23
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Istilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu Ergondan Nomos(hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, managemen dan desain atau perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang ergonomi dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Ergonomi disebut juga sebagai Human Factor. Ergonomi juga digunakan oleh berbagai macam ahli atau professional pada bidangnya masing-masing, misalnya seperti : ahli anatomi, arsitektur, perancangan produk ergonomi, fisika, fisioterapi, terapi pekerjaan, psikologi dan teknik ergonomi. ( Agung Kristanto dan Dianassa Adhi Saputra, 2011). Pengertian Ergonomi dalam buku Sritomo Wignjosoebroto adalah Ergonomi atau ergonomics ( bahasa Inggrisnya ) sebenarnya berasal dari kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan. Disiplin ergonomi secara khusus akan mempelajari keterbatasan dari kemampuan manusia dalam berinteraksi

BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Ergonomi

Istilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu “Ergon” dan “Nomos“

(hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek – aspek

manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi,

psikologi, engineering, managemen dan desain atau perancangan. Ergonomi

berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan

kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat rekreasi. Di dalam

ergonomi dibutuhkan studi tentang ergonomi dimana manusia, fasilitas kerja dan

lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan

suasana kerja dengan manusianya. Ergonomi disebut juga sebagai “Human

Factor”. Ergonomi juga digunakan oleh berbagai macam ahli atau

professional pada bidangnya masing-masing, misalnya seperti : ahli anatomi,

arsitektur, perancangan produk ergonomi, fisika, fisioterapi, terapi pekerjaan,

psikologi dan teknik ergonomi. ( Agung Kristanto dan Dianassa Adhi Saputra,

2011).

Pengertian Ergonomi dalam buku Sritomo Wignjosoebroto adalah

Ergonomi atau ergonomics ( bahasa Inggrisnya ) sebenarnya berasal dari kata

yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan

demikian ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari

manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan. Disiplin ergonomi secara khusus

akan mempelajari keterbatasan dari kemampuan manusia dalam berinteraksi

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

7

dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Disiplin ini berangkat dari

kenyataan bahwa manusia memiliki batas-batas kemampuan baik jangka pendek

maupun jangka panjang pada saat berhadapan dengan keadaan lingkungan sistem

kerjanya yang berupa perangkat keras/hard-ware (mesin, peralatan kerja).

Ergonomi berasal dari kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos

yang berarti aturan atau hukum. Ergonomi di Indonesia disepakati bahwa

ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk menyelarasikan

pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya (Bambang Suhardi:23).

Ruang lingkup ergonomi dalam lapangan kerja ergonomi ini juga mempunyai

peran yang cukup besar, semua bidang pekerjaan menggunakan ergonomi,

ergonomi diterapkan didunia kerja supaya pekerja nyaman dalam melakukan

pekerjaan dengan adanya rasa nyaman diharapkan produktivitas dapat

meningkat.

Tujuan utama ergonomi adalah untuk mencapai kualitas hidup manusia

secara optimal, baik ditempat kerja, lingkungan sosial, di lingkungan keluarga,

maupun dalam kehidupan pribadi. Secara umum tujuan dari oenerapan ergonomi

sebagai berikut:

1. Meningkatkan kesehtan fisik dan mental dengan cara pencegahan

cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental

serta mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

2. Meningkatkan keseimbangan antara berbagai aspek teknis,

ekonomi, antropologi, dan budaya sistem kerja yang dilakukan.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

8

Resiko karena kesalahan ergonomi sering sekali dijumpai pada sebuah

industri terjadi kecelakaan kerja yang disebabkan oleh dari faktor pekerja sendiri

atau dari pihak manajemen perusahaan sendiri.kecelakaan yang disebabkan dari

pihak pekerja sendiri karena pekerja tidak hati-hati atau tidak mentaati peraturan

yang sudah ada di pihak perusahaan, faktor kecelakaan yang timbul akibat pihak

manajemen biasanya tidak ada alat-alat keselamatan kerja atau bahkan cara kerja

yang dibuat oleh pihak perusahaan masih belum mempertimbangkan segi

ergonomisnya. Misalnya pekerjaan mengangkat benda kerja diatas 50kg tanpa

menggunakan alat bantu. Untuk menghindari cidera pertama-tama yang dilakukan

adalah mengidentifikasi resiko yang bisa terjadi akibat cara kerja yang salah

setelah jenis pekerjaan tersebut diidentifikasi.

