Upload
vokhuong
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini menggunakan acuan dengan keterkaitan teori dari
penelitian-penelitian terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian
terdahulu, beserta persamaan dan perbedaan yang mendukung penelitian ini.
1. Ni Made et.al (2016)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh
likuiditas, ukuran perusahaan, leverage, dan jaminan terhadap peringkat obligasi
sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia. Data dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Jumlah sampel sebanyak 20 obligasi
perusahaan sektor keuangan periode 2012-2014, dengan menggunakan metode
purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah uji analisis regresi
logistik dan pengolahan data menggunakan SPSS 13 for windows.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa likuiditas berpengaruh negatid
dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Ukuran perusahaan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Leverage berpengaruh positid
dan tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Leverage berpengaruh psoitif dan
tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Jaminan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap peringkat obligasi. Perusahaan hendaknya lebih
memperhatikan dan mampu meningkatkan nilai likuiditas perusahaan agar
perusahaan memperoleh peringkat obligasi berkategori -grade karena para
13
investor lebih tertarik untuk melakukan investasi pada obligasi di
perusahaan yang berkategori -grade.
Persamaan pada penelitian ini adalah
1. Menguji variabel dependen yaitu peringkat obligasi dan variabel
independen yang sama yaitu likuiditas, ukuran perusahaan, dan jaminan.
2. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling.
3. Alat ukur yag digunakan adalah analisis regresi logistik
Perbedaan pada penelitian ini adalah
Peneliti sekarang menguji pengaruh variabel independen yaitu,
likuiditas, ukuran perusahaan, leverage dan jaminan, sedangkan peneliti sekarang
menggunakan variabel independen profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan,
pertumbuhan, umur obligasi, dan jaminan. Penelitian ini berfokus pada
perusahaan manufaktur industri transportasi untuk tahun 2011-2015.
2. I made et.al (2016)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rasio keuangan
(profitabilitas, leverage, likuiditas, solvabilitas, dan produktivitas) memiliki
kemampuan dalam memprediksi peringkat obligasi oleh pefindo pada perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Penelitian ini
menggunakan uji diskriminan.
14
Hasil penelitian menunujukkan bahwa profitabilitas, leverage,
solvabilitas dan produktivitas memiliki kemampuan dalam memprediksi peringkat
obligasi perusahaan oleh PT. Pefindo yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2014. Sedangkan variabel likuiditas tidak memiliki kemampuan
dalam memprediksi peringkat obligasi perusahaan oleh Pefindo yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014.
Persamaan pada penelitian ini adalah
1. Menguji variabel dependen yaitu peringkat obligasi
2. Menggunakan metode sampling yaitu purposive sampling
3. Variabel independen yaitu profitabilitas.
4. Alat ukur yag digunakan adalah analisis regresi logistik
Perbedaan pada penelitian ini adalah
Variabel independen peneliti terhadulu profitabilitas, leverage,
solvabilitas dan produktivitas, sedangkan penelitian sekarang adalah profitabilias,
likuiditas, ukuran perusahaan, pertumbuhan, umur obligasi, dan jaminan.
Penelitian ini berfokus pada perusahaan manufaktur industri transportasi untuk
tahun 2011-2015.
15
3. Aries (2015)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji probabilitas pengaruh
profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, leverage, dan umur obligasi terhadap
peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 29
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2011-2013. Teknik analisis data
yang digunakan Chi-square test dan uji Sig.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa probabilitas profitabilitas,
likuiditas, ukuran perusahaan, leverage, dan umur obligasi secara simultan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peringkat obligasi menggunakan chi-
square. Probabilitas profitabilitas, likuiditas, dan leverage tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap peringkat obligasi.
Persamaan pada penelitian ini adalah
1. Menguji variabel dependen yaitu peringkat obligasi
2. Variabel dependen yang diuji yaitu profitabilitas, likuiditas, ukuran
perusahaan dan umur obligasi.
3. Alat ukur yag digunakan adalah analisis regresi logistik
4. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling.
Perbedaan pada penelitian ini adalah
Variabel independen profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan,
leverage, dan umur obligasi terhadap peringkat obligasi pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Peneltian sekarang
16
manambahkan variabel independen yaitu, jaminan, dan pertumbuhan. Penelitian
ini berfokus pada perusahaan manufaktur industri transportasi untuk tahun 2011-
2015.
