Upload
andy-roe
View
259
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
7/27/2019 BAB II Neurofibroma
1/14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi Sel Saraf
Sama dengan jaringan tubuh lainnya, jaringan saraf juga dibangun oleh
sel-sel saraf. Sel saraf adalah komponen terkecil yang menyusun sistem persarafan
manusia yang mempunyai karaktersitik yang berbeda dengan sel-sel tubuh
lainnya.
Unsur-Unsur Struktural susunan saraf tersusun dari tiga unsur dasar antara
lain :
Sel saraf yang dinamakan neuron
Sel interstisial neuroglia, sel neurolema, dan sel satelit
Unsur jaringan penyambung
Sel saraf atau biasa juga disebut dengan neuron mempunyai ciri-ciri
tersendiri, berbeda dengan sel-sel tubuh lainnnya. Jaringan saraf terdiri atas sel-sel
saraf (neuron) yang mempunyai ciri khusus, yaitu mempunyai juluran sitoplasma
yang panjang. Selain disusun oleh neuron, sel saraf juga disusun oleh sel
neuroglia yang terdapat di sistem saraf pusat. Sel saraf terletak menyebar di
seluruh tubuh manusia. Di dalam satu sel neuron, sitoplasmanya mengandung
ribosom, badan golgi, reticulum endoplasma, dan mitokondria.
Neuron mendapatkan suplai makanan melalui sel neuroglia yang
menyelubunginya. Neuron adalah suatu sel saraf dan merupakan unit anatomis
dan fungsional system saraf. Sebuah neuron (sel saraf) biasanya terdiri dari tiga
bagian utama yaitu :
1. Badan sel
Bagian yang di dalamnya ditemukan nukleus dan organel-organel yang
lain. Badan sel mengandung inti sel. Setiap rangsangan akan dibawa ke
badan sel oleh dendrit.
2. Dendrit
Dendrit merupakan sejumlah serabut sitoplasma. Fungsi dendrit adalahmembawa rangsangan ke badan sel. Sejumlah besar tonjolan dari badan
3
7/27/2019 BAB II Neurofibroma
2/14
sel, biasanya berbentuk menyerupai akar pohon atau antena untuk
meningkatkan luas permukaan yang memungkinkan penerimaan sinyal
dari sel saraf lain. Pada sebagian besar neuron, membran plasma badan sel
dan dendrit mengandung reseptor-reseptor protein untuk mengikat zat
perantara kimiawi (neurotransmitter) dari neuron lain.
3. Akson
Akson merupakan serabut sitoplasma tunggal yang memanjang, berbentuk
pipa dan menghantarkan potensial aksi menjauhi badan sel dan berakhir di
sel saraf lain. Fungsi akson adalah membawa rangsangan meninggalkan
badan sel. Pada bagian ujung dari akson biasanya akan didapati
percabangan yang cukup banyak (juga menyerupai akar pohon) yang
disebut sebagai telodendrion. Di setiap ujung percabangan atau
telodendrion ini akan ditemukan bulatan-bulatan kecil yang disebut button
terminal atau terminal akson. Terminal-terminal ini mengeluarkan zat
perantara kimiawi yang secara simultan mempengaruhi banyak sel lain
yang berhubungan erat dengan terminal tersebut. Titik temu antara
terminal akson neuron yang satu dengan neuron yang lainnya disebut
sinapsis. Sinapsis berfungsi meneruskan rangsangan ke sel saraf yang lain.
Bagian dari badan sel yang merupakan tempat keluarnya akson dikenal
sebagai bukit akson (axon hillock). Bagian ini adalah tempat potensial aksi
bermula di sebuah neuron.
Akson panjangnya bervariasi, mulai dari kurang dari 1 mm pada neuron-
neuron yang hanya berhubungan dengan sel-sel tetangganya, sampai lebih
dari 1 m pada neuron-neuron yang berhubungan dengan bagian-bagian
sistem saraf yang jauh atau dengan organ perifer.
4
7/27/2019 BAB II Neurofibroma
3/14
Gambar 2.1 Struktur neuron
Myelin merupakan suatu kompleks protein lemak bewarna putih yang
mengisolasi tonjolan saraf. Myelin menghalangi aliran ion natrium dan kalium
melintasi membran neuronal dengan hampir sempurna. Selubung myelin tidak
kontinu disepanjang tonjolan saraf, dan terdapat celahcelah yang tidak memiliki
myelin,dinamakan nodus Ranvier .
