24
BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH KOTA TEGAL A. Situasi Tegal pada Tahun 1920- 1927. Pada sekitar tahun 1900-1942 pemerintah Hindia Belanda melaksanakan politik balas jasa, pintu terbuka, dan politik etis (politik kemakmuran). Perubahan besar yang terjadi di masyarakat, mengakibatkan dibukanya penanaman modal di Hindia Belanda. Pada tahun 1901 Ratu Wilhelmina menyampaikan pidato yang kemudian menjadi titik awal dilaksanakannya politik etis. Kebijakan ini mendapat sambutan positif dari golongan sosialis Belanda. Politik etis pada prinsipnya bertujuan meningkatkan kondisi kehidupan penduduk pribumi agar pemerintah mengupayakan peningkatan kesehatan dan angkutan serta menyelenggarakan berbagai proyek pengembangan perkotaan, mendirikan sekolah-sekolah, bahkan pada tahun 1918 merestui pembentukan Volksraad, yang fungsinya adalah memberi nasihat kepada pemerintah (Lombard, 2005 : 76-77). Tiga proyek utama politik etis, yaitu irigasi, edukasi, dan emigrasi (kependudukan). Secara umum bertujuan memperbaiki kondisi material penduduk Hindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th. Van Defenter. Di balik itu tujuan politik etis sebenarnya untuk tetap melanggengkan kolonialisme Belanda pada tanah jajahannya. Rakyat Hindia Belanda dalam gagasan politik etis ini dibimbing memasuki dunia modern dan diperkenalkan pada peradaban barat. Beberapa kalangan menyebut politik etis yang membangun pola pikir modern 28 Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

28

BAB II

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH KOTA

TEGAL

A. Situasi Tegal pada Tahun 1920- 1927.

Pada sekitar tahun 1900-1942 pemerintah Hindia Belanda melaksanakan

politik balas jasa, pintu terbuka, dan politik etis (politik kemakmuran). Perubahan

besar yang terjadi di masyarakat, mengakibatkan dibukanya penanaman modal di

Hindia Belanda. Pada tahun 1901 Ratu Wilhelmina menyampaikan pidato yang

kemudian menjadi titik awal dilaksanakannya politik etis. Kebijakan ini mendapat

sambutan positif dari golongan sosialis Belanda. Politik etis pada prinsipnya

bertujuan meningkatkan kondisi kehidupan penduduk pribumi agar pemerintah

mengupayakan peningkatan kesehatan dan angkutan serta menyelenggarakan

berbagai proyek pengembangan perkotaan, mendirikan sekolah-sekolah, bahkan

pada tahun 1918 merestui pembentukan Volksraad, yang fungsinya adalah

memberi nasihat kepada pemerintah (Lombard, 2005 : 76-77).

Tiga proyek utama politik etis, yaitu irigasi, edukasi, dan emigrasi

(kependudukan). Secara umum bertujuan memperbaiki kondisi material penduduk

Hindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th. Van Defenter. Di balik itu

tujuan politik etis sebenarnya untuk tetap melanggengkan kolonialisme Belanda

pada tanah jajahannya. Rakyat Hindia Belanda dalam gagasan politik etis ini

dibimbing memasuki dunia modern dan diperkenalkan pada peradaban barat.

Beberapa kalangan menyebut politik etis yang membangun pola pikir modern

28

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 2: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

29

masyarakat pribumi. Dengan dilksanakannya politik etis, pemerintah Belanda

mengirimkan tenaga-tenaga ahli di berbagai bidang diantaranya adalah seorang

arsitek bernama Herman Thomas Kartsen yang ditugaskan untuk mengembangkan

konsep perencanaan kota-kota di Indonesia dan menyusun sistem ordinansi

pembangunan kota di Jawa (Dewi, 2015 : 2).

Tegal, berdasarkan Instelling Ordonantie, Staatsblad van Nederlands

Indie tahun 1906 Nomor 123, dibentuk Gemunte (gemeente) Tegal (Ordonantie

tanggal 21 Februari 1906, Staatsblad 1906 No. 123 yang berlaku sampai tanggal 1

April 1906), dalam pelaksanaan pemerintah dibentuk dewan kota (Gemunteraad).

Kepala daerah adalah assistent resident yang membawahi kabupaten Tegal.

Dewan kota terdiri dari 13 anggota, yaitu 8 warga negara Belanda, 4 warga negara

pribumi , 1 warga negara bukan bumiputera bukan Belanda. Penduduk berjumlah

32.000 jiwa terdiri dari 27.700 jiwa rakyat asli/penduduk asli 2.700 jiwa Cina

1.000 jiwa Arab dan Asia yang lain 600 jiwa Belanda (Eropa) (Dewi, 2015 : 2 ).

Di Indonesia pelaksanaan politik etis dimulai dengan perbaikan jalan-

jalan, perhubungan laut, darat, udara, perikanan, pertanian, dan lain-lain. Belanda

mulai banyak memperhatikan perkembangan sosial, ekonomi, dan budaya yang

ada dalam masyarakat. Perkembangan selanjutnya penduduk pun mulai memadat.

Politik etis di Tegal terjadi bukan karena kebijakan pemerintah Hindia Belanda,

tetapi juga didorong oleh desakan yang kuat terhadap kritik kebijakan tanam

paksa yang dilontarkan oleh tokoh-tokoh radikal penentang kebijakan pemerintah

Belanda. Douwes Dekker dengan bukunya Max Havelaar, dan golongan liberalis

yang menginginkan peluang pengelolaan perusahaan-perusahaan pemerintah di

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 3: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

30

tanah jajahan ke pihak swasta. Dalam sistem liberal kemudian pemerintah

Belanda membuka politik pintu terbuka dengan membuka kesempatan modal

swasta untuk menanamkan modal di tanah jajahannya (Dewi, 2015 : 3).

