31
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup Aset Aset merupakan harta yang dimiliki perusahaan baik berwujud maupun tidak berwujud. Aset-aset tersebut harus di kelola dengan baik oleh perusahaan secara efektif dan efisien. Dalam mengelola aset dilakukan melalui siklus hidup aset, sehingga aset yang ada dapat memberikan pendapatan bagi perusahaan. 2.2 Pengertian Aset Menurut Siregar (2004, hal.178) “aset secara umum adalah barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai ekonomi (economic value), nilai komersil (commercial value) atau nilai tukar (exchange value) yang dimiliki oleh badan usaha, instansi atau individu/perorangan”. Sedangkan menurut Siregar (2004) mengemukakan pengertian aset sebagai berikut: Aset adalah barang dalam pengertian hukum disebut benda, yang terdiri dari benda tidak bergerak dan benda bergerak. Yang dimaksud benda tidak bergerak meliputi (tanah dan bangunan), baik yang berwujud (tangible) maupun yang tidak berwujud (intangible), yang tercakup dalam aktiva/kekayaan atau harta kekayaan suatu perusahaan, badan usaha, institusi atau perorangan (hal.178). Sedangkan pengertian aset menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah: Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber- sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya (Lampiran I.01 Kerangka Konseptual – 17). Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa aset adalah barang berwujud atau tidak berwujud, bergerak dan tidak bergerak yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aset dan Siklus Hidup Aset

Aset merupakan harta yang dimiliki perusahaan baik berwujud maupun

tidak berwujud. Aset-aset tersebut harus di kelola dengan baik oleh perusahaan

secara efektif dan efisien. Dalam mengelola aset dilakukan melalui siklus hidup

aset, sehingga aset yang ada dapat memberikan pendapatan bagi perusahaan.

2.2 Pengertian Aset

Menurut Siregar (2004, hal.178) “aset secara umum adalah barang (thing)

atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai ekonomi (economic value),

nilai komersil (commercial value) atau nilai tukar (exchange value) yang dimiliki

oleh badan usaha, instansi atau individu/perorangan”. Sedangkan menurut Siregar

(2004) mengemukakan pengertian aset sebagai berikut:

Aset adalah barang dalam pengertian hukum disebut benda, yang terdiri dari benda tidak bergerak dan benda bergerak. Yang dimaksud benda tidak bergerak meliputi (tanah dan bangunan), baik yang berwujud (tangible) maupun yang tidak berwujud (intangible), yang tercakup dalam aktiva/kekayaan atau harta kekayaan suatu perusahaan, badan usaha, institusi atau perorangan (hal.178).

Sedangkan pengertian aset menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah:

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya (Lampiran I.01 Kerangka Konseptual – 17). Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa aset adalah

barang berwujud atau tidak berwujud, bergerak dan tidak bergerak yang dapat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

14

dimiliki perusahaan yang mempunyai nilai ekonomi, nilai komersial dan nilai

tukar dalam membantu proses penyediaan pelayanan kepada masyarakat. Tujuan

aset adalah membantu suatu institusi dalam memenuhi tujuan penyediaan

pelayanan secara optimal, efektif dan efisien. Aset yang dikelola dengan baik

akan menghasilkan pendapatan untuk institusi, diawali dari kegiatan

inventarisasi/pencatatan aset yang benar dan legal aspek aset yang jelas serta

kegiatan operasi dan pemeliharaan yang terarah.

Menurut Grigg (1988) dalam buku ajar dasar-dasar manajemen aset

Politeknik Negeri Bandung “membagi infrastruktur kedalam 6 (enam) kelompok

yaitu infrastruktur/prasarana terkait limbah, jalan dan jembatan, gedung dan out

door sports, layanan transportasi, produksi dan distribusi energi, serta kelompok

keairan/air”. Selanjutnya pengelompokan infrastruktur menurut Grigg (1988),

dapat dilihat pada gambar 2.1. Berdasarkan pengelompokkan infrastruktur Grigg,

aset bendung masuk kedalam aset kelompok nomor 6 yaitu air. Dalam kelompok

ini kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat membangun,

merehabilitasi prasarana dan sarana sumber daya air meliputi sungai, pantai dan

rawa, waduk, bendung, saluran irigasi dan bangunan pengaman pantai.

Menurut Pedoman Sistem Pengelolaan Aset Strategis (2012 hal.14)

mengatakan objektif pengelolaan aset seharusnya menjabarkan secara detail

bagaimana suatu objektif akan dievaluasi, untuk menentukan tingkat kinerja suatu

organisasi. Oleh karena itu objektif-objektif tersebut seharusnya terdiri dari:

1. Kinerja atau atribut yang akan diukur/dievaluasi.

2. Skala yang digunakan untuk mengukur/mengevaluasi kinerja atau atribut

tersebut.

3. Tujuan atau tingkat kinerja yang diinginkan.

4. Jangka waktu tertentu untuk meraih tujuan atau tingkat kinerja tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

15

Sumber: Grigg, 1988

Gambar 2.1 Pengelompokkan infrastruktur

2.3 Siklus Hidup Aset

Menurut Sugiama (2013, hal.27) “terdapat beberapa tahapan dalam

pengelolaan aset, siklus aset dimulai dari proses perencanaan kebutuhan aset,

pengadaan aset, inventarisasi aset, legal audit aset, penilaian aset, pengoperasian

dan pemeliharaan aset, penghapusan aset, pembaharuan/rejuvinasi aset dan

pengalihan aset”. Siklus hidup aset dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Infrastruktur Kelompok 2: Jalan

