BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    1/25

    BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Asma

    2.1.1 Definisi Asma

    Penyakit asma merupakan proses inflamasi kronik saluran

    pernapasan yang melibatkan banyak sel dan elemennya. Proses inflamasi

    kronik ini menyebabkan saluran pernapasan menjadi hiperesponsif,

    sehingga memudahkan terjadinya bronkokonstriksi, edema dan

    hipersekresi kelenjar, yang menghasilkan pembatasan aliran udara di

    saluran pernapasan dengan manifestasi klinik yang bersifat periodik

    berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, batuk-batuk terutama

    malam hari atau dini hari/subuh (!"A, 2#11$.

    2.1.2 %tiologi

    &e'ara umum terjadinya asma dipengaruhi oleh faktor genetik dan

    faktor lingkungan. aktor genetik di antaranya ri)ayat atopi, padapenderita asma biasanya mempunyai keluarga dekat yang juga memiliki

    alergi. *ipereakti+itas bronkus ditandai dengan saluran napas yang

    sangat sensitif terhadap berbagai rangsangan alergen atau iritan. enis

    kelamin, pada pria merupakan faktor risiko asma pada anak. &ebelum

    usia 1 tahun, pre+alensi asma pada anak laki-laki adalah 1,-2 kali

    dibanding anak perempuan. enjelang de)asa perbandingan tersebut

    kurang lebih berjumlah sama dan bertambah banyak pada perempuanusia menopause. 0besitas, ditandai dengan peningkatan Body Mass

    Index 1# (!$ 3#kg/m2. ekanismenya belum diketahui pasti, namun

    diketahui penurunan berat badan penderita obesitas dengan asma dapat

    memperbaiki gejala fungsi paru, morbiditas dan status kesehatan.

    Alergen dalam lingkungan tempat tinggal seperti tungau, debu

    rumah, spora jamur, ke'oa, serpihan kulit binatang seperti anjing, ku'ing,

    dan lain-lain adalah faktor lingkungan yang dapat men'etuskan terjadinya

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    2/25

    asma. egitu pula dengan serbuk sari dan spora jamur yang terdapat di

    luar rumah. aktor lainnya yang berpengaruh di antaranya alergen

    makanan (susu, telur, udang, kepiting, ikan laut, ka'ang tanah, 'oklat,

    ki)i, jeruk, bahan penyedap, penga)et, dan pe)arna makanan$, bahan

    iritan (parfum, household spray, asap rokok, 'at, sulfur, dan lain-lain$,

    obat-obatan tertentu (golongan beta blocker seperti aspirin$,

    stress/gangguan emosi, polusi udara, 'ua'a, dan akti+itas fisik.

    2.1.3 anifestasi 4linis

    a. Asma 4ronik

    Asma kronik ditandai dengan episode dispnea yang disertai

    dengan bengek, tapi gambaran klinik asma beragam. Pasien dapat

    mengeluhkan sempit dada, betuk atau bunyi saat bernapas. *al ini

    sering terjadi saat latihan fisik yang dapat terjadi se'ara spontan atau

    berhubungan dengan allergen tertentu. 5anda-tandanya termasuk bunyi

    disaat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi, batuk kering yang

    berulang atau tanda atopi.Asma dapat ber+ariasi dari gejala harian kronik sampai gejala

    yang berselang. 5erdapat keparahan dan remisi berulang dan inter+al

    antar gejala mingguan, bulanan atau tahunan. 4eparahan ditentukan

    oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi di samping jumlah obat

    dalam mengontrol gejala. Pasien dapat menunjukkan gejala berselang

    ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau hanya penggunaan

    se)aktu-)aktu agonis beta inhalasi.b. Asma Parah Akut

    Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana

    inflamasi, edema jalan udara, akumulasi mukus yang berlebihan dan

    bronkospasmus parah yang menyebabkan penyempitan jalan udara

    yang serius tidak responsif terhadap terapi bronkodilator biasa. Pasien

    mengalami ke'emasan dan mengeluhkan dispnea parah, nafas

    pendek, sempit dada atau rasa terbakar. Penderita mungkin hanya

    dapat mengu'apkan kata dalam satu napas. ejala tidak responsif

    terhadap penanganan biasa.

