Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Pengertian Harga Pokok Produksi
Menurut Kuswadi (2008) harga pokok produksi adalah (HPP) merupakan
semua biaya yang dikeluarkan utuk memproduksi suatu barang (jasa) jualan selama
periode yang bersangkutan). Menurut Mulyadi (2016) mengungkapkan bahwa harga
pokok produksi atau yang sering disebut harga pokok adalah pengorbanan sumber
ekonomi yang diumur dalam satuan yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk
memperoleh keuntungan.
Harga pokok produksi atau products cost merupakan elemen penting untuk
menilai keberhasilan (performance) dari perusahaan dagang maupun manufaktur.
Harga pokok produksi mempunyai kaitan erat dengan indikator-indikator tentang
sukses perusahaan, seperti misalnya: laba kotor penjualan, dan laba bersih. Harga
pokok produksi adalah jumlah dari seluruh pengorbanan sumber ekonomi yang
digunakan untuk mengubah bahan baku menjadi produk. Perhitungan harga pokok
produk dapat digunakan untuk menentukan harga jual yang akan diberikan kepada
konsumen sesuai dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.
Adapun yang termasuk biaya-biaya produksi disebutkan oleh Kurniawan
(2012) sebagai berikut:
1. Biaya bahan baku
Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku
yang digunakan dalam proses produksi. Bahan baku langsung untuk setiap
pesanan dikeluarkan ke pabrik berdasarkan bukti permintaan bahan baku
(materials requisitions), yang merupakan dokumen yang disiapkan oleh
pembuat jadwal produksi atau personel lain, yang memberikan spesifikasi
nomor pesanan dan tipe serta jumlah bahan baku yang diperlukan. Satu kopi
dari setiap bukti permintaan dikirimkan ke bagian gudang, yang
mengumpulkan item yang dimaksud. Kuantitas dan biaya dari setiap item di
catat dalam bukti permintaan dan diposting ke kartu catatan bahan baku.
2. Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang
telah mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Dinamakan biaya tenaga
kerja langsung karena biaya tenaga kerja ini terlibat langsung dalam proses
produksi. Untuk setiap periode pembayaran gaji, kewajiban untuk gaji dan
pembayaran lain dijurnal dan diposting ke buku besar umum. Tanpa
2
mempedulikan jumlah kewajiban yang dicatat, lawanya adalah debit ke beban
gaji, dimana biaya tenaga kerja diakumulasikan sementara sampai
didistribusikan ke akun-akun biaya, biasanya di akhir bulan
3. Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
dalam rangka proses produksi, kecuali biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung. Biaya overhead pabrik dapat terdiri dari:
a. bahan tidak langsung
b. tenaga kerja tidak langsung
c. semua biaya pabrik lainnya seperti pajak, asuransi, perbaikan pabrik dan
mesin, penyusutan, dan lain-lain.
1.2 Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi
Menurut Mulyadi (2016) perhitungan harga pokok produksi bermanfaat bagi
manajemen sebagai berikut:
1. Menentukan harga jual produk
Perusahaan yang berproduksi secara massal memproses produknya untuk
memenuhi persediaan di gudang. Biaya produksi dihitung untuk jangka waktu
tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per unit produk. Dalam
penetapan harga jual suatu produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu
data yang dipertimbangkan disamping data biaya lain yang sesungguhnya
dikeuarkan dalam pelaksanaan rencana produksi tersebut.
2. Menentukan realisasi produksi
Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan untuk
dilaksanakan, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang
sesungguhnya dikeluarkan dalam pelaksanaan rencana produksi tersebut. Oleh
karena itu, akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan infomasi biaya
produksi yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah
proses produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya. Pengumpulan
biaya produksi untuk jangka waktu tertentu tersebut dilakukan dengan
menggunakan metode harga pokok proses (process costing method).
3. Menghitung laba-rugi periodik
Perhitungan harga pokok produksi memiliki keuntungan dalam mengetahui
apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu
mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto. Manajemen
memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk
memperoduksi produk dalam periode tertentu.Informasi laba atau laba rugi bruto
3
periodic diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutupi biaya
non produksi dan menghasilkan laba rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok
proses digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya
produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk periode tertentu guna
menghasilkan informasi laba atau rugi bruto tiap periode.