Kelompok 4: Layanan Transportasi

Kelompok 6: Air

Kelompok 1: Manajemen Limbah

Kelompok 3: Gedung dan outdoor sports

Kelompok 5: Produksi dan Distribusi Energi

Jalan

Streets

Jembatan

Transit

Kereta

Pelabuhan

Bandara

Sistem Pengelolaan Limbah Padat

Listrik

Gas Air

Air Kotor

Semua Sistem Air Termasuk Jalan Air

Perkerasan

BangunanPelengkap

Lentur

Kaku

Komposit

Susunan Lantai

Jembatan

Struktur Jembatan

Tanah Dasar

Geometrik

Tanah

Beton

Komposit

Rangka Baja

Precast Girder

Kabel

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

16

Sumber : Sugiama, 2013

Gambar 2.2 Siklus alur aset

1. Perencanaan Kebutuhan Aset

Dalam merencanakan kebutuhan aset sebuah institusi, hal yang perlu dilakukan

adalah adanya permintaan dari masyarakat akan aset tersebut. Berdasarkan

Bahan Ajar Pengantar Manajemen Aset (Sugiama,2014), Perencanaan aset

dilakukan dengan menerapkan strategi baru, yaitu: Bersaing dengan

waktu/serba cepat (Time Based Competition), Kecerdasan merekayasa kreatif

dan inovatif (Agile Manufacturing), Serba efisien (Cost Reduction Strategies)

dan Mampu melayani tuntutan konsumen yang serba berubah-ubah (Mass

Customization) dan Mengarah ke Lingkungan (Environment Concern). Hal ini

dilakukan agar aset yang telah dibangun tidak menjadi sia-sia. Dalam

merencanakan kebutuhan aset bendung dilakukan pekerjaan persiapan

(persiapan personil, peninjauan lapangan, pengumpulan data debit dan data

pendukung seperti data iklim dan curah hujan) dan pekerjaan pengukuran

pemetaan (pengukuran daerah irigasi, survey lapangan).

2. Pengadaan Aset

Tahap selanjutnya setelah merencanakan kebutuhan aset yaitu pengadaan aset.

Untuk proses Pengadaan Barang dan Jasa milik Pemerintah sesuai dengan

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 04 tahun 2015 tentang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

17

Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal 1 Ayat 1 yang berbunyi Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan

Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh

Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi yang

prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh

kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa. Didalamnya mengatur mengenai

penyediaan barang dan jasa yang dilakukan oleh perseorangan/badan hukum

serta aturan-aturan yang mengikat didalamnya. Prinsip pengadaan di Indonesia

yaitu efisien, efektif, transparan dan terbuka, adil dan akuntabel. Dalam tahap

pengadaan aset bendung ini dilakukan tahap lelang untuk melakukan kegiatan

pembangunan bendung. Tahapan lelang dilakukan dengan cara mengapload

persyaratan apa saja yang dibutuhkan dalam melakukan operasi dan

pemeliharaan bendung. Setiap pemenang dalam lelang harus menaati peraturan

perundangan yang berlaku.

3. Inventarisasi Aset

Dalam tahapan ini dilakukan pencatatan terhadap aset yang dimiliki oleh

institusi dengan mengidentifikasi terhadap aset-aset yang sejenis agar tidak

terjadi kecurangan dalam pelaporan aset yang ada, baik fisik maupun

administrasi. Proses pencatatan ini dilakukan oleh Petugas BMN dan petugas

yang terkait didalamnya sesuai yang diamanatkan Keputusan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor 403/KMK.06/2013 tentang Pedoman

Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Penertiban Barang Milik Negara Pada

Kementerian/Lembaga. Kegiatan Inventarisasi aset yang baik akan

menghasilkan Laporan Keuangan Instansi dengan nilai Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP). Pencatatan aset bendung dilakukan setelah selesai tahap

pekerjaan awal (diterima uang muka dari pihak pemerintah ke pihak

kontraktor/pemenang tender). Pencatatan aset ini dilakukan menggunakan

aplikasi dari Kementerian Keuangan yaitu Sistem Informasi Manajemen

Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

18

4. Legal Audit Aset

Dalam tahapan ini dilakukan cek fisik untuk memastikan apakah pencatatan

aset sudah sesuai dengan kondisi yang dilaporkan dalam laporan aset. Legal

audit aspek dilakukan untuk mengamankan aset yang ada. Pengamanan

dilakukan secara fisik, hukum dan administratif. Pada tahapan ini bendung

yang telah ada dicek secara visual ke lapangan, apakah data yang dimasukkan

kedalam aplikasi SIMAK-BMN telah sesuai dengan kondisi lapangan. Data

yang ada dimasukkan dalam aplikasi SIMAK-BMN terdiri dari nama penyedia

jasa, nilai kontrak, tahap pekerjaan awal sampai akhir pembangunan bendung

dan jumlah penarikan uang setiap kegiatan.

5. Penilaian Aset

Untuk melakukan penilaian apakah aset tersebut dapat digunakan atau

dihapuskan institusi dibantu pihak Kementerian Keuangan dalam melakukan

penilaian aset. Proses melakukan penilaian aset biasanya terbentur dengan data

dan waktu. Penilaian dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan efisiensi

biaya.

6. Operasi dan Pemeliharaan Aset

Kegiatan untuk melakukan atau memanfaatkan aset dan menjaga agar aset

yang ada tetap dapat berjalan sesuai dengan fungsi utamanya. Hambatan dalam

pemeliharaan aset yaitu dana, faktor tenaga kerja dan faktor sistemik. Untuk

kegiatan operasi dan pemeliharaan bendung sesuai dengan Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No 12/PRT/M/2015 Tentang

Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.

7. Rejuvenasi Aset/Renew

Dalam istilah aset rejuvenasi diartikan pembaharuan, yaitu melakukan

perubahan terhadap aset. Apabila aset yang ada tidak dapat diperbaharui, maka

dilakukan kembali perencanaan kebutuhan aset.

8. Penghapusan Aset

Apabila aset yang ada sudah tidak layak untuk digunakan, maka aset yang ada

dapat dilakukan penghapusan. Tata Cara Penghapusan Barang Milik Negara

sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

19

50/PMK.06/2014 Pasal 1 Ayat 9 yang berbunyi Penghapusan adalah tindakan

menghapus Barang Milik Negara (BMN) dari daftar barang dengan

menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan

Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang dan/atau Pengelola Barang

dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam

penguasaannya.

