Upload
trantram
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB II
TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
II.1 Tinjauan Umum
Pengertian Hotel
Secara umum, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM (bahasa
Latin),artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses
perubahan pengertian dan untuk membedakan antara Guest House dengan Mansion House
(rumahbesar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut dengan
HOSTEL.
Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada masyarakat umum
untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, yang selama menginap para
penginap dikoordinir oleh seorang host, dan semua tamu-tamu yang (selama)
menginap harus tunduk kepada peraturan yang dibuat atau ditentukan oleh host
(HOST HOTEL).
Sesuai dengan perkembangan kata hostel lambat laun mengalami
perubahan. Huruf “S” pada kata hostel tersebut menghilang atau dihilangkan orang,
sehingga kemudian kata hostel berubah menjadi HOTEL seperti apa yang kita kenal sekarang.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hotel adalah bangunan
berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap dan tempat
makan orang yang sedang di perjalanan, bentuk akomodasi yang dikelola secara
komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan,
makan dan minum.
Pengertian hotel dapat disimpulkan dari beberapa definisi hotel, yaitu:
− Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau
keseluruhan bagian untuk jaga pelayanan penginapan, penyedia makanan
dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola
secara komersil (Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT
1987).
− Bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas
penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas sebagai berikut :
• Jasa penginapan
2
• Pelayanan makanan dan minuman
• Pelayanan barang bawaan
• Pencucian pakaian
• Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di
dalamnya.
(Endar Sri,1996:8)
• Sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan
pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi
dengan syarat pembayaran (Lawson, 1976:27).
Jenis Hotel
Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau
sifat khas yang dimiliki wisatawan. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat dari
lokasi dimana hotel tersebut dibangun, sehingga dikelompokkan menjadi:
• City Hotel
Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat
yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek).
City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh
para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang
disediakan oleh hotel tersebut.
• Residential Hotel
Hotel yang berlokasi di daerah pinggiran kota besar yang jauh dari
keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha.
Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena diperuntukkan
bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama. Dengan
sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang
lengkap untuk seluruh anggota keluarga.
• Resort Hotel
Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi
pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti
3
ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-
hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi.
• Motel (Motor Hotel)
Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang
menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan
raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini
diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang
melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil
sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil.
Adapun klasifikasi hotel berdasarkan rating bintang, adalah:
• Hotel Bintang Satu (*)
− Jumlah Kamar Standar minimum 15 kamar
− Kamar mandi didalam
− Luas kamar standar minimum 20 m2
• Hotel Bintang Dua (**)
− Jumlah Kamar Standar minimum 20 kamar
− Jumlah kamar suite minimum 1 kamar
− Kamar Mandi didalam
− Luas Kamar Standar minimum 22 m2
− Luas Kamar Suite minimum 44 m2
• Hotel Bintang Tiga (***)
− Jumlah Kamar Standar minimum 30 kamar
− Jumlah kamar suite minimum 2 kamar
− Kamar Mandi didalam
− Luas Kamar Standar minimum 24 m2
− Luas Kamar Suite minimum 48 m2
4
• Hotel Bintang Empat (****)
− Jumlah Kamar Standar minimum 50 kamar
− Jumlah kamar suite minimum 3 kamar
− Kamar Mandi didalam
− Luas Kamar Standar minimum 24 m2
− Luas Kamar Suite minimum 48 m2
• Hotel Bintang Lima (*****)
memiliki 3 tingkatan yaitu Palm, Bronze, dan Diamond
− Jumlah Kamar Standar minimum 100 kamar
− Jumlah kamar suite minimum 4 kamar
− Kamar Mandi didalam
− Luas Kamar Standar minimum 26 m2
− Luas Kamar Suite minimum 52 m2
Klasifikasi Hotel berdasarkan ukuran hotel.
• Small Hotel
Small hotel adalah hotel kecil dengan jumlah kamar di bawah 150 kamar.
• Medium Hotel
Adalah hotel dengan ukuran sedang, dimana dalam medium hotel ini dapat
dikategorikan menjadi 2, yaitu:
- Hotel dengan jumlah kamar antara 150 – 299 kamar
- Hotel dengan jumlah kamar antara 300 – 600 kamar
• Large Hotel
Adalah hotel dengan klasifikasi sebagai hotel besar dengan jumlah kamar
diatas 600 kamar.
5
Zoning Ruang Hotel
Zoning untuk hotel terbagi atas:
1. Area private
Area untuk pengunjung seperti ruang hotel.
2. Area publik
Area pengunjung, pelayan, dan pegawai hotel.
3. Area semi publik
Area yang hanya orang-orang tertentu bisa mengaksesnya.
4. Area service
Area khusus karyawan.
Area hotel dibagi menjadi dua bagian utama, antara lain:
1. Front of the house (bagian depan hotel)
Area ini termasuk pada area publik dan private, yaitu:
• Enterance hall
Ruang penerima tamu hotel yang menghubungkan ruang luar dengan ruang
dalam hotel.
• Front desk/ Reception desk
Ruang-ruang yang berfungsi sebagai tempat mengelolah administrasi
pengunjung hotel.
• Guest elevator
Alat transportasi vertikal dimana pengunjung dapat mencapai guest room
dan ruang lainnya dari area lobby.
• Sirkulasi
Sarana penghubung antar ruang pada hotel
• Retail area
Area tempat yang berfungsi untuk menyediakan kebutuhan sehari-hari
pengunjung.
• Area tempat makan
Area yang menediakan tempat makan dan minum untuk pengunjung.
Tempat tersebut dapat berupa restoran, coffee shop, lounge, atau bar.
• Ruang serbaguna
6
Ruang yang dapat digunakan untuk pameran, seminar, dan pertemuan.
• Area rekreasi
Area dapat berupa sarana olahraga, dan taman.
• Guest room
Area private yang hanya dapat diakses oleh pengunjung hotel.
2. Back of the house (bagian belakang hotel)
Area ini adalah area service pada hotel yang terbagi atas:
• Daerah dapur dan gudang
Area gudang untuk penyimpanan makanan dan minuman hotel. Gudang
pada hotel terdiri dari gudang kering dan gudang basah.
• Daerah bongkar muat
Area tempat turun naiknya barang dari kendaraan bongkar muat.
• Daerah pegawai/staff hotel
Area karyawan hotel yang berisi loker dan gudang untuk keperluan
karyawan.
• Daerah pencucian dan pemeliharaan
Daerah pencucian berupa daerah untuk mencuci, pengeringan, setrika, dan
mesin press. Pada area pemeliharaan terdapat ruang khusus departemen
pemeliharaan, gudang, tempat menjahit, dan linen.
• Daerah mekanikal dan elektrikal
Ruang dengan peralatan heating dan cooling yang berupa tangki dan ompa
untuk sistem mekanikal hotel.
Area ruang publik dan service harus saling berhubungan dengan batasan-
batasan yang jelas sehingga aktivitas antara dua area tersebut tidak saling
mengganggu. Karena itu, penzoningan merupakan hal penting untuk memisahkan
area publik dan area service.
Definisi kapsul
Kapsul berasal dari bahasa Latin yaitu capsula yang diadaptasi dari bahasa
Perancis menjadi capsule. Kapsul memiliki beberapa definisi yang disesuaikan
dengan bidang-bidang yang bersangkutan.
7
Berdasarkan kamus Merriam-webster, kapsul adalah tempat yang kecil atau
compact atau sebuah tempat yang dapat dipisahkan.
Definisi Hotel Kapsul
Hotel kapsul adalah hotel yang berkembang di Jepang pada awal dekade
1980. Pada saat itu hotel kapsul merupakan penginapan yang diperuntukaan bagi
karyawan yang tidak sempat menaiki transportasi kereta api yang telah berhenti
beroperasi.
