Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
15
BAB II
Landasan Teori tentang Media Audio Visual dan Motivasi Belajar
A. Media Audio Visual
1) Pengertian Media Audio Visual
Media adalah alat saluran komunikasi. Kata media berasal dari bahasa latin,
yang merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah, media berarti
perantara, yaitu perantara antara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan
(a receiver). Sedangkan menurut gagne dalam buku Dina indriana menyatakan
bahwa media merupakan wujud dari adanya berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. (Dina Indriana,
2011: 13).
Sementara itu, Robert Heinich, dkk (2002:10) dalam bukunya, “Instructional
Media and Technologies for Learning” yang dikutip oleh HM. Musfiqon
mendefinisikan, media adalah saluran informasi yang menghubungkan antara
sumber informasi dan penerima. (Musfiqon, 2012: 26). Dalam pengertian ini
media diartikan sebagai fasilitas komunikasi, yang dapat memperjelas makna
antara komunikator dan komunikan. Sedanglam pengertian media menurut
Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Associatio/NEA) )memiliki
pengertian yang berbeda. Menurutnya, media merupakan benda yang
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen
yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan pembelajaran, dapat
mempengaruhi efektifitas program intruksional. (musfiqon, 2012: 27).
Briggs dalam buku Dina indriana menyatakan bahwa media merupakan alat
untuk memberikan perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar.
Miarso menyatakan dalam Dina indriana bahwa media merupakan segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar. Schram menyatakan bahwa
media merupakan teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran, sehingga media menjadi perluasan dari guru. Dilihat dari
segi sifatnya, menurut NEA, dikutip dari buku Dina Indriana media adalah sarana
15
16
komunikasi dalam bemtuk cetak maupun audiovisual, termasuk teknologi
perangkat kerasnya. Hal itu sama dengan pengertian media yang diberikan oleh
AECT, yang menyatakan bahwa media merupakan segala bentuk dan saluran
yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan. Menurut Brown dalam buku
Dina Indriana meyakini bahwa media yang digunakan dengan baik oleh guru atau
siswa dapat mempengaruhi efektifitas program belajar dan mengajar. Sebagai
contoh, seorang guru memanfaatkan teknologi komputer berupa CD interaktif
untuk mengajarkan materi fisika. Dengan CD interaktif, siswa dapat lebih aktif
mempelajari materi dan menumbuhkan kemandirian belajar, sedangkan guru
bertugas mengamati dan mengulas penguasaan materi siswa. (Dina Indriana,
2011: 14).
Gerlach dan Ely dalam buku Azhar Arzyad, mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan
sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses
belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal. (Azhar Arsyad, 2011: 3).
Dari berbagai pengertian tersebut, kita bisa memahami bahwa media
merupakan alat bantu yang sangat bermanfaat bagi para siswa dan pendidik dalam
proses belajar mengajar. Dengan adanya media pengajaran, peran guru menjadi
semakain luas. Sedangkan anak didik akan terbantu untuk belajar dengan lebih
baik, serta terangsang untuk memahami subjek yang tengah diajarkan dalam
bentuk komunikasi penyampaian pesan yang lebih efektif dan efisien. (Dina
Indriana, 2011: 15).
Menurut Eriksson dan Curl dalam buku Dina Indriana, ada beberapa kriteria
yang digunakan dalam memilih media, yaitu:
1. Isi media pengajaran tersebut berguna dan penting bagi anak didik
2. Kandungan media tersebut menarik minat anak didik
3. Formatnya sesuai dengan pengaturan aktivitas belajar
17
4. Bahan yang digunakan valid, mudah didapat, dan tidak ketinggalan zaman
5. Bahan atau materinya tidak menimbulkan sesuatu yang sifatnya propaganda,
yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan
6. Media pengajaran itu mempunyai rancangan yang baik, rapi, dan terstruktur
dengan baik. (Dina Indriana, 2011: 36).
Media berfungsi sebagai perantara, wadah, atau penyambung pesan-pesan
pembelajaran. Media berfungsi mengarahkan siswa untuk memperoleh berbagai
pengalaman belajar. Pengalaman belajar (learning experience) tergantung pada
interaksi siswa dengan media. Media yang tepat dan sesuai dengan tujuan beljar
akan mampu meningkatkan pengalaman belajar sehingga anak didik bisa
mempertinggi hasil besar.
Fungsi Media Pembelajaran
1. Fungsi Media Pembelajaran sebagai Sumber Belajar
Menurut Mudhoffir dalam buku Yudhi Munadi menyebutkan bahwa
sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen sistem instruksional
yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang mana
hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian sumber
belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada diluar diri
seorang (peserta didik) dan memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses
belajar.
Pemahaman di atas sejalan dengan Edgar dale dalam buku Yudhi
Munadi bahwa sumber belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada
dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu
yang dapat dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa belajar. Maksudnya
adanya perubahan tingkah laku kea rah yang lebih sempurna sesuai dengan
tujuan yang ditentukan.
2. Fungsi Semantik
Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata
(symbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak
didik (tidak verbalistik).
18
Bahasa meliputi (symbol) dan isi (content) yakni pikiran dan atau
perasaan yang keduanya telah menjadi totalitas pesan (message), yang tidak
dapat dipisahkan. Unsur dari bahasa itu adalah “kata”. Kata atau kata-kata
sudah jelas merupakan symbol verbal. Simbol adalah sesuatu yang digunakan
untuk atau dipandang sebagai wakil sesuatu lainnya. Jadi, gambar harimau
dapat dipakai sebagai symbol keberanian, seperti digunakan oleh masyarakat
kota bandung (maung bandung). Padahal, harimau itu sendiri biasanya
dirujukan kepada binatang buas.
Manusialah yang memberikan makna pada kata atau dalam konteks
pendidikan dan pembelajaran, gurulah yang member makna pada setiap kata
yang disampaikannya.
Bila simbol-simbol kata verbal tersebut hanya merujuk pada benda,
misalnya Candi Borobudur, Big Ben di London, jantung manusia, atau ikan
paus, maka masalah komunikasi akan menjadi sederhana, artinya guru tidak
terlalu kesulitan untuk menjelaskannya. Ia bisa menjelaskan kata verbal itu
dengan menghadirkan Photo Candi Borobudur dan Big Ben, mock up jantung
manusia.