4. Chandra Dkk (2015)
Tujuan penelitian ini untuk meneliti pengaruh dari kepemilikan
instutional, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris independen, komite
audit, kualitas audit, corporate governance perception index, debt to equity ratio,
return on assets, dan current ratio. Sampel berjumlah 101 obligasi perusahaan non
keuangan yang terdaftar dari BEI selama peridoe 2005-2012 diperingkat PT.
Pefindo dan memiliki CGPI yang diseleksi menggunakan purposive sampling dan
menggunakan regresi logistik ordinal
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepemilikan institional,
kepemilikan manajerial, jumlah komite audit, CGPI, dan ROA berpengaruh
positif signifikan terhadap peringkat obligasi. DER dan CR berpengaruh negatif
signifikan terhadap peringkat obligasi, sedangkan ukuran perusahaan dewan
komisaris, porporsi independen tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat
obligasi.
Persamaan pada penelitian ini adalah
1. Menguji variabel dependen yaitu peringkat obligasi,
2. Variabel independen yang diteliti yaitu, rasio likuiditas dan profitabilitas.
3. Alat ukur yag digunakan adalah analisis regresi logistik
4. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling.
17
Perbedaan pada penelitian ini adalah
1. Penelitian terdahulu ada CGPI, untuk penelitian sekarang hanya rasio
mengenai rasio keuangan.
2. Penelitian sebelumnya fokus pada perusahaan non keuangan yang terdaftar
dari BEI selama peridoe 2005-2012, sedangkan penelitian ini berfokus
pada perusahaan manufaktur industri transportasi tahun observasi pada
tahun 2011-2015.
5. Tetty et.al (2014)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap peningkatan pada perusahaan manufaktur. Faktor-faktor
yang akan di uji di dalam penelitian ini meliputi rasio cakupan, rasio likuiditas,
solvabilitas, profitabilitas, dan risiko bsinis. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Yang mempunyai kriteria
perusahaan terdaftar di BEI selama lima tahun. Perusahaan menerbitkan obligasi
berturut-turut selama lima tahun. Berdasarkan kriteria tersebut didapatkan
sebanyak delapan perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dari kelima variabel yang diteliti hanya satu yang memiliki
pengaruh terhadap peringkat obligasi, yaitu risiko bisnis.
Persamaan pada penelitian ini adalah
1. Menguji peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur di BEI sebagai
variabel dependen
2. Terdapat dua variabel yaitu profitabilitas dan likuiditas
18
3. Alat ukur yag digunakan adalah analisis regresi logistik
4. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling.
Perbedaan pada penelitian ini adalah
1. Perbedaan variabel independen yang tidak sama yaitu rasio cangkupan,
solvabilitas dan risiko bisnis
2. Tahun penelitian terdahulu tahun 2007-2011, sedangkan penelitian ini
berfokus pada perusahaan industri transportasi tahun observasi pada tahun
2011-2015.
6. Indah Wijayanti (2014)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seperti apa yang
mempengaruhi peringkat obligasi prediksi perusahaan. Ada lima variabel
independen yang diamati yaitu ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan,
jaminan, usia obligasi, dan reputasi auditor. Sampel yang digunakan adalah
perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2010-2012 dan sudah di peringkat oleh PT. Pefindo. Mengambil sampel 27
perusahaan yang dipilih menggunakan metode purposive sampling.
Hasil penelitian menggunakan pengujian logistik membuktikan bahwa
pertumbuhan perusahaan dan usia obligasi memiliki variabel yang signifikan ke
peringkat obligasi sedangkan ukuran perusahaan, jaminan, dan reputasi auditor
tidak memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. Hal ini untuk ukuran
perusahaan dilihat dari penjualan atau hutag di perusahaan. Untuk jaminan tidak
dilihat dari segi aset saja tetapi melihat catatan laporan keuangan tahunan.
19
Persamaan pada penelitian ini adalah
1. Menguji peringkat obligasi di BEI yang dinilai oleh PT. Pefindo sebagai
variabel dependen
2. Variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan, jaminan, umur obligasi
merupakan variabel yang sama diteliti
3. Alat ukur yag digunakan adalah analisis regresi logistik
4. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling.
Perbedaan pada penelitian ini adalah
1. Variabel peneliti terdahulu menggunakan reputasi auditor, pada peneliti
sekarang menggunakan profitabilitas dan likuiditas.
2. Perusahaan yang penelitian sebelumnya manufaktur 2010-2012,
sedangkan penelitian ini berfokus pada perusahaan industri transportasi
tahun observasi pada tahun 2011-2015.