Di Tegal kemudian didirikan pabrik-pabrik gula dan penanaman tebu yang

ditanam di sawah-sawah penduduk Tegal dengan sistim sewa paksa dengan harga

yang sangat murah. Tenaga-tenaga kerja diberi upah yang murah, sementara hasil

keuntungan dibawa ke negeri Belanda. Berita kekejaman para pengusaha Belanda

akhirnya sampai ke negeri Belanda. Hal ini mendapat kritik pedas seorang

pendeta Baron van Hoevell yang mengecam tindakan pengusaha, agar tidak

mencari keuntungan pribadi semata dan mengorbankan kepentingan rakyat yang

dijajah. Kritikan itu begitu keras sehingga Belanda mengubah kebijakan terhadap

tanah jajahan dengan melemparkan kebijakan politik etis yang dimaksudkan,

kebijakan ini agar dianggap sebagai balas budi pemerintah Belanda kepada negeri

jajahan. Perluasan pendidikan ini dan hal-hal mengenai nasib rakyat

diperjuangkan oleh E. Dekker (Multatuli) diperjuangkan di Volksraad, tahun

1867. Pada tahun 1870 mulailah secara bertahap diadakannya penghapusan

praktek tanam paksa, tetapi baru tahun 1915 tanam paksa dihapuskan sama sekali.

Politik etis dilaksanakan di Tegal dalam bidang pendidikan dengan mendirikan

sekolah tingkat dasar, yakni Hollanscb Inlandsche School (HIS) pada tahun 1917-

1933 di daerah Pungkuran sekarang menjadi SMP 10 dan SD Mangkukusuman

Tegal dan sekolah lanjutan pertama ,yakni MULO Meer Uwitgebreid Laager

Onderwijs sekarang menjadi SMP N 1 Tegal, pada awalnya dipegang oleh

seorang kepala sekolah berkebangsaan Belanda, yakni Sleyer, setelah MULO

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 4: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

31

dibubarkan kemudian diubah menjadi SMP Tegal dengan seorang kepala sekolah

seorang bumiputera, yakni Raden Anwar (Dewi, 2015 : 4).

Meskipun politik etis telah dilaksanakan di Tegal, tetapi hasilnya tidak

dirasakan oleh rakyat Tegal. Kesenjangan ekonomi, sosial, dan politik antara

bangsa asing dan bumiputera masih sangat besar, bahkan diskriminasi semakin

kuat. Ternyata politik etis di bidang pendidikan untuk kepentingan Belanda

dengan mendidik pribumi terpelajar yang mengisi jabatan tata praja (amsbtenaar)

harus loyal kepada pemerintah Belanda, tetapi tidak semua penduduk Tegal bisa

mengenyam pendidikan. Orang-orang bumiputra hanya boleh sekolah di Eesste

School (Sekolah Angka Siji), sekolah tingkat dasar yang diperuntukkan para

priyayi, sedangkan sekolah dasar bagi rakyat pedesaan disebut Tweede School

(Sekolah Angka Loro), kedua sekolah tadi belum menggunakan pengantar bahasa

Belanda, tetapi memakai bahasa daerah dan melayu, sedangkan sekolah dasar

yang menggunakan pengantar bahasa Belanda adalah HIS (Hollansch Inlandsche

School) (Dewi, 2015 : 5).

Selain itu Tegal juga memiliki pelabuhan yang dikenal sejak kekuasaan

Mataram dan menjadi strategis terkait era culturstelsel dan kapitalisme

perkebunan. Daya dukung pelabuhan Tegal secara geografis disebabkan faktor-

faktor, yaitu (1) ombak yang bersahabat dan memungkinkan kapal-kapal berlabuh,

(2) tidak adanya batu karang dalam perairan sekitar pelabuhan, (3) letak

pelabuhan yang menghubungkan daerah hinterland melalui sungai Gung. Selain

sebagai pertanian, kawasan Tegal mulai bergeliat saat dikenalnya komersialisasi

lahan perkebunan tebu dimulai pada pertengahan abad XIX. Komoditas gula

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 5: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

32

merupakan komoditas terpenting di Hindia Belanda. Bahkan pulau Jawa mampu

mengekspor produk gula mengungguli Kuba hingga pertengahan tahun 1920.

Sementara eksploitasi tanah untuk keperluan penanaman tebu di kawedanan Tegal

karesidenan Pekalongan sampai tahun 1930 mencapai 31% dari total lahan

pertanian sawah. Industri gula tumbuh pesat di karesidenan Pekalongan sebagai

konsekuensi industrialisasi perkebunan. Pesatnya industri gula berpengaruh dalam

pertumbuhan infrastruktur kota di Tegal, salah satunya adalah jaringan

transportasi kereta api. Memang jauh sebelum pembangunan rel kereta api di

wilayah Tegal terbentuk, jalur utama seperti jalan groote postweg dan jalan-jalan

yang menghubungkan wilayah pedalaman dan kawasan sekitarnya yang sudah

terbentang luas sejak tahun 1841. Namun pada masa hujan, kerap terjadi banjir

yang merusak jalan dan jembatan. Kerusakan jalan akibat banjir ini berdampak

pada pengangkutan hasil komoditas perdagangan. Rencana pembuatan jalan

kereta api sebagai jalur alternatif pengganti jalan mulai digagas pada 18 januari

1882 dengan membuka jalur Tegal-Balapulang melalui Banjaran dan Slawi. Dari

Banjaran percabangan akan menghubungkan daerah ke wilayah Pangkah. Makna

pembuatan jalur rel kereta api itu diantaranya untuk mempermudah jalur

pengangkutan komoditas gula seperti di Pangkah dan Balapulang, dengan kata

lain pembukaan jalur kereta api makin memudahkan pengiriman hasil perkebunan

di pedalaman Tegal menuju pelabuhan Tegal. Pembangunan pelabuhan niaga

sebagai pendukung transportasi komoditas perkebunan yang sudah ada semasa

culturstelsel. Di kawasan pelabuhan Tegal terdapat gudang-gudang penyimpanan

kopi dan gula (Suputro, 1959: 59).