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    3/25

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    4/25

    selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan

    obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya

    dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali

    melakukan ekspirasi.*al ini menyebabkan dispnea. 4apasitas residu

    fungsional dan +olume residu paru menjadi sangat meningkat selama

    serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru.

    *al ini bisa menyebabkan barrel 'hest.

    Path)ay7

    2.1. 4omplikasi

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    5/25

    erbagai komplikasi-komplikasi asma yang dapat terjadi pada

    penderita penyakit asma adalah7

    1. 4omplikasi asma Pneumothoraks

    Pneumothoraks adalah keadaan adanya udara di dalam rongga pleura

    yang di'urigai bila terdapat benturan atau tusukan dada. 4eadaan ini

    dapat menyebabkan kolaps paru yang lebih lanjut lagi dapat

    menyebabkan kegagalan napas.

    2. 4omplikasi asma Pneumomediastinum

    Pneumomediastinum dari bahasa 9unani pneuma :udara;, juga dikenal

    sebagai emfisema mediastinum adalah suatu kondisi dimana udara

    hadir di mediastinum. 4ondisi ini dapat disebabkan oleh trauma fisik

    atau situasi lain yang mengarah ke udara keluar dari paru-paru, saluran

    udara atau usus ke dalam rongga dada.

    3. 4omplikasi asma Atelektasis

    Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat

    penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus$ atau akibat

    pernapasan yang sangat dangkal.

    . 4omplikasi asma Aspergilosis

    Aspergilosis merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh

    jamur dan tersifat oleh adanya gangguan pernapasan yang berat.

    Penyakit ini juga dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lainnya,

    misalnya pada otak dan mata. !stilah Aspergilosis dipakai untuk

    menunjukkan adanya infeksi Aspergilosis sp.

    . agal napas

    agal napas dapat terjadi bila pertukaran oksigen terhadapkarbondioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi

    oksigen dan pembentukan karbondioksida dalam sel-sel tubuh.

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    6/25

    dalam upaya mengeluarkan lendir yang berlebihan, atau merasa sulit

    bernapas karena sebagian saluran udara menjadi sempit oleh adanya

    lendir.

    2.1.< Pemeriksaan Penunjang

    a. Pemeriksaan asmani

    ejala asma ber+ariasi sepanjang hari sehingga pemeriksaan

    jasmani dapat normal. 4elainan pemeriksaan jasmani yang paling

    sering ditemukan adalah mengi pada auskultasi. Pada sebagian

    penderita, auskultasi dapat terdengar normal )alaupun pada

    pengukuran objektif (faal paru$ telah terdapat penyempitan jalan napas.

    Pada keadaan serangan, kontraksi otot polos saluran napas, edema

    dan hipersekresi dapat menyumbat saluran napas= maka sebagai

    kompensasi penderita bernapas pada +olume paru yang lebih besar

    untuk mengatasi menutupnya saluran napas. *al itu meningkatkan

    kerja pernapasan dan menimbulkan tanda klinis berupa sesak napas,

    mengi dan hiperinflasi. Pada serangan ringan, mengi hanya terdengar

    pada )aktu ekspirasi paksa. >alaupun demikian mengi dapat tidak

    terdengar (silent 'hest$ pada serangan yang sangat berat, tetapi

    biasanya disertai gejala lain misalnya sianosis, gelisah, sukar bi'ara,

    takikardi, hiperinflasi dan penggunaan otot bantu napas

    b. aal Paru

    ?mumnya penderita asma sulit menilai beratnya gejala dan

    persepsi mengenai asmanya, demikian pula dokter tidak selalu akurat

    dalam menilai dispnea dan mengi= sehingga dibutuhkan pemeriksaanobjektif yaitu faal paru antara lain untuk menyamakan persepsi dokter

    dan penderita, dan parameter objektif menilai berat asma. Pengukuran

    faal paru digunakan untuk menilai7

    1. obstruksi jalan napas

    2. re+ersibiliti kelainan faal paru

    3. +ariabiliti faal paru, sebagai penilaian tidak langsung hiperes-ponsif

    jalan napas

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    7/25

    anyak parameter dan metode untuk menilai faal paru, tetapi yang

    telah diterima se'ara luas (standar$ dan mungkin dilakukan adalah

    pemeriksaan spirometri dan arus pun'ak ekspirasi (AP%$.

