asuhan keperawatan komunitas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

askep

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangProses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Langkah langkahnya dimulai dari (1) pengkajian : pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah, (2) diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan. (Wahit, 2005). Proses keperawatan pada komunitas mencakup individu, keluarga dan kelompok khusus yang memerlukan pelayanan asuhan keperawatan.Tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. Perawat menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana keperawatan dapat diterima. Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri. Proses evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam menetapkan rencana asuhan keperawatan., termasuk pengetahuan mengenai standar asuhan keperawatan, respon klien yang normal terhadap tindakan keperawatan, dan pengetahuan konsep teladan dari keperawatan.Proses keperawatan komunitas juga memperhatikan adanya perbedaan budaya di masing-masing daerah, karena hal itu Leininger (1978) mendefinisikan transkultural di keperawatan sebagai: bidang kemanusiaan dan pengetahuan pada studi formal dan praktik dalam keperawatan yang difokuskan pada perbedaan studi budaya yang melihat adanya perbedaan dan kesamaan dalam perawatan, kesehatan, dan pola penyakit didasari atas nilai-nilai budaya, kepercayaan dan praktik budaya yang berbeda di dunia, dan menggunakan pengetahuan untuk memberikan pengaruh budaya yang spesifik pada masyarakat.

1.2. Rumusan MasalahBagaimana asuhan keperawatan pasien pada komunitas ?

1.3. Tujuan1.3.1 Tujuan UmumMampu memahami dan menjelaskan asuhan keperawatan komunitas.1.3.2 Tujuan Khusus1. Mampu memahami dan menjelaskan proses asuhan keperawatan komunitas2. Mampu memahami dan menjelaskan program evaluasi keperawatan komunitas3. Mampu memahami dan menjelaskan asuhan keperawatan peka budaya (menurut teori Madeleine Leininger)

1.4. ManfaatTerkait dengan tujuan maka makalah pembelajaran ini diharapkan dapat memberi manfaat.1. Dari segi akademis, merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam asuhan keperawatan komunitas dalam bidang sistem Komunitas III.2. Dari segi praktis, makalah pembelajaran ini bermanfaaat bagi :a. Bagi mahasiswa Hasil makalah pembelajaran ini dapat menjadi masukkan bagi mahasiswa dalam asuhan keperawatan komunitas.b. Untuk PenulisHasil penulisan makalah ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi penulis berikutnya, yang akan melakukan penulisan asuhan keperawatan komunitas dalam bidang sistem Komunitas III.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Proses Asuhan Keperawatan Komunitas2.1.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan KomunitasPerawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus dalam ilmu keperawatan, yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan social (WHO, 1959). Suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat (Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat, 1989). Dengan demikian ada 3 teori yang menjadi dasar ilmu perawatan kesehatan masyarakat yaitu :1. Ilmu KeperawatanKonsep keperawatan di karakteristikkan oleh4komponen konsep pokok yang menjadi paradigma dalam keperawatan, dimana menggambarkan hubungan teoriteori yang membentuk susunan yang mengatur teoriteori tersebut berhubungan satu dengan lainnya yaitu : konsep manusia, konsep kesehatan, konsep masyarakat dan konsep keperawatan(Christine Ibrahim, 1986).2. Ilmu Kesehatan MasyarakatDalam mengaplikasikan praktik asuhan keperawatan dalam komunitas diperlukan pengetahuan penunjang yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, dalam melihat perspektif proses terjadinya masalah kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan ilmu epidemiologi, ilmu statistik kesehatan sehingga masalah tersebut diketahui faktor penyebab dan alternatif pemecahannya. Termasuk juga diperlukan pemahaman tentang konsep puskesmas, PHC atau posyandu dan untuk merubah perilaku masyarakat diperlukan pengetahuan yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan masyarakat(Soekidjo Notoadmojo, 2003).3. Ilmu Sosial (Peran Serta Masyarakat)Pengetahuan sosial kemasyarakatan penting untuk dipahami oleh seorang perawat kesehatan masyarakat dalam menjalankan tugasnya, sebab dia akan berhadapan dengan kelompokkelompok sosial dalam masyarakat.Pengetahuan sosial yang dimaksud adalah ilmu pengembangan dan pengorganisasian masyarakat, pendekatan edukatif dan teori tentang pendekatan perubahan perilaku. Hal ini bisa dirasakan oleh perawat saat menjalankan tugas, peran dan fungsinya dalam keluarga, kelompok atau masyarakat dengan berbagai latar belakang agama, budaya, pendidikan, ekonomi, norma, adat istiadat dan aturanaturan yang berlaku dalam masyarakat(Nasrul Effendi, 1999). Dengan memahami pengetahuan ilmu sosial perawat kesehatan masyarakat dapat melakukan pendekatan untuk merubah perilaku masyarakat ke arah yang positif dalam memelihara kesehatan keluarga, kelompok dan masyarakat sehingga menuju kemandirian (self care), dimana mereka diharapkan dapat mengenal dan merumuskan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi, memprioritaskan dan mencari alternatif pemecahan masalah melalui perencanaan bersama, kemudian melaksanakan kegiatan bersama berdasarkan perencanaan yang mereka buat serta menilai hasil yang telah dicapai.

