27
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini menggunakan acuan dengan keterkaitan teori dari penelitian-penelitian terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian terdahulu, beserta persamaan dan perbedaan yang mendukung penelitian ini. 1. Ni Made et.al (2016) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh likuiditas, ukuran perusahaan, leverage, dan jaminan terhadap peringkat obligasi sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Jumlah sampel sebanyak 20 obligasi perusahaan sektor keuangan periode 2012-2014, dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah uji analisis regresi logistik dan pengolahan data menggunakan SPSS 13 for windows. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa likuiditas berpengaruh negatid dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Leverage berpengaruh positid dan tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Leverage berpengaruh psoitif dan tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Jaminan berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Perusahaan hendaknya lebih memperhatikan dan mampu meningkatkan nilai likuiditas perusahaan agar perusahaan memperoleh peringkat obligasi berkategori -grade karena para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 1. Ni Made et.al (2016)eprints.perbanas.ac.id/2645/4/BAB II.pdf · 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini menggunakan acuan dengan keterkaitan teori

Embed Size (px)

Citation preview

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini menggunakan acuan dengan keterkaitan teori dari

penelitian-penelitian terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian

terdahulu, beserta persamaan dan perbedaan yang mendukung penelitian ini.

1. Ni Made et.al (2016)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh

likuiditas, ukuran perusahaan, leverage, dan jaminan terhadap peringkat obligasi

sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia. Data dalam penelitian ini adalah data

sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Jumlah sampel sebanyak 20 obligasi

perusahaan sektor keuangan periode 2012-2014, dengan menggunakan metode

purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah uji analisis regresi

logistik dan pengolahan data menggunakan SPSS 13 for windows.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa likuiditas berpengaruh negatid

dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Ukuran perusahaan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Leverage berpengaruh positid

dan tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Leverage berpengaruh psoitif dan

tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Jaminan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap peringkat obligasi. Perusahaan hendaknya lebih

memperhatikan dan mampu meningkatkan nilai likuiditas perusahaan agar

perusahaan memperoleh peringkat obligasi berkategori -grade karena para

13

investor lebih tertarik untuk melakukan investasi pada obligasi di

perusahaan yang berkategori -grade.

Persamaan pada penelitian ini adalah

1. Menguji variabel dependen yaitu peringkat obligasi dan variabel

independen yang sama yaitu likuiditas, ukuran perusahaan, dan jaminan.

2. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling.

3. Alat ukur yag digunakan adalah analisis regresi logistik

Perbedaan pada penelitian ini adalah

Peneliti sekarang menguji pengaruh variabel independen yaitu,

likuiditas, ukuran perusahaan, leverage dan jaminan, sedangkan peneliti sekarang

menggunakan variabel independen profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan,

pertumbuhan, umur obligasi, dan jaminan. Penelitian ini berfokus pada

perusahaan manufaktur industri transportasi untuk tahun 2011-2015.

2. I made et.al (2016)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rasio keuangan

(profitabilitas, leverage, likuiditas, solvabilitas, dan produktivitas) memiliki

kemampuan dalam memprediksi peringkat obligasi oleh pefindo pada perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Penelitian ini

menggunakan uji diskriminan.

14

Hasil penelitian menunujukkan bahwa profitabilitas, leverage,

solvabilitas dan produktivitas memiliki kemampuan dalam memprediksi peringkat

obligasi perusahaan oleh PT. Pefindo yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2010-2014. Sedangkan variabel likuiditas tidak memiliki kemampuan

dalam memprediksi peringkat obligasi perusahaan oleh Pefindo yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014.

Persamaan pada penelitian ini adalah

1. Menguji variabel dependen yaitu peringkat obligasi

2. Menggunakan metode sampling yaitu purposive sampling

3. Variabel independen yaitu profitabilitas.

4. Alat ukur yag digunakan adalah analisis regresi logistik

Perbedaan pada penelitian ini adalah

Variabel independen peneliti terhadulu profitabilitas, leverage,

solvabilitas dan produktivitas, sedangkan penelitian sekarang adalah profitabilias,

likuiditas, ukuran perusahaan, pertumbuhan, umur obligasi, dan jaminan.

Penelitian ini berfokus pada perusahaan manufaktur industri transportasi untuk

tahun 2011-2015.

15

3. Aries (2015)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji probabilitas pengaruh

profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, leverage, dan umur obligasi terhadap

peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 29

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2011-2013. Teknik analisis data

yang digunakan Chi-square test dan uji Sig.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa probabilitas profitabilitas,

likuiditas, ukuran perusahaan, leverage, dan umur obligasi secara simultan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peringkat obligasi menggunakan chi-

square. Probabilitas profitabilitas, likuiditas, dan leverage tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap peringkat obligasi.