4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca
Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan
periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan
laporan laba-rugi. Di dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok
persediaan produk jadi dan harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih
dalam proses. Untuk tujuan tersebut, manajemen perlu menyelenggarakan
catatan biaya produksi tiap periode yang bertujuan untuk menentukan biaya
produksi yang melekat pada produk pada tanggal neraca masih dalam proses
pengerjaan.
1.3 Perhitungan Harga Pokok Produksi
Terdapat dua metode yang digunakan untuk melakukan perhitungan harga
pokok produksi, yaitu (Pianda, 2018):
1. Perhitungan berdasarkan pesanan
Perhitungan harga pokok produksi berdasarkan pesanan (job order cost
system) dilakukan kalau kegiatan produksinya didasarkan atas pesanan.
Dengan kata lain, produksi baru dilakukan apabila telah diterima pesanan dari
konsumen. Dengan demikian jumlah produk yang dihasilkan sesuai dengan
jumlah yang dipesan oleh konsumen. Harga pokok produksi dihitung dengan
rumus:
Harga pokok produksi = jumlah biaya produksi
jumlah pesan produksi
Perhitungan di atas digunakan dengan menjumlahkan semua penggunaan
biaya produksi sesuai dengan jumlah pesanan produk dalam suatu produksi.
4
2. Perhitungan berdasarkan produksi
Metode perhitungan ini digunakan dengan menjumlahkan semua penggunaan
biaya produksi dalam suatu periode tertentu. Cara perhitungan haraga pokok
produksi dengan menjumlahkan seluruh kombinasi biaya-biaya sebagai
berikut:
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik
Total HPP
2.4. Pengertian Biaya
Menurut Gilarso (2007) biaya adalah semua pengorbanan yang perlu untuk
suatu proses produksi yang dinyatakan dalam uang menurut harga pasar yang berlaku.
Pengorbanan adalah pemakaian faktor-faktor produksi atau sumber-sumber ekonomi
seperti waktu dan tenaga yang dicurahkan, peralatan dan mesin yang dipakai. Menurut
Fuad dkk (2006) biaya yaitu satuan nilai yang dikorbankan dalam suatu proses
produksi untuk mencapai suatu hasil produksi.
Biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari
pihak ketiga. Barang atau jasa yang dimaksud dapat dalam rangka dijual kembali atau
dalam rangka untuk menjual barang atau jasa yang diperdagangkan, baik yang
berkaitan dengan usaha pokok perusahaam maupun di luar usaha pokok perusahaan.
Dalam perhitungan laba rugi, besarnya biaya akan mengurangi laba atau menambah
rugi perusahaan (Kuswadi, 2008).
Krismiaji dan Aryani (2011) menyatakan bahwa biaya atau cost adalah kas
atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan
akan memberikan manfaat bagi perusahaan saat sekarang atau untuk periode
mendatang. Prawironegoro dan Purwanti (2009) menyatakan bahwa biaya adalah kas
dan setara kas yang dikorbankan untuk memproduksi atau memperoleh barang atau
jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungan dimasa mendatang.
Mulyadi (2016) mengemukakan beberapa manfaat dari data biaya antara lain:
5
1. Untuk tujuan pengawasan
Data biaya yang dihasilkan di akuntansi biaya merupakan salah satu data
yang digunakan manajemen dalam membuat perencanaan yang dalam hal
ini adalah budget (anggaran).
2. Untuk membantu dalam penetapan harga jual
Penetapan suatu harga jual yang menguntungkan, dapat dilakukan untuk
suatu periode yang diinginkan, melalui pengetahuan tentang data biaya dan
volume penjualan masa lalu.
3. Untuk menghitung laba rugi periodik
Penghitungan laba rugi periodik untuk suatu perusahaan dilakukan dengan
jelas mempertemukan (match) antara penghasilan (dalam hal ini penjualan)
dengan biaya-biaya yang telah terjadi dan telah expired dalam suatu dasar
perhitungan yang sama dan konsisten.
