Upload
dinhnhi
View
228
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB II
SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
DAN KINERJA GURU
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung begitu pesat
sehingga menimbulkan berbagai permasalahan yang rumit dan kompleks, serta
memerlukan pemecahan secara proporsional. Dalam bidang pendidikan juga terdapat
berbagai permasalahan yang memerlukan pemecahan secara proporsional pula, baik
yang menyangkut proses belajar mengajar, yang berkaitan dengan kebijaksanaan,
manajemen, pendekatan, strategi, isi maupun sumber-sumber pendidikan dan
pembelajaran. Untuk itu personil pendidikan terutama guru, harus senantiasa
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya agar dapat mengelola proses belajar
mengajar secara efektif dan efisien. Namun untuk maksud tersebut guru-guru sering
menghadapi kesulitan jika harus melakukannya sendiri karena keterbatasan ekonomi
maupun waktu.
Pada dasarnya guru mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk
meningkatkan kinerja. Namun banyak faktor yang menghambat mereka dalam
mengembangkan berbagai potensinya secara optimal. Oleh karena itu sangat
dirasakan perlunya pembinaan yang berkesinambungan terhadap para guru dan
personil pendidikan yang lain di sekolah. Program pembinaan guru dan personil
pendidikan lazim disebut supervisi pendidikan. Untuk itu para pembina dan kepala
sekolah perlu memiliki pemahaman tentang supervisi pendidikan.
A. Supervisi Pendidikan
1. Pengertian Supervisi
a. Secara Etimologi
Perkataan supervisi berasal dari bahasa Inggris supervision yang
terdiri dari dua perkataan yaitu super dan vision. Super berarti atas atau
lebih, sedangkan vision berarti melihat atau meninjau. Oleh karena
secara etimologi supervisi (supervision) berarti melihat atau meninjau
dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan pihak atasan
10
(orang yang memiliki kelebihan) terhadap perwujudan kegiatan dan hasil
kerja bawahan.1
b. Secara Terminologi
Pada bab satu sudah disampaikan beberapa pengesahan seperti
menurut para ahli. Pada bagian ini akan disampaikan pendapat-pendapat
lain dari para ahli tentang pengertian supervisi, antara lain :
(1) M. Ngalim Purwanto
Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan
pekerjaan mereka secara efektif.2
(2) Piet A. Sahertian
Supervisi adalah usaha memberi layanan kepada guru-guru baik
sacara kelompok dalam memperbaiki pengajaran.3
(3) Hadari Nawawi
Supervisi adalah pelayanan yang disediakan oleh pemimpin untuk
membantu guru-guru (orang yang dipimpin) agar menjadi guru-guru
atau personal yang semakin cakap. Sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahauan pada umumnya, agar mampu meningkatkan
efektivitas proses belajar mengajar di sekolah.4
Beberapa definisi di atas secara implisit mengandung ide-ide pokok
seperti menggalakkan profesional guru, memberikan layanan dan bantuan
kepada guru, dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan efektifitas
proses belajar mengajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa supervisi pendidikan
adalah merupakan usaha mengarahkan, mengkoordinasi dan membimbing
guru secara kontinu baik secara individual maupun kolektif agar lebih efektif
1 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan (Jakarta : Gunung Agung, 1981) hlm. 103 2 Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta : Mutiara, 1978) hlm. 44 3 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik SupervisiPendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta : Rineka Cipta, 2000) hlm. 19. 4 Dr. Hadari Nawawi, op. cit., hlm 104
11
dalam mengelola proses belajar mengajar dan mampu memecahkan berbagai
masalah pendidikan dan pengajaran secara efektif dan efisien.
2. Dasar dan Tujuan Supervisi Pendidikan.
a. Dasar Supervisi Pendidikan
Guru sebagai salah satu komponen sumber daya pendidikan
memerlukan bantuan supervisi. Hal-hal yang mendasari adanya supervisi
pendidikan tersebut adalah sebagai berikut :
(1) Dasar Kultural
(2) Dasar Filosofis
(3) Dasar Psikologis
(4) Dasar Sosiologis
(5) Dasar Sosial
(6) Dasar Pertumbuhan Jabatan.5
Uraian dari dasar supervisi tersebut adalah sebagai berikut :
(1) Dasar Kultural
Kebudayaan pada saat ini banyak mengalami perubahan dan
percampuran. Perubahan itu di antaranya disebabkan karena hasil
akal budi manusia yang semakin maju. Sekolah sebagai pusat
kebudayaan bertugas dan bertanggung jawab menyeleksi unsur-unsur
kebudayaan serta mengembangkan melalui kreativitas dan
kemampuan penalaran siswa maupun guru. Secara positif sekolah
bertugas menghasilkan karya nyata, baik berupa gagasan, ide, pola
tingkah laku, kebiasaan berbudaya yang baik maupun berupa benda
budaya. Di sinilah perlunya bagi yang bertugas mengembangkan
potensi, kreativitas para peserta didik dan mengkoordinasi segala
usaha dalam rangka mengembangkan budaya sekolah.6
(2) Dasar Filosofis
Suatu sistem pendidikan dikatakan berhasil guna dan berdaya guna
bila berakar mendalam pada nilai-niai yang ada dalam pandangan
5 Piet A. Sahertian, loc cit., hlm. 4 6 Ibid, hlm. 5
12
hidup suatu bangsa. Di Indonesia sistem “Among” seperti yang
dipelopori oleh Ki Hajar Dewantoro melalui Taman Siswa yang
mendasarkan pendidikannya pada filsafat dan budaya nasional. Jika
dilihat dari segi filsafat, maka perlu ada orang yang menterjemahkan
konsep-konsep pendidikan yang masih abstrak ke dalam pengertian
yang lebih operasional.7
(3) Dasar Psikologis
Secara psikologis supervisi itu terletak berakar mendalam pada
pengalaman manusia. Pada diri manusia terdapat potensi-potensi
untuk menghasilkan sesuatu sehingga mnusia dapat memiliki cara
pemecahan suatu masalah baik sekarang maupun yang akan datang.