Persamaan pada penelitian ini adalah

1. Menguji variabel dependen yaitu peringkat obligasi

2. Variabel dependen yang diuji yaitu profitabilitas, likuiditas, ukuran

perusahaan dan umur obligasi.

3. Alat ukur yag digunakan adalah analisis regresi logistik

4. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling.

Perbedaan pada penelitian ini adalah

Variabel independen profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan,

leverage, dan umur obligasi terhadap peringkat obligasi pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Peneltian sekarang

16

manambahkan variabel independen yaitu, jaminan, dan pertumbuhan. Penelitian

ini berfokus pada perusahaan manufaktur industri transportasi untuk tahun 2011-

2015.

4. Chandra Dkk (2015)

Tujuan penelitian ini untuk meneliti pengaruh dari kepemilikan

instutional, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris independen, komite

audit, kualitas audit, corporate governance perception index, debt to equity ratio,

return on assets, dan current ratio. Sampel berjumlah 101 obligasi perusahaan non

keuangan yang terdaftar dari BEI selama peridoe 2005-2012 diperingkat PT.

Pefindo dan memiliki CGPI yang diseleksi menggunakan purposive sampling dan

menggunakan regresi logistik ordinal

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepemilikan institional,

kepemilikan manajerial, jumlah komite audit, CGPI, dan ROA berpengaruh

positif signifikan terhadap peringkat obligasi. DER dan CR berpengaruh negatif

signifikan terhadap peringkat obligasi, sedangkan ukuran perusahaan dewan

komisaris, porporsi independen tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat

obligasi.

Persamaan pada penelitian ini adalah

1. Menguji variabel dependen yaitu peringkat obligasi,

2. Variabel independen yang diteliti yaitu, rasio likuiditas dan profitabilitas.

3. Alat ukur yag digunakan adalah analisis regresi logistik

4. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling.

17

Perbedaan pada penelitian ini adalah

1. Penelitian terdahulu ada CGPI, untuk penelitian sekarang hanya rasio

mengenai rasio keuangan.

2. Penelitian sebelumnya fokus pada perusahaan non keuangan yang terdaftar

dari BEI selama peridoe 2005-2012, sedangkan penelitian ini berfokus

pada perusahaan manufaktur industri transportasi tahun observasi pada

tahun 2011-2015.

5. Tetty et.al (2014)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap peningkatan pada perusahaan manufaktur. Faktor-faktor

yang akan di uji di dalam penelitian ini meliputi rasio cakupan, rasio likuiditas,

solvabilitas, profitabilitas, dan risiko bsinis. Populasi dalam penelitian ini adalah

semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Yang mempunyai kriteria

perusahaan terdaftar di BEI selama lima tahun. Perusahaan menerbitkan obligasi

berturut-turut selama lima tahun. Berdasarkan kriteria tersebut didapatkan

sebanyak delapan perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa dari kelima variabel yang diteliti hanya satu yang memiliki

pengaruh terhadap peringkat obligasi, yaitu risiko bisnis.

Persamaan pada penelitian ini adalah

1. Menguji peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur di BEI sebagai

variabel dependen

2. Terdapat dua variabel yaitu profitabilitas dan likuiditas

18

3. Alat ukur yag digunakan adalah analisis regresi logistik

4. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling.

Perbedaan pada penelitian ini adalah

1. Perbedaan variabel independen yang tidak sama yaitu rasio cangkupan,

solvabilitas dan risiko bisnis

2. Tahun penelitian terdahulu tahun 2007-2011, sedangkan penelitian ini

berfokus pada perusahaan industri transportasi tahun observasi pada tahun

2011-2015.

6. Indah Wijayanti (2014)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seperti apa yang

mempengaruhi peringkat obligasi prediksi perusahaan. Ada lima variabel

independen yang diamati yaitu ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan,

jaminan, usia obligasi, dan reputasi auditor. Sampel yang digunakan adalah

perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun

2010-2012 dan sudah di peringkat oleh PT. Pefindo. Mengambil sampel 27

perusahaan yang dipilih menggunakan metode purposive sampling.

Hasil penelitian menggunakan pengujian logistik membuktikan bahwa

pertumbuhan perusahaan dan usia obligasi memiliki variabel yang signifikan ke

peringkat obligasi sedangkan ukuran perusahaan, jaminan, dan reputasi auditor

tidak memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. Hal ini untuk ukuran

perusahaan dilihat dari penjualan atau hutag di perusahaan. Untuk jaminan tidak

dilihat dari segi aset saja tetapi melihat catatan laporan keuangan tahunan.

