21
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas Keperawatan komunitas merupakan bidang keperawatan yang memadukan konsep keperawatan dengan kesehatan masyarakat yang harus didukung dengan peran masyarakat secara aktif (Mubarak, 2007). Proses keperawatan ini memberikan pelayanan dengan mengutamakan pelayanan promotif dan prefentif. Pelayanan tersebut dilakukan dengan cara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan tersebut ditunjukan kepada individu, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan secara menyeluruh dan terpadu. Menurut Mubarak (2006), keperawatan komunitas dapat meningkatkan fungsi kehidupan secara optimal dan mampu mandiri dalam upaya kesehatan. Freeman (1981), mengatakan bahwa keperawatan komunitas adalah kesatuan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas€¦ · balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia lanjut. P. roses keperawatan komunitas merupakan . metode asuhan keperawatan

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas€¦ · balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia lanjut. P. roses keperawatan komunitas merupakan . metode asuhan keperawatan

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan bidang

keperawatan yang memadukan konsep

keperawatan dengan kesehatan masyarakat yang

harus didukung dengan peran masyarakat secara

aktif (Mubarak, 2007). Proses keperawatan ini

memberikan pelayanan dengan mengutamakan

pelayanan promotif dan prefentif. Pelayanan

tersebut dilakukan dengan cara

berkesinambungan tanpa mengabaikan

perawatan kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan

tersebut ditunjukan kepada individu, kelompok

serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui

proses keperawatan secara menyeluruh dan

terpadu. Menurut Mubarak (2006), keperawatan

komunitas dapat meningkatkan fungsi kehidupan

secara optimal dan mampu mandiri dalam upaya

kesehatan.

Freeman (1981), mengatakan bahwa

keperawatan komunitas adalah kesatuan yang

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas€¦ · balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia lanjut. P. roses keperawatan komunitas merupakan . metode asuhan keperawatan

13

unik dari praktik keperawatan dan kesehatan

masyarakat. Hal ini ditujukan pada

pengembangan serta peningkatan kemampuan

kesehatan baik bagi perorangan, maupun secara

kolektif seperti keluarga,kelompok khusus,

maupun masyarakat secara luas. Kelompok

khusus disini adalah kelompok ibu hamil,

kelompok ibu nifas, kelompok bayi, kelompok

balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia

lanjut.

Proses keperawatan komunitas merupakan

metode asuhan keperawatan yang bersifat

alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan

berkesinambungan dalam rangka memecahkan

masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok

serta masyarakat. Hal tersebut dilakukan melalui

langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,

implementasi dan evaluasi keperawatan. Selain

itu sasaran keperawatan komunitas adalah

seluruh masyarakat: termasuk individu, keluarga,

dan kelompok, baik yang sehat maupun yang

sakit, khususnya mereka yang beresiko tinggi

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas€¦ · balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia lanjut. P. roses keperawatan komunitas merupakan . metode asuhan keperawatan

14

mengalami masalah kesehatan dalam

masyarakat.

Kelompok beresiko tinggi berarti dibatasi

hanya pada mereka yang dapat terpajan atau

mengalami penyakit, kondisi cidera

ketidakmampuan, ataupun kematian. Kondisi

cedera dan ketidakmampuan disini diartikan

sebagai keadaan yang di luar ketidakseimbangan

keadaan tubuh baik fisik maupun psikologis.

Selain itu kelompok beresiko dan kelompok

khusus merupakan kelompok yang memiliki

kesamaan tertentu dan memiliki kondisi rawan

terhadap terganggunya kesehatan. Contohnya

kelompok penyalah gunaan obat dan narkotika,

kelompok Wanita Tuna Susila (WTS) dan Pekerja

Seks Komersial (PSK), kelompok tenaga

perawatan, serta kelompok pekerja tertentu.

2.2 Perilaku

Perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat

diamati dari luar (Kartono & Mar’at, 2006).

Perilaku terbentuk karena adanya pemikiran

terhadap suatu objek, sehingga munculnya

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas€¦ · balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia lanjut. P. roses keperawatan komunitas merupakan . metode asuhan keperawatan

15

tenggapan atau balasan terhadap rangsangan

yang diberikan. Kurt lewin (1970) berpendapat

dalam Notoatmojo, bahwa perilaku manusia

adalah suatu keadaan yang seimbang antara

kekuatan-kekuatan pendorong (driving force) dan

kekuatan-kekuatan penahan (restining force).

