BAB II Seminar Kasus Fatem

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tinjauan teori asuhan kebidanan ibu hamil dengan kasus Fatem

Citation preview

35

BAB IITINJAUAN TEORI

Definisi Dokumentasi KebidananIstilah dokumentasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu document, yang berarti satu lembar atau lebih kertas resmi (official) dengan tulisan di atasnya. Menurut Kamus umum bahasa Indonesia, arti dari kata dokumen adalah sesuatu yang tertulis, tercetak atau terekam yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan dalam persoalan hukum. Adapun definisi dokumentasi adalah kegiatan/proses pemberian atau pengumpulan bukti-bukti, informasi, keterangan dan peristiwa yang dianggap berharga dan penting, kemudian disimpan dalam bentuk tulisan/catatan yang terintegrasi agar mudah, efisien dan efektif diterima orang lain. ( Varney, dkk, 2002: 1 ).

Dalam pelayanan kebidanan, dokumentasi merupakan bagian dari kegiatan bidan setelah memberikan asuhan kebidanan. Dokumen asuhan kebidanan meliputi : kondisi kesehatan pasien, kebutuhan pasien, rencana asuhan, kegiatan asuhan kebidanan serta respon pasien terhadap asuhan kebidanan yang telah diperoleh.Tujuan Dokumentasi Asuhan KebidananSebagai sarana komunikasi antar bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada pasienSebagai sarana tanggung jawab dan tanggung gugatSebagai sarana informasi statisticSebagai sarana pendidikanSebagai sumber data penelitianSebagai jaminan kualitas pelayanan kesehatanSebagai sumber data perencanaan asuhan kebidanan berkelanjutan

Fungsi DokumentasiBentuk tanggung jawab profesi bidanPerlindungan hokumMematuhi standar pelayananEfisiensi kegiatan dan pembiayaan asuhan

Tujuan DokumentasiSebagai Sarana KomunikasiSebagai Tanggung Jawab Sebagai Informasi statistikSebagai Sarana PendidikanSebagai Sumber Data PenelitianSebagai Jaminan Kualitas Pelayanan Sebagai Sumber Data Perencanaan

Pada prinsipnya tujuan dari dokumentasi adalah untuk mengkomunikasikan, mengambil suatu informasi dari suatu masalah atau kegiatan dan menyajikannya ke seseorang yang kurang familiar sehingga orang tersebut bisa tahu tentang apa yang kita ketahui.Prinsip-Prinsip DokumentasiDokumentasi yang efektif tergantung pada kegiatan pencatatan oleh individu. Peran, perilaku dan kemampuan individu serta hasil dari sebuah pendokumentasian juga mempengaruhi keefektivan sebuah dokumentasi.

Pendokumentasian Manajemen Kebidanan Metode SoapPendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat diterapkan dengan metode SOAP. Dalam metode SOAP, S adalah data subjektif, O adalah data objektif, A adalah analysis/assesment dan P adalah penatalaksanaan. Merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan singkat.

S ( Data Subjektif )Data Subjektif (S), merupakan pendokumentasian data yang diperoleh melalui anamnesis. Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis.

Pada pasien yang bisu, dibagian dada dibelakang hurufS, diberi tanda huruf O atau X. Tanda ini menjelaskan bahwa pasien adalah penderita tuna wicara.O ( Objektif )Data Objektif (O) ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis.

A ( Assesment )/ AnalisaA ( analysis / assesment ), merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interprestasi ( kesimpulan ) dari data subjektif dan objektif.

P (Penatalaksanaan)Penatalaksanaan dalam SOAP meliputi pendokumentasian manajemen kebidanan menurut helen varney langkah kelima, keenam, dan ketujuh. Dalam penatalaksanaan ini juga harus mencantumkan evaluasi, yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektivitas asuhan / hasil pelaksanaan tindakan. (Permenkes,2007)

Bayi Berat Lahir Rendah1.DefinisiBayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan dalam :

a. Kriteria berat :Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 gramBayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gramBayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER), berat lahir 42 minggu

c. Kriteria berat dan umur kehamilanSMK: Sesuai masa kehamilanKMK: kurang masa kehamilanBMK: besar masa kehamilan

Berdasarkan pengertian di atas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan:

Prematuritas murni

Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan (NKBSMK).DismaturitasBayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, aterm, dan post term. Dismatur ini dapat juga: Neonatus Kurang Bulan - Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK). Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NCB-KMK), Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB - KMK).(IDAI.2007)

EtiologiPenyebab BBLR sangat kompleks. BBLR dapat disebabkan oleh kehamilan kurang bulan, bayi kecil untuk masa kehamilan atau kombinasi keduanya. Bayi kurang bulan adalah bayi yang lahir sebelum umur kehamilan 37 minggu. Sebagian bayi kurang bulan adalah bayi yang lahir sebelum umur kehamilan 37 minggu. sebagian bayi kurang bulan belum siap hidup di luar kandungan dan mendapatkan kesulitan untuk mulai bernafas, menghisap, melawan infeksi dan menjaga tubuhnya agar tetap hangat. Faktor yang menjadi predisposisi terjadinya kelahiran prematur antara lain :

Faktor IbuPenyakit Ibu

Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya: anemia, perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM, toksemia gravidarum, dan nefritis akut.Usia ibu

Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. Atau dengan jarak kehamilan yang terlalu dekatUsia kehamilan

Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.Faktor Janin : cacat bawaan, kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini.Keadaan sosial ekonomi yang rendah

Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia. Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.Kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan, merokok

Problematika pada BBLRBBLR lebih mudah mengalami masalah kesehatan yang serius. berat bayi dan masa kehamilan menggambarkan risiko, semakin kecil berat bayi dan semakin muda masa kehamilan semakin besar risikonya.

a. Masalah-masalah BBLR antara lain :Asfiksia

BBLR bisa kurang, cukup atau lebih bulan, semuanya berdampak pada proses adaptasi pernafasan waktu lahir sehingga mengalami asfiksia lahir. BBLR membutuhkan kecepatan dan ketrampilan resusitasi.Gangguan nafas

Gangguan nafas yang sering terjadi pada BBLR kurang bulan adalah penyakit membran hyalin, sedangkan pada BBLR lebih bulan adalah aspirasi mekonium. BBLR yang mengalami gangguan nafas harus segera dirujuk ke fasilitas rujukan yang lebih tinggi. Pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum sempurna, otot pernafasan yang masih lemah. dan tulang iga yang melengkung (pliabel thorax). Penyakit gangguan nafas yang sering diderita bayi prematur adalah penyakit membran.Hipotermia