19

Persamaan pada penelitian ini adalah

1. Menguji peringkat obligasi di BEI yang dinilai oleh PT. Pefindo sebagai

variabel dependen

2. Variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan, jaminan, umur obligasi

merupakan variabel yang sama diteliti

3. Alat ukur yag digunakan adalah analisis regresi logistik

4. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling.

Perbedaan pada penelitian ini adalah

1. Variabel peneliti terdahulu menggunakan reputasi auditor, pada peneliti

sekarang menggunakan profitabilitas dan likuiditas.

2. Perusahaan yang penelitian sebelumnya manufaktur 2010-2012,

sedangkan penelitian ini berfokus pada perusahaan industri transportasi

tahun observasi pada tahun 2011-2015.

7. Ninik (2013)

Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh informasi keuangan

(leverage, likuiditas, dan profitabilitas) terhadap peringkat obligasi di PT Pefindo.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesa (BEI) serta terdaftar dan diperingkat obligasinya di PT. Pefindo

berjumlah 101 perusahaan pada tahun 2011. Metode pengumpulan data dilakukan

dengan metode dokumenter. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah regresi logistik metode stepwise.

20

Hasil peneltian mununjukan bahwa leverage yang diukur dengan

return on asset ratio berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Investor

yang berkeinginan untuk berinvestasi pada sekuritas obligasi, hendaknya

memperhatikan analisis informasi keuangan dan memanfaatkan peringkat obligasi

yang telah dikeluarkan oleh rating agency sebagai bahan pertimbangan

pengambilan keputusan.

Persamaan pada penelitian ini adalah

1. Menguji peringkat obligasi yang perusahaan sudah terdaftar di BEI dan

sudah dinilai PT. Pefindo

2. Variabel independen yang sama yaitu likuiditas dan profitabilitas.

3. Alat ukur yag digunakan adalah analisis regresi logistik

Perbedaan pada penelitian ini adalah

1. Pengambilan sampel dengan dokumenter, sedangkan penelitian saat ini

menggunakan purposive sampling

2. Perusahaan yang penelitian sebelumnya manufaktur tahun 2011,

sedangkan penelitian saat ini berfokus pada perusahaan manufaktur

industri transportasi tahun observasi pada tahun 2011-2015.

21

8. Hilda (2013)

Tujuan penelitian ini untuk memberikan bukti empiris pengaruh

konservatsime akuntansi dan rasio keuangan (leverage, likuiditas, profitabilitas)

terhadap peringkat obligasi. Subyek penelitian ini adalah perusahaan yang

diperingkat oleh indonesia bond market direktori tahun 2008, 2009, 2010. Metode

pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumenter. Data yang digunakan

berupa data sekunder yang berasal dari laporan keuangan dan database peringkat

obligasi indonesia bond market direktori. Data di analisis menggunakan analisis

logistik.

Hasil pengujian secara simultan menunjukan bahwa konservatisme

akuntansi dan rasio keuangan (leverage, likuiditas dan profitabolitas) berpengaruh

terhadap peringkat obligasi. Pengujian parsial menunjukka konservatisme

akuntansi, dan likuiditas tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Laporan

keuangan efektif untuk bahan analisis dalam mengambil sebuah keputusan.

Investor yang berkeinginan untuk berinvestasi pada sekuritas obligasi, hendaknya

memperhatikan faktor konservatisme akuntansi dan analisis rasio keuangan dan

memanfaatkan peringkat obligasi yang telah dikeluarkan oleh agen pemeringkatan

sebagai bahan pertimbangan.

Persamaan pada penelitian ini adalah

1. Menguji peringkat obligasi sebagai variabel dependen

2. Variabel independen yang sama yaitu, likuiditas, dan profitabilitas.

3. Menggunakan alat ukur analisis logistik

22

Perbedaan pada penelitian ini adalah

1. variabel independen yaitu, umur obligasi, jaminan.

2. Perusahaan yang diperingkat oleh indonesia bond market direktori tahun

2008, 2009, 2010, sedangkan penelitian ini berfokus pada perusahaan

manufaktur industri transportasi tahun observasi pada tahun 2011-2015.

3. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumenter,

sedangkan penelitian saat ini menggunakan purposive sampling

9. Arvian (2012)

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris tentang

faktor yang mempengaruhi peringkat kewajiban prediksi. Variabel yang diteliti

adalah leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan, umur obligasi,

jaminan, dan reputasi auditor. Sampel terdiri dari 11 perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan dinilai oleh PT. Pefindo 2007-2010. Metode

yang digunakan adalah purposive sampling dalam penelitian ini.

