39
LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN HALUSINASI TERHADAP TINGKAT AGITASI PADA PASIEN HALUSINASI PENDENGARAN OLEH : FANDHY SANJAYA NIM. P00320016012 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN 2020

LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI

MANAJEMEN HALUSINASI TERHADAP

TINGKAT AGITASI PADA PASIEN

HALUSINASI PENDENGARAN

OLEH :

FANDHY SANJAYA

NIM. P00320016012

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN

2020

Page 2: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

i

Page 3: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

ii

Page 4: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

iii

Indriono Hadi, S.Kep.,Ns.,M.kes

NIP.197003301995031001

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Fandhy Sanjaya

NIM : P00320016012

Institusi Pendidikan : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari

Judul Literatur Review : Literatur Review : Penerapan Intervensi Manajemen

Halusinasi Terhadap Tingkat Agitasi Pada Pasien

Halusinasi Pendengaran

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil ciplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kendari, Juni 2020

Yang Membuat Pernyataan,

Fandhy Sanjaya

Page 5: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

iv

RIWAYAT HIDUP

I. INDENTITAS

1. NamaLengkap : Fandhy Sanjaya

2. Tempat/TanggalLahir : Motui, 25 Oktober 1999

3. JenisKelamin : Laki-laki

4. Agama : Islam

5. Suku/Kebangsaan : Tolaki/Indonesia

6. Alamat : Jln. Poros Wisata Batu Gong

7. No.Telp/Hp : 0822-6111-3570

II. PENDIDIKAN

1. SDN 01 Lalonggasumeeto

2. SMPN Lalonggasumeeto

3. SMK Kesehatan Mandonga

4. Poltekkes Kemenkes Kendari 2016-2020

Page 6: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

v

MOTTO

“Hidup itu sederhana jika kau ingin lebih baik maka capailah apa yang kau

inginkan karena Dunia ini hanyalah persinggahan”

Fandhy Sanjaya

Page 7: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

vi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada

Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan

Literature Review dengan judul “literatur review : penerapan intervensi manajemen

halusinasi terhadap tingkat agitasi pada pasien halusinasi pendengaran”. Literature

review diselesaikan guna memenuhi salah satu persyaratan dalam meneyelesaikan

pendidikan pada Jurusan Diploma III Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari.

Perjalanan yang sangat panjang telah ditempuh oleh penulis dalam rangka

meneyelesaikan studi. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati, pada

kesempatan ini patutlah kiranya. Penulis menyampaikan ucapan terima kasihkepada :

1. Orang tua dan keluarga saya yang telah banyak memberikan dukungan dan doa

kepada saya. Serta semua pihak yang telah membantu saya dan tidak bisa saya

sebutkan satu persatu.

2. Ibu Askrening, SKM.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kendari.

3. Bapak Indriono Hadi, S.Kep,Ns,M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkkes Kendari.

4. Ibu Reni Devianti Usman, M.Kep.,Sp.KMB selaku Sekretaris Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkkes Kendari.

5. Bapak Abd. Syukur Bau, S.Kep.,Ns.,MM selaku pembimbing I yang telah banyak

memberi saya masukkan, wawasan, inspirasi, dan semangat serta membimbing saya

dengan sabar.

6. Bapak Sahmad, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing II yang telah banyak

member saya masukkan, wawasan, inspirasi, dan semangat serta membimbing saya

dengan sabar.

Page 8: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

vii

7. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Ibu Lena Atoy, SST.,MPH selaku

penguji I, Ibu Nurfantri, S.Kep.,Ns.,M.Sc selaku penguji II, dan Ibu Dwi Yanthi,

S.Kep.,Ns.,M.Sc selaku penguji III yang telah banyak memberikan masukkan dalam

penyusunan literature review ini.

8. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari yang

telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya sertailmu yang

bermanfaat.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas Akhir ini membawa

manfaat bagi pengembangan ilmu.

Kendari, 30 Juni 2020

Penulis

Page 9: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ....................................... iv

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ v

MOTTO ................................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

ABSTRAK .............................................................................................................. x

BAB I PENDAHULAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

C. Tujuan ......................................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4

BAB II METODE PENELITIAN ......................................................................... 2

A. Strategi Pencarian Literatur ..................................................................... 5

B. Kriteria Inklusi dan Eksklusi .................................................................... 6

C. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas ........................................................ 7

BAB III HASIL & PEMBAHASAN

A. HASIL ....................................................................................................... 13

B. PEMBAHASAN ....................................................................................... 15

BAB IV SIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN

A. Simpulan ................................................................................................... 23

B. Implikasi.................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

ix

ABSTRAK

LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

HALUSINASI TERHADAP TINGKAT AGITASI PADA PASIEN

HALUSINASI PENDENGARAN

Fandhy Sanjaya

Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indoensia

Email: [email protected]

Latar belakang: Gangguan jiwa merupakan perilaku yang umumnya muncul karena

kelainan mental yang bukan bagian dari perkembangan norma manusia. Biasanya

penyakit mental menyerang perasaan dan fikiran seseorang, yang dapat

mempengaruhi seluruh bagian tubuh. Seseorang yang sedang mengalami gangguan

jiwa biasanya akan mengalami kesulitan tidur, perasaan tidak tenang dan berbagai

gangguan lain. Tujuan: Untuk mengetahui penerapan intervensi manajemen

halusinasi tehadap tingkat agitasi pada pasien halusinasi pendengaran. Metodologi:

