37
1 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasing Perusahaan sewa guna usaha di Indonesia lebih dikenal dengan nama leasing. Kegiatan utama perusahaan sewa guna usaha adalah bergerak di bidang pembiayaan untuk keperluan barang barang modal yang diinginkan oleh nasabah. Pembiayaan di sini maksud jika seorang nasabah membutuhkan barang barang modal seperti peralatan kantor atau mobil dengan cara disewa atau dibeli secara kerdit dapat diperoleh di perusahaan leasing. Pihak leasing dapat membiayai keinginan nasabah sesuai dengan perjanjian yg telah disepakati kedua belah pihak. Kata leasing berasal dari bahasa Inggris yaitu kata lease yang berarti menyewakan. Leasing sebagai suatu lembaga pembiayaan dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan yang masih sangat muda atau baru dilaksanakan di Indonesia pada awal tahun 1970-an dan baru diatur untuk pertama kali dalam peraturan perundang-undangan Republik Indonesia sejak tahun 1974. Eksistensi prananta hukum leasing di Indonesia sendiri sudah ada beberapa perusahaan leasing yang statusnya sama sebagai suatu lembaga keungan non bank. Oleh karena itu, maka yang dimaksudkan dengan leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan atau menyewakan barang-

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

1

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Leasing

Perusahaan sewa guna usaha di Indonesia lebih dikenal dengan

nama leasing. Kegiatan utama perusahaan sewa guna usaha adalah

bergerak di bidang pembiayaan untuk keperluan barang – barang modal

yang diinginkan oleh nasabah. Pembiayaan di sini maksud jika seorang

nasabah membutuhkan barang – barang modal seperti peralatan kantor

atau mobil dengan cara disewa atau dibeli secara kerdit dapat diperoleh di

perusahaan leasing. Pihak leasing dapat membiayai keinginan nasabah

sesuai dengan perjanjian yg telah disepakati kedua belah pihak.

Kata leasing berasal dari bahasa Inggris yaitu kata lease yang

berarti menyewakan. Leasing sebagai suatu lembaga pembiayaan dapat

dikatakan sebagai suatu kegiatan yang masih sangat muda atau baru

dilaksanakan di Indonesia pada awal tahun 1970-an dan baru diatur

untuk pertama kali dalam peraturan perundang-undangan Republik

Indonesia sejak tahun 1974. Eksistensi prananta hukum leasing di

Indonesia sendiri sudah ada beberapa perusahaan leasing yang statusnya

sama sebagai suatu lembaga keungan non bank. Oleh karena itu, maka

yang dimaksudkan dengan leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan

perusahaan dalam bentuk penyediaan atau menyewakan barang-

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

2

barang modal untuk digunakan oleh perusahaan lain dalam jangka

waktu tertentu dengan kriteria sebagai berikut :

a. pembiyaan perusahaan

b. pembayaran sewa dilakukan secara berkala

c. penyediaan barang-barang modal

d. disertai dengan hak pilih atau hak opsi

e. adanya nilai sisa yang disepakati.

Perusahaan leasing dapat diselenggarakan oleh atau badan usaha

yang berdiri sendiri. Keterbatasan usaha leasing adalah tidak boleh

melakukan kegiatan yang dilakukan oleh bank seperti memberikan

simpanan dan kredit dalam bentuk uang. Oleh karena itu, perusahaan

leasing harus pandai – pandai dalam memberikan atau memilih sasarannya

jangan sampai bertentangan dengan jasa yang diberikan oleh lembaga

keuangan bank.

Pengertian sewa guna usaha secara umum adalah perjanjian antara

LESSOR (perusahaan leasing) dengan LESSEE (nasabah) di mana pihak

lessor menyediakan barang dengan hak penggunaan oleh lessee dengan

imbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan

pengertian sewa guna usaha sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan

No.1169/KMK.01/1991 adalah “Kegiatan pembiayaan dalam bentuk

penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi

(finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease)

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

3

untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan

pembayaran secara berkala. Selanjutnya yang dimaksud dengan finance

leaseadalah kegiatan sewa guna usaha di mana lessee pada akhir kontrak

mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan

nilai sisa yg disepakati sebaliknya operating lease tidak mempunyai hak

opsi untuk membeli objek sewa guna usaha”.

Pengertian lessor adalah perusahaan yang melakukan kegiatan

usaha leasing dengan menyediakan berbagai barang modal, sedangkan

lessee adalah nasabah yang menginginkan barang modal tersebut.Secara

umum leasing artinya Equipment funding, yaitu pembiayaan peralatan

barang modal untuk digunakan pada proses produksi suatu perusahaan

baik secara langsung maupun tidak langsung.

1. Istilah - Istilah dalam Leasing

Setiap transaksi leasing sekurang-kurangnya melibatkan 4 (empat)

pihak yang berkepentingan, yaitu :

a. Lessor

Lessor merupakan perusahaan leasing atau pihak yang memberikan

jasa pembiayaan kepada pihak lessee dalam bentuk barang modal. Lessor

dalam financial lease bertujuan untuk mendapatkan kembali biaya yang

telah dikeluarkan untuk membiayai penyediaan barang modal dengan

mendapatkan keuntungan. Sedangkan dalam operating lease, lessor

bertujuan mendapatkan keuntungan dari penyediaan barang serta

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

4

pemberian jasa-jasa yang berkenaan dengan pemeliharaan serta

pengoperasian barang modal tersebut.

b. Lessee

Lesseeadalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan

dalam bentuk barang modal dari lessor. Lessee dalam financial lease

bertujuan mendapatkan pembiayaan berupa barang atau peralatan dengan

cara pembayaran angsuran atau secara berkala. Pada akhir kontrak, lessee

memiliki hak opsi atas barang tersebut. Maksudnya, pihak lessee memiliki

hak untuk membeli barang yang di-lease dengan harga berdasarkan nilai

sisa. Dalam operating lease, lessee dapat memenuhi kebutuhan

peralatannya di samping tenaga operator dan perawatan alat tersebut tanpa

risiko bagi lessee terhadap kerusakan.