Hasil penelitian ini yaitu dengan pengujian logistik menunjukkan bahwa terbukti

variabel jaminan obligasi berpengaruh secara signifikan dalam memprediksi

peringkat obligasi perusahaan manufaktur tahun 2007-2010. Sedangkan untuk

variabel leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan, umur obligasi,

dan reputasi auditor dari hasil pengujian dengan regresi oogistik menunjukkan

bahwa tidak terbukti berpengaruh secara signifikan dalam memprediksi peringkat

obligasi perusahaan manufaktur tahun 2007-2010. Hal ini bisa terjadi karena

23

kemungkinan perusahaan tidak bisa melunasi obligasi kepada investor sesuai

dengan jatuh tempo.

Persamaan pada penelitian ini adalah

1. Menguji peringkat obligasi di BEI yang dinilai oleh PT. Pefindo sebagai

variabel dependen

2. Alat ukur yag digunakan adalah analisis regresi logistik

3. Variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan,

umur obligasi, jaminan.

4. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling.

Perbedaan pada penelitian ini adalah

1. Variabel independen yaitu likuiditas.

2. Perusahaan yang diteliti yaitu perusahaan manufaktur 2007-2010,

sedangkan penelitian saat ini berfokus pada perusahaan manufaktur

industri transportasi tahun observasi pada tahun 2011-2015.

10. Grace Putri Sejati (2010)

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh faktor akuntansi

dan non-akuntansi dalam me prediksi tingkat obligasi. Penelitian ini mengguakan

pendekatan kuantitatif dan mengambil sampel dengan menggunakan purposive

sampling teknik pada perusahaan manufakur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dan dinilai oleh PT. Pefindo pada periode 2003-2008.

24

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor akuntansi yang

mempengaruhi prediksi tingkat obligasi adalah pertumbuhan, sedangkan tingkat

non-akuntansi yang tidak mempengaruhi prediksi tingkat obligasi adalah reputasi

auditor. Hal ini dikarenakan perusahaan audit atau yang tidak diaudit tidak

terpengaruh oleh peringkat obligasi karena perusahaan yang diaudit akan

mendapat grade sedangkan yang tidak diaudit memperoleh non grade (Grace

2010).

Persamaan pada penelitian ini adalah

1. Menguji peringkat obligasi sebagai variabel dependen

2. Variabel independen yang diteliti yaitu likuiditas, pertumbuhan, ukuran

perusahaan dan profitabilitas

3. Menggunakan pengukuran analisis regresi logistik

4. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling.

Perbedaan pada penelitian ini adalah

1. Variabel independen yaitu umur obligasi, jaminan dan likuiditas.

2. Perusahaan yang penelitian sebelumnya manufaktur 2003-2008,

sedangkan penelitian ini berfokus pada perusahaan industri transportasi

tahun observasi pada tahun 2011-2015.

25

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Teori Signal

Teori signal menunjukkan adanya asimetris informasi antara pihak

manajemen perusahaan dan berbagai pihak yang berkaitan dengan informasi yang

dikeluarkan tersebut. Asimetris informasi dapat terjadi dianatar dua kondisi yaitu

perbedaan informasi yang kecil sehingga tidak mempengaruhi manajemen, atau

perbedaan yang sangat signifikansi sehingga dapat berpengaruh terhadap

manajemen dan peringkat obligasi (Sartono, 2002 dalam Indah dan Priyadi,

2014). Teori sinyal menjelaskan bagaimana cara perusahaan memberikan sinyal

atau informasi kepada para pengguna laporan keuangan. Ketika perusahaan

memiliki laporan keuangan dan informasi yang baik maka dapat disimpulkan

bahwa perushaan dapat melunasi obligasinya dengan baik dan hal tersebut bisa

mempengaruhi peringkat obligasi perusahaan. Pemberian sinyal atau informasi

kepada pengguna laporan keuangan adalah cara pemberian peringkat obligasi

yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melunasi obligasinya

termasuk pokok serta bunga obligasi.

2.2.2. Obligasi

Obligasi adalah suatu jenis hutang jangka panjang yang dikeluarkan

oleh peminjam dana, yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dengan

jumlah yang tetap untuk setiap tahunnya (keown et.al, 2011:232 dalam Baskoro

2014). Jangka waktu obligasi telah ditetapkan dan disertai dengan pemberian

imbalan bunga yang jumlah dan saat pembayatannya telah ditetapkan dalam

perjanjian (Indah, 2014). Obligasi memiliki beberapa fitur antara lain:

26

A. Nilai nominal adalah suatu nilai yang harus dibayar oleh penerbit obligasi

pada saat tanggal jatuh tempo obligasi tersebut.