Terjadi karena hanya sedikitnya lemak tubuh dan sistem pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir belum matang dan tidak stabil sehingga menyebabkan sulinya untuk mempertahankan suhu tubuh. Metode kanguru dengan kontak kulit dengan kulit membantu BBLR tetap hangat.Hipoglikemia

karena hanya sedikinya simpanan energi pada bayi baru lahir dengan BBLR. BBLR membutuhkan ASI sesegera mungkin setelah lahir dan minum sangat sering (setiap 2 jam) pada minggu pertama.Masalah pemberian ASI

Karena ukuran tubuh BBLR kecil, kurang energi, lemah, lambungnya kecil dan tidak dapat menghisap. BBLR sering mendapatkan ASI dengan bantuan, membutuhkan pemberian ASI dengan bantuan, membutuhkan pemberian ASI dalam jumlah yang lebih sedikit tapi sering. Infeksi

Dikarenakan sistem kekebalan tubuh BBLR belum matang. keluarga dan tenaga kesehatan yang merawat BBLR harus melakukan tindakan pencegahan infeksi antara lain dengan mencuci tangan dengan baik Ikterus (Kadar bilirubin yang tinggi)

Karena fungsi hati belum matang, BBLR menjadi kuning lebih awal dan lebih lama dari pada bayi yang cukup beratnya.Masalah perdarahan

Berhubungan dengan belum matangnya sistem pembekuan darah saat lahir. pemberian injeksi vitamin K dengan dosis 1 mg segera sesudah lahir (dalam 2 jam pertama) untuk semua bayi baru lahir dapat mencegah kejadian perdarahan ini. Injeksi ini dilakukan di paha kiri.Retrolental fibroplasia

Dengan menggunakan oksigen dengan konsentrasi tinggi maka akan terjadi vasokontriksi pembuluh dari retina yang diikuti oleh proliferasi kapiler-kapiler baru ke daerah yang iskemia sehingga terjadi perdarahan, fibrosis, distorsi dan parut retina sehingga menjadi bayi menjadi buta.b. Gejala KlinisTampak luar dan tingkah laku bayi prematur tergantung dari tuanya umur kehamilan. Makin muda umur kehamilan makin jelas tanda-tanda immaturitas. Karakteristik untuk bayi prematur adalah : berat lahir kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm, lingkaran dada kurang dari 30 cm, lingkaran kepala kurang dari 33 cm, umur kehamilan kurang dari 37 minggu. ( Prawirohardjo S, 2001: 300 ).Kepala relatif besar dari badannya, kulit tipis, transparan, lanugonya banyak, lemak subkutan kurang, sering tampak peristaltik usus. Tangisnya lemah dan jarang pernafasan tidak teratur dan sering timbul apnea. Bila hal ini sering terjadi dan tiap serangan lebih dari 20 detik maka kemungkinan timbulnya kerusakan otak permanen yang lebih besar. Otot-otot masih hipotonik, sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua paha dalam abduksi, sendi lutut dan pergelangan kaki dalam fleksi atau lurus dan kepala mengarah ke satu sisi.Reflek tonik leher lemah dan reflek moro positif. Gerakan otot jarang. Daya isap lemah terutama dalam hari-hari pertamanya. Bayi yang lapar akan menangis, gelisah dan menggerak-gerakkan tangannya. Bila tanda lapar tersebut tidak timul dalam 96 jam, maka harus curiga akan adanya perdarahan intraventrikuler atau infeksi. Dema biasanya sudah terlihat segera sesudah lahir dan makin bertambah jelas dalam 24-48 jam berikutnya. Kulit mengkilat, licin, pitting edema dan edema ini dapat berpindah dengan perubahan posisi. Edema yang hebat merupakan tanda bahaya bagi bayi tersebut. Edema ini sering berhubungan dengan perdarahan antepartum, toksemia gravidarum dan diabetes mellitus. Frekuensi nadi berkisar antara 100-140 per menit. Pada hari pertama frekuensi pernafasan 40-50 per menit. Pada hari-hari berikutnya 35-45 per menit. Bila frekuensi pernafasan terus menigkat dan selalu di atas 60 per menit harus waspada terhadap kemungkinan terjadinya sindroma gangguan pernafasan seperti membran hialin, pneumonia, gangguan metabolik atau gangguan susunan saraf pusat. Dalam hal ini harus dicari penyebabnya. Misal dengan membuat foto paru, pemeriksaan ultrasonografi, dll. ( Prawirohardjo S, 2001: 300 ).c. PenatalaksanaanMengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLRBayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah dan permukaan badan relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila bayi dirawat dalam inkubator maka suhu bayi dengan berat badan , 2 kg adalah 35 derajat celcius dan untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg adalah 33-34 derajat celcius.

Akhir-akhir ini telah mulai digunakan inkubator yang dilengkapi dengan alat temperatur sensor (thermistor probe). Alat ini ditempelkan di kulit bayi. Suhu inkubator dikontrol oleh alat servomechanisme. Dengan cara ini suhu kulit bayi dapat dipertahankan pada derajat yang telah ditetapkan sebelumnya. Alat ini sangat bermanfaat untuk bayi dengan berat lahir yang sangat rendah.Bayi dalam inkubator hanya dipakaikan popok. hal ini memudahkan untuk pengawasan mengenai keadaan umum, perubahan tingkah laku, warna kulit, pernafasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit yang diderita dapat dikenal sedini-dininya dan tindakan serta pengobatan dapat dilaksanakan secepat-cepatnya. Bila inkubator tidak ada bayi dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga panas badannya dapat dipertahankan.Prinsip Umum bila tak tersedia inkubator :Bayi harus tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat, agar tetap hangat atau walau dalam keadaan dilakukan tindakan. misal dipasang jalur intravena, atau selama resusitasi dengan cara :

Memakai pakaian dan mengenakan topiBungkus bayi dengan pakaian yang kering lembut Buka bagian tubuh yang diperlukan untuk pemantauan dan tindakan