Pendidikan bertugas memberi dorongan untuk mencipta dan
membina kreativitas. Kondisi kreativitas itu tidak datang sendiri tapi
harus dilatih dan diajarkan. Kondisi yang mendorong atau
menghambat kreativitas bersumber pada kegiatan jiwa, seperti
pengamatan, persepsi, pertimbangan dan perasaan. Jelaslah bahwa
penciptaan suasana psikologis seperti rasa aman, kebebasan,
kehangatan suasana dapat mendorog kreativitas. Tugas supervisi
adalah menciptakan suasana sekolah yang penuh kehangatan
sehingga setiap orang dapat menjadi dirinya sendiri.8
(4) Dasar Sosiologis
Masyarakat dewasa ini selalu berubah. Sikap perubahan mempunyai
pengaruh terhadap tindakan dan pola tingkah laku seseorang. Dalam
era globalisasi telah terjadi pergeseran nilai sehingga norma-norma
kehidupan menjadi relatif. Menghadapi seperti ini guru-guru
memerlukan supervisor untuk mengadakan tukar-menukar ide dan
pengalaman tentang mana yang terbaik dalam menghadapi tata nilai
dalam dunia pendidikan.9
7 Ibid, hlm 6 8 Ibid, hlm 7 9 Ibid, hlm. 11
13
(5) Dasar Sosial
Cara kerja yang bersifat kooperatif secara bertanggung jawab
merupakan cara kerja yang baik. Dalam masyarakat orang saling
menghargai pendapat orang lain, saling menolong, saling memberi
kebebasan kepada orang lain sehingga tercipta rasa bersama dan rasa
aman. Dalam hal ini sebagai supervisor berfungsi membantu,
mendorong, menstimulasi tiap anggota untuk bekerja sama.10
(6) Dasar Pertumbuhan Jabatan
Guru seharusnya mempunyai misi dan masa depan. Ketajaman visi
mendorong guru-guru untuk mampu mengembangkan misinya untuk
dapat mewujudkan misi tersebut, guru harus belajar terus menjadi
guru yang profesional antara lain memiliki keahlian dalam hidup
yang diajarkan, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan mau
menerima inovasi serta perubahan. Dalam menghadapi perubahan-
perubahan diperlukan pembina atau supervisor yang mempu
membina guru-guru agar mampu melakukan tugas profesinya.11
b. Tujuan Supervisi Pendidikan
Tujuan supervisi secara umum adalah memberikan bantuan teknis
dan bimbingan kepada guru (dan staf sekolah yang lain) agar personil
tersebut mampu meningkatkan kualitas kerjanya, terutama dalam
melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran.12
Secara khusus Ametembun (1981), seperti dikutip oleh E.
Mulyasa, mengupas tujuan supervisi pendidikan sebagai berikut :
(1) Membina kepala sekolah dan guru-guru untuk mengetahui tujuan
pendidikan.
(2) Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru untuk
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
lebih efektiif.
10 Ibid, hlm. 8 11 Ibid, hlm. 11 12 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Supervisi, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004) hlm. 40
14
(3) Membantu kepala sekolah dan guru-guru mengadakan diagnosis
secara kritis terhadap aktivitas-aktivitas dan kesulitan-kesulitan
belajar mengajar
(4) Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga
sekolah lain terhadap cara kerja yang demokratis dan komprehensif.
(5) Memperbesar semangat guru-guru dan meningkatkan motivasi
berprestasi untuk mengoptimalkan kinerja secara maksimal.
(6) Membantu kepala sekolah untuk mempopulerkan program
pendidikan.
(7) Melindungi orang-orang yang disupervisi terhadap tuntutan-tuntutan
yang tidak wajar dan kritik yang tidak sehat dari masyarakat.