4. Untuk pengendalian biaya
Pengendalian biaya dalam hal ini adalah pengendalian melalui akuntansi
pertanggungjawaban, merupakan sistem akuntansi yang disusun sedemikian
rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan penghasilan sesuai
dengan pertanggungjawaban dalam organisasi.
5. Untuk pengendalian keputusan
Data biaya sangat diperlukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan
baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
2.5. Penggolongan Biaya
Penggolongan biaya menurut Mulyadi (2016) dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara yang terdiri dari:
1. Fungsi pokok dalam perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok yaitu fungsi produksi,
fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam
perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok
yaitu:
a. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual
b. Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produk
c. Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk
mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk
2. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
6
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam
hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan
menjadi 2 (dua) golongan, yang terdiri dari:
a. Biaya langsung (direct cost) biaya langsung adalah biaya yang terjadi,
yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.
Jika sesuatu yang dibiayai itu tidak ada, maka biaya langsung ini tidak
akan terjadi
b. Biaya tidak langsung biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya
tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung
dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi
tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead cost). Biaya
ini tidak mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu. Dalam
hubungannya dengan departemen, biaya tidak langsung adalah biaya
yang terjadi di departemen tetapi manfaatnya dinikmati oleh lebih dari
satu departemen.
3. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan
Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat
digolongkan menjadi:
a. Biaya variabel merupakan biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan.
b. Biaya semi variabel merupakan biaya yang berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung
unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.
c. Biaya semifixed merupakan biaya yang tetap untuk tingkat volume
kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume
produksi tertentu
d. Biaya tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar
volume kegiatan tertentu contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi
4. Jangka waktu manfaatnya
Atas dasar jangka waktu dan manfaatnya, biaya dibagi menjadi dua yaitu:
pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan.
a. Pengeluaran modal (capital expenditures) pengeluaran modal adalah
biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi
(biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender). Pengeluaran
modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai kos aktiva, dan
dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara
didepresiasi, diamortisasi, atau dideplesi.
7
b. Pengeluaran pendapatan merupakan biaya yang hanya mempunyai
manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.
Menurut Daljono (2004) biaya juga dapat digolongkan berdasarkan
hubungannya dengan produk, waktu pengakuan, dan volume produksi.
1. Klasifikasi menurut produk, biaya terdiri dari:
a. Biaya bahan baku (direct material) bahan baku adalah bahan mentah
yang digunakan untuk memproduksi barang jadi, yang secara fisik dapat
diidentifikasi pada barang jadi.
b. Biaya bahan penolong (indirect material) adalah bahan – bahan yang
digunakan untuk menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya
relatif kecil atau pemakaiannya sangat rumit dikenali di produk jadi.
c. Biaya overhead pabrik adalah adalah biaya yang timbul dalam proses
produksi selain yang termasuk dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung. Yang termasuk dalam biaya overhead pabrik adalah :
biaya pemakaian supplies pabrik, biaya pemyusutan bagian produksi,
biaya pemeliharaan atau perawatan bagian produksi, biaya listrik bagian
produksi, biaya asuransi bagian produksi, biaya pengawasan, dan
sebagainya.
a. Biaya tenaga kerja merupakan gaji atau upah karyawan bagian produksi.
Biaya ini dibedakan menjadi:
1) Biaya tenaga kerja langsung adalah gaji atau upah tenaga kerja yang
dipekerjakan untuk memproses bahan menjadi barang jadi.
2) Biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan gaji atau upah tenaga
kerja bagian produksi yang tidak terlibat secara langsung dalam
proses pengerjaan bahan menjadi produk jadi.
2. Klasifikasi biaya menurut waktu pengakuan (timing of recognition) dapat
dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Product cost (biaya produk), adalah biaya yang terjadi dalam rangka
membuat produk. Biaya ini sifatnya melekat pada produk, karena melekat
pada poduk maka product cost disebut juga inventorial cost.
b. Period cost (biaya periode), adalah biaya yang terjadi dalam satu periode
yang tidak ada kaitannya dengan pembuatan produk. Biaya periode
sifatnya tidak melekat pada produk dan akan dipertemukan dengan
pendapatan atau menghitung laba rugi pada periode yang bersangkutan.