9. Pengalihan Aset

Untuk aset yang sudah tidak dapat dipakai, maka aset yang ada dapat dilakukan

pengalihan aset dengan penjualan, penyertaan modal dan hibah sehingga

mendapatkan keuntungan (aset yang ada dengan kondisi apapun dapat

menghasilkan pendapatan bagi Negara).

10.Pemusnahan Aset

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Penghapusan Barang Milik Negara Pasal

1 Ayat 10 yang berbunyi pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik

dan/atau kegunaan Barang Milik Negara (BMN). Jadi, apabila suatu aset sudah

tidak dapat menghasilkan pendapatan atau menambah beban pengeluaran

institusi sebaiknya keputusan yang diambil adalah dengan pemusnahan aset.

2.4 Bendung

Menurut Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bendung SKSNI, T-02-

1990F yang diterbitkan DEP.PU (1990) ”bangunan bendung adalah bangunan air

yang dibangun melintang sungai atau sudetan sungai untuk meninggikan taraf

muka air sehingga sungai dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke daerah

yang membutuhkannya”. Menurut Standar Perencanaan Irigasi Kriteria

Perencanaan Bagian Bangunan Utama KP-02 ”bendung tetap yaitu bangunan air

dengan kelengkapannya dibangun melintang sungai atau sudetan, dan sengaja

dibuat untuk meninggikan muka air dengan ambang tetap sehingga air sungai

dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke jaringan irigasi”. Sesuai dengan

SNI 03-2851-1991 Tentang Tata Cara perencanaan teknik bendung penahan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

20

sedimen, tubuh bendung berfungsi untuk mengendalikan jumlah laju dan gradasi

sedimen yang ditahan dan yang diloloskan sesuai dengan rencana.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 06 tahun 2011

Tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air Bab II Penggunaan Sumber

Daya Air dan Prasarananya Sebagai Media Bagian Kesatu Pasal 4 Ayat 1 dan 2

mengatakan bahwa penggunaan sumber daya air dan prasarananya sebagai media

ditujukan untuk memanfaatkan air, sumber air dan daya air sebagai satu kesatuan

serta prasarananya tanpa mengakibatkan berkurangnya jumlah air pada sumber air

dapat digunakan untuk pembangkit tenaga listrik, transportasi, olahraga,

pariwisata dan perikanan budi daya pada sumber air. Berdasarkan Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum No 06 tahun 2011 Tentang Pedoman Penggunaan

Sumber Daya Air Bab III Penggunaan Air dan Daya Air Sebagai Materi Bagian

Kedua Penghematan Penggunaan Pasal 18, dalam melakukan penghematan

penggunaan air dan daya air sebagai materi diwujudkan oleh:

a. Lembaga pendidikan, instansi yang mempunyai tugas penelitian dan

pengembangan sumber daya air, dan instansi yang mempunyai tugas penelitian

dan pengembangan sumber daya air permukiman dengan melakukan

pengembangan teknologi penghematan air.

b. Pengelola sumber daya air melalui:

1. Pengawetan kelebihan air

2. Pencegahan pengambilan air yang tidak sesuai dengan hak guna air

3. Penetapan kuota air untuk pengguna air dalam jumlah besar

4. Peningkatan efisiensi operasional

c. Pengguna melalui:

1. Pengawetan kelebihan air

2. Peningkatan efisiensi operasional

3. Ketaatan terhadap ketentuan yang ditetapkan dan penerapan teknologi

hemat air untuk penggunaan air oleh industri, kegiatan usaha, sosial atau

institusi.

Menurut Erman Mawardi dan Mochammad Memed dalam bukunya

Desain Hidroulik Bendung Tetap (2002, hal.39) komponen bendung tetap terdiri

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

21

atas lima bagian utama. Tubuh bendung terdiri dari mercu bendung, ambang tetap,

dan peredam energi. Pada bangunan intake terdiri dari pintu-pintu, dinding banjir,

saringan sampah, ambang dasar, jembatan pelayanan dan atap pelindung.

Bangunan pembilas terdiri dari pintu-pintu, pembilas bawah/undersluice, saringan

batu bangkah, jembatan pelayanan, balok skat dan atap pelindung. Bangunan

pelengkap terdiri dari tembok pangkat, tembok sayap udik & hilir, lantai udik dan

dinding tirai, pengarah arus, tanggul banjir/tanggul penutup serta bangunan

pelengkap (penduga muka air, alat ukur debit, rumah jaga dan tangga). Bangunan

penangkap sedimen terdiri dari kantong endapan, pintu pembilas, saluran

pembilas dan pintu intake/pengambil. Komponen bendung tetap dapat

diilustrasikan pada Gambar 2.3.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

22

Mercu Bendung

Tubuh Bendung Ambang Tetap

Peredam Energi dan Bangunan Pengaman

Pintu-pintu

Dinding Banjir

Intake Saringan sampah

Ambang dasar

Jembatan pelayanan

Atap pelindung

Pintu-pintu

Bangunan Pembilas Pembilas bawah/undersluice

Saringan batu bangkah

Jembatan pelayanan

Balok skat

Atap pelindung

Tembok pangkat

Bangunan perlengkapan Tembok sayap udik & hilir

Lantai udik dan dinding tirai

Pengarah arus

Tanggul banjir/tanggul penutup

D.LL Penduga muka air

Alat ukur debit

Rumah jaga

Tangga

Kantong endapan

Penangkap sedimen Pintu pembilas

Saluran pembilas

Pintu intake/pengambil

Sumber: Erman Mawardi dan Moch.Memed, 2002

Gambar 2.3 Skema komponen bendung

Bendung Tetap

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

23

2.4.1 Klasifikasi Bendung

Menurut Erman Mawardi dan Mochammad Memed (2002 hal.32) bendung

berdasarkan fungsinya dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Bendung Penyadap; digunakan sebagai penyadap aliran sungai untuk berbagai

keperluan seperti irigasi, air baku dan sebagainya.

