Upload
ayoe-khumairoh
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
1/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
2/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
3/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
4/89
1(
tahun pertama kami menerapkan model! Saat ini, kami memiliki lima rekan yang dekat
dengan penyelesaian proyek mereka! Mereka semua telah selesai pengumpulan data dan saat
penulisan laporan akhir mereka untuk diserahkan ke akultas pada akhir dari tahun ajaran!
5agian berikut menjelaskan setiap rekan dan proyekproyek penelitian mereka
(http://oar.nipissingu.ca/!"#/$%&2'.pdf).
Swan dan 9i;on %&'') hasil penelitian menyimpulkan bahwa sikap seorang mentor
sangat berpengaruh terhadap pengembangan proessional dosen yang ikut berpartisipasi
dalam pelatihan penggunaan teknologi dalam praktek pembelajaran di kampus, dosen
memiliki keinginan untuk belajar teknologi dan mengerti bahwa itu penting, sehingga dosen
terus peduli dan per*aya diri untuk mengkoordinir semua kebutuhan tersebut sebagai
dukungan yang berkelanjutan, diantaranya adalah melakukan penelitian masa depan termasuk
menyelidiki lebih jauh eektiitas rekan dosen dan mentor dosen sebagai pelatih< *ara untuk
persepsi dan sikap terbaik dosen tentang perubahan teknologi dan *ara terbaik dosen untuk
belajar mengitegrasikan teknologi ke dalam praktek pembelajaran di kampus!
Suwanmonkhaa, et al %&''/) melakukan penelitian pengembangan proses penelitian
untuk meningkatkan disiplin ilmu dosen dan pembelajaran di kampus, berdasarkan studi
dokumen, ditemukan bahwa proses penelitian tindakan kampus masih memiliki banyak
masalah, kemampuan dasar yang memiliki dosen masih kurang memadai< keinginan untuk
terus belajar dan mereleksi keterampilan mereka masih kurang! 6kibatnya mutu proses
pembelajaran dikampus menunjukkan skor yang rendah! $asil penelitian menunjukan bahwa
tidak ada perbedaan yang signiikan antara dosen menjalani pengembangan proses penelitian
pengembangan terhadap disiplin ilmu yang berbeda dan pembelajaran di kampus! amun ada
perbedaan statistik yang signiikan antara dosen yang menjalani proses penelitian
pengembangan dan dosen menerima pelatihan!
http://oar.nipissingu.ca/http://oar.nipissingu.ca/7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
5/89
1-
"enelitian ini pada 40 guru 5ahasa Inggris dari 5angladesh telah menemukan bahwa
dosen menggunakan metode yang menggabungkan =rammar tradisional! Metode terjemahan
dan pendekatan C3T, tetapi kombinasi ini adalah karena kurangnya dosen pelatihan, keahlian,
keper*ayaan dan persepsi yang ditemukan bertentangan dengan C3T pendekatan! Ini adalah
alasan yang =rammar Translation metode dan pendekatan C3T adalah dikombinasikan dalam
beberapa hal *anggung di 5angladesh! Kombinasi ini tidak menguntungkan peserta didik
dengan *ara apapun! "enelitian ini bertujuan untuk menyelidiki bagaimana nyaman dan
terbiasa dengan dosen negara kita telah menjadi dalam menggunakan dan menerapkan
pendekatan C3T dalam hidup mengajar mereka! amun, tujuan penelitian utama dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui peran yang dimainkan oleh dosen pada latar belakang
kompetensi yang buruk dari mahasiswa di 5angladesh! $asilnya dapat diringkas sebagai
berikut>
9ata dan diskusi menunjukkan bahwa pendekatan C3T tidak dilakukan dan
diimplementasikan se*ara komprehensi di 5angladesh pedesaan meskipun kurikulum dan
buku teks disusun sesuai dengan pendekatan C3T! Sebagai sejumlah alasan penyebabnya
diidentiikasi! Menurut pertanyaan penelitian studi ini, ditemukan bahwa hampir semua guru
mengajar dalam pendekatan ini tanpa jenis ormal latihan! Selain itu, beberapa dari mereka
tidak memiliki gagasan komprehensi tentang apa C3T "endekatan adalah semua tentang!
Sebagai kurikulum dan buku teks hasil tidak diikuti se*ara eisien di kelas! Sebelum dan
sesudah inisiasi pendekatan C3T di 5angladesh, tidak ada pelatihan intensi diren*anakan
untuk dosen!
Menurut temuan untuk menghaal kuesioner jawaban ke pertanyaan dalam buku teks
masih didorong oleh dosen di kampus! Selain itu media instruksi di kelas adalah 5ahasa ibu
dari peserta didik! 9alam pendekatan C3T menggunakan bahasa ibu di kelas tidak dilarang
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
6/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
7/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
8/89
&1
mengajar untuk belajar akti baik, mereka juga tidak awalnya tampaknya sangat berkomitmen
untuk mengajar untuk belajar akti! Kebingungan dan kurangnya komitmen itu bulat oleh
komite perguruan tinggi, yang tidak melihat seperti reormasi dalam strategi instruksional di
sekolah sebagai bagian dari mereka tanggung jawab! Sebuah pelatihan ulang lokal karya satu
hari tampaknya membalikkan keadaan, namun! Sementara tanpa terusmenerus penelitian
kita tidak bisa yakin bahwa perubahan yang kita lihat tidak hanya a*ara mengenakan untuk
kepentingan kita, proyek kami menunjukkan bahwa tiga hal sederhana dapat benarbenar
meningkatkan peluang mengajar untuk belajar akti penangkapan di 6*eh! "ertama,
tampaknya penting untuk datang ke umum konsepsi tentang apa artinya mengajar untuk
belajar akti dalam perguruan tinggi tertentu! Semua dosen, super+isor perlu pada halaman
yang sama! Kedua, komitmen kepemimpinan adalah kritis! Sementara itu akhirnya sampai
kepada dosen untuk mengubah apa yang ia atau dia tidak di dalam kampus, pemimpin
kampus harus berkomitmen perubahan itu dan berkomunikasi komitmen itu dan harapan
untuk dosen! #ika mengajar untuk belajar akti tidak penting untuk dosen, itu kurang mungkin
penting untuk dosen! 6khirnya, dosen dapat belajar dari rekanrekan mereka! Karena rekan
menempatkan perubahan berlaku dalam pengaturan serupa yang dosen bukti terkuat perlu
bahwa mereka juga, bisa melakukannya! Kesimpulannya, sementara kita tidak bisa yakin
bahwa mengajar untuk akti pembelajaran akan menangkap dan berkembang di kampus ini,
tetap, setidaknya, kemungkinan bahwa belum menyerah! Itu, kami per*aya, adalah langkah
ke arah yang benar!
(http://ehe.pitt.edu/ojs/inde,.php/ehe/article/*iew/ /&0).
Menurut Kadek SuranataKeeektian dan kemenarikan pembelajaran terintegrasi
model shared berbasis gallery proje*t! "enelitian ini bertujuan untuk menguji keektian dan
kemenarikan pembelajaran terintegrasi model shared berbasis gallery proje*t dalam
http://ehe.pitt.edu/ojs/index.php/ehe/article/view/%2055/30http://ehe.pitt.edu/ojs/index.php/ehe/article/view/%2055/307/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
9/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
10/89
&0
memadai, diperlukan input melalui seleksi penerimaan mahasiswa yang baik, bukan hanya
men*apai target jumlah mahasiswa tetapi input *alon mahasiswa itu sendiri!
6gar ter*pita kerjasama yang sinerji antara pemerintah, dunia usaha:industri dan
pengelola pendidikan, diperlukan pendekatan sehingga dapat ter*ipta pemahaman yang sama
bahwa tanggung jawab pendidikan adalah tanggung jawab semua!
%http>::journal!ui!a*!id:inde;!php:humanities:arti*le:+iew7ile:1&4:1&')
9ari hasil penelitian pembelajaran yang telah dilakukan dan berdasarkan seluruh
analisis serta pemahaman yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan belajar
menggunakan modul CC II di jurusan Teknik Mesin &'1&:&'10, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut >
1! Telah berhasil disusun modul pembelajaran CC II yang telah di+alidasi oleh dosen ahli
modul dengan nilai akhir sebesar -/,(( B! 9an +alidasi oleh ahli CC dengan nilai akhir
sebesar -(,/1B! Sehingga dari hasil tersebut modul pembelajaran CC II sangat layak
digunakan untuk meningkatkan eekti+itas belajar mata kuliah CC II pada program studi
90 Teknik Mesin di #urusan"endidikan Teknik Mesin 7akultasTeknik8ni+ersitas egeri
Surabaya!
2. Eekti+itas belajar mahasiswa menggunakan modul sudah *ukup baik hal ini dibuktikan
dari nilai angket respon mahasiswa dari -,02B menjadi 2/,'2B! 9an hasil pengamatan
akti+itas belajar mahasiswa dari -0,/0B menjadi 21,4(B! Serta hasil belajar mahasiswa
saat menggunakan modul meningkat dari (-,/0 menjadi -1,(!
%http>::ejournal!unesa!a*!id:inde;!php:jurnalpendidikanteknikmesin:arti*le:+iew:&4')
"enelitian ini didasari oleh hasil analisis kebutuhan yang dilakukan melalui "ocus
-roup !iscussion dengan melibatkan &' guruguru bahasa Inggris SM" dari seluruh
5ali! $asil penelitian ini menunjukkan bahwa para guru memerlukan bantuan untuk
penyediaan berbagai jenis instrumen asesmen otentik yang bisa dipakai dalam
http://journal.ui.ac.id/index.php/humanities/article/viewFile/124/120http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-teknik-mesin/article/view/2406http://journal.ui.ac.id/index.php/humanities/article/viewFile/124/120http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-teknik-mesin/article/view/24067/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
11/89
&4
pembelajaran bahasa Inggris di kelas! Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengembangkan berbagai jenis instrument asesmen otentik untuk membantu guru
melaksanakan proesinya dengan baik!! 9esain penelitian adalah esearch and
!e*elopment dimana prototype produk diuji kualitasnya melalui ujiahli %e,pert judges)
dan uji pengguna %user judges)! 5erdasarkan 8ji 6hli, +aliditas instrument asesmen
otentik dinyatakan memiliki +aliditas yang tinggi! Sementara itu, berdasarkan 8ji
"engguna, instrument asesmen otentik memiliki kualitas yang sangat bagus! "roduk ini
akan diuji lebih lanjut pada penelitian tahun ketiga dalam desain eksperimen di kelas
bahasa Inggris di SM" se 5ali!
