Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
21
BAB II
REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET
2.1 Review Literatur
Dalam kinerjanya pada manajemen media online di farenting.com, penulis
menerapkan beberapa konsep-konsep dalam kajian komunikasi diantaranya;
kedudukan komunikasi massa dalam media massa, jurnalistik online dan media
online, gaya penulisan di media online, serta hubungan media sosial dalam aktivitas
jurnalisme online.
2.1.1 Kedudukan Komunikasi Massa dalam Media Massa
Komunikasi massa merupakan perwujudan dari media massa. Terdapat
beberapa definisi komunikasi massa yang dikemukakan para ahli komunikasi. Satu
diantaranya melahirkan kesamaan definisi satu sama lain. Komunikasi massa
adalah komunikasi yang menggunakan media massa. Contoh dari bentuk
komunikasi massa adalah seperti surat kabar, majalah, radio, televisi. Produk
tersebut dikelola oleh sebuah lembaga yang ditujukan kepada banyak orang yang
tersebar dibanyak tempat, anonim, dan heterogen. Memiliki pesan yang bersifat
umum, dan disampaikan secara cepat dan serentak. Terlebih untuk media eletronik.
Menurut (Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, 2007) komunikasi massa
adalah komunikasi yang melalui media massa, baik itu cetak maupun elektronik
yang mengacu pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam
komunikasi massa. Komunikasi massa lebih condong pada penerima pesan yang
berkaitan dengan media massa. Atau bisa diartikan sebagai massa yang dalam sikap
dan perilakunya berkaitan dengan media massa. Oleh karena itu, massa disini
artinya menunjuk pada audience. Kemunculan internet di era modern ini juga
berperan melahirkan media baru atau new media dalam komunikasi massa.
22
Komunikasi massa mempunyai fungsi yang bermacam-macam. Banyak
para ahli yang memiliki pandangan berbeda, namun sama tujuannya. Seperti Alexis
S.Tan yang menjelaskan komunikasi massa berfungsi untuk memberi informasi,
mendidik, mempersuasi, menyenangkan, dan memuaskan kebutuhan komunikan.
Farenting.com merupakan contoh produk dari media baru dalam
komunikasi massa yang memanfaatkan internet. Perkembangannya yang semakin
maju dengan pemanfaatan teknologi. Kebutuhan informasi masyarakat modern pun
meningkat tinggi. Karena akses yang mudah dan cepat membuat masyarakat
cenderung memilih media online dibanding konvensional. Hadirnya farenting.com
adalah bentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
2.1.2 Jurnalistik Online dan Media Online
Jurnalisme online adalah produk jurnalistik terbaru hasil konvergensi
media. Mempunyai jangkauan yang cepat dan luas tanpa terbatas waktu dengan
memanfaatkan internet, perkembangan jurnalisme online melambung tinggi
menggeser pendahulunya jurnalisme tradisional. Romli mengatakan jurnalistik
online dapat dikatakan sebagai cyber journalism, jurnalistik web, dan jurnalistik
internet. Wujud ini adalah generasi baru jurnalistik setelah jurnalistik konvensional
(jurnalistik media cetak, seperti surat kabar) dan jurnalistik penyiaran broadcast
journalism – radio dan televisi (Romli, 2015).
Jurnalisme online dan jurnalisme mempunyai karakteristik berbeda-beda,
baik dalam isi, format, dan prosesnya. Karakteristik yang menonjol adalah
kemudahan penerbit atau pengguna membuat peralihan waktu penerbitan dan
pengaksesan. Sebab tak ada batasan ruang dan waktu pengaksesan. Setiap orang
bisa mengaksesnya kapanpun dan dimanapun. Isi nya ringkas dan padat, sesuai
dengan kebutuhan karena sifatnya yang cepat untuk pembaca.
Mike Ward menuturkan terdapat beberapa karakteristik jurnalistik online
diantaranya :
23
a) Multiple Pagination : bisa memuat ratusan halaman dan terhubung
satu dan lainnya.
b) Multimedia : penyajian informasinya berupa kolaborasi antara teks,
gambar, audio, video, dan grafis.
c) Immediacy : kecepatan penyampaian informasi.
d) Relationship with reader : audience dapat langsung berinteraksi
melalui kolom komentar dan lain-lain.
e) Flexibility Delivery Platform : memudahkan wartawan untuk
menulis berita dimana saja dan kapanpun.
f) Archieving : terarsipkan atau bisa dikelompokkan berdasarkan
kategori dan kata kunci.