(8) Membantu kepala sekolah dan guru-guru dalam mengevaluasi
aktivitasnya dalam mengembangkan kreativitas peserta didik.
(9) Mengembangkan rasa persatuan dan kesatuan di antara guru.13
3. Fungsi Supervisi Pendidikan
Menurut Swearingen dalam bukunya “Supervision of Intruction –
Foundation and Dimension” yang dikutip oleh Sahertian, mengemukakan
fungsi supervisi, yaitu sebagai berikut :
a. Mengkoordinasi semua usaha sekolah
b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
c. Memperluas pengalaman guru-guru
d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif
e. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus.
f. Menganalisis situasi belajar mengajar
g. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap anggota staf.
h. Mengintegrasikan tujuan-tujuan pendidikan.14
Uraian tentang kedelapan fungsi supervisi tersebut adalah sebagai
berikut :
13 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implementasi (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2003) Cet. 4 hlm. 157
14 Piet A. Sahertian, op.cit., hlm. 21
15
a. Mengkoordinasi Usaha Sekolah
Oleh karena perubahan terus menerus terjadi, maka kegiatan sekolah juga
makin bertambah. Usaha-usaha sekolah untuk meningkatkan hasil agar
meksimal semakin banyak. Maka perlu adanya koordinasi yang baik
terhadap semua usaha sekolah, misalnya :
(1) Usaha setiap guru
Beberapa guru yang mengampu mata pelajaran yang sama dan ingin
mengemukakan idenya serta menguraikan materi pelajaran menurut
pandangannya ke arah peningkatan, maka hal itu perlu
dikoordinasikan
(2) Usaha-usaha sekolah
Seorang supervisor dalam menentukan kebijakan, merumuskan
tujuan-tujuan atas setiap kegiatan sekolah termasuk program-program
sepanjang tahun ajaran perlu ada koordinasi yang baik.
(3) Usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan
Tiap guru ingin meningkat jabatannya. Melalui membaca buku-buku
dan gagasan-gagasan baru, guru-guru ingin belajar terus menerus.
Melalui workshop, seminar, penataran-penataran guru-guru berusaha
meningkatkan diri sekaligus sebagai hiburan intelektual. Untuk itu
juga perlu adanya koordinasi.15
b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
Kepemimpinan demokrasi memegang peranan penting dalam masyarakat.
Dan kepemimpinan itu dipandang sebagai ketrampilan yang perlu
dikembangkan dengan latihan-latihan. Jadi fungsi supervisi adalah
melatih dan melengkapi guru-guru agar memiliki ketrampilan dalam
kepemimpinan sekolah.16
15 Ibid, hlm. 22 16 Ibid
16
c. Memperluas pengalaman guru-guru
Seseorang dapat berfungsi sebagai pemimpin pendidikan bilamana dapat
membantu memberikan pengalaman-pengalaan baru pada anggota
stafnya, sehingga guru meupun stafnya makin bertambah
pengalamannya.17
d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif
Semua orang percaya bahwa manusia diciptakan dengan memiliki potensi
untuk berkembang dan berkarya. Supervisi bertugas mambantu,
mendorong dan menciptakan suasana yang memungkinkan guru-guru
untuk dapat meningkatkan potensi-potensi kreativitas dalam dirinya.18
e. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus.
Untuk mencapai keberhasilan (kemajuan) maka penilaian setiap usaha
seperti bahan-bahan pelajaran, buku-buku pelajaran atau fasilitas-fasilitas
lain harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan. Selain
itu penilaian juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia termasuk guru-guru. Melalui penilaian dapat diketahui
kelemahan dan kelebihan dari hasil dan proses belajar mengajar.19
f. Menganalisis situasi belajar mengajar
Situasi belajar mengajar adalah situasi di mana guru memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik untuk mencapai tujuan
pendidikan. Dalam situasi belajar mengajar peranan guru dan peserta
didik memegang peranan penting. Memperoleh data mengenai aktivitas
guru dan peserta didik akan memberikan pengalaman dan umpan balik
terhadap perbaikan pembelajaran. Banyak sekali faktor yang
mempengaruhi perbaikan pembelajaran. Fungsi supervisi adalah
menganalisis faktor-faktor tersebut.20
17 Ibid, hlm. 23 18 Ibid.. 19 Ibid. 20 Ibid
17
g. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf.
Setiap guru mempunyai potensi dan dorongan untuk berkembang. Untuk
itu fungsi supervisi adalah memberi dorongan, stimulasi dan membantu
guru agar mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam
mengajar.21
h. Mengintegrasikan tujuan-tujuan pendidikan.
Untuk mencapai tujuan yang lebih baik tinggi harus berdasarkan tujuan-
tujuan sebelumnya. Setiap guru harus mampu mengukur kemampuannya.