Metode penelitian yang digunakan adalah literature review dengan penulusuran

dilakukan dengan mengggunakan Google Search dan Google Scholar dengan kata

kunci tiap variable yang telah di pilih utnuk menemukan artikel sesuai kriteria inklusi

kemudian dilakukan review. Hasil: penelitian tentang penerapan intrvensi manajemen

halusinasi dengan melibatkan klien dalam aktivitas berbasis realita yang mungkin

mengalihkan perhatian dari halusinasi yaitu bercakap – cakap dengan orang lain

maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi bercakap – cakap dengan orang

lain terhadap tingkat agitasi gelisah dan insomnia. Pasien skizofrenia yang salah satu

gejalanya yaitu adanya halusinasi ditandai dengan pada saat tidak melakukan

aktivitas pasien terlihat berbicara sendiri, mulut komat-kamit, berjalan mondar

mandir, dan berteriak sedangkan pada saat pasien melakukan aktivitas seperti

berceritta kepada teman pasien terlihat sibuk dengan kegiatan yang dia lakukan

sehingga pasien dapat teralihkan dari halusinasinya dan tidak memiliki kesempatan

untuk mendengarkan suara-suara tidak nyata yang sering muncul. Kesimpulan:

Hasil literatur review ini menunjukkan bahwa manajemen halusinasi terbukti

dapat membantu mengatasi masalah halusinasi pendengaran terhadap pasien

jgangguan jiwa.

Kata Kunci : manajemen halusinasi, tingkat agitasi, halusinasi pendengaran.

Page 11: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

x

ABSTRACT

LITERATURE REVIEW: APPLICATION OF HALUSINATION

MANAGEMENT INTERVENTIONS ON AGENTATION

LEVELS IN PATIENTS HALUSINATION

OF HEARING

Fandhy Sanjaya

Department of Nursing, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia

Email: [email protected]

Background: Mental disorders are behaviors that generally arise due to mental

disorders that are not part of the development of human norms. Usually mental illness

attacks a person's feelings and thoughts, which can affect all parts of the body.

Someone who is experiencing mental disorders will usually have difficulty sleeping,

feeling uneasy and various other disorders. Objective: To determine the application of

hallucinatory management interventions to the level of agitation in patients with

auditory hallucinations. Methodology: The research method used is literature review

with searching conducted using Google Search and Google Scholar with keywords for

each variable that has been selected to find articles according to inclusion criteria then

a review is conducted. Results: research on the application of hallucinatory

management interventions by engaging clients in reality-based activities that might

distract attention from hallucinations, namely conversing with others, it can be

concluded that there is an effect of conversational therapy with others on the level of

agitated agitation and insomnia. Schizophrenic patients whose symptoms are

hallucinations are marked when not doing activities the patient is seen talking to

himself, mumbling mouth, walking back and forth, and screaming while when the

patient performs activities such as telling a friend of the patient looks busy with the

activities he does so that patients can be distracted from hallucinations and do not have

the opportunity to listen to the unrealistic sounds that often appear. Conclusion: The

results of this review literature show that hallucinatory management is proven to be

able to help overcome auditory hallucination problems in psychiatric patients.

Keywords: hallucinations management, level of agitation, auditory hallucinations.

Page 12: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan jiwa merupakan perilaku yang umumnya muncul karena kelainan

mental yang bukan bagian dari perkembangan norma manusia. Biasanya penyakit

mental menyerang perasaan dan fikiran seseorang, yang dapat mempengaruhi

seluruh bagian tubuh. Seseorang yang sedang mengalami gangguan jiwa biasanya

akan mengalami kesulitan tidur, perasaan tidak tenang dan berbagai gangguan lain

(Maramis,2016).

Menurut World Health Organization (2017) pada umumnya gangguan mental

yang terjadi adalah gangguan kecemasan dan gangguan depresi. Diperkirakan 4,4%

dari populasi global menderita gangguan depresi dan 3,6% gangguan kecemasan.

Jumlah penderita depresi meningkat lebih dari 18% antara tahun 2005 dan 2015.

Depresi merupakan penyebab terbesar kecacatan di seluruh dunia. Lebih dari 80%

penyakit yang dialami orang-orang yang tinggal di negara yang berpenghasilan

rendah dan menengah (WHO, 2017).

Menurut Riskesdas 2018 yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia menyimpulkan bahwa prevalensi bervariasi dimana prevalensi

rumah tangga dengan ART gangguan jiwa skizofrenia atau psikosis menurut

provinsi yang memiliki angka gangguan jiwa tertinggi adalah provinsi Bali (11%)

dan terendah provinsi Kepulauan Riau (3%). Untuk proporsi rumah tangga yang 3

Page 13: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

2

memiliki ART gangguan jiwa skizofrenia atau psikosis yang pernah dipasung dalam

rumah tangga sebanyak (14%) dan tidak sebanyak (86%), sedangkan yang pernah

melakukan pasung tiga bulan terakhir sebanyak (31,5%) dan tidak sebanyak

(68,5%).

Angka kejadian halusinasi pendengaran Di Indonesia di klasifikasikan antara

lain Di Rumah Sakit Jiwa di Indonesia, sekitar 70% halusinasi yang dialami oleh

pasien gangguan jiwa adalah halusinasi pendengaran, 20% halusinasi penglihatan,

dan 10% adalah halusinasi penghidu, pengecapan dan perabaan. Angka terjadinya

halusinasi cukup tinggi. Berdasarkan hasil 2 pengkajian di Rumah Sakit Jiwa Medan

ditemukan 85% pasien dengan kasus halusinasi. Menurut perawat di Rumah Sakit

Grhasia Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya di ruang kelas III rata-

rata angka halusinasi mencapai 46,7% setiap bulannya (Mamnu’ah, 2016).

Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit

psikiatrik yang luas. Agitasi sering dijumpai di pelayanan gawat darurat psikiatri

sebagai keluhan pasien-pasien dengan gangguan psikotik.1 Menurut Diagnostic and

Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth Edition (DSM-IV) dari American

Psychiatric Association , agitasi didefinisikan sebagai aktivitas motorik yang

berlebih-lebihan dihubungkan dengan perasaan ketegangan dari dalam diri.