B. Tanggal jatuh tempo adalah suatu tanggal yang telah ditentukan

sebelumnya dan melunasi obligasinya.

C. Kupon adalah suku bunga yang diterima oleh pemegang obligasi dari

penerbit obligasi yang bersifat tetap

D. Tanggal kupon adalah suatu tanggal untuk pembayaran bunga dari

penerbit obligasi kepada pemegang obligasi.

2.2.3. Peringkat Obligasi

Peringkat obligasi adalah kelayakan kredit dari penerbit obligasi

berdasarkan faktor risiko yang relevan. Peringkat yang diberikan tidak untuk

direkomendasikan membeli, menjual, atau mempertahankan suatu obligasi.

Berkaitan dengan obligasi, penerbitan obligasi digunakan untuk memenuhi

kewajibannya secara tepat waktu (Indah, 2014). Adapun manfaat umum peringkat

obligasi adalah (Rahardjo, 2004 dalam Indah, 2014):

A. Sistem informasi keterbukaan pasar yang transparan dan berbagai produk

obligasi yang menciptakan pasar obligasi yang sehat dan transparan.

B. Efisiensi biaya.

C. Menentukan besarnya cupon rate.

D. Memberikan informasi yang obyektif menyangkut kemampuan

pembayaran hutang, risiko investasi, dan tingkat hutang.

E. Dapat menggambarkan kondisi pasar obligasi.

27

Manfaat yang didapatkan oleh emiten adalah (Rahardjo, 2004 dalam Indah, 2014):

A. Informasi poisisi bisnis

B. Menentukan struktur obligasi

C. Mendukung kinerja

D. Alat pemasaran

E. Menjaga kepercayaan investor

Lemabaga pemeringkat PT. Pefindo adalah lemabaga yang

memberikan peringkat yang obyektif, independen dan dapat dipercaya terhadap

risiko kredit, sekuritas utang secara publik. Credit Rating Agency (CRA) adalah

suatu perusahaan yang menerbitkan peringkat kredit guna penerbit obligasi dan

diperdagangkan pada pasar sekunder. Sebagai pengukur kelayakan kredit,

kemampuan pembayaran kembali, dan berpengaruh pada suku bunga yang

dibebankan pada utang tersebut.

Tabel 2.1

STANDAR PERINGKAT MENURUT PEFINDO

Peringkat

Obligasi Keterangan

IdAAA Nilai idAAA merupakan rating tertinggi yang diberikan oleh

PEFINDO. Obligor dengan nilai idAAA memiliki kapasitas yang

superior dengan long term financial commitment dibandingkan

dengan yang lainnya.

IdAA Obligor yang memiliki nilai idAA hanya berbeda tipis dengan nilai

idAAA yang artinya memiliki kapasitas yang sangat kuat dalam

long term financial comitment.

IdA Obligor yang memiliki nilai idA memiliki kapasitas yang kuat

dalam long term financial commitment. Akan tetapi, lebih sensitif

terhadap perubahan situasi serta kondisi ekonomi.

28

IdBBB Obligor dengan nilai idBBB memiliki kapasitas yang memadai

dalam long term financial commitment. Akan tetapi, perubahan

situasi dan kondisi lingkungan akan memperlemah kapasitas

obligor.

IdBB Obligor dengan nilai idBB memiliki kapasitas yang agak lemah

dalam long term financial commitemnt. Obligor akan menghadapi

ketidakpastian secara terus menerus yang akan berpengaruh pada

kapasitas obligor yang tidak memadai.

IdB Obligor dengan nilai idB memiliki kapasitas yang lemah dalam

long term financial commitment. Obligor yang melawan kondisi

bisnis, keuangan dan ekonomi akan merusak kapasitasnya sendiri.

IdCCC Dalam nilai idCCC, kondisi obligor rentan dan bergantung pada

kondisi bisnis dan keuangan yang membantu untuk mencapai

financial commitment.

IdD/idSD Dalam nilai idD/idSD kondisi obligor telah gagal untuk membayar

kewajiban keuangannya.

Sumber : Pefindo.com

Faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi menurut Pefindo:

PT Pefinso dalam memeringkat obligasi mempertimbangkan tiga

aspek yaitu risiko indutry, risiko bisnis, dan risiko keuangan, namun belum dapat

dipastikan aspek nama yang diutamakan. Berikut adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi peringkat obligasi menurut pefindo:

1. Berbagai macam risiko rasio-rasio keuangan, termasuk debt ratio, current

ratio, profitability, dan fixed charge coverage ratio. Semakin baik rasio-

rasio keuangan tersebut semakin tinggi rating tersebut.