8
3. Klasifikasi biaya dikaitkan dengan biaya volume, biaya produksi dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a. Variable cost (biaya variabel)
Merupakan biaya yang bila dikaitkan dengan volume (pemacu timbulnya
biaya) secara per unit akan selalu tetap (tidak berubah jumlahnya),
meskipun volume produksi berubah – ubah. Akan tetapi secara total biaya
tersebut jumlahnya akan berubah sesuai dengan proporsi perubahan
aktivitas. Total biaya variabel akan bertambah apabila volume produksi
bertambah.
b. Fixed cost (biaya tetap)
Merupakan biaya yang secara total tidak berubah jumlahnya meskipun
aktivitas atau jumlah produksi berubah. Jumlah biaya tiap unit akan
menurun jika aktivitasnya meningkat.
c. Biaya semi variabel
Merupakan gabungan antara biaya variabel dan biaya tetap. Biaya semi
variabel memiliki sifat meskipun tidak ada aktivitasnya, biaya ini tetap
ada dan totalnya akan berubah jika aktivitasnya juga berubah.
Selain klasifikasi biaya diatas, Daljono (2004) juga mengkasifikasikan biaya
sebagai :
1. Sunk cost
Sunk cost merupakan biaya yang digunakan untuk menunjuk pada biaya yang
terjadi pada masa lalu dan biaya ini tidak relevan untuk dipertimbangkan
dalam pengambilan keputusan di masa berikutnya.
2. Opportunity cost
Opportunity cost merupakan biaya yang diukur dari manfaat yang hilang
karena seseorang atau perusahaan memilih satu alternatif sehingga tidak dapat
memilih alternatif yang lain. Apabila dikaitkan dengan pengambilan
keputusan, opportunity cost merupakan biaya relevan.
Matz (1990) mengelompokkan biaya dengan tujuan untuk mengembangkan
data biaya yang dapat membantu manajemen dalam mencapai tujuannya.
Pengelompokkan ini didasarkan pada hubungannya antara biaya dengan departemen
pabrikasi, diantaranya yaitu :
1. Departemen produksi dan jasa
a. Departemen produksi, mengoperasikan secara langsung terhadap
pembuatan produk. Biaya yang dikeluarkan akan dibebankan kepada
produk tersebut.
9
b. Departemen jasa, memberikan jasa atau pelayanan yang bermanfaat bagi
departemen lainnya, tidak terlibat langsung dalam proses produksi namun
biayanya merupakan bagian dari total overhead pabrik dan harus
dimasukkan dalam biaya produk.
2. Beban departemen langsung dan tidak langsung
a. Beban departemen langsung, merupakan beban yang berasal dari suatu
departemen yang dapat segera diidentifikasi terhadap departemen
tersebut.
b. Beban departemen tidak langsung, merupakan suatu beban yang dipikul
bersama oleh beberapa departemen yang mengambil manfaat dari
terjadinya beban tersebut.
3. Biaya bersama dan biaya gabungan
a. Biaya bersama (common cost) adalah biaya yang berasal dari penggunaan
fasilitas atau jasa oleh dua operasi departemen atau lebih.
b. Biaya gabungan (joint cost) adalah biaya yang terjadi bila dalam proses
produksi akan menghasilkan lebih dari satu jenis produk.
Dalam rangka membantu perencanaan dan pengambilan keputusan
manajemen, Blocher (2000:92) mengelompokkan biaya menjadi:
1. Biaya relevan
Konsep biaya relevan muncul dalam situasi dimana pengambilan keputusan
harus memilih diantara dua atau lebih pilihan. Biaya relevan mempunyai dua
sifat yaitu berbeda untuk setiap pilihan keputusan dan akan terjadi pada saat
yang akan dating.