Bila kata merujuk pada peristiwa, sifat sesuatu, tindakan, hubungan
konsep, dan lain-lain, misalnya kata iman, etika, akhlak, atau tanggung
jawab, maka masalah komunikasi menjadi tambah rumit, yakni bila
komunikasinya melalui bahasa verbal. Namun bagi guru yang kreatif dan
mampu mendayahgunakan media pembelajaran secara tepat hal itu dapat
dengan mudah diatasi, yakni dengan memberikan penjelasan melalui bahasa
dramatisasi, simulasi, cerita (mendongeng), ceritabergambar, dan lain-lain.
3. Fungsi Manipulatif
Fungsi Manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri (karakteristik) umum
yang dimilikinya sebagaimana disebut diatas. Berdasarkan karakteristik
umum ini, media memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas
ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi.
pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-batas
ruang dan waktu, yaitu:
19
a. Kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit
dihadirkan dalam bentuk aslinya, seperti peristiwa bencana alam, ikan
paus melahirkan anak, dan lain-lain.
b. Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu
panjang menjadi singkat, seperti proses metamorphosis, proses berang-
berang membangun bendungan dan sarangnya, dan proses ibadah haji.
c. Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang
telah terjadi (terutama pada mata pelajaran sejarah), seperti peristiwa
Nabi Nuh dan kapalnya, Haji Wada’ yang dilakukan Nabi Muhammad
saw, invasi kaum muslimin ke Andalusia, masa kejayaan Islam masa
Abbasiyah, invasi bangsa Mongol ke Bagdad , masuknya Islam ke
wilayah Nusantara, dan lain-lain. Peristiwa-peristiwa sejarah itu dapat
dituangkan dalam film dramatisasi, dongeng (sandiwara program audio),
cerita bergambar (komik), dan lain-lain.
kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan
inderawi manusia, yaitu:
a. Membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati karena
terlalu kecil, seperti molekul sel, atom dan lain-lain, yakni dengan
memanfaatkan gambar, film, dan lain-lain.
b. Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat
atau terlalu cepat, seperti proses metamorphosis.
c. Membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan
suara, seperti cara membaca Al-qur’an sesuai dengan kaidah tajwid,
belajar bahasa asing, belajar menyanyi dan bermusik, yakni dengan
memanfaatkan kaset (tape recorder).
d. Membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu kompleks,
misalnya dengan memanfaatkan diagram, peta, grafik, dan lain-lain.
20
4. Fungsi Psikologis
a. Fungsi Atensi
Media Pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention) siswa
terhadap materi ajar. Dengan demikian, media pembelajaran yang tepat
guna adalah media pembelajaran yang mampu menarik dan
memfokuskan perhatian siswa.
b. Fungsi Afektif
Fungsi Afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat
penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu.
c. Fungsi Kognitif
Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh
dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-
objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau
kejadian/peristiwa. Misalnya, seorang siswa yang belajar melalui
peristiwa seperti darmawisata, ia mampu menceritakan pengalamannya
selama melakukan kegiatan itu kepada temannya.
d. Fungsi Imajinatif
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan
imajinasi siswa. Orang dewasa seharusnya jangan mematikan imajinasi
dan fantasi anak. Kalau anak berfantasi dengan robot, lalu dipaksa untuk
menyesuaikan dengan imajinasi dan fantasi yang dimiliki anak-anak
berbeda dengan imajinasi orang dewasa.
e. Fungsi Motivasi
Motivasi merupakan seni mendorong siswa untuk terdorong
melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Dengan demikian, motivasi merupakan usaha dari pihak luar, dalam hal
ini adalah guru untuk mendorong mengaktifkan dan menggerakkan
siswanya secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran.
21
5. Fungsi Sosio Kultural
Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan
sosio-kultural antar peserta komunikasi pembelajaran. Masalah ini dapat
diatasi media pembelajaran, karena media pembelajaran memiliki
kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama, meempersamakan
pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama. (Yudhi Munadai, 2008
:37).
Memurut Kemp dan Dayton dalam buku Dina Indriana, media
pengajaran memiliki beberapa manfaat:
1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih mencapai standar
2. Pembelajaran bisa menjadi lebih menarik
3. Pembelajaran lebih interaktif
4. Dengan menerapkan teori belajar, waktu pelaksanaan pembelajaran bisa
dipersingkat
5. Kualitas pembelajaran bisa ditingkatkan
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun
diperlukan
7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan
8. Peran guru berubah ke arah yang lebih positif. (Dina Indriana, 2011:48).
Menurut HM. Musfiqon “Media audio adalah media yang
penggunaannya menekankan pada aspek pendengaran. Indera pendengaran
merupakan alat utama dalam penggunaan media jenis ini. Menurut Angkowo
dikutip dari buku HM. Musfiqon dalam penggunaan media audio, pesan yang
akan disampaikan dituangkana kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal
(ke dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal sehingga antara
pengitim pesan dengan penerima pesan bisa memahami makna dari lambang
auditif tersebut. (Musfiqon, 2012: 89).
Menurut Dina Indriana “Media audio adalah media yang penyampaian
pesannya ditangkap dengan indra pendengaran saja. Hal tersebut dikarenakan
media ini hanya mengeluarkan suara tanpa ada gambar atau pesan konkret
22
lainnya. Pesan yang disampaikan adalah dalam bentuk kata-kata, musik dan
sound effect saja.
Menurut Daryanto “Media video adalah segala seuatu yang
memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak
secara sekuensial. (Daryanto, 2013: 88).
Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan.
Termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak verbal, media cetak
grafis, dan media visual non cetak. Pertama, media visual verbal adalah
media visual yang memuat pesan-pesan verbal (pesan linguistik berbentuk
tulisan). Kedua, media visual non verbal grafis adalah media visual yang
memuat pesan non verbal yakni berupa simbol-simbol visual atau unsur-
unsur garis, seperti gambar (sketsa, lukisan, dan photo), grafik, diagram,
bagan, dan peta. Ketiga, media visual non verbal tiga, berupa model, seperti
miniatur, mock up, specimen dan diorama.
Jenis media visual yang pertama dan kedua bisa dibuat dalam bentuk
media cetak seperti buku, majalah, koran, modul, komik, poster dan atlas,
bisa juga dibuat di atas di atas papan visual seperti papan tulis dan papan
pamer (display board), dan bisa dibuat dalam bentuk tayangan, yakni melalui
projectable aids atau alat-alat yang mampu memproyeksikan pesan-pesan
visual, seperti opaque projector, OHP (overheand projector), digital
projector (biasa disebut sebagai LCD atau infocus.(Yudhi Munadi, 2008: 56).