2.1.2Pengertian Proses KeperawatanProses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis. Selanjutnya menetapkan langkah proses keperawatan sebagai proses pengumpulan data, pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan(Wolf, Weitzel dan Fuerst, 1979).Jadi proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah, sistematis, dinamis, kontinyu dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga, kelompok atau masyarakat yang langkah langkahnya dimulai dari (1) pengkajian : pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah, (2) diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan. (Wahit, 2005). Proses keperawatan pada komunitas mencakup individu, keluarga dan kelompok khusus yang memerlukan pelayanan asuhan keperawatan.Dalam perawatan kesehatan komunitas keterlibatan kader kesehatan, tokoh tokoh masyarakat formal dan informal sangat diperlukan dalam setiap tahap pelayanan keperawatan secara terpadu dan menyeluruh sehingga masyarakat benar benar mampu dan mandiri dalam setiap upaya pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diberikan.

2.1.3Tujuan Dan Fungsi Proses KeperawatanTujuan dan Fungsi Proses Keperawatan:1. TujuanTujuan melakukan proses keperawatan dalam komunitas adalah :a. Agar diperoleh hasil asuhan keperawatan komunitas yang bermutu, efektif dan efisien sesuai dengan permasalahan yang terjadi pada masyarakat dan agar pelaksanaannya dilakukan secara sistematis, dinamis, berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.b. Meningkatkan status kesehatan masyarakat.c. Untuk dapat mencapai tujuan ini maka perawat kesehatan komunitas harus memiliki keterampilan dasar yang meliputi : epidemiologi, penelitian, pengajaran, organisasi masyarakat dan hubungan interpersonal yang baik.2. Fungsia. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya dalam kemandiriannya di bidang kesehatan.c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahabn masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahannya atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhannya.

2.1.4Langkah-Langkah Proses KeperawatanBanyak ahli yang mendefinisikan tentang langkah langkah proses keperawatan diantaranya adalah sebagai berikut :1. Subdit Perawatan Kesehatan Masyarakat Depkes RIMembagi dalam empat tahap yaitu : (1) Identifikasi, (2) Pengumpulan data (3) Rencana dan kegiatan (4) serta Penilaian.2. FreemanSedangkan Freeman membagi dalam enam tahap yaitu : (!) Membina hubungan saling percaya dengan klien, (2) Pengkajian, (3) Penentuan tujuan bersama keluarga dan orang terdekat klien, (4) Merencanakan tindakan bersama klien, (5) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana, dan (6) Hasil evaluasi.3. S.G BailonMembagi menjadi empat tahap yaitu : (1) Pengkajian, (2) Perencanaan, (3) Implementasi, dan (4) Evaluasi. Dari pendapat pendapat dari para ahli tersebut diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa pada dasarnya langkah langkah dalam proses keperawatan komunitas adalah :a. Pengkajianb. Diagnosis Keperawatanc. Perencanaand. Pelaksanaane. Evaluasi atau penilaian