%http://ejournal.undisha.ac.id/inde,.php//article/*iew/4%%9/&%2)
5erbagai penelitian tentang pelatihan guru berbasis e3earning memberikan bukti
empirik bahwa model pelatihan dosen dengan media komputer dan internet ini sangat
potensial untuk dikembangkan! "enelitian tersebut diantaranya> a) 8sta %&'11) melakukan
penelitian kuantitati berjudul 5he ',amination 6f 6nline #elf3egulated earning #ills n
7eb38ased earning 'n*ironments n 5erms 6f !ifferent $ariables! "enelitian ini
menemukan bahwa > 1) 6da hubungan positi dan signiikan %r ',&'() antara skor total
keterampilan belajar mandiri se*ara online dengan skor total sikap terhadap internet, &)
Terdapat perbedaan signiikan antara skor total sikap terhadap internet dan tingkat
keterampilan belajar mandiri se*ara online %t%&1() &,&&-< pD,'/)! b) "enelitian tentang uji
kompetensi mengajar para dosen kampus di #ohor 5ahru Malaysia telah dilakukan oleh
$amdan, =haar $wa 3i %&'1')! "enelitian menemukan> 1) bahwa ada hubungan yang
signiikan antara gender dan kompetensi mengajar, &) di mana perempuan memiliki nilai rata
rata lebih tinggi dari responden lakilaki %F '!'&/)! 0) Tidak ada hubungan antara
kompetensi etnis dan pengajaran! 4) Tidak ada hubungan antara kompetensi mengajar dan
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPI/article/view/4889/3682http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPI/article/view/4889/36827/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
12/89
&/
pengalaman mengajar! /) Tidak ada hubungan antara kompetensi mengajar dan kualiikasi
akademik
(http://www.google.com/url).
itiasih, et al %&'1') melakukan penelitian dengan judul pengembangan model
pelatihan penelitian tindakan kampus relekti berbasis kompetensi, hasil penelitian
menunjuka bahwa model pelatihan relekti dengan sintaks %a) re*ei+e knowledge %b)
pre+ious e;perien*ial knowledge, %*) pra*ti*e %d) rele*t, dan %e) preesional *ompeten*e
dapat meningkatkan kemampuan dosen dalam menyusun proposal penelitian!
5erdasarkan analisa sumber penelitian, bahwa akti+itas pelatihan dan pengembangan
terbukti positi dalam peningkatan kinerja karyawan %Salmah,&'1&>&--)! $al ini disebabkan
adanya peningkatan keper*ayaan diri serta menguatkan moti indi+idu dalam setiap diri
karyawan! 9alam penelitian lainnya, meningkatnya moti+asi diri ini berdampak pada kualitas
etos kerja analisa sumber penelitian, bahwa akti+itas pelatihan dan pengembangan terbukti
positi dalam peningkatan kinerja karyawan lainnya, meningkatnya moti+asi diri ini
berdampak pada kualitas etos kerja yang membaik %6ulia, &'11>(()! Etos kerja memang
menjadi kun*i dalam implementasi kinerja setiap karyawan, sebab hal tersebut menjadi tolak
ukur dalam penilaian kinerja yang eekti dan eisien! "engembangan dan pelatihan yang
diadakan, sewajarnya mempunyai konsep pemenuhan kebutuhan kompetensi karyawan
dalam setiap organisasi! Sebab setiap organisasi perusahaan menjalankan bidang kerja yang
berbeda dan setiap sumber daya manusia yang berbeda ungsional kerjanya dalam
menjalankan kegiatan usaha tersebut! Konsep pemenuhan ini di implementasikan pada
metode pengembangan dan pelatihan! "enelitian menunjukkan bahwa adanya korelasi positi
antara metode pelatihan yang men*akup materi,instruktur dan model dengan antusiasme serta
peningkatan kompetensi karyawan %7ebriyanti,&'1&>2)!
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
13/89
&
Selanjutnya, pelatihan dan pengembangan juga berungsi dalam memper*epat proses
adaptasi dan sosialisasi terhadap tugas yang dikerjakan!%Salmah,&'1&>&-2)! "roses ini akan
mempermudah akti+itas kinerja karyawan dalam men*apai tujuan yang diberikan oleh
perusahaan! 9engan demikian, se*ara tidak langsung kegiatan pelatihan dan pengembangan
meningkatkan kinerja perusahaan melalui peningkatan kompetensi karyawan! $al tersebut
dengan teori dasar yang menyebutkan bahwa adanya relasi yang *ukup kuat antara
kompetensi karyawan atas kinerja dalam perusahaan!
(https://www.researchgate.net/publication/29114&9)
5ahri, et al %&'11) melakukan penelitian tentang dampak implementasi hasil
penelitian tindakan dalam pembelajaran akti pada kampus dasar di a*eh! $asil penelitian
menggambarkan bahwa meskipun dosen telah mengikuti pendidikan dan pelatihan untuk
pembelajaran akti, mereka tetap tidak memiliki pemahaman konsep yang jelas atau tidak
mampu mempertahankan hasil belajar yang mereka miliki setelah beberapa bulan pelatihan
(http://ehe.pitt.edu/ojs/ inde,. php/ehe/article/*iew//&0).
6min urita, 7ajar 6stuti, dan Samsudi Gidiyanto %&'1/) dengan judul
pengembangan model pelatihan IHCT untuk meningkatkan kompetensi proesional didapat
hasil analisis deskripti kuantitati tentang kualitas pelaksanaan pelatihan dengan kategori
baik 44,4 B, dan sangat baik //, B, program pelatihan kategori baik 00,0B dan sangat baik
,(B, bahan ajar pelatihan kategori *ukup baik 44,/ B dan baik //,B, instruktur pelatihan
kategori baik 44,4B dan sangat baik //,B dan sarana dan prasarana kategori *ukup baik
//,B dan baik 44,4B! Sedangkan pada kompetensi proesional 9osen "rogram Keahlian
didapat untuk materi memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel kategori *ukup baik
11,1B, baik ((,-B dan sangat baik 11,1B dan materi perbaikan sistem 6C kategori *ukup
baik 11,1B, baik 1,1B dan sangat baik &(,-B! $asil kompetensi proesional pada materi
pelatihan ratarata berkategori baik! 9ari hasil penelitian tersebut maka model IHCT dapat
http://ehe.pitt.edu/ojs/%20index.%20php/ehe/article/view/55/30http://ehe.pitt.edu/ojs/%20index.%20php/ehe/article/view/55/307/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
14/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
15/89
&-
dengan pendidikan inklusi, sehingga masyarakat memiliki lebih baik pemahaman tentang
pendidikan inklusi
%http://ehe.pitt.edu./ ojs/inde,.php/ehe/article/*iew/2/2).
#ohangir, et al %&'1&) melakukan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi dosen melalui pelatihan dalam jabatan eekti untuk meningkatkan kompetensi
yang dimiliki oleh seorang dosen dan mempengaruhi se*ara positi terhadap kinerja dosen
tersebut dan hasil belajar mahasiswa!
5erdasarkan beberapa kajian hasil penelitian yang rele+an di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa model pelatihan penelitian dan penulisan artikel bagi dosen STIKes
berbasis pendampingan yang dikembangkan oleh peneliti berbeda dengan penelitian yang
telah dilakukan beberapa peneliti sebelumnya! Aleh karena itu penelitian pengembangkan
model pelatihan penelitian dan penulisan artikel bagi dosen STIKes berbasis pendampingan
%mentoring) menunjukkan keorisinilannya!
2.2 Kerangka Teoritis
2.2.1 Konse !asar Pen"i"ikan "an Pe#ati$an
"endidikan dan pelatihan yang sering disingkat diklatJ ini dapat disimpulkan sebagai
proses pendidikan, pelatihan, dan atau pembimbingan yang mentransmisir berbagai bekal
pengetahuan teoritik, keterampilan praktik, dan atau sikap positi peserta pelatihan %dosen)
yang rele+an dengan karakter dan kebutuhan mereka dengan maksud memberikan bantuan
agar mereka mampu memperbaiki kekurangan atau kelemahan mereka dan meningkatkan
kinerja mereka dalam melaksanakan tugastugas keproesionalannya sesuai dengan kualitas
yang distandarkan!
"endidikan dan pelatihan telah menjadi bagian yang tak tepisahkan dari kehidupan
masyarakat dan bangsa! Kebutuhan akan peningkatan kompetensi semakin dirasakan seiring
http://ehe.pitt.edu./%20ojs/index.php/ehe/article/view/27/25http://ehe.pitt.edu./%20ojs/index.php/ehe/article/view/27/257/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
16/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
17/89
0'
pengembangan proesional, peme*ahan masalah tindakan remedial, peningkatan moti+asi,
dan lain sebagainya! Tujuan utama diklat adalah untuk memperoleh per*akapan khusus yang
diperlukan oleh dosen dalam melaksanakan tugas seharihari, dan oleh karenanya langkah
utama yang perlu dilakukan adalah bagaimana agar program diklat yang men*akup> program
isi diklat pelatihan, metodologi serta peralatan pelatihan dapat tersedia se*ara memadai guna
mendukung ter*apainya tujuan pelatihan!
2.2.1.1 Pe#ati$an
Menurut =omes %122() dalam ?usman %&'') merekomendasikan bahwa pelatihan
adalah usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada pekerjaan tertentu yang sedang menjadi
tanggung jawabnya, yang harus diran*ang sedemikian rupa untuk mewujudkan tujuantujuan
organisasi, yang pada waktu bersamaan juga mewujudkan tujuantujuan para pekerja se*ara
perorangan! "elatihan sering dianggap aktiitas umum dan para pemimpin mendukung
adanya pelatihan karena melalui pelatihan, para pekerja menjadi lebih terampil dan oleh
karenanya akan lebih produkti!
9alam pernyataan yang identik, Simmamora %&'14) dalam ?usman %&''>22)
menyatakan >
"elatihan %training) adalah proses sistematis pengubahan perilaku para karyawan
dalam suatu arah guna meningkatkan tujuantujuan organisasional! 9imana dalam
pelatihan dikondisikan suatu lingkungan yang mana para karyawan dapat dengan
mudah memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan danperilaku yang spesiik dan berkaitan dengan pekerjaan! "elatihan terokus pada
penyediaan bagi para karyawan, keahliankeahlian khusus atau mambantu mereka
mengoreksi kelemahankelemahan dalam kinerjanya!
Menurut Mujiman %&'11>4) pelatihan merupakan bagian pendidikan yang menyangkut
proses belajar, dilaksanakan dengan langkahlangkah sistematis dan terorganisir dalam waktu
relati singkat, untuk meningkatkan pengetahuan dan ketranpilan dengan menggunakan
metode yang lebih mengutamakan praktak dari pada teori! Sedangkan menurut Manyathi
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
18/89
01
%&'14>&0&) pelatihan adalah proses meningkatkan keterampilan, kemampuan, dan
pengetahuan karyawan untuk melakukan pekerjaan tertentuJ! "emikiran karyawan dibentuk
oleh proses pelatihan yang mengarah pada kualitas kinerja karyawan! Ini adalah proses yang
berkelanjutan dan tidak pernah berakhir!
oder %&''->4044) mengemukakan, 5raining is a means of preparing ran3and3file
emplo+ees for promotion to super*isor+ position and for impro*ing their competence and
capabilit+ while the+ hold such leadership assignment
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
19/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
20/89
00
disampaikan oleh Men.oda %&''2>&) bahwa tujuan pelatihan dalam situasi kerja adalah
untuk memungkinkan indi+idu memperoleh kemampuan %kompetensi), agar ia dapat
melaksanakan tugas atau pekerjaan yang diberikan se*ara memadai!