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 6: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

33

Gula merupakan ekspor paling penting sampai pertengahan tahun 1920,

dan baru berakhir ketika kedudukanya digantikan oleh karet. Pabrik gula tidak

diizinkan memiliki tanah untuk ditanami tebu, melainkan harus menyewa tanah

rakyat. Terjadilah perusakan berat industri gula terhadap kesuburan tanah milik

petani karena sepanjang tahun tanah ditanami tebu dan irigasi menyerap air,

menyababkan petani sawah kekurangan air. Faktor penyebab keuntungan industri

gula yang melimpah, ialah bahwa rakyat dipaksa menyewakan sawah beserta

tenaga kerjanya secara murah. Sewa tanah berdasarkan pendapat bersih dari panen

padi dan palawija, bukan berdasarkan nilai tanah yang disesuaikan dengan harga

gula di pasaran internasional, dengan demikian keuntungan yang diperoleh karena

sewa yang murah itu jatuh pada orang-orang Eropa agar sistem ini berjalan

dengan baik, pemaksaan penyewaan tanah terhadap kaum tani dilakukan oleh elit

birokrastis setempat, yaitu kepala desa atau pangreh praja (Lucas, 1989 : 17).

Menjelang pertengahan tahun 1920 Karesidenan Pekalongan, sejumlah 17

pabrik gula telah menjepit petani padi, sehingga mereka kurang atau sama sekali

tidak dapat menanami sawahnya dengan padi. Di kewedanan Slawi, 31 persen dari

sawah ditanami tebu dan di Kewedanan Adiwerna terdapat tiga pabrik gula. Inilah

kenyataan mengenai apa yang terjadi pada kaum tani di tahun 1930-an, dengan

kepadatan penduduk Adiwerna tertinggi di Jawa, hanya 21,8 persen dari angkatan

kerjanya, dengan beban pajak yang berat bekerja dalam pertanian, sedangkan 25,3

persen terpaksa lari ke bidang industri dan 28,9 persen lainnya merupakan tenaga

kerja sebagai buruh lepas. Dalam tahun 1921 petani sering mengeluh kerena

pamong desa sering menggunakan air untuk kepentingan pribadi. Sengketa

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 7: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

34

mengenai air demikian hangatnya dan sering menimbulkan bentrokan sehingga

sawah harus dijaga agar tidak ada pencurian air. Ketergantungan petani pada tuan

tanah kaya untuk mendapatkan pinjaman uang dan padi, terutama di musim

pancekelik menyurutkan mereka untuk menuntut pembagian air yang lebih adil.

Kemrosotan yang menyolok bagi industri gula semasa depresi ekonomi

merupakan krisis utama bagi karesidenan Pekalongan. Investasi bagi

pemeliharaan dan pembuatan irigasi baru terhenti, upah merosot, kerja musiman

di pabrik juga terhenti. Jalan kembali ke ekonomi subsisten bukanlah menuju

penyerderhanaan kehidupan masyarakat pedesaan, tetapi pemiskinan dan

kesengsaraan. Namun pada tahun 1920 terjadi perubahan-perubahan sosial di

kalangan penduduk pribumi dan pada pemikiran penguasa kolonial Belanda. Para

bupati itu semakin terasing dari kalangan cendikiawan rakyatnya, sedangkan

pemerintah Belanda lebih mementingkan kejujuran dan kesopanan dalam

jabatannya. Perubahan dalam masalah-masalah sosial dan hubungan antara bupati

dengan penguasa kolonial menjadi kaku dan kurang demokratis (Lucas, 1989 : 17-

24).

Sebelum pemberontakan komunis tahun 1926, telah banyak terdengar

keluhan yang menyangkut ketidakpuasan rakyat mengenai gaji dan keadaan kerja

di perkebunan Eropa dan kecilnya kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.

Pada tahun 1920 keluhan-keluhan itu di tanggapi oleh pimpinan Sarekat Islam

yang aktif menyerang diskriminasi antara priyayi dan rakyat. Anggota gerakan

nasional, yaitu kaum pergerakan merasakan tajamnya diskriminasi ini di bidang

pendidikan karena hanya menguntungkan anak-anak priyayi, terutama karena

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 8: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

35

terbatasnya tempat bagi pribumi untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolah

dasar berbahasa Belanda (HIS). Sesudahnya gagalnya panen padi di Jawa pada

tahun 1918 terjadilah pergerakan masa tani oleh sayap kiri Sarekat Islam

Keresidenan Pekalongan, khususnya di daerah pantai timbul kerusuhan-kerusahan

di perkebunan karet dan pemogokan-pemogokan di bidang industri, di tumpangi

dengan memburuknya hubungan orang-orang Eropa dan pribumi, seperti di dinas

kehutanan Pemalang. Pemimpin sarekat buruh gula menyampaikan keluhan

kepada gubernur jendral, sehubungan dengan adanya intimidasi polisi dan

laporan-laporan palsu yang diedarkan oleh para pejabat Belanda dan pangreh

praja. Setelah sarekat islam pecah pada tahun 1923, banyak cabang Sarekat Islam

menjadi Sarekat Rakyat, suatu organisasi yang didirikan PKI untuk para petan

yang sealiran dan berada di luar pusat-pusat kota. Menjelang Januari 1926 jumlah

anggota Sarekat Rakyat cabang Tegal sekitar 3.500 orang, dan cabang Pekalongan

3.2301 orang termasuk 160 orang Cina (Lucas, 1989 : 25).