2.2.Evaluasi Program Kesehatan Komunitas2.2.1 Pengertian EvaluasiPada dasarnya evaluasi merupakan suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu program yang telah dilakukan yang akan digunakan untuk meramalkan, memperhitungkan, dan mengendalikan pelaksanaan program kedepannya agar jauh lebih baik. Dengan demikian evaluasi lebih bersifat melihat ke depan daripada melihat kesalahan-kesalahan di masa lalu, dan diarahkan pada upaya peningkatan kesempatan demi keberhasilan program (Yusuf, 2000:2).Evaluasi adalah tindakan intelektual untk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,rencana tindakan,dan pelaksanaannya sudah berhasil di capai.Melalui evaluasi memungkinkan perawatan untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian,analisa,perencanaan dan pelaksanaan tindakan (Ignatavicius & Bayne,1994).Menurut Griffith & (Christensen (1986) evaluasi sebagai sesuatu yang di rencanakan,dan perbandingan yang sistimatik pada status kesehatan Klien.Dengan mengukur perkembangan Klien dalam mencapai suatu tujuan,maka perawat bisa menentukan efektifitas tindakan keperawatan.Meskipun valuasi di letakkan pada akhir proses keperawatan,evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan.Pengumpulan data perlu direvisi untuk enentukan apakah informasi yang telah di kumpulkan sudah mencukupi dan apakah perilaku yang di observasi sudah sesuai.Diagnosa juga perlu di evaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya.Tujuan dan intervensi di evaluasi adalah untuk menentukan apakah tujuan tersebut,dapat di capai secara efektif.

2.2.2TujuanEvaluasi adalah suatu tahap untuk menentukan manfaat atau nilai dari sesuatu. Selama proses evaluasi, informasi dikumpulkan dan dianalisis untuk ditentukan kegunaan dan signifikansinya. Perubahan yang ada dinilai, dan kemajuan didokumentasikan.Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa di laksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang di berikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan :1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan ( Klien telah mencapai tujuan yang di tetapkan )2. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan ( Klien mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan)3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (Klien memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai tujuan )

2.2.3PendahuluanPerawat mengevaluasi respons dari komunitas terhadap program kesehatan dalam upaya mengukur kemajuan terhadap tujuan dan objektif program. Data evaluasi juga merupakan hal yang krusial untuk memperbaikidatabasedan diagnosis keperawatan komunitas yang dihasilkan dari analisis pengkajian data komunitas.Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan, tetapi evaluasi tetap terkait dengan pengkajian yang merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Praktik keperawatan adalah siklus yang dinamis. Agar intervensi berfokus komunitas dapat diukur secara relevan dan tepat waktu, makadatabasekomunitas, diagnosis keperawatan dan rencana program kesehatan harus dievaluasi secara rutin. Efektivitas intervensi keperawatan komunitas bergantung pada pengkajian ulang yang berkesinambungan terhadap kesehatan komunitas dan juga bergantung pada perbaikan yang tepat terhadap intervensi terencana.Evaluasi merupakan hal yang penting dalam praktik keperawatan, tetapi evaluasi pun berperan sangat penting bagi berfungsinya lembaga kesehatan. Sayangnya, evaluasi terkadang dilakukan secara terpisah dari perencanaan program.Evaluasi bahkan sering kali hanya diikutkan di akhir program, hanya untuk memenuhi kebutuhan sumber pendanaan atau administrasi lembaga. Buktinya, terdapat masalah pada beberapa pendekatan.Agar keperawatan komunitas berjalan efektif, dituntut suatu pendekatan yang integratif dalam evaluasi; evaluasi merupakan aspek yang unik.

