusahaan tidak memilikinya atau yang dilakukan dengan buruk atau kondisi
yang meletakkan perusahaan ke posisi tidak menguntungkan.
3. Peluang (opportunities)
Mengidentifikasikan peluang-peluang pasar. Strategi yang baik adalah yang
dapat mengarahkan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan sumber
daya perusahaan untuk meraih peluang-peluang pasar yang ada. Peluang-
peluang pasar yang paling relevan adalah yang dapat meningkatkan
55
J. David Hunger dan Thomas L. Wheleen, Manajemen Strategis (Yogyakarta: Andi, 1996), 193. 56
Freddy Rangkuti, Business Plan: Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus
(Jakarta: Gramedia, 2000), 18.
25
pertumbuhan keuntungan, meningkatkan sesuatu yang dapat membuat
perusahaan mendapatkan keuntungan kompetitif.
4. Ancaman (threats)
Mengidentifikasi ancaman-ancaman yang dihadapi oleh keuntungan masa
depan perusahaan. Faktor di lingkungan luar perusahaan dapat menyebabkan
ancaman-ancaman terhadap keuntungan dan posisi pasar perusahaan.
Ancaman-ancaman dapat berupa munculnya teknologi baru yang lebih
murah, produk yang lebih baik dan lebih baru yang dikenalkan oleh pesaing-
pesaing dan lainnya.57
D. Pengaruh Manajemen Strategi Terhadap Daya Saing Bank Syariah
Manajemen strategi adalah usaha manajerial menumbuhkembangkan
kekuatan perusahaan untuk mengeksploitasi peluang bisnis yang muncul guna
mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah
ditentukan.58
Daya saing adalah kekuatan untuk berusaha menjadi lebih dari yang lain
atau unggul dalam hal tertentu yang dilakukan seorang, kelompok maupun
institusi tertentu.59
Manajemen strategi berpengaruh sangat penting dalam meningkatkan daya
saing karena dalam manajemen strategi meliputi visi, misi, strategi dan kebijakan
suatu perbankan yang menunjang dalam meningkatkan daya saing perbankan
tersebut. Semisal dalam dunia perbankan, teknologi informasi tentu memainkan
peran sangat penting. Adanya ATM, SMS Center, Internet Banking, 24 hour
hotline merupakan kunci sukses perusahaan dalam memberikan pelayanan terbaik.
Infrastruktur sebuah bank harus didukung oleh investasi teknologi informasi yang
kuat. Berdasarkan survei yang dilakukan Bank Indonesia di Jawa Barat, hal
pertama yang merupakan pertimbangan konsumen dalam memilih suatu bank,
baik konvensional ataupun bank syariah adalah masalah aksesbilitas
(accessibility).60
57
Jogiyanto, Sistem Informasi Strategik (Yogyakarta: Andi, 2005), 48. 58
J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, Manajemen Strategis (Yogyakarta: Andi, 1996), 6. 59
Tumar Sumihardjo, Daya Saing Berbasis Potensi Daerah (Bandung: Fokusmedia, 2008), 8. 60
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing (Bandung: Mizan
Pustaka, 2008), 197.
26
Apabila penerapan manajemen strategi dalam suatu bank berjalan dengan
baik maka dapat dipastikan daya saing dari bank tersebut cukup kompetitif. Bank
syariah di Indonesia ke depannya harus bisa memilki kekuatan tersendiri dalam
menarik nasabah Indonesia dan masyarakat dunia, baik dari segi produk yang
inovatif, profit margin kepada nasabah maupun bagi hasil yang bersaing. Untuk
itulah, salah satu upaya bersaing dengan bank lain perlu adanya manajemen
strategi khusus bank syariah Indonesia untuk meningkatkan daya saing dan
nantinya pangsa pasar akan lebih luas tidak hanya berkutat pada penduduk
Indonesia yang mayoritas muslim saja.
E. Penelitian Terdahulu
Untuk menghindari adanya duplikasi, maka penulis menyertakan beberapa
judul skripsi yang ada relevansinya dengan penelitian ini, yaitu:
1. Muhammad Danny, Universitas Bina Nusantara Jakarta (2013), dengan
skripsi penelitiannya yang berjudul “Analisis Strategi Bisnis Dalam
Meningkatkan Daya Saing Pada PT. Citra Van Titipan Kilat (TIKI)”. Dari
hasil akhir penelitian terdapat kesimpulan bahwa strategi pengembangan
produk adalah strategi yang tepat untuk diterapkan oleh perusahaan agar
dapat meningkatkan daya saing di pasar. Beberapa alternatif tindakan yang
dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menerapkan strategi pengembangan
produk antara lain: menambahkan jumlah armada yang sudah ada,
mempertahankan dan meningkatkan hubungan dengan konsumen,
meningkatkan kemampuan pada website untuk mempermudah konsumen
memperoleh informasi, mempermudah dalam system tracking pengiriman
barang dan menambah jenis pilihan paket pengiriman sesuai kebutuhan
konsumen.