2. Bendung pembagi banjir; dibangun di percabangan sungai untuk mengatur

muka air sungai, sehingga terjadi pemisahan antara debit banjir dan debit

rendah sesuai dengan kapasitasnya.

3. Bendung penahan pasang; dibangun di bagian sungai yang dipengaruhi pasang

surut air laut antara lain untuk mencegah masuknya air asin.

Berdasarkan tipe strukturnya bendung dapat dibedakan atas:

1. Bendung Tetap

2. Bendung Gerak

3. Bendung Kombinasi

4. Bendung Kembang Kempis

5. Bendung Bottom Intake

Ditinjau dari segi sifatnya bendung dapat pula dibedakan:

1. Bendung permanen seperti bendung pasangan batu, beton dan kombinasi beton

dan pasangan batu.

2. Bendung semi permanen seperti bendung bronjong, cerucuk kayu dan

sebagainya.

3. Bendung darurat; yang dibuat oleh masyarakat pedesaan seperti bendung

tumpukan batu dan sebagainya.

2.4.2 Tata Letak Bendung dan Perlengkapannya

Menurut Erman Mawardi dan Mochammad Memed (2002, hal.33)

bendung tetap yang terbuat dari pasangan batu untuk keperluan irigasi terdiri atas

berbagai komponen yang mempunyai fungsi masing-masing. Komponen utama

bendung itu yakni:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

24

1. Tubuh Bendung; antara lain terdiri dari ambang tetap dan mercu bendung

dengan bangunan peredam energinya.

2. Bangunan Intake; antara lain terdiri dari lantai/ambang dasar, pintu, dinding

banjir, pilar penempatan pintu, saringan sampah, jembatan pelayanan, rumah

pintu dan perlengkapan lainnya.

3. Bangunan Pembilas; dengan undersluice atau tanpa undersluice, pilar

penempatan pintu, pintu bilas, jembatan pelayanan, rumah pintu, saringan batu

dan perlengkapan lainnya.

4. Bangunan Perlengkapan; tembok pangkal, sayap bendung, lantai udik dan

dinding tirai, pengarah arus tanggul banjir dan tanggul penutup atau tanpa

tanggul, penangkap sedimen, tangga, penduga muka air dan sebagainya.

2.5 Pembiayaan Operasional dan Pemeliharaan Aset

Dalam siklus aset yang terdiri dari perencanaan aset, pengadaan aset,

inventarisasi aset, legal audit aspek aset, penilaian aset, operasi dan pemeliharaan

aset, penghapusan aset, rejuvinasi aset, pemusnahan aset dan pengalihan aset

membutuhkan pembiayaan. Pembiayaan operasi dan pemeliharaan sangat penting

untuk dikaji karena merupakan penunjang keberlangsungan hidup aset sehingga

aset yang ada dapat digunakan dengan baik. Kegiatan operasi dan pemeliharaan

dapat dilihat pada Gambar 2.4.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

25

Sumber: Jurnal Penentuan prioritas kegiatan operasi dan pemeliharaan daerah irigasi dengan menggunakan metode analytic hierarchy process (AHP), 2013

Gambar 2.4 Kegiatan operasi dan pemeliharaan

Kegiatan operasi seperti terlihat pada gambar 2.5 meliputi kegiatan

pekerjaan pengumpulan data, pekerjaan kalibrasi, penyusunan rencana

(penyediaan air tahunan dan tata tanam tahunan pengeringan), pembagian dan

pemberian air, pengaturan pintu bendung (saat banjir), koordinasi antar instansi

serta monitoring dan evaluasi kegiatan operasi dan pemeliharaan.

Tabel 2.1 Cakupan pelaksanaan operasi

Definisi Irigasi (berdasarkan Permen PU No 12/PRT/2015

Keterangan

Cakupan Pelaksanaan Operasi

Pekerjaan pengumpulan data

Manajemen Operasi dan Pemeliharaan

Pekerjaan kalibrasi alat pengukur debit

Kegiatan Operasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

26

Tabel 2.1 Cakupan pelaksanaan operasi (lanjutan)

Definisi Irigasi (berdasarkan Permen PU No 12/PRT/2015

Keterangan

Cakupan pelaksanaan operasi

Pekerjaan membuat rencana penyediaan air tahunan, pembagian dan pemberian air tahunan, rencana tat tanam tahunan, rencana pengeringan

Manajemen Operasi dan Pemeliharaan

Pekerjaan melaksanakan pembagian dan pemberian air

Kegiatan Operasi

Pekerjaan mengatur pintu-pintu air pada bendung berkaitan dengan datangnya debit sungai banjir

Kegiatan operasi

Pekerjaan mengatur pintu kantong lumpur untuk menguras endapan lumpur

Kegiatan operasi

Koordinasi antar instansi terkait

Manajemen Operasi dan Pemeliharaan

Monitoring dan Evaluasi kegiatan operasi jaringan irigasi

Manajemen Operasi dan Pemeliharaan

Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No 12/PRT/2015

Menurut Charles T.Horngren, dkk (2012 hal.31) mendefinisikan

Biaya (cost) sebagai sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya (seperti bahan langsung atau iklan) biasanya diukur dalam jumlah uang yang harus dibayarkan dalam rangka mendapatkan barang atau jasa. Biaya aktual (actual costs) adalah biaya yang terjadi (biaya historis atau masa lalu), yang dibedakan dari biaya yang dianggarkan (budgeted cost) yang merupakan biaya prediksi atau diramalkan (biaya masa depan).

Pembiayaan yang ada digunakan untuk menjaga agar aset yang ada tetap

dalam kondisi laik prima. Sumber pembiayaan yang ada dapat diperoleh dari

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

27

Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah (APBD) maupun pinjaman dari luar negeri (loan).

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No

12/PRT/M/2015 Pasal 3 Ayat 2 Tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan

irigasi pengertian operasi jaringan irigasi, operasi jaringan irigasi merupakan

upaya pengaturan air irigasi dan pembuangannya, termasuk kegiatan membuka-

menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem

golongan, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi

pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau dan mengevaluasi.