Gangguan perilaku yang kompleks yang dikarakteristikkan dengan agitasi ini

terdapat pada sejumlah gangguan psikiatrik seperti skizofrenia, gangguan bipolar,

demensia (termasuk penyakit Alzheimer) dan penyalahgunaan zat (obat dan/atau

alkohol).

Page 14: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

3

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth Edition

(DSM-IV) Agitasi mempunyai bermacam-macam manifestasi melalui banyaknya

penyakit-penyakit psikiatrik. Gambaran agitasi yang sering dijumpai pada

skizofrenia, gangguan bipolar, dan demensia, termasuk aktivitas motorik dan atau

verbal yang berlebihan, iritabilitas, ketidakkooperatifan, ledakan (outburst) vokal

atau mencaci-maki, sikap atau katakata yang mengancam, perusakan fisik, dan

penyerangan.

Kebanyakan pasien skizofrenia, gangguan skizoafektif, atau gangguan

skizofreniform memperlihatkan beberapa episode akut yang memerlukan

hospitalisasi selama perjalanan penyakit mereka, dan hampir 20% dari pasien-

pasien ini membutuhkan pengobatan untuk agitasi akut. Pasien dengan agitasi akut

yang dihubungkan dengan skizofrenia berisiko untuk mencelakai diri mereka

sendiri dan orang lain dan membutuhkan pengobatan untuk mengontrol Universitas

Sumatera Utara gejala dengan cepat. Beberapa pasien mungkin tidak bisa

mengambil obat secara oral, dan pada pasien-pasien ini mungkin diperlukan

pengobatan dalam bentuk intramuskular.

Halusinasi jika tidak segera diatasi akan menimbulkan beberapa resiko yang

berbahaya, diantaranya perilaku kekerasan yang berakibat sampai pada menciderai

diri sendiri, orang lain, dan lingkungan (Kristiadi,dkk,2015). Oleh karena itu, perlu

dilakukan suatu tindakan yang dapat mengatasi dan mengontrol halusinasi. Dalam

Nuring Interventions Classification (NIC) edisi keenam dalam diagnosa Konfusi

akut terdapat intervensi Manajemen Halusinasi.

Page 15: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

4

Manajemen halusinasi adalah suatu cara meningkatkan keamanan,

kenyamanan, dan orintasi realita pada klien yang mengalami halusinasi, Salah satu

cara mengontrol halusinasi yang dilatihkan kepada pasien adalah melakukan

aktivitas bercakap – cakap dengan ornag lain. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan

tujuan untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi yaitu dengan prinsip

menyibukkan diri melakukan aktivitas bercakap – cakap dengan orang lain

(Pranoko, 2017).

B. Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana intervensi manajemen halusinasi

terhadap tingkat agitasi pada pasien halusinasi pendengaran”.

C. Tujuan

Untuk mengetahui penerapan intervensi manajemen halusinasi tehadap

tingkat agitasi pada pasien halusinasi pendengaran.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti menambah pengalaman dalam mengaplikasikan penerapan

intervensi manajemen halusinasi tehadap tingkat agitasi pada pasien halusinasi

pendengaran.

2. Bagi institusi sebagai ilmu pengetahuan tentang penerapan intervensi

manajemen halusinasi tehadap tingkat agitasi pada pasien halusinasi

pendengaran.

Page 16: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

5

3. Bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan informasi yang berkaitan dengan

penerapan intervensi manajemen halusinasi tehadap tingkat agitasi pada pasien

halusinasi pendengaran.

Page 17: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

6

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Strategi Pencarian Literatur

1. Framework yang digunakan

Proses dan cara dalam mendapatkan artikel atau jurnal yang dijadikan

sebagai bahan acuan yang akan dimasukkan kedalam literature review ini

dimulai dari pemilihan topic atau judul dan masalah, kemudian penulis

mengakses google search dan google scholar pada aplikasi dengan memasukkan

judul dan kata kunci, kemudian memilih jurnal yang berkaitan dengan judul atau

masalah yang dipilih, kemudian dianalisis dan memilih jurnal dengan rentang 5

tahun terakhir yang sesuai dengan kriteria inklusi, sehingga ada 5 jurnal yang

dipilih untuk dijadikan acuan dalam penyusunan literature review ini.

2. Kata kunci yang digunakan

Design penelitian yang masuk dalam literatur review ini menggunakan

Literatur review. Metode penelitian ini metode terbaik dalam menjawab

pertanyaan klinis di lapangan.Tipe studi yang direview adalah semua jenis

penelitian yang menggunakan manajemen halusinasi pada pasien halusinasi

pendengaran. Partisipan yang ditentukan untuk review tidak dibatasi. Kata kunci

dari literature review ini adalah manajemen halusinasi, tingkat agitasi, halusinasi

pendengaran.

3. Data Base atau aplikasi yang digunakan

Page 18: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

7

Dalam pencarian data dan artikel yang direview menggunakan Google

Search dan Google Scholar untuk memenuhi materi dan artikel yang akan

direview.

B. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

1. Kriteria Inkluisi

Kriteria inkluisi merupakan kriteria dimana artikel yang mewakili

kriteria yang memenuhi syarat sebagai arikel dalam literature review

(Notoatmodjo, 2016). Kriteria inkluisi dalam literature review ini meliputi :

a. Artikel yang memiliki judul penerapan intervensi manajemen halusinasi

terhadap tingkat agitasi pada pasien halusinasi pendengaran.

b. Artikel dengan rentang tahun 5 tahun terakhir.

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteria eksklusi dimana artikel yang

tidak dapat mewakili artikel karena tidak memenuhi syarat sebagai arikell

literature review, Kriteria eksklusi dalam literature review ini adalah :

a. Artikel dengan judul yang bukan penerapan intervensi manajemen

halusinasi terhadap tingkat agitasi pada pasien halusinasi pendengaran.

b. Artikel dengan rentang tahun melebihi 5 tahun.