Media online adalah bentuk dari aktivas jurnalisme new media yang dapat
diartikan sebagai keadaan konektivitas yang berkiblat dan menggunakan internet.
(Romli, 2015) menuturkan bahwa media online saat ini menjadi obyek kajian teori
“media baru” (new media).
Berdasarkan karakteristik media online, Farenting.com ialah jenis media
online yang berupa portal web berita dan juga menggunakan media sosial seperti
sebagai media utamanya.
2.1.3 Gaya Penulisan di Media Online
Gaya kepenulisan di media online memiliki kemiripan dengan menulis di
media cetak dari segi pengaplikasian kaidah bahasa. Dalam media online gaya
menulisnya khusus menggunakan bahasa jurnalistik yang berkarakter sederhana,
mudah dipahami, hemat kata, dan lugas. Perbedaannya adalah naskah yang ditulis
pada media online bersifat multimedia. Isi nya tak hanya berupa teks, tetapi juga
dilengkapi elemen lain berupa gambar (foto), berupa audio, video, grafis, dan tautan
link pada tulisan terakait (related posts) ataupun pada sumber berita (Romli, 2015)
Naskah yang di tulis pada media online harus lugas dan to the point. Jika
harus menulis sebuah naskah panjang dianjurkan untuk memilahnya terlebih dahulu
24
dalam beberapa jenis tulisan, lalu gunakan tautan atau link untuk menyatukannya.
Acuan gaya penulisan di media online tergantung dengan jenis tulisan yang dibuat.
Penulis mengikuti aturan idealnya naskah yang telah ditetapkan. miniml 400 kata
dan maksimal 800 kata untuk naskah jurnalistik lainnya. Jenis karya tulisan seperti
artikel opini dan feature, judul (head) dan alinea pertama (lead) haruslah dibuat
menarik perhatian pembaca sehingga eyecatching. Sebab naluriah para pembaca di
media konvensional umumnya hanya membaca judul (headline header) atau teras
berita (lead reader).
Dalam penulisan media online, terdapat struktur dalam kepenulisannya.
Mulai dari lead atau yang dikenal sebagai alinea pertama dari naskah artikel berita,
biasanya menampilkan kalimat menarik di dalam berita sebagai eyecatcher. Isi
dalam body berita disusun secara lugas. Menulis di media online juga menerapkan
konsep pendekatan “piramida terbalik”. Konsep ini kerap digunakan karena dalam
media online. Dimana penulis harus mengedepankan hal apa yang paling penting
dan mendesak untuk diketahui para pembaca. Terlebih dengan cepatnya akses
informasi, jika berita-berita tersebut di sebarkan ke media sosial, maka yang tampil
pertama kali adalah judul dan alinea pertama.
Dalam menerapkan prinsip gaya menulis di media online, farenting.com
mengimplementasikannya dengan membuat berbagai aturan. Untuk pembuatan
judul menggunakan prinsip “Tukatati” Tujuh kata tanpa titik. Aturan ini digunakan
sebagai pedoman membuat judul yang singkat, padat, dan jelas. Artikel-artikel yang
dibuat mayoritas berupa artikel medium form. Untuk menarik perhatian pembaca,
farenting.com juga membuat lead yang menarik.