    '. ?ji Pro+okasi ronkus

    ?ji pro+okasi bronkus membantu menegakkan diagnosis asma.

    Pada penderita dengan gejala asma dan faal paru normal sebaiknya

    dilakukan uji pro+okasi bronkus . Pemeriksaan uji pro+okasi bronkus

    mempunyai sensiti+iti yang tinggi tetapi spesifisiti rendah, artinya hasil

    negatif dapat menyingkirkan diagnosis asma persisten, tetapi hasil

    positif tidak selalu berarti bah)a penderita tersebut asma. *asil positif

    dapat terjadi pada penyakit lain seperti rinitis alergik, berbagai

    gangguan dengan penyempitan jalan napas seperti PP04,

    bronkiektasis dan fibrosis kistik.

    d. Pengukuran &tatus Alergi

    4omponen alergi pada asma dapat diindentifikasi melalui

    pemeriksaan uji kulit atau pengukuran !g% spesifik serum. ?ji tersebut

    mempunyai nilai ke'il untuk mendiagnosis asma, tetapi membantu

    mengidentifikasi faktor risiko/ pen'etus sehingga dapat dilaksanakan

    kontrol lingkungan dalam penatalaksanaan.

    ?ji kulit adalah 'ara utama untuk mendiagnosis status alergi/atopi,

    umumnya dilakukan dengan prick test. >alaupun uji kulit merupakan

    'ara yang tepat untuk diagnosis atopi, tetapi juga dapat menghasilkan

    positif maupun negatif palsu. &ehingga konfirmasi terhadap pajanan

    alergen yang rele+an dan hubungannya dengan gejala harus selaludilakukan. Pengukuran !g% spesifik dilakukan pada keadaan uji kulit

    tidak dapat dilakukan (antara lain dermatophagoism, dermatitis/

    kelainan kulit pada lengan tempat uji kulit, dan lain-lain$. Pemeriksaan

    kadar !g% total tidak mempunyai nilai dalam diagnosis alergi/ atopi.

    2.1.@ Penatalaksanaan

    5ujuan pengobatan asma adalah agar penderita dapat hidup

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    8/25

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    9/25

    menarik nafas panjang-panjang, yang berfungsi untuk latihan

    pernafasan, sehingga otot-otot pernafasan menjadi lebih kuat. &elain

    itu, lama kelamaan pasien akan terbiasa dengan udara dingin sehingga

    mengurangi timbulnya gejalaasma.

    "amun hendaknya olahraga ini dilakukan se'ara bertahap dan

    dengan melihat kondisi pasien. &elain itu dapat diberikan penjelasan

    kepada pasien agar menghindari atau menjauhkan diri dari faktor-faktor

    yang diketahui dapat menyebabkan timbulnya asma, serta penanganan

    yang harus dilakukan jika serangan asma terjadi terapi farmakologi.

    2. 5erapi armakologi

    0bat asma digunakan untuk menghilangkan dan men'egah

    timbulnya gejala obstruksi saluran pernafasan. Pada saat ini obat asma

    dibedakan dalam dua kelompok besar yaitu reliever dan controller.

    Reliever adalah obat yang 'epat menghilangkan gejala asma yaitu

    obstruksi saluran napas. &edangkan controller adalah obat yang

    digunakan untuk mengendalikan asma yang persisten.