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi
penggunaan alat bantu audio visual, sehingga selain sebagai alat bantu media
juga berfumgsi sebagai penyalur pesan atau informasi belajar. Sejak saat itu,
alat audio visual bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja,
melainkan juga sebagai alat penyalur pesan atau media dalam pembelajaran.
(Musfiqon, 2012: 42).
Menurut Yudhi Munadi Media Audio Visual adalah media yang
melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses.
Sifat pesan yang dapat disalurkan melalui media dapat berupa pesan verbal
dan non verbal yang terdengar layaknya media audio di atas. Pesan visual
23
yang terdengar dan terlihat itu dapat disajikan melalui program audio visual
seperti film dokumenter, film docudokumenter, film drama, dan lain-lain.
Semua program tersebut dapat disalurkan melalui peralatan seperti film,
video dan juga televisi dan dapat disambungkan pada alat proyeksi
(projectable aids).(Yudhi Munadi, 2008: 56)
Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan menarik, sebab
mengandung kedua jenis media baik auditif dan juga visual. Penggunaan
media audio visual sangat efektif dilakukan dalam hal pemanfaatan alat
inderanya adalah yang terbanayak dalam setiap kelas. Artinya peserta didik
dapat dan mampu mengikuti pelajaran dengan menggunakan lebih dari satu
alat inderanya, yaitu indera pendengaran dan indera penglihatan. Media ini
dibagi kedalam:
a) Audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam
seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara dan cetak
suara.
b) Audio Visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan
gambar yang bergerak seperti film suara dan video casette.
Menurut Yudhi Munadi, media audio visual dapat dibagi menjadi dua
jenis. Jenis pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu
unit, dinamakan media audio visual murni, seperti film gerak (movie)
bersuara, televisi dan video. Jenis kedua adalah media audio visual tidak
murni yakni apa yang kita kenal dengan slide, opaque, OHP dan peralatan
visual lainnya bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang dimanfaatkan
secara bersamaan dalam satu waktu atau satu proses pembelajaran. (Yudhi
Munadi, 2008:113).
24
2) Macam-Macam Media Audio Visual
Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu guru dan siswa
dalam memahami materi pembelajaran. Berikut ini adalah macam-macam media
audio visual:
a) Film
Menurut HM. Musfiqon Film pada hakekatnya merupakan penemuan baru
dalam interaksi belajar mengajar yang dikombinasikan dua macam indera pada
saat yang sama. Film adalah serangkaian gambar yang diproyeksikan ke layar
pada kecepatan tertentu sehingga menjadikan urutan tingkatan yang berjalan terus
sehingga menggambarkan pergerakan yang nampak normal. (Musfiqon, 2012:
106).
Menurut Dina indriana film merupakan serangkaian gambar diam yang
meluncur secara cepat dan diproyelsikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan
bergerak. Film merupakan media yang menyajikan pesan audiovisual dan gerak,
sehingga memberikan kesan yang impresif dan atraktif bagi penikmatnya. Media
film disajikan sebagai media pengajaran untuk mengambil pesan dari alur cerita
sesuai dengan tema dan subjek pelajaran yang diajarkan, sehingga anak didik akan
dengan mudah memahami dan mengambil pelajaran dari film yang ditonton (Dina
Indriana, 2011: 91).
Kelebihan media film adalah memberikan pesan yang dapat diterima secara
lebih merata oleh siswa sangat baik untuk menerangkan suatu proses mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu, lebih realistis, dapat diulang-ulang dan dihentikan
sesuai dengan kebutuhan dan memberikan kesan yang mendalam, yang dapat
mempengaruhi sikap siswa.
Selain itu, media film juga memberikan hiburan tersendiri bagi anak didik
sehingga mereka merasa tidak bosan saat mengikuti sesi pembelajaran tersebut,
namun mereka akan mendapatkan pesan yang diajarkan dari media film ini.
Sedangkan kekurangan dari media ini adalah harga produksinya cukup mahal
dan bahkan sangat mahal pembuatannya memerlukan proses yang lama sehingga
menyita banyak waktu dan tenaga, memerlukan penggelapan ruangan,
25
pengoperasiannya pun harus dilakukan oleh orang yang khusus. (Dina Indriana,
2011: 92).
Menurut Ahmad Sabri dikutip dari buku HM. Musfiqon, film dalam
pendidikan dan pembelajanran di kelas berguna umtuk:
a. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa
b. Menambah daya ingat pada pelajaran
c. Mengembangkan daya fantasi anak didik
d. Mengembangkan minat dan motivasi belajar
e. Mengatasi pembatasan dalam jarak waktu
f. Memperjelas dalam jarak waktu
g. Memperjelas sesuatu yang masih bersifat abstrak
h. Memberikan pengalaman yang lebih realistik.
Menurut Oemar Hamalik (dalam Usman, 2002:98) dikutip dari buku buku
HM. Musfiqon, suatu film pendidikan dikatakan baik bila memenuhi syarat,
diantaranya:
a. Sangat menarik siswa
b. Benar dan autentik
c. Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan
d. Sesuai dengan tingkat kematangan siswa
e. Perbendaharaan bahasanya baik dan tepat
f. Kesatuan dan squence-nya cukup teratur, dan
g. Teknis yang digunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup
memuaskan. (Musfiqon, 2012: 106).
Film untuk konteks pembelajaran mempunyai banyak jenis yang variatif,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Film Dokumenter (documentaries).
Menurut Heinrich dkk dalam Yudhi Munadi film-film dokumenter adalah
film-film yang dibuat berdasarkan fakta bukan fiksi dan bukan pula memfisikan
yang fakta. Poin penting dalam film ini, menurutnya, adalah menggambarkan
permasalahan kehidupan manusia meliputi bidang ekonomi, budaya, hubungan
antarmanusia, etika dan lain sebagainya. Misalnya, film tentang dampak
26
globalisasi terhadap sosial budaya di suatu daerah atau negara, kehidupan manusia
di daerah pedalaman, kehidupan nelayan di daerah pesisir, sistem pendidikan di
pesantren, dan lain-lain. Film dokumenter juga bisa menampilkan rekaman
penting dari sajarah manusia.
2. Docudrama yakni film-film dokumenter yang membutuhkan pengadegan.
Dengan demikian kisah-kish yang ada dalam docudrama adalah kisah yang
dingkat dari kisah nyata dari kehidupan nyata, bisa diambil dari sejarah. Misalnya,
kisah teladan para nabi dan rasul, walisongo, ulama dan tokoh terkenal, dan kisah
tentang orang-orang shaleh lainnya.