Dapat dikatakan hotel kapsul adalah bangunan yang disewakan sebagai
tempat menginap dengan kamar yang berukuran kecil yang juga disebut sebagai
kapsul dengan harga yang cukup murah.
II.2. Kriteria Fasilitas Hotel Bintang 2
Berdasarkan letak tapak yang akan dibangun hotel kapsul ini berada di kota
dan dekat dengan pusat perdagangan Tanah Abang, maka hotel ini dapat
dikategorikan City Hotel.
Dari survey yang dilakukan, hotel yang berada di dekat pusat perdagangan
Tanah Abang ini hanya terdapat hotel dengan kelas melati yang minim dengan
fasilitas dan hotel bintang 4 yaitu Hotel Millenium yang harganya cukup mahal.
Dikarenakan kurangnya keberadaan hotel kelas menengah dengan fasilitas yang
cukup memadai di kawasan Tanah Abang ini maka hotel kapsul yang akan
dibangun dikategorikan Hotel Bintang 2 yang diperuntukan untuk kalangan
menengah dengan fasilitas yang cukup memadai.
Kriteria dari Hotel Bintang 2 adalah:
1. Kamar Tidur
• Minimum 20 kamar dengan luas 22 m2/ kamar
• Minimum terdapat 2 kamar suite dengan luas 44 m2/kamar
• Floor to floor minimum 2,6 meter untuk kamar
2. Ruang Makan atau Restoran
Tidak berdampingan dengan lobby
8
3. Lobby
• Luas minimum 30 m2
• Toilet minimum 1
• Lebar koridor minimum 1,6 meter
4. Utilitas
• Terdapat transportasi vertikal
• Air bersih tersedia 500 liter/orang/hari
• Instalasi air panas/dingin
• Telepon lokal dan interlokal
• Tersedia jaringan komunikasi PABX
• Tersedia televisi, radio
Kriteria bintang ini hanya digunakan untuk menentukan fasilitas-fasilitas
yang akan ada di dalam hotel kapsul tersebut.
II.3. Tinjauan Khusus Topik
Pengertian Sustainable Design
Pengertian pembangunan yang berkelanjutan (sustainable) adalah
pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan masa kini tanpa harus
berkompromi dengan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi
kebutuhan mereka nanti.
(The United Nations World Commision on Environment and Development, Laporan
Brundtland, 1987).
Tujuan dari sustainable adalah lebih bertanggung jawab terhadap
lingkungan dan juga terhadap manusia. Untuk menggambarkan sebuah desain
berkelanjutan terdapat beberapa cara, yaitu:
• Mengurangi
• Menggunakan kembali
• Daur ulang
• Memperbaharui
Dalam mendesain bangunan, seharusnya memikirkan bagaimana
meningkatkan kualitas bangunan agar lebih baik untuk ditinggali dan digunakan
oleh manusia. Sebaiknya sustainable design dapat mengurangi dampak pada
9
lingkungan. Pada desain bangunan seharusnya ada keseimbangan dari sisi
lingkungan, sisi sosial dan juga sisi ekonomi.
Gambar II.2.1. Skema pembangunan berkelanjutan
Sumber: google
Selain cara diatas, adapun beberapa prinsip dasar sustainable design yang
umum diterima adalah meliputi aspek-aspek:
- Low-impact material: memanfaatkan bahan non-toxic dan diproduksi
secara ramah lingkungan (misalnya: pembuatannya hanya membutuhkan sedikit
energi).
- Efisiensi energi: menggunakan atau membuat produk yang hanya
membutuhkan sedikit energi.
- Kualitas dan daya tahan: produk yang berfungsi baik (memiliki umur
pakai) secara lama berarti mengurangi perawatan atau penggantian.
- Sehat: produk tidak berbahaya bagi pengguna/penghuni dan lingkungan
sekitarnya, bahkan bisa menunjang aspek kesehatan secara luas.
(http://www.greendesigncommunity.org)
Arsitektur Hemat Energi
Menurut Tri Harso Karyono (2010), arsitektur hijau merupakan suatu
rancangan lingkungan binaan, dan kawasan. Suatu rancangan hemat energi harus
memenuhi kriteria hemat dalam menggunakan sumber daya alam, meminimalkan
dampak negatif yang ditimbulkan, dan dapat meningkatkan kualitas hidup manusia.
Standar bangunan hijau dapat terlihat dari aspek-aspek:
• Pemilihan tapak
10
• Pengolahan tapak
• Transportasi
• Konservasi air
• Penghematan energi
• Penggunaan material yang berkelanjutan
• Pengolahan limbah
Bangunan yang baik adalah bangunan yang dibangun tetapi tidak
menimbulkan kerusakan tapak dan tidak menmbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan sekitar, misalnya banjir. Pengolahan tapak akan dilakukan seefektif
mungkin agar dapat efisien dalam penggunaan energi, air dan sumber daya yang
lainnya.
Penghematan energi yang dibicarakan lebih kepada penghematan
operasional bangunan. Perancangan dan tata letak suatu bangunan sangat
mempengaruhi penggunaan energi pada bangunan tersebut.
Dalam menurunkan suhu di dalam ruangan adalah dengan mengurangi
perolehan panas matahari yang akan mengenai bangunan. Pengurangan panas
matahari ini dapat melalui pengolahan fasade bangunan, misalnya double skin
facade atau dengan penanaman pohon disekitar bangunan.
Dengan mengurangi perolehan panas matahari, makan suhu udara di dalam
ruangan akan rendah dan terasa nyaman. Berdasarkan penelitian Tri Harso
Karyono, suhu nyaman suatu ruangan adalah 24,5oC – 28,5 oC. Dengan
memperhatikan hal-hal diatas maka penggunaan pengkondisian udara mekanis
(AC) akan menjadi lebih rendah dan akan berdampak pada menghemat penggunaan
energi listrik.
Menurut Brenda dan RobertVale dalam buku Green Architecture Design
for A Sustainable, prinsip dari green architecture adalah
a. Hemat Energi / conserving energy
Meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik dalam
pengoperasian bangunan.
b. Memperhatikan kondisi iklim / working with climate
11
Dalam perancangan bangunan haruslah berdasarkan iklim yang berlaku
dilokasi tapak.
c. Minimizing new resources
Merancang bangunan dengan mengoptimalkan kebutuhan sumber daya alam
yang baru atau dengan penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya
bagi ekosistem dan sumber daya alam.
d. Respect for site
Bangunan yang akan dibangun sebaiknya tidak merusak kondisi tapak aslinya,
dan tidak merusak lingkungan yang ada.
e. Respect for user
Dalam merancangan sebuah bangunan sebaiknya memperhatikan pengguna
bangunan agar semua kebutuhan penggunan dapat terpenuhi.
f. Holism / menetapkan prinsip green architecture
Prinsip-prinsip green architecture dapat digunakan berdasarkan dari kebutuhan
bangunan.
Dalam bangunan hemat energi sangat perlu memperhatikan bagaimana
energi digunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan di dalam bangunan, seperti:
untuk pendingin ruangan, pencahayaan di dalam bangunan, mekanikal dan
penggunaan lainnya (Ir. Bonifasius Heru Santoso Soemarno, M.App.Sc).
Sustainable design tidak sebatas pengaplikasian material atau
meminimalkan energi, tetapi lebih memikirkan bagaimana bangunan itu dimasa
yang akan datang. Dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada di sekitar tapak
merupakan kunci dari sustainable design.
Arsitektur hemat energi berdasarkan pada prinsip konservasi energi.