Rawat bayi kecil di ruang yang hangat (tidak kurang 25 derajat celcius dan bebas dari aliran angin)Jangan meletakkan bayi dekat dengan benda yang dingin (misal dinding dingin atau jendela) walaupun bayi dalam inkubator atau dibawah pemancar panasJangan meletakkan bayi langsung di permukaan dingin (misal : alasi tempat tidur atauu meja periksa dengan kain atau selimut hangat sebelum bayi diletakkan).Pada waktu dipindahkan ketempat lain, jaga bayi tetap hangat dan gunakan pemancar panas atau kontak kulit dengan perawat.Berikan tambahan kehangatan pada waktu dilakukan tindakan (misal menggunakan pemancar panas)Ganti popok setiap kali basahBila ada sesuatu yang basah ditempelkan dikulit (misal kain kasa yang basah)Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin

Cara Menghangatkan Dan Mempertahankan Suhu TubuhAda lima cara yaitu :

Kontak kulit dengan kulitKangoroo Mother Care (KMC)Pemancar panasInkubatorRuangan yang hangat

Terapi oksigenGunakan cara pemberian oksigen yang sesuai dengan kondisi bayi

CaraPetunjuk penggunaanKecepatan dan konsentrasikeuntungankerugianHeadboxPasang headbox menutup kepala bayi

Pastikan kepala bayi tetap berada dalam headbox, meski bayi bergerak-gerakRendah = 3 L per menit

Tinggi = > 5 L per menitMenghangatkan oksigen

Dapat dicapai konsentrasi tinggi

Tidak ada pipa yang menyumbatKecepatan oksigen tinggi diperlukan untuk mencapai konsentrasi sedang (antara tinggi dan rendah)Prong nasalLetakkan prong hanya di dalam cuping hidung bayi

Fiksasi prong dengan menggunakan plester/ elastikRendah = 0,5 L per menit

Tinggi = 1L per menitDiperlukan kecepatan oksigen yang rendahBila dipasang dengan betul, konsentrasi dijamin konstanPerlu prong khusus untuk bayi baru lahir

Perlu pengatur aliran khusus yg dapat mengalir kan oksigen aliran rendah.Oksigen dingin langsung masuk paru bayiKateter nasalUkur jarak dari lubang hidung sampai batas dalam alis. Panjang pipa harus dimasukkan.

Masukkan pipa ke dlm lubang hidung

Lihat mulut bayi. Pipa tidak boleh terlihat dari belakang rongga mulut. Bila pipa masih terlihat maka tariklah pipa pelan-pelan sampai pipa tidak terlihat lagiRendah = 0,5 L per menit

Tinggi = 1L per menitDiperlukan kecepatan oksigen yang rendah

Bila dipasang dengan betul, konsentrasi dijamin konstanPerlu pengatur aliran khusus yang dapat mengalir- kan oksigen aliran rendah.Oksigen dingin langsung masuk paru bayi

Sungkup mukaPasang sungkup di muka bayi menutupi mulut dan hidung

Fiksasi prong dengan menggunakan plester atau elastikRendah = 1 L per menit

Tinggi = lebih 2 L per menitMemungkinkan pemberian oksigen dengan cepat

Tepat untuk pemberian oksigen jangka pendekDapat terjadi akumulasi karbondiok sida bila kecepatan aliran rendah dan sungkup muka kecil

Sulit memberi minum bayi selama pemberian oksigen. Sulit mempertahankan sungkup tetap di tempat

Lanjutkan melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, tindakan dan pengobatan yang diperlukan meskipun bayi masih diberi oksigen. Bila bayi dapat minum per oral, beri minum dengan pipa lambung. Kalau tidak dapat minum per oral, pasang jalur IV dan beri cairan IVPastikan bahwa jumlah oksigen yang diberikan ke bayi tidak terlalu sedikit atau berlebihan :

Pemberian oksigen terlalu sedikit dapat mengakibatkan kerusakan berlanjut atau bahkan kematian. Pemberian oksigen berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan paru dan retina. Meskipun demikian, kerusakan ini dapat terjadi dalam beberapa hari (bukan dalam menit atau jam) setelah pemberian oksigen yang berlebihan dan jarang terjadi pada bayi dengan umur kehamilan lebih dari 35 minggu.NutrisiAlat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 kal/kg BB sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung. Refleks menghisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi frekuensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/ hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cckg BB/ hari.

Penatalaksanaan

Mempertahankan suhu dengan ketat.

BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. Mencegah infeksi dengan ketat

BBLR sangat rentan akan infeksi, perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.Pengawasan nutrisi atau ASI

Reflek menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat.Penimbangan ketat

Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan sangat ketat.Kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120-150 ml/kg/hari atau 100-120 kal/kg/hari. Pemberian dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan bayi untuk sesegera mungkin mencukupi kebutuhan cairan atau kalori. (IDAI.2007)Tabel kebutuhan cairan pada bayiBerat Badan bayi Kebutuhan cairan BBLR perhari:

Hari - 1Hari - 2Hari - 3Hari - 4Hari 5+1500 gr6080100120150

Tabel . Bagan Penanganan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)KriteriaBerat lahir bayi < 2500 gramKategoriBayi berat lahir sangat rendah (BBLSR)Bayi berat lahir rendah(BBLR)PenilaianBerat lahir < 1500 gramBerat lahir 1500-2500 gramPenanganan

Puskesmas

Rumah sakitKeringkan secepatnya dengan handuk hangatKain yang basah secepatnya diganti dengan yang kering dan hangat pertahankan tetap hangat Berikan lingkungan hangat dengan cara kontak kulit ke kulit dan/ bungkus BBLSR dengan kain hangat.Beri lampu 60 watt, dengan jarak minimal 60 cm dari bayi.Kepala bayi ditutup topi.Beri oksigen Tali pusat dalam keadaan bersih

Tetesi ASI bila dapat menelan. Bila tidak dapat menelan langsung dirujuk.Rujuk ke rumah sakit

Beri ASI.

Bila tidak dapat menghisap, bisa menelan langsung tetesi langsung dari putting.Bila tidak dapat menelan, langsung dirujuk.

Sama dengan diatas.Beri dengan sonde/tetesi ASI Bila tidak mungkin, infuse dextrose 10% + bikarbonas nartricus 1,5% = 4 : 1Hari I : 60cc/kg/hari Hari II : 70cc/kg/hariAntibiotika Bila tidak dapat menghisap putting susu/tidak dapat menelan langsung/sesak/biru/tanda-tana hipotermia berat, terangkan kemungkinan akan meninggal.