Page 19: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

8

C. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas

1. Hasil Pencarian dan Seleksi Studi

Bagan 1.1 Penulusuran menggunkan Google scholar

Memasukkan semua kata yang ada dalam

judul literature review

Di spesifikan menggunakan kata kunci sesuai

MESH (Medical Subject Heading)

Di spesifikan dalam 5 tahun terakhir (2015-2020)

Di spesifikasikan dalam 3 tahun terakhir (2018-2020)

Hasil dengan kriteria Inklusi

Hasil artikel literature untuk di analisis

96

5

34

91

77

56

Page 20: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

9

2. Daftar Artikel Hasil Pencarian

Tabel 1. Sintesis / Ekstraksi Data Hasil Penelitian

Judul

Tempat

Penelitian

Jumlah

Sampel

Usia

Intervensi

Metode

Penelitian

Outcomes

Penerapan Intervensi

Manajemen

Halusinasi Terhadap

Tingkat Agitasi Pada

Pasien Skizofrenia /

fitri Wijayati,

nurfantri, & Gita Putu

Chanitya Devi 2019

Ruangan

Melati

Rumah

Sakit Jiwa

Provinsi

Sulawesi

Tenggara

Subjek studi

kasus ini

menggunakan

satu orang

pasien

36

Tahun

Penerapan

intervensi

manajemen

halusinasi

Penelitian studi

kasus ini

msenggunakan

desain

penelitian

deskriptif

Berdasarkan

penelitian

tentang

penerapan

intrvensi

manajemen

halusinasi

dengan

melibatkan klien

dalam aktivitas

berbasis realita

yang mungkin

mengalihkan

perhatian dari

halusinasi yaitu

bercakap – cakap

dengan orang lain

maka dapat

disimpulkan

bahwa ada

pengaruh terapi

bercakap – cakap

dengan orang lain

terhadap tingkat

agitasi gelisah

dan insomnia.

Pasien

skizofrenia yang

salah satu

gejalanya yaitu

adanya halusinasi

ditandai dengan

Page 21: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

10

pada saat tidak

melakukan

aktivitas pasien

terlihat berbicara

sendiri, mulut

komat-kamit,

berjalan mondar

mandir, dan

berteriak

sedangkan pada

saat pasien

melakukan

aktivitas seperti

berceritta kepada

teman pasien

terlihat sibuk

dengan kegiatan

yang dia lakukan

sehingga pasien

dapat teralihkan

dari

halusinasinya

dan tidak

memiliki

kesempatan

untuk

mendengarkan

suara-suara tidak

nyata yang sering

muncul.

Efektifitas

Manajemen

Halusinasi Terapi

Aktivitas Kelompok

stimulasi Persepsi

Halusinasi Terhadap

Penurunankecemasan

Klien Halusinasi

Pendengaran Di

Ruang

Sakura

RSUD

Banyumas

Sampel

penelitian ini

menggnakan

30 orang

pasien

30-42

tahun

Penerapan

Manajemen

Halusinasi

Terapi

Aktivitas

Kelompok

stimulasi

Persepsi

Halusinasi

Metode yang

digunakan

adalah quasi

eksperimental

design: non

equivalent

control group

design

Sebelum

dilakukan TAK

stimulasi

persepsi

halusinasi tingkat

kecemasan yang

paling banyak

adalah tingkat

kecemasan

sedang diikuti

kecemasan

ringan. Setelah

Page 22: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

11

Ruang Sakura RSUD

Banyumas / Januarti

Isnaeni, Rahayu

Wijayanti, & Arif

Setyo Upoyo 2018

dilakukan TAK

stimulasi

persepsi

halusinasi tingkat

kecemasan yang

paling banyak

adalah

kecemasan

ringan.

Penerapan

Manajemen

Halusinasi Terapi

Aktivitas Kelompok

Stimulasi Persepsi

Pada Asuhan

Keperawatan Pasien

Halusinasi

Pendengaran Di RSJ

Grhasia/ Fatma

Arumba Riyanti

2018

RSJ

Grhasia

Sampel studi

kasus ini

menggunakan

satu orang

pasien

59

Tahun

Penerapan

manajemen

halusinasi

terapi

aktivitas

kelompok

stimulasi

persepsi

Metode

penelitian

menggunakan

metode

deskriptif

Terdapat variasi

respon dari dua

pasien halusinasi

pendengaran

setelah diberikan

penerapan terapi

aktivitas

kelompok

stimulasi

persepsi antara

lain salah satu

pasien asuhan

dengan tahap

comforting masih

belum

menggunakan

teknik

menghardik,

melakukan

kegiatan secara

terjadwal,

bercakap-cakap

sebagai salah satu

cara untuk

Page 23: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

12

mengontrol

halusinasi.

Efektifitas

Manajemen

Halusinasi Terapi

Musik Klasik

Terhadap Penurunan

Tingkat Halusinasi

Pada Pasien

Halusinasi Dengar Di

RSJ Tampan Provinsi

Riau / Rafina

Damayanti, Jumaini,

& Sri Utami 2018

RSJ

Tampan

Provinsi

Riau

Studi kasus ini

dilakukan

terhadap 13

pasien

18-40

tahun

Penerapan

Manajemen

Halusinasi

Terapi

Musik

Klasik

Terhadap

Penurunan

Tingkat

Halusinasi

Penelitian ini

menggunakan

desain quasi

eksperimental

design berupa

rancangan

pretest-posttest

design with

control group

Hal ini berarti ada

perbedaan antara

pretest dan

posttest dan

terjadi penurunan

nilai rata-rata

pretest dan

posttest diberikan

terapi musik

klasik yaitu dari 3

menjadi 2, dapat

disimpulkan

bahwa adanya

penurunan

tingkat halusinasi

pada kelompok

eksperimen yang

telah diberikan

manajemen

halusinasi terapi

musik klasik.