Mengembangkan kemampuan guru secara individu maupun kelompok
adalah salah satu fungsi supervisi.22
4. Teknik-teknik Supervisi
Untuk mencapai tujuan supervisi yag telah ditentukan, maka seorang
supervisor dapat menggunakan berbagai macam teknik. Piet A. Sahertian
mengelompokkan teknik supervisi menjadi dua macam, yaitu :
a. Teknik yag bersifat individual, yang meliputi :
(1) Kunjungan kelas
(2) Observasi kelas
(3) Percakapan pribadi
(4) Intervisitasi
(5) Menilai diri sendiri
b. Teknik yang bersipat kelompok, meliputi
(1) Pertemuan orientasi pada guru-guru
(2) Panitia penyelenggara
(3) Rapat guru
(4) Studi kelompok
(5) Diskusi
(6) Tukar menukar pengalaman
(7) Loka karya (workshop)
21 Ibid. hlm 24 22 Ibid
18
(8) Simposium
(9) Demonstrasi mengajar
(10) Perpustakaan jabatan
(11) Buletin supervisi
(12) Mengikuti kursus
(13) Organisasi jabatan
(14) Perjalanan sekolah untuk anggota staf.23
Dari uraian tersebut di atas, yang ingin penulis garis bawahi adalah
perpustakaan jabatan dan buletin supervisi bukan merupakan teknik
supervisi, tetapi merupakan alat supervisi, sebab teknik merupakan cara
tertentu yang terdiri dari berbagai kegiatan yang teratur dan beraturan,
sedangkan alat merupakan perkakas atau perabot supervisi.
Dalam pembahasan ini akan penulis paparkan beberapa teknik supervisi
yang penting dari berbagai teknik di atas.
(1) Kunjungan Kelas
Yaitu kunjungan yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai
supervisor ke ruang kelas dimana seorang guru sedang mengajar atau pada
waktu kelas kosong, berisi sarana kelas ketika guru tidak ada.24
Tujuan mengunjungi kelas diantaranya :
a. Untuk mengamati (mengetahui secara langsung guru dalam
melaksanakan tugas utamanya, mengajar, menggunakan alat peraga,
metode dan teknik mengajar)
b. Untuk mengetahu kelebihan dan kelemahan guru dalam melaksanakan
proses belajar mengajar
c. Untuk memperoleh data yag diperlukan supervisor dalam menentukan
cara-cara yang tepat utuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi
belajar mengajar.
23 Piet A. Sahertian, op.cit., hlm. 53, 86, 122 24 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm 54
19
d. Untuk merangsang para guru agar mereka mau meningkatkan
kemampuannya.25
Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan teknik :
a. Kunjungan kelas dengan pemberitahuan
b. Kunjungan kelas tanpa pemberitahuan
c. Kunjungan kelas atas undangan guru.26
(2) Observasi Kelas
Yang dimaksud dengan observasi kelas adalah kunjungan yang
dilakukan oleh supervisor ke sebuah kelas dengan maksud untuk
mencermati situasi atau peristiwa yag sedang berlangsung di kelas yang
bersangkutan.27
Ada bermacam-macam cara mengobservasi kegiatan guru dan siswa
di kelas. Seorang supervisor dapat menggunakan cara langsung masuk
kelas atau cara tidak langsung, yaitu orang yang diobservasi dibatasi oleh
ruang kaca dimana murid-murid tidak mengetahuinya. Dalam
mengobservasi perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain : tujuan
yang hendak dicapai, apa yang akan diobservasi, kreteria yang dipakai
dalam observasi serta alat-alat yang digunakan dalam observasi.28
(3) Percakapan Pribadi
Yaitu percakapan antara seorang supervisor dengan seorang guru.
Tujuan percakapan pribadi antara lain.
a. Untuk saling mengenal lebih jauh antara supervisor dengan guru, baik
sebagai pribadi maupun sebagai petugas profesional.
b. Untuk membantu guru mengenal kemampuan dirinya, membantu guru
menyadari kelebihan dan kekurangannya.
c. Memupuk dan mengembangkan mengajar yang lebih baik
25 E. Mulyasa, op.cit., hlm 260 26 Departemen Agama RI, Pedoman Pengembangan Administrasi dan Supervisi Pendidikan
(Jakarta, 2003) hlm 47 27 Suharsimi Arikunto, Loc. Cit, hlm 55 28 Piet A. Sahertian, op.cit, hlm. 54
20
d. Menghilangkan dan menghindari prasangka buruk antara supervisor
dengan guru.29
(4) Orientasi Bagi Guru Baru
Sebelum seorang guru menilai tugas-tugasnya di lingkungan yang
baru secara intensif, perlu diberi kesempatan kepada mereka untuk
menyesuaikan diri dalam rangka mengenal dan memahami tugas-tugas
yang dipikulnya. Orientasi pada saat permulaan bekerja antara lain bisa
mengenai orientasi personal, orientasi terhadap program, orientasi
terhadap fasilitas dan orientasi terhadap lingkungan.30
(5) Rapat guru
Yaitu pertemuan antara staf sekolah terutama guru-guru untuk
mengembangkan dan meningkatan kemampuan mereka. Rapat guru
menurut tingkatan kemampuan mereka. Rapat guru menurut tingkatannya
ada bermacam-macam :
a. Staff – meting, yaitu rapat guru-guru dalam satu sekolah yang dihadiri
oleh seluruh atau sebagian guru di sekolah tersebut.