Pemberian ASI Pada Berat Badan Lahir Rendah

Air Susu Ibu merupakan :Makanan sempurna untuk semua bayi (sesuai usianya)Makanan yang sesuai untuk bayi prrematur / BBLRBagian penting dari metoda kanguru yaitu ASI eksklusif dan tidak dibatasi

Dengan bayi yang sangat dekat dengan ibunya, bayi akan mencium bau ASI dan dapat mulai menghisap ketika lapar. (Donna,2003)Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) memiliki

Resiko untuk tidak mendapatkan cukup makanan. Mereka memiliki sedikit lemak dan cadangan gizi lainnya ditubuh mereka.Lambung yang kecil dan tidak dapat minum dalam jumlah yang banyak.Mereka mudah lelah sehingga diberikan sesering mungkin dengan sendok atau cangkir (2 jam sekali).Kebutuhan terhadap makanan yang cukup pulih dari saat lahir dan untuk tumbuh,tetapi mereka tidak punya cukup energy untuk menghisap lama-lama.

Bila BBLR tumbuh,mereka mampu untuk minum lebih banyak dan tidak perlu menetek sesering sebelumnya. (Donna,2003)Tips untuk menolong ibu meneteki BBLR

Cari tempat yang tenang untuk meneteki

BBLR dapat memiliki sistim saraf yang belum matang.suara ,cahaya dan aktifitas dapat menggangu bayi menghisap .Perah beberapa tetes ASI di putting payudara untuk membantu bayi mulai menghisap .Berikan bayi istirahat sejenak selama menetek .Menetek adalah pekerjaan berat bagi BBLR Air susu yang terlalu keras pada bayi kecil menyebabkan bayi batuk dan cegukan , untuk itu di lakukan :

Hentikan penberian ASI untuk sementara Mulai menyusu kembali setelah pernapasan normal Apabila ASI masih terlalu deras memancar atur posisi ibu setengah baring.

Jika BBLR tidak cukup tenaga untuk menghisap lama atau memiliki refleks yang cukup kuat :

Ajari ibu untuk memerah ASI Ajari ibu untuk menyuapi bayinya dengan ASI yang diperah dengan menggunakan cangkir.

Bayi 2000 gram sehat bisa menghisap, menelan bila ada masalah rujuk.6) Menghindari infeksiBayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih lemah,kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan anti bodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas (BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik.C. Ikterus Neonatorum 1. Definisi Ikterus sendiri sebenarnya adalah perubahan warna kuning akibat deposisi bilirubin berlebihan pada jaringan; misalkan yang tersering terlihat adalah pada kulit dan konjungtiva mata. Sedangkan definisi ikterus neonatorum adalah keadaan ikterus yang terjadi pada bayi baru lahir dengan keadaan meningginya kadar bilirubun di dalam jaringan ekstravaskuler sehingga kulit, konjungtiva, mukosa dan alat tubuh lainnya berwarna kuning. Ikterus juga disebut sebagai keadaan hiperbilirubinemia (kadar bilirubin dalam darah lebih dari 12 mg/dl). Keadaan hiperbilirubinemia merupakan salah satu kegawatan pada BBL karena bilirubin bersifat toksik pada semua jaringan terutama otak yang menyebabkan penyakit kern icterus (ensefalopati bilirubin) yang pada akhirnya dapat mengganggu tumbuh kembang bayi. (www.mahrus.blogspot.com.ikterik.html)2. Jenis-jenis Ikterus NeonatorumIkterus neonatorum sendiri ada 2 jenis yang berbeda tanda, penyebab dan penanganannya. Ke-2 jenis tersebut adalah :Ikterus Neonatorum FisiologisAdalah keadaan hiperbilirubin karena faktor fisiologis yang merupakan gejala normal dan sering dialami bayi baru lahir. Ikterus ini terjadi atau timbul pada hari ke-2 atau ke-3 dan tampak jelas pada hari ke-5 sampai dengan ke-6 dan akan menghilang pada hari ke-7 atau ke-10. kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan tidak lebih daro 12 mg/dl dan pada BBLR tidak lebih dari 10 mg/dl, dan akan menghilang pada hari ke-14. Bayi tampak biasa, minum baik dan berat badan naik biasa. Penyebab ikterus neonatorum fisiologis diantaranya adalah organ hati yang belum matang dalam memproses bilirubin, kurang protein Y dan Z dan enzim glukoronyl tranferase yang belum cukup jumlahnya. Meskipun merupakan gejala fisiologis, orang tua bayi harus tetap waspada karena keadaan fisiologis ini sewaktu-waktu bisa berubah menjadi patologis terutama pada keadaan ikterus yang disebabkan oleh karena penyakit atau infeksi. (www.ya2ngimoet.blogspot.com/2010_03_01_archive.html)

Ikterus Neonatorum PatologisAdalah keadaan hiperbilirubin karena faktor penyakit atau infeksi. Ikterus neonatorum patologis ini ditandai dengan :

Ikterus timbul dalam 24 jam pertama kehidupan; serum bilirubin total lebih dari 12 mg/dl.Peningkatan kadar bilirubin 5 mg/dl atau lebih dalam 24 jam.Konsentrasi bilirubin serum melebihi 10 mg% pada bayi kurang bulan (BBLR) dan 12,5 mg% pada bayi cukup bulan. (Surasmi dkk,2003)Ikterus yang disertai proses hemolisis.Bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl, atau kenaikan bilirubin serum 1 mg/dl/jam atau lebih 5 mg/dl/hari.

Ikterus menetap sesudah bayi berumur 10 hari (cukup bulan) dan lebih dari 14 hari pada BBLR. (Surasmi dkk,2003)Dibawah ini adalah beberapa keadaan yang menimbulkan ikterus patologis Penyakit hemolitik, isoantibodi karena ketidakcocokan golongan darah ibu dan anak seperti Rhesus antagonis, ABO dan sebagainya.