2.2 Antropometri

1. Antropometri dan Aplikasi dalam Perancangan Fasilitas Kerja

Istilah antropometri berasal dari kata “anthro” yang berarti manusia dan

“metri” yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri adalah studi yang

berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. antropometri berperan

penting dalam bidang perancangan industri, perancangan pakaian, ergonomi, dan

arsitektur. Dalam bidang- bidang tersebut, data statistik tentang distribusi dimensi

tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal.

Perubahan dalam gaya kehdupan sehari-hari, nutrisi, dan komposisi etnis dari

masyarakat dapat membuat perubahan dalam distribusi ukuran tubuh (misalnya

dalam bentuk epidemik kegemukan), dan membuat perlunya penyesuaian berkala

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

9

dari koleksi data antropometri. ( Agung Kristanto dan Dianassa Adhi Saputra,

2011)

Antropometri adalah pengtubuh atau pengukuran tubuh lainnya yang sesuai

dengan desain mengenai sesuatu yang akan dipakai manusia. dengan mengetahui

ukuran dimensi tubuh pekerja, maka dapat dibuat desain peralatan kerja yang

sesuai dengan dimensi tubuh pekerja sehingga dapat menciptakan lingkungan

kerja yang nyaman (Bambang Suhardi, 2015:1). Data antropometri yang berhasil

diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal:

a. Perancangan area kerja.

b. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan

sebagainya.

c. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi atau meja

komputer, dll.

d. Perancangan lingkungan kerja fisik

Dalam merancang produk harus memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi ukuran tubuh manusia, yaitu:

a. Umur

Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20

tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

10

b. Jenis kelamin.

Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya lebih besar dibandingkan dengan

wanita. Kecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti lingkaran dada

dan pinggul.

c. Suku bangsa.

Setiap bangsa ataupun kelompok etnik tertentu akan memiliki karakteristik

fisik yang berbeda satu dengan yang lainnya.

d. Sosio ekonomi.

Tingkat sosio ekonomi sangat mempengaruhi dimensi tubuh manusia.

e. Posisi tubuh.

f. Ukuran tubuh akan berbeda dipengaruhi posisi tubuh pada saat akan

melakukan aktivitas tertentu yaitu struktural dan funcional body dimension.

g. Pakaian.

h. Tebal atau tipisnya pakaian yang harus dikenakan, dimana faktor iklim yang

berbeda akan memberikan variasi yang berbeda-beda pula.

i. Jenis pekerjaan.

j. Jenis pekerjaan mewajibkan adanya persyaratan dalam menyeleksi dimensi

tubuh manusia seperti tinggi, berat badan, dan lain-lain.

k. Kehamilan.

Faktor kehamilan pada wanita merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi variabilitas dan antropometri. Terutama tebal perut dan tebal

dada.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

11

L. Cacat tubuh.

Dimana data antropometri di sini akan diperlukan untuk perancangan produk

bagi orang-orang cacat (kursi roda, kaki/tangan palsu).

2. Aplikasi antropometri dalam perancangan produk/fasilitas kerja.

Data antropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam

anggota tubuh manusia dalam percentile tertentu akan sangat besar manfaatnya

pada saat suatu rancangan produk ataupun fasilitas kerja akan dibuat. Agar

rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh

manusia yang akan mengoperasikannya, maka prinsip-prinsip apa yang harus

diambil didalam aplikasi data antropometri tersebut harus ditetapkan terlebih

dahulu seperti diuraikan berikut ini :

a. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim.