c. Supplier

Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau

menyediakan barang untuk dijual kepada lessee dengan pembayaran

secara tunai oleh lessor. Dalam mekanisme financial lease, supplier

langsung menyerahkan barang kepada lessee tanpa melalui pihak lessor

sebagai pihak yang memberikan pembiayaan. Sebaliknya, dalam operating

lease, supplier menjual barangnya langsung kepada lessor dengan

pembayaran sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, yaitu secara

tunai atau berkala.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

5

d. Bank

Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau

kreditor tidak terlibat secara langsung dalam kontrak tersebut, namun

pihak bank memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor,

terutama dalam mekanisme leverage lease di mana sumber dana

pembiayaan lessor diperoleh melalui kredit bank. Pihak supplier dalam hal

ini tidak tertutup kemungkinan menerima kredit dari bank, untuk

memperoleh barang-barang yang nantinya akan dijual sebagai objek

leasing kepada lessee atau lessor.

2. Ciri - Ciri Leasing

Secara umum A.C.Goudsmit dan J.A.M.P. Keijser, ciri-ciri

leasing adalah sebagai berikut:

1. Leasing merupakan suatu cara pembiayaan. Tentunya masih

ada aspek- aspek lain pada leasing, namun segi pembiayaan

adalah suatu ciri utama, baik pada finance lease maupun

pada operating lease.

2. Biasanya ada hubungan jangka waktu lease dan masa

kegunaan benda yang di-lease tersebut. Inilah perbedaan

pokok dengan sewa menyewa biasa. Sebelumnya dapat

dikatakan bahwa masa leasing dalam suatu finance lease

sama dengan kegunaan ekonomis benda yang di-lease.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

6

3. Hak milik benda yang di-lease ada pada lessor. Hal ini

menimbulkan dampak tertentu antara lain yang penting

adalah di bidang akuntansi seperti penyusunan di bidang

hukum diantaranya dalam hal melaksanakan perjanjian

leasing apabila terjadi cedera janji atau wanprestasi dan

dalam hal kepailitan.

4. Benda yang menjadi objek leasing adalah benda-benda yang

digunakan dalam suatu perusahaan. Pengertian benda-benda

yang digunakan untuk perusahaan harus diberi pengertian

yang luas, yakni benda-benda yang digunakan untuk

menjalankan perusahaan, jadi tidak hanya benda-benda

mesin yang hanya dapat digunakan untuk berproduksi,

tetapi bisa juga komputer dan kendaraan bermotor.

Dalam praktek leasing akhir-akhir ini, yang sering kali menjadi

objek leasing adalah sepeda motor tanpa adanya hak opsi dari pemakai

barang. Oleh karena itu lebih tepat kalau jual-beli sepeda motor ini

tergolong pembiayaan konsumen. Dari ciri-ciri leasing yang tersebut, ada

dua jenis leasing yaitu finance lease dan operating lease. Perbedaan antara

kedua jenis leasing ini adalah menurut Mulyadi adalah sebagai berikut:

1. Finance lease adalah suatu perjanjian pembiayaan dimana

lessor diminta untuk membiayai pengadaan barang modal

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

7

untuk lessee, sedangkan pada operating lesse perjanjian

menitikberatkan pada pemberian jasa.

2. Pada finance lease, risiko ekonomis atas objeknya berada

pada lessee karena lease wajib membayar kembali modal

yang disediakan lessor untuk membayar barang yang

bersangkutan ditambah bunga dan ongkos lain selama

kontrak berjalan apapun yang terjadi, sedangkan pada

operating lease risiko ekonomis atas barang modal yang di-

lease ada pada lessor.

3. Pada finance lease, lessee hanya memikul risiko berkenaan

dengan keadaan keuangan, kemampuan membayar serta

bonafiditas lesse, sedangkan pada operating lesse, lessor

menanggung risiko hilangnya atau rusaknya objek yang di-

lease.

4. Pada finance lease, jangka waktu kontrak sama dengan

masa kegunaan barang modal yang bersangkutan menurut

persetujuan lessor, sedangkan pada operating lesse jangka

waktu perjanjian pada umumnya tidak sama dengan masa

kegunaan barang modal yang bersangkutan.

5. Pada akhir masa finance lease, lesse mempunyai hak opsi

untuk membeli barang modal tersebut dari lessor dengan

harga yang disetujui terlebih dahulu, tetapi harga barang

modal pada finance lesse tak berarti jumlahnya, sedangkan

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

8

pada operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk

membeli.

6. Pada finance lease, pada prinsipnya dilarang mengakhiri

kontrak sebelum jangka waktu yang diperjanjikan berakhir,

kecuali diperjanjikan lain, sedangkan pada operating lease

jangka waktu leasing tidak tertentu dan dapat diakhiri oleh

lessee.

7. Pada finance lease, lessor pada umumnya memberikan

jasa-jasa untuk penggunaan, pengoperasian dan

pemeliharaan barang modal yang di-lease, sedangkan pada

operating lease hal ini tidak ada.

B. Jenis – Jenis Leasing

Secara umum jenis – jenis leasing dapat dibedakan menjadi

beberapa kelompok sebagai berikut :

1. Capital Lease

Perusahaan leasing pada jenis ini berlaku sebagai suatu lembaga

keuangan.Lessee yang akan membutuhkan suatu barang modal

menentukan sendiri jenis serta spesifikasi dari barang yang

dibutuhkan. Lessee juga mengadakan negoisasi langsung dengan

supplier mengenai harga, syarat-syarat perawatan serta hal-hal lain

yang berhubungan dengan pengoperasian barang tersebut.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

9

Lessorakan mengeluarkan dananya untuk membayar barang

tersebut kepada supplier dan kemudian barang tersebut diserahkan

kepada lessee. Sebagai imbalan atas jasa pengguanaan barang

tersebut lesseeakan membayar secara berkala kepada lessor

sejumlah uang yang berupa rental untuk jangka waktu tertentu

yang telah disepakati bersama.Jumlah rental ini secara keseluruhan

akan meliputi harga barang yang dibayar oleh lessor ditambah

faktor bunga serta keuntungan pihak lessor.