7. Ninik (2013)
Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh informasi keuangan
(leverage, likuiditas, dan profitabilitas) terhadap peringkat obligasi di PT Pefindo.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesa (BEI) serta terdaftar dan diperingkat obligasinya di PT. Pefindo
berjumlah 101 perusahaan pada tahun 2011. Metode pengumpulan data dilakukan
dengan metode dokumenter. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah regresi logistik metode stepwise.
20
Hasil peneltian mununjukan bahwa leverage yang diukur dengan
return on asset ratio berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Investor
yang berkeinginan untuk berinvestasi pada sekuritas obligasi, hendaknya
memperhatikan analisis informasi keuangan dan memanfaatkan peringkat obligasi
yang telah dikeluarkan oleh rating agency sebagai bahan pertimbangan
pengambilan keputusan.
Persamaan pada penelitian ini adalah
1. Menguji peringkat obligasi yang perusahaan sudah terdaftar di BEI dan
sudah dinilai PT. Pefindo
2. Variabel independen yang sama yaitu likuiditas dan profitabilitas.
3. Alat ukur yag digunakan adalah analisis regresi logistik
Perbedaan pada penelitian ini adalah
1. Pengambilan sampel dengan dokumenter, sedangkan penelitian saat ini
menggunakan purposive sampling
2. Perusahaan yang penelitian sebelumnya manufaktur tahun 2011,
sedangkan penelitian saat ini berfokus pada perusahaan manufaktur
industri transportasi tahun observasi pada tahun 2011-2015.
21
8. Hilda (2013)
Tujuan penelitian ini untuk memberikan bukti empiris pengaruh
konservatsime akuntansi dan rasio keuangan (leverage, likuiditas, profitabilitas)
terhadap peringkat obligasi. Subyek penelitian ini adalah perusahaan yang
diperingkat oleh indonesia bond market direktori tahun 2008, 2009, 2010. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumenter. Data yang digunakan
berupa data sekunder yang berasal dari laporan keuangan dan database peringkat
obligasi indonesia bond market direktori. Data di analisis menggunakan analisis
logistik.
Hasil pengujian secara simultan menunjukan bahwa konservatisme
akuntansi dan rasio keuangan (leverage, likuiditas dan profitabolitas) berpengaruh
terhadap peringkat obligasi. Pengujian parsial menunjukka konservatisme
akuntansi, dan likuiditas tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Laporan
keuangan efektif untuk bahan analisis dalam mengambil sebuah keputusan.
Investor yang berkeinginan untuk berinvestasi pada sekuritas obligasi, hendaknya
memperhatikan faktor konservatisme akuntansi dan analisis rasio keuangan dan
memanfaatkan peringkat obligasi yang telah dikeluarkan oleh agen pemeringkatan
sebagai bahan pertimbangan.
Persamaan pada penelitian ini adalah
1. Menguji peringkat obligasi sebagai variabel dependen
2. Variabel independen yang sama yaitu, likuiditas, dan profitabilitas.
3. Menggunakan alat ukur analisis logistik
22
Perbedaan pada penelitian ini adalah
1. variabel independen yaitu, umur obligasi, jaminan.
2. Perusahaan yang diperingkat oleh indonesia bond market direktori tahun
2008, 2009, 2010, sedangkan penelitian ini berfokus pada perusahaan
manufaktur industri transportasi tahun observasi pada tahun 2011-2015.
3. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumenter,
sedangkan penelitian saat ini menggunakan purposive sampling
9. Arvian (2012)
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris tentang
faktor yang mempengaruhi peringkat kewajiban prediksi. Variabel yang diteliti
adalah leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan, umur obligasi,
jaminan, dan reputasi auditor. Sampel terdiri dari 11 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan dinilai oleh PT. Pefindo 2007-2010. Metode
yang digunakan adalah purposive sampling dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini yaitu dengan pengujian logistik menunjukkan bahwa terbukti
variabel jaminan obligasi berpengaruh secara signifikan dalam memprediksi
peringkat obligasi perusahaan manufaktur tahun 2007-2010. Sedangkan untuk
variabel leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan, umur obligasi,
dan reputasi auditor dari hasil pengujian dengan regresi oogistik menunjukkan
bahwa tidak terbukti berpengaruh secara signifikan dalam memprediksi peringkat
obligasi perusahaan manufaktur tahun 2007-2010. Hal ini bisa terjadi karena
23
kemungkinan perusahaan tidak bisa melunasi obligasi kepada investor sesuai
dengan jatuh tempo.