Disini rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 (dua) sasaran produk,

yaitu :

1) Bisa sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi

ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan

rata-ratanya.

2) Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain

(mayoritas dari populasi yang ada ). Prinsip perancangan produk yang

bisa dioperasikan diantara rentang ukuran tertentu.

b. Rancangan bisa dirubah-rubah ukurannya sehingga cukup fleksibel

dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran

tubuh. Contoh yang paling umum dijumpai adalah perancangan kursi mobil

yang mana dalam hal ini letaknya bisa digeser maju/mundur dan sudut

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

12

sandarannya bisa dirubah-rubah sesuai dengan yang diinginkan. Dalam

kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel, semacam ini maka

data antropometri yang umum diaplikasikan adalah rentang nilai 5-th s/d 95-

th percentile.

c. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata. Berkaitan dengan

aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam proses perancangan

produk ataupun fasilitas kerja, maka ada beberapa saran/rekomendasi yang

bisa diberikan sesuai dengan langkah-langkah seperti berikut :

1) Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang

mana yang nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan

rancangan tersebut.

2) Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan

tersebut, dalam hal ini juga perlu diperhatikan apakah harus

menggunakan data struktural body dimension ataukah functional

body dimension.

a) Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi,

diakomodasikan dan menjadi target utama pemakai rancangan

produk tersebut. Hal ini lazim dikenal sebagai "market

segmentation", seperti produk mainan untuk anak-anak, peralatan

rumah tangga untuk wanita.

b) Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah

rancangan tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim,

rentang ukuran yang fleksibel (adjustable) ataukah ukuran rata-

rata.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

13

c) Pilih prosentase p o p u l a s i yang harus diikuti, 90-th, 95-th,

99-th ataukah nilai percentile yang lain yang dikehendaki.

d) Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan

selanjutnya pilih/tetapkan nilai ukurannya dari Tabel data

antropometri yang sesuai. Aplikasi data tersebut dan tambahkan

faktor kelonggaran (allowance)

e) bila diperlukan seperti halnya tambahan ukuran akibat faktor

tebalnya pakaian yang harus dikenakan oleh pekerja, pemakaian

sarung tangan (glowes), dan lain-lain.

3. Pengukuran Data Antropometri

Pengukuran data antropometri dibagi menjadi dua yaitu pengukuran dimensi

statis dan pengukuran dimensi dinamis. Pengukuran dimensi statis mencakup

seluruh anggota tubuh dalam posisi standar dan diam baik dalam posisi berdiri

maupun duduk sedangkan pengukuran dimensi dinamis merupakan dimensi tubuh

yang diukur dalam kondisi kerja atau adanya pergerakan yang dibutuhkan dalam

suatu kerja (Hari Purrnomo, 2013).

Berikut adalah keterangan dimensi tubuh yang Adapun pengukuran

dimensi statis adalah sebagai berikut :

a. Tinggi badan (Tb) adalah dimensi yang diukur dari dasar lantai sampai

kepala bagian atas secara vertikal dalam posisi berdiri dengan kepala tegak.

b. Tinggi mata berdiri (Tmb) adalah dimensi yang diukur darai lantai sampai

mata subjek secara vertikal dalam posisi berdiri dengan kepala tegak.

c. Tinggi bahu berdiri (Tbb) adalah dimensi yang diukur dari dasar lantai

sampai dengan bahu subjek secara vertikal dalam posisi berdiri.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

14

d. Tinggi siku berdiri (Tsb) adalah dimensi yang diukur dari lantai sampai

bagian bawah siku secara vertikal dalam dalam posisi berdiri.

e. Tinggi pinggul (Tp) adalah dimensi yang diukur dari lantai sampai dengan

pinggul secara vertikal dalam posisi berdiri.