b. Rapat guru bersama orang tua murid dan perwakilan murid
c. Rapat guru sekota, sewilayah, serayon dari sekolah-sekolah sejenis
dan setingkat.31
(6) Studi Kelompok
Guru-guru dalam mata pelajaran sejenis berkumpul bersama untuk
mempelajari suatu masalah atau bahan pelajaran. Pokok bahasan telah
ditentukan dan diperinci dalam garis-garis besar atau dalam bentuk
pertanyaan pokok yang disusun secara teratur.32
(7) Diskusi
Yaitu pertukaran pendapat tentang suatu masalah untuk dipecahkan
bersama. Diskusi merupakan cara mengembangkan ketrampilan anggota-
anggotanya dalammengatasi kesulitan-kesulitan dengan jalan bertukar
29 Ibid., hlm 73 - 74 30 Hadari Nawawi, op.cit., hlm. 106 - 107 31 Piet. A. Sahertian, op.cit., hlm. 87 32 Ibid, hlm. 95
21
pikiran. Yang perlu diketahui oleh seorang supervisor bila memimpin
diskusi guru-guru, supervisor harus memiliki kemampuan menggerakkan
kelompok, membuat pertemuan berhasil dan mengkoordinasikan
pekerjaan-pekerjaan kelompok.33
(8) Tukar menukar pengalaman
Penataran sering merupakan sesuatu yang membosankan. Dikatakan
membosankan karena guru-guru menganggap bahan yang diberikan sudah
dimiliki, atau mungkin cara penyajiannya kurang menarik, karena tidak
bersumber pada kebutuhan profesi meraka. Oleh karena itu suatu teknik
perjumpaan yang dinamakan sharing of experience adalah cara yang
bijaksana. Di dalam teknik ini kita berasumsi bahwa guru-guru adalah
orang-orang yang sudah berpengalaman. Melalui pertemuan diadakan
tukar menukar pengalaman, saling memberi dan menerima, saling belajar
satu dengan yang lain.34
5. Alat-alat Bantu Supervisi Pendidikan
Agar pelaksanaan supervisi pendidikan berjalan dengan lancar dan
baik, maka seorang supervisor dapat menggunakan alat bantu atau perkakas
supervisi. Alat bantu itu digunakan untuk memungkinkan pertumbuhan
kemampuan guru sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Adapun alat bantu supervisi adalah sebagai berikut :
a. Perpustakaan profesional dan perpustakaan sekolah.
b. Buku kurikulum/rencana pembelajaran dan buku pegangan guru.
c. Buletin pendidikan dan buletin sekolah.
d. Penasehat ahli atau resource person.35
Perpustakaan profesional dan perpustakaan sekolah.
Supervisor harus berusaha memberikan motivasi kepada guru-guru
agar selalu berminat untuk membaca di perpustakaan. Perpustakaan harus
dikembangkan tidak hanya menghimpun buku-buku, akan tetapi juga koleksi
lain seperti koran, kaset tape recorder, majalah-majalah, slide, buletin dan
33 Ibid, hlm. 96 34 Ibid., hlm. 103 35 Hadari Nawawi, op.cit., hlm. 113-115
22
lain sebaginya yang berhubungan dengan pendidikan. Dengan demikian
ketrampilan dan kemampuan guru dapat ditingkatkan dengan banyak
membaca, menambah wawasan dari perpustakaan sekolah maupun
perpustakaan profesional.36
Buku Kurikulum/rencana pembelajaran dan buku pegangan guru.
Setiap guru yang bertugas di lembaga pendidikan harus mengetahui
program yang akan dilaksanakan baik program tahunan, program semester,
atau program mingguan.Program suatu lembaga pendidikan biasanya sudah
disusun dalam kurikulum, yang berisi berbagai jenis kegiatan yang dapat
dilakukan untuk mencapai tujuan sekolah. Untuk malaksanakan kurikulum
tersebut guru-guru harus dilengkapi buku pegangan sesuai dengan bidangnya
masing-masing.37
Buletin Pendidikan dan Buletin Sekolah.
Buletin pendidikan, termasuk brosur-brosur dan majalah-majalah
tentang pendidikan merupakan salah satu sarana tertulis yang dapat
digunakan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan guru.
Sedangkan buletin sekolah pada umumnya dipergunakan untuk
menyampaikan informasi-informasi sekolah. Dengan demikian juga dapat
digunakan untuk menyalurkan kemampuan guru dan murid. Dalam bentuk
sederhana buletin sekolah dapat berupa papan pengumuman38 dan majalah
dinding.
Penasehat ahli atau resource person.