Selanjutnya capital atau finance lease masih bisa dibedakan

menjadi dua yaitu:

a. Direct finance lease

Transaksi ini terjadijika lessee sebelumnya belum pernah memiliki

barang yang dijadikan objek lease. Secara sederhana bisa dikatakan

bahwa lessor membeli suatu barang atas permintaan lessee dan

akan dipergunakan oleh lessee.

b. Sale and lease back

Sesuai dengan namanya,dalamtransaksiinilesseemenjual barang

yang telah dimilikinya kepadalessor. Atas barang yang sama ini

kemudian dilakukan suatu kontrak leasing antara lessee dengan

lessor. Dengan memperhatikan mekanisme ini, maka perjanjian ini

memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengandirect finance

lease.Di sini lessee memerlukan cash yang bisa dipergunakan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

10

untuk tambahanmodal kerja atau untuk kepentingan lainnya. Bisa

dikatakan bahwa dengan sistem sale and leasebackmemungkinkan

lessor memberikan dana untuk keperluan apa saja kepada kliennya

dan tentu saja dana yang dibutuhkan sesuai dengan nilai objek

barang lease.

2. Operating Lease

Pada operating lease, lessor membeli barang dan kemudian

menyewakan kepada lessee untuk jangka waktu tertentu.Dalam

praktik lesseemembayar rental yang besarnya secara keseluruhan

tidak meliputi harga barang serta biaya yang telah dikeluarkan oleh

lessor.

Di dalam menentukan besarnya pembayaran lease, lessor tidak

memperhitungkan biaya-biaya tersebut karena setelah masa lease

berakhir diharapkan harga barang tersebut masih cukup tinggi. Di

sini jelas tidak ditentukan adanya nilai sisa serta hak opsi bagi

lessee.

3. Sales type lease (Lease Penjualan)

Lease penjualan biasanya dilakukan oleh perusahaan industri yang

menjual lease barang hasil produksinya. Dalam kontrak penjualan

lease diakui dua macam pendapatan yaitu pendapatan penjualan

barang dan pendapatan bunga atas jasa pembelanjaan selama

jangka waktu lease.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

11

4. Leverage Lease

Pada leasing ini dilibatkan pihak ketiga yang disebut credit

provider.Lessor tidak membiayai objek leasing hingga sebesar

100% dari harga barang melainkan hanya antara 20% hingga 40%.

Kemudian sisa dari harga barang tersebut akan dibiayai oleh credit

provider.

5. Cross Border Lease

Transaksi pada jenis ini merupakan suatu transaksi leasing yang

dilakukan dengan melewati batas suatu negara.Dengan demikian

antara lessor dan lessee terletak pada dua negara yang berbeda.

Barang-barang atau peralatan yang ditransaksikan dalam cross

border lease meliputi nilai jutaan dollar Amerika Serikat. Seperti

Pesawat terbang bermesin jet dari Pabrikan Boeing dan Airbus.

C. Proses dan Mekanisme Transaksi Leasing

Dalam melakukan perjanjian leasing terdapat prosedur dan

mekanisme yang harus dijalankan yang secara garis besar dapat diuraikan

sebaga berikut :

1. Lessee bebas memilih dan menentukan peralatan yang

dibutuhkan, mengadakan penawaran harga dan menunjuk

supplier peralatan yang dimaksudkan.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

12

2. Setelah lessee mengisi formulir permohonan lease, maka

dikirimkan kepada lessor disertai dokumen lengkap.

3. Lessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan

untuk memberikan fasilitas lease dengan syarat dan kondisi

yang disetujui lessee (lama kontrak pembayaran sewalease),

setelah ini maka kontrak lease dapat ditandatangani.

4. Pada yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak

asuransi untuk peralatan yang di-lease dengan perusahaan

asuransi yang disetujui lessor, seperti yang tercantum dalam

kontrak lease. Antara lessor dan perusahaan asuransi

terjalin perjanjian kontrak utama. Kontrak pembelian

peralatan akan ditandatangani lessor dengan supplier

peralatan tersebut.

5. Supplier dapat mengirimkan peralatan yang di-lease ke

lokasi lessee.Untuk mempertahankan dan memelihara

kondisi peralatan tersebut, supplier akan menandatangani

perjanjian purna jual.

6. Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan

menyerahkan kepada supplier.

7. Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima dari

lesse), bukti pemilikan dan pemindahan pemilikan kepada

supplier.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

13

8. Lessor membayar harga peralatan yang di-lease kepada

supplier.

9. Lessee membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan

jadwal pembayaran yang telah dditentukan dalam kontrak

lease.

Perjanjian yang dibuat antara lessor dengan lessee disebut

leaseagrement,dimana didalam perjanjian tersebut memuat kontrak kerja

bersyarat antara kedua belah pihak. Isi kontrak yang dibuat secara umum

memuat antara lain:

1. Nama dan alamat lease

2. Jenis barang modal yang diinginkan

3. Jenis atau jumlah barang yang di-leasekan

4. Syarat – syarat pembayaran

5. Syarat kepemilikan atau syarat lainnya

6. Biaya – biaya yang dikenakan

7. Sangsi – sangsi apabila lessee ingkar janji

Setiap fasilitas leasing yang diberikan oleh perusahaan leasing

kepada pemohon (Lessee) akan dikenakan berbagai macam biaya yang

dibebankan terhadap lesse tidaklah sama.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

14

D. Keunggulan dan Kelemahan Transaksi Leasing

Leasing sebagai alternatif sumber pembiayaan memiliki beberapa

kelebihan dibandingkan dengan sumber-sumber pembiayaan lainnya

antara lain sebagai berikut :

1) Pembiayaan Penuh.

Transaksi leasing sering dilakukan tanpa perlu uang muka dan

pembiayaannya dapat diberikan sampai 100% (full pay out). Hal ini

akan membantu cash flow terutama bagi perusahaan (lessee) yang

baru berdiri atau beroperasi dan perusahaan yang mulai berkembang.

2) Lebih Fleksibel.