f. Tinggi buku jari berdiri (Tbjb) adalah dimensi yang diukur dari lantai

sampai metakarpal secara vertikal dalam posisi berdiri.

g. Tinggi ujung jari berdiri (Tujb) adalah dimensi yang diukur dari lantai

sampai ujung jari secara vertikal dalam posisi berdiri.

h. Tinggi duduk (Td) adalah dimensi yang diukur dari permukaan tempat

duduk sampai kepala bagian atas secara vertikal dalam posisi duduk tegak.

i. Tinggi mata duduk (Tmd) adalah dimensi yang diukur dari permukaan

tempat duduk samapai mata secara vertikal dalam posisi duduk.

j. Tinggi siku duduk (Tsd) adalah dimensi yang diukur permukaan tempat

duduk sampai dengan bawah siku secara vertikal dalam posisi duduk.

k. Tinggi bahu duduk (Tbd) adalah dimensi yang diukur dari permukaan

tempat duduk sampai bahu bagian atas.

l. Tinggi popliteal (Tpo) adalah dimensi yang diukur dari lutut bagian

belakang secara vertikal dalam posisi duduk.

m. Tinggi lutut (Tl) adalah dimensi yang diukur dari lantai sampai lutut bagian

atas secara vertikal dalam posisi duduk.

n. Panjang paha (Pp) adalah dimensi yang diukur dari lutut bagian luar sampai

pantat secara horizontal dalam posisi duduk.

o. Panjang popliteal pantat (Ppp) yaitu dimensi yang diukur dari lutut bagian

dalam sampai pantat secara horizontal dalam posisi duduk.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

15

p. Lebar bahu (Lb) yaitu dimensi yang diukur terdpat dua pengukuran yaitu

pengukuran deltoid dan akromial. Lebar bahu berdasarkan pengukuran

deltid adalah jarak antara otot deltoid bagian luar kanan dan kiri yang diukur

secara horizontal, sedangkan pengukuran lebar bahu akromial adalah jarak

antara tulang acromial kanan dan kiri yang diukur secara horizontal.

q. Lebar pinggul (Lp) adalah dimensi yang diukur dari pinggul sisi kanan dan

kiri dalam posisi duduk.

r. Jangkauan vertikal duduk (Jvd) yaitu dimensi yang diukur dari alas duduk

sampai ujung jari secara vertikal dalam posisi duduk.

s. Jangkauan vertikal berdiri (jvb) yaitu dimensi yang diukur dari lantai sampai

ujung jari secara vertikal dalam posisi berdiri.

t. Jangkauan horizontal duduk (Jhd) yaitu dimensi yang diukur dari tulang

akromial sampai ujung jari dalam posisiduduk maupun berdiri.

Adapun pengukuran dimensi dinamis adalah sebagai berikut :

a. Panjang badan tengkurap (Pbt) yaitu pengukuran dengan cara badan

tengkurap dengan posisi tangan terlentang kedepan dengan posisi kaki lurus

( diukur dari ujung jari tengah atau kepalan tangan, sesuai kebutuhan)

sampai ujung jari kaki secara horizontal.

b. Tinggi badan tengkurap (Tbt) yaitu dimensi yang diukur sama seperti Pbt,

namun posisi kepala terangkat keatas maksimal (diukur dari lantai sampai

bagian atas kepala secara vertikal).

c. Tinggi badan jongkok (Tbj) yaitu diukur pada posisi jongkok dengan badan

tegak. Kaki kanan atau kiri menumpu pada lantai dan kaki yang lain

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

16

bertumpu pada jari kaki, diukur dari dasar lantai sampai dengan kepala

bagian atas secara vertikal.

d. Panjang badan merangkak (Pbm) yaitu diukur dengan posisi badan

merangkak yang ditopang oleh kedua tungkai bawah dan kedua tangan

(diukur dari kepala bagian depan sampai ujung kaki).

e. Tinggi badan merangkak (Tbm) yaitu pengukuran sama seperti Pbm.Tpm

diukur dari lantai sampai kepala bagian atas pada posisi merangkak.