2.1.4 Hubungan Media Sosial dalam Aktivitas Jurnalisme Online
Aktivitas Jurnalisme membutuhkan media untuk menjadi wadah
penyebarluasan informasi yang terdapat dalam berita. Dalam perkembangannya
kini, media massa hadir dengan ragamnya yang semakin bervariasi. Kehadiran
internet semakin menguatkan pendapat bahwa media online dapat memberikan
25
manfaat yang besar dalam kehidupan manusia, termasuk dunia jurnalisme (Reni &
Muhammad, Peran Media Sosial dalam Tugas Jurnalistik (Studi Kasus pada
Kegiatan Jurnalis Kota Bandung), 2017). Berangkat dari perkembangan teknologi
dan kebutuhan masyarakat muncullah media sosial yang populer saat ini. (Dewing,
2012) menuturkan media sosial mengacu pada berbagai layanan berbasis internet
dan mobile yang memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi dalam pertukaran
online, membuat konten, dan bergabung dengan komunitas online. Maka media
sosial adalah medium yang menggunakan internet dan memungkinkan pengguna
untuk berkomunikasi, interaksi, bahkan membentuk komunitas dengan pengguna
lainnya. Ciri khas media sosial adalah pada user generated content yaitu ketika
konten dihasilkan oleh pengguna, bukan dari editor seperti pada media massa
tradisional.
Media sosial sangat penting bagi sebuah media online di masa sekarang.
Pergeseran kebiasaan dan pasar para audience saat ini mulai bermigrasi ke media
sosial. Hal tersebut karena kualitas, kecanggihan, jangkauan, kecepatan, efisiensi,
murah, kedekatan, dan jangka waktu penyimpanan (Akintola, 2016). Beberapa
media sosial yang kerap digunakan yaitu instagram, twitter, facebook, dan youtube
untuk menyokong portal berita.
Menurut (Sujoko & Larasati, 2017), media sosial juga memiliki berbagai
karakteristik khusus yaitu :
a) Melalui media sosial informasi diproduksi, dikonsumsi, dan
dipetukarkan antar pengguna media sosial. Konten-konten yang
diunggah pengguna akan dikonsumsi kembali oleh pengguna
menjadi sebuah komoditi yang bisa diperdagangkan.
b) Jaringan yang luas menjadikan masyarakat membentuk sebuah
jaringan secara maya.
c) Arsip. Informasi yang diunggah pengguna tidak akan hilang begitu
saja, karena tersimpan dalam jangka waktu yang lama dan tak
terbatas.
26
d) Interactivity. Pengguna adalah khalayak aktif yang dapat
berinteraksi dengan produser konten media dan antar pengguna itu
sendiri.
Media sosial dimanfaatkan sebagai media diseminasi. Karena kuatnya efek
media sosial saat ini, maka berpeluang dimanfaatkan sebagai alat untuk publikasi
berita dan promosi. Dalam hal ini, media sosial membantu Farenting.com untuk
mengumpulkan berita dan menyebarkan berita. Media sosial dan media online
farenting.com saling bersinergi dalam aktivitas jurnalisme.
Keberhasilan sinergi media sosial dalam aktivitas jurnalisme online tak
terlepas dari sosok seorang sosial media spesialis. Pekerjaan ini tergolong baru
dalam aktivitas jurnalisme. Akibat konvergensi media dan mengharuskan
perusahaan media untuk berinovasi memanfaatkan media sosial, lahirlah profesi ini.
Seorang sosial media spesialis bekerja untuk mengendalikan dan mengatur isi
media sosial perusahaan. Berhadapan langsung dengan audiens di media sosial,
sosial media spesialis dituntut dapat berkomunikasi yang baik dengan para
pengikut. Ia juga akan membuat content plan sesuai dengan perusahaan dan
menciptakan konten-konten informatif yang memiliki nilai positif. Sosial media
spesialis adalah jembatan penghubung farenting.com dengan audience di media
sosial.
2.1.5 Teori Manajemen POAC
Dalam proses pelaksanaan manajemen media online farenting.com, penulis
menggunakan teori fungsi manajemen dari George.R Terry. Pada teori ini,
menajamen dianalogikan sebagai sebuah proses khusus yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan
untuk menentukan dan usaha mencapai sasaran menggunakan sumber daya
manusia dan lainnya. Teori ini dirumuskan menjadi empat bagian, yaitu Planning,
Organizing, Actuating, dan Controlling (POAC). (Permana, 2019)
27
2.2 Hasil Riset
Dalam pelaksanaan manajemen media online, penulis telah melakukan riset
kualitatif dan kuantitatif untuk keberlangsungan kinerjanya. Riset dilakukan
menggunakan metode observasi dan wawancara. Adapun riset yang dilakukan
adalah sebagai pedoman dan bahan evaluasi menjalankan manajemen media online.
