Upload
lydang
View
219
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Umum
2.1.1 Perencanaan
Menurut Ward dan Peppard (2002, p69), perencanaan
merupakan sebuah analisis yang menyeluruh dan sistematis dalam
mengembangkan sebuah rencana kegiatan. Perencanaan adalah
'strategic planning' bukan 'strategic thinking'.
Menurut William (2008, p160) planning adalah memilih goal
dan mengembangkan metode atau strategi untuk mencapai goal.
Berdasarkan beberapa contoh di atas, dapat disimpulkan
perencanaan adalah sebuah analisi yang memilih goal berupa
'strategic plannng' untuk mencapai goal.
2.1.2 Strategi
Menurut Ward dan Peppard (2002, p69), strategi adalah
kumpulan tindakan yang tergabung yang ditujukan untuk
meningkatkan kekuatan jangka panjang dari perusahaan yang terkait
dengan para pesaingnya.
Menurut Rangkuti (2006, p3), strategi adalah alat untuk
mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka
panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya.
7
Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan,
bahwa strategi adalah kumpulan tindakan untuk mencapai tujuan
perusahaan dalam kaitan dengan tujuan jangka panjang.
2.1.3 Perencanaan Strategi
Menurut William (2008, p170) perencanaan strategi adalah
keseluruhan perencanaan perusahaan yang mengklarifikasi
bagaimana perusahaan akan melayani customer dan
memposisikannya untuk bersaing dengan kompetitor untuk 2 sampai
5 tahun ke depan.
Menurut Summer (2009) perencanaan strategis adalah proses
yang melibatkan semua orang dalam pencocokan visi, misi dan nilai-
nilai inti dari sebuah organisasi dengan situasi saat ini untuk
memfokuskan kegiatan taktis sekarang dan dimasa depan. Rencana
strategis menetapkan arah dan langkah untuk seluruh organisasi.
Berdasarkan pengertian di atas perencanaan strategi adalah
keseluruhan perencanaan perusahaan dalam pencocokan visi, misi
dan nilai-nilai inti dari sebuah organisasi dengan situasi saat ini
untuk memfokuskan kegiatan taktis sekarang dan dimasa depan.
2.1.4 Teknologi Informasi
Menurut Ward dan Preppard (2002, p3), teknologi informasi
merujuk pada spesifikasi mengenai teknologi khususnya hardware,
software, dan jaringan komunikasi.
Menurut Sawyer (2005, p3) teknologi informasi adalah
istilah yang umum untuk mendeskripsikan teknologi yang
membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan,
mengkomunikasikan atau menyebarkan informasi.
8
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
teknologi informasi adalah merujuk pada spesifikasi mengenai
teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi,menyimpan,
mengkomunikasikan dan atau menyebarkan informasi.
2.1.5 Sistem
Menurut O Brien (2004,p8), sistem adalah sebuah grup
yang direlasikan dengan elemen yang berinteraksi membentuk
unified whole.
Menurut Satzinger, (2008, p6), sistem adalah kumpulan dari
beberapa komponen yang saling berhubungan dan bekerja bersamaan
untuk mencapai suatu hasil.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa Sistem adalah sebuah grup yang terdiri dari komponen saling
berhubungan dan berinteraksi membentuk suatu hasil.
2.1.6 Informasi
Menurut O'Brien (2005,p13) informasi adalah data telah
diproses sehingga lebih berarti dan lebih bermanfaat bagi pemakai
tertentu yang biasanya mengarah pada proses penambahan nilai.
Menurut Whitten et al, (2004, p23) informasi adalah data
yang telah diproses atau diorganisasi ulang menjadi bentuk berarti.
Informasi dibentuk dari kombinasi data yang diharapkan dan
memiliki arti bagi penerima.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan
Informasi adalah data yang telah diproses untuk menjadi berarti dan
mengarah pada proses penambahan nilai.
9
2.1.7 Sistem Informasi
Menurut Ward dan Peppard (2002, p3) menyatakan bahwa
sistem informasi didefinisikan sebagai cara dari orang-orang dan
organisasi-organisasi memanfaatkan teknologi, mendapatkan,
memproses, menyimpan, menggunakan, dan menyebarkan
informasi.