Penerapan

Managemen

Halusinasi (Aktivitas

Terjadwal) Pada Tn.

S Dengan Gangguan

Halusinasi

Pendengaran Di RSJ

Prof . Dr. Soerojo

Magelang / Fitri

Hayati 2019

RSJ Prof .

Dr.

Soerojo

Magelang

Subjek studi

kasus ini

adalah satu

orang pasien

45

Tahun

Melakukan

Managemen

Halusinasi

(Aktivitas

Terjadwal)

Penelitian ini

merupakan

penelitian

deskriptif

dengan

rancangan studi

kasus

Setelah

dilakukan

implementasi

selama tujuh

pertemuan

didapatkan

evaluasi bahwa

klien mampu

melakukan cara

kontrol

halusinasi

dengan cara

menghardik,

klien minum obat

Page 24: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

13

secara teratur,

klien mengatakan

setelah makan

klien selalu

meminta obat

pada perawat,

klien mampu

melakukan

aktivitas

terjadwal yang

sudah dibuat

Page 25: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

14

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Didapatkan 5 artikel, metode penelitian artikel yang dianalisis beragam,

metode penelitian tersebut adalah deskriptif, wawancara, asuhan keperawatan,

integrative dan komprehensif. Tempat penelitian dari artikel dilakukan di tempat

yang berbeda, artikel pertama pengambilan data dilakukan Di Ruangan Melati

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara, artikel ke-2 pengambilan data Di

Ruang Sakura RSUD Banyumas , artikel ke-3 pengambilan data Di RSJ Grhasia,

artikel ke-4 pengambilan data Di RSJ Tampan Provinsi Riau, artikel ke-5

pengambilan data Di RSJ Prof . Dr. Soerojo Magelang.

Hasil yang didapatkan dari 5 artikel tentang penerapan manajemen

halusinasi dalam mengatasi masalah halusinasi pendengaran didapatkan hasil yang

signifikan atau ada perubahan setelah dilakukan manajemen halusinasi. Artikel

pertama hasil yang didapat adalah berdasarkan penelitian tentang penerapan

intervensi manajemen halusinasi dengan melibatkan klien dalam aktivitas berbasis

realita yang mungkin mengalihkan perhatian dari halusinasi yaitu bercakap – cakap

dengan orang lain maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi bercakap –

cakap dengan orang lain terhadap tingkat agitasi gelisah dan insomnia. Pasien

skizofrenia yang salah satu gejalanya yaitu adanya halusinasi ditandai dengan pada

saat tidak melakukan aktivitas pasien terlihat berbicara sendiri, mulut komat-kamit,

Page 26: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

15

berjalan mondar mandir, dan berteriak sedangkan pada saat pasien melakukan

aktivitas seperti berceritta kepada teman pasien terlihat sibuk dengan kegiatan yang

dia lakukan sehingga pasien dapat teralihkan dari halusinasinya dan tidak memiliki

kesempatan untuk mendengarkan suara-suara tidak nyata yang sering muncul.

artikel ke-2 hasil yang didapat adalah Sebelum dilakukan TAK stimulasi persepsi

halusinasi tingkat kecemasan yang paling banyak adalah tingkat kecemasan sedang

diikuti kecemasan ringan. Setelah dilakukan TAK stimulasi persepsi halusinasi

tingkat kecemasan yang paling banyak adalah kecemasan ringan. artikel ke-3 hasil

yang didapat adalah Terdapat variasi respon dari dua pasien halusinasi pendengaran

setelah diberikan penerapan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi antara lain

salah satu pasien asuhan dengan tahap comforting masih belum menggunakan

teknik menghardik, melakukan kegiatan secara terjadwal, bercakap-cakap sebagai

salah satu cara untuk mengontrol halusinasi. artikel ke-4 hasil yang didapat adalah

Hal ini berarti ada perbedaan antara pretest dan posttest dan terjadi penurunan nilai

rata-rata pretest dan posttest diberikan terapi musik klasik yaitu dari 3 menjadi 2,

dapat disimpulkan bahwa adanya penurunan tingkat halusinasi pada kelompok

eksperimen yang telah diberikan manajemen halusinasi terapi musik klasik. Dan

artikel ke-5 hasil yang didapat adalah Setelah dilakukan implementasi selama tujuh

pertemuan didapatkan evaluasi bahwa klien mampu melakukan cara kontrol

halusinasi dengan cara menghardik, klien minum obat secara teratur, klien

mengatakan setelah makan klien selalu meminta obat pada perawat, klien mampu

melakukan aktivitas terjadwal yang sudah dibuat.

Page 27: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

16

B. PEMBAHASAN

Tanda-tanda halusinasi pendengaran adalah Mendengar suara atau bunyi,

biasanya suara orang. Suara dapat berkisar dari suara yang sederhana sampai suara

orang bicara mengenai klien. Jenis 16 lain termasuk pikiran yang dapat didegar yaitu

pasien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang

dipikirkan oleh klien dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu yang kadang-

kadang berbahaya (Harif, 2017).

Salah satu intervensi keperawatan yang bisa diterapkan untuk halusinasi

pendengaran adalah dengan melakukan berbagai macam manajemen halusinasi.

Manajemen halusinasi dapat membantu pasien halusinasi pendengaran agar

mengurangi mendengar suara-suara. Pada pasien halusinasi pendengaran perlu

diajarkan manajemen halusinasi secara berkala, sebab banyak pasie yang masih

belum paham manajemen halusinasi(Pranowo, 2016).