Konsep hemat energi merupakan hal penting yang dapat digunakan dalam berbagai
bidang. Pendekatan perancangan hemat energi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
12
1. Perancangan aktif
Perancangan aktif adalah salah satu cara penghematan energi dengan bantuan
alat-alat teknologi yang dapat mengontrol, mengurangi pemakaian energi dan
menghasilkan energi baru. Dalam perancangan aktif, arsitek juga menerapkan
perancangan secara pasif. Tanpa penerapan perancangan pasif, penggunaan
energi dalam bangunan akan tetap tinggi.
2. Perancangan pasif
Perancangan pasif adalah cara penghematan energi melalui pemanfaatan energi
matahari secara pasif, tanpa mengkonversikan energi matahari menjadi energi
listrik. Rancangan pasif lebih mengandalkan kemampuan arsitek bagaimana
rancangan bangunan dengan sendirinya mampu dan dapat mengantisipasi iklim
luar. Perancangan pasif pada wilayah tropis basah seperti Indonesia umumnya
dilakukan untuk mengupayakan bagaimana pemanasan bangunan karena radiasi
matahari dapat dicegah. Sinar matahari yang terdiri dari cahaya dan panas, hanya
akan dimanfaatkan komponen cahayanya.
Menurut Ken Yeang (1999), Perancangan pasif berbasis pada kondisi iklim
setempat. Berikut ini adalah beberapa metode perancangan pasif yang dapat
digunakan dalam merancang bangunan hemat energi, dengan menggabungkan
sistem pasif dan aktif demi bentuk keberlanjutan ekologis dari energy:
− Konfigurasi bentuk bangunan dan perencanaan tapak.
− Orientasi bentuk bangunan (dari fasad utama dan bukaan).
− Desain fasad (termasuk jendela, lokasi, ukuran dan detail).
− Perangkat penahan radiasi matahari ( misalnya double skin facade)
− Perangkat pasif siang hari.
− Warna dan bentuk selubung bangunan.
− Tanaman vertical.
− Angin dan ventilasi alami.
Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien
dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit,
ataupun dengan mengurangi konsumsi penggunaan energi. Dengan penghematan
energi dapat mengurangi biaya, meningkatkan nilai lingkungan dan kenyamanan.
13
Yang seharusnya dilakukan adalah mencari cara agar konsumsi energi dalam
bangunan dapat dikurangi. Karena iklim indonesia yang sangat panas dan udara
yang sangat berpolusi, maka penghawaan buatan sangatlah enting dan dengan
meniadakan penghawaan buatan membuat tidak nyaman.
Penghawaan merupakan ertukaran antara udara luar dengan udara dalam
ruangan. Pertukaran ini daapat dilakukan dengan penghawaan buatan dan
penghawaan alami.
II.3.1. Penghawaan Alami
Penghawaan alami dapat diterapkan pada bangunan jika kualitas udara luar
lebih baik dibanding dengan udara di dalam bangunan. Kondisi udara di sekitar
tapak sangat tidak memungkinkan menggunakan penghawaan alami.
Hal terpenting dalam penghawaan alami adalah pergerakan angin. Angin
menjadi hal terpenting dalam mengairkan udara. Menurut Ken Yeang kecepatan
angin mulai terasa antara 1,6-3,3m/s dan bisa mengganggu bila diatas 5,4 m/s.
Penghawaan alami mempunyai manfaat:
1. Kenyamanan Thermal
Kenyamanan thermal sangat dipengaruhi oleh subjektifitas masing-masing
orang. Berdasarkan Robert McDowall (Fundamental of HVAC System, 2008) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kenyamanan thermal, yaitu:
a. Aktivitas Pengguna
Berdasarkan aktivitas dari duduk, berjalan, dan berlari akan meningkatkan
produksi panas yang dihasilkan oleh tubuh. Tubuh akan memproduksi panas
paling sedikit saat tertidur.
b. Jenis Pakaian
Pakaian juga menentukan panas yang dihasilkan oleh tubuh. Seperti yang
kita ketahui bila kita memakai pakaian yang bersifat insulator maka kita
tetap bisa memakainya dengan nyaman pada suhu yang lebih rendah.
14
Tabel II.3.1.1. Daftar Insulator dari Jenis Pakaian
Sumber : Robert McDowall (Fundamental of HVAC System, 2008, p32-42)
c. Suhu Udara
Sangat sulit untuk menentukan suhu udara yang ideal bagi tubuh, karena
suhu di kepala maupun di kaki akan mengalami perbedaan. Namun untuk
daerah tropis suhu ideal tubuh berada di kisaran 24-28°C.
d. Radiasi Suhu
Dalam bangunan, lantai langit-langit, dinding hampir mempunyai suhu yang
sama. Namun apabila seseorang sedang duduk dekat jendela akan terasa
bagaimana panas terkonveksi lewat kaca.
e. Kelembaban
Kelembaban rendah : indikasi dari kelembaban rendah adalah kulit kering
dan mata kering.
Kelembaban tinggi : apabila konsentrasi air dalam udara begitu tinggi,
secara teknis bisa hingga 100% pada 16°C.
f. Kecepatan Udara
Semakin tinggi kecepatan udara di atas tubuh maka akan semakin besar efek
pendinginan, dan kecepatan minimal yang dibutuhkan sekitar 0.2m/s.
2. Sebagai supply udara segar
Sebuah penelitian mengatakan dengan ventilasi alami, suhu 30,5oC bisa
turun sampai 21,5oC dengan asupan udara segar hingga 0.14-1.5m3.
15
3. Pendinginan Struktur
Secara pasif struktur akan menyerap panas, namun akan lambat dalam
melepaskan panas. Dengan adanyaventilasi maka bagian dalam maupun luar
struktur bisa mengalami pendinginan dengan mempercepat penguapan pada bidang
struktur. Dengan adanya pergerakan udara (angin) maka dapat membantu proses
pendinginan struktur.
II.3.2. Iklim dan Strategi Desain
Dalam buku Dasar-dasar Arsitektur Ekologis, Heinz Frick menjelaskan
iklim merupakan susunan keadaan atmosferis dan cuaca dalam jangka waktu dan
daerah tertentu.
Berdasarkan kamus Oxford, iklim adalah suatu daerah dengan kondisi suhu,
kering, angin, cahaya, dan lain-lain tertentu. Sedangkan cuaca adalah keadaan
lingkungan atmosfir pada suatu masa tertentu dan suatu lokasi tertentu. Iklim
digolongkan menjadi iklim makro dan iklim mikro.
• Iklim makro merupakan iklim suatu negara, benua, atau daerah tertentu.
Iklim tersebut menurut sifat digolongkan menjadi 3 yaitu daerah tropis
lembap, daerah tropis kering dan daerah pegunungan.
• Iklim mikro merupakan iklim dilapisan udara dekat permukaan bumi.
Iklim makro di Indonesia sendiri yaitu tropis lembab dimana daerah
beriklim ini mengalami hujan dan kelembapan tinggi dengan suhu yang ampir
selalu tinggi. Angin sedikit, radiasi matahari sedang sampai kuat, dan pertukaran
panas kecil karena tingginya kelembapan.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan di Indonesia dengan iklim tropis
basah yaitu, bangunan sebaiknya terbuka dengan jarak yang cukup antara masing-
masing bangunan, untuk menjamin sirkulasi udara yang baik. Orientasi utara-
selatan, untuk mencegah pemanasan fasade yang lebih lebar. Ruang sekitar
bangunan diberi peneduh, tanpa mengganggu sirkulasi udara. Persiapan penyaluran
air hujan dari atap dan halaman. Bangunan ringan dengan daya serap panas yang
rendah.