Pada tahun 1923 pemogokan buruh kereta api yang digerakkan oleh

Perserikatan Buruh Kereta Api dan Tram (VSTP) yang merupakan awal dari

pertumbuhan yang pesat dari PKI. Dengan banyaknya anggota SI dan VSTP

Pekalongan untuk berkumpul, maka dibatasi oleh penguasa kolonial. Pada akhir

Februari situasi politik di Tegal dan Pekalongan memantapkan golongan komunis

untuk memberontak terhadap penguasa, terutama dengan adanya ranting-ranting

partai di sepanjang pantai antara Cirebon dan Pekalongan. Kejadian yang meletus

di Dukuh Karangcegak, Kecamatan Tarub, merupakan salah satu akibat dari

ketidakpuasan rakyat, di samping pajak yang dipungut, keharusan untuk bekerja

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 9: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

36

di kecamatan pun dirasakan oleh rakyat sangat berat. Mulai tanggal 24 Februari

1926 menjadi penjaga dan peronda desa merupakan tugas kewajiban. Kewajiban

ini ditentang oleh suatu kelompok yang disebut Persaoedaraan Setia Hati yang

dipimpin oleh Suleiman, seorang tokoh SI. Walaupun Suleiman dan kawan-

kawannya telah ditangkap, rakyat tetap melanjutkan tindakan menentang tugas

dan kewajiban itu karena Wedana Adiwerna dan Camat Tarub datang ke Dukuh

Karangcegak untuk menyaksikan keadaan sebenarnya karena keadaan itu

dianggap serius, keesokan harinya enam orang polisi didatangkan untuk

mengatasi huru-hara tersebut. Polisi itulah yang sebenarnya menciptakan huru-

hara karena mendobrak pintu rumah para pemimpin SI yang dituduh memimpin

penentangan terhadap wajib jaga tersebut sehingga membangkitkan kemarahan

rakyat yang segera mengepung wedana. Rakyat yang marah itu meningkat

jumlahnya, lebih dari 200 orang dengan bersenjatakan pentung, bambu runcing,

dan parang pemotong tebu, mereka bersiap siaga. Sambil meneriakan

„‟Sabilillah‟‟ mereka menyerbu rumah seorang haji setempat karena terdapat

beberapa polisi dan agen PID yang sedang bersembunyi di tempat itu. Insiden ini

membawa kerusakan perabot rumah dan luka ringan di kalangan yang

bersembunyi di rumah haji. Residen Pekalongan panik dan mengirim kawat kilat

kepada gubernur Jendral di Bogor. kemudian, datanglah bala bantuan polisi dari

Sukabumi, Semarang, dan Kudus ke Karangcegak untuk menumpas

pemberontakan itu. Sejumlah 5.326 anggota Sarekat Rakyat diintrogasi atau

ditahan di sembilan kecamatan, dan sebanyak 3.510 kartu keanggotaan disita

polisi. Dalam tahun 1926 dari Karangcegak sedikitnya 8 orang telah dibuang ke

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 10: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

37

Boven Digul dan lebih dari 60 orang dipenjarakan di beberapa tempat di Jawa

(Lucas, 1989 : 27).

Pada bulan September 1926 di Desa Bangle, Kewedanaan Adiwerna,

pabrik gula Pagongan menolak mengembalikan tanah yang disewa, padahal sesuai

dengan kontrak tanah itu harus dikembalikan kepada rakyat ketika musim

penanaman padi. Pabrik menolak penebangan tebu karena kadar gula masih

rendah sehingga menimbulkan pertengkaran. Mandor tebu lalu melaporkan

kejadian itu kepada wedana. Enam orang yang berdiri membawa pisau penyabitan

rumput ditembak di tempat sebagai tindakan balas dendam asisten residen (Lucas,

1989 : 28).

Perlawanan PKI yang meletus pada bulan Agustus dan September 1926

menunjukan adanya semangat tinggi organisasi partai yang kuat. Perlawanan yang

meletus sebelum matang, ini membuat Belanda dapat membersihkan gerakan

revolusioner dengan bantuan mata-mata dan informannya. Belanda dapat

menangkap seluruh pimpinan partai di Tegal dan Pekalongan sebelum 12

November 1926, yaitu tanggal yang direncanakan untuk memulai revolusi.

Dengan adanya penangkapan itu banyak tempat-tempat yang telah

mempersiapkan diri untuk memberontak, menjadi tidak berdaya (Lucas, 1989 :

28).

B. Perkembangan Kesehatan Kota Tegal.

Pada tahun 2009-2013 jumlah penduduk kota Tegal menunjukkan, bahwa

pada tahun 2013 sebanyak 245.202 jiwa, terdiri dari 121.712 penduduk laki-laki

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 11: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

38

dan 123.490 penduduk perempuan dengan rasio jenis kelamin sebesar 99. Angka

ini relatif stagnan dalam periode tahun 2010-2013. Hal ini mengindikasikan

bahwa pertumbuhan penduduk laki-laki lebih kecil dibandingkan dengan

penduduk perempuan. Angka pertumbuhan penduduk kota Tegal mayoritas adalah

beragama islam. Pada tahun 2013, jumlah muslim di kota Tegal mencapai

232.492 jiwa atau sebesar 95 % ( Hafiz, 2013 : 6).

Pada tahun 2013 pertumbuhan kota Tegal tercatat sebesar 0,6 persen.

Angka ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sejalan

dengan hal itu, persebaran penduduk kota Tegal terbesar berada di kecamatan

Tegal timur , yaitu mencapai 76.224 jiwa (30,82 persen) dan persebaran terendah

di wilayah Margadana yaitu 45.788 jiwa (18,84 persen). Persebaran ini masih

relatif sama dengan tahun sebelumnya, kecamatan Tegal timur memiliki distribusi

terbanyak dan terendah adalah kecamatan Margadana. Pada tahun 2013,

kepadatan penduduk rata-rata di kota Tegal adalah 6.146 jiwa/km2. Kepadatan

penduduk tertinggi berada di kelurahan Debong Kidul Selatan, yaitu 14.520

jiwa/km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah berada di kelurahan

Muarareja kecamatan Tegal barat sebesar 696 jiwa/ km2 (www. Pemkot.com

diunduh tanggal 3 Agustus 2016).

Pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran keadaan suatu perekenomian

dari suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dapat

meningkatkan kemakmuran masyarakat. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu

gambaran mengenai dampak kebijaksanaan pemerintah yang dilaksanakan

khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan laju

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 12: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

39

pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara

tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi

daerah, indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan dimasa

yang akan datang. Pertumbuhan ekonomi ditandai dengan meningkatnya jumlah

barang dan jasa (output) yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pertumbuhan

merupakan ukuran utama keberhasilan pembangunan, dan hasil pertumbuhan

ekonomi dapat pula dinikmati masyarakat sampai dilapisan paling bawah, baik

dengan sendirinya maupun dengan campur tangan pemerintah. Pertumbuhan harus

berjalan secara beriringan dan terencana, mengupayakan terciptanya pemerataan

kesempatan dan pembagian hasil-hasil pembangunan dengan lebih merata (www.

Pemkot.com diunduh tanggal 3 Agustus 2016).

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) salah satu tolok ukur

keberhasilan pembangunan daerah dibidang ekonomi dapat dilihat dari

pertumbuhan angka PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) atas dasar harga

konstan, meskipun dapat pula berdasarkan harga berlaku. PDRB mempunyai

fungsi, sebagai parameter tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat kemakmuran

masyarakat, tingkat inflasi dan deflasi, struktur perekonomian serta tingkat

produktifitas tenaga kerja. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah nilai

pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu daerah pada periode

tertentu. Data PDRB sangat dibutuhkan dan perlu disajikan karena dapat dipakai

sebagai bahan evaluasi dan analisis perencanaan pembangunan, juga merupakan

barometer untuk mengukur hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan.

Besarnya PDRB kota Tegal pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku sebesar

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 13: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

40

3.093.943.825,27 ribu rupiah dan atas dasar harga konstan 2012 sebesar

1.396.227.214,74 ribu rupiah. Adapun pertumbuhan ekonomi kota Tegal selama

tahun 2012 adalah sebesar 4,62 % dengan laju inflasi 3,09 % . Dari data BPS kota

Tegal, angka PDRB kota Tegal sejak tahun 2008 hingga tahun 2012 dapat

ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 1. PDRB kota Tegal tahun 2008-2012

Tahun PDRB Adh

Berlaku Rp (000,-)

PDRB Adh

Konstan 2000 Rp (000,-)

2008 2.139.214.566,39 1.166.587.874,62

2009 2.387.809.680,97 1.225.102.106,91

2010 2.633.940.493,40 1.281.528.201,39

2011 2.859.932.192,56 1.340.227.744,49

2012 3.093.943.825,27 1.396.227.214,74

Sumber : BPS kota Tegal tahun 2012

Berdasarkan tabel di atas PDRB kota Tegal selalu mengalami kenaikan

dari tahun ke tahun. Angka beban tanggungan merupakan angka yang

menunjukkan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (usia di

bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun) dengan banyaknya orang yang termasuk

usia produktif. Berdasarkan jumlah penduduk menurut kelompok umur maka

angka beban tanggungan (depency ratio) penduduk kota Tegal tahun 2012 sebesar

45,69. Hal tersebut berarti setiap 100 penduduk usia produktif (usia 15 – 64

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 14: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

41

tahun) harus menanggung beban hidup sekitar 46 jiwa penduduk usia 0 – 14 tahun

dan usia > 65 tahun (Hafiz.2013 : 7).

Pembangunan kesehatan masyarakat kota Tegal, diharapkan mengacu

kepada visi pembangunan kota Tegal, yaitu terwujudnya masyarakat yang

bermoral, berbudaya, dan berdaya saing untuk memperkuat kota Tegal sebagai

pusat perdagangan, jasa, industri, dan maritim menuju masyarakat yang

partisipatif dan sejahtera. Di samping itu juga untuk mencapai masyarakat kota

Tegal yang sehat dan mandiri. Salah satu indikator Indeks Pembangunan Manusia

IPM) dari aspek kesehatan di samping aspek pendidikan (angka melek huruf dan

lama sekolah) dan ekonomi (pengeluaran perkapita). Angka harapan hidup yang

dipergunakan dalam hal ini adalah angka harapan hidup 0 tahun, yang

menggambarkan rata – rata lamanya hidup yang mungkin dicapai oleh penduduk

sejak usia 0 tahun. Angka ini menggambarkan derajat kesehatan masyarakat

secara umum, sistem pelayanan kesehatan maupun kesadaran masyarakat dalam

hal perilaku hidup sehat (Hafiz.2011 : 10).

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan sarana pelayanan

kesehatan masyarakat ditingkat dasar. Puskesmas berdasarkan pelayanan yang

diberikan dibedakan menjadi empat, yaitu (1) puskesmas perawatan, (2)

puskesmas non perawatan, (3) puskesmas pembantu, (4) puskesmas keliling.

Kegiatan yang diselenggarakan di puskesmas adalah promosi kesehatan,

kesehatan lingkungan, Pelayanan Kesehatan Ibu & Anak (KIA) termasuk

Keluarga Berencana (KB), perbaikan gizi, pemberantasan penyakit menular, dan

pengobatan. Puskesmas perawatan, disamping menyelenggarakan pelayanan

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 15: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

42

kesehatan seperti puskesmas pada umumnya, juga menyediakan fasilitas

pelayanan rawat inap. Dengan demikian puskesmas perawatan juga berfungsi

sebagai pusat rujukan antara yang melayani penderita gawat darurat sebelum

dirujuk ke rumah sakit. Jumlah puskesmas di kota Tegal pada tahun 2011

sebanyak 3 puskesmas non perawatan, 1 puskesmas perawatan, dan 25 puskesmas

pembantu. Bila dibandingkan dengan konsep wilayah kerja puskesmas, dengan

sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata – rata 30.000

penduduk per puskesmas, maka rasio jumlah puskesmas per 30.000 penduduk di

kota Tegal pada tahun 2011 adalah sebesar 0,5 (Hafiz, 2011 : 48).