29

2. Jaminan aset untuk obligasi yang diterbitkan (mortage provosion). Apabila

obligasi dijamin dengan aset yang bernilai tinggi, maka rating pun akan

membaik.

3. Kedudukan obligasi dengan jenis hutang lain. Apabila kedudukan obligasi

lebih rendah dari utang lainnya maka rating akan ditetapkan satu tingkat

lebih rendah dari yang seharusnya.

4. Penjamin. Emiten yang lemah namun dijamin oleh perusahaan yang kuat

maka emiten diberi rating yang kuat.

5. Adanya singkin fund (provisi bagi emiten untuk membayar pokok

pinjaman sedikit demi sedikit setiap bulan).

6. Umur obligasi. Cateris Paribus, obligasi dengan umur yang lebih pendek

mempunyai risiko yang lebih kecil.

7. Stabilitas laba dan penjualan emiten.

8. Peraturan yang berkaitan dengan industry emiten.

9. Faktor-faktor lingkungan dan tanggung jawab produk.

10. Kebijakan akuntansi. Penerapan kebijakan akuntansi yang konservatif

mengindikasikan laporan keuangan yang lebih berkualitas.

2.2.4. Profitabilitas

Profitabilitas dapat mengukur efektif keberhasilan perusahaan untuk

memperoleh keuntungan pada penjualan, aset, modal, dan sumber dana yang

mendukung (Septyawanti, 2013). Semakin tinggi profitability yang diproksikan

semakin baik perusahaan rasio profitabilitasnya dan menggambarkan keuntungan

bagi perusahaan. Berikut beberapa jenis rasio profitabilitas:

30

a. Profit Margin

Profit margin merupakan perbandingan antara laba bersih dengan

penjualan rumus dari profit margin:

b. Return on Equity

Return on Equity merupakan perbandingan antara laba bersih dengan

ekuitas. Rumus Return on Equity :

c. Return on Asses

Return on Asses merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total

aktiva. Rumus Return on Asset:

2.2.5. Likuiditas

Menurut (Sartono, 2002:116 dalam Baskoro, 2014) likuiditas adalah

kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat

pada waktunya. Jenis-jenis Rasio Likuiditas

a. Current Ratio (Rasio Lancar)

31

Current Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan

kewajiban lancar dan ukuran perusahaan digunakan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendek. Rumus Current Ratio:

b. Quick Ratio (Rasio Cepat)

Quick Ratio merupakan ukuran suatu kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rumus Quick Ratio:

c. Cash Ratio (Rasio Kas)

Cash Ratio merupakan rasio yang dapat menunjukkan posisi kasn yang

dapat menutupi suatu kewajiban, dan mampu menggambarkan kas yang

dmiliki perusahaan. Rumus Cash Ratio:

2.2.6. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah pengklasifikasian perusahaan yang dapat

dikategorikan sebagai perusahaan besar, perusahaan menengah dan perusahaan

kecil. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan total aktiva, penjualan, atau modal

32

dari perusahaan. Tolok ukur dapat menyimpulkan besar atau kecilnya perusahaan

dilihat dari ukuran aktiva perusahaan, selain itu dapat mencerminkan perusahaan

relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba daripada perusahaan

dengan total aset yang kecil (Daniati dan Suhairi, 2006 dalam Indah, 2014).

2.2.7. Pertumbuhan Perusahaan

Luciana dan Vieka, (2007) menyatakan bahwa pertumbuhan yang

positif dalam annual surplus dapat mengindikasikan atas berbagai financial. Para

pemegang saham obligasi yang mempunyai pertumbuhan tinggi dari ke setiap

tahunnya dalam bisnis dan akan mendapat resiko penjaminan yang lebih tinggi.

Pada umumnya pertumbuhan perusahaan yang baik akan memberikan peringkat

obligasi yang Investment grade (Indah, 2014).