Kelainan dalam sel darah merah seperti pada defisiensi G-6-PD, thalasemia dan lain-lain.Hemolisis : hematoma, polisitemia, perdarahan karena trauma lahir.Infeksi : septikemia, meningitis, infeksi saluran kemih, penyakit karena toxoplasmosis, sifilis, rubella, hepatitis dan lain-lain.Kelainan metabolik : hipoglikemia, galaktosemia.Obat-obatan yang menggantikan ikatan bilirubin dengan albumin seperti : solfonamida, salisilat, sodium benzoat, gentamisin dsb.Pirau enterohepatik yang meninggi: obstruksi usus letak tinggi, penyakit Hirschprung, mekoneum ileus dan lain-lain.Ada beberapa keadaan ikterus yang cenderung menjadi patologik:Ikterus klinis terjadi pada 24 jam pertama kehidupanPeningkatan kadar bilirubin serum sebanyak 5mg/dL atau lebih setiap 24 jamIkterus yang disertai proses hemolisis (inkompatabilitas darah, defisiensi G6PD, atau sepsis)Ikterus yang disertai oleh:

Berat lahir Masa gestasi 36 mingguAsfiksia, hipoksia, sindrom gawat napas pada neonates (SGNN)InfeksiTrauma lahir pada kepalaHipoglikemia, hiperkarbiaHiperosmolaritas darah

h. Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia >8 hari (pada NCB) atau >14 hari (pada NKB). (Surasmi dkk,2003)3. Gejala Dan Tanda Klinis Gejala utamanya adalah kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa. Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala:Dehidrasi

Asupan kalori tidak adekuat (misalnya: kurang minum, muntah-muntah)Pucat

Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis. Ketidakcocokan golongan darah ABO, rhesus, defisiensi G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular.Trauma lahir

Bruising, sefalhematom (peradarahn kepala), perdarahan tertutup lainnya.Pletorik (penumpukan darah)

Polisitemia, yang dapat disebabkan oleh keterlambatan memotong tali pusat, bayi KMKLetargik dan gejala sepsis lainnyaPetekiae (bintik merah di kulit)

Sering dikaitkan dengan infeksi congenital, sepsis atau eritroblastosisMikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

Sering berkaitan dengan anemia hemolitik, infeksi kongenital, penyakit hatiHepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)Omfalitis (peradangan umbilikus)Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)Feses dempul disertai urin warna coklat

Pikirkan ke arah ikterus obstruktif, selanjutnya konsultasikan ke bagian hepatologi.4. Pemeriksaan penunjangKadar bilirubin serum (total)Darah tepi lengkap dan gambaran apusan darah tepiPenentuan golongan darah dan Rh dari ibu dan bayiPemeriksaan kadar enzim G6PDPada ikterus yang lama, lakukan uji fungsi hati, uji fungsi tiroid, uji urin terhadap galaktosemia.Bila secara klinis dicurigai sepsis, lakukan pemeriksaan kultur darah, urin, IT rasio dan pemeriksaan C reaktif protein (CRP). (Surasmi dkk,2003)

5. PenatalaksanaanPertimbangkan terapi sinar pada:

NCB (neonatus cukup bulan) SMK (sesuai masa kehamilan) sehat : kadar bilirubin total > 12 mg/dLNKB (neonatus kurang bulan) sehat : kadar bilirubin total > 10 mg/dL

Mekanisme kerja fototerapi

Sinar biru (425-475nm), sinar hijau (550-800nm) maupun sinar putih (380-700nm) menjadikan bilirubin indirek berubah bentuk menjadi larut dalam air kemudian disekresikan melalui empedu, urine dan tinja.Sewaktu bilirubin mengabsorpsi cahaya terjadi reaksi kimia berupa : isomerisasi, konversi ireversibel (rumirubin) yang secara cepat dibersihkan dari plasma.Sejumlah kecil bilirubin plasma tak terkonjugasi dipyrole dan diekskresikan lewat urine. Fotoisomer bilirubin lebih polar dibandingkan bentuk asalnya dan secara langsung bisa diekskresikan melalui empedu.Produk foto oksidan diekskresikan melalui urine.

Pengelolaan Tindakan Fototerapi

i. Persiapan :(a). Orang tuaInformasi tentang tindakan, tujuan dan kegunaan yang akan dilakukan.(b). Persiapan alat(i). Nyalakan mesin dan pastikan tabung berfungsi dengan baik.(ii).Ganti tabung/lampu fluorescent yang telah rusak atau berkedip-kedip(iii).Catat tanggal penggantian tabung dan lama penggunaan tabung tersebut(iv). Ganti tabung setelah 2000 jam penggunaan atau setelah 3 bulan walaupun tabung masih bisa berfungsi(v).Gunakan linen putih pada basinet atau incubator dan tempatkan tirai putih disekitar daerah unit foto terapi ditempatkan untuk memantulkan cahaya sebanyak mungkin pada bayib) LingkunganPertahankan suhu kamar 28-300C, dengan cara menghangatkan ruangan tempat unit foto terapi ditempatkan, sehingga suhu dibawah lampu antar 28-300C.Persiapan klien/Bayi

Petugas cuci tanganLepaskan baju dan popok bayiPastikan suhu bayi dalam batas normalPasang plester non alergi di pelipis kiri dan kanan bayiPasang penutup mata dengan bahan yang tidak tembus sinar, tempelkan plester penutup mata diatas plester yang ada di pelipisPada saat menutup mata bayi dengan penutup mata, pastikan lubang hidung bayi tidak ikut tertutup.

Penatalaksanaan

Baringkan bayi dibawah foto therapy dengan jarak 35-50 cm. Jika berat bayi 2 kg atau lebih, tempatkan bayi dalam keadaan telanjang pada box bayi. Bila bayi kurang ditempatkan dalam incubator dan dipasang tutup mata dan tutup testis.Hidupkan foto therapy Catat tanggal dan jam awal pengguanaan foto therapy, catatan dilakukan berkesinambungan.Observasi warna kulit bayi tiap 8 jam, catat warna dan keadaan kulit.Ubah posisi tidur : terlentang/terkurap tiap 3 jam.Monitor suhu untuk mencegah hipotermi dan hipertermi.Cukupi kebutuhan cairan bayi.Lepaskan penutup mata pada setiap touching time dan nilai keadaan mata.Melaksankan parent-infant bounding.Menginformasikan keadaan bayi setiap hari kepada orang tua.Kolaborasi dengan dokter dalam pemeriksaan dan hasil pemeriksaan bilirubinMatikan lampu selama proses pengambilan darah atau matikan lampu sebentar untuk mengetahui apakah bayi mengalami sianosis sentral (lidah dan bibir biru)

Foto therapy dihentikan bila nilai bilirubin dalam batas normal.Pertimbangkan tranfusi tukar bila kadar bilirubin indirek > 20 mg/dL