    0bat yang termasuk golongan reliever adalah agonis beta-2,

    antikolinergik teofilin, dan kortikosteroid sistemik. Agonis beta-2 adalah

    bronkodilator yang paling kuat pada pengobatan asma. Agonis eta-2

    mempunyai efek bronkodilatasi, menurunkan permeabilitas kapiler, dan

    men'egah pelepasan mediator dari sel mast dan basofil. olongan

    agonis beta-2 merupakan stabilisator yang kuat bagi sel mast, tapi obat

    golongan ini tidak dapat men'egah respon lambat maupun menurunkan

    hiperresponsif bronkus. 0bat agonis beta-2 seperti salbutamol

    terbutalin, fenoterol, prokaterol dan isoprenalin merupakan obatgolongan simptomatik. %fek samping obat golongan agonis beta-2 dapat

    berupa gangguan kardio+askuler, peningkatan tekanan darah, tremor,

    palpitasi, takikardi dan sakit kepala. Pemakaian agonis beta-2 se'ara

    reguler hanya diberikan kepada asma kronik berat yang tidak lepas dari

    bronkodilator.

    Antikolinergik dapat digunakan sebagai bronkodilator seperti

    ipratropium bromid dalam bentuk inhalasi. !pratropium bromid

    http://obat-alternatif.com/asma.htmlhttp://obat-alternatif.com/asma.html
  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    10/25

    mempunyai efek menghambat reseptor kolinergik sehingga menekan

    en8im guanilsiklase dan menghambat pembentukan 'P. %fek

    samping ipratropium inhalasi adalah rasa kering di mulut dan

    tenggorokan. ula kerja obat ini lebih 'epat dibandingkan dengan kerja

    agonis beta-2 yang diberikan inhalasi. !pratropium bromid digunakan

    sebagai obat tambahan jika pemberian agonis beta-2 belum

    memberikan efek yang optimal. Penambahan obat ini terutama

    bermanfaat untuk penderita asma dengan hiperakti+itas bronkus yang

    ekstrim atau penderita yang disertai bronkitis kronis.

    0bat golongan antin seperti teofilin dan aminofilin adalah obat

    bronkodilator yang lemah tetapi jenis ini banyak digunakan oleh pasien

    karena efektif, aman, dan harganya murah. Dosis teofilin per oral

    mg/kg/kali pada orang de)asa biasanya diberikan 12-2## mg/kali.

    %fek samping yang ditimbulkan pada pemberian teofilin per oral.

    5erutama mengenai sistem gastrointestinal seperti mual, muntah, rasa

    kembung dan nafsu makan berkurang. %fek samping lain adalah

    diuresis. Pada pemberian teofilin dengan dosis tinggi dapat

    menyebabkan terjadinya hipotensi, takikardia, dan aritmia, stimulasi

    sistem saraf pusat.

    0bat yang termasuk golongan controller adalah obat anti

    inflamasi seperti kortikosteroid, natrium kromoglikat, natrium

    nedokromil, dan antihistamin aksi lambat. 0bat agonis beta-2 aksi

    lambat dan teofilin lepas lambat dapat digunakan sebagai obat

    controller. "atrium kromoglikat dapat men'egah bronkikonstriksi respon

    'epat atau lambat, dan mengurangi gejala klinis penderita asma."atrium kromoglikat lebih sering digunakan pada anak karena dianggap

    lebih aman daripada kortikosteroid. Perkembangan terbaru natrium

    kromoglikat menghasilkan natrium nodeksomil yang lebih poten.

    0bat ini digunakan sebagai tambahan pada penderita asma

    yang sudah mendapat terapi kortikosteroid tetapi belum mendapatkan

    hasil yang optimal. Antihistamin tidak digunakan sebagai obat utama

    untuk mengobati asma biasanya hanya diberikan pada pasien yang

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    11/25

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    12/25

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    13/25

    e. terganggunya 02

    f. eningkatnya metabolism seperti adanya infeksi, demam

    g. 4ondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada

    h. kehamilan, obesitas, muskulus skeletor yang abnormal.