Persamaan pada penelitian ini adalah
1. Menguji peringkat obligasi di BEI yang dinilai oleh PT. Pefindo sebagai
variabel dependen
2. Alat ukur yag digunakan adalah analisis regresi logistik
3. Variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan,
umur obligasi, jaminan.
4. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling.
Perbedaan pada penelitian ini adalah
1. Variabel independen yaitu likuiditas.
2. Perusahaan yang diteliti yaitu perusahaan manufaktur 2007-2010,
sedangkan penelitian saat ini berfokus pada perusahaan manufaktur
industri transportasi tahun observasi pada tahun 2011-2015.
10. Grace Putri Sejati (2010)
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh faktor akuntansi
dan non-akuntansi dalam me prediksi tingkat obligasi. Penelitian ini mengguakan
pendekatan kuantitatif dan mengambil sampel dengan menggunakan purposive
sampling teknik pada perusahaan manufakur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan dinilai oleh PT. Pefindo pada periode 2003-2008.
24
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor akuntansi yang
mempengaruhi prediksi tingkat obligasi adalah pertumbuhan, sedangkan tingkat
non-akuntansi yang tidak mempengaruhi prediksi tingkat obligasi adalah reputasi
auditor. Hal ini dikarenakan perusahaan audit atau yang tidak diaudit tidak
terpengaruh oleh peringkat obligasi karena perusahaan yang diaudit akan
mendapat grade sedangkan yang tidak diaudit memperoleh non grade (Grace
2010).
Persamaan pada penelitian ini adalah
1. Menguji peringkat obligasi sebagai variabel dependen
2. Variabel independen yang diteliti yaitu likuiditas, pertumbuhan, ukuran
perusahaan dan profitabilitas
3. Menggunakan pengukuran analisis regresi logistik
4. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling.
Perbedaan pada penelitian ini adalah
1. Variabel independen yaitu umur obligasi, jaminan dan likuiditas.
2. Perusahaan yang penelitian sebelumnya manufaktur 2003-2008,
sedangkan penelitian ini berfokus pada perusahaan industri transportasi
tahun observasi pada tahun 2011-2015.
25
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Teori Signal
Teori signal menunjukkan adanya asimetris informasi antara pihak
manajemen perusahaan dan berbagai pihak yang berkaitan dengan informasi yang
dikeluarkan tersebut. Asimetris informasi dapat terjadi dianatar dua kondisi yaitu
perbedaan informasi yang kecil sehingga tidak mempengaruhi manajemen, atau
perbedaan yang sangat signifikansi sehingga dapat berpengaruh terhadap
manajemen dan peringkat obligasi (Sartono, 2002 dalam Indah dan Priyadi,
2014). Teori sinyal menjelaskan bagaimana cara perusahaan memberikan sinyal
atau informasi kepada para pengguna laporan keuangan. Ketika perusahaan
memiliki laporan keuangan dan informasi yang baik maka dapat disimpulkan
bahwa perushaan dapat melunasi obligasinya dengan baik dan hal tersebut bisa
mempengaruhi peringkat obligasi perusahaan. Pemberian sinyal atau informasi
kepada pengguna laporan keuangan adalah cara pemberian peringkat obligasi
yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melunasi obligasinya
termasuk pokok serta bunga obligasi.
2.2.2. Obligasi
Obligasi adalah suatu jenis hutang jangka panjang yang dikeluarkan
oleh peminjam dana, yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dengan
jumlah yang tetap untuk setiap tahunnya (keown et.al, 2011:232 dalam Baskoro
2014). Jangka waktu obligasi telah ditetapkan dan disertai dengan pemberian
imbalan bunga yang jumlah dan saat pembayatannya telah ditetapkan dalam
perjanjian (Indah, 2014). Obligasi memiliki beberapa fitur antara lain:
26
A. Nilai nominal adalah suatu nilai yang harus dibayar oleh penerbit obligasi
pada saat tanggal jatuh tempo obligasi tersebut.
B. Tanggal jatuh tempo adalah suatu tanggal yang telah ditentukan
sebelumnya dan melunasi obligasinya.
C. Kupon adalah suku bunga yang diterima oleh pemegang obligasi dari
penerbit obligasi yang bersifat tetap
D. Tanggal kupon adalah suatu tanggal untuk pembayaran bunga dari
penerbit obligasi kepada pemegang obligasi.