"ernyataan tersebut diatas menunjukkan bahwa tujuan pelatihan se*ara hakiki pada
prinsipnya merupakan maniestasi kegiatan proses pembelajaran baik teori maupun praktek
untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi atau kemampuan akademik, sosial,
dan pribadi dibidang pengetahuan, keterampilan dan sikap serta meningkatkan kinerja peserta
pelatihan %dosen) dalam tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya! Aleh karena
itu agar tujuan pelatihan dapat diwujudkan, maka pelatihan tersebut harus dilakukan dengan
mengikuti langkahlangkah tertentu dan sistematis!
6dapun tujuan pelatihan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan proesionalitas dosen STIKes di #awa Tengah, sehingga dosen tersebut mampu
melakukan penelitian ilmiah dalam pengembangan proesi berupa karya ilmiah penelitian dan
penulisan artikel ilmiah! 9an mampu menghasilkan produk berupa laporan hasil penelitian
dan artikel yang siap dipublikasikan!
6dapun tujuan "elatihan dan "engembangan , antara lain > %1) Meningkatkan
penghayatan jiwa dan ideology, %&) Meningkatkan produkti+itas kerja, %0) Meningkatkan
kualitas kerja, %4) Meningkatkan ketetapan peren*anaan sumber daya manusia, %/)
Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja, %) Meningkatkan rangsangan agar pegawai
mampu berprestasi se*ara maksimal, %() Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja, %-)
Menghindarkan keusangan %obsolescence) dan %2) Meningkatkan perkembangan pribadi
pegawai!
(http://jurnal.um.ac.id/inde,.php/>/article/*iew/%).
2.2.1.% &an'aat Pe#ati$an
"elatihan sebagai alat untuk mengembangkan sumber daya manusia diharapkan dapat
memberikan manaat yang mengarah pada peningkatan pola ikir, tingkah laku, pengetahuan,
dan keterampilan sumber daya manusia pelatihan! 9engan demikian pelatihan diharapkan
dapat memberikan manaat perubahan dalam prestasi kerja sesuai dengan tujuan organisasi!
http://jurnal.umk.ac.id/index.php/JAM/article/view/8http://jurnal.umk.ac.id/index.php/JAM/article/view/87/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
21/89
04
Siagian %&''/>1-01-/) mengemukakan bahwa manaat penyelenggaraan pelatihan
bagi kampus setidaknya terdapat tujuh manaat yang dapat di petik, yaitu> %1) "eningkatan
produkti+itas kerja kampus sebagai keseluruhan, %&) Terwujudnya hubungan yang serasi
antara atasan dan bawahan, %0) Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih *epat
dan tepat, %4) Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja, %/) Mendorong sikap
keterbukaan manajemen, %) Memperlan*ar jalanya komunikasi yang eekti, dan %()
"enyelesaian konlik se*ara ungsional!
Sedangkan menurut 6tmodiwirio %&''/>40) manaat diklat dapat dilihat dari dua sisi
yakni manaat bagi indi+idu %peserta diklat) dan manaat bagi organisasi! Manaat diklat bagi
indi+idu %peserta diklat) meliputi> %1) menambah wawasan, pengetahuan tentang
perkembangan organisasi baik se*ara internal maupun eksternal, %&) menambah wawasan
tentang perkembangan lingkungan yang semangat mempengaruhi kehidupan organisasi, %0)
menambah pengetahuan bidang tugasnya, %4) menambah keterampilan dalam meningkatkan
pelaksanaan tugasnya, %/) meningkatkan kemampuan berkomunikasi antar semua, %)
meningkatkan kemampuan menangani emosi, dan %() meningkatkan pengalaman memimpin!
Selanjutnya manaat diklat bagi organisasi meliputi> %1) menyiapkan petugas untuk
menduduki jabatan yang lebih tinggi dari jabatan semula, %&) penyesuaian terhadap
perubahan yang terjadi dilingkungannya, %0) merupakan landasan untuk pengembangan
selanjutnya, %4) meningkatkan kemampuan berproduksi, %/) meningkatkan kemampuan
organisasi untuk men*iptakan kolaborasi dan jejaring kerja!
Menurut Simamora %&''>-() manaat pelatihan antara lain> %1) meningkatkan
kuantitas dan kualitas produkti+itas, %&) mengurangi waktu belajar yang diperlukan pegawai
untuk men*apai standar yang dapat diterima, %0) men*iptakan sikap, loyalitas, dan kerjasama
yang lebih menguntungkan, %4) memenuhi kebutuhan peren*anaan sumber daya manusia, %/)
membantu pegawai mengembangkan kepribadian!
5erdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manaat pelatihan bagi
peserta sangatlah besar, karena dapat meningkatkan kemampuan kinerja melalui peningkatan
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
22/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
23/89
0
training=yaitu program in house training yang dikoordinasikan oleh dosen dan karyawan
sebuah lembaga pendidikan dan di selenggarakan di dalam asilitas pelatihan di kampus!
"rogram ke dua adalah off3side training yaitu pelatihan yang diadakan jauh dari kampus dan
disponsori oleh asosiasi proessional, institusi pendidikan, atau dinas pendidian!
Setiap teknik pelatihan akan memberikan hasil yang maksimal apabila digunakan
se*ara benar, dengan mengikuti dua langkah>pertama menentukan apa yang harus diajarkan,
edua memilih metode tertentu yang paling sesuai! Mempertimbangkan pilihan teknik mana
yang akan dipakai> %1) kebutuhan dan sasaran pelatihan< %&) sumber daya pelatihan! 6pakah
lembaga memiliki sejumlah sumber daya untuk menjadi asilitator, atau harus mengambil
dari luar< %0) sumber dayafinancial.
b! Metode "elatihan 6n35he3ob
Menurut alipour, at al %&''2>/) pelatihan on3the3job adalah pelatihan yang
berlangsung di lingkungan kerja yang sebenarnya untuk membekali karyawan dengan
pengetahuan dan keterampilan khusus! "engetahuan dan keterampilan yang disajikan selama
on3the3job se*ara langsung berhubungan dengan persyaratan pekerjaan! Teknikjob instruksi,
rotasi kerja, pembinaan dan pelatihan magang adalah bentuk umum dari on3the3job training
method. 5erkaitan dengan pelatihan dosen, ilosoi dasar on3the3job training adalah para
dosen belajar melalui pengamatan terhadap rekanrekan kerja atau kepala kampus dalam
melakukan pekerjaan dan men*oba untuk meniru perilaku mereka!
6tmodiwiryo %&''/>41) mengemukakan beberapa teknik dalam 6n35he3ob 5raining=
meliputi Coa*hing, rotasi pekerjaan, magang %apprenti*eship), pelatihan jabatan, dan
internship, *oa*hing atau pembimbingan adalah melatih dosen yang dilakukan oleh dosen
berpengalaman atau oleh atasan yang bertanggung jawab kepada bawahannya!
?otasi pekerjaan bertujuan memperluas wawasan dosen yang dapat diperoleh melalui
lingkungan pekerjaanya, sedangkan program magang %apprenticeship) diran*ang untuk
tingkat keahlian yang lebih tinggi! "rogram magang *enderung lebih mengarah kepada
pendidikan (education) dari pada pelatihan dalam hal pengetahuan untuk melakukan suatu
keahlian atau suatu rangkaian pekerjaan yang saling berhubungan! "rogram magang
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
24/89
0(
memadukan pelatihan dan pengalaman pada pekerjaan dengan instruksi yang diperoleh di
dalam ruang kampus untuk subyek tertentu!
Tehnik yang lain adalah pelatihan jabatab yaitu pelatihan yang melibatkan seorang
*alon pegawai se*ara langsung dibawah seorang pemimpin %yang bertugas sebagai seorang
pembimbing) seorang *alon pegawai tersebut dijadikan sebagai pembantu pimpinan!
Sedangkan internship pelatihan dalam kerja dilaksanakan dengan kombinasi %gabungan
pembelajaran dalam kampus sesuai dengan kegiatan yang terprogram %ren*ana
pembelajaran)!
"elatihan yang sering digunakan di kalangan dunia pendidikan sekarang ini adalah
off3the3job training. Sehingga dosen harus meninggalkan pekerjaannya selama mengikuti
pelatihan! $al ini dapat menghambat kegiatan pembelajaran yang seharusnya diampu oleh
dosen, dan pelatihan off3the3job selama ini terkendala pada pemerataan pelatihan bagi dosen
mengingat jangkauan pelatihan terbatas! Aleh karena itu pelatihan yang akan dikembangkan
dalam penelitian ini, diran*ang agar tidak menghambat kegiatan pembelajaran dan
dilaksanakan pada hari dimana para peserta tidak melaksanakan kegiatan pembelajaran di
kampus yakni pada hari untuk kegiatan M=M"!
2.2.2 Pen"i"ikan "an Pe#ati$an )!ik#at*
"endidikan menurut Kneller dalam 3utie %&''&)>
'ducation in its broadest sense is an+ act or e,perience that has a formati*e effect on
the mind= character= or ph+sical abilit+ of an indi*idual ?. and in its technical sense
education is the process b+ which societ+ deliberatel+ transmits is accumulatednowledge= *alues and sill from one generation to another through institutions.
ang artinya bahwa pendidikan dalam arti luas adalah setiap tindakan atau pengalaman yang
memiliki eek membentuk baik pikiran, karakter maupun kemampuan isik seseorang1()
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
25/89
0-
Sebuah @ommitedi 6merika Serikat yang beranggotakan para ahli pendidikan yang
terhimpun dari berbagai uni+ersitas, seperti> 5enyamin S! 5loom dari 8ni+er*ity o Chi*ago()!
9alam hal manajemen pelatihan ini ada tiga %0) tahapan yang harus dilaksanakan
dalam setiap tahapan diklat yaitu> %1) tahapan analisis kebutuhan diklat %assessment phase),
%&) tahapan implementasi program diklat %implementation phase), dan %0) tahapan e+aluasi
program diklat %e*aluation phase)!
Kegiatan "elatihan merupakan siklus kegiatan berkelanjutan yang terdiri atas> %1)
6nalisis kebutuhan pelatihan, %&) "eren*anaan program pelatihan, %0) "enyusunan bahan
pelatihan, %4) "elaksanaan pelathian, %/) "enilaian pelatihan %$aris, &'11>/)!
Sependapat dengan 6bdurrahman, Simamora %&'14>() menegaskan bahwa diklat,
adalah> %1) serangkaian aktiitas yang diran*ang untuk meningkatkan berbagai keahlian,
pengetahuan, pengalaman, dan perubahan sikap, %&) merupakan pen*iptaan lingkungan
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
30/89
40
tertentu dimana para pegawai dapat memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan,
keahlian, pengetahuan dan perilaku yang se*ara spesiik berkaitan dengan pekerjaan, dan %0)
berkenaan dengan perolehan keahlian tertentu yang diarahkan untuk membantu pegawai!