3. Film drama dari semidrama, keduanya melukiskan human relation. Tema-
temanya bisa dari kisah nyata dan bisa tidak yakni dari nilai-nilai kehidupan yang
kemudian diramu menjadi sebuah cerita. Misalnya tentang penyesalan orang kafir,
dihukum karena pelit, takut kepada Allah, bersabar, indahnya hidup damai,
kejujuran, jangan menghina keimanan orang lain dan lain-lain. (Yudi Munadi,
2008: 117).
Berkenaan dengan klasifikasi film, Asnawir mengklasifikannya menjadi 10
jenis, yakni film informasi, film kecakapan atau drill, film apresiasi, film
dokumenter, film rekreasi, film episode, film sain, film berita (news), film industri
dan film provokasi. Film-film yang dibuat khusus untuk pembelajaran hendaknya
berdurasi pendek.
b) Video
Video merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu proses
pembelajaran, baik untuk pembelajaran masal, individual, maupun berkelompok.
Pada pembelajaran yang bersifat masal (mass instruction, manfaat kaset video
sangat nyata. Ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan, yaitu dengan cara mengatur jarak antara layar dan alat pemutar
kaset (video player). Video juga merupakan bahan ajar non cetak yang kaya
informasi dan tuntas karena dapat sampai ke hadapan siswa secara langsung.
Disamping itu, video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran. Hal
ini karena karekteristik teknologi video yang dapat menyajikan gambar bergerak
pada siswa, yang menyertainya. Dengan demikian, siswa merasa seperti berada di
27
suatu tempat yang sama dengan program yang ditayangkan video. Seperti anda
ketahui bahwa tingkat retensi (daya serap dan daya ingat) siswa terhadap materi
pembelajaran dapat meningkat secara signifikan jika proses pemerolehan
informasi awalnya lebih besar melalui indra pendengaran dan penglihatan.
(Daryanto, 2012: 86).
Media video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat
dikombinasikan dengan gambat bergerak secara sekuensial. Program video dapat
dimanfaatkan dalam program pembelajaran, karena dapat memberikan
pengalaman yang tidak terduga kepada siswa, selain itu juga program video dapat
dikombinasikan dengan dengan animasi dan pengaturan kecepatan untuk
mendemonstrasikan perubahan dari waktu ke waktu. Kemampuan video dalam
memvisualisasikan materi terutama efektif untuk membantu anda menyampaikan
materi yang bersifat dinamis. (Daryanto, 2012: 88).
c) Televisi
Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan
gambar hidup bersama suara. Melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan
peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan
mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang
dapat didengar. Dewasa ini televisi yang dimanfaatkan untuk keperluan
pendidikan dengan mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan
dapat dihubungkan melalui satelit. Televisi pendidikan adalah penggunaan
program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu
tanpa melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi pendididkan tidak sekedar
menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu, ia
memiliki ciri-ciri tersendiri, antara laian yaitu: (1) di tuntun oleh instruktur
seorang guru atau instruktur menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman
visual. (2) sistematis siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan
tujuan dan pengalaman belajar yang terencana (3) teratur dan berurutan siaran
disajikan dengan selang waktu yang berurutan secara berurutan di mana satu
siaran dibangun atau mendasari siaran lainnya, dan (4) terpadu siaran berkaitan
28
dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membavca, laboratorium,
percobaan, menulis, dan pemecahan masalah. (Azhar Arsyad, 2010: 51).
Sedangkan Oemar hamalik (dalam Usman, 2002: 101) dikutip dari HM
Musfiqon mengemukakan:
“Television is an electronic motion picture with conjoined or attendent
sound; both picture and sound reach the eye ang ear simultaneously from a
remote broadcast point. Definisi tersebut menjelaskan bahwa televisi
sesungguhnya adalah pelengkapan elektronik yang pada dasarnya sama dengan
gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Maka televisi sebenarnya sama
dengan film, yakni dapat didengar dan dilihat. (Musfiqon, 2012: 139).
Menurut Dina Indriana media televisi mempunyai berbagai jenis yakni:
1. Televisi Terbuka
Televisi terbuka adalah media audiovisual bergerak yang berfungsi
menyampaikan pesan melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari satu
stasiun, kemudian pesan tersebut, diterima oleh pemirsa melalui pesawat televisi.
Media inilah yang sering kali kita lihat di rumah-rumah. Media televisi bisa
dijadikan sebagai media pembelajaran secara mandiri di rumah bagi anak didik
dengan melihat berbagai acara pembelajaran yang ditayangkan di setiap stasiun
televisi. Media ini juga bisa dijadikan sebagai media pengajaran secara langsung.
Namun demikian, tentu saja ada kendala, yakni mengenai pemilihan waktu
pengajaran dengan program acara yang akan dijadikan sebagai media pengajatran.
Itu pun tergantung pada stasiun televisi tertentu yang akan menayangkan program
yang mendidik dan memberikan pembelajaran tertentu pada anak didik. Contoh
dari hal ini adalah program Jago Matika di Trans7 untuk pengajaran matematika
yang ditayangkan di pagi hari, program petualangan aytau Discovery Channel,
atau program-program acara televisi lainnya.
2. Televisi Siaran Terbatas/CCTV (Cole Circuit Television)
Televisi siaran terbatas atau CCTV adalah media audiovisual gerak yang
penyampaian pesannya di distribusikan melalui kabel yang sifatnya lokal. Dengan
kata lain, kamera televisi mengambil suatu objek di studio, misalnya guru yang
29
sedang mengajar, kemudian hasil pengambilan gambar tadi di distribusikan
melalui kabel pesawat televisi atau monitor yang ada di ruangan kelas.
3. Video Cassete Recorder (VCR)
Proses rekaman video ini menggunakan kaset video, sedangkan
penayangannya bisa dilakukan melalui televisi. Dengan demikian, VCR bisa
diputar menggunakan pemutar kaset video yang tampilan visualnya memakai
televisi. Karena memakai secara berulamg-ulang dan disesuaikan dengan
kebutuhan, sehingga akan mempermudah proses pengajaran dan pembelajaran.
Hasilnya, anak didik akan mendapatkan penjelasan yang jauh lebih komperhensif
dibandingkan televisi. Sekain itu, anak didik lamgsumg bisa merespons pesan
yang disampaikan. Guru dapat menerangkan dengan menghentikan tayangan
video televisi itu, kemudian melanjutkan kembali tayangan tersebut. (Dina
indriana, 2011: 93).