16
Dalam mendesain bangunan akan mengikutin prinsip dasar dalam
mendesain. Ada 3 prinsip dasar dalam mendesain bangunan, yaitu:
a. Desain untuk iklim (design for a climate)
b. Desain untuk lingkungan fisik dan sosial (design for the physical and social
environment)
c. Desain untuk waktu, baik siang atau malam, musim atau lama bangunan dan
desain bangunan yang akan beradaptasi dari waktu ke waktu.
Setiap bangunan didesain berbeda-beda sesuai dengan iklim dimana
bangunan tersebut akan dibangun. Daerah yang beriklim tropis, sub tropis, dan
dingin akan memiliki ciri atau kriteria bangunan yang berbeda-beda.
Tabel II.3.2.1. Ciri Bangunan Sesuai Iklim
Iklim Ciri/ kriteria Bangunan
Tropis Pada iklim tropis, bangunan akan
didesain dengan banyak bukaan.
Bangunan didesain dengan megutamakan
pembayangan agar bangunan tidak terlalu
panas.
Sub tropis Pada iklim tropis, bangunan akan
menggunakan balkon atau beranda
sebagai salah satu strategi perancangan.
Dinding bangunan akan lebih tebal.
Dingin Pada iklim dingin, bangunan akan
memiliki ruangan peralihan sebelum
benar-benar masuk ke dalam rumah.
Sumber : Sue Roaf, Manuel Fuentes and Stephanie Thomas, Ecohouse
II.3.3. Energi
Menurut Prasasto Satwiko (2005), energi adalah kemampuan untuk
mengerjakan sesuatu. Energi dapat ditemukan dalam beragam bentuk, seperti
energi kimia, energi listrik, energi cahaya, energi panas, energi mekanik, dan
energi nuklir. Hukum kekekalan energi menyebutkan bahwa energi tidak dapat
dimusnahkan dan diciptakan. Energi hanya dapat berubah-ubah bentuk.
17
Listrik adalah energi yang saat ini paling sering kita gunakan. Listrik
disebut sebagai sumber energi sekunder. Kita memperoleh energi listrik dengan
mengkonversi sumber energi lain (batubara, minyak bumi, nuklir, dll) menjadi
energi listrik.
Idealisme dari Arsitektur Hemat Energi adalah kita harus menyadari
resiko dari setiap pilihan yang kita ambil untuk menggunakan energi. Saat ini
sumber-sumber energi yang paling sering digunakan untuk dikonversikan menjadi
energi listrik adalah batubara, minyak bumi, gas, yang merupakan energi yang
tidak dapat diperbaharui. Dengan demikian, energi tersebut lama kelamaan akan
habis.
Oleh karena itu, energi yang akan dikonversikan menjadi energi listrik
yaitu dengan menggunakan energi yang dapat diperbaharui, yaitu matahari, angin
dan air.
Kita ketahui negara Indonesia merupakan wilayah yang memiliki iklim
tropis karena dilewati oleh garis khatulistiwa. Wilayah Indonesia akan selalu
disinari matahari selama 10-12 jam dalam sehari. Potensi sumber energi matahari
di Indonesia sangat perlu dimanfaatkan sebagai energi alternatif ataupun sebagai
pencahayaan alami.
II.3.4. Double Skin Facade
Definisi Double skin facade
Double skin facade menggabungkan strategi perancangan pasif dengan
penghawaan alami (ventilasi silang). Double skin facade terdiri dari beberapa
jenis. Konsep double skin facade adalah lapisan luar kaca dan lapisan dalam kaca.
Pada umumnya double skin facade adalah konstruksi dinding kaca ganda
(double skin construction) dengan rongga udara antara 35cm-50cm antara kaca
luar dan kaca dalam.
Double skin facade pada dasarnya adalah sepasang kaca yang dipisahkan
oleh koridor udara. Ruang udara antara lapisan kaca berfungsi sebagai isolasi
terhadap suhu, angin dan suara. 3 jenis sistem dasar dari double skin facade
adalah:
18
1. Buffer system
Sistem ini mendahului isolasi gelas dan diciptakan untuk
mempertahankan cahaya matahari ke dalam bangunan sambil meningkatkan
isolasi dan sifat suara dari sistem dinding. Menggunakan dua lapisan kaca
tunggal berjarak 250-900 mm terpisah, disegel dan memungkinkan udara
segar ke dalam gedung melalui cara-cara terkontrol atau box type windows
yang memotong melalui kulit ganda secara keseluruhan. Perangkat Shading
dapat dimasukkan dalam rongga. Contoh modern dari jenis ini adalah
Occidental Chemical / Hooker Bangunan di Air Terjun Niagara, New York.
Gedung ini memungkinkan asupan udara segar di dasar rongga udara dan
exhausts di bagian atas.
Gambar II.3.4.1. Buffer System
Sumber: Terri Meyer Boake, The Tectonics of the Double Skin
2. Extract air system
Satu dari lapisan double skin facade ditempatkan pada interior sebuah
facade utama. Ruang udara antara dua lapisan kaca menjadi bagian dari
sistem HVAC. Udara yang terkandung dalam sistem ini menggunakan sistem
HVAC. Pada sistem ini udara segar dipasok secara mekanis. Perangkat
Shading sering dipasang di rongga. Rongga kaca bekisar sekitar 150 mm
sampai 900 mm dan merupakan fungsi dari ruang yang diperlukan untuk
mengakses rongga untuk membersihkan. Sistem ini digunakan di mana
ventilasi alami tidak mungkin (misalnya di lokasi dengan suara tinggi, angin
atau asap).
19
Gambar II.3.4.2. Extract Air System
Sumber: Terri Meyer Boake, The Tectonics of the Double Skin
3. Twin face system
Sistem ini terdiri dari dinding tirai konvensional atau sistem massa
dinding termal di dalam kaca tunggal kulit bangunan. Perangkat Shading
dapat dimasukkan. Sistem ini harus memiliki ruang interior minimal 500
sampai 600 mm untuk memungkinkan pembersihan. Sistem ini dapat
dibedakan dari Buffer System dan Extract Air System dengan memasukkan
udara dari bukaan di kulit untuk memungkinkan ventilasi alami.
Kulit kaca luar digunakan untuk memblokir / memperlambat angin
dalam gedung bertingkat tinggi dan memungkinkan bukaan interior untuk
akses udara segar tanpa kebisingan. Jendela pada façade interior dapat
dibuka. Penggunaan jendela dapat digunakan untuk malam hari sebagai
pendinginan ruangan dengan demikian mengurangi beban pendinginan sistem
HVAC bangunan. Untuk kontrol suara, bukaan di kulit luar dapat
ditempatkan jauh dari jendela pada facade interior. Menara di Jerman RWE
akan melambangkan sebuah bangunan Twin Face System.
20
Gambar II.3.4.3. Twin Face System
Sumber: Terri Meyer Boake, The Tectonics of the Double Skin
Menurut Uuttu (2001), menggambarkan facade kulit ganda adalah
sepasang kulit ganda yang dipisahkan oleh koridor udara (disebut juga rongga
atau ruang tengah) dengan lebar 20 cm sampai beberapa meter. Lapisan utama
kaca biasanya tertutup yang berfungsi sebagai bagian dari dinding struktural
konvensional atau dinding tirai, sementara lapisan tambahan berupa kaca tunggal
yang ditempatkan di depan atau di belakang kaca utama. Lapisan ruang udara
diantara kedua kaca berfungsi sebagai isolasi terhadap suhu ekstrim dan cuaca.
Saelens (2002), mendefinisikan facade kulit ganda sebagai konstruksi
facade yang terdiri dari dua permukaan transparant yang dipisahkan oleh rongga
dan digunakan sebagai saluran udara. Definisi ini mencakup 3 elemen utama
yaitu:
• Pembangunan facade
• Transparansi ikatan permukaan
• Aliran rongga udara
Menurut BBRI dalam buku A Satisfactory Descriptionof the Structure of a
Double Skin Facade System, lapisan dari double skin facade terdiri dari:
• Exterior Glazing (kaca bagian luar): biasanya berupa kaca tunggal dan
dapat sepenuhnya menggunakan kaca.