2.2.3. Peringkat Obligasi
Peringkat obligasi adalah kelayakan kredit dari penerbit obligasi
berdasarkan faktor risiko yang relevan. Peringkat yang diberikan tidak untuk
direkomendasikan membeli, menjual, atau mempertahankan suatu obligasi.
Berkaitan dengan obligasi, penerbitan obligasi digunakan untuk memenuhi
kewajibannya secara tepat waktu (Indah, 2014). Adapun manfaat umum peringkat
obligasi adalah (Rahardjo, 2004 dalam Indah, 2014):
A. Sistem informasi keterbukaan pasar yang transparan dan berbagai produk
obligasi yang menciptakan pasar obligasi yang sehat dan transparan.
B. Efisiensi biaya.
C. Menentukan besarnya cupon rate.
D. Memberikan informasi yang obyektif menyangkut kemampuan
pembayaran hutang, risiko investasi, dan tingkat hutang.
E. Dapat menggambarkan kondisi pasar obligasi.
27
Manfaat yang didapatkan oleh emiten adalah (Rahardjo, 2004 dalam Indah, 2014):
A. Informasi poisisi bisnis
B. Menentukan struktur obligasi
C. Mendukung kinerja
D. Alat pemasaran
E. Menjaga kepercayaan investor
Lemabaga pemeringkat PT. Pefindo adalah lemabaga yang
memberikan peringkat yang obyektif, independen dan dapat dipercaya terhadap
risiko kredit, sekuritas utang secara publik. Credit Rating Agency (CRA) adalah
suatu perusahaan yang menerbitkan peringkat kredit guna penerbit obligasi dan
diperdagangkan pada pasar sekunder. Sebagai pengukur kelayakan kredit,
kemampuan pembayaran kembali, dan berpengaruh pada suku bunga yang
dibebankan pada utang tersebut.
Tabel 2.1
STANDAR PERINGKAT MENURUT PEFINDO
Peringkat
Obligasi Keterangan
IdAAA Nilai idAAA merupakan rating tertinggi yang diberikan oleh
PEFINDO. Obligor dengan nilai idAAA memiliki kapasitas yang
superior dengan long term financial commitment dibandingkan
dengan yang lainnya.
IdAA Obligor yang memiliki nilai idAA hanya berbeda tipis dengan nilai
idAAA yang artinya memiliki kapasitas yang sangat kuat dalam
long term financial comitment.
IdA Obligor yang memiliki nilai idA memiliki kapasitas yang kuat
dalam long term financial commitment. Akan tetapi, lebih sensitif
terhadap perubahan situasi serta kondisi ekonomi.
28
IdBBB Obligor dengan nilai idBBB memiliki kapasitas yang memadai
dalam long term financial commitment. Akan tetapi, perubahan
situasi dan kondisi lingkungan akan memperlemah kapasitas
obligor.
IdBB Obligor dengan nilai idBB memiliki kapasitas yang agak lemah
dalam long term financial commitemnt. Obligor akan menghadapi
ketidakpastian secara terus menerus yang akan berpengaruh pada
kapasitas obligor yang tidak memadai.
IdB Obligor dengan nilai idB memiliki kapasitas yang lemah dalam
long term financial commitment. Obligor yang melawan kondisi
bisnis, keuangan dan ekonomi akan merusak kapasitasnya sendiri.
IdCCC Dalam nilai idCCC, kondisi obligor rentan dan bergantung pada
kondisi bisnis dan keuangan yang membantu untuk mencapai
financial commitment.
IdD/idSD Dalam nilai idD/idSD kondisi obligor telah gagal untuk membayar
kewajiban keuangannya.
Sumber : Pefindo.com
Faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi menurut Pefindo:
PT Pefinso dalam memeringkat obligasi mempertimbangkan tiga
aspek yaitu risiko indutry, risiko bisnis, dan risiko keuangan, namun belum dapat
dipastikan aspek nama yang diutamakan. Berikut adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi peringkat obligasi menurut pefindo:
1. Berbagai macam risiko rasio-rasio keuangan, termasuk debt ratio, current
ratio, profitability, dan fixed charge coverage ratio. Semakin baik rasio-
rasio keuangan tersebut semakin tinggi rating tersebut.
29
2. Jaminan aset untuk obligasi yang diterbitkan (mortage provosion). Apabila
obligasi dijamin dengan aset yang bernilai tinggi, maka rating pun akan
membaik.