Dipandang dari segi perjanjiannya, leasing lebih luwes karena leasing

lebih mudah menyesuaikan keadaan keuangan lessee dibandingkan

dengan perbankan. Pembayaran angsuran secara berkala akan

ditetapkan berdasarkan pendapatan yang dihasilkan lessee sehingga

pengaturan pembayaran angsuran secara berkala dapat disesuaikan

dengan pendapatan yang dihasilkan objek yang di-lease. Artinya

pembayaran sewa baru dilakukan setelah barang modal yang di-lease

tersebut telah mulai produktif. Selain itu perusahaan leasing dapat

melakukan pengaturan pembayaran yang menggelembung (baloon

payment) pada awal atau akhir masa lease, pembayaran musiman

(khusus apabila lessee bergerak dalam bidang pertanian, perkebunan

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

15

atau peternakan) bahkan mungkin pula suatu tenggang waktu

pembayaran yang sesuai dengan keadaan keuangan lessee.

3) Sumber Pembiayaan Alternatif.

Leasing merupakan sumber pembiayaan lain bagi perusahaan tanpa

mengganggu fasilitas kredit (credit line) yang telah dimiliki. Dari segi

jaminan leasing tidak terlalu menuntut adanya jaminan tambahan yang

lebih banyak dibandingkan apabila lessee memperoleh pinjaman dari

pihak lainnya. Karena hak kepemilikan sah atas objek lease serta

pengaturan pembayaran lease sesuai dengan pendapatan yang

dihasilkan oleh objek lease sehingga merupakan jaminan bagi leasing

itu sendiri. Dengan demikian harta yang telah dijaminkan untuk kredit

tetap dapat menjamin kredit yang sudah ada.

4) Off Balance Sheet.

Tidak adanya ketentuan keharusan mencantumkan transaksi leasing

dalam neraca memberi daya tarik tersendiri kepada lessee karena

tanpa mencantumkan sebagai aktiva berarti prosedur pembelian

barang tidak perlu dipenuhi secara terperinci karena mungkin masih

dalam batas kewenangan direksi (seringkali kewenangan pembelian

barang modal baru sah apabila disetujui Dewan Komisaris atau

bahkan Rapat Pemegang Saham). Dengan demikian keputusan secara

cepat dan tepat dapat lebih mudah dilakukan oleh direksi. Di pihak

lain, tanpa mencantumkan sebagai aktiva berarti tidak ada keharusan

mencantumkannya sebagai kewajiban. Hal ini mempunyai dampak

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

16

positif terhadap kondisi rasio keuangan perusahaan lessee karena

transaksi leasing tersebut tidak akan terlihat dalam neraca lessee

sebagai komponen utang. Kondisi ini disebut off balance sheet

financing.

5) Arus Dana.

Keluwesan pengaturan pembayaran sewa sangatlah penting dalam

perencanaan arus dana karena pengaturan ini akan mempunyai

dampak yang berarti terhadap pendapatan lessee. Di samping itu,

persyaratan pembayaran di muka yang relative lebih kecil akan sangat

berpengaruh pada arus dana terlebih apabila ada pertimbangan

kelambatan menghasilkan laba dalam investasi.

6) Proteksi Inflasi.

Leasing dapat merupakan pelindung terhadap inflasi meskipun dalam

beberapa keadaan sering dikatakan hal ini kurang relevan. Dalam

tahun-tahun berikutnya setelah kontrak leasing dilakukan, khususnya

apabila leasing berdasarkan tarif suku bunga tetap,maka lessee akan

membayar dengan jumlah tetap atas sisakewajibannya yang berasal

dari pelunasan pembelian yang dilakukan di masa lalu.

7) Perlindungan Akibat Kemajuan Teknologi.

Dengan memanfaatkan leasing, lessee dapat terhindar dari kerugian

akibat barang yang disewa tersebut mengalami ketinggalan model dan

teknologi disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi. Dalam

suatu kontrak leasing objek leasing sering dimasukkan sebagai

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

17

perjanjian bahwa barang yang sedang disewa tersebut dapat

ditukarkan dengan barang yang serupa yang lebih canggih apabila di

kemudian hari terdapat penemuan-penemuan baru yang lebih unggul

daripada produk barang yang sama.

8) Sumber Pelunasan Kewajiban.

Pembatasan pembelanjaan dalam perjanjian kredit dapat diatasi

melalui leasing karena pada umumnya pelunasan atau pembayaran

angsuran hampir selalu diperkirakan berasal dari modal kerja yang

dihasilkan oleh adanya barang yang di lease. Sehingga kekhawatiran

para kreditor terhadap gangguan penggunaan modal kerja yang akan

mempengaruhi pelunasan kredit yang telah diberikan dapat diatasi.

9) Kapitalisasi Biaya.

Adanya biaya-biaya tambahan selain harga perolehan seperti biaya

penyerahan, instalasi, pemeriksaan, konsultan, percobaan dan

sebagainya dapat dipertimbangkan sebagai biaya modal yang dapat

dibiayai dalam leasing dan dapat disusutkan berdasarkan lamanya

leasing.

10) Risiko Keusangan.

Dalam keadaan yang serba tidak menentu, operating lease yang

berjangka waktu relatif singkat dapat mengatasi kekhawatiran lessee

terhadap risiko keusangan sehingga lessee tidak perlu

mempertimbangkan risiko pada tahap dini yang mungkin terjadi.

11) Kemudahan Penyusutan Anggaran.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

18

Adanya pembayaran sewa secara berkala yang jumlahnya relatif tetap

akan merupakan kemudahan dalam penyusunan anggaran tahunan

lessee.

12) Pembiayaan Proyek Skala Besar.

Adanya keengganan untuk memikul risiko investasi dalam

pembiayaan proyek yang seringkali menjadi masalah di antara

pemberi dana, masalah tersebut biasanya dapat diatasi melalui

perusahaan leasing sepanjang tersedianya suatu jaminan penuh yang

dapat diterima dan / serta kemudahan untuk menguasai barang yang

dibiayai apabila terjadi suatu kelalaian.