Teknik transfusi tukar darah

Lambung bayi harus kosong, 3-4 jam sebelum transfusi jangan diberi minum. Kalau mungkin, 4 jam sebelum transfusi bayi diberi infus albumin 1 gram/kg berat badan atau 35 ml plasma manusia per kg berat badan.Semua tindakan harus dilakukan dengan cara ansepsis dan antisepsis.Harus diawasi pernafasan, nadi, denyut jantung, dan keadaan umum bayi. Bayi tidak boleh kedinginan. Kalau inkubator bayi kecil, dan transfusi tukar darah tidak dapat dilakukan di dalam inkubator, maka bayi dapat dikeluarkan dan dipanaskan dengan menggunakan lampu 20 Watt dalam jarak 2-3 meter dari bayiBila masih segar, tali pusat dipotong rata dengan dinding perut. Hati-hati terhadap pendarahan. Sebaiknya sebelum dipotong tali pusat dibuat jahitan seperti lasso pada pangkal tali pusat yang dapat dipergunakan sebagai simpul untuk mencegah pendarahan.Salah satu ujung kateter polyethylene dihubungkan dengan semprit 3 cabang dan ujung yang lain dimasukkan ke dalam vena umbilicalis. Sebelum dimasukkan ke dalam umbilicalis semprit 3 cabang dan kateter harus diisi dengan larutan heparin encer ( 2 ml heparin @ 1000 satuan/ml dalam 250 ml NaCi fisiologik ). Hal ini perlu untuk mencegah embolus. Kateter dimasukkan dengan hati-hati ke dalam vena umbilicalis sampai terasa halangan ( biasanya sedalam 4-6 cm ), kemudian ditarik lagi sepanjang 1 cm. Dengan cara demikian, darah akan mengalir keluar dengan sendirinya. Ambillah 20 ml untuk pemeriksaan laboratorium.Periksalah tekanan vena umbilicalis dengan mencabut ujung luar kateter dari semprit dan mengangkatnya ke atas perut bayi. Tekanan ini biasanya positif ( darah dalam kateter naik kira-kira 6 cm di atas perut bayi ). Bila ada gangguan pernafasan, dapat terjadi tekanan negatif. Hati-hati jangan terjadi enbolus udara.Keluarkan darah sebanyak 20 ml dan masukkan darah sebanyak 20 ml. Memasukkan dan mengeluarkan darah di perlahan lahan kira-kira dalam waktu 20 detik.Kalau bayi lemah atau prematur,cukup sebanyak 10-15 ml sekali masuk dan keluar.Banyaknya darah yang dikeluarkan 190 ml per kg berat badan dan yang dimasukkan 170 ml per kg berat badan.Semprit harus sering dibilas dengaan larutan hepatin encer dalam air garam fiologik.Setelah darah masuk sebanyak 150 ml, kateter dibilas dengan larutan heparin encer itu. Kemudian dimasukkan gluconas calcicus 10 % secara perlahan lahan (2 menit ) ,sesudah itu,dibilas dengan larutan heparin encer ( 1 ml).Denyut jantung harus selalu diawasi.Bila tali pusat telah kering dan tidak dapat dapat dipakai lagi,dapat dipakai vena saphena magna,yaitu cabang vena femoralis.Lokasinya ialah 1 cm dibawah ligamentum inguinalis dan medial dari arteri femoralis.

Terapi sinar intensif

Terapi sinar intensif dianggap berhasil, bila setelah ujian penyinaran kadar bilirubin minimal turun 1 mg/dL. (Surasmi dkk,2003)6. PencegahanPerlu dilakukan terutama bila terdapat faktor risiko seperti riwayat inkompatibilitas ABO sebelumnya. AAP dalam rekomendasinya mengemukakan beberapa langkah pencegahan hiperbilirubinemia sebagai berikut:a. PrimerAAP merekomendasikan pemberian ASI pada semua bayi cukup bulan dan hampir cukup bulan yang sehat. Dokter dan paramedis harus memotivasi ibu untuk menyusukan bayinya sedikitnya 8-12 kali sehari selama beberapa hari pertama. Rendahnya asupan kalori dan atau keadaan dehidrasi berhubungan dengan proses menyusui dan dapat menimbulkan ikterus neonatorum. Meningkatkan frekuensi menyusui dapat menurunkan kecenderungan keadaan hiperbilirubinemia yang berat pada neonatus. Lingkungan yang kondusif bagi ibu akan menjamin terjadinya proses menyusui yang baik. AAP juga melarang pemberian cairan tambahan (air, susu botol maupun dekstrosa) pada neonatus nondehidrasi. Pemberian cairan tambahan tidak dapat mencegah terjadinya ikterus neonatorum maupun menurunkan kadar bilirubin serum.b. SekunderDokter harus melakukan pemeriksaan sistematik pada neonatus yang memiliki risiko tinggi ikterus neonatorum. Pemeriksaan Golongan Darah Semua wanita hamil harus menjalani pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus serta menjalani skrining antibodi isoimun. Bila ibu belum pernah menjalani pemeriksaan golongan darah selama kehamilannya, sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan golongan darah dan Rhesus. Apabila golongan darah ibu adalah O dengan Rh-positif, perlu dilakukan pemeriksaan darah tali pusat. Jika darah bayi bukan O, dapat dilakukan tes Coombs.c. Penilaian KlinisDokter harus memastikan bahwa semua neonatus dimonitor secara berkala untuk mengawasi terjadinya ikterus. Ruang perawatan sebaiknya memiliki prosedur standar tata laksana ikterus. Ikterus harus dinilai sekurang-kurangnya setiap 8 jam bersamaan dengan pemeriksaan tanda-tanda vital lain. Pada bayi baru lahir, ikterus dapat dinilai dengan menekan kulit bayi sehingga memperlihatkan warna kulit dan subkutan. Penilaian ini harus dilakukan dalam ruangan yang cukup terang, paling baik menggunakan sinar matahari. Penilaian ini sangat kasar, umumnya hanya berlaku pada bayi kulit putih dan memiliki angka kesalahan yang tinggi. Ikterus pada awalnya muncul di bagian wajah, kemudian akan menjalar ke kaudal dan ekstrimitas.Tabel. INDIKASI FOTOTERAPI BERDASARKAN TSB(WHO)Usia