3. Kedudukan obligasi dengan jenis hutang lain. Apabila kedudukan obligasi
lebih rendah dari utang lainnya maka rating akan ditetapkan satu tingkat
lebih rendah dari yang seharusnya.
4. Penjamin. Emiten yang lemah namun dijamin oleh perusahaan yang kuat
maka emiten diberi rating yang kuat.
5. Adanya singkin fund (provisi bagi emiten untuk membayar pokok
pinjaman sedikit demi sedikit setiap bulan).
6. Umur obligasi. Cateris Paribus, obligasi dengan umur yang lebih pendek
mempunyai risiko yang lebih kecil.
7. Stabilitas laba dan penjualan emiten.
8. Peraturan yang berkaitan dengan industry emiten.
9. Faktor-faktor lingkungan dan tanggung jawab produk.
10. Kebijakan akuntansi. Penerapan kebijakan akuntansi yang konservatif
mengindikasikan laporan keuangan yang lebih berkualitas.
2.2.4. Profitabilitas
Profitabilitas dapat mengukur efektif keberhasilan perusahaan untuk
memperoleh keuntungan pada penjualan, aset, modal, dan sumber dana yang
mendukung (Septyawanti, 2013). Semakin tinggi profitability yang diproksikan
semakin baik perusahaan rasio profitabilitasnya dan menggambarkan keuntungan
bagi perusahaan. Berikut beberapa jenis rasio profitabilitas:
30
a. Profit Margin
Profit margin merupakan perbandingan antara laba bersih dengan
penjualan rumus dari profit margin:
b. Return on Equity
Return on Equity merupakan perbandingan antara laba bersih dengan
ekuitas. Rumus Return on Equity :
c. Return on Asses
Return on Asses merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total
aktiva. Rumus Return on Asset:
2.2.5. Likuiditas
Menurut (Sartono, 2002:116 dalam Baskoro, 2014) likuiditas adalah
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat
pada waktunya. Jenis-jenis Rasio Likuiditas
a. Current Ratio (Rasio Lancar)
31
Current Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan
kewajiban lancar dan ukuran perusahaan digunakan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek. Rumus Current Ratio:
b. Quick Ratio (Rasio Cepat)
Quick Ratio merupakan ukuran suatu kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rumus Quick Ratio:
c. Cash Ratio (Rasio Kas)
Cash Ratio merupakan rasio yang dapat menunjukkan posisi kasn yang
dapat menutupi suatu kewajiban, dan mampu menggambarkan kas yang
dmiliki perusahaan. Rumus Cash Ratio:
2.2.6. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah pengklasifikasian perusahaan yang dapat
dikategorikan sebagai perusahaan besar, perusahaan menengah dan perusahaan
kecil. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan total aktiva, penjualan, atau modal
32
dari perusahaan. Tolok ukur dapat menyimpulkan besar atau kecilnya perusahaan
dilihat dari ukuran aktiva perusahaan, selain itu dapat mencerminkan perusahaan
relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba daripada perusahaan
dengan total aset yang kecil (Daniati dan Suhairi, 2006 dalam Indah, 2014).
2.2.7. Pertumbuhan Perusahaan
Luciana dan Vieka, (2007) menyatakan bahwa pertumbuhan yang
positif dalam annual surplus dapat mengindikasikan atas berbagai financial. Para
pemegang saham obligasi yang mempunyai pertumbuhan tinggi dari ke setiap
tahunnya dalam bisnis dan akan mendapat resiko penjaminan yang lebih tinggi.
Pada umumnya pertumbuhan perusahaan yang baik akan memberikan peringkat
obligasi yang Investment grade (Indah, 2014).