Perilaku yang tampak adalah perilaku yang dapat

diketahui oleh orang lain tanpa menggunakan alat

bantu, sedangkan perilaku yang tidak tampak

adalah perilaku yang hanya dapat dimengerti

dengan menggunakan alat atau metode tertentu,

misalnya berpikir, sedih, berkhayal, bermimpi dan

takut.

Perilaku adalah pengumpulan dari

pengetahuan, sikap, dan tindakan, sedangkan

sikap merupakan reaksi seseorang terhadap

stimulus yang berasal dari luar dan dari dalam

dirinya, perubahan perilaku seseorang dapat

terjadi melalui proses belajar. Perilaku manusia

terbentuk karena adanya kebutuhan. Menurut

Maslow (2006), manusia memiliki 5 kebutuhan

dasar, yaitu: kebutuhan fisiologis/biologis,

kebutuhan rasa aman, kebutuhan mencintai dan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas€¦ · balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia lanjut. P. roses keperawatan komunitas merupakan . metode asuhan keperawatan

16

dicintai, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan

aktualisasi diri.

Skiner dalam Notoatmodjo (2010),

merumuskan bahwa perilaku merupakan reaksi

seseorang terhadap stimulus atau rangsangan

dari luar. Dengan demikian perilaku manusia

terjadi melalui proses stimulus-organisme-

respon,sehingga teori ini disebut teori “S-O-R”

(Stimulus-Organisme-Respon). Skiner

membedakan jenis perilaku menjadi dua bagian,

yaitu:

2.2.1 Perilaku tertutup (Covert behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respon terhadap

stimulus tersebut masih belum dapat diamati

orang lain (dari luar) secara jelas. Respon

seseorang masih terbatas dalam bentuk

perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan

sikap terhadap stimulus yang bersangkutan.

Bentuk perilaku tertutup yang dapat diukur adalah

pengetahuan dan sikap.

2.2.2 Perilaku terbuka ( Overt behavior)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas€¦ · balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia lanjut. P. roses keperawatan komunitas merupakan . metode asuhan keperawatan

17

Perilaku terbuka ini terjadi bila respon

terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan

atau praktik, hal ini dapat diamati orang lain dari

luar atau observable. Contoh: seorang perawat

mencuci tangan sebelum melakukan tindakan dan

sesudah tindakan, seorang anak menggosok gigi

sebelum tidur. Contoh tersebut merupakan suatu

tindakan nyata, dalam bentuk kegiatan, atau

dalam bentuk praktik.

2.3 Teori-teori perilaku

Perilaku seseorang adalah sangat kompleks

dan mempunyai bentangan yang sangat luas.

Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo

(2010), membedakan adanya tiga domain atau

ranah perilaku yaitu pengetahuan (Knowledge),

sikap (attitude), tindakan atau perilaku (practice).

Beberapa teori tentang perilaku dalam

Notoatmodjo (2010) diantaranya adalah:

2.3.1 Teori ABC (Sulzer,

Azaroff,Mayer:1977)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas€¦ · balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia lanjut. P. roses keperawatan komunitas merupakan . metode asuhan keperawatan

18

Teori ABC mengungkapkan bahwa

perilaku merupakan suatu proses dan

sekaligus hasil interaksi Antecedent-

Behavior-Concequences.

a. Antecedent

Antecedent adalah suatu pemicu yang

menyebabkan seorang berperilaku,

yakni kejadian-kejadian di lingkungan

sekitar. Antecedent ini dapat berupa

alamiah (hujan, angin,cuaca, dan

sebagainya), dan buatan manusia

(interaksi dan komunikasi dengan

orang lain).

b. Behavior

Behavior merupakan reaksi atau

tindakan terhadap adanya antecedent

atau pemicu tersebut yang berasal

dari lingkungan.

c. Concequences

Kejadian selanjutnya yang mengikuti

perilaku atau tindakan tersebut disebut

konsekuensi. Bentuk konsekuensi

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas€¦ · balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia lanjut. P. roses keperawatan komunitas merupakan . metode asuhan keperawatan

19

dapat berupa positif (menerima) dan

negatif (menolak).

2.3.2 Teori “Reason Action”

Teori yang dikembangkan oleh

Fesbein dan Ajzen (1980)

menekankan pentingnya peran dari

intention atau niat sebagai alasan atau

faktor penentu perilaku. Selanjutnya

niat ini ditentukan oleh sikap (penilaian

yang menyuruh terhadap perilaku atau

tindakan yang akan diambil), norma

subjektif (kepercayaan terhadap orang

lain apakah menyetujui atau tidak

menyetujui tentang tindakan yang

akan diambil tersebut), dan

pengendalian perilaku (persepsi

terhadap konsekuensi atau akibat dari

perilaku yang akan diambilnya).