Pada artikel yang pertama yang dilakukan Di Ruangan Melati Rumah Sakit

Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara, metode penelitian yang digunakan adalah desain

penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalahh penerapan intrvensi

manajemen halusinasi dengan melibatkan klien dalam aktivitas berbasis realita yang

mungkin mengalihkan perhatian dari halusinasi yaitu bercakap – cakap dengan

orang lain maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi bercakap – cakap

dengan orang lain terhadap tingkat agitasi gelisah dan insomnia. Pasien skizofrenia

yang salah satu gejalanya yaitu adanya halusinasi ditandai dengan pada saat tidak

melakukan aktivitas pasien terlihat berbicara sendiri, mulut komat-kamit, berjalan

mondar mandir, dan berteriak sedangkan pada saat pasien melakukan aktivitas

Page 28: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

17

seperti berceritta kepada teman pasien terlihat sibuk dengan kegiatan yang dia

lakukan sehingga pasien dapat teralihkan dari halusinasinya dan tidak memiliki

kesempatan untuk mendengarkan suara-suara tidak nyata yang sering muncul.

Selama menjalani perawatan klien dikategorikan mengalami tingkat agitasi yang

tinggi ditandai dengan klien berbicara sendiri dan tertawa sendiri. Hal ini sesuai

dengan pendapat Direja (2015) bahwa diagnosa halusinasi pendengaran dirumuskan

jika pasien mengalami tanda-tanda seperti pasien mendengar suara ataukegaduhan,

mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap, mendengar suara yang menyuruh

melakukan sesuatu yang berbahaya, bicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa

sebab, mengarahkan telinga ke arah tertentu, menutup telinga. Untuk tingkat agitasi

gelisah setelah 9 hari dilakukan terapi klien mnunjukan skala 4 ringan dimana klien

mengalami gejala gelisah selama 3 hari. Gejala gelisah yang ditunjukan meliputi

berbicara sendiri, mengeluarkan suara mengerang atau memanggil, tidak dapat

duduk dengan tenang, dan berprilaku tidak wajar yaitu menendang trali jendela.

Klien mengalamai gejala tersebut saat halusinasinya datang sehingga klien tidak

dapat mengontrol dirinya. Pada hari pertama halusinasi muncul sebanyak 2 kali

yaitu pagi hari jam 11.00 dan 02.00 dini hari, sedangkan pada hari ke 2, halusinasi

muncul pada jam 10.30 klien terlihat berbicara sendiri, berteriak, berjalan

mengelilingi ruangan dan melompat – lompat. Klien berhenti melakukan kegiatan

terebut saat peneliti memutuskan halusinasinya dengan memanggilnya dan

mengajaknya bicara. Dan pada malam hari jam 11.30 halusinasinya muncul.

Sedangkan pada hari ke 3 halusinasi datang pada jam 14.00, dimana klien terlihat

berbicara sendiri, berteriak, dan memukul pintu besi mencoba untuk kluar serta

Page 29: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

18

memanjat pada jendela. Gejala yang dialami hilang saat petuga memanggil namanya

dan menyuruhnya tenang kemudian petugas menajaknya bercerita tantang

halusinasinya. Pada hari ke 4 – 9 klien tidak mengalami gejala tersebut. hal ini

dikarenakan setelah diberikan terapi, pasien sering berkomunikasi dengan perawat

dan temanya di ruangan, pasien memiliki kemampuan untuk mengontrol halusinasi,

meningkatkan kemapuan koping pada pasien sehingga mampu untuk menurunkan

frekuensi halusinasi yang ada pada diri pasien dan mengurangi kegelisahan yang di

alami pasien.

Pada artikel yang kedua yang dilakukan Di Ruang Sakura RSUD

Banyumas, metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental design:

non equivalent control group design. Hasil dari penelitian ini adalah Sebelum

dilakukan TAK stimulasi persepsi halusinasi tingkat kecemasan yang paling banyak

adalah tingkat kecemasan sedang diikuti kecemasan ringan. Setelah dilakukan TAK

stimulasi persepsi halusinasi tingkat kecemasan yang paling banyak adalah

kecemasan ringan. Pada penelitian ini tingkat kecemasan sebelum dilakukan TAK

stimulasi persepsi adalah 6 (40%) responden mengalami cemas ringan dan 9 (60%)

responden mengalami cemas sedang. Dilihat dari tingkat kecemasan responden

berada dalam halusinasi tahap pertama, seperti yang diungkapkan oleh Stuart dan

Sundeen (2016) bahwa pada halusinasi tahap pertama klien mengalami rasa nyaman

sampai dengan kecemasan sedang. Sesuai dengan kriteria inklusi klien yang

dijadikan sebagai responden adalah klien yang kooperatif. Pada tahap ini klien

masih bisa dilakukan wawancara dan dilakukan TAK. Setelah dilakukan TAK

stimulasi persepsi halusinasi didapatkan penurunan tingkat kecemasan yaitu 9 (60

Page 30: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

19

%) responden tidak mengalami kecemasan, 5 (33,3%) responden mengalami cemas

ringan dan 1 (6,7%) responden mengalami cemas sedang. Dengan dilakukan TAK

stimulasi persepsi halusinasi responden dapat berbagi pengalaman untuk menolong

orang lain, dapat mengekspresikan perasaan dan kesempatan anggota kelompok

untuk menampilkan kemampuannya. Sehingga kecemasan yang dialami menurun.