Menurut O’Brien (2003, p7), sistem informasi adalah
gabungan yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak,
perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data dalam
mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam
organisasi.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
Sistem Informasi adalah cara dari orang-orang dalam memanfaatkan
teknologi yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan
informasi.
2.1.8 Strategi Sistem Informasi
Menurut Ward dan Peppard (2002, p44), strategi sistem
informasi adalah strategi yang mendefinisikan kebutuhan organisasi
atau perusahaan terhadap informasi dan sistem yang mendukung
keseluruhan strategi bisnis yang dimiliki organisasi tersebut.
2.1.9 Strategi Bisnis
Menurut Ward dan Peppard (2002, p69), strategi bisnis
adalah sekumpulan tindakan terintegrasi yang bertujuan untuk
mencapai tujuan jangka panjang dan kekuatan perusahaan untuk
menghadapi pesaing.
10
Menurut Rangkuti (2006, p7) strategi bisnis adalah strategi
fungsional yang berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan
manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produk atau
operasional, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi-
strategi yang berhubungan dengan keuangan suatu bisnis.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan
strategi bisnis adalah sekumpulan tindakan terintegrasi yang
berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan managemen.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 EA (Enterprise Architecture)
Menurut Bernard (2005, p33) sebagai ide, EA dapat diartikan
bagaimana cara membantu orang-orang pada enterprise untuk
membuat perencanaan dan keputusan yang lebih baik.
Sebagai praktisi, EA adalah management program dan
metode dokumentasi yang bersama-sama menyediakan actionable,
pandangan koordinasi enterprise arah strategi, servis bisnis, alur
informasi, dan resource utilization.
Berdasarkan kesimpulan di atas, EA dapat membantu seorang
enterprise untuk membuat keputusan, koordinasi, dan servis bisnis.
2.2.2 Enterprise Architecture sebagai Program Management dan
metode dokumentasi
-Enterprise Architecture sebagai Program Management
Menurut Bernard (2005, p34) EA sebagai program
management menyediakan strategi, pandangan integrasi dan
resource planning.
11
-Enterprise Architecture sebagai metode dokumentasi
Menurut Bernard (2005, p37) dokumentasi EA dapat dicapai
melalui 6 basic element:
1. EA documentation framework
2. Impelementasi metodologi yang mensupport kreasi dari
3.Kejadian dan
4. Pandangan masa depan mengenai arsitektur, juga pengembangan
dari
5. EA management plan untuk memanage enterprise transisi dari
sekarang menuju arsitektur masa depan.
6. Juga terdapat beberapa area yang dapat disebut sebagai "ancaman"
Gambar 2.1 Elemen EA documentation
Sumber : Bernard (2005)
12
Elemen Dokumentasi EA #1 : Framework
Dokumentasi EA Framework mengidentifikasi ruang lingkup
arsitektur yang didokumentasi dan dibangun relationship antara
arsitektur area.
Gambar 2.2 Elemen EA documentation #1 :Framework
Sumber : Scott Bernard (2005)
Framework Dimension 1: Levels
- Sub-arsitektur, distinct functional areas dan hubungannya.
Framework Dimension 2: Segments
- Vertikal sub-area enterprise dengan aktivitas bisnis dan resource.
Framework Dimension 3: Artifacts
- Dokumentasi komponen setiap level arsitektur
tahap implementasi EA Framework dibagi berdasarkan
segment distinct activity, yang disebut sebagai LOB (Lines of
Business)
13
Elemen Dokumentasi EA #2 : Komponen EA
Komponen EA yang terdiri dari 2 komponen, yaitu vertical
component dan crosscutting components.
Vertical Component adalah goal, process, program atau
resource yang dapat diganti yang menyajikan satu LOB (Line of
Business).
Horizontal (Crosscutting) Component adalah goal, process,
program atau resource yang dapat diganti yang menyajikan beberapa
LOB (Line of Business).