2.2.1 Riset Konten
Dari segi penyajian konten ada beberapa poin penting yang berguna dalam
keberlangsungan pelaksanaan managemen media online. Penulis telah melakukan
riset terhadap lima media online bertema parenting dan keluarga. Yaitu
parenting.dream.co.id, id.theasianparent.com, mommiesdaily.com, parenting.co.id
dan sayangianak.com. Kelima portal ini dipilih karena memiliki tema dan
karakteristik yang sama dengan farenting.com. Berdasarkan observasi yang di
amati, berikut hasil yang didapatkan seperti pada diagram di bawah ini :
a) Media yang di Observasi
Gambar 2.1 Presentase Media yang Di Observasi
Dari hasil di atas, kelima portal berita memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Parenting dream menduduki posisi pertama dengan jumlah 24%.
28
Hasil riset ini digunakan sebagai acuan media farenting.com dalam menyajikan
setiap karya.
b) Penulisan Judul Artikel
Terdapat 38 artikel dari lima portal berita yang diteliti. Keseluruhan penulisan
judul pada setiap artikelnya ditulis cukup panjang. Kata yang digunakan bersifat
persuasif. Hal ini bertujuan agar memancing calon pembaca menjadi penasaran.
Tak hanya itu, judul yang ditulis juga menggunakan kalimat pertanyaan sehingga
dapat mempengaruhi audiens untuk ikut penasaran dan berpikir.
c) Penulisan Lead
Dalam menulis lead atau kalimat pertama dalam paragraf artikel, kelima portal
berita tersebut rata-rata menggunakan 2-3 kalimat. Hal ini sudah sesuai dengan
kaidah penulisan jurnalistik. Hal ini juga menjadi pedoman farenting.com untuk
menulis lead dalam artikel. Namun, farenting.com menggunakan beberapa jenis
lead seperti lead epigram, lead sapaan, lead kutipan dan lead lainnya.
d) Jumlah Kutipan Langsung
Penggunaan kutipan langsung dari kelima portal berita tersebut masih sangat
kurang. Terbukti dengan hasil observasi seperti yang digambarkan pada diagram di
bawah ini :
Gambar 2.2 Presentase Jumlah Kutipan Langsung
Dapat disimpulkan bahwa dari kelima portal yang di observasi mayoritas
tidak menggunakan kutipan langsung dengan presesntase sebesar 66%. Dari 38
29
artikel yang diteliti, penulisan hanya berdasarkan pada kutipan media lain, data
statistik, maupun jurnal. Maka dari itu, farenting.com menyempurnakan
kekurangan portal media sejenis dengan menggunakan 1-3 kutipan langsung dari
narasumber. Hal ini dilakukan agar kualitas artikel sesuai dengan standar dan aturan
yang telah di atur.
e) Kualifikasi Narasumber
Kualifikasi narasumber kelima portal tersebut sebesar 57% tidak memiliki
narasumber. Angka ini cukup tinggi dan mengkhawatirkan kualitas dan
kredibilitasnya.
Gambar 2.3 Presentase Kualifikasi Narasumber
Berdasarkan grafik riset di atas, kualifikasi narasumber di kelima portal
berita tersebut mayoritas tidak mencantumkan narasumber. Maka dari itu,
farenting.com pun memilih narasumber lokal, nasional, dan internasional agar lebih
dinamis dan kredibel.
f) Data Dalam Artikel
Dalam penyajian data sebesar 65% bersumber dari media lain dengan
mencantumkan hyperlink. Agar sumber datanya lebih valid, farenting.com
30
menyeimbangkan kutipan dari media lain dengan jurnal ilmiah lokal/ internasional,
buku-buku, dan tentunya narasumber yang kredibel.