Hari ke-1Bayi faktor resiko

Mg/dlMol/dl

Kuning terlihat pada bagian tubuh manapunHari ke-213220Hari ke-316270Hari ke-4 dst17290Tabel. INDIKASI FOTOTERAPI BBLR(Cloherty, 2004)Berat Badan (gr)Kadar bilirubin (mg/dl)< 1000Fototerapi dimulai dalam usia 24jam pertama1000 15007 91500 200010 122000 250013 - 15

Tabel. BAGAN PENANGANAN IKTERUS BAYI BARU LAHIRTanda-tandaWarna kuning pada kulit dan sklera mata (tanpa hepatomegali, perdarahan, kulit dan kejang-kejang)Kategori NormalFisiologik Patologik Penilaian

Daerah ikterus (rumus Kramer)Kuning hari ke:Kadar bilirubin

1

1 2< 5 mg%1 + 2

> 35-9 mg%1 4

> 3 11-15mg%1 5

>3>15-20mg%1 5

>3>20mg%Penanganan

Bidan atau PuskesmasTerus diberi ASI- jemur dimatahari pagi jam 7-9 selama 10 menit- badan bayi telanjang, mata ditutup- Terus diberi ASI- Banyak minum- Rujuk kerumah sakit- Banyak minumRumah SakitSama dengan diatasSama dengan diatasTerapi sinarTerapi sinar

Periksa golongan darah ibu dan bayiPeriksa kadar bilirubin

Nasihat bila semakin kuning

Waspadai bila kadar bilirubin > 0,5mg/jam Coombs testTukar darah D. Kangoroo Mother Care (KMC)DefinisiKMC adalah kontak kulit diantara ibu dan bayi secara dini, terus menerus dan dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif. Tujuannya agar bayi kecil tetap hangat. Dapat dimulai segera setelah lahir atau setelah bayi stabil. KMC dapat dilakukan di rumah sakit atau di rumah setelah bayi pulang. Bayi tetap bisa dirawat dengan KMC meskipun belum bisa menyusu, berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif pemberian minum

DurasiDijalankan sampai bayi berat badan 2500 gram atau mendekati 40 minggu atau sampai bayi kurang nyaman dengan KMC, misalnya :

Sering bergerak

Gerakan ekstremitas bawah berlebihanBila akan dilakukan KMC lagi bayi menangis

Bila ibu perlu istirahat, dapat digantikan ayah, saudara atau petugas kesehatan. Bila tidak ada yang menggantikan, bayi diberi pakaian hangat dan topi dan diletakkan di boks bayi dalam ruangan yang hangat.

Bila bayi sudah kurang nyaman dengan KMC, anjurkan ibu untuk menyapih bayi dari KMC, dan dapat melakukan kontak kulit lagi pada waktu bayi sehabis mandi, waktu malam yang dingin, atau kapan saja ia menginginkan.Pakaian dan PosisiBerilah bayi pakaian, topi, popok dan kaos kaki yang telah dihangatkan lebih dulu.Letakkan bayi di dada ibu :

Dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu, dan lihat apakah kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibuPosisi bayi dalam frog position yaitu fleksi pada siku dan tungkai, kepala, dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak ekstensi Tutupi bayi dengan pakaian ibu ditambah dengan pakaian ibu ditambah selimut yang sudah dihangatkan sebelumnya

Tidak perlu baju khusus bila baju yang dikenakan sudah cukup hangat dan nyaman selama bayi kotak dengan kulit ibuPada waktu udara dingin, kamar harus hangatBila baju ibu tidak dapat menyokong bayi, dia dapat menggunakan handuk/ kain (dilipat diagonal, dan difiksasi dengan ikatan atau peniti yang aman di bahu ibu). Kain lebar yag elastik, atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayiDapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan ibu, bayi diletakkan diantara payudara ibu, baju ditangkupkan, kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan diantara payudara ibu, baju ditangkupkan, kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan diperut ibu agar bayi tidak terjatuhAktivitas ibu Ibu dapat bebas bergerak walau berdiri, duduk, jalan, makan dan mengobrol. Pada waktu tidur, KMC dapat dilaksanakan dengan cara posisi ibu setengah duduk (15 horisontal) atau dengan jalan meletakkan beberapa bantal dibelakang punggung ibu.

Nutrisi dan pertumbuhan bayiPosisi KMC ideal untuk menyusui bayiAjari ibu cara menyusui dan pelekatan yang benarMotivasi ibu untuk menyusui bayi kecilnyaBila ibu tak dapat menyusui, berilah peras dengan menggunakan salah satu cara pemberian minumPantau dan nilai jumlah ASI yang diberikan setiap hari. Bila ibu menyusui, catat waktu ibu menyusui bayinya.Timbang berat badan bayi setiap hari dan peningkatannya.

PemantauanJelaskan pada ibu mengenai pola pernafasan dan warna kulit bayi normal serta kemungkinan variasinya yang masih dianggap normal. Mintalah pada ibu waspada terhadap tanda yang tidak biasanya ditemui atau tidak normal.Jelaskan pula bahwa KMC penting agar pernafasan bayi baik dan mengurangi risiko terjadinya apnea, dibanding bila bayi diletakkan di dalam box.Ajari ibu cara menstimulasi bayi (mengelus dada atau punggung, atau menyentil kaki bayi) bila bayi tampak biru di daerah lidah, bibir atau sekitar mulut atau nafas berhenti lama.Tidak perlu melakukan pemantauan suhu selama bayi kontak dengan kulit ibu:

Bila KMC tidak dapat dilakukan terus menerus, ukur suhu aksila tiap 6 jamBila suhu normal selama 3 hari berturut-turut, ukur suhu tiap 12 jam selama 2 hari kemudian hentikan pengukuran

Memulangkan bayiButuh waktu beberapa hari-minggu sampai bayi siap dipulangkan, tergantung berat lahir.

Ibu dan bayi dapat dipulangkan apabila bayi :

Minum baikTidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakitBerat badan naik >20 gr/kg/hari selama 3 hari berturut-turut

Beri dorongan bahwa ibu dapat merawat bayinya dan melanjutkan melakukan KMC di rumah, dan dapat kembali untuk melakukan kunjungan tindak lanjut secara rutin

Kunjungan tindak lanjutSatu minggu setelah pulang, timbang bayi setiap hari bila memungkinkan dan diskusikan setiap masalah yang ada dengan ibu. Beri dukungan kepada ibu.Pada minggu ke II, lakukan kunjungan 2 kali per minggu sampai bayi berumur 40 minggu konsepsi atau berat bayi > 2500 gram. Timbang bayi dan nasihati ibu untuk menghentikan KMC bila bayi mulai kurang toleran.Bila bayi sudah lepas KMC, lanjutkan kunjungan tindak lanjut tiap bulan sampai bayi berumur beberapa bulan untuk memantau pemberian minum dan tumbuh kembang bayi.