Guru yang menggunakan media televisi dituntut bisa menentukan secara tepat
media televisi yang dijadikan media, apakah televisi pendidikan atau televisi
umum. Oleh karena itu, ada beberapa prinsip agar televisi dapat digunakan dalam
pembelajaran, sebagai berikut:
1. Relevan dengan tujuan pembelajaran.
2. Meningkatkan motivasi dan menarik bagi siswa.
3. Program dan tampilan sesuai isi pembelajaran.
4. Mudah digunakan dalam pembelajaran.
5. Guru terampil mengoperasionalkan dalam pembelajaran. (Musfiqon, 2012:
144)
Dari uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa media audio visual
adalah suatu media/alat komunikasi yang penggunaannya dapat melalui indera
penglihatan dan indera pendengaran. Contoh dari media audio visual adalah
televise, film, video, dll. Media audio visual yang sering/banyak digunakan di
sekolah-sekolah adalah video. Dengan adanya penggunaan media visual ini, maka
akan memudahkan siswa untuk menangkap suatu pelajaran.
30
3) Kelebihan dan kekurangan Media audio visual
Media audio visual mempunyai manfaat dan karakteristik yang berbeda.
Selain mempunyai kelebihan-kelebihan, juga mempunyai kekurangan-
kekurangan. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan media audio visual.
a. Film
Menurut Dina Indriana kelebihan film adalah:
1. Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa
2. Sangat baik untuk menerangkan suatu proses
3. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
4. Lebih realistis
5. Dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan
6. Memberikan kesan yang mendalam, yang mempengaruhi sikap siswa
Menurut Dina Indriana kekurangan film adalah:
1. Harga produksinya cukup mahal dan bahkan sangat mahal
2. Pembuatannya memerlukan proses yang lama sehingga menyita banyak
waktu dan tenaga
3. Memerlukan penggelapan ruangan
4. Pengoperasiannya pun harus dilakukan oleh orang yang khusus (Dina
Indriana, 2011 : 92)
b. Video
Menurut Yudhi Munadi kelebihan media Video banyak kemiripannya dengan
media film, diantaranyaa adalah:
1. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu
2. Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan
3. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat
4. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa
5. Mengembangkan imajinasi peserta didik
6. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih
realistik
7. Sangat kuat mempengaruhi emosi orang
31
8. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan mampu menunjukkan
rangsangan sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari siswa
9. Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang pandai maupun yang
kurang pandai
10. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar
11. Dengan video penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk
dievaluasi.
Menurut Yudhi Munadi Kelemahan Video adalah:
1. Media ini terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses
pengembangan materi
2. Masih sedikit sekali video di pasaran yang sesuai dengan pembelajaran di
sekolah
3. Produksi video sendiri membutuhkan waktu dan biaya yang cukup mahal.
(Yudi Munadi, 2008: 127).
c. Televisi
Menurut HM.Musfiqon kelebihan media televisi adalah:
1. Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio visual termasuk
gambar diam, film, objek, spesimen dan drama.
2. Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa
3. Televisi dapat membawa dunia nyata kerumah dan ke kelas-kelas, seperti
orang, tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa, melalui penyiaran langsung
atau rekaman.
4. Televisi dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat dan
mendengar diri sendiri
5. Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa
dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda
6. Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit di peroleh dalam
dunia nyata
7. Televisi dapat menghemat waktu guru dan siswa
8. Televisi merupakan medium yang menarik
9. Hampir setiap mata pelajaran dapat di TV kan
32
10. Horizon kelas dapat diperlebar dengan televisi
11. Televisi dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam hal
mengajar.
12. Televisi dapat memikat perhatian sepenuhnya dari penonton.
Menurut HM.Musfiqon kelemahan media televisi adalah:
1. Harga pesawat televisi relatif mahal
2. Sifat komunikasinya hanya satu arah
3. Jika akan memanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di
sekolah sering kali sulit disesuaikan
4. Program di luar kontrol guru
5. Besarnya gambar di layar relatif kecil dibanding dengan film, sehingga
jumlah siswa yang dapat memanfaatkan terbatas
6. Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan
untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual
siswa
7. Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.
(Musfiqon, 2012:142)
Dari uraian diatas maka penulis menyimpulkan:
a. Kelebihan-kelebihan media audio visual adalah:
1. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu
2. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat
3. Sangat kuat mempengaruhi emosi orang
4. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang
realistis
5. Dapat menghemat waktu
6. Menumbuhkan minat dan motivasi
7. Memberikan kesan yang mendalam yang dapat mempengaruhi sikap
siswa
8. Mengembangkan imajinasi peserta didik
9. Dapat memikat perhatian sepenuhnya dari penonton
33
10. Dapat membawa dunia nyata kerumah dan kelas-kelas.
b. Kelemahan-kelemahan media visual adalah:
1. Sifat komunikasinya hanya satu arah
2. Biaya produksinya mahal
3. Pengoperasiannya harus dilakukan oleh orang yang khusus
4. Menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangan
4). Urgensi media audio visual dalam pembelajaran Aqidah akhlak
Saat penulis melakukan wawancara dengan Ibu istijabah guru bidang Aqidah
akhlak pada tanggal 4 Juli 2015, tentang urgensi media audio visual dalam
pembelajaran Aqidah akhlak.
Beliau mengatakan bahwa urgensi media audio visual dalam pembelajaran
Aqidah akhlak yaitu penyampaian materi agar lebih mudah di tangkap oleh
peserta didik. Dengan cara menggabungkan unsure suara dan unsure gambar lalu
guru menayangkan video yang berhubungan dengan materi yang di ajarnya, dari
penayangan tersebut siswa merasa antusias untuk menyimak video yang di putar
oleh guru dan materi yang di sampaikan oleh guru mudah di tangkap oleh siswa.
Menurut penulis metode pembelajaran ceramah untuk mata pelajaran aqidah
akhlak yang digunakan selama ini masih kurang berjalan dengan baik, sebab
memahami sesuatu hanya dengan memanfaatkan indra pendengaran tanpa
melibatkan indra penglihatan akan kurang menarik, membosankan, dan kurang
berbekas.
Urgensi dari media audio visual dalam pembelajaran aqidah akhlak
memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistik,
sangat kuat mempengaruhi emosi orang dan menumnuhkan minat dan motivasi
belajar siswa. (Yudhi Munadi, 2008: 127).
