20
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ladasan Teori 2.1.1. Pengertian Auditing Pengertian audit menurut Mulyadi (2002) adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan- pernyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta penyampain hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Sedangkan pengertian audit menurut Arens et al. (2008:4) mengatakan bahwa : “Auditing is accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.” Berdasarkan definisi tersebut terlihat bahwa dalam melaksanakan audit harus dilakukan oleh orang yang independen dan kompeten. Auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk mengatahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti itu. Auditor juga harus memiliki sikap mental independen dan kompetensiorang-orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ladasan Teori 2.1.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2308/3/BAB II.pdf · prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. ... keliru, atau kelalaian dalam

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ladasan Teori 2.1.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2308/3/BAB II.pdf · prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. ... keliru, atau kelalaian dalam

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ladasan Teori

2.1.1. Pengertian Auditing

Pengertian audit menurut Mulyadi (2002) adalah suatu proses

sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif

mengenai pernyataan pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi

dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-

pernyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta penyampain

hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Sedangkan

pengertian audit menurut Arens et al. (2008:4) mengatakan bahwa :

“Auditing is accumulation and evaluation of evidence about

information to determine and report on the degree of correspondence

between the information and established criteria. Auditing should be done

by a competent, independent person.”

Berdasarkan definisi tersebut terlihat bahwa dalam melaksanakan

audit harus dilakukan oleh orang yang independen dan kompeten. Auditor

harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan

harus kompeten untuk mengatahui jenis serta jumlah bukti yang akan

dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa

bukti itu. Auditor juga harus memiliki sikap mental independen dan

kompetensiorang-orang

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ladasan Teori 2.1.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2308/3/BAB II.pdf · prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. ... keliru, atau kelalaian dalam

12

yang melaksanakan audit tidak akan ada nilainya jika mereka tidak

independen dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti (Arens dkk,

2008).

Tujuan auditing pada umumnya adalah memberikan suatu

pernyataan pendapat mengenai apakah laporan keuangan klien telah

disajikan secara wajar dalam segala hal yang material sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Sedangkan auditor bekerja

dengan cara menarik sebuah kesimpulan dari suatu proses auditing.

Berkualitas atau tidaknya hasil pekerjaan auditor akan mempengaruhi

kesimpulan akhir auditor dan secara tidak langsung juga akan

mempengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan diambil oleh

pihak perusahaan. Dalam auditing ada lima konsep dasar yang

dikemukakan oleh Mautz dan Sharaf (1993) yaitu:

1. Bukti (evidence), tujuannya adalah untuk memperoleh pengertian,

sebagai dasar untuk memberi kesimpulan yang dituangkan dalam

pendapat auditor. Bukti harus diperoleh dengan cara-cara tertentu agar

dapat mencapai hasil yang maksimal sesuai yang diinginkan.

2. Kehati-hatian dalam pemeriksaan, konsep ini berdasarkan issue yang

pokok tingkat kehati-hatian yang diharapkan pada auditor yang

bertanggungjawab. Dalam hal ini yang dimaksud dengan tanggung

jawab adalah tanggung jawab seorang profesional dalam melaksanakan

tugasnya.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ladasan Teori 2.1.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2308/3/BAB II.pdf · prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. ... keliru, atau kelalaian dalam

13

3. Penyajian atau pengungkapan yang wajar, konsep ini menuntut adanya

informasi laporan keuangan yang bebas (tidak memihak), tidak bias,

danmencerminkan posisi keuangan, hasil operasi, dan aliran kas

perusahaan yang wajar.

4.Independensi, yaitu suatu sikap yang dimiliki oleh auditor untuk

tidakmemihak dalam melakukan audit. Masyarakat pengguna jasa audit

memandang bahwa auditor akan independen terhadap laporan keuangan

yang diperiksanya dari pembuat dan pemakai laporan-laporan keuangan.

5. Etika perilaku, etika dalam auditing, berkaitan dengan konsep

perilakuyang ideal dari seoarang auditor profesional yang independen

dalam melaksanakan audit.