Menurut Yerisiswanto, dkk dalam jurnal Perencanaan Operasi Dan

Pemeliharaan Bendung Dan Jaringan Irigasi Batang Lampiasi (2014 hal.2)

Operasi atau eksploitasi ialah usaha untuk pendaya-gunaan sesuatu sumber daya. Menurutnya juga penyebab buruknya pelaksanaan operasi jaringan irigasi, dikelompokkan menjadi tiga hal berikut: 1. Lemahnya ketrampilan teknik dalam penyiapan rencana, pelaksanaan

dan monitoring pelaksanaan operasi 2. Cacat teknik; karena kegagalan desain, buruknya konstruksi atau tidak

adanya pemeliharaan jaringan irigasi secara berkelanjutan 3. Lemahnya organisasi operasi dan pemeliharaan

Menurut Hudson (1997) “operasi didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan

untuk menggunakan suatu bangunan infrastruktur sesuai dengan tujuan dan

fungsinya pada saat dibuat”. Dari ketiga pengertian operasi dapat disimpulkan

bahwa operasi adalah kegiatan untuk mengatur aset agar dapat berguna sesuai

dengan tujuan awal. Kegiatan operasi yang baik bergantung kepada kondisi fisik

aset yang prima.

Berdasarkan Building Asset Performance Framework untuk mengukur

kinerja keuangan terdiri dari:

Operating cost: the annual operating cost of the building asset, which includes the following: utilities, including (electricity supply, water supply, waste management services and gas and fuel supplies) and miscellaneous services, including (cleaning and hygiene services, security, health and safety, landscaping and gardening services, rates and statutory charges and building management services). Menurut I Made Letra dan I Nengah Subagia (hal 3) “biaya operasional

(operational cost) yaitu segala pengeluaran dalam rangka menjalankan aktivitas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

28

usaha agar berjalan normal yang biasanya bersifat rutin dan periodik dalam waktu

tertentu misalnya: biaya gaji/upah karyawan, biaya untuk administrasi dan biaya

tak terduga lainnya”.

Menurut Hermawan Pantja (2013) mengemukakan tujuan kegiatan operasi sebagai berikut:

1. Agar air yang tersedia digunakan dan dimanfaatkan secara efektif dan efisien.

2. Agar air yang tersedia dibagi secara adil dan merata. 3. Agar air yang diberikan ke petak-petak sawah secara tetap sesuai

dengan kebutuhan (tepat caranya, tepat waktunya, dan tetap jumlahnya).

4. Menghindari akibat-akibat negative yang mungkin berkaitan dengan penggunaan air irigasi tersebut.

Menurut Corder (1996 hal.1) “pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari

berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam atau

memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima”. Sedangkan

Yerisiswanto, dkk (2014 hal.2) menyebutkan “pemeliharaan ialah usaha yang

ditujukan untuk menjamin kelestarian phisik sesuatu benda sehingga terjamin

kelestarian fungsinya. Adanya hubungan yang erat dan saling ketergantungan

antara operasi dan pemeliharaan, maka kedua kegiatan tersebut dapat disatukan

menjadi satu kebulatan usaha yang disebut dengan operasi dan pemeliharaan”.

Menurut Hudson (1997) “pemeliharaan adalah rangkaian kegiatan untuk

menjaga agar komponen, sistem atau bangunan infrastruktur berfungsi sesuai

dengan tujuannya pada saat dibuat”. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat No 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan

Jaringan Irigasi pengertian pemeliharaan adalah upaya menjaga dan

mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna

memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya. Dari

beberapa kesimpulan diatas dapat dikatakan bahwa pemeliharaan adalah suatu

kegiatan untuk menjaga agar aset yang ada dapat digunakan sesuai dengan usia

rencana aset.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

29

Pemeliharaan secara umum terdiri dari terencana dan tak terencana

menurut Corder (1996) dalam Rosa (2005 hal.4) berdasarkan sifat pemeliharaan

fasilitas, jenis kegiatan pemeliharaan dibagi 2 (dua) yaitu):

1. Pemeliharaan tidak terencana (unplanned maintenance)

Adalah kegiatan pemeliharaan yang tidak berdasarkan rencana yang telah

disusun sebelumnya atau pemeliharaan darurat (emergency/breakdown

maintenance), pemeliharaan harus segera dilaksanakan untuk mencegah akibat

yang fatal.

2. Pemeliharaan yang terencana (planned maintenance)

Adalah kegiatan pemeliharaan yang diorganisir dan dilaksanakan berdasarkan

orientasi kemasa depan, dengan pengendalian yang mengacu pada rencana

yang telah disusun sebelumnya. Jenis pemeliharaan ini dapat dikelompokkan

menjadi:

1) Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance)

Adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu yang

telah ditentukan/direncanakan sebelumnya, dan dimaksudkan untuk

mencegah menurunnya fungsi fasilitas produksi secara keseluruhan.

Kegiatan ini dapat merupakan kegiatan:

a. Inspeksi: kegiatan periodik untuk memeriksa kondisi fasilitas

b. Pemeliharaan berjalan (running maintenance): kegiatan

pemeliharaan yang dilakukan tanpa menghentikan kerja/operasi

suatu fasilitas.

c. Penggantian komponen minor: kegiatan penggantian sebagian

komponen kecil.

d. Pemeliharaan berhenti (shutdown maintenance): kegiatan

pemeliharaan yang hanya dapat dilaksanakan pada saat suatu

fasilitas tidak bekerja.

2) Pemeliharaan korektif (corrective maintenance)

Adalah kegiatan pemeliharaan yang berupa penggantian bagian dari

suatu fasilitas yang sudah tidak berfungsi. Yang termasuk dalam kategori

pemeliharaan korektif ini adalah:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

30

a. Reparasi minor: merupakan aktivitas perbaikan kecil yang bukan

ditemukan saat inspeksi.

b. Overhaul terencana (scheduled downtime).