Materi mata pelajaran aqidah akhlak pada dasarnya lebih banyak
bersenggolan dengan hal-hal yang bersifat abstrak, misalnya materi tentang
“aqidah” peserta didik diminta meyakini keberadaan Allah. Padahal materi
tentang aqidah ini bisa dijelaskan kepada peserta didik dengan memperlihatkan
bukti-bukti penciptaan alam semesta dengan rangkaian yang sangat rumit yang
mana hanya ada satu zat bisa mengatur dan menciptakan alam semesta tanpa
34
kesalahan sedikitpun, bukti-bukti pencapaian ini diperlihatkan dan diperdengarkan
kepada peserta didik dengan menggunakan media audio visual. Demikian juga
dengan aspek akhlak, seorang guru bisa memanfaatkan media audio visual untuk
menjelaskan materi akhlak, misalnya peserta didik diminta memahami tentang
keutamaan ta’awun atau tolong menolong, maka untuk materi ini peserta didik
dapat dihidangkan dengan film atau gambar yang menceritakan keutamaan orang
yang suka menolong sesamanya. Kemudian peserta didik diminta menceritakan
pengalaman mereka yang berkaitan dengan video, film-film atau cerita bergambar
yang mereka lihat dan dengar.
Dengan menggunakan metode pembelajaran aqidah akhlak berbasis
teknologi ini menurut penulis lebih cepat diserap dan lebih berbekas bagi peserta
didik, tentunya harus tetap berpijak pada kompetensi dasar dan standar
kompetensi yang terdapat pada buku bahan ajar aqidah akhlak serta
memperhatikan alokasi pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran ini harus disertai dengan peran guru untuk
mengarahkan, membimbing dan mengatur peserta didik agar benar-benar
menyimak dengan baik setiap tayangan yang diberikan agar peserta didik tidak
terlena dengan tayangan video dan melupakan pesan-pesan yang disampaikan
dalam tayangan tersebut.
35
B. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Menurut Sardiman A.M. Istilah motivasi berasal dari kata “motif”, diartikan
sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif
dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif
dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata
“motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah
menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan
untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak. (Sardiman, 2011: 73)
Motif menunjukkan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang
yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan
motivasi adalah “pendorongan”, suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi
tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak untuk bertindak
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. (Ngalim
Purwanto, 2014: 71).
Motivasi merupakan pendorong bagi perbuatan seseorang. Ia menyangkut
soal mengapa seseorang berbuat demikian. Untuk mencari jawaban pertanyaan
tersebut, mungkin kita harus mencari pada apa yang mendorongnya (dari dalam)
dan atau pada perangsang atau stimulus (faktor luar) yang menariknya untuk
melakukan perbuatan itu. Mungkin ia didorong oleh nalurinya, atau oleh
keinginannya, memperoleh kepuasan, atau mungkin juga karena kebutuhan
hidupnya yang sangat mendesak. (Ngalim Purwanto, 2014: 81)
Menurut Dimiyati dan Mudjiono Motivasi dipandang sebagai dorongan
mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk
perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang
mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku
individu belajar. (Syaiful Bahri Djamarah, 2011: 148).
36
Mc. Donald mengatakan bahwa, motivation is a energy change witgin the
person chaeacterized by affective arousal and anticipatory goal reactions.
Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya afektif (perasaan) untuk mencapai tujuan.
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas
belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak
menyentuh kebutuhannya. Menurut Mc. Donald dikutip dari Sardiman A.M,
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Dari pengertian yang Mc. Donald ini kutip oleh Sardiman A.M, mengandung
tiga element penting yaitu:
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/ feeling afeksi seseorang.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
James O. Whittaker dalam buku Aunurrahman mengemukakan bahwa belajar
adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.
(Aunurrahman, 2013: 35).
Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam
dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar
yang dilakukannya. Ada beberapa bentuk perilaku yang menunjukkan kebiasaan
tidak baik dalam belajar yang sering kita jumpai pada sejumlah siswa, seperti:
a) Belajar tidak teratur
b) Daya tahan belajar rendah (belajar secara tergese-gesa)
c) Belajar bilamana menjelang ulangan atau ujian
d) Tidak memiliki catatan pelajaran yang lengkap
e) Tidak terbiasa membuat ringkasan
37
f) Tidak memiliki motivasi untuk memperkaya materi pelajaran
g) Senang menjiplak pekerjaan teman, termasuk kurang percaya
diri di dalam menyelesaokan tugas
h) Sering datang terlambat
i) Melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk (misalnya merokok).
Jenis-jenis kebiasaan belajar di atas merupakan bentuk-bentuk perilaku
belajar yang tidak baik karena mempengaruhi aktivitas belajar siswa dan pada
gilirannya dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar diperoleh. (Sardiman,
2011: 80).
Syaiful Bahri Djamarah mengungkapkan bahwa Belajar merupakan motivasi.
Motivasi merupakan suatu kekuatan yang dapat mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu perbuatan, termasuk belajar. Anak didik yang giat belajar
karena didorong untuk mendapatkan nilai yang tinggi. Karena terdorong untuk
mendapatkan nilai yang tinggi merupakan kebutuhan yang harus anak didik
penuhi. Oleh karena itulah diyakinibahwa motivasi dan kebutuhan mempunyai
hubungan dalam belajar. Tidak dapat disangkal bahwa kebutuhan setiap anak
didik bermacam-macam dan berpotensi melahirkan motivasi yang bervariasi
dalam belajar. Sehingga tak heran di kelas ada anak didik tertentu senang dengan
mata pelajaran tertentu dan kurang senang dengan mata pelajaran yang lain.
(Syaiful Bahri Djamarah, 2011: 116)
Thomas M. Risk dalam buku Zakiah Daradjat mengemukakan tentang
motivasi sebagai berikut: “We may now define motivation, in a pedagogical sense,
as the cobcious effort on the part of the teacher to establish in students motives
leading to sustained activity toward the learning goals.” Motivasi adalah usaha
yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri murid
yang menunjang kegiatan ke arah tujuan-tujuan belajar.
Menurut Zakiah Daradjat di dalam bukunya yang berjudul Metodik Khusus
Agama Islam, motivasi sebagai suatu proses, mengantarkan murid kepada
pengalaman-pengalaman belajar. Sebagai proses, motivasi mempunyai fungsi
antara lain:
1. Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap berminat siaga.
38
2. Memusatkan perhatian anak pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan
dengan pencapaian tujuan belajar.
3. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil
jangka panjang. (Zakiyah Daradjat, 2014: 141).
Menurut Sardiman A.M. menyebutkan bahwa motivasi memiliki tiga fungsi yaitu:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, Motivasi dalam hal ini merupakan
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut. (Sardiman, 2011: 85).
Berdasarkan beberapa definisi belajar yang diuraikan di atas, maka penulis
menyimpulkan belajar dapat dipahami sebagai suatu proses yang menuntut
perubahan-perubahan yang relative positif dan menetap sebagai hasil interaksi
individu dengan lingkungannya.