Pada sebuah sekolah atau kantor pendidikan perlu ada seorang atau
sejumlah orang yang tergabung dalam suatu cabang ilmu sebagai suatu staf
ahli yang selalu siap memberikan bantuan dalam menyelesaikan masalah-
masalah yang dihadapi sekolah atau guru. Seorang supervisor dapat meminta
bantuannya bilamana dipandang perlu, misalnya diminta memberikan
36 Ibid. 37 Ibid 38 Ibid.
23
ceramah, nasihat, saran-saran penyelesaian masalah dan lain-lain. Bila staf
ahli itu tidak ada, supervisor dapat meminta bantuan siapa pun di luar
lembaga pendidikan yang dipandang mampu, untuk membantu meningkatkan
ketrampilan dan pengetahuan guru.39
B. Peranan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan
Kinerja Guru
Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat
kompleks karena sebagai organisasi di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang
satu sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedang sifat unik
menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu organisasi memiliki ciri-ciri tertentu
yang tidak dimiliki oleh organisasi-organisasi yang lain. Ciri-ciri yang
menempatkan sekolah memiliki karakter tersendiri, di mana terjadi proses
belajar mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan manusia.40
Karena sifatnya yang kompleks dan unik itulah, sekolah sebagai suatu
organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Keberhasilan sekolah
sangat ditentukan oleh kepala sekolah dalam mengkoordinasikan, menggerakkan
dan menyelaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia.
Kepemimpinan kepala sekolah dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran
sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan
bertahap. Oleh karena itu kepala sekolah dituntut memiliki menajemen dan
kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa
untuk meningkatkan mutu sekolah.41
E. Mulyasa mengutip pendapat Pidarta (1988), mengemukakan bahwa
keterampilan yang harus dimilki oleh kepala sekolah untuk menyukseskan
kepemimpinannya ada tiga macam. Ketiga keterampilan tersebut adalah
keterampilan konseptual, yaitu untuk memahami dan mengoperasikan
organisasi; keterampilan manusiawi, yaitu keterampilan untuk bekerjasama dan
39 Ibid.
40 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah : Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya (Jakarata : PT Raja Grafindo Persada, 2003) Cet. 4 hlm. 81
41 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep Karakteristik dan Implementasi(Bandung: Remaja Rusda Karya, 2003)., hlm. 182
24
memimpin; serta keterampilah teknik, yaitu keterampilan dalam menggunakan
ilmu pengetahuan, metode, teknik, serta perlengkapan untuk menyelesaikan
tugas tertentu.42
Berkaitan dengan kinerja guru, peranan dan perhatian kepala sekolah
sangat penting untuk meningkatkan profesionalisme serta kinerja guru dan
tenaga kependidikan lain di sekolah. Perhatian kepala sekolah dalam
meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru dapat dilakukan melalui
supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah.
Sebagaimana sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, bahwa supervisi
mempunyai delapan fungsi yaitu : mengkoordinasi semua usaha sekolah,
memperlengkapi kepemimpinan sekolah, memperluas pengalaman guru-guru,
menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, memberi fasilitas dan penilaian terus
menerus, menganalisis situasi belajar mengajar, memberikan pengetahuan dan
keterampilan kepada setiap anggota staf, serta memberi wawasan yang lebih luas
dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan
kemampuan mengajar guru-guru.43
Supervisi berfungsi membantu mengembangkan kemampuan guru agar
mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Maka peranan supervisor
ditentukan oleh tujuan dan fungsi supervisi itu sendiri. Berdasarkan fungsi
supervisi yang ada delapan itu Piet A. Sahertian mengutip pendapat
Peter F. Olivia bahwa seorang supervisor dapat berperan sebagai koordinator,
sebagai konsultan, sebagai pemimpin kelompok dan sebagai evaluator.44
1. Supervisor sebagai Koordinator
Sebagai koordinator seorang supervisor kepala sekolah dapat
mengkoordinasi program belajar mengajar, membagi berbagai tugas guru
dan anggota staf lainnya ke dalam berbagai tugas. Kepala Sekolah juga
berperan sebagai kekuatan sentral untuk menggerakkan dan mengarahkan
kehidupan sekolah demi tercapainya keberhasilan sekolah. 45
42 E. Mulyasa, op.cit., hlm 126 43 Piet A. Sahertian, loc.cit. 44 Piet A. Sahertian, op.cit., hlm. 25 45 Ibid.
25
2. Supervisor sebagai Konsultan
Sebagai konsultan seorang supervisor Kepala Sekolah memberi
bantuan kepada para guru dan staf lainnya untuk memecahkan masalah yang
dialami guru atau staf lainnya secara individual maupun secara kelompok.