Salah satu indikator kinerja rumah sakit adalah persentase pemanfaatan

tempat tidur atau Bed Occupation Rate (BOR). Angka Bed Occupation Rate

(BOR) yang tinggi (> 85 %) menunjukkan tingkat pemanfaatan tempat tidur yang

tinggi sehingga perlu untuk pengembangan rumah sakit atau penambahan tempat

tidur. Bed Occupation Rate (BOR) yang ideal untuk suatu rumah sakit adalah

antara 60 % sampai dengan 80 %. Sementara itu persentase rata-rata pemakaian

tempat tidur di RSUD Kardinah kota Tegal pada tahun 2011 adalah sebesar

71,1%. Sedangkan BOR di rumah sakit umum swasta kota Tegal pada tahun

2011, yaitu (1) RSUI Harapan Anda sebesar 74,6 %, (2) RSU Mitra Keluarga

sebesar 38,4 %, (3) RSIA Kasih Ibu sebesar 33,3 %. Rata – rata lama rawat

seorang pasien/Average Length Of Stay (ALOS) (Hafiz, 2011 : 48-49).

Rata-rata lama rawat seorang pasien (ALOS) yang ideal antara 6 – 9 hari.

Rata-rata lama rawat seorang pasien untuk tahun 2011 di RSUD Kardinah kota

Tegal sebesar 4,3, RSUI Harapan Anda sebesar 4,6, RSU Mitra Keluarga sebesar

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 16: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

43

2,9, dan RSIA Kasih Ibu sebesar 2,3. Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati /

Turn Of Inteval (TOI) angka TOI dan ALOS merupakan indikator untuk

mengukur efisiensi penggunaan tempat tidur, semakin besar TOI maka semakin

jelek efisiensi penggunaan tempat tidur. Angka ideal untuk rata-rata tempat tidur

tidak ditempati / TOI adalah 1 – 3 hari. TOI di RSU yang ada di kota Tegal

selama tahun 2011 adalah untuk RSUD Kardinah sebesar 1,8 hari, RSUI Harapan

Anda sebesar 1,6 hari, RSU Mitra Keluarga sebesar 4,7 dan RSIA Kasih Ibu

sebesar 4,6. Angka kematian umum penderita yang dirawat di RS / Gross Death

Rate (GDR) angka GDR dipergunakan untuk mengetahui mutu pelayanan atau

perawatan rumah sakit semakin rendah nilai GDR berarti semakin baik mutu

pelayanan rumah sakit tersebut. Angka GDR yang masih ditolerir adalah

maksimum sebesaar 45. GDR di RSU yang ada di kota Tegal selama tahun 2011

adalah untuk RSUD Kardinah sebesar 63,9, RSUI Harapan Anda sebesar 67,5,

RSU Mitra Keluarga sebesar 24,5 dan RSIA Kasih Ibu sebesar 0,00. Angka

kematian yang dirawat < 48 jam / Net Death Rate (NDR) Sebagaimana GDR,

nilai NDR juga untuk mengetahui mutu pelayanan atau perawatan di rumah sakit.

Nilai NDR yang dapat ditoleril adalah 25 per 1.000 penderita keluar. NDR di

RSU yang ada di kota Tegal selama tahun 2011 adalah untuk RSUD Kardinah

sebesar 50,1; RSUI Harapan Anda sebesar 22, RSU Mitra Keluarga sebesar 7,3

dan RSIA Kasih Ibu sebesar 0,00 (Hafiz, 2011 : 49).

Jumlah sarana pelayanan kesehatan menurut kepemilikan/pengelola sarana

pelayanan kesehatan, terdiri dari RSU, RSJ, RSB, RS khusus lainnya, puskesmas

perawatan, puskesmas non perawatan, puskesmas pembantu, puskesmas keliling,

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 17: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

44

klinik, apotek, gudang farmasi, industri obat tradisional, dan praktek dokter

perorangan. Pada tahun 2011 sarana pelayanan kesehatan yang ada di kota Tegal

sejumlah 608 sarana. Dari sarana pelayanan kesehatan tersebut, 37 sarana

merupakan milik pemerintah kota Tegal, 2 sarana milik TNI/Polri dan 569 milik

swasta (Hafiz, 2011 : 50).

Sarana pelayanan kesehatan yang dimiliki/dikelola oleh swasta di kota

Tegal pada tahun 2011 sebanyak 569 sarana.

Tabel 2. Pelayanan swasta Tahun 2011

Jenis Lembaga/Instansi Jumlah

Praktek dokter perorangan 224 Unit

Apotik 63 Unit

Klinik 45 Unit

Rumah sakit 2 Unit

Praktek dokter bersama 2 Unit

Rumah sakit ibu dan anak 2 Unit

Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat terdiri dari kelurahan siaga,

yaitu poskesdes, polindes, dan posyandu. Total UKBM yang ada di kota Tegal

pada tahun 2011 sebanyak 194 posyandu balita dan 104 posyandu lansia (Hafiz,

2011 : 50).

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 18: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

45

C. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal.

Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah kota Tegal merupakan salah satu

lembaga teknis daerah, yakni sebagai unsur pendukung walikota Tegal yang

bertugas melaksanakan kebijakan daerah dibidang pelayanan kesehatan. Sebagai

unsur pendukung, RSUD Kardinah berkewajiban mendukung dan mewujudkan

visi dan misi walikota Tegal periode 2014-2019, yaitu terwujudnya kota Tegal

yang sejahtera dan bermartabat berbasis pelayanan prima. Dalam mewujudkan

dukungan tersebut RSUD Kardinah memiliki peran strategis dalam meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat melalui upaya pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna (Tohari, 2015: 1).

Dalam implementasi kegiatan RSUD Kardinah menetapkan visi, misi,

motto, falsafah, dan nilai serta program kegiatan yang menjadi pijakan dalam

mendukung visi dan misi walikota Tegal sebagai kepala daerah. Arah

pengembangan pelayanan rumah sakit, yaitu memprioritaskan pelayanan kepada

pasien secara terpadu, peningkatan kesehatan lingkungan, peningkatan mutu,

pelayanan pendidikan dan penelitian sebagai pengembangan riset ilmu

pengetahuan kesehatan masyartakat, dan ilmu pengetahuan secara umum serta

peningkatan kompetensi petugas. Pengembangan ini selaras dengan tujuan masa

depan rumah sakit bertaraf nasional dan kelas dunia (Tohari, 2015 : 1).