2.2.8. Umur Obligasi
Jatuh tempo adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan
mendapatkan kembali atas pembayaran pokok atau nilai obligasi yang dimiliki
(Pandutama, 2012). Periode jatuh tempo umur obligasi sangat bervariasi dari 365
hari samapi diatas lima tahun. Semkain panjang jatuh tempo atas obligasi,
semakin tinggi kupon atau bunganya. Obligasi yang pendek dapat menunjukkan
peringkat obligasi yang grade (Luciana dan Vieka, 2007)
2.2.9. Jaminan
Jaminan yang ada pada obligasi dapat menarik investor untuk
memiliki obligas, hal ini dapat meyakinkan investor jika perusahaan mengalami
gagal bayar obligasi (Pandutama, 2012). Apabila obligasi dijamin dengan aset
33
yang tinggi, maka rating obligasi akan semkain baik. Salah satu alasan dengan
menjaminkan aset perusahaan untuk obligasi dan perusahaan dapat mengurangi
risiko yang akan diterima perusahaan. Data diambil dari laporan keuangan dalam
catatan atas laporan keuangan dengan jenis efek obligai dalam BEI dan
perusahaan sudah diperingkat oleh Pefindo. variabel jaminan menggunakan skala
nominal (Yuliana, dkk, 2011 dalam Pandutama, 2012)
2.2.10. Hubungan Profitabilitas Terhadap Peringkat Obligasi
Dalam penelitian ini, rasio diprosikan dengan Return on Asset untuk
mengetahui besaran laba yang diperoleh perusahaan jika diukur dengan total
aktiva. Dalam Baskoro dan Wahidahwati (2014) menunjukkan hasil bahwa
profitabilitas berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Semkain tinggi nilai
rasio profitabilitas maka semakin baik kemampuannya yang dimiliki perusahaan.
Laba perusahaan tinggi tentu memperoleh peringkat yang tinggi. Oleh karena itu
profitabilitas menentukan kesenjangan laba perusahaan, dan bisa menentukan
peringkat pengembalian obligasi, bahwa rasio profitabilitas dapat berpengaruh
terhadap peringkat obligas. Menurut Anna (2008) profitabilitas dapat berpengaruh
karena dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk going concern dan
pelunasan jangka pendek maupun jangka panjang termasuk obligasi. semakin
tinggi profitabilitas perusahaan semakin efisien untuk memperoleh laba dengan
perputaran total aset dan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar
bunga periodik dan melunasi pokok hutang obligasi sehingga dapat meningkatkan
peringkat obligasi perusahaan (Yuliana, 2008 dalam Arvian 2012).
34
2.2.11. Hubungan Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi
Dalam penelitian ini, rasio likuiditas diproksikan dengan rasio lancar
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menutupi utang lancar yang
diukur dengan akriva lancarnya. Dalam Dwi Widowati et.al (2013) menunjukkan
hasil bahwa likuiditas dapat dipergunakan untuk memprediksi dan berpengaruh
positif pada prediksi peringkat obligasi. Likuiditas bisa digunakan untuk
kemampuan membayar kewajiban dengan tempo pendek, semakin besar aktiva
lancar dan akan dapat menutupi utang lancar, maka obligasi bisa terbayarkan
dengan tepat waktu. Menurut Luciana dan Vieka (2007) perusahaan yang mampu
memenuhi kewajiban keuangannya tepat waktu berarti perusahaan dalam kondisi
likuid dan mempunyai asset lancar lebih daripada kewajiban jangka pendeknya.
Kemampuan pelunasan kewajiban jangka pendek perusahaan secara tidak
langsung berpengaruh pada kewajiban jangka panjang (hutang obligasi) yang
baik. Menurut Estiyanti, dan Yasa (2012) Tingkat likuiditas yang tinggi akan
menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan yang semakin tingkat likuid
semakin baik peringkat obligasi sesuai dengan tingkat pelunasan kewajiban
jangka pendeknya.
2.2.12. Hubungan Ukuran Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi
Ukuran perusahaan berperan penting karena menurut (Indah, 2014)
ukuran perusahaan dapat menentukkan besar atau kecil perusahaan. Disamping itu
ukuran perusahaan mempunyai korelasi terhadap resiko kebangkrutan dan
kegagalan sehingga akan berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Menurut
Luciana dan Vieka (2007) Ukuran perusahaan mampu menghasilkan laba yang
35
relatif, apabila laba pada perusahaan baik maka obligasi akan dapat dikembalikan
dengan baik juga, karena ukuran perusahaan menggambarkan katergori
perusahaan Investment grade atau non-Investment grade. Karena ukuran
perusahaan dinilai dari informasi yang dipublikasikan, pengukuran bisa
menggunakan total asset, penjualan atau ekuitas. Semakin besar ukuran
perusahaan artinya semakin banyak investor dapat memperoleh banyak infromasi
dengan mudah serta menekan ketidakpastian yang dimiliki investor sehingga
dapat meningkatkan peringkat obligasi perusahaan (Yuliana, 2011 dalam Arvian,
2012).