2.1.2. Kualitas Audit

Kualitas audit didefinisikan sebagai probabilitas bahwa auditor

akan baik dan benar dalam menemukan laporan kesalahan material,

keliru, atau kelalaian dalam laporan materi keuangan klien (De Angelo,

1981). Probabilitas auditor untuk melaporkan penyelewengan yang

terjadi dalam sistem akuntansi klien tergantung pada independensi

auditor. Auditor dituntut untuk dapat menghasilkan kualitas pekerjaan

yang tinggi karena auditor mempunyai tangung jawab yang besar

terhadap pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan

suatu perusahaan termasuk masyarakat (Ermayanti, 2009). Tetapi lebih

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ladasan Teori 2.1.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2308/3/BAB II.pdf · prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. ... keliru, atau kelalaian dalam

14

lanjut dinyatakan bahwa tidak hanya bergantung pada klien saja, auditor

merupakan pihak yang mempunyai kualifikasi untuk memeriksa dan

menguji apakah laporan kuangan telah disajikan secara wajar sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Terdapat empat hal yang

dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu:

1) Lama waktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu

perusahaan (tenure), semakin lama seorang auditor telah melakukan

audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang dihasilkan akan

semakin rendah.

2) Jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan

semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan

berusaha menjaga reputasinya.

3) Kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka

akan ada cenderung klien tersebut untuk menekan auditor agar tidak

mengikuti standar.

4) Review oleh pihak ketiga, kualitas audit akan meningkat jika auditor

tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak

ketiga (Alim dkk, 2007).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ladasan Teori 2.1.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2308/3/BAB II.pdf · prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. ... keliru, atau kelalaian dalam

15

Terdapat satu variabel dependen yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu variabel kualitas audit. Kualitas audit merupakan hal yang

penting bagi auditor dalam proses pengauditan, karena audit berguna

untuk mengurangi kesalahan informasi laporan keuangan yang

digunakan oleh manajer, pemegang saham, dan pihak luar seperti

masyarakat. Kualitas audit ini merupakan variabel yang tidak bisa diukur

secara langsung melainkan menggunakan indikator lainnya seperti

integritas, obyektivitas dan akuntabilitas.

Pengertian kualitas audit yaitu sikap auditor dalam melaksanakan

tugasnya yang tercermin dalam hasil pemeriksaannya dan dapat

diandalkan sesuai dengan standar yang berlaku. Kualitas audit yang baik

sangat diperlukan dalam pemerintahan, untuk mendapatkan kualitas

audit yang baik auditor diminta untuk bisa melaksanakan pemeriksaan

dengan standar audit yang telah ditetapkan dan selanjutnya melaporkan

hasil audit sesuai fakta tanpa pengurangan.

2.1.3. Integritas

Integritas merupakan suatu sikap yang mutlak diperlukan bagi

seorang auditor. Sunarto (2003) dalam Sukriah (2009) menyatakan

bahwa integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan

perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan

prinsip. Integritas menjadikan timbulnya kepercayaan masyarakat akan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ladasan Teori 2.1.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2308/3/BAB II.pdf · prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. ... keliru, atau kelalaian dalam

16

suatu profesi hal ini dikarenakan integritas merupakan kualitas yang

menguji tatanan nilai tertinggi bagi suatu profesi. Dengan timbulnya

kepercayaan masyarakat dan pengguna laporan lainnya, maka kinerja

dari auditor dikatakan meningkat lebih baik.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Erina, dkk (2012) dan Arini (2010). Integritas mengharuskan

seorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana,

dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Keempat unsur

tersebut diperlukan untuk membangun kepercayaan dan memberikan

dasar bagi pengambilan keputusanyang handal berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh (Sukriah, 2009). Sedangkan menurut penelitian Sari

(2011) menyebutkan bahwa integritas auditor internal menguatkan

kepercayaan dan karenanya menjadi dasar bagi pengandalan atas

judgment mereka. Akan tetapi, integritas merupakan suatu elemen

karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas

merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan patokan

bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambil. Integritas

mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang

tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa, pelayanan, dan

kepercayaan publik tidak boleh dikalahkam oleh keuntungan pribadi.

Auditor juga harus memiliki sikap berani dan bijaksana dalam

menghadapi dan menyelesaikan masalah. Integritas juga merupakan

tanggungjawab auditor untuk tidak merugikan orang lain, memeperbaiki

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ladasan Teori 2.1.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2308/3/BAB II.pdf · prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. ... keliru, atau kelalaian dalam

17

hasil kerjanya, konsisten terhadap pekerjaan serta bersikap sesuai norma

dan berpegang teguh pada peraturan yang berlaku.

2.1.4. Obyektivitas

Obyektivitas sebagai bebasnya seseorang dari tekanan dan

pengaruh kepentingan pribadi maupun orang lain dalam pengambilan

keputusan. Mabruri dan Winarna (2010) menyatakan semakin tinggi

obyektivitas auditor, maka semakin baik kualitas hasil pemeriksaan.