2.2.2.1 Tujuan Pen"i"ikan "an Pe#ati$an )!ik#at*
5erkaitan dengan tujuan diklat, Simamora %&'14>() menegaskan bahwa program
diklat selalu diren*anakan untuk pen*apaian tujuantujuan seperti> pengembangan pribadi,
pengembangan proesional, peme*ahan masalah tindakan remedial, peningkatan moti+asi,
dan lain sebagainya! Tujuan utama diklat adalah untuk memperoleh per*akapan khusus yang
diperlukan oleh guru dalam melaksanakan tugas seharihari, dan oleh karenanya langkah
utama yang perlu dilakukan adalah bagaimana agar program diklat yang men*akup> program
isi diklat pelatihan, metodologi serta peralatan pelatihan dapat tersedia se*ara memadai guna
mendukung ter*apainya tujuan pelatihan!
Sudjana %&'''>4/) merekomendasikan 0 jenis diklat, yakni> pre3ser*ice training= in3
ser*ice training= danpost3ser*ice training. 9iklatpre3ser*ice training= merupakan pelatihan
yang seringkali diselenggarakan oleh instansi pemerintah guna mempersiapkan tenaga yang
akan dipekerjakan di lingkungannya! #adi diklat yang diberikan bersiat pembekalan, agar
mereka dapat melaksanakan tugas yang nantinya akan dibebankan kepada mereka< 9iklat in3
ser*ice training, merupakan kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan para pegawai yang telah bekerja pada instansi tersebut, dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan< sedangkanpost3ser*ice training=
merupakan program pelatihan yang dilaksanakan organisasi termasuk instansi pemerintah
untuk membantu dan mempersiapkan karyawan dalam menghadapi pension! %Moses, &'1&)
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
31/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
32/89
4/
2.2.2.( Ana#isa Ke-utu$an Pe#ati$an
6nalisa kebutuhan adalah upaya untuk mengetahui keterampilan kerja spesiik yang
dibutuhkan, menganilisis keterampilan dan kebutuhan *alon yang akan dilatih, dan
mengembangkan pengetahuan khusus yang terukur! 6nalisis kebutuhan pelatihan merupakan
penentuan sarana program pelatihan se*ara sistematis yang didasarkan pada analisis
organisasi, analisis pekerjaan dan analisis perorangan atau indi+idual! 6nalisis kebutuhan
pelatihan meliputi> Materi pelatihan, saranaprasarana, media pelatihan, biaya, manajemen
pelatihan, program dan S9M %"eserta dan instruktur pelatihan)!
6tmodiwiryo %&''/>-() mengatakan bahwa analisis kebutuhan pelatihan adalah
penentuan perbedaan antara keadaan yang nyata (actual conditions)= dan kondisi yang
diinginkan diinginkan dalam kerja manusia, suatu organisasi atau kelompok organisasi dalam
pengertian, pengetahuan, keterampilan, dan sikapJ! Selanjutnya 6tmodiwiryo %&''/>-()
mengatakan bahwa analisis kebutuhan pelatihan akan dilaksanakan jika terjadi deeisiensi
pada pengetahuan, keterampilan, dan sikapJ!
2.2.2. !esain Peren/anaan Progra0 Pe#ati$an
"eren*anaan program pelatihan menurut $ardjana %&''1>04), adalah ran*angan yang
akan dijadikan pedoman atau a*uan pada waktu melaksanakan pelatihanJ! "eren*anaan
merupakan proses pelaksanaan ungsi manajerial, yang dimulai dengan menentukan tujuan
dan kerangka kerja untuk men*apai tujuan se*ara eekti dan eisien! Menurut 8sman
%&''->') "eren*anaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk
dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka men*apai tujuan yang telah
ditetapkanJ!
7attah %&'11>42) menyebutkan ada tiga kegiatan dalam peren*anaan yaitu> %1)
perumusan tujuan yang ingin di*apai, %&) pemilihan program untuk men*apai tujuan, dan %0)
identiikasi dan pengerahan S9M yang jumlahnya terbatasJ!
Sedangkan peren*anaan program penelitian menurut Mujiman %&'11>4) merupakan
kegiatan meren*anakan program pelatihan se*ara menyeluruh! Kegiatan peren*anaan
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
33/89
4
pelatihan se*ara menyeluruh! Kegiatan peren*anaan pelatihan pada umumnya adalah sebagai
berikut> %1) menetapkan pengelola dan sta pembantu program pelatihan, %&) menetapkan
tujuan pelatihan, %0) menetapkan bahan ajar pelatihan, %4) menetapkan metodemetode yang
akan digunakan, %/) menetapkan alat bantu pelatihan, %) menetapkan *ara e+aluasi pelatihan,
%() menetapkan tempat dan waktu pelatihan, %-) menetapkan instruktur pelatihan, %2)
menyusun ren*ana kegiatan dan jadwal pelatihan, %1') menghitung anggaran yang
dibutuhkan! ?en*ana pelatihan harus dire+iew berulang kali dengan melibatkan berbagai
narasumber, baik pada tataran substanti+e maupun teknis penyelenggaraan pelatihan!
Menurut ?ajasekar dan Khan %&'10> 02) agar sebuah program pelatihan dapat
memberikan moti+asi kepada peserta pelatihan, maka tujuan dan sasaran program
pelatihannya harus jelas, sehingga peserta pelatihan tertarik untuk mengikuti program
pelatihan yang ditawarkan! Aleh karena itu penyusunan program pelatihan hendaknya
mempertimbangkan aktor dan komponenkomponen pelatihan yang ada, supaya
menghasilkan desain pelatihan yang dapat dilaksanakan se*ara eisien dan eekti!
$amalik %&''4>04) menyebutkan ada ( %tujuh) aktor yang dapat dijadikan sebagai
pertimbangan untuk menetapkan isi program pelatihan, %1) kebutuhan, %&) *ara
penyelenggaraan pelatihan, %0) biaya pelatihan, %4) hambatanhambatan yang mungkin
terjadi, %/) penetapan peserta pelatihan, %) asilitas pelatihan dan %() pengawasan pelatihanJ!
5erdasarkan pendapat tersebut, maka peren*anaan pelatihan harus diran*ang se*ara
sistematis, karena akan dijadikan pedoman atau a*uan pada waktu melaksanakan pelatihan!
Aleh karena itu dalam meran*ang peren*anaan pelatihan harus memperhatikan beberapa
aspek kebutuhan pelatihan, antara lain memperhatikan pihakpihak yang terlibat dalam
pelatihan, tujuan yang akan di*apai, materi, pelatihan, metode, sarana yang diperlukan,
pedoman pelatihan, buku panduan instruktur, panduan peserta pelatihan, dan e+aluasi
pelatihan!
2.2.2. Penge0-angan &o"e#
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
34/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
35/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
36/89
42
Kamil %&'1'>12) mengatakan bahwa e+aluasi program pelatihan merupakan kegiatan
untuk menilai seluruh kegiatan pelatihan dari awal sampai akhir, dan hasilnya menjadi
masukan bagi pengembangan pelatihan selanjutnyaJ! 9alam kegiatan ini akan diketahui baik
aktoraktor yang sempurna dan harus dipertahankan maupun titiktitik lemah pada setiap
komponen dan langkahlangkah setiap kegiatan yang telah dilaksanakan! Selain itu dalam
proses e+aluasi bukan hanya sekedar menilai hasil tetapi juga menilai proses pelatihan yang
telah dilakukan, sehingga akan diperoleh gambaran menyeluruh dan obyekti dari kegiatan
pelatihan yang telah dilkukan!
Menurut Chaudhery %&'14>L e+aluasi dilakukan untuk membantu pengelola,
pegawai, dan sumber daya manusia proessional untuk membuat keputusan tentang program
program dan metodemetode tertentuJ! E+aluasi dimulai dengan sebuah identiikasi yang
jelas, tujuan atau hasil yang diharapkan dari program pelatihan dengan berokus pada tujuan
dan hasil! E+aluasi pelatihan memiliki ungsi sebagai pengendalian proses dan hasil program
pelatihan sehingga dapat dijamin suatu program pelatihan yang sistematis, eekti, dan
eisien! E+aluasi pelatihan merupakan suatu proses untuk mengumpulkan data dan inormasi
yang diperlukan dalam program pelatihan dan lebih diokuskan pada peninjauan kembali
proses pelatihan dan menilai hasil pelatihan serta dampak pelatihan yang dikaitkan dengan
kinerja S9M!
"enilaian diarahkan untuk mengontrol keter*apaian tujuan pelatihan, dan tara
penguasaan materi pelatihan oleh peserta, dan dapat memberikan gambaran tentang tingkat
keberhasilan peserta, hambatanhambatan yang ada, kelemahankelemahan dan kekuatan
kekuatan yang dirasakan! "enilaian pelatihan dapat dilakukan sebelum dan sesudah
pelaksanaan pelatihan!
Selanjutnya Sri+asta, et al %&'1&>-) mengatakan bahwa e+aluasi pelatihan dapat
dilakukan melalui 4 tingkat e+aluasi program pelatiham Kirkpatri*k! Model ini telah
dideinisikan pada tahun 12/2 oleh 9onald 3! Kirkpatri*k dalam serangkaian artikel dan
journal pelatihan pengembangan yang mun*ul di 6S! 9ikenal dengan nama 5he "our e*els
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
37/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
38/89
/1
kemampuan proesionalitas mereka! 9an untuk mengetahui apakah seorang peserta telah
memahami dengan baik materi pelatihan yang diikutinya dilakukan pengujian sebelum dan
sesudah pelatihan (pree3test dan post3test) dengan materi yang sama atau tidak jauh berbeda
sehingga hasilnya dapat dibandingkan! #ika terdapat peningkatan skor hasil posttest
dibandingkan dengan preetest maka peserta tersebut telah memiliki pemahaman yang lebih
baik sebagai dampak mengikuti pelatihan!
%* E4a#uasi e#ati$an level%5Behavior
E+aluasi le+el 0 dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh perubahan yang terjadi
pada diri peserta pada saat dia kembali kelingkungan pekerjaanya setelah mengikuti
pelatihan, khususnya perubahan pada peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap!
Menurut Kirkpatri*k, pertanyaan kritis pada e+aluasi ini adalah dalam perubahanperubahan
dalamjob3beha*ior apa saja yang terjadi setelah pegawai mengikuti pelatihan tertentu
8ntuk menjawab pertanyaan tersebut, menurutnya ada tiga hal yang harus
diperhatikan yakni pertama, sekembalinya peserta pelatihan ke tempat tugas tidak dapat
merubah beha*iorsampai dia memperoleh kesempatan untuk melakukannya, kedua, sangat
sukar untuk memprkirakan kapan perubahan itu akan terjadi, dan ketiga, bisa jadi
menerapkan pengetahuan dan keterampilan barunya dalam pekerjaan seharihari
sekembalinya dari pelatihan, namun kemudian tidak melakukannya lagi!