Dapat dilihat pada Gambar 2.1, Dimensi Tubuh Manusia sebagai berikut :

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

17

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

18

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

19

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

20

Gambar 2.1 Dimensi Tubuh Manusia D1 sampai dengan D36

Sumber: Antropometri Indonesia (2014)

2.3 Pengukuran Data Antropometri

Data antropometri dalam penelitian diperoleh penyususun dari pengukuran

dimensi tubuh karyawan. Adapun data-data ukuran dimensi tubuh yang digunakan

dalam perancangan fasilitas kerja pada bagian kasir dapat dilihat pada Tabel 2.1

berikut:

Tabel 2.1

Dasar Pengambilan Pengukuran Untuk Fasilitas Meja Kerja Ukir

No Data

Pengukuran Keterangan pengukuran

1 Jangkuan horisontal berdiri

(JHB)

Untuk mengukur lebar meja

2 Tinggi siku berdiri (TSB) Untuk mengukur tinggi meja yang akan

dibuat pengukuran dilakukan dari lantai

sampai tinggi siku

3 Lebar bahu Untuk mengukur panjang meja

Sumber : Hari Purrnomo (2013)

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

21

Berdasarkan hasil penejlasan diatas dapat disimpulkan bahwa JHB adalah

untuk mengukur lebar meja, TSB adalah untuk mengukur tinggi meja yang akan

dibuat pengukuran dilakukan dari lantai sampai siku, dan juga LB adalah untuk

panjang meja.

Data antropometri yang diperlukan :

1. Tinggi siku berdiri (TSB) adalah dimensi yang diukur dari lantai sampai

bagian bawah siku secara vertikal dalam dalam posisi berdiri.

2. Jangkauan horisontal berdiri (JHB) yaitu dimensi yang diukur dari lantai

sampai ujung jari secara vertikal dalam posisi berdiri.

3. Lebar bahu (LB) yaitu dimensi yang diukur dari bahu kiri ke bahu kanan.

4. Distribusi Normal dalam Penetapan Data Antropometri

Data Antropometri jelas diperlukan agar rancangan suatu produk bisa sesuai

dengan orang yang akan mengoperasikannnya..

Gambar 2.2 Distibusi normal Sumber : Sri Wignjosoebroto (2000)

Untuk penetapan data antropometri ini, pemakaian distribusi normal akan

umum diterapkan, seperti pada Gambar 2.2 diatas yang merupakan distribusi

normal apabila kita akan mempergunakan ukuran dengan persentil 95th

dalam

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

22

sebuah perancangan. Dalam statistik, distribusi normal dapat diformulasikan

berdasarkan harga rata-rata (mean, x ) dan simpangan standardnya (standard

deviation) dari data yang ada. Dengan persentil, maka yang dimaksud disini

adalah suatu nilai yang menunjukkan presentase tertentu dari orang yang memiliki

ukuran pada atau dibawah nilai tersebut. Pemakaian nilai-nilai yang umum

diaplikasikan dalam perhitungan data antropometri dapat dijelaskan dalam Tabel

2.2.

Tabel 2.2 Macam Perhitungan Persentil

Presentil Perhitungan

Presentil ke-1

Presentil ke-2,5

Presentil ke-5

Presentil ke-10

Presentil ke-50

Presentil ke-90

Presentil ke-95

Presentil ke-97,5

Presentil ke-99

x - 2,325 x

x - 1,96 x

x - 1,645 x

x - 1,28 x

x

x + 1,28 x

x + 1,645 x

x + 1,96 x

x + 2,325 x

Sumber : Bambang Suhardi (2015)

3.4 Kajian Tentang Nordic Body Map

Ada beberapa cara telah diperkenalkan dalam melakukan evaluasi ergonomi

untuk mengetahui tekananfisik dengan resiko keluhan otot skeletal. Salah satu alat

ukur ergonomi sederhana yang dapat digunakan untuk mengenali sumber

penyebab keluhan muskuloskelental adalah nordic body map. Melalui Nordic

body map dapat diketahui bagian-bagianotot yang mengalami keluhan dengan

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

23

tingkat keluhan mulai dari rasa tidak nyaman (sakit) sampai dengan sangat sakit.