Kualitas hasil pemeriksaan merupakan salah satu indikator yang

digunakan dalam menilai kinerja auditor internal. Sehingga dengan

tingginya sikap obyektivitas auditor maka kualitas hasil pemeriksaan

akan semakin baik, kualitas audit yang baik mencerminkan kinerja yang

baik pula. Objektivitas adalah suatu keyakinan, kualitas yang

memberikan nilai bagi jasa atau pelayanan auditor serta merupakan salah

satu ciri yang membedakan profesi akuntan dengan profesi lain dan

prinsip objektivitas menetapkan suatu kewajiban bagi auditor untuk tidak

memihak, jujur secara intelektual, dan bebas dari konflik kepentingan

(Sukriah., dkk, 2009).

Menurut Mulyadi (2002), menjelaskan bahwa objektivitas adalah

sikap mental yang harus dipertahankan oleh auditor dalam melakukan

audit dan auditor tidak boleh membiarkan pertimbangan auditnya

dipengaruhi oleh pihak lain. Hal ini membuat dalam diri seorang auditor

harus menjaga objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ladasan Teori 2.1.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2308/3/BAB II.pdf · prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. ... keliru, atau kelalaian dalam

18

pemenuhan kewajibannya. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota

memiliki sikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak

berprasangka, serta bebas dari benturan kepentingan atau berapa di bawah

pengaruh pihak lain.

Menurut Sukrisno Agoes (2012:L19) pengertian objektivitas

adalah suatu keyakinan, kualitas yang memberikan nilai bagi

jasa/pelayanan auditor. Objektivitas merupakan suatu ciri yang

membedakan profesi akuntan dengan profesi-profesi lain. Prinsip

objektivitas menetapkan suatu kewajiban bagi auditor untuk tidak

memihak, jujur secara intelektual, dan bebas dari konflik kepentingan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa objektivitas berarti

kebebasan sikap mental yang harus dipertahankan oleh auditor dalam

melakukan audit, auditor tidak memihak dan tidak boleh membiarkan

pertimbangan auditnya dipengaruhi oleh orang lain sehingga auditor

dapat mengemukakan pendapat apa adanya dan sesuai fakta.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ladasan Teori 2.1.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2308/3/BAB II.pdf · prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. ... keliru, atau kelalaian dalam

19

2.1.5. Akuntabilitas

Tetclock dalam Salsabila (2011:33) mendefinisikan “akuntabilitas

merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki seseorang untuk

menyelesaikan kewajibannya yang akan dipertanggungjawabkan kepada

lingkungannya”. Akuntabilitas adalah kemampuan memberi jawaban

kepada otoritas yang lebih tinggi atas tindakan seseorang/sekelompok

orang terhadap masyarakat luas dalam suatu organisasi (Syahrudin Rasul,

2002:8). Sedangkan menurut UNDP, akuntabilitas adalah evaluasi

terhadap proses pelaksanaan kegiatan/kinerja organisasi untuk dapat

dipertanggungjawabkan serta sebagai umpan balik bagi pimpinan

organisasi untuk dapat lebih meningkatkan kinerja organisasi pada masa

yang akan datang. Akuntabilitas adalah kewajiban pihak pemegang

amanah (agen) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan,

melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang

menjadi tanggungjawab kepada pemberi amanah (prinscipal) yang

memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggunjawaban

tersebut (Mardiasmo, 2004). Libby dan Luft (1993), Cloyd (1997), Tan

dan Alison (1999) dalam Mardisar dan Sari (2007) melihat ada tiga

indikator yang dapat digunakan untuk mengukur akuntabilitas individu.

Pertama, seberapa besar motivasi mereka untuk menyelesaikan

pekerjaan tersebut. Motivasi secara umum adalah keadaan dalam diri

seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan

kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Menurut Libby dan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ladasan Teori 2.1.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2308/3/BAB II.pdf · prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. ... keliru, atau kelalaian dalam

20

Luft (1993), dalam kaitannya dengan akuntabilitas seseorang, orang

dengan akuntabilitas tinggi juga memiliki motivasi tinggi dalam

mengerjakan sesuatu.