(* E4a#uasi e#ati$anlevel (5Results
E+aluasi pelatihan le+el 4 merupakan e+aluasi yang paling penting sekaligus paling
sulit dilakukan, yaitu sejauh mana pelatihan yang dilakukan memberikan dampak atau hasil
(esults) terhadap peningkatan kinerja ekspeserta, unit kerja, maupun perusahaan se*ara
keseluruhan!
E+aluasi pelatihan dalam penelitian ini menga*u pada e+aluasi pelatihan Kirkptri*k
yang meliputi e+aluasi pada le+el 1 sampai le+el 0! E+aluasi pada le+el 4 tidak dilakukan
mengingat diperlukan waktu yang terlalu panjang untuk mengukurnya!
5erdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahw ada tiga tipe pengawasan, yaitu> %1)
pengawasan pendahuluan, diran*ang untuk mengantisipasi adanya penyimpangan dari
standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
39/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
40/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
41/89
/4
pembelajaran, %() mendapatkan sumbersumber pembelajaran, %-) melaksanakan diklat, %2)
E+aluasi terhadap spesiikasi pelaksanaan tugas!
9alam setiap langkah dari model pelatihan yang dikembangkan edler selalu
die+aluasi untuk memberikan umpan balik:saran! "erputaran ini bertujuan untuk melihat
keunggulan dan kelemahan dari pelatihan yang telah dilaksanakan, apakah masih perlu
diadakan perbaikan atau memang sudah sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh
organisasi!
3angkah pertama yang ter*akup didalamnya adalah komponen yag disebut dengan
front3end anal+sis! Itulah, mengapa kita harus repotrepot maju lebih dulu dengan desain
sampai kita memiliki beberapa jaminan yang memiliki sebuah kesepakatan dalam masalah
itu, pelatihan tersebut adalah respon terhadap masalah tersebut, dan respon tersebut tidak
akan membuktikan!
Aleh karena itu dalam pelaksanaan latihan dengan model ini hendaknya dilaksanakan
se*ara berurutan demi tahap demi tahap! Karena ke sembilan tahap tersebut merupakan
rangkaian kegiatan yang saling berkesinambungan!
-. &o"e# Penge0-angan Strategi Pe#ati$an )% #angka$*
Atto dan =laser %dalam Kamil, &'1'>11) mengatakan bahwa model pengembangan
strategi pelatihan merupakan model pelatihan yang terdiri dari lima langkah antara lain,
pertama menganalisis masalah pelatihan, kedua merumuskan dan mengembangkan tujuan
tujuan pelatihan, ketiga memilih bahan pelatihan media belajar, meode dan teknik pelatihan,
keempat menyusun kurikulum dan unit, mata latih, dan topk pelatihan, dan kelima menilai
hasil pelatihan!
/. &o"e# E0at angka$
Crone dan $unter %12-') dalam bukunya from the field3tested participator+ acti*is
for trainingsJ sebagaimana dikemukakan oleh kamil %&'1'>11) merupakan bahwa model
pelaksanaan pelatihan terdiri atas empat langkah %model empat langkah)! 3angkah pertama
adalah mempersiapkan kelompok belajar, langkah kedua mengidentiikasikan kebutuhan
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
42/89
//
belajar dan analisis tujuan pelatihan, langkah ketiga memilih dan mengembangkan metode
serta belajar, langkah keempat menilai pelaksanaan dan hasil penilatihan!
". &o"e# A!!IE )&o"e# angka$*
Model pelatihan 699IE mun*ul pada tahun 122'an yang dikembangkan oleh ?eiser
dan MAllenda! Salah satu ungsi 699IE adalah menjadi pedoman dalam membangun
perangkat dan struktur program pelatihan yang eekti, dinamis dan mendukung kinerja
pelatihan itu sendiri, sehingga dapat membantu penyelenggara dan instruktur pelatihan dalam
pengelolaan pelatihan dan pembelajaran! Model tersebut digambarkan sebagai berikut!
=ambar &!0 Konsep Model "elatihan 699IE Molenda, M, "ershing, #! 6!
%&''0)
=ambar di atas menunjukkan bahwa langkahlangkah dalam 699IE tersususn
berurutan namun leksibel! Kegiatan dilakukan dari satu tahap ke tahap berikutnya, tetapi
dapat kembali ke tahap proses sebelumnya! 5ran*h %&''2> &) Mengatakan bahwa A!!' is
cron+m for nal+Ce= !esign= !e*elop= mplement= and '*aluate= !!' is a product
de*elopment conceptJ! %699IE adalah sebuah 6kronim dan 6nalisis, 9esain,
"engembangan, Implementasi, dan E+aluasi, 699IE adalah konsep pengembangan produk)!
Selanjutnya 5ran*h %&''2> 0) mengatakan bahwaJ !!' adopts an input3procces3output
(6) paradigm as awa+ to complete is phate. 5he result of adopting an 6 paradigm is a
la+ered concurren approach to !!' phaseJ!
"iskuri*h %&''2> 14) mengatakan bahwa model 699IE dapat digunakan pada
kegiatan pelatihan dalam jabatan %on the jon training), pelatihan pendampingan %mentoring)
dan kegiatan non pelatihanJ! Model 699IE terdiri dari / tahap siklus pengembangan yakni>
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
43/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
44/89
/(
9alam program pelatihan, materi pelatihan merupakan aktor penting dalam kegiatan
pelatihan! $am.a %&'1&>&2) mengatakan bahwa when good content is matched with an
appropriate design= e*en the most cmplec, documents become appealing= credible= and eas+
to read. n fact= studies ha*e shown that using the right design elements can ha*e a positi*e
impact on how well readers understand the materialJ %ketika isi materi pelatihan sesuai
dengan desain bahkan dokumen yang paling kompleks menjadi menarik, kredibel dan mudah
dipahami oleh peserta pelatihan)!
Sementara "iskuri*h %&''2>4) menjelaskan bahwa pelatih hendaknya bersiat
kredibel, mengikuti paduan yang ada, mampu menjelaskan tujuan pelatihan dengan baik,
memahami dasardasar *ara belajar orang dewasa, mengembangkan hubungan dengan peserta
pelatihan, serta melibatkan peserta pelatihan dalam pelatihan, mampu membimbing peserta
pelatihan dengan baik dan leksibel!
Tahap ketiga model 699IE adalah de*elopment! Tahap ini merupakan proses
mewujudkan ran*angan menjadi kenyataan! ?an*angan manajemen pelatihan dikembangkan
dengan dasar konsep model 699IE! Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah
uji *oba sebelum diimplementasikan! Tahap uji *oba ini memang merupakan bagian dari
salah satu langkah 699IE, yaitu e+aluasi! 3ebih tepatnya e+aluasi ormati, karena hasilnya
digunakan untuk memperbaiki sistem manajemen pelatihan yang sedang kita kembangkan!
Tahap ke empat model 699IE adalah implementation! Tahap kegiatan ini meliputi
rangkain kegiatan pelaksanaan program yang berpedoman pada hasil analisis kebutuhan,
desain pelatihan, dan pengembangan program pelatihan! Implementasi pelatihan adalah
langkah nyata untuk menerapkan manajemen pelatihan dalam kegiatan pelatihan, agar
pelatihan berjalan sebagaimana mestinya!
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
45/89
/-
Tahap ke lima model 699IE adalah e*aluation! Tahap ini merupakan kegiatan
penilaian terhadap pelaksanaan program pelatihan, meliputi penilaian terhadap model
pelatihan, program pelatihan, dan sikap peserta pelatihan!
"ike %&''&>&'/) mengatakan bahwa, e+aluasi program pelatihan diperlukan untuk
mendapatkan umpan balik pelaksanaan program pelatihan! Aleh karena itu kegiatan e+aluasi
tidak hanya dilakukan pada akhir kegiatan pelatihan saja, tetapi juga dilakukan pada tahap
tahap tertentu terutama pada kegiatan uji *oba yang dilakukan dengan tujuan untuk
kebutuhan perbaikan atau re+isi!
Modelmodel pelatihan yang diuraikan diatas menggambarkan adanya keragaman dan
perbedaan dari berbagai model pelatihan, keragaman maupun perbedaan antara satu model
pelatihan dengan model pelatihan yang lain lebih terletak pada sisi pendekatan pembelajaran
dan pengorganisasian pelatihannya, namun pada prinsipnya memiliki tujuan yang sama yakni
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap para peserta latihan!
2.2.% &anaje0en Tentang 8E&
Setiap organisasi memiliki kebutuhan! Setiap organisasi memilki tujuan dan untuk
men*apai tujuan tersebut membutuhkan sesuatu! Kebutuhan tersebut bisa berupa kebutuhan
isik, inan*ial, maupun sumberdaya manusia! 8ntuk mengidentiikasinya, perlu kita lakukan
dengan *ara yang tepat, salah satunya adalah melalui CEM %@ritical '*ent >odels) yang
digagas oleh 3eonard adler! Abjek yang akan dikaji adalah> %1) untuk menentukan siat
masalah, dan %&) untuk membantu dalam menentukan apakah pembelajaran adalah solusi
tepat untuk mengidentiikasi masalah!
Tahapan pendekatan ran*ang bangun @ritical '*ent >odellatihan, melalui - %delapan)
tahapan, yaitu> %1) mengidentiikasi kebutuhan organisasi, %&) spesiikasi pelaksanaan
pembelajaran, %0) mengidentiikasi kebutuhan peserta, %4) menentukan tujuan, %/) memilih
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
46/89
/2
kurikulum, %) memilih strategi pembelajaran, %() mendapatkan sumbersumber
pembelajaran, %-) melaksanakan diklat, %2) E+aluasi terhadap spesiikasi pelaksanaan tugas!
9alam setiap langkah dari model pelatihan yang dikembangkan edler selalu
die+aluasi untuk memberikan umpan balik:saran! "erputaran ini bertujuan untuk melihat
keunggulan dan kelemahan dari pelatihan yang telah dilaksanakan, apakah masih perlu
diadakan perbaikan atau memang sudah sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh
organisasi!
3angkah pertama yang ter*akup didalamnya adalah komponen yag disebut dengan
front3end anal+sis! Itulah, mengapa kita harus repotrepot maju lebih dulu dengan desain
sampai kita memiliki beberapa jaminan yang memiliki sebuah kesepakatan dalam masalah
itu, pelatihan tersebut adalah respon terhadap masalah tersebut, dan respon tersebut tidak
akan membuktikan!
Aleh karena itu dalam pelaksanaan latihan dengan model ini hendaknya dilaksanakan
se*ara berurutan demi tahap demi tahap! Karena ke sembilan tahap tersebut merupakan
rangkaian kegiatan yang saling berkesinambungan!