Gambar 2.3 Elemen EA documentation #2 : EA Component
Sumber : Scott Bernard (2005)
Elemen Dokumentasi EA #3 : Current Architecture
Current architecture berisi EA Component yang ada dengan
enterprise di setiap level framework. Hal ini disebut pandangan "as-
is".
Current View membuat baseline current resource dan
aktivitas yang didokumentasi dengan future view sehingga analyst
dapat melihat performance gap antara future plans dan current
capabilities.
14
Elemen Dokumentasi EA #4 : Future Architecture
Future architecture digerakkan dari kedua strategic dan
tacitcal level di 3 jalan : "new direction and goal; changing business
priorites; dan emerging technologies".
Gambar 2.4 Drivers of Change
Sumber : Scott Bernard (2005)
Future architecture harus mencover planned changes untuk
EA component dalam jangka dekat (1-3 tahun). Hal ini menjelaskan
internal dan external driver yang dapat membantu kebutuhan
perubahan identifikasi proses, resource, atau teknologi.
Elemen Dokumentasi EA #5 : EA Management Plan
EA Management Plan mengartikulasi EA Program dan
pandangan dokumentasi. EA Management Plan juga menyediakan
deskripsi antara current dan future views of architecutre, dan
sequencing plan untuk managing transisi future business/technology
operating environment. EA Management Plan adalah living
document yang essensial untuk mengetahui keuntungan EA sebagai
management program.
Elemen Dokumentasi EA #6 : Planning Threads
IT Security. IT Security program memiliki informasi, personnel,
operations, dan fasilitas. Security harus bekerja diseluruh level EA
Framework dan EA Components.
15
IT Standard. Fungsi EA harus berbasiskan technology-related di
setiap level EA Framework.
IT Workforce. Workforce penting untuk menjamin IT-related
staffing, skill, dan training requirements diidentifikasi oleh LOB dan
support service activities di setiap level EA Framework.
2.2.3 Strategic Plan
Menurut Bernard (2005, p292) Strategic Plan adalah
kebijakan tinggi dan dokumentasi perencanaan perusahaan yang
digunakan untuk menentukan kemana arahnya, strategi bersaing,
tujuan yang penting, dan program – program serta proyek – proyek
yang memungkinkan (Strategy Initiatives).
2.2.4 SWOT Analysis
Menurut Bernard (2005, p293) SWOT Analysis adalah
identifikasi internal dan eksternal dengan melihat dari segi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang menjadi faktor strategis bagi
perusahaan.
Menurut Rangkuti (2006, p18) Analisis SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(Weaknesses) dan ancaman (Threats) .
Strength
- Merupakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dalam hal
mengelola kegiatan baik internal maupun eksternal. Pengelolaan baik
16
dalam hal input sampai dengan output, begitu juga kekuatan untuk
daya saing terhadap sesama pesaing.
Weakness
- Merupakan kelemahan - kelemahan yang ada di dalam perusahaan.
Perusahaan harus mampu menangani kelemahan - kelemahan dengan
membuat solusi dan strategi untuk dapat bersaing dan menembus
pangsa pasar.
Opportunity
- Merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan
sebagai satu daya saing dengan menciptakan inovasi - inovasi baru
dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan.
Threat
- Merupakan ancaman - ancaman yang timbul baik dari dalam
maupun dari luar lingkup perusahaan. Hal ini dapat menimbulkan
suatu hal yang membuat perusahaan mengalami kerugian dalam hal
daya saing terhadap pesaing yang lain.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan,
Analisis SWOT adalah identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman untuk merumuskan strategi perusahaan.
Gambar 2.5 Analisis SWOT
Sumber : Rangkuti (2006)
17
2.2.5 SWOT Matrix
Menurut Rangkuti (2006,p31) Matriks Strength – Weakness
– Opportunity – Threat (SWOT) merupakan alat pencocokan yang
membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi dalam
mengambil keputusan yaitu : strategi SO, strategi WO, strategi ST,
dan strategi WT.
• Strategi SO.
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan,
yaitu dengan memanfaatkaan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
• Strategi ST.
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang
dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman baik dari dalam
maupun dari luar perusahaan.