Misalnya membantu guru dalam menerjemahkan kurikulum dari pusat ke
dalam bahasa belajar mengajar, membantu guru-guru dalam meningkatkan
program belajar mengajar baik dalam membantu rencana pembelajaran,
melaksanakan proses belajar mengajar maupun dalam menilai proses dan
hasil belajar mengajar. Demikian pula masalah-masalah khusus yang
dihadapi guru juga bisa dikonsultasikan kepada kepala sekolah sebagai
supervisor, baik menyangkut kesulitan dalam mengajarkan tiap mata
pelajaran atau masalah-masalah pribadi guru yang lain yang berpengaruh
besar terhadap ketenangan kerja. Ketenangan merupakan salah satu syarat
untuk meningkatkan kinerja seseorang.46
3. Supervisor sebagai Pemimpin Kelompok
Sebagai pimpinan Kepala Sekolah (supervisor) harus dapat memimpin
sejumlah guru dan staf dalam mengembangkan potensi kelompok. Kepala
Sekolah sebagai pemimpin kelompok harus dapat mewujudkan tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Misalnya pada saat mengembangkan
kurikulum, materi pelajaran dan kebutuhan profesional guru-guru secara
bersama-sama. Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dapat dilihat
berdasarkan kriteria berikut. 47
a. Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif.
b. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan.
c. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat.
d. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat
kedewasaan guru dan pegawai seekolah yang lain.
46 Ibid, hlm. 130 47 E. Mulyasa, op.cit., 2003) hlm 126
26
e. Bekerja dengan tim manajemen.
f. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai ketentuan
yang telah ditetapkan.
4. Supervisor sebagai Evaluator
Seorang supervisor (Kepala Sekolah) sebagai evaluator berarti menjadi
penilai program yang telah dilaksanakan. Kepala Sekolah dapat membantu
guru-guru dalam menilai hasil dan proses belajar mengajar dapat menilai
kurikulum yang sedang dikembangkan Evaluasi bertujuan menjamin kinerja
yang dicapai agar sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan
untuk kepentingan tersebut evaluasi perlu membandingkan kinerja aktual
dengan kinerja standar.48
Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa peranan kepala
sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kinerja guru sangatlah
penting. Sebagai supervisor kepala sekolah dapat membantu, memberikan
suport dan mengikutsertakan guru dalam perbaikan pembelajaran. Supervisi
dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia, yaitu guru-guru baik
yang bersifat personal maupun profesional. Jadi, supervisi dilaksanakan
bukan untuk mencari-cari kesalahan guru, bukan pula untuk memberi
pengarahan guru secara terus menerus. Kalau terus menerus mengarahkan,
selain tidak demokratis juga tidak memberi kesempatan kepada guru-guru
untuk belajar mandiri dalam arti profesional. Padahal salah satu ciri guru
yang profesional adalah guru-guru yang memiliki otonomi dalam arti bebas
mengembangkan diri sendiri dan atas kesadaran sendiri. Kalau standar
kinerja guru sudah dimiliki dan dilaksanakan oleh guru atas kesadaran
sendiri, maka akan terciptalah kinerja yang baik dan para guru. Semua itu
tidak bisa terlepas dari kepemimpinan Kepala Sekolah. Keberhasilan guru
dalam mencapai kinerja yang baik adalah keberhasilan Kepala Sekolah.
48 Piet A. Sahertian, op.cit., hlm. 26
27
C. Kinerja guru
1. Pengertian Kinerja
Sebagaimana telah diuraikan pada bagian penegasan istilah, yang
dimaksud dengan kinerja adalah kemampuan kerja atau prestasi yang
diperlihatkan.49 Menurut Bernandin & Russel, seperti yang dikutip oleh
Faostino Cardiso Gomes, menyatakan bahwa kinerja adalah catatan out come
yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama
periode waktu tertentu. (“ …. the record of out comes produced on a
specified job function or activity a specified time periode”)50 Henry
Simamora mengungkapkan bahwa kinerja merupakan tingkat di mana para
karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan.51
Kinerja merupakan aspek yang sangat menentukan dalam upaya
pencapaian tujuan yang diinginkan. Pencapaian tujuan yang maksimal
merupakan hasil dari kinerja yang baik. Sebaliknya dari kinerja yang kurang
baik akan membuahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Kinerja seseorang juga dapat kita lihat dari kemampuan mencapai
standar yang telah ditetapkan. Baik buruknya kinerja seseorang tidak hanya
dilihat dari tingkat kuantitas yang dapat dihasilkan seseorang dalam bekerja,
akan tetapi juga diukur dari segi kualitasnya dalam mencapai standar yang
telah ditetapkan tersebut. Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja
(performance) merupakan wujud keberhasilan seseorang atau organisasi
dalam mencapai tujuannya dan hasil tersebut tidak hanya terbatas pada
ukuran kuantitas, tetapi juga kualitas.
Untuk mengetahui kinerja seseorang (pegawai, karyawan, atau guru)
harus ditetapkan standar kinerjanya. Standar kinerja merupakan tolok ukur
bagi suatu pekerjaan, apakah yang telah dilakukan seseorang itu telah sesuai
49 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Kedua, (Surabaya : Balai Pustaka, 1994). Hlm 503 50 Faustino Cardoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta : Andi Offset,
2003). hlm. 135 51 Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta : STIE YKPN, 1995),
hlm. 409.