2.2.%.1 Prinsi &anaje0en
"rinsip manajemen adalah dasardasar atau pedoman kerja yang bersiat pokok yang
tidak boleh diabaikan oleh setiap manajer:pimpinan! 9alam prakteknya harus diusahakan
agar prinsipprinsip manajemen tersebut tidak kaku, melainkan harus luwes, yaitu bisa saja
diubahubah sesuai dengan kebutuhan! "rinsipprinsip manajemen tersebut, men*akup>
a. "embagian kerja yang berimbang< 9alam membagibagikan tugas dan jenisnya kepada
semua kerabat kerja, seorang manajer hendaknya bersiat adil, yaitu harus bersikap
sama baik dan memberikan beban kerja yang berimbang!
b! "emberian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan jelas %a) peren*anaan %planning), %b) pengorganisasian %organiCing), %0)
pengawasan %controlling), dan %4) pelaksanaan %acti*ating)
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
48/89
1
%0) Menurut Koont. dan AN9onnel %1221) dalam The "rin*iples o ManagementJ,
proses dan ungsi manajemen terbagi menjadi> %1) peren*anaan %planning), %&)
pengorganisasian %organiCing), %0) pengawasan %controlling), dan %4) pengarahan
%directing)!
5erdasarkan berbagai pendapat ahli di atas, dapat penulis tegaskan bahwa manajemen
memiliki ungsiungsi peren*anaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan
pengawasan, sebagaimana berikut!
1) 7ungsi peren*anaan(4) menyatakan bahwa manajemen pendidikan adalah manajemen
kelembagaan yang bertujuan untuk menunjang kelembagaan dan penyelenggaraan pengajaran
dan mata pelajaran! Manajemen merupakan suatu proses yang melibatkan semua ungsi
manajemen dari dua orang atau kelompok dalam usaha men*apai tujuan yang ditetapkan
se*ara eekti dan eisien! Manajemen berkaitan dengan proses peren*anaan,
pengorganisasian, kepemimipinan dan pengendalian yang di dalamnya terdapat upaya dari
seluruh anggota organisasi untuk men*apai tujuan yang telah di tetapkan bersama!
"roses manajemen melibatkan ungsiungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang
pimpinan %manajer), yaitu> peren*anaan (planning), pengorganisasian %organiCing),
memimpin %leading)=dan pengawasan %controlling)! Aleh karena itu manajemen diartikan
sebagai proses meren*ana, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi
dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi ter*apai se*ara eekti dan eisien %7attah,
&'11>1)!
"engertian di atas dapat dipahami bahwa manajemen pendidikan adalah penerapan
ilmu manajemen dalam dunia pendidikan, berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan
yang meliputi proses peren*anaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan, tenaga
pendidikan, dan sumber daya pendidikan untuk men*apai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan!
Kegiatan "elatihan merupakan siklus kegiatan berkelanjutan yang terdiri atas> %1)
6nalisis kebutuhan pelatihan, %&) "eren*anaan program pelatihan, %0) "enyusunan bahan
pelatihan, %4) "elaksanaan pelathian, %/) "enilaian pelatihan< %"ont, 1221 dalam $aris
&'11>/)!
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
51/89
4
2.2.%.( 9ungsi &anaje0en Pe#ati$an
Manajemen pelatihan dalam konteks yang lebih luas memiliki dimensi tentang
bagaimana pengelolaan pelatihan supaya bisa berjalan dengan baik dan berhasil se*ara eekti
dan eisien! Manajemen pelatihan se*ara konsep bisa diartikan sebagai proses peren*anaan,
pengorganisasian, penggerakan dan e+aluasi terhadap kegiatan pelatihan dengan
memanaatkan aspekaspek pelatihan untuk men*apai tujuan pelatihan se*ara eekti dan
eisien!
"elatihan yang eekti dan eisien merupakan pelatihan yang berorientasi pada proses,
dimana organisasi tersebut dapat melaksanakan programprogram yang sistematis untuk
men*apai tujuan dan hasil yang di*ita*itakan! Sehingga dapat meninghasilkan sumber daya
manusia yang meningkat pengetahuannya, keterampilan, dan terjadi perubahan sikap yang
lebih mandiri! Keeektian pelatihan akan mempengaruhi kualitas kinerja sumber daya
manusia %S9M) yang dihasilkannya! Sehingga eekti tidaknya pelatihan dapat dilihat dari
dampak pelatihan bagi organisasi untuk men*apai tujuannya!
Manajemen %>anagement) merupakan proses pendayagunaan bahan baku dan sumber
daya manusia untuk men*apai tujuan yang ditetapkan %$enry %&'14>4)!
Menurut 6maliyyah %&'10>) pelatihan dapat dipandang sebagai suatu system
manajemen! "elatihan sebagai suatu sistem manajemen dapat dilihat dengan pendekatan
input3prosses3output! Sebagai input3n+a adalah *alon peserta, tenaga pengajar, administrator,
dana, sarana, prasarana, kurikulum, bukubuku, perpustakaan, laboratorium dan alatalat
pembelajaran baik perangkat keras maupun perangkat lunak! rocess3n+a meliputi mengelola
diklat, mengelola program pelatihan, mengelola kegiatan pelatihan dengan menggunakan
berbagai metode! 6utput3n+a adalah lulusan yang kompetensi kerjannya mengalami
kemajuan sesuai dengan standar kemajuan yang di harapkan!
Menurut Isman %&''/>&4) tujuan utama model yang dikembangkan berdasar pada
bagaimana meren*anakan, mengembangkan, melaksanakan, menge+aluasi, dan mengatur
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
52/89
/
kegiatan agar berjalan sesuai dengan tujuan! Isman memandang pelatihan sebagai bagian dari
input3procces dan out3put. Sebagai input meliputi identiikasi kebutuhan, tujuan, metode,
media pembelajaran dan bahan e+aluasi! Sebagai langkah procces melibatkan prototype
pengujian, mendesain ulang instruksi, dan kegiatan pelatihan, serta langkah output
melibatkan pengujian dan analisis hasil!
"endapat senada dikemukakan oleh Edmonds %1224>/() bahwa konsep pendekatan
sistem manajemen dapat di*irikan pada paradigmainput D procces D output, komponen yang
ter*akup dalaminputadalah analisis kebutuhan terhadap S9M %yang meliputi *alon peserta
dan instruktur), saranaprasarana! Tempat pelatihan, dan dana! Komponen yang ter*akup
dalam pro**es merupakan kegiatan ungsiungsi manajemen pelatihan yang meliputi> desain
ran*angan model pelatihan, pengembangan model, pelaksanaan pelatihan dengan bimbingan,
e+aluasi dan tindak lanjut!
Sedangkan komponen yang ter*akup dalam output adalah ter*apainya kompetensi
yang telah ditetapkan berupa produk hasil pelatihan! 9engan demikian kualitas
penyelenggaraan pelatihan sangat bergantung kepada eekti+itas sistem itu, sedangkan
berjalannya system sangat ditentukan oleh proesionalitas berbagai pihak yang terlibat dalam
pelatihan!
"ada dasarnya mengelola pelatihan %>anaging training) tidak ada bedanya dengan
mengelola proyek yang sudah kita kenal selama iniJ %9aryanto dan 5intoro! &'14>11)! 9aur
>anaging 5rainingdapat digambarkan sebagai berikut>
=ambar &!4 9asar Manajemen "elatihan
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
53/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
54/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
55/89
-
dari pimpinan organisasi! "impinan sekedar memberikan garis besar, dan selanjutnya
karyawan dapat menjalankan tugas dengan mengendalikan yang dilakukan sendiri juga!
6gar teknik 9elphi berdaya guna, pedoman berikut sebaiknya diikuti>
1) Inormasi yang memadai diberikan kepada para pakar untuk melakukan suatu
pertimbangan yang beralasan! Maka dari itu, kepada para pakar disodorkan data historis
yang telah dikumpulkan dan dianalisis statisti* rele+an yang telah dibuat, seperti pola
penyusunan sta dan trend produktiitas!
&) 6jukan jenis pertanyaan yang mampu dijawab oleh seorang manajer unit! 8mpamanya
alihalih menanyakan segala kebutuhan staffing= tanyakan kemungkinan persentase
peningkatan staffing= atau hanya menanyakan antisipasi peningkatan dalam kelompok
karyawan kun*i seperti manajer pemasaran dan insinyur!
0) #angan mensyaratkan presisi! 5iarkan para pakar untuk membulatkan gambaran, dan
berikan kesempatan kepada meraka untuk menunjukkan tingkat keyakinan mereka
terhadap gambaran yang mereka prediksi!
4) Mempertahankan pelaksanaan sesederhana mungkin, khususnya hindari pertanyaan yang
tidak perlu!
/) "astikan berbagai klasiikasi karyawan dan ketentuan lainnya dipahami dengan *ara yang
sama oleh semua pakar!
) Men*ari dukungan dari manajemen pun*ak dan para pakar untuk proses 9elphi dengan
menunjukkan seberapa baik prakiraan bakal menguntungkan organisasi dan unit operasi
yang ke*il, dan bagaimana proses ini akan mempengaruhi proitabilitas dan produkti+itas
tenaga kerja!5erdasarkan rekomendasi 1& prinsip umum diklat, terdapat enam %) prinsip
manajemen yang meliputi> %1) pembagian kerja biar ada kejelasan tentang siapa, mangerjakan
apa, sehingga kelompok peserta akan lebih berhasil guna dan berdaya guna, karena baik *ara
kerjanya, %&) disiplin ketaatan kepada peraturan yang telah disepakati bersama dan kesadaran
peserta yang tinggi untuk bertanggungjawab akan tugastugasnya, sangat menentukan
keberhasilan manajemen, %0) kesatuan perintah perlu ada untuk menghindari
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
56/89
2
kesimpangsiuran, %4) kesatuan arah kesepakatan tentang tujuan merupakan hal yang mampu
mengikat dan men*egah perselisihan kelompok peserta, %/) mengutamakan kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi, %) rantai berjenjang dan gawang kendali manajemen
dilakukan bertingkattingkat dan merupakan mata rantai berjenjang!8sman %&''->0/)
7ungsi dan posisi teori pada dasarnya sangat tergantung pada tujuan penelitian
%research of objeci*es)!9ilihat dari basi* penelitian, paling tidak ada - %delapan) tipe tujuan
penelitian5 %1) to e,plore %berusaha untuk pengembangan awal), %&) to describe %untuk
menggambarkan realitas sosial se*ara apa adanya), %0) to e,plain % menjelaskan hubungan
kausal enomena sosial), %4) to understand %memahami enomena sosial se*ara mendalam),
%/) to predict %melakukan ramalan kejadian tertentu di masa mendatang), %) to change
%melakukan inter+ensi sosial), %() to e*aluate %memonitor program inter+ensi sosial atau
menilai), dan %-) to acses social impact %mengindentiikasi kemungkinan konsekuensi:
dampak so*ial kebudayaan)!