Gambar 2.4 Presentase Kualifikasi Data
Berdasarkan grafik di atas, kualifikasi data dalam kelima portal berita
sejenis cukup beragam. Sebanyak 65% data yang ditulis adalah hasil dari kutipan
dari media lain atau melakukan re-write pada artikel. Sebesar 20% hasil observasi
lapangan, 30% hasil wawancara, 20% hasil data statistik, dan 20% hasil kutipan
dari buku. Maka untuk menjadi pembeda dari kelima portal tersebut, farenting.com
menambahkan data sekunder berupa jurnal nasional dan internasional agar kualitas
artikel tetap terjaga dan terjamin kredibilitasnya.
g) Durasi Baca
Untuk perkiraan durasi baca, rata-rata artikel yang ditulis berupa bacaan
medium form atau berdurasi 1-3 menit sejumlah 57%. Berdasarkan durasi baca,
portal berita sejenis banyak menggunakan tulisan jenis medium from karena sifat
pembaca artikel media online yang hanya sekilas membaca.
31
Gambar 2.5 Presentase Jumlah Kata
Jumlah kata dalam berita online yang diobservasi cukup beragam, namun
mayoritas mengandung 501-800 kata sejumlah 37%. Maka Farenting.com memilih
untuk menulis artikel berita medium form dengan jumlah minimal 600 kata.
h) News Value
Nilai berita juga merupakan unsur penting dalam riset ini. Hal ini agar
farenting.com mengetahui nilai-nila apa saja yang harus terdapat dalam setiap
bacaan artikel yang ditulis. Unsur humanity (kemanusiaan) memuncaki nilai berita
dengan jumlah 84% lalu disusul dengan proximity (kedekatan berita dengan
pembaca) sebesar 73,5 % dan magnitude (luasnya pengaruh artikel/berita) sebesar
42,9%.
Dari ketiga poin besar di atas, kualitas penulisan berita berdasarkan dengan
news value tersebut. Artikel-artikel yang ditulis mengedepankan unsur
kemanusiaan, kedekatan dan hubungannya dengan para pembaca, serta luas nya
manfaat artikel untuk pembaca. Berikut diagram lengkapnya seperti di bawah ini :
32
Gambar 2.6 Presentase News Value
Berdasarkan hasil riset konten yang telah dipaparkan, farenting.com dapat
menyimpulkan beberapa rekomendasi untuk menjalankan proses manajemen media
online seperti di bawah ini:
1. Dalam penulisan judul, karena mayoritas judul yang diobservasi
menggunakan kata yang panjang. Maka, farenting.com akan menyajikan
judul yang singkat, padat, dan jelas menggunakan prinsip tukatati (tujuh
kata tanpa titik) dan sesuai dengan tema yang di bahas.
2. Dalam penulisan lead, farenting.com akan menggunakan kalimat-kalimat
persuasif yang menggugah pembaca penasaran. Farenting.com juga
menggunakan berbagai jenis lead.
3. Dalam setiap artikel yang di observasi, banyak diantaranya tak
menggunakan kutipan langsung. Maka agar menjadi pembeda dan untuk
mengatasi kekurangan tersebut, farenting.com menggunakan kutipan
langsung dari berbagai narasumber. Hal ini bertujuan agar akurasi artikel
yang ditulis semakin kuat. Narasumber yang dipilih pun berasal dari
regional dan nasional.
4. Karena mayoritas hanya mengutip dari media lain, maka farenting.com
menambahkan data sekunder dari sumber jurnal regional, nasional, dan
33
internasional untuk terjamin setiap informasinya. Jikalau harus mengutip
dari media lain, maka farenting.com harus mengutip dari media acuan dan
media mainstream yang kredibel.
5. Dalam penyajian artikel, farenting.com menggunakan jenis tulisan medium
form atau berjumlah 600 kata. Namun menggunakan kata dan kalimat yang
mudah dipahami dan tidak menggurui. Hal ini bertujuan agar pembaca dapat
membaca dan leluasa mengunjungi farenting.com
6. News value pada penulisan artikel-artikel bertema parenting dan keluarga
banyak yang menggunakan unsur human interest, proximity, dan
magnitude. Ketiga unsur ini akan menjadi standar farenting.com dalam
menyajikan artikel.