2.2.4 Prinsip EvaluasiSejalan dengan landasan teoritis dalam menjalin kemitraan dengan komunitas, program evaluasi yang kita jalankan didasarkan pada prinsip yang dikemukakan oleh W.K Kellogg Foundation (1998). Prinsip tersebut disimpulkan sebagai berikut :1. Memperkuat program. Tujuan kita adalah promosi kesehatan dan peningkatan kepercayaan diri komunitas. Evaluasi membantu pencapaian tujuan ini dengan cara menyediakan proses yang sistematik dan berkelanjutan dalam mengkaji program, dampaknya serta hasil akhir program tersebut.2. Menggunakan pendekatan multipel. Selain pendekatan multidisiplin, metode evaluasi mungkin banyak dan bermacam macam. Tidak ada suatu pendekatan yang lebih unggul, tetapi metode yang dipilih harus sejalan dengan tujuan program.3. Merancang evaluasi untuk memenuhi isu nyata. Program berbasis dan berfokus komunitas, yang berakar pada komunitas nyata dan berdasarkan pengkajian komunitas harus memiliki rancangan evaluasi untuk mengukur kriteria mengenai pentingnya program tersebut bagi komunitas.4. Menciptakan proses partisipasi. Apabila anggota komunitas merupakan bagian dari pengkajian, analisis, perencanaan dan implementasi, mereka pun harus menjadi mitra dalam evaluasi.5. Memungkinkan fleksibilitas. Pendekatan ecaluasi harus fleksibel dan bersifat preskriptif; jika tidak, akan sulit untuk mendokumentasikan munculnya perubahan yang sering kali meningkat secara tajam dan kompleks: (W.K Kellogg Foundation, 1998, hal. 3)6. Membangun kapasitas. Proses evaluasi, selain mengukur hasil akhir, harus meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan perilaku individu yang terlibat di dalamnya. Hal ini serupa dengan dengan konteks profesional maupun non profesional.

2.2.5 Proses EvaluasiLiteratur mengenai evaluasi semakin banyak tersedia. Evaluasi program atau proyek telah menjadi spesialisasi seluruh departemen dan firma konsultan yang berfokus pada pengukuran dan evaluasi.Demi mencapai tujuan kita (yaitu, membuat pendahuluan dari evaluasi program), kita akan menggunakan suatu model 3 bagian. Pada model ini, kita akan mempelajari proses implementasi program, dampak program, dan hasil program.Pada bagian ini, kita akan berfokus pada promosi kesehatan dan program promosi kesehatan yang dirancang untuk mempengaruhi populasi target melalui aktivitas terencana (proses) yang mungkin menimbulkan efek yang cepat (dampak) dan efek yang lebih lama (hasil). (Dignan & Carr, 1992, hal. 153).Proses evaluasi terdiri dari dua tahap :1. Mengukur pencapaian tujuan klienPerawat menggunakan ketrampilan pengkajian untuk mendapatkan data yang akan di gunakan dalam evaluasi.Faktor yang di evaluasi mengenai status kesehatan klien,yang terdiri dari bebrapa komponen,meliputi: KAPP (kognitif,Afektif,Psikomotor,Perubahan fungsi dan gejala yang spesifik).a. Kognitif (pengetahuan)Tujuan mengidentifikasi pengetahuan yang spesifik yang di perlukan setelah klien di ajarkan tentang teknik-teknik tertentu. Lingkup evaluasi pada kognitif meliputi pengetahuan klien terhadap penyakitnya, mengontrol gejala-gejalanya, pengobatan, diet, aktifitas, persediaan alat-alat, resiko komplikasi, gejala yang harus dilaporkan, pencegahan, pengukuran dan lain-lain. Evaluasi kognitif di peroleh melalui interview atau tes tertulis.b. Affektif (status emosional)Affektif klien cenderung ke penilaian yang subyektif dan sangat sukar di evaluasi.Hasil penilaian emosi di tulis dalam bentuk perilaku yang akan memberikan suatu indikasi terhadap status emosi klien.hasil tersebut meliputi tukar menukar perasaan tentang sesuatu, cemas yang berkurang ada kemauan berkomunikasi dan seterusnya.c. PsikomotorPsikomotor biasanya lebih mudah di evaluasi di bandingkan yang lainnya jika perilaku yang dapat di observasi sudah di identifikasikan pada tujuan (kriteria hasil ).Hal ini biasanya di lakukan melalui observasi secara langsung.Dengan melihat apa yang telah di lakukan Klien sesuai dengan yang di harapkan adalah suatu cara yang terbaik untuk mengevaluasi psikomotor klien.d. Perubahan fungsi tubuh dan gejala.Evaluasi pada komponen perubahan fungsi tubuh mencakup beberapa aspek status kesehatan klien yang bisa di observasi.Untuk mengevaluasi perubahan fungsi tubuh maka perawat memfokuskan pada bagaimana fungsi kesehatan klien berubah setelah di lakukan tindakan keperawatan.Evaluasi pada gejala yang spesifik di gunakan untuk menentukan penurunan atau penigkatan gejala yang mempengaruhi status kesehatan Klien.Evaluasi tersebut bisa di lakukan bisa di lakukan dengan cara observasi secara langsung,interview dan pemeriksaan fisik.2. Penentuan Keputusan Pada Tahap Evaluasi.Setelah data terkumpul tentang status keadaan klien,maka perawat membandingkan data dengan outcomes.tahap berikutnya adalah membuat keputusan tentang pencapaian Klien terhadap outcomes.Ada 3 kemungkinan keputusan pada tahap ini :a. Klien telah mencapai hasil yang di tentukan dalam tujuan.Pada keadaan ini perawat akan mengkaji masalah klien lebih lanjut atau mengevaluasi outcomes yang lain.b. Klien masih dalam proses mencapai hasil yang telah di tentukan.Perawat mengetahui keadaan klien pada tahap perubahan kearah pemecahan masalah.Penambahan waktu,resources,dan intervensi mungkin di perlukan sebelum tujuan tercapai.c. Klien tidak dapat mencapai hasil yang telah di tentukan.Pada situasi ini,perawata harus mencoba untuk mengidentifikasi alasan mengapa keadaan atau masalah ini timbul.