Tonjolan saraf pada susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi dapat
bermielin atau tidak bermielin. Serabut saraf yang mempunyai selubung myelin
dinamakan serabut bermielin, dan dalam SSP dinamakan massa putih (Substansia
Alba). Serabut-serabut yang tidak bermielin dinamakan serabut tak bermielin dan
terdapat dalam massa kelabu (Substansia Grisea) SSP. Transmisi impuls saraf
disepanjang serabut bermielin lebih cepat dari transmisi di sepanjang serabut tak
bermielin, karena impuls berjalan dengan cara meloncat dari nodus ke nodus yang
lain di sepanjang selubung myelin, cara transmisi seperti ini dinamakan konduksi
saltatorik. Hal terpenting dari peran myelin pada proses transmisi di serabut saraf
dapat terlihat dengan mengamati hal yang terjadi jika tidak lagi terdapat myelin
sehingga orang tersebut mulai kehilangan kemampuan untuk mengontrol otot-
ototnya dan akhirnya menjadi tidak mampu sama sekali.
Gambar 2.2 Anatomi neuron
5
7/27/2019 BAB II Neurofibroma
4/14
2.1.1. Jenis-Jenis Neuron
Neuron dapat diklasifikasikan menurut bentuknya atas neuron unipolar,
bipolar atau multipolar.
1. Neuron unipolar hanya mempunyai satu serabut yang dibagi menjadi
satu cabang sentral yang berfungsi sebagai satu akson dan satu cabang perifer
yang berguna sebagai satu dendrit. Jenis neuron ini merupakan neuron-neuron
sensorik saraf perifer (misalnya, sel-sel ganglion cerebrospinalis).
2. Neuron bipolar mempunyai dua serabut, satu dendrit dan satu akson.
Jenis neuron ini dijumpai dalam epithel olfaktorius, dalam retina mata dan dalam
telinga dalam.
3. Neuron multipolar mempunyai beberapa dendrit dan satu akson. Jenis
neuron ini merupakan yang paling sering dijumpai pada system saraf sentral
(misalnya, sel-sel motoris pada cornu anterior dan lateralis medulla spinalis, sel
sel ganglion otonom).
Gambar 2.3 Jenis-jenis neuron
2.1.2. Pembagian Sistem Kerja Sel Saraf
Dalam sistem kerjanya, dikenal beberapa pembagian kerja sistem saraf,
yaitu:1. Sel reseptor : saraf yang menerima rangsang biasanya berupa alat indra
6
7/27/2019 BAB II Neurofibroma
5/14
2. Sel efektor : sel saraf yang menanggapi rangsang berupa otot dan
kelenjar
3. Sel Saraf Sensoris : serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
4. Sel saraf Motorik : serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
5. Sel Saraf Konektor : sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel
saraf lain.
2.1.3. Cara Kerja Sel Saraf
Stimulus atau rangsangan diterima oleh sel saraf reseptor, kemudian
informasi yang diterima oleh sel saraf sensoris, untuk diteruskan keotak yang
dalam perjalanannya melalui sel-sel saraf konektor. Kemudian informasi yang
sampai di otak diolah, dan diinterpretasi kemudian memberikan jawaban terhadap
informasi yang diterima. Dalam memberikan informasi yang diterima, aliran
informasi itu dibawa dari otak ke sel-sel saraf motorik, kemudian terjadilah respon
berupa gerakan.
Berbeda dengan gerak refleks. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan
pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian
diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh sel saraf penghubung
(asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor
untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut
lengkung refleks.
Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak dan refleks sumsum tulang
belakang. Refleks otak adalah bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam
otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan
refleks sumsum tulang belakang bila sel saraf penghubung berada di dalam
sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
2.2 Konsep Dasar Neurofibroma
2.2.1 Pengertian Neurofibroma
Neurofibroma terdiri dari dua kata, yaitu Neuro dan Fibroma. Neuro
berarti saraf dan fibroma adalah pembengkakan atau benjolan yang terjadi pada
jaringan fibrosa. Neurofibroma adalah benjolan (tumor) yang berisi jaringan saraf
dan bersifat jinak.