RSUD Kardinah kota Tegal bermula dari balai pengobatan yang didirikan

pada tahun 1927 oleh Raden Ajeng Kardinah, beliau merupakan adik kandung

dari Raden Ajeng Kartini tokoh nasional perintis emansipasi wanita, yang sangat

peduli dengan nasib rakyat, khususnya dalam hal pengobatan yang masih sangat

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 19: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

46

tradisional. Pada tahun 1971 setelah Raden Ajeng Kardinah wafat, balai

pengobatan yang sudah mengalami berbagai peningkatan sarana dan prasarana

diserahkan kepada pemerintah daerah tingkat II kota madya Tegal dan kemudian

berubah menjadi rumah sakit yang kemudian diberi nama rumah sakit umum

Kardinah. Pada tahun 1983, dengan surat keputusan walikota madya dati II Tegal

nomor : 61/1/1004/1983, ditetapkan sebagai rumah sakit umum Kardinah tipe C,

selanjutnya pada tahun 1995 dengan surat keputusan menteri kesehatan nomor :

92/MENKES/SK/1995, ditetapkan sebagai rumah sakit umum daerah kelas B non

pendidikan. Lulus akreditasi dengan sertifikasi akreditasi rumah sakit 5 (lima)

pelayanan dasar pada tahun 1998, dan pada tahun 2005 lulus akreditasi dengan 12

pelayanan. pada tahun 2008 dengan surat keputusan walikota Tegal nomor :

445/244/2008, tanggal 31 Desember 2008 ditetapkan sebagai rumah sakit umum

daerah yang menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah

secara penuh meraih sertifikasi ISO 9001 : 2008, certificate of registration no.

D.0023.1.1023.12.11 tentang manajemen mutu. Pada tanggal 16 Desember 2011.

Rumah sakit umum daerah Kardinah kota Tegal banyak mendapatkan

penghargaan serta rekomendasi umum, yaitu (1) berdasarkan surat keputusan

menteri kesehatan republik Indonesia nomor 451/MENKES/SK/XII/2012 tanggal

28 Desember 2012 RSUD Kardinah menjadi rumah sakit rujukan bagi orang

terkena HIV dan AIDS, (2) berdasarkan surat keputusan gubernur Jawa Tengah

nomor 440/110 tahun 2013, tanggal 23 Agustus 2013 RSUD Kardinah ditetapkan

sebagai selah satu rumah sakit rujukan regional provinsi Jawa Tengah, (3) Pada

tahun 2015 mendapat sertifikat sistem management mutu ISO 9001 : 2015, (4)

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 20: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

47

lulus akreditasi rumah sakit versi 2012 kars tingkat utama pada tahun 2015. Hal

ini merupakan upaya yang ditujukan untuk meningkatkan pelayanan kepada para

pengguna jasa (Tohari, 2015 : 2-3).

Letak RSUD Kardinah berada di kelurahan Kejambon kecamatan Tegal

Timur berbatasan dengan wilayah kelurahan Debong Tengah dan Randugunting

kecamatan Tegal Selatan kota Tegal dan kelurahan Dukuturi kabupaten Tegal.

Posisinya yang strategis berada di persimpangan jalan utama antara kota Tegal

dan Purwokerto, sekaligus menjadi pintu masuk tempat sarana pelayanan

kesehatan wilayah pantura pulau Jawa, jika berasal dari wilayah selatan. Hal ini

menjadi akses untuk menuju RSUD Kardinah mudah dijangkau, karena letaknya

yang sangat strategis tersebut, itu juga salah satu yang mendukung sebagaian

besar pasien di luar kota Tegal lebih memilih RSUD Kardinah dari pada RSU

yang ada di wilayahnya (Tohari, 2015 : 3).

Visi RSUD Kardinah adalah menjadikan rumah sakit bertaraf nasional

mandiri pelayanan prima. Makna yang terkandung dalam visi tersebut adalah

RSUD Kardinah harus menjadi rumah sakit yang menerapkan standar pelayanan

mutu melalui akreditasi nasional dan mandiri dalam tata kelola yang kredibel,

transparan, adil, dan bertanggungjawab (Good Coorporate Governance). Dalam

rangka menyelenggarakan pelayanan kesehatan profesional yang menjunjung

tinggi standar dan etika profesi dalam upaya mewujudkan tata kelola klinik yang

baik (Good Clinical Governance) dan mutu pelayanan kesehatan yang

berorientasi pada keselamatan pasien (patient safety) serta kepuasan pengguna

jasa , maka RSUD Kardinah melaksanakan beberapa langkah yang dirumuskan

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 21: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

48

dalam misi ada 3, yakni (1) mengembangkan manajemen rumah sakit yang efektif

dan profesional (Good Coorporate Governance) yang bertujun meningkatkan

kemandirian organisasi dan manajemen yang efektif dalam menyelenggarakan

pelayanan kesehatan dengan sasaran meningkatnya pendapatan operasional

BLUD, (2) memberikan pelayanan prima dengan menjunjung tinggi standar dan

etika profesi serta berkeadilan (Good Clinical Governance) adalah meningkatkan

mutu pelayanan kesehatan yang berorientasi pada kepuasan pengguna jasa dengan

sasaran tercapainya kepuasan pengguna jasa, (3) mengembangkan pelayanan

kesehatan sesuai dengan perkembangan teknologi kedokteran terkini berwawasan

lingkungan bertujuan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang berorientasi

pada standar mutu pelayanan dan keselamatan pasien dengan sasaran tercapainya

mutu pelayanan kesehatan sesuai SPM (Tohari, 2015 : 4).

Motto, falsafah, dan nilai yang dimiliki RSUD Kardinah adalah sebagai

pijakan dalam mengembangkan moral disetiap pengguna jasa ataupun petugas

jasa rumah sakit tersebut, yaitu (1) motto kesembuhan dan kepuasan anda adalah

keutamaan bagi kami, (2) falsafah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan atas

dasar keikhlasan, kesungguhan, beretika dan amanah menjadikan setiap langkah

pelayanan menjadi ibadah, (3) nilai kerjasama team, kemanusian, integritas, dan

profesional (Tohari, 2015 : 4).