2.2.6 Komponen EvaluasiAda 2 (dua ) komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan keperawatan, yaitu :1. Proses (formatif)Fokus tipe evaluasi ini adalah aktifitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan tindakan keperawatan.Evaluasi proses harus di lakukan segera setelah perencanaan keperawatan di laksanakan untuk membantu keefektifitasan terhadap tindakan.Evaluasi formatif terus menerus di laksanakan sampai tujuan yang telah di tentukan tercapai. Metode pengumpulan data dalam evaluasi formatif terdiri dari analisa rencana tindakan keperawatan, open-chart audit, pertemuan kelompok, interview, dan observasi dengan klien, dan menggunakan form evaluasi. Sistem penulisan pada tahap evaluasi ini bisa menggunakan sitem SOAP atau model dokumentasi lainnya.2. Hasil (sumatif)Fokus evaluasi hasil adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir tindakan perawatan klien. Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara paripurna. Sumatif evaluasi adalah obyektif, fleksibel, dan efisien. Adapun metode penatalaksanaan evaluasi sumatif terdiri dari closed-chart audit, interview akhir pelayanan, pertemuan akhir pelayanan, dan pertanyaan kepada klien dan keluarga. Meskipun informasi pada tahap ini tidak secara langsung berpengaruh terhadap klien yang dievaluasi, sumatif evaluasi bisa menjadi suatu metode dalam memonitor kualitas dan evisiensi tindakan yang telah diberikan.Komponen evaluasi dapat di bagi menjadi 5 komponen menurut (Pinnell & Meneses,1986) :a. Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi.b. Mengumpulkan data mengenai keadaan klien terbaru.c. Menganalisa dan membandingkan data terhadap kriteria dan standartd. Merangkum hasil dan membuat kesimpulane. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan.

2.2.7 Metode Terpilih Untuk Pengumpulan DataEmpat poin kunci yang perlu dipahami ketika Anda menentukan metode yang dapat digunakan untuk pengumpulan data adalah :1. Sumber-sumber apa yang tersedia untuk tugas evaluasi ?2. Apakah metode tersebut sensitif terhadap responden/partisipasi program?3. Bagaimana kredibilitas evaluasi Anda dengan metode tersebut?4. Seberapa pentingkah data yang dikumpulkan? Terhadap keseluruhan program? Terhadap para partisipan? (W.K. Kellog Foundation, 1998).

2.3.Konsep-Konsep Yang Relevan Dengan Budaya1. Holisme / SeutuhnyaAntropologi percaya bahwa kebudayaan adalah fungsi yang terintegrasi seluruhnya dengan bagian interelasi dan interdependensi. Demikian juga budaya lebih baik dipandang dan dianalisa secara menyeluruh. Berbagai komponen dari budaya seperti politik, ekonomi, agama, persaudaraan dan system kesehatan, melakukan fungsi yan terpisah tetapi kemudian bercampur membentuk perbuatan yang menyeluruh. Jadi untuk mengetahui system dari seseorang harus memandang masing-masing hubunganya dengan orang lain dan dari keseluruhan kulturnya (Benedict, 1934).Perubahan budaya biasanya mengundang tantangan tantangan baru dan berbagai masalah. Perubahan meliputi adaptasi kreatif dari perilaku yang terdahulu yang disebabkan Karena bahasa, adapt, kepercayaa, sikap, tujuan, undang undang, tradisi dank ode moral. Pada saat yang terdahulu sudah keluar dari mode atau kurang bias diterima dan menjadi sumber konflik yang potensial (Elling, ((1977).