2.2.8. Umur Obligasi

Jatuh tempo adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan

mendapatkan kembali atas pembayaran pokok atau nilai obligasi yang dimiliki

(Pandutama, 2012). Periode jatuh tempo umur obligasi sangat bervariasi dari 365

hari samapi diatas lima tahun. Semkain panjang jatuh tempo atas obligasi,

semakin tinggi kupon atau bunganya. Obligasi yang pendek dapat menunjukkan

peringkat obligasi yang grade (Luciana dan Vieka, 2007)

2.2.9. Jaminan

Jaminan yang ada pada obligasi dapat menarik investor untuk

memiliki obligas, hal ini dapat meyakinkan investor jika perusahaan mengalami

gagal bayar obligasi (Pandutama, 2012). Apabila obligasi dijamin dengan aset

33

yang tinggi, maka rating obligasi akan semkain baik. Salah satu alasan dengan

menjaminkan aset perusahaan untuk obligasi dan perusahaan dapat mengurangi

risiko yang akan diterima perusahaan. Data diambil dari laporan keuangan dalam

catatan atas laporan keuangan dengan jenis efek obligai dalam BEI dan

perusahaan sudah diperingkat oleh Pefindo. variabel jaminan menggunakan skala

nominal (Yuliana, dkk, 2011 dalam Pandutama, 2012)

2.2.10. Hubungan Profitabilitas Terhadap Peringkat Obligasi

Dalam penelitian ini, rasio diprosikan dengan Return on Asset untuk

mengetahui besaran laba yang diperoleh perusahaan jika diukur dengan total

aktiva. Dalam Baskoro dan Wahidahwati (2014) menunjukkan hasil bahwa

profitabilitas berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Semkain tinggi nilai

rasio profitabilitas maka semakin baik kemampuannya yang dimiliki perusahaan.

Laba perusahaan tinggi tentu memperoleh peringkat yang tinggi. Oleh karena itu

profitabilitas menentukan kesenjangan laba perusahaan, dan bisa menentukan

peringkat pengembalian obligasi, bahwa rasio profitabilitas dapat berpengaruh

terhadap peringkat obligas. Menurut Anna (2008) profitabilitas dapat berpengaruh

karena dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk going concern dan

pelunasan jangka pendek maupun jangka panjang termasuk obligasi. semakin

tinggi profitabilitas perusahaan semakin efisien untuk memperoleh laba dengan

perputaran total aset dan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar

bunga periodik dan melunasi pokok hutang obligasi sehingga dapat meningkatkan

peringkat obligasi perusahaan (Yuliana, 2008 dalam Arvian 2012).

34

2.2.11. Hubungan Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi

Dalam penelitian ini, rasio likuiditas diproksikan dengan rasio lancar

untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menutupi utang lancar yang

diukur dengan akriva lancarnya. Dalam Dwi Widowati et.al (2013) menunjukkan

hasil bahwa likuiditas dapat dipergunakan untuk memprediksi dan berpengaruh

positif pada prediksi peringkat obligasi. Likuiditas bisa digunakan untuk

kemampuan membayar kewajiban dengan tempo pendek, semakin besar aktiva

lancar dan akan dapat menutupi utang lancar, maka obligasi bisa terbayarkan

dengan tepat waktu. Menurut Luciana dan Vieka (2007) perusahaan yang mampu

memenuhi kewajiban keuangannya tepat waktu berarti perusahaan dalam kondisi

likuid dan mempunyai asset lancar lebih daripada kewajiban jangka pendeknya.

Kemampuan pelunasan kewajiban jangka pendek perusahaan secara tidak

langsung berpengaruh pada kewajiban jangka panjang (hutang obligasi) yang

baik. Menurut Estiyanti, dan Yasa (2012) Tingkat likuiditas yang tinggi akan

menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan yang semakin tingkat likuid

semakin baik peringkat obligasi sesuai dengan tingkat pelunasan kewajiban

jangka pendeknya.

2.2.12. Hubungan Ukuran Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi

Ukuran perusahaan berperan penting karena menurut (Indah, 2014)

ukuran perusahaan dapat menentukkan besar atau kecil perusahaan. Disamping itu

ukuran perusahaan mempunyai korelasi terhadap resiko kebangkrutan dan

kegagalan sehingga akan berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Menurut

Luciana dan Vieka (2007) Ukuran perusahaan mampu menghasilkan laba yang

35

relatif, apabila laba pada perusahaan baik maka obligasi akan dapat dikembalikan

dengan baik juga, karena ukuran perusahaan menggambarkan katergori

perusahaan Investment grade atau non-Investment grade. Karena ukuran

perusahaan dinilai dari informasi yang dipublikasikan, pengukuran bisa

menggunakan total asset, penjualan atau ekuitas. Semakin besar ukuran

perusahaan artinya semakin banyak investor dapat memperoleh banyak infromasi

dengan mudah serta menekan ketidakpastian yang dimiliki investor sehingga

dapat meningkatkan peringkat obligasi perusahaan (Yuliana, 2011 dalam Arvian,

2012).