2.2.13. Hubungan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Peringkat
Obligasi
Luciana dan Vieka (2007) menyatakan bahwa pertumbuhan (growth)
perusahaan yang kuat berhubungan positif dengan keputusan rating dan grade
diberikan oleh pemeringkat obligasi. Pertumbuhan perusahaan akan baik jika
berada dalam posisi grade. Perusahaan mengalami pertumbuhan maka akan
pengaruh terhadap peringkat obligasi dan perusahaan memiliki obligasi grade.
Pertumbuhan perusahaan pada faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat
obligasi yang telah ditetapkan oleh pefindo menunjukan bahwa pertumbuhan
perusahaan dapat dilihat dari salah satu faktor yaitu dari penjamin. Salah satu
yang dapat menilai pertumbuhan untuk rating adalah pengukuran dengan
pertumbuhan penjualan perusahaan, karena semakin tahun laba semakin
meningkat maka mempengaruhi peringkat obligasi serta investor dapat menilai
perusahaan bahwa perusahaan dalam posisi baik, karena pertumbuhan dapat
36
mengindikasi perusahaan kemampuan perusahaan untuk meningkat atau
menurunnya perusahaan, semakin besar penjualan per tahun maka semakin tinggi
pada peringkat obliogasi dan dikategorikan sebagai perusahaan Investment grade
(Desak dan Ida, 2016).
2.2.14. Hubungan Umur Obligasi Terhadap Peringkat Obligasi
Menurut Arvian (2012) Jatuh tempo umur obligasi adalah tanggal
dimana pemegang obligasi mendapatkan pembayaran kembali sesuai dengan
nominal obligasinya. Dapat diartikan bahwa apablia jatuh tempo umur obligasi
semakin panjang, semakin tinggi kupon atau termasuk bunganya. Menurut
Susilowati dan Sumarto (2010) dalam Indah (2014) bahwa suatu obligasi memilki
masa jatuh tempo yang lama akan meningkatkan resiko investasi karena periode
yang lama membuat resiko pertistiwa menyebabkan kinerja perusahaan menurun.
Jadi obligasi umur jatuh tempo yang lebih baik adalah dengan umur jatuh tempo
yang lebih pendek. Umur obligasi digunakan dalam peringkat obligasi sebagai
pengukuran umur obligasi dalam menentukan Investment grade atau non-
Investment grade, akan perlu umur obligasi sebagai faktor-faktor menentukan
peringkat obligasi. Obligasi dengan umur yang lebih pendek memiliki risiko lebih
kecil sehingga perusahaan yang rating obligasinya tinggi menggunakan umur
obligasi yang lebih pendek daripada perusahaan yang menggunakan umur obligasi
yang lama (Andry, 2005).
37
2.2.15. Hubungan Jaminan Terhadap Peringkat Obligasi.
Menurut Luciana dan Vieka (2007) Obligasi dengan jaminan yang
harus disertai dengan jaminan aktiva tertentu, seperti mortage bond yang dijamin
dengan bangunan atau aktiva lain ccollateral bond yang dijamin dengan surat-
surat berharga miliki perusahaan lain yang dimiliki. Jenis obligasi tanpa jaminan
adalah junk bond yaitu obligasi yang mempunyai tingkat bunga dengan tingkat
risiko kredit yang besar. Obligasi dengan atas dasar jaminan maka dibagi menjadi
dua, yaitu obligasi dengan jaminan dan tanpa jaminan. Tingkat risiko yang
terkandung dalam sebuah obligasi dipengaruhi oleh jaminan. Margareta (2009)
dalam Indah (2014) menyatakan bahwa investor akan menyukai obligasi yang
sudah dijamin daripada obligasi yang tidak dijamin dengan memberikan risiko
lebih kecil dan peringkat obligasi yang lebih baik. Berpengaruhnya jaminan
karena digunakan untuk perusahaan dan investor dalam menentukan keputusan
obligasi, dengan adanya jaminan dengan aset yang bernilai tinggi, maka rating
pun akan membaik.
38
2.3. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1.
KERANGKA PEMIKIRAN
2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : rasio profitabilitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi
H2 : rasio likuiditas berpengaruh terhadap peringkat obligasi
H3 : ukuran perusahaan berpengaruh terhadap peringkat obligasi
H4 : pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap peringkat obligasi
H5 : umur obligasi berpengaruh terhadap peringkat obligasi
H6 : jaminan berpengaruh terhadap peringkat obligasi
Profitabilitas
Likuiditas
Ukuran
Perusahaan
Pertumbuhan
Umur Obligasi
Jaminan
Peringkat
Obligasi