2. Biaya diferensial
Biaya diferensial merupakan biaya yang berbeda untuk setiap pilihan
keputusan dan oleh karena itu merupakan biaya yang relevan untuk
pengambilan kepuitusan, jika biaya tersebut merupakan biaya yang belum
terjadi.
3. Opportunity cost
Opportunity cost merupakan manfaat yang hilang karena suatu alternatif atau
pilihan yang dipilih mendapat manfaat dari pilihan atau alternatif lainnya.
10
4. Sunk cos
Sunk cost merupakan biaya yang telah terjadi atau telah ditetapkan pada
waktu yang lalu, dan oleh karena itu merupakan biaya yang tidak relevan
karena pengambilan keputusan tidak lagi mempunyai kebijakan terhadap
biaya-biaya tersebut dan tidak akan mempengaruhi kebijakan cash flow di
masa yang akan dating.
2.6. Penelitian Terdahulu
Berikut merupakan penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam
penelitian ini.
Tabel 2.2 Penelitian terdahulu
No.
Peneliti dan
Tahun
Penelitian
Judul
Penelitian Hasil Penelitian Keunggulan
1
Vicky Sandi
Zedda
Saputra
(2018)
Perhitungan
Harga pokok
Produksi
Untuk
Menentukan
Harga Jual di
CV. Nusantara
Metalindo
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
metode cost plus pricing
dapat digunakan guna
menentukan harga jual
pada CV. Nusantara
Metalindo.
Metode full costing
akan membebankan
semua BOP baik yang
bersifat tetap maupun
yang bersifat variabel.
Sehingga, metode full
costing lebih
menguntungkan bagi
pihak perusahaan
karena akan
membebankan semua
biaya-biaya yang
mempengaruhi proses
produksi, hal ini akan
menghasilkan harga
pokok produksi yang
lebih akurat.
2
M.N. Afif
dan D.R.
Rahmawati
(2017)
Analisis
Perhitungan
Harga Pokok
Produksi Teh
Harga pokok produksi
tertinggi pada PT.
Sariwangi A.E.A
terdapat pada quartil 4
Metode harga pokok
proses mempunyai
peranan yang penting
dalam penentuan harga
11
No.
Peneliti dan
Tahun
Penelitian
Judul
Penelitian Hasil Penelitian Keunggulan
Sedap Wangi
Menggunakan
Metode Harga
Pokok Proses
Pada PT.
Sariwangi
A.E.A
yakni periode Oktober-
Desember dikarenakan
pada periode tersebut
hasil produksi menurun
dan banyak produk
hilang dalam proses.
Harga pokok produksi
pada quartil 4 sebesar
Rp 54.742. Harga pokok
produksi terendah
terjadi pada quartil 2
periode April-Juni
dikarenakan hasil
produksi pada periode
tersebut meningkat dan
tidak terjadi banyak
produk hilang dalam
proses. Harga pokok
produksi pada quartil 2
sebesar Rp 48.004.
pokok produksi dengan
memperhitungkan
harga pokok per
departemen. Biaya
bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung
dan biaya overhead
pabrik yang
dibebankan pada
rekening-rekening
barang dalam proses
setiap departemen.
3
Pradana
Setiadi,
David P.E.
Saerang,
Treesje
Runtu (2014)
Perhitungan
Harga Pokok
Produksi
Dalam
Penentuan
Harga Jual
Pada CV.
Minahasa
Mantap
Perkasa
Dalam menentukan
harga jual produk,
perusahaan
menggunakan metode
cost plus pricing.
Pengumpulan biaya
produksi dilakukan
dengan metode harga
pokok proses dengan
pendekatan full costing,
tujuannya untuk
memenuhi persediaan
digudang, dan
jumlahnya sama dari
waktu ke waktu.
Metode full costing
memperhitungkan
seluruh unsur biaya
produksi, baik yang
berperilaku tetap
maupun variabel ke
dalam harga pokok
produksi. Hal ini
dilakukan tujuannya
untuk memenuhi
persediaan digudang,
dan jumlahnya sama
dari waktu ke waktu.
12
No.