2.2.13. Hubungan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Peringkat

Obligasi

Luciana dan Vieka (2007) menyatakan bahwa pertumbuhan (growth)

perusahaan yang kuat berhubungan positif dengan keputusan rating dan grade

diberikan oleh pemeringkat obligasi. Pertumbuhan perusahaan akan baik jika

berada dalam posisi grade. Perusahaan mengalami pertumbuhan maka akan

pengaruh terhadap peringkat obligasi dan perusahaan memiliki obligasi grade.

Pertumbuhan perusahaan pada faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat

obligasi yang telah ditetapkan oleh pefindo menunjukan bahwa pertumbuhan

perusahaan dapat dilihat dari salah satu faktor yaitu dari penjamin. Salah satu

yang dapat menilai pertumbuhan untuk rating adalah pengukuran dengan

pertumbuhan penjualan perusahaan, karena semakin tahun laba semakin

meningkat maka mempengaruhi peringkat obligasi serta investor dapat menilai

perusahaan bahwa perusahaan dalam posisi baik, karena pertumbuhan dapat

36

mengindikasi perusahaan kemampuan perusahaan untuk meningkat atau

menurunnya perusahaan, semakin besar penjualan per tahun maka semakin tinggi

pada peringkat obliogasi dan dikategorikan sebagai perusahaan Investment grade

(Desak dan Ida, 2016).

2.2.14. Hubungan Umur Obligasi Terhadap Peringkat Obligasi

Menurut Arvian (2012) Jatuh tempo umur obligasi adalah tanggal

dimana pemegang obligasi mendapatkan pembayaran kembali sesuai dengan

nominal obligasinya. Dapat diartikan bahwa apablia jatuh tempo umur obligasi

semakin panjang, semakin tinggi kupon atau termasuk bunganya. Menurut

Susilowati dan Sumarto (2010) dalam Indah (2014) bahwa suatu obligasi memilki

masa jatuh tempo yang lama akan meningkatkan resiko investasi karena periode

yang lama membuat resiko pertistiwa menyebabkan kinerja perusahaan menurun.

Jadi obligasi umur jatuh tempo yang lebih baik adalah dengan umur jatuh tempo

yang lebih pendek. Umur obligasi digunakan dalam peringkat obligasi sebagai

pengukuran umur obligasi dalam menentukan Investment grade atau non-

Investment grade, akan perlu umur obligasi sebagai faktor-faktor menentukan

peringkat obligasi. Obligasi dengan umur yang lebih pendek memiliki risiko lebih

kecil sehingga perusahaan yang rating obligasinya tinggi menggunakan umur

obligasi yang lebih pendek daripada perusahaan yang menggunakan umur obligasi

yang lama (Andry, 2005).

37

2.2.15. Hubungan Jaminan Terhadap Peringkat Obligasi.

Menurut Luciana dan Vieka (2007) Obligasi dengan jaminan yang

harus disertai dengan jaminan aktiva tertentu, seperti mortage bond yang dijamin

dengan bangunan atau aktiva lain ccollateral bond yang dijamin dengan surat-

surat berharga miliki perusahaan lain yang dimiliki. Jenis obligasi tanpa jaminan

adalah junk bond yaitu obligasi yang mempunyai tingkat bunga dengan tingkat

risiko kredit yang besar. Obligasi dengan atas dasar jaminan maka dibagi menjadi

dua, yaitu obligasi dengan jaminan dan tanpa jaminan. Tingkat risiko yang

terkandung dalam sebuah obligasi dipengaruhi oleh jaminan. Margareta (2009)

dalam Indah (2014) menyatakan bahwa investor akan menyukai obligasi yang

sudah dijamin daripada obligasi yang tidak dijamin dengan memberikan risiko

lebih kecil dan peringkat obligasi yang lebih baik. Berpengaruhnya jaminan

karena digunakan untuk perusahaan dan investor dalam menentukan keputusan

obligasi, dengan adanya jaminan dengan aset yang bernilai tinggi, maka rating

pun akan membaik.

38

2.3. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1.

KERANGKA PEMIKIRAN

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : rasio profitabilitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi

H2 : rasio likuiditas berpengaruh terhadap peringkat obligasi

H3 : ukuran perusahaan berpengaruh terhadap peringkat obligasi

H4 : pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap peringkat obligasi

H5 : umur obligasi berpengaruh terhadap peringkat obligasi

H6 : jaminan berpengaruh terhadap peringkat obligasi

Profitabilitas

Likuiditas

Ukuran

Perusahaan

Pertumbuhan

Umur Obligasi

Jaminan

Peringkat

Obligasi