• Interior Glazing (kaca bagian dalam): unit kaca ganda yang tidak
sepenuhnya menggunakan kaca.
21
• Rongga udara diantara dua panel: dapat benar-benar alami, atau
menggunakan kipas (ventilasi mekanik). Lebar rongga bervariasi
tergantung dari fungsi dan konsep yang diterapkan pada facade tersebut,
biasanya 200 mm – 2m.
• Jendela bagian dalam yang dapat dibuka oleh pengguna: hal ini
memungkinkan penggunaan penghawaan alami.
• Shading surya didalam rongga udara yang dapat dikendalikan secara
otomatis
Klasifikasi Double Skin Facade
Dalam double skin facade terdapat beberapa kategorisasi. The
Environmental Engineering firm of Battle McCarthy di Inggris, menciptakan
kategorisasi dari 5 jenis primer yang berdasarkan kesamaan konfigurasi facade
dan cara operasinya, yaitu:
• Kategori A: kulit dalam tertutup
• Kategori B: kulit dalam dan luar dapat dibuka
• Kategori C: kulit dalam dapat dibuka dengan rongga ventilasi mekanik,
dan pembuangan panas terkontrol.
• Kategori D: rongga tertutup
• Kategori E: pembatas akustik
Oesterle et al (2001), mengkategorikan facade kulit ganda berdasarkan
dengan mempertimbangkan jenis dari rongga, yaitu:
• Box window type (tipe jendela kotak)
Partisi horizontal dan vertikal membagi facade dalam bentuk kotak yang
lebih kecil dan independen.
• Shaft box type
Satu set elemen jendela kotak ditempatkan pada bagian facade, yang
terhubung melalui poros vertikal yang terletak di facade.
• Corridor facade (koridor facade)
Partisi horizontal yang berfungsi sebagai akustik, keamanan kebakaran
ataupun sebagai ventilasi.
• Multi storey Double Skin Facade
22
Tidak berupa partisi horizontal atau vertikal diantara kedua kulit. Rongga
ventilasi udara diwujudkan melalui bukaan besar didekat lantai dan atap.
Arons (2000) mendeskripsikan dua tipe facade, yaitu:
• Airflow Facade
Facade ganda yang kontinu setidaknya satu lantai dengan saluran masuk.
• Airflow Window
Facade daun ganda yang memiliki ruang masuk dan keluar dengan jarak
vertikal antara lantai dan langit-langit.
Kragh (2000), mengkategorikan facade kulit ganda menurut fungsi dari rongga
(tipe ventilasi) dalam 3 jenis:
• Naturally Ventilated Wall (dinding berventilasi)
Kulit ekstra yang ditambahkan ke luar facade bangunan. Pada masa tanpa
radiasi matahari, kulit ekstra menyediakan tambahan panas. Pada masa
radiasi matahari, kulit secara alami berventilasi dari / ke luar yaitu udara
dalam rongga naik ketika dipanaskan oleh matahari. Keuntungannya
adalah panas matahari berkurang karena udara panas keluar. Perbedaan
suhu antara udara luar dan udara panas dalam rongga harus signifikan agar
sistem bekerja. Dengan demikian jenis facade ini tidak dapat
direkomendasikan untuk iklim panas.
• Active Wall
Sebuah kulit ekstra yang diterapkan pada bagian dalam selubung
bangunan. Udara didalam dikembalikan melewati rongga facade dan
kembali ke sistem ventilasi. Pemanasan sinar matahari dapat dipulihkan
dengan cara pertukaran panas melalui ventilasi. Pada saat musim dingin,
suhu permukaan dari kaca bagian dalam tetap mendekati suhu kamar yang
menyebabkan peningkatkan kenyamanan penghuni. Facade tipe ini
dianjurkan untuk iklim dingin, karena meningkatkan kenyamanan selama
musim dingin.
23
• Interactive Wall
Interactive wall sama seperti naturally ventilated wall dengan perbedaan
signifikan tentang ventilasi. Sistem bekerja pada situasi suhu tinggi karena
tidak tergantung pada efek tumpukan. Dengan demikian sistem ini ideal
untuk iklim panas dengan beban pendinginan yang tinggi. Pada malam
hari, ventilasi dapat diminimalkan agar kenyamanan meningkat.
Memungkinkan penggunaan jendela yang dapat dibuka untuk ventilasi
alami, bahkan dibangunan tinggi.
Pada double skin facade kecepatan udara dan jenis aliran udara dalam
rongga akan tergantung pada:
• Luas rongga (baik untuk ventilasi mekanis dan alami)
• Jenis bukaan bagian dalam (untuk ventilasi mekanis ataupun alami)
• Jenis bukaan bagian luar (untuk ventilasi alami)
Oesterie et al (2001), mengatakan ketika rongga antar kulit facade relatif
pendek (kurang lebih 40 cm) akan menyebabkan tekanan yang signifikan. Jika
tidak, rongga tidak menghasilkan resistensi besar untuk aliran udara.
Pemodelan dan simulasi dari rongga double skin facade merupakan tugas
yang rumit, karena elemen yang berbeda berinteraksi satu sama lain yang
mempengaruhi fungsi rongga. Upaya untuk modl rongga difokuskan pada:
• Simulasi aliran udara
• Perhitungan suhu pada ketinggian yang berbeda
• Simlasi siang hari
Prosedur dari perancangan bangunan dengan double skin facade adalah
• Mendefinisikan fungsi double skin facade pada suatu gedung, termasuk
mengenai aliran udara, panas, pengurangan kebisingan.
• Memilih jenis double skin facade, komponen-komponennya, bahan dan
dimensi double skin facade yang memenuhi persyaratan.
• Mengoptimalkan desain sistem HVAC.
• Memilih strategi pengendalian untuk mengawasi seluruh sistem.
24
Rongga yang lebih kecil akan menghambat aliran yang lebih besar dan
aliran kecil akan menggalir melalui rongga. Disisi lain rongga yang kecil lebih
intensif saat perpindahan panas dan pertumbuhan suhu udara yang lebih tinggi di
dalam rongga. Hal ini menyimpulkan:
1. Pada suhu dingin akan lebih cocok untuk menggunakan rongga yang kecil untuk
membatasi aliran dan meningkatkan suhu di dalam rongga.
2. Pada suhu panas, double skin facade harus bekerja sebagai layar untuk panas
matahari. Rongga untuk suhu atau pertukaran udara dan tirai akan lebih tinggi.
Menurut Di Maio dan Van Paassen (2000) dalam buku “Second Skin
Facade Simulation with Simulink Code” menyimpulkan bahwa rongga yang kecil
lebih berguna, karena dapat memberikan aliran udara yang lebih tinggi dan lebih
panas dibandingkan dengan aliran udara pada rongga luas. Hal ini hanya dapat
digunakan pada iklim dingin, sedangkan pada iklim tropis lebih cocok dengan
rongga yang lebih luas.
Berdasarkan simulasi, Double skin facade dibedakan menjadi 4 tipe, yaitu:
1. Double skin facade dengan pengontrol aliran udara melalui rongga.
Facade bertingkat tanpa sambungan bukaan yang memungkinkan udara
yang akan diekstraksi keluar. Hanya ada satu inlet untuk ventilasi aliran udara pada
bagian bawah facade. Ventilator terkontrol memberikan aliran udara yang
diinginkan untuk setiap ruangan (80 m3/jam).