Berdasarkan Lampiran II Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat No 12/PRT/M/2015 jenis-jenis pemeliharaan yaitu:

1. Pengamanan Jaringan Irigasi adalah upaya menjaga kondisi dan fungsi jaringan

irigasi serta mencegah terjadinya hal-hal yang nerugikan terhadap jaringan dan

fasilitas jaringan, baik yang diakibatkan oleh ulah manusia, hewan, maupun

proses alami. Setiap kegiatan yang dapat membahayakan atau merusak jaringan

irigasi dilakukan tindakan pencegahan berupa pemasangan papan larangan,

papan peringatan atau perangkat pengaman lainnya. Adapun tindakan

pengaman dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:

1) Tindakan Pencegahan yaitu usaha untuk menjaga kondisi dan atau fungsi

jaringan serta hal-hal lain yang dapat mengakibatkan rusaknya jaringan.

a. Melarang pengambilan batu, pasir dan tanah pada lokasi + 500 m

sebelah hulu dan + 1.000 m sebelah hilir bendung irigasi atau sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

b. Melarang memandikan hewan selain di tempat yang telah ditentukan

dengan memasang papan larangan.

c. Menetapkan garis sempadan saluran sesuai ketentuan dan peraturan

yang berlaku.

d. Memasang papan larangan tentang penggarapan tanah dan mendirikan

bangunan di dalam garis sempadan saluran.

e. Petugas pengelola irigasi harus mengontrol patok-patok batas tanah

pengairan supaya tidak dipindahkan oleh masyarakat.

f. Memasang papan larangan untuk kendaraan yang melintas jalan

inspeksi yang melebihi kelas jalan.

g. Melarang mandi di sekitar bangunan atau lokasi-lokasi yang

berbahaya.

h. Melarang mendirikan bangunan dan atau menanam pohon di tanggul

saluran irigasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

31

i. Mengadakan penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat dan instansi

terkait tentang pengamanan fungsi jaringan irigasi.

2) Tindakan Pengamanan yaitu usaha untuk menjaga kondisi dan atau fungsi

jaringan serta hal-hal lain yang dapat mengakibatkan rusaknya jaringan.

a. Membuat bangunan pengaman ditempat-tempat yang berbahaya,

misalnya: disekitar bangunan utama, siphon, ruas saluran yang

tebingnya curam, daerah padat penduduk dan lain sebagainya.

b. Penyediaan tempat mandi hewan dan tangga cuci.

c. Pemasangan penghalang di jalan inspeksi dan tanggul-tanggul saluran

berupa portal, patok.

2. Pemeliharaan rutin adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi

jaringan yang dilaksanakan secara berkala. Kegiatan pemeliharaan rutin

meliputi:

1) Yang bersifat perawatan yaitu usaha untuk mempertahankan kondisi dan

fungsi jaringan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah/diganti.

a. Memberikan minyak pelumas pada bagian pintu.

b. Memberikan saluran dan bangunan dari tanaman liar dan semak-

semak.

c. Membersihkan saluran dan bangunan dari sampah dan kotoran.

d. Pembuangan endapan lumpur di bangunan ukur.

e. Memelihara tanaman lindung di sekitar bangunan dan di tepi luar

tanggul saluran.

2) Yang bersifat perbaikan ringan yaitu usaha untuk mengembalikan kondisi

dan fungsi saluran dan atau bangunan-bangunan irigasi

a. Menutup lubang-lubang bocoran kecil di saluran/bangunan.

b. Perbaikan kecil pada pasangan, misalnya siaran/plesteran yang retak

atau beberapa batu muka yang lepas.

3. Pemeliharaan berkala adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi

jaringan yang dilaksanakan secara berkala. Pemeliharaan berkala meliputi:

1) Pemeliharaan berkala yang bersifat perawatan

a. Pengecatan pintu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

32

b. Pembuangan lumpur di bangunan dan saluran

2) Pemeliharaan berkala yang bersifat perbaikan

a. Perbaikan bendung, bangunan pengambilan dan bangunan pengatur

b. Perbaikan bangunan ukur dan kelengkapannya

c. Perbaikan saluran

d. Perbaikan pintu-pintu dan skot balk

e. Perbaikan jalan inspeksi

f. Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah dinas, rumah PPA

(Petugas Pintu Air) dan POB (Petugas Operasi Bendung), kendaraan

dan peralatan

3) Pemeliharaan berkala yang bersifat penggantian yaitu usaha untuk

mengganti seluruh/sebagian komponen prasarana fisik, fasilitas dan

peralatan jaringan irigasi

a. Penggantian pintu

b. Penggantian alat ukur

c. Penggantian peil schall

4. Penanggulangan/Perbaikan darurat adalah kegiatan penanggulangan yang

berupa perbaikan dan bersifat darurat akibat suatu bencana agar saluran

dan/atau bangunan dapat segera berfungsi.

Berdasarkan Building Asset Performance Framework untuk mengukur

kinerja keuangan terdiri dari “maintenance cost: the annual maintenance

expenditure on a building asset, including: agency

management/administration(including computerized maintenance management

systems), condition assessment, statutory maintenance, preventive

maintenance, condition-based maintenance and unplanned maintenance”.

Menurut I Made Letra dan I Nengah Subagia (hal 3) “mengatakan biaya

pemeliharaan (maintenance cost) dilakukan agar fasilitas bendungan dalam hal

ini fasilitas Bendung Pulu dapat dan dalam kondisi prima maka perlu biaya

perawatan untuk bangunan beserta fasilitasnya. Dari analisa biaya-biaya

tersebut akan didapat atau diketahui total biaya/real cost”.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

33

Menurut Campbell (1995) “classifies the MPIs into three categories like;

equipment performance (e.g availability, reliability, etc.), cost performance (e.g.

maintenance, labour and material cost) and process performance (e.g. ratio of

planned and unplanned work schedule compliance, etc).” Pada Bab XI Bagian

Kedua Pembiayaan Pengelolaan Jaringan Irigasi Pasal 75 Peraturan Pemerintah

No 20 tahun 2006 menerangkan bahwa pembiayaan pengelolaan jaringan irigasi

primer dan sekunder didasarkan atas angka kebutuhan nyata pengelolaan irigasi

pada setiap daerah irigasi. Perhitungan angka kebutuhan nyata pengelolaan irigasi

pada setiap daerah irigasi dilakukan Pemerintah, pemerintah provinsi, atau

pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya bersama dengan

perkumpulan petani pemakai air berdasarkan penelusuran jaringan dengan

memperhatikan kontribusi perkumpulan petani pemakai air.