2. EnkulturasiAdalah proses mendapatkan pengetahuan dan menghayati nilai-nilai. Melalui proses ini oran bias mendapatkan kompetensi dari budayanya sendiri. Anak-anak melihat orang tua dan mengambil kesimpulan tentang peraturan demi perilaku. Pola- pola perilaku menyajikan penjelasan untuk kejadian dalam penghidupan seperti, dilahirkan, maut, remaja, hamil, membesarkan anak, sakit penyakit .3. EtnosentrisAdalah suatu kepercayaan bahwa hanya sendiri yang terbaik. Sangat penting bagi perawat untuk tidak berpendapat bahwa hanya caranya sendiri yang terbaik dan menganggap ide orang lkain tidak diketahui atuau di pandang rendah.4. StereotipStereotip atau sesuatu yang bersifat statis / tetap merupakan kepercayaan yang dibesar besarkan dan gambaran yang dilukiskan dengan populer dalam media massa dan ilmu kebangsaan. Sifat ini juga menyebabkan tidak bekembangnya pemikiran seseorang.5. Nilai nilai BudayaSistem budaya mengandung berbagai orientasi nilai. Nilai merupakan bentuk kepercayaan bagaimana seseorang harus berperilaku , kepercayaan adalah sesuatu pertanyaan yang tujuannya berpegang kepada kebenaran tapi mungkin boleh atau tidak boleh berlandaskan kenyataan empiris. Salah satu elemen yang paling penting terbangun dalam budaya dan nilainya. Nilai ini bersama sama memiliki budaya yang paling penting terbangun dalam budaya dan nilainya. Nilai ini bersama memberikan stabilitas dan keamanan budaya, menyajikan standart perilaku. Bila dua orang bersama sama memiliki budaya yang serupa dan pengalamanya cenderung serupa nilai nilai mereka akan serupa , walaupun dua orang tersebut tidak mungkin pola nilai yang tetap serupa , namun mereka cukup serupa untuk mengenal kesamaan dan utuk mengidentifkasi yang lain sama sepeti saya (Gooenough, 1966) .Konsep budaya menurut Linton adalah : suatu tatanan pola perilaku yang dipelajari, diciptakan, serta ditularkan di antara suatu anggota masyarakat tertentu . Batasan budaya menurut Koentjaraningrat adalah : keseluruhan system gagasan , tindakan dan Hasil karyamanusia, dalam rangka kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.Budaya bersifat dinamis, adaptif dan integratif.Pemahaman akan konsep budaya, membawa kita pada kesimpulan bahwa gagasan, perasaan dan perilakumanusia dalam kehidupan sosialnya sangat dipengaruhi oleh budaya yang berlaku di masyarakat. Demikianpula pergeseran ataupun perubahan pada tatanan budaya dalam suatu masyarakat akan diiringi denganperubahan perilaku dari individu yang hidup di dalamnya.Budaya tercipta sebagai upaya manusia untuk beradaptasi terhadap masalah -masalah yang timbul dari lingkungan hidupnya. Selanjutnya budaya mempengaruhi pembentukan dan perkembangan kepribadian manusia dalam kelompoknya. Interaksi keduanya membentuk suatu pola spesifik perilaku, proses pikir,emosi dan persepsi individu atau kelompok dalam bereaksi terhadap tekanan-tekanan kehidupan. Dengan demikian dapat dimengerti peranan budaya dalam masalah kesehatan jiwa.