Gambar II.3.4.4. Controlled air flow in the cavity
Sumber : Harris Poirazis, Double Skin Façades for Office Buildings
25
2. Double skin facade yang tidak ada sambungan terbuka disetiap lantai.
Pada rongga tidak ada aliran udara terkontrol dan tidak ada peredam sama
sekali pada sistem ini. Bagian atas facade yang terbuka memungkinkan udara
diekstraksi.
Gambar II.3.4.5. Uncontrolled air flow in the cavity
Sumber : Harris Poirazis, Double Skin Façades for Office Buildings
3. Double skin facade dengan persimpangan terbuka antara bagian luar dan rongga
pada setiap lantai.
Ini menyebabkan pertukaran panas antara udara di dalam rongga dan udara
luar. Aliran udara utama adalah sama seperti pada sistem ke dua. Para ahli
menyatakan bahwa sistem ini harus menjadi sistem yang terbaik untuk musim
panas saat pendinginan diperlukan. Karena sambungan terbuka, awal pemanasan
udara pada rongga akan jauh lebih rendah daripada disistem lain dengan
persimpangan tertutup.
Gambar II.3.4.6. Open junctions in each floor
Sumber : Harris Poirazis, Double Skin Façades for Office Buildings
26
4. Double skin facade dengan persimpangan terbuka pada setiap tingkat tetapi
masing-masing lantai terpisah satu sama lain.
Akibat dari sistem ini adalah setiap lantai menciptakan sistemnya sendiri.
Para ahli menyatakan bahwa dalam sistem ini akan menjadi yang paling nyaman
karena modul sistem yang sama dapat digunakan pada setiap lantai. Sistem ini
juga dapat menghindari permasalahan perbedaan suhu yang besar pada ketinggian
yang berbeda (pada setiap lantai suhu dalam rongga kurang lebih sama).
Gambar II.3.4.7. Each storey is separated
Sumber : Harris Poirazis, Double Skin Façades for Office Buildings
Sistem pengendalian memiliki tiga tugas untuk memenuhi penggunaan
komponen pasif dan komponen aktif,yaitu:
- Menjaga tingkat suhu di dalam gedung
- Jumlah pasokan udara ventilasi cukup untuk bangunan
- Memastikan jumlah cahaya yang tepat di dalam gedung
Untuk ventilasi yang baik disarankan jarak antara bayangan matahari
dengan kulit luar facade minimal 15 cm.
II.3.5. Keuntungan dan Kekurangan Double Skin Facade
Keuntungan Double Skin Facade
1. Biaya konstruksi yang lebih rendah dibandingkan dengan solusi yang dapat
diberikan oleh penggunaan panel elektrokronil, termokromik atau
fotokromik (sifat berubah sesuai dengan kondisi iklim atau lingkungan).
Meskipun panel menjanjikan, tetapi sangat mahal. Pada sisi lain double skin
facade dapat mencapai kualitas keragaman melalui kombinasi.
27
2. Isolasi Suara
Menurut pandangan beberapa ahli, isolasi suara dapat menjadi salah satu
alasan paling penting untuk menggunakan double skin facade.
3. Isolasi Panas
Sistem double skin facade dapat memberikan isolasi panas yang lebih besar.
4. Ventilasi Malam Hari
Selama musim panas, ketika suhu luar lebih dari 26oC, ada kemungkinan
bahwa interior ruangan dapat panas dengan mudah. Akan menghemat energi
jika menggunakan ventilasi alami untuk mendinginkan ruangan pada malam
hari.
5. Penghematan energi dan dampak lingkungan berkurang
Pada prinsipnya double skin facade dapat menghemat energi ketika
dirancang dengan benar. Menurut Oesterle et al (2001) “penghematan energi
yang signifikan dapat dicapai dimana double skin facade membuat ventilasi
jendela dan memanfaatkan ventilasi alami”.
6. Perlindungan yang lebih baik dari bayangan
Sejak naungan atau perangkat pencahayaan ditempatkan di dalam rongga
antara double skin facade, bangunan terlindungi dari angin dan hujan.
7. Pengurangan efek tekanan angin
Double skin facade dapat berfungsi untuk mengurangi efek tekanan angin
pada bangunan.
8. Ventilasi alami
Salah satu keuntungan utama dari double skin facade adalah dapat
memungkinkan penggunaan ventilasi alami. Jenis yang berbeda dapat
diterapkan pada iklim yang berbeda, orientasi, lokasi dan jenis bangunan
untuk menyediakan udara segar. Pemilihan jenis double skin facade sangat
28
penting bagi suhu, kecepatan udara, dan kualitas udara di dalam gedung. Jika
dirancang dengan baik, ventilasi alami dapat menyebabkan pengurangan
konsumsi energi selama pengoperasian bangunan dan meningkatkan
kenyamanan penghuni.
9. Kenyamanan thermal
Suhu dinding bagian dalam = udara di dalam rongga double skin facade
lebih hangat (dibandingkan dengan suhu di luar ruangan). Sistem dirancang
sangat baik pada musim panas sehingga suhu di dalam rongga tidak akan
meningkat secara dramatis. Kombinasi yang tepat antara double skin facade
dengan geometri, ukuran bukaan, jenis dan posisi shading, dan jenis panel
bisa menjamin hasil yang lebih baik untuk setiap jenis bangunan dan iklim.
10. Pintu darurat
Claessens dan De Hedre menyebutkan ruangan kaca dari double skin facade
dapat digunakan sebagai pintu darurat.
Kekurangan Double Skin Facade
1. Biaya konstruksi lebih tinggi dibandingkan dengan facade konvensional.
2. Proteksi kebakaran
Belum ada kejelasan apakah double skin facade baik atau tidak mengenai
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan.
3. Tambahan biaya pemelihataan dan operasional
Double skin facade memiliki biaya yang lebih tingi mengenai konstruksi,
pembersihan, operasional, perbaikan dan pemeliharaan dibanding dengan
jenis facade tunggal.
4. Permasalahan panas yang berlebihan
Jika double skin facade tidak dirancang dengan baik, memungkinkan suhu
udara di dalam rongga akan meningkat dan ruangan di dalam akan terlalu
29
panas. Jager (2003) menatakan bahwa untuk menghindari panas yang
berlebihan, jarak minimum antara panel dalam dan luar tidak boleh kurang
dari 200 mm.
5. Peningkatan kecepatan aliran udara di dalam rongga
6. Penambahan berat pada struktur
Tambahan kulit akan meningkatkan berat konstruksi dan mengakbatkan
meningkatnya biaya.
Penghematan energi: Rancangan hemat energi
• Meminimalkan perolehan panas matahari
Menghalangi radiasi matahari lngsung pada dinding transparan yang dapat
mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca, yang dapat menaikan suhu di dalam
bangunan.
• Orientasi bangunan utara- selatan
• Organisasi ruang
Dinding-dinding ruang pada bagian barat akan mendapatkan radiasi matahari
siang dan sore yang sangat tinggi dan ruangan di dalamnya akan menjadi panas.
• Pemaksimalan pelepasan panas pada bangunan
Pelepasan panas pada bangunan terjadi melalui:
- Proses radiasi
Umumnya terjadi pada malam hari ketika suhu udara sekitar bangunan turun,
maka akan terjadi perpindahan panas secara radiasi dari bangunan ke udara
sekitar bangunan.
- Proses konduksi
Pelepasan panas melalui konduksi terjadi dari bangunan ke tanah, dimana
panas bangunan mengalir melalui struktur, dinding, dan lantai ke tanah
dibawahnya.
- Proses konveksi
30
Pelepasan panas melalui proses konveksi terjadi setiap waktu melalui udara
yang bergerak (angin). Angin dapat mengambil anas dari bangunan sehingga
bangunan akan lebih dingin. Aliran udara sangat berpengaruh menciptakan
efek dingin pada tubuh manusia sehingga sangat membantu dalam
pencapaian kenyamanan manusia.