Pada artikel yang ketiga yang dilakukan Di RSJ Grhasia, metode penelitian

yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah Terdapat

variasi respon dari dua pasien halusinasi pendengaran setelah diberikan penerapan

terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi antara lain salah satu pasien asuhan

dengan tahap comforting masih belum menggunakan teknik menghardik,

melakukan kegiatan secara terjadwal, bercakap-cakap sebagai salah satu cara untuk

mengontrol halusinasi. Dari kegiatan tersebut penulis mendapatkan data pada

kemampuan pasien mengenal halusinasi yaitu pasien asuhan sudah mengenal

halusinasinya. Pasien Nn. G mengatakan mendengar suara yang memerintahkan

untuk bertemu dengan orangtuanya, suara muncul sebanyak 5 kali selama 5 menit

ketika pasien menyendiri, dan menimbulkan perasaan senang pada pasien,

sedangkan pasien Nn. I mendengar bisikan yang menyuruhnya untuk sholat, mandi

namun tidak diturutinya, suara muncul berkali-kali di situasi tidak tentu kadang

malam hari saat mau tidur, suara tersebut membuat pasien menjadi takut dan

jengkel. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat gangguan padastatus mental pasien

yang berupa sensori persepsi, atau dapat dikatakan sebagai halusinasi. Teori dari

Keliat (2016), yang menyebutkan bahwa halusinasi adalah salah satu gejala

gangguan sensori persepsi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pasien

Page 31: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

20

merasakan sensasi berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau

penghiduan tanpa stimulus yang nyata, selain itu penelitian dari Zelika dan Deden

(2015) menyebutkan hasil pengkajian pada pasien halusinasi pendengaran adalah

sering mendengar suara yang mengejeknya, mendengar bisikan setiap saat,

mendengar bisikan berkali-kali, mendengar bisikan pada situasi yang tidak tentu.

Pasien terlihat berbicara sendiri, pasien terlihat tertawa sendiri, pasien terlihat

gelisah, pasien terlihat mondar-mandir, dan pasien terlihat diam sendirian.Hal ini

juga sesuai dengan teori dari Baradero, Mary dan Anastasia (2016), mengatakan

bahwa jenis/tipe halusinasi pendengaran yaitu dimana pasien mendengar suara-

suara yang berbicara pada dirinya dan perintah yang memberitahu pasien untuk

melakukan sesuatu. Berdasarkan data pada kemampuan pasien mengontrol

halusinasi dengan teknik menghardik didapatkan, pasien Nn. G tidak melakukan

teknik menghardik jika halusinasi muncul, melainkan pasien memilih untuk

mencuci muka ke kamar mandi. Pasien memperagakan teknik menghardik dengan

bantuan perawat. Dari observasi penulis, didapatkan data bahwa pasien Nn. G ketika

halusinasi muncul tampak asyik dengan halusinasinya, pasien terlihat senyum

sendiri dan berbicara sendiri. Berbeda dengan Nn. I, saat wawancara dengan penulis.

Pada artikel yang keempat yang dilakukan Di RSJ Tampan Provinsi Riau,

metode penelitian yang digunakan adalah desain quasi eksperimental design berupa

rancangan pretest-posttest design with control group. Hasil dari penelitian ini adalah

Hal ini berarti ada perbedaan antara pretest dan posttest dan terjadi penurunan nilai

Page 32: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

21

rata-rata pretest dan posttest diberikan terapi musik klasik yaitu dari 3 menjadi 2,

dapat disimpulkan bahwa adanya penurunan tingkat halusinasi pada kelompok

eksperimen yang telah diberikan manajemen halusinasi terapi musik klasik. Hasil

penelitian yang telah dilakukan di RSJ Tampan Provinsi Riau didapatkan bahwa

umur responden terbanyak adalah dewasa awal yaitu 18-40 tahun (73,5%). Hasil

penelitian ini sama dengan hasil penelitian Purba (2018) mayoritas responden

berumur 20-40 tahun (dewasa awal) sebanyak 20 orang (76,9%). Prevalensi

penderita skizofrenia di Indonesia sebesar 0,3 sampai 1% dan biasa timbul pada usia

sekitar 15 sampai 35 tahun, namun ada juga yang berusia 11 sampai 12 tahun sudah

menderita skizofrenia Usia dewasa dalam perkembangannya termasuk periode

operasional formal (Novita, 2012 dalam Aedil, Syafar, Suriah, 2016). Stuart dan

Laraia (2015) menyatakan usia berhubungan dengan pengalaman seseorang dalam

menghadapi berbagai macam stresor, kemampuan memanfaatkan sumber dukungan

dan keterampilan dalam mekanisme koping. Hasil penelitian yang telah dilakukan

di RSJ Tampan, dimana 23 orang responden dari 34 orang responden berjenis

kelamin laki-laki dengan presentase 67,6% dan 11 orang responden lainnya berjenis

kelamin perempuan dengan presentase 32,4%. Rata-rata jenis kelamin pasien

gangguan jiwa disebagian Rumah Sakit Jiwa khususnya dengan diagnosa gangguan

persepsi sensori halusinasi adalah laki-laki. Laki-laki cenderung sering mengalami

perubahan peran dan penurunan interaksi sosial serta kehilangan pekerjaan, hal ini

yang sering menjadi penyebab laki-laki lebih rentan terhadap masalah mental,

termasuk depresi (Soejono, Setiati & Wiwie, 2017).

Page 33: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

22

Pada artikel yang kelima yang dilakukan Di RSJ Prof . Dr. Soerojo

Magelang, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

rancangan studi kasus. Hasil dari penelitian ini adalah Setelah dilakukan

implementasi selama tujuh pertemuan didapatkan evaluasi bahwa klien mampu

melakukan cara kontrol halusinasi dengan cara menghardik, klien minum obat

secara teratur, klien mengatakan setelah makan klien selalu meminta obat pada

perawat, klien mampu melakukan aktivitas terjadwal yang sudah dibuat.

Penelitian penerapan yang dilakukan oleh Arsaka (2018) menyebutkan

bahwa manajemen halusinasi dapat membantu mengatasi masalah halusinasi

pendengaran sehingga pasien sudah tidak mendengar suara-suara. Penelitian yang

serupa juga menunjukkan bahwa manajemen halusinasi dinilai berhasil sebagai

tindakan keperawatan yang mampu membantu pasien halusinasi agar tidak

mendengar suara-suara atau menghardik suara-suara yang didengar (Indriani,

2017).