2.3.4 Aplikasi Teori Madeleine Leininger1. Konsep AwalLeininger (1978) mendefinisikan transkultural di keperawatan sebagai: bidang kemanusiaan dan pengetahuan pada studi formal dan praktik dalam keperawatan yang difokuskan pada perbedaan studi budaya yang melihat adanya perbedaan dan kesamaan dalam perawatan, kesehatan, dan pola penyakit didasari atas nilai-nilai budaya, kepercayaan dan praktik budaya yang berbeda di dunia, dan menggunakan pengetahuan untuk memberikan pengaruh budaya yang spesifik pada masyarakat.Tiga tipe budaya yang berhubungan dengan keputusan dan tindakan dipakai untuk menyakinkan bahwa pelayanan keperawatan memberikan penyesuian tentang nilai dan norma. Hal tersebut adalah :1. Budaya asuhan kultural2. Keputusan dan tindakan dirancang untuk membantu mendukung, atau meningkatkan kemampuan pasien untuk memelihara atau mempertahankan kesehatan, menyembuhkan sakit dan kematian.3. Akomodasi asuhan kultural4. Keputusan dan tindakan dirancang untuk membantu, mendukung atau meningkatkan kemampuan pasien untuk mengadaptasi atau merundingkan kemampuan atau kepuasan status kesehatan atau kematian.5. Pengolahan ulang asuhan kultural6. Keputusan dan tindakan dirancang untuk membantu, menyongkong atau menampukan pasien untuk merubah cara hidup ke pola yang baru atau berbeda yang secara budaya berarti dan memuaskan atau mendukung pemanfaatan dan pola hidup sehat.

2. Paradigma Keperawatan Teori Keperawatan Leiningera. Manusia / pasienManusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini yang berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan tindakan. Manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada.b. KesehatanKesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki pasien dalam mengisi kehidupannnyac. LingkunganLingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana pasien dengan budayanya saling berinteraksi, baik lingkungan fisik, sosial dan simbolik.

d. KeperawatanKeperawatan dipandang sebagai suatu ilmu dan kiat yang diberikan kepada pasien dengan berfokus pada prilaku, fungsi dan proses untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan atau pemulihan dari sakit.

BAB IIIPENUTUP

3.1.KesimpulanPerawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus dalam ilmu keperawatan, yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan social (WHO, 1959). Dengan demikian ada 3 teori yang menjadi dasar ilmu perawatan kesehatan masyarakat yaitu :Ilmu Keperawatan, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu Sosial (Peran Serta Masyarakat).Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis. Selanjutnya menetapkan langkah proses keperawatan sebagai proses pengumpulan data, pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan(Wolf, Weitzel dan Fuerst, 1979). Jadi proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah, sistematis, dinamis, kontinyu dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga, kelompok atau masyarakat yang langkah langkahnya dimulai dari (1) pengkajian : pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah, (2) diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan. (Wahit, 2005).Proses Evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan. Tugas selama tahap ini termasuk pencatatan pernyataan evaluasi dan revisi rencana tindakan keperawatan dan intervensi jika perlu.Pernyataan evaluasi memberikan informasi yang penting tentang pengaruh intervensi yang direncanakan pada keadaan kesehatan klien. Suatu pernyataan evaluasi terdiri dari dua komponen yaitu :1. Pencatatan data mengenai status klien saat itu.2. Pernyataan kesimpulan mengindikasikan penilaian perawat sehubungan dengan pengaruh intervensi terhadap status kesehatan klien.

3.2. Saran1. Perawat kesehatan komunitas kiranya dapat bekerja sama dengan komunitas dan populasi untuk memperbaiki kembali kesehatan.2. Perawat kesehatan komunitas kiranya dapat memperhatikan standar evaluasi atau penilaian dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas.3. Perawat kesehatan komunitas kiranya dapat terlibat dalam koordinasi dan organisasi dalam merespons isu-isu yang berhubungan dengan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Elizabeth T, dkk. 2006.Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik, edisi 3. Jakarta : EGCMubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2006.Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori. Jakarta : Sagung SetoDermawan, Deden. 2012.Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta : Gosyen PublishingGunawijaya, J. 2010.Kuliah Umum tentang Budaya dan Perspektif Transkultural dalam Keperawatan Mata Ajar KDK II 2010, semester genap: FK UILeininger, M dan McFarland. M.R. 2002.Transkultural Nursing : Concepts, Theories, Research and Practice, edisi 3. USA : Mc.Graw Hill Companies

2