2. Heri Setiawan, Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang (2010), dengan skripsi
penelitiannya yang berjudul “Strategi Peningkatan Daya Saing Daerah Tujuan
Wisata Dengan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (E-
Tourism)”. Dari hasil akhir penelitian terdapat kesimpulan penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi untuk bertukar informasi tentang produk
dan layanan yang memungkinkan semua pihak yang terlibat dalam industri
pariwisata harus memperhatikan layanan apa saja yang ditawarkan. Ada
27
berbagai alternatif dalam mengembangkan potensi pariwisata seperti:
pembenahan dan renovasi kawasan wisata, menciptakan daerah tujuan wisata,
melakukan promosi melalui media internet memungkinkan penyedia dari
semua jenis produk dan layanan untuk berinteraksi secara langsung dengan
konsumen di seluruh dunia dengan biaya yang relatif rendah maupun dengan
brosur-brosur.
3. Nuryani, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon (2005),
dengan skripsi penelitiannya yang berjudul “Penerapan Strategi Bersaing
Dalam Pemasaran Untuk Meningkatkan Nasabah (Pada Bank Muamalat
Indonesia Cabang Cirebon)”. Dari hasil akhir penelitian terdapat kesimpulan
faktor-faktor yang menyebabkan strategi bersaing dalam meningkatkan
nasabah pada Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Cirebon menyatakan
setuju atau adanya faktor-faktor mencapai 45,5%. Hampir setengah pegawai
BMI Cabang Cirebon belum dapat berhasil meningkatkan nasabah
disebabkan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat.
4. Andri Hardiana, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
(2004), dengan skripsi penelitiannya yang berjudul “Strategi Manajemen
Pembiayaan dan Pengaruhnya Terhadap Pembiayaan Bermasalah pada BMT
Ikhtiar Cilimus Kuningan”. Dari hasil akhir penelitian terdapat kesimpulan
yaitu terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara manajemen
pembiayaan dengan pembiayaan bermasalah dan pembiayaan bermasalah di
pengaruhi oleh manajemen pembiayaan. Adapun faktor penyebabnya yaitu
belum optimalnya strategi manajemen pembiayaan yang diterapkan oleh
BMT Ikhtiar dan faktor debitur tidak dapat mengembalikan pembiayaan
disebabkan oleh terganggunya/berkurangnya pendapatan debitur karena
usahanya kurang lancar dan masalah pribadi seperti kematian dan sakit yang
berkepanjangan pada debitur.
5. Jahur Hartoyo, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
(2007), dengan skripsi penelitiannya yang berjudul “Strategi Manajemen
Kredit dan Hubungannya Dengan Minat Nasabah (Penelitian pada PD. BPR
Susukan Kabupaten Cirebon”. Dari hasil akhir penelitian terdapat kesimpulan
strategi manajemen kredit yang digunakan oleh pihak manajemen PD. BPR
28
yaitu ekspansi kredit. Untuk lebih meningkatkan minat nasabah hendaknya
lebih memfokuskan pada penempatan kantor yang strategis, cara dan sistem
angsuran serta penentuan suku bunga kredit.
6. Ida Farida, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
(2003), dengan skripsi penelitiannya yang berjudul “Strategi Pemasaran PT.
Ahad Net Internasional Mitrasalur JBR 55 (Dalam Perspektif Fiqh
Muamalah)”. Dari hasil akhir penelitian terdapat kesimpulan strategi
pemasaran PT. Ahad Net Internasional Mitrasalur JBR 55 adalah tercepatnya
kemampuan pelayanan yang memuaskan dengan menempatkan konsumen
sebagai raja (the customer is king) dengan melakukan pelatihan terhadap
pegawai dan mitranya dan tidak melupakan strategi pemasarannya yaitu
adanya unsur al-akhlakul karimah, terpenuhinya rukun jual beli dan
keikhlasan kedua belah pihak.
Secara umum ke-enam hasil penelitian diatas terdapat kaitannya dengan
masalah yang akan diteliti. Akan tetapi secara khusus, tidak ada satupun dari ke-
enam hasil penelitian tersebut sama persis dengan masalah yang akan penulis
lakukan penelitiannya. Oleh karena itu, penulis memandang penelitian yang
berjudul “Pengaruh Manajemen Strategi Terhadap Daya Saing (Studi Kasus
Pada BNI Syariah Cabang Cirebon)”, layak dan diperlukan untuk penelitian.