• Strategi WO.
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang
yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
• Strategi WT.
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat
defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada.
18
Tabel 2.1 Matrix Strength Weakness Opportunities Threats (SWOT)
Sumber : Rangkuti (2006)
Kekuatan (S) Tentukan 5-10 faktor faktor kekuatan internal
Kelemahan (W) Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal
Peluang (O) Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal
Strategi SO Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang.
Ancaman (T) Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal
Strategi ST Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Strategi WT Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
2.2.6 CONOPS(Concept of OperationsScenario)
Menurut Bernard (2005, p294) CONOPS adalah dokumentasi
narasi yang menjelaskan bagaimana kegiatan operasional perusahaan
berjalan melalui faktor internal dan eksternal tertentu yang di
identifikasi dengan analisis SWOT.
2.2.7 CONOD (Concept of Operations Diagram)
Menurut Bernard (2005, p295) CONOD adalah grafik tingkat
tinggi yang menggambarkan bagaimana fungsi perusahaan, baik
keseluruhan atau di dalam area yang ditentukan.
2.2.8 Business Plan
Menurut Bernard (2005, p297) Business Plan menyediakan
deskripsi tingkat tinggi dari kunci alur fungsi bisnis dan strategi
keuangan yang menyempurnakan tujuan strategi dan inisiatif.
2.2.9 Swim Lane Process Diagram
Menurut Bernard (2005, p299) Swim Lane Diagram adalah
Penggambaran garis dari proses bisnis dan tempat interaksinya.
Diagram ini digunakan untuk mengatur Stakeholder dengan baris
19
dan kerangka waktu dengan kolom, lalu membuat aktivitas dengan
symbol flowchart.
2.2.10 Business Process Diagram
Menurut Bernard (2005, p300) Business Process Diagram
memperlihatkan aktivitas yang detil, termasuk bagaimana setiap
langkah di dalam aktivitas berhubungan dengan aktivitas yang lain.
2.2.11 Activity/Product Matrix
Menurut Bernard (2005, p301) Activity/Product Matrix
mengelompokkan siklus dari pendapatan memproduksi product ke
banyaknya alur proses bisnis di seluruh perusahaan.
2.2.12 Activity/Entity Matrix
Menurut Bernard (2005, p310) Activity/Entity Matrix adalah
pengembangan dari pengelompokkan entitas data yang terpengaruh
dari aktivitas alur bisnis
2.2.13 Data Dictionary
Menurut Bernard (2005, p311) Data Dictionary mendukung
kelengkapan dari entitas data yang dikumpulkan dan dijaga oleh
perusahaan, termasuk standar untuk atribut, kunci, dan hubungan
2.2.14 Security Plan
Menurut Bernard (2005, p328) Security Plan mendukung
kedua tingkatan dan deskripsi detil dari program keamanan yang
mempengaruhi keseluruhan perusahaan. Ini termasuk aset fisik, data,
personil, dan element serta prosedur keamanan operasional.
20
2.2.15 Disaster Recovery Plan
Menurut Bernard (2005, p332) Perencanaan pemulihan dari
bencana adalah penafsiran dan sekumpulan set dari prosedur untuk
menangani berbagai jenis kegiatan operasional bisnis serta
kemampuan teknologi dari keadaan darurat yang bisa disebabkan
oleh human error atau bencana alam.
2.2.16 Technology Forecast
Menurut Bernard (2005, p334) Technology Forecast adalah
penafsiran teknologi kedepannya yang dapat menyesuaikan dengan
perubahan yang akan terjadi di masa depan.
2.2.17 Workforce Plan
Menurut Bernard (2005, p335) Workforce Plan mendukung
deskripsi dari bagaimana modal untuk pengembangan sumber daya
manusia yang ada di dalam perusahaan. Workforce Plan meliputi
strategi untuk mempekerjakan, daya ingatan, dan pengembangan
professional di tingkat eksekutif management dan tingkat staff.
2.2.18 EFAS (External Factor Analysis Strategy)
Menurut Rangkuti (2006, p22-23), sebelum membuat faktor
strategi eksternal, perlu diketahui terlebih dahulu faktor strategi
eksternal (EFAS). Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor
Strategi Eksternal (EFAS):
- Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan
ancaman).
- Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1, 0
(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor
21
tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor
strategis.
- Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan
yang bersangkutan. Pemberian nilai rating ancaman adalah
kebalikannya.Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar,
ratingnya adalah 1.Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit
ratingnya 4.
- Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi
berdasarkan hasil penghitungan.
- Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan
mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana nilai
pembobotannya dihitung.
- Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh
total nilai pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai
total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi
terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Nilai total ini dapat
digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan
lainnya dalam kelompok industri yang sama.
2.2.19 IFAS (External Factor Analysis Strategy)
Menurut Rangkuti (2006, p22-23), setelah faktor-faktor
strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS
(Internal Strategic Factor Analaysis) disusun untuk merumuskan
22
faktor-faktor strategis internal dalam kerangka Strenght dan
Weakness perusahaan, tahapannya adalah:
- Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan
perusahaan dalam kolom 1.
- Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari
1, 0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-
faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (Semua bobot
tersebut tidak boleh jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).
- Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan
yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel
yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai
dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-
rata industri atau dengan pesaing utama, sedangkan variabel yang
bersifat negative kebalikannya. Contonya jika kelemahan perusahaan
besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah
1.Sedangkan jika kelemahan perusahaan di bawah rata-rata industri,
nilainya adalah 4.
- Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi
berdasarkan hasil penghitungan.
- Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh
total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai
total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi
terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat
23
digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan
lainnya dalam kelompok industri yang sama.
2.2.20 Balance Scorecard
Menurut Kaplan dan Norton (2000, p8), balanced scorecard
adalah suatu sistem manajemen penilaian dan pengendalian yang
secara cepat, tepat, dan komprehensif dapat memberikan pemahaman
kepada manajer tentang kinerja bisnis.
Menurut ward dan Peppard (2002), analisis balanced
scorecard untuk mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan untuk
mengukur kinerja terhadap tujuan bisnis
dibagi menjadi 4 perspektif
1. Finansial
2. Pelanggan
3. Internal Bisnis
4. Pembelajaran dan Pertumbuhan
Berdasarkan pengertian di atas, balance scorecard adalah
sistem manajemen yang memberi penilaian secara cerdas yang
bertujuan untuk mengelola strategi jangka panjang.
24
Gambar 2.6 Balance Scorecard
2.2.21 Teori Porter
Menurut Hanke et al (2005, p.242) pengertian daya porter
adalah sebuah model yang membantu orang-orang dalam dunia
bisnis untuk saling mengerti hubungan yang atraktif dalam dunia
industry.
VISI & STRATEGI
Pelanggan
Untuk mewujudkan visi,apa yang harus diperlihatkan kepada pelanggan
Finansial
Untuk berhasil secara finansial apa yang harus diperlihatkan pada pemegang saham
Pembelajaran dan Pertumbuhan
Untuk mewujudkan visi, bagaimana kita memelihara kemampuan untuk berubah dan meningkatkan diri
Bisnis Internal
Untuk memuaskan pemegang saham dan pelanggan proses bisnis apa yang harus dikuasai
25
Gambar 2.7 Teori Porter
1. Pesaing Sejenis
Dalam hal ini, persaingan itu terjadi dari tingkatan teratas
hingga tingkatan yang terbawah (Industri besar atau kecil) dengan
adanya hal ini, keuntungan yang diperoleh kemungkinan akan
menjadi rendah dan sebaliknya. Menurut Porter sendiri, hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti : jumlah pesaing
(competitor), tingkat pertumbuhan dari suatu industri, jenis produk,
biaya produksi yang dikeluarkan
2. Adanya Pendatang Baru
Dengan adanya pendatang baru dalam dunia industri
yang sama, maka ini akan menimbulkan beberapa dampak bagi
Pemasok Kekuatan Penawaran Pemasok
Pendatang Baru
Ancaman
pendatang baru
Pesaing Industri
Pesaing diantara perusahaan yang ada
Produk Pengganti
Ancaman produk
jasa pengganti
Pembeli
Kekuatan
Penawaran
Pembeli
26
perusahaan yang telah ada terlebih dahulu, misalnya kapasitas
menjadi bertambah yang mengakibatkan perebutan pangsa pasar
semakin banyak. Tidak hanya itu, sumber daya yang diperlukan
pun menjadi sedikit karena jumlah yang terbatas, sedangkan
industri terus bertambah.Kondisi seperti ini yang
menimbulkan ancaman bagi perusahaan. Faktor - faktor
penghambat bagi pendatang baru yang ingin memasuki ke dalam
industri ini antara lain : skala ekonomi, persaingan harga,
diferensiasi produk, modal yang cukup, akses distribusi, dan
peraturan pemerintah.