Moto yang dimiliki RSUD Kardinah memberikan dorongan semangat

pelayanan yang harus diberikan seluruh pegawai rumah sakit untuk

mengutamakan kesembuhan pasien dan kepuasan bagi seluruh pengguna baik

internal maupun eksternal. Ketika pengguna internal puas maka pelayanan

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 22: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

49

terhadap pengguna eksternal akan memuaskan juga, sehingga tujuan akhir bagi

kesembuhan pasien dan kesehatan masyarakat akan tercapai. Dalam menopang

motto yang ada tersebut diperlukan falsafah atau filosofi dalam memberikan

pelayanan, yakni keikhlasan, kesungguhan, beretika, dan amanah yang akan

menjadikan setiap langkah yang dilakukan selutuh pegawai rumah sakit Kardinah

sebagai bagian dari ibadah. Nilai yang ditanamkan ketika memberikan pelayanan

adalah mengedepankan kerjasama tim, karena adanya banyak keahlian profesional

yang ada di RSUD Kardinah, kemudian integritas dilakukan harus melebihi

ekspetasi atau kegiatanya harus memiliki keyakinan membantu sesama manusia

dengan melaksanakan tugas secara profesional dan dapat dipertanggungjawabkan

secara moral maupun hukum. Sebagai rumah sakit rujukan regional harus

memenuhi kriteria dan standar yang telah ditetapkan antara lain, sebagai berikut :

(1) klasifikasi rumah sakit rujukan regional minimal harus kelas B dan

pendidikan, (2) rumah sakit rujukan regional harus sudah terakreditasi Versi 2012

minimal lulus tingkat utama, (3) ketenagaan dokter spesialis dan sub spesialis,

sarana prasarana dan alkes harus sesuai ketentuan Permenkes No.56 Tahun 2014

tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit, (4) pelayanan unggulan spesialistik

minimal 2 pelayanan, (5) perlu mengembangkan sarana prasarana, alkes dan SDM

guna penguat SPGDT (IGD, IBS, ICU, ICCU, NICU, PICU,TT Kelas III, dan

ambulans, (6) perlu kerjasama sister hospital dengan rumah sakit rujukan Nasional

(Tohari, 2015 : 5).

Dari kriteria-kriteria tersebut di atas RSUD Kardinah belum menjadi

rumah sakit pendidikan, oleh karena itu RSUD Kardinah berupaya untuk bisa

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 23: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

50

menjadi rumah sakit pendidikan, dengan salah satunya mengadakan kerjasama

dengan fakultas kedokteran sebagai rumah sakit pendidikan utama

(Tohari,2015:5).

D. Sumber daya Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal.

Sarana dan prasarana salah satu modal utama dalam memberikan

pelayanan terbaik kepada pengguna, baik internal maupun eksternal. RSUD

Kardinah dibangun diatas tanah seluas 48.065 meter persegi dengan luas

bangunan 36.690,6 meter persegi. Rumah sakit ini mempunyai daya listrik sebesar

1.062 KVA dan generator set sebesar 1.335 KVA yang menopang seluruh

pelayanan. Untuk kebutuhan air tersedia jaringan PDAM sebanyak 11 buah,

sumur arteris dan pompa dangkal juga tersedia sebanyak 14 buah. Dalam

operasionalnya didukung oleh ambulans sebanyak 6 unit. Selama tahun 2015

dalam rangka meningkatkan kualitas layanan maka RSUD Kardinah

melaksanakan beberapa penataan ruangan perawatan disesuaikan dengan

penambahan gedung. Ada 438 tempat tidur dengan fasilitas kelas III ada 194

tempat tidur, kelas 1 ada 80 tempat tidur, kelas II ada 24 tempat tidur, perawatan

intensive berupa ICU ada 9 tempat tidur dan HCU ada 1 tempat tidur. Untuk

mampu secara kompetitif dalam persaingan menjadi pusat rujukan di kota Tegal

dan sekitarnya maka RSUD mengembangkan layanan VIP sebanyak 83 tempat

tidur. Sehingga setelah ditambah dengan layanan One Day care (ODC) 6 tempat

tidur, perinatologi 11 tempat tidur, dan unit stroke 9 tempat tidur jumlah tempat

tidur dan mesin haemodialisa sebanyak 20, jumlah kamar operasi sebanyak 8,

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016

Page 24: BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH …repository.ump.ac.id/1355/3/WISNU ALAM DARMAWAN BAB II.pdfHindia Belanda. Pencetus politik etis ini adalah C. Th ... tujuan politik

51

radiologi dan laboratorium patologi klinik, bank darah, laboratorium mikrobiologi

klinik semuanya terfasilitasi dengan lengkap sesuai kebutuhan pengguna jasa

(Tohari, 2015 : 7).

Dalam perkembanganya RSUD dari tahun 1927 sampai sekarang begitu

sangat pesat dari sebelumnya sabagai perjuangan kemanusiaan yang dilakukan

oleh Kardinah untuk masyarakat Tegal karena kurangnya praktek kesehatan yang

memadai, sekarang telah menjadi pusat kesehatan rujukan yang ada di wilayah

Jawa Tengah, dan sekitarnya dengan berbagai pelayanan spesialis kedokteran.

RSUD Kardinah bukan hanya menjadi pusat kesehatan kota Tegal saja, tetapi

memiliki nilai sejarah bagi masyarakat Tegal, dengan cara mempublikasikan

tokoh R.A. Kardinah dan sejarah singkatnya di dalam bangunan RSUD Kardinah,

maka peristiwa sejarah akan terus hidup untuk generasi muda agar lebih

menghargai jasa- jasanya (Tohari, 2015 : 8).

Raden Ajeng Kardinah..., Wisnu Alam Darmawan, FKIP UMP, 2016