F. Kerangka Pemikiran
Dalam perkembangan perbankan pada saat ini, banyak bank konvensional
membuka divisi syariah sebagai strategi manajemen dimana mereka tidak mau
kehilangan pangsa pasar. Karakteristik umum perbankan syariah adalah
dikenalnya prinsip bagi hasil (profit and loss sharing) dimana setiap pihak yang
terlibat dalam kontrak akan memperoleh bantuan dan keuntungan.
Suatu perusahaan harus ditopang dengan manajemen strategi begitupun
dengan bank syariah harus memiliki manajemen strategi terutama dalam
meningkatkan daya saing agar nasabah tertarik menyimpan maupun melakukan
pembiayaan dengan pihak manajemen dengan ditopang fasilitas yang cukup
memuaskan nasabah disamping nisbah yang tidak terlalu memberatkan nasabah.
29
Untuk memiliki daya saing yang bagus maka diperlukan manajemen
strategi, manajemen strategi menurut Robinson61
adalah proses untuk
menyelaraskan kemampuan internal organisasi dengan peluang dan ancaman yang
dihadapinya dalam lingkungannya.
Manfaat dari penerapan manajemen strategi, yaitu:
1. Kegiatan perumusan strategi memperkuat kemampuan perusahaan mencegah
masalah
2. Keputusan strategi yang didasarkan pada kelompok mungkin sekali
dihasilkan dari alternatif terbaik yang ada
3. Keterlibatan pegawai dalam perumusan strategi meningkatkan motivasi kerja
4. Kesenjangan dan tumpang-tindih antara individu dan kelompok berkurang
5. Penolakan terhadap perubahan berkurang.62
Dengan demikian, dalam manajemen strategi akan terlihat upaya untuk
memahami lingkungan atau situasi strategis dengan melakukan analisis strategi.
Kemudian, akan tiba pada pilihan-pilihan strategi yang akan dipergunakan oleh
organisasi yang kemudian akan diimplementasikan.63
61
Lihat pada John A. Pearce II and Richard B. Robinson, Strategic Management: Formulation,
Implementation and Control (Boston: McGraw Hill, 2003). 62
John A. Pearce II dan Richard B. Robinson. Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi dan
Pengendalian (Jakarta: Binarupa Aksara, 1997), 30. 63
Yosal Iriantara, Manajemen Strategis Public Relations (Jakarta: Ghalia Indonesia. 2004), 13.
30
Gambar 2.2
Proses Manajemen Strategi
Dengan manajemen strategi yang bagus serta kinerja yang baik maka akan
menghasilkan sebuah daya saing yang cukup kuat. Manajemen strategi dalam
meningkatkan daya saing harus didukung dengan tim kerja yang cukup bagus
sesuai dengan keahliannya sehingga keunggulan yang dimiliki bank tersebut bisa
dirasakan oleh nasabah dengan keunggulan yang dimilikinya maka bank tersebut
memiliki kelebihan dengan bank yang lainnya sehingga posisi tawar-menawarnya
cukup diperhitungkan.
Visi, Misi Bisnis
dan
Tanggungjawab
Sosial
Analisis Lingkungan
Eksternal
Analisis Lingkungan
Internal
Merumuskan
Strategi
Implementasi
Strategi
Pengendalian
Strategi
31
Gambar 2.3
Lajur Kerangka Pemikiran
G. Hipotesis Penelitian
Setelah membuat kerangka berfikir, penulis selanjutnya merumuskan
hipotesis. Hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan dugaan sementara tentang
pengaruh antara dua variabel atau lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk
kalimat pernyataan dan menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang telah
dirumuskan.64
Dalam penelitian ini, penulis membuat hipotesis terhadap penelitian sebagai
berikut:
H0 : Tidak terdapat pengaruh manajemen strategi terhadap daya saing pada
BNI Syariah Cabang Cirebon
Ha : Terdapat pengaruh manajemen strategi terhadap daya saing pada BNI
Syariah Cabang Cirebon
64
Toto Syatori Nasehuddien, Metodologi Penelitian: Sebuah Pengantar (Cirebon: Nurjati Press,
2011), 61.
Daya saing
1. Strategi diferensiasi
2. Strategi
kepemimpinan biaya
3. Strategi fokus
Manajemen strategi
1. Pengamatan lingkungan
2. Perumusan strategi
3. Implementasi strategi
4. Pengendalian strategi