Selain keunggulan – keunggulan yang telah disebutkan diatas,

leasing juga memiliki bebrapa kekurangan bagi para lessee atau pengguna

jasa leasing. Berikut adalah kekurangan – kekurangan leasing :

1) Denda

Sesuatu yang harus diingat, ketika anda menggunakan jasa

pembiayaan ini.Pastikan anda sanggup untuk membayar biaya

angsurannya di setiap bulan, dan tanamkan rasa disiplin untuk

membayar angsuran tepat waktu.Jika hal tersebut tidak bisa anda

lakukan maka bersiaplah untuk menghadapi denda.Perusahaan

pembiayaan akan memberikan denda kepada nasabah yang tidak

membayar angsuran pada waktunya. Karena tidak ingin menanggung

kerugian, denda yang diberlakukan bersifat harian dan akan terus

diakumulasikan sampai anda membayar angsuran berikut dendanya.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

19

2) Penyitaan

Perusahaan pembiayaan sudah menanggung pembayaran mobil anda,

maka anda pun harus bertanggung jawab untuk melunasi sesuai

nominal ditambah bunga kepada perusahaan pembiayaan.Namun jika

anda tidak melakukan pembayaran cicilan secara terus menerus, maka

anda akan dihadapkan dengan sanksi yang lain.Pada awalnya mungkin

anda hanya akan dijatuhi denda setiap harinya setelah jatuh tempo

(biasanya 3 hari setelah jatuh tempo), namun selanjutnya anda akan

dikenai status kredit macet.Jika anda sudah berada di kondisi yang

demikian pihak perusahaan pembiayaan dapat menyita mobil anda,

biasanya jika sudah lewat 2 bulan dari jatuh tempo.

3) Penalti

Setelah anda dihadapkan dengan dua sanksi sebelumnya (denda harian

dan penyitaan), bukan berarti anda dapat melakukan pelunasan lebih

awal untuk pembelian mobil anda.Pelunasan lebih awal kepada

perusahaan pembiayaan justru tidak akan memberikan anda potongan

bunga ataupun harga.Tapi sebaliknya, tindakan tersebut dinilai

berpaling dari kesepakatan yang sudah disetujui oleh kedua belah

pihak (nasabah dan perusahaan), sehingga tindakan pelunasan itu

dinilai sebuah pelanggaran dan menghasilkan hukuman penalti. Sanksi

penalti ini sebenarnya sudah dijelaskan sebelumnya saat proses

pembiayaan dilakukan. Namun sebagai nasabah hanya menurut saja

apa yang dikatakan oleh pihak perusahaan pembiayaan.Kondisi

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

20

tersebut terjadi karena mungkin tiap perusahaan menganggap anda

sudah mengetahui informasi mengenai segala ketentuan di perusahaan

pembiayaan, atau juga petugas sebagai wakil perusahaan pembiayaan

tersebut lupa memberitahukan kepada anda tentang hal ini.Sebagai

masyarakat yang cerdas, kita sebagai nasabah pun harus mengerti dan

paham tentang aturan, kelebihan dan kekurangan yang didapatkan

ketika kita menggunakan jasa pembiayaan.

E. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Kontrak Leasing

Apabila terjadi kesepakatan antara pihak lessor,lessee dan supplier

telah tercapai, maka akan menimbulkan hak dan kewajiban di antara para

pihak. Perjanjian leasing juga sama seperti perjanjian-perjanjian lain pada

umumnya menimbulkan hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak

yang menandatangani perjanjian tersebut, karena setelah perjanjian leasing

ditandatangani oleh kedua belah pihak, yakni lessor dan lessee, maka

perjanjian tersebut berlaku sebagai undang-undang bagi mereka dan

melahirkan hak dan kewajiban bagi lessor dan lessee.

Secara umum mengenai hakdan kewajibanlessor dan lessee

yang berkenaan dengan tindakan leasing saat ini masih berpedoman pada

Pasal 1548-1580KUHPerdata sedangkansebagaidasar kontrakantara

parapihak dipergunakan Pasal 1338 KUHPerdata yang menganut asas

kebebasan berkontrak (fredoomofcontract).Pengaturan hak dan

kewajiban telah ditentukan dalam perjanjian pembiayaan leasing yang

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

21

telah dibuat antara pihak lessor dan lessee.Beberapa hak dan kewajiban

lessor menurut Sri Suyatmi dan Sudiarto adalah sebagai berikut:

a) Hak Lessor

1. Menerima pembayaran secara berkala dari lessee, sebagai imbalan

atas penyerahan kenikmatan ekonomis atas barang modal sesuai

dengan kesepakatan kedua belah pihak dalam perjanjian.

2. Dapatmenarikkendaraansecarapaksadarikonsumen/lessee

apabilasetelah disomasi tidakmelakukanpembayaran

agsuranbunga dan denda keterlambatan.

3. Menentukan alokasi dari pembayaran yang diterima lessee.

4. Melakukan penyesuaian jumlah angsuran pokok pembiayaan.

5. Menetapkan jaminan atau biaya leasing di muka.

6. Berhak atas ganti rugi asuransi.

7. Meminta laporan-laporan sehubungan dengan penggunaan

barang modal tersebut, terutama terhadap barang-barang industri

berat,dan lessor setiap saat dapat mengadakan pemeriksaan atas

keadaan barang modal yang disewakan oleh lessee.

8. Dapat menghentikan secara sepihak perjanjian leasing tersebut

apabila terjadi kelalaian /cidera janji, baik dari

konsumen/lessee ataupun penjamin.

b) Kewajiban Lessor

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

22

1. Menyerahkan barang modal tersebut kepada lessee dalam keadaan

baik.

2. Memberi kenikmatan ekonomis atas barang modal tersebut kepada

lessee selama janngka waktu yang ditentukan.

3. Memberi jaminan kepada lessee, bahwa lessee dapat memakai

barang modal tersebut dengan bebas tanpa khawatir akan gangguan

dari pihak ketiga.

4. Menjamin barang tersebut bebas dari segala pembebanan hukum.

5. Menyerahkan uang sebagai biaya barang yang dibeli kepada

supplier.