Nordic body map ini dipakai untuk mengetahui keluhan-keluhanyang dirasakan

oleh pekerja. Kuisoner ini diberikan sebelum dan setelah melakukan pekerjaan

(Bambang Suhardi 2015:35). Kuisoner nordic body map dapat dilihat pada Tabel

2.3.

Tabel 2.3 Nordic Body Map

Sumber data: Tarwaka (2015)

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

24

3.5 Kajian Tentang Cumulative Trauma Disorder

Cumulative Trauma Disorder (CTD) dapat diterjemahkan sebagai

kerusakan-keruskan kecil akibat trauma berulang yang membentuk kerusakan

yang cukup besar dan menimbulkan rasa sakit. Hal ini sebagai akibat penumpukan

cedera kecil yang setiap kali tiak sembuh total dalam jangka waktu tertentu yang

bias pendek dan bias lama, tergantung dari berat ringannya trauma setiap hari,

yang diekspresikan sebagai rasa nyeri, kesemutan, bengkak dan gejala lainnya.

Gejala CTD biasanya muncul pada jenis pekerjaan yang monoton, sikap

kerja yang tidak alamiah,penggunaan atau pengerahan otot yang melebihi

kemampuannya. Biasanya gejala yang muncul dianggap sepele atau dianggap

tidak ada (Bambang Suhardi 2015:27).

3.6 Pengujian Data

a. Pengujian Data dengan Menggunakan software SPSS

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17.

Dalam pengujian menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, adapun

prosedur pengujian adalah sebagai berikut :

a. Hipotesis :

H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

b. Statistik uji : Uji Kolmogorof-Smirnov

c. = 0,05

d. Daerah kritis : H0 ditolak jika Sig. <

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

25

2. Uji Keseragaman Data

Langkah pertama dalam test keseragaman data adalah menghitung

besarnya rata-rata setiap observasi. Untuk nilai rata-rata dapat dihitung

sebagai berikut :

x = n

xn

i

i1 ..................................( Barnes, Ralph M., 1980)

Dimana :

x : nilai rata-rata

x : data hasil pengukuran

n : banyaknya pengukuran yang dilakukan

3. Standar Deviasi

Langkah selanjutnya adalah menentukan standar deviasi, besarnya

standar deviasi dapat dihitung sebagai berikut :

2

1

1

)(

n

xxn

i

i

...............................(Hakim N, Arman, 2005)

Dimana :

σ : standar deviasi

x : data hasil pengukuran

x : nilai rata-rata

n : banyaknya pengukuran dilakukan

Selanjutnya adalah menentukan batas kendali atas (BKA) dan batas

kendali bawah (BKB) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

BKA = x + k.σ .....................( Nurmianto, Eko, 1998.)

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

26

BKB = x – k.σ ......................( Purnomo, Hari. 2003.)