Berdasarkan Penjelasan atas Peraturan Pemerintah No 20 tahun 2006 Pasal

75 Ayat (2) tentang Irigasi yang dimaksud dengan angka kebutuhan nyata adalah

besaran biaya yang dihitung berdasarkan kebutuhan aktual pembiayaan operasi,

pemeliharaan dan rehabilitasi tiap bangunan dan tiap ruas saluran untuk

mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan irigasi. Jadi, untuk menentukan

biaya pemeliharaan bendung didasarkan pada angka kebutuhan nyata berdasarkan

indeks kinerja bendung.

2.6 Kinerja Jaringan Irigasi

Dalam mengevaluasi kinerja jaringan irigasi berpedoman pada Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No 12/PRT/M/2015 tentang

Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi terdapat 5 indikator untuk

mengevaluasi kinerja jaringan irigasi, yaitu:

1. Prasarana Fisik

2. Produktivitas Tanam

3. Sarana Penunjang

4. Organisasi Personalia

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

34

5. Dokumentasi

6. Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)

Sumber: Paparan Direktur Irigasi dan Rawa tentang kebijakan pengembangan irigasi, air baku dan air tanah Kementerian Pekerjaan Umum, 2012

Gambar 2.5 Kinerja dan kondisi prasarana irigasi

Untuk kegiatan mengevaluasi kinerja Bendung Cileuleuy ini dilakukan

hanya dari aspek prasarana fisik. Dari kerusakan-kerusakan bangunan yang terjadi

dapat diidentifikasi apakah termasuk kerusakan ringan, sedang dan berat dan

selanjutnya dilakukan pembobotan untuk menghitung biaya kebutuhan untuk

operasi dan pemeliharaan bendung. Pembobotan dilakukan berdasarkan pada

Pedoman Penilaian Jaringan Irigasi dari Subdit. Bina Program, Ditjen Air, Jakarta,

1999, untuk melakukan penilain jaringan irigasi dapat dilihat pada lampiran 4.

2.7 Angka Kebutuhan Nyata Operasi Dan Pemeliharaan (AKNOP)

Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) adalah

angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan untuk pengelolaan irigasi dari

hasil inventarisasi penelusuran kerusakan jaringan irigasi yang ditetapkan melalui

musyawarah (Kepmen Kimpraswil No. 529/KPTS/M/2001). Sedangkan menurut

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

35

Modul 4 Tata Cara Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi &

Pemeliharaan, Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP)

adalah Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan yang memberikan

estimasi dan evaluasi dari kegiatan operasi dan pemeliharaan yang akan

dikerjakan sehingga metode dan biaya dapat diatur dengan sebaik-baiknya.

Sarwan (2004) dalam Supadi (2009) menegaskan:

Komponen yang diperlukan dalam penyusunan AKNOP saat ini berdasarkan pembiayaan kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dan besarnya tergantung dari jumlah bangunan dan panjang saluran irigasi yang dikelola dalam satu daerah irigasi. pembiayaan operasi dan pemeliharaan prasarana jaringan irigasi yang mantap besarnya 1-2% dari nilai investasi biaya pembangunan jaringan irigasi setiap tahunnya.

Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) memiliki wewenang, tugas dan

tanggung jawab dalam operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi di wilayah

kerjanya. Dalam menyelenggarakan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi

yang berfungsi multiguna, Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) melakukan

koordinasi dengan para pengguna air irigasi untuk keperluan lainnya melalui

forum koordinasi daerah irigasi (PP No 20/2006 Tentang Irigasi).

Dalam Modul 4 Tata Cara Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi &

Pemeliharaan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan memuat biaya

sebagai berikut:

1. Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) yaitu perhitungan kebutuhan biaya

tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk mendapatkan harga satuan atau satu

jenis pekerjaan tertentu.

2. Biaya langsung yaitu komponen harga satuan pekerjaan yang terdiri atas biaya

upah, biaya bahan dan biaya alat.

3. Biaya tidak langsung yaitu komponen harga satuan pekerjaan yang terdiri atas

biaya umum (overhead) dan keuntungan, yang besarnya disesuaikan dengan

ketentuan yang berlaku.

4. Daftar kuantitas dan harga atau Bill Of Quantity (BOQ) yaitu Daftar rincian

pekerjaan yang disusun secara sistematis menurut kelompok/bagian pekerjaan,

disertai keterangan mengenai volume dan satuan setiap jenis pekerjaan, mata

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

36

uang, harga satuan, hasil kali volume dengan harga satuan setiap jenis

pekerjaan dan jumlah seluruh hasil pekerjaan sebagai total harga pekerjaan.

5. Harga Satuan Dasar (HSD) yaitu harga komponen dari mata pembayaran

dalam satuan tertentu, misalnya: bahan (m, m2, m3, kg. ton, zak, dsb),

peralatan (unit, jam, hari, dsb) dan upah tenaga kerja (jam, hari, bulan, dsb).

6. Harga satuan dasar alat yaitu besarnya biaya yang dikeluarkan pada komponen

biaya alat yang meliputi biaya pasti dan biaya tidak pasti atau biaya operasi per

satuan waktu tertentu, untuk memproduksi satu satuan pengukuran pekerjaan

tertentu.

7. Harga satuan dasar bahan yaitu besarnya biaya yang dikeluarkan pada

komponen bahan untuk memproduksi satu satuan pengukuran pekerjaan

tertentu.