5anyak ahli berpendapat tentang arti, tujuan dan manaat pelatihan, namun dari
berbagai pendapat tersebut pada prinsipnya tidak jauh berbeda! Sikula dalam Sumantri
%&'''>&) mengartikan pelatihan sebagai> proses pendidikan jangka pendek yang
menggunakan *ara dan prosedur yang sistematis dan terorganisir! "ara peserta pelatihan akan
mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang siatnya praktis untuk tujuan tertentuJ!
%Sumantri,&'''>&)
Siat khas dari metodemetode pengawasan eed ba*k %umpan balik) adalah bahwa
dipusatkan perhatian pada hasilhasil historikal, sebagai landasan untuk mengoreksi tindakan
tindakan masa mendatang! 6dapun sejumlah metode pengawasan eed ba*k yang banyak
dilakukan oleh dunia bisnis yaitu>
1) 6nalysis 3aporan Keuangan %"inancial #tatement nal+sis)
&) 6nalisis 5iaya Standar %#tandard @ost nal+sis)!
0) "engawasan Kualitas %Eualit+ @ontrol)
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
57/89
('
4) E+aluasi $asil "ekerjaan "ekerja %'mplo+ee erformance '*aluation)
2.2.(Integrate" 8riti/a# E4ent &o"e# )I8E&*
Setiap organisasi memiliki kebutuhan! Setiap organisasi memilki tujuan dan untuk
men*apai tujuan tersebut membutuhkan sesuatu! Kebutuhan tersebut bisa berupa kebutuhan
isik, inan*ial, maupun sumberdaya manusia! 8ntuk mengidentiikasinya, perlu kita lakukan
dengan *ara yang tepat, salah satunya adalah melalui CEM %@ritical '*ent >odels) yang
digagas oleh 3eonard adler! Abjek yang akan dikaji adalah> %1) untuk menentukan siat
masalah, dan %&) untuk membantu dalam menentukan apakah pembelajaran adalah solusi
tepat untuk mengidentiikasi masalah!6sumsi tersebut di atas ada di dalam CEM, dan semua model dibangun berdasarkan
asumsi tersebut! 6pakah organisasi se*ara umum tidak akan memberikan pelatihan %sebagai
bentuk berbeda dari pendidikan atau pengembangan) ke*uali ada kebutuhan yang lebih
spesiik! Sampai kebutuhan tersebut *ukup terklariikasi, maka tidak akan bisa kebutuhan
tersebut beralih ke langkah berikutnya! Sebagai designer, hal ini akan menge*ewakan! 6da
*ara untuk beralih ke akti+itas yang lebih tradisional dalam mendesai kerja yang harus
dilakukan dengan pembelajaran!Model CEM yang penulis maksud, sebagaimana terdeskripsi
pada gambar &!/ berikut>
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
58/89
(1
=ambar &!/ Model Criti*al E+ent Integrated
Sumber >adler %&'1&)
Melihat gambar &!/ di atas, nampak bahwa tahapan pendekatan ran*angbangun
@ritical '*ent >odel latihan, melalui - %delapan) tahapan, yaitu> %1) mengidentiikasi
kebutuhan organisasi, %&) spesiikasi pelaksanaan pembelajaran, %0) mengidentiikasi
kebutuhan peserta, %4) menentukan tujuan, %/) memilih kurikulum, %) memilih strategi
pembelajaran, %() mendapatkan sumbersumber pembelajaran, %-) melaksanakan diklat, %2)
E+aluasi terhadap spesiikasi pelaksanaan tugas!
9alam setiap langkah dari model pelatihan yang dikembangkan edler selalu
die+aluasi untuk memberikan umpan balik:saran! "erputaran ini bertujuan untuk melihat
keunggulan dan kelemahan dari pelatihan yang telah dilaksanakan, apakah masih perlu
diadakan perbaikan atau memang sudah sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh
organisasi!
3angkah pertama yang ter*akup didalamnya adalah komponen yag disebut dengan
front3end anal+sis! Itulah, mengapa kita harus repotrepot maju lebih dulu dengan desain
sampai kita memiliki beberapa jaminan yang memiliki sebuah kesepakatan dalam masalah
itu, pelatihan tersebut adalah respon terhadap masalah tersebut, dan respon tersebut tidak
akan membuktikan!
2.2. Strategi Penge0-angan e#ati$an ene#itian !osen
2.2..1 Penge0-angan &o"e# Pe#ati$an
5eberapa model pelatihan banyak dikembangkan dalam berbagai kegiatan pelatihan,
pemilihan model tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa model tersebut tidak rumit,
sederhana dan mudah dipahami dengan mempertimbangkan aktoraktor yang
mempengaruhi transer pelatihan yakni desain, karakteristik diri indi+idu peserta %eisiensi
diri dan restensi pelatihan), dan lingkungan kerja %Helada, at all, &''(>&-0)!
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
59/89
(&
Sebagai sebuah proses, pengembangan model pelatihan bukanlah suatu program yang
dapat dibuat seketika! amun memerlukan waktu, intensitas, rekuwensi, bersiat contionus
dan melibatkan berbagai elemen yang harus dikelola se*ara benar! 6gar model
pengembangan berorientasi pada produk, menurut =ustason dan 5an*h %&''&>0') maka ada
empat asumsi yang harus dipenuhi yakni %1) produk pelatihan tersebut merupakan produk
yang diperlukan, %&) produk pelatihan yang dikembangkan merupakan produk yang
diperlukan, bukan dipilih dari bahan yang ada, %0) kelayakan suatu produk yang dihasilkan
didasarkan hasil uji *oba dan re+isi, dan %4) produk yang dikembangkan harus dapat dipakai
oleh berbagai lembaga penyelenggara pelatihan!
5erdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa dalam pengembangan model
pelatihan, produk yang dihasilkan adalah produk yang didasarkan pada analisis kebutuhan
dari peserta pelatihan, sederhana, mudah dipahami, dan dapat dipakai oleh berbagai lembaga
penyelenggara pelatihan, produk yang dikembangkan telah diuji*obakan dan di+alidasi serta
telah dilakukan perbaikan sebelum diimplementasikan!
9engan mengadopsi tahapantahapan model ICEM dan model 699IE yang dikemas
dalam kerangka pikir I"A %inputpro*essoutput) sebagai bagian dari manajemen pelatihan,
maka dalam penelitian ini dikembangkan diklat penelitian dan penulisan artikel ilmiah
dengan strategi pendampingan! Model hasil pengembangan selanjutnya diharapkan dapat
menjembatani dosen untuk mengatasi kesulitan selama ini dalam meneliti dan menulis artikel
ilmiah, sehingga pada gilirannya nanti para dosen dapat meneliti dan menulis artikel ilmiah
se*ara mandiri dan berkelanjutan sebagai bagian dari pengembangan keproesiannya!
a. :akekat Pen"a0ingan )Mentor*
Menurut 9aniel %&''> /) pendamping %mentor) adalah seorang indi+idu dengan
keahliannya dapt membantu mengembangkan karir mentee! Seorang pendamping %mentor)
sebagai instruktur yang memberikan saran untuk meningkatkan kinerja dan pengembangan
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
60/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
61/89
(4
mentee, mampu menunjukkan rasa tanggung jawab untuk mentoring, mampu membangun
hubungan yang baik dan proessional, simpatik, dosen yang baik, mampu memberikan saran
dan instruksi tanpa mengganggu, dan negasiator yang baik!
M*kimm at al %&''(>/) mengatakan bahwa seorang mentor yang baik harus memiliki
karakteristik yang dapat membantu mereka dalam kegiatan mentoring! 6ntara lain> memiliki
keterampilan interpersonal yang baik, objekti+itas, dapat menjadi panutan, leksibilitas,
menghormati rekan, memiliki kompetensi, praktis relektis, sikap tidak mengan*am,
asilitator pembelajaran, memungkinkan pengembangan inisiati dan kemandirian, bersiat
terbuka, mampu melakukan pendekatan, per*aya diri dan sadar diri, ad+okasi, tulus,
komitmen yang tinggi, mamahami berbakat untuk peran, pemahaman tingkat kompetensi
mentee, memahami kesulitan yang ditimbulkan oleh transisi ke akuntabilitas proessional
pribadi, memahami kesulitan mengintegrasikan ke dalam lingkungan kerja baru, dan
kemampuan untuk membantu mentee!
Menurut 9aniel %&''>(-) agar dapat melakukan pendampingan %mentoring) dengan
baik, seorang mentorharus memahami peran dan memenuhi karakteristik sebagai mentor
antara lain> dapat bertindak sebagai panutan yang berpengalaman, memberikan dorongan, dan
dukungan moral, memberikan kebijaksanaan, saran, nasihat, bimbingan, bertindak sebagai
sponsor dalam organisasi proessional, mendukung jaringan, membantu dengan na+igasi
pengaturan proessional, membangun struktur, mampu memasilitasi pengembangan
proessional, dan mendorong dengan tepat untuk memasilitasi pertumbuhan!
/. Pengertian Pen"a0ingan )mentoring*
Kamil %&'1'> 12) mengemukakan bahwa pendampingan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan seseorang yang bersiat konsultati, interakti, komunikati, moti+ati, dan
negosiati! Konsultati yang dimaksud adalah pendamping maupun yang didampingi bisa
berkonsultasi dalam meme*ahkan masalah bersamasama akti, komunikati maksudnya
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
62/89
(/
adalah apa yang disampaikan pendamping atau yang didampingi dapat dipahami bersama
%persamaan pemahaman), moti+ati maksudnya pendamping harus dapat menumbuhkan
keper*ayaan diri dan dapt memberikan semangat:moti+asi, dan negosiasi maksudnya
pendamping dan yang didampingi mudah melakukan penyesuaian!
"endampingan %mentoring) menurut Megginson %122/>10) adalah bantuan langsung
oleh salah satu orang ke orang lain dalam membuat transisis yang signiikan dalam
pengetahuan, bekerja atau berpikir! Menurut 3oue dan 3o %&'10> /&) pendampingan
%mentoring) merupakan komponen penting dari pelatihan dalam ilmuilmu dasar dan klinis
karena meningkatnya kompleksitas yang terkait dengan membangun karier! Murrell %&''(> &)
pendampingan %mentoring) adalah hubungan kolaborasi antara dua atau lebih indi+idu yang
mendukung karir dan : atau pengembangan pribadi sepanjang karir seseorang!
". Proses Pen"a0ingan )Mentoring*
Gong dan "remkumar %&''(> 1) menyatakan bahwa, prosesmentoringadalah proses
belajar dengan membantu seseorang melalui hubungan timbal balik yang dibangun dengan
berokus pada pen*apaian dukungan emosional yang merupakan elemen kun*i! 9alam proses
mentoring, mentees mengembangkan dan belajar berbagai pengetahuan serta keterampilan
melalui per*akapan dengan mentor berpengalaman yang dapat dimasukkan ke dalam
pemikiran dan praktek mereka! Sebagai perbandingan, bimbingan atau pembinaan dengan
pemberian bantuan akademik dan proessional di bidang tertentu yang berokus pada
kompetensi!