Jadi Motivasi belajar merupakan daya penggerak dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu, selain itu juga merupakan
dorongan dari dalam dan luar (guru, orang tua, atau orang lain ) diri seseorang
untuk berusaha merubah, baik kepada tingkah laku atau sikapnya, maupun pada
keterampilan dan ilmu pengetahuannya, yang dihasilkan dari latihan dan
pengalaman untuk mencapai tujuan. Dengan demikian motivasi belajar tidak
hanya suatu energi menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai suatu
usaha yang mengarahkan kegiatan siswa kepada tujuan belajar.
39
2. Macam-macam Motivasi
Menutut Sardiman AM, berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif
yang aktif itu sangat bervariasi.
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a) Motif-motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak
lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya:
dorongan untuk bekerja,untuk beristirahat, dorongan seksual.
b) Motif-motif yang dipelajari
Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh:
dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Motif-motif ini
sering kali disebut dengan motif-motif yang diidyaratkan secara sosial. Sebab
manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesame manusia yang lain,
sehingga motivasi itu terbentuk. (Sardiman, 2011: 86).
2. Jenis Motivasi Menurut Pembagian dari Woodworth dan Marquis
a) Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk
minum, makan, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat.
Ini sesuai dengan jenis Physiological drives drives dari Frandsen seperti telah
disinggung di depan.
b) Motif-motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain:
dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk
berusaha, untuk memburu. Jelasnya motivasi jenis ini timbul karena
rangsangan dari luar.
c) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan
untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk
menaruh minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk
dapat menghadapi dunia luar secara efektif.
40
3. Motivasi Jasmaniah dan Rohaniah
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis
yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmani
seperti misalnya: refleks, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk
motivasi rohaniah adalah kemauan. (Sardiman, 2011:88).
4. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
a. Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud Motivasi Inrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif
atau berfungsunya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh
seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau
mendoromgmya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Perlu
diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan
menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang
studi tertentu. Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri
dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol dan seremonial
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar,
karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai
baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya, atau temannya. Jadi yang penting
bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tapi ingin mendapatkan nilai
yang baik, atau agar mendapatkan hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan
kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi
apa yang dilakukannya itu. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai
dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar. Sebab kemungkinan besar kesadaran siswa
dinamis, berubah-rubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam
proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga
diperlukan motivasi ekstrinsik. (Sardiman, 2011: 89).
41
3. Bentuk-bentuk Motivasi di sekolah
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun
Ekstrinsik sangat diperlukan dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan
aktivitas insiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam
melakaukan kegiatan belajar.
Dalam kaitan itu di ketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi
adalah bermacam-macam. Menurut Sardiman A.M ada beberapa bentuk dan cara
untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu:
1. Memberi Angka
Angka-angka yang baik itu para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.
2. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu
demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi
seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut.
3. Saingan/Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan
menerimanya sebagai tantangan sehingga salah satu bentuk motivasi yang cukup
penting.
5. Memberi Ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.
Oleh karena itu, member ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.
6. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan
mendorong siswa untuk lebih giat belajar, semakin mengetahui bahwa grafik hasil
belajar meningkat.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas
dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk
42
reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang
baik.
8. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negative tetapi kalau diberikan secara
tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsure kesengajaan, ada maksud untuk
belajar hal ini akan lebih baik.
10. Minat
Di depan sudah diuraikan bahwa soal motivasi sangat erat hubungannya
dengan unsure minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat
sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok.
11. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan
alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus
dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul
gairah untuk terus belajar.
4. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Guru di sekolah menghadapi banyak siswa dengan bermacam-
macam motivasi belajar. Oleh karena itu peran guru cukup banyak
untuk meningkatkan belajar.
a. Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar
Dalam upaya pembelajaran, guru berhadapan dengan siswa dan bahan
belajar. Untuk dapat membelajarkan atau mengajarkan bahan pelajaran
dipersyaratkan (i) guru telah mempelajari bahan peljaran, (ii) guru telah
memahami bagian-bagian yang mudah, sedang, dan sukar, (iii) guru telah
menguasai cara-cara mempelajari bahan, dan (iv) guru telah memahami sifat
bahan pelajaran tersebut.
43
b. Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran
Guru adalah pendidik dan sekaligus pembimbing belajar. Guru lebih
memahami keterbatasan waktu bagi siswa. Seringkali siswa lengah tentang nilai
kesempatan belajar. Oleh karena itu guru dapat mengupayakan optimalisasi
unsure-unsur dinamis yang ada dalam diri siswa dan yang ada di lingkungan
siswa.
c. Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman dan Kemampuan Siswa
Guru adalah “penggerak” perjalanan belajar bagi siswa. Sebagai penggerak,
maka guru perlu memahami dan mencatat kesukaran-kesukaran siswa. Guru wajib
menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam mengelola siswa
belajar.
d. Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Belajar
Guru adalah pendidik anak ank bangsa. Ia berpeluang merekayasa dan
mendidikkan cita-cita bangsa. Mendidikkan cita-cita belajar pada siswa
merupakan upaya “memberantas” kebodohan masyarakat. Upaya mendidikkan
dan mengembangkan cita-cita belajar tersebut dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Cara-cara mendidik dan mengembangkan yang dapat dilakukan antara lain
sebagai berikut: (1) Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan,
sepertimengatur kelas dan sekolah yang indah dan tertib. Setiap siswa dapat
merasa “kerasan” atau betah tinggal di sekolah. (2) Guru mengikutsertakan semua
siswa untuk memelihara fasilitas belajar, sebagai ilustrasi, siswa diajak serta
memelihara ketertiban dan keindahan kelas, perpustakaan, alat-alat olahraga,
halaman bermain, dan kebun sekolah. (3) Guru mengajak serta siswa untuk
membuat perlombaan unjuk bunga, lomba lukis, lomba kerajinan. Siswa yang
sudah cukup terampil juga diajak serta menjadi panitia lomba. (4) Guru mengajak
serta orang tua siswa untuk memperlengkap fasilitas belajar seperti buku bacaan,
majalah, alat olah raga, dan kebun coba. (5) Guru “memberanikan” siswa untuk
mencatat keinginan-keinginan di notes pramuka, dan mencatat keinginan yang
tercapai dan tak tercapai. (Dimiyati Mudjiono, 2009:101).