7
7/27/2019 BAB II Neurofibroma
6/14
Neurofibromatosis adalah suatu kelainan genetik pada sistem saraf yang
berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan jaringan saraf, dimana
neurofibromamuncul pada kulit dan bagian tubuh lainnya. Neurofibroma adalah
benjolan seperti daging yang lembut, yang berasal dari jaringan saraf.
Neurofibroma merupakan pertumbuhan dari sel Schwann (penghasil selubung
saraf atau myelin) dan sel lainnya yang mengelilingi dan menyokong saraf-saraf
tepi (saraf perifer, saraf yang berada diluar otak dan medula spinalis).
2.2.2 Epidemiologi Neurofibroma
Neurofibroma tipe 1 menyumbang sekitar 85% dari seluruh pasien
pengidap neurofibroma dan prevalensi dalam populasi adalah 1 dari 5000
kelahiran dan 30-50% kasus NF-1 tidak ditemukan adanya riwayat keluarga.
Neurofibroma tipe 2 kurang umum terjadi, yaitu dengan prevalensi dalam
populasi 1 dari 210.000 kelahiran.
2.2.3 Klasifikasi Neurofibroma Berdasarkan Etiologi
Neurofibromatosis disebabkan oleh pewarisan pada autosom dominan atau
terjadinya mutasi pada gen. Berdasarkan etiologinya neurofibromatosis dibedakan
menjadi 2 tipe :
1. Neurofibromatosis tipe 1 (penyakit von Recklinghausen)
NF tipe 1 disebabkan oleh mutasi kromosom 17. Jenis neurofibromatosis
ini lebih sering ditemukan. Organ target utamanya adalah sistem saraf
perifer, sistem saraf pusat (SSP), kulit, dan hampir tersebar luas
2. Neurofibromatosis tipe 2 ( Sindrom MISME )
NF 2 disebabkan oleh mutasi kromosom 22. Jenis neurofibromatosis yang
lebih jarang adalah neurofibromatosis tipe 2, yang ditandai dengan
tumbuhnya tumor ditelinga bagian dalam (neuroma akustik) yang dapatmenyebabkan tuli dan vertigo pada penderita atau terbentuknya tumor
saraf pada sistem saraf pusat dan sumsum tulang belakang yang bersifat
herediter.
3. Schwannomatosis
Mutasi genetiknya belum dapat diidentifikasi.
8
7/27/2019 BAB II Neurofibroma
7/14
1.Variable
2.Inheritance
3.Penetrance
4.Incidence
5.Prevalence
6.Features
7.Gene
8.Protein
9.Function
Neurofibromatosis type 1
Autosomal dominant
Complete
1/2600 to 1/4000
1/5000
Neurofibromas, cafe-au-lait,
macules, learning disabilities,
skeletal dysplasia
NF-1 chromosome 17
Neurofibromin
GTPase activating protein
Neurofibromatosis type 2
Autosomal dominant
Complete
1/40 000
1/210 000
Vestibular schwannomas,
other schwannomas,
meningiomas,
ependymomas, cataracts
NF-2 chromosome 22
Merlin or schwannomin
Cytoskeletal protein
Tabel 2.1 Perbedaan neurofibroma tipe 1 dan neurofibroma tipe 2
2.2.4 Patofisiologi Neurofibroma
Neurofibroma terjadi akibat adanya cacat genetik, di mana Neurofibroma
tipe 1 dan Neurofibroma tipe 2 terjadi sebagai akibat dari cacat pada gen yang
berbeda. Neurofibroma tipe 1 disebabkan oleh mutasi pada gen yang terletak
dikromosom 17 dan Neurofibroma tipe 2 pada kromosom 22.
Mutasi gen dapat diwariskan dari orang tua yang memiliki riwayat
neurofibroma atau pada beberapa kasus gen dapat bermutasi secara spontan.
Orang tua dengan riwayat Neurofibroma memiliki kemampuan menurunkan ke
masing-masing anaknya sebesar 50%.
1. Neurofibroma tipe 1
Neurofibroma tipe 1 terjadi setelah adanya mutasi pada kromosom 17 yang
disebut neurofibromin. Neurofibromin adalah tumor supresor gen yang berfungsi
untuk menghambat onkoprotein ras. Dengan adanya mutasi pada neurofibromin
maka terjadi gangguan fungsi kontrol supresor tumor pada onkoprotein ras
sehingga menyebabkan proliferasi seluler yang tidak terkendali dan diikuti dengan
perkembangan masa tumor. Kondisi ini mengikuti pola pewarisan dominan
9
7/27/2019 BAB II Neurofibroma
8/14
autosomal. Sekitar 50% dari kasus neurofibroma diwariskan dari orangtua. Sekitar
50% adalah karena mutasi baru pada gen neurofibromin yang terjadi secara acak
pada massa konsepsi.