• Meminimalkan radiasi panas dari plafond
Atap yang cukup tinggi (volume ruang antara penutup atap dan langit-langit)
membantu mengurangi pemanasan ruang-ruang yang berada dibawahnya.
• Manfaatkan radiasi matahari tidak langsung untuk menerangi ruangan di
dalam bangunan
Untuk menerangi ruangan sebaiknya tidak menggunakan cahaya langsung
matahari tetapi menggunakan cahaya diffuse matahari. Cahaya ini tidak
memberikan efek panas terhadap ruang yang diterangi.
• Mengoptimalkan ventilasi silang (pada bangunan yang tidak menggunakan
AC)
Pada ruangan yang tidak menggunakan AC, usahakan agar terjadi pertukaran
udara (ventilasi silang). Aliran udara penting untuk menciptakanefek dingin bagi
tubuh manusia. Ventilasi silang terjadi jika ada dua bukaan di sisi yang berbeda
pada bangunan.
• Pewarnaan pada dinding luar bangunan
Warna terang cenderung memantulkan panas, sementara itu warna gelap
menyerap lebih banyak panas.
Kesimpulan Tinjauan umum dan Tinjauan Khusus:
• Hotel Kapsul yang akan di bangun harus dapat menghemat energi yang
diperlukan dalam operasional terutama dalam hal penghawaan.
• Cara menekan penghawaan buatan adalah dengan meningkatkan penghawaan
alami.
31
• Optimalisasi penghawaan alami bisa pada daerah-daerah yang mempunyai
fungsi sebagai publik area yang bersifat service. Namun perlu tetap
memperhatikan faktor kenyamanan.
• Hal yang perlu diperhatikan adalah kecepatan angin, cara-cara meminimalkan
radiasi yang diterima oleh bangunan agar beban pendinginan tidak terlalu berat.
• Double Skin Facade yang akan digunakan adalah tipe multi-storey facade karena
pada double skin tipe ini terdapat ventilasi udara yang diwujudkan dari bukaan
besar didekat lantai dan atap.
II.4. Tinjauan Terhadap Tapak
Alternatif tapak:
Gambar II.4.1. Alternatif Tapak 1
Berikut ini adalah data lahan tapak yang diperoleh berdasarkan peraturan yang
berlaku:
� Luas lahan : ± 8.103,5 m2
� Massa bangunan : Tunggal
� KDB : 60%
� Luas lantai dasar yang boleh dibangun : 60% x 8.103,5=4.862,1 m2
� KLB : 3,50
32
� Luas total bangunan yang boleh dibangun : 3,50x8.103,5=28.362,2m2
� GSB : 10 meter
� Jumlah lantai maksimal : 8 lantai
Tapak memiliki bentuk memanjang yang tidak rata. Letak tapak cukup
strategis karena berdekatan dengan stasiun tanah abang dan pusat perdagangan
tanah abang. Dari stasiun tanah abang dan pusat perdagangan tanah abang ke
lokasi tapak dapat ditempuh dengan berjalan kaki sehingga lokasi ini dapat
diatakan cukup strategis. Pada sore dan pagi hari lokasi tapak ini sangat ramai
sehingga akan terjadi kemacetan. Saat ini lokasi tapak ini merupakan lahan
terbangun yaitu hotel dan perumahan penduduk.
Gambar II.4.2. Alternatif Tapak 2
Berikut ini adalah data lahan tapak yang diperoleh berdasarkan peraturan yang
berlaku:
� Luas lahan : ± 4.508 m2
� Massa bangunan : Tunggal
33
� KDB : 60%
� Luas lantai dasar yang boleh dibangun : 60% x 4.508 = 2.704,8 m2
� KLB : 3,50
� Luas total bangunan yang boleh dibangun : 3,50 x 4.508 = 15.778 m2
� GSB : 3 meter
� Jumlah lantai maksimal : 8 lantai
� Batasan tapak :
• Utara : Jln.Waru
• Selatan : Jln. Wahid hasyim
• Timur : Metro Tanah Abang
• Barat : Perkantoran
Tapak berlokasi di kecamatan Tanah Abang, kelurahan Kampung Bali, Jakarta
Pusat.
Kriteria penilaian Lokasi
Kriteria Lokasi
Alternatif 1 Alternatif 2
Luas lahan ± 8.103,5 m2 (2)
Sesuai kriteria: 3 Tidak sesuai kriteria: 2
± 4.508 m2 (3)
Tingkatan Jalan Jln. Jati Baru (2)
Lokasi strategis: 3 Lokasi tidak strategis: 2
Jln. Wahid Hasyim(3)
Pencapaian ke Lokasi Pencapaian ke lokasi
tapak harus dengan
menggunakan kendaraan
pribadi. (2)
Sangat dekat dengan
pusat perbelanjaan Tanah
abang sehingga dapat
dicapai dengan berjalan
34
Menggunakan kendaraan umum: 2 Berjalan kaki: 3
kaki. (3)
Fungsi Pendukung sekitar
lokasi
Pertokoan, stasiun tanah
abang. (1)
Pertokoan, perkantoran,
pusat perbelanjaan tanah
abang, stasiun tanah
abang. (3)
Perkembangan
perdagangan dan rekreasi
Tidak sesuai, karena jauh
dari pusat perdagangan
tanah abang. (1)
Sesuai: 3 Tidak sesuai: 1
Sesuai. (3)
Fungsi eksisting
Perdagangan (2) Perdagangan,
perkantoran. (3)
Jarak dengan pusat
kegiatan
Jauh. Dari lokasi tapak ke
pusat perdagangan Tanah
Abang harus berjalan kaki
5-15 menit atau
menggunakan kendaraan
umum. (1)
Jauh: 1 Dekat: 3
Dekat (3)
Total nilai 11 21
Peringkat 2 1
35
Berdasarkan analisa terhadap 2 lokasi yang dipilih, terlihat bahwa tabel
penilai memperlihatkan LOKASI 2 merupakan lokasi yang sesuai untuk dijadikan
site untuk kapsul hotel.
Potensi dan Kendala Tapak
Potensi tapak:
− Strategis, dekat dengan Pasar Tanah Abang dan stasiun Tanah Abang
− Dapat diakses dengan berjalan kaki dari pusat perdagangan tanah abang
Kendala tapak:
− Hanya 1 sisi tapak yang menghadap jalan
− Rawan terjadi kemacetan
II.5. Studi Banding
1. Hotel kapsul Xitai di Shanghai
Hotel xitai memiliki luas 300 km persegi yang berlokasi dekat dengan
stasiun kereta api di Shanghai. Hotel kapsul Xitai ini terdiri dari 68 tempat tidur
yang ditempatkan di kamar berukuran kapsul.
Kamar yang ada cukup nyaman ditempati oleh wisatawan China karena
kapsul tersebut berukuran panjang 2,2 meter dengan lebar serta tinggi 1,1 meter.
Setiap kamar kapsul dilengkapi dengan stop kontak, lampu yang bisa
diatur tingkat keredupannya, jam dengan fungsi weker, perangkat televisi, dan
layanan internet. Para tamu juga dapat menggunakan kamar mandi dan fasilitas
shower, sebuah area rekreasi tamu dan ruangan untuk merokok.
Harga kamar berkisar 28 yuan (Rp 38.000) per orang untuk masa waktu
10 jam dengan biaya tambahan 4 yuan (Rp 5.400) setiap jamnya. Hotel itu
menawarkan harga 68 yuan (Rp 93.000) untuk satu rak selama 10 jam dan 88
yuan (Rp 120.000) untuk kurun waktu 24 jam.
