30
5 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Teknik Informatika Secara umum teknik informatika (computer science) adalah ilmu yang mempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi. Teknik informatika juga mencakup teknik-teknik praktis untuk implementasi dan aplikasi ke dalam sistem komputer. (Comer, Gries, Mulder, Tucker, Turner, & Young, 1989) 2.1.1. Taksonomi Teknik Informatika IEEE Computer Society mengelompokkan kata kunci teknik informatika berdasarkan Association for Computer Machinary (IEEE Computer Society). Berikut adalah taksonomi kata kunci utamanya: 1. Literatur umum 2. Piranti Keras 3. Organisasi Sistem Komputer 4. Piranti Lunak / Rekayasa Piranti Lunak 5. Data 6. Teori Komputasi 7. Matematika Komputasi 8. Sistem dan Teknologi Informasi 9. Metodologi Komputasi 10. Aplikasi Komputer

BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

  • Upload
    vuhuong

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

5

BAB II. LANDASAN TEORI

2.1. Teknik Informatika

Secara umum teknik informatika (computer science) adalah ilmu yang

mempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi. Teknik

informatika juga mencakup teknik-teknik praktis untuk implementasi dan

aplikasi ke dalam sistem komputer. (Comer, Gries, Mulder, Tucker, Turner, &

Young, 1989)

2.1.1. Taksonomi Teknik Informatika

IEEE Computer Society mengelompokkan kata kunci teknik informatika

berdasarkan Association for Computer Machinary (IEEE Computer Society).

Berikut adalah taksonomi kata kunci utamanya:

1. Literatur umum

2. Piranti Keras

3. Organisasi Sistem Komputer

4. Piranti Lunak / Rekayasa Piranti Lunak

5. Data

6. Teori Komputasi

7. Matematika Komputasi

8. Sistem dan Teknologi Informasi

9. Metodologi Komputasi

10. Aplikasi Komputer

Page 2: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

6

11. Computing Milieux

Taksonomi teknik informatika dijelaskan lebih lengkap pada lampiran

bersama dengan hasil pengumpulan data.

2.2. Data Mining

Menurut Vercellis istilah data Mining merujuk pada keseluruhan proses

yang terdiri dari pengumpulan dan analisis data, pengembangan model

pembelajaran induktif dan adopsi praktek pengambilan keputusan serta

konsekuensi dari tindakan berdasarkan pengetahuan yang diperoleh (Vercellis,

2009, p. 77).

Kegiatan data mining dapat dibagi menjadi dua bagian utama penelitian,

sesuai dengan tujuan utama dari analisisnya yaitu interpretasi dan prediksi

(Vercellis, 2009, p. 78).

- Interpretasi. Tujuan interpretasi adalah untuk megindentifikasi pola-

pola teratur dalam data dan untuk mengekspresikannya melalui aturan

dan kriteria yang dapat dengan mudah dipahami oleh para alhi dalam

domain aplikasi. Sebagai contoh, untuk sebuah perusahaan di industri

ritel mungkin akan menguntungkan apabila bisa mengelompokkan para

pelanggan yang setia berdasarkan profil pembelanjaan mereka. Segmen

yang dihasilkan dengan cara ini terbukti berguna dalam

mengidentifikasi relung pasar baru dan mengarahkan promosi

pemasaran perusahaan di masa depan.

Page 3: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

7

- Prediksi. Tujuan dari prediksi adalah untuk mengantisipasi nilai

dimana variabel acak akan mengasumsikan masa depan atau

memperkirakan kemungkinan kejadian di masa depan. Sebagai contoh,

sebuah perusahaan retail dapat memprediksikan penjualan produk

tertentu untuk minggu-minggu berikutnya. Sebagian besar teknik data

mining berasal dari nilai sekumpulan variabel yang berkaitan dengan

entity di dalam database. Sebagai contoh, model data mining dapat

menunjukkan bahwa kemungkinan seorang pelanggan akan melakukan

pembelian lagi di masa depan tergantung pada fitur-fitur seperti usia,

pekerjaan, dan lain-lain.

2.2.1. Aplikasi Data Mining

Data mining dapat diterapkan pada berbagai domain, dari kontrol proses

pemasaran dan manufaktur sampai kepada pembelajaran faktor risiko dalam

diagnosis medis, dari evaluasi efektivitas obat baru sampai deteksi penipuan

(Vercellis, 2009, p. 81).

- Pemasaran

Beberapa aplikasi yang berhubungan dengan pemasaran adalah:

• Identifikasi segmen pelanggan untuk mengarahkan promosi ke

target yang benar.

• Prediksi tingkat tanggapan positif pelanggan terhadap promosi

pemasaran.

• Interpretasi dan pemahaman perilaku pembelian pelanggan.

• Analisis keranjang pasar (market basket analysis)

Page 4: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

8

- Deteksi Penipuan

Penipuan dapat mempengaruhi industri yang berbeda seperti telepon,

asuransi (klaim palsu) dan perbankan (penggunaan kartu kredit dan cek

bank secara ilegal)

- Evaluasi Risiko

Tujuan dari analisis risiko adalah untuk memperkirakan risiko yang

berhubungan dengan keputusan masa depan. Misalnya, dengan

menggunakan pengamatan terakhir yang tersedia, sebuah bank dapat

mengembangkan model prediksi untuk menentukan apakah tepat untuk

memberikan pinjaman uang atau kredit rumah, berdasarkan

karakteristik pemohon.