44
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Belajar
Timbulnya motivasi belajar, dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya
adalah:
a) Cita-cita/aspirasi pembelajar
b) Kemampuan pembelajar
c) Kondisi pembelajar
d) Kondisi lingkungan belajar
e) Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar
Selain itu Sardiman mengatakan bahwa salah satu factor yang mempengaruhi
motivasi bertalian erat dengan kebutuhan-kebutuhan. Kebutuhan inilah yang
memberi pengaruh adanya motivasi. Dalam hal ini ada beberapa teori tentang
motivasi yang selalu berkaitan dengan kebutuhan yaitu:
a. Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat, dan
sebagainya.
b. Kebutuhan akan keamanan (security), keamanan (security),yakni rasa aman,
bebas dari rasa takut dan kecemasan.
c. Kebutuhan akan cinta dan kasih: rasa diterima dalam suatu masyarakat atau
golongan (keluarga, sekolah, kelompok).
d. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan
bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan,
sosial, pembentukan pribadi.
45
C. Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual (Video) Pada Mata
Pelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di kelas X
Madrasah Aliyah Salafiyah Kota Cirebon.
Pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi mempengaruhi
banyak sector kehidupan. Guru yang bergelut di bidang pendidikan dan
pengajaran juga tidak luput dari pengaruh tersebut. Guru dituntut untuk mengikuti
perkembangan teknologi, terutama sekali teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) yang berkembang sangat pesan dalam beberapa tahun terakhir. Apabila
guru tidak mampu mengikuti kecepatan perubahan teknologi, maka dikhawatirkan
guru akan gagal menjalankan fungsinya sebagai pengajar dan pendidik seiring
dengan kemajuan teknologi, ada banyak sarana dan prasarana yang membuat
proses belajar mengajar (PBM) jauh lebih menyenangkan bagi peserta didik. Ini
mengakibatkan PBM yang mengandalkan kapur dan papan tulis nampaknya akan
semakin ditinggalkan dan tergilas oleh kemajuan teknologi.
Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi, yaitu menyampaikan
informasi dari sumber kepada penerima informasi. Pembelajaran yaitu suatu
kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk
belajar. Dalam prosesnya komunikasi sering tidak berjalan dengan lancar karena
mengalami suatu hambatan yang berbentuk verbalisme, keterbatasan bahan ajar,
perhatian yang tidak terpusat sehingga siswa kurang serius dalam pembelajaran
dan tidak ada tanggapan yang menyeluruh.
Salah satu cara untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan
memanfaatkan media audio visual berbasis video. Media ini dipilih karena
memiliki beberapa kelebihan, diantaranya mampu menampilkan animasi
bergerak, Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang
realistis, juga dilengkapi dengan audio dan gambar-gambar yang tampilannya
menarik. Selain itu media ini dapat membuat cara berfikir siswa lebih konkrit
46
yang nantinya akan lebih meningkatkan semangat, motivasi, dan daya
pemahaman materi.
Jadi disarankan bagi guru Aqidah Akhlak dapat menggunakan media audio
visual (video) sebagai alternatif dalam merencanakan proses pembelajaran karena
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Dalam tugasnya seorang guru sangat membutuhkan alat bantu agar tujuan
kegiatan yang ia lakukan mencapai hasil yang memuaskan. Segala sesuatu yang
diajarkan dapat tersampaikan dan dimengerti oleh siswa dengan tepat. Sering
sekali seorang guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan pelajarannya,
misalnya siswa tidak dapat memahami atau sukar untuk mengerti dikarenakan
suasana belajar yang terlalu membosankan dan menjenuhkan, yang akhirnya
prestasi belajar siswa rendah.
Hal ini mungkin saja terjadi sebab guru mempunyai kemampuan terbatas
untuk menjalankan sesuatu seperti kesulitan dalam berbahasa. Demikian juga
keterbatasan kemampuan menerima penjelasan dari siswanya. Oleh karena itu
guru membutuhkan alat bantu untuk dapat mempermudah dan memperjelas
pelajarannya.
Media Pengajaran sangat erat hubungannya dengan komponen lainnya dalam
proses belajar mengajar, seperti komponen bahan,tujuan, metode, penilaian
pengajaran, pribadi murid dan situasi kondisi yang ada di sekolah. Seorang guru
harus mengenali bermacam-macam alat pengajaran yang tepat untuk mencapai
tujuan, mampu menggunakan alat pengajaran yang ada secara efektif dan efisien.
Dari penjelasan tersebut dipahami bahwa proses komunikasi sangat
menentukan sukses atau tidaknya proses belajar dan mengajar. Dalam hal ini,
peran dari saluran komunikasi akan menjadi sangat penting, sebab dari saluran
itulah sebuah pesan disampaikan. Dan, saluran inilah yang dinamakan media.
Karena media ini dipaki dalam proses pembelajaran, maka media tersebut. (Dina
Indriana,2011: 19).
Tinggi rendahnya motivasi belajar sangat ditentukan oleh dua faktor, yaitu
faktor yang ada dalam diri individu (internal) dan faktor yang datang dari luar
individu itu sendiri (eksternal). Faktor-faktor tersebut akan saling berkaitan dan
47
saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Faktor internal yang baik
tanpa didukung faktor eksternal dapat berpengaruh negative, demikian juga
sebaliknya.
Jadi motivasi itu dapat dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi
itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu tercapay. (Sardiman, 2011: 75).
Oleh karenanya agar pembelajaran itu menarik, tidak menoton,
tidakmembuatsiswabosan, seorang guru harus bisa memanfaatkan media audio
visual untuk memotivasi belajar siswa agar tujuan pembelajaran tersampaikan
dengan baik dan terencana. Pengaruh media audio visual terhadap motivasi
belajar siswa, menjadikan suasana kelas menjadi hidup dan siswa mempunyai
gambaran yang real dan jelas setelah guru menggunakan media audio visual
dalam pembelajarannya.
Dalam memilih media pembelajaran seperti pada mata pelajaran Aqidah
Akhlak alangkah baiknya dengan membuat video disesuaikan dengan
pembahasan yang akan diajarkan oleh siswa. Karena di dalam video mengandung
media audio visual sehingga memudahkan siswa untuk menangkap pesan yang
ada pada video tersebut. Dukungan gambar-gambar yang lucu dan unik pada
video tersebut memberikan angin segar dalam pembelajaran.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
yang menggunakan media audio visual berbasis video dalam proses pembelajaran
dapat membantu siswa dalam meningkatkan motivasi belajar siswa serta
mempermudah pemahaman dalam pembelajaran Aqidah Akhlak dan hal ini
sangat berpengaruh terhadap motivasi pembelajaran siswa.