2. Neurofibroma tipe 2
Neurofibroma tipe 2 disebabkan oleh mutasi gen pada kromosom 22 yang
mengatur produksi merlin / schwannomin protein yang berfungsi sebagai
regulator pertumbuhan sel dan penekan tumor yang akan menghambat proliferasi
yang sel yang berlebihan. Kondisi ini mengikuti pola pewarisan dominan
autosomal. Sekitar 50% dari kasus neurofibroma tipe 2 diwariskan dan sekitar
50% adalah karena mutasi baru.
2.2.5 Patologi Neurofibroma
Kelainan atau keadaan ini tergolong dalam kelompok tumor intradural dan
ekstramedular. Penyakit ini berasal dari jaringan ikat serabut saraf tepi yang
multiple. Tumor ini dapat berasal dari ujung serabut saraf sehingga membentuk
tonjolan keras dan nyeri pada kutis atau tumbuh secara merata sehingga seluruh
serabut saraf menebal dan disebut neurofibroma plexiform (pada subcutis).
Neurofibroma yang terletak pada subkutis lebih jarang ditemukan dari
pada yang kutis, tetapi lebih penting karena cenderung menjadi ganas, jadi
berbeda dengan neurolemoma. Pada neurofibroma selain sel schwann juga terdiri
atas serabut axon (neurit) dan fibroblas. Tumor ini tidak bersimpai.
2.2.6 Manifestasi Klinis Neurofibroma
Neurofibromatosis tipe 1
1.Bercak kecokelatan pada
kulit (cafe au lait spots)
2.Neurofibroma
3.Bintik pada ketiak dan
selangkangan
Neurofibromatosis tipe 2
1.Berupa neuroma akustik di
nervus vestibulokoklearis
yang menyebabkan hilangnyapendengaran biasanya pada
usia 20 tahun.
2.Pusing
3.Gangguan keseimbangan
Schwannomatosis
1.Dapat ditemukan
multiple
Schawnnoma di sarafkranial dan saraf tepi.
2.Nyeri kronis,
kesemutan, dan paresis
3. Sekitar 1/3 pasien
memiliki
Schwannomatosis
segmental, yang berarti
bahwa schwannomas
10
7/27/2019 BAB II Neurofibroma
9/14
4.Hamartoma di iris (nodul
lisch)
5.Tumor di nervus opticus
yang dapat mempengaruhi
penglihatan (optic nerve
gliomas)
6.Skoliosis
7.Deformitas tulang
8.Gangguan fungsi
intelektual (ADHD )
9.Kejang
4.Vertigo
5.Paralisis nervus VII
6.Tinitus
terbatas pada satu
bagian tubuh, seperti
lengan, kaki atau tulang
belakang.
4.Schwannomas tidak
menyerang saraf
vestibularis sehingga
tidak disertai gangguan
pendengaran
5.Tidak ada gangguan
fungsi intelektual.
Tabel 2.2 Manifestasi klinis neurofibroma tipe 1, neurofibroma tipe 2, danschwannomatosis
Neurofibroma sangat bervariasi dalam gejala, tanda, intensitas, dan
kemajuan dari orang ke orang dan bervariasi untuk setiap penderita yang berasal
dari keluarga yang sama. Tidak ada perbedaan penyebarannya dalam seksual, ras,
etnis, atau nasional. Cafe-au-lait spot dapat ditemukan di banyak orang tanpa
Neurofibroma, tetapi individu dengan lebih dari 5 cafe-au-lait spot memiliki
peluang besar menderita Neurofibroma tipe 1, terutama jika muncul pada kulit
dalam 5 tahun pertama kehidupan. Lebih dari 5 cafe-au-lait spot ditemukan di
1,8% dari bayi yang baru lahir, 25-40% anak-anak dan 14% orang dewasa dengan
Neurofibroma tipe 1.
Freckling bawah ketiak adalah tanda yang jelas dari Neurofibroma tipe 1.