Kedua, seberapa besar usaha (daya pikir) yang diberikan untuk

menyelesaikan sebuah pekerjaan. Orang dengan akuntabilitas tinggi

mencurahkan usaha (daya pikir) yang lebih besar dibanding orang dengan

akuntabilitas rendah ketika menyelesaikan pekerjaan (Cloyd,1997) dalam

Mardisar dan Sari (2007).

ketiga, seberapa yakin mereka bahwa pekerjaan mereka akan

diperiksa oleh atasan. Keyakinan bahwa sebuah pekerjaan akan diperiksa

atau dinilai orang lain dapat meningkatkan keinginan dan usaha seseorang

untuk menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas. Menurut Tan dan

Alison (1999) dalam Mardisar dan Sari (2007), seseorang dengan

akuntabilitas tinggi memiliki keyakinan yang lebih tinggi bahwa

pekerjaan mereka akan diperiksa oleh supervisor/manajer/pimpinan

dibandingkan dengan seseorang yang memiliki akuntabilitas

rendah.Semakin tinggi akutabilitas seseorang dalam melaksanakan

tugasnya, maka semakin baik kualitas audit yang dihasilkannya. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Salsabila (2011) yaitu

“adanya pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas audit”.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ladasan Teori 2.1.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2308/3/BAB II.pdf · prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. ... keliru, atau kelalaian dalam

21

2.1. Pengembangan Hipotesis

Faktor pertama, yang mungkin dapat mempengaruhi kualitas audit yaitu

integritas. Prinsip integritas mengharuskan auditor untuk memiliki kepribadian

yang dilandasi oleh unsur kejujuran, keberanian, bijaksana, dan bertanggung

jawab untuk membangun kepercayaan guna memberi dasar dalam mengambil

suatu keputusan yang dapat diandalkan (Pusdiklatwas BPKP, 2008:21).

Penelitian mengenai integritas pernah dilakukan sebelumnya. Mabruri dan

Winarna (2010), dalam penelitiannya menunjukan hasil bahwa integritas

auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit di lingkungan

pemerintah daerah. Begitu juga hasil penelitian Ayuningtyas (2012), bahwa

integritas berpengaruh siginifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi integritas yang dimiliki oleh auditor sektor

publik pada saat melaksanakan penugasan profesional auditnya akan

mendorong meningkatnya kualitas hasil pemeriksaan. Berdasarkan hal tersebut

diatas, hipotesis pertama yang diajukan adalah sebagai berikut:

H1 : Integritas berpengaruh positif terhadap kualitas audit di Pemerintah

Daerah.

Faktor kedua, yang dapat mempengaruhi kualitas audit yaitu

obyektivitas. Menurut Peraturan Badan Pemeriksaan Keuangan Republik

Indonesia Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan

Negara, bersikap obyektif merupakan cara berpikir yang tidak berpihak, jujur

secara intelektual, dan bebas dari benturan kepentingan. Obyektivitas

diperlukan oleh seorang auditor agar mampu bertindak adil tanpa dipengaruhi

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ladasan Teori 2.1.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2308/3/BAB II.pdf · prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. ... keliru, atau kelalaian dalam

22

tekanan ataupun permintaan dari pihak tertentu yang berkepentingan atas hasil

audit (Sukriah et al., 2009:3). Penelitian mengenai obyektivitas sudah pernah

dilakukan sebelumnya. Ayuningtyas (2012), berdasarkan hasil penelitianya

menunjukan bahwa obyektivitas berpengaruh siginifikan terhadap kualitas

hasil pemeriksaan. Begitu pula penelitian Sukriah etal., (2009), hasil

penelitiannya menunjukan bahwa obyektivitas berpengaruh secara positif

terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

tinggi tingkat obyektivitas auditor maka semakin baik kualitas pemeriksaan

yang dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut diatas, hipotesis kedua yang

diajukan adalah:

H2 : Obyektivitas berpengaruh positif terhadap kualitas audit di Pemerintah

Daerah.

Faktor ketiga, yang dapat mempengaruhi kualitas audit yaitu

akuntabilitas. Akuntabilitas adalah suatu dorongan atas perilaku yang dimiliki

seseorang untuk dapat menyelesaikan kewajiban yang

dipertanggungjawabkanya kepada lingkungan (Mardisar dan Sari, 2007:11).