Selain itu yang menjadi hak dan keajiban lessee adalah sebagai

berikut:

a) Hak Lesse

1. Mendapatkan barang dari supplier dan menikmati barang yang di-

lease- nya tersebut tanpa gangguan.

2. Memperolehhakpilih,yaituhakuntukmembeliatau memperpanjang

barang objek leasing.

3. Memakai barang leasing sesuai dengan kontrak yang dibuat antara

pihak lessor dan lessee.

b) Kewajiban Lessee

1. Membayar uang sewa secara berkala.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

23

2. Menanggung segala risiko yang timbul dalam hal pemakaian

barang modaltersebut.Oleh karena itu lessee wajib untuk

mengasuransikan barang tersebut selama jangka waktu leasing agar

dapat terjamin keberadaannya.

3. Membayar pajak.

4. Melunasi seluruh biaya sewa apabila lesseemembeli barang leasing.

5. Menanggung biaya dan ongkos yang dikeluarkan oleh lessor

karena dirugikan, dilanggar atau diancam oleh lessee.

6. Menanggung biaya asuransi

Dari berbagai hak dan kewajiban yang disajikan di atas yang

palingmenonjol adalah hak darikreditur (lessor) atau lembaga

pembiayaan dan kewajiban debitur (lessee).Hak yang paling ditakuti

lessee adalah hak lessor untuk menarik kendaraan yangmenjadi objek

pembiayaan.Penarikan ini dilakukan karena lessee tidak melaksanakan

prestasinya.Dalam kontrak leasing kewajiban lessee yang paling utama

adalah melakukan pembayaran angsuran dan bunga setiap bulannya.

Apabila hal itu tidak diindahkan maka akibatnya objek perjanjian akan

ditarik oleh lessor baik secara sukarela maupun secara paksa.Olehkarena

itu diharapkan kepada para pihak khususnya lesseeuntuk dapat

melaksanakan prestasinya sebagaimana yang ditentukan dalam kontrak.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

24

Selain hak dan kewajiban lessor dengan lessee di atas supplier

sebagai penyedia barang juga memiliki kewajiban yang harus dipenuhi

dalam kontrak, kewajiban tersebut adalah sebagai berikut :

1) Menyerahkan barang kepada lessee.

Penyerahan adalah suatu pemindahan barang yang telah dijual

kedalam kekuasaan kepunyaan si pembeli sewa.

2) Untuk barang yang harus dibalik nama, mengurus balik nama atas

barang yangdi-lease.

3) Khusus untuk kendaraan bermotor, supplier mempunyai kewajiban

memperpanjangSuratTanda Nomor Kendaraan (STNK) kendaraan

selama dalam masa leasing.

Hal di atas sesuai dengan ketentuan Pasal 1513 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata yang menyatakan ”Kewajiban utama sipembeli

ialah membayar harga pembelian, pada waktu dan tempat sebagaimana

ditetapkan menurut perjanjian” dan bilamana hal itu tidak ditetapkan

dalam perjanjian, maka menurut Pasal 1514 Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata yang bunyinya adalah ”Jika pada waktu membuat

perjanjian tidak ditetapkan tentang itu, si pembeli harus membayar di

tempat dan waktu dimana penyerahan harus dilakukan.”

Dalam hal tidak ada ketentuan mengenai penyerahan, maka

penyerahan dilakukan di tempat dimana barang berada pada saat perjanjian

sewa guna usaha dibuat, atau pembayaran dilakukan di tempat dimana

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

25

perjanjian dibuat. Selain itu lessee mempunyai kewajiban antara lain

merawat barang yang di-leasing dengan biaya sendiri.

F. Sistem Pengendalian Intern

Berikut ini diuraikan beberapa pengertian sistem

secaraumum.Pengertian sistem menurut Mulyadi (2001: 5) adalah suatu

jaringanprosedur yangdibuat menurut pola yang terpadu untuk

melaksanakan kegiatan pokokperusahaan. Pengertian sistem menurut

James A. Hall(2001 : 5) adalahsekelompok dua atau lebih komponen yang

saling berkaitan atau sub sistem yangbersatu untuk mencapai tujuan yang

sama.

Menurut Marom (2000: 1) sistem adalah jaringan dari prosedur-

prosedur yang disusun secara menyeluruh, untuk melaksanakan berbagai

kegiatanatau fungsi pokok dalam suatubadan usaha.Pengertian sistem

menurut ZakiBaridwan (1998: 3) adalah suatu kerangka dari prosedur-

prosedur yang salingberhubungan yang disusun sesuai dengan suatuskema

yang menyeluruh, untukmelaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama

dari perusahaan.

Dari beberapa definisi atau pengertian sistemtersebutdi

atasdapatdisimpulkan bahwa sistem adalahterdiri dari unsur-unsur yang

membentukstruktur sistem dan tiap - tiap unsur struktur tersebut bekerja

dengan suatu polatertentu untuk memenuhi tujuan sistem. Tiap–tiap unsur

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

26

struktur sistem memilikifungsi tertentu dan bekerja dengan proses tertentu

dalam mencapai tujuan sistem.

Jadi setiap sistem terdiri dari struktur dan proses. Struktur

sistemmerupakan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut,

sedangkan prosessistem menjelaskan cara kerja setiap unsur sistem

tersebut dalam mencapai tujuansistem. Setiap sistem merupakan bagian

dari sistem lain yang lebih besar danterdiri dari berbagai sistem yang lebih

kecil, yang disebut sub sistem.MenurutMulyadi (2001 : 5) pengertian

sistem secara umum dapat dirinci lebih lanjutsebagai berikut:

a. Setiap sistem terdiri dari unsur–unsur. Unsur–unsur suatu

sistem terdiridari subsistem yang lebih kecil, yang terdiri dari

kelompok unsur yangmembentuk subsistem tersebut.

b. Unsur–unsurtersebut merupakan bagian terpadusistem

yangbersangkutan.Unsur–unsur sistem berhubungan erat satu

dengan lainyadan sifat serta kerja sama antar unsur sistem

tersebut mempunyai bentuktertentu.