Dimana :

x : Rata-rata data hasil pengamatan

σ : Standar deviasi

k : Harga indeks yang besarnya tergantung convidence level, yaitu

jika :

CL = 68% - 94,99%, maka k = 1

CL = 95% - 98,99%, maka k = 2

CL = 99% - 100%, maka k = 3

4. Uji Kecukupan Data

Test kecukupan data dilakukan dengan menggunakan rumus

persamaan sebagai berikut :

2

n

1j

j

2n

1j

j

n

1j

2

j

)x(

)x()xN(s

k

'

N ................(Santoso S. 2003 )

Dimana :

x : data hasil pengukuran

N : Banyaknya pengukuran

S : Tingkat kepercayaan

k : Harga indeks yang besarnya tergantung confidence level, yaitu

jika :

CL = 68% - 94,99%, maka k = 1

CL = 95% - 98,99%, maka k = 2

CL = 99% - 100%, maka k = 3

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

27

3.7 Kajian Literatur

Adalah penulisan atau penelitian sebelumya sebagai tolak ukur penyusun

terhadap kasus yang diangkat.

1. Eko Prasetyo, Agri Suwandi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Pancasila, Jakarta pada tahun 2011 dengan judul rancangan kursi pekerja

SPBU yang ergonomis dengan menggunakan pendekatan antropometri

memiliki kesimpulan penambahan fasilitas kerja berupa kursi dinilai sangat

membantu pekerja, karena pada saat duduk berat badan pekerja yang

terkonsentrasi pada lutut, paha dan punggung bagian bawah akan ditopang

oleh dudukan kursi. Dengan adanya penyangga berupa dudukan kursi

tersbut, berat badan pekerja akan tersebar merata sepanjang dudukan kursi.

Dengan demikian keteganganan otot yang terjadi pada area kaki tidak terjadi

lagi.

2. Agung Santoso, Benedikta Anna, Annisa Purbasari Teknik Industri,

Universitas Riau Kepulauan Batam pada tahun 2014 dengan judul

perancangan ulang kursi antropometri untuk memenuhi standar pengukuran

memiliki kesimpulan kursi antropometri dapat digunakan oleh mahasiswa

untuk melakukan pengukuran 21 dimensi antropometri sesuai standar

pengukuran. Waktu pengukuran untuk 6 dimensi antropometri dengan

menggunakan kursi rancangaan baru didapat rata-rata sebesar 4 menit 16

detik efisensi 76,87 % dari kursi rancangan lama.

3. Agung Kristanto, Dianasa Adhi Saputra Teknik Indutri pada tahun 2011

dengan judul perancangan meja dan kursi yang ergonomis pada stasiun kerja

pemotongan sebagai upaya peningkatan produktivitas memiliki kesimpulan

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1561/3/BAB II.pdf · cidera dan penyakit akibat kerja, menurukan beban fisik dan mental ... Lebar pinggul (Lp) adalah

28

dengan penerapan antropometri ukuran tubuh manusia dalam merancanag

fasilitas kerja meja dan kusi pada stasiun kerja pemotongan ternyata dapat

berpengaruh dalam merubah posisi serta kenyamanan kerja pekerja yang

semula dengan kondisi kerja duduk dikursi yang terlalu kecil/dingklik tanpa

meja dengan posisi kerja kaki tertekuk dan badan membungkuk menjadi

duduk pada kursi yang sesuai dengan ukuran tinggi popliteal pekerja. pada

proses pengujian kelayakan perancangan fasilitas meja dankursi kerja,

diperoleh hasil kuisoner dari 3 pekerja yang merasakan kenyamanan pada

bagian punggung, sebanyak 3 responden pada bagian pinggang, sebanyak 3

responden pada bagian pantat, sebanyak 3 responden dibagian paha,

sebanyak 3 responden dibagian lengan, sebanyak 3 responden pada bagian

lutut, pada bagian betis sebanyak 3 responden. Perancangaan meja dan kursi

fasilitas kerja dapat berpengaruh terhadap waktu baku danoutput standar

untuk penyelesian pemotongan. kondisi awal sebelum perancangan waktu

baku sebesar 9,0848 detik/unit dan output satndar 396 unit/jam, sedangkan

setelah perancangan waktu baku sebesar 7,6766 detik/unit output standar

468 unit/jam, hal tersebut berarti peningkatan output sebanyak 72 unit/jam

dan produktivitas sebesar 18,18 %.