28
dengan apa yang ditargetkan atau belum. Standar kinerja juga dapat dijadikan
sebagai pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dilakukan.
Standar kinerja masing-masing orang mempunyai perbedaan sesuai
dengan jenis pekerjaan atau profesinya. Standar kinerja mengacu pada tujuan
organisasi yang dijabarkan ke dalam tugas-tugas fungsional. Standar kinerja
guru akan berbeda dengan standar pegawai industri atau pegawai lainnya.
Masing-masing mempunyai kekhususan tugas atau pekerjaan yang berbeda.
Menurut Dale Furtwengler, aspek-aspek yang dapat dijadikan ukuran
bagi kinerja seseorang adalah : kecepatan, layanan, kualitas, nilai, terbuka
untuk berubah, ketrampilan interpersonal, mental untuk sukses, kreativitas
ketrampilan berkomunikasi, inisiatif, perencanaan dan organisasi.52
2. Guru
Guru mempunyai arti orang yang profesinya mengajar.53 Guru disebut
juga pendidik yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memeberikan
bantuan dan bimbingan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan
rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya
sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.54
a. Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Di samping Kepala Sekolah, guru merupakan faktor penting yang besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan pendidikan. Hal ini berarti seorang guru
harus mempunyai kemampuan yang professional sehingga dapat menciptakan
pembelajaran yang berkualitas, yang sangat menentukan keberhasilan
pendidikan secara keseluruhan.
Untuk memenuhi tuntutan di atas, guru harus mampu memaknai tugas
dan tanggung jawab guru yakni guru sebagai pengajar, guru sebagai
pembimbing (pendidik) dan guru sebagai administrator kelas.55
52 Dale Fortwengler, Penilaian Kinerja, (Yogyakarta : Andi Offset, 2003), hlm. 86 – 93 53 Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Edisi Kedua (Surabaya: Balai Pustaka, 1994). hlm 330. 54 Nur Ubiyati dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung : Pustaka Setia, 1997) hlm
71. 55 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar baru Algesindo,
2004) hlm 15.
29
Ketiga tugas guru di atas merupakan tugas pokok profesi guru. Guru
sebagai pengajar lebih menekankan pada tugas dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran.
Dalam tugas ini guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan
keterampilan teknis dalam melaksanakan pembelajaran, di samping
menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkan. Guru sebagai pembimbing
memberi tekanan kepada tugas, memberikan bantuan kepada peserta didik
dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Tugas ini merupakan aspek
mendidik, sebab tidak hanya berkenaan dengan penyampaian ilmu
pengetahuan tetapi juga menyangkut pengembangan kepribadian dan
pembentukan nilai. Sedang tugas sebagai administrator kelas pada
hakekatnya merupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang pembelajaran
dan ketatalaksanaan bidang lainnya.
b. Standar Kinerja Guru
Kinerja pegawai dalam suatu organisasi ditentukan oleh kemampuan
dan motivasi yang dimiliki oleh pegawai itu sendiri. Jika motivasi dan
kemampuan tidak ada maka akan mengakibatkan rendahnya kinerja
seseorang, sebaliknya jika kemampuan dan motivasinya tinggi seorang
pegawai akan bisa menunjukkan kinerja yang baik.
Menurut Nana Sudjana, kompetensi guru dibagi menjadi tiga bidang,
yakni:
1) Kompetensi di bidang kognitif artinya kemampuan intelektual serta
penguasaan mata pelajaran dan teknik-teknik mengajar.
2) Kompetensi bidang sikap artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap
berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya.
3) Kompetensi perilaku (performance) artinya kemampuan dalam berbagai
keterampilan / berperilaku.56
56 Ibid, hlm. 19
30
Dalam konteks keguruan ada sepuluh kompetensi guru yang dapat
dijadikan parameter untuk melihat kinerja guru, yakni:57
1) Menguasai bahan
2) Mengelola program belajar mengajar
3) Mengelola kelas
4) Menggunakan media (sumber belajar)
5) Menguasai landasan pendidikan
6) Mengelola interaksi belajar-mengajar
7) Menilai prestasi belajar
8) Mengenal fungsi dan layanan bimbingan penyuluhan.
9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10) Memahami dan menafsirkan hasil pendidikan guna keperluan pengajaran.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru
adalah kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar dan
pendidik yang diukur melalui indikator-indikator : menguasai bahan,
mengelola program belajar-mengajar, mengelola kelas, menggunakan media
atau sumber belajar, menguasai landasan pendidikan, mengelola interaksi
belajar mengajar, menilai prestasi belajar, mengenal fungsi dan layanan
bimbingan yang diperlukan, mengenal dan menyelenggarakan administrasi
sekolah dan memahami serta menafsirkan hasil penelitian guna keperluan
pengajaran.
57 Ibid, hlm. 19