Peneliti dan
Tahun
Penelitian
Judul
Penelitian Hasil Penelitian Keunggulan
4
Fitri
Handayani,
Ismayani,
dan Sofyan
(2017)
Analisis Harga
Pokok
Produksi Pada
Perusahaan
Socolatte di
Kabupaten
Pidie Jaya
Perhitungan HPP (Harga
Pokok Produksi)
menurut Perusahaan
Socolatte lebih rendah
dibandingkan
perhitungan HPP (Harga
Pokok Produksi)
menurut metode full
costing dengan selisih
sebesar Rp 1.277, untuk
produk coklat bar besar,
coklat aneka rasa, coklat
3 in1 besar dan coklat
3in1 kecil, sedangkan
selisih HPP untuk coklat
bar kecil sebesar Rp 479.
Perbedaan nilai HPP
(Harga Pokok Produksi)
menurut perusahaan dan
metode full costing
terletak pada komponen
biaya overhead pabrik
tetapi karena perusahaan
tidak menghitungnya
sebagai komponen HPP.
Pemilihan metode full
costing dalam
penelitian terdahulu
dengan pertimbangan
biaya overhead pabrik
dibebankan kepada
produk jadi atau harga
pokok produksi
berdasarkan tarif yang
ditentukan pada
aktivitas normal atau
aktivitas yang
sesungguhnya terjadi
sehingga meningkatkan
akurasi analisis biaya.
13
2.7.Ulasan Kekurangan dan kelebihan Pada penelitian terdahulu.
No Peneliti Judul Penelitian Kekurangan Kelebihan
1 Vicky Sandi
Zedda Saputra
Perhitungan Harga
Pokok Produksi untuk
menentukan harga jual
di CV.Nusantara
Metalindo
Dengan menggunakan
metode full costing
maka akan
membebankan semua
BOP baik yang bersifat
tetap maupun variabel.
Metode full costing
lebih menguntungkan
bagi pihak perusahaan
karena akan
membebankan semua
biaya-biaya yang
mempengaruhi proses
produksi.
2 M.N.Afif dan
D.R.
Rahmawati
Analisa perhitungan
harga pokok produsi
the sedap wangi
menggunakan metode
harga pokok proses
pada PT.Sariwangi
A.E.A
Pemisahan biaya
menjadi biaya variabel
tetap sulit dilakukan
karena suatu biaya
sangatjarang benar-
benar variabel atau
benar-benar biaya tetap
Dapat dugunakan
sebagai pengedali biaya
karena memberikan
semua biaya tetap dalam
satu kelompok,sehingga
managemen dapat fokus
pada perilaku biaya tetap
ini.
3
Pradana
setiadi,Dafid
P.E Saerang
Treesje Runtu
Perhitungan Harga
pokok produksi dalam
menentukan harga jual
pada CV.Minahasa
Mantap Perkasa.
Hanya bisa dugunakan
di perusahaan yang
hanya menjual atau beli
barang dari perusahaan
lain
Memperhitungkan unsur
biaya produksi baik
yang berperilaku tetap
maupun variabel
kedalam harga pokok
produksi.
14
4
Fitri
Handayani,Ism
ayani dan
Sofyan. Analisis harga pokok
produksi pada
perusahaan Socolatte di
Kabupaten Pidie Jaya.
Pada perusahaan ini
tidak menghitung
komponen - komponen
biaya overhead pabrik.
Pertimbangan biaya
oferhead pabrik di
bebankan kepada produk
jadi atau harga pokok
produksi berdasarkan
tarif yang di tentukan
pada aktifitas normal
atau aktifitas yang
sesungguhnya.
5 Muhammad
Happy Sayekti
Penentuan harga pokok
produksi yang
dikaitkan dengan
Efisiensi pengaturan
tenaga kerja pada usaha
Muebel,UD.Jati
Mandiri.
Hanya bisa digunakan
dimana perusahaan
mendapat job atau
pesanan dari
perusahaan ataupun
perorangan,untuk
memproduksi barang
yang di kehendaki
pemesan.
Mempunyai
Kemampuan untuk
mengatur dan
mendeteksi mengenai
penyimpangan-
penyimpangan atas
kecenderuingan historis
pada biaya.
15
16