2.2.1 Hasil Survei
Sebelum menjalankan kegiatan dalam manajemen media online, survei
adalah metode yang harus dilakukan untuk menentukan dasar proses kinerja
manajemen media online. Farenting.com melakukan survei menggunakan google
form yang disebarkan kepada 103 responden pada 21 – 27 Februari 2020. Berikut
hasil survei yang telah dilakukan:
a) Jenis Kelamin
Gambar 2.7 Presentase Jenis Kelamin
Dari hasil survei di atas, responden wanita sebesar 65% dan pria 35%.
Berdasarkan hasil ini, farenting.com dapat dinikmati oleh wanita maupun pria.
34
Karena jumlah mayoritas perempuan, hal ini menjadi dasar penentuan jenis berita
apa yang dibutuhkan oleh audiens nantinya.
b) Usia
Gambar 2.8 Presentase Usia
Dalam hasil survei ini didapatkan hasil yang beragam. Usia responden mulai
dari 20 tahun-49 tahun. Rata-rata usia responden yang mengisi form survei ini
adalah mereka yang berusia 20-25 tahun. Kemudian disusul usia 26-35 tahun. Dari
hasil ini farenting.com menyasar para pria dan wanita usia muda.
c) Profesi
35
Gambar 2.9 Presentase Profesi
Profesi para responden pun sangat bergam, mulai dari mahasiswa, ibu
rumah tangga, wiraswasta, freelance, dan lainnya seperti apoteker, guru, perawat,
dan desain grafis termasuk dalam cakupannya. Namun, perolehan tertinggi terdapat
pada mahasiswa, ibu rumah tangga, dan wiraswasta. Cakupan ini menunjukkan
portal berita farenting.com dapat diterima dari berbagai lini dan memiliki responden
yang paham dan mengerti media online. Hasil survei ini dapat membantu farenting
menganalisa jenis profesi responden untuk menentukan kelas ekonomi para
pembaca.
d) Domisili
Gambar 2.10 Presentase Geografis
Berdasarkan hasil survei di atas, responden berasal dari seluruh wilayah
Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan tujuan akhir portal berita farenting.com agar
bisa mengudara hingga penjuru negeri. Namun, pada survei tersebut wilayah
Malang memuncaki presentase diagram. Hal tersebut karena pada saat survey ini
dijalankan, farenting berfokus untuk target audience awal pada wilayah regional
terlebih dahulu. Hingga akhirnya sampai dengan berakhirnya penulisan laporan
akhir ini, domisili para pembaca berasal dari seluruh wilayah Indonesia.
e) Logo
36
Pemilihan logo sebagai wajah brand portal berita ini mengalami pergantian
namun masih sesuai dengan hasil survei. Pada mulanya nama portal yang dibuat
adalah Familia. Namun, berganti menjadi Farenting. Maka pada saat proses survey
ini contoh logo yang di sajikan dalam bentuk format familia seperti di bawah ini.
OPSI 1 OPSI 2
37
Gambar 2.11 Presentase Opsi Logo
Berdasarkan hasil survei tersebut, opsi logo 1 lah yang terpilih. Maka
farenting.com mengikuti format bentuk dan warna tersebut sebagai logo dan tema
portal berita farenting.com.
f) Tagline
Untuk memilih tagline yang sesuai dengan identitas diri farenting.com,
terdapat tiga opsi kalimat. Yaitu Inspirasi Keluarga Indonesia, Sahabat Keluarga
Indonesia, dan Inspirasi Keluarga Harmonis.
Gambar 2.12 Presentase Pilihan Tagline
Dari ketiga kalimat tagline tersebut lebih dari separuh responden memilih
kalimat “Inspirasi Keluarga Indonesia” dengan presentase 52%. Tagline ini juga
menjadi cita-cita dan misi farenting.com agar bisa menjadi sumber inspirasi bagi
keluarga di Indonesia.
g) Media Akses Berita
Pilihan media dalam mengakses berita juga di survei dalam manajemen
media online. Hal ini ditujukan agar mengetahui pilihan jenis media apa yang
digunakan para calon pembaca.