c. Unsur sistem tersebut bekerjasama untukmencapai tujuan

sistem.Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu.Unsur sistem

tersebut bekerjasama satu dengan lainnya dengan proses

tertentuuntuk mencapai tujuan.

d. Suatusistem merupakan bagian darisistem lain yang lebih

besar.Jadisistem dibuat untukmenangani sesuatu yang

berulangkali atau yang secararutin terjadi.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

27

Pengertian pengendalian intern dalam arti luas dapat dibagi

menjadi dua bagian yaitu pengendalian administratif dan pengendalian

akuntansi. Pengendalian administrasi meliputi rencana organisasi dan

semua cara serta prosedur – prosedur yang berhubungan dengan efisiensi

usaha dan ketaatan terhadap kebijakan pimpinan perusahaan. Pengendalian

akuntansi meliputi rencana organisasi dan semua cara serta prosedur –

prosedur yang berhubungan dengan pengamanan harta milik perusahaan

serta dapat depercayanya laporan keuangan.

Pada perusahaan yang mempunyai ruang lingkup usaha yang

cukupbesar, seorang pimpinan tidak akan mampu menangani setiap

operasiperusahaansecara langsung.Keterbatasan ini menuntut perusahaan

untuk memiliki strukturpengendalian internal. Perlindungan

danpengawasan yang dilakukan oleh strukturpengendalian internal

yangmemadai dapat mengurangi terjadinya penyelewenganbaik itu

yangbersifatadministratif maupun yang bersifat fisik.Kalaupun

terjadi,halini dapat diketahui dan diatasi dengan cepat oleh manajemen.

Sedangkan pengertian pengendalian intern dalamarti

sempitmerupakan arti dari pengendalian intern yang mula-mula

dikenalsebagai internalchek, yaitu pengecekan penjumlahan

baikpenjumlahan mendatar (cross footing)maupun penjumlahan menurun

(footing) yang dilakukan oleh dua orang atau lebihyang bekerja secara

independen dengan tujuan untuk memperoleh kebenaranangka.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

28

Pengendalian sangat penting dalam perkembangan

operasiperusahaan,karena masalah-masalah yang timbul sangat

komplek.Dengan demikian,diperlukan suatu pengendalian internal yang

baik dan memadai.Sesuai denganperkembangan zaman dan

jugaperkembangan dunia usaha, istilah pengendalianinternal pun

mengalami perkembangan tidak hanya untuk mengawasi kecermatandan

pembukuan, tetapi mempunyai arti luas yaitu meliputi seluruh

organisasiperusahaan.

Adapun pengertian pengendalian intern menurut beberapa para

ahliadalah sebagai berikut:

Menurut Tunggal (2001 : 1) pengendalian intern meliputi organisasi

dansemua metode serta ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi dalam

suatuperusahaan untuk mengamankan kekayaan, memelihara kecermatan

dansampaiseberapa jauh dapat dipercayanya data akuntansi.

Pengertian sistem pengendalian intern menurutMulyadi(2001 : 163)adalah

gabungan suatu sistem yang meliputi struktur organisasi, metodedan

ukuran–ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaanorganisasi,

mengecekketelitian dan keandalan data akuntansi,mendorongefisiensi dan

mendorong dipatuhinyakebijakan manajemen.

Pengendalian internal yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan

Indonesia(2001 : 319.2) pengendalian intern dapat didefinisikan sebagai

suatuproses yang dijalankan oleh dewan komisaris , manajemen, personel

lainentitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai

tentangpencapaian tiga golongan tujuan organisasi :

a.keandalan pelaporan keuangan,

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

29

b.efektivitas danefisiensi operasi, dan

c.kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yangberlaku.

Dari pengertian pengendalian intern tersebut di atas, terdapat

beberapakonsep dasarmenurut Mulyadi (2002 : 180)sebagai berikut :

a. Pengendalian intern merupakansistem yang terdiri dari kebijakan–

kebijakandan prosedur-prosedur yang spesifik.

b. Dalam pengendalian intern terdapat tujuan yang telah ditetapkan

terlebihdahulu.

c. Pengendalian internmerupakansuatu proses untuk mencapai

tujuantertentu.

d. Pengendalian intern dijalankan oleh setiap tingkatan organisasi,

bukanhanya pedoman, prosedur dan kebijakan perusahaan saja.

e. Pengendalian intern diharapkanmampumemberikan keyakinan

yangmemadai, bukan keyakinan mutlakbagi manajemen dan dewan

komisarissuatu entitas

f. Pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tiga golongan tujuan

yangsaling terkait, yaitu keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan

terhadaphukum dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas dan

efisiensi operasi.

Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau

kontrol intern didefinisikan sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh

sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang

untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

30

Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan,

mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan

penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan

melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan

lahan) maupun tidak berwujud (seperti reputasi atau hak kekayaan

intelektual seperti merek dagang).

Adanya sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan

perusahaan dapat menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan

manajemen, para pemilik atau pemegang saham, kreditur dan para

pemakai laporan keuangan (stakeholder) lain yang dijadikan dasar

pengambilan keputusan ekonomi. Sistem tersebut dapat digunakan oleh

manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan.

Lebih rinci lagi, kebijakan dan prosedur yang digunakan secara langsung

dimaksudkan untuk mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan

laporan keuangan yang tepat serta menjamin ditaatinya atau dipatuhinya

hukum dan peraturan, hal ini disebut Pengendalian Intern, atau dengan

kata lain bahwa pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur

yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi

keuangan yang handal serta menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan

yang berlaku.

Pada tingkatan organisasi, tujuan pengendalian intern berkaitan

dengan keandalan laporan keuangan, umpan balik yang tepat waktu

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

31

terhadap pencapaian tujuan-tujuan operasional dan strategis, serta

kepatuhan pada hukum dan regulasi. Pada tingkatan transaksi spesifik,

pengendalian intern merujuk pada aksi yang dilakukan untuk mencapai

suatu tujuan tertentu (misalnya memastikan pembayaran terhadap pihak

ketiga dilakukan terhadap suatu layanan yang benar-benar dilakukan).