    2. aktor Perkembangan

    3. aktor Perilaku

    a. "utrisi

    b. %er'ise

    '. erokok yang dapat menyebabkan fasokontriksi pembuluh darah

    d. perifer dan koroner

    e. &ubstan'e abuse (alkohol dan obat-obatan$

    f. 4e'emasan

    . aktor lingkungan

    a. 5empat kerja (polusi$

    b. &uhu lingkungan,

    '. 4etinggian dari permukaan laut

    d. Patofisiologi

    2.2.3 Pengobatan 9ang Dilaksanakan Pada Pasien Dengan angguan

    Pola "apas 5idak %fektif

    a. Pemberian nebuleser

    b. Pemberian kebutuhan 02

    '. engukur tanda-tanda +ital

    d. emberikan posisi yang nyaman

    e.

    engajarkan batuk efektiff. Pemberian input 'airan baik melalui minuman maupun 'airan infuse

    2.2. atasan 4arakteristik

    &ubjektif

    a. Dispnea

    b. "apas pendek

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    14/25

    0bjektif

    a. Perubahan gerakan dada

    b. engambil posisi tiga titik

    '. Penurunan tekanan ispirasi/ ekspirasi

    d. Penurunan +entilasi semenit

    e. Penurunan kapasitas +ital

    f. Peningkatan diameter anterior-posterior

    g. "apas 'uping hidung

    h. 0rtopnea

    i. ase ekspirasi yang lama

    j. Pernapasan pursed-lip

    k. 4e'epatan respirasi

    l. Penggunaan otot-otot bantu untuk bernapas

    2.2. aktor yang berhubungan

    a. Ansietas

    b. Posisi tubuh

    '. De+ornitas tulang

    d. De+ornitas dinding dada

    e. Penurunan energy/kelelahan

    f. *iper+entilasi

    g. &indrom hipo+entilasi

    h. 4erusakan mus'uloskeletal

    i. Disfungsi neuromus'ular

    j. 0besitask. "yeri

    l. 4erusakan resepsi/kognitif

    m. 4elelahan otot-otot respirasi

    n. Cedera tulang belakang

    2.3 Asuhan Keperaatan Asma

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    15/25

    &e'ara umum pengkajian yang dilakukan pada pasien dengan

    gangguan pernafasan dimulai dengan mengumpulkan data tentang 7

    1. iodata Pasien (umur, se, pekerjaan, pendidikan$

    ?mur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik

    se'ara fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji

    untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya

    masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap

    pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnya.2. 6i)ayat 4esehatan. eliputi 7

    a. 4eluhan ?tama4eluhan ?tama meliputi keluhan saat masuk rumah sakit dan

    keluhan saat pengkajian. 4eluhan utama seharusnya mengandungunsur P6&5 (Pain, uality, 6egio, &kala, dan 5ime$

    b. 6i)ayat Penyakit &ekarang6i)ayat penyakit sekarang perlu diketahui untuk menegakan

    diagnose.'. 6i)ayat Penyakit 5erdahulu

    9ang sering ditanyakan disini antara lain adalah apakah pasien

    pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya. Dan khusus

    untuk gangguan pernafasan dapat ditanyakan kebiasaan merokok

    pasien.d. 6i)ayat Penyakit 4eluarga

    5ujuan menanyakan ri)ayat keluarga dan sosial pasien penyakit

    paru-paru ada tiga hal yaitu71. Penyakit infeksi

    4hususnya tuberkulosis paru ditularkan melalui satu orang ke

    orang lain. anfaat menanyakan ri)ayat kontak dengan orang

    terinfeksi akan dapat diketahui sumber penularannya.2. 4elainan alergi

    Contohnya7 Asma ronkial3. Pasien ronkitis 4ronis

    3. Data io-Psiko-&osial-&piritualPengkajian bio-psiko-sosial-spiritual meliputi kajian tentang aspek

    kebiasaan hidup pasien yang se'ara signifikan berpengaruh terhadap

    fungsi respirasi. eberapa kondisi respiratori timbul akibat stres.

    Penyakit pernapasan kronis dapat menyebabkan perubahan dalam

    peran keluarga dan hubungan dengan orang lain, isolasi sosial,

    masalah keuangan, pekerjaan, atau ketidakmampuan. Dengan

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    16/25

    mendiskusikan mekanisme pengobatan, pera)at dapat mengkaji reaksi

    pasien terhadap masalah stres bio-psiko-sosial-spiritual dan men'ari

    jalan keluar.