38
Gambar 2.13 Presentase Media Akses Berita
Berdasarkan hasil survei di atas, dapat dilihan terdapat pergeseran dalam
mengakses berita. Era konvergensi media memukul mundur media cetak yang
perlahan harus berjuang menyaingi media online dan media sosial sebagai new
media. Hasil survei ini ditujukan agar farenting.com memaksimalkan fungsi media
sosial yang dimiliki sebagai media penyambung lidah antara portal berita dan
pembaca.
h) Pilihan Sosial Media
Dari berbagai macam pilihan media sosial, hasil yang didapatkan cukup beragam.
responden memilih mengakses berita melalui media sosial instagram, twitter,
facebook, dan lainnya. Berikut diagram lengkapnya.
39
Gambar 2.14 Presentase Pilihan Media Sosial
Pilihan media sosial favorit pun cukup beragam. sebanyak 61,2 % memilih
instagram. Merujuk dari hasil tersebut, farenting.com memilih media sosial utama
nya yaitu instagram, twitter, dan youtube. Media sosial tersebut berguna untuk
media promosi dan wujud new media dalam dunia jurnalistik.
Berdasarkan hasil grafik di atas, pilihan media sosial yang dipilih calon
target audience sangat beragam. Mayoritas menggunakan aplikasi Instagram
dengan hasil 61%. Disusul Facebook 21%, Twitter sebesar 16%, Line dan
Whatsapp sebesar 11%. Beragamnya pilihan tersebut menjadi dasar pertimbangan
farenting.com memilih media sosial yang akan digunakan sebagai media promosi
dan publikasi. Farenting.com memilih Instagram sebagai media utama, kemudian
twitter dan facebook sebagai alternatif pilihannya. Farenting juga menggunakan
aplikasi Youtube sebagai tambahan media promosi dan publikasinya.
i) Alasan Tertarik dengan Media Sosial yang Dipilih
Tentu ada alasan tersendiri mengapa responden memilih media sosial yang dipilih
untuk mengakses berita. Survei ini dilakukan agar memperkuat argumen bahwa
media sosial adalah salah satu unsur terpenting dalam menjalankan manajemen
media online ini. Berikut hasil diagramnya:
40
Gambar 2.15 Presentase Alasan Memilih Media Sosial
Dari ketiga pilihan tersebut, mayoritas memilih karena kecepatan update
yang dimiliki media sosial tersebut. Tak dipungkiri, kecepatan akses informasi dari
media online maupun media sosial adalah yang terpenting dan dibutuhkan saat ini.
Seluruh survey di atas dilakukan menggunakan metode random sampling.
Form survey dibagikan pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang dan
para orangtua serta komunitas KAPULAGA (komunitas parenting keluarga)
melalui grup whats’app.
2.2.3 Wawancara
Untuk memperkuat dan memperdalam riset sebelum menjalankan
manajemen media online, farenting.com melakukan riset melalui metdode
wawancara. Kegiatan ini dilakukan untuk menambah informasi dari segi pelaku
media, akademisi, dan pelajar. Terdapat 3 narasumber dalam wawancara ini yakni
dari pakar media, jurnalis, dan mahasiswa psikologi.
Narasumber : Abdi Purmono
Profesi : Dosen Ilmu Komunikasi
41
Abdi Purmono yang merupakan Dosen Ilmu Komunikasi Universitas
Muhammadiyah Malang dan seorang pakar media mengatakan untuk bertahan di
industri media, banyak media yang melakukan konvergensi dengan tak hanya
mengandalkan format cetak tetapi juga versi digitalnya. Hal ini karena
perkembangan teknologi ditengah arus modern yang mengacu pada kecepatan dan
efisiensi. Seperti halnya Tempo dan Kompas yang bermigrasi ke media online.
Maka farenting.com turut menambah dinamika media online terkhusus tentang
parenting dan keluarga. Abdi Purmono juga menuturkan sudah menjadi rahasia
umum jika judul-judul pada media online selalu bombastis. Menghindari hal
tersebut, farenting.com menerapkan aturan penulisan judul yang memuat unsur
fakta, objektif, jujur, aktual, dan menarik.
Dalam media online juga banyak ditemukan wartawan yang hanya
menyadur berita lain dan malas terjun ke lapangan. Pada dasarnya menyadur dari
berita lain berdasarkan pedoman media siber dibolehkan, asal sumber dan waktunya
jelas. Sebagai bentuk antisipasi, Farenting.com membuat aturan dalam penulisan
beritanya yang selalu menggunakan rujukan sumber jurnal ilmiah dan
mencantumkan hyperlink pada berita yang dikutip.