2.3.3 Teori “Preced-Proceed”

Teori ini dikembangkan oleh lawrence

Green (2000), perilaku dipengaruhi

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas€¦ · balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia lanjut. P. roses keperawatan komunitas merupakan . metode asuhan keperawatan

20

oleh 3 faktor utama yaitu: faktor

predisposisi ( predisposing factor),

faktor pemungkin (enabling factor),

dan faktor penguat (reinforcing factor).

Dimana dijelaskan sebagai berikut:

a. Faktor-faktor predisposisi

(predisposing factor) yang

terwujud dalam pengetahuan ,

sikap, nilai, keyakinan,

kepercayaan persepsi dan

sebagainya.

b. Faktor-faktor pendukung

(enabling faktor), yang terwujud

dalam lingkungan fisik,

tersedianya fasilitas-fasilitas atau

sarana-sarana kesehatan.

c. Faktor-faktor pendorong

(reinforcing factor) atau penguat

(renforcing factors) yang

terwujud dalam sikap dan

perilaku petugas kesehatan atau

petugas lain yang merupakan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas€¦ · balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia lanjut. P. roses keperawatan komunitas merupakan . metode asuhan keperawatan

21

kelompok referensi dari perilaku

masyarakat.

2.4 Debu sebagai pencetus ISPA

Debu adalah partikel yang dihasilkan oleh

proses mekanis seperti penghancuran batu,

pengeboran, peledakan yang dilakukan pada

tambang timah putih, tambang besi, tambang batu

bara, dan lain-lain. Malaka (1996) Debu dapat

dikelompokkan berdasarkan akibat fisiologisnya

terhadap tenaga kerja. Klasifikasi debu

berdasarkan tingkat bahayanya yaitu : Debu

fibrogeik (bahaya terhadap sistem pernapasan),

debu karsinogenik (penyebab kanker), debu-debu

beracun (toksik terhadap organ/jaringan tubuh),

debu radioaktif (berbahaya karena radiasi alfa dan

beta), debu eksplosif, debu-debu

pengganggu/nuisance dusts (mengakibatkan

kerugian yang ringan terhadap manusia), Inert

dust/debu yang tidak bereaksi kimia dengan zat

lain (tidak mempunyai akibat pada paru-paru),

respirable dust (debu yang dapat terhirup oleh

manusia yang berukuran dibawah 10 mikron) dan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas€¦ · balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia lanjut. P. roses keperawatan komunitas merupakan . metode asuhan keperawatan

22

Irrespirable dust (debu yang tidak dapat terhirup

oleh manusia yang berukuran diatas 10 mikron).

Debu-debu yang non fibrogenik adalah debu

yang tidak menimbulkan reaksi jaringan paru,

contohnya adalah debu besi, kapur dan timah

(Malaka, 1996). Debu ini dahulu dianggap tidak

merusak paru disebut debu inert, tetapi diketahui

belakangan bahwa tidak debu yang benar-benar

inert. Dalam dosis besar semua debu bersifat

merangsang dan dapat menimbulkan reaksi

walaupun ringan. Reaksi ini berupa produksi lendir

berlebihan, bila ini terus berlangsung dapat terjadi

hiperplasi kelenjar mukus. Jaringan paru juga

dapat berubah dengan terbentuknya jaringan ikat

retikulin. Penyakit paru ini disebut pnemokoniosis

non kolagen. Debu yang masuk saluran nafas,

menyebabkan timbulnya reaksi mekanisme

pertahanan non spesifik berupa batuk, bersin,

gangguan trasport mukosilier dan fagositisis oleh

magrofag (Arif, 2008). Otot polos sekitar jalan

napas dapat terangsang sehingga menimbulkan

penyempitan. Keadaan ini biasanya terjadi bila

kadar debu melebihi nilai ambang batas. Sistem

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas€¦ · balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia lanjut. P. roses keperawatan komunitas merupakan . metode asuhan keperawatan

23

moskuler juga mengalami gangguan dan

menyebabkan produksi lendir bertambah. Bila

lendir makin banyak atau mekanisme

pengeluarannya tidak sempurna terjadi obstruksi

saluran nafas sehingga resistensi jalan nafas

meningkat.

Seseorang akan terekspose debu di

lingkungan kerja dengan konsentrasi yang sama

dan durasi eksposure yang sama dapat

memberikan kelainan klinis yang berbeda. Hal ini

disebabkan karena adanya variasi proses dari

paru, faktor genetik, penyakit paru yang ada dan

adanya efek dari merokok.