    9ang umum dikaji adalah empat belas kebutuhan menurut Eirginia

    *anderson, yaitu bernafas, makan dan minum, eliminasi, gerak dan

    aktifitas, istirahat tidur, kebersihan diri, pengaturan suhu tubuh, rasa

    aman, rasa nyaman, pengetahuan, prestasi dan produktifitas, rekreasi,

    sosialisasi dan komunikasi, dan spiritual.. Pemeriksaan isik

    Pemeriksaan fisik dilakukan dengan 'ara !nspeksi, PalpasiF Perkusi,

    dan Auskultasi.

    a. !nspeksiProsedur inspeksi yang dilakukan oleh pera)at adalah7

    Pemeriksaan dada dimulai dari dada posterior dan pasien harus

    dalam keadaan duduk.

    Dada diobser+asi dengan membandingkan satu sisi dengan yang

    lainnya.

    5indakan dilakukan dari atas sampai ke ba)ah.

    !nspeksi dada posterior terhadap )arna kulit dan kondisinya

    (skar, lesi dan massa$ dan gangguan tulang belakang (kifosis,

    skoliosis dan lordosis$.

    Catat jumlah (frekuensi napas$, irama (reguler/irreguler$,

    kedalaman pernapasan, dan kesimetrisan pergerakan dada.

    0bser+asi tipe pernapasan seperti7 pernapasan hidung atau

    pernapasan diafragma serta penggunaan otot bantu pernapasan

    dan retraksi inter'ostae.

    &aat mengobser+asi respirasi, 'atat durasi dari fase inspirasi (!$

    dan fase ekspirasi (%$. 6asio pada fase ini normalnya adalah 1 7 2.

    ase ekspirasi yang memanjang menunjukkan adanya obstruksi

    pada jalan napas dan sering ditemukan pada pasien dengan

    Chroni' Airflo) Gimititation (CAG$ / Chroni' 0bstru'ti+e Pulmonary

    Disease (C0PD$.

    4aji konfigurasi dada dan bandingkan diameter anteroposterior

    (AP$ dengan diameter lateral/trans+ersal (5$. 6asio normal

    berkisar antara 172 sampai 7@, tergantung dari kondisi 'airan

    tubuh pasien.

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    17/25

    4elainan pada bentuk dada adalah7

    1. arrel 'hest5imbul akibat terjadinya o+er inflation paru-paru. 5erdapat

    peningkatan diameter AP75 (171$, sering terjadi pada pasienemfisemia.

    2. unnel 'hest (pe'tus e'a+atum$5imbul jika terjadi depresi pada bagian ba)ah dari sternum. *al

    ini akan menekan jantung dan pembuluh darah besar yang

    mengakibatkan murmur. 4ondisi ini dapat timbul pada ri'ketsia,

    marfanHs syndrome atau akibat ke'elakaan kerja.3. Pigeon 'hest (pe'tus 'arinatum$

    5imbul sebagai akibat dari ketidaktepatan sternum yang

    mengakibatkan terjadi peningkatan diameter AP. 5erjadi pada

    pasien dengan kifoskoliosis berat.a. 4yphos'oliosis (kifoskoliosis$

    5erlihat dengan adanya ele+asi s'apula yang akan

    mengganggu pergerakan paru-paru. 4elainan ini dapat timbul

    pada pasien dengan osteoporosis dan kelainan

    mus'uloskeletal lain yang mempengaruhi toraks. 4ifosis adalah

    meningkatnya kelengkungan normal 'olumna +ertebrae

    thora'alis menyebabkan pasien tampak bongkok. &edangkan

    skoliosis adalah melengkungnya +ertebrae thora'alis ke

    samping, disertai rotasi +ertebrae.

    0bser+asi kesimetrisan pergerakan dada. angguan pergerakan

    atau tidak adekuatnya ekspansi dada mengindikasikan penyakit

    pada paru-paru atau pleura.