Evidence Based Kangoroo Mother CarePerawatan ibu kanguru untuk mengurangi morbiditas dan kematian pada bayi berat lahir rendah

Conde-Agudelo A, Belizn JM Ringkasan Perawatan ibu kanguru untuk mengurangi morbiditas dan kematian pada bayi berat lahir rendah. Tidak cukup bukti bahwa perawatan ibu kanguru merupakan alternatif yang efektif untuk menjaga standar berat lahir bayi. Bayi berat lahir rendah (kurang dari 2500g) memiliki efek buruk pada kelangsungan hidup dan perkembangan anak. Perawatan bayi berat lahir rendah adalah mahal dan memerlukan perawatan spesialis. Kangoroo Mother care melibatkan kontak kulit antara ibu dan anaknya yang baru lahir, sering dan eksklusif atau hampir eksklusif menyusui dan awal keluar dari rumah sakit. Dibandingkan dengan perawatan konvensional, KMC ditemukan untuk mengurangi penyakit parah, infeksi, masalah menyusui, dan ibu ketidakpuasan dengan metode perawatan dan memperbaiki beberapa hasil dari ikatan ibu-bayi. Tidak ada perbedaan angka kematian bayi. Namun, keprihatinan serius tentang kualitas metodologis yang disertakan melemahkan kredibilitas pengadilan dalam temuan ini. Lebih banyak riset diperlukan. Ini adalah tinjauan Cochrane abstrak dan ringkasan bahasa sederhana, disiapkan dan dipelihara oleh The Cochrane Kolaborasi, saat ini diterbitkan dalam The Cochrane Database of Systematic Reviews 2010 Issue 1, Copyright 2010 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley and Sons, Ltd. Teks lengkap dari tinjauan tersedia di The Cochrane Library (ISSN 1464-780X). Catatan ini harus dikutip seperti: Conde-Agudelo A, Belizn JM. Perawatan ibu kanguru untuk mengurangi morbiditas dan kematian pada bayi berat lahir rendah. Versi ini pertama kali diterbitkan online: Oktober 23. 2000 Terakhir dinilai sebagai up-to-date: Februari 11. 2003 Abstrak Latar belakang Perawatan ibu kanguru (KMC), yang didefinisikan sebagai kulit-ke-kulit antara ibu dan bayi yang baru lahir, sering dan eksklusif atau hampir eksklusif menyusui, dan awal keluar dari rumah sakit, telah diusulkan sebagai alternatif konvensional merawat bayi berat lahir rendah ( LBW) bayi. Tujuan Untuk menentukan apakah ada bukti untuk mendukung penggunaan KMC pada bayi LBW sebagai alternatif konvensional perawatan setelah periode awal stabilisasi dengan perawatan konvensional. MetodeKami menggunakan standar strategi pencarian Neonatal Review Group dari Cochrane Collaboration. MEDLINE, EMBASE, lilac, POPLINE dan CINAHL database (sampai Desember 2002), dan Cochrane Controlled Trials Register (The Cochrane Library), sedang mencari menggunakan kata kunci istilah "perawatan ibu kanguru" atau "perawatan kanguru" atau "ibu kangguru metode "atau" kulit-ke-kulit "dan" bayi "atau" bayi berat lahir rendah ".Kriteria Pemilihan Membandingkan uji acak KMC dan konvensional perawatan bayi dalam bayi LBW. Pengumpulan data dan analisisKualitas persidangan dinilai dan data yang diambil secara independen oleh dua peninjau. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan metode Kolaborasi Cochrane standar. Hasil Utama Tiga studi, yang melibatkan 1362 bayi, dimasukkan. Semua persidangan dilakukan di negara-negara berkembang. Studi itu sedang hingga metodologis miskin kualitas. Kekurangan yang paling umum berada di daerah yang menyilaukan prosedur bagi mereka yang mengumpulkan hasil-hasil pengukuran, penanganan drop out, dan kelengkapan tindak lanjut. Sebagian besar terdiri dari hasil hasil percobaan tunggal. KMC dikaitkan dengan pengurangan risiko sebagai berikut: infeksi nosokomial di 41 bulan 'dikoreksi usia kehamilan (0,49 risiko relatif, interval kepercayaan 95% 0,25-0,93), parah penyakit (risiko relatif 0,30, 95% confidence interval 0,14-0,67), saluran pernafasan bawah penyakit saluran pada 6 bulan follow-up (0,37 risiko relatif, interval kepercayaan 95% 0,15-0,89), tidak hanya menyusui di discharge (0,41 risiko relatif, interval kepercayaan 95% 0,25-0,68), dan ketidakpuasan ibu dengan metode perawatan (relatif 0,41 risiko, 95% confidence interval 0,22-0,75). KMC bayi telah memperoleh lebih berat per hari oleh discharge (berbobot berarti perbedaan 3,6 g / hari, 95% confidence interval 0,8-6,4). Skor pada rasa ibu kompetensi sesuai dengan bayi tinggal di rumah sakit dan masuk ke NICU di KMC lebih baik daripada di kelompok kontrol (berbobot berarti perbedaan 0,31 [95% interval kepercayaan 0,13-0,50] dan 0,28 [95% interval kepercayaan 0,11-0,46], masing-masing). Skor pada persepsi ibu dukungan sosial sesuai dengan bayi tinggal di NICU KMC lebih buruk dalam kelompok daripada kelompok kontrol (berbobot berarti perbedaan -0,18 (95% confidence interval -0,35 ke -0,01). Psikomotorik pembangunan di 12 bulan usia koreksi mirip dalam dua kelompok. Tidak ada bukti perbedaan dalam angka kematian bayi. Namun, keprihatinan serius tentang kualitas metodologis yang disertakan melemahkan kredibilitas pengadilan dalam temuan ini. KesimpulanMeskipun KMC muncul untuk mengurangi morbiditas bayi berat tanpa efek merugikan yang serius melaporkan, masih ada cukup bukti untuk merekomendasikan penggunaan yang rutin dalam bayi LBW. Dirancang dengan baik uji coba terkontrol secara acak intervensi ini diperlukan.