Narasumber : Sylvianita Widyawati
Profesi : Wartawan Surya Malang
Terdapat perbedaan antara wartawan media cetak dan online terutama dari
segi pemikiran. Wartawan media online, cepat merasa puas dengan berita yang
telah di dapat dan terkesan apa adanya. Padahal masih banyak yang bisa di
kembangkan. Misalnya saja dari narasumber, wartawan media online
bisamengembangkan dari informasi narasumber. Mungkin saja wartawan media
online kurangnya bekal dari media asalnya. Dari segi editor media online dan cetak
pun berbeda.
42
Judul yang dibuat untuk media cetak, saat akan di publish ke media online
biasanya editor media online akan mengganti judul berita jika di rasa kurang cocok.
Ada pun perbedaan berita media cetak dan online yang paling mendasari yaitu
kecepatan dalam mempublish berita. Di era digital sekarang, media online
mempekerjakan content writer yang di khusus kan tidak turun ke lapangan untuk
mencari berita. Sebenarnya ada nya content writer ini agaknya bertentangan dengan
etika jurnalistik karena tidak adanya verifikasi pada narasumber. content writer
bertugas mencari bahan berita melalui sosial media mengikuti isu yang sedang
hangat di perbincangkan. Karena di media online agar google analytic nya tetap
berada di atas,berita harus terus di update. Seharusnya redaktur media online dapat
menghubungkan ke narasumber terkaitnya. Namun itu semua bergantung pada
kebijakan media masing-masing redaksi.
Dari sekilas wawancara tersebut, Sylvi memberitahukan tantangan apa saja
yang harus dihadapi dalam menjalankan media online. Kecepatan informasi di era
digital saat ini membuat setiap media berlomba-lomba untuk menjadi yang tercepat.
Terlebih pada media online, sehingga terkadang kualitas dan kedalaman
artikel/berita nya sangat kurang. Maka dari itu farenting.com menerapkan triple
checking sebelum artikel diunggah pada laman website dan media sosial.
Narasumber : Rahmi Achmad
Profesi : Mahasiswi S2 Universitas Negeri Malang
Generasi X adalah salah satu yang dapat merasakan perkembangan media
saat ini. Mereka menyadari bahwa pergeseran perilaku masyarakat yang mengikuti
perkembangan teknologi juga berpengaruh pada cara mereka mengakses sebuah
informasi. Jika dahulu masyarakat masih menggunakan koran sebagai media
informasi, maka sekarang masyarakat sudah beralih dengan menggunakan gadget.
Begitu juga dengan edukasi tentang parenting dan keluarga.
43
Terdapat perbedaan gaya mendidik anak maupun membina keluarga dari
masa ke masa. Generasi X adalah salah satu kelompok yang dapat merasakan
perubahan tersebut. Mendapatkan akses informasi tentang membina keluarga masih
tabu pada masa mereka, walaupun hal tersebut juga dipengaruhi oleh latar belakang
keluarga itu sendiri.
Karena kurangnya informasi tersebut, maka farenting.com dapat mengambil
celah dan peluang untuk meramaikan industri media terlebih yang spesifik khusus
bagi parenting dan keluarga. Mengetahui edukasi tentang parenting dan keluarga
sangat dibutuhkan bagi hampir setiap kalangan usia.
Tetapi, urgensi untuk mendapatkan informasi tersebut terdapat pada
pasangan yang baru akan memulai keluarga. Pengetahuan tentang parenting pada
dasarnya disesuaikan dengan konteks nya sendiri. Bagi pasangan yang baru
menikah, mereka perlu informasi tentang perencanaan kehamilan. Bagi pasangan
yang sudah memiliki anak, perlu informasi tentang asuransi pendidikan dan
kesehatan. Pun sama halnya dengan seseorang yang belum berencana untuk
berkeluarga, mereka perlu informasi parenting sejak awal agar cara membina
keluarga tidak lagi tabu jika mereka berkeluarga kelak.