8. Harga satuan dasar tenaga kerja yaitu besarnya biaya yang dikeluarkan pada

komponen tenaga kerja per satuan waktu tertentu, untuk memproduksi satu

satuan pengukuran pekerjaan tertentu.

9. Harga Satuan Pekerjaan (HSP) yaitu biaya yang dihitung dalam suatu analisis

harga satuan suatu pekerjaan yang terdiri atas biaya langsung (tenaga kerja,

bahan dan alat) dan biaya tidak langsung (biaya umum atau overhead dan

keuntungan) sebagai mata pembayaran suatu jenis pekerjaan tertentu termasuk

pajak-pajak.

10.Koefisien tenaga kerja atau kuantitas jam kerja yaitu faktor yang menunjukkan

kebutuhan waktu untuk menyelesaikan satu satuan volume pekerjaan,

berdasarkan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan.

11.Satuan pekerjaan yaitu satuan jenis kegiatan konstruksi bangunan yang

dinyatakan dalam satuan panjang, luas, volume dan unit.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

No 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi

dinyatakan bahwa setiap usulan kegiatan harus berdasarkan perhitungan Angka

Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP), dimana AKNOP

merupakan usulan biaya benar-benar nyata yang dibutuhkan pada suatu daerah

irigasi (DI) dikarenakan dalam pelaksanaannya harus melakukan survei ke

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

37

lapangan langsung dengan mendata aset satu persatu secara detail baik sarana

maupun prasarana irigasi.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 lampiran I. 03

PSAP 02-8 tentang Standar Akuntansi Pemerintah klasifikasi ekonomi adalah

pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis belanja untuk melaksanakan

suatu aktivitas. Klasifikasi untuk pemerintah pusat yaitu belanja pegawai, belanja

barang, belanja modal, belanja subsidi, hibah, bantuan sosial dan belanja lain-lain.

”Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari

pemerintah pusat/daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja operasi

antara lain meliputi belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah dan

bantuan sosial”. Sedangkan ”belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk

perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu

periode akuntansi. Belanja modal meliputi antara lain belanja modal untuk

perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan aset tak berwujud”.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 lampiran I. 02

PSAP 01-3 hal 43 tentang Standar Akuntansi Pemerintah Anggaran merupakan

pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana

pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah

yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode.

Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan

/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran

bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam

penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau

memanfaatkan surplus anggaran. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 2010 lampiran I. 01 Kerangka Konseptual-16 Laporan realisasi

anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya

keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan

perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

38

Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 20 Tahun 2006 tentang Irigasi

Gambar 2.6 Flowchart mekanisme penyusunan AKNOP jaringan irigasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

39

Berdasarkan laporan Balai Besar Wilayah Sungai Citarum mengenai

inventarisasi jaringan irigasi dan penyusunan angka kebutuhan nyata operasi dan

pemeliharaan, unsur-unsur pokok pada materi penyusunan Angka Kebutuhan

Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) baik untuk kegiatan Operasi dan

Pemeliharaan meliputi:

1. Gaji/Upah/Honor/Uang lelah kegiatan terdiri dari:

2. Bahan antara lain:

a. Alat Tulis Kantor

b. Pengadaan Sarana Kerja Lapangan antara lain:

Jas hujan

Sepatu lapangan

Topi

Pakaian

3. Peralatan/Mesin (untuk operasional bukan beli baru)

Mesin tik

Telepon, faximile

Komputer

Kendaraan roda 2

Kendaraan roda 4

Mesin babat rumput

Mesin pompa air

4. Perjalanan Dinas untuk kepentingan antara lain:

Konsultasi ke Dinas Kabupaten

Pengawasan dan pengendalian

Monitoring kondisi dan fungsi jaringan irigasi

Pengumpulan data areal dan kekurangan air

Pemantauan pelaksanaan pembagian air dan pengeringan

Pemantauan pelaksanaan penanggulangan kekurangan air

Pemantauan pelaksanaan kegiatan operasi

Pemantauan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

40

Pengumpulan data AKNOP

Pengumpulan data rencana dan realisasi tanam

5. Lain-lain mencakup:

a. Penggandaan laporan/pencetakan/penjilidan:

Data debit sungai

Data areal irigasi

Data rencana tanam

Data realisasi tanam

Data kondisi jaringan

Data AKNOP

Pengadaan blanko operasi

b. Rapat dinas

Pembinaan rutin di Cabang Dinas

Pembinaan P3A Mitra Cai

A. Pemeliharaan

1. Gaji/Upah

a. Perawatan rutin (swakelola)

Pekerjaan babadan rumput

Pelumasan dan pengecatan pintu air

b. Perawatan berkala (swakelola)

Galian lumpur

Tanggul

Perbaikan linning

Perbaikan bangunan air

2. Bahan

a. Perawatan rutin (swakelola)

1. Pelumasan pintu air

Solar

Oli

Stempet

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

41

2. Pengecatan pintu air

Cat besi

Minyak cat

Ampelas

3. Pengadaan pintu air (kalau ada)

Pintu sorong baja ukuran (B=…m;H=…m) bh

Pintu angkat type …..B= …..m …… buah

b. Perawatan berkala (swakelola)

1. Perbaikan saluran (linning dan tembok penahan)

2. Perbaikan bangunan fasilitas

c. Pekerjaan kontraktual

1. Perbaikan bangunan fasilitas

2. Perbaikan saluran

d. Pekerjaan penanggulangan darurat antara lain:

Perbaikan saluran (dengan bronjong, karung plastik)

3. Peralatan dan mesin antara lain:

Cangkul

Parang/sabit

Garpu

Gacok

Suku cadang pintu air

Senter

Sisir sampah

Linggis

Martil

Skop

Gerobak dorong

4. Lain-lain

Pemasangan peilschall

Pemasangan papan larangan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN

42

Pemasangan papan operasi

Pemasangan patok Hm

Pengadaan blanko prosedur Operasi dan Pemeliharan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset dan Siklus Hidup ... - POLBAN