3. Produk atau Jasa pengganti (subtitute product)
Untuk meningkatkan keuntungan, perusahaan pasti
meningkatkan harga pasaran dari produk yang dikeluarkan, hal ini
pastinya membuat para pelanggan memikir dua kali untuk
membeli produk kita, jika mereka menemukan produk lain /
produk pengganti yang harganya terjangkau, pasti mereka
akan beralih ke produk tersebut. Di sini perusahaan harus
memperhatikan bagaimana cara untuk mempertahankan
pelanggan dengan produk yang kita miliki.
4. Pembeli
Para pembeli memiliki kekuatan khusus, yaitu tawar
menawar, yang menjadi jurus ampuh dalam melakukan proses
transaksi. Hal ini dapat mempengaruhi perusahaan untuk
menurunkan harga produknya dan meningkatkan mutu, dan
pelayanan.
27
5. Pemasok
Faktor pemasok dengan pembeli hampir sama, dimana
pemasok dapat menaikan harga produk yang dibutuhkan oleh
perusahaan, dimana mereka juga dapat menurunkan kualitas
dari produk atau jasa yang diberikan atau ditawarkan kepada
perusahaan.
2.2.22 Use Case Diagram
Menurut Mathiassen (2000, p119), use case Diagram
menggambarkan pola interaksi diantara system dan actor dalam
aplikasi.
Menurut Satzinger (2008, p160), use case adalah diagram
yang menunjukan kegiatan atau aktivitas didalam system.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan
Use Case Diagram adalah sebuah diagram yang
menunjukkan/menggambarkan kegiatan interaksi antara actor
dengan system.
Notasi dalam Use Case Diagram :
1. System Boundary : merupakan lingkup system dimana actor
berinteraksi dengan use case.
Gambar 2.8 System Boundary
28
2. Use Case : merupakan representasi dari kegiatan yang dilakukan
di dalam system.
Gambar 2.9 Kegiatan system usecase
3. Actor : merupakan user yang menggunakan system.
Gambar 2.10 Actor usecase
2.2.23 StateChart Diagram
Menurut Mathiassen, (2000, p341), state chart diagram
menggambarkan behavior utama dari seluruh objek dalam class dan
terdiri dari transisi dan keadaan mereka.
Menurut Scott A.Bernard (2005, p306) state chart diagram
digunakan notasi dari UML Diagram untuk menunjukkan siklus dari
data objek.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan
state chart diagram adalah Notasi UML Diagram yang
menggambarkan siklus dari Behaviour utama dari sebuah objek
Class yang terdiri dari transisi dan keadaan objek tersebut.
Notasi StateChart Diagram :
29
1. Initial State : menggambarkan titik awal dari suatu state.
2. Final State : menggambarkan titik akhir dari suatu state.
3. State : menggambarkan keadaan dari suatu state.
4. Transition : menggambarkan alur dari suatu state, disertai dengan
kondisi yang ditulis diatas garis tersebut.
Gambar 2.11 Notasi statechart diagram
2.2.24 Class Diagram
Menurut Mathiassen(2000, p336) class diagram
menggambarkan sekumpulan class - class dan hubungan
strukturalnya di dalam sistem.