Tan & Alison (1999) dalam Hartanti (2011:3), menyatakan bahwa seseorang

dengan akuntabilitas tinggi memiliki keyakinan yang lebih tinggi bahwa

pekerjaan mereka akan diperiksa oleh supervisor/ manajer/ pimpinan

dibandingkan dengan seseorang yang memiliki akuntabilitas rendah. Mardisar

dan Sari (2007:2) kualitas dari hasil pekerjaan auditor dapat dipengaruhi oleh

adanya rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yang dimiliki auditor

dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Penelitian mengenai akuntabilitas

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ladasan Teori 2.1.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2308/3/BAB II.pdf · prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. ... keliru, atau kelalaian dalam

23

pernah dilakukan sebelumnya. Singgih & Bawono (2010), menunujukan hasil

bahwa akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas audit di KAP “Big

Four” yang ada di Indonesia. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Salsabila (2011) yaitu “adanya pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas

audit”. Begitu pula dengan penelitian Rizal (2010), hasil penelitiannya

menunjukan bahwa akuntabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap

kualitas audit pada klien yang menerapkan sistem informasi berbasis

komputer, dalam hal ini berartibahwa rasa pertanggungjawaban dan motivasi

auditor dalam melaksanakan audit pada klien yang menerapkan sistem

informasi berbasis komputer dapat meningkatkan kualitas Audit. Berdasarkan

hal tersebut diatas, hipotesis ketiga yang diajukan adalah:

H3 : Akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas audit di

Pemerintah Daerah

Penelitian ini juga menguji pengaruh Integritas, Obyektivitas, dan

Akuntabilitas terhadap kualitas audit Pemerintah Daerah secara simultan atau

bersama-sama. Maka, hipotesis keempat yang diajukan adalah:

H4 : Integritas, Obyektivitas, dan Akuntabilitas secara simultan

berpengaruh positif terhadap kualitas audit di Pemerintah Daerah.

Berdasarkan keempat hipotesis tersebut maka dibuat model penelitian sebagai

berikut:

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ladasan Teori 2.1.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2308/3/BAB II.pdf · prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. ... keliru, atau kelalaian dalam

24

Gambar : 2.1. Model Penelitian

Kualitas Audit (Y) Obyektivitas (X2)

Integritas (X1)

Akuntabilitas (X3)

Kualitas Audit (Y)

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ladasan Teori 2.1.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2308/3/BAB II.pdf · prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. ... keliru, atau kelalaian dalam

25

2.3.Penelitian Terdahulu

Nama Judul Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

Selvia

Chrystiana

Dewi(2015)

Pengaruh Pengalaman Kerja,

Independensi, Obyektivitas, Integritas,

Kompetensi Dan Etika Auditor Terhadap

Kualitas Hasil Audit.

( Studi Pada Kantor Akuntan Publik di

Kota Semarang )

Regresi

Linier

Berganda

Pengaruh pengaruh pengalaman

kerja, independensi, objektifitas,

integritas, kompetensi, dan

Etika Auditor terhadap kualitas

hasil audit

Hasbia

Masran,Gagarng

Pagalung, Abdul

Hamid

Habbe(2014)

Pengaruh Kompetensi, Integritas,

Obyektivitas Dan Independendi Aparat

Pengawasan Internal Pemerintah ( APIP)

Terhadap Kualitas Audit

Model

Regresi

Linear

Berganda

Bahwa kompetensi, integritas,

objektivitas dan independensi

aparat pengawas intern

pemerintah di Inspektorat Kab.

Maros secara

simultan berpengaruh positif

terhadap kualitas audit.

Komang

Gunayanti

Ariani, Dewa

Nyoman Badera

(2015)

Pengaruh Integritas, Obyektifitas,

Kerahasiaan, Dan Kompetensi Pada

Kinerja Auditor Inspektorat Kota Denpasar

Model

Regresi

Linear

Berganda

Integritas, obyektivitas,

kerahasiaan,dan kompetensi

berpengaruh signifikan dan

positif pada kinerja

auditorInspektorat Kota

Denpasar.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ladasan Teori 2.1.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2308/3/BAB II.pdf · prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. ... keliru, atau kelalaian dalam

26

Elisha Muliani

Sinngih, Icuk

Rangga Bawono

(2010)

Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due

Professional Care dan Akuntabilitas

Terhadap Kualitas Audit

(Studi pada Auditor di KAP “Big Four” di

Indonesia.

Model

Regresi

LinierBerga

nda

a.Independensi, pengalaman,

due professional care dan

akuntabilitas secara simultan

berpengaruh terhadap kualitas

audit.

b. Independensi, due

professional care dan

akuntabilitas secara parsial

berpengaruh

terhadap kualitas audit,

sedangkan pengalaman tidak

berpengaruh terhadap kualitas

audit.

c. Independensi merupakan

variabel yang dominan

berpengaruh terhadap kualitas

audit.