2.4 Jenis–jenis Alat Pelindung Diri

Menurut Budiono (2002), APD yang cocok

bagi tenaga kerja yang berada pada lingkungan

kerja yang mempunyai paparan debu dengan

konsentrasi tinggi adalah ; alat pelindung

pernapasan yang berfungsi untuk melindungi

pernapasan terhadap gas, uap, debu, atau udara

yang terkontaminasi di tempat kerja yang bersifat

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas€¦ · balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia lanjut. P. roses keperawatan komunitas merupakan . metode asuhan keperawatan

24

racun, korosi maupun rangsangan. Alat pelindung

pernapasan terdiri dari :

2.4.1 Masker, berfungsi untuk melindungi

debu/partikel-partikel yang lebih besar yang

masuk ke dalam pernapasan, dapat terbuat dari

kain dengan ukuran pori-pori tertentu.

2.4.2 Respirator, berfungsi untuk

melindungi pernapasan dari debu, kabut, uap

logam, asap dan gas. Respirator dibedakan atas :

a. Respirator pemurni udara

Membersihkan udara dengan cara menyaring

atau menyerap kontaminan dengan toksisitas

rendah sebelum memasuki sistem

pernapasan. Alat pembersihnya terdiri dari

filter untuk menangkap debu dari udara atau

tabung kimia yang dapat menyerap gas, uap

dan kabut.

b. Respirator penyalur udara

Membersihkan aliran udara yang tidak

terkontamonasi secara terus menerus. Udara

dapat dipompakan dari sumber yang jauh

(dihubungkan dengan selang tahan tekanan)

atau dari persediaan yang portabel (seperti

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas€¦ · balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia lanjut. P. roses keperawatan komunitas merupakan . metode asuhan keperawatan

25

tabung yang berisi udara bersih atau

oksigen). Jenis ini biasa dikenal dengan

SCBA (self contained breathing apparatus)

atau alat pernapasan mandiri. Alat ini

digunakan di tempat kerja yang terdapat gas

beracun atau kekurangan oksigen.

2.5 Perspektif Teoritis

Berdasarkan studi pendahuluan yang

dilakukan peniliti dapat diketahui bahwa debu

yang sering mengganggu para pekerja adalah

debu fibrogenik, sehingga apabila para pekerja

tidak memakai masker saat bekerja dapat

menimbulkan resiko pada kesehatannya. Hal ini

merupakan perilaku pekerja yang harus dibenahi

untuk mengurangi timbulnya resiko gangguan

kesehatan pada pekerja. Perilaku adalah hasil

atau resultan antara stimulus (faktor eksternal)

dengan respons (faktor internal) dalam subjek

atau orang yang berperilaku tersebut.

Berkaitan dengan perilaku teori Lawrance

Green peneliti mencoba menganalisis perilaku

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas€¦ · balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia lanjut. P. roses keperawatan komunitas merupakan . metode asuhan keperawatan

26

manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan

seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua

faktor pokok, yakni faktor perilaku dan faktor di

luar perilaku. Perilaku seseorang atau masyarakat

tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan,

sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari

orang atau masyarakat yang bersangkutan. Di

samping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan

perilaku petugas terhadap kesehatan juga akan

mendukung dan memperkuat terbentuknya

perilaku. Sehingga perilaku mempunyai peran

dalam faktor pendukung terjadi gangguan

kesehatan pada kelompok pekerja pemacah batu.

Pada penelitian ini penulis memilih

mendiagnosis perilaku menggunakan teori dari

Lawrance Green agar lebih jelas mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi kepatuhan pekerja

dalam menggunakan masker saat bekerja.

Menurut Green perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor

utama, yaitu:

2.5.1 Faktor-faktor predisposisi

(predisposing factors) yang terdiri dari:

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas€¦ · balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia lanjut. P. roses keperawatan komunitas merupakan . metode asuhan keperawatan

27

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang

terjadi melalui proses sensori khususnya mata

dan telinga terhadap obyek tertentu. Pengetahuan

merupakan domain yang sangat penting untuk

terbetuknya perilaku terbuka (overt behavior).

Perilaku yang didasari pengetahuan umumnya

bersifat langgeng (Sunaryo, 2004). Pengetahuan

seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda. Secara garis besar

dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yakni:

- Tahu (Know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall

(memanggil) memori yang telah ada sebelumnya

setelah mengamati sesuatu.

- Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan hanya sekedar

tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dalam

menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

mengintreprestasikan secara benar objek yang

diketahuinya tersebut.