"roses pendampingan disebut juga proses mentoring adalah suatu proses dimana
seorang pendamping %mentor) melakukan pendampingan : pembimbingan %mentee atau
mentees atau peserta pelatihan) agar mampu melakukan kegiatankegiatan yang merupakan
bagian dari tugas yang harus dikerjakan untuk memperoleh suatu pemahaman dan
pengetahuan yang lebih mendalam tentang materi yang sedang dilatihkannya!
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
63/89
(
M*kimm, at all %&''(>0) menyatakan bahwa>
5he mentoring procces is underpinned b+ the *alues and principles: (1) realiCing that
people can change and want to grow= (2) understanding how people learn= (&)
recogniCing indi+idual dieren*es, %4) empowering throught personal and
professional de*elopment= () encouraging capabilit+= () de*eloping competence= ()encouraging collaboration not competition= (%) searching for new ideas= theories and
nowledge= (9) reflecting on past e,periences as a e+ to understanding= (10) looing
forward (refle,ion) and de*eloping the abilit+ to transfer learning and appl+ it in new
situations= and (11) realiCing that we can create our own meaning of mentoring.
Sebagai seorang mentorharus memahami tiga kriteria mentor, yakni %1)preparing for
the role of a mentor=%&) de*elop enterprise mentoring relationships= dan %0)support othersF
de*elopment with enterprise mentoring (http://www.ioee.co.u :2).
"ada tahappreparing for the role of mentor= seorang mentor harus> %1) memahami
keterampilan dan peralatan yang dibutuhkan oleh mentor %&) menyadari bagaimana
mengembangkan keterampilan mereka sendiri, dan %0) memahami persyaratan hokum dan
etika dari mentoring!
"ada tahap de*elop enterprise mentoring relationship, seorang mentor harus> %1)
dapat memastikan mentees memahami apa yang bisa mereka harapkan, %&) dapat
men*iptakan suatu lingkungan dimana mentees akan merasa nyaman, dan %0) mampu
berkomunikasi se*ara eekti dengan mentees!
Sedangkan pada tahap support othersF de*elopment with enterprise mentoring,
sebagai mentor anda harus> %1) dapat membantu menteesmengidentiikasi kebutuhan riil dan
prioritas! %&) dapat mendorong menteesuntuk mengembangkan per*aya diri, pemahaman dan
keterampilan untuk memenuhi tujuan pribadi dan bisnis mereka, dan %0) dapat membantu
mentessmengelola program kegiatan untuk mengembangkan, pemahaman, keterampilan dan
keper*ayaan diri mereka!
Aleh karena itu agar proses mentoringdapat berjalan dengan baik maka diperlukan
tiga tahapan manajemen dalam mentoring! akni peren*anaan program, pelaksanaan program
dan e+aluasi program %M*kimm at al &''(>&')! "ada tahap peren*anaan program, dilakukan
http://www.ioee.co.uk/http://www.ioee.co.uk/7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
64/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
65/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
66/89
(2
Menurut "eraturan Menteri "endidikan asional ?epublik Indonesia omor 1 Tahun
&''( Tentang Standar Kualiikasi 6kademik dan Kompetensi guru dan dosen, adapun
ma*amma*am kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru dan 9osen antara lain>
kompetensi pedagogik, kepribadian, proesional dan sosial yang diperoleh melalui
pendidikan proesi!
9alam a*uan penilaian kinerja dosen disebutkan tujuh ungsi dosen, yaitu> %1) dosen
sebagai educator %pendidik), %&) dosen sebagai peneliti, %0) dosen sebagai pengabdi kepada
masyarakat, %4) dosen sebagai adiministrator, %/) dosen sebagai pemimpin % leader), %) dosen
sebagai ino+ator dan %() dosen sebagai moti+ator! Sebagai pendidik seorang dosen
berkewajiban mengajar: membimbing mahasiswa minimal 1& sks persemester atau
membimbing mahasiswa sebanyak setara & sks setiap minggunya! Sebagai peneliti dosen
bertugas memanajemeni penelitian, meliputi> peren*anaan, pelaksanaan, pelaporan hasil
penelitian! $asil penelitian akan menambah ilmu pengetahuan, juga dapat diabdikan untuk
kemaslahatan masyarakat!
Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian pendahuluan bahwa tujuan penelitian ini
adalah untuk mendiskripsikan model pelatihan penelitian dan penulisan artikel bagi dosen
STIKes yang sudah dilaksanakan selama ini, untuk mengembangkan model pelatihan
penelitian dan penulisan artikel yang layak untuk diterapkan pada dosen STIKes dengan
berbasis pendampingan, dan untuk mendapatkan model pelatihan penelitian dan penulisan
artikel berbasis pendampingan hasil pengembangan layak bagi dosen untuk meningkatkan
proesionalitas! "engembangan model pelatihan penelitian dan penulisan artikel berbasis
pendampingan sangat penting untuk dilakukan, mengingat selama ini kegiatan pelatihan
penelitian dan penulisan artikel yang dilakukan di #awa Tengah belum memanaatkan proses
pendampingan yang mendalam!
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
67/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
68/89
-1
$asil penelitian menyimpulkan bahwa aspek bermasalah dari mentoring antara lain,
mentor tidak membantu atau sedikit kesadaran akan pentingnya system mentoring yang
layak, mentoring hanya sebagai sarana men*ai penghasilan tambahan bagi tutor sebagai
mentor, dan solusi yang diharapkan untuk menangani masalah ini antara lain, penekanan dari
sistem mentoring harus berada dalam nproses mentoring bukan pada masalah administrasi,
harus ada seminar bagi tutor yang menjadi mentor pelatihan, harus disusun datar seleksi
kriteria untuk menjadi mentor!
2.2..2 Pe#ati$an Pene#itian "engan Strategi Pen"a0ingan )Mentoring*
"elatihan berbasis pendampingan %mentoring) merupakan suatu kegiatan peningkatan
kompetensi peserta pelatihan dengan bantuan pendampingan %mentor) selama mengikuti
pelatihan! "elatihan pendampingan tersebut dilaksanakan dengan memberikan petunjuk,
arahan atau bimbingan kepada peserta pelatihan agar mahami materi pelatihan dengan baik
dan dapat menyelesaikan tugastugas yang harus diselesaikan peserta selama mengikuti
pelatihan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan! 9alam kegiatan pelatihan berbasis
pendampingan terjadi interaksi dinamis antara peserta pelatihan dengan instruktur
pendamping %mentor) untuk se*ara bersamasama menghadapi beragam tantangan!
Salah satu aktor yang sering dilupakan pada program pelatihan penelitian tindakan
kampus dan penulisan artikel bagi dosen adalah pendampingan! Model pelatihan penelitian
tindakan kampus dan penulisan artikel dengan pendampingan akan jauh lebih eekti dari
pada pelatihan dalam jumlah besar dengan bentuk pengarahan tanpa pendampingan!
"endampingan dalam program pelatihan tersebut dapat diartikan sebagai tindak lanjut dari
pelatihan yang telah diberikan oleh instruktur utama, melalui interaksi yang terusmenerus
antara instruktur pendamping %mentor) dengan peserta pelatihan sampai peserta pelatihan
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
69/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
70/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
71/89
-4
kurangnya tingkat propinsi, %/) berpengalaman menulis artikel jurnal dan telah diterbitkan
oleh lembaga jurnal nasional atau internasional!
"roses mentoring pada pelatihan penelitian dan penulisan artikelnilmiah adalah suatu
proses dimana seorang pendamping %mentor) melakukan pendampingan:pembimbingan
se*ara indi+idu atau kelompok terhadap orang yang didampingi %peserta pelatihan) agar
mampu melakukan kegiatankegiatan yang merupakan bagian dari pada tugas yang harus
dikerjakan untuk memperoleh suatu pemahaman dan pengetahuan yang lebih mendalam
tentang materi yang sedang dilatihkan pada saat itu!
=ambar &! Skema "roses "endampingan %Mentoring) "ada "elatihan "enelitian
Instruktur
Pesert
a
Peserta Pesert
a
Proses Monitoring Fase Pertama
Inst
Pen
d
Inst
Pen
d
Inst
Pen
d
Kelas
A
Kelas B Kelas
C
Proses Monitoring Fase Kedua
Inst
Pen
d
Inst
Pen
d
Inst
Pen
d
Kelas
A
Kelas B Kelas
C
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
72/89
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah) Rev Hal
73/89
-
9osen merupakan tenaga ungsional akademik yang diberi tugas melaksanakan
Tridarma perdosenan tinggi meliputi, pendidikan dan pengajaran< penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat! Menurut pendapat tersebut dosen merupakan seorang pendidik! 9osen
merupakan jabatan ungsional bukan struktural, sehingga tugas itu akan melekat pada
wewenang dan tanggung jawabnya sampai dengan seorang dosen pensiun!
9osen wajib memiliki kompetensi unggulan terutama penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi melalui akti+itas yang rele+an dengan pengembangan sumber daya manusia,
sehingga kemampuan dan kinerja dapat pula meningkat u =raha %&''1>-1)! 9engan Tri
9harma maka dosen dapat memadukan pendidikan 7ormal %pendidikan lanjut) dan non
ormal %pelatihan, magang, seminar, penataran), didukung pula oleh Mamusung %&''/>101),
bahwa upaya peningkatan mutu dosen dapat dilakukan jika dosen terlibat dalam pendidikan
lanjutan, "elatihan dan magang serta Seminar dan penataran! Sejalan dengan itu pula Megary
dan 9ean ?iduwan %&''2>21) menyebutkan bahwa dosen wajib mengembangkan dan
memanaatkan kemampuan proesionalnya, sehingga dapat meningkatkan kinerja dalam
melaksanakan tugas ungsional, karena pendidikan masa datang menuntut ketrampilan
pendidikan yang berkualitas tinggi! Selanjutnya dalam penelitian $ill %&''0>41) menemukan
bahwa mutu dosen memiliki pengaruh yang paling kuat dalam proses perkuliahan disamping
kondisi kampus ataupun mutu presentasi +isual! #elaslah bahwa mahamahasiswa
membutuhkan dosen yang bermutu, dan untuk men*apainya dibutuhkan implementrasi
strategi pengembangan sumber daya manusia sesuai dengan +isi misi organisasi!
9alam penelitian 6lahloo, et al %&''/>//) menyatakan bahwa aktoraktor yang
menghambat implementasi strategi di perdosenan tinggi antara lain adalah kurangnya
peren*anaan strategi yang tepat, aktor politik yang berhubungan dengan distribusi
kekuasaan, ketidaksesuaian program pelatihan sta perdosenan tinggi, alokasi sumber daya
yang tidak *ukup, serta tidak *ukup karyawan yang berhubungan dengan +isi dan misi! 9an
untuk men*apai mutu dosen dengan kompetensi yang diharapkan, maka aktoraktor
7/26/2019 Bab II-revisi Tgl 21 Des 2015..(Revisi Penelitian Lain Menggantikan Warna Merah)