    0bser+asi retraksi abnormal ruang interkostal selama inspirasi,

    yang dapat mengindikasikan obstruksi jalan napas.b. PalpasiPalpasi dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada

    dan mengobser+asi abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit,

    dan mengetahui +o'al/ta'tile premitus (+ibrasi$. Palpasi toraks

    berguna untuk mengetahui abnormalitas yang terkaji saat inspeksi

    seperti massa, lesi, dan bengak. Perlu dikaji juga kelembutan kulit

    terutama jika pasien mengeluh nyeri.Perhatikan adanya getaran

    dinding dada yang dihasilkan ketika berbi'ara (+o'al premitus$.

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    18/25

    '. PerkusiPera)at melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner,

    organ yang ada di sekitarnya, dan pengembangan (ekskursi$

    diafragma. enis suara perkusi ada dua jenis yaitu71. &uara perkusi normal

    6esonan (sonor$7 dihasilkan pada jaringan paru-paru dan

    normalnya bergaung dan bersuara rendah.

    Dullness7 dihasilkan di atas bagian jantung atau paru-paru

    5ympany7 dihasilkan di atas perut yang berisi udara umumnya

    bersifat musi'al.2. &uara perkusi abnormal

    *iperresonan7 bergaung lebih rendah dibandingkan dengan

    resonan dan timbul pada bagian paru-paru yang abnormal

    berisi udara.

    latness7 nadanya lebih tinggi dari dullness dan dapat didengar

    pada perkusi daerah paha, dimana seluruh areanya berisi

    jaringan.d. Auskultasi

    Auskultasi merupakan pengkajian yang sangat bermakna

    men'angkup mendengar suara napas normal dan suara tambahan

    (abnormal$.&uara napas normal dihasilkan dari getaran udara ketika

    melalui jalan napas dari laring ke al+eoli dan bersifat bersih.a. enis suara napas normal adalah7

    ron'hial7 sering juga disebut tubular sound karena suara ini

    dihasilkan oleh udara yang melalui suatu tube (pipa$, suaranya

    terdngar keras, nyaring, dengan hembusan yang lembut. ase

    ekspirasinya lebih panjang daripada inspirasi dan tidak ada

    jeda di antara kedua fase tersebut (% !$. "ormal terdengar di

    atas tra'hea atau daerah lekuk suprasternal.

    ronko+esikular7 merupakan gabungan dari suara napas

    bronkhial dan +esikular. &uaranya terdengar nyaring dengan

    intensitas sedang. !nspirasi sama panjang dengan ekspirasi (%

    I !$. &uara ini terdengar di daerah dada dimana bronkus

    tertutupoleh dinding dada.

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    19/25

    Eesikular7 terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi.

    !nspirasi lebih panjang dari ekspirasi, ekspirasi terdengar

    seperti tiupan (% F !$.

    b. enis suara napas tambahan adalah7 >hee8ing7 terdengar selama inspirasi dan ekspirasi, dengan

    karakter suara nyaring, musi'al, suara terus-menerus yang

    disebabkan aliran udara melalui jalan napas yang menyempit.

    6on'hi7 terdengar selama fase inspirasi dan ekspirasi, karakter

    suara terdengar perlahan, nyaring, dan suara mengorok terus-

    menerus. erhubungan dengan sekresi kental dan peningkatan

    produksi sputum.

    Pleural fi'tion rub7 terdengar saat inspirasi dan ekspirasi.

    4arakter suara kasar, ber'iut, dan suara seperti gesekan akibat

    dari inflamasi pada daerah pleura. &ering kali pasien

    mengalami nyeri saat bernapas dalam.

    Cra'kles, dibagi menjadi dua jenis yaitu7

    a. ine 'ra'kles7 setiap fase lebih sering terdengar saat

    inspirasi. 4arakter suara meletup, terpatah-patah akibat

    udara mele)ati daerah yang lembab di al+eoli atau

    bronkhiolus. &uara seperti rambut yang digesekkan.b. Coarse 'ra'kles7 lebih menonjol saat ekspirasi. 4arakter

    suara lemah, kasar, suara gesekan terpotong akibat

    terdapatnya 'airan atau sekresi pada jalan napas yang

    besar. ungkin akan berubah ketika pasien batuk.