- Aplikasi (Application)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas€¦ · balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia lanjut. P. roses keperawatan komunitas merupakan . metode asuhan keperawatan

28

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah

memahami objek yang dimaksud dapat

menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain.

- Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk

menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian

mencari hubungan antara komponen-komponen

yang terdapat dalam suatu masalah atau objek

yang diketahui.

- Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukan kemampuan seseorang

untuk merangkum dan meletakan dalam satu

hubungan yang logis dari komponen-komponen

pengetahuan yang dimiliki, atau kemampuan

untuk meringkas dengan kata-kata dan kalimat

sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca atau

didengar, dan membuat kesimpulan.

- Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan

seseorang untuk melakukan penilaian ini dengan

sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas€¦ · balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia lanjut. P. roses keperawatan komunitas merupakan . metode asuhan keperawatan

29

ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku

di masyarakat.

b. Sikap

Sikap adalah respon tertutup seseorang

terhadap suatu stimulus atau obyek, baik yang

bersifat intern maupun ekstern sehingga

manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi

hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari

perilaku yang tertutup tersebut. Sikap secara

realitas menunjukkan adanya kesesuaian respon

terhadap stimulus tertentu. Tingkatan respon

adalah menerima (receiving), merespon

(responding), menghargai (valuing), dan

bertanggung jawab (responsible). Ada beberapa

komponen sikap menurut Allport (1954) dalam

Notoatmodjo (2010) yakni:

- Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan

konsep terhadap objek, artinya bagaimana

keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang

terhadap objek.

- Kehidupan emosional atau evalusi orang

terhadap objek, artinya bagaimana penilaian

orang tersebut terhadap objek.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas€¦ · balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia lanjut. P. roses keperawatan komunitas merupakan . metode asuhan keperawatan

30

- Kecenderungan untuk bertindak. Artinya

sikap merupakan komponen yang merupakan

komponen yang mendahului tindakan atau

perilaku. Ketiga komponen tersebut secara

bersama-sama membentuk sikap yang utuh.

c. Nilai-nilai

Nilai-nilai atau norma yang berlaku akan

membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai

atau norma yang telah melekat pada diri

seseorang (Green, 2000).

d. Persepsi

Persepsi merupakan proses yang menyatu

dalam diri individu terhadap stimulus yang

diterimanya. Persepsi merupakan proses

pengorganisasian, penginterpretasian terhadap

rangsang yang diterima oleh organisme atau

individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti

dan merupakan respon yang menyeluruh dalam

diri individu. Oleh karena itu dalam penginderaan

orang akan mengaitkan dengan stimulus,

sedangkan dalam persepsi orang akan

mengaitkan dengan obyek. Persepsi pada individu

akan menyadari tentang keadaan sekitarnya dan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas€¦ · balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia lanjut. P. roses keperawatan komunitas merupakan . metode asuhan keperawatan

31

juga keadaan dirinya. Orang yang mempunyai

persepsi yang baik tentang sesuatu cenderung

akan berperilaku sesuai dengan persepsi yang

dimilikinya.

2.5.2 Faktor-faktor pendukung (enabling faktor)

Faktor pendukung merupakan faktor

pemungkin. Faktor ini bisa sekaligus menjadi

penghambat atau mempermudah niat suatu

perubahan perilaku dan perubahan lingkungan

yang baik (Green, 2000). Faktor pendukung

(enabling factor) mencakup ketersediaan sarana

dan prasarana atau fasilitas. Sarana dan fasilitas

ini pada hakekatnya mendukung atau

memungkinkan terwujudnya suatu

perilaku,sehingga disebut sebagai faktor

pendukung atau faktor pemungkin. Faktor

pendukung dalam penelitian ini adalah

keterbatasan sumber daya kesehatan,

keterjangkauan sumber daya kesehatan dan

ketersediaan APD / sarana

2.5.3 Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor)

Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor)

merupakan penguat terhadap timbulnya sikap dan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keperawatan Komunitas€¦ · balita, kelompok usia sekolah dan kelompok usia lanjut. P. roses keperawatan komunitas merupakan . metode asuhan keperawatan

32

niat untuk melakukan sesuatu atau berperilaku.

Suatu pujian, sanjungan dan penilaian yang baik

akan memotivasi, sebaliknya hukuman dan

pandangan negatif seseorang akan menjadi

hambatan proses terbentuknya perilaku. Hal yang

paling berpengaruh terhadap perubahan perilaku

pekerja adalah motivasi. Pada penelitian ini yang

menjadi faktor pendorong adalah teman sebaya

dan petugas kesehatan.