36
Harga kamar di hotel biasa di Shanghai bisa berkisar pada 100 yuan (Rp
135.000) untuk hotel murah dan lebih dari 1.000 yuan (Rp 1.350.000) di sebuah
hotel bintang lima.
Gambar II.5.1. Ruang Tidur Hotel Kapsul Xitai
Sumber: Google
2. Hotel The capsule Inn Akihabara
Hotel kapsul ini berukuran 1 x 2 meter, yang sangat mirip dengan tempat
penyimpanan mayat di kamar mayat. Fasilitas yang terdapat di hotel kapsul ini
adalah kasur, TV, radio, wifi, cermin, loker, kamar mandi bersama. Biaya
penginapan hotel ini 2500-4000 yen per malam (sekitar 250.000-450.000 per
malam)
Gambar II.5.2. Ruang Tidur
Sumber: Google
37
Gambar II.5.3. Interior Kamar
Sumber: Google
3. Hotel Kapsul 9h di Jepang
Hotel Kapsul ini dirancang oleh Fumie Shibata studio desain, yang
didirikan pada tahun 1994. Hotel kapsul ini terdapat 125 kapsul kecil yang
disebut hub, yang cukup besar bagi seseorang untuk berbaring. Hotel ini cukup
populer di Jepang untuk penginap yang memiliki pekerjaan sementara di kota
Kyoto. Biaya penginapan di hotel 9 jam ini adalah $80.
Gambar II.5.4. Ruang Loker
Gambar II.5.5. Kamar Mandi
38
Gambar II.5.6. Ruang Tidur
4. Yotel di Schiphol Airport Hotel yotel ini berada di bandara Schiphol, Amsterdam. Hotel ini
diperuntukan bagi penumpang transit yang akan beristirahat. Jadwal check in
dan check out hotel inipun sangat fleksibel, sesuai kebutuhan tamu.
Fasilitas kamar di hotel ini adalah tempat tidur otomatis yang dapat
keluar dan masuk, kamar mandi, Wifi gratis, tv LCD, sound system,
pencahayaan kamar, kursi, meja. Terdapat 2 tipe kamar di hotel ini yaitu standar
kabin dan premium kabin. Standar kabin pada hotel ini berukuran 3,02 x 2 m
dan premium kabin berukuran 3,47 x 2,55 m.
Gambar II.5.7. Denah Standar Kabin
Sumber: www.yotel.com
39
Gambar II.5.8. Kamar Standar Kabin
Sumber: www.yotel.com
Gambar II.5.9. Denah Premium Kabin
Sumber: www.yotel.com
5. Cambridge Public Library,
Cambridge, MA
Cambridge merupakan bangunan yang berfungsi sebagai perpustakaan.
Bangunan ini dibangun untuk meneliti manfaat dari penggunaan double skin
facade. Dari penelitian itu mengungkapkan keuntungan double skin facade
dalam memberikan tingkat transparansi, kenyamanan thermal, pengontrolan
cahaya, pemeliharaan dan penghematan energi. Bangunan menggunakan double
skin facade dengan tipe multi-storay facade.
40
Gambar II.5.10. Konstruksi Cambridge Public Library
Sumber: William Rawn Associates, Case Study: a Double Skin Glass Wall
41
Gambar II.5.11. Aliran Udara Musim Dingin
Sumber: William Rawn Associates, Case Study: a Double Skin Glass Wall
Gambar II.5.12. Aliran Udara Musim Gugur
Sumber: William Rawn Associates, Case Study: a Double Skin Glass Wall
42
Gambar II.5.13. Aliran Udara Musim Panas
Sumber: William Rawn Associates, Case Study: a Double Skin Glass Wall
Gambar II.5.14. Komponen Double Skin
Sumber: William Rawn Associates, Case Study: a Double Skin Glass Wall
43
Keterangan:
Bingkai dan Kaca Elemen Bayangan Elemen Ventilasi
1. Kaca Luar 4. Naungan Matahari 6.
Ventilasi bawah
2. Kaca Dalam 5. Kanopi Matahari 7.
Ventilasi Atas
3. Struktur Frame
Tabel perbandingan Studi Literatur
Tabel II.5.1. Perbandingan
Hotel Kapsul Xitai di
Shanghai Hotel The
Capsule Inn
Akihabara
Hotel Kapsul 9h
di Jepang
Fasilitas stop kontak, lampu yang bisa diatur tingkat keredupannya, jam dengan fungsi weker, perangkat televisi, dan layanan internet, kamar mandi dan fasilitas shower, sebuah area rekreasi tamu dan ruangan untuk merokok
kasur, TV, radio, wifi, kamar mandi, jam weker, cermin
Kamar mandi bersama, loker, kasur, TV, wifi, jam weker
Kapasitas 68 tempat tidur 45 tempat tidur 125 tempat tidur Ukuran kapsul
2,2 m x1,1 m 1 x 2 m 1,1 x 2 m
Lokasi Dekat dengan stasiun kereta api Shanghai
Terletak di pusat kota
Terletak di pusat kota Kyoto
Harga 88 yuan (Rp120.000) per malam
2500-4000 yen (Rp250.000 – Rp400.000) per malam
$80 per malam
44
Tabel II.5.2. Perbandingan Gedung Double Skin Facade
Aurora Place
office tower and
residences
Occidental Chemical
Center
Briarcliff House
Arsitek Renzo Piano
Building
Workshop
Cannon Design Inc., Principal, Mark R.
Mendell
Leslie and Godwin
Type
facade
Double-skin
façade with glass
louvers, yang
melengkung dari
utara-selatan
Fasade terbagi
menjadi 4 zona yang
di desain sesuai
dengan orientasi
terhadap matahari
yang berbeda. Frame
terbuat dari baja
dengan hiasan
logam.
Dengan dinding aktif
(climate wall)
Konstruksi
fasade-
panel type
Kaca berukuran
1,35 x 2,4 m.
Bagian luar
dilapisi oleh kaca
yang memiliki
ketebalan 6 mm.
Jarak antara kaca
luar dan kaca dalam
adalah 1200 mm.
Terdiri dari kaca ganda
dengan rongga 150
mm. Menggunakan
panel kaca tunggal
pada bagian dalam.
Shading Pada interior Penutup jendela Tirai penutup yang
45
device type terdapat tirai
tekstil yang
berfungsi sebagai
pelindung dari
sinar matahari.
beroperasi dengan
pengontrol dan
manual.
dikendalikan secara
otomatis diletakan
dibagian dalam
rongga.
Lokasi Sydney New York Farnborough
Iklim Terletak ada
daerah yg
memiliki 4
musim.
Terletak ada daerah
yg memiliki 4
musim.
Terletak ada daerah yg
memiliki 4 musim.
II.6. Kesimpulan Hasil Studi Banding
Dari tinjauan literatur, dapat disimpulkan beberapa hal yang menjadi
pedoman dalam melakukan perencanaan dan perancangan hotel kapsul yaitu:
1. Perencanaan hotel kapsul terdiri dari kamar hotel, fasilitas-fasilitas hotel dan
kantor pengelola.
2. Fasilitas-fasilitas yang umumnya ada dalam kamar hotel kapsul yaitu:
• Tempat tidur
• TV
• Radio
• Wifi
• Cermin
• Jam weker
• Loker
• Kamar mandi bersama
3. Penggunaan Double Skin Facade yang berventilasi memaksimalkan cahaya
yang masuk ke dalam bangunan, dapat memberikan tingkat transparansi,
pengontrolan cahaya, pemeliharaan dan penghematan energi. Bentuk dan
ukuran Double Skin Facade disesuaikan untuk mendapatkan pencahayaan
dan penghawaan secara alami.