Ainia

Salsabila(2011)

Precilia Prima

Queena, Abdul

Rohman1

Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan

Audit dan Gender Terhadap kualitas

Auditor Internal (Studi Empiris Pada

Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta).

Faktor- faktor yang mempengaruhi

Kualitas Audit Aparat Inspektorat

Kota/Kabupaten di Jawa Tengah.

Model

Regresi

Linier

Berganda

Model

analisis

Regresi

Berganda

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa akuntabilitas,

pengetahuan audit dan gender

secara simultan dan signifikan

terhadap kualitas kerja auditor

internal.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa

1) Independensi, tidak

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ladasan Teori 2.1.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2308/3/BAB II.pdf · prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. ... keliru, atau kelalaian dalam

27

(2012)

mempunyai pengaruh

signifikan terhadap kualitas

audit

2) Obyektifitas berpengaruh

positif terhadap kualitas audit

3) Pengetahuan mempunyai

pengaruh yang signifikan

terhadap kualitas audit

4) Pengalaman kerja auditor

tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap

kualitas audit

5) Integritas berpengaruh

positif terhadap kualitas audit

6) Etika berpengaruh positif

terhadap kualitas audit

7) Skeptisisme profesional

berpengaruh positif terhadap

kualitas audit.

Ruslan Ashari

(2011)

Pengaruh Keahlian, Independensi, dan

Etika terhadap Kualitas Audit pada

InspektoratProvinsi Maluku Utara

Model

analisis

Regresi

Berganda

Hasil penelitian ini

menunjukkan keahlian,

independensi dan etika secara

simultan berpengaruh

signifikan terhadap kualitas

auditor pada Inspektorat

Provinsi Maluku Utara. Secara

parsial keahlian dan

independensi secara bersama

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ladasan Teori 2.1.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2308/3/BAB II.pdf · prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. ... keliru, atau kelalaian dalam

28

berpengaruh signifikan

terhadap kualitas auditor,

namun tidak untuk etika

dimana tidak signifikan

terhadap kualitas auditor.

Pengaruh terbesar terhadap

kualitas auditor pada

Inspektorat Provinsi Maluku

Utara adalah keahlian.

Latifah Rosiyana

(2014)

Pengaruh Akuntabilitas, Kompetensi,

Independensi, dan Due Professional Care

terhadap Kualitas Audit

Model

analisis

Regresi

Berganda

Berdasarkan hasil penelitian

dapat disimpulkan bahwa

kompetensi dan due

professional care berpengaruh

terhadap kualitas audit

sedangkan akuntabilitas dan

independensi tidak berpengaruh

terhadap kualitas audit.

Alim, M.

Nizarul.

Hapsari.T dan

Purwanti.L.

(2007)

Pengaruh Kompetensi Dan Independensi

Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika

Auditor Sebagai Variabel Moderasi

Analisis

Regresi

Moderate

Two Way

Interaction

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa independensi dan

kompetensi mempengaruhi

kualitas audit secara signifikan.

Penelitian ini menemukan bukti

bahwa interaksi antara etika

auditor dan kompetensi tidak

berpengaruh signifikan

terhadap kualitas audit.

Penelitian selanjutnya

diharapkan dapat memperluas

cakupan wilayah survey,

mengelompokkan objek

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ladasan Teori 2.1.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2308/3/BAB II.pdf · prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. ... keliru, atau kelalaian dalam

29

penelitian, dan mencakup

variabel perilaku dan juga

faktor kondisional lainnya

sebagai variabel moderasi,

mempengaruhi independensi

dan kompetensi serta kualitas

audit.

Achmat Badjuri

(2011)

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Kualitas Hasil pemeriksaan Audit Sektor

Publik (Studi Empiris pada BPKP

Perwakilan Jawa Tengah).

Analisis

Regresi

Berganda

Hasil penelitian ini

membuktikan bahwa

independensi dan akuntabilitas

berpengaruh terhadap kualitas

audit. Sehingga semakin tinggi

sikap independensi dan

akuntabilitas yang dimiliki

auditor maka akan

meningkatkan kualitas audit.

Sedangkan pengalaman dan due

professional care tidak

berpengaruh terhadap kualitas

audit.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ladasan Teori 2.1.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2308/3/BAB II.pdf · prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. ... keliru, atau kelalaian dalam

30