- Text Mining

Data mining dapat diterapkan untuk berbagai jenis teks, yang mewakili

data tidak terstruktur, dengan tujuan untuk mengklasifikasikan artikel,

buku, dokumen, email, dan halaman web. Contohnya adalah mesin

pencari web. Aplikasi teks lainnya adalah penyaring pesan email.

- Pengenalan Citra

Klasifikasi gambar digital, baik statis maupun dinamis, adalah sebuah

subyek yang menarik baik untuk kepentingan teoritis dan aplikasi. Hal

ini berguna untuk mengenali karakter tulisan, membandingkan dan

mengidentifikasi wajah manusia, serta deteksi perilaku mencurigakan

melalui kamera video pengawas.

Page 5: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

9

- Web Mining

Web mining dapat berguna untuk analisis situs e-commerce, dimana

menawarkan pengetahuan mengenai halaman yang paling populer.

- Diagnosis Medis

Model pembelajaran adalah alat bantu dalam bidang medis untuk

deteksi dini penyakit berdasarkan hasil pengujian klinis. Analisis citra

untuk tujuan diagnosis adalah salah satu bidang penelitian yang saat ini

sedang berkembang.

2.2.2. Metodologi Analisis Data Mining

Menurut Vercellis, ada tujuh kegiatan dasar data mining (Vercellis, 2009,

p. 90), yaitu:

- Karakterisasi dan Diskriminasi

Sebelum mengembangkan model klasifikasi, ada baiknya melakukan

analisis eksplorasi. Tujuannya ada dua. Yang pertama adalah untuk

mendapatkan karakterisasi dengan cara membandingkan distribusi dari

nilai-nilai atribut yang dimiilki oleh kelas yang sama. Yang ke dua

adalah untuk mendeteksi perbedaan melalui perbandingan distribusi

dari nilai-nilai atribut yang dimiliki oleh kelas yang berbeda.

- Klasifikasi

Teknik klasifikasi merupakan teknik yang paling umum digunakan

untuk data mining. Klasifikasi melihat perilaku dan atribut kelompok

yang telah ditentukan. Data mining dapat menetapkan klasifikasi data

baru dengan memeriksa data yang sudah diklasifikasian dan

Page 6: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

10

menggunakan hasil tersebut untuk menyimpulkan suatu set aturan.

Aturan ini kemudian akan diterapkan pada data yang yang akan

diklasifikasikan. Teknik ini sering menggunakan induksi yang terawasi

yaitu mempekerjakan pelatihan kecil set catatan yang sudah

diklasifikasikan untuk menentukan klasifikasi tambahan. Contohnya

adalah untuk menemukan karakteristik pelanggan yang akan atau tidak

akan membeli produk jenis tertentu. Beberapa algoritma klasifikasi

adalah decision trees, jaringan syaraf, dan Naïve Bayes.

- Regresi

Tidak seperti klasifikasi yang ditujukan untuk target yang terpisah

regresi digunakan saat variabel sasaran memiliki nilai kontinu. Regresi

digunakan untuk memetakan data dengan prediksi atribut bernilai real.

Misalnya untuk memprediksi jumlah penjualan produk baru atau

memprediksi kecepatan memutar (wind velocities) pada fungsi

temperature dan tekanan udara.

- Time Series

Terkadang atribut target berkembang dari waktu ke waktu dan oleh

karena itu berhubungan dengan sumbu waktu. Misalnya, penjualan

mingguan suatu produk dalam waktu 2 tahun mengandung 104

pengamatan.

- Asosiasi

Teknik data mining ini digunakan untuk mengidentifikasi perilaku dari

suatu peristiwa atau proses tertentu. Penemuan asisiasi menghubungkan

kejadian dalam peristiwa tunggal. Contohnya, pria yang membeli kopi

Page 7: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

11

dengan merek premium tiga kali lebih mungkin untuk membeli rokok

yang mereknya impor dibanding pria yang hanya membeli kopi degan

merek standar. Penemuan asosiasi berdasarkan aturan berikut: “Jika

item A adalah bagian dari suatu kejadian, maka X persen dari waktu

(faktor keyakinan), item B adalah bagian dari kejadian yang sama.”.

Contohnya adalah sebagai berikut:

• Jika pelanggan membeli makanan ringan, maka 85 persen

kemungkinan bahwa pelanggan tersebut akan membeli minuman

ringan atau bir.

• Jika sesorang membeli tiket penerbangan untuk keluarganya, maka

85 persen kemungkinan bahwa dia akan menyewa mobil ukuran

besar untuk ke lokasi liburan.

Dengan bantuan pemindai, toko retail menggunakan teknik data mining

ini untuk menemukan pola pembelian toko grosir. Karena konteksnya

seperti sebuah toko grosir, asosiasi kadang-kadang disebut dengan

analisis keranjang pasar (market basket analysis) (Moss & Atre, 2003,

p. 388).

- Clustering

Teknik clustering digunakan untuk menemukan kelompok yang

berbeda dalam data. Clustering serupa dengan klasifikasi, hanya saja

kelompok-kelompok tersebut belum didefinisikan pada saat

menjalankan tool data mining. Teknik clustering yang sering digunakan

adalah jaringan syaraf tiruan atau metode statistika. Clustering

Page 8: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

12

digunakan untuk mendeketeksi masalah seperti cacat manufaktur atau

kelompok afinitas untuk kartu kredit.

- Deskripsi dan Visualisasi

Tujuan dari data mining terkadang adalah untuk memberikan

representasi yang sederhana dan ringkas dari informasi yang tersimpan

dalam dataset yang besar. Berbeda dengan clustering dan asosisasi,

analisis deskriptif tidak melakukan pengelompokkan atau pembagian

dalam dataset. Sebuah deskripsi singkat mengenai dataset yang besar

sangat membantu, dan mungkin juga menjelaskan pola-pola

tersembunyi dalam data.

2.2.3. Time Series

Time series adalah suatu himpunan pengamatan yang dibangun secara beru-

rutan dalam waktu. Waktu atau periode yang dibutuhkan untuk melakukan suatu

peramalan itu biasanya disebut sebagai lead time yang bervariasi pada tiap

persoalan.

Berdasarkan himpunan pengamatan yang tersedia maka time series

dikatakan kontinu jika himpunan pengamatan tersebut adalah kontinu dan

dikatakan diskrit bila himpunan pengaamatan tersebut juga diskrit. Dalam time

series diskrit. interval waktunya seragam seperti, menit, jam, hari, minggu, bulan,

kwartal atau tahunan (Vercellis, 2009, p. 187).

Contohnya time series digunakan untuk memprediksi konsumsi

penggunaan industri. Gambar 2.1 menunjukkan konsumsi listrik di Italia

dinyatakan dalam puluhan juta kilowatt per jam, direkam setiap dua bulan dari

dua bulan pertama tahun 1998 sampai dua bulan ke enam tahun 2003.

Page 9: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

13

Gambar 2.1 – Time Series Konsumsi Listrik Itali

Tiga komponen time series dibagi menjadi tiga yaitu: tren, musiman, dan

random noise.

- Tren. Komponen tren jangka panjang menggambarkan perilaku rata-

rata dari waktu ke waktu, dan trennya dapat meningkat, menurun, atau

statis. Usaha yang dibuat untuk perkiraan tren time series dilambangkan

dengan Mt, menggunakan fungsi sederhana dari bentuk linier,

polinomial, eksponensial, dan logaritma.

- Musiman. Komponen musiman dilambangkan dengan Qt, yaitu hasil

gelombang fluktuasi jangka pendek dari frekuensi yang muncul dalam

time series tertentu.

- Random Noise. Adalah komponen fluktuasi dari time series yang

digunakan untuk mewakili semua variasi yang tidak beraturan dalam

data yang tidak bisa dijelaskan oleh komponen lainnya.

2.2.4. Algoritma Prediksi

Berikut ini adalah algoritma yang sering digunakan untuk melakukan

prediksi time series (Singh & Balasundaram, 2007):

65707580859095

100105

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

Page 10: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

14

- ARIMA

Model ARIMA merupakan penggabungan dari dua metode yaitu

Autoregressive dan Moving Average. ARIMA mencari pola yang

paling cocok dalam kesatuan waktu dengan menggunakan nilai masa

lalu, dan meramalkan pola masa depan dalam jangka pendek. ARIMA

cocok jika observasi time series secara statistik berhubungan satu sama

lain.

- Support Vector Regression

Support Vector Regression (SVR) merupakan Support Vector Machines

(SVM) untuk regresi yang merepresentasikan fungsi dengan sebagian

training data, yang biasa disebut support vectors. Implementasi SVM

untuk prediksi time series menunjukkan performance yang sangat baik.

- Jaringan Syaraf Tiruan

Jaringan syaraf tiruan terdiri atas sejumlah proses yang sangat

sederhana yang disebut dengan node atau simpul. Simpul ini analog

dengan neuron yang ada di otak manusia. Kumpulan simpul–simpul

yang membentuk suatu konfigurasi tertentu dikenal sebagai jaringan

syaraf tiruan. Jaringan syaraf tiruan terdiri atas lapisan input dan output.

Tetapi ada juga yang mempunyai lapisan tersembunyi diantara lapisan

input dan output. Karakteristik jaringan syaraf tiruan ditentukan oleh

pola hubungan antara neuron-neuronnya yang biasanya disebut

arsitektur/topologi jaringan, metode penentuan bobot sambungannya

(pelatihan jaringan) dan fungsi aktivasinya. (Eliyani, 2007) melakukan

Page 11: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

15

peramalan harga saham perusahaan dengan menggunakan jaringan

syaraf tiruan dan akaike information criterion.

Algortima lainnya yang digunakan untuk prediksi antara lain:

- Decision Tree

Decision tree adalah sebuah diagram alur dengan struktur seperti pohon.

Setiap node berisi menandakan suatu tes pada atribut. Setiap cabang

mewakili hasil tes. Node daun merepresentasikan kelas distribusi.

Struktur decision tree menunjukkan aturan “jika-maka” (bukan

persamaan matematika) sehingga hasilnya mudah untuk ditafsirkan.

Penelitian decision tree berkembang di bidang-bidang seperti rekayasa,

bisnis, kedokteran dan pendidikan. Fang dan Lu mengembangkan

model decision tree unruk memprediksi kinerja siswa dalam dinamika

teknik (Fang & Lu, 2009).

- Naive Bayes

Naive bayes merupakan teknik sederhana yang sangat cocok saat

dimensi dari input tinggi. Meskipun sederhana, naive bayes seringkali

dapat mengungguli metode klasifikasi yang lebih canggih. Aturan naive

bayes merupakan dasar dari banyak machine learning dan metode data

mining. Aturan naive bayes digunakan untuk membuat model dengan

kemampuan prediksi. Algoritma ini digunakan saat:

• Dimensi dari input tinggi

• Atributnya tidak bergantung satu sama lain

• Ingin output yang lebih efisien

Page 12: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

16

G.Subbalakshmi et al. menggunakan algoritma naive bayes dalam

sistem pendukung keputusan prediksi penyakit jantung

(G.Subbalakshmi, Ramesh, & Rao, 2011).

- Logika Fuzzy

Logika fuzzy merupakan sebuah metodologi sistem kontrol

penyelesaian masalah yang cocok diimplementasikan dalam sistem,

mulai dari sistem yang sederhana, kecil, embedded micro-controllers,

hingga yang besar, jaringan, multi chanel PC dan sistem kontrol. Logika

fuzzy menyediakan sebuah cara yang sederhana untuk mendapatkan

kesimpulan berdasarkan informasi yang kabur, ambigu, tidak tepat atau

bahkan yang hilang. Umumnya, logika fuzzy adalah metode cukup

efektif untuk sistem yang model matematikanya tidak diketahui atau

tidak dapat dibuat (Aydin, Karakose, & Akin, 2009). Penggunaan

logika fuzzy untuk prediksi telah banyak digunakan, seperti prediksi

pemesanan hotel (Hoekstra, 2010) dan prediksi penggunaan bandwidth

(Din & Fisal, 2008).

2.3. Jaringan Syaraf Tiruan

Jaringan syaraf tiruan (JST) telah secara luas diterapkan untuk klasifikasi

pola dan masalah regresi. Alasan utama keberhasilan dari JST adalah

kemampuannya dalam memperoleh fungsi model perkiraan non-linier yang

menggambarkan hubungan antara variabel dependen dan independen dengan

menggunakan input sampel yang diberikan (Singh & Balasundaram, 2007).

Page 13: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

17

2.3.1. Arsitektur Jaringan

Ada beberapa arsitektur jaringan syaraf, antara lain (Kusumadewi, 2003, p.

212):

- Jaringan dengan lapisan tunggal (single layer net)

Jaringan dengan lapisan tunggal hanya memiliki satu lapisan dengan

bobot-bobot terhubung. Jaringan ini hanya menerima input kemudian

secara langsung akan mengolahnya menjadi output tanpa harus melalui

lapisan tersembunyi.

Gambar 2.2 – Arsitektur Jaringan dengan Lapisan Tunggal

Gambar 2.2 menunjukkan arsitektur jaringan dengan lapisan tunggal.

Lapisan input memiliki tiga neuron, yaitu X1, X2 dan X3. Sedangkan

pada lapisan output memiliki dua neuron yaitu Y1 dan Y2. Neuron-

Lapisan Input

Lapisan Output

Nilai Output

Nilai Input

w11 w12 w21 w22

w31 w32 Matriks Bobot

X1 X2 X3

Y1 Y2

Page 14: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

18

neuron pada kedua lapisan saling berhubungan. Seberapa besar

hubungan antara 2 neuron ditentukan oleh bobot yang bersesuaian.

Semua unit input akan dihubungkan dengan setiap unit output.

- Jaringan dengan banyak lapisan (multi layer net)

Jaringan dengan banyak lapisan memiliki satu atau lebih lapisan yang

terletak di antara lapisan input dan lapisan output. Umumnya ada

lapisan bobot-bobot yang terletak antara dua lapisan tersebut. Gambar

2.3 menunjukkan arsitektur jaringan dengan banyak lapisan.

Gambar 2.3 – Arsitektur Jaringan dengan Banyak Lapisan

Nilai Output

Lapisan Output

Lapisan Input

Lapisan Tersembunyi

Nilai Input

v11 v12 v21 v22

v31 v32 Matriks Bobot Pertama

X1 X2 X3

Z1 Z2

Y

w1 w2

Matriks Bobot Ke Dua

Page 15: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

19

- Jaringan dengan lapisan kompetitif (competitive layer net)

Merupakan jenis jaringan saraf yang memiliki bobot yang telah

ditetapkan dan tidak memiliki proses pelatihan. Digunakan untuk

mengetahui neuron pemenang dari sejumlah neuron yang ada. Nilai

bobot untuk diri sendiri tiap neuron adalah 1, sedangkan untuk neuron

lain adalah bobot random negatif. Gambar 2.4 menunjukkan salah satu

contoh arsitektur jaringan dengan lapisan kompetitif yang memiliki

bobot - η

Gambar 2.4 – Arsitektur Jaringan dengan Lapisan Kompetitif

2.3.2. Fungsi Aktivasi

Ada beberapa fungsi aktivasi yang sering digunakan dalam jaringan saraf

tiruan, antara lain:

- Fungsi Undak Biner (Hard Limit)

Jaringan dengan lapisan tunggal sering menggunakan fungsi undak

(step function) untuk mengkonversikan input dari suatu variabel yang

bernilai kontinu ke suatu output biner yaitu 0 atau 1 (Gambar 2.5).

Fungsi undak biner (hard limit) dirumuskan sebagai berikut:

-η -η

A1

Ai

Am

Aj

-η -η

Page 16: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

20

0, 01, 0

Gambar 2.5 – Fungsi Undak Biner (Hard Limit)

- Fungsi Nilai Ambang (Threshold)

Fungsi undak biner dengan menggunakan nilai ambang sering juga

disebut dengan nama fungsi nilai ambang (threshold) atau fungsi

Heaviside (Gambar 2.6). Fungsi undak biner (dengan nilai ambang θ)

dirumuskan sebagai berikut:

0, θ1, θ

Gambar 2.6 – Fungsi Undak Biner (Threshold)

- Fungsi Linier

Fungsi linear memiliki nilai output yang sama dengan nilai inputnya

(Gambar 2.7). Fungsi linear dirumuskan sebagai:

θ

y

x

1

0

y

x

1

0

Page 17: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

21

Gambar 2.6 – Fungsi Linier

- Fungsi Sigmoid

Fungsi dengan kurva berbentuk huruf S. Setiap nilai x dipetakan ke

dalam interval 0 sampai 1dinamakan fungsi sigmoid biner. Sedangkan

output yang memiliki rentang antara -1 sampai 1 disebut sigmoid tan.

Fungsi sigmoid biner dirumuskan sebagai berikut:

dengan: 1

Fungsi sigmoid tan dirumuskan sebagai berikut:

dengan: 1 1

2.3.3. Metode Pembelajaran

JST sering diklasifikasikan ke dalam pembelajaran terawasi (supervised

learning) dan tidak terawasi (unsupervised learning) berdasarkan metode

pembelajarannya (Cho, Chun, & Lee, 2007). Metode pembelajaran pada jaringan

syaraf disebut terawasi jika output yang diharapkan telah diketahui sebelumnya.

-1

-1

1

y

x

1

0

Page 18: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

22

Sedangkan metode pembelajaran yang tidak terawasi tidak memerlukan target

output.

Algoritma berikut ini merupakan metode pembelajaran JST yang terawasi

(Kusumadewi, 2003, p. 224).

- Perceptron

Perceptron biasanya digunakan untuk mengklasfikasikan suatu tipe pola

tertentu yang sering dikenal dengan pemisahan secara linear. Pada

dasarnya, perceptron pada jaringan syaraf dengan satu lapisan memiliki

bobot yang bisa diatur dan suatu nilai ambang (threshold). Algortima

yang digunakan oleh aturan perceptron ini akan mengatur parameter-

parameter bebasnya melalui proses pembelajaran.

- Backpropagation

Backpropagation merupakan algoritma pembelajaran yang terawasi dan

biasanya digunakan oleh perceptron dengan banyak lapisan untuk

mengubah bobot-bobot yang terhubung dengan neuron-neuron yang ada

pada lapisan tersembunyinya. Algoritma backpropagation

menggunakan error output untuk mengubah nilai bobot-bobotnya dalam

arah mundur (backward). Untuk mendapatkan error ini, tahap

perambatan maju (forward propagation) harus dikerjakan terlebih

dahulu. Pada saat perambatan maju, neuron-neuron diaktifkan dengan

menggunakan fungsi aktivasi sigmoid, yaitu:

1

1

Page 19: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

23

Aristektur jaringan backpropagation dapat dilihat pada Gambar 2.7 di

bawah ini.

Gambar 2.7 – Arsitektur Jaringan Backpropagation

Salah satu algoritma untuk pembelajaran JST yang tidak terawasi adalah

jaringan kohonen. Pada jaringan ini, suatu lapisan yang berisi neuron-neuron

akan menyusun dirinya sendiri berdasarkan input nilai tertentu dalam suatu

kelompok yang dikenal dengan istilah cluster. Selama proses penyusunan diri,

cluster yang memiliki vektor bobot paling cocok dengan pola input yaitu yang

memiliki jarak paling dekat akan terpilih sebagai pemenang. Neuron yang

menjadi pemenang beserta neuron-neuron tetangganya akan memperbaiki bobot-

bobotnya.

W21

V32

V31

V11

V22

V21

V12

X1

X2

X3

Y1

Y2

Y3

Z1

Z2

W23

W22

W11

W13

W12

Page 20: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

24

2.4. Extreme Learning Machine

Extreme learning machine merupakan jaringan syaraf tiruan feedforward

dengan satu hidden layer atau lebih dikenal dengan istilah single hidden layer

feedforward neural network (Sun, Choi, Au, & Yu, 2008).

Tingkat pembelajaran jaringan syaraf feed-forward (feed-forward neural

network - FFNN) lebih banyak mengkonsumsi waktu. Menurut Huang et al. ada

dua alasan kenapa ini bisa terjadi, pertama adalah karena penggunaan algoritma

pembelajaran dengan gradien yang lambat untuk pelatihan jaringan syaraf dan

yang ke dua adalah karena tuning berulang dari parameter jaringan karena

algoritma ini. Untuk mengatasi masalah ini, Huang et al. mengajukan sebuah

algoritma pembelajaran yang dinamakan extreme learning machine (ELM) untuk

jaringan syaraf single hidden layer feed-forward (SLFNs) yang memilih secara

acak bobot input dan secara analitik menentukan bobot output SLNFs. Huang et

al. menyatakan “Secara teori, algoritma ini cenderung memberikan kinerja

generalisasi terbaik pada kecepatan pembelajaran yang sangat cepat.” (Huang,

Zhu, & Siew, 2004).

ELM memiliki fitur yang menarik dan signifikan, berbeda dengan algoritma

pembelajaran berbasiskan gradien yang populer untuk jaringan syaraf feed-

forward. Fitur yang dimaksud adalah sebagai berikut (Huang, Zhu, & Siew,

2006):

- Kecepatan belajar ELM sangat cepat. Dalam simulasi yang dilaporkan

dalam literatur, fase pembelajaran ELM dapat diselesaikan dalam

hitungan detik untuk banyak aplikasi. Sebelumnya, tampaknya ada

penghalang kecepatan virtual yang sebagaian besar algortima

Page 21: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

25

pembelajaran klasik tidak dapat menembusnya. Bukan hal yang tidak

biasa lagi kalau pelatihan jaringan syaraf feed-forward yang

menggunakan algorima pembelajaran klasik memerlukan waktu yang

cukup lama bahkan untuk aplikasi yang sederhana.

- ELM memiliki kinerja geneneralisasi yang lebih baik dibandingkan

pembelajaran berbasiskan gradien, seperti backpropagation dalam

kebanyakan kasus. Algoritma pembelajaran klasik berbasiskan gradien

dan beberapa algoritma pembelajaran lainnya menghadapi beberapa

masalah seperti minima lokal, tingkat pembelajaran yang tidak tepat,

dan lain-lain. Untuk menghindari masalah ini, beberapa metode seperti

peluruhan bobot dan metode pemberhentian lebih awal sering

digunakan pada algoritma klasik ini.

- ELM cenderung untuk mencapai solusi sederhana tanpa masalah sepele

seperti itu. Algoritma pembelajaran ELM terlihat jauh lebih sederhana

dari algoritma pembelajaran jaringan syaraf feed-forward kebanyakan.

Tidak seperti algoritma pembelajaran berbasiskan gradien yang hanya

bekerja untuk fungsi aktivasi terdiferensiasi, algortima ELM dapat

digunakan untuk melatih SLFNs dengan banyak fungsi aktivasi yang

tidak terdiferensiasi.

Page 22: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

26

2.4.1. Cara Kerja Algoritma ELM

Gambar 2.8 merupakan struktur dari ELM (Huang, Zhu, & Siew, 2004).

Gambar 2.8 – Struktur ELM

Metode ELM mempunyai model matematis yang berbeda dari jaringan

syaraf tiruan feedforward. Model matematis dari ELM lebih sederhana dan

efektif. Berikut ini adalah model matematis dari ELM. Untuk N jumlah sampel

yang berbeda (Xi, ti)

, , … , (1)

, , … , (2)

Standar SLFNs dengan jumlah node tersembunyi sebanyak N dan fungsi

aktivasi g(x) dapat digambarkan secara matematis sebagai berikut:

∑ ∑ . (3)

Dimana:

J = 1, 2, …, N

Xi1 Xi2 XiN

β

w

Input Layer

Hidden Layer

Output Layer

Page 23: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

27

Wi = (Wi1, Wi2, … , Win)T merupakan vektor dari bobot (weight) yang

menghubungkan ith node tersembunyi dan

node input.

βi = (βi1, βi2, … , βin)T merupakan vektor bobot (weight vector)

yang menghubungkan ith node tersembunyi

dan node output.

bi threshold dari ith node tersembunyi

wixj merupakan inner produk dari wi dan xj

SLFNs dengan N hidden nodes dan activation function g ( x ) diasumsikan

dapat memperkirakan dengan tingkat error 0 atau dapat dinotasikan sebagai

berikut:

∑ o sehingga (4)

∑ . (5)

Persamaan [5] dapat dituliskan secara sederhana sebagai berikut:

(6)

, … , , , … , , , … ,

. .

. . (7)

(8)

(9)

H pada persamaan [7] di atas adalah layar tersembunyi output matriks.

. menunjukkan output dari neuron tersembunyi yang berhubungan

Page 24: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

28

dengan input . merupakan matriks dari output bobot dan matriks T dari target

atau output.

Pada ELM bobot input dan bias tersembunyi ditentukan secara acak, maka

bobot output yang berhubungan dengan layer tersembunyi dapat ditentukan dari

persamaan [6].

(10)

2.4.2. Implementasi ELM

Meskipun tergolong algoritma baru, beberapa penerapan ELM untuk

prediksi telah dilakukan, seperti prediksi properti material (El-Sebakhy, 2008),

prediksi permintaan barang (Agustina, Anggraeni, & Mukhlason, 2010), prediksi

penjualan di industri retail (Chen & Ou, 2011), dan klasifikasi nasabah bank

(Duan, Huang, & Wang, 2009).

Hasil penerapan metode ELM untuk prediksi permintaan barang

menunjukkan bahwa metode ELM memiliki tingkat akurasi lebih baik

dibandingkan dengan metode konvensional seperti Moving Average (MA) dan

Exponential Smoothing (ES). Dimana tingkat kesalahan (Mean Square Error dan

Mean Absolut Precentage Error) metode ELM lebih kecil dibandingkan dengan

dua metode konvensional tersebut. Berikut ini adalah perbandingan nilai MSE

dan MAPE antara metode ELM, MA, dan ES. (Agustina, Anggraeni, &

Mukhlason, 2010)

Page 25: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

29

Tabel 2.1 – Perbandingan Nilai MSE dan MAPE antara Metode ELM, MA, dan

ES untuk Data Kaos

MA ES ELM

MSE 116.74 502.19 0.0481

MAPE 19.19 32.93 0.0042

Chen dan Ou mengkombinasikan metode Grey Relation Analysis (GRA)

dan ELM untuk model prediksi industri retail (Chen & Ou, 2011). Kombinasi ini

disebut dengan GELM. Kinerja GELM dibandingkan dengan model prediksi

Generalized ARCH (GARCH), Back Propagation Network (GBPN), dan GRA

Multilayer Functional Link Network (GMFLN) dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 2.2 – Perbandingan Hasil dari Model Prediksi yang Berbeda

Tipe Model MAD MSE Lama Pelatihan

Model time series statistik GARCH 0.13876 0.03191 -

Model jaringan syaraf tiruan GBPN 0.09837 0.01979 11.573

GMFLN 0.08911 0.01883 4.216

GELM 0.07039 0.00907 0.3750

Duan et al. menggunakan ELM untuk mengklasifikasi nasabah bank (Duan,

Huang, & Wang, 2009). Kinerja ELM juga dibandingkan dengan algoritma

decision tree, jaringan syaraf tiruan, serta Bayes dengan hasil sebagai berikut:

Page 26: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

30

Tabel 2.3 – Perbandingan Waktu dan Keakuratan dari ELM, Decision Tree,

JST, dan Bayes

Algoritma Waktu Keakuratan

Training (s) Testing (s) Training Testing

ELM 0.8590 0.3440 0.9530 0.9200

Decision Tree 3.6520 1.3450 0.8600 0.8300

JST 3.1231 1.1240 0.9460 0.8840

Bayes 2.9315 0.9134 0.9840 0.9000

Huang et al. melakukan evaluasi kinerja ELM dengan membandingkannya

dengan algoritma feed-forward yang cukup populer yaitu backpropagation (BP)

dan support vector machine for regression (SVR). Salah satu hasil evaluasinya

ditunjukkan pada tabel di bawah ini (Huang, Zhu, & Siew, 2006):

Tabel 2.4 – Perbandingan Kinerja dari Pembelajaran Fungsi: SinC

Algoritma Waktu (s) Training Testing Jumlah dari SV

s/node Training Testing RMS Dev RMS Dev

ELM 0.125 0.031 0.1148 0.0037 0.0097 0.0028 20

BP 21.26 0.032 0.1196 0.0042 0.0159 0.0041 20

SVR 1273.4 5.9067 0.1149 0.0007 0.0130 0.0012 2499.9

Keterangan:

RMS = root mean square error

Dev = standar deviasi

Sebagai teknik pembelajaran, ELM telah mendemonstrasikan potensi yang

bagus untuk menyelesaikan masalah regresi dan klasifikasi. Akhir-akhir ini,

Page 27: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

31

teknik ELM menerima perhatian yang cukup banyak dari komunitas

computational intelligence dan machine learning, baik dari segi teori dan

aplikasinya (Huang, Wang, & Lan, 2011).

2.5. Prediksi Topik-Topik Penelitian

Dalam pembuatan rencana teknologi dan bisnis, sangat diperlukan untuk

memahami teknologi secara keseluruhan dan memprediksi apa yang akan terjadi

dalam waktu dekat (Kobayashi, Shirai, Hiyane, Kumeno, Inujima, & Yamauchi,

2005).

Penelitian mengenai prediksi trend-trend telah banyak dilakukan di banyak

domain. Kobayashi et al. memprediksi trend teknologi berdasarkan sumber dari

internet. Subyek penting lainnya dalam dokumen paten adalah kebutuhan

manusia, khususnya pestisida, obat-obatan, dan deterjen. Subyek paking besar

dalam legiatan penelitian adalah teknologi pangan, khususnya minyak kelapa,

minyak kelapa sawit, dan penyimpanan. Topik yang menonjol pada tahun 1993

sampai 1996 adalah proses fermentasi, proses penyimpanan, dan alat pengering

(Kobayashi, Shirai, Hiyane, Kumeno, Inujima, & Yamauchi, 2005).

Rahayu dan Hasibuan mengidentifikasi trend teknologi pada dokumen

paten Indonesia, laporan penelitian kimia dan bidang metallurgy. Tujuan dari

penelitiannya adalah untuk mengetahui trend topik yang inti, menonjol, dan

berkembang. Hasil penelitiannya menunjukkan subyek dan kata kunci yang

berulang pada dokumen dari tahun 1993 sampai 1997 adalah kimia organik,

terutama mengenai pewarnaan dan ekstraksi (Rahayu & Hasibuan, 2006).

Page 28: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

32

Small mengeksplorasi peluang menggunakan co-citation cluster

berdasarkan tiga periode waktu untuk melacak perkebangan dan pertumbuhan

area penelitian, dan kemudian memprediksi perubahan jangka dekatnya. Data

setnya berasal dari tiga data enam tahunan yang berulang yaitu: 1996-2001,

1997-2002 dan 1998-2003 (Small, 2006).

Daim et al. memprediksi tiga area teknologi berkembang dengan

mengintegrasikan penggunaan bibliometrik dan analisis paten ke dalam tool

teknologi prediksi seperti scenario planning, growth curves, dan analogi.

Teknologi yang diprediksi adalah sel bahan bakar, keamanan pangan, dan

teknologi penyimpanan optic (Daim, Rueda, Martin, & Gerdsri, 2006).

2.6. Growth Rate Analysis

Tingkat pertumbuhan (growth rate) adalah jumlah kenaikan yang diperoleh

oleh sebuah variabel dalam periode dan konteks tertentu. Analisis tingkat

pertumbuhan (growth rate analysis) bertujuan untuk mengidentifikasi variabel

yang tingkat pertumbuhannya signifikan dan juga mengidentifikasi variabel yang

baru muncul.

Ada banyak pilihan untuk menentukan tingkat pertumbuhan. Ziegle

mempertimbangkan empat kemungkinan: perbedaan antara jumlah hit tahun

terakhir dan jumlah hit tahun awal itu, rasio jumlah hit terbanyak dan jumlah hit

awal, tingkat kurva eksponensial sesuai dengan time series, dan average year of

publication (rata-rata tahun publikasi) (Ziegle, 2009).

Metrik pertama untuk perhitungan laju pertumbuhan adalah perbedaan

angka antara jumlah hit akhir dengan hit awal dari suatu term. Meskipun metrik

Page 29: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

33

sederhana ini secara intuitif menarik, metrik ini memiliki dua kekurangan. Yang

pertama adalah jumlah hit tahun-tahun selain tahun pertama dan tahun terakhir

diabaikan. Kelemahan yang ke dua adalah term dengan jumlah hit awal lebih

besar lebih disukai dibandingkan yang jumlah hit awalnya kecil.

Penggunaan metrik rasio memiliki satu peringatan: tingkat pertumbuhan

tidak terdefinisi jika jumlah hit tahun awal bernilai nol. Ada beberapa

kemungkinan penyelesaian masalah ini, yakni dengan menggantikan nol dengan

jumlah hit terendah.

Dua metrik yang dibahas di atas hanya mempertimbangkan jumlah hit dari

tahun awal sampai tahun akhir. Dua metrik selanjutnya merupakan metrik yang

mempertimbangkan semua jumlah hit. Pertama adalah dengan menggunakan

kurva eksponensial pada time series, dan mengambil parameter eksponensial

sebagai tingkat pertumbuhan (growth rate).

Ke dua adalah average year of publication (rata-rata tahun publikasi).

Untuk menghitung average year of publication, kita menjumlah seluruh hasil

perkalian tahun dengan jumlah hit per tahun, kemudian membaginya dengan

jumlah seluruh hit pada semua tahun. Dalam rumus:

2.7. Prediksi Linier

Prediksi linier adalah teknik pemrosesan sinyal yang digunakan secara luas

dalam analisis sinyal suara dan sebagaimana yang dimaksud dalam pemrosesan

literature suara. Prediksi linier adalah sebuah teknik analisis time series, yang

Page 30: BAB II. LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0122 BAB 2.pdfmempelajari dasar-dasar teoritis dari informasi dan komputasi

34

muncul dari pengujian sistem linier. Dengan menggunakan prediksi linier,

parameter dari sistem dapat ditentukan dengan menganalisis input dan output dari

sistem (Cinneide, 2008).

Salah satu algoritma prediksi linier adalah autoregressive. Pada matlab

terdapat sebuah tool untuk melakukan prediksi linier yaitu lpc. Lpc menggunakan

metode autocorrelation dari model autoregressive untuk menemukan filter

coefficient.

Lpc menghitung penyelesaian kuadrat terkecil dengan:

Dimana:

Dan m adalah panjang dari x. Menyelesaikan masalah kuadrat terkecil

melalui persamaan normal.

mengarah kepada persamaan Yule-Walker