Prosedur pengedalian intern mengurangi variasi proses dan pada

gilirannya memberikan hasil yang lebih dapat diperkirakan. Pengendalian

intern merupakan unsur kunci pada Foreign Corrupt Practices Act (FCPA)

tahun 1977 dan Sarbanes-Oxley tahun 2002 yang mengharuskan

peningkatan pengendalian intern pada perusahaan-perusahaan

publikAmerika Serikat.

Tujuan pengendalian intern adalah menjamin manajemen

perusahaan/organisasi/entitas agar:

1. Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai.

2. Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya

3. Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan

pengolahan sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat

menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan

manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan

sebagai pedoman dalam perencanaan.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

32

Internal Control menurut Committee of Sponsoring Organizations

of the Treatway Commission (COSO) adalah suatu proses yang dijalankan

oleh dewan direksi, manajemen, dan staff untuk membuat reasonable

assurancemengenai :

e. Efektifitas dan efisiensi operasional

f. Reliabilitas pelaporan keuangan

g. Kepatuhan atas hokum dan peraturan yang berlaku

Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway

Commission (COSO) memperkenalkan adanya lima komponen

pengendalian intern yang meliputi Lingkungan Pengendalian (Control

Environment),Penilaian Risiko (Risk Assesment), Aktivitas Pengendalian

(Control Procedure), Pemantauan (Monitoring), serta Informasi dan

Komunikasi (Information and Communication).

2. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para

manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada

di organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen (manajemen

tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam perseroan)

dan gaya operasi manajemen (manajemen yang progresif atau yang

konservatif), struktur organisasi (terpusat atau ter desentralisasi) serta

praktik kepersonaliaan. Lingkungan pengendalian ini amat penting

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

33

karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern

yang lain.

Perbedaan pengendalian internal dan pengendalian manajemen:

1. Pengendalian internal

a. pengendalian manajemen terdiri dari pengendalian intern

dan ekstern

b. lebih menekankan pada tujuan perusahaan dan

menghubungkan pengendalian manajemen untuk mencapai

tujuan

c. meliputi produksi, transportasi dan riset perusahaan.

2. Pengendalian manajemen

a. mengendalikan terdiri dari pengendalian administratif dan

pengendalian akuntansi

b. menekankan pada pengendalian terhadap mengamankan

aktiva perusahaan dengan melakukan pecatatan akuntansi

memadai

c. meliputi akuntansi meningkatkan efektifitas dan efisiensi

dan taat pada hukum yang berlaku.

COSO memperkenalkan lima komponen pengendalian intern

sebagai pembaharuan dari pengendalian manajemen. Pengendalian

manajemen lebih menekankan terhadap prosedur, sementara

pengendalian intern lebih menekankan peran manusia/pelaku

dibandingkan serangkaian prosedur.

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

34

3. Penilaian Risiko (Risk Assesment)

Menurut COSO penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis

dan interaktif untuk mengidentitikasi dan menilai risiko terhadap

pencapaian tujuan. Risiko itu sendiri dipahami sebagai suatu

kemungkinan bahwa suatu peristiwa akan terjadi dan mempengaruhi

pencapaian tujuan entitas dan risiko terhadap pencapaian seluruh

tujuan dari entitas ini dianggap relative terhadap toleransi risiko yang

diterapkan. Oleh karena itu penilaian risiko membentuk dasar untuk

menentukan bagaimana risiko harus dikelola oleh organisasi.

Prinsip- prinsip yang mendukung penilaian risiko menurut COSO

sebagai berikut :

2. Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang

cukup untuk memungkinkan identifikasi dan penilaian

risiko yang berkaitan dengan tujuan.

3. Organisasi mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian

tujuan diseluruh entitas dan analisis risiko sebagai dasar

untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.

4. Organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan dalam

menilai risiko terhadap pencapaian tujuan.

5. Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang

signifikan dapat mempengaruhi system pengendalian

internal.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

35

4. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Aktivitas pengendalian adalah tindakan – tindakan yang ditetapkan

melaui kebijakan - kebijakan dan prosedur – prosedur yang membantu

memastikan bahwa arahan manajemen untuk mengurangi risiko

terhadap pencapaian tujuan dilakukan. Aktivitas pengendalian

dilakukan pada semua tingkat entitas, pada berbagai tahap dalam

proses bisnis dan atas lingkungan teknologi.

Aktivitas pengendalian memiliki berbagai macam tujuan dan

diterapkan dalam berbagai tindakan dan fungsi organisasi. Aktivitas

pengendalian meliputi kegiatan yang berbeda, seperti : otorisasi,

verifikasi, rekonsiliasi, analisis potensi kerja, menjaga keamanan harta

perusahaan dan pemisahan fungsi.

5. Pemantauan (Monitoring)

Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan

menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian.

Pengendalian intern dapat di monitor dengan baik dengan cara

penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha

pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati

perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh

sistem akuntansi.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

36

Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat

terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur

korporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, auditor internal

adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan sistem

pengendalian intern. Auditor independen juga sering melakukan

penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian dari audit atas

laporan keuangan.

5. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang

penting dari pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang

lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian dan

monitoring diperlukan oleh manajemen sebagai pedoman operasional

dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-

peraturan yang berlaku pada perusahaan.

Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan.

Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai

standar eksternal. Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh

pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.

Ada 3 prinsip yang mendukung komponen informasi dan

komunikasi dalam pengendalian intern menurut COSO, yaitu :

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Leasingeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1904/3/BAB II.pdfimbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian sewa guna usaha

37

1. Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan

informasi yang berkualitas dan relevan untuk mendukung fungsi

pengendalian internal.

2. Organisasi secara internal mengkomunikasikan informasi,

termasuk tujuan dan tanggung jawab untuk pengendalian internal

dalam rangka mendukung fungsi.

3. Organisasi berkomuniasi dengan pihan internal mengenai hal – hal

yang mempengaruhi fungsi pengendalian internal.