Penetapan kriteria yang ketat pada metode sangat mempengaruhi jumlah

artikel yang didapat. Penentuan artikel yang diambil awalnya hanya terbatas pada

artikel menggunakan metode penelitian deskriptif, wawancara, gambaran dengan

rentang tahun 2018-2020. Setelah dilihat bahwa jumlah artikel yang didapatkaan

terbatas, kriteria pengambilan artikel selanjutnya diturunkan. Artikel dengan metode

penelitian deskriptif dan tahun penelitian 2018 dan 2019 akhirnya tetap dimasukkan

selama tetap terkait dengan manajemen halusinasi terhadap masalah halusinasi

pendengaran. Setelah menurunkan kriteria berupa metode penelitian, akhirnya

artikel yang didapatkan berjumlah 5 artikel.Hasil yang sejalan ditunjukkan pada

Page 34: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

23

hasil penelitian diartikel, hasil penelitian secara umum menyebutkan bahwa

manajemen halusinasi memang terbukti signifkan mambantu mengatasi masalah

halusinasi pendengaran

Penggunaan manajemen halusinasi dengan frekuensi sesering mungkin

dengan waktu yang sudah ditentukan. Dengan manajemen halusinasi yang

dilakukan secara rutin akan memberikan hasil yang signifikan. Sehingga pasien

yang mendapatkan intervensi manajemen halusinasi akan mengurangi halusinasi

pasien.

Meskipun jumlah artikel yang melihat pengaruh intervensi manajemen

halusinasi terhadap pasien halusinasi, intervensi manajemen halusinasi ini memiliki

peluang yang besar untuk dipraktikkan di tatanan klinis dan komunitas khususnya

Di Indonesia. Kondisi ini didukung oleh banyaknya kelebihan dari teknik ini.

Page 35: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

24

BAB IV

SIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN

A. Simpulan

Hasil literatur review ini menunjukkan bahwa manajemen halusinasi terbukti

dapat membantu mengatasi masalah halusinasi pendengaran terhadap pasien

jgangguan jiwa.

Dengan berkembangnya penelitian dalam bidang keperawatan, khususnya

pada pasien dengan halusinasi pendengaran maka hasil penelitian tersebut dapat

digunakan dalam praktik keperawatan sehingga akan menambah beragamnya

intervensi keperawatan pada pasien.

Jika sudah ditemukan evidence yang terbaru dengan kualitas penelitian yang

lebih baik maka literatur review ini dapat diupgrade sebagai pedoman dalam

memberikan terapi komplementer berupa manajemen halusinasi untuk mengatasi

masalah halusinasi pendengaran.

B. Implikasi

1. Bagi Peneliti

Peneliti berharap agar hasil penelitian dapat menambah pengetahuan dan

wawasan tentang penerapan intervensi manajemen halusinasi tehadap tingkat

agitasi pada pasien halusinasi pendengaran.

2. Bagi Institusi

Peneliti berharap hasil penelitian ini dijadikan sebagai salah satu bahan

pembelajaran khususnya penerapan intervensi manajemen halusinasi tehadap

tingkat agitasi pada pasien halusinasi pendengaran.

Page 36: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

25

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti berharap hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan informasi

untuk penerapan intervensi manajemen halusinasi tehadap tingkat agitasi pada

pasien halusinasi pendengaran.

Page 37: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

DAFTAR PUSTAKA

Damayanti Rafina, Jumaini, & Utami Sri. (2018). Efektifitas Manajemen Halusinasi

Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tingkat Halusinasi Pada Pasien

Halusinasi Dengar Di RSJ Tampan Provinsi Riau. Diperoleh tanggal 28 Mei

2020 dari https://scholar.google.co.id-eprintslib.ummgl.ac.id

Hayati Fitri. (2019). Penerapan Managemen Halusinasi (Aktivitas Terjadwal) Pada

Tn. S Dengan Gangguan Halusinasi Pendengaran Di RSJ Prof . Dr. Soerojo

Magelang. Diperoleh tanggal 28 Mei 2020 dari https://scholar.google.co.id-

eprintslib.ummgl.ac.id

Isnaeni Januarti, Wijayanti Rahayu, & Upoyo Arif Setyo. (2018). Efektifitas

Manajemen Halusinasi Terapi Aktivitas Kelompok stimulasi Persepsi

Halusinasi Terhadap Penurunankecemasan Klien Halusinasi Pendengaran Di

Ruang Sakura RSUD Banyumas. Diperoleh tanggal 28 Mei 2020 dari

https://scholar.google.co.id-repo.stikesperintis.ac.id

Kristiadi. (2015). Buku Ajar Kepperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Maramis. (2016). Asuhan Keperawatan Jiwa Masalah Psikososial Di Pelayanan Klinis

Dan Komunitas. Yogyakarta : Deepublish.

Pranoko. (2017). Pendidikan keperawatan Jiwa Teori & Aplikasi. Yogyakarta :

Penerbit Andi.

Riyanti Fatma Arumba. (2018). Penerapan Manajemen Halusinasi Terapi Aktivitas

Kelompok Stimulasi Persepsi Pada Asuhan Keperawatan Pasien Halusinasi

Pendengaran Di RSJ Grhasia. Diperoleh tanggal 28 Mei 2020 dari

https://scholar.google.co.id-eprints.poltekkesjogja.ac.id

Wijayati fitri, nurfantri, & Devi Gita Putu Chanitya. (2019). Penerapan Intervensi

Manajemen Halusinasi Terhadap Tingkat Agitasi Pada Pasien Skizofrenia.

Diperoleh tanggal 28 Mei 2020 dari https://scholar.google.co.id-

myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id

Page 38: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

2

Page 39: LITERATUR REVIEW : PENERAPAN INTERVENSI MANAJEMEN

3