    Diagnosa kepera)atan yang la8im terjadi pada pasien dengan

    gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah 7a. 4etidakefektifan ersihan alan "afas

    9aitu ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi

    saluran pernapasan guna mempertahankan jalan napas yang bersih.5anda-tandanya 71. unyi napas yang abnormal2. atuk produktif atau non produktif3. Cianosis. Dispnea. Perubahan ke'epatan dan kedalaman pernapasan

    4emungkinan faktor penyebab 7

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    20/25

    1. &ekresi yang kental atau benda asing yang menyebabkan obstruksi2. 4e'elakaan atau trauma (trakheostomi$3. "yeri abdomen atau nyeri dada yang mengurangi pergerakan dada. 0bat-obat yang menekan refleks batuk dan pusat pernapasan

    . *ilangnya kesadaran akibat anasthesi

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    21/25

    @. *ipoksemiaJ. 5ingkat kedalaman irama pernafasan abnormal4emungkinan penyebab 71. Penumpukan 'airan dalam paru

    2. angguan pasokan oksigen3. 0bstruksi saluran pernapasan. ronkhospasme. %dema paru

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    22/25

    napas , yang

    dibuktikan oleh

    indi'ator7

    -4emudahan

    bernapas

    -rekuensi dan irama

    pernapasan baik

    -Pergerakan sputum

    keluar dari jalan

    napas

    -Pergerakan

    sumbatan keluar

    dari jalan napas

    $.Gakukan dan bantu

    dalam terapi nebuli8er

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    23/25

    +ital dari rentang

    normal.-Perubahan status

    pernapasan 7

    +entilasi tidak

    terganggu yang

    dibuktikan oleh 7 a. kedalaman

    inspirasi dan

    kemudahan nafas b. ekspansi dada

    simetris-enunjukan tidak

    ada gangguan status

    pernapasan = a.penggunaan otot

    aksesorius b. suara napas

    tambahan'. pendek napas

    nebuli8er ultrasonik

    dan udara atau oksigen

    @$.Atur posisi pasien

    ( fo)ler$

    J$.4olaborasi

    pemberian obat

    $.engeluarka

    n sekret

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    24/25

    yang adekuat

    -emelihara

    kebersihan paru

    paru dan bebas

    dari tanda

    tanda distress

    pernafasan

    endemonstrasik

    an batuk efektif

    dan suara nafas

    yang bersih, tidak

    ada sianosis dan

    dyspneu (mampu

    mengeluarkan

    sputum, mampu

    bernafas dengan

    mudah, tidak ada

    pursedlips$

    5anda tanda +ital

    dalam rentang

    normal

    AD dalam batas

    "ormal

    &tatus neurologis

    dalam batas

    normal

    status 02

  • 7/26/2019 BAB II PAK AMIN BLASSS.doc

    25/25

    penyakit asma, jahe diolah dengan mengeluarkan ekstraknya menjadi

    minyak esensial. &elain itu manfaat lain dari jahe yakni sebagai obat

    dalam mengatasi masalah gangguan pen'ernaan, penyakit peredaran

    darah, flu, kelelahan, mengurangi rasa sakit dan lain sebagainya. agi

    orang yang menderita batuk parah dan influen8a, jahe bisa digunakan

    sebagai obatnya yang mana mampu membantu menghilangkan sekresi

    yang telah menumpuk di paru-paru. ?ntuk penyakit asma sendiri, jahe

    sebaiknya diolah dengan 'ara mengekstraknya menjadi minyak esensial

    untuk menghilangkan gejala-gejala asma.

    5anaman ahe sangat berkontribusi dalam mengobati Asma seperti7

    1. emungkinkan produksi trombosit.

    2. engurangi peradangan.

    3. ertindak sebagai ekspektoran.

    . ekerja sebagai antisepti'

    . embantu untuk menghilangkan bakteri.