Setelah pubertas, nodul Lisch hadir dalam 97-100% pasien dengan Neurofibroma
11
7/27/2019 BAB II Neurofibroma
10/14
tipe 1. Secara klinis tidak menyebabkan masalah tetapi membantu untuk
mengkonfirmasi diagnosis.
Pada dasarnya ada 4 jenis neurofibroma ditemukan di Neurofibroma tipe
1, yaitu:
1. Cutaneous: dangkal, dan lembut seperti tumor tanpa potensi ganas
2. Subkutan: tumor di dermis yang dapat menyebabkan nyeri atau nyeri
lokal
3. Nodular plexiform: jaringan besar tumor yang melibatkan akar saraf
dorsal
4. Diffuse plexiform: invasif tumor yang mungkin melibatkan semua
lapisan kulit, otot, tulang dan pembuluh darah.
Neurofibroma tipe 1 (penyakit von Recklinghausen), ditandai dengan
adanya (minimal ditemukan 2 manifestasi klinis berikut) :
1. 6 atau lebih caf-au-lait spot(didefinisikan berbentuk oval patch coklat
muda lebih besar dari diameter 0.5cm)
>5 mm pada masa pre puberitas
>15 mm pada masa post puberitas
Gambar 2.4 Cafe au lait spots
12
7/27/2019 BAB II Neurofibroma
11/14
2. Beberapa neurofibroma
Gambar 2.5 Neurofibroma
3. Freckling (dibawah ketiak atau lipatan kulit seperti selangkangan)Freckling biasanya tidak jelas pada saat lahir dan muncul pada masa
anak-anak
Gambar 2.6Freckles in skin
13
7/27/2019 BAB II Neurofibroma
12/14
4. Lisch nodul (tumor kecil pada iris)
Gambar 2.7 Lisch nodul in iris
5. Optik glioma (terdeteksi melalui MRI)
6. Dispasia skeletal
7. Riwayat keluarga menderita neurofibroma
Neurofibroma tipe 2 juga dikenal sebagai neurofibromatosis akustik
bilateral, ditandai dengan beberapa tumor dan lesi pada otak dan sumsum tulang
belakang. Tumor yang tumbuh pada saraf pendengaran menyebabkan gangguan
pendengaran yang biasanya merupakan gejala awal penyakit. Hal ini Sering tidak
jelas sampai akhir masa remaja atau awal usia 20-an.
Gambar 2.8 Gambaran MRI pada penderita NF tipe 2 dengan neuroma
akustik yang berada disebelah kanan dari nervus VII
14
7/27/2019 BAB II Neurofibroma
13/14
Gambar 2.9 Manifestasi neurofibroma tipe 1 dan neurofibroma tipe 2
2.2.7 Diagnosa Klinis Neurofibroma
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik sesuai
dengan manifestasi klinis yang ditimbulkan. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
sangat berguna pada anak-anak untuk mendeteksi adanya massa pada otak. Tes
genetik juga dapat dilakukan untuk menilai adanya suatu mutasi genetik melalui
analisis urutan MRna dan DNA genomik.
2.2.8 Penatalaksanaan Neurofibroma
1. Neurofibromatosis tipe I
Pembedahan dapat membantu memperbaiki beberapa kelainan tulang.
Bedah tulang dapat dianjurkan untuk memperbaiki skoliosis. Operasi juga dapat
15
7/27/2019 BAB II Neurofibroma
14/14
digunakan untuk mengangkat tumor yang menyakitkan. Namun, tumor dapat
tumbuh kembali dan dalam jumlah yang lebih besar.
Dalam kasus yang jarang terjadi yaitu ketika tumor menjadi kanker,
pengobatan dapat mencakup:
Bedah
Kemoterapi
Radiasi
2. Neurofibromatosis tipe II
Pembedahan dapat menghilangkan tumor, tetapi dapat merusak saraf. Jika
saraf yang menuju ke telinga rusak, kehilangan pendengaran dapat terjadi. Pilihan
pengobatan lainnya termasuk:
Pengangkatan tumor secara parsial
Terapi radiasi
2.2.9 Pencegahan Neurofibroma
Neurofibromatosis merupakan penyakit keturunan, apabila salah satu
orang tua menderita kelainan NF ini, maka 50 % kemungkinan anaknya menderita
penyakit ini. Oleh karena itu dianjurkan untuk melakukan konsultasi genetik pada
penderita yang merencanakan untuk memiliki keturunan.
16