Menurut Satzinger(2008, p60) class diagram adalah sebuah
model yang digunakan dalam pendekatan berbasis objek untuk
memperlihatkan class sebagai objek di dalam sistem.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan
Class Diagram adalah sebuah kumpulan dari class - class yang
digunakan dalam pendekatan berbasis objek (Object Oriented) untuk
memperlihatkan hubungan class - class secara terstruktur sebagai
objek di dalam sistem.
30
Notasi Class Diagram :
1. Class : merupakan kumpulan objek dengan struktur, atribut dan
behaviour yang sama.
Class
Gambar 2.12 class, notasi class diagram
2. Generalization : mengacu pada hubungan dua class yang
menggambarkan class 1 menjadi super class
dan class 2 menjadi sub class.
Gambar 2.13 Generalization, notasi class diagram
3. Agregation Structure : merupakan suatu bentuk yang
menggambarkan hubungan antara satu class dengan class yang
lain, menjelaskan bahwa kepemilikan suatu class.
Gambar 2.14 Agregation Structure, notasi class diagram
1 1
* *
31
4. Association Structure : merupakan hubungan antar dua object atau
lebih dengan dihubungkan oleh garis lurus.
Gambar 2.15 Association Structure, notasi class diagram
2.2.25 DFD (Data Flow Diagram)
Menurut Whitten et al, (2004, p326), DFD adalah sebuah
model proses yang digunakan untuk menggambarkan aliran data
melalui sebuah system dan tugas atau pengolahan yang dilakukan
oleh system.
Menurut Satzinger (2008, p56) DFD adalah sebuah model
analisis terstruktur yang menampilkan input, proses, penyimpanan,
dan output dari sebuah system.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan
DFD adalah model proses analisis yang dilakukan sistem yang
menampilkan input, process, dan output.
Notasi DFD :
1. Aliran Data : menggambarkan aliran data dalam gambaran DFD.
Gambar 2.16 Aliran Data, notasi DFD
1
*
1
*
32
2. Proses : menggambarkan suatu proses di dalam DFD.
Gambar 2.17 Proses dalam notasi DFD
3. Entitas : menggambarkan Entitas di dalam DFD.
Gambar 2.18 Entitas dalam notasi DFD
4. Data Store : menggambarkan tujuan dari alur proses dalam DFD.
Gambar 2.19 Data Store dalam notasi DFD
2.3 Journal
Menurut Base et al, (2003) di dalam jurnal Measurement of enterprise
architecture readiness within organizations, di dalam Enterprise Architecture kita
akan menghadapi re-engineering dari keseluruhan organisasi, dari system data
untuk meningkatkan proses kinerja di dalam organisasi melalui Teknologi
Informasi.
Menurut Ward et. al, (2002) di dalam jurnal Information Systems Strategic
Planning to Increase Competitive Advantage of Higher Education Using be Vissta
Planning Methodology, Strategic Planning adalah proses dari identifikasi portofolio
aplikasi berbasis computer yang mendukung pengimplementasian dari business
plan suatu organisasi dan mengetahui tujuan dari kegiatan bisnis tersebut.
33
Menurut McGraw-Hill (2007) di dalam jurnal Chapter 01 - Introduction -
What Is a Business Plan? Why Do I Need a Business Plan?, Business Plan adalah
suatu cara untuk mengkomunikasikan bagaimana strategi yang telah dibuat dapat
meningkatkan peluang sukses dalam usaha atau performa dari kegiatan bisnis yang
telah ada.
Menurut pendapat Hall (2001, p.07) di dalam jurnal Evaluasi dan Rencana
Pengembangan Penerapan Aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP): Studi
Kasus Pada PT ASTRA GRAPHIA, sistem informasi adalah sebuah rangkaian
prosedur formal dimana data dikumpulkan, dikelolah menjadi informasi dan
didistribusikan kepada para pemakai.
Menurut Turban, (2003: 462) di dalam jurnal Perencanaan Strategi Sistem
dan Teknologi Informasi Pada PT. MICROSIS, Perencanaan strategi sistem
informasi merupakan sekumpulan tujuan jangka panjang yang menggambarkan
kebutuhan sistem dan arsitektur teknologi